• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Rancang Bangun Sistem Informasi Rekam Medis Pasien di Puskesmas Kebonsari.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Rancang Bangun Sistem Informasi Rekam Medis Pasien di Puskesmas Kebonsari."

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

Nama : Fx Tambudi Hermono

NIM : 06.41010.0201

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA

2013

STIKOM

(2)

vi

Sistem yang telah berjalan di Puskesmas Kebonsari dihadapkan dengan beberapa permasalahan diantaranya, pencatatan dan penyimpanan data rekam medis pasien, pencatatan jumlah obat yang diberikan oleh dokter kepada pasien masih dilakukan secara manual, sehingga berakibat banyak hilangnya record rekam medis pasien dan record jumlah obat yang telah diberikan oleh dokter, selain itu dapat menghambat dalam proses pembuatan laporan bulanan baik laporan jumlah pemakaian obat dan pembuatan laporan jenis penyakit yang timbul untuk kepala Puskesmas Kebonsari.

Dari permasalahan yang ada di Puskesmas Kebonsari dibuat suatu sistem informasi rekam medis yang dapat memberikan kemudahan dalam pencatatan dan penyimpanan rekam medis pasien, pencatatan jumlah obat yang diberikan oleh dokter kepada pasien, serta dapat menghasilkan laporan jenis penyakit yang timbul dan laporan jumlah pemakaian obat.

Dari hasil uji coba sistem informasi rekam medis dapat menangani permasalahan yang sedang dihadapi oleh Puskesmas Kebonsari, diantaranya adalah pencatatan jumlah obat yang diberikan dokter kepada pasien, pencatatan dan penyimpanan data rekam medis pasien. Sistem informasi rekam medis ini juga dapat membantu pembuatan laporan jenis penyakit yang timbul dan laporan jumlah pemakaian obat yang dibutuhkan oleh kepala Puskesmas Kebonsari.

Kata kunci : Sistem Informasi Rekam Medis, Puskesmas.

STIKOM

(3)

ix

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...vi

KATA PENGANTAR ...vii

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR GAMBAR ...xii

DAFTAR TABEL ...xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...xvi

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Perumusah Masalah ...3

1.3 Pembatasan Masalah ...3

1.4 Tujuan ...3

1.5 Sistematika Penulisan ...4

BAB II LANDASAN TEORI ...6

2.1 Rekam Medis ...6

2.2 Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas ...8

2.3 Sistem Informasi ...9

2.4 Analisis Sistem ...9

2.5 Desain Sistem ...10

2.5.1 System Flow ...11

2.5.2 Data Flow Diagram (DFD) ...13

2.5.3 Konsep Dasar Basis Data ...15

2.5.4 Sistem Basis Data ...15

STIKOM

(4)

x

2.5.5 Database Management System...16

2.6 Web Application ...17

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ...19

3.1 Identifikasi Permasalahan ...19

3.1.1 Alur Kerja Sistem Puskesmas ...20

3.1.2 Menganalisis Kebutuhan Sistem pada Puskesmas ...21

3.2 Perancangan Sistem ...22

3.2.1 System Flow ...24

3.2.2 Diagram Berjenjang ...25

3.2.3 Data Flow Diagram (DFD) ...25

3.2.4 Entity Relationship Diagram (ERD) ...29

3.2.5 Struktur Database ...32

3.2.6 Desain Interface, Input dan Output ...37

3.3 Prosedur Evaluasi ...42

3.3.1 Desain Uji dan Subject Uji Coba ...42

3.3.2 Jenis Data dan Instrumen Pengumpulan Data ...47

3.3.3 Analisis Hasil Uji Coba ...47

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ...48

4.1 Kebutuhan Implementasi ...48

4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras ...48

4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ...49

4.2 Evaluasi Sistem ...50

4.2.1 Evaluasi Hasil Uji Coba Sistem ...50

4.2.2 Analisis Hasil Uji Coba ...61

STIKOM

(5)

xi

BAB V PENUTUP ...65

5.1 Kesimpulan ...65

5.2 Saran ...65

DAFTAR PUSTAKA ...66

LAMPIRAN ...68

STIKOM

(6)

1

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam penjelasan Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran, yang dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Menurut (Sjamsuhidajat & Alwy, 2006), manual rekam medis bersifat informatif bila memuat informasi sebagai berikut: catatan, merupakan uraian tentang identitas pasien, pemeriksaan pasien, diagnosis, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain baik dilakukan oleh dokter dan dokter gigi maupun tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan kompetensinya.

Menurut (Sjamsuhidajat & Alwy, 2006), rekam medis sangat berkaitan dengan manajemen informasi kesehatan karena data-data di rekam medis dapat dipergunakan sebagai : alat komunikasi (informasi) dan dasar pengobatan bagi dokter, dokter gigi dalam memberikan pelayanan medis, masukan untuk menyusun laporan epidemiologi penyakit dan demografi (data sosial pasien) serta sistem informasi manajemen rumah sakit, masukan untuk menghitung biaya pelayanan, bahan untuk statistik kesehatan, sebagai bahan/pendidikan dan penelitian data.

Istilah rekam medis tidak hanya digunakan di rumah sakit, melainkan juga di puskesmas. Puskesmas merupakan tempat untuk alternatif berobat, bagi masyarakat selain rumah sakit. Dari segi biaya yang lebih murah, keberadaan puskesmas hampir ada di setiap kecamatan. Dalam proses pelayanan kesehatan,

STIKOM

(7)

puskesmas mempunyai dokter yang ahli sehingga dapat membantu pasien dalam proses berobat.

Puskesmas Kebonsari memiliki jumlah pasien terdaftar antara 500 pasien atau lebih. Dengan banyak jumlah pasien yang berobat, Puskesmas Kebonsari dihadapkan masalah pada saat pasien berobat, data rekam medis pasien yang telah selesai berobat masih dicatat oleh dokter pada kartu berobat pasien dan tempat penyimpanan dari kartu berobat pasien yang bersangkutan masih belum tertangani dengan baik, sehingga record data rekam medis pasien sering hilang dan tidak terlacak keberadaannya. Selain masalah penanganan data rekam medis pasien, Puskesmas Kebonsari dihadapkan permasalahan lain yaitu pencatatan data pemakain obat oleh dokter yang masih belum tertangani dengan baik dan proses pembuatan laporan untuk kepala puskesmas yang terdiri dari laporan jenis penyakit yang timbul, dan laporan jumlah obat yang dipakai oleh dokter masih dilakukan secara manual dan belum ditangani secara baik, sehingga cukup menyita waktu dalam proses pengerjaan laporan dan pencatatan tersebut.

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh Puskesmas Kebonsari tersebut dibuatkan sistem informasi rekam medis yang mampu menangani proses pencatatan, penyimpanan dan pelaporan rekam medis di Puskesmas Kebonsari. Dengan adanya sistem informasi rekam medis ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan dalam pencatatan dan penyimpanan data rekam medis pasien agar lebih terjaga kerahasiaannya (Sjamsuhidajat & Alwy, 2006) serta dapat mempermudah karyawan puskesmas dalam proses pengerjaan laporan jenis penyakit dan laporan jumlah pemakaian obat.

STIKOM

(8)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan, sebagai berikut, yaitu: Bagaimana merancang dan membangun sistem rekam medis yang dapat menangani proses pencatatan dan pelaporan data rekam medis pada Puskesmas Kebonsari?

1.3. Pembatasan Masalah

Dalam sistem ini, agar tidak menyimpang dari tujuan yang akan dicapai maka pembahasan masalah dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

1. Sistem ini dapat menampilkan laporan dan informasi tentang rekam medis pasien, laporan jenis penyakit yang sering diderita oleh pasien puskesmas dan laporan jumlah pemakaian obat.

2. Sistem ini tidak menangani apotek.

3. Sistem ini tidak menangani pada laboratorium. 4. Sistem ini tidak menangani pembayaran pasien.

5. Bahasa pemrograman yang digunakan untuk membangun program adalah PHP dan database management system yang digunakan adalah MySQL.

1.4. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

Merancang dan membangun sistem rekam medis yang dapat digunakan untuk proses pencatatan, dan pelaporan rekam medis pada Puskesmas Kebonsari.

STIKOM

(9)

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Rekam Medis di Puskesmas Kebonsari” sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas pengertian rekam medis secara singkat, permasalahan yang ada, batasan masalah serta sistematika penulisan yang berisi penjelasan singkat pada masing-masing bab.

BAB II : LANDASAN TEORI

Untuk menghasilkan Rancang Sistem Rekam Medis diperlukan beberapa ruang lingkup, yaitu : teori tentang rekam medis, sistem pelaporan dalam puskesmas, konsep dasar sistem, konsep dasar sistem informasi, analisis dan perancangan sistem, system flow, data flow diagram, konsep dasar basis data, dan web application.

BAB III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Untuk merumuskan permasalahan pada Sistem Informasi rekam medis pasien dibutuhkan analisis sistem yang terdiri dari perumusan permasalahan dan di gambarkan pada blok diagram. Setelah itu dapat dibuatkan : System Flow Terkomputerisasi, Document Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), struktur tabel, Desain Input/Output dan Desain Uji Coba dan Analisis.

STIKOM

(10)

BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Dalam bab ini menjelaskan tentang hasil implementasi Sistem Informasi Rekam Medis yang dibuat di Puskesmas Kebonsari. Dilengkapi dengan perbaikan hasil yang dicapai dibandingkan dengan sistem yang lama, dan kendala-kendala yang ditemui selama penelitian.

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini dibahas tentang hasil dari implementasi Sistem Informasi rekam medis yang telah dibuat, apakah telah sesuai dengan hasil yang diharapakan? Dan lengkapi dengan kesimpulan dan saran dari penggunaan program aplikasi untuk pengembangan program selanjutnya.

STIKOM

(11)

6

LANDASAN TEORI

2.1 Rekam Medis

Dalam peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis dijelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan/pemberian resep, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan (Sjamsuhidajat & Alwy, 2006).

Sedangkan menurut Pasal 46 ayat (1) UU praktek kedokteran, yang dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan (Sjamsuhidajat & Alwy, 2006).

Kedua pengertian rekam medis diatas menunjukkan perbedaan yaitu Permenkes hanya menekankan pada sarana pelayanan kesehatan, sedangkan dalam UU Praktik Kedokteran tidak. Ini menunjukan pengaturan rekam medis pada UU Praktik Kedokteran lebih luas, berlaku baik untuk sarana kesehatan maupun di luar sarana kesehatan.

Rekam medik merupakan salah satu sumber informasi sekaligus sarana komunikasi yang dibutuhkan baik oleh penderita, maupun pemberi pelayanan kesehatan dan pihak-pihak terkait lain (klinisi, manajemen RSU, asuransi dan sebagainya), untuk pertimbangan dalam menentukan suatu kebijakan tata laksana/pengelolaan atau tindakan medik.

STIKOM

(12)

Guna mengungkapkan informasi apa saja yang dapat diperoleh dari rekam medis, maka dilakukan suatu studi eksplorasi terhadap rekam medik rawat jalan dan rawat inap di beberapa RSU pemerintah. Rekam medis dianggap bersifat informatif bila memuat informasi sebagai berikut (Sjamsuhidajat & Alwy, 2006).: 1. Catatan, merupakan uraian tentang identitas pasien, pemeriksaan pasien, diagnosis, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain baik dilakukan oleh dokter dan dokter gigi maupun tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan kompetensinya. 2. Dokumen, merupakan kelengkapan dari catatan tersebut, antara lain foto rontgen, hasil laboratorium dan keterangan lain sesuai dengan kompetensi keilmuannya.

Rekam Medik mencatat semua hal yang berhubungan dengan perjalanan penyakit penderita dan terapinya selama dalam perawatan di unit pelayanan kesehatan. Karenanya, rekam medis dapat menjadi sumber informasi, baik bagi kepentingan penderita, maupun pihak pelayanan kesehatan, sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil tindakan medik atau menentukan kebijakan tata laksana / pengelolaan.

Rekam medis menyimpan data klinik penderita baik yang rawat inap maupun rawat jalan, disamping itu rekam medis dapat pula bertindak sebagai suatu scratch pad yang antara lain berisi pendapat/ pandangan, kesan, atau permintaan (requests) pada anggota tim kesehatan lainnya untuk suatu layanan/tindakan/rujukan bagi penderita yang bersangkutan serta tanggapan atas permintaan/ pendapat/kesan tersebut. Dengan demikian Rekam medis juga berfungsi sebagai sarana komunikasi antar anggota tim kesehatan yang terlibat dalam pelayanan tersebut (Gondodiputro,2007).

STIKOM

(13)

2.2 Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas Kebonsari

Pencatatan kegiatan harian progam puskesmas dapat dilakukan di dalam dan di luar gedung. Pelaporan yang dibuat dari dalam gedung Puskesmas adalah semua data yang diperoleh dari pencatatan kegiatan harian progam yang dilakukan dalam gedung puskesmas seperti tekanan darah, laboratorium, KB dan lain-lain. Data yang berasal dari luar gedung adalah data yang dibuat berdasarkan catatan harian yang dilaksanakan diluar gedung Puskesmas seperti kegiatan progam yandu, kesehatan lingkungan, UKS, dan lain-lain.

Pencatatan harian masing-masing progam Puskesmas dikompilasi menjadi laporan terpadu puskesmas atau yang disbut dengan system pencatatan dan pelaporan terpadu Puskesmas (SP2TP). SP2TP ini dikirim ke dinas kesehatan Kabupaten atau kota setiap awal bulan, kemudian DINKES kabupaten atau kota mengolahnya dan mengirimkan umpan baliknya ke DINKES propinsi dan Depkes pusat. Umpan balik tersebut harus dikirimkan kembali secara rutin ke Puskesmas untuk dapat dijadikan evaluasi keberhasilan progam. Namun sejak otonomi daerah dilaksanakan puskesmas tidak punya kewajiban lagi mengirimkan laporan ke DEPKES pusat tetapi dinkes kabupaten/kota lah yang berkewajiban menyampaikan laporan rutinnya ke depkes pusat (Gondodiputro,2007). Ada beberapa jenis laporan yang dibuat oleh Puskesmas antara lain:

1. LB1 Data Kesakitan , berasal dari kartu atau status rekam medis pasien. 2. LB4 Pemakaiaan Data Obat-obatan.

Ada juga jenis laporan lain seperti laporan triwulan,laporan semester dan laporan tahunan yang mencakup data kehiatan progam yang sifatnya lebih komprehensif disertai penjelasan secara naratif. Yang terpenting adalah

STIKOM

(14)

bagaimana memanfaatkan semua jenis data yang telah dibuat dalam laporan sebagai masukan atau input untuk menyusun perencanaan puskesmas ( micro planning) dan lokakarya mini puskesmas (LKMP).

Analisis data hasil kegiatan progam puskesmas akan diolah dengan menggunakan statistic sederhana dan distribusi masalah dianalisis menggunakan pendekatan epidemiologis deskriptif. Data tersebut akan disusun dalam bentuk table dan grafik informasi kesehatan dan digunakan sebagai masukkan untuk perencanaan pengembangan progam puskesmas. Data yang digunakan dapat bersumber dari pencatatan masing-masing kegiatan progam kemudian data dari pimpinan puskesmas yang merupakan hasil supervisi lapangan.

2.3 Sistem Informasi

Menurut Herlambang & Tanuwijaya (2005:121), data adalah fakta-fakta atau kejadian-kejadian yang dapat berupa angka-angka atau kode-kode tertentu. Data masih belum mempunyai arti bagi penggunanya. Untuk dapat mempunyai arti data diolah sedemikian rupa sehingga dapat digunakan oleh penggunanya. Hasil pengolahan data inilah yang disebut sebagai informasi. Secara ringkas, Informasi adalah data yang telah diolah dan mempunyai arti bagi penggunanya. Sehingga sistem informasi dapat didefinisikan sebagai prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengolah data sehingga dapat digunakan oleh penggunanya.

2.4 Analisis Sistem

Menurut (Ladjamuddin,2005), tahapan analisis digunakan oleh sistem analis untuk membuat keputusan. Apabila sistem saat ini mempunyai masalah atau sudah tidak berfungsi secara baik, dan hasil analisannya digunakan dasar

STIKOM

(15)

memperbaiki sistem. Seorang analis perlu mengetahui ruang lingkup pekerjaan yang akan ditanganinya, perlu memahami sistem yang sedang berjalan saat ini dan dapat melakukan identifikasi terhadap masalah yang muncul dan mencari solusinya dengan profesional

Dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut:

1. Deteksi Masalah (Problem Detection).

2. Penelitian/investigasi awal (Initial Investigation). 3. Analisa kebutuhan sistem (Requirement Analysis).

4. Mensortir kebutuhan sistem (Generation of system alternatives). 5. Memilih sistem yang baik (Selection of proper system).

Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Tahap ini disebut dengan desain sistem.

2.5 Desain Sistem

Tahapan Perancangan (desain) Sistem dipergunakan untuk menganalisis, merancang, dan mengimplementasikan peningkatan-peningkatan fungsi bisnis yang dapat dicapai melalui penggunaan sistem informasi terkomputerisasi (Ladjamuddin,2005).

Menurut (Ladjamuddin,2005), kegiatan yang dilakukan dalam perancangan sistem adalah :

1. Perancangan Keluaran

STIKOM

(16)

Perancangan keluaran bertujuan menentukan keluaran-keluaran yang akan digunakan oleh sistem. Keluaran tersebut berupa tampilan-tampilan layar, dan juga format dan frekuensi laporan yang diperlukan.

2. Perancangan Masukan

Perancangan masukan bertujuan menentukan data-data masukan, yang akan digunakan untuk mengoperasikan sistem. Data–data masukan tersebut dapat berupa formulir-formulir, faktur, dan lain-lain yang berfungsi memberikan data masukan bagi pemrosesan sistem. Pada tahapan ini perlu juga ditentukan format data masukan agar sesuai dengan kebutuhan sistem.

3. Perancangan File

Perancangan file masuk dalam bagian perancangan basis data, yang diawali dengan merancang diagram hubungan antara entitas.

2.5.1.System Flow

Menurut (Hartono,2001), System flow atau bagan alir sistem merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. System

flow menunjukkan urutan-urutan dari prosedur yang ada di dalam sistem dan

menunjukkan apa yang dikerjakan sistem. Simbol-simbol yang digunakan dalam

system flow ditunjukkan pada Gambar 2.1.

STIKOM

(17)

1. Simbol Dokumen

2. Simbol Kegiatan Manual

3. Simbol Simpanan Offline

4. Simbol Proses

5. Simbol Database

6. Simbol Garis Alir

7. Simbol Penghubung ke Halaman yang Sama

8. Simbol Penghubung ke Halaman Lain

Gambar 2.1. Simbol-simbol pada System Flow

1. Simbol dokumen

Menunjukkan dokumen input dan output baik untuk proses manual atau komputer.

2. Simbol kegiatan manual

Menunjukkan pekerjaan manual. 3. Simbol simpanan offline

Menunjukkan file non-komputer yang diarsip. 4. Simbol proses

Menunjukkan kegiatan proses dari operasi program komputer. 5. Simbol database

Menunjukkan tempat untuk menyimpan data hasil operasi komputer. 6. Simbol garis alir

Menunjukkan arus dari proses. 7. Simbol penghubung

Menunjukkan penghubung ke halaman yang masih sama atau ke halaman lain.

STIKOM

(18)

2.5.2.Data Flow Diagram (DFD)

Menurut Kendall&Kendall (2003:263), DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir. DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur dan dapat mengembangkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur dan jelas.

2.5.2.1. Simbol-simbol yang digunakan dalam DFD

1. External Entity atau Boundary

External entity atau kesatuan luar merupakan kesatuan di lingkungan luar

sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem. External entity disimbolkan dengan notasi kotak.

2. Arus Data

Arus Data (data flow) di DFD diberi simbol panah. Arus data ini mengalir di antara proses, simpanan data (data store) dan kesatuan luar (external entity). Arus data ini menunjukkan arus data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.

3. Proses

Suatu proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin, atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk menghasilkan arus data yang akan keluar dari proses. Simbol proses berupa lingkaran atau persegi panjang bersudut tumpul.

STIKOM

(19)

4. Simpanan Data

Simpanan data merupakan simpanan dari data yang dapat berupa hal-hal sebagai berikut, sebagai gambaran:

1. Suatu file atau database di sistem komputer. 2. Suatu arsip atau catatan manual.

3. Suatu kotak tempat data di meja seseorang. 4. Suatu tabel acuan manual.

Simpanan data di DFD disimbolkan dengan sepasang garis horizontal paralel yang tertutup di salah satu ujungnya.

2.5.2.2. Context Diagram

Context Diagram merupakan langkah pertama dalam pembuatan DFD.

Pada context diagram dijelaskan sistem apa yang dibuat dan eksternal entity apa saja yang terlibat. Dalam context diagram harus ada arus data yang masuk dan arus data yang keluar.

2.5.2.3. Data Flow Diagram Level 0

DFD level 0 adalah langkah selanjutnya setelah context diagram. Pada langkah ini, digambarkan proses-proses yang terjadi dalam sistem informasi.

2.5.2.4. Data Flow Diagram Level 1

DFD Level 1 merupakan penjelasan dari DFD level 0. Pada proses ini dijelaskan proses apa saja yang dilakukan pada setiap proses yang terdapat di DFD level 0.

STIKOM

(20)

2.5.3.Konsep Dasar Basis Data

Menurut Yuswanto & Subari (2005:2), database merupakan sekumpulan data yang berisi informasi yang saling berhubungan. Pengertian ini sangat berbeda antara database Relasional dan Non Relasional. Pada database Non Relasional, sebuah database hanya merupakan sebuah file.

Menurut Marlinda (2004:1), database adalah suatu susunan/kumpulan data operasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan yang diorganisir/dikelola dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu menggunakan komputer sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakainya.

Penyusunan satu database digunakan untuk mengatasi masalah-masalah pada penyusunan data yaitu redundansi dan inkonsistensi data, kesulitan pengaksesan data, isolasi data untuk standarisasi, multiple user (banyak pemakai),

security (masalah keamanan), masalah integrasi (kesatuan), dan masalah data

independence (kebebasan data ).

2.5.4.Sistem Basis Data

Menurut Marlinda (2004:1), sistem basis data adalah suatu sistem menyusun dan mengelola record menggunakan komputer untuk menyimpan atau merekam serta memelihara dan operasional lengkap sebuah organisasi/perusahaan sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakai untuk proses mengambil keputusan.

Pada sebuah sistem basis data terdapat komponen-komponen utama yaitu Perangkat Keras (Hardware), Sistem Operasi (Operating System), Basis Data (Database), Sistem (Aplikasi atau Perangkat Lunak) Pengelola Basis Data

STIKOM

(21)

(DBMS), Pemakai (User), dan Aplikasi (Perangkat Lunak) lain (bersifat opsional).

2.5.5.Database Management System

Menurut Marlinda (2004:6), Database Management System (DBMS) merupakan kumpulan file yang saling berkaitan dan program untuk pengelolanya. Basis Data adalah kumpulan datanya, sedang program pengelolanya berdiri sendiri dalam suatu paket program yang komersial untuk membaca data, menghapus data, dan melaporkan data dalam basis data.

2.5.5.1.Bahasa-bahasa yang terdapat dalam DBMS

1. Data Definition Language (DDL)

Pola skema basis data dispesifikasikan dengan satu set definisi yang diekspresikan dengan satu bahasa khusus yang disebut DDL. Hasil kompilasi perintah DDL adalah satu set tabel yang disimpan di dalam file khusus yang disebut data dictionary/directory.

2. Data Manipulation Language (DML)

Bahasa yang memperbolehkan pemakai mengakses atau memanipulasi data sebagai yang diorganisasikan sebelumnya model data yang tepat.

3. Query

Pernyataan yang diajukan untuk mengambil informasi. Merupakan bagian DML yang digunakan untuk pengambilan informasi.

2.5.5.2.Fungsi DBMS

1. Data Definition

DBMS harus dapat mengolah data definition atau pendefinisian data.

STIKOM

(22)

2. Data Manipulation

DBMS harus dapat menangani permintaan-permintaan dari pemakai untuk mengakses data.

3. Data Security dan Integrity

DBMS dapat memeriksa security dan integrity data yang didefinisikan oleh DBA.

4. Data Recovery dan Concurrency

a. DBMS harus dapat menangani kegagalan-kegagalan pengaksesan basis data yang dapat disebabkan oleh kesalahan sistem, kerusakan disk, dan sebagainya.

b. DBMS harus dapat mengontrol pengaksesan data yang konkuren yaitu bila satu data diakses secara bersama-sama oleh lebih dari satu pemakai pada saat yang bersamaan.

5. Data Dictionary

DBMS harus menyediakan data dictionary atau kamus data.

2.5.5.3.Entity Relationship Diagram

Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan penggambaran hubungan

antara beberapa entity yang digunakan untuk merancang database yang akan diperlukan.

2.6 Web Application

Pada awalnya aplikasi web dibangun dengan hanya menggunakan bahasa yang disebut HTML (HyperText Markup Langauge). Pada perkembangan berikutnya, sejumlah skrip dan objek dikembangkan untuk memperluas

STIKOM

(23)

kemampuan HTML seperti PHP dan ASP pada skrip dan Apllet pada objek. Aplikasi Web dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu aplikasi web statis dan dinamis. Web statis dibentuk dengan menggunakan HTML. Kekurangan aplikasi seperti ini terletak pada keharusan untuk memelihara program secara terus menerus untuk mengikuti setiap perkembangan yang terjadi. Kelemahan ini diatasi oleh model aplikasi web dinamis. Pada aplikasi web dinamis, perubahan informasi dalam halaman web dilakukan tanpa perubahan program tetapi melalui perubahan data. Sebagai implementasi, aplikasi web dapat dikoneksikan ke basis data sehingga perubahan informasi dapat dilakukan oleh operator dan tidak menjadi tanggung jawab dari webmaster.

Arsitektur aplikasi web meliputi klien, web server, middleware dan basis data. Klien berinteraksi dengan web server. Secara internal, web server berkomunikasi dengan middleware dan middleware yang berkomunikasi dengan basis data. Contoh middleware adalah PHP dan ASP. Pada mekanisme aplikasi web dinamis, terjadi tambahan proses yaitu server menerjemahkan kode PHP menjadi kode HTML. Kode PHP yang diterjemahkan oleh mesin PHP yang akan diterima oleh klien.(Kadir,2009)

STIKOM

(24)

19

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bagian ini, dijelaskan analisis dan perancangan sistem yang dilakukan dalam pngembangan Sistem Informasi Rekam Medis Pasien Di Puskesmas.

3.1 Identifikasi Permasalahan

Identifikasi permasalahan pada Puskesmas Kebonsari dilakukan pada proses berobat pasien di Puskesmas Kebonsari, pertama-tama pasien datang ke loket dengan menunjukan kartu identitas pasien atau KTP, dari pihak loket akan mencari keberadaan kartu berobat pasien menurut identitas dari pasien tersebut, jikalau dari pihak loket tidak menemukan kartu berobat pasien maka loket akan membuatkan kartu berobat pasien yang baru, kartu berobat pasien ini berisikan no ktp, nama lengkap, jenis kelamin, golongan darah, tanggal lahir, pekerjaan, kota, kecamatan, kelurahan, alamat pasien. Setelah dari bagian loket, pasien akan diarahkan ke balai pengobatan menurut penyakit yang diderita oleh pasien tersebut. Di balai pengobatan dokter memeriksa pasien dan menyimpan data rekam medis pasien ke dalam kartu berobat dari tiap-tiap pasien tersebut termasuk juga resep yang diberikan dokter kepada pasien.

Di sisi lain, kepala Puskesmas belum mendapatkan laporan bulanan baik laporan pemakaian obat oleh dokter dan laporan data jumlah penyakit yang sering diderita oleh pasien Puskesmas Kebonsari secara akurat dan tepat.

Untuk menggali informasi tentang permasalahan yang ada, maka dilakukan beberapa tahap berikut, yaitu : observasi terhadap sistem yang berjalan,

STIKOM

(25)

dan wawancara terhadap bagian-bagian yang ada di Puskesmas dan Kepala Puskesmas.

Berdasarkan observasi, didapatkan hasil bahwa sistem yang ada memang belum dapat menangani pencatatan data rekam medis pasien, data rekam medis pasien ini meliputi karakteristik penderita (identitas, usia, jenis kelamin, pekerjaan), tanggal kunjungan rawat/selesai rawat, pencatatan riwayat penyakit dan pengobatan sebelumnya, catatan diagnosis, pencatatan tindakan terapi obat (nama obat, regimen dosis) atau tindakan terapi non-obat, nama/paraf dokter yang menangani (diagnosis, penunjang, pengobatan) dan petugas perekam data (paramedik). Serta pembuatan laporan pemakaian obat oleh dokter dan laporan jenis penyakit yang timbul di Puskesmas.

3.1.1Alur Kerja Sistem Puskesmas

Berdasarkan wawancara dengan Bagian Loket didapatkan fakta-fakta berikut:

1. Pencariaan kartu berobat pasien dilakukan dengan secara manual. Disamping itu pencatatan data kartu berobat keluarga baru juga dilakukan secara manual. 2. Sering terjadi penggandaan kartu berobat pasien yang dikarenakan data kartu berobat pasien pada Puskesmas belum tertata secara rapi .

Berdasarkan wawancara dengan dokter ditiap balai-balai pengobatan Puskesmas didapatkan fakta-fakta berikut:

1. Dokter masih belum mempunyai fasilitas menyimpan data diagnosa dan anamnese pasien yang telah berobat yang disebabkan karena proses pencatatan diagnosa dan anamnese pasien masih dilakukan secara manual. Sehingga berkibatkan hilangnya data diagnosa dan anamnese dari pasien yang bersangkutan.

STIKOM

(26)

2. Belum adanya wadah untuk dokter yang ada di tiap-tiap balai pengobatan untuk mencatat obat yang telah diberikan kepada pasien.

Berdasarkan wawancara dengan Kepala Puskesmas didapatkan fakta-fakta berikut:

1. Belum adanya fasilitas untuk pembuatan laporan pemakaian obat yang telah dipakai oleh dokter.

2. Belum adanya fasilitas pembuatan laporan jenis penyakit yang sering diderita oleh pasien di Puskesmas.

3.1.2Menganalisis Kebutuhan sistem Pada Puskesmas

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, proses-proses utama dalam sistem informasi rekam medis pasien dirumuskan sebagai berikut:

1. Proses pendaftaran pasien berobat

Pada proses ini dibutuhkan aplikasi yang dapat mencatat data identitas pasien baru yang pertama kali berobat di Puskesmas Kebonsari, data pasien yang telah diinputkan akan disimpan oleh pihak puskesmas sebagai data rawat jalan dari pasien tersebut. Data rawat jalan dari pasien ini berisikan data rekam medis dari pasien yang bersangkutan, disamping itu dari pihak loket akan mengarahkan pasien ke tiap-tiap balai sesuai dengan penyakit yang diderita.

2. Proses pencatatan rekam medis pasien

Pada proses ini dibutuhkan aplikasi yang dapat mencatat data rekam medis pasien yang terdiri dari identitas pasien, pemeriksaan fisik, diagnosis/masalah, tindakan/pengobatan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien ke data rawat jalan dari setiap pasien yang berobat, beserta dengan resep yang diterima oleh pasien yang bersangkutan.

STIKOM

(27)

3. Proses pembuatan laporan

Pada proses ini dibutuhkan aplikasi yang dapat melaporkan setiap penyakit yang diderita oleh pasien menjadi laporan jenis penyakit yang sering terjadi di Puskesmas kebonsari, di samping itu data dari resep dokter yang diberikan kepada pasien akan dijadikan laporan data pemakaian obat, laporan yang telah dibuat akan diberikan kepada Kepala Puskesmas untuk dijadikan bahan bukti laporan untuk Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

3.2 Perancangan sistem

Berdasarkan analisis kebutuhan sistem yang dijelaskan pada butir 3.1.2 dan proses pelengkap berikut disajikan gambaran sistem informasi rekam medis pasien di Puskesmas, berikut disajikan Block Diagram seperti ditunjukan pada gambar 3.1 untuk menjelaskan alur proses yang terjadi dalam sistem secara umum.

Proses pendaftaran Pasien

Proses pasien berobat

Input Proses Output

Data identitas pasien

Data dokter Data diagnosis

Data penyakit Data obat

Proses pembuatan laporan

Laporam rekam medis

Laporan LB1

Laporan LB4

Gambar 3.1. Block Diagram Sistem Informasi rekam medis Puskesmas

kebonsari

STIKOM

(28)

Database Server Komputer Bag.Loket

Komputer Bag.Apotek Komputer Kepala Puskesmas

Komputer Bag.Balai Pengobatan

Komputer Admin

Pasien

Kartu Berobat Keluarga

Data pasien

Printer

Input data Antrian Pasien

Data antrian Pasien

Data rekam medis pasien

Pasien

Printer Resep Obat Pasien

Input data Antrian Resep Pasien

Data Antrian Resep Pasien Data Pemakaian Obat

Maintanance data

Laporan

Gambar 3.2 Arsitektur Sistem Informasi rekam medis Puskesmas

Dari block diagram di rancang arsitektur sistem ini di buat untuk mengambarkan alur kerja sistem informasi rekam medis yang akan di jalankan pada Puskesmas Kebonsari, gambar dari arsitektur sistem dapat dilihat pada gambar 3.2.

Desain yang diawali dengan identifikasi/pencarian permasalahan, analisis permasalahan, serta menentukan tujuan dan pengembangan sistem, akan dapat djadikan acuan dalam mengolah data transaksional yang terjadi ke dalam bentuk-bentuk informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.

Desain sistem terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut :

1. System Flow

2. Diagram Berjenjang 3. Data Flow Diagram (DFD)

4. Entity Relationship Diagram (ERD)

5. Struktur Database

6. Desain Interface input dan output

STIKOM

(29)

3.2.1System Flow

Penggambaran arus informasi akan dijabarkan pada alur sistem yang akan diimplementasikan dengan komputer berupa penjaluran antara data, proses dan laporan.

Bentuk desain umum aplikasi sistem informasi Rekam Medis pasien di Puskesmas:

Sistem Informasi Rekam Medis Pasien Puskesmas

Pasien Loket Dokter Kepala Puskesmas

Ph ase Start Identitas Pasien Pasien Menginputkan data Pasienbaru Menginputkan pemeriksaan fisik Resep_Dokter End Data_penyakit Data_obat Menginputkan data Pasien Data Rekam_Medis Membuat Laporan Lb1 Laporan LB1 Menginputkan diagnosa penyakit Menginputkan tindakan medis Menginputkan resep dokter Membuat Laporan Lb4 Laporan LB4 Data_resep

Gambar 3.3 System Flow Proses transaksi Berobat pasien

Prosedur proses administrasi sistem informasi rekam medis pasien adalah seperti yang sudah dijelaskan di bagian 3.1.1 dan 3.1.2. Sedangkan untuk proses analisis nilai dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut

STIKOM

(30)

3.2.2Diagram Berjenjang

Diagram berjenjang digunakan untuk menggambarkan proses-proses yang terdapat pada sistem informasi rekam medis pasien di Puskesmas Kebonsari. Diagram berjenjang juga dipakai sebagai acuan untuk pembuatan data flow diagram

Bentuk diagram berjenjang aplikasi sistem informasi Rekam Medis pasien di Puskesmas:

0

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS DI PUSKESMAS KEBONSARI

1

Proses Input data Master

2 Proses Pasien Berobat 3 Proses Pembuatan Laporan 1.1 Maintenance Data Kecamatan 1.2

Maintenance Data Kelurahan

1.3

Maintenance Data Obat

1.4

Maintenance Data Penyakit

1.5

Maintenance Data Kota

2.1

Proses Input Data Pasien 2.2 Proses Diagnosa Pasien 3.1 Proses Pembuatan Laporan LB1 3.2 Proses Pembuatan Laporan LB4 1.6

Maintenance Data Dokter

Gambar 3.4 Diagram Berjenjang Sistem Informasi Rekam Medis

3.2.3Data Flow Diagram (DFD)

DFD merupakan representasi grafis dalam menggambarkan arus data sistem secara terstruktur dan jelas sehingga dapat menjadi sarana dokumentasi yang baik.

STIKOM

(31)

A. Context Diagram

Diagram ini menggambarkan rancangan global/ keseluruhan dari proses yang ada pada DFD. Gambar 3.5 berikut ini disajikan context diagram sistem yang dirancang. Di dalam context diagram terdapat 1 external entity dan 3 internal entity sebagai penyedia data untuk sistem informasi rekam medis.

DATA_PENYAKIT

DATA_KOTA

DATA_KECAMATAN

DATA_KELURAHAN

DATA_OBAT

DATA_DOKTER DATA_RESEP_PASIEN

REKAM_MEDIS_PASIEN

LAPORAN_LB4

LAPORAN_LB1 RESEP_DOKTER

DATA_PASIEN

0

SI_REKAM_MEDIS

+

PASIEN

KEPALA_PUSKESMAS

DOKTER_BALAI_PENGOBATAN

DINAS_KESEHATAN

Gambar 3.5 Context Diagram dari DFD

B. DFD Level 0

Dari context diagram yang ada, sistem yang terjadi dapat dipecah lagi menjadi beberapa proses, yaitu proses input data master, proses berobat pasien dan proses pembuatan laporan. Proses-proses yang terdapat di dalam DFD level 0 dapat dilihat pada gambar 3.6.

STIKOM

(32)

DATA_PEMAKAIAN_OBAT DATA_PASIEN_BEROBAT DATA_JENIS_PENYAKIT DAFTAR_NAMA_DOKTER INPUT_DATA_NAMA_DOKTER [DATA_DOKTER] DAFTAR_NAMA_KELURAHAN DAFTAR_NAMA_KECAMATAN DAFTAR_NAMA_KOTA RESEP_DOKTER REKAP_JUMLAH_ PEMAKAIAN_OBAT [DATA_KELURAHAN] [DATA_KOTA] [DATA_PENYAKIT] [DATA_KECAMATAN] [DATA_OBAT] DAFTAR_NAMA_OBAT INPUT_DAFTAR_NAMA_OBAT INPUT_DAFTAR_NAMA_KOTA INPUT_DAFTAR_NAMA_KECAMATAN DAFTAR_NAMA_PASIEN INPUT_DATA_PASIEN DATA_NAMA_PENYAKIT INPUT_DATA_NAMA_PENYAKIT REKAP_DATA_REKAM_MEDIS DATA_REKAM_MEDIS_PASIEN DATA_RESEP_DOKTER [REKAM_MEDIS_PASIEN] [DATA_RESEP_PASIEN] [DATA_PASIEN] [RESEP_DOKTER] [LAPORAN_LB1] [LAPORAN_LB4] PASIEN KEPALA_PUSKESMAS DOKTER_BALAI_PENG OBATAN 1 PROSES_INPUT_DATA_MASTER + 2 PROSES_PASIEN_BEROBAT + 3 PROSES_PEMBUATAN_LAPORAN + 1 REKAM_MEDIS 2 RESEP 3 JENIS_PENYAKIT 4 KELURAHAN 5 KECAMATAN 6 KOTA 7 DOKTER 8 OBAT 9 PASIEN DINAS_KESEHATAN DOKTER_BALAI_PENGOBATAN

Gambar 3.6 Level 0 dari Data Flow Diagram (DFD)

C. DFD Level 1 Proses Input Data Master

Dari DFD Level 1 Proses input data master , proses yang terjadi dapat dipecah lagi menjadi 5 subproses, yaitu subproses Maintenance data master kecamatan, subproses Maintenance data kelurahan, subproses Maintenance data obat, subproses Maintenance data penyakit, dan subproses Maintenance data kota. Proses input data master secara detail dapat dilihat pada gambar 3.7.

STIKOM

(33)

[INPUT_DATA_NAMA_DOKTER] [DATA_DOKTER]

[DATA_PENYAKIT]

[DATA_KELURAHAN] [DATA_KECAMATAN]

[DATA_OBAT]

[INPUT_DAFTAR_NAMA_KOTA] [DATA_KOTA]

[INPUT_DATA_NAMA_PENYAKIT] [INPUT_DAFTAR_NAMA_OBAT]

[INPUT_DAFTAR_NAMA_KELURAHAN] [INPUT_DAFTAR_NAMA_KECAMATAN]

3 JENIS_PENYAKIT

4 KELURAHAN

5 KECAMATAN

6 KOTA

8 OBAT

DINAS_KESEHATAN

MAINTENANCE_DATA_ KECAMATAN

1.2

MAINTENANCE_DATA_ KELURAHAN

1.3

MAINTENANCE_DATA_ OBAT

1.4

MAINTENANCE_DATA_ PENYAKIT

1.5

MAINTENANCE_DATA_ KOTA

DOKTER_BALAI_PENGOBATAN 7 DOKTER

1.6

MAINTENANCE_DATA _DOKTER

Gambar 3.7 DFD Level 1 Proses input data master

D. DFD Level 1 Proses Pasien Berobat

Dari DFD Level 1 Proses pasien berobat, proses yang terjadi dapat dipecah lagi menjadi beberapa subproses, yaitu subproses input data pasien dan subproses diagnosa pasien. Proses pasien berobat dapat dilihat secara detail pada gambar 3.8.

STIKOM

(34)

[DAFT AR_NAMA_DOKT ER]

[DAFT AR_NAMA_KECAMAT AN]

[DAFT AR_NAMA_KOT A] [DAFT AR_NAMA_KELURAHAN]

[RESEP_DOKT ER]

[DAFT AR_NAMA_OBAT ] [DAT A_NAMA_PENYAKIT ] [DAT A_REKAM_MEDIS_PASIEN] [RESEP_DOKT ER]

[DAT A_RESEP_DOKT ER] [REKAM_MEDIS_PASIEN]

[DAT A_RESEP_PASIEN]

[DAFT AR_NAMA_PASIEN] [INPUT _DAT A_PASIEN] [DAT A_PASIEN]

PASIEN

DOKT ER_BALAI_PENGOBAT AN

2 RESEP 1 REKAM_MEDIS 3 JENIS_PENYAKIT 9 PASIEN

8 OBAT PROSES_INPUT _DAT A_PASIEN

2.2

PROSES_DIAGNOSA_PASIEN

6 KOT A 4 KELURAHAN

7 DOKT ER

Gambar 3.8 DFD level 1 Proses pasien berobat.

E. DFD Level 1 Proses Pelaporan

Dari DFD Level 1 Proses pelaporan, proses yang terjadi dapat dipecah lagi menjadi beberapa subproses, yaitu subproses pembuatan laporan jumlah penyakit dan subproses pembuatan laporan pemakaian obat. Proses pelaporan pada sistem ini dapat dilihat secara detail pada gambar 3.9.

[DAT A_PEMAKAIAN_OBAT ] [DAT A_PASIEN_BEROBAT ]

[DAT A_JENIS_PENYAKIT ]

[REKAP_JUMLAH_ PEMAKAIAN_OBAT ] [LAPORAN_LB4]

[REKAP_DAT A_REKAM_MEDIS] [LAPORAN_LB1]

KEPALA_PUSKESMAS 1 REKAM_MEDIS 3.1 PROSES_PEMBUAT AN_LAPORAN_LB1 3.2 PROSES_PEMBUAT AN_LAPORAN_LB4 8 OBAT 3 JENIS_PENYAKIT 9 PASIEN 2 RESEP

Gambar 3.9 DFD level 1 Proses Pelaporan

3.2.4Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram (ERD) digunakan untuk menggambarkan

pemrosesan dan hubungan data-data yang digunakan dalam sistem. ERD juga

STIKOM

(35)

menunjukkan struktur keseluruhan kebutuhan data. Dalam ERD, data tersebut digambarkan dengan menggunakan simbol entitas.

Dalam perancangan sistem ini terdapat beberapa entitas yang saling terkait untuk menyediakan data yang dibutuhkan oleh sistem yang disajikan dalam bentuk conceptual data model (CDM) dan physical data model (PDM). Untuk membuat ERD digunakan perangkat lunak PowerDesigner Data Architect. ERD dalam bentuk CDM dapat dilihat pada Gambar 3.10.

DIAGNOSIS Relation_138 Relation_131 Relation_130 Relation_129 Relation_126 Relation_125 Relation_123 Relation_121 Relation_116 Relation_105 Relation_103 Relation_101 REKAM_MEDIS ID_REKAM_MEDIS I TANGGAL_REKAM_MEDIS DT PEM ERIKSAAN_FISIK VA255 TINDAKAN_MEDIS VA255 USIA_PADA_SAAT_PEM ERIKSAAN I STATUS_KU NJUNGAN VA30

RESEP_DOKTER KUANTITAS_OBAT I TAKARAN_OBAT VA30 PENYAKIT KODE_JENIS_PENYAKIT I NAMA_JENIS_PENYAKIT VA100 KELURAHAN ID_KELURAH AN I NAMA_KELURAHAN VA100

KECAMATAN ID_KECAMATAN I NAMA_KECAM ATAN VA100

KOTA ID_KOTA I NAMA_KOTA VA100 DOKTER ID_DOKTER I NAMA_DOKTER VA100 NO_TELEPON_DOKTER VA30 USERNAME_DOKTER VA20 PASSWORD_DOKTER VA20 OBAT KODE_OBAT I NAMA_OBAT VA255 PASIEN ID_PASIEN I NO_KTP_IND UK VA20 STATUS_TERHADAP_KTP_INDUK VA20 NAMA_LENGKAP VA255 JENIS_KELAM IN A1 TANGGAL_LAHIR DT GOLONGAN_DARAH VA2 ALAMAT_PASIEN VA100 PROPINSI ID_PROPINSI I NAMA_PROPINSI VA40 KATEGORI_OBAT ID_KATEGORI_OBAT I NAMA_KATEGORI_OBAT VA255 SATUAN_OBAT KODE_SATUAN_OBAT I KETERANGAN_SATUAN_OBAT VA255 PEKERJAAN ID_PEKERJAAN I NAMA_PEKERJAAN VA30 CHAPTER KODE_CHAPTER I KETERANGAN_CHAPTER VA255

Gambar 3.10 CDM Sistem Informasi Rekam Medis Pasien

Di Puskesmas

Setelah perancangan CDM selesai dilakukan dan telah dilakukan pendefenisian atribut dan data pada pada masing-masing kolom. Maka rancangan CDM (Conceptual Data Model) dapat di-generate dan akan menghasilkan PDM

STIKOM

(36)

(Physical Data Model). Dengan adanya PDM ini, maka akan dapat dilihat dengan

jelas relasi yang terjadi pada tabel-tabel yang ada. PDM ini adalah gambaran umum struktur database dari database sistem informasi rekam medis pasien di Puskesmas Kebonsari yang dapat dilihat pada Gambar 3.11.

KODE_JENIS_PENYAKIT = KODE_JENIS_PENYAKIT ID_REKAM_MEDIS = ID_REKAM_MEDIS

KODE_CHAPTER = KODE_CHAPTER ID_DOKTER = ID_DOKTER

KODE_OBAT = KODE_OBAT ID_REKAM_MEDIS = ID_REKAM_MEDIS

ID_KATEGORI_OBAT = ID_KATEGORI_OBAT

KODE_SATUAN_OBAT = KODE_SATUAN_OBAT

ID_PASIEN = ID_PASIEN

ID_PEKERJAAN = ID_PEKERJAAN

ID_KELURAHAN = ID_KELURAHAN

ID_KECAMATAN = ID_KECAMATAN ID_KOTA = ID_KOTA ID_PROPINSI = ID_PROPINSI

REKAM_MEDIS ID_REKAM_MEDIS integer TANGGAL_REKAM_MEDIS timestamp PEMERIKSAAN_FISIK varchar(255) TINDAKAN_MEDIS varchar(255) USIA_PADA_SAAT_PEMERIKSAAN integer STATUS_KUNJUNGAN varchar(30) ID_PASIEN integer ID_DOKTER integer RESEP_DOKTER KUANTITAS_OBAT integer TAKARAN_OBAT varchar(30) ID_REKAM_MEDIS integer KODE_OBAT varchar(5) PENYAKIT KODE_JENIS_PENYAKIT integer NAMA_JENIS_PENYAKIT varchar(100) KODE_CHAPTER integer KELURAHAN ID_KELURAHAN integer NAMA_KELURAHAN varchar(100) ID_KECAMATAN integer KECAMATAN ID_KECAMATAN integer NAMA_KECAMATAN varchar(100) ID_KOTA integer KOTA ID_KOTA integer ID_PROPINSI integer NAMA_KOTA varchar(100) DOKTER ID_DOKTER integer NAMA_DOKTER varchar(100) NO_TELEPON_DOKTER varchar(30) USERNAME_DOKTER varchar(20) PASSWORD_DOKTER varchar(20) OBAT KODE_OBAT integer NAMA_OBAT varchar(255) KODE_SATUAN_OBAT varchar(10) ID_KATEGORI_OBAT integer PASIEN ID_PASIEN integer NO_KTP_INDUK varchar(20) STATUS_TERHADAP_KTP_INDUK varchar(20) NAMA_LENGKAP varchar(255) JENIS_KELAMIN char(1) TANGGAL_LAHIR timestamp GOLONGAN_DARAH varchar(2) ALAMAT_PASIEN varchar(100) ID_KELURAHAN integer ID_PEKERJAAN integer PROPINSI ID_PROPINSI integer NAMA_PROPINSI varchar(40) KATEGORI_OBAT NAMA_KATEGORI_OBAT varchar(255) ID_KATEGORI_OBAT integer SATUAN_OBAT KODE_SATUAN_OBAT integer KETERANGAN_SATUAN_OBAT varchar(255) PEKERJAAN ID_PEKERJAAN integer NAMA_PEKERJAAN varchar(30) CHAPTER KODE_CHAPTER integer KETERANGAN_CHAPTER varchar(255) DIAGNOSIS ID_REKAM_MEDIS integer KODE_JENIS_PENYAKIT integer

Gambar 3.11 PDM Sistem Informasi Rekam Medis Pasien

di Puskesmas

CDM dan PDM sistem Informasi Rekam Medis Pasien di Puskesmas Kebonsari di atas memiliki 15 buah tabel dan kegunaannya masing-masing, yang akan dijelaskan pada sub bab struktur basis data di bawah berikut dengan primary key, foreign key, dan tipe datanya.

STIKOM

(37)

3.2.5 Struktur Database

Struktur database menggambarkan data-data yang ada dalam database beserta tipe dan kegunaannya.

1. Tabel Rekam_Medis

Primary Key : Id_rekam_medis. Foreign Key : Id_dokter, Id_pasien.

Fungsi : Untuk menyimpan data rekam_medis pasien yang telah selesai berobat. Struktur dari tabel rekam medis dapat di lihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1Struktur tabel Data_Rekam_medis

NO NAMA FIELD TIPE DATA SIZE DESKRIPSI

1 Id_rekam_medis Integer - Primary key

2 Id_dokter integer - Foreign key

3 Id_pasien Integer - Foreign key

4 Tanggal_rekam_medis datetime 2

5 Pemeriksaan_fisik Varchar 255

6 Tindakan_medis Varchar 255

7 Usia_pd_saat_pemeriksaan Integer -

8 Status_kunjungan Varchar 50

2. Tabel Dokter

Primary Key : Id_Dokter Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan data dokter puskesmas. Struktur dari tabel data dokter dapat dilhat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Struktur tabel Data_dokter

NO NAMA FIELD TIPE DATA SIZE DESKRIPSI

1 Id_dokter int - Primary key

2 Nama_dokter Varchar 100

3 No_Tlp_dokter Varchar 30

4 Username_dokter Varchar 20

5 Password_dokter Varchar 20

STIKOM

(38)

3. Tabel Pasien

Primary Key : Id_pasien

Foreign Key : Id_kelurahan, Id_pekerjaan

Fungsi : menyimpan data pasien puskesmas. Struktur dari tabel pasien dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Struktur tabel Pasien

NO NAMA FIELD TIPE DATA SIZE DESKRIPSI

1 Id_pasien Integer - Primary key

2 Id_kelurahan Integer - Foreign key

3 Id_pekerjaan Integer - Foreign key

4 No_ktp_induk varchar 20

5 Statu_ktp_induk varchar 20

6 Nama_lengkap varchar 255

7 Jenis_kelamin Char 1

8 Tanggal_lahir datetime -

9 Gol_darah Varchar 2

10 Alamat_pasien varchar 100

4. Tabel Obat

Primary Key : Kode_obat

Foreign Key : Id_ketegori_obat,Id_satuan_obat

Fungsi : untuk menyimpan data obat. Struktur dari tabel obat dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4Struktur tabel Obat

NO NAMA FIELD TIPE DATA SIZE DESKRIPSI

1 Id_kategori_obat Integer - Foreign key

2 Kode_satuan_obat Integer - Foreign key

3 Kode_obat Varchar 5 Primary key

4 Nama_obat Varchar 255

5. Tabel Resep

Primary Key : Id_obat, Id_rekam_medis Foreign Key : Id_obat, Id_rekam_medis

STIKOM

[image:38.595.74.555.171.728.2]
(39)

Fungsi : untuk menyimpan data resep pasien. Struktur dari tabel resep dapat dilihat pada tabel 3.5.

Table 3.5 Struktur tabel Resep

NO NAMA FIELD TIPE DATA SIZE DESKRIPSI

1 Id_obat Integer -

2 Id_rekam_medis Integer -

3 Kuantitas_obat integer -

4 Takaran_obat Vachar 30

6. Tabel Satuan_obat

Primary Key : Kode_satuan_obat Foreign Key : -

Fungsi : untuk mendeskripsikan satuan obat puskesmas. Struktur dari tabel satuan obat dapat dilihat pada tabel 3.6.

Table 3.6 Struktur tabel Satuan_obat

NO NAMA FIELD TIPE DATA SIZE DESKRIPSI

1 Kode_satuan_obat Varchar 10 Primary key

2 Keterangan_satuan_obat Varchar 255

7. Tabel Kategori_obat

Primary Key : Id_kategori_obat Foreign Key : -

Fungsi :untuk memisahkan jenis obat puskesmas. Struktur dari tabel kategori obat dapat dilihat pada tabel 3.7.

Table 3.7 Struktur tabel Kategori_obat

NO NAMA FIELD TIPE DATA SIZE DESKRIPSI

1 Id_kategori_obat integer - Primary key

2 Nama_kategori_obat Vachar 255

8. Tabel Penyakit

Primary Key :Kode_jenis_penyakit

STIKOM

[image:39.595.52.554.144.787.2]
(40)

Foreign Key :-

Fungsi :untuk menyimpan jenis penyakit. Struktur dari tabel jenis penyakit dapat dilihat pada tabel 3.8.

Table 3.8 Struktur tabel Jenis_penyakit

NO NAMA FIELD TIPE DATA SIZE DESKRIPSI

1 Kode_chapter Integer -

2 Kode_jenis_penyakit Integer - Primary key

3 Nama_jenis_penyakit Varchar 100

9. Tabel Chapter

Primary Key : Id_chapter Foreign Key :-

Fungsi: untuk menyimpan kode-kode penyakit. Struktur dari tabel chapter dapat dilihat pada tabel 3.9.

Tabel 3.9 Struktur tabel Chapter

NO NAMA FIELD TIPE DATA SIZE DESKRIPSI

1 Kode_chapter Varchar 10 Primary key

2 Keterangan_chapter Varchar 255

10. Tabel pekerjaan

Primary Key : Id_pekerjaan Foreign Key :-

Fungsi: untuk menyimpan data pekerjaan. Struktur dari tabel master pekerjaan dapat dilihat pada tabel 3.10.

Tabel 3.10 Struktur tabel Pekerjaan

NO NAMA FIELD TIPE DATA SIZE DESKRIPSI

1 Id_pekerjaan Integer - Primary key

2 Nama_pekerjaan Varchar 30

STIKOM

(41)

11. Tabel kecamatan

Primary Key : Id_Kecamatan Foreign Key :Id_kota

Fungsi: berisikan data kecamatan. Struktur dari tabel master kecamatan dapat dilihat pada tabel 3.11.

Tabel 3.11 Struktur tabel Kecamatan

NO NAMA FIELD TIPE DATA SIZE DESKRIPSI

1 Id_kecamatan Integer - Primary key

2 Id_kota Integer - Foreign key

3 nm_kecamatan Varchar 100

12. Tabel kelurahan

Primary Key : Id_kecamatan, Kd_kelurahan Foreign Key :Id_kecamatan

Fungsi: berisikan data Kelurahan. Struktur dari tabel master kelurahan dapat dilihat pada tabel 3.12.

Tabel 3.12 Struktur tabel Kelurahan

NO NAMA FIELD TIPE DATA SIZE DESKRIPSI

1 Id_kecamatan Integer -

2 Kd_Kelurahan Integer -

3 Nm_kelurahan Varchar 50

13. Tabel Kota

Primary Key : Id_kota Foreign Key : Id_propinsi

Fungsi : menyimpan data kota. Struktur dari tabel kota dapat dilihat pada tabel 3.13.

STIKOM

[image:41.595.47.551.178.676.2]
(42)
[image:42.595.55.549.78.675.2]

Tabel 3.13 Struktur tabel Kota

NO NAMA FIELD TIPE DATA SIZE DESKRIPSI

1 Id_kota Integer - Primary key

2 Id_propinsi Integer - Foreign key

3 Nm_kota Varchar 100

14. Tabel Propinsi

Primary Key : Id_propinsi Foreign Key :-

Fungsi: untuk menyimpan data propinsi. Struktur dari tabel propinsi dapat dilihat pada tabel 3.14.

Tabel 3.14 Struktur tabel Propinsi

NO NAMA FIELD TIPE DATA SIZE DESKRIPSI

1 Id_propinsi Integer - Primary key

2 Nama_propinsi Varchar 100

15. Tabel Diagnosis

Primary Key : Id_jenis_penyakit, Id_rekam_medis. Foreign Key :Id_jenis_penyakit, Id_rekam_medis

Fungsi: Data jenis penyakit. Struktur dari tabel diagnosis dapat dilihat pada tabel 3.15.

Tabel 3.15 Struktur tabel Diagnosis

NO NAMA FIELD TIPE DATA SIZE DESKRIPSI

1 Id_jenis_penyakit Integer - Primary key

2 Id_rekam_medis Integer - Primary key

3.2.6 Desain Interface, Input dan Output

Desain input/output dapat dibuat sebelum membuat interface yang sesungguhnya. Desain ini dapat digunakan sebagai pembuatan interface program yang sesuai dengan kebutuhan user. Apabila desain ini sudah cukup user friendly

STIKOM

(43)

dengan user maka selanjutnya dapat dibuat programnya sehingga apabila program digunakan oleh user, user akan menemukan kemudahan dalam menggunakan program ini. Namun apabila desain yang dibuat kurang diminati oleh user maka desain dapat diubah sebelum bertindak pada pembuatan program. Dalam aplikasi ini terdapat beberapa desain input dan output:

A Desain Input

Desain input merupakan perancangan desain masukan dari pengguna kepada sistem yang kemudian akan disimpan dalam database.

A.1 Desain Input Data Pasien

[image:43.595.45.518.283.690.2]

Desain input data pasien merupakan desain masukan pengguna kepada sistem dalam bentuk KTP dari pasien yang akan berobat dan belum mempunyai kartu rawat jalan.

Gambar 3.12 Tampilan Input Data Pasien

STIKOM

(44)

A.2 Desain Input Data Rekam Medis Pasien

Desain input data rekam medis pasien merupakan desain masukan pengguna kepada sistem dalam bentuk kartu rawat jalan dari pasien yang telah selesai berobat, gambar untuk input rekam medis pasien dapat dilihat pada gambar 3.13.

Gambar 3.13 Tampilan Input Data Rekam Pasien

A.3 Interface Input Data Master

Untuk memudahkan melihat data master yang sudah tersimpan dan melakukan operasi lain seperti menambah, mengubah dan menghapus data, maka diperlukan sebuah tampilan input data master.

Form Data_Pasien

Maks 255 Character

Maks 255 Character

Date time

Combo BOx

Combo BOx

Combo BOx

Character 255

No Ktp_Induk

Status Terhadap Ktp_induk

Nama_Lengkap

Sendiri Anak

Jenis_kelamin Laki-Laki Perempuan

Golongan Darah A B AB O

Tanggal_lahir

Pekerjaan

Kota

Kecamatan-Kelurahan

Alamat_pasien

Simpan

Data lengkap Pasien Ubah

Hapus

Filter

Gambar 3.14 Tampilan Interface Input DataMaster Pasien

STIKOM

(45)

Form Data Master Obat

Combo BOx Combo BOx

Maks 20 Character

Maks 255 Character

Kategori Obat

Kode obat

Satuan Obat

Nama Obat

Simpan

Data Lengkap Obat

Ubah Hapus

Filter

Gambar 3.15 Tampilan Interface Input Data Master Obat

Form Input Data Penyakit

Combo BOx

Maks 20 Character

Maks 20 Character

Chapter

Nama_Jenis_penyakit

Kode_Jenis_penyakit

Simpan

Data Lengkap Penyakit

Ubah Hapus

Filter

Gambar 3.16 Tampilan Interface Input Data Master Penyakit

A.4 Interface Input Data Transaksi

Untuk memudahkan melakukan transaksi pencatatan rekam medis oleh dokter, maka diperlukan sebuah tampilan input data rekam medis seperti yang di tampilkan dalam gambar 3.17.

STIKOM

(46)

Form Rekam Medis

Penyakit Pemeriksaan fisik

Data diri pasien Tindakan Medis Obat

Maks 35 characters

Maks 35 characters No induk Ktp Pasien

Nama pasien

Cari

Reset Data Rekam medis Simpan Data rekam medis

Gambar 3.17 Tampilan Interface Input Data Rekam Medis

B Desain Output

Desain output merupakan perancangan desain keluaran dari database yang akan ditampilkan kepada user.

B.1 Output Laporan

[image:46.595.68.549.62.721.2]

Laporan yang dihasilkan harus efektif sehingga user dapat mencari dan memahami informasi yang dibutuhkan dengan cepat dan tepat, maka diperlukan sebuah tampilan output laporan.

Gambar 3.18 Tampilan output Laporan LB4

STIKOM

(47)

Gambar 3.19 Tampilan output Laporan LB1

3.3 Prosedur Evaluasi

3.3.1 Desain Uji Coba dan Subject Uji Coba

Uji coba dilakukan dengan menggunakan Black Box Testing untuk memastikan fungsi dari aplikasi sesuai dengan test cases yang dibuat berdasarkan pada spesifikasi fungsional sistem. Kemudian dilakukan juga survey kepada calon pengguna sistem.

A. Evaluasi hasil uji coba Desain form master dokter

Pada proses menyimpan data master dokter adalah proses untuk menyimpan data dokter yang bertugas pada Puskesmas Kebonsari, data dokter ini akan dipakai untuk bisa masuk dalam program sistem informasi rekam medis pasien, jika ada dokter yang belum terdaftar, maka dokter tersebut tidak bisa mengakses program sistem informasi rekam medis pasien ini.

STIKOM

(48)

Pada tabel 3.16 dan pada tabel 3.17 merupakan proses yang bertujuan untuk mengetahui dan menentukan keberhasilan dari obyek-obyek yang ada dalam desain form Master_dokter.

Tabel 3.16 Tabel Data Dokter

Nama Field Data-1 Data-2

Nama_Dokter dr. Adhenik Purwo Handhenny

dr. Joko Anwar

No_Telepon_dokter 081877687688 081233445566 Username_dokter Adhenik JokoAnwar

Password_dokter 123456 123456

Tabel 3.17 Tabel Uji coba Form Master Dokter

Test

Case ID Tujuan Input Output Diharapkan

1

Tambah data baru ke tabel

Master_dokter.

Memasukkan data Tabel 3.16 kemudian menekan tombol Simpan.

Muncul pesan "Data Tersimpan" dan data tersimpan pada tabel Master_Dokter.

2

Update data dari tabel

Master_Dokter.

Memilih Nama_dokter = Joko Anwar. Dari No_telepon Dokter=081233445566 di ubah menjadi 08133328878 kemudian menekan tombol Ubah.

Muncul pesan "Data Telah Terubah" dan data tersimpan pada tabel Master_Dokter.

3

Hapus data dari tabel

Master_Dokter.

Memilih Nama_Dokter. Dengan Nama_dokter= Joko Anwar. Kemudian menekan tombol Hapus.

Muncul pesan"Data

Telah Terhapus” dan

data pada

Master_Dokter juga terhapus.

B. Evaluasi hasil uji coba Desain form master obat

Pada proses menyimpan data master Obat adalah proses penyimpanan untuk data obat baru. Perubahan data untuk data Obat yang telah tersimpan sebelumnya, hapus data dan membatalkan proses penyimpanan dan perubahan dari data.

STIKOM

(49)

Pada proses yang ditunjukan pada tabel 3.18 dan 3.19 merupakan proses bertujuan untuk mengetahui dan menentukan keberhasilan dari obyek-obyek yang ada dalam desain form Master_obat.

Tabel 3.18 Tabel Data obat

Nama Field Data-1 Data-2

Kategori_obat Generik Bahan Perawatan

Gigi

Satuan_obat KAPS BTL

Kode_obat 1604 14

Nama_obat PARASETAMOL TABLET 500 MG TRIKRESOL FORMALIN (TKF) CAIRAN

Tabel 3.19 Tabel Uji Coba Form Master Obat

Test

Case ID Tujuan Input Output Diharapkan

4

Tambah data baru ke tabel

Master_obat.

Memasukkan data Tabel 3.18 kemudian menekan tombol Simpan.

Muncul pesan "Data Tersimpan" dan data tersimpan pada tabel Master_obat.

5 Ubah data dari tabel Master_Obat.

Dengan menekan tombol “Ubah”

pada salah satu jenis obat yang telah di inputkan kan.

Muncul pesan "Data Telah Terubah" dan data tersimpan pada tabel Master_obat.

C. Evaluasi hasil uji coba Desain input data pasien

Pada proses input pada form data pasien adalah proses untuk menambahkan pasien baru yang akan berobat yang namanya belum terdaftar di puskesmas.

Pada Proses input yang terdapat pada tabel 3.20 dan 3.21 bertujuan untuk mengetahui dan memastikan keberhasilan dari obyek-obyek yang akan diinputkan kedalam form Data pasien.

STIKOM

(50)
[image:50.595.92.548.100.651.2]

Tabel 3.20 Tabel Data pasien

Nama Field Data-1 Data-2

No_KTP_induk 1256172209820009 1342233451123434

Nama_lengkap Herbert Mauson Rumamby Johan Ginanjar

Jenis_kelamin L L

Gol_darah A O

Tanggal_Lahir 1982-09-22 1981-04-03

Pekerjaan Mahasiswa Pegawai Swasta

Kota Surabaya Surabaya

Kecamatan_kelurahan Darmo Kedung Cowek

Alamat_pasien Lasti 10 Bulak indah 198

Tabel 3.21 Tabel Uji coba data pasien

Test

Case ID Tujuan Input Output Diharapkan

6 Tambah data baru ke

tabel data Pasien.

Memasukkan data Tabel 3.20 kemudian menekan tombol Simpan.

Muncul pesan "Data Tersimpan" dan data tersimpan pada tabel Data pasien.

7 Mengupdate data ke

tabel data pasien.

Dengan Menekan tombol “Ubah”

pada salah satu data pasien setelah itu data akan berubah sesuai dengan yang di inginkan

Terjadi perubahan terhadap data yang telah dipilih.

D. Evaluasi hasil uji coba Desain form master jenis penyakit

Pada proses menyimpan data master jenis penyakit adalah proses penyimpanan untuk data jenis penyakit yang baru. Perubahan data untuk data pemyakit yang telah tersimpan sebelumnya, hapus data dan membatalkan proses penyimpanan dan perubahan dari data.

Pada proses yang ditunjukan pada tabel 3.21 dan 3.22 merupakan proses bertujuan untuk mengetahui dan menentukan keberhasilan dari obyek-obyek yang ada dalam desain form Master jenis penyakit.

Tabel 3.21 Tabel Data Jenis penyakit

Nama Field Data-1 Data-2

Kode_chapter 01 02

Kode_jenis_penyakit 0101 0204

Nama_jenis_penyakit Kolera TB-Usus

STIKOM

(51)
[image:51.595.70.554.100.716.2]

Tabel 3.22 Tabel Uji Coba Form master jenis penyakit

Test Case ID

Tujuan Input Output Diharapkan

8 Tambah data baru ke tabel

Master_Jenis_penyakit.

Memasukkan data Tabel 3.21 kemudian menekan tombol Simpan.

Muncul pesan "Data Tersimpan" dan data tersimpan pada tabel Master_Jenis_penyakit.

9 Ubah data dari tabel

Master_Jenis_penyakit.

Dengan menekan

tombol “Ubah” pada

salah satu jenis obat yang telah di inputkan kan.

Muncul pesan "Data Telah Terubah" dan data tersimpan pada tabel Master_Jenis_penyakit.

E. Evaluasi hasil uji coba input data rekam medis

Proses menginputkan Rekam medis adalah digunakan untuk input keterangan tentang keluhan penyakit pasien, tindakan yang telah dilakukan oleh dokter atau petugas poli atau balai pengobatan. Di form ini juga akan diinputkan pasien menerima injeksi atau suntikan dari dokter atau tidak, di dalam form ini juga dokter menginputkan akan memberikan resep atau tidak kepada pasien..

Proses ini bertujuan mengetahui dan menentukan keberhasilan dari obyek-obyek yang ada dalam desain form Data_Rekam_medis.

Tabel 3.23 Tabel Data rekam medis

Nama Field Data-1 Data-2

Tanggal_periksa 2012-03-10 13:01:00 2012-04-23 08:27:55

Nama_dokter dr. Joko Anwar dr.Agung Cahyono

Usia_periksa 29 29

Pemeriksaan Fisik Sering pusing,dikarekan

tekanan darah terlalu tinggi.

Batuk yang di sertai dengan cairan hidung keluar terus menerus.

Penyakit Hypertensi Batuk Rejan

Tindakan di beri obat penurun

tekanan darah

diberikan sirup penghilang bakteri.

Resep KAPTOPRIL TABLET

25 MG (20, 2x1)

ERITHROMISIN SIRUP 125 MG/ML BTL 60 ML (1, Di minum setelah makan).

STIKOM

(52)
[image:52.595.73.554.95.670.2]

Tabel 3.24 Tabel Uji coba Data Rekam Medis

Test

Case ID Tujuan Input Output Diharapkan

10 Tambah data baru ke tabel

Data_RekamMedis.

Memasukkan data Tabel 4.9 kemudian menekan tombol Simpan.

Muncul pesan "Data Tersimpan" dan data tersimpan pada tabel Data rekam medis.

11 Membatalkan data dari

tabel Data_ RekamMedis.

Memasukkan data Tabel 4.9. Kemudian menekan tombol resest field.

Semua field kosong dan data tidak tersimpan pada tabel Data rekam medis.

3.3.2 Jenis Data dan Instrumen Pengumpulan Data

Data yang akan dijadikan bahan analisa TA kali ini berasal dari data pemeriksaan pasien pada Puskesmas Kebonsari. Instrumen yang digunakan dalam pengujian adalah data string dan data double.

Data kecukupan penyediaan informasi terhadap calon pengguna dikumpulkan melalui kuesioner yang disebar acak. Data yang diperoleh berupa data penilaian terhadap kemampuan program menampilkan informasi yang dibutuhkan.

3.3.3 Analisis Hasil Uji Coba

Melakukan pengujian terhadap aplikasi yang telah dibuat meliputi :

1. Kemampuan program dalam memfasilitasi pemeliharaan data master.

2. Kemampuan program dalam memfasilitasi proses transaksi pencatatan data rekam medis pasien.

3. Kemampuan program dalam menampilkan laporan pemakaian obat. 4. Kemampuan program dalam menampilkan laporan jumlah penyakit.

Apabila masih ada kekurangan dalam aplikasi yang telah dibuat, maka akan dilakukan perbaikan.

STIKOM

(53)

48

Pada bagian implementasi sistem informasi rekam medis puskesmas dibutuhkan suatu perangkat komputer untuk membantu dalam proses instalasi nya. Dalam hal ini dbutuhkan sebuah komputer server untuk menampung aplikasi web dan untuk proses maintenance data master, dan komputer client untuk proses transaksinya. Untuk spesifikasi perangkat yang dibutuhkan dijelaskan pada sub bab di bawah ini.

4.1 Kebutuhan Sistem

Untuk implementasi sistem ini ada beberapa spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras yang dibutuhkan.

4.1.1Kebutuhan Perangkat Keras

Perangkat keras adalah komponen fisik peralatan yang membentuk sistem komputer, serta peralatan lain yang mendukung komputer dalam menjalankan tugasnya. Dalam hal ini, dibutuhkan komputer server sebagai tempat penyimpan aplikasi web dan komputer client sebagai pengakses aplikasi web.

1. Kebutuhan Minimum Client

Untuk menjalankan aplikasi ini sebagai client membutuhkan komputer dengan spesifikasi minimum sebagai berikut:

a. Processor 233 Mhz

b. Memory dengan RAM 64 MB

c. VGA on Board

d. Monitor Super VGA (800x600) dengan minimum 256 warna

STIKOM

(54)

e. Keyboard + mouse. 2. kebutuhan Minimum Server

Untuk menjalankan aplikasi ini sebagai server membutuhkan komputer dengan spesifikasi minimum sebagai berikut:

a. Processor 600 Mhz

b. Memory dengan RAM 192 MB

c. VGA on Board

d. Monitor Super VGA (800x600) dengan minimum 256 warna e. CD-ROM atau DVD-ROM

f. Keyboard + mouse

4.1.2Kebutuhan Perangkat Lunak

Perangkat lunak adalah komponen non fisik

Gambar

Tabel Pasien
Tabel Penyakit
Tabel kecamatan
Tabel 3.13 Struktur tabel Kota
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hitunglah Nilai Akreditasi Komponen (kolom 6) untuk setiap komponen akreditasi dengan cara: Jumlah Skor Tertimbang Perolehan (kolom 5) dibagi dengan Jumlah Skor Tertimbang

biasanya dapat bekerja dengan baik selama 40-50 jam.. Lebih dari itu terlihat kecendrungan timbulnya hal-hal yang negative. 2.2.2 Pembagian Beban Kerja.. Beban kerja

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa yang menjadi latar belakang pemilihan Nagari Kamang sebagai lokasi penempatan transmigran, menjelaskan bagaimana

Dipertahankan di depan Dosen Penguji Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta dan diterima

Sementara dalam periode transisi ekonomi tersebut pertumbuhan output di 20 negara CEECs memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kesempatan kerja,

jara k terde kat dari lo kasi yang terpilih sebelumnya dan ju mlah permintaan tidak me lebih i kapasitas muat kendaraan. Apabila semua pelanggan telah dikunjungi

Parameter sampel per detik merupakan kecepatan eksekusi pemrosesan sampel dalam satu detik. Data menunjukkan bahwa kecepatan maksimum parallel computing lebih cepat 68.02%

Dihadapan Anda terdapat 4 buah sampel rosela kering, Anda diminta untuk memberikan penilaian terhadap warna. Anda boleh mengulang sesering yang