• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Film Dokumenter Drag Bike Di Kota Cimahi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Film Dokumenter Drag Bike Di Kota Cimahi"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN FILM DOKUMENTER DRAG BIKE DI KOTA CIMAHI

DK 38315/Tugas Akhir Semester I 2014-2015

Oleh:

Rudy Hendarto 51910039

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)
(3)
(4)

iii KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkat, ridho dan rahmatnya yang telah diberikan, untuk menyelesaikan tugas penelitian dan pencarian data. Tulisan ini disusun sebagai salah satu prasyarat penilaian dalam mata kuliah TA (Tugas Akhir) pada jurusan desain komunikasi visual. Laporan ini berjudul : PERANCANGAN FILM DOKUMENTER DRAG BIKE DI KOTA CIMAHI

Selama menjalani proses penelitian dan pencarian data ini, tentunya penulis mengalami kesulitan dan hambatan, tetapi dengan bimbingan, bantuan, serta dukungan dari berbagai pihak pembimbing fakultas DKV dan teman, terutama dengan izin Allah SWT penulis dapat menyelesaikan tugas dengan sebagaimana mestinya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam tulisan laporan ini, baik dari penyampaian materi maupun teknis penyajiannya, mengingat kekurangan pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis.

Harapan penulis kata pengantar terakhir, tulisan ini semoga bermanfaat bagi penulis sendiri dan juga bagi para pihak yang membutuhkanya.

Bandung, 17 Februari 2015

(5)

iv Abstrak

PERANCANGAN FILM DOKUMENTER DRAG BIKE DI KOTA CIMAHI Oleh:

Rudy Hendarto 51910039

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Pemahaman penggemar balap motor terhadap drag bike menjadi sebuah rangkaian dalam penyampaian media informasi film dokumenter, Hal tersebut dijadikan acuan untuk strategi perancangan media informasi. Media informasi film dokumenter ini merupakan penggabungan beberapa kejuaraan dan sesi latihan drag bike pada tahun 2014 di Sirkuit Brigif 15 Kujang Cimahi. Perancangan pada

film ini menggunakan berbagai teknik videografi.

Drag bike di Indonesia banyak penggemar otomotif khususnya balap motor dan

masyarakat yang kurang mengetahui berbagai hal dalam drag bike, baik dari sisi kejuaraan, modifikasi motor dan latihan. Media informasi balap motor ini di Indonesia sangat kurang terutama media yang berupa audiovisual.

Perancangan media informasi drag bike bertujuan untuk memberikan informasi secara jelas dalam arti dengan perpaduan audiovisual akan dengan mudah dipahami dan dapat memberikan sebuah informasi yang nantinya akan memberikan manfaat, sebagai sumber referensi terhadap penggemar otomotif balap motor.

Untuk itu media informasi mengenai balap motor drag bike diharapkan dapat menarik minat bagi kalangan penggemar balap motor dan juga dapat memperkaya media informasi mengenai balap motor drag bike di Indonesia, dari sisi sesi latihan, modifikasi, kejuaraan dan peraturan dalam kejuaraan agar penggemar balap motor dapat mengetahui tahapan dalam drag bike.

(6)

v Abstract

DESIGNING DOCUMENTARY FILM OF DRAG BIKE IN CIMAHI CITY

By:

information media strategy. Information media of this documentary is a merger of

several championships and drag bike training series in the year of 2014 at circuit

Brigif 15 Kujang Cimahi. Design on the film using avariety of techniques

videography.

Drag bike in Indonesian many automotive enthusiasts, especially racing

motorcycles and people who are less aware of various things in drag bike, both in

terms of championship, motor modification and training. Motor racing

information media in Indonesian is very lacking, especially in the form of

audiovisual media.

Design of information media drag bike aims to provide clear information in terms

of the mix of audiovisual will be easily understood and can provide information

that will provide benefits, as a reference source for automotive enthusiasts of

motor racing.

Information media about motor racing drag bike is expected to appeal the fans of

motor racing and also can reproduce the media information about motor racing

drag bike in Indonesian, from training session, modification, Championship and

regulations in order championship motorcycle racing fans can find out stages of

the drag bike.

(7)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... .i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... .iii

I.2 Identifikasi Masalah . ... 3

I.3 Rumusan Masalah . ... 4

I.4 Batasan Masalah . ... 4

I.5 Tujuan Perancangan dan Manfaat... .4

BAB II TINJAUAN DRAG BIKE DAN MEDIA INFORMASI FILM DOKUMENTER. ... 6

II.1 Tinjauan Drag Bike Di Indonesia . ... 6

II.1.1 Perkembangan Drag Bike di Indonesia . ... 6

II.2 Tinjauan Film Dokumenter ... .20

II.2.1 Definisi Film Dokumenter ... .20

II.2.2 Sejarah Film Dokumenter Di Indonesia ... .21

II.2.3 Unsur-Unsur Dalam Film Dokumnter ... .23

(8)

vii

II.2.5 Fungsi Film Dokumenter ... .25

II.2.6 Gaya Bertutur Karya Visual (Dokumenter Dan Feature) ... .27

II.2.7 Tipe-Tipe Angle Kamera ... .28

II.2.8 Tinjauan Informasi Dalam Film Dokumenter ... 29

II.2.8.1 Faktor Informasi yang Berkualitas ... 29

II.3. Analisis Permasalahan ... .30

II.3.1 Analisis 5W+1H ... .30

II.3.2 Kesimpulan ... .31

BAB III STARTEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. ... 33

III.1 Target Audience. ... 33

III.2 Strategi Perancangan. ... 33

(9)
(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Di Indonesia, hampir semua kalangan masyarakat mempunyai kendaraan khususnya sepeda motor. Dalam perkembanganya sepeda motor tidak hanya digunakan sebagai layaknya kendaraan pada umumnya untuk beraktifitas harian, namun dipakai sebagai kegiatan untuk menyalurkan Hoby dan profesi. Sepeda motor tidak hanya dimiliki oleh usia dewasa, namun juga usia remaja yang sudah memiliki izin megemudi. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan untuk kendaraan motor ini seperti, memodifikasi, kegiatan komunitas dan juga balap motor. Balap motor merupakan salah satu cabang olah raga otomotif yang mengasah kemampuan dan ketangkasan (skill) pengendara dalam mengendarai sepeda motor. Indonesia mengadopsi balap motor dari luar (barat). Ada beberapa cabang balap motor yang masuk di Indonesia diantaranya, motocross, road race, dan drag bike.

Ikatan Motor Indonesia (2014) drag bike adalah kejuaraan mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi yang dilakukan didalam sebuah lintasan pacu aspal yang tertutup yang terdiri dari dua buah jalur lurus sejajar dengan panjang yang sama. (www.imi.co.id)

Balap motor drag bike adalah salah satu cabang balap motor yang dinaungi oleh IMI (Ikatan Motor Indonesia) karena IMI dalam kegiatan motor di Indonesia adalah mengawasi dan memberikan fasilitas kegiatan motor. IMI mengeluarkan peraturan untuk berbagai jenis perlombaan otomotif di Indonesia, salah satunya peraturan pada kejuaraan drag bike.

(11)

2 Cabang balap motor ini sangat cocok untuk memacu adrenalin tertutama bagi penggemar kecepatan balap motor. Balap motor drag bisa dibilang olah raga yang extreame, karena mengingat ubahan pada mesin yang tidak lagi standar dapat

dipacu dengan kecepatan yang cukup tinggi. Modifikasi motor drag mempunyai ciri khusus dalam tampilan motornya, untuk modifikasi pada drag bike, tampilan pada motor yang digunakan rata-rata hanya rangka, dan bagian rangka ini telah terjadi berbagai perubahan untuk menyesuaikan posisi pembalap.

Dalam balap motor yang perlu diperhatikan juga kemampuan dalam menyeting sepeda motor. Balap motor drag tidak memperhitungkan durabilitas (lamanya ketahanan) dari motor, karena hanya dipakai untuk beberapa detik dalam perlombaanya. Memodifikasi kendaraan motor diperlukan untuk mendapatkan performa motor yang lebih dari motor standar yang dikeluarkan pabrikan. Karena balap motor ini resikonya sangat tinggi, untuk itu kemampuan dalam mengemudi dan setandar keselamatan (safety riding) lainya haruslah diperhatikan sesuai peraturan yang diberlakukan pada drag bike.

Kegiatan sesi latihan di sirkuit Brigif 15 Kujang Cimahi dilakukan secara rutin bagi kalangan penggemar balap motor drag bike. Lokasi ini sering dipergunakan sebagai sesi latihan dan kejuaraan drag bike, lokasi ini cukup untuk membantu bagi penggemar balap motor drag bike khususnya di daerah kota Bandung dan Cimahi. Kejuaraan drag bike sudah banyak dipromotori dan disponsori oleh berbagai sponsor.

(12)

3 Media informasi yang ada mengenai drag bike di Indonesia cukup banyak namun informasi yang ada kurang menginformasikan, seperti media informasi video (film), buku, dan web pun masih minim untuk membahas Drag Bike Indonesia secara utuh. Dari hasil data dilapangan adapun video yang ada, tidak menjelaskan secara cukup detail, dan hasilnya pun terbilang kurang menginformasikan. Namun saat ini media yang ada hanya blog yang dapat memberikan informasi mengenai drag bike namun informasi itu masih cukup kurang.

Untuk itu agar balap motor drag bike dapat lebih dikenal kepada penggemar balap yang belum mengetahui dan diminati oleh kalangan penggemar, maka harus dibuat media informasi mengenai balap motor yang terbilang extreame ini. Media informasi mengenai balap motor drag harus mengedepankan informasinya agar efektif, karena media ini dapat dengan mudah untuk dipahami target audience. Media informasi ini juga dapat sebagai referensi mengenai balap motor drag bike khususnya pemula. Untuk itu diperlukan sebuah media informasi, bagi kalangan penggemar yang mempunyai kegemaran modifikasi otomotif maupun kegemaran balap motor kecepatan tinggi drag bike.

Untuk itu diperlukan pengembangan mulai dari media informasinya seperti visual, mulai dari isi pesan, komposisi teks dan visual media informasi yang akan disampaikan. Agar target sasaran dapat dengan mudah memahaminya.

I.2 Identifikasi masalah

Dilihat dari pembahasan diatas maka masalah yang dapat disimpulkan ialah sebagai berikut :

 Diperlukan pengembangan media informasi mengenai dunia otomotif balap motor drag bike di Indonesia.

(13)

4 I.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dapat ditarik rumusan masalah yaitu :

 Bagaimana membuat sebuah media informasi yang dapat memberikan informasi mengenai tahapan kegiatan dalam drag bike dan diterima oleh penggemar otomotif balap motor?

 Gaya visualisasi dan mengangkat citra seperti apakah yang sesuai dengan penggemar otomotif balap motor di Cimahi khususnya Bandung?

I.4 Batasan Masalah

Permasalahan di batasi sebagai berikut:

 Batasan masalah difokuskan kepada penyampain informasi meliputi sesi latihan, modifikasi dan kejuaraan motor drag bike.

 Target penelitian ini ditujukan khususnya penggemar balap motor remaja dan dewasa awal yang berumur 18 – 25 tahun.

 Bandung dan Cimahi sirkuit Brigif 15 kujang.

I.5 Tujuan dan Manfaat Perancangan

Tujuan penulis untuk membuat rancangan ini adalah sebagai berikut :

 Membuat media informasi dan pengetahuan dari segi sesi latihan, modifikasi, dan sesi kejuaraan drag bike kepada penggemar otomotif balap motor, mengenai salah satu cabang balap motor drag bike di Indonesia.

 Meningkatkan dan mengangkat citra drag bike kepada penggemar balap motor.

Manfaaat dalam membuat rancangan ini adalah sebagai berikut:

(14)

5  Membuat cabang balap motor drag bike ini lebih dikenal luas oleh

kalangan penggemar otomotif dan masyarakat.

(15)

6

BAB II

TINJAUAN DRAG BIKE DAN MEDIA INFORMASI FILM DOKUMENTER

II.1 Tinjauan Drag Bike Di Indonesia II.1.1 Perkembangan Drag Bike Di Indonesia

Perkembangan dunia otomotif yang tidak ada batasanya lagi, menjadikan banyaknya berbagai kegiatan motor di Indonesia, seperti halnya dalam balap motor. Indonesia banyak sekali mengadopsi berbagai macam jenis perlombaan balap motor dari luar. Masyarakat Indonesia dapat merasakan imbas dari pengaruh luar, terutama bagi masyarakat yang mempunyai kegemaran pada sepeda motor. Berbagai nama dan istilah perlombaan sepeda motorpun bukan dari bahasa Indonesia melainkan bahasa asing, bebagai macam balap motor di Indonesia digemari oleh berbagai kalangan penggemar motor.

Otomotif di indonesia mulai berkembang dengan berbagai kreatifitas dalam

modifikasi motor maupun perlombaan balap motor. Sepeda motor bukan hanya sebagai kendaraan untuk aktivitas harian, namun dapat diperuntukan sebagai kontes modifikasi dan juga balapan.

Kegiatan balapan menurut FIA (seperti dikutip Wahyu Yan Nugroho dan Zuhwan Asbah (2006)) pengertian balap adalah an event held on aclosed circuit between two or more vehicles, running at the same time on the samecourse, in which speed

or the distance covered in a given time is the determiningfactor. Balap diartikan

sebagai sebuah even yang diselenggarakan disebuah sirkuit antara dua atau lebih kendaraan pada saat yang bersamaan atau berlainan dalam sebuah arena yang menggunakan waktu dan jarak sebagai acuan. (h. II-1)

(16)

7 mempersatukan dan membesarkan seluruh elemen yang terkait dengan otomotif di Indonesia. IMI di Indonesia juga berperan dalam menaungi perlombaan salah satu cabang balap motor yaitu drag bike.

IMI (2014) merupakan satu-satunya organisasi olahraga kendaraan bermotor yang telah diakui oleh FIA, FIM dan CIK (induk Organisasi Olahraga Kendaraan Bermotor Dunia) serta KONI (Induk Organisasi OIah Raga Indonesia), yang berhak dan berwenang untuk mengawasi dan memimpin seluruh kegiatan perlombaan-perlombaan kendaraan bermotor di Indonesia. (www.imi.co.id)

Gambar II.1 Logo IMI (Ikatan Motor Indonesia)

Sumber : www.imi.co.id

Sejarah kejuaraan drag bike di Indonesia tidak terlepas dari balap jalanan, banyak joki profesional muncul dari balap jalanan. Untuk itu IMI berperan andil untuk menaungi pembalap jalanan dengan menyelenggarakan event perlombaan yang dilakukan secara resmi seperti pada kejuaraan drag bike.

(17)

8 mengenai drag bike mulai dari kejuaraan hingga pengetahuan tentang membangun atau memodifikasi motor drag. Pada dasarnya, balap motor drag bike bisa menggunakan motor harian seperti yang pada umumnya dijumpai di jalanan, Akan tetapi untuk memberikan power atau mengubah peforma motor, ada beberapa bagian motor yang harus dimodofikasi. Cara mengemudikan motor drag juga menjadi salah satu penentu kemenangan.

Drag bike perlombaanya biasanya dilakukan secara berpasangan namun berbeda

jalur lintasan, dari garis awal (start) hingga akhir (finish). Lintasan drag bike diberikan garis aman untuk menjaga pengendara agar selamat dan terhindar dari kecelakaan.

Gambar II.2 Kejuaraan Drag Bike Lapangan Brigif 15 Kujang Cimahi

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2014)

Balap motor jenis drag bike sebagian kalangan masyarakat khususnya penggemar otomotif dijadikan sebuah Hoby dan profesi. Dari hasil wawancara pada tahun 2014, dalam kejuaraan balap motor ini, jika berprestasi dalam kejuaraanya bisa mendulang hasil yang menggiurkan dan menjadi sumber pendapatan. Karena bila berprestasi sponsor tidak tanggung-tanggung untuk mengontrak dengan nilai yang cukup besar.

(18)

9 Kejuaraan drag bike diadakan dalam satu tahun hanya diadakan beberapa kali saja, masih kalah dari segi perlombaan dengan Motor cross dan Road Race.

Grafik II.1 Jumlah event balap motor 2014

Sumber : IMI Jabar

II.1.2 Lintasan / Sirkuit Drag Bike

FIA (seperti dikutip Wahyu Yan Nugroho dan Zuhwan Asbah, (2006)) Pengertian sirkuit (circuit) menurut Federation Internationale del’Automobile (FIA) dalam buku tahunannya, Yearbook of Automobile Sport, 2002 diartikan sebagai berikut : A circuit is a closed course, permanent or temporary,beginning and ending at the

same point, built or adapted specifically for motor car racing. Jadi sirkuit adalah

suatu arena tertutup, baik permanen maupun temporer, dimana permulaan atau start dan pengakhiran atau finish terletak pada satu titik tangkap yang sama dan dibangun atau disesuaikan secara khusus untuk balapan mobil dan motor. (h.II-1)

(19)

10 Adapun jenis balapan yang ada di Indonesia seperti road race, motor cross, dan drag bike. Berikut ini perbedaan sirkuit atau lintasanya:

Tabel II.1 Perbedaan Lintasan Dalam Perlombaan Balap Motor

Sumber : httpe-journal.uajy.ac.id207532TA09811.pdf

Road Race Motor Cross Drag Bike

Track/lintasan Aspal Halus

Tanah, Tanah

Berpasir dan lumpur Aspal Halus

Naik turun

Pada event international lintasan pada umumnya menggunakan ukuran 401 m dari garis awal hingga akhir, namun berbeda dengan kebanyakan event drag bike Indonesia yang hanya menggunakan 201 m. Untuk lintasan harus sesuai standar ketentuan kejuaraan. Aturan standar lintasan drag bike di Indonesia yang diberlakukan oleh IMI (Ikatan Motor Indonesia) (2013):

 Lintasan terdiri dari dua buah jalur dengan lintasan pacu dari Garis Start sampai dengan Garis Finish sepanjang 201 meter dan panjang lintasan  pengereman sepanjang 201 meter.

 Lebar lintasan pacu minimal 4 meter tiap jalur.

(20)

11  Lintasan pacu dan pengereman harus diberi pemisah jalur yang tidak

menghalangi pandangan dengan ban atau karung dengan tinggi minimal 60cm.

 Pembatas jalur A dan B tidak diperkenankan menggunakan A-Board.  Wajib menggunakan pagar barikade dan bukan BRC dengan panjang dari

start sampai finish.

 Lintasan pacu dan pengereman yang berbatasan dengan penonton wajib dipisahkan dengan pagar pembatas yang tertutup rapat, Minimal 1,5 meter dari tepi jalur lintasan.

 Dibelakang garis start harus disediakan daerah untuk persiapan, line up dan

 start dengan minimal panjang 10 meter.

Gambar II.3 Lintasan Kejuaraan Drag Bike

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2014)

II.1.3 Peralatan Pendukung Drag Bike

(21)

12 a) Lampu Start

Pada dasarnya lampu start berfungsi untuk memberikan tanda / isyarat bagi para pembalap pada posisi start. Pada saat lampu menyala (hijau) saat itu lampu memberikan sinyal untuk mulai lepas landas. Saat lampu menyala, terhubung oleh sensor waktu dan waktu pun mulai menghitung. Lampu disusun pada posisi sejajar menurun dimulai warna lampu Putih, kuning, hijau dan merah. Lampu dipasang pada masing-masing garis yaitu garis kanan dan garis kiri, baik pada sisi depan maupun sisi belakang. Berikut penjelasan pada sinyal lampu :

 Warna lampu Putih : menunjukkan tanda Pre Stage memberi petunjuk pada pembalap untuk persiapan, dan lampu Stage bahwa Start akan dimulai.

 Warna lampu kuning : lampu kuning sebanyak 3 buah menunjukkan tanda bahwa posisi persiapan bagi pembalap untuk melakukan start.

 Warna lampu hijau : menunjukkan memulai (Start) bahwa pembalap baru boleh lepas landas dari posisi start.

 Warna lampu Merah : menunjukkan pembalap dinyatakan Jump Start (mencuri start) karena posisi pembalap menjalankan

(22)

13 Gambar II.4 Susunan Lampu Start

Sumber : http:rendycheng.wordpress.com/2012/11/21/teknik-start-dalam-drag-race-mobil/

b) Stopwatch Timer

Stopwatch timer merupakan salah satu perangkat dalam suatu kejuaraan

sepeda motor maupun mobil, mengingat perlombaan didapat dari waktu yang dihasilkan dari stopwatch timer. Stopwatch ini terdiri dari tiga buah stopwatch yang berdiri masing-masing dan tersambung dalam satu kesatuan. Stopwatch ini terhubung dari lampu start dalam waktu yang bersamaan, pada saat itu waktu mulai jalan secara otomatis. Dua buah stopwatch dihubungankan dengan sensor finish yang diletakkan tepat pada garis finish. Pada saat pembalap melewati garis akhir (finish) secara otomatis waktu pada stopwatch berhenti dan waktu itu dikirimkan pada komputer.

c) Sensor Jump Start

(23)

14 d) Software dan Komputer

Software yang digunakan untuk kejuaraan drag bike dan drag race dibuat

secara khusus, software sudah terhubung dari sinyal stopwatch timer dan menampilkan catatan waktu hasil dari awal (start) hingga akhir (finish) balapan. Selain itu software ini juga dipersiapkan untuk menampilkan hasil catatan waktu yang diperoleh dari masing-masing pembalap pada setiap perlombaanya.

II.1.4 Peraturan Perlombaan Drag Bike

Peraturan dalam dunia balap motor sudah jadi hal yang mutlak ditaati bagi semua peserta, untuk terciptanya pertandingan yang aman dan sesuai standar kejuaraan baik nasional maupun international. Ada banyak peraturan yang harus diperhatikan oleh pembalap motor drag bike, peraturan ini diberlakukan oleh IMI (2013).

II.1.4.1 Peraturan Peserta Drag Bike

 Peserta wajib memiliki Kartu Izin Start untuk Kategori Balap Motor.  Setiap peserta hanya diijinkan untuk mengikuti maksimal 6 kelas

Utama, dan maksimal 3 kelas supporting.

 Setiap peserta diwajibkan memakai satu nomor start di setiap kelas yangdiikuti.

 Setiap peserta hanya boleh mendaftar satu kali di kelas yang sama.  Penggantian peserta sesudah scruttinering dilarang keras. Sanksi

(24)

15 II.1.4.2 Peraturan Kelas-Kelas yang Diperlombakan

Kelas-kelas Utama yang dilombakan untuk Kejuaraan Nasional Drag Bike adalah Sebagai berikut:

Tabel II.2 Kelas-Kelas Utama Kejurnas Drag Bike

Sumber : www.imi.co.id

KELAS SPESIFIKASI KAPASITASMESIN BERAT UMUR MINIMUM

DB 1 FFA 650 cc 115 Kg 14 Tahun DB 2 MATIC 200 cc 115 Kg 14 Tahun DB 3 SPORT 4T 200 cc 125 Kg 14 Tahun DB 4 BEBEK 4T 130 cc 105Kg 14 Tahun

Adapun kelas-kelas lainnya merupakan kelas pendukung sebagai berikut:

Tabel II.3 Kelas-kelas pendukung

Sumber : imi.co.id

KELAS JENIS MOTOR KAPASITAS MESIN BERAT UMUR MINIMUM

SDB 1 BEBAS 1200cc 150 Kg 16 Tahun

(25)

16 II.1.5 Modifikasi Pada Motor Drag Bike

Modifikasi dapat diartikan mengubah atau menyesuaikan. Dalam balap sepeda motor drag bike telah melakukan modifikasi disetiap bagian motornya. Setiap motor disesuaikan dengan klasifikasi perlombaan yang diadakan, dalam memodifikasi kendaraan bukan berarti melakukan ubahan yang melebihi batasan dalam regulasi / peraturan drag bike resmi, tetap harus sesuai dengan standar perlombaan. Motor drag bike dari segi tampilan kebanyakan hanya rangka motor saja, beban motor harus dibuat dari material yang ringan agar power yang dihasilkan dapat melaju dengan maksimal dan secepat-cepatnya hingga garis akhir (finish).

Gambar II.5 Modifikasi Motor Drag Bike Mio

Sumber :

http;//3.bp.blogspot.com/-4SO1RoMem98/UMGg2gL1Vzl/AAAAAAAAApE/jVDqFuJKwXQ/s1600/gambar+dra g+bike+mio.jpg

Unsur pada beban kendaraan dan pembalap sangat mempengaruhi terutama pada peforma motor, setelah melakukan pengamatan hampir semua motor di kelas drag bike tidak memiliki body atau kelengkapan pada komponen motor yang pada

umumnya diperuntukan sebagai kendaraan harian. Selain itu untuk pembalap motor drag bike bobot harus diperhatikan, dari pengamatan kebanyakan pembalap tidak berukuran besar.

(26)

17 seperti ukuran ban yang kecil, kenalpot racing dan bahan bakar yang pastinya boros karena telah mengalami ubahan mesin dengan menaikan cc motor atau istilah umumnya Bore-Up bagi kalangan penggemar motor.

Bore up sendiri merupakan peningkatan pada kapasitas mesin agar tenaga yang

diproduksi meningkat (otoasia.com, 2014). Modifikasi motor drag bike ini tidak cocok sebagai kendaraan harian juga karena kendaraan tidak sesuai kelayakan jalan dan tidak aman karena sudah pasti banyak perbedaan serta resiko yang besar bila digunakan untuk harian.

Bengkelpun berpartisipasi dalam dunia modifikasi, banyak bengkel yang membuka jasa untuk modifikasi motor drag bike. Dalam memodifikasi motor drag bike mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Tampilan motor yang terbilang

seadanya namun untuk modifikasi terbilang cukup mahal pada sparepart nya. Untuk modifikasi motor menurut Harri (2012), kemungkinan biaya akan berada di kisaran Rp 3-5 juta untuk yang murah, dan Rp 5-20 juta untuk spesifikasi kelas berat. (kompas otomotif)

Modifikasi yang harus diperhatikan pada motor drag bike juga harus mengikuti aturan standar dari Ikatan Motor Indonesia (2013). Berikut ini Standar modifikasi motor yang harus diperhatikan:

 Kapasitas mesin sesuai dengan kelasnya masing-masing.

 Pelek depan dan belakang diperbolehkan diganti dengan minimum 17 inci dan maksimum 19 inci dan merupakan pelek untuk sepeda motor.  Ban bebas, baik slick maupun non slick, yang mempunyai Standard

Nasional Indonesia (SNI).

 Ukuran-ukuran ban minimal 45/90 – 17 depan  Ukuran-ukuran ban minimal 55/90 – 17 belakang  Spatbord depan harus terpasang boleh dirubah/diganti.

 Rem depan dan belakang harus terpasang dan berfungsi sempurna.  Rangka diperbolehkan dibor, dengan batasan minimal 10 cm dari

(27)

18  Suspensi depan dan belakang boleh dirubah atau diganti, akan tetapisistem suspensi depan harus merupakan jenis telescopic dengan hydroulic atau friction dumping dan tidak membahayakan peserta.  Diperbolehkan memasang stabilisator.

 Suspensi depan mempunyai spasi gerak peredaman minimal 5 cm.  Panjang atas sisa as suspensi depan tidak boleh menonjol lebih dari

5cm di atas stang dan diberi tutup pengaman.

 Suspensi belakang boleh dirubah atau diganti dari suspensi ganda menjadi monoshock atau sebaliknya dari monoshock menjadi ganda.  Tangki bahan bakar boleh dirubah atau diganti tetapi harus terpasang

dengan kuat pada rangka dan bahan bakar tidak mudah tumpah, di mana pengganti tangki tidak boleh terbuat dari bahan plastik (tabung oli, jerigen dan lain-lain dilarang, kecuali bawaan dari pabrik) dan harus mempunyai katup/ kran pembuka dan penutup.

 Tangki bahan bakar tidak boleh merupakan bagian dari kerangka/frame kendaraan.

 Wajib memasang tombol cut off (pemutus arus) untuk mematikan mesin.

 Jok boleh dirubah atau diganti dan dirancang supaya pengendara aman dan nyaman duduk pada posisinya, harus terpasang kuat dengan ketebalan minimum 3 cm, serta harus mempunyai rangka tersendiri.  Posisi pijakan kaki/footstep boleh dirubah atau diganti.

 Pipa knalpot boleh diganti, tetapi panjangnya ke belakang tidak melebihi ban belakang dan tidak mengenai pengendara, tangki bahan bakar atau ban.

 Ujung stang/handlebar harus tertutup karet, sedangkan ujung batang handle rem dan kopling harus bundar, tidak boleh lancip dan runcing.  Diperbolehkan untuk melakukan modifikasi/perubahan untuk seluruh

bagian dalam mesin dan perseneling (gear box).

 Stang stir (pengemudi )boleh dirubah pakai system stang jepit.

(28)

19  Wajib membuat papan nomor untuk didepan motor boleh rata atau

melengkung.

 Balast atau pemberat harus berupa lempengan timah yang terikat dengan sempurna pada rangka tengah motor.

(29)

20 II.2 Tinjauan Film Dokumenter

II.2.1 Definisi Film Dokumenter

Film merupakan gambar bergerak dan media komunikasi yang bersiat audio visual dalam penyampaian pesannya. Anton Mabruri (2013) berpendapat bahwa dokumenter yang menyajikan pada kita, kemiripan atau lukisan dari dunia yang dibawa dengan keakraban yang dapat kita kenali. Dengan melalui presentasi kapasitas film dan tape suara untuk merekam suatu kejadian atau situasi dengan sangat teliti. Kita akan menyaksikan dokumenter orang-orang dan barang-barang yang mungkin kita lihat sendiri di luar sinema. (h. 96)

Dalam artian film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan berdasarkan fakta. Peranan yang paling utama penyajian data berdasarkan fakta. Film dokumenter tidak menciptakan suatu peristiwa atau kejadian namun merekam peristiwa yang sebenarnya memang benar-benar terjadi. Definisi film dokumenter menurut Ira Konigsberg (1997) “sebuah film yang berkaitan langsung dengan suatu fakta dan non-fiksi yang berusaha untuk menyampaikan kenyataan dan bukan sebuah kenyataan yang direkayasa. Film-film seperti ini peduli terhadap

perilaku masyarakat, suatu tempat dan suatu aktivitas”. ( h. 103)

Saat ini terdapat beragam jenis film, dengan cara pendekatan yang berbeda-beda, semua jenis film dikategorikan mempunyai satu sasaran yaitu menarik perhatian target audience. Selain itu film juga berperan dan dapat dirancang untuk melayani keperluan publik terbatas maupun publik secara luas. Film digolongkan menjadi dua bagian yaitu kategori film cerita dan non cerita. Ada juga yang berpendapat dengan istilah film fiksi dan non fiksi.

(30)

21 yang akan digarap. Oleh sebab itu film cerita dapat dipandang sebagai wahana penyebaran nilai-nilai. (Marselli sumarno, 1996, h.13)

Film non cerita ialah film dokumenter dan film faktual. Film faktual menampilkan fakta karena sekedar merakam suatu peristiwa. Film ini pada zaman sekarang tetap dipakai dalam bentuk film berita (news).

Menurut Heru Effendy (2002) film terbagi menjadi 4 bagian antara lain :  Film Dokumenter

 Film cerita Panjang (Feature-length Films)  Film certia pendek (Short Film)

 Film jenis lain (profil perusahaan, iklan televisi, program televisi, dn video klip).

Film dokumenter merupakan karya yang dapat disaksikan oleh siapapun. Media untuk penyebarannya pun sangat fleksibel dapat melalui media online, televisi dan media komersial dll.

Adapun film dokumenter memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

 Durasi film tanpa batasan waktu, bebas durasinya sesuai dari pengembangan ide, penggarapan, ketersedian materi jalan cerita dan tokoh penting yang siap untuk memberikan informasi mengenai peristiwa terkait.  Dalam pengambilan gambar dapat menggunakan semua jenis kamera. Karena mengingat untuk mengabadikan peristiwa atau moment yang dianggap penting terjadi secara sepontan dan begitu saja.

II.2.2 Sejarah Film Dokumenter di Indonesia

(31)

22 Marselli Sumarno (1996) pengakuan film sebagai karya seni terjadi melalui pencapaian-pencapaian dalam perjalanan sejarah film. Mula-mula dikenal pembuat-pembuat film awal, seperti Georges Melies dari perancis; Edwin S. Potter 9juru kamera Thomas Alva Edision) dan DW Griffith dari Amerika Serikat, serta RW Paul dan GW Smith dari inggris. Menyusul dalam waktu yang berbeda, lahirnya pergerakan film seni secara international.

Tahun 1920-an merupakan periode penting bagi tumbuhnya pemikiran film dokumenter. Istilah film dokumenter di populerkan oleh John Grierson berkebangsaan inggris, untuk menyebut karya Robert Flaherty, warga Amerika Serikat yang berjudul moana, 1926. (Marselli Sumarno, 1996, h. 14).

Pada film dokumenter dari bentuk yang sederhana menjadi semakin luas dan beragam dari segi jenis dan fungsinya. Teknologi kamera dan suara memiliki peranan yang penting bagi perkembangan sebuah film dokumenter. Tonggak awal munculnya film dokumenter secara resmi yang banyak diakui oleh sejarawan adalah film Nanook of the North (1922) karya Robert Flaherty. Filmnya menggambarkan kehidupan seorang Eskimo bernama Nanook di wilayah Kutub

Utafilm inilah pertama kalinya dikenal istilah “documentary”, melalui ulasan John

Grierson di surat kabar New York Sun (Buletin Montase edisi 09 tahun 2008). Di negara Indonesia film dokumenter mempunyai sebuah catatan sejarah sendiri, Giewahyudi (2012) berpendapat Sejarah film dokumenter di Indonesia memang tidak sejelas film-film fiksi yang lebih populer. Namun dalam satu dekade terakhir, film dokumenter di Indonesia mulai berkembang pesat. Tema-tema yang diangkat oleh film-film dokumenter itu pun semakin beragam, yaitu antara lain tema sosial-politik, seni, perjalanan, petualangan, dan komunitas. Perlahan-lahan film dokumenter mulai diputar di televisi. Pada tahun 1996, film dokumenter

(32)

23 II.2.3 Unsur - Unsur Dalam Film Dokumenter

Anton Mabruri (2013) menjelaskan “kalau kita kembali ke hal yang dasar bahwa ada unsur-unsur yang terpenting dalam film ialah informatika,

dramatika, estetika” (h.97).

Dalam jenis apapun ketiga unsur ini selalu hadir, informasi berhubungan mengenai apa yang ingin disampaikan kepada sasaran yang dituju. Dramatik menyangkut pada permasalahan psikologis karakter dari film kemudian dapat dirasakan oleh penonton. Estetika merupakan bentuk visual untuk mempresentasikan informasi dan dramatika. Unsur visual dalam film dokumenter terdapat dua unsur yang digunakan yaitu unsur visual (gambar) dan verbal (Kata) Jill Nelmes (2003), (h. 189-190) :

a) Unsur Visual

Observasionalisme reaktif : pembuatan film dokumenter dengan bahan

yang sebisa mungkin diambil langsung dari subyek yang difilmkan. Hal ini berhubungan dengan ketepatan pengamatan oleh pengarah kamera atau sutradara.

Observasionalisme proaktif : pembuatan film dokumenter dengan memilih

materi film secara khusus sehubungan dengan pengamatan sebelumnya oleh pengarah kamera atau sutradara.

Mode ilustratif : pendekatan terhadap dokumenter yang berusaha

menggambarkan secara langsung tentang apa yang dikatakan oleh narator (yang direkam suaranya sebagai voice over).

Mode asosiatif : pendekatan dalam film dokumenter yang berusaha

(33)

24 b) Unsur Verbal

Overheard exchange : rekaman pembicaraan antara dua sumber atau lebih

yang terkesan direkam secara tidak sengaja dan secara langsung.

 Kesaksian : rekaman pengamatan, pendapat atau informasi, yang diungkapkan secara jujur oleh saksi mata, pakar, dan sumber lain yang berhubungan dengan subyek dokumenter. Hal ini merupakan tujuan utama dari wawancara.

 Eksposisi : penggunaan voice over atau orang yang langsung berhadapan dengan kamera, secara khusus mengarahkan penonton yang menerima informasi dan argumen-argumennya.

II.2.4 Tahapan Pembuatan Film Dokumenter

Dalam pembuatan film dokumenter mempunyai beberapa tahapan yaitu:  Menemukan Ide

Ide sangat berperan penting sekali dalam pembuatan sebuah film dikarenakan bagaimana mengangkat suatu peristiwa atau menangkap sebuah fenomena yang ada, untuk diangkat menjadi sebuah film yang manarik dan diterima bagi Audiens.

Menuliskan film Statement

Film statement adalah intisari dari film yang akan diungkapkan dan dibuat dengan kalimat singkatdalam bentuk inti cerita dari film tersebut.

Membuat Treatment dan outline

Treatment atau struktur cerita berfungsi sebagai skrip dalam film dokumenter. Treatment disusun berdasarkan hasil riset, treatment menggambarkan film dari awal sampai akhir. Dan outlineadalah sebuah cerita buatan sehingga alur dalam film dapat terbentuk.

Mencatat Shooting List

(34)

25  Editing Script

Editing script adalah panduan dalam pemotongan - pemotongan gambar. Hal

ini dilakukan setelah proses produksi

II.2.5 Fungsi Film Dokumenter

Beberapa fungsi dalam dokumenter menurut Michael Rabiger (1998), (hal 3-6) :  Dokumenter dan waktu : film dokumenter manampilkan masa lalu dan

masa kini, namun juga bisa meramalkan masa depan.

 Dokumenter sebagai penanganan kreatif atas realitas : Mencangkup semua bentuk non fiksi seperti alam, ilmu pengetahuan, cerita tentang perjalanan, industri, pendidikan bahkan film untuk kepentingan promosi.  Dokumenter untuk menangani masalah sosial : Perhatian pada kualitas

dan keadilan kehidupan masyarakat, biasanya membawa film dokumenter melampaui sekedar fakta-fakta, menuju kepada dimensi moral dan etika, yang akan meneliti kembali penataan kehidupan masyarkat dan lebih jauh lagi mengenai kesadaran manusia.

 Dokumenter, individualitas dan cara pandang : Sebuah pekerjaan seni adalah sudut Alam yang dilihat melalui sebuah watak tertentu”. Maka setiap dokumenter akan menghadirkan keterlibatan kondisi manusia yang segar, unik, dan memikat.

 Dokumenter sebagai sebuah cerita yang terorganisasi : Film dokumenter yang sukses, seperti layakya film fiksi, memerlukan cerita yang bagus dengan karakter yang menarik, penekanan-penekanan melalui narasi, dan sudut pandang yang lengkap.

(35)

26 literatur, seni teater, tradisi lisan dan bantuan musik, lukisan, lagu, essay, atau koreografi.

Ketelitian untuk melihat situasi yang ada berhadapan dengan kenyataan yang sesungguhnya : Film dokumenter tidak memiliki batasan, tetapi film dokumenter selalu memantulkan daya tarik dan rasa hormat pada aktualitas. Aktualitas adalah sesuatu yang obyektif, yang dapt dilihat, diukur, dan kita setujui bersama.

Dokumenter untuk menggugah sebuah kesadaran : Salah satu fungsi ini adalah ketika penonton merasa adanya pertentangan batin untuk direnungkan. Seperti misalnya film dokumenter tentang pendidikan pra prajurit muda. Di satu sisi penonton merasa penting untuk mendidik para parajurit dengan disiplin tinggi, di satu sisi ada rasa kemanusiaan yang kadang terusik karena yang tampak seolah hanya kekerasan semata.

Dokumenter sebagai sebuah bentuk seni sosial : Tujuannya adalah untuk mengarahkan kepada penonton, pengalaman-pengalaman pembuatnya dalam perjuanganya untuk memahami setiap kejadian khusus yang tengah terjadi. Film biasanya dibuat oleh suatu kelompok, sehingga kesadaran ini akan muncul dalam diri individu-individu yang terlibat di dalamnya. Film, dan khususnya dokumenter, adalah suatu bentuk seni sosial.

(36)

27 II.2.6 Gaya Bertutur Karya Visual (Dokumenter dan Feature)

Setiap bentuk dalam gaya visual mempunyai bentuk yang sangat spesifik dan pendekatan gaya bertutur yang bervariasi terutama dalam film dokumenter, banyak dokumenter yang menggabungkan gaya dari bermacam pendekatan beberapa contoh yang berdasarkan gaya dan bentuk bertutur menurut

sejarah : jenis sejarah menjadi salah satu yang sangat bergantung pada peristiwa nyata, sebab keakuratan data sangat dijaga tidak boleh ada yang salah dalam pemaparannya. Ada tiga ciri dalam dokumenter sejarah, yaitu periode (waktu peristiwa sejarah),tempat (lokasi peristiwa sejarah), dan pelaku sejarah.

Biografi : Jenis film dokumenter ini merupakan representasi seseorang / tokoh, dengan mempunyai aspek tertentu seperti ciri khas, kepopuleran, seniman, musisi dll. Jenis biografi terdapat 2 golongan, potret yaitu mengupas human interest seseorang, cerita awal kehidupan hingga akhir seseorang, dan profil biasanya membahas aspek positif dari sang tokoh. Ciri film dokumenter biografi banyak memnampilkan proses sejarah dari lingkungan, situasi, kondisi, tempat dan waktu yang berujung bisa mendekati pada film dokumenter sejarah.

Nostalgia : Film ini mirip dengan jenis sejarah. Hanya saja jenis yang satu ini lebih menekankan pada masa lalu (kisah klasik) dari kejadian seseorang atau kelompok.

Rekonstruksi : Film dokumenter jenis ini mencoba memberi gambaran ulang terhadap peristiwa yang terjadi secara utuh.

Investigasi : Jenis dokumenter peristiwa yang diangkat umumnya pristiwa yang ingin diketahui lebih mendalam, bentuk penuturan investigasi terkadang mengambil adegan rekonstruksi untuk mengungkap suatu peristiwa yang terjadi di masa lalu. Tipe ini disebut pula investigative journalism, karena metode kerjanya dianggap berkaitan erat dengan jurnalistik karena ada pula yang menyebutkan dokumenter jernalistik.  Perbandingan dan Kontradiksi Dokumenter ini menengahkan sebuah

(37)

28 memberikan alternatif-alternatif saja, sedangkan tipe kontradiksi menekankan pada visi dan solusi mengenal proses menuju inovasi.

Ilmu Pengetahuan : Jenis ini juga terbagi lagi menjadi dua sub genre, yaitu film dokumenter sains dan film instruksional. Yaitu memberikan informasi mengenai suatu teori, sistem berdasarkan ilmu tertentu. Dokumenter ilmu pengetahuan terbagi dalam dua bentuk bila ditujukan kepada publik tertentu dinamakan Film edukasi jika ditujukan pada publik umum dengan jangkuan luas disebut film instruksional.

Buku harian : Layaknya dalam sebuah diary, film dokumenter jenis ini mengacu pada catatan perjalanan kehidupan seseorang yang diceritakan kepada orang lain. Karena buku harian bersifat pribadi tak mengherankan bila terlihat pula penuturan karya visual sangat subjektif, karena berkaitan dengan visi atau pandangan seseorang terhadap komunitas atau lingkungan tempat dia berada.

Musik : film mendokumentasikan pertunjukan musik.

Association Picture Story Jenis film dokumnter ini dipengaruhi oleh film eksperimental. film ini menggunakan media gambar-gambar yang

Dokudrama : Jenis ini merupakan penafsiran ulang terhadap kejadian nyata yang direka ulang tempat dan tokoh dimiripkan. (Anton Mabruri, 2013, h. 99-106).

II.2.7 Tipe – Tipe Angle Kamera

Angle kamera atau sudut pandang, dalam pemilihan sudut pandang diperlukan pemilihan sudut pandang yang tepat untuk menciptakan visualisasi dramatik dalam suatu tema cerita.

Angle kamera objektif : Angle ini menempatkan kamera dari sudut penonton yang tersembunyi. Angle ini melihat dari sudut pandang penonton dan tidak dari sudut pandang pemain tertentu sehingga kamera angle objektif tidak mewakili siapapun

(38)

29  Angle kamera Point of View : Angle kamera Point of View adalah angle gabungan antara objektif dan subjektif yang merekam adegan dari titik pandangnya digunakan sehingga mendapat kesan kamera menempel di pipinya. Dalam hal ini penonton menyaksikan peristiwa yang terjadi dari sisi pemain tertentu. (Sarwo Nugroho, 2014, h. 23-26)

II.2.8 Tinjaun Informasi Dalam Film Dokumenter

Informasi adalah data yang dapat diolah menjadi bentuk yang berguna untuk membuat keputusan dan pengetahuan. Dalam memperoleh informasi tindakan awal ialah pengumpulan data, kemudian diolah hingga menjadi sebuah informasi. Dari hasil pengumpulan data tersebut informasi jadi lebih terfokus dan terarah. Pengumpulan data mempunyai peranan yang sangat penting karena telah melalui tahapan dalam mengolahnya. Informasi tersebut merupakan hasil pengolahan data atau fakta-fakta yang dikumpulkan dengan berbagai metode. Definisi Informasi Menurut Jogiyanto HM., (1999 : 692), “Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian – kejadian (event)

yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan”

II.2.8.1 Faktor Informasi yang Berkualitas

Dalam sebuah informasi diperlukan suatu proses, yang diperuntukan agar dapat menjadi informasi yang berkualitas, berikut adalah faktor yang menentukan suatu informasi berkualitas menurut (Budi Sutedjo Dharma Oetomo, 2002 : 16 -17) yaitu :

 Keakuratan dan teruji kebenarannya.

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan (berdasarkan fakta) dan tidak menyesatkan.

 Kesempurnaan informasi

Informasi disajikan dengan lengkap tanpa pengurangan, pengubahan dan penambahan.

(39)

30 Informasi harus disajikan secara tepat waktu, karena menjadi dasar dalam pengambilan suatu keputusan.

 Relevansi

Informasi akan memiliki nilai manfaat yang tinggi, jika Informasi tersebut dapat diterima oleh mereka yang membutuhkan.

 Mudah dan murah

Apabila cara dan biaya untuk memperoleh informasi sulit dan mahal, maka orang menjadi tidak berminat untuk memperolehnya, atau akan mencari alternatif substitusinya.

Dalam hal ini tentunya diperlukan sebuah informasi dalam film dokumenter yang tentunya akurat dalam penyampaiayannya, berdasarkan fakta dan harus mempunyai nilai dan manfaat agar dapat diterima oleh target audience atau orang yang membutuhkan.

II.3 Analisis Permasalahan II.3.1 Analisa 5W+1H

What memberikan informasi salah satu cabang balap motor drag bike di

Indonesia.

Why karena kurangnya media informasi mengenai drag bike di Indonesia

dan untuk memberikan informasi secara utuh.

Who penggemar balap motor dan masyarakat luas.

When informasi ini diinformasikan saat ini karena kurangnya

pengetahuan penggemar dan masyarakat mengenai balap motor drag bike.

Where di seluruh indonesia namun dikhususkan untuk wilayah kota

Bandung dan Cimahi.

How menginformasikan dengan media informasi film dokumenter yang

(40)

31 II.3.2 Kesimpulan

Berdasarkan penjabaran dan riset data mengenai drag bike, didapatkan sebuah kesimpulan bahwa, dari hasil data dilapangan pada tahun 2014 masih banyak penggemar otomotif yang kurang mengetahui dunia balap motor drag bike di Indonesia baik dari sisi sesi latihan, modifikasi, dan kejuaraan motor drag bike.

Film dokumenter sangat membawa pengaruh bagi Audience yang melihat atau menontonya. Dalam dokumenter dapat menggambarkan atau memperjelas suatu keadaan dari kebiasaan dan dapat menjadikan sebuah media informasi dan pembelajaran. Namun sesuai dengan definisi, film dokumenter dapat digunakan untuk membantu penggemar balap motor dalam lebih mengenal terutama dalam hal kejuaraan drag bike. Dengan film dokumenter, penggemar dapat mengenal karakteristik drag bike seperti peraturan, jenis motor yang diperlombakan, lokasi tempat yang biasa dijadikan tempat drag bike.

Hasil data kuisioner dari 20 lembar dan wawancara 5 orang

Tabel II.4 Data Kusioner

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Mengetahui Tidak Mengetahui

Komunitas motor 8 12

Masyarakat umum (wawancara) 1 4

(41)
(42)

33 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Target Audience

Target Audience merupakan salah satu hal yang terpenting dalam sebuah proses penentu perencanaan media informasi. Karena target audience adalah khalayak sasaran, yang dijadikan target sasaran dalam kegiatan komunikasi. Untuk menetapkan target audience sebagai target sasaran dalam perencanaan media informasi yaitu :

o Demografis

Dilihat dari segi demografis, sasaran dari film dokumenter yaitu:  Umur : 18-25 tahun

 Jenis kelamin : Laki-laki dan Prempuan  Kelas sosial : Semua kalangan

 Agama : Semua Agama

Dari hasil data lapangan pada tahun 2014, target audience dipilih penggemar balap motor dari umur 18-25 tahun. Target dipilih karena usia tersebut usia produktif terutama penggemar otomotif balap motor.

o Geografis

Dari segi geografis, yang menjadikan target sasaran meliputi wilayah kota Bandung dan Cimahi.

o Psikografis

Penggemar otomotif khususnya sepeda motor yang kurang memahami mengenai kegiatan drag bike.

III.2 Strategi Perancangan

Strategi dapat diartikan sebagai suatu proses penentuan dalam perancangan, disertai penyusunan agar semua dapat tercapai. Pemahaman terhadap balap motor drag bike menjadi sebuah rangkain dalam penyampaian media informasi film

(43)

34 dokumenter menggunakan teknik videografi. Perancangan didalamnya merupakan acuan untuk membuat rancangan yang terstruktur agar tidak keluar dari rencana yang sudah dibuat. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya mengenai masalah yang terjadi, Sehingga dibutuhkan perancangan media informasi dengan tujuan untuk menginformasikan segala hal berkenaan dunia otomotif balap motor drag bike.

III.2.1 Pendekatan Komunikasi

Pendekatan komunikasi balap motor drag bike sesuai dengan riset dan pengamatan dari data-data di lapangan, Untuk menyampaikan informasi maka komunikasi yang mampu tersampaikan sangat dibutuhkan agar target Audience dapat memahami apa yang akan disampaikan oleh pesan dalam media informasi ini. Pendekatan komunikasi terbagi secara visual dan verbal.

Tujuan Komunikasi

Memberikan informasi mengenai salah satu cabang balap motor drag bike di Indonesia kepada masyarakat, khususnya penggemar balap motor. Dengan tahapan dari sesi latihan, modifikasi dan sesi kejuaraan. Pengambilan Scene tahapan dalam drag bike tersebut agar target Audience dapat lebih terinformasikan secara utuh terutama dalam hal tahapan proses menuju kejuaraan drag bike.

Pendekatan Komunikasi Visual

Karena target sasaran utamanya adalah penggemar otomotif balap motor, maka pendekatan visual pada perancangan media informasi yang dapat mudah dipahami oleh penggemar otomotif, serta menggunakan pengambilan gambar / angle kamera yang menarik agar target Audience dapat menikmati dan terbawa suasana. Karena film dokumenter diambil berdasarkan sifatnya yang mengambil keadaan berdasarkan fakta hal-hal yang terjadi di lokasi drag bike. Dengan film dokumenter, visual, pesan yang ingin disampaikan diharapkan dapat tersampaikan.

Pendekatan Komunikasi Verbal

(44)

35 disampaikan dapat diterima oleh Audience dan menggunakan bahasa yang tidak berbelit-belit.

III.2.2 Inti Cerita / Premis

Inti cerita dari film dokumenter ini adalah cerita tentang drag bike dari sesi latihan, modifikasi hingga kejuaraanya yang merupakan satu rangkaian dalam kegiatan drag bike. Hal ini diambil untuk menginformasikan secara utuh.

III.2.3 Storyline a) Opening Film

Sebagai awal dalam sebuah film dokumenter akan menampilkan judul film dan sedikit penjelasan mengenai pengertian drag bike dari IMI (Ikatan Motor Indonesia) hal ini untuk menginformasikan arti balap motor drag bike kepada target Audience kemudian judul dan lokasi tempat kejuaraan drag bike di kota Cimahi penonton, scene penonton bertujuan memperlihatkan kepada target Audience suasana keadaan penonton ketika sesi latihan dan beserta

posisi tempat menyaksikannya. Dengan adegan yang natural sesuai dengan kondisi suasana Sirkuit. Narasi : penonton yang sedang melihat sesi latihan dengan berbagai ekspresi yang diperlihatkan. o Kemudian masuk pada scene mempersiapkan motor untuk

(45)

36 membongkar motor, mekanik yang sedang memberikan arahan kepada joki (pembalap), mekanik sedang membantu joki untuk menyalakan motor. Hal ini bertujuan untuk menginformasikan keadaan ketika mempersiapkan motor dan mekanik membongkar motor dengan suasana didalamnya. Tujuan agar target Audience mengetahui persiapan sesi latihan. Narasi : mekanik yang sedang memperbaiki motor dan kemudian memberikan arahan kepada joki mengenai setingan motor, kemudian mekanik membantu joki untuk menyalakan motor dengan mendorong motor.

o Scene posisi start para joki mengecek kembali setelan motor

dengan cara meng-gas motor dan melakukan teknik pemanasan ban Burn Out kemudian posisi siap start lampu mulai menyala dan lepas landas. Hal ini bertujaun untuk memperlihatkan kepada audience suasana dan posisi start. Narasi : joki masuk pada posisi

start sebelumnya melakukan antrean untuk masuk posisi start, kemudian melakukan pengecekan dan pemanasan pada garis start. Siap dengan mulai start, lampu menyala dan lepas landas. Pada sceane ini, mengambil beberapa contoh pertandingan kelas-kelas drag bike.

 Modifikasi

Setelah tahap sesi latihan masuk pada tahap modifikasi motor drag bike, scene ini bertujuan untuk memperlihatkan modifikasi

motor-motor drag bike kepada audience dengan berbagai jenis modifikasi yang diperlombakan. Mengambil gambar pada detail bagian-bagian motor seperti bagian mesin, ban, rangka, kenalpot dll. Narasi : pengambilan gambar dengan berbagai angle kamera dengan posisi motor pada padock dan suasana yang natural didalamnya (keadaan motor yang sedang berjajar, dibongkar, dan orang lalu lalang).  Sesi kejuaraan Drag Bike

o Padock

(46)

37 motor, pembalap mempersiapkan diri, motor yang dipajang suasana mekanik yang lalu lalang. Scene ini bertujuan untuk menginformasikan kondisi dan suasana padock ketika kejuaraan drag bike. Narasi : kondisi yang natural terjadi di padock dengan

pengambilan gambar pada ekspresi mekanik memperbaiki motor, ekspresi pembalap mempersiapkan diri, para mekanik yang lalu lalang untuk mempersiapkan motor dan melakuaan pendataan kepada juri.

o Start dan Lintasan Kejuaraan Drag Bike

Masuk pada posisi start scene ini bertujuan untuk menginformasikan keadaan dan suasana posisi start dengan berbagai kegiatan yang dilakukan pembalap dan petugas, selain itu juga memperlihatkan lintasan drag bike dari start hingga finish. Narasi : pembalap masuk pada garis start kemudian petugas melakukan pendataan ulang, pembalap melakukan pemanasan Burn Out, pembalap siap start dan lampu menyala, pembalap lepas

landas. Pada scene ini juga menginformasikan alat pendukung pada drag bike seperti lampu start, sensor, operator komputer dll. Scene

(47)

38 III.2.4 Storyboard

Storyboard bertujuan sebagai acuan untuk memudahkan dalam proses pengambilan gambar, untuk kameramen dan editor. Karena sifatnya storyboard yang berfungsi dalam memberikan petunjuk arahan dalam penggambilan gambar sesuai yang diinginkan dan yang ingin diinformasikan kepada Audience yaitu penggemar otomotif balap motor.

Berikut ini Storyboard dalam film dokumenter Indonesian Drag Bike.

Gambar III.3.1 Storyboard

Sumber: Dokumentasi Pribadi III.2.5 Konsep Cerita

(48)

39 III.2.6 Strategi Kreatif

Media informasi ini, dapat mengarahkan target audience, berbagi pengalaman-pengalaman pembuatnya dalam perjuanganya untuk memahami setiap kejadian khusus yang tengah terjadi di lapangan. Penonton merasa adanya hal keingin tahuan dan terbawa suasana sehingga dapat memunculkan sebuah ketertarikan, dengan demikian materi-materi pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan baik dan dapat dipahami penggemar otomotif balap motor. Media visual yang akan ditonjolkan ialah menggunakan beberapa teknik pengambilan gambar kamera dari berbagai angle yang membuat suasana drag bike terkesan olah raga yang extreame dan memacu adrenaline, sehingga target sasaran dapat terbawa suasana. Dalam film dokumenter ini juga menampilkan beberapa efek diantaranya Times Lapse dan Speed Duration cepat dan lambat, untuk menambah usur dramatik dalam film dokumenter menggunakan teknik warna sinematografi. Untuk memperjelas informasinya film terdapat teks mengenai penjelasan kegiatan pada drag bike.

III.3 Strategi Media

Dalam perancangan film dokumenter, akan digunakan media utama dan beberapa media pendukung sebagai media promosi dan pengingat dari media utama. Film dokumenter penyajian informasi harus tepat dan sesuai dengan apa yang akan diinformasikan kepada penggemar. Media yang akan digunakan media utama dan beberapa media pendukungnya untuk menginformasikan drag bike yaitu :

 Media utama

Media utama yaitu film dokumenter, karena media informasi lengkap tidak hanya visual namun juga ditambah dengan audio yang menjadikan informasi kepada Audience menjadi lebih menarik, yang berisikan informasi tentang, nilai positif,

(49)

40 videografi Sehingga diharapkan Audience dapat terinformasikan dan tertarik ketika melihat tayangan film dokumenter.

Gambar III. 2 Screenshot Film Dokumenter Sumber: Dokumen pribadi

 Media pendukung

Media pendukung adalah media yang berfungsi untuk memperkenalkan dan mendukung media utama drag bike, yang biasanya berupa media promosi atau peralatan yang sering dilihat atau digunakan sehari-hari dan juga komersil. Media pendukung yang akan didugunakan yaitu sebagai berikut :

- Poster A3

Poster ini merupakan media informasi yang bersifat mengajak, mempengaruhi pada target audien.

(50)

41 Media ini dapat dipakai di tempel dibaju, jaket, tas, topi dll yang sesuai dengan fashion remaja, terutama remaja penghobi sepeda motor. Dan dapat menjadi bonus dari media utama.

- T-Shirt

Merchendaise untuk promosi film dokumenter Drag Bike.

- Sticker

Sticker dapat ditempel dimana saja, oleh karena itu sticker media yang dirasa cocok untuk penggemar otomotif.

III.3.1 Strategi Distribusi

Media informasi tentang balap motor Drag Bike didistribusikan melalui media sosial dan online seperti Facebook dan televisi yang mana penggemar motor dapat melihat dengan mudah mengenai balap motor Drag Bike Indonesia. Pendistribusian media tersebut dapat dilihat oleh penggemar sepeda motor melalui media pendukung yang ada.

(51)

42  Poster film didistribusikan berguna memberikan informasi terlebih dahulu dan

memberikan informasi tayang film dokumenter tersebut.

 Poster film di cetak, didistribusikan di tempat komunitas motor dan bengkel modifikasi khusus Drag Bike dan media Online (poster berformat digital).  Film dokumenter dalam bentuk dvd didistribusikan gratis dengan memesan di

media sosial facebook dengan jumlah yang terbatas.

 Media pendukung baju, pin, gantungan kunci, sticker sebagai merchendaise gratis dengan jumlah yang terbatas.

 Minggu ke empat bulan April film dokumenter tayang di acara tv RTV Bandung melalui program Speed Zone.

III.4 Konsep Visual

Untuk menciptakan media informasi yang baik, tentu perlu dibutuhkan sebuah konsep visual yang baik juga, hal itu dilakukan agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam penyampaianya. Konsep visual merupakan gagasan awal dari sebuah pemahaman dan pendalaman materi dari semua permasalahan yang telah dijelaskan.

Berikut adalah penjelasan mengenai konsep visual :

III.4.1 Format Desain

Format pada film dokumenter drag bike menggunakan video yang beresolusi HD (High Resolution) yaitu 1920 x 1080 pixel, Dengan aspek rasio yang disesuaikan dengan resolusi yaitu 16:9. Format kemasan dalam DVD film dokumenter

(52)

43 III.4.2 Tipografi

Jenis font yang digunakan dalam penjelasan film maupun cover DVD serta beberapa media pendukung lainnya adalah:

(53)

44  Tipografi untuk teks judul dan teks isi media pendukung lainya

(54)

45 III.4.3 Warna

Warna yang digunakan dalam perancangan media promosi maupun distribusi dari film sokumenter Indonesian Drag Bike adalah:

Gambar III. 3 Warna Yang Digunakan Dalam Media Pendukung

Sumber: Dokumen pribadi

III.5 Audio

Dalam sebuah film tentulah Audio mempunyai peranan yang sangat penting, karena audio sebagai pendukung dalam penyampain pesan. Umumnya audio terbagi menjadi 2 yaitu:

Musical ilustrasi

Moto GP 3 URT soundtrack - Brno 2004

Moto GP 3 URT soundtrack - Phakisa 2004

-Race Driver- GRID- Soundtrack - No One Knows by Queens of Stone Age

(55)

46 BAB IV

TEKNIK PRODUKSI MEDIA IV.1 Media Utama

Media utama yang dipilih adalah film dokumenter dengan isi sesi latihan, modifikasi, dan kejuaraan drag bike. Cerita pada film ini diambil karena banyaknya masyarakat khususnya penggemar otomotif balap motor, akan ketidaktahuan mengenai jenis balap motor drag bike. Kemudian dilanjutkan oleh pembuatan konsep, storyboard dan teknis angle pengambilan gambar. Storyboard dan storyline dibuat untuk mempermudah dalam pengambilan gambar dilapangan dan proses editing. Media atau alat dalam pengambilan gambar (perekam), menggunakan kamera canon 550d dan ditunjang dengan beberapa alat pendukung seperti tripod, lensa tele, lensa fix, lensa kit, dan boom mic. Pengambilan sudut pandang (angle kamera) diambil dengan beberapa teknik yaitu zooming, closeup, extreame angle, low angle dan longshot dengan mengambil beberapa kegiatan dan

suasana pada sesi latihan dan sesi kejuaraan drag bike. Dalam film dokumenter mengambil kejadian dari beberapa event kejuaraan dan latihan drag bike pada tahun 2014 dan 2015. Setelah pengambilan gambar kemudian masuk pada proses editing. Dalam proses editing memakai software adobe premier pro cs5.

(56)

47 Penggabungan film dilakukan dengan kesesuaian pada certia storyline dan Storyboard. Berikut ini adalah storyline dari film dokumenter Indonesian Drag

Bike The Ride of Your Live.

 Opening judul (waktu hitung mundur, penjelasam drag bike, judul The Ride of Your Live, Indonesian Drag Bike, lokasi Sirkuit). 00:00:00 -

00:00:42

 Kondisi penonton (dengan pengambilan gambar berbagai sudut) 00:00:42 - 00:00:55

 Kondisi padock (suasana mekanik membongkar motor). 00:00:55 - 00:01:12

 Sesi latihan (situasi start, balapan, finish) 00:01:12 - 00:02:43  Pergantian sceane kejuaraan Drag Bike 00:02:43-00:02:47

 Suasana padock dan mekanik kejuaraan Drag Bike 00:02:47 - 00:03:06  Posisi start hingga fisish dan situasi lintasan pada kejuaraan Drag Bike

00:03:06 - 00:04:06

 Modifikasi (tampilan modifikasi notor dibagi sesuai kelas-kelas perlombaan Drag Bike) 00:04:06 - 00:04:40

 Ulasan kejuaraan Drag Bike 00:04:40 - 00:05:08  Penutup (Credit Title). Durasi 00:05:08 - 00:05:22

(57)

48 Gambar IV.2 Masuk Pada Proses Rendering.

Proses rendering setelah tahapan penggabungan dan editing keseluruhan kemudian tahap akhir yaitu proses pengecekan pada film dokumenter. Pengeceken film dilakukan untuk melihat jika terjadi kekurangan pada film, dari segi volume sound, dll.

(58)

49 Gambar IV.4 Gambar Bagian Dari Film

IV.2 Media Pendukung

(59)

50

IV.2.1 Poster

Gambar IV.5 Poster Tayangan Film dan Promosi

Poster berguna sebagai media promosi film, dan utuk menarik perhatian target audience maka harus didesain dengan menarik agar menarik perhatian.

Pada layout poster berisi tentang penjelasan mengenai penayangan film pada acara televisi, promosi penjualan DVD, informasi tentang film dokumenter, serta informasi media sosial yang dapat dikunjungi. Poster dicetak dalam ukuran A3 yang akan ditempatkan di tempat-tempat pada lokasi ivent Drag Bike tempat komunitas motor dan tempat asesoris motor.

Ukuran: A3 (29,7 x 42 cm)

(60)

51 IV.2.2 T-Shirt

Gambar IV.6 T-Shirt Sebagai Bonus Pada Masa Promosi dan Merchandise

T-shirt berfungsi sebagai bonus disetiap film dokumenter pertama lauching dan

masa promosi. Setelah masa promosi habis, T-shirt akan dijadikan sebuah merchandise.

(61)

52 IV.2.3 Gantungan Kunci

Gambar IV.7 Gantungan Kunci

Gantungan kunci adalah benda sebagai media pengingat. Bentuknya yang simpel dan dapat dipakai pada kunci, tas dll sehingga media pendukung ini sangat efektif sebagai pengingat dari media utama.

 Ukuran: Diameter 5 cm

(62)

53 IV.2.4 Pin

Gambar IV.8 pin

Sama halnya dengan gantungan kunci, pin bisa ditempel dimana-mana seperti ditas, baju, topi dll sehingga sangat cocok untuk media pengingat. Dan biasanya akan ditempelkan pada benda yang difavouritkan ataupun benda yang sering konsumen gunakan. Jadi dapat sebagai media penunjang untuk mengingat media utamanya.

 Ukuran: Variatif

(63)

54 IV.2.5 Sticker

Gambar IV. 9 Sticker Cromo

Sama halnya dengan media pendukung dan pengingat lainya, sticker bisa ditempel dimana-mana sehingga sangat cocok untuk media pengingat. Dan biasanya akan ditempelkan pada benda yang difavouritkan ataupun benda yang sering konsumen gunakan. Jadi dapat sebagai media penunjang untuk mengingat media utamanya.

 Ukuran: Variatif  Material: Cromo

(64)

55 IV.2.6 Media Sosial Facebook

Gambar IV.10 Facebook

(65)

56

Daftar Pustaka

Sumber Buku :

Effendy Heru. (2002). Mari Membuat Film : Panduan Menjadi Produser. Jakarta. Yayasan Konfiden.

Jogiyanto HM. (1999). Analisis dan Disain Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta : Andi Offset

Kusrianto Adi. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta : C.V Andi Offset

Mabruri Anton. (2013). Panduan Penulisan Naskah TV Format Acara Non-Drama, News dan Sport. Jakarta : PT. Grasindo

Nelmes Jill. (2003). An introduction to film studies third edition. London : Routledge Nugroho Sarwo. (2014). Teknik Dasar Videografi. Yogyakarta : C.V Andi Offset Rabiger Michael. (1998). Directing The Documentary, Third Edition. Singapore :

Focal Press

Sumarno Marselli. (1996). Dasar-dasar Apresiasi Film. Jakarta : PT. Gramedia

Artikel dari Jurnal Ilmiah Akademik :

Asbah Zuhwan & Nugroho Wahyu Yan. (2006). Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Sirkuit Tawang Mas Semarang Menjadi Sirkuit Balap Mobil. Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori. II-1 – II-3 Tersedia di : http:// www.eprints.undip.ac.id [03 november 2014]

Sumber Internet :

Apriliananda Donny 2012 (17 july). Teknik Bikin “Drag Bike”. Tersedia di :

(66)

57

IMI 2014. Peraturan Olah Raga Kendaraan Bermotor. Tersedia di : http://www.imi.co.id [11-11-2014]

IMI 2013. Peraturan Drag Bike. Tersedia di :

http://imi.co.id/pdf/regulasi2013/PeraturanDragBike.pdf [21 Desember 2013]

Otoasia.com 2014 (18 february). Hati-Hati Melakukan Bord Up Pada Motor. Tersedia di : http://www.imi.co.id [11-11-2014]

2TA09811. Perbedaan Lintasan Dalam Perlombaan Balap Motor. Tersedia di : httpe-journal.uajy.ac.id207532TA09811.pdf [11-11-2014]

Buletin Montase Edisi 2008. Sejarah Film Dokumenter. Tersedia di :

Gambar

Gambar II.1 Logo IMI (Ikatan Motor Indonesia)
Gambar II.2 Kejuaraan Drag Bike Lapangan Brigif 15 Kujang Cimahi
GRAFIK JUMLAH EVENT BALAP
Tabel II.1 Perbedaan Lintasan Dalam Perlombaan Balap Motor
+7

Referensi

Dokumen terkait