ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SERVIS PANJANG FOREHAND DALAM BERMAIN BULUTANGKIS MELALUI
ALAT MODIFIKASI PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SUMUR PUTRI
BANDAR LAMPUNG
Oleh
RINA APRIANI
Penelitian ini bertujuan ingin kemampuan gerak dasar servis panjang forehand dalam permainan bulutangkis pada siswa kelas IV di SD Negeri 1 Sumur Putri Bandar Lampung.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 35 siswa dengan perincian 14 laki-laki dan 15 perempuan. Instrumen yang dipakai adalah penilaian kualitas gerak dasar servis panjang forehand dengan rentang nilai 1-4. Teknik analisis data menggunakan prosentasi ketuntasan belajar setiap siklusnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: dengan menggunakan alat modifikasi berupa : raket modifikasi, shuttlecock modifikasi, dan lapangan modifikasi, maka ada peningkatan terhadap gerak dasar servis panjang forehand dalam bermain bulutangkis pada siswa kelas IV di SD Negeri 1 Sumur Putri Bandar Lampung. Pada siklus pertama jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar adalah 6 siswa atau 25 %, pada siklus kedua meningkat menjadi 12 siswa atau 50 % dan pada siklus ketiga jumlah siswa yang tuntas telah mencapai 92 % atau 22 siswa, hanya menyisakan 2 siswa lagi yang belum tuntas dan perlu belajar lagi.
UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SERVIS PANJANG FOREHAND DALAM BERMAIN BULUTANGKIS MELALUI
ALAT MODIFIKASI PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SUMUR PUTRI
BANDAR LAMPUNG
OLEH : RINA APRIANI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SERVIS PANJANG FOREHAND DALAM BERMAIN BULUTANGKIS MELALUI
ALAT MODIFIKASI PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SUMUR PUTRI
BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
OLEH :
RINA APRIANI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Cara Memegang Raket ... 17
2. Sikap Berdiri ... 18
3. Arah Gerakan Kaki ... 20
4. Gerakan Servis Panjang Forehand... 21
5. Raket Modifikasi dan Raket Asli ... 30
6. Shuttlecock Modifikasi dan Shuttlecock Asli ... 31
7. Net Modifikasi dan Net Asli ... 32
8. Lapangan Modifikasi dan Lapangan Asli ... 33
9. Spiral PTK ... 35
10.Grafik Batang Perbandingan Prosentase Ketuntasan Belajar Tes Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III ... 46
11.Grafik Batang Perbandingan Siswa yang Tuntas dan Belum Tuntas Pada Tes Awal ... 47
12.Grafik Batang Perbandingan Siswa yang Tuntas dan Belum Tuntas Pada Siklus Pertama ... 48
13.Grafik Batang Perbandingan Siswa yang Tuntas dan Belum Tuntas Pada Siklus Kedua ... 49
C. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ... 12
D. Permainan Bulutangkis ... 14
E. Prinsip Dasar Bermain Bulutangkis ... 16
F. Teknik Pukulan Servis ... 21
G. Media Pendidikan... 22
H. Alat Bantu Pembelajaran... 25
I. Modifikasi Alat Pembelajaran... 26
J. Hipotesis ... 33
III. METODOLOGI PENELITIAN ... 35
B. Saran ... 57
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Format Penilaian Gerak Dasar Servis Panjang Forehand... 42
2. Jadwal Penelitian PTK ... 44
3. Deskripsi Hasil PTK Servis Panjang Forehand ... 45
4. Analisis Hasil Tes Awal Servis Panjang Forehand ... 47
5. Analisis Hasil Siklus Pertama Servis Panjang Forehand ... 48
6. Analisis Hasil Siklus Kedua Servis Panjang Forehand ... 49
SURAT PERNYATAAN
Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Rina Apriani
NPM : 1013068040
Program Studi : S1 Penjaskes Dalam Jabatan FKIP
dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Servis Panjang Forehand Dalam Bermain Bulutangkis Melalui Alat Modifikasi Pada Siswa Kelas IV Di SD Negeri 1 Sumur Putri Bandar Lampung” adalah benar hasil karya penulis, bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan tugas akhir ini saya kutip dari hasil karya orang lain dituliskan sumbernya secara jelas sesuai norma dan etika penulisan ilmiah. Dan jika dikemudian hari ternyata ada hal yang melanggar dari ketentuan akademik universitas maka saya bersedia bertanggungjawab dan disanksi sesuai peraturan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya, apabila ternyata tidak benar saya bersedia menerima sanksi.
Bandar Lampung, Juli 2012
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan program
pengajaran yang sangat penting dalam pembentukan dan kebugaran para
siswa. Pembelajaran olahraga dan kesehatan ini diharapkan dapat
mengarahkan siswa untuk dapat beraktivitas olahraga agar tercipta
generasi yang sehat dan kuat.
Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem
pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek
kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis,
keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek
pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas
jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara
sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Oleh karena
itu, pelaksanaan Pendidikan Jasmani harus diarahkan pada pencapaian
tujuan tersebut. Tujuan Pendidikan Jasmani bukan hanya mengembangkan
Pendidikan Jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk selalu
aktif dan terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui
aktivitas jasmani, bermain dan berolahraga yang dilakukan secara
sistematis, terarah dan terencana. Pembekalan pengalaman belajar
diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan
bugar sepanjang hayat.
Proses pembelajaran harus sejalan dengan kematangan siswa dalam usia
maupun fisik perlu dibedakan antara setiap umur yaitu dari masa balita,
anak-anak, masa remaja, dewasa dan masa tua.
Dengan demikian tahap perkembagan anak pada usia sekolah, khususnya
di Sekolah Dasar (SD) merupakan proses belajar gerak dasar, bila
kemampuan gerak dasar telah dikuasai maka untuk mempelajari gerak
selanjutnya akan lebih mudah diarahkan guna mempelajari keterampilan
yang lebih tinggi dalam hal ini mempelajari bentuk-bentuk gerakan suatu
cabang olahraga.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru diharapkan sebagai
keterampilan gerak dasar,tekhnik dasar dan strategi bermain dan
olahraga,intrernalisasi nilai nilai( sportivitas,jujur,kerjasama dan lain lain)
serta pembiasaan hidup sehat.
Sebagai seorang guru sering kali dihadapkan terhadap beragamnya
karakteristik siswa dalam suatu kelas. Karakteristik siswa itu antara lain
adalah jenis kelamin, postur tubuh, hobi, sifat, motivasi. Hal ini yang
terjadi pada pembelajaran teknik dasar menggiring bola pada siswa kelas
3
dengan menggunakan bola yang standar untuk pemain sepak bola.
Akibatnya hasil belajar siswa di SD tersebut belum mencapai tingkat
keberhasilan yang diharapkan. Dengan melihat setiap hasil belajar teknik
dasar menggiring bola di sekolah tersebut masih rendah, adapun siswa
yang mendapatkan nilai kurang dari rata-rata 65 sebanyak 75%, sedangkan
siswa yang mendapatkan nilai lebih dari 65 sebanyak 25%.Dari
keseluruhan kelas V, memiliki kemampuan yang lebih rendah dalam
melakukan teknik dasar menggirng bola.
Uraian di atas merupakan pengamatan penulis selama mengajar di SD
Negeri 2 Sumur Putri kota Bandar Lampung. Peranan dan fungsi guru
pendidikan jasmani yang baik apabila memiliki inisiatif, kreatifitas dan
inovatif serta selektif dalam menentukan metode dan penggunaan alat
penunjang pelaksanaan proses belajar mengajar yang cocok, fleksibel,
ekonomis dan disukai anak didiknya apabila memakai alat tersebut saat
proses kegiatan belajar mengajar.
Dalam menentukan alat penunjang keberhasilan terhadap tugas gerak yang
diberikan, kita harus memilih alat-alat yang mengarah pada pembentukan
gerakan yang kita harapkan.Yaitu dengan alat yang sederhana dan
fleksibel tetapi disenangi oleh anak didik. Dalam penelitian ini penulis
mencoba menerapkan suatu cara penyampaian belajar sepak bola gerak
dasar menggirng bola menggunakan modifikasi alat permainan (bola
plastik). Penulis memilih metode penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai
B. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi dari masalah ini adalah :
1. Rendahnya hasil belajar siswa saat melakukan gerak dasar menggiring bola
2. Belum terlihatnya penggunaan alat modifikasi dalam pembelajaran gerak
dasar menggiring bola
3. Kurangnya Kemampuan dalam pelaksanaan gerak dasar mengiring bola di
SD Negeri 2 Sumur Putri
C. Ruang Lingkup.
Untuk menghindari penafsiran yang meluas, perlu adanya batasan sehingga
ruang lingkup penelitian ini menjadi jelas dan terarah pada sasaran, maka
yang akan dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup yaitu
tentang gerak dasar menggiring bola melalui modifikasi alat dalam permainan
sepak bola (Bola Plastik) pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sumur Putri
Bandar Lampung.
D. Rumusan Masalah.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang, identifikasi
masalah dan permasalahan, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Apakah dengan menggunakan modifikasi alat bola plastik dapat meningkatkan
gerak dasar menggiring bola pada siswa kelas V SD. Negeri 2 Sumur Putri
5
G. Tujuan Penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Ingin mengetahui tentang keterampilan menggiring bola pada siswa kelas
V SD Negeri 2 Sumur Putri Bandar Lampung.
2. Ingin mengetahui tentang proses pembelajaran menggiring bola pada siswa
kelas V. SD. Negeri 2 Sumur Putri Bandar Lampung
3. Ingin mengetahui pelaksanaan pembelajaran menggiring bola pada siswa
kelas V SD. Negeri 2 Sumur Putri Bandar Lampung.
H. Manfaat Penelitian.
1. Siswa
Meningkatkan pengetahuan siswa dalam upaya meningkatkan
keterampilan gerak dasar menggiring bola.
2. Guru
Sebagai bahan referensi guru dalam meningkatkan proses pembelajaran
menggiring bola
3. Sekolah
Sebagai bahan masukan dan referensi bagi kepala sekolah mengenai
penggunaan modifikasi alat permainan, bola plastik pada olahraga cabang
sepak bola
4. Instansi
1. Sejarah Sepak Bola
a. Awal mula sepak bola
Permainan sepak bola awal mulanya berasal dari negeri Tiongkok pada
masa musim semi dan musim gugur, catatan tertua mengenai sepak bola
ditemukan pada masa dinasti Tsin (255-206 SM ).Dalam permainan sepak
bola tersebut , jumlah pemain satu tim terdiri dari 6 orang bola terbuat dari
kulit binatang yang diisi rambut berdiameter 40 cm untuk jaringnya
setinggi 10,5 m yang ditancapkan di tengah lapangan yang dikelilingi
tembok. Di yunani permainan sepak bola telah dikenal 800 tahun SM
dengan nama epis kyiro dan harpastron di inggris sepak bola mulai dikenal
sekitar abad ke 8. Permainan ini dimainkan di lapangan yang luas, tetapi
pada april 1314 pemerintah inggris melarang permainan tersebut.
b. Perkembangan Sepak Bola di Indonesia.
PSSI dibentuk pada tanggal 19 April 1930 di Yogyakarta. Pendirinya
adalah Suratin Sosro Soegondo. Sepak bola merupan wahana terbaik untuk
nasonalisme di kalangan pemuda sebagai tindakan untuk menentang
7
c. Perkembangan Sepak Bola Dunia
Pada tahun 1580 Brovani Bahdi dari Italia dan Richard Mulcaster dari
Inggris membukukan serentetan aturan sepak bola. 200 tahun kemudian
Yoseph Strutt menyempurnakan aturan tersebut, sepak bola harus
dimainkan 2 tim yang berebut bola untuk memasukanya ke gawang lawan
yang terpisah oleh jarak 70-90 meter. Pada tahun 1863 peraturannya
disempurnakan lagi selain ada wasit, luas lapagan dan jumlah pemain di
batasi. Sepak bola juga hanya memakai kulit binatang yang diisi oleh
udara ( Ina Hasanah 2009: 3 ).
2. Pengertian Sepak Bola
Sepak bola adalah jenis permainan beregu yang menggunakan bola sepak
dan dimainkan oleh dua kelompok yang berlainan regu dengan jumlah
pemain masing masing terdiri atas 11 pemain. Permainan sepak bola
dimainkan dilapangan yang permukaan tanahnya berumput asli atau buatan
dan bentuk lapangannya adalah empat persegi panjang dengan ukuran
lapangan yaitu panjang 100 sampai 110 meter dan lebar 64 samapai 75
meter, pada kedua garis lebar lapangan di tengah tengahnya masing masing
didirikan sebuah gawang yang saling berhadapan. Bola yang digunakan
dalam permainan yaitu pada bagian luarnya terbuat dari kulit dan bagian
dalamnya ter dari karet yang berisi udara dengan berat bola tidak lebih dari
450 gram dan tidak kurang dari 410 gram Abdul Rohim (2008:4)
Permainan sepak bola dimainkan oleh dua kelompok yang masing masing
beranggota sebelas orang. Permainan sepak bola dipimpin oleh seorang
kekuasaan mutlak di atas lapangan. Dua penjaga garis mendampingi wasit,
penjaga garis menunjukkan ketika bola keluar ( tunduk kepada keputusan
wasit ) dan menentukan tim manakah yang harus melakukan lemparan ke
dalam, tendangan gawang atau tendangan sudut.Mereka yang mendampingi
wasit ketika pelanggaran offside terjadi ( Muhammad Zein, 2008:6 )
Permainan sepak bola dipimpin oleh seorang wasit dan dibantu oleh dua
orang penjaga garis atau disebut asisten wasit. Tujuan dari masing-masing
kesebelasan adalah berusaha untuk memasukan bola kedalam gawang
lawannya sebanyak mungkin dan berusaha menggagalkan serangan lawan
untuk menjaga atau melindungi agar gawangnya tidak kemasukan bola.
Permainan sepak bola dilakukan dalam dua babak, antara babak pertama dan
kedua diberi waktu istrirahat, dilakukan pertukaran tempat. Kesebelasan
yang dinyatakan menang adalah kesebelasan yang sampai akhir pertandingan
lebih banyak memasukan bola ke gawang lawannya M. Zaein. (2008 :30)
3. Gerak dasar menggiring bola
Ketika berjalan atau berlari sambil membawa dan mencoba untuk
mengalahkan pemain bertahan atau di depannya, disebut menggiring,
jagalah bola selalu dekat dengan kaki dan terkontrol setiap saat, saat
bergerak doronglah bola ke depan dengan kaki bagian dalam dan kaki
bagian luar hal ini untuk mengalahkan atau mengecok dan bola dapat
dibelokkan untuk melakukan gerak tipu.( Clive Gifford 2007:20)
Untuk dapat menggiring bola dengan sempurna, posisi kaki tumpu harus
sesuai dengan posisi kaki yang akan digunakan untuk menendang bola.Kaki
9
dalm pergelangan kaki tumpu.Bola disentuh dengan kura kura kaki bagian
dalam atau luar untuk bergerak maju atau apabila lintasanya
melengkung.Posisi badan harus ditempelkan diantara bola dan
lawan.Kemudian bola digiring oleh kaki yang jauh dari lawan
Pada dasarnya menggiring bola adalah menendang terputus-putus atau
perlahan-lahan, oleh karena itu bagian kaki yang dipergunakan dalam
menggiring bola sama dengan bagian kaki yang dipergunakan untuk
menendang bola. Tujuan menggiring bola antara lain untuk mendekati jarak
kesasaran, melewati lawan, dan menghambat permainan.
Semua type menggiring bola yang baik terdiri dari beberapa komponen.
Komponen tersebut mencakup perubahan kecepatan dan arah yang
mendadak, gerakan tipuan tubuh dan kaki, dan kontrol bola yang rapat.
Mengontrol bola dengan rapat dalam situasi dimana lawan-lawan memenuhi
ruang gerak . Beberapa perubahan kecepatan dan arah yang cepat disertai
dengan gerak tipu tubuh dan kaki terhadap lawan.
a. Menggiring bola dengan kontrol yang rapat :
Persiapan :
1. Lutut ditekukkan
2. Badan direndahkan
3. tubuh diatas bola
Pelaksanaan :
1. Fokuskan perhaian pada bola
2. Gunakan gerak tipu tubuh dan kaki
3. Kontrol bola dengan bagian kaki yang tepat
4. Gantilah kecepatan arah atau keduanya
b. Menggiring bola dengan cepat :
Dorong bola beberapa kaki didepan kearah ruang yang terbuka,
berlari dengan cepat kearah bola tersebut dan kemudian
mendorongnya kembali.
Persiapan :
1. Postur tubuh tegak
2. Bola didekat kaki
3. Kepala tegak untuk melihat lapangan dengan baik
Pelaksanaan :
1. Fokuskan perhatian pada bola
2. Tendang bola dengan permukaan instep (menendang
dengan kura-kura kaki)
3. Dorong bola kedepan beberapa meter
(Joseph A. Luxbarcher, 2004:49)
c. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian dalam :
1. Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki bagian dalam
11
2. kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak diayunkan
seperti tekhnik menendang bola. Akan tetapi setiap langkah secara
teratur menyentuh atau mendorong bola bergulir kedepan dan bola
harus selalu dekat dengan kaki. Dengan demikian bola mudah
dikuasai dan tidak mudah direbut oleh lawan.
3. Pada saat menggiring bola lutut kedua kaki harus selalu ditekuk
sedikit. Dan pada waktu kaki menyentuh bola pandangan bola,
kemudian melihat situasi lapangan, melihat posisi lawan dan posisi
teman.
d. Menggiring bola dengan kura-kura kaki penuh :
1. Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki bagian dalam
menendang bola dengan kura-kura kaki penuh.
2. Setiap langkah secara teratur dengan kura-kura kaki penuh, kaki
kanan atau kaki kiri mendorong bola bergulir kedepan, dan bola
harus selalu dekat dengan kaki.
3. Pada saat menggiring bola kedua lutut selalu sedikit ditekuk, waktu
kaki menyentuh bola pandangan pada bola, juga melihat situasi
lapangan, melihat posisi lawan dan posisi teman.
e. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar :
1. Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki bagian dalam
2. Setiap langkah secara teratur dengan kura-kura kaki bagian luar.
Kaki kanan atau kaki kiri mendorong bola bergulir kedepan. Dan
bola harus selalu dekat dengan kaki, sesuai dengan irama lari.
3. Pada saat menggiring bola kedua lutut selalu sedikit ditekuk, waktu
kaki menyentuh bola pandangan pada bola dan selanjutnya melihat
situasi lapangan, posisi lawan dan posisi teman.
f. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar ini paling banyak
digunakan dalam bermain karena :
1. Bagian kaki yang bersentuhan engan bola cukup luas
2. Pemain dengan mudah dapat bergerak kedepan atau membelok,
berputar, mengubah arah,. Hal ini sesuai dengan arah sikap kaki
pada waktu lari.
3. Pemain dapat mengontrol bola atau menguasai bola dengan baik.
4. Pemain dengan cepat mudah memberikan bola kepada teman.
Menggiring bola berputar kearah lawan digunakan kura-kura kaki bagian
luar kaki kanan. Sesuai dengan irama lari, setiap langkah kaki kanan bola
didorong dengan kura-kura kaki bagian luar.
Menggiring bola harus kedepan dapat juga dilakukan dengan
menggunakan kura-kura kaki bagian dalam kaki kanan dan kaki kiri secara
berganti-ganti. Sesuai dengan irama langkah lari.
- Dengan kura-kura bagian dalam kaki kanan bola didorong kedepan
13
- Kemudian dilanjutkan dengan kura-kura bagian dalam kaki kiri bola
didorong kedepan sesuai dengan langkah kaki kiri dan seterusnya.
(Sukatamsi, 2004:34)
Menggiring bola dengan kaki bagian dalam dapat dilakukan dengan cara :
1. Diawali dengan sikap berdiri menghadap arah gerakan, pandangan
kedepan.
2. Sikap kedua lengan di samping badan agak telentang
3. Pergelangan kaki di putar keluar dan di kunci
4. Dorong bola dengan kaki bagian dalam kearah depan dengan posisi
kaki agak terangkat dari tanah dan berat badan di bawa kedepan.
5. Tumpuan berat badan berada pada kaki yang tidak digunakan
menggiring bola.
Menggiring bola dengan kaki bagian luar dapat dilakukan dengan cara:
1. Diawali sikap berdiri menghadap kearah gerakan, pandangan
kedepan.
2. Sikap kedua lengan disamping badan agak telentang
3. Pergelangan kaki diputar kedalam dan dikunci
4. Dorong bola dengan kaki bagian luar kearah depan dengan posisi
kaki agak terangkat dari tanah.
5. Tumpuan berat badan pada kaki yang tidak digunakan menggiring
4. Kunci Kesuksesan
a. Faktor Genetika
Kemampuan fisik dan postur tubuh setiap orang berbeda. Hal ini sebabkan
oleh warisan secara genetika dari orang tuanya. Perbedaan tersebut di
dalam sepak bola sangat mempengaruhinya. Apabila seorang pemain
berpostur tubuh kecil, dia akan mudah untuk dijatuhkan oleh lawan begitu
juga pemain yang bertubuh besar akan kesulitan dan hambatan tersendiri
dalam bermain sepak bola.
b. Faktor Latihan
Dibalik suatu kemenangan dalam permainan sepak bola tentunya tidak
terlepas dari seorang pelatih. Kehadiran seorang pelatih merupakan urat
nadi permainan. Tanpa pelatih kecil kemungkinan untuk berhasil.
4. Hakikat Belajar Keterampilan Gerak
Pendidikan merupakan proses pendidikan melalui penyediaan pengalaman
belajar kepada peserta didik berupa aktivitas jasmani, bermain, dan atau
olahraga yang direncanakan secara sistematis, dengan memperhatikan
pertumbuhan dan perkembangan guna merangsang perkembagan fisik,
keterampilan berfikir, emosional, social dan moril. Pembekalan pengalaman
belajar itu diharapkan untuk membina dan sekaligus untuk membentuk gaya
15
5. Modifikasi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia arti dari modifikasi adalah pengubahan
Pengubahan berasal dari kata dasar ubah yang berarti lain atau beda
mengubah dapat diartikan dengan menjadikan lain dari yang sebelumnya
sedangkan arti dari pengubahan adalah proses, perbuatan atau cara
mengubah.
Mengubah dapat juga diartikan dengan pembaruan. Dalam pendidikan
pembaruan dapat diartikan sebagai suatu upaya sadar yang dilakukan untuk
memperbaiki praktik pendidikan dengan sungguh-sunguh. Pembaruan sistem
pengajaran (intructional system) apalagi dalam hal pembaruan kebijaksanaan
pendidikan umumnya mengandung unsur kesengajaan, dan karenaannya
istilah pembaruan pada umumnya dapat disamakan dengan inovasi. Karena
yang akan diperbaiki ialah praktik atau kegiatan, inti pembaruan sebenarnya
ialah proses pendidikan. Tidak mengherankan bahwa pada mulanya
pembarauan berpokok pada metode mengajar. Bukan karena mengajar itu
penting, melainkan karena mengajar itu bermaksud menimbulkan efek
belajar pada siswa.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah: Alat merupakan bagian dari
fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar.
Dengan alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung
tentang materi yang akan diberikan kepada siswa, dengan tujuan materi
tersebut agar mudah dipahami dan dimegerti oleh siswa.
Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa modifikasi alat permainan
sesungguhnya menjadi berbeda dari yang sebelumnya dengan tujuan untuk
meningkatkan kemampuan agar tujuan yang direncanakan sebelumnya dapat
dicapai dengan sebaik-baiknya. Modifikasi alat permainan merupakan bagian
dari inovasi yang dapat dilakukan dalam dunia pendidikan. Adapun kegiatan
inovatif dalam hal ini antara lain pengembangan dan produksi alat-alat
pelajaran.
Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan bola yang terbuat dari plastik yang relatif lebih ringan dan
tidak keras. Hal ini dapat memberikan kemudahan bagi anak dalam usahanya
menuju gerakan teknik dasar menggiring bola seperti yang diharapkan,
karena anak dapat mencoba secara berulang ulang melakukan menggiring
tanpa ragu dan rasa takut karena sakit yang ditimbulkan saat menggirng
bola..
Berikut ini adalah modifikasi alat permainan yang akan digunakan
17
6. Hipotesis
Hipotesis adalah : dugaan sementara dari suatu peristiwa (Suharsimi
Arikunto 1998:21) berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa
hipotesis adalah suatu konsep yang berfungsi sebagai jawaban sementara
terhadap masalah penelitian. Maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai
berikut : Denmgan alat modifikasi (Bola Plastik) dapat meningkatkan gerak
dasar menggiring bola pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sumur Putri Bandar