ESSAY ASURANSI ISLAM
Komentar tentang mudahnya konsep asuransi Islam
diterima oleh masyarakat Internasional
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah asuransi islam Dosen pengampu : Retno Wulansari, S.H., M.Hum
Oleh :
Annisa Ayu Puspita
12 410 000
FAKULTAS HUKUM
Asuransi dalam Bahasa arab dikenal dengan istilah at-ta’min, penanggung disebut mu’ammin, tertanggung disebut mu’amman lahu atau musta’min. At-ta’min diambil dari amana yang artinya memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman, dan bebas dari rasa takut., seperti yang tersebut dalam QS. Quraisy (106): 4, yaitu “ Dialah Allah yang mengamankan mereka dari ketakutan.”1 Pengertian at-ta’min adalah
seseorang membayar/menyerahkan uang cicilan agar ia atau ahli warisnya mendapatkan sejumlah uang sebagaimana yang telah disepakati, atau untuk mendapatkan ganti terhadap hartanya yang hilang2. Di Indonesia sendiri ,
asuransi islam dikenal dnegan istilah takaful yang berarti menjamin atau saling menanggung3. Dalam Ensiklopedia Hukum Islam, digunakan istilah
at-takaful al-ijtima’i atau solidaritas yang diartikan sebagai sikap masyarakat Islam yang saling memikirkan, memerhatikan, dan membantu mengatasi kesulitan. Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh HR. Bukhari Muslim “orang-orang yang beriman bagaikan sebuah bangunan, antara satu bagian dengan bagian yang lainnya saling menguatkan, sehingga melahirkan suatu kekuatan yang besar” dan HR. Bukhari Muslim lainnya “perumpamaan orang-orang mukmin dalam konteks solidaritas ialah bagaikan satu tubuh manusia, jika salah satu anggota tubuhnye merasakan kesakitan, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain turut merasa kesakitan dan berjaga-jaga (agar tidak terjangkit pada anggota yang lain).”4
Konsep asuransi dalam Islam berasaskan konsep takaful, kata tafakul berasal dari bahasa arab yang berakar dari kata kafala-yakfulu. Ilmu tashrif atau sharaf memasukkan kata takaful ke dalam kelompok bina muta’adi, yaitu tafaa’aala yang artinya saling menanggung atau saling
1 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem
Operasonal, cet 1, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), hlm. 28. Dikutip oleh Wirdyaningsih et.al, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2005 hlm 221
2 Ibid.
3 Ibid., hlm 29
menjamin5.Untuk itu harus ada persetujuan dari para peserta takaful untuk
memberikan sumbangan keuangan sebagai derma (tabarru) karena Allah semata dengan niat membantu sesama peserta yang tertimpa musibah seperti: kematian, bencana, dan sebagainya6.Dalam konsep asuransi syariah
terdapat beberapa prinsip yang tidak kita kenal dalam konsep asuransi konvesional yakni prinsip rasa saling tanggung jawab, saling bekerja sama untuk bantu-membantu, serta saling melindungi dari segala kesusahan.
1. Prinsip rasa saling bertanggung jawab diadopsi dari hadits Nabi Muhammad SAW yang beberapa diantaranya,
a. Kedudukan hubungan persaudaraan dan perasaan orang-orang yag beriman antara satu dengan lainnya seperti satu tubuh, apabila salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuh lainnya ikut merasakannya (diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim),
b. Setiap orang dari kamu adalah pemikul tanggung jawab dan setiap kamu bertanggung jawab atas orang-orang yang berada di bawah tanggung jawabnya (diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim),
c. Seseorang belum dikatakan beriman sebelum ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri (diriwayatkan oleh Bukhari)7
2. Prinsip saling bekerja sama untuk bantu-membantu. Prinsip ini ada sebagaimana yang diperintahkan Allah SWT dalam Al-qur’an dan Hadits Rasulullah SAW, antara lain,
a. “…dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran…” QS. Al-Maidah (5):2
b. “kebajikan bukan sekedar menghadapkan wajah-wajahmu kea rah timur dan barat, tetapi kebajikan adalah orang yang
5 Muhammad Syakir Sula, Landasan Syariah, Rapat Kerja Nasional PT Asuransi Takaful Keluarga, Jakarta, 1995 yang dikutip Wirdyaningsih et.al, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2005 hlm 227
beriman kepada Allah, kepada hari akhir, kepada para malaikat, kepada kitab-kitab, kepada para nabi, memberika sebagian harta yang dicintai kepada kerabat family, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir, dan para peminta dan untuk memerdekakan budak, tekun mendirikan sholat,
d. “tolonglah saudaramu baik yang zalim maupun yang dizalimi, mereka bertanya: hai Rasulullah, dapat saja menolong yang dizalimi tetapi bagaimana menolong saudara yang zalim? Jawab Rasulullah, cabut kekuasaannya” (diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim)9, serta
3. Prinsip saling melindungi dari segala kesusahan sebagaimana diperintahkan hadits nabi Muhhammad SAW yakni
“sesungguhnya seseorang yang beriman itu ialah barang siapa yang memberi keselamatan dan perlindungan terhadap harta dan jiwa raga manusia” (diriwayatkan oleh Ibnu Majah),
Dengan adanya prinsip-prinsip tersebut dalam konsep asuransi islam, menunjukkan bahwa asuransi islam memiliki misi yang bukan hanya sekedar misi ekonomi dan misi social melainkan juga misi aqidah dan ibadah. Terdapat beberapa perbedaan dalam konsep asuransi islam dan asuransi konvensional, antara lain adalah konsep asuransi islam menghindari unsur gharar, maeshir, dan riba yang dimiliki oleh asuransi konvensional. Berdasarkan uraian sebelumnya, asuransi islam sangat menekankan kepada prinsip
tanggung jawab, bantu membantu, serta saling melindungi dari segala kesusahan yang dalam ranah praktik dikenal dengan prinsip Sharing of Risk dimana dana nasabah akan dipisahkan menjadi dana tabarru, derma dan dana peserta yang dikelola oleh perusahaan asuransi islam dan dikemudian digunakan untuk saling menanggung antara peserta satu dengan peserta yang lainnya. Sedangkan pada konsep asuransi konvensional diterapkan prinsip Transfer of Risk yang berarti bahwa resiko yang dimiliki oleh tertanggung (nasabah asuransi) dialihkan kepada penanggung (perusahaan asuransi). Dalam pengelolaannya, perusahaan asuransi dibebaskan melakukan investasi dalam batas-batas ketentuan perundang-undang, dan tidak terbatasi pada halal dan haramnya objek atau system investasi yang digunakan10.
Konsekuensi alami dari dilakukannya investasi adalah terjadinya capital gain atau capital lost, dari sinilah unsur maeshir muncul karena pihaknya tidak bisa memastikan dana investasi tersebut akan kembali atau tidak. Jika dalam melakukan investasi perusahaan asuransi mengalami capital gain, itu tidak akan menimbulkan masalah karena memang itulah yang perusahaan tersebut inginkan. Namun jika terjadi capital lost, maka hal ini akan merugikan tertanggung karena dimungkinkan terjadinya penundaan dalam perolehan klaim dan juga tidak menutup kemungkinan menimbulkan kerugian yang sistematis pada perusahaan asuransi. Terlepas dari banyaknya perbedaan baik dari segi prinsip, konsep maupun operasional antara asuransi islam dengan asuransi konvensional, asuransi merupakan bagian dari bidang bisnis yang sifatnya dynamis dan selalu berkembang. Saya yakin bahwa dalam melakukan kegiatan usaha perusahaan asuransi akan selalu berusaha untuk mencari keuntungan, agar dalam pelaksanaannya perusahaan sebagai penanggung serta nasabah asuransi sebagai
Daftar Pustaka
Qur’an Karim