• Tidak ada hasil yang ditemukan

pertemuan 5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "pertemuan 5"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Prinsip-prinsip Program dan Metoda Pembelajajan Penyuluhan Masyarakat dalam Program PLS

Proses belajar, adalah usaha aktif yang dilakukan oleh setiap orang yang mengikuti

kegiatan berlajar. Artinya, kegiatan belajar yang dilakukan oleh seseorang tidak mungkin

diwakilkan, tetapi harus dilakukan sendiri. Jika tidak, maka hasil-belajar yang berupa

penga-laman belajar yang diperoleh, pasti tidak sebaik dibanding dengan mereka yang

benar-benar aktif meng-ikuti proses belajar

Bertolak dari pemahaman tersebut maka setiap kegiatan belajar harus memperhatikan

pronsip-prinsip belajar, yaitu:

(1) Prinsip Latihan (practice), yaitu proses belajar yang dibarengi dengan latihan), atau

aktivitas fisik untuk lebih merangsang kegiatan anggota badan (kaki, tangan, dll). Atau

belajar sam-bil melakukan kegiatan yang dialami sendiri oleh warga belajar.

Prinsip latihan, dilandasi oleh pemahaman bahwa hasil belajar akan semakin baik

manakala warga belajar memiliki penga-laman praktek, lebih-lebih jika kegiatan itu

dilakukan secara berulang-ulang repetition) yang mengendap di dalam piker-annya

(retensi) yang semakin banyak. Meskipun demikian, harus pula diingat bahwa kegiatan

latihan dan pengulangan kegiatan itu jangan sampai berlebihan sehingga menimbul-kan

kejenuhan (over learning) yang justru akan dapat menu-runkan mutu hasil belajar yang

dicapai

(2) Prinsip menghubung-hubungkan (association), yaitu proses belajar dengan cara

menghubung-hubungkan perilaku lama (terutama sikap dan pengetahuan atau perasaan

dan pikir-an) dengan stimulus-stimulus baru.

Dalam proses belajar seperti ini, stimulus (baru) yang memiliki kemiripan dan kaitan erat

(berurutan) dengan perilaku yang telah dimiliki, akan semakin mudah diterima dan

dipahami. Sebaliknya, stimulus yang tidak memiliki kaitan atau bahkan bertentangan

dengan pengalaman yang telah dimiliki akan semakin sulit dipahami dan diterima.

Karena itu, selama proses belajar, pengajar atau pelatih harus mampu membantu proses

(2)

memiliki kemiripan dengan peng-alaman-pengalaman yang telah dimiliki sasaran

didiknya, atau menyampaikan materi ajarannya dengan memperhatikan urut-an atau

sistematika yang baik.

(3) Prinsip akibat (effect)

Seperti telah dikemukakan pada bagian terdahulu, setiap peserta-didik pasti memiliki

tujuan (kebutuhan, keingin-an, kemauan, atau harapan-harapan) yang bermanfaat yang

ingin dicapai/diperoleh melalui proses belajarnya. Karena itu, hasil belajar yang

diharapkan melalui suatu kegi-atan penyuluhan akan semakin baik manakala proses

belajar itu akan memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi warga belajar-nya, atau

memberikan sesuatu yang disenangi atau membuat warga belajar menyenanginya.

Berkaitan dengan itu, dalam setiap program pendidikan, para pendidik harus terlebih

dahulu dapat menunjukkan tujuan dan manfaat kepada peserta-didiknya setelah

mengikuti program belajar tersebut. Tanpa upaya seperti itu, pendidikan yang

dilaksanakan seringkali tidak dapat memberikan hasil seperti yang diinginkannya.

(4) Prinsip kesiapan (readiness)

Telah dikemukakan pula, bahwa hasil belajar akan semakin baik, jika yang bersangkutan

(peserta-didik) memang memiliki kesiapan untuk belajar, baik kesiapan fisik maupun

mental atau kemauan/keinginan untuk belajar. Oleh sebab itu, setiap kegiat-an pendidikan

hanya akan berhasil baik jika pendidik mampu memahami keadaan peserta-didiknya,

terutama yang berkaitan dengan keadaan fisik (kenyamanan lingkungan

diselenggara-kannya pendidikan, waktu pelaksanaan, lamanya kegiatan, dll) maupun kesiapan

Referensi

Dokumen terkait

kesulitan belajar matematika lebih dikarenakan oleh soal latihan yang terlalu dipaksakan oleh guru tanpa adanya proses penanaman pemahaman terlebih dahulu

Selain hal tersebut peningkatan yang terjadi juga dipengaruhi oleh suasana belajar mengajar yang semakin menarik karena menggunakan media gawang mini, dimana

Berdasarkan hasil wawancara dan teori yang telah disajikan, dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik di SMPN 5 Cikarang Utara pada mata pelajaran PAI,

Tugas dalam bidang akuntansi keuangan lanjutan dapat sangat beragam tergantung pada lingkungan kerja dan tingkat kompleksitas organisasi. Berikut ini beberapa tugas yang mungkin Anda temui dalam akuntansi keuangan lanjutan: 1. **Penyusunan Laporan Keuangan**: Tugas inti dalam akuntansi keuangan adalah menyusun laporan keuangan yang akurat dan lengkap, seperti neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Di tingkat lanjutan, Anda mungkin harus menangani organisasi yang lebih besar dan kompleks. 2. **Audit Keuangan**: Jika Anda bekerja di firma akuntansi, Anda mungkin terlibat dalam melakukan audit keuangan untuk klien Anda. Ini melibatkan pemeriksaan laporan keuangan untuk memastikan kepatuhan terhadap standar akuntansi dan regulasi yang berlaku. 3. **Pengelolaan Risiko Keuangan**: Dalam perusahaan besar, Anda mungkin bertugas untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengelola risiko keuangan. Ini dapat melibatkan analisis risiko investasi, manajemen risiko mata uang asing, atau manajemen risiko kredit. 4. **Perencanaan Pajak**: Akuntan keuangan lanjutan seringkali terlibat dalam perencanaan pajak untuk mengoptimalkan kewajiban pajak organisasi. Mereka harus memahami peraturan pajak yang berlaku dan mencari cara legal untuk mengurangi beban pajak. 5. **Evaluasi Investasi**: Anda mungkin harus melakukan analisis investasi yang mendalam untuk membantu perusahaan atau klien Anda dalam mengambil keputusan strategis terkait dengan investasi, seperti akuisisi, merger, atau pengembangan bisnis baru. 6. **Konsultasi dan Rekomendasi**: Akuntan keuangan seringkali berperan sebagai penasihat keuangan untuk klien atau perusahaan mereka. Ini melibatkan memberikan saran terkait strategi keuangan, perencanaan keuangan jangka panjang, dan pengambilan keputusan penting lainnya. 7. **Penerapan Standar Akuntansi Baru**: Standar akuntansi terus berkembang. Tugas Anda mungkin termasuk memahami dan menerapkan standar akuntansi baru seperti IFRS atau FASB. 8. **Pelaporan Keuangan Internasional**: Jika perusahaan atau klien Anda memiliki operasi internasional, Anda mungkin harus menghadapi tantangan yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan yang memenuhi persyaratan internasional. 9. **Manajemen Anggaran**: Anda mungkin bertanggung jawab atas penyusunan anggaran, pemantauan kinerja anggaran, dan perencanaan keuangan jangka pendek dan jangka panjang. 10. **Pengembangan Sistem Informasi Keuangan**: Dalam dunia yang semakin terdigital, Anda mungkin terlibat dalam pengembangan dan pengelolaan sistem informasi keuangan yang efisien dan aman. 11. **Pelatihan dan Pengembangan**: Bagi akuntan yang lebih berpengalaman, tugas dapat meliputi pelatihan dan pengembangan staf junior, serta memastikan bahwa tim Anda memiliki pemahaman yang baik tentang prinsip-prinsip akuntansi dan peraturan terbaru. 12. **Penyusunan Laporan Tahunan**: Bagi perusahaan publik, penyusunan laporan tahunan yang memenuhi persyaratan regulasi pasar modal adalah tugas yang penting. Ingatlah bahwa bidang akuntansi keuangan terus berkembang, terutama dengan perkembangan teknologi dan perubahan dalam regulasi. Oleh karena itu, penting untuk selalu berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Anda dalam bidang ini agar tetap relevan dalam pekerjaan

Seperti learning disolder yaitu suatu kondisi atau gejala yang dialami oleh siswa sebagai akibat dari kegagalannya dalam menyelesaikan tugas belajar yang diberikan oleh pengajar dengan

ABSTRAK Stress dapat dialami siapa saja, tidak hanya dialami oleh orang dewasa stress juga dapat di alami oleh anak. Anak usia sekolah lebih rentan terhadap stress yang dipicu oleh adanya stimulasi dari orang tua yang menekan anak dengan berbagai kegiatan belajar untuk memenuhi obsesi mereka. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Hubungan Tingkat Stress Dengan Pola Makan Anak Usia Sekolah. Penelitian ini menggunakan desain analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. populasi dalam penelitian ini sebanyak 300 responden dan sampelnya sebanyak 32 responden dengan teknik total sampling. Variabel Independen Tingkat Stress, variabel dependent Pola Makan Anak Usia Sekolah. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner, analisa data menggunakan uji statistik Spearman Rank. Dari hasil penelitian ini didapatkan sebagian besar responden mengalami stress ringan sebanyak 24 responden (75%) dan sebagian besar responden memiliki pola makannya baik sebanyak 24 responden (75%) sedangkan sebagian kecil responden mengalami stress sedang sebanyak 8 responden (25%) dan sebagian kecil responden memiliki pola makannya cukup sebanyak 8 responden (25%). Hasil uji statistik didapatkan p value = 0,01 jadi p< α, 0,01<0,05 sehingga H1 diterima, artinya ada Hubungan Tingkat Stress Dengan Pola Makan Anak Usia Sekolah Kelas 5 Dan 6 Di SDN Mancar 3 Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang analisa data menggunakan uji statistik Spearman Rank. Orang tua memberikan makanan bergizi dan memperkenankan anak untuk mengutarakan makanan yang diinginkan dengan jumlah yang mereka inginkan dan Pihak sekolah juga harus berpartisipasi dalam meningkatkan partisipasi program sarapan dan makan siang di sekolah dengan pemberian nutrisi yang tepat. Kata kunci: Tingkat Stress, Pola Makan, Anak Usia