• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK TIM PEMENANGAN PASANGAN BUPATI TERPILIH DALAM MEMENANGKAN PEMILUKADA PERDANA KABUPATEN PESISIR BARAT PROVINSI LAMPUNG 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK TIM PEMENANGAN PASANGAN BUPATI TERPILIH DALAM MEMENANGKAN PEMILUKADA PERDANA KABUPATEN PESISIR BARAT PROVINSI LAMPUNG 2015"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK TIM PEMENANGAN PASANGAN BUPATI TERPILIH DALAM MEMENANGKAN PEMILUKADA PERDANA KABUPATEN

PESISIR BARAT PROVINSI LAMPUNG 2015

Diajukan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana (S1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh:

SURTA WIJAYA 20130520111

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)
(3)

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRACT ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 8

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitin ... 8

D. Manfaat Penelitian... 8

E. Kerangka Dasar ... 9

1.1 Strategi ... 9

1.2 Pengertian Strategi ... 9

1.3 Strategi Komunikasi ... 13

1.4 Komunikasi Politik ... 15

1.4.1 Komunikasi Politik ... 15

1.4.2 Komunikasi ... 18

1.4.2.1 Pengertian Komunikasi ... 18

1.4.2.2 Unsur-Unsur Komunikasi ... 20

(4)

1.4.2.5 Saluran Komunikasi ... 25

1.4.3 Politik ... 29

1.5 Strategi Komunikasi Politik ... 29

1.5.1 Strategi Komunikasi Politik ... 29

1.6 Pemilukada ... 31

1.6.1 Pemilu ... 31

1.6.2 Pemilukada ... 34

F. Definisi Konseptual ... 36

2.1 Strategi Komunikasi Politik ... 36

2.2 Pemilukada ... 36

G. Definisi Operasional ... 37

3.1 Strategi Komunikasi ... 37

3.2 Saluran Komunikasi ... 37

H. Metode Penelitian ... 38

4.1 Jenis Penelitian ... 38

4.2 Jenis Data ... 38

4.3 Teknik Pengumpulan Data ... 40

4.4 Teknik Analisis Data ... 41

BAB II DESKRIPSI WILAYAH ... 42

A. Gambaran Umum Daerah ... 42

B. Profil Pasangan Calon ... 45

5.1 Profil Agus Istiqlal ... 45

5.2 Profil Erlina ... 48

C. Visi Dan Misi ... 50

(5)

BAB III PEMBAHASAN ... 57

A. Strategi Komunikasi ... 57

6.1 Mengamati Permasalahan ... 57

6.1.1 Analisis Kondisi Wilayah ... 57

6.1.1 Analisis Kekuatan Dan Kelemahan ... 63

6.1.3 Saluran Media Komunikasi ... 66

6.2 Perencanaan Pembuatan Program ... 69

6.2.1 Membuat Target Suara ... 69

6.2.2 Mendesain Membangun Suara ... 74

6.2.3 Meng-Upgrade Mesin Suara ... 79

6.3 Mengambil Tindakan Implementasi ... 79

6.3.1 Komunikasi Massa ... 81

6.3.2 Komunikasi Organisasi ... 84

6.3.3 Komunikasi Interpersonal ... 89

6.4 Evaluasi ... 92

B. Analisis Perolehan Suara Perkecamatan ... 94

BAB IV PENUTUP ... 100

A. Kesimpulan ... 100

B. Saran ... 102

(6)

Pada tanggal 09 Desember tahun 2015, Kabupaten Pesisir Barat menyelenggarakan Pemilukada perdana secara langsung untuk memilih calon Bupati untuk masa bakti tahun 2016-2021. Pemilukada tersebut di ikuti oleh empat pasangan calon yaitu, pertama Agus Istiqilal-Erlina, kedua Aria Lukita Budiwan- Efan Tolani, ketiga Jamal Naser-Syahrial, keempat KRT Oking Ganda Miharja-Irawan Topani. Pada awalnya keempat pasangan calon mempunyai peluang dan kesempatan yang sama, namun pasangan Agus Istiqlal-Erlina menjadi pemenang dalam kompetisi tersebut. Kemenangan pasangan Agus Istiqlal-Erlina menarik untuk dikaji, oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian strategi komunikasi politik pasangan Agus Istiqlal-Erlina pada Pemilukada secara serentak tahun 2015.

Pendekatan metodologi dalam penelitian ini termasuk kategori kualitatif dan sebagai metode menggunakan penelitiannya adalah studi kasus, sedangkan sifat dari penelitian ini adalah deskriptif. Pengambilan data menggunakan dua cara yaitu pengambilan data primer dan data sekunder.

Setelah dilakukan penelitian hasilnya menunjukkan, strategi komunikasi politik yang membuat pasangan Agus Istiqlal-Erlina menjadi memenangkan Pemilukada Kabupaten Pesisisr Barat tahun 2015 di antara lain : tim pemenangan pasangan Agus Istiqlal-Erlina menggunakan perencanaan tahapan-tahapan komunikasi politik yang bertahap dan cukup matang sehingga dalam pelaksanaan saluran komunikasi politik dilapangan yang di implementasikan menjadi cukup efektif, tepat sasaran, kemudian pasangan Agus Istiqilal-Erlina didukung oleh 3 partai parlemen.

Pelaksanaan strategi komunikasi politik yang bertahap dan menggunakan saluran komunikasi politik yang tepat oleh tim pemenangan Agus Istiqilal-Erlina cukup relevan jika mengacu pada rekapitulasi perolehan suara perkecamatan. Namun kurang maksimal jika mengacu pada rekapitulasi perolehan suara secara keseluruhan, terlihat ada ketimpangan target dapil prioritas dan target dapil zona lawan. Sehingga bermuara pada selisih suara yang cukup tipis namun demikian pasangan Agus Istiqilal-Erlina tetap menjadi pemenang dalam Pemilihan Kepala Daerah perdana Kabupaten Pesisir Barat tahun 2015.

(7)

BAB I

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Dalam sejarah perpolitikan Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan, mulai dari masa proklamasi hingga pada masa kini dalam hal ini adalah reformasi. Pada masa orde baru Indonesia dikuasai oleh rezim Soeharto yang berlangsung selama tiga puluh dua tahun lamanya, tentu bukan waktu yang singkat dan bukan tanpa suatu alasan. Pada masa itu, ruang perpolitikan menggunakan sistem perwakilan yang hanya berlangsung di kursi parlemen Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) merupakan lembaga tertinggi negara yang mengemban kedaulatan rakyat. Para anggota MPR yang terpilih akan memilih presiden dan wakil presiden setiap lima tahun.

Tahun 2004 pelaksanaan pemilu untuk memilih anggota DPR, Presiden dan Wakil Prseiden di Indonesia sistemnya tidak lagi seperti pemilu yang dilaksanakan pada masa-masa pemerintahan Soeharto, tetapi rakyat sudah memilih langsung presiden dan wakil presidennya seperti halnya yang dilakukan amerika serikat yang selama ini dikenal sebagai kampiun demokrasi. Sistem pemilihan langsung tidak saja untuk memilih presiden dan wakil presiden, tetapi juga untuk memilih gubernur dan wakil gubernur, serta bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota juga sudah dilakukan secara langsung.

(8)

(1950-1959), demokrasi terpimpin (1959-1965), demokrasi pancasila (1968-1997), sampai pada pelaksanaan reformasi demokrasi (1998 sampai sekarang).

Kemudian diwujudkan dengan dibentuknya Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang mengamanatkan dan menjelaskan definisi otonomi daerah yang meliputi hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. UU tersebut sejatinya membuka keran demokratisasi bagi daerah untuk membentuk suatu pemerintahan yang lebih mandiri, transparan, akuntabel dan responsif terutama dalam menentukan dan memilih kepala daerah secara langsung.

Pemilhan Umum Kepala Daerah langsung yang kemudian disingkat Pemilukada pada hakikatnya memberikan ruang demokrasi yang utuh bagi suatu daerah. Dengan kata lain adanya peran dan partisipasi masyarakat dalam menentukan kepala daerah sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan yang bermuara untuk sistem demokrasi menjadi lebih transparan, dan kompetitif. Sehingga kebijakan-kebijakan pemerintah daerah sesuai dengan aspirasi dan keinginan rakyat, atau dengan kata lain lebih mendekatkan pemerintah dengan rakyatnya.

Memasuki tahun 2015, iklim perpolitikan Indonesia semakin menarik dan panas. Dimana pemerintah telah mengesahkan dua undang-undang terkait pelaksanaan pilkada serentak. Dua undang-undang itu yakni undang Nomor 8 tahun 2015 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 1 tahun 2015 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang-undang nomor 1 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur, bupati dan walikota menjadi undang-undang, dan Undang-undang Nomor 9 tahun 2015 tentang pemerintahan daerah.

(9)

Provinsi Lampung merupakan salah satu dari 9 provinsi di Indonesia yang melangsungkan pemilukada serentak dari 15 Kabupaten/kota diantaranya adalah Kabupaten Pesisir Barat (Www.kpu.go.id).

Kabupaten Pesisir Barat merupakan kabupaten termuda di Provinsi Lampung setelah pemekaran menjadi kabupaten yang otonom dari Kabupaten Lampung Barat. Secara administratif Kabupaten Pesisir Barat terdiri dari 11 (sebelas) kecamatan yang terbagi menjadi 116 (seratus enam belas) pekon/desa dan 2 (dua) kelurahan. Dari 11 (sebelas) kecamatan yang ada, Kecamatan Bengkunat Belimbing merupakan kecamatan yang mempunyai wilayah terluas yaitu sekitar ± 943,70 Km2. Sedangkan Kecamatan Krui Selatan merupakan kecamatan yang mempunyai wilayah terkecil yaitu sekitar ± 40,92 Km2.

(10)

Berikut tabel dari ke empat pasangan calon beserta koalisi partai pendukung : Tabel 1.1 Daftar Pasangan Calon Pilkada Perdana Kab. Pesisir Barat 2015

No. Nama pasangan Koalisi Partai

Pendukung 1. DR. DRS. H. Agus Istiqlal SH, MH.- Erlina SP, MH NasDem : 2 kursi

PAN : 2 kursi PKB : 2 kursi 2. Aria Lukita Budiwan, ST- Ir. Efan Tolani, M.Si Demokrat : 3

kursi

PKS : 2 Kursi PBB : 1 Kursi 3. Ir. H. Jamal Naser - H. Syahrial, ST Independent

4. Krt Oking Ganda Miharja, SH - Irawan Topani, SH, M.Kn

PDI-P : 5 Kursi PKPI : 2 Kursi Sumber: Diolah Dari KPUD Kabupaten Pesisir Barat 2015.

Pasangan urutan pertama Agus Istiqlal – Erlina yang di usung oleh koalisi Partai (NasDem 2 kursi), (PKB 2 kursi), (PAN 2 kursi). Merupakan pasangan yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat di Kabupaten Pesisir Barat. Hal tersebut mempunyai beberapa alasan. Pertama, Agus istiqlal-Erlina di kenal dengan sikap komunikasi dan jiwa sosial yang baik. Kedua, Agus Istiqlal sebelumnya pernah mengikuti Pemilukada Kabupaten Lampung Barat sewaktu sebelum pemekaran tetapi mengalami kekalahan dengan persentase suara yang cukup tipis. Ketiga, Agus Istiqlal – Erlina mempunyai basis massa pendukung yang kuat, basis pendukung tersebut merupakan bekas Tim Pemenangan Agus Istiqlal sewaktu mengikuti Pemilukada Lampung Barat dan oleh koalisi tiga partai parlemen yakni Partai Nasdem, PAN dan PKB.

(11)

perlu stimulasi atau solusi konkrit, oleh karena itu diperlukan strategi komunikasi politik agar kinerja tim pemenangan menjadi efektif dan tepat sasaran.

Maka untuk mencapai hal tersebut sangat diperlukan pelaksanaan strategi komunikasi politik menggunakan tahapan-tahapan komunikasi politik yang diantaranya mengamati permasalahan (lapangan), perencanaan program (strategi), pelaksanaan strategi (implementasi), dan evaluasi kegiatan. Kemudian menggunakan bentuk saluran strategi komunikasi politik baik melalui Komunikasi Interpersonal, Komunikasi Massa dan Komunikasi Organisasi. Tentu untuk mendapatkan simpati dan dukungan masyarakat terutama tim dapat membuat peluang kemenangan menjadi semakin terbuka.

Dengan menerapkan Strategi Komunikasi Politik tersebut, maka relevan jika pasangan Agus Istiqlal- Erlina keluar menjadi pemenang saat pemilukada perdana Kabupaten Pesisir Barat tahun 2015. Yang dibuktikan dengan selisih suara yang cukup signifikan dengan pesaing pasangan calon lainnya.

Berdasarkan Berita Acara Pleno Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Pesisir Barat pada rapat pleno 19 januari 2016 Nomor: 02.13/BA/KPU-Kab/008.435579/I/2016 tentang “Penetapan Pasangan Calon Terpilih Bupati Dan Wakil Bupati Pesisir Barat Terpilih Agus Istiqlal

-Erlina Untuk Masa Bakti Tahun 2016-2021, dengan memperoleh 25.534 suara Pada Pemilihan Umum Kepala Daerah tahun 2015”.

Berikut Rekapitulasi Perolehan Suara Pemilukada Pesisir Barat 2015 :

Tabel 1.2 Rekapitulasi Perolehan Suara Pemilukada Kab. Pesisir Barat 2015.

No. Nama Pasangan Kandidat Perolehan Suara

(12)

2. Aria Lukita Budiwan, ST- Ir. Efan Tolani, M.Si 24.465 Suara

3. Ir. H. Jamal Naser - H. Syahrial, ST 11.698 Suara

4. Krt Oking Ganda Miharja, SH - Irawan Topani, SH, M.Kn

17.968 Suara

Sumber :Diolah dari KPUD Kabupaten Pesisir Barat 2015.

Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Pesisir Barat tentang Rekapitulasi Perolehan Suara terlihat bahwa pasangan Agus Istiqlal – Erlina unggul dengan perolehan suara yang cukup tipis dengan pasangan lainnya. Sehingga pasangan Agus Istiqlal-Erlina menjadi pemenang walaupun dengan selisih suara yang cukup tipis.

Kemenangan tersebut relevan yang mengacu pada kinerja tim pemenangan Arjuna dalam pelaksanaan strategi komunikasi politik yang menggunakan tahapan-tahapan komunikasi politik dan saluran komunikasi politik dengan baik sehingga kemenangan Agus Istiqlal-Erlina dapat diciptakan oleh tim Arjuna.

(13)

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, terkait dengan strategi komunikasi politik dalam memenangkan pasangan bupati terpilih pada Pemilukada Kabupaten Pesisir Barat maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut:

“ Bagaimana Strategi Komunikasi Politik Tim Pemenangan Pasangan Bupati Terpilih Dalam Memenangkan Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Pesisir Barat Tahun

2015?”

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian :

Berdasarkan Rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan strategi komunikasi politik yang dilakukan oleh Bupati terpilih dalam memenangkan pemilihan kepala daerah perdana Kabupaten Pesisir Barat tahun 2015.

2. Manfaat Penelitian : 1. Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang Strategi Komunikasi Politik pasangan Agus Istiqlal-Erlani dalam Pemilukada Pesisir Barat Provinsi Lampung.

2. Praktis

a. Bagi Partai Politik

(14)

b. Bagi Tim Sukses (Pemenangan)

Dapat menjadi refrensi dan menjadi bahan evaluasi dalam hal perencanaan dan implementasi Strategi Komunikasi Politik kepada masyarakat agar lebih efektif, menguasai lapangan dan tepat sasaran.

c. Bagi Pasangan Calon Kandidat

Dapat menjadi bahan referensi dan evaluasi agar kinerja tim pemenangan lebih terstruktur, terencana, dan efektif terhadap sasaran.

D. KERANGKA DASAR TEORI A. Strategi

1. Pengertian Strategi

(15)

Kata strategi berasal dari dari yunani yaitu strategos, yang terbentuk dari kata statos yang berarti militer dan –ag yang berarti memimpin. Seiring berjalannya waktu, kata strategi makin diperhalus dan disesuaikan dalam kepentingan militer, tetapi juga disesuaikan dengan kepentingan bisnis dan politik.

Strategi menurut Donal C. Hambrick dan James W. Fredrickson, strategi adalah pusat, integrasi konsep yang yang berorientasi secara eksternal bagaiamana perusahaan mencapai tujuannya (Carpenter dan sanders, 2007). Von Clausewitz menjelaskan bahwa tujuan strategi bukanlah kemenangan yang nampak dipermukaan, melainkan kedamaian yang terletak dibelakangnya. Jika dimaknai secara mendalam perencanaan sangatlah penting bagi perencanaan strategi politik. Tahap perencanaan strategi politik merupakan tahap dimana menguasai objek perencanaan dan yang terpenting mengenali yang tersembunyi dibalik tujuan akhir kemenangan pemilu, atau apa yang direncanakan dengan pemberlakuan peraturan baru.

Sedangkan menurut Arnold Steinberg, strategi adalah rencana untuk tindakan, penyusunan dan pelaksanaan strategi mempengaruhi sukses atau gagalnya strategi pada akhirnya. Menurut Carl Von Clausewitz perbedaan antara taktik dan strategi sebagai berikuit: taktik adalah seni menggunakan ‘kekuatan bersenjata’ dalam pertempuran untuk memenangkan peperangan dan

bertujuan untuk mencapai perdamaian. Rencana jangka tersebut adalah strategi. Dalam strategi ini tujuan jangka pendek dicapai melalui taktik. Namun tanpa strategi, taktik tidak ada gunanya. Jadi strategi adalah rencana untuk tindakan. Sedangkan penyusunan dan pelaksanaan strategi mempengaruhi sukses atau gagalnya strategi pada akhirnya (Toni Andrianus pito dkk, 2006).

(16)

kemenangan tersebut digunakan merupakan tujuan politik yang ada dibalik kemenangan yang nampak (Schroder, 2004).

Menurut Newman dan Shet, pilihan strategi (Posittioning) untuk merebut dan mempertahankan pasar juga dapat dilakukan dengan memperhatikan citra dan kinerja sebuah kontestan (kandidat atau parta politik). Pilihan strategi dapat dibuat dengan mengembangkan matriks yang menghubungkan citra sebuah kontestan dengan kinerja politiknya setelah terpilih seperti terlihat pada tabel berikut :

Tabel 1.3 Strategi Positioning

Kinerja (Kecocokan Dengan Citra) Citra Kontestan

(Kecocokan Dengan Aspirasi Pemilih Tertentu

Cocok Tidak Cocok

Cocok Reinforcement Strategy Rationalization Strategy

Tidak Cocok Inducument Strategy Confrontation Strategy

Dapat dipilih lebih dari satu strategi dengan tingkat resiko yang berbeda Terlihat empat pilihan strategi berikut :

a. Strategi Penguatan ( Reinforcement Strategy). Strategi ini dapat digunakan untuk sebuah kontestan yang telah dipilih karena mempunyai citra tertentu dan citra tersebut dibuktikan oleh kinerja politik selama mengembangkan jabatan politik tertentu.

(17)

tersebut berhasil mengembangkan citra tertentu yang disukai pemilih akan tetapi kinerjanya tidak sesuai dengan citra tersebut. Strategi rasionalisasi ini dilakukan untuk mengubah sikap pemilih dan dilakukan secara hati-hati.

c. Strategi Bujukan (Inducument Strategy). Strategi ini dapat diterapkan oleh kandidat yang dipersepsikan memiliki citra tertentu tapi juga memiliki kinerja atau atribut-atribut yang cocok yang cocok dengan citra lainnya.

d. Strategi Konfrontasi (Confrontation Strategy). Strategi ini dapat diterapkan kepada para pemilih yang telah memilih kontestan dengan citra tertentu yang dianggap tidak cocok oleh pemilih dan kemudian kontestan tersebut tidak menghasilkan kinerja yang memuaskan pemilih (Toni Andrianus Pito dkk, 2006).

2. Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi yang merupakan panduan perencanaan komunikasi (communication planing) dengan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti bahwa kata pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi.

Dalam rangka menyusun strategi komunikasi diperlukan suatu pemikiran dengan memperhitungkan dengan faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor penghambat. Akan lebih baik apabila dalam strategi itu diperhatikan komponen-komponen komunikasi dan faktor-faktor pendukung dan penghambat pada setiap komponen tersebut.

Menurut Cutlip, Center dan Broom (2006) menjelaskan tahapan-tahapan strategi komunikasi sebagai berikut :

(18)

Merupakan gabungan dari aktivitas-aktivitas seperti meneliti, mengawasi pengetahuan, pendapat, sikap serta perilaku masyarakat yang memiliki kepentingan terpengaruh oleh tindakan yang dilakukan. Sehingga mereka mencari dan berpatokan terhadap karakter publik atau masyarakat. Ini merupakan pengetahuan dasar dari strategi komunikasi yang akan di implementasikan.

b. Perencanaan dan Pembuatan Program

Setelah imfromasi dan data-data terkumpul, dalam rangka untuk menyusun program, tujuan, tindakan dan strategi komunikasi. Ini dilakukan apabila karakteristik masyarakat sudah diketahuinya, karena bagaimanapun perencanaan dan program adalah tahap lanjutan dari tahap pengamatan permasalahan dari kondisi dan situasi masyarakat.

c. Mengambil Tindakan Berkomunikasi

Pada tahap ini adalah implementasi dari perencanaan dan program yang telah diagendakan secara matang. Bagaimana mendesain citra atau image seefektif mungkin untuk menarik perhatian masyarakat. Ini dilakukan dalam rangka mengomunikasikan pesan-pesan yang disampaikan secara komunikatif.

d. Evaluasi Program Kerja

(19)

B. Komunikasi Politik 1. Komunikasi Politik

Kajian komunikasi politik pada awalnya berakar pada ilmu politik, meskipun penamaan lebih banyak dikenal dengan istilah propaganda. Ini dimulai pada tahun 1992 dengan penelitian dari Ferdinand Tonnies dan Walter Lippmann yang menliti opini publik pada masyarakat, kemudian dilanjutkan oleh Bagehot, Maine, Byirce dan Graha Wallas di inggris yang menelaah peranan pers dan pembentukan opini publik.

Membicarakan komunikasi politik tidak semudah dengan membicarakan gerakan politik. Kesulitan itu muncul karena ada dua konsep yang mengusung disiplin ilmu ini, yakni konsep “komunikasi” dan konsep “politik”. Memang, suatu kajian yang dibangun oleh dua bidang ilmu

sering kali menimbulkan masalah dalam mengintegrasikan kedua konsep itu. Kalau bukan disiplin komunikasi yang dominan daripada disiplin politik, maka sebaliknya disiplin politik yang mendominasi studi komunikasi (Hafiedcangara, 2016) .

Komunikasi politik merupakan gabungan dua disiplin ilmu yang berbeda, namun terkait sangat erat, yakni ilmu komunikasi dan ilmu politik. Kedua ilmu disiplin tersebut terus berkembang mengiringi kemajuan zaman, karena kedua ilmu disiplin tersebut begitu dinamis dan fleksibel. Oleh karena itu, sebelum memasuki pembahasan tentang pengertian dan proses komunikasi politik, akan dibahas dulu tentang pengertian komunikasi dan politik.

(20)

politik dari seseorang atau kelompok kepada orang lain dengan tujuan untuk membuka wawasan atau cara berpikir, serta mempengaruhi sikap tingkah laku khalayak yang menjadi target politik.

Michael Rush Dan Philip Althoff mendefinisikan komunikasi politik sebagai suatu proses dimana imformasi politik yang relevan diteruskan dari satu bagian sistem politik kepada bagian lainnya, dan di antara sistem-sistem sosial dengan sistem-sistem politik. Proses ini terjadi secara berkesinambungan dan mencakup pola pertukaran imformasi di antara individu-individu dengan kelompok-kelompoknya pada semua tingkatan.

Komunikasi politik (political communication) adalah komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah. Dengan pengertian ini, sebagai sebuah ilmu terapan, komunikasi politik bakanlah hal yang baru. Komunikasi politik juga bisa dipahami sebagai komunikasi antara “yang memerintah” dan “yang diperintah”.

Menurut McNair, komunikasi politik adalah murni membicarakan tentang alokasi sumber daya publik yang memiliki nilai, apakah itu nilai kekuasaan atau nilai ekonomi, petugas yang memiliki kewenangan untuk memberi kekuasaan dan keputusan dalam pembuatan undang-undang atau aturan, apakah itu legislatif atau eksekutif, serta sanksi-sanksi, apakah itu dalam bentuk hadiah atau denda.

Untuk menghindari kajian komunikasi politik tidak hanya dominan bicara tentang kekuasaan, maka Doris Graber mengingatkan dalam tulisannya political languange (1981) bahwa komunikasi politik tidak hanya retorika, tetapi jga mencakup simbol-simbol bahasa, seperti bahasa tubuh serta tindakan-tindakan politik misalnya boikot, protes dan unjuk rasa.

(21)

seseorang atau kelompok kepada orang lain dengan tujuan untuk membawa wawasan atau cara berpikir, serta memengaruhi sikap dan tingkah laku khalayak yang menjadi target politik

2. Komunikasi

A. Pengertian komunikasi

Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yakni Communico yang artinya membagi, dan communis yang berarti membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih (Hafiedcangara, 2016). Sedangkan menurut Berlo (dalam Mardikanto, 1993) “komunikasi secara umum adalah suatu proses penyampaian pesan dari sumber kepada penerima”. Jadi komunikasi adalah proses

penyampaian suatu pesan oleh seorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, perilaku baik secara langsung ataupun tidak langsung.

David K Berlo menyebut secara ringkas bahwa komunikasi sebagai instrumen interaksi sosial berguna untuk mengetahui dan memprediksi sikap orang lain, juga untuk mengetahui keberadaan diri sendiri dalam menciptakan kesimbangan dengan masyarakat (Byrnes, 1965). Jadi komunikasi jelas tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

Sedangkan menurut Lasswell, bahwa komunikasi terjadi kapan saja dan merupakan suatu organisme yang memberi reaksi terhadap suatu objek atau stimuli, apakah itu berasal dari seseorang atau lingkungan sekitarnya. Hovland, Janis Dan Kelly juga membuat definisi bahwa “communication is the process by which an individual (the communicator) transmits stimulli

(usuaaly verbal) to modify the behavior of other individuals (the audience)”.

(22)

Komunikasi adalah suatu transasksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan: (1) membangun hubungan antar sesama; (2) melalui pertukaran imformasi; (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain; (4) berusaha mengubah sikap dan tingkah laku.

Paradigma Lasswell diatas menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, diantarnya:

1. Komunikator (siapa yang mengatakan?)

semua peristiwa komunikasi akan melibatkan komunikator sebagai pembuat atau pengirim imformasi. Dalam komunikasi antar manusia sumber bisa terdiri satu orang, tapi bisa juga dalam bentuk kelompok, misalnya partai, organisasi, lembaga atau negara.

2. Pesan (mengatakan apa?)

pesan dalam proses komunikasi adalah suatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan. Imformasi, nasihat atau propaganda.

3. Media (melalui canel/media apa?)

media adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Media komunikasi ada yang berbentuk saluran antar peibadi, media kelompok, dan ada pula dalam bentuk media massa.

4. Komunikan (kepada siapa?)

(23)

5. Efek (dengan dampak/efek apa?)

adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang (Hafiedcangara, 2016).

B. Unsur-Unsur Komunikasi

Jika kita menyimak kandungan makna yang terdapat dalam setiap definisi komunikasi yang telah dikemukakan, maka kita dapat menemukan adanya sejumlah unsur yang mendukungnya. Komunikasi bisa disebut sebagai komunikasi jika memiliki unsur-unsur pendukung yang membangunnya sebagai body of knowledge, yakni: sumber, pesan, media, penerima, pengarus, umpan balik, dan lingkungan. Unsur-unsur ini juga sering disebut komponen atau elemen.

Table 1.4 Unsur-Unsur Proses Komunikasi

(Sumber: komunikasi politik, 2016:15) (Hafiedcangara, Komunikasi Politik, 2016:15)

a. Sumber a. Sumber

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai sebagai pembuat atau pengirim imformasi. Dalam komunikasi antar manusi, sumber bisa terdiri satu orang dan kelompok misalnya partai, organisasi, lembaga atau negara. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa inggris dikenal dengan sebutan source, sender, atau enconder.

SUMBER PESAN

MEDIA

PENERIMA

(24)

b. Pesan

Pesan dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi

c. Media

Yang dimaksud media adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Media komunikasi ada yang berbentuk saluran antarpribadi, media kelompok, dan dalam bentuk media massa. Bentuk-bentuk media yang dapat disesuaikan antara lain: media cetak; surat kabar, majalah, tabloid, buku, media elektronik, film, radio, televisi, komputer, internet, spanduk, brosur, bendera, pin logo dll.

d. Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa satu orang lebih, kelompok, organisasi, instansi, partai, negara dll.

e. Pengaruh

Pengaruh adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang.

f. Tanggapan balik

(25)

g. Lingkungan

Lingkungan adalah faktor lain yang dapat memengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologi, dan dimensi waktu. Lingkungan fisik menunjukan bahwa suatu proses komunikasi hanya bisa terjadi kalau tidak terdapat rintangan fisik, misalnya kendala alam atau ketidaktersediaan sarana komunikasi seperti telefon, kantor pos, atau jalan raya.

C. Dimensi Komunikasi a. Komunikasi Sebagai Proses

Sesuatu yang di definisikan sebagai proses, berarti unsur-unsur yang mendukungnya bergerak aktif, dinamis dan tidak statis (Berlo, 1960). Dari konteks komunikasi antar pribadi, maka proses menunjukan adanya pengiriman pesan dari seseorang kepada orang lain, sedangkan dari konteks komunikasi massa proses dimulai dari kegiatan pengumpulan, pengolahan dan penyebaran berita dari penerbit atau stasiun televisi kepada khalayak luas. b. Komunikasi Sebagai Simbolik

(26)

seminar bahwa “..meskipun kita hidup dalam satu bahasa yang sama (inggris), tetapi kita banyak berbeda dalam kerangka budaya.”

c. Komunikasi Sebagai Aksi

Komunikasi boleh dikata tidak pernah terjadi tanpa aksi, apakah itu diucapkan, ditulis, maupun dilakukan dalam bentuk isyarat. Bahkan gerakan dalam bentuk diam juga merupakan suatu aksi. Oleh karena aksi (action) merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang sebagai pelaku komunikasi, maka pada tindakan interaksi menuntut adanya umpan balik antara pihak-pihak yang ikut dalam proses komunikasi.

d. Komunikasi Sebagai Sistem

Sistem sering kali didefinisikan sebagai suatu aktivitas dimana semua komponen atau unsur yang mendukungnya saling berinteraksi satu sama lain dalam menghasilkan Iuaran (Semprivivo, 1982). Jika konsep sistem dikaitkan dengan komunikasi, maka dapat dikatakan bahwa proses komunikasi adalah suatu sistem. Hal ini tercermin dari unsur-unsur yang mendukungnya sebagai suatu kesatauan yang interaktif dan saling bergantung satu sama lain.

e. Komunikasi Sebagai Multidimensional

(27)

sumber tidak hanya mempengaruhi pesan, tetapi juga bisa memngaruhi saluran dan penerima dapat memngaruhi sumber (Hafiedcangara, 2016).

D. Fungsi Komunikasi

Fungsi adalah potensi yang dapat digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu. Komunikasi sebagai disiplin ilmu memilki fungsi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara klasik fungsi komunikasi pada dasarnya ditujukan untuk: (1) memberi imformasi, (2) menghibur, (3) mendidik, (4) membentuk opini publik. David K. Berlo menyebut secara ringkas bahwa komunikasi sebagai instrumen interaksi sosial berguna untuk mengetahui dan memprediksi sikap orang lain, juga untuk mengetahui keberadaan diri sendiri dalam menciptakan keseimbangan dengan masyarakat (Byrnes, 1965). Menurut Hafie Cangara, keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam mencapai sesuatu yang diinginkan, termasuk karier dan rezekinya mereka ditentukan oleh kemampuannya dalam berkomunikasi (Hafiedcangara, 2016).

E. Saluran Komunikasi

(28)

a. Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal merupakan bentukan dari hubungan satu kepada satu. Saluran komunikasi interpesonal bisa berbentuk tatap maupun berperantara. Contoh saluran komunikasi tatap muka seperti seorang kandidat kepresidenan yang berjalan melalui orang banyak sambil berjabat tangan atau sorang kandidat lokal yang melakukan kunjungan dari rumah kerumah di daerah pinggiran kota. Sedangkan Contoh untuk saluran berperantara ketika Janet Gray Hayes, wanita pertama yang terpilih menjadi walikota sebuah kota besar yang bependuduk lebih dari setengah juga orang ( San Jose, California) melakukan kampanye pada tahun 1974, ia menggunakan saluran interpesonal berperantara. Ia memasang “ Hayes Hotline”, sambungan telefon langsung kekantor kampanyenya yang

memungkinkan orang berbicara secara pribadi kepadanya tentang masalah yang mendapat perhatiannya (Nimmo, 2011).

b. Komunikasi Organisasi

(29)

c. Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan komunikasi yang menekankan satu kepada banyak. Komunikasi massa dibagi menjadi dua bentuk, masing-masing berdasarkan tingkat langsungnya komunikasi satu kepada banyak. Bentuk yang pertama terdiri atas komunikasi tatap muka seperti misalkan seorang kandidat politik berbicara depan rapat umum atau ketika seorang presiden muncul didepan khalayak besar reporter dalam konferensi pers. Bentuk yang kedua terjadi jika ada perantara ditempatkan diantara komunikator dan khalayak seperti medi massa , teknologi, sarana dan alat komunikasi lainnya (Nimmo, 2011).

3. Politik

A. Pengertian Politik

Politik Dalam kehidupan kita sehari-hari istilah “politik” sudah tidak begitu asing, karena segala sesuatu yang dilakukan atas dasar kepentingan kelompok atau kekuasaan sering kali diatasnamakan dengan label politik (Hafiedcangara, 2016:22). Jika dianggap bahwa disiplin ilmu politik mempelajari politik, maka perlu kiranya dibahas terdahulu mengenai itu politik itu. Dalam kepustakaan ilmu politik ada beberapa macam definisi mengenai politik. Karena pada perkembangannya yang begitu dinamis yang menyesuaikan zaman, komunikasi juga dikaitkan dengan politik. Politik seperti komunikasi adalah proses dan seperti komunikasi dan politik yang melibatkan pembicaraan ( Nimmo, 2011).

(30)

daratan yang bersifat institusional yuridis, sementara yang berkembang di Amerika adalah teori politik. Dalam pandangan para sarjana amerika, ilmu politik sebagai limu negara bukan lagi dalam pengertian isntitusi yang statis, tetapi lebih maju dengan melihat negara sebagai lembaga politik yang memengaruhi kehidupan masyarakat (Hafiedcangara, 2016).

Sedangkan pengertian politik berasal dari kata “polis” yang berarti negara, kota, yaitu secara totalitas merupakan kesatuan antara negara (kota) dan masyakatnya. Kata “polis” ini berkembang menjadi “politicos” menjadi “politera” yang berarti hak-hak kewarganegaraan (Nimmo, 2011:5). Politik adalah siapa memperoleh apa, kapan dan bagaimana pembagian nilai-nilai oleh yang berwenang dan pemegang kekuasaan untuk mempertahankan atau memperluas tindakan lainnya (Nimmo, 2011:8). Pada umumnya politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik (negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan itu. Politik selalu menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat (Public goal), dan bukan tujuan pribadi seseorang (private goals). Lagi pula politik menyangkut kegiatan berbagai kelompok termasuk partai politik dan kegiatan orang-orang (individu).

(31)

C. Strategi Komunikasi Politik

Strategi komunikasi politik merupakan sebuah taktik yang begitu berperan dalam pemenangan pemiihan umum. Keberhasilan strategi komunikasi politik merupakan sebuah kontribusi yang besar dalam menggunakan dan merencanakan strategi pasangan kandidat atau partai politik untuk menyusun tidak hanya untuk menghadapi pemilu namun juga pasca pemilu. Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planing) dan (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi untuk mecapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya (Effendy, 1995).

Oleh karena itu politik dan strategi, kedua hal tersebut harus berjalan beriringan apabila mengejar tujuan berpolitik dalam pemenangan pemilu atau pilkada. Sementara itu strategi juga membutuhkan taktik, persyaratan dalam sebuah perencanaan taktik adalah perencanaan strategi. Perencanaan taktik dan pengambilan tindakan hanya dapat memiliki arti apabila sebuah strategi direncanakan secara teliti. Jadi perencanaan taktik dapat memberikan jawaban atas pertanyaan siapa, akan melakukan apa, kapan, dimana, bagaiamana dan mengapa. Keputusan taktis semacam ini digunakan untuk mecapai setiap tujuan strategis. Keputusan-keputusan ini terutama tergantung pada pengenalan akan ruang lingkup, kerangka prasyarat, dan kelompok pribadi. Oleh karena itu, perencanaan taktis hendaknya tidak direncanakan dari tingkat strategis, melainkan oleh pimpinan yang ada ditingkat taktis, karena hanya disinilah pengetahuan yang dibutuhkan berada (Schroder, 2004).

(32)

menjadi strategi komunikasi politik yang efektif. Pertama, agus istiqlal mempunyai modal sosial (social capital), modal sosial ini bisa diliat ia lihai dalam berkomunikasi dengan masyarakat selain itu dilatar belakangi orang yang berpendidikan dan dia juga sebelumnya pernah mengikuti Pemilukada Lampung Barat sebagai calon bupati sewaktu Kabupaten Pesisir Barat masih tergabung dengan kabupaten lampung barat. Kedua, memiliki financial yang mendukung, karena bagaimanapun sistem demokrasi yang melahirkan (one man one vote) menggiring seorang kandidat harus memperoleh suara mayoritas jika ingin menang. Dan untuk menjalankannya, dukungan finansial yang memadai nyaris tidak bisa dihindari. Ketiga, jaringan (network), seorang kandidat kepala daerah harus memiliki jaringan luas. Jaringan ini terbagi menjadi 2 yaitu pertama, jejaring komunitas, seperti majelis taklim, kelompok petani, kelompok nelayan dan komunitas lainnya. Kedua, jejaring yang bisa dibentuk untuk memenangkan pemilukada.

D. Pemilihan Kepala Daerah 1. Pemilu

a. Pengertian Pemilu

Pemilihan umum yang kemudian disingkat pemilu adalah sarana pelaksana kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam kesatuan republik Indonesia berdasarkan pancasila dan undang-undang dasa negara republik Indonesia tahun 1945. Pemerintah negara dibentuk melalui pemilu itu adalah berasal dari rakyat, dijalankan sesuai kehendak rakyat ( Haryanto, 1984).

(33)

2. Pemilu Presiden Dan Wapres,

3. Pemilu Kepala Daerah (Gubernur, Bupati, Walikota).

Ketentuan pemilu yang sesuai dengan amandemen UUD 1954 yang terdapat pada UUD 1954 didalam Bab VIIB yang mengatur tentang pemilihan umum. Ini merupakan perubahan ketiga dari konstitusi tahun 2001. Dalam pasal 22 E ayat (1) dinyatakan

“ Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil

setiap 5 tahun sekali ”.

Kemudian pada ayat (2) menyatakan

“ Pemilihan diselenggarakan untuk memilih anggota dewan perwakilan rakyat, dewan

perwakilan daerah, presiden dan wakil presiden, serta dewan perwakilan rakyat daerah ”.

Sementara itu sebagai pelaksananya disebutkan dalam ayat (5) yaitu

“ Pemilihan umum diselenggrakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat nasional,

tetap dan mandiri “.

b. Sistem Pemilu

(34)

Menurut Afan Gaffar, untuk menentukan sistem pemilu yang tepat bagi sebuah negara atau masyarakat, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan:

1. Electoral Formula (sistem pemilu). Electoral formula ini akan menetukan alokasi kursi yang diberikan pada masing-masing partai yang bersaing. Dalam ilmu politik secara umum dikenal dua jenis pemilihan, yaitu :

- Sistem distrik/sistem pluralistik (single-member constituency), sistem ini merupakan sistem yang paling tua dan didasarkan atas kesatuan geografis yang lazim disebut distrik. Setiap distrik mempunyai satu wakil dalam Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

- Sistem refresentasi proportional (multi-member constituency), gagasan pokok dalam sistem ini adalah bahwa jumlah kursi yang diperoleh oleh suatu partai sesuai dengan jumlah suara yang diperoleh.

2. Distrik Magnitude (besaran kursi dalam distrik). Distrik magnitude menetukan jumlah wakil rakyat yang dipilih disetiap distrik. Besaran distrik bisa berbeda-beda tergantung pada kepadatan penduduknya. Semakin besar magnitude sebuah distrik maka semakin besar partai-partai kecil terlindungi.

3. Electoral Treshold, yaitu jumlah dukungan minimal yang harus diperoleh partai untuk mendapatkan kursi dilembaga perwakilan.

Tahap pelaksanaan sebagaimana yang dimaksud dalam peraturan perundang-undangan tentang pemilu yaitu:

1. Penetapan daftar pemilih.

2. Pendaftaran dan penetapan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah. 3. Kampanye.

(35)

5. Perhitungan suara.

6. Penetapan pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih, pengesahan dan pelantikan (Samsulwahidin, 2008).

2. Pemilihan Umum Kepala Daerah

Dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Dan PP No. 6 tahun 2005 Pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa Pemilhan Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah yang selanjutnya disebut pemilukda adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat diwilayah provinsi dan atau kabupaten/kota berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar negara republik indonesia tahun 1945 untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah.

Pemilukada langsung berarti mengembalikan hak-hak dasar masyarakat di daerah untuk memberikan kewenangan yang utuh dalam rangka rekrutmen lokal secara demokratis (Jokoprihatmoko, 2005).

Berdasarkan UU N0. 32b Tahun 2004 pasal 56 ayat 1 menyebutkan bahwa “Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil”.

1. Langsung

Rakyat yang berkedudukan di daerah sebagai pemilih mempunyai hak untuk memberikan suaranya secara langsung sesuai dengan kehendak hati nuraninya tanpa perantara.

2. Umum

(36)

tahun 2005. Bersifat umum adalah mengandung makna bahwa menjalin kesempatan seluas-luasnya bagi warga negara tanpa memandang perbedaan.

3. Bebas

Setiap warga negara yang ditetapkan sebagai pemilih berhak memberikan suara atau menentukan pilihannya tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

4. Rahasia

Dalam menetukan pilihannya pemilih dijamin tidak akan diketahui pilihannya oleh siapapun.

5. Jujur

Dalam menyelenggarakan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah, pasangan calon, aparat pemerintah, partai politik, pengawas pemilihan, pelaksana pemilihan dan pihak-pihak lainnya yang terlibat haruslah bersikap jujur.

6. Adil

Penyelenggara pemilihan dan pihak-pihak yang terkait haruslah bersikap adil terhadap pemilih dan pasangan calon.

(37)

E. DEFINISI KONSEPTUAL

Definisi konseptual adalah suatu usaha untuk menjelaskan mengenai pembatasan antara konsep yang satu dengan yang lainnya agar tidak terjad kesalah pahaman.

1. Strategi Komunikasi Politik

Strategi komunikasi politik merupakan taktik dan upaya kontestan untuk lebih dekat dengan masyarakat, menyampaikan produk politik, membangun massa, membentuk image positif untuk mendapatkan simpati pemilih dalam rangka untuk menjadi pemenang dalam kompetisi Pemilihan Umum Kepala Daerah .

2. Pemilu Kepala Daerah

(38)

F. DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional adalah cara mengukur dan melihat variabel, sehingga penelitian ini akan benar-benar terarah dengan baik dan jelas. Agar suatu penelitian dapat diukur dengan terarah maka perlu disusun definisi operasionalnya, sebagai berikut :

1. Strategi Komunikasi

a. Mengamati Permasalahan  Analisis Kondisi Wilayah

 Analisis Kekuatan Dan Kelemahan  Analisis Media Komunikasi

b. Perencanaan Dan Pembuatan Program  Membuat Target Suara

 Mendesain Dan Membangun Suara  Meng-Upgrade Suara

c. Mengambil Tindakan Berkomunikasi  Komunikasi Massa

 Komunikasi Organisasi  Komunikasi Interpersonal

d. Evaluasi Program Kerja

(39)

G. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian

Penelitian merupakan suatu proses yang panjang, penelitian berawal dari minat yang ada dalam diri seseorang dalam memahami fenomena tertentu yang kemudian berkembang menjadi ide, teori dan konsep. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analisis kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistik-konstekstual melalui pengumpulan data dan latar alami dengan memanfaatkan penelitian sebagai instrumen kunci (Satroasmoro, 2011).

Penelitian kualitatif dapat dikonstruksi sebagai suatu strategi penelitian yang biasanya menekankan kata-kata daripada kuantifikasi dalam mengumpulkan analisis data, menekankan pendekatan induktif untuk hubungan antara teori dan penelitian, yang tekanannya pada penempatan (generation of theory). Oleh karena itu penelitian kualitatif didefinisikan sebagai suatu proses penyelidikan untuk memahami masalah sosial berdasarkan pada penciptaan gambaran holistik/lengkap yang dibentuk dengan kata-kata, melaporkan pandangan imforman secara terperinci, dan disusun dalam sebuah latar alamiah (Creswell, 1994).

(40)

2. Jenis Data a. Data Primer

Data primer (Primary Data) adalah suatu objek atau dokumen original material menatah dari pelaku yang disebut “first-hand imformation”. Data yang dikumpulkan dari situasi aktual ketika peristiwa terjadi dinamakan data primer. Sumber data yang di peroleh secara langsung sebagai hasil pengumpulan peneliti sendiri yang berupa kata atau frase yang di peroleh melalui pengamatan dan wawancara. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara kepada sumber yang telah ditetapkan seperti Bupati terpilih, ketua tim pemenangan, dan beberapa tim pemenangan tingkat kecamatan (Umasekaran, 1992).

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang di kumpulkan dari tangan kedua (Second-Hand Information) atau dari sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan. Data yang di kumpulkan melalui sumber-sumber lain yang tersedia di sebut data sekunder. Sumber data sekunder meliputi komentar,interpretasi atau pembahasan tentang original (Umasekaran, 1992).

(41)

didapat oleh peneliti melalui internet maupun secara langsung, buku-buku, makalah, jurnal dan arsip yang berhubungan dengan penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau imformasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden) atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut atau face to face. Wawancara dilakukan kepada Bupati dan Wakil Bupati terpilih, ketua tim sukses, dan ketua komisi pemilihan umum daerah (KPUD) untuk memperoleh data dan imformasi yang diperlukan sesuai dengan judul penelitian (Notoatmojo, 2011).

b. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu diperoleh dari penelitian pustaka (Library Research) dengan mencari data berupa buku, arsip-arsip, artikel serta kutipan-kutipan pernyataan para tokoh dimedia massa yang relevan dengan judul penelitian. Sebagai bahan imformasi atau data sebagai bahan penunjang wawancara penulis (Notoatmojo, 2011).

4. Teknik Analisis Data

(42)

dengan mencoba memahami masalah paradigma yang muncul diantara masyarakat (Lexymoeloeng, 2000).

(43)

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

A. GAMBARAN UMUM DAERAH

Kabupaten Pesisir Barat merupakan salah satu bagian dari wilayah Provinsi Lampung yang terletak di antara 4,40’0”- 60’0” Lintang Selatan dan 103’0” –104,50’,0” Bujur Timur.

Peta Administrasi Kabupaten Pesisir Barat (Sumber: Ditjen Penataan Ruang Kementerian PU)

(44)

Kecamatan Banding Agung Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Provinsi Sumatera Selatan.

 Selatan, Samudera Hindia.

 Barat, Kecamatan Nasal Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu.

 Timur Desa Tampang Tua Kecamatan Pematang Sawa, Desa Sedayu, Desa Sidomulyo Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus.

Secara administratif wilayah Kabupaten Pesisir Barat terdiri dari 11 (sebelas) kecamatan yang terbagi menjadi 116 (seratus enam belas) pekon/desa dan 2 (dua) kelurahan. Dari 11 (sebelas) kecamatan yang ada, Kecamatan Bengkunat Belimbing merupakan kecamatan yang mempunyai wilayah terluas yaitu sekitar ± 943,70 Km2. Sedangkan Kecamatan Krui Selatan merupakan kecamatan yang mempunyai wilayah terkecil yaitu sekitar ± 40,92 Km2.

(45)
[image:45.612.71.496.168.370.2]

ini :

Table 1.5 Luas Wilayah Dan Jumlah Penduduk Perkecamatan.

No. Kecamatan Jumlah Desa/Kel Luas Wilayah (Km2) Jumlah Penduduk

1. Pesisir Tengah 8 120,6 18.399

2. Way Krui 10 40,9 9.536

3. Krui Selatan 10 36,3 10.554

4. Karya Penggawa 12 211,1 15.374

5. Pesisir Utara 12 84,5 8.813

6. Lemong 13 455 13.602

7. Pesisir Selatan 15 409,2 23.447

8. Ngambur 9 327,2 19.210

9. Bengkunat 9 215 11.366

10. Bengkunat Belimbing 14 943,7 24.036

11. Pulau Pisang 16 43,6 1.969

12. Jumlah 118 2.887,10 156.306

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015

B. PROFIL PASANGAN CALON

Gambaran Umun Pasangan DR. DRS. H. Agus Istiqlal SH, MH.- Erlina SP, MH (Udo Agus & Uwo Erlina) Dalam Pemilulkada Perdana Kabupaten Pesisir Barat Periode 2016-2021.

1. DRS. H. Agus Istiqlal SH, MH.

(46)

(SMP) dikampung halam tercinta way krui.

Dengan sifat yang dipunyai sejak kecil sebagai orang yang Pintar, Mandiri dan Jiwa Sosial yang baik, Ia berani keluar dari zona nyamannya Beliau merantau ditanah jawa melanjutkan pendidikannya Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jawa Barat tepatnya dikota bogor. Kemudian beliau melanjutkan studinya di Universitas Pasundan dengan mengambil jurusan Ilmu Sipil Administrasi Negara hingga akhirnya tahun 2004 beliau menyelesaikan gelar doktornya di Universitas ternama Universitas padjajaran.

Dengan bekal pendidikan yang mumpuni dan konsen disipilin ilmu hukum beliau mulai bekerja di kejaksaan tinggi jawa barat hingga pada puncaknya tahun 2015 meliau menjabat di lembaga penegak hukum lebih tepatnya Kejaksaan Agung Republik Indonesia sebagai Kasubdit TUT dan Ham Berat JAMPIDSUS Kejaksaan Agung Republik Indonesia. Pada saat profesional bekerja di Kejaksan Agung RI, tidak jarang beliau sering pindah tugas dan secara otomatis pindah kedaerah lain dimana beliau ditugaskan. Pada saat Kabupaten Pesisir Barat masih belum pemekaran yang tergabung di Kabupaten Lampung Barat, beliau pernah mengikuti pilkada kabupaten lambar tapi beliau gagal dan hanya selisih suara yang tipis.

(47)

Nama DR. DRS. H. Agus Istiqlal SH, MH

Nama Panggilan Udo Lal

Tempat/ Tanggal Lahir Jakarta, 29 agustus 1961

Agama Islam

Alamat Tempat Tinggal Desa Gunung Kemala Kecamatan Way Krui

Status Kawin

Jenis Kelamin Laki-laki

Usia 54 tahun

Riwayat Pendidikan - SDN 1 Ulu Krui - SMPN 1 Krui - SMAN 2 Bogor - Universitas Pasundan - Universitas Islam Nusantara

- Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Iblam - Universitas Padjajaran Bandung Pengalaman Organisasi

-Pengalaman Pekerjaan - Kabag Pengajar DTF Badan Diklat Kejaksaan Agung RI

- Kepala Kejaksaan Negeri Kota Agung Tanggamus

Jabatan Sekarang - Kasubdit TUT Ham Berat JAMPIDSUS Kejaksaan Agung RI

[image:47.612.76.481.91.647.2]
(48)

Erlina, perempuan tangguh yang dilahirkan di Penengahan Krui 18 agustus 1975. Ia Merupakan seoarang perempuan berjiwa kartini, organisator dan mempunyai jiwa sosial yang baik. Semenjak memulai studinya dibangku perkuliahan ia merupakan mahasiswi yang aktif diberbagai organisasi kampus baik internal atau eksternal kampus. Kesukaannya dalam berorganisasi tidak hanya saat menjadi mahasiswi, tapi berlanjut hingga tahap berkeluarga, Ia menjadi pengurus sentral di berbagai organisasi tingkat provinsi. Kepiawaiannya dalam berorganisasi kemudian dipercaya menjadi ketua oleh beberapa organisasi baik tingkat kabupaten hingga tingkat provinsi.

Terlepas dari menjalankan amanah organisasi dan profesional dalam pekerjaan, Ia juga mempunyai jiwa sosial yang baik. Atas pengalaman yang hebat dari berorganisasi wajar saja jika Erlina dekat dengan masyarakat atas kelihaiannya dalam membangun komunikasi.

(49)

Nama Erlina SP, MH

Nama Panggilan Wo Erlina

Tempat/ Tanggal Lahir Penengahan Krui, 18 agustus 1975

Agama Islam

Alamat Tempat Tinggal Jl. Bunga Lili 4 No 22 RT 08 LK 1 Perumnas Way Kandis Tanjung Senang Bandar Lampung

Status Kawin

Jenis Kelamin Perempuan

Usia 39 tahun

Riwayat Pendidikan - SDN 1 Penengahan Krui - SMPN 2 Krui

- SMAN 3 Tanjung Karang - Universitas Lampung

- Universitas Bandar Lampung

Pengalaman Organisasi - Ketua pimpinan wilayah lembaga kesehatan nahdatul ulama provinsi lampung

- Ketua pemberdayaan perempuan KNPI Lampung

- Ketua DPD KNPI provinsi lampung - Pembina koalisi perempuan (KPI) Kota

Bandar Lampung

- Ketua pimpinan wilayah lembaga kajian dan pengembangan sumber daya manusia (lakpesdam) nahdatul ulama provinsi lampung

Pengalaman Pekerjaan

[image:49.612.78.478.92.720.2]
(50)

C. Visi Dan Misi Pasangan Calon DRS. H. Agus Istiqlal SH, MH.- Erlina SP, MH

1. Visi

“Terwujudnya Masyarakat Pesisir Barat Yang Madani, Mandiri Dan Sejahtera”

a. Madani

Masyarakat yang beradab dalam membangun, menjalani dan memaknai kehidupannya. Sebuah sistem sosial berdasarkan prinsip moral.

b. Mandiri

Kondisi tidak bergantung kepada orang lain secara ekonomi.

c. Sejahtera Berkecukupan.

2. Misi

a. Mewujudkan masyarakat Pesisir Barat yang religius, cerdas, sehat dan berahlak mulya b. Meningkatkan produktivitas ekonomi masyarakat pekon dan oftimalisasi pemanfaatan

kekayaan laut, pertanian, kehutanan sebagai basis ekonomi kerakyatan

(51)

kearifan lokal

e. Meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat guna menciptakan pemerintahan yang baik dan bersih (good governance).

D. Program Kerja Pasangan Calon DR. DRS. H. Agus Istiqlal SH, MH.- Erlina SP, MH 1. Arah kebijakan

a. Meningkatkan kualitas/mutu pendidikan dan melaksanakan pendidikan 12 tahun menuju tahapan gratis

b. Meningkatkan pelayanan, fasilitas kesehatan yang baik, tenaga kesehatan yang profesional c. Mengatas dan memfasilitasi sumber daya energi agar permasalahan listrik dapat teratasi d. Menggalakan kembali potensi perkebunan , kehutanan seperti damar, cengkeh, kelapa dll

yang selama ini menjadi idola Pesisir Barat

e. Meningkatkan usaha produksi perikanan dan pengolahan hasil laut. f. Perbaikan sistem perizinan yang mudah, cepat dan murah

g. Membangun insfrastruktur yang berkualitas untuk mendorong peningkatan produksi dan distribusi hasil pertanian dan perkebunan

h. Memfasilitasi usaha kecil menengah (UKM) mendorong tumbuhnya usaha baru dan penciptaan lapangan pekerjaan

i. Meningkatkan dan mempromosikan daya tarik objek wisata dan budaya agar mampu menarik wisatawan sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah

(52)

a. Pembangunan sarana/prasarana kantor pemda

b. Peningkatan kemampuan sumber daya manuasia (SDM) aparatur pemda

c. Peningkatan/pembukaan jalan yang menuju titik distribusi dan produksi hasil pertanian, perkebunan dan perikanan

d. Program penataan kota krui (master plan kota krui) e. Program pengembangan wisata (master plan)

f. Mendorong PLN agar dapat mengatasi krisis listrik dikabupaten pesisir barat

g. Pengembangan komoditi kelapa, cengkeh, damar dll agar menjadi komoditi unggulan pesisir barat

h. Program peningkatan hasil usaha laut/pertanian.

E. Susunan Tim Suskes (Arjuna) Pemenangan H. Agus Istiqlal Dan Erlina Pilkada Kabupaten Pesisir Barat 2015 Krui.

[image:52.612.74.492.581.714.2]

Berdasarkan keputusan Calon Bupati Dan Calon Wakil Bupati Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung Nomor: SK /01/VIII.06.2015 tentang penetapan tim pemenangan kegiatan Pilkada Calon Bupati Dan Calon Wakil Bupati Kabupaten Pesisir Barat periode tahun 2016-2021. Table 1.8 Data Tim Sukses Arjuna ( Agus Istiqlal – Erlina ) :

NO. NAMA JABATAN ALAMAT

1 H. DARUSSAMIN PENASEHAT PASAR KRUI

2 AIDIN ADLAN PENASEHAT PEDADA

3 ALI HANAPIAH ARDA PENASEHAT PG TAMPAK

4 CHAIRULLAH. AY PENASEHAT GN KEMALA

5 MADRAN SOBRI PENASEHAT SUKA RAJA

6 H. ASAN AKIP PENASEHAT KAMPUNG JAWA

7 KADEK ARTAWAN PENASEHAT NGAMBUR

(53)

11 ASH SIDIK M, S.T.P SEKRETARIS UMUM GK TIMUR

12 KHOLISWAN WAKIL SEKRETARIS GN KEMALA

13 KOMARUDIN WAKIL SEKRETARIS RATA AGUNG

14 ALI SUKRI, ST BENDAHARA I KURIP

15 KHAIRUL MUHTAR BENDAHARA II P.PISANG

16 SAMERI HAKIM KETUA I (LEMONG) MENYANCANG

17 ALI MUDDIN KETUA II (PSS UTA) KAMPUNG BARU

18 JON KETUA III (P. PSG) KAMPUNG JAWA

19 SAMSUL BAROYA KETUA IV ( K.PGW)

20 DALOM NASRI AZI KETUA V ( W.K) BIHA

21 H. IJAT KETUA VI (PS.TGH)

22 MULYADI KETUA VII(KR. SEL)) NGR NGARAS

23 LEKAT IRAWAN KETUA VIII (PS.SEL) PEMERIHAN

24 MARYADI KETUA.IX(NGAMBUR RATA AGUNG

25 TARMIZI KETUA X (NGARAS) MALAYA

26 CAHYADI KETUAXI (B. BLMBG) MERANGKA

27 INDRO KORLAP LMG LEMONG

28 MUBAHIS KORLAP LEMONG WALUR

29 MUZAMMIR KORLAP LEMONG K. DALAM

30 DIRMAN KORLAP LEMONG K. LANGGAR

31 TARMIZI KORLAP PS UTARA BALOM

32 SUHAN KORLAP PS UTARA P.PISANG

33 FIKRI KORLAP PS UTARA P.PISANG

34 NARUDDIN KORLAP PS UTARA P.PISANG

35 IWAN KORLAP P.PISANG ULOK

36 RIZAL KORLAP P.PISANG PENENGAHAN

37 ELDIPIR KORLAP P.PISANG PENENGAHAN

38 MURSALIN KORLAP K.PGW WAY NUKAK

39 FATAHUL ARIFIN KORLAP K. PGW SUKA MARGA

40 RJ. RUDI KORLAP K. PGW KAMPUNG BARU

41 DARMAWAN KORLAP K. PGW SUKA RAJA

42 CIANAS KORLAP W.KRUI GN KEMALA

43 KOMARUL ZAMAN KORLAP W.KRUI KAMPUNG JAWA

44 SAPRIL KORLAP W.KRUI PASAR KRUI

45 DLM. ZAINAL KORLAP W.KRUI SERAY

46 H. NIZAR KORLAP PS. TGH PAHMUNGAN

47 RIFRIN KORLAP PS. TGH PD RAYA

48 DARYONO KORLAP PS. TGH WAY NAPAL

49 ULIL AMRI KORLAP PS. TGH B KENCANA

50 HAPZAN SIDIK KORLAP KRUI SEL PD RAYA

51 RJ. PANDI KORLAP KRUI SEL WAY NAPAL

52 RJ. EFENDI KORLAP KRUI SEL B KENCANA

(54)

56 YULYAN PUTRA KORLAP PS. SEL SUMUR JAYA

57 IDHAM KORLAP PS. SEL MARANG

58 NURHADI KORLAP NGAMBUR

59 FAISOL KORLAP NGAMBUR PASAR MINGGU

60 BASIT KORLAP NGAMBUR

61 MAZKUR KORLAP NGAMBUR

62 MAT NAWAWI KORLAP B. BLBG

63 ZAMMIL HUSIN KORLAP B. BLBG SUMBEREJO

64 RASID KORLAP B. BLBG PENYANDINGAN

65 SOFYAN AMIN KORLAP B. BLBG TJ REJO

66 IWAN STIAWAN KOOR. HUMAS GK TIMUR

67 ANDI BANGSAWAN HUMAS SUKA RAJA

68 IMRON HUMAS SUKA RAJA

69 MAT RUSWAN HUMAS WAY NUKAK

70 YUZET TOHIR HUMAS GN KEMALA

71 MADARUSMAN HUMAS SUKA MARGA

72 TOHAR HUMAS SUKA MARGA

73 KADEK SURAMI HUMAS MARANG

74 MAT RUSWAN HUMAS GN KEMALA

75 MAULANA Z KOOR. LOGISTIK GK TIMUR

76 M. NUWAR LOGISTIK SUKA RAJA

77 M. TASWIN. B LOGISTIK GK TIMUR

78 AMADUDIN QOLBI LOGISTIK GK TIMUR

79 EDWAR ZAHARI LOGISTIK SUKA RAJA

80 BAZA NURHUSIN LOGISTIK GN KEMALA

81 KAILANI LOGISTIK GN KEMALA

82 RIZAL MUSTAPA LOGISTIK GN KEMALA

83 MUALLIM LOGISTIK GK TIMUR

84 EDI YANTO M LOGISTIK GK TIMUR

85 MARWAZI LOGISTIK SUKA RAJA

86 ZIKRULLAH KOOR PGL MASSA BIHA

87 BENI IRAWAN SIE PGL MASSA SUKA RAJA

88 ROHAN EFENDI SIE PGL MASSA PASAR KRUI

89 ELIZA WATI , S. Sos SIE PGL MASSA RAWAS

90 AMIGUSMAN, SH SIE PGL MASSA GK TIMUR

91 BERLIAN BUSTANI SIE PGL MASSA

92 SAHDATI SIE PGL MASSA BIHA

93 AMBAR TEGUH . S SIE PGL MASSA

94 AMIR HAKIM SIE PGL MASSA PENENGAHAN

95 EDI YANSYAH KOOR PGL MASSA

96 INDRA BANGSAWAN SIE PGL MASSA GN KEMALA

97 NURHASAN SIE PGL MASSA GN KEMALA

(55)

101 RAJA FINNUR SIE PGL MASSA GN KEMALA

102 MARWADI HB SIE PGL MASSA GN KEMALA

103 RAJA YUSTU YUZLI SIE PGL MASSA GN KEMALA

104 BOBI ANDERSON KOOR ADVOKASI MENYANCANG

105 DWI KARYANTO SIE ADVOKASI PASAR

(56)

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK TIM PEMENANGAN PASANGAN BUPATI TERPILIH DALAM MEMENANGKAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH PERDANA

KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN 2015

A. STRATEGI KOMUNIKASI

1. Mengamati Permasalahan (Pemetaan Politik)

Dalam rangka mewujudkan Kabupaten Pesisir Barat yang mandiri dan maju yang sesuai dengan amanat Otonomi Daerah. Kabupaten Pesisir Barat semenjak di bentuk menjadi kabupaten Otonom pada tahun 2012 yang dipimpin oleh Bupati Penanggung jawab (PJ) selama dua kali yang ditunjuk langsung oleh Gubernur Provinsi Lampung. Hingga akhirnya pada tahun 2015 Kabupaten Pesisir Barat melangsung Pemilihan Kepala Daerah perdana serentak secara definitif yang secara bersamaan dilaksanakan seluruh Provinsi, Kabupaten Dan Kota seluruh daerah Indonesia.

(57)

dilakukan oleh penulis mengatakan bahwa :

“Pemilu Kepala Daerah Kabupaten Pesisir Barat pada tahun 2015 di ikuti oleh 4 (empat) pasangan calon yang diantaranya yaitu pasangan nomor urut pertama, (Agus Istiqlal-Erlina), pasangan nomor urut dua (Aria Lukita Budiwan-Efan Tolani, pasangan nomor urut tiga (Jamal Naser-Syahrial) pasangan nomor urut empat (Oking Ganda Miharja-Irawan Topani)”.

[image:57.612.74.477.256.501.2]

Berikut tabel data keempat pasangan calon beserta partai pendukungnya :

Tabel 1.9 Daftar Pasangan Calon Pilkada dan Partai Pendukung.

No. Nama Pasangan Koalisi Partai

Pendukung 1. DR. DRS. H. Agus Istiqlal SH, MH.- Erlina SP, MH NASDEM 2

kursi

PAN 2 kursi PKB 2 kursi 2. Aria Lukita Budiwan, ST- Ir. Efan Tolani, M.Si Demokrat : 3

kursi

PKS : 2 Kursi PBB : 1 Kursi 3. Ir. H. Jamal Naser - H. Syahrial, ST Independen

4. Krt Oking Ganda Miharja, SH - Irawan Topani, SH, M.Kn

PDI-P : 5 Kursi PKPI 2 Kursi Sumber: Diolah Dari KPUD Pesisir Barat 2015.

(58)

No. Nama pasangan Perolehan Suara 1. DR. DRS. H. Agus Istiqlal SH, MH.- Erlina SP, MH 25.534 suara

2. Aria Lukita Budiwan, ST- Ir. Efan Tolani, M.Si 24.465 suara

3. Ir. H. Jamal Naser - H. Syahrial, ST 11.698 suara

4. Krt Oking Ganda Miharja, SH - Irawan Topani, SH, M.Kn

17.968 suara

Sumber : Diolah Dari KPUD Kabupaten Pesisir Barat 2015.

Kemenangan pasangan nomor urut satu Agus Istiqlal-Erlina bukan tanpa suatu kebetulan. Pasangan Agus Istiqlal-Erlina menjadi pemenang dengan memperoleh 25.534 suara dan mendominasi perolehan suara di (5) lima kecamatan yang di antaranya Kecamatan Bengkunat, Ngambur, Pesisir Selatan, Way Krui Dan Karya Penggawa.

[image:58.612.74.477.93.343.2]
(59)

pertama yaitu mengamati permasalahan yaitu pemetaan politik dalam artian memetakan wilayah target-target lumbung suara disetiap Tempat Penghitungan Suara (TPS). Tahapan ini sangat penting karena untuk Tim pemenangan dapat mengetahui Kecamatan dengan calon pemilih Daftar Pemilih Tetap (DPT) terbanyak, dapat mengetahui daerah lawan kandidat (Dapil lawan kandidat) sehingga dapat menguasai lapangan dengan baik dan tepat sasaran.

Dalam hasil wawancara kepada bapak Abdullah Hasim selaku Ketua tim sukses (pemenangan) Arjuna yang dilakukan oleh penulis mengatakan bahwa :

“Setelah pasangan agus Istiqlal Erlina ditetapkan sebagai Calon oleh KPUD Pesisir Barat yang sebelumnya bakal calon (balon). Tim Arjuna sudah jauh-jauh hari sebelumnya melakukan dan merancang Strategi Komunikasi Politik dalam upaya dapat memetakan wilayah target berdasarkan Daftar Pemilih Tetap(DPT) terbanyak perkecamatan dan daerah zona dapil lawan sehingga untuk itu tim melakukan perencanaan tahapan-tahapan strategi komunikasi politik”.

Berikut langkah-langkah tim pemenangan Arjuna dalam melakukan pemetaan politik: a. Analisis Kondisi Medan Wilayah (Lumbung Suara)

Ketua tim pemenangan bapak Abdullah Hasim mengatakan bahwa :

‘Langkah ini merupakan cara tim untuk dapat mengetahui wilayah perkecamatan yang mempunyai Daftar Pemilih Tetap (DPT) terbanyak dan dapat mengetahui wilayah zona lawan . Setelah Tim mengetahui wilayah kecamatan Dengan Daftar Pemilih (DPT) tetap terbanyak maka kecamatan tersebut secara otomatis menjadi acuan Tim Arjuna dalam perencanaan dan implementasi dilapangan”.

[image:59.612.75.484.626.711.2]

Berikut tabel data jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) perkecamatan.

Table 2.1 Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Perkecamatan :

No. Nama Kecamatan Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) 1 Bengkunat Belimbing 17.977 (Pemilih Tetap)

2 Bengkunat 6.606 (Pemilih Tetap)

3 Ngambur 13.981 (Pemilih Tetap)

(60)

7 Way Krui 6.114 (Pemilih Tetap) 8 Karya Penggawa 11.015 (Pemilih Tetap) 9 Pesisir Utara 6.223 (Pemilih Tetap)

10 Lemong 10.796 (Pemilih Tetap)

11 Pulau Pisang 1.321 (Pemilih Tetap) 12 Jumlah Keseluruhan 111.867 Pemilih Tetap Sumber : Diolah Dari KPUD Pesisir Barat.

Jika di lihat dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) terbanyak maka ada Kecamatan Bengkunat Belimbing, Ngambur, Pesisir Selatan Dan Pesisir Tengah. Secara otomatis kecamatan dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT) terbanyak tersebut akan menjadi target prioritas bagi tim Arjuna. Maka dengan itu secara kuantitas anggota tim pemenangan di Kecamatan tersebut akan dimaksimalkan dan didukung mobilitas yang mencukupi dalam rangka untuk mendominasi perolehan suara dikecamatan tersebut

Namun pengecualian untuk kecamatan Bengkunat Belimbing dan Pesisir Tengah karena masuk dalam zona lawan (Dapil lawan kandidat). Maka secara kualitas dan kuantitas tim didaerah tersebutkan lebih dimaksimalkan agar supaya hasil yang sudah ditargetkan secara realistis akan lebih maksimal.

Hal tersebut dibenarkan bapak Abdullah Hasim selaku ketua Tim sukses Arjuna bahwa “Dalam menentukan jumlah anggota tim dalam kecamatan mengacu pada jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) perkecamatan. Lebih jelasnya mengacu pada dua point”

Berikut dua point diantaranya sebagai berikut :  Jumlah Daftar Pemilih Tetap perkecamatan (DPT)

(61)
[image:61.612.78.479.156.373.2]

berdasarkan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) :

Tabel 2.2 Jumlah Anggota Tim Perkecamatan :

No. Nama Kecamatan Jumlah DPT/500 Jumlah Anggota Tim 1 Bengkunat Belimbing 17.977 700 Anggota

2 Bengkunat 6.606 260 Anggota

3 Ngambur 13.981 540 Anggota

4 Pesisir Selatan 17.962 700 Anggota

5 Krui Selatan 6.825 260 Anggota

6 Pesisir Tengah 13.047 520 Anggota

7 Way Krui 6.114 240 Anggota

8 Karya Penggawa 11.015 440 Anggota

9 Pesisir Utara 6.223 240 Anggota

10 Lemong 10.796 420 Anggota

11 Pulau Pisang 1.321 20 Anggota

12 Jumlah 111.867 3.920 Anggota

Sumber : Diolah Dari Data Tim Arjuna

Berdasarkan tabel diatas dikesimpulkan bahwa dalam menentukan jumlah anggota tim Arjuna yang mengacu pada jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) perkecamatan. Hal tersebut dalam rangka untuk memaksimalkan kinerja tim dalam hal keefektifan dan tepat sasaran di daerah peilihan (Dapil) yang sudah ditargetkan untuk mendapatkan perolehan suara yang semaksimal mungkin.

b. Analisis Kekuatan Dan Kelemahan Pasangan Kandidat Dan Lawan Kandidat

Menurut ketua tim sukses Arjuna bapak Abdullah Hasim dalam wawancara yang dilakukan oleh penulis bahwa tahapan ini sangat penting dilakukan untuk dapat mengetahui :

(62)

suku umur, jenis kelamin, pendidikan, afiliasi politik, kecamatan, desa) mana yang mendukung dan tidak mendukung masing-masing kandidat

 Mengetahui kelebihan (citra positif) dan kekurangan (citra negatif) dari masing-masing kandidat

 Mengetahui variabel apa saja yang menjadi modal bagi kendidat lawan.

Dengan menggunakan tahapan ini aka dapt menjadi acuan tim untuk memaksimalkan kelebihan dan membangun kelemahan pasangan Arjuna. Selain itu juga tim Arjuna dapat memanfaatkan kelemahan-kelemahan dari pihak lawan kandidat untuk mendapatkan simpati masyarakat.

Dalam tahapan pemetaan politik, strat

Gambar

Tabel 1.1 Daftar  Pasangan Calon Pilkada Perdana Kab. Pesisir Barat 2015
Tabel 1.2 Rekapitulasi Perolehan Suara  Pemilukada Kab. Pesisir Barat 2015.
Tabel 1.3 Strategi Positioning
Table 1.4 Unsur-Unsur Proses Komunikasi
+7

Referensi

Dokumen terkait