1 BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Gula merupakan komoditas strategis dalam perekonomian Indonesia. Dengan luas areal
tebu yang tidak kurang dari 400.000 ha, industri gula nasional pada saat ini merupakan salah satu
sumber pendapatan bagi sekitar 195.5 ribu RTUT (Rumah Tangga Usahatani Tani) (BPS, 2009).
Konsumsi gula per tahun tidak kurang dari 3 juta ton. Produksi dalam negeri selama beberapa
kurun waktu cenderung mengalami penurunan sehingga mengakibatkan Indonesia masih harus
mengimpor tidak kurang dari 2,2 juta ton (Kementerian Pertanian, 2012). Upaya pengembangan
usaha tani tebu masih terkendala bukan hanya oleh ketersediaan lahan namun juga oleh aspek
teknis budidaya usaha tani (penggunaan bibit unggul, pemupukan, aspek kelembagaan, dan
sebagainya). Selain melalui fasilitasi perluasan lahan, strategi pengembangan tebu harus disertai
dengan upaya peningkatan produktivitas, yaitu melalui peningkatan efisiensi usaha tani tebu,
atau dengan kata lain bagaimana meningkatkan output maksimum melalui pengelolaan
sumberdaya serta teknologi yang ada.
Perubahan sistem harus dilakukan agar kegiatan dapat memperoleh hasil yang sesuai, hal
tersebut pada dasarnya dapat dikategorikan sebagai perubahan sosial dimana setiap perubahan
sosial menimbulkan ketidakyakinan. Menurunnya produktivitas gula antara lain disebabkan, (1)
kurangnya pengetahuan dan pengalaman petani dalam proses produksi tebu mengingat pada
waktu-waktu sebelumnya hal ini banyak ditangani oleh PG, (2) komiditi tebu kalah bersaing
dalam perolehan penghasilan dibandingkan komoditi lainnya dilahan sawah, sehingga
mengurangi partisipasi petani dalam mengelola kebun tebunya, (3) keterlambatan masa tanam
2
karena petani cenderung menunda waktu penyerahan tanahnya untuk ditanami tebu karena
mereka ingin memperoleh pendapatan ekstra dari tanaman pangan yang bisa mereka peroleh
karena penundaan tersebut, (4) perluasan areal banyak dilakukan pada lahan-lahan yang lebih
marjinal yang produktivitasnya lebih rendah.
Dalam menjamin ketersediaan pada sektor gula perlu dilakukannya budidaya tebu yang
mengarah pada keberhasilan produksi yang maksimal. Hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan usahatani tebu diantaranya dengan memperhatikan syarat tumbuh pada tanaman tebu
: 1) keadaan iklim, dimana untuk mencapai hasil produksi yang tinggi tanaman tebu dapat
tumbuh didaerah yang beriklim tropis, 2) keadaan tanah, untuk budidaya tanaman tebu
dibutuhkan tanah yang tidak terlalu kering tetapi juga tidak terlalu basah jenis tanah yang paling
baik untuk tanaman tebu adalah tanah lempung kapur yang dalam, lempung berpasir, dan pasir
berlempung dengan aerasi dan draenase yang baik, 3) penyiapan lahan (pengolahan lahan), 4)
penyiapan bahan bibit, 5) penanaman tebu, 6) pemeliharaan, diantaranya : penyiraman,
penyulaman, penyiangan, pembumbunan, pemupukan dan kletekan. Agar budidaya tebu tersebut
dapat berjalan dengan baik, maka petani tebu perlu ditingkatkan keterampilan dalam menanam
tebu, dengan begitu perlunya penyuluhan dalam memperbaiki kegiatan bertanam petani selama
ini. Dalam melakukan penyuluhan yang baik kepada petani maka penyuluh dilihat kinerjanya,
dengan begitu evaluasi pada kerja penyuluhan sangat penting dilakukan.
Penyuluh pertanian merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh dinas pertanian dalam
melakukan tugasnya membimbing para petani untuk mencapai kesenjangan hidup para petani
dan keluarganya sekaligus terhadap masyarakatnya, baik dalam bidang sosial, ekonomi dan
politik ,seperti meningkatkan produktivitas hasil panen dan cara pengaplikasiannya. Dalam
3
menjadi faktor penting dalam tujuan pembangunan pertanian dalam rangka swasembada
pertanian berkelanjutan terutama pada tanaman tebu. Dengan adanya penyuluh pertanian sebagai
mitra kerja bagi petani diharapkan mereka mampu menjadi pelopor perubahan agar kinerja
mereka lebih produktif, modern dan berkarakter sesuai dengan tujuan yang ingin mereka capai.
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan yang sering muncul dan menyebabkan belum optimalnya kegiatan adalah
kurangnya kesadaran para penyuluh akan pentingnya kemajuan petani tebu saat ini. Oleh karena
itu perlu adanya evaluasi terhadap kinerja para penyuluh dalam menerapkan ilmu pertanian yang
didapatkannya kepada para petani. Hal ini penting dilakukan mengingat para petani di indonesia
kurang mendapatkan kesejahteraan hidup anggotanya yang layak.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang dibuat adalah :
1. Bagaimana kinerja penyuluh pada penyuluhan teknis perlindungan tebu dalam memperbaiki
pengetahuan, ketrampilan dan sikap petani?
2. Berapa besar hubungan kinerja penyuluh terhadap keberhasilan petani tebu pada teknis
perlindungan tebu?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kinerja penyuluh pada penyuluhan teknis perlindungan tebu dalam memperbaiki
perubahan perilaku (pengetahuan, ketrampilan, dan sikap) petani.
2. Mengukur berapa besar hubungan kinerja penyuluh terhadap keberhasilan petani tebu pada
teknis perlindungan tebu.
1.4 Kegunaan Penelitian
4
1. Bagi instansi sebagai bahan informasi dan pertimbangan dalam merancang strategi untuk
meningkatkan kinerja penyuluh pada teknis perlindungan tebu.
2. Bagi penulis merupakan sarana pengembangan wawasan serta pengalaman dalam
menganalisis permasalahan khususnya pada bidang kinerja.
3. Bagi kalangan akademis dapat dijadikan bahan penyusunan penelitian yang serupa dan lebih
mendalam.
1.5 Batasan Istilah
1. Kinerja berasal dari pengertian performance. Performance adalah hasil kerja atau prestasi
kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja
tetapi termasuk berlangsungnya proses pekerjaan. (Armstrong dan Baron, 1998).
2. Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara
sadar dengan tujuan membantu sasarannya memberikan pendapat sehingga dapat membuat
keputusan yang benar. Kegiatan tersebut dilakukan oleh seseorang yang disebut penyuluh
pertanian (Van Den Ban dan Hawkins, 1999).
3. Konsep dasar penyuluhan pertanian adalah suatu bentuk pengaruh sosial yang disadari.
Komunikasi yang disengaja melalui informasi adalah untuk membantu petani membentuk
pendapat yang sehat dan membuat keputusan yang benar serta mengubah perilaku petani
menjadi lebih baik.
4. Output merupakan hasil dari aktifitas, kegiatan atau pelayanan dari sebuah program dan
diukur dengan menggunakan istilah volume (banyaknya)
5. Outcome adalah dampak, manfaat, harapan perubahan dari sebuah kegiatan atau pelayanan
5
6. Pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan sumber daya yang berhasil untuk usaha pertanian
guna membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus mempertahankan atau
meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber daya alam.
EVALUASI KINERJA PENYULUH
PADA PENYULUHAN TEKNIS PERLINDUNGAN TEBU
Studi Kasus : Kecamatan Gondanglegi dan Kecamatan Pagelaran, Kabupaten MalangSKRIPSI
Diajukan sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Agrbisnis Fakultas Pertanian Peternakan
Universitas Muhammadiyah Malang
Oleh :
Ismawati
201010210311023
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat,
rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul “Evaluasi Kinerja
Penyuluh Pada Penyuluhan Teknis Perlindungan” dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami
kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah
dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk
itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Prof.
Dr. Ir Jabal Tarik Ibrahim, M. Si selaku pembimbing I dan Bapak Rahmad Pulung S,
SP, MP selaku pembimbing II yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan
saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama menyusun skripsi.
Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada:
1. Bapak Dr. Muhadjir Effendy, MAP Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Malang
2. Bapak Ir. Damat, MP Selaku Dekan Fakultas Pertanian Peternakan
3. Ibu Dyah Erni Widyastuti, MM Selaku Ketua Jurusan Agribisnis yang telah
mencurahkan perhatian, bimbingan dan kepercayaan yang berarti bagi penulis
4. Bapak Prof. Dr. Jabal Tarik Ibrahim, Msi selaku dosen pembimbing 1 yang
selalu dengan tegas dan bijaksana memberikan bimbingan dan perhatian serta
5. Bapak Rahmad Pulung S. SP, MP selaku dosen pembimbing 2 yang telah
memberikan dukungan, perhatian dan waktunya selama penulis menyelesaikan
penulisan skripsi ini
6. Seluruh Dosen serta Staf Jurusan Agribisnis yang telah memberi bekal ilmu
pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
7. Bapak Tauhit selaku Penyuluh Pertanian yang telah membantu penulis dalam
pengumpulan data demi kelancaran dalam pelaksanaan penelitian dan
penyelesaian penulisan skripsi ini.
8. Seluruh Penyuluh Pertanian BPK Gondanglegi dan BPK Pagelaran yang telah
mengizinkan dan membantu penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka
penyelesaian penulisan skripsi ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah membantu
dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak
terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan
kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Malang, Januari 2015
DAFTAR ISI
Isi Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... iv
SURAT PERNYATAAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1LatarBelakang ... 1
1.2PerumusanMasalah ... 3
1.3TujuanPenelitian ... 4
1.4KegunaanPenelitian ... 4
1.5BatasanIstilah ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1SejarahkebijakanPenyuluhPertanian ... 6
2.3PeranPenyuluhPertanian ... 8
2.4StrategiPenyuluhPertanian ... 10
2.5KonsepKelembagaankelompoktani ... 11
2.6PenilaianKinerja ... 11
2.7PenelitianTerdahulu ... 12
2.8KerangkaPemikiran ... 13
2.9Hipotesis ... 14
BAB III METODE PENELITIAN 3.1Lokasi Penelitian ... 15
3.2Jenis dan Sumber Data ... 15
3.3Populasi dan Sampel ... 15
3.4Metode Pengambilan Data... 16
3.5Pengukuran Variabel ... 17
3.6Analisis Data ... 19
3.6.1 Analisis Deskriptif ... 19
3.6.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 20
3.6.3 Uji Korelasi Pearson ... 22
BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1Keadaan Umum Daerah Penelitian ... 23
4.1.1 Letak dan Luas Wilayah Kecamatan Gondanglegi dan Kecamatan Pagelaran ... 23
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Penyuluh Pertanian ... 30
5.1.2 Tingkat Pendidikan Penyuluh Pertanian ... 31
5.1.3 Masa Kerja Penyuluh Pertanian ... 32
5.2 Karakteristik Petani Tebu ... 34
5.2.1 Umur Petani Tebu ... 34
5.2.2 Tingkat Penidikan Petani Tebu ... 34
5.2.3 Lama Bertani ... 35
5.3 Evaluasi Kinerja Penyuluh Pada Penyuluhan Teknis Perlindungan Tebu ... 36
5.3.1 Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian ... 36
5.3.2 Program Penyuluhan ... 38
5.3.3 Sikap Penyuluh Pertanian ... 39
5.3.4 Keberhasilan Petani Tebu Pada Teknis Perlindungan Tebu ... 40
5.4 Analisis Evaluasi Kinerja Penyuluh Pada Penyuluhan Teknis Perlindungan Tebu ... 41
5.5 Keberhasilan Petani Pada Teknis Perlindungan Tebu Dengan Kinerja Penyuluh Pertanian ... 43
5.5.1 Kinerja Penyuluh Pertanian... 43
5.5.2 Keberhasilan Petani Pada Teknis Perlindungan Tebu... 44
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1Kesimpulan ... 45
6.2Saran ... 45
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran 1 Kuesioner Untuk Penyuluh Pertanian Evaluasi Kinerja Penyuluh
Pada Penyuluhan Teknis Perlindungan Tebu ... 48
Lampiran 2 Kuesioner Untuk Petani Tebu Terhadap Kinerja Penyuluh
Pada Penyuluhan Teknis Perlindungan Tebu ... 51
Lampiran 3 Daftar Nama Penyuluh Dan Petani Tebu ... 54
Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Pelaksanaan Penyuluhan
Program Penyuluhan dan Sikap Penyuluh Serta Kinerja
Penyuluh dab Keberhasilan Petani Tebu ... 55
Lampiran 5 Uji Korelasi Pearson Hubungan Antara Pelaksanaan
Penyuluhan, Program Penyuluhan, Sikap Penyuluh Terhadap
Kinerja Penyuluh dan Hubungan Antara Kinerja Penyuluh
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pertanian Republik Indonesia. 2010, Buku Kerja Penyuluhan Pertanian, Jakarta.
Ferdinand, Augusty. 2011. Metode Penelitian Manajemen. Semarang. Universitas Diponegoro.
Kartasasmita, Ginanjar. 1997. Pemberdayaan Masyarakat: Konsep Pembangunan yang Berakar Pada Masyarakat. Yogyakarta: UGM
Konsep Kelembagaan Kelompok Tani. Diakses dari http://
blogspot.com/2013/07/konsep-kelembagaan-kelompok-tani.html#.U_r1GKP92as pada tanggal 17 juni 2014 pukul 10.55
Mardikanto, T. 1993, Penyuluhan Pembangunan Pertanian, Sebelas Maret University Press, Surakarta.
Mardikanto.2009.Sistem Penyuluhan Pertanian. Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Pencetakan UNS(UNS Press). http//:www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf thesis/unud/. Diakses pada tanggal 17 juni 2014 pukul 10.00
Sugiyono, Prof., Dr. (2012).Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :Alfabeta, CV
Tjiptono, Fandy., Gregorius Chandra. (2011). Service, Quality, & Satisfaction, Edisi 3 Yogyakarta: Andi.
Van Den Ban, A.W dan H.S. Hawkins. 1999, Penyuluhan Pertanian, Kanisius,