• Tidak ada hasil yang ditemukan

Redisain Gor Pajajaran sebagai sarana olahraga bagi atlet difabel : arsitektur ramah difabel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Redisain Gor Pajajaran sebagai sarana olahraga bagi atlet difabel : arsitektur ramah difabel"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

DATA PRIBADI

PENDIDIKAN FORMAL

PENDIDIKAN NON FORMAL

Nama : Defi Andri

Tempat Tanggal Lahir : Lirik, 2 Maret 1990

Jenis Kelamin : Laki - laki

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Golongan Darah : O

Alamat : Jl. Pelesiran No. 46A/56, RT:04/RW:06, Kel. Lebak

Siliwangi, Kec. Coblong, Bandung.

Telepon : 08562283773

Email : sekoetoe_27@yahoo.co.id

Pendidikan Nama Instansi Tahun Ajaran

Kuliah

Universitas Komputer Indonesia ( Jurusan Teknik Arsitektur )

Jl. Dipati Ukur, Bandung

2008- Sekarang

SMA/MA Ponpes Ma’had Al-Zaytun

Indramayu, Jawa Barat 2005-2008

SMP/MTS Ponpes Ma’had Al-Zaytun

Indramayu, Jawa Barat 2002-2005

SD

SD Negeri 001

Jl. Jend Sudirman, Kec. Air Molek, Kel. Pasir Penyu, Kab. INHU, RIAU

1996-2002

2005 – 2008 Pelatihan Komputer WS-SIGMA

2006 – 2007 Pelatihan Komputer AGICT

(5)

PENGALAMAN ORGANISASI

PENGALAMAN KERJA

KEMAMPUAN

2011 - 2012 : Anggota HIMA Arsitektur UNIKOM Divisi Olahraga

2005 - 2008 : Anggota ESTD (Education, Science, and Technology Department) OPAZ (Organisasi Pelajar Al-Zaytun)

Ketua Divisi PR

2004 - 2007 : Anggota WS-SIGMA (Santri Gemar Matematika) Divisi Humas

2000 - 2002 : Pramuka SD Negeri 001

PROYEK TEAM WORK (GOLDEN SECTION)

Membuat Maket TA Mahasisiwa UNIKOM Membuat Maket TA Mahasisiwi ITENAS

1. Operasi Aplikasi Komputer • Microsoft Office • Microsoft Excel • Ecotect Analysis

(6)

Tema

ARSITEKTUR RAMAH DIFABEL

LAPORAN PERANCANGAN AR 38313 S – STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER X TAHUN 2012/2013

Sebagai Persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

Defi Andri

104 08 012

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

(7)

REDISAIN GOR PAJAJARAN SEBAGAI SARANA

OLAHRAGA BAGI ATLET DIFABEL

Defi Andri 104 08 012

Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Tugas Akhir pada tanggal :

………

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Sally Octaviana., S.T., M.T. NIP:

Dekan Teknik dan Ilmu Komputer

Prof. Dr. H. Denny Kurniadie, Ir., M.Sc. NIP: 4127 70 013

Ketua Program Studi

(8)

PRAKATA

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah

Yang Maha Esa, Tuhan pencipta dan pemelihara alam semesta. Dan sholawat

serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,

keluarga, sahabat- sahabat dan para pengikutnya yang setia sampai hari akhir

nanti.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari masih terdapat

kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan

pengetahuan dan kemampuan di masa yang akan datang.

Penyelesain Laporan Tugas Akhir ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih dan

memberikan penghargaan kepada:

1. Dr. Salmon Priaji Martana, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik

Arsitektur UNIKOM yang telah memberikan dorongan, bantuan, dan

petuahnya.

2. Dhini Dewiyanti Tantarto, Ir., M.T., selaku Dosen Koordinator Studio

Tugas Akhir dan juga Dosen Wali, atas dorongan motivasi dan

bantuannya.

3. Sally Octaviana, S.T, M.T., selaku Dosen Pembimbing dimana dengan

penuh perhatian, kesabaran, dan ketelitian telah meluangkan waktu,

tenaga, dan pikiran dalam membimbing dan mengarahkan selama proses

tugas akhir berlangsung.

4. Seluruh dosen pengajar yang telah memberikan ilmu–ilmunya selama

mengikuti jenjang perkuliahan.

5. Apa, Ama, Uda Rinal, Adek Arfan yang tercinta atas segala doa, kasih

sayang, dukungan moril dan materil yang tak terhingga, serta

kepercayaan yang telah diberikan.

6. Teman–teman seperjuangan Arsitektur Unikom Angkatan 2008 dan juga

teman-teman TA.

(9)

7. Rekan – rekan di kantor h+w Hegarbudi 2, Bang Hafiz Amirrol, Mba

Wani, Iwan Setiawan, Eka Nurliyadin, Bang Rahmat, dan Bang Didin

yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan

tugas akhir ini.

8. Terakhir, kepada Semua Atlet Difabel NPCI Bandung, ini buat usaha

mereka yang tidak pernah menyerah, terus berjuang demi meraih prestasi

tertinggi di bidang olahraga. nothing is impossible!

Harapan penulis kiranya laporan ini bisa bermanfaat bagi semuanya. Amin.

Bandung, September 2013

Penulis

(10)

ABSTRAK ... i

PRAKATA ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL & BAGAN ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR ISI

1.4 Masalah Perancangan ... 3

1.5 Pendekatan... 3

1.6 Lingkup atau Batasan ... 4

1.7 Kerangka Berpikir ... 5

1.6 Sistematika Laporan ... 6

II. DESKRIPSI PROYEK 2.1 Data Umum... 7

2.2 Program Kegiatan ... 8

2.3 Kebutuhan Ruang ... 8

2.4 Studi Banding Proyek Sejenis ... 11

(11)

III. ELABORASI TEMA

3.1 Pengertian ... 15

3.2 Interpretasi Tema ... 15

3.3 Studi Literatur ... 16

3.4 Studi Banding Tema Sejenis ... 18

VI. ANALISIS 4.1 Analisis Fungsional ... 21

4.1.1 Program Ruang ... 21

4.1.2 Analisis Kegiatan ... 23

4.1.3 Analisis Aktivitas Pengguna ... 23

4.2 Analisis Kondisi Lingkungan ... 24

4.2.1 Lokasi ... 24

4.2.2 Analisa Kebisingan dan Vegetasi ... 25

4.2.3 Analisa Lalu Lintas dan Sirkulasi ... 26

4.3 Kesimpulan ... 27

V. KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar ... 28

5.2 Rencana Tapak ... 28

5.2.1 Pemintakatan ... 28

5.2.2 Tata Letak ... 29

5.2.3 Gubahan Massa ... 30

(12)

5.2.4 Pencapaian ... 30

5.2.5 Sirkulasi ... 31

5.2.6 Parkir ... 32

5.2.7 Tata Hijau ... 33

5.3 Konsep Bangunan ... 34

5.3.1 Bentuk ... 34

5.3.2 Fungsi ... 35

5.3.3 Sirkulasi ... 35

5.3.4 Struktur dan Konstruksi ... 36

5.3.5 Bahan Material ... 37

5.3.6 Utilitas ... 37

5.3.7 Pencegahan Bahaya Kebakaran ... 38

5.3.8 Pentahapan Pembangunan ... 38

5.3.9 Penyelesaian Ruang Luar/Lansekap ... 38

VI. HASIL RANCANGAN 6.1 Peta Situasi... 39

6.2 Gambar - Gambar Perancangan ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 45

(13)

DAFTAR TABEL & BAGAN

Tabel 1 Program Ruang Fasilitas Utama (GOR Pertandingan) ... 19

Tabel 2 Program Ruang Fasilitas Pendukung (Hall Latihan) ... 19

Tabel 3 Program Ruang Fasilitas Servis ... 19

Tabel 4 Program Ruang Fasilitas Pengelola (Kator Administrasi) ... 20

Tabel 5 Program Ruang Fasilitas Hunian (Asrama & Kantin Atlet) ... 20

Tabel 6 Program Ruang Fasilitas Publik (Retail & Loket Tiket) ... 20

Bagan 1 Kerangka Berpikir ... 5

Bagan 2 Program Kegiatan ... 9

Bagan 3 Pola aktivitas atlet difabel ... 8

Bagan 4 Pola aktivitas pelatih ... 27

Bagan 5 Pola aktivitas pengurus/pengelola ... 27

Bagan 6 Pola aktivitas pengunjung ... 29

Bagan 7 Pencapaian Bangunan ... 29

Bagan 8 Penyaluran Air Bersih ... 37

Bagan 9 Penyaluran Air Kotor dan Limbah ... 38

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 6 Lintasan Atletik ... 12

Gambar 7 Foto Udara Tapak SOR Lodaya ... 13

Gambar 13 Fasilitas yang terdapat di DCU (Dublin City University) ... 18

Gambar 14 Fasilitas yang terdapat di Barnes Building ... 19

Gambar 15 Fasilitas yang terdapat di Derby College Sport Centre ... 20

Gambar 16 Foto Udara Kawasan ... 24

Gambar 17 Suasana Jalan Pajajaran ... 25

Gambar 18 Vegetasi Eksisting pada Area Parkir ... 26

Gambar 19 Suasana Lalu Lintas Jalan Pajajaran ... 26

Gambar 20 Zoning Area ... 29

Gambar 21 Jalur Sirkulasi Pada Tapak ... 31

Gambar 22 Lokasi Parkir Pada Tapak ... 32

(15)

Gambar 23 Area Tata Hijau Pada Tapak ... 33

Gambar 24 Gubahan Massa Bangunan ... 34

Gambar 25 Jalur Pedestrian Khusus ... 35

Gambar 26 Isometri Struktur Atap Bangunan ... 36

Gambar 27 Peta Situasi ... 39

Gambar 28 Perspektif Mata Burung 1 ... 39

Gambar 29 Perspektif Mata Burung 2 ... 40

Gambar 30 Perspektif Mata Burung 3 ... 40

Gambar 31 Perspektif Suasana Asrama1 ... 41

Gambar 32 Perspektif Suasana Asrama2 ... 41

Gambar 33 Perspektif Suasana Kantor ... 41

Gambar 34 Perspektif Suasana Halte ... 42

Gambar 35 Perspektif Suasana Jembatan Penyeberangan 1 ... 42

Gambar 36 Perspektif Suasana Jembatan Penyeberangan 2 ... 42

Gambar 37 Perspektif Suasana Retail 1 ... 43

Gambar 38 Perspektif Suasana Retail 2 ... 43

Gambar 39 Perspektif Suasana Tribun Atletik ... 43

Gambar 40 Perspektif Suasana GOR Pertandingan ... 44

Gambar 41 Perspektif Suasana Interior GOR Pertandingan ... 44

Gambar 42 Perspektif Suasana Interior Hall Latihan ... 44

Gambar 43 Illustrasi Penanda Arsitektural pada Jembatan Penyeberangan .... 45

Gambar 44 Illustrasi Penanda Arsitektural pada Jalur Pedestrian ... 45

Gambar 45 Illustrasi Penanda Arsitektural pada Jalan di Dalam Kawasan Komplek Sarana Olahraga ... 45

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Difabel merupakan istilah yang dieja dalam bahasa Indonesia dari kata

diffable (people with different abilities). Masyarakat barat memberikan nama

kepada kaum difabel denga istilah disable (tidak mampu), tetapi ada juga yang

menyebut dengan istilah penyandang cacat. Namun istilah difabel memberikan

perspektif yang lebih baik dibandingkan dengan istilah penyandang cacat yang

seakan-akan mempersepsikan sesuatu yang “gagal” atau “abnormal”. Istilah

difabel juga mencakup orang tua lanjut usia (lansia), wanita hamil, pengguna

kursi roda, tunanetra, tunarungu, tunadaksa dan kelompok lainnya yang memiliki

kemampuan berbeda dengan msyarakat pada umumnya. Pada beberapa orang

yang menjadi difabel ada yang sejak dari lahir namun ada juga yang menjadi

difabel karena mengalami suatu peristiwa kecelakaan.

Kaum difabel mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam segala

aspek kehidupan dan penghidupan, seperti : pendidikan pada semua jenis dan

jenjang pendidikan, pekerjaan yang layak dan sesuai dengan kemampuannya,

dan juga hak–hak yang sama untuk menumbuh kembangkan bakat, keahlian

mereka dalam bidang olahraga.

Indonesia telah menjadi tuan rumah pada 6th ASEAN ParaGames 2011 yang

diselenggarakan pada tanggal 12-20 Desember 2011, di Stadion Manahan, Solo.

Pemerintah seharusnya semakin peduli terhadap keberadaan atlet-atlet difabel,

tetapi kenyataannya masih kurang penyediaan fasilitas untuk aksesibilitas difabel

pada bangunan publik khususnya pada sarana olahraga, kebanyakan dari

sarana olahraga tidak didesain khusus bagi kaum difabel padahal sarana

olahraga sangat penting perannya bagi atlet difabel sebagai tempat mereka

berlatih.

Ada beberapa hal yang menjadi kendala untuk mewujudkan fasilitas yang

memenuhi persyaratan bagi pengguna difabel, salah satunya kendalanya adalah

kurangnya pengetahuan dan pemahaman dari pemilik atau pengelola bangunan

gedung mengenai acuan aksesibilitas serta pemahaman terhadap kaum difabel,

(17)

selain itu juga belum terjalinnya kerjasama antara pemerintah dengan mereka

yang terkait dengan penyediaan fasiltas publik bagi aksesibilitas difabel.

Berdasarkan pertimbangan kebutuhan dan keinginan untuk menyediakan

sarana olahraga yang khusus bagi atlet difabel yang nantinya dapat lebih

memandirikan dan memudahkan mereka dalam berolahraga.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Proses perancangan ini, bermaksud untuk mewadahi kebutuhan khusus

berupa sarana olahraga bagi atlet difabel, dengan fasilitas-fasilitas

pendukung yang mengacu pada pemanfaatan elemen-elemen arsitektural

terhadap perilaku dan keterbatasan atlit difabel.

1.2.2 Tujuan

• Mendirikan serta membangun sarana olahraga yang aman dan

nyaman bagi atlet difabel.

• Memberikan sarana khusus yang dapat memfasilitasi para atlet difabel

dalam berolahraga.

• Menciptakan sarana olahraga khusus yang melatih mereka supaya

menjadi lebih mandiri dan aktif menggunakan indera lain yang mereka

miliki melalui bantuan elemen-elemen arsitektural yang ada pada

sarana olahraga.

1.3 Sasaran

Sasaran dan lingkup sarana olahraga ini adalah :

• Atlet difabel dengan klasifikasi : A. Tuna daksa

B. Tuna netra

(18)

1.4 Masalah Perancangan

1.4.1 Masalah Umum

• Bagaimana menciptakan kawasan sarana olahraga yang aman,

nyaman dan mudah diakses oleh atlet difabel?

1.4.2 Masalah Perancangan

• Bentuk sarana olahraga yang bagaimanakah yang dapat digunakan

oleh atlet difabel dengan keterbatasan mereka?

• Bentuk penataan massa bangunan yang bagaimanakah yang

sesuai sebagai sarana olahraga bagi atlet difabel?

• Jenis olahraga apa sajakah yang perlu disediakan pada sarana

olahraga bagi atlet difabel?

• Ruang-ruang yang bagaimanakah yang dapat memberikan

kenyamanan dan kemudahan aksebilitas bagi atlet difabel?

• Fasilitas penunjang apa sajakah yang perlukan disediakan untuk

memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi atlet difabel?

1.5 Pendekatan

• Studi lapangan terhadap lahan proyek yang mencakup kondisi sekitar

lahan, studi lingkungan fisik, bangunan dan suasana yang ada

disekitar lahan.

• Studi literatur tentang klasifikasi atlet difabel.

• Studi literatur mengenai sarana olahraga bagi atlet difabel.

• Pengumpulan syarat-syarat dasar bangunan bagi bangunan dengan

pengguna berkebutuhan khusus.

• Mencari, mengamati, serta menganalisa variable-variabel dari studi

tentang keterbatasan pengguna yang akan mempengaruhi

perencanaan dan perancangan bangunan sarana olahraga khusus ini,

meliputi perilaku dan karakterirstik atlet difabel dan lingkungan

eksisitingnya.

• Studi lapangan terhadap sarana olahraga yang ada di Bandung.

• Pengumpulan data, yang dilakukan dengan beberapa cara, seperti

berikut :

(19)

a) Mengelompokan variable-variabel

Mengelompokan variable-variabel, seperti perilaku dan kegiatan

pengguna sarana olahraga, seperti atlet difabel, pelatih dan

pengelola. Dan apa saja yang menjadi kebutuhan dari para

pengguna tersebut.

b) Proses analisis

Dengan menganalisis hasil survey lapangan. Studi literatur, dan

studi banding untuk dijadikan sebagai acuan proses desain dan

proses perancangan.

c) Proses desain

Merupakan pencabaran dari semua proses di atas secara visual

dan grafis ke dalam bentuk gambar sketsa yang di terapkan

pada desain bangunan yang aman dan nyaman sesuai dengan

karakteristik dan kebutuhan khusus dari atlet difabel.

1.6 Lingkup atau Batas

Adapun lingkup perancangan Sarana Olahraga bagi Atlet Difabel ini adalah :

1. Membuat kawasan sarana olahraga bagi atlet difabel.

2. Hubungan antara fungsi utama olahraga dan fasilitas penunjang.

3. Pembagian zona dan peruntukan fasilitas olahraga bagi pengguna

difabel dan bagi pengguna normal.

4. Merencanakan elemen-elemen arsitektural sebagai sarana untuk

membantu dan memudahkan aksebilitas atlet difabel.

(20)

1.7 Kerangka Berpikir

Kasus / Judul

SARANA OLAHRAGA BAGI ATLET DIFABEL

STUDI LITERATUR Difabel dan Arsitektur

Universal Design

Bagan 1 : Kerangka Berpikir

(21)

1.8 Sistematika Laporan

Sebagai penjelasan strukturisasi, penulis dalam membuat laporan terlrbih

dahulu membuat sistematika pembahasan, sebagai berikut.

BAB I. PENDAHULUAN

Pada Bab I, memuat tentang latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran,

masalah umum, masalah perancangan, pendekatan desain, lingkup dan

batasan, kerangka berpikir dalam perancangan Sarana Olahraga bagi Atlet

Difabel serta sistematika dari laporan tugas akhir.

BAB II. DESKRIPSI PROYEK DAN ANALISIS

Pada Bab II, memuat penjelasan mengenai proyek secara umum, program

kegiatan, kebutuhan ruang, dan studi banding terhadap proyek sejenis.

BAB III. ELABORASI TEMA

Pada Bab III, memuat tentang pengertian tema, hubungan tema dengan

rancangan proyek yang dikerjakan yaitu menyangkut fungsi dan bentuknya

(interpretasi tema), serta studi banding terhadap kasus yang sejenis.

BAB IV. ANALISIS

Pada Bab IV, memuat tentang analisis fungsi bangunan dan analisis

terhadap kondisi lingkungan.

BAB V. KONSEP RANCANGAN

Pada Bab V, memuat proses perencanaan dan perancangan bangunan mulai

dari konsep dasar, rencana tapak, rencana fungsi bangunan utama dan

fungsi bangunan pendukung serta penyelesaian ruang luar dan sisitem

utilitasnya baik bangunan maupun tapaknya.

BAB VI. HASIL RANCANGAN

Pada Bab VI ini memuat produk-produk hasil perancangan (desain) Sarana

Olahraga bagi Atlet Difabel, seperti denah, tampak, potongan, site plan, blok

plan, bentukan 3D massa dan tapak bangunan, 3D perspektif suasana baik

interior maupun eksterior bangunan.

(22)

BAB II

Organisasi yang menaungi atlet difabel yaitu NPCI (National Paralympic

Commite of Indonesia) sudah lama berdiri di GOR Pajajaran dan organisasi ini

menjadi tempat berkumpulnya komunitas atlet difabel khususnya di kota

Bandung, akan tetapi fasiltas yang ada di GOR Pajajaran ini sama sekali tidak

diperuntukkan untuk mereka para kaum difabel. Selain dari itu GOR pajajaran ini

berseberangan dengan Panti Sosial Bina Netra Wiyataguna bagi penyandang

tuna netra. Maka dipilihlah lokasi ini sebagai lahan untuk tugas akhir karena

faktor – faktor tersebut.

Gambar 1 : Foto Udara Tapak Sumber: www.google.com

(23)

2.2 Program Kegiatan

2.3 Kebutuhan Ruang • Pola aktivitas

Sarana

Olahraga

bagi Atlet

Difabel

Kegiatan Berlatih Atlet

Menyediakan fasilitas berupa GOR khusus untuk berlatih para atlet difabel.

Kegiatan Bertanding Atlet

Menyediakan fasilitas berupa GOR khusus untuk bertanding para atlet difabel, GOR ini juga dapat digunakan oleh pengguna masyarakat umum.

Kegiatan Berolahraga Masyarakat Umum

Sarana olahraga ini juga diperuntukan untuk masyarakat umum yang ingin menggunakan fasilitas olahraga.

Kegiatan Menghuni Asrama

Mewadahi kegiatan menghuni asrama, bagi seluruh atlet difabel, baik perempuan maupun laki-laki.

Bagan 2 : Program Kegiatan

Bagan 3 : Pola aktivitas atlet difabel

(24)

Bagan 4 : Pola aktivitas pelatih

Bagan 5 : Pola aktivitas pengurus/pengelola

Bagan 6 : Pola aktivitas pengunjung

(25)

A. Sarana Olahraga

1. GOR Pertandingan

2. GOR Latihan

3. Hall Fitnes

4. Trak Lintasan Atletik

5. Gymnasium

B. Sarana Pendukung

1. Asrama Atlet

2. Kantor NPCI Jawa Barat dan NPCI Bandung

3. Kantor Pengurus Cabang Olahraga

4. Tribun Penonton

5. Retail

6. Mushala

7. Toilet Umum

8. Parkir Kendaraan Umum

9. Parkir Kendaraan Khusus Difabel

(26)

2.4 Studi Banding Fungsi Sejenis

2.4.1 SOR Pajajaran

• Fasilitas

1. GOR Pajajaran

2. GOR Sasakawa

3. GOR Tri Lomba Juang

4. Hall Catur dan Silat

5. Hall Gulat dan Fitnes

6. Kolam Renang (Sedang Masa Konstruksi)

7. Wisma Atlet

8. Trak Lintasan Atletik

9. Tribun Penonton

10. Retail

11. MushalaToilet Umum

12. Parkir Kendaraan

Gambar 2 : Foto Udara Tapak SOR Pajajaran Sumber: www.google.com

(27)

Gambar 3 : GOR Pajajaran

Sumber: Pribadi Gambar 4 : GOR Tri Lomba Juang Sumber: Pribadi

Gambar 6 : Lintasan Atletik Sumber: Pribadi Gambar 5 : GOR Sasakawa

Sumber: Pribadi

(28)

2.4.2 SOR Lodaya

• Fasilitas

1. Lapangan Sepak Bola

2. Lapangan BaseBall

3. Lapangan Voli

4. GOR Tembak

5. Kantor Cabang Olahraga

6. Tribun Penonton

7. Retail

8. Mushala

9. Toilet Umum

10. Parkir Kendaraan

Gambar 7 : Foto Udara Tapak SOR Lodaya Sumber: www.google.com

(29)

Gambar 8 : Lapangan Baseball Sumber: Pribadi

Gambar 9 : GOR Tembak Sumber: Pribadi

Gambar 11 Lapangan Voli Sumber: Pribadi Gambar 10 : GOR Sepak Bola

Sumber: Pribadi

(30)

BAB III

ELABORASI TEMA

3.1 Pengertian

Tema yang diambil yaitu “Arsitektur Ramah Difabel”.

Sesuai dengan tema di atas, Sarana olahraga ini haruslah menggunakan

prinsip-prinsip perancangan yang ramah terhadap pengguna difabel dengan

menggunakan standar-standar “Universal Design” dalam proses perancangan.

Sarana olahraga ini juga menggunakan penanda bagi atlet difabel yang

dihadirkan secara arsitektural. Penanda dibuat berdasarkan pemanfaatan indera

lain yang berfungsi baik bagi atlet difabel, yang kemudian diterjemahkan secara

arsitektural, sehingga lebih memudahkan mereka dalam penggunaan fasilitas

dan menumbuhkan kemandirian dalam beraktivitas dan berolahraga.

3.2 Interpretasi Tema

Beberapa cara aplikasi alat bantu penanda pada elemen arsitektural ialah

dengan :

1. Membuat tekstur

Dapat dilakukan pada lantai maupun dinding sebagai pemanfaatan dari

indera peraba yang dimiliki, mulai dari halus – sedang – sampai kasar.

2. Membedakan material bahan lantai

Dapat dilakukan dengan memakai perbedaan material bahan pada lantai

seperti perbedaan lantai koridor yang menggunakan keramik dan lantai

gedung olahraga yang menggunakan papan, sebagai pemanfaatan indera

pendengaran, dengan mendengar suara pijakan.

3. Membedakan material bahan dinding

Dapat dilakukan dengan penggunaan material bahan pada dinding seperti

pada ruang kelas digunakan material gypsum pada dinding dan pada

dinding ruang laboraturium digunakan material kaca, sebagai

pemanfaatan indera peraba dan pendengaran (suara sentuhan).

Menciptakan dan Memanfaatkan Suara (Indoor dan Outdoor)

4. Pemanfaatan Warna

Penggunaan warna - warna terang pada bagian step tangga sangat

(31)

membantu pengguna difabel khususnya bagi tuna netra yang mengalami

buta tidak total sehingga mereka dapat melihat berbedadag step tangga

tersebut yang diwakili dari penggunaan perbedaan pada warna.

5. Memberikan tanda – tanda dengan huruf braile

tanda – tanda ini dapat di aplikasikan pada setiap ruangan yang ada di

dalam bangunan khususnya pada fasilitas – fasilitas umum seperti toilet,

lift dan tangga.

3.3 Studi Literatur

Studi literature menggunakan prinsip – prinsip Universal Design

(32)

Gambar 12 : Studi Literatur Sumber: Universal Design

(33)

3.4 Studi Banding Tema Sejenis

A. DCU (Dublin City University)

Fungsi : Sport Centre

Lokasi : Dublin, Irlandia

Gambar 13 : Fasilitas yang terdapat di DCU (Dublin City University) Sumber: Google.com

(34)

B. Barnes Building

Fungsi : Sport and Exercise Zone

Lokasi : Glasgow, Scotland, UK

Gambar 14 : Fasilitas yang terdapat di Barnes Building Sumber: Google.com

(35)

C. Derby College Sports Centre

Fungsi : Sport Centre

Lokasi : Derby, England

Gambar 15 : Fasilitas yang terdapat di Derby College Sport Centre Sumber : Google.com

(36)

BAB IV

ANALISIS

1.1 Analisis Fungsional

1.1.1 Program Ruang

Tabel 1 : Program Ruang Fasilitas Utama (GOR Pajajaran)

Tabel 2 : Program Ruang Fasilitas Pendukung (Hal Latihan)

Tabel 3 : Program Ruang Fasilitas Servis

(37)

Tabel 4 : Program Ruang Fasilitas Pengelola (Kantor Administrasi)

Tabel 5 : Program Ruang Fasilitas Hunian (Asrama & Kantin Atlet)

Tabel 6 : Program Ruang Fasilitas Publik (Retail & Loket Tiket)

(38)

1.1.2 Analisis Kegiatan

Program kegiatan yang diwadahi pada perancangan Sarana

Olahraga bagi Atlet Difabel ini adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan Berlatih dan Bertanding Cabang olahraga

Selain terbagi menurut cabang olahraga yang dilombakan,

Kegiatan ini juga terbagi menurut lokasi tempat berlatih, ada yang

di dalam ruangan dan ada yang di luar ruangan.

2. Kegiatan Menghuni Asrama

Kegiatan menghuni asrama antara lain kegiatan Istirahat tidur,

makan bersama di kantin atlet, menggunakan kamar mandi,

berbincang - bincang. Dalam pelaksanaannya, kegiatan atlet pria

dan wanita berada pada satu bangunan asrama yang sama

terpisah oleh jalur sirkulasi tangga dan lift yang ada di tengan

bangunan, kegiatan makan disatukan di satu bangunan berupa

kantin atlet yang berdekatan dengan asrama atlet.

3. Kegiatan melatih dan mengelola organisasi.

4. Kegiatan berobat di klinik

Kegiatan berobat meliputi: berobat ke dokter umum, berobat ke

fisioterapi memulihkan kondisi cedera akibat olahraga.

1.1.3 Analisis Aktivitas Pengguna

Kategori Pengguna Berdasarkan program kegiatannya ialah

sebagai berikut :

1. Atlet Difabel

Atlet dengan kebutuhan khusus dikarenakan tidak berfungsinya

salah satu organ tubuh, kegiatan mereka hampir sama dengan atlet

pada umumnya

 Pemanasan sebelum olahraga

 Latihan pada masing - masing cabang olahraga

 Pertandingan pada masing - masing cabang olahraga

 Istirahat dan makan di kantin atlel

 Menghuni asrama atlet

 Bercengkrama dengan atlet – atlet difabel lainnya

(39)

2. Masyarakat umum

Adapun kegiatan yang dilakukan masyarakat umum

• Menggunakan fasilitas olahraga

• Menonton pertandingan olahraga

• Berbelanja di retail olahraga atau retail makanan

3. Staf pelatih dan pengelola

1.2 Analisis kondisi Lingkungan

1.2.1 Lokasi

Lokasi berada di jalan pajajaran yang merupakan salah satu jalan

utama di kota Bandung dengan intensitas kendaraan yang cukup tinggi, di

sepanjang jalan ini di penuhi dengan ruko – ruko dan pemukiman

penduduk di lapis kedua setelah ruko – ruko. Selain itu juga terdapat

aktivitas pendidikan dengan adanya akademi dan sekolah yang juga

menimbulkan kepadatan aktivitas kendaraaan.

Pemilihan lokasi di karena faktor – faktor yang sudah di jelaskan

sebelumnnya di Bab 2, lahan eksistingnya adalah GOR pajajaran yang

didesain ulang agar memenuhi kriteria desain bagi pengguna difabel.

1.2.2 Analisis Kebisingan dan Vegetasi

Letaknya yang berseberangan langsung dengan jalan Pajajaran

yang terdapat 4 jalur kendaraan dan dengan bentuk jalannya yang lurus

sampai ke perempatan membuat pengguna kendaraaan sering memacu

kendaraan mereka dengan kecepatan tinggi sehingga menimbulkan

Gambar 16 : Foto udara kawasan Sumber : Google.com

(40)

kebisingan yang cukup tinggi dan rawa akan kecelakaan pagi pejalan kaki

yang akan meyeberang jalan.

Vegetasi eksisting yang ada pada lahan berada di area parkir mobil,

vegetasi ini berfungsi sebagai pohon peneduh. Pohon-pohon tersebut

akan tetap dipertahankan dan ada kemungkinan ditambah baik dari segi

jumlah maupun jenisnya.

Gambar 17 : Suasana Jalan Pajajaran Sumber: Data Pribadi

Gambar 18 : Vegetasi eksisting pada area parkir mobil Sumber: Data Pribadi

(41)

1.2.3 Analisis Lalu Lintas dan Sirkulasi

Jalan Pajajaran yang hanya memiliki satu arah dengan 4 jalur

kendaraan dengan lebar jalan ± 14 meter, jalan ini sangat padat akan

aktivitas kendaraan bermotor. Sering juga terjadi kemacetan dikarenakan

pengguna mobil pribadi yang parkir sembarangan di bahu jalan dan juga

angkutan umum yang sembarangan menurunkan penumpang bukan di

halte yang telah disediakan. Oleh karena itu, perancang harus

mempertimbangkan aspek aksesibilitas di sekitas tapak dengan

membedakan jalur kendaraan dan jalur pejalan kaki, khususnya para

kaum difabel yang merupakan pengguna utama bangunan yang akan

dirancang nantinya.

Potensi akses pintu masuk utama dirancang pada bagian depan

tapak yang langsung berhubungan dengan Jalan Pajajaran, sedangkan

pintu masuk atau keluar kedua yang khusus diperuntukkan bagi servis dan

loading barang diarahkan ke Jalan Mohammad Yunus.

Gambar 19 : Suasana lalu lintas Jalan Pajajaran

Sumber: Data Pribadi

(42)

1.3 Kesimpulan

Permasalahan dan potensi pada lahan yang akan dirancang sangat

kompleks, terdapat beberapa perhatian dalam tahap perancangan yaitu

keselamatan, aksesibilitas, mobilitas, dan orientasi bagi pengguna yaitu kaum

difabel.

Kaum difabel tidak terdapat ketidak sempurnaan pada beberapa organ

tubuh, maka mereka menggunakan alat bantu dapat berupa tongkat penuntun

sebagai mata mereka atau menggunakan kursi roda. Untuk itu, analisa orientasi

sangat membantu dalam hal aksesibilitas bagi kaum difabel dari luar tapak untuk

mencapai kedalam tapak dan juga ke dalam ruang yang ada di dalam bangunan.

Penempatan blok massa di area lokasi kadangkala bisa membingungkan bagi kaum

difabel, mereka akan terpecah konsentrasinya apabila menemui beberapa titik

sirkulasi yang bercabang. Oleh karena itu, haruslah dibuat akses dan sirkulasi serta

penempatan massa bangunan yang tidak rumit dalam hal pencapaiannya.

(43)

BAB VI

HASIL RANCANGAN

6.1 Peta Situasi

6.2 Gambar – Gambar Perancangan

Gambar 27 : Peta situasi Sumber: Google.com

Gambar 28 : Perspektif mata burung 1 Sumber: Data Pribadi

(44)

Gambar 29 : Perspektif mata burung 2 Sumber: Data Pribadi

Gambar 30 : Perspektif mata burung 3 Sumber: Data Pribadi

(45)

Gambar 31 : Perspektif Suasana Asrama1 Sumber: Data Pribadi

Gambar 32 : Perspektif Suasana Asrama2 Sumber: Data Pribadi

Gambar 33 : Perspektif Suasana Kantor Sumber: Data Pribadi

(46)

Gambar 34 : Perspektif Suasana Halte Sumber: Data Pribadi

Gambar 35 : Perspektif Suasana Jembatan Penyeberangan 1

Sumber: Data Pribadi

Gambar 36 : Perspektif Suasana Jembatan Penyeberangan 2

Sumber: Data Pribadi

(47)

Gambar 37 : Perspektif Suasana Retail1 Sumber: Data Pribadi

Gambar 38 : Perspektif Suasana Retail2 Sumber: Data Pribadi

Gambar 39 : Perspektif Suasana Tribun Atletik Sumber: Data Pribadi

(48)

Gambar 40 : Perspektif Suasana GOR Pertandingan Sumber: Data Pribadi

Gambar 41 : Perspektif Suasana Interior GOR Pertandingan Sumber: Data Pribadi

Gambar 42 : Perspektif Suasana Interior Hall Latihan Sumber: Data Pribadi

(49)

Gambar Illustrasi Penanda Arsitektural

BAB VI

HASIL RANCANGAN

Gambar 43 : Illustrasi Penanda Arsitektural pada Jembatan Penyeberangan

Gambar 44 : Illustrasi Penanda Arsitektural pada Jalur Pedestrian

Gambar 45 : Illustrasi Penanda Arsitektural pada Jalan di Dalam Kawasan Komplek Sarana Olahraga

(50)

6.3 Peta Situasi

6.4 Gambar – Gambar Perancangan

Gambar 27 : Peta situasi Sumber: Google.com

Gambar 28 : Perspektif mata burung 1 Sumber: Data Pribadi

(51)
(52)
(53)
(54)
(55)

Gambar Illustrasi Penanda Arsitektural

(56)

Gambar 43 : Illustrasi Penanda Arsitektural pada Jembatan Penyeberangan

Gambar 44 : Illustrasi Penanda Arsitektural pada Jalur Pedestrian

Gambar 45 : Illustrasi Penanda Arsitektural pada Jalan di Dalam Kawasan Komplek Sarana Olahraga

Gambar

Gambar 12 : Studi Literatur
Gambar 13 : Fasilitas yang terdapat di DCU (Dublin City University) Sumber: Google.com
Gambar 14 : Fasilitas yang terdapat di Barnes Building Sumber: Google.com
Gambar 15 : Fasilitas yang terdapat di Derby College Sport Centre Sumber : Google.com
+7

Referensi

Dokumen terkait