• Tidak ada hasil yang ditemukan

INCREASING STUDENTS’ READING COMPREHENSION THROUGH SKIMMING AND SCANNING TECHNIQUE AT THE ELEVENTH GRADE STUDENTS OF GUNADHARMA VOCATIONAL HIGH SCHOOL BANDAR LAMPUNG PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA DAN MEMAHAMI TEKS BAHASA INGGRIS MELALUI TEKNIK SKIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "INCREASING STUDENTS’ READING COMPREHENSION THROUGH SKIMMING AND SCANNING TECHNIQUE AT THE ELEVENTH GRADE STUDENTS OF GUNADHARMA VOCATIONAL HIGH SCHOOL BANDAR LAMPUNG PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA DAN MEMAHAMI TEKS BAHASA INGGRIS MELALUI TEKNIK SKIM"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

INCREASING STUDENTS’ READING COMPREHENSION THROUGH SKIMMING AND SCANNING TECHNIQUE AT THE ELEVENTH

GRADE STUDENTS OF GUNADHARMA VOCATIONAL HIGH SCHOOL BANDAR LAMPUNG

By

Anita Lenny Julianti

This research aimed at finding and analyzing (1) the form of lesson planning using scanning, 2) implementational process of the lesson planning using skimming-scanning process, 3) teaching and learning evaluation result by using skimming-skimming-scanning technique, 4) the result of students’ achievement by using skimming-scanning technique. This research was class action research that consists of three cycles. Cycle I used skimming technique, cycle II used scanning technique and cycle III used skimming-scanning technique. Data collecting through observation and test.

The results show that (1) the first cycle of learning activities focused on skimming technique , the resulting RPP value of 2.9 or categorized quite well . Second cycle of learning activities focused on reading scanning technique , the value of RPP to 3.8 either category and the third cycle using skimming techniques - scanning , RPP values reaching 4.6 in the excellent category 2 ) The process of learning by skimming - scanning technique can increase the activity of students , in the first cycle there is an active student 8 or 27 % , there is a second cycle students who are active 11 or 37 % and third cycle students are active 24 or 80 % , 3 ) evaluation of the ability to read and understand in the first cycle about the validity of 0.51 categorized enough , about the validity of the second cycle value of 0.65 categorized as high and about the validity of the third cycle value of 0.67 is also categorized as high . Low reliability values are 0.249 to 0.379 in the first cycle, the second cycle was reliabity value is 0.530 to 0.684 and the third cycle reliabity values as high as 0.735 to 0.845, 4) learning achievement in the first cycle there are students who pass the study reaches 10 or 33.3 %, completed the second cycle students who learn at 16 or 53.3 % and the third cycle students who pass the study reached 26 or 86.7 % .

(2)

ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA DAN MEMAHAMI TEKS BAHASA INGGRIS MELALUI TEKNIK SKIMMING- SCANNING SISWA KELAS XI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN GUNADHARMA BANDAR LAMPUNG

OLEH

Anita Lenny Julianti

Penelitian ini bertujuan menemukan dan menganalisis (1) perencanaan pembelajaran Bahasa Inggris dengan mengunakan teknik skimming-scanning,2) proses pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris dengan mengunakan teknik skimming-scanning, 3) evaluasi pembelajaran Bahasa Inggris dengan tepat menggunakan teknik skimming-scanning, 4) prestasi belajar bahasa Inggris dengan menggunakan teknik skimming-scanning. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus. Siklus I dilakukan dengan teknik skimming, siklus II dilakukan dengan teknik scanning dan siklus III dilakukan dengan teknik skimming-scanning. Pengumpulan data melalui observasi dan tes.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) siklus I kegiatan pembelajaran difokuskan pada teknik skimming,nilai RPP yang dihasilkan yaitu 2,9 atau dikategorikan cukup baik. Siklus II kegiatan pembelajaran difokuskan pada teknik membaca scanning , nilai RPP mencapai 3,8 kategori baik dan pada siklus III mengunakan teknik skimming-scanning, nilai RPP mencapai 4,6 dalam kategori sangat baik 2) Proses pembelajaran dengan teknik skimming-scanning dapat meningkatkan aktivitas siswa, pada siklus I terdapat siswa yang aktif 8 atau 27%, siklus II terdapat siswa yang aktif 11 atau 37% dan siklus III terdapat siswa yang aktif 24 atau 80%, 3) evaluasi kemampuan membaca dan memahami pada siklus I nilai validitas soal sebesar 0,51 dikategorikan cukup, siklus II nilai validitas soal sebesar 0,65 dikategorikan tinggi dan siklus III nilai validitas soal sebesar 0,67 juga dikategorikan tinggi. Nilai reliabilitas rendah pada siklus I yaitu 0,249-0,379, siklus II nilai realibitas sedang yaitu 0,530-0,684 dan siklus III nilai reliabitasnya tinggi yaitu 0,735-0,845. 4) prestasi belajar pada siklus I terdapat siswa yang tuntas belajar mencapai 10 atau 33,3%, siklus II siswa yang tuntas belajar mencapai 16 atau 53,3% dan siklus III siswa yang tuntas belajar mencapai 26 atau 86,7%.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

MOTO DAN PERSEMBAHAN

KAMU SELALU LEBIH KUAT DARI RASA SAKITMU, LEBIH BESAR

DARI MASALAHMU DAN LEBIH BAIK DARI PENGHAKIMAN ORANG

ATAS DIRIMU, JIKA TUHAN DIHATIMU

(ALKITAB)

PERSEMBAHAN

Tesis ini saya persembahkan kepada:

1. Papa dan Mama tercinta

2. Abang dan adik tersayang, yang selalu

memberikan semangat

(8)

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kepada Bapa Yesus Kristus, karena atas kasih dan anugerah-Nya tesis ini dapat diselesaikan.

Tesis yang berjudul: Peningkatan Prestasi Belajar Membaca Dan Memahami Teks Bahasa

Inggris Melalui Teknik Skimming- Scanning Pada Siswa Kelas XI Di Sekolah Menengah Kejuruan Gunadharma Bandar Lampung adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Teknologi Pendidikan di Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu dimohon bantuan

untuk dapat memberikan masukan informasi yang dapat membuat Tesis ini menjadi lebih baik. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih

sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Sugeng P. Haryanto, M.Si, selaku Rektor Universitas Lampung. 2. Prof. Dr. Sudjarwo, M.S, selaku Direktur Pascasarjana Universitas Lampung.

3. Dr. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

4. Dr. Adelina Hasyim, M.Pd., selaku Ketua Program Pascasarjana Magister Teknologi

(9)

6. Prof. Dr. Bambang Sumitro. M.S., selaku Pembimbing Pertama yang telah penuh perhatian dan kesabaran dalam memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian tugas ini.

7. Dr. Dwi Yulianti, M.Pd., selaku Pembimbing Kedua.

8. Dr. Muhammad Sukirlan, M.A, selaku Penguji pada Ujian tesis

9. Seluruh staf administrasi FKIP Universitas Lampung

10.Rekan-rekan Magister Teknologi Pendidikan ’10, terimakasih atas kebersamaan kalian.

Semoga tesis ini bisa dikembangkan lagi menjadi tesis yang sebenar-benarnya dan dapat

berguna serta memberikan manfaat sebagaimana yang diharapkan. Amin.

Bandarlampung, Juni 2014

Penulis,

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah... 5

1.4 Rumusan Masalah ... 6

1.5 Tujuan Penelitian ... 7

1.6 Manfaat Penelitian ... 8

II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan Pembelajaran ... 10

2.2 Prestasi Belajar ... 12

2.3 Aktifitas Siswa dalam Proses pembelajaran ... 13

2.4 Kemampuan membaca teks... 13

2.5 Kemampuan memahami teks ... 19

2.6 Karakteristik mata pelajaran bahasa Inggris ... 21

2.7 Skimming ... 22

2.8 Scanning ... 26

2.9 Desain Pembelajaran ... 30

2.9.1 Model-model desain pembelajaran ... 30

2.9.2 Pengertian desain pembelajaran ... 33

(11)

3.2 Tempat dan waktu penelitian ... 44

3.2.1 Tempat penelitian ... 44

3.2.2 Waktu penelitian ... 45

3.3 Subjek Penelitian ... 45

3.4 LamaTindakan... 45

3.5 Indikator keberhasilan ... 46

3.6 Instrumen penelitian ... 48

3.7 Definisi konseptual dan operasional ... 48

3.8 Kisi-kisi instrumen ... 50

3.8.1 Kisi-kisi Observasi Perencanaan pembelajaran ... 50

3.8.2 Kisi-kisi observasi aktivitas siswa ... 51

3.8.3 Kisi-kisi observasi aktivitas guru ... 51

3.8.4 Kisi-kisi soal tes ... 51

3.9 Teknik pengumpulan data ... 52

3.10 Teknik analisis data ... 53

3.11 Prosedur penelitian ... 54

3.12 Pengujian instrumen ... 56

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 59

4.1.1 Siklus I ... 59

4.1.1.1 Perencanaan tindakan siklus I ... 59

4.1.1.2 Pelaksanaan tindakan siklus I ... 60

a. Pertemuan I ... 61

b. Pertemuan II ... 62

4.1.1.3 Observasi siklus I ... 63

a. Pengamatan terhadap guru ... 63

b. Pengamatan terhadap siswa ... 64

c. Prestasi belajar siswa siklus I ... 66

4.1.1.4 Analisis dan refleksi siklus I ... 66

(12)

a. Pertemuan I ... 70

b. Pertemuan II ... 71

4.1.1.3 Observasi ... 71

a. Pengamatan terhadap guru ... 71

b. Pengamatan terhadap siswa ... 72

c. Hasil belajar siswa siklus II ... 74

4.1.1.4 Analisis dan Refleksi siklus II ... 75

4.1.3 Siklus III ... 76

4.1.2.1 Perencanaan tindakan siklus III ... 76

4.1.1.2 PelaksanaanTindakan siklus III ... 78

a. Pertemuan I ... 78

b. Pertemuan II ... 78

4.1.1.3 Observasi siklus III ... 79

a. Pengamatanterhadap guru ... 79

b. Pengamatan terhadap siswa ... 80

c. Hasil belajar siswa siklus III ... 80

4.2 Pembahasan Hasil penelitian ... 81

4.2.1 Proses perencanaanpembelajaran ... 81

4.2.2 Proses pelaksanaanpembelajaran ... 85

4.2.3 Sistem evaluasi ... 89

4.2.4 Hasil belajar pemahaman membaca ... 91

(13)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa Inggris berfungsi sebagai alat pengembangan diri siswa dalam bidang

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan pendidikan. Bahasa Inggris memiliki peran yang penting karena begitu banyak teks ilmu pengetahuan yang ditulis dalam bahasa Inggris. Pada kurikulum pendidikan di Indonesia, Bahasa Inggris

merupakan mata pelajaran yang diajarkan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi. Bahasa Inggris adalah salah satu mata pelajaran yang diikut

sertakan dalam ujian nasional.

Pembelajaran Bahasa Inggris meliputi empat keterampilan berbahasa yaitu:

menyimak (listening skills), berbicara (speaking skills), membaca (reading skills) dan menulis (writing skills). Keterampilan ini sedapat mungkin disajikan secara

terpadu, namun demikian penekanannya pada keterampilan membaca. Unsur-unsur bahasa lainnya seperti kosa kata, tata bahasa, lafal dan ejaan dapat diajarkan

untuk menunjang pengembangan keempat keterampilan berbahasa tersebut, bukan untuk kepentingan penguasaan unsur-unsur bahasa itu sendiri dan kemampuan pemahaman bacaan memegang peranan penting dalam mengembangkan

(14)

Hasil uji kemampuan membaca dan memahami siswa pada saat diadakan tes awal sangat kurang, Menurut Admin (2012:18) rata-rata kecepatan membaca siswa

dalam bahasa Inggris sebagai bahasa asing adalah 120-150 kata per menit sebelum latihan sedangkan kemampuan memahaminya hanya mencapai 70% sampai 80%. Kenyataan di lapangan, terlihat banyaknya guru-guru bahasa Inggris

mengeluhkan rendahnya kemampuan membaca dan memahami teks bahasa Inggris. Kemampuan membaca dan memahami teks siswa kelas XI SMK

Gunadharma Bandar Lampung pada mata pelajaran Bahasa Inggris semester genap tahun pelajaran 2011/2012 hanya 25% siswa yang mendapat nilai di atas

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM dari mata pelajaran Bahasa Inggris di SMK Gunadarma adalah 70. Artinya 75% dari siswa di kelas ini mendapatkan nilai kurang dari 70.

Siswa mengalami kesulitan dalam membaca dan memahami teks karena salah satunya kurang menguasai kosakata bahasa Inggris. Selain kemampuan siswa

dalam membaca dan memahami masih rendah, guru juga masih kurang mampu merencanakan pembelajaran. Guru masih terlihat dominan dalam proses

pembelajaran karena menggunakan teknik ceramah dan mencatat sehingga siswa hanya diam dan duduk mendengarkan guru. Ketika proses pembelajaran menuju keaktifitas membaca siswa cenderung menggunakan waktu yang sangat panjang

(15)

dibaca, membaca nyaring sambil menggerak-gerakkan anggota tubuh yang lain,

membaca kata perkata dan sebagainya.

Jumlah empat jam pelajaran dalam satu minggu kurang memadai bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan membaca efektif dengan penguasaan keempat keterampilan dalam waktu yang terbatas, untuk itu siswa perlu dibekali

teknik proses membaca teks berbagai tema yang dijabarkan. Pembelajaran keterampilan membaca memerluka teknik membaca cepat agar siswa dapat

membuat kesimpulan, memahami apa yang tersirat dalam bacaan dan dapat mengidentifikasi suatu bacaan dengan menggunakan waktu secara efektif dan

efisien dengan hasil yang memuaskan.

Pemilihan teknik juga mempengaruhi kemampuan membaca dan memahami teks

pada siswa. Teknik yang digunakan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas tidak memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan guru. Guru yang membelajarkan Bahasa Inggris di kelas XI tidak memberikan bekal

yang cukup kepada siswa dalam proses pembelajaran. Banyak siswa yang bingung dengan isi bacaan, karena itu perlu penerapan teknik yang dapat

digunakan oleh guru dalam membaca cepat yaitu skimming-scanning.

Teknik pembelajaran skimming-scanning belum diterapkan di sekolah menengah

kejuruan Guna Dharma. Guru hanya memberikan bahan bacaan ataupun teks dengan penyediaan waktu yang banyak sehingga siswa tidak terbiasa dengan

(16)

kemampuan membaca dan memahami para siswa, serta tidak dapat meningkatkan

kemampuan membaca dan memahami teks dengan cepat.

Masalah lainnya yaitu tentang kriteria evaluasi dalam keterampilan membaca yang belum digunakan secara optimal oleh guru. Keterampilan membaca dianggap lebih sulit dibandingkan keterampilan lain, karena meliputi beberapa

komponen yang harus dikuasai siswa yaitu kosakata, pengucapan, pemahaman, structure sehingga perlu adanya kriteria penilaian yang mendetil seperti

bagaimana siswa dalam menemukan tema teks, ide pokok, informasi khusus, informasi rinci dan lain sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas perlu adanya penanganan yang serius, oleh karena itu penulis melakukan penelitian mengenai “Peningkatan prestasi belajar

kemampuan Membaca dan Memahami Teks Bahasa Inggris melalui Teknik Skimming-Scanning pada Siswa Kelas XI di Sekolah Menengah Kejuruan Guna dharma Bandar Lampung”. Mengingat alokasi waktu mata pelajaran ini sangatlah

terbatas, sehingga siswa dapat menjadi pembaca yang efektif dan efisien.

Materi pembelajaran Bahasa Inggris di SMK Gunadharma cocok untuk menggunakan teknik skimming-scanning. Dilihat dari kondisi siswa juga sangat cocok untuk diterapkannya teknik ini. Keunggulan dari teknik skimming

(17)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:

1.2.1 Siswa belum mampu membaca dan memahami teks-teks dalam Bahasa Inggris dengan cepat

1.2.2 Kemampuan membaca dan memahami teks dalam Bahasa Inggris masih

belum mencapai ketuntasan.

1.2.3 Guru Bahasa Inggris kurang mampu merencanakan pembelajaran dengan

teknik skimming-scanning.

1.2.4 Jumlah pertemuan dalam proses pembelajaran kurang memadai, hanya 4 jam dalam satu minggu.

1.2.5 Proses pembelajaran tidak memungkinkan siswa untuk sering berinteraksi dengan guru.

1.2.6 Siswa belum dapat meningkatkan kemampuan membaca dan memahami teks Bahasa Inggris dengan teknik cepat (skimming-scanning)

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian ini dibatasi dan difokuskan pada:

(18)

1.3.2 Proses pelaksanaan pembelajaran membaca Bahasa Inggris dengan

menggunakan teknik skimming-scanning untuk meningkatkan kemampuan memahami teks pada siswa kelas XI SMK Gunadharma Bandar Lampung.

1.3.3 Evaluasi pembelajaran membaca Bahasa Inggris dengan menggunakan teknik skimming-scanning untuk meningkatkan kemampuan memahami teks pada siswa kelas XI SMK Gunadharma Bandar Lampung.

1.3.4 Peningkatan kemampuan membaca dan memahami teks Bahasa Inggris siswa dengan menggunakan teknik skimming-scanning pada siswa kelas

XI SMK Gunadharma Bandar Lampung.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1.4.1 Bagaimanakah perencanaan pembelajaran membaca Bahasa Inggris dengan mengunakan teknik skimming-scanning untuk meningkatkan kemampuan memahami teks pada siswa kelas XI SMK Gunadharma

Bandar Lampung?

1.4.2 Bagaimanakah proses pelaksanaan pembelajaran membaca Bahasa Inggris

dengan menggunakan teknik skimming-scanning untuk meningkatkan kemampuan memahami teks pada siswa kelas XI SMK Gunadharma Bandar Lampung?

1.4.3 Bagaimanakah evaluasi pembelajaran membaca Bahasa Inggris dengan menggunakan teknik skimming-scanning untuk meningkatkan kemampuan

(19)

1.4.4 Bagaimanakah peningkatan kemampuan membaca dan memahami teks

Bahasa Inggris siswa dengan menggunakan teknik skimming-scanning pada siswa kelas XI SMK Gunadharma Bandar Lampung?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka tujuan penelitian

ini adalah untuk menemukan dan menganalisis

1.5.1 Perencanaan pembelajaran Bahasa Inggris dengan mengunakan teknik

skimming-scanning untuk meningkatkan kemampuan membaca dan memahami teks bahasa Inggris pada siswa kelas XI SMK Gunadharma

Bandar Lampung.

1.5.2 Proses pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris dengan mengunakan teknik skimming-scanning dengan tepat untuk meningkatkan kemampuan

membaca dan memahami teks bahasa Inggris pada siswa kelas XI SMK Gunadharma Bandar Lampung.

1.5.3 Evaluasi pembelajaran Bahasa Inggris dengan tepat menggunakan teknik

skimming-scanning untuk meningkatkan kemampuan membaca dan memahami teks bahasa Inggris pada siswa kelas XI SMK Gunadharma

Bandar Lampung.

1.5.4 Hasil pembelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan teknik skimming-scanning untuk meningkatkan kemampuan membaca dan

(20)

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. Sebagaimana yang di uraikan pada bagian berikut ini:

1.6.1 Manfaat secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam pengembangan konsep,

teori, prinsip dan prosedur Teknologi Pendidikan khususnya kawasan desain dan pengelolaan pembelajaran bahasa Inggris. Khususnya yang berkaitan dengan teknik skimming-scanning dalam upaya meningkatkan

kemampuan membaca dan memahami teks bahasa Inggris.

1.6.2 Manfaat secara praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1.6.2.1Peneliti

Dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan pembelajaran

menggunakan teknik skimming-scanning yang dikembangkan guna meningkatkan kualitas pembelajaran, kemampuan membaca dalam bahasa Inggris. Penelitian ini berguna untuk profesionalisme peneliti dan dapat

dijadikan sebagai bahan rujukan penelitian lebih lanjut.

1.6.2.2 Guru

1. Sebagai motivasi untuk lebih kreatif dalam memilih dan menggunakan teknik skimming-scanning dalam pembelajaran reading

2. Di pergunakan untuk menyusun program peningkatan efektifitas

(21)

3. Memberikan gambaran perencanaan, pelaksanaan dan mengevaluasi

proses pembelajaran membaca dengan menggunakan teknik skimming-scanning.

1.6.2.3Siswa

Dapat memanfaatkan penelitian ini untuk menambah wawasan tentang peningkatan kemampuan membaca dan memahami teks bahasa Inggris

dengan menggunakan Skimming-Scanning sehingga siswa dapat mengenal, mengidentifikasi dan menganalisis informasi teks bacaan apa

saja secara cepat dan tepat dalam kehidupan sehari-hari.

1.6.2.4Sekolah Menengah Kejuruan

Hasil Penelitian tindakan kelas ini sebagai kontribusi ilmiah dalam rangka penerapan pembelajaran membaca mata pelajaran bahasa Inggris

(22)

II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teori Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan suatu proses kegiatan dan bukan suatu hasil maupun tujuan (Siyanto 2007:11). Menurut Gagne dalam Rusman (2012:89) perubahan perilaku

yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk; a) motivasi verbal secara tertulis maupun lisan. b) kecakapan intelektual yaitu keterampilan dalam menggunakan

simbol-simbol. c) strategi kognitif yaitu kemampuan mengendalikan ingatan dan cara-cara berfikir agar efektif. d) sikap yaitu kecakapan untuk memilih tindakan yang akan dilakukan e) kecakapan motorik adalah kecakapan pergerakan yang

dikontrol oleh otot-otot dan fisik.

Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yakni mengalami. Pengalaman diperoleh berkat interaksi antara individu dengan lingkungannya.

Belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat berbagai unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku.

Menurut Ausubel dalam Dahar (1988:32) menyatakan bahwa proses belajar terdiri dari proses penerimaan dan penemuan. Teori bermakna Ausubel ini sangat dekat dengan inti pokok konstruktivisme. Keduanya menekankan pentingnya siswa

mengasosiasikan pengalaman, fenomena dan fakta-fakta baru kedalam sistem pengertian yang telah dimiliki. Aktivitas belajar siswa akan bermanfaat kalau

(23)

Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yakni mengalami. Pengalaman diperoleh berkat interaksi antara individu dengan lingkungannya.

Belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat berbagai unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku.

Menurut pandangan konstruktivis, belajar merupakan suatu proses pembentukan

pengetahuan yang harus dilakukan sendiri oleh peserta didik. Budiningsih (2005:58) Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh guru dengan

membuat perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan melakukan evaluasi diakhir pembelajaran. Menurut Miarso (2009:144) pembelajaran adalah

kegiatan yang berfokus pada kondisi dan kepentingan pembelajar. Pembelajaran diartikan sebagai bahan ajaran yang dilakukan oleh seorang pelajar.

Winataputra (2008:15) menyatakan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan

oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skill and attitude. Pada dasarnya dalam pembelajaran siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya sehingga pengetahuan tersebut dapat bertahan lama dan guru

memberikan kemudahan dengan mengarahkan dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan konsep atau pengalaman belajar sendiri. Hakekat

belajar adalah perubahan tingkah laku, sehingga menurut Djamarah (2002:15) belajar mempunyai ciri-ciri:

(24)

Kesimpulan yang didapat dari ciri pembelajaran tersebut di atas adalah bahwa

belajar merupakan perubahan yang bersifat positif dan aktif yang mencakup seluruh aspek tingkah laku. Sebagaimana telah diketahui bahwa perumusan tujuan

instruksional jika sudah menyangkut pada perubahan tingkah laku, keterampilan, perubahan ilmu pengetahuan setelah siswa melakukan proses pembalajaran Reigluth (1999:23) berpendapat bahwa pembelajaran sebaiknya didasarkan pada

teori pembelajaran yang bersifat preskriptif, yaitu teori yang memberikan “resep”untuk mengatasi masalah belajar.

Kegiatan belajar memiliki beberapa, antara lain: mengetahui suatu kepandaian, kecakapan, atau konsep yang maksudsebelumnya tidak pernah diketahui, dapat

mengerjakan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dibuat, baik tingkah laku maupun keterampilan, mampu mengkombinasikan dua pengetahuan atau lebih dan dapat memahami serta menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh.

2.2 Prestasi Belajar

Menurut Djamarah (2002:26) prestasi belajar merupakan hasil penilaian

pendidikan tentang kemampuan siswa setelah melakukan aktivitas belajar. Istilah prestasi digunakan untuk menunjukan berbagai hasil kegiatan atau usaha.

Sehingga istilah prestasi sering kita temui dalam kegiatan sehari-hari, seperti prestasi kerja, prestasi olah raga, prestasi belajar, dan lain sebagainya.

Prestasi belajar siswa dapat diperoleh dari hasil belajar yang terdiri dari lima

kategori belajar yaitu: 1) Informasi verbal: yang dimaksud dengan informasi verbal adalah pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dan dapat diungkapkan

(25)

sumber yang menggunakan bahasa lisan atau tulisan. 2) Keterampilan intelektual:

yaitu kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan berbagai

lambang/simbol (angka, huruf, kata, gambar). 3) Strategi Kognitif: yaitu kemampuan dalam menyalurkan dan mengarahkan aktifitas kognitifnya sendiri, khususnya bila dalam belajar dan berpikir. 4) Keterampilan motorik: yaitu

kemampuan melakukan serangkaian gerak-gerik jasmani dengan urutan tertentu dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara

terpadu. 5) Sikap: yaitu kemampuan untuk bersikap menerima atau menolak suatu obyek berdasarkan penilaian atas obyek tersebut berguna atau tidak berguna,

dan baik atau tidak baik baginya (Nugroho dalam Gagne 2006:46).

Nugroho (2006:51) juga menyatakan Prestasi belajar dapat diartikan secara luas

dan sempit. Secara luas prestasi belajar menunjukkan kepada tingkat kemampuan dan sekaligus penguasaan bidang kognitif, efektif dan psikomotor. Sedangkan pengertian sempit prestasi belajar adalah nilai-nilai yang berhasil dicapai siswa

misalnya prestasi ulangan nilai 6, 7, 8 dan seterusnya.

2.3 Aktifitas Siswa dalam Proses Pembelajaran

Sardiman (2006:16) menyatakan bahwaaktifitas belajar adalah aktifitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktifitas itu harus

selalu berkait. Rohani (2004:6) Menyatakan bahwa belajar yang berhasil mesti melalui berbagaimacam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis.Seluruh

(26)

untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal sekaligus mengikuti

pembelajaran secara aktif seperti: Siswa melakukan apersepsi, memperhatikan penjelasan guru, Memfungsionalkan media pembelajaran, melakukan diskusi,

mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dari guru, mengajukan pendapat dan gagasan serta tanggapan, mengerjakan tugas, mempresentasikan hasil penyelesaian tugas, merefleksikan kegiatan dan hasil pembelajaran.

Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran akan memberikan manfaat bagi siswa. Djamarah (2002:35) menyatakan bahwa belajar sambil melakukan aktivitas

lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang di dapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan di dalam benak anak-anak. Dimiyati

dan Mujiono (2006:63) mengatakan bahwa untuk dapat menimbulkan keaktifan belajar pada diri siswa guru harus dapat melaksanakan perilaku-perilaku seperti: memberikan tugas secara individual dan kelompok dan memberikan tugas untuk

membaca bahan belajar.

Aktivitas-aktivitas tersebut tidak terpisah satu sama lain. Dalam setiap aktivitas

motoris terkandung aktivitas mentaldisertai oleh perasaan tertentu. Pada setiap pelajaran terdapat berbagai aktivitas yang dapat diupayakan. Prinsip aktivitas

yang diuraikan di atas didasarkan pada pandangan psikologis bahwa, segala pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan.

2.4 Kemampuan Membaca Teks

Membaca sangat penting bagi setiap orang karena hal itu akan mampu

(27)

melakukannya. Namun, kegiatan membaca belum banyak dilakukan, sehingga

upaya untuk membangun kesadaran untukgemar membaca telah lama dilakukan dengan berbagai cara. Menurut Farrell yang dikutip oleh Setiawan (2001:4)

membaca adalah sebuah aktivitas.

Reading is the process of constructing meaning through dynamic interaction among the reader’s existing knowledge, the information suggested by the written language and the context of the reading situation (Farrell, 2002: 141).

Membaca adalah sebuah proses, yakni informasi yang berasal dari teks dan pengetahuan yang dimiliki pembaca untuk berinteraksi secara dinamis untuk

menghasilkan sebuah makna. Howart (2006:1) reading is just as communicative as any other form of language. Sebuah teks dapat terjadi suatu interaksi antar

penulis dan pembaca, kemudian pembaca mencoba untuk menangkap pesan. Ketika membaca informasi yang tidak kita butuhkan akan lewat begitu saja. Informasi yang masih belum siap kita cerna hanya akan ditampung, sampai siap

untuk mencerna dan memori akan memunculkan kembali informasi tersebut. Tarigan (2008:7) menyatakan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang

hendak disampaikan.

Disamping pengertian atau batasan yang telah disampaikan diatas, membaca dapat diartikan sebagai suatu metode yang kita pergunakan untuk berkomunikasi

(28)

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong tersebarnya informasi

secara cepat. Berbagai hasil cetakan diedarkan setiap hari dengan bidang dan topik yang berbeda-beda, memerlukan perhatian untuk dikaji guna menambah

wawasan pengetahuan. Kemampuan membaca secara efektif dan efisien sangat dibutuhkan untuk bisa menyerap berbagai informasi atau pengetahuan ini, yang berbeda kepentingan bagi masing- masing pembaca.

Pemahaman tentang kalimat-kalimat itu meliputi pula kemampuan menggunakan

teori tentang hubungan-hubungan struktural antarkalimat. Hubungan-hubungan struktural yang penting untuk memahami makna kalimat itu tidak hanya diberikan

dalam struktur luar, tetapi juga diberikan dalam struktur isi kalimat. Pemahaman kalimat tidak akan dapat dilakukan dengan baik tanpa dukungan pemahaman atas hubungan isi antarkalimat tersebut. Untuk itu, agar memiliki keterbacaan yang

tinggi, kalimat yang disusun dalam suatu wacana harus selalu memperhatikan unsur struktur luar, struktur isi, dan hubungan antara struktur luar dan isi. Tulisan yang banyak mengandung kata yang tidak umum lebih sulit dipahami daripada

yang menggunakan kosakata sehari-hari. Tentang hal ini telah dijelaskan pada penjelasan tentang kosakata baca. Demikian pula, bangun kalimat yang panjang

dan kompleks akan menyulitkan pembaca yang tingkat perkembangan usianya berbeda.

Uraian-uraian di atas mengimplikasikan bahwa penyusunan bacaan yang menurut pengarang sudah sesuai dengan tingkat perkembangan usia anak, namun tanpa

(29)

wacana yang mereka kenal, maka bacaan tersebut akan gagal dalam hal

keterbacaannya.

Panjang kalimat dijadikan alat ukur tingkat keterbacaan sebuah wacana, dan

biasanya dijadikan unsur utama dalam formula-formula keterbacaan. Kalimat-kalimat yang kompleks pada umumnya panjang-panjang. Menurut susunan kalimatnya, kalimat tunggal lebih mudah dipahami maknanya atau maksudnya

daripada kalimat majemuk. Hal ini disebabkan kalimat majemuk lebih rumit daripada kalimat tunggal.

Dari pendapat para ahli di atas tentang pengertian, tujuan, proses, dan

pembelajaran membaca, serta pemahaman dapat disimpulkanpemahaman bacaan adalah pengertian yang diperoleh dari aktivitas membaca. Aktivitas ini melibatkan pembaca, teks, dan isi pesan yang disampaikan penulis. Seseorang dapat

dikatakan memahami bacaan apabila ia telah mendapatkan informasi atau pesan yang disampaikan oleh penulis, baik tersurat maupun tersirat.

Rahim (2005:23) menyatakan bahwa prinsip-prinsip membaca yang paling mempengaruhi pemahaman bacaan, sebagai berikut:

Pemahaman merupakan proses konstruktivis sosialseperti:

1. Teori kontruktivis menyatakan bahwa pemahaman dan penyusunan bahasa sebagai suatu proses membangun.

2. Keseimbangan kemahiraksaraan adalah kerangka kerja kurikulum yang membantu perkembangan pemahaman.

3. Guru membaca secaraprofesional (unggul) mempengaruhi proses belajar.. 4. Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna. dukungan yang

penuh dari gurunya.

5. Siswa menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks pada berbagai tingkat.

(30)

7. Pengikutsertaan merupakan faktor kunci dalam proses Strategi dan keterampilan pemahaman bisa diajarkan.

8. Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca pemahaman.

Menurut Ausubel dalam Dahar (1988:137) menyatakan bahwa proses belajar terdiri dari proses yaitu penerimaan dan proses penemuan. Teori belajar bermakna Ausubel ini sangat dekat dengan inti pokok konstruktivisme. Teori ini

menekankan pentingnya siswa mengasosiasikan pengalaman, fenomena dan fakta-fakta baru kedalam system pengertian yang telah dimiliki berpendapat bahwa guru

harus dapat mengembangkan potensi kognitif siswa melalui proses belajar yang bermakna. Aktivitas belajar siswa akan bermanfaat kalau mereka banyak

dilibatkan dalam kegiatan secara langsung.

2.5 Kemampuan Memahami Teks

Kemampuan adalah faktor penting dalam meningkatkan produktifitas,

kemampuan berhubungan dengan pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill) yang dimiliki seseorang (Ridwan 2005:14). kemampuan yang didasari oleh kreatifitas dan keterampilan adalah proses mental yang diarahkan untuk mencapai

tujuan tertentu. Keterampilan membaca dan kemampuan memahami bacaan adalah dua hal yang saling berhubungan dimana kemampuan seseorang dapat

dilihat dan keterampilan yang diwujudkan melalui tindakannya.

(31)

menganalisa, mengevaluasi dan menyimpulkan informasi dan pihak lain melalui

sarana tulisan.

Menurut Ridwan (2005: 12) ada beberapa komponen membaca yaitu;

1. Proses membaca

Proses membacaterdiri dari 9 aspek yaitu; sensori, perseptual, urutan, pengalaman, pikiran, pembelajaran, asosiasi, sikap dan gagasan. Sensori

berasal dari simbol-simbol grafis yang digunakan untuk presentasi lisan. perseptual merupakan aktivitas mengenal suatu kata sampai pada suatu

makna berdasarkan pada pengalaman yang lalu. aspek urutan merupakan kegiatan mengikuti rangkaian tulisan yang tersusun secara linear.

pengalaman merupakan aspek penting dalam urutan membaca. pikiran pembaca harus berfikir sistematis,logis dan kreatif. Pembelajaran dapat dilalui dengan pertanyaan dari guru kesiswa sehingga dapat dihasilkan

proses pembelajaran yang interaktif. Asosiasi meliputimengenal hubungan antara simbol dengan bunyi bahasa dan makna. Sikap berkemaan dengan kegiatan memusatkan perhatian, membangkitkan kegemaran membaca,

menumbuhkan motivasi ketika sedang membaca. Gagasanpenggunaan sensoridan perseptual dengan latar belakang pengalaman dan tanggapan

afektif serta membangun makna teks yang dibacanya secara pribadi. 2. Produk membaca

Produk membaca merupakan komunikasi dari pemikiran dan emosi antara

(32)

Memahami menurut Sadiman (2011:43) adalah suatu kemampuan seseorang

dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya.

Menurut Sadiman (20011:47) Implementasi kemampuan adalah sbb : 1. Kemampuan mengklasifikasi pola – pola objek

Seorang yang normal adalah orang yang mampu dalam mengklasifikasikan

stimulasi-stimulasi yang tidak identik ke dalam satu kelas atau rumpun 2. Kemampuan beradaptasi (kemampuan belajar)

Kemampuan beradaptasi merupakan suatu kemampuan yang harus manusia miliki dalam kehidupannya dan kemampuan beradaptasi ini menentukan

inteligensi atau kecerdasan seseorang apakah inteligensinya tinggi atau rendah 3. Kemampuan menalar secara deduktif

Yaitu kemampuan menalar atau melogikakan sesuatu dari kesimpulan menjadi

paparan yang detail

4. Kemampuan menalar secara induktif

Yakni kemampuan penalaran atau melogikakan sesuatu yang berupa paparan

atau penjelasan menjadi suatu kesimpulan yang mewakili. 5. Kemampuan mengembangkan konsep

Yaitu kemampuan seseorang memahami suatu cara kerja objek atau fungsinya dan kemampuannya bagaimana menginterpretasikan suatu kejadian

6. Kemampuan memahami

Kemampuan memahami adalah kemampuan seseorang dalam melihat adanya hubungan atau relasi didalam suatu masalah dan kegunaan – kegunaan

(33)

Suharsimi (2009:118) menyatakan bahwa memahami (comprehension) adalah bagaimana seorang mempertahankan, membedakan, menduga (estimates),

menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan

2.6 Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Tjahyono (2006:51) menyatakan bahwa komponen makna yang fundamental

dalam bahasa adalah komponen yang fungsional. Mata pelajaran Bahasa Inggris berfungsi sebagai wahana pengembangan diri siswa dalam bidang ilmu

pengetahuan, teknologi dan senibudaya, sehingga pertumbuhan mereka tetap berkepribadian Indonesia. Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran Sekolah Menengah Kejuruan kelas I, II dan III.

Menurut Tjahyono (2006: 31) tujuan ELT adalah untuk mengetahui tentang 4 keterampilan yang diterapkan dalam pembelajaran bahasa Inggris. Pada

pembelajaran bahasa Inggris khususnya yang membahas tentang keterampilan membaca perlu adanya penerapan teknik supaya siswa dapat membaca secara

cepat. Menurut Setiyadi (2006:5) pembelajaran Bahasa Inggris disekolah bertujuan meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengaplikasian peserta didik tentang kecakapan hidup sehingga menjadi manusia yang terampil dengan

cara menumbuhkan dan meningkatkan pengetahuan tentang bahasa Inggris. Sementara Agustian (2005:34-36) menyatakan bahwa sebagai salah satu alat

(34)

bahasa Inggris, seseorang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya

dan ini akan dijadikan bekal untuk memperoleh serta membuka lapangan kerja.

Sehingga dengan demikian, seluruh elemen lembaga pendidikan dan pelatihan dalam negeri harus berbenah dan memperbaiki diri jika ingin eksis di persaingan mendatang. Mereka dituntut untuk mengkreasikan visi yang cocok pada lembaga

yang dimiliki. Karena itu siswa belum dapat dikatakan menguasai bahasa Inggris kalau dia belum dapat menggunakan bahasa Inggris.

2.7 Skimming

Widiatmoko (2001:19) menyatakan bahwa membaca cepat adalah perpaduan kemampuan motorik (gerakan mata) atau kemampuan visual dengan kemampuan kognitif seseorang dalam membaca. Menurut Admin (2012: 26) membaca-sekilas (skimming) adalah membaca dengan cepat untuk mengetahui isi umum atau

bagian suatu bacaan.Membacasekilas (skimming) adalah sejenis membaca yang membuat mata kita bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis

untuk mencari serta mendapatkan informasi (Tarigan2008:33).

Pengertian lain dari membaca skimming adalah membaca sekilas atau membaca cepat untuk mendapatkan suatu informasi dari yang kita baca. Skimming dilakukan untuk melakukan pembacaan cepat secara umum dalam suatu bahan

bacaan. Dalam skimming, proses membaca dilakukan secara melompat-lompat dengan melihat pokok-pokok pikiran utama dalam bahan bacaan sambil

(35)

Dari pendapat diatas membaca cepat merupakan perpaduan antara kecepatan membaca dengan pemahaman isi bacaan. Kemampuan membaca cepat merupakan

keterampilan memilih isi bacaan yang harus dibaca sesuai dengan tujuan yang ada relevansinya dengan pembaca. Sudarso (2006: 16) mengatakan bahwa teknik skimming digunakan dalam membaca dengan tujuan seperti:

1) Mengenal topik bacaan,

2) Mengetahui opini orang terhadap topik yang dibahas,

3) Mendapatkan bagian penting yang kita perlukan tanpa membaca seluruh teks, 4) Mengetahui organisasi penulisan,

5) Penyegaran terhadap apa yang telah dibaca.

Menurut Noer (2009:23) skimming dilakukan untuk melakukan pembacaan cepat

secara umum dalam suatu bahan bacaan. Dalam skimming, proses membaca dilakukan secara melompat-lompat dengan melihat pokok-pokok pikiran utama dalam bahan bacaan sambil memahami tema besarnya.Selain untuk melakukan

pembacaan sekilas, skimming juga berguna dalam banyak proses membaca lainnya.

Menurut Noer (2009:26) ada beberapa alasan mengapa skimming dapat dilakukan tanpa harus terlalu khawatir kehilangan makna adalah:

1. Kebanyakan kalimat hanya memiliki beberapa kata penting yang menjadi pembentuk strukturnya. Dengan menghilangkan kata-kata lain yang tidak terlalu penting, maka makna kalimat sudah dapat ditangkap tanpa harus kehilangan makna sesungguhnya. Pada kesempatan yang akan datang saya akan membahas hal ini yang dikenal pula dengan nama telegraphic reading.

2. Dalam bahan bacaan yang cukup tebal, tidak semua bagian memiliki tingkat kesulitan yang sama. Ada bagian tertentu yang memang relatif lebih ringan dan mudah dipahami dibandingkan dengan bagian yang lain. Bagian yang ringan dapat dibaca dengan sangat cepat lewat skimming sedangkan bagian yang lebih sulit dibaca secara lebih lengkap dan teliti.

(36)

Indonesia dulu? Subjek-Predikat-Objek-Keterangan (SPOK)? Dengan menguasai struktur kalimat dalam bahan bacaan dan menguasai terutama Subjek dan Predikat, maka inti bacaan sudah dapat dikenali. Karena itu, berfokuslah pada kata benda dan kata kerja. Selain itu, kuasai pula kata-kata penghubung yang bisa mengubah makna kalimat secara nyata jika kata-kata tersebut dihilangkan. Kata-kata tersebut antara lain: tidak, bukan, meskipun, akan tetapi, sebaliknya, pada sisi yang lain, dst.

Widiatmoko (2011:27) menyatakan beberapa manfaat membaca cepat yaitu: 1. Memperoleh kesan umum dari suatu buku, artikel atau tulisan singkat. 2. Menemukan hal tertentu dari suatu bacaan.

3. Mencari informasi yang diperlukan dari suatu bacaan.

4. Menelusuri bahan halaman buku atau bacaan dalam waktu singkat. 5. Tidak membuang-buang waktu

6. Membaca cepat menciptakan efisiensi

7. Semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk melakukan hal-hal rutin, semakin banyak waktu yang tersedia untuk mengerjakan hal penting lainnya. 8. Membaca cepat memiliki nilai yang menyenangkan/menghibur.

9. Membaca cepat memperluas cakrawala mental. 10. Membaca cepat membantu berbicara secara efektif. 11. Membaca cepat membantu dalam menghadapi ujian. 12. Membaca cepat meningkatkan pemahaman.

13. Membaca cepat menjamin kita untuk selalu meng-up date informasi.

Proses skimming ini sangat berharga sebelum Anda membaca secara mendalam

halaman demi halaman. Dengan skimming Anda mempersiapkan otak untuk menghadapi bahan bacaan yang sesungguhnya. Selain itu skimming juga berguna menciptakan rasa ingin tahu, memastikan apakah buku yang akan dibaca sesuai

dengan yang diharapkan, dan mendapatkan pokok cerita.

Langkah-langkah Skimming, yaitu:

1. Baca judul, sub judul dan subheading untuk mencari tahu apa yang

dibicarakan teks tersebut.

(37)

3. Baca awal dan akhir kalimat setiap paragraph.

4. Jangan membaca kata per kata. Biarkan mata Anda melakukan skimming kulit luar sebuah teks. Carilah kata kunci atau keyword-nya.

5. Lanjutkan dengan berpikir mengenai arti teks tersebut.

Menurut Santoso (2009:30) skimming pada dasarnya merujuk pada proses yang

hanya membaca ide pokok/pemikiran utama untuk mendapatkan informasi umum dari bacaan/teks yang dibaca. Cara melakukan skimming adalah:

1. Baca judul tulisan

2. Baca bagian awal paragraf

3. Baca kalimat pertama pada setiap paragraf

4. Membaca sub-title

5. Perhatikan berbagai gambar, chart, tabel

6. Perhatikan tulisan yang dicetak tebal atau digaris bawahi

7. Baca ringkasan atau kalimat terakhir paragraph

Kelebihan dan Kekurangan Teknik Skimming 1. Kelebihan

Kelebihan dari teknik skimming yaitu teknik ini dapat memberikan informasi secara cepat dan singkat terutama bagi pembaca dapat langsung mengetahui

intisari bacaan, selain itu juga menghemat waktu dan melatih pikiran untuk konsentrasi atau fokus pada satu titik.

2. Kekurangan

(38)

dan tidak nyaman bagi orang di sekitarnya, selain itu juga akan menghabiskan

biaya untuk menata ruangan kelas yang cukup besar, sedangkan untuk pemahaman membaca dan menyimak bahan yang digunakan sangat dibatasi.

2.8 Scanning

MenurutSoedarso (2004:89) scanning adalah suatu teknik membaca untuk

mendapatkan suatu informasi tanpa membaca yang lain-lain, jadi langsung kemasalah yang di cari yaitu: fakta khusus dan informasi tertentu, Dalam

sehari-hari scanning digunakan, antara lain Menurut Admin (2012:17) scanning atau disebut juga membaca memindai adalah membaca sangat cepat. Ketika seseorang

membaca memindai, dia akan melampaui banyak kata. Scanning atau membaca memindai berarti mencari informasi spesifik secara cepat dan akurat. Memindai artinya terbang di atas halaman-halaman buku. Membaca dengan teknik memindai

artinya menyapu halaman buku untuk menemukan sesuatu yang diperlukan. Scanning berkaitan dengan menggerakan mata secara cepat keseluruh bagian halaman tertentu untuk mencari kata dan frasa tertentu.

Teknik membaca memindai (scanning) adalah teknik menemukan informasi dari

bacaan secara cepat, dengan cara menyapu halaman demi halaman secara merata, kemudian ketika sampai pada bagian yang dibutuhkan, gerakan mata berhenti. Mata bergerak cepat, meloncat-loncat, dan tidak melihat kata demi kata.Menurut

Rozieq (2012:29) Scanning adalah suatu teknik membaca untuk mendapatkan suatu informasi tanpa membaca yang lain-lain: jadi, langsung kemasalah yang

(39)

scanning di gunakan, antara lain untuk (1) mencari nomor telepon, (2)

mencarikata dalam kamus, (3) mencari entri dalam indeks, (4) mencari angka-angka statistic, (5) mencari acara siaran TV, dan (6) melihat daftar perjalanan.

Dalam bentuk prosa scanning dilakukan untuk mencari topic tertentu dalam suatu bacaan, yaitu dengan mencari letak di bagian mana dari tulisan itu yang memuat informasi yang dibutuhkan.

Scanning dilakukan dengan langkah atau proses yaitu:

1. Menggerakkan mata seperti anak panah langsung meluncur ke bawah menemukan informasi yang telah ditetapkan,

2. Setelah ditemukan kecepatan diperlambat untuk menemukan keterangan lengkap dariinformasi yang dicari.

3. Pembaca dituntut memiliki pemahaman yang baik berkaitan dengan

karakteristik yang dibaca (misalnya, kamus disusun secara alfabetis dan ada keyword di setiap halaman bagian kanan atas, ensiklopedi disusun secara alfabetis dengan pembalikan untuk istilah yang terdiri dari dua kata, dan

sebagainya).

Menurut Rozieq (2012:26) Langkah dalam scanning sebuah buku:

Langkah-langkah yang dilakukan dalam membaca scanning adalah sebagai berikut:

1) Lihatlah daftar isi dan kata pengantar secara sekilas 2) Telaah secara singkat latar belakang penulisan buku 3) Baca pendahuluan secara singkat

4) Cari dalam daftar isi bab-bab kemudian cari kalimat-kalimat yang penting 5) Baca bagian simpulan (jika ada)

(40)

Menurut Admin (2009:13) adabeberapa tujuan dari membaca scanning yaitu: 1. Mencari informasi dalam buku secara cepat,

2. Scanning merupakan teknik membaca cepat untuk menemukan informasi yang telah ditentukan pembaca,

3. Pembaca telah menentukan kata yang dicari sebelum kegiatan scanning dilakukan, pembaca tidak membaca bagian lain dari teks kecuali informasi yang dicari.

4. Mendapatkan informasi spesifik dari sebuah teks. Biasanya, ini dilakukan jika Anda telah mengetahui dengan pasti apa yang Anda cari sehingga berkonsentrasi mencari jawaban yang spesifik.

Dalam kehidupan sehari-hari scanning digunakan antara lain untuk

(1) mencari nomor telepon dari buku telepon, (2) mencari kata dalam kamus atau ensiklopedia,

(3) mencari entri pada indeks, (4) mencari angka-angka statistik, (5) mencari daftar acara di televisi,

(6) mencari informasi cara pengobatan tradisional

(7) mencari jadwal atau daftar perjalanan, dan sebagainya.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam membaca scanning adalah sebagai berikut:

1) Buat pertanyaan apa yang Anda cari atau perlukan dari buku tersebut. 2) Dengan bantuan daftar isi atau kata pengantar (bila yang dibaca buku) 3) Telusuri isi bacaan dengan kecepatan tinggi dan penuh perhatian

4) Berhentilah jika merasa sudah menemukan apa yang dicari

(41)

Kelebihan dan kekurangan teknik Scanning

Apabila kita membaca suatu bacaan dengan teknik scanning, maka kita akan mendapatkan beberapa keuntungan dan kekurangannya.

Soedarso (2004:89) menjelaskan bahwa ada beberapa kelebihan dari teknik scanning, diantaranya adalah:

a. Lebih cepat menyelesaikan suatu bacaan sehingga kita merasa antusias untuk

membaca bacaan yang lain.

b. Memudahkan kita untuk cepat menguasai informasi.

c. Bisa diterapkan pada bacaan apapun (buku, surat kabar, buku pelajaran, majalah dan lain-lain)

d. Dapat membantu seorang untuk membuat pertimbangan untuk memutuskan sesuatu, misalnya yang berhubungan dalam membuat laporan suatu kegiatan.

e. Sangat membantu siswa untuk mengetahui informasi dan fakta tertentu dari suatu bacaan

f. Sedangkan kekurangan dari teknik scanning adalah adanya rasa kebingungan

atau kehilangan pemahaman dari apa yang telah dibaca karena mereka belum atau kurang begitu menguasai keterampilan membaca dengan teknik

(42)

Tabel 2.1 Berikut adalah tabel kesimpulan dari Teknik membaca cepatskimming dan scanning

Admin (2012;25) Teknik Membaca cepa tSkimming dan Scanning

2.9 Desain Pembelajaran

2.9.1 Model-Model Desain Pembelajaran

Desain pembelajaran sangat banyak ragamnya yang dikemukakan oleh para ahli.

Secara umum, menurut Prawiradilaga (2008:16) model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model berorientasi kelas, model berorientasi sistem,

Komponen Skimming Scanning

Pengertian Skimming digunakan untuk mendapatkan gagasan utama dari sebuah teks. Untuk mengetahui apakah suatu artikel sesuai dengan apa yang kita cari. Untuk menilai artikel tersebut, apakah menarik untuk dibaca lebih lanjut secara mendetail. Kecepatan membaca secara skimming biasanya sekitar 3-4 kali lebih cepat dari

Contoh skimming untuk mendapatkan gagasan utama dari sebuah halaman buku teks sehingga dapat memutuskan apakah buku tersebut berguna dan perlu dibaca lebih

Strategi Langkah-langkah skimming:

1. Baca judul, sub judul dan subheading untuk mencari tahu apa yang dibicarakan teks tersebut.

2. Perhatikan ilustrasi (gambar atau foto) agar Anda mendapatkan informasi lebih jauh tentang topik tersebut.

3. Baca awal dan akhir kalimat setiap paragraf

4. Jangan membaca kata per kata. Biarkan mata Anda melakukan skimming kulit luar sebuah teks. Carilah kata kunci atau keyword-nya

(43)

model berorientasi produk, model prosedural dan model melingkar. Model

berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih. Contohnya

adalah model ASSURE. Model pembelajaran ini tidak menyebutkan strategi pembelajaran secara eksplisit. Model berorientasi produk adalah model desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu produk, biasanya media pembelajaran,

misalnya video pembelajaran, multimedia pembelajaran, atau modul. Model beroreintasi sistem yaitu model desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu

sistem pembelajaran yang cakupannya luas, seperti desain sistem suatu pelatihan, kurikulum sekolah, contohnya adalah model ADDIE. Selain itu ada pula yang

biasa disebut sebagai model prosedural dan model melingkar. Contoh dari model prosedural adalah model Dick and Carrey sementara contoh model melingkar adalah model Kemp.

Adanya variasi model yang ada ini sebenarnya juga dapat menguntungkan kita, beberapa keuntungan itu antara lain adalah kita dapat memilih dan menerapkan

salah satu model desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang kita hadapi di lapangan, selain itu juga, kita dapat mengembangkan dan membuat

(44)

Model Dick and Carey ini termasuk ke dalam model prosedural.

Langkah–langkah Desain Pembelajarannya adalah: a. Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran. b. Melaksanakan analisi pembelajaran

c. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa d. Merumuskan tujuan performansi

e. Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan f. Mengembangkan strategi pembelajaran

g. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran h. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif i. Merevisi bahan pembelajaran

j. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif

Model Dick and Carey yang terdiri dari 10 langkah ini pada tiap-tiap langkahnya sangat jelas maksud dan tujuannya, sehingga bagi perancang pemula sangat

cocok sebagai dasar untuk mempelajari model desain yang lain. Kesepuluh langkah pada model ini menunjukan hubungan yang sangat jelas, dan tidak

terputus antara langkah yang satu dengan yang lainya. Dengan kata lain, sistem yang terdapat di dalamnya sangat ringkas, namun isinya padat dan jelas dari satu urutan ke urutan berikutnya. Langkah awal pada model ini adalah

mengidentifikasi tujuan pembelajaran. Langkah ini sangat sesuai dengan kurikulum perguruan tinggi maupun sekolah menengah dan sekolah dasar,

(45)

Penggunaan model ini dalam pengembangan suatu mata pelajaran dimaksudkan

agar: (1) pada awal proses pembelajaran anak didik atau siswa dapat mengetahui dan mampu melakukan hal–hal yang berkaitan dengan materi pada akhir

pembelajaran, (2) adanya pertautan antara tiap komponen khususnya strategi pembelajaran dan hasil pembelajaran yang dikehendaki, (3) menerangkan langkah–langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan perencanaan desain

pembelajaran. Rancangan model ini akan diaplikasikan pada rencana pelaksanaan pembelajaran.

2.9.2 Pengertian Desain Pembelajaran

Desain Pembelajaran merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan sistem pembelajaran. Pendekatan sistem dalam pembelajaran lebih produktif untuk semua tujuan pembelajaran di mana setiap

komponen bekerja dan berfungsi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Prawiradilaga (2008:37)Empat komponen dasar desain pembelajaran seperti: peserta didik, tujuan pembelajaran, metode dan evaluasi. Kinerja lingkungan

belajar saling berinteraksi dan bekerjasama untuk mewujudkan hasil pembelajaran yang dikehendaki.

Sagala (2007:136) menyatakan desain adalah pengembangan pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus teori-teori pembelajaran untuk

menjamin kualitas pembelajaran. Pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa penyusunan perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan

(46)

pembelajaran meliputi untuk perencanaan, pengembangan, implementasi, dan

evaluasi pembelajaran.

Terdapat beberapa model desain media pembelajaran yang melandasi penggunaan teknologi/komputer dalam bentuk visual dalam pembelajaran, salah satunya yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model ASSURE. Model ini merupakan

suatu model formulasi untuk kegiatan pembelajaran atau disebut juga model berorientasi kelas. Smaldino dkk (2011:110) model ini terdiri atas enam langkah

kegiatan yaitu:

A.Analyze learner (Menganalisis Pembelajar)

Pertama adalah mengidentifikasi karakteristik pembelajar. Menurut Smaldino

(2011:112) faktor kunci yang dibahas dalam analisis pembelajar adalah sebagai berikut :

1. General characteristic (Karakteristik Umum)

Karakteristik umum meliputi faktor usia, tingkat pendidikan,pekerjaan /posisi, kebudayaan dan sosial ekonomi. Dengan analisis pembelajar akan

membantu pemulihan pembelajaran yang sesuai. Sebagai contoh: pembelajar yang lemah dalam ketrampilan membaca,lebih tepat diberi media non cetak.

Jika pembelajar kurang tertarik dengan materi yang disajikan, maka dibutuhkan pengalaman belajar langsung dan konkrit seperti karyawisata atau

latihan bermain peran.

2. Spesific entry competencies (Kecakapan Dasar Spesifik)

Sebuah komponen penting dari merancang pelajaran adalah untuk

(47)

ini melalui cara-cara informal (seperti mengajukan pertanyaan didalam kelas)

atau cara yang lebih formal (seperti memberikan ujian yang dibut guru dan penilaian). Tes kemampuan awal merupakan penilaian, baik formal maupun

informal, yang diperlukan.

3. Learning Style (Gaya belajar)

Gaya belajar merujuk pada serangkaian sifat psikologis yang menentukan

bagaimana seorang individu merasakan, berinteraksi dan merespon secara emosional pada lingkungan belajar. Gaya belajar juga sangat penting

pengaruhnya.

B.State Standard and Objective (Menyatakan Standard dan Tujuan)

Merumuskan tujuan pembelajaran sekhusus mungkin. Tujuan ini dijabarkan dari silabus,buku teks, kurikulum atau dikembangkan sendiri oleh gurunya. Suatu

pernyataan tujuan, bukan apa yang direncanakan oleh guru dalam pembelajaran melainkan apa yang harus dicapai pembelajar dengan pembelajaran itu. Suatu tujuan merupakan pernyataan tentang apa yang akan dicapai, bukan bagaimana

tujuan itu akan dicapai. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perumusannya

adalah:

1. Tetapkan ABCD

Menurut Smaldino (2011:119) teknik ABCD dari tujuan yang dinyatakan memberikan proses yang mudah untuk menentukan tujuan belajar. Tujuan belajar

(48)

kemampuan baru yang harus dimiliki pembelajar setelah melalui proses

pembelajaran dan harus dapat diukur, C (Conditions) pernyataan tujuan yang meliputi kondisi dimana unjuk kerja itu diamati, D (Degree) pernyataan tujuan

yang mengidentifikasi standar atau kriteria yang menjadi dasar pengukuran tingkat keberhasilan pembelajar.

2. Mengklasifikasikan Tujuan

Ada 3 kategori (domain) yang secara luas diterima yaitu: ketrampilan kognitif,

afektif, dan psikomotor. Domain kognitif, belajar meliputi susunan kemampuan intelektual yang dikelompokkan sebagai informasi verbal/visual atau ketrampilan

intelektual.Di sisi lain, ketrampilan intelektual juga mengharapkan pembelajar berfikir dan memanipulasi data .

Dalam domain afektif melibatkan perasaan dan nilai. Tujuan afektif memiliki rentangan misalnya menstimulasi minat dalam pelajaran di sekolah, meningkatkan kepedulian sosial dll. Kalau dalam domain psikomotor, kegiatan belajar meliputi

atletik, pekerjaan tangan, dan ketrampilan-ketrampilan fisik lain. Ketrampilan interpersonal merupakan ketrampilan yang berpusat pada orang (people-centered)

yang memerlukan untuk berhubungan dengan orang lain secara efektif.

3. Perbedaan Individu

Berkaitan dengan kemampuan individu pembelajar dalam menuntaskan atau memahami sebuah materi yang diberikan. Pembelajar yang tidak memiliki

(49)

memiliki waktu ketuntasan terhadap materi yang berbeda. Untuk mengatasi hal

tersebut, maka timbullah mastery learning (kecepatan dalam menuntaskan materi).

C.Select Strategies, Technology, Media, and Materials (Memilih Strategi, Metode, Media dan Bahan Ajar)

Proses memilih ada 5 tahap yaitu :

1. Untuk suatu kegiatan pembelajaran mungkin diperlukan gabungan metode satu

dengan yang lainnya untuk tujuan yang berbeda pada pelajaran yang berbeda pula.

2. Memilih bentuk media yang cocok dengan metode yang akan disajikan. Bentuk

media adalah bentuk fisik yang akan membawakan pesan yang akan disajikan. Memilih bentuk media merupakan tugas yang kompleks, mempertimbangkan

banyaknya media yang tersedia, variasi belajar, dan tujuan yang ditetapkan. 3. Mendapatkan materi khusus

Sebagian besar guru menggunakan materi yang siap pakai yang disediakan

oleh sekolah-sekolah atau juga bisa dari internet atau dari sumber-sumber lain. Guru seharusnya memperbaharui konten-konten bidang studi dengan

meteri-materi mutakhir.

4. Memodifikasi materi yang ada

Apabila pengajar dalam mengajar tidak dapat menemukan materi yang sesuai

(50)

5. Merancang materi baru

Dalam memilih materi, memang lebih mudah dan efisien dari segi biaya bila menggunakan materi yang tersedia, dengan atau tanpa modifikasi, daripada

mulai menyusun materi baru . Memang lebih banyak waktu yang dibutuhkan untuk mendesain materi yang dibuat sendiri.

D.Utilize Tachnology,Media,and Material (Memanfaatkan Teknologi, Media, dan Bahan) mengaplikasikan materi, baik untuk teacher-centered maupun student-centered, perlu melakukan 5 P yaitu :

a. Preview the materials (Mengkaji bahan ajar)

Seorang Pengajar tidak pernah menggunakan materi tanpa melakukan pengkajian awal dahulu .

b. Prepare the materials (Siapkan bahan ajar)

Pengajar perlu menyiapkan media dan materi untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan. Langkahpertama adalah menyiapkan seluruh materi dan peralatan yang dibutuhkan oleh pembelajar

dan menentukan urutan apakah yang akan digunakan untuk memanfaatkan media dan materi tersebut.

c. Prepare Environment (Siapkan lingkungan)

Dimanapun kegiatan pembelajaran dilakukan, fasilitas harus ditata terlebih

dahulu sebelum pebelajar mengunakanmateri pembelajaran. Faktor-faktor yang sering dianggap perlu dalam situasi pembelajaran tertentu, seperti tempat duduk yang nyaman, ventilasi yang baik misal suhu udara,

(51)

d. Prepare the learners (Siapkan pembelajar)

Banyak hasil riset menunjukkan bahwa belajar dari suatu kegiatan tergantung pada bagaimana pembelajar disiapkan untuk kegiatan

pembelajaran.Beberapa fungsi seperti, mengarahkan perhatian, meningkatkan motivasi, menjelaskan secara rasional dalam mempelajari suatu materi, merupakan kegiatan untuk menyiapkan pembelajar, naik

kelas yang teacher-centered maupun student-centered.

e. Provide the learning experience (Tentukan pengalaman belajar)

Jika materi itu berpusat pada guru, maka guru harus menyajikan sebagai seorang professional. Jika pengalaman yang akan diberikan kepada

pembelajar student-centered, guru harus berperan sebagai fasilitator atau pembimbing, yang membantu pembelajar menggali topik dari internet, mendiskusikan isi, menyiapkan materi portofolio, atau menyajikan

informasi kepada teman sekelas.

D.Require Learner Participation (Mengembangkan Peran Serta Pembelajar) Pendidik yang merealisasikan partisipasi aktif dalam pembelajaran, dari sudut pandang psikologi kognitif disarankan bahwa pembelajar membangun

(52)

F. Evaluate and Revise (Menilai dan Memperbaiki) 1. Menilai hasil pembelajar

Pernyataan tentang hasil tujuan akan membantu untuk mengembangkan kriteria

guna mengevaluasi unjuk kerja pebelajar baik individual maupun kelompok. Cara menilai pencapaian hasil belajar tergantung pada hakekat tujuan ini. Ada tujuan yang menuntut keterampilan kognitif .

2. Menilai motode dan media

Analisis reaksi pembelajar pada metode pembelajaran dapat membantu untuk

memperoleh data dengan cara yang halus. Misalnya: diskusi guru dengan pembelajar mengindikasikan bahwa pembelajar lebih suka belajar mandiri pada

waktu presentasi kelompok. Percakapan dengan spesialis media akan memutuskan perhatian pada nilai khusus media dalam suatu unit pembelajaran, yang diperlukan untuk meningkatkan pembelajaran dimasa mendatang.

3. Memperbaiki

Pengajar seharusnya melakukan refleksi pelajaran dan tiap komponen di dalamnya. Buat catatan segera sebelum mengimplementasikan pelajaran lagi. Bila

dari hasil data evaluasi menunjukkan ada kelemahan pada komponen tertentu, kembalilah pada bagan itu dengan merencanakan dan merevisinya.

Pada umumnya pemilihan teknik dilakukan sendiri oleh guru yang bersangkutan sebab gurulah yang dapat menyusun yang akan digunakan secara efektif sesuai

dengan tujuan, materi pembelajaran dan kompetensi yang ingin dicapai. Proses pembelajaran bahasa Inggris khususnya dalam reading guru menggunakan teknik

(53)

2.10 Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dalam penelitian ini diantaranya penelitian yang dilakukan oleh:

Maxwell, J Martha. 2003. “An International Journal Skimming and Scanning Improvement. The results of a series of studies show that Skimming andScanning skills can be taught effectively.conducted inthe process of

developing and field-testing a skimming and scanningimprovementprogram are

described and their implications discussed. Penelitian ini menunjukkan tentang

adanya pembelajaran yang efekitf dengan adanya teknik skimming-scanning.

Cahyono (2002) dalam penelitiannya membahas tentang”Improving Reading Comprehension dalam penelitiannya kali ini memperlihatkan adanya hubungan yang signifikan antara teknik membaca cepat yang digunakan dengan hasil prestasi membaca siswa.

Agunawan (2009) dalam penelitiannya ”Kemampuan Membaca Cepat Dengan

Teknik Skimming dan Scanning Pada Sekolah Menengah Atas Kelas X di Sukoharjo” penelitian tindakan kelas menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya teknik skimming dan scanning.

(54)

Surahmad (2012) dalam penelitiannya”The Effectiveness of Skimming and Scanning Techniques in improving Students Reading Ability” hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan teknik skimming

dan scanning sangat efektif diterapkan dalam pembelajaran reading.

Dari beberapa hasil penelitian yang lalu dari penggunaan teknik skimming and

(55)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan teknik Penelitian Tindakan Kelas (ClassroomAction Reserarch). Dalam bagian ini diuraikan tentang tempat dan waktu penelitian, jenis penelitian, gambaran subyek penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik

analisis data. Teknik skimming dan scanning ini dipilih untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Masalah penelitian yang harus dipecahkan berasal dari

persoalan praktik pembelajaran di kelas. Oleh karena itu penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang seharusnya dilakukan oleh seorang guru. Penelitian tindakan kelas dilakukan secara focus pada masalah

penelitian, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi-interpretasi, analisis serta refleksi.

1. Perencanaan tindakan, yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan dengan penelitian tindakan kelas PTK yang diprakarsai seperti penetapan tindakan,

pelaksanaan tes diagnostik untuk menspesifikasi masalah, pembuatan skenario pembelajaran, pengadaan alat-alat dalam rangka implementasi penelitian

Gambar

Tabel 2.1 Berikut adalah tabel kesimpulan dari Teknik membaca cepatskimming dan scanning
Gambar 3.1 Daur Kegiatan PTK Kemmis and Mc Taggart (1988; 30)
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Observasi Perencanaan Pembelajaran
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Siswa
+4

Referensi

Dokumen terkait