613 .0432 Ind
p
PEDOMAN
PENGUKURAN LINGKAR DADA (LIDA)
PADA BA VI BARU LAHIR
Sebagai Indikator Deteksi Dini Bayi Berat Lahir Rendah
)
613.0432
nd
p DEPARTEMEN KESEHATAN R.I
:KTORAT JENDERAL PEMBINAAN KESEHA TAN MASYARAKAT DIREKTORA T BINA GlZI MASYARAKAT
6 13.0432 Ind
p
PEDOMAN
PENGUKURAN LINGKAR DADA (LIDA)
PADA BA VI BARU LAHIR
Sebag ai Indikator Deteksi Din i 8ayi Berat Lahir Renda h
I セ@ セ@ ' . セMMM iLセNZ]@
L".. セセ@ セNGL@ _ _ __ __ _
,';...-OEPA RTEMEN KESEHATA N R I
OIREKTORAT JENOERAL PEMBINAAN KESEHATA N MASYARAKAT DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT
Katalog Dalam Terbitan . Depa rtemen Kesehatan
613.0432 Ind
p
Indonesia. Departemen Kesehatan. Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat Pedoman Pengukuran Lingkar Dada Pada 8 ayi
11 Depkes RI
Pedoman Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesehatan Neonatal, Jakart a 1995
1__ Depkes RI
Pedoman PeJayanan Kesehatan Perinatal, Jakarta 1 96
KATA PENGANTAR
Bayi berat lahir rendah (BBLR) masih meru pak n salah satu masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendap t perhalian khusus daJi pemerintah . Upaya deteksi dan in tervensi BBLR, akan mampu menekan tingginya angka kematian bayi di Indo nesia.
Buku pedoman ini mengurai ka n beberapa hal yang berhubungan dengan deteksi dini BBLR melalui penguku ran Lingkar Dada, meliputi pengertian, tujuan, sasaran, pelaksanaan (cara, batas ambang, siapa, kapan) serta ti ndak lanjut yang harus dilakukan.
Maksud utamanya adalah agar setelah mempelajari Buku Pedo man ini, para petugas kesehatan mampu memahami teknik pengukuran Lingkar Dada den 'an benar, dan mampu memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada dukun bayi. Selanjutnya petugas selctor terkait dan masyarakat akan mampu menentukan tindakan yang cepat dan tepat terhadap rna alah BBLR tersebut.
Kami ucapkan terimakasih yang sebesarbesamya kepada Tim Penyusun yang dipimpin oleh Prof. DR. Anna Alisyahbana, DSAK. Disadari bahwa Buku Pedoman iill masih banyak kekurangan dan perl u penyempurnaan lebih lanjut Saran dan usul penyempurnaan masih kami ha rapkan dari berbagai pihak
Semoga buku ini bermanfaat.
Jakarta, Mei 1997 KepaJa Direktorat
セ
L@
Drs. Benny A. Kodyat, MP A
SAM BUTAN
DIREKTUR JENDERAL PEMBINAA KESEHATAN
MASYARAKAT DEPARTEM EN KESEHATAN
REPUBLIK INDO NESIA
Angka kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu kriteria untuk menilai derajat kesehatan masyarakat. Angka kejadian BBLR yang tinggi mencerminkan tingkat kesehatan rnasyarakat yang rendah diantaranya disebabkan oleh status kesehatan dan gizi yang kurang baik sebelum maupun selama hamil. Oleh karena itu pembinaan dan peningkatan status kesehatan dan gizi ibu mendapat prioritas di dalam pembanguna n kesehatan di Indonesia.
Selanjutnya, BBL R mempunyai dampak terhadap tingginya angka kematian bayi (AKB), risiko kurang gizi, dan keterlambatan tumbuh kembang. Hal tersebut pada akhimya akan mempengaruhi ku alitas sumber daya manusia. oleh karena itu BBLR seyogyanya mendapat perhatian yang lebih seksama Deteksi dini BBLR dan tata laksana BBLR yang tepat sasaran merupakan langkah tepat untuk mengurangi risiko tersebut. Hal ini sesuai dengan kesepakatan dunia dalam World Su mmit for Children mengenal Kelangsungan Hidup, PerLindungan, dan Perkembangan Anak tahun 1990. yang mempunyai sasaran menurunkan secara nyata angka kematian bayi dan anak balita serta menurunkan KEP balita.
Deteksi dini BBLR dilaku kan dengan penimbangan bayi segera setelah lahir. cara ini merupakan cara yang relatif mudah. Namun di tingkat masyarakat terutama di perdesaan banyak hambatan di dalam penimbangan bayi oleh penolong persalinan. Hambatan tersebut antara lain karena masih tinggi n. a pertolongan persalinan oleh dukun bayi yang pada umumnya sudah tua dan tuna aksara, di samping sulit ditemukan alat tim bang bayi yang alrurat d \apangan. Oleh karena itu perlu dicari teknologi tepat guna yang sederhana. murah dan efektif yang dapat dipakai sebagai pengganti (surrogate penimbangan berat lahir, sehingga dapat dipakai sebagai indikator BBLR
Penelitian WHO, penelitian Multicenter UKK Perinatologi IDA! dan Puslitbang Gizi Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa pengukuran Lingkar Dada (LIDA) memenuhi kriteria di atas.
Pengalaman pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) pada WUS yang merupakan cara sederhana dan mudah ternyata dapat menapis ibu dengan risiko Kurang Energi Kronis CICEK) . SejaJan dengan pengalaman di atas kegiatan pengukuran LIDA di tingkat masyarakat terutama di perdesaan merupakan upaya deteksi dini BBLR dan tindak lanjut tepat sasaran akan memberikan dampak terhadap penurunan AKB melalui penurunan "Case Fatality Rate" BBLR. Di samping itu pengukuran LIDA menjadi masukan bagi berbagai program baik di lingkungan Departemen Kesehatan maupun sektor yang terkaiL antara lain dapat diketahui prevalensi dan insidensi BBLR yang penting untuk perbandingan nasional dan internasional. Bahkan bila bayi lahir mati diikutsertakan di dalam pengukuran LIDA, akan didapat "Birth Weight Specific Perinatal Mortality Rate" yang sampai saat ini belum diketahui di Indonesia. Angka tersebut sangat penting karena merupakan cermin dari mutu pelayanan obstetri dan neonatus.
Jakarta, Mei 1997
Direktur Jenderal Pembinaan
k・ウ・ィ。エセ。イ。ォ。エ@
Dr.
nケセイ。
RaiDAFTAR lSI
KATA PENGANTAR ... ... ... ... .. .... ...
UISAMBUTAN ...
IVDAFTAR lSI ... .
VIPENTINGNYA PENGUKURAN L fNGKAR DADA ... 1
TUJUAN... ... .... ... .. ... 2
1.
UmllI11 .... ... ... ... ... ... . ... ...
22. Khusus ... ... ... ... .. ... .. ... ... .. ... .. ... .... ... .. 2
SASARAN.. ... ... ... .. ... .... ... ....
3
BAGAIMANA MENGUKUR LINGKAR DADA... .. ... 3
l. Alat ukur ... .. ... ... ... ... ... .... ... ... 3
2. Cara mengukur... ... .. .. ... ... . 4
3. Batas ambang. ... ... ... ... ... 5
4. Apa arti wama pada pita... 6
SlAPA
YANG
MELAKUKAN PENGUKURAN LINGKAR APA TINDAK LANJUT PENGUKURAN LINGKAR PETUNJUKPELAKSANAANPENGUKURANLlNGKAR DADA ... ... ... .. ... 6KAPAN DILAKUKAN PENGUKURAN LfNGKAR DADA.. 6
DADA ... ... ... ... ... ... .... 7
DADA PADA BA VI BARU LAHIR .... .. ... 9
1. Kegiatan Pengukuran Lingkar Dada... 9
2. Pencatatan dan Pelaporan ... ... ... 11
DAFTARPUSTAKA
PENTINGNYA PENGUKURAN LINGKAR DADA (LlDA)
A ngka kejadian Bayi Berat Lahir Rentiah (BBLR) mencerminkan derajat kesehatan masyarakat. Bayibayi ini lebih mudah untuk menjadi sakit, bahkan meninggal, dibanding dengan bayi berat lahir normal.
Langkah utama untuk menyelamatkan BBLR agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik adalah melalui deteksi dini BBLR pada saat dilahirkan yang diikuti dengan upaya tindak lanj ut tepat sasaran. Penimbangan bayi baru lahir merupakan cara terbaik untuk deteksi BBLR.
namun di Japangan tidak selalu tersedia alat ti mbang yang aku rat.
Pengukuran Lingkar Dada (LIDA) bayi segera setelah dilahirkan dapat di pakai sebagai pengganti penimbangan berat lahir untuk deteksi dini BBLR. Pengukuran Lingkar Dada sederhana, murah, dan efektif. Dengan deteksi dini BBLR dan intervensi segera akan menjamin kelangsungan hidup bayi .
I
TUJUAN PENGUKURAN LlNGKAR DADA
l.
Um um
M endeteksi secara dini BBLR sebagai dasar intervensi dalam rangka mewujudkan kesehatan bayi yang optimal untuk meningkatkan ku alitas sumber daya manusia .
2. Kh usus
I) Semua bayi baru lahir yang tidak ditimbang dilakukan deteksi dini BBLR dengan pengukuran Lingkar Dada
2) T ata laksana BBLR yang tepat sasaran untuk mencegah akibat BBLR,baik di rumah maupun di saran a kesehatan .
3) Di setiap desa ada kelompok masyarakat yang membantu pendataan BBLR dan merujuk BBLR
4) Membantu menurunkan Angka Kematian Bayi se uai sasaran Repelita melalui upaya kelangsungan hidup BBLR
5) Setiap bayi yang telah diukur LIDAnya dicatat dengan cermat dan dilaporkan.
8ayi Sehat Menghasilkan
Tumbuh Kembang Yang Optimal
SASARAN PENGUKURAN LlNGKAR DADA
I
Bayi
baru lahj rBAGAIMANA MENGUKUR LlNGKAR DADA
I
1. ALAT UKUR :
• Pengukuran dilakukan dengan menggunakan pita pengukur lingkar dada yang ditandai dengan angka dalam satuan sentimeter (em), dengan ketelitian 0, 1 em dan warna merah, kuning dan hijau .
• Oi sepanjang pita di tengahnya terdapat garis mendatar disertai ukuran dj kiri dan kanannya.
Gam bar pita LIDA :
2. CARA MENGUKUR :
a. Letakkan pita LIDA di tempat yang rata, marka menghadap kebawah
b. Setelah bayi dibersihkan dari darah dan lendir, baringkan bayi ditengahtengah pita. Upayakan bayi dalam keadaan tenang.
c. Yakinkan bahwa garis mendatar di sepanjang tengah pita jatuh tepat di kedua puting susu bayi
d. Lingkarkan ujung pita dan selipkan ke dalam eelah yang ada, sampai pita melingkari tubuh bayi dengan lembut dan rata di-sepanjang garis puting susu
e. Baea dan eatat ukuran LIDA pada pita (pada tanda panah) sampai milimeter terdekat (misalnya 27, 5 em)
3. BA TAS AMBANG :
• BBLR:
Warna Merah < 27,0 em
Warna Ku ning : 27,0 em 29,4 em
• Bayi Berat Lahir Normal
Warna Hijau : 2 29,5 em
Jangan Menarik Pita Terlalu Kencang dan
Jangan Sampai Melintir
4. APA ARTI WARNA PADA PITA?
Warna Meralt : Artinya berat bayi setara dengan < 2000 gram
Warna Kuning : Artinya berat bayi setara dengan 20002499 gram
WarnaHijau : Artinya berat bayi setara dengan セ@ 2500 gram
SIAPA YANG MELAKUKAN PENGUKURAN
LlNGKAR DADA
P
engukuran Lingkar Dada dilakukan oleh Penolong Persalinan dukun bayi, bidan, tenaga kesehatan di desa) yang telah memperoleh ketrampilan dari petugas puskesmas dan dokter puskesmas.KAPAN DILAKUKAN PENGUKURAN LlNGKAR
DADA
I
P
engukuran Lingkar Dada dilakukan hanya sa t u kali segera setelah bayi lahir agar dapat dilakukan intervensi dini.rrUIfIJWlgan rumah (puskesma.s)
I(TsllalackS3J113 BBLR di ruar RS)
KunjungaJ' neonatal ( hari lee 830)
J Periksa adallidak lallda bahaya
dan alau gCJaJa saki!
'2 LakuJcan
Jaga kebangalaD lubuh
Beri AS1 Eksldusif
BB lidak naik
L -_ _ _ ___+_ Ada Landa bahaya (.)
Ada gejala sakil ( ..)
BBnaik
' t l Tidak ada Landa bahaya Kunjungan neonatal(hari lee 1 7) • Jaga kebangalaD IUbuh
Beri AS) eksklusif
Cegah infeksi Rawal tali pusal
keluarga eli rumah
Tidak ada gejaJa saki!
Keterangan :
Tanda Babaya ("')
(bila ada satu atau lebih tandatanda berikut)
1. Kejangkejang
2. Tidak bisa minumlmenetek 3. Mu ntah seluruh isi perut
4. Kesadaran menurun, tidak sadar
Gejala Sakit (*"')
(bila ada satu atau lebih gejalagejala berikut)
I. Nafas cepat, lebih dari 60/menit
2. Tarikan ke dalam dinding iga bagian bawah (chest indrawing) 3. Merintih
4. Pernafasan cuping hi du ng 5. Ubunubun menonjol, cekung 6. Nanah keluar dari telinga 7. lnfeksi tali pusat
8. Demam (suhu > 37. 5°), atau tubuh dingin (suhu < 36 .5°) 9. Infeksi kulit banyak
10. Ku ning 11. Tidak aktif
12. Perut buncit/kembu ng
13 . Gangguan B.A.B. : diare atau tidak B.A.B.
Segera rujuk ke RS ("'*"')
Bila ada tanda bahaya (*) dan ada gejala sakit (**)
PETUN
K PE AKS NAAN PENGUK RAN
LINGKAR DADA PADA BA YI BARU LAHIR
l. KEGIATAN PENGUKURAN LIDA DAN TATA LAKSANA
BBLR
1). TINGKAT DESA
Pengukuran LIDA dilakukan oleh dukun bayi, bidan di desa dan tenaga kesehatan lain yang menolong persalinan . Jika hasil pengukuran LIDA pada bayi baru lahir berada pada pita warna kunmg, berarti berat bayi setara dengan 2000 2499 gram, maka tindakan yang dilakukan ad alah perawatan di rumah dengan pengawasan bidan di desa e uai dengan "Buku Pedoman Tata Laksana Bayi Baru Lahir, Depkes, 1995' . Bila hasi l mengukur LIDA pada bayi barn lahir di pita warna merah, berarti berat bayi setara dengan < 2000 gram, hams segera dirujuk ke fasililas kesehatan (puskesmas dengan ruang rawat inap atau RSU Dati II), dengan penanganan tepat (Ijhat Tata Laksana Bayi Barn Lahir, Depkes, 1995)
2) TING KAT PUSKESMAS
Tenaga kesehatan di puskesmas (dokter, bidan, perawat) membimbing bidan di desa daiam penatalaksanaan BBLR, selain
itu tenaga kesehatan di puskesma memberikan kelerampiian pengukuran LIDA kepada dukun bayi yang dilaksanakan bersamaan pad sa at pembina n dukun setiap bulan di puskesmas.
3) TINGKAT KABUPATENIKOTAMADYA
D inkes Dati 11 melaksanakan orientasi bagi petugas puskesmas dan bekerja sarna dengan RSU Dati II dalam penanganan BBLR. Di sarnping itu mengadakan pertemuan lintas program dan lint as sektor melalui forum yang telah ada (BPGD atau fo rum koordinasi lain) untuk menyebarluaskan informasi kegiatan pengukuran LIDA pada bay! baru lahir, menggali peran serta pemda, sektor terkait, lembaga swadaya masyarakat (LSM) serta badan swasta guna mendukung kegiatan penanggulangan masalah BBLR.
Dalam perencanaan pembangunan kesehatan dj tingkat Dati II dapat direncanakan biaya APBD/APBN dalam program penanggulangan BBLR melalui proses perencanaan kegiatan di dalam Rakorbang tingkat kecamatan dan kabupaten .
4) TIN GKAT PROVINSI
DinkeslKanwil Depkes Dati I mel aksanakan orientasi bagi petugas kabupaten, juga mengadakan pertemuan lintas program dan lintas sektor melalui forum koordinasi yang telah ada (BPGD atau fo ru m koordinasi lain) untuk penyebarluasan informasi kegiatan pengukuran LIDA pada bayi baru lahir serta menggali peran serta pemda, sektor terkait, LSM dan badan swasta guna mendukung kegiatan penangguJangan masalah BBLR.
Dalam perencanaan pembangunan kesehatan di tingkat dati I, agar mengusulkan rencana biaya APBD/ APBN dalam program penanggulangan BBLR.
5) TINGKAT PUSAT
Tingkat pusat melaksanakan pertemuan lintas program dan lintas sektor melalui forum koordinasi yang telah ada (KHPP1A, UP GK) atau forum koordinasi lain . Untuk penyebarl uasan infonnasi kegi atan pengukuran L IDA pad a bayi baru lahir serta memberikan bimbingan teknis dalam kegiatan penanggulangan masalah BBLR.
2. P ENCATATAN DAN PELAPORAN
M ekanisme pelaporan di buat secara berjenjang mulai dari penolong persalinan sampa: ke daerah ti ngkat U mengikuti pota sistem pencatatan dan pelaporan terpadu tingkat puskesmas (SP2TP). P encatatan pertama dilakukan oleh penolong persalinan, dengan menul iskan data hasil pengukuran lingkar dada pada data berat badan (BB) dalam kartu ibu atau dapat juga dicatat pada ka rtu an ak.
Petugas kesehatan ting kat puskesmas mel akukan rekapitulasi data dengan menggunakan Register Kohort Ib u (kolom 4849) atau menggunakan Register KIA (kolom 27) dengan mencatat jumlah balita dengan u kuran LIDA < 29,5 Cm. Selanjutnya petugas kesehatan mengambil data indikator bayi BBLR untuk dip indahkan pada F orm LB3 yang merupakan lapo ran bulanan dari tingkat puskesmas ke tingkat kabupaten/kodya .
DAFTARPUSTAKA
1. GBHN Tahun 1993
2. Repelita VI Bab 35 Bidang Kesehatan 3. Drs Benny A Kodyat, MP A
Masalah Gizi Masyarakat dan Program Penanggulangannya., Jakarta 1996
4. DR. R Husaini, dick
Antropometri Bayi Baru Lahir di Daerah Bogor, dalam Makalah Semiloka Penanggulangan KEP Pada Bayi Baru Lahir, Jakarta 1996 5. Anna AHsyahbana, dkk
Antropometri of Newborn Infants Born in 14 Teaching Cent rs in Indonesia, dalam Pediatrica Indonesiana Volume 34 Number Sセ T L@
Jakarta 1994 6. WHO
Birth Weight Surrogates, The Relationship Between Birth Weight Arm and Chest Circumference, The Programme On Maternal and Child Health Including Family Planing Divi ion of Family Health, Geneva 198 7
7. Depkes.Rl
Pedoman Penggunaan Alat Ukur Lingkar Leng n Atas Pada Wan ila Usia Subur, Jakarta 1995
8. DepkesRI
Batasan Operasional SP2TP Seri A, Jakarta 1997 9. Depkes RI
Petunjuk Pengisian Formulir Pelaporan SP2TP Seri B dan Seri C, Jakart 1997
10. Depkes RI
1 Depkes Rl
Pedornan Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesehatan Neonatal, Jakarta 1995
_ Depkes RI
Pedornan Pelayanan Kesehatan Peri natal, Jakarta 1996
PERPUSTAKAAN DEPARTEMEN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
fI
III
IIIII
II
fII
1111111111 III
Tim Penyusun :
1. Prof DR. Anna Alisjabana, DSAK 2. Dr. Dini Latief, MSc
3 . Dr. Ina Hemawati, MPH 4. Dr. Alex Chaerul Fatah, DSAK
5. DR. Sanjaya
6 . Prof DR. Rumawas, DSS 7. Dr. Suharti Agusman, DSAK 8. Dr. H. Arilln Suyardi, MSc
9. Dr. Taslim S . Soetomenggoio, DSAK
10. Bambang Harianto, SKM.,MSc 11. Dr. Faizati Karim, MPH
12 . Dr. Trihono, MSc 13. Ora. Maswita Jaya, MSc 14 . Minarto, MPS
15. Dr. Anie Kurniawan, MSc 16. Dr. Maya F. Husin, MPH 17. Ir. Alwi Alhabsyi, MPH 18 . Jr. Laksmi Palupi, MSc
19. Evarini RusLina, SKM 20 . Drs . Pong Muhartono 21. Ny. Mustika