2.1 Konsep Dasar Sistem
Kata sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa
Yunani (sustema) yang artinya adalah suatu kesatuan yang terdiri dari
komponen – komponen atau elemen – elemen yang dihubungkan antara
satu dengan yang lain menurut kebutuhan untuk memudahkan aliran
informasi, materi atau energi.
Terdapat beberapa definisi dari kata sistem, menurut Jogiyanto
(2005 : 1) terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan
sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan
pada komponen atau elemennya.
Dalam mendefinisikan sistem yang menekankan pada prosedurnya
di definisikan oleh Jerry Fitz Gerald, Ardra F. Fitz Gerald, dan Warren D.
Stallings, Jr., (1998) bahwa “ Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja
dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul
bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu
sasaran yang tertentu”.
Dan pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau
komponennya mendefinisikan sistem sebagai “sekumpulan elemen yang
saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu
tujuan tertentu”.
Sedangkan menurut Abdul Kadir (2003 : 54) mendefinisikan
sebagai sekumpulan elemen yang saling terpaut dan terpadu yang
dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan.
Dari pengertian – pengertian yang diberikan oleh para ahli di atas
suatu sistem dapat diartikan sebagai kumpulan atau group dari bagian
ataupun komponen apapun baik fisik maupun non fisik yang saling
berhubungan satu sama lain dan bekerjasama secara harmonis untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
2.1.1. Bentuk Umum Sistem
Bentuk umum dalam suatu sistem terdiri dari masukan (input),
pengelolahan (process) dan keluaran (Output), dalam bentuk umum
sistem ini terdapat satu atau lebih masukan yang akan diproses dan
akan menghasilkan suatu keluaran yang sesuai dengan tujuan dan
kebutuhan yang diperlukan.
2.1.2. Elemen Sistem
Menurut Abdul Kadir (2003:54) ada beberapa elemen yang
membentuk sebuah sistem diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Tujuan
Setiap sistem memiliki tujuan (goal), dimana tujuan antara satu
sistem dengan sistem lain berbeda-beda. Tujuan inilah yang menjadi
pemotivasi yang mengarahkan sistem. Begitu pula yang berlaku pada
Walaupun begitu tujuan yang umum ada tiga macam yaitu
diantaranya:
a. Untuk mendukung fungsi kepengurusan management.
b. Untuk mendukung pengembalian keputusan management.
c. Untuk mendukung operasi perusahaan.
2. Masukan
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk
kedalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan untuk diproses.
Masukan dapat berupa hal – hal berwujud (tampak secara fisik)
maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah
informasi (misalnya permintaan jasa dari para pelanggan).
3. Proses
Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau
transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna, misalnya
berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak
berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah.
4. Keluaran
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada
sistem informasi, keluaran bisa berupa informasi, saran, cetakan
laporan, dan sebagainya.
5. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik
Mekanisme pengendalian (control mekanism) diwujudkan
keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik
masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar
sistem berjalan sesuai dengan tujuan.
6. Batasan
Batasan (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan
daerah diluar sistem (lingkungan). Batasan sistem menentukan
konfigurasi, ruang lingkup atau kemampuan sistem. Sebagai contoh,
pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pelanggan,
gerakan pesaing, dan ketersediaan dana dari bank.
7. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem.
Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa
merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan bagi
sebuah organisasi dapat berupa vendor, pelanggan, pemilik,
pemerintah, bank, dan bahkan pesaing.
2.1.3. Karakteristik sistem
Menurut Jogiyanto (2005 : 3) suatu sistem mempunyai
karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu :
1. Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling
berinteraksi yang artinya saling bekerja sama dalam membentuk satu
kesatuan komponen atau elemen sistem dapat berupa subsistem atau
kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau
subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk
menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem
secara keseluruhan (Jogiyanto, 2005).
2. Batas Sistem
Menurut Jogiyanto HM, (2005), ”Batasan sistem merupakan
daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang
lainnnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini
memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan.
Batasan suatu sistem menunjukan ruang lingkup (scope) dari sistem
tersebut”.
3. Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun yang ada
diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi-operasi yang ada
di dalam sistem.
4. Penghubung Sistem
Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu
subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini
memungkinkan aliran dari sumber daya data dari satu subsistem ke
subsistem yang lainnya terorganisir dengan tepat dan akurat.
Masukan (input) adalah data yang dimasukkan ke dalam sistem.
Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan
masukan sinyal (signal input).
6. Keluaran Sistem
Keluaran (output) adalah hasil dari data yang diolah dan
diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
7. Pengolah Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang
akan merubah masukan menjadi keluaran.
8. Sasaran Sistem
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Jika suatu
system tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada
gunanya.
2.2 Konsep Dasar Informasi
Informasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi bentuk
yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu
kejadian-kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk
pengambilan suatu keputusan.
Sedangkan menurut Jogiyanto (2005 : 8) Informasi adalah data
yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang
menerimanya.
Kualitas suatu informasi dapat ditentukan oleh tiga hal penting,
1. Akurat
Informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak menyesatkan.
2. Tepat pada waktunya
Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.
3. Relevan
Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.
2.3. Konsep Dasar Sistem Informasi
Sistem informasi adalah kumpulan antara sub-sub sistem yang
saling berhubungan yang membentuk suatu komponen yang didalamnya
mencakup input-process-output yang berhubungan dengan pengolahan
informasi (data yang telah diolah sehingga lebih berguna bagi user)
Selain itu pengertian lain tentang sistem informasi menurut Robert
A. Leitch dan K. roscoe Davis dalam buku Jogiyanto (2005 : 11) adalah :
“Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi
yang mempertemukan kebutuhan transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan
menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang
dikeluarkan.”
2.3.1. Komponen Sistem Informasi
Sistem Informasi memilki komponen utama yang membentuk
suatu bangunan sistem informasi. Komponen bangunan sistem
(2005 : 1) dalam bukunya Analisis dan Desain Sistem Informasi, sistem
informasi memiliki enam komponen yang dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
1. Blok Masukan (Input Block)
Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input di
sini adalah suatu energi atau bahan baku yang si masukkan ke dalam
sistem.
2. Blok Model (Model Block)
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik
yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis
data dengan cara yang sudah di tentukan untuk menghasilkan
keluaran yang di inginkan.
3. Blok Keluaran (Output Block)
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan
informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk
semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem. Yang di
hasilkan dari energi atau bahan yang dapat di pergunakan oleh pihak
lain dan di klasifikasikan menjadi keluaran yang berguna.
4. Blok Basis Data (Database Block)
Basis data (Database) merupakan kumpulan dari data yang saling
berhbungan satu dengan yang lainya, tersimpan di perangkat keras
komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
informasi lebih lanjut. Data dalam basis data peru di organisasikan
sedemikian rupa, supaya informasi yang di hasilkan berkualitas.
Organisasi basis data di akses atau di manipulasi dengan menggukan
perangkat lunak paket yang di sebut dengan DBMS (Database
Management Systems).
5. Blok Teknologi (Technology Block)
Teknologi merupakan “Kotak Alat” (ToolBox) dalam sistem
informasi. Teknologi di gunakan untuk menerima input, menjalankan
model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan
mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara
keseluruhan.
6. Blok Kendali (Control Block)
Kendali merupakan suatu tipe informasi yang khusus di gunakan
untuk menetapkan kondisi-kondisi aktivasi suatu proses. Banyak hal
yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya bencana alam,
api (kebakaran), temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan,
sabotase, dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu di
rancang dan di tetapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat
merusak sistem dapat di cegah ataupun bila terlanjur terjadi
kesalahan-kesalahan dapat langsung di atasi.
Menggambarkan suatu kegiatan untuk menyediakan data untuk
diproses dengan cara memasukkan data tersebut kedalam duatu
sistem yang ada.
2. Process
Menggambarkan bagaimana suatu data diproses untuk
menghasilkan suatu informasi yang berniali tambah dan memenuhi
tujuan user.
3. Output
Suatu kegiatan untuk menghasilkan laporan dari proses diatas
tersebut yang dibutuhkan oleh user.
4. Penyimpanan
Suatu kegiatan untuk memelihara dan menyimpan data.
2.4. Rekayasa Perangkat Lunak
Istilah Reakayasa Perangkat Lunak (RPL) secara umum disepakati
sebagai terjemahan dari istilah Software engineering. Istilah Software
Engineering mulai dipopulerkan pada tahun 1968 pada Software
Engineering Conference yang diselenggarakan oleh NATO. Sebagian
orang mengartikan RPL hanya sebatas pada bagaimana membuat
program komputer. Padahal ada perbedaan yang mendasar antara
perangkat lunak (software) dan program komputer.
Secara umum Rekayasa perangkat lunak memiliki pengertian
tertentu, kedalam sebuah perangkat lunak yang digunakan sebagai alat
bantu pemecahan masalah atau proses pengambil keputusan.
Ada beberapa pengertian Rekayasa perangkat lunak menurut
beberapa ahli yaitu sebagai berikut:
Rekayasa perangkat lunak Menurut Stephen R. Schach “Rekayasa
perangkat lunak adalah sebuah disiplin dimana dalam menghasilkan
perangkat lunak bebas dari kesalahan dan dalam pengiriman anggaran
tepat waktu serta memuaskan keinginan pemakai.”
Rekayasa perangkat lunak Menurut Fritz Bauer “Rekayasa
perangkat lunak adalah penetapan dan penggunaan prinsip rekayasa
dalam rangka memperoleh perangkat lunak yang dapat dipercaya dan
dapat bekerja secara efisien pada mesin nyata.”
Rekayasa perangkat lunak Menurut IEEE 610.12 “Rekayasa
perangkat lunak adalah sebuah studi pendekatan dan aplikasi secara
sistematis, disiplin pengembangan operasi dan pemeliharaan perangkat
lunak yang kesemuanya itu merupakan aplikasi rekayasa yang berkaitan
dengan perangkat lunak.”
Dari ketiga pengertian tersebut, arti yang diberikan Fritz Bauer
sangat sesuai dengan tujuan dan sasaran dari rekayasa perangkat lunak.
Pernyataan Stephen R. Schach terbatas pada menanggulangi kekurangan
yang terjadi jika tidak menerapkan rekayasa perangkat lunak. Pengertian
yang diberikan IEEE 610.12 paling baik dalam menyampaikan wujud dari
2.5. Manajemen Basisdata
2.5.1. Basisdata
Basis Data adalah kumpulan data yang saling berhubungan
secara logikal serta deskripsi dari data tersebut, yang dirancang untuk
memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi. Basis Data adalah
sebuah penyimpanan data yang besar yang bisa digunakan oleh
banyak pengguna dan departemen. Semua data terintegrasi dengan
jumlah duplikasi yang minimum. Basis Data tidak lagi dipegang oleh
satu departemen, tetapi dibagikan ke seluruh departemen pada
perusahaan. Basis Data itu sendiri tidak hanya memegang data
operasional organisasi tetapi juga penggambaran dari data tersebut
(Connolly & Begg, 2010:64).
Basis data adalah kumpulan data store yang terintegrasi yang
diatur dan di kontrol secara sentral. Sebuah basis data biasanya
menyimpan ribuan class. Informasi yang disimpan termasuk class
attribute dan relasi antar class. Basis data juga menyimpan informasi
yang deksriptif seperti nama atribut, pemberian batasan suatu nilai,
dan kontrol akses untuk data-data yang sensitif (Satzinger, Robert, &
Stephen, 2005: 398). Basis data juga diartikan sebagai sekumpulan file
dikomputer yang saling terhubung. File file ini diatur sesuai kesamaan
elemennya, sehingga data yang diinginka dapat dicari secara mudah
Basis data adalah dua atau lebih simpanan data dengan
elemenelemen data penghubung, yang dapat diakses lebih dari satu
cara. asis data dinyatakan dengan tehnik-tehnik formal dan
manajemen basis data. Dari definisi diatas, maka dapat dikatakan
bahwa basis data merupakan kumpulan dari data yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya (Iskandar & Rangkuti, 2008:
3). Basis data adalah dua atau lebih simpanan data dengan
elemen-elemen data penghubung, yang dapat diakses lebih dari satu cara.
Basis data dinyatakan dengan tehnik-tehnik formal dan manajemen
basis data (Abdillah, 2012: 1).
Dapat disimpulkan basis data adalah penyimpanan data yang
terstruktur, terintegrasi dan saling berkaitan dengan elemen-elemen
penghubungnya dan dapat di akses dengan berbagai cara, oleh
karena itu basis data juga bisa didefinisikan sebagai kumpulan yang
menggambarkan sendiri dari catatan yang terintegrasi dan
penggambaran dari data dikenal sebagai sistem katalog (atau kamus
data atau metadata). Definisi data disini bedakan dari program aplikasi,
yang umumnya sama dengan pendekatan pengembangan modern
perangkat lunak, dimana definisi internal dan ksternal dari sebuah
objek dipisahkan. Salah satu keuntungan dari pendekatan tersebut
adalah abstraksi data dimana kita dapat mengubah definisi internal
dari sebuah objek tanpa mempengaruhi pengguna dari objek jika
2.5.2. Database Management System (DBMS)
Database Management System adalah sistem perangkat lunak
yang memungkinkan pengguna dapat mendefinisikan, membuat,
merawat, dan mengatur akses ke Basis Data. Biasanya DBMS
memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan Database melalui
sebuah Data Definition Language (DDL), menspesifikasikan tipe data,
struktur dan batasan pada data yang disimpan pada Database.
Kemudian juga memungkinkan insert, update, delete, dan mengambil
data dari Database melalui Data Manipulation Language (DML),
mempunyai pusat penyimpanan untuk semua data dan deskripsi data
memungkinkan DML untuk menyediakan fasilitas umum untuk data
tersebut yang umumnya disebut bahasa query (Connolly & Begg,
2010:6).
2.5.2.1. Keuntungan DBMS
Berikut ini adalah beberapa keuntungan dari Database
Management System, yakni:
1. Kontrol terhadap redudansi data
Sistem berbasis file tradisional membuang tempat penyimpanan
dengan menyimpan informasi yang sama lebih dari satu file.
2. Konsistensi data
Dengan menghilangkan atau mengendalikan redudansi, kita
sebuah item data disimpan hanya sekali dalam Database, jika terjadi
pembaruan pada nilainya yang harus dilakukan hanya sekali maka
nilai yang baru tersebut akan langsung bisa digunakan untuk semua
pengguna.
3. Lebih banyak informasi dari sumber yang sama.
Dengan integrasi dari data operasional, memungkinkan bagi
organisasi untuk mengambil data tambahan dari informasi yang sama.
4. Pembagian Data
Biasanya file dimiliki oleh departemen atau yang
menggunakannya. Dilain hal, database seharusnya berada diseluruh
organisasi dan bisa di-share pada seluruh pengguna yang diizinkan.
5. Meningkatkan integritas data
Integritas Database mengacu pada validitas dan konsistensi
data yang tersimpan.
6. Meningkatkan keamanan
Keamanan Database adalah perlindungan dari Database dari
pengguna yang tidak sah. Tanpa langkah-langkah keamanan yang
sesuai, integrasi membuat data lebih rentan daripada sistem Basis
Data.
7. Penegakan Standar
Integrasi memungkinkan DBA untuk mendefinisikan dan
menegakan standar yang diperlukan. Termasuk departemen,
seperti format data untuk memfasilitasi pertukaran data antara sistem,
konvensi penamaan, standar dokumentasi, prosedur update, dan
aturan akses
8. Skala Ekonomi
Menggabungkan semua data operasional organisasi ke dalam
satu Database, dan menciptakan kumpulan aplikasi yang bekerja pada
salah satu sumber data, yang berdampak pada penghematan biaya.
9. Keseimbangan pada persyaratan yang bertentangan
Setiap pengguna atau departemen memiliki kebutuhan yang
mungkin bertentangan dengan kebutuhan pengguna lain. Karena
Database berada di bawah kendali DBA, DBA dapat membuat
keputusan mengenai penggunaan desain dan operasional dari
Database yang menyediakan penggunaan terbaik dari sumber daya
bagi organisasi secara keseluruhan.
10. Meningkatkan aksebilitas data dan data responsif
Sebagai akibat dari integrasi, data yang melintasi batasbatas
departemen menjadi dapat diakses secara langsung ke pengguna
akhir. Dengan demikian menyediakan suatu sistem dengan potensi
yang lebih banyak mengenai fungsionalitas, misalnya, dapat
digunakan untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada
pengguna akhir atau klien organisasi.
DBMS menyediakan banyak fungsi standar yang biasanya
seorang programmer harus menulis dalam aplikasi berbasis file. Pada
tingkat dasar, DBMS menyediakan semua rutinitas penanganan file
tingkat rendah yang khas dalam program aplikasi. Penyediaan dari
fungsi tersebut memungkinkan programmer untuk berkonsentrasi pada
fungsi khusus yang diperlukan oleh pengguna tanpa harus khawatir
tentang detil implementasi tingkat rendah.
12. Peningkatan pemeliharaan melalui independensi data
Dalam sistem berbasis file, deskripsi data dan logika untuk
mengakses data dibangun ke dalam setiap program aplikasi,
menjadikan program berketergantungan pada data. Perubahan
struktur data, misalnya membuat alamat 41 karakter bukan 40
karakter, atau perubahan dengan bagaimana cara data disimpan pada
disk, memerlukan perubahan besar untuk program yang terpengaruh
oleh perubahan.
13. Peningkatan Konkurensi
Dalam beberapa sistem berbasis file, jika dua atau lebih
pengguna diizinkan untuk mengakses file yang sama secara
bersamaan, sangat mungkin akses tersebut saling mengganggu satu
sama lain, sehingga dapat menyebabkan hilangnya informasi atau
bahkan hilangnya integritas.
Banyak system berbasis file menempatkan tanggung jawab
pada pengguna untuk memberikan langkahlangkah untuk melindungi
data dari kerusakan pada sistem komputer atau program aplikasi. Ini
mungkin melibatkan backup dari data semalaman. Jika terjadi
kerusakan di keesokan harinya, backup dipulihkan dan pekerjaan yang
telah dikerjakan sebelum backup ini hilang dan harus kembali
dikerjakan. (Connolly & Begg, 2010: 77-80)
2.5.2.2. Kerugian DBMS
Disamping keuntungan yang begitu banyak akan manfaat,
DBMS juga mempunyai kerugian. Berikut adalah pembahasan
mengenai kerugian dari DBMS :
1. Kompleksitas
Penyediaan fungsi yang diharapkan dari DBMS yang baik
membuat DBMS menjadi bagian yang sangat kompleks dari perangkat
lunak. Desainer Basis Data dan developer, data dan Database
administrator, dan pengguna akhir harus memahami fungsi tersebut
untuk bisa mengambil keunggulan secara penuh. Kegagalan untuk
memahami sistem dapat mengarah pada keputusan desain yang
buruk, yang nantinya menjadi konsekuensi serius bagi suatu
organisasi.
2. Ukuran
Kompleksitas dan luasnya fungsionalitas membuat DBMS
megabytes pada ruang disk dan membutuhkan sejumlah besar memori
untuk menjalankannya secara efisien.
3. Biaya dari DBMS
Biaya DBMS bervariasi, tergantung pada lingkungan dan fungsi
yang disediakan.
4. Biaya Tambahan Perangkat Keras
Persyaratan penyimpanan disk untuk DBMS dan Database
mungkin memerlukan pembelian disk tambahan untuk memperbanyak
tempat penyimpanan.
5. Biaya Konversi
Dalam beberapa situasi, biaya perangkat keras dari DBMS dan
perangkat keras tambashan mungkin tidak signifikan dibandingkan
dengan biaya konversi aplikasi yang ada untuk dijalankan pada DBMS
dan perangkat keras baru.
6. Performa
Sebuah sistem berbasis file ditulis untuk aplikasi tertentu,
seperti faktur. Sebagai hasilnya, kinerja umumnya sangat baik. Namun,
DBMS ditulis lebih umum, untuk melayani banyak aplikasi bukan
hanya satu. Efeknya adalah bahwa beberapa aplikasi tidak dapat
berjalan secepat yang biasanya mereka gunakan.
7. Dampak dari kerusakan yang tinggi
Pemusatan sumber daya meningkatkan kerentanan pada
ketersediaan DBMS, kerusakan komponen tertentu dapat
menyebabkan operasi tidak jalan. (Connolly & Begg, 2010:80-81)
2.5.3. Database Language
Database Language adalah sebuah data sublanguage terdiri
atas dua bagian yaitu Data Definition Language (DDL) dan Data
Manipulation Language (DML). DDL digunakan untuk menentukan
skema Database dan DML digunakan untuk membaca dan
mengupdate Database. Keduanya disebut data sub language karena
kedua data tersebut tidak membangun semua kebutuhan
pemprogramman komputer seperti pernyataan kondisi dan iterative
yang digunakan pada beberapa bahasa pemprogramman tingkat tinggi
lainnya. (Connolly & Begg, 2010:91)
o Data Definition Language
Data Definition Language (DDL) adalah suatu bahasa yang
memperoleh DBA atau pengguna untuk mendeskripsikan dan memberi
nama enititas, atribut dan relationship yang diperlukan untuk aplikasi.
DDL berfungsi untuk mengubah suatu data menjadi suatu data yang
bermanfaat bagi pengguna. (Connolly & Begg, 2010:92)
o Data Manipulation Language
Data Manipulation Language (DML) adalah suatu bahasa yang
memberikan sekumpulan operasi untuk mendukung operasi dasar dari
manipulasi data yang ada dalam Database. Operasi manipulasi data
Penyisipan data bari ke dalam Database (insertion)
Mengubah atau memodifikasi data yang disimpan dalam
Database (modify)
Pemanggilan data yang ada dalam Database (retrieve)
Menghapus data dari Database (delete) (Connolly &
Begg, 2010:92)
Data Manipulation Language (DML) terbagi atas dua tipe yang
berbeda, yakni Prosedural DML dan Non Prosedural DML. Berikut
adalah penjelasan mengenai Prosedural DML dan Non Prosedural
DML :
a. Prosedural DML
Prosedural DML adalah suatu bahasa yang memungkinkan
pengguna untuk memberikan instruksi ke sistem tentang data apa
saja yang dibuhkan serta bagaimana cara memanggilnya (retrieve).
b. Non Prosedural DML
Non Prosedural DML adalah suatu bahasa yang memungkinkan
pengguna untuk menyatakan apakah suatau data itu dibutuhkan
daripada bagaimana data tersebut diambil. (Connolly & Begg,
2010:93)
2.5.4. Database Relasional
Database Relasional adalah suatu model database yang
disajikan dalam bentuk tabel. Model ini diperkenalkan pertama kali
Tujuan dari model data relasional adalah
o Untuk menekankan kemandirian data.
o Untuk mengatasi ketidak konsistenan dan duplikasi data dengan menggunakan konsep normalisasiUntuk meningkatkan
kemampuan akses data.
Karakteristik Database Relasional
o Struktur Tabular
o Satu Bahasa digunakan untuk semua pemakai
o Data dihubungkan melalui nilai data Kelebihan Database Relasional
o Tabular View
o Seluruh hasil operasinya berupa table\Tidak terdapat pointer-pointer
o Memiliki kemampuan operator yang baik
o Fleksibel
o Mudah digunakan
Sebuah sistem manajemen basis data relasional atau dalam
bahasa Inggrisnya dikenal sebagai relational database management
system (RDBMS) adalah sebuah program komputer (atau secara
lebih tipikal adalah seperangkat program komputer) yang dirancang
untuk mengatur / memanajemen sebuah basis data sebagai
sekumpulan data yang disimpan secara terstruktur, dan melakukan
penggunaan DBMS ada banyak sekali dan dalam berbagai bidang
kerja, misalnya akuntansi, manajemen sumber daya manusia, dan
lain sebagainya. Meskipun pada awalnya DBMS hanya dimiliki oleh
perusahaan-perusahaan berskala besar yang memiliki perangkat
komputer yang sesuai dengan spesifikasi standar yang dibutuhkan
(pada saat itu standar yang diminta dapat dikatakan sangat tinggi)
untuk mendukung jumlah data yang besar, saat ini implementasinya
sudah sangat banyak dan adaptatif dengan kebutuhan spesifikasi
data yang rasional sehinggal dapat dimiliki dan diimplementasikan
oleh segala kalangan sebagai bagian dari investasi perusahaan.
Ada beberapa ketidaksepahaman terhadap definisi atas
"relasional" dari DBMS. Definisi yang paling populer dari sebuah
RDBMS seringkali dianggap kurang tepat; beberapa kalangan
berargumentasi bahwa penyajian data sebagai kumpulan baris dan
kolom sudah cukup memenuhi syarat untuk dikatakan sebagai
sebuah RDBMS. Tipikalnya, sebuah sistem basisdata dikatakan
memenuhi kriteria sebagai RDBMS apabila memenuhi hukum-hukum
yang ditetapkan dalam 12 hukum Codd, namun pada kenyataannya
justru kebanyakan sistem basisdata tidak mendukung sepenuhnya
implementasi hukum-hukum Codd tersebut.
Kalangan lainnya beranggapan apabila sebuah sistem
basisdata tidak mengimplementasikan keseluruhan hukum-hukum
relasional. Pandangan seperti ini, yang banyak diterima oleh para
teoritis dan kalangan-kalangan lainnya yang memegang teguh
prinsip-prinsip Codd, tentunya akan mendiskualifikasikan banyak sistem
basisdata yang ada saat ini "tidak murni relasional". Dalam
kenyataannya, sistem basisdata yang menggunakan SQL (Structured
Query Language) untuk mengakses dan memodifikasi data tidak bisa
dikatakan sebagai RDBMS menurut definisi ini. Sementara itu, para
pendukung atas sistem basisdata yang ada menyebutkan sebuah
sistem basisdata yang menerapkan hanya beberapa dari
hukum-hukum Codd tersebut disebut sebagai Sistem Manajemen Basisdata
Semi-Relasional / Pseudo-Relational Database Management Systems
(PRDBMS). Untuk sistem manajemen basis data yang sepenuhnya
menerapkan hukum-hukum Codd tersebut selanjutnya disebut
sebagai Sistem Manajemen Basisdata Murni-Relasional /
Trully-Relational Database Management Systems (TRDBMS).
Terdapat beberapa cara untuk menangani atau memodelkan
data diantaranya adalah:
1. Model Hirarkis / Model Pohon
2. Model Jaringan
3. Model Relasional
Diantara tiga model tersebut model Relasional adalah yang
paling sering dipakai. Model Relasional merupakan model yang paling
serta merupakan model yang paling populer saat ini. Model ini
menggunakan sekumpulan tabel berdimensi dua ( yang disebut relasi
atau tabel ), dengan masing-masing relasi tersusun atas tupel atau
baris dan atribut.
Basis data relational adalah sekumpulan tabel-tabel yang
memiliki hubungan relasi secara matematika dan logika. Hubungan
relasi antar tabel pada umumnya berupa query, yakni tata aturan
relasi yang sudah disusun berdasarkan desain dan teknik basis data
tertentu yang digunakan. Query menjelaskan hubungan antar tabel
secara matematika dan logika. Query terdiri dari operasi-operasi
matematika dan logika yang diterapkan pada sekumpulan tabel.
Basis data relational dibangun dari sekumpulan tabel yang
memiliki hubungan relasi, dimana relasi itu dinyatakan dengan query.
Query itu terdiri dari beberapa operasi -secara matematika- misalkan
operasi join dengan beberapa operator –secara logika- seperti AND
dan OR. Query-query itu disimpan pada suatu file relasi basis data.
Selanjutnya file relasi basis data, file tabel basis data, file field
Data Structure Language (DSL) dan file field Data Definition
Danguage (DDL), disimpan dalam suatu skema basis data pada file
basis data project yang bersangkutan. File- file itu harus dibuat
terlebih dahulu sebelum membangun sebuah file basis data project.
Model basisdata relasional merupakan model basisdata yang
normalisasi database. Yang secara implementatif dan operasional
dikendalikan oleh mesin Database Managemen System (DBMS).
Struktur dasar basisdata relasional :
o Relasional Database Management System (RDBMS) beroperasi pada lingkungan logika manusia.
o Basisdata relasional diasumsikan sebagai sekumpulan tabel-tabel.
o Setiap tabel terdiri dari serangkaian per-potongan baris/kolom
o Tabel-tabel (atau relasi) terhubung satu dengan lainnya menggunakan entitas tertentu yang digunakan secara bersama
o Tipe hubungan seringkali ditunjukkan dalam suatu skema
o Setiap tabel menghasilkan data yang lengkap dan kebebasan struktural
Keuntungan model data entity relationship :
o Secara konseptual sangat sederhana
o Gambaran secara visual
o Alat bantu komunikasi lebih efektif
o Terintegrasi dengan model basis data relasional
o Kerugian model entity relationship :
o Gambaran aturan-aturan terbatas
o Gambaran relasi terbatas
o Kehilangan isi informasi
Contoh produk DBMS terkenal yang menggunakan model
relasional antara lain adalah :
1. DB2 (IBM)
2. Rdb/VMS (Digital Equipment Corporation)
3. Oracle (Oracle Corporation)
4. Informix (Informix Corporation)
5. Ingres (ASK Group Inc)
6. Sybase (Sybase Inc)
Di lingkungan PC, produk-produk berbasis relasional yang
cukup terkenal antara lain adalah :
1. Keluarga R:Base (Microrim Corp) antara lain berupa
R:Base 5000
2. Keluarga dBase (Ashton-Tate, sekarang bagian dari
Borland International), antara lain dbase III Plus, dBase
IV, serta Visual dBase
3. Microsoft SQL ( Microsoft Corporation)
4. Visual FoxPro (Microsoft Corporation)
2.5.5. MySQL
MySql adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis
data SQL atau DBMS yang multithread, multi-user, dengan sekitar 6
dimana pemprosesan data terjadi di server, dan client hanya
mengirimkan data serta meminta data. Oleh karena pemprosesan
terjadi di server sehingga pengaksesan data tidak terbatas (Solihin,
2010 : 10).
MySQL termasuk dalam kategori manajemen basis data yaitu basis
data yang terstruktur dalam pengolahan dan penampilan data. Ada
beberapa alasan mengapa MySQL menjadi program yang database
yang sangat popular dan digunakan oleh banyak orang.
Alasan-alasannya adalah sebagai berikut :
1. mySQL memiliki kecepatan yang tinggi dalam melakukan
pemprosesan data, mudah digunakan serta mudah dipelajari.
2. mySQL mendukung banyak pemrograman seperti C, C++, Perl,
Phyton, Java, Visual Basic dan PHP.
3. MySQL dapat menangani basis data dengan skala yang sangat
bese dengan jumlah record mencapai lebih dari 50 juta.
4. MySQL merupakan software basis data yang bersifat bebas atau
gratis tanpa bayaran, jadi kita tidak perlu susah - susah
mengeluarkan uang untuk sekedar membayar lisensi (Solihin, 2010
: 10)
2.6. Interaksi Manusia Dan Komputer
Interaksi manusia dan komputer adalah disiplin ilmu yang
mempelajari hubungan antara manusia dan komputer yang meliputi
agar mudah digunakan oleh manusia. Sedangkan interaksi manusia dan
komputer sendiri adalah serangkaian proses, dialog dan kegiatan yang
dilakukan oleh manusia untuk berinteraksi dengan komputer secara
interaktif untuk melaksanakan dan menyelesaikan tugas yang diinginkan.
Pada dasarnya IMK ditujukan untuk mempermudah manusia dalam
mengoperasikan komputer dan mendapatkan berbagai umpan balik yang
ia perlukan selama ia bekerja pada sebuah sistem komputer. Artinya
sistem tersebut dapat berfungsi dengan baik bisa untuk mengembangkan
dan meningkatkan keamanan (safety), utilitas (utility), ketergunaan
(usability), efektifitas (efectiveness) dan efisiensi (eficiency).
Pada tahun 1970 mulai dikenal istilah antarmuka pengguna (user
interface), yang juga dikenal dengan istilah Man-Machine Interface (MMI),
dan mulai menjadi topik perhatian bagi peneliti dan perancang sistem.
Perusahaan komputer mulai memikirkan aspek fisik dari antarmuka
pengguna sebagai faktor penentu keberhasilan dalam pemasaran
produknya.
Istilah Human Computer Interaction (HCI) mulai muncul
pertengahan tahun 1980-an sebagai bidang studi yang baru. Istilah HCI
mengisyaratkan bahwa bidang studi ini mempunyai fokus yang lebih luas,
tidak hanya sekedar perancangan antarmuka secara fisik.
HCI didefinisikan sebagai disiplin ilmu yang berhubungan dengan
perancangan, evaluasi, dan implementasi sistem komputer interaktif untuk
pada prinsipnya membuat agar sistem dapat berdialog dengan
penggunanya seramah mungkin (user friendly). Tidak hanya perancangan
layout layar monitor. Dari sudut pandang pengguna merupakan
keseluruhan sistem sehingga Useful, Usable, Used
2.6.1. Tujuan Utama IMK 1. Membuat sistem yang lebih:
Berguna (usable)
Aman
Produktif
Efektif
Efisien
Fungsional
2. Meningkatkan interaksi antara manusia dengan sistem komputer
Sistem yang bermanfaat (usable) dan aman (safe), artinya sistem
tersebut dapat berfungsi dengan baik. Sistem tersebut bisa untuk
mengembangkan dan meningkatkan keamanan (safety), utilitas (utility),
ketergunaan (usability), efektifitas (efectiveness) dan efisiensinya
(eficiency). Sistem yang dimaksud konteksnya tidak hanya pada
perangkat keras dan perangkat lunak, tetapi juga mencakup lingkungan
secara keseluruhan, baik itu lingkungan organisasi masyarakat kerja atau
lingkungan keluarga. Sedangkan Ketergunaan (usability) disini
mudah dipelajari baik secara individu ataupun kelompok. Utilitas mengacu
kepada fungsionalitas sistem atau sistem tersebut dapat meningkatkan
efektifitas dan efesiensi kerjanya.
2.6.2. Bidang Ilmu IMK
Dalam perancangan IMK di perlukan beberapa bidang keilmuan
untuk mendapatkan IMK yang baik, berikut beberapa bidang ilmu yang
digunakan.
1. Teknik Elektronika dan Ilmu Komputer
Memberikan kerangka kerja untuk dapat merancang sistem HCI
2. Psikologi
Memahami sifat dan kebiasaan, persepsi dan pengolahan
kognitif, keterampilan motoric pengguna.
3. Desain Grafis dan Tipografi
Sebuah gambar dapat bermakna sama dengan ribuan kata.
Gambar dapat digunakan sebagai sarana dialog cukup efektif
antara manusia dan komputer.
4. Ergonomic
Berhubungan dengan aspek fisik untuk mendapatkan
lingkungan kerja yang nyaman, missal : bentuk meja dan kursi
belajar, layar tampilan, bentuk keyboard, posisi duduk,
pengaturan lampu, kebersihan tempat kerja.
Ilmu pengetahuan tentang manusia, memberi suatu pandangan
tentang cara kerja berkelompok yang masing – masing
anggotanya dapat memberikan kontribusi sesuai dengan
bidangnya.
6. Linguistik
Studi tentang pengaryh sistem hubungan manusia – komputer
dalam struktur social, missal adanya PHK karena adanya
otomasi kantor.
2.6.3. Prinsip Mendesain Interface
Dalam mendesain interface ada prinsip – prinsip tersendiri yang
harus dipenuhi.
1. User Compatibility
Antarmuka merupakan topeng dari sebuah sistem atau sebuah
pintu gerbang masuk ke sistem dengan diwujudkan ke dalam sebuah
aplikasi software. Oleh karena itu sebuah software seolah-olah
mengenal usernya, mengenal karakteristik usernya, dari sifat sampai
kebiasaan manusia secara umum.
2. Product Compatibility
Sebuah aplikasi yang bertopengkan antarmuka harus sesuai
dengan sistem aslinya. Seringkali sebuah aplikasi menghasilkan hasil
yang berbeda dengan sistem manual atau sistem yang ada.
Sebuah aplikasi yang bertopengkan antarmuka harus mampu
membantu para user dalam menyelesaikan tugasnya. Semua
pekerjaan serta tugas-tugas user harus diadopsi di dalam aplikasi
tersebut melalui antarmuka.
4. Work Flow Compatibility
Sebuah aplikasi sistem sudah pasti mengapdopsi sistem
manualnya dan didalamnya tentunya terdapat urutan kerja dalam
menyelesaikan pekerjaan. Dalam sebuah aplikasi, software engineer
harus memikirkan berbagai runutan-rununtan pekerjaan yang ada
pada sebuah sistem.
5. Consistency
Sebuah sistem harus sesuai dengan sistem nyata serta sesuai
dengan produk yang dihasilkan.
6. Familiarity
Sifat manusia mudah mengingat dengan hal-hal yang sudah
sering dilihatnya atau didapatkannya. Secara singkat disebut dengan
familiar.
7. Simplicity
Kesederhanaan perlu diperhatikan pada saat membangun
antarmuka. Tidak selamanya antarmuka yang memiliki menu banyak
adalah antarmuka yang baik.
User berharap aplikasi yang dihadapinya mempunyai media
atau tools yang dapat digunakan untuk melakukan perubahan pada
antarmuka tersebut.
9. Control
Prinsip control ini berkenaan dengan sifat user yang mempunyai
tingkat konsentrasi yang berubah-ubah. Hal itu akan sangat
mengganggu proses berjalannya sistem.
10. WYSIWYG
WYSIWYG (what you see is what you get) apa yang didapat
adalah apa yang dilihatnya.
11. Flexibility
Fleksibel merupakan bentuk dari dari solusi pada saat
menyelesaikan masalah.
2.7. Keamanan Sistem Informasi
Masalah keamanan merupakan salah satu aspek penting dari
sebuah sistem informasi. Sayang sekali masalah keamanan ini seringkali
kurang mendapat perhatian dari para pemilik dan pengelola sistem
informasi. Seringkali masalah keamanan berada di urutan kedua, atau
bahkan diurutan terakhir dalam daftar hal-hal yang dianggap penting. Apa
bila menggangu performansi dari sistem, seringkali keamanan dikurangi
atau ditiadakan.
Informasi saat ini sudah menjadi sebuah komoditi yang sangat
secara cepat dan akurat menjadi sangat esensial bagi sebuah organisasi,
baik yang berupa organisasi komersial (perusahaan), perguruan tinggi,
lembaga pemerintahan, maupun individual. Hal ini dimungkinkan dengan
perkembangan pesat di bidang teknologi komputer dan telekomunikasi.
2.8.1. Pengertian Keamanan Sistem Informasi
Menurut G. J. Simons, keamanan informasi adalah bagaimana
kita dapat mencegah penipuan (cheating) atau, paling tidak,
mendeteksi adanya penipuan di sebuah sistem yang berbasis
informasi, dimana informasinya sendiri tidak memiliki arti fisik.
Selain itu keamanan sistem informasi bisa diartikan sebagai
kebijakan, prosedur, dan pengukuran teknis yang digunakan
untuk mencegah akses yang tidak sah, perubahan program,
pencurian, atau kerusakan fisik terhadap sistem informasi. Sistem
pengamanan terhadap teknologi informasi dapat ditingkatkan dengan
menggunakan teknik-teknik dan peralatan-peralatan untuk
mengamankan perangkat keras dan lunak komputer, jaringan
komunikasi, dan data.
2.7.2. Tujuan Kemanan Sistem Informasi
Sistem keamanan informasi (information security) memiliki
empat tujuan yang sangat mendasar adalah :
Informasi pada sistem komputer terjamin kerahasiaannya,
hanya dapat diakses oleh pihak-pihak yang diotorisasi, keutuhan
serta konsistensi data pada sistem tersebut tetap terjaga. Sehingga
upaya orang-orang yang ingin mencuri informasi tersebut akan
sia-sia.
b) Ketersediaan (Availability).
Menjamin pengguna yang sah untuk selalu dapat
mengakses informasi dan sumberdaya yang diotorisasi. Untuk
memastikan bahwa orang-orang yang memang berhak untuk
mengakses informasi yang memang menjadi haknya.
c) Integritas (Integrity)
Menjamin konsistensi dan menjamin data tersebut sesuai
dengan aslinya, sehingga upaya orang lain yang berusaha
merubah data akan segera dapat diketahui.
d) Penggunaan yang sah (Legitimate Use).
Menjamin kepastian bahwa sumberdaya tidak dapat
digunakan oleh orang yang tidak berhak.
2.8. E-Bisnis
Begitu banyak definisi tentang e-bisnis yang terdapat dalam
literatur dan internet. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
a. E-business adalah praktek pelaksanaan dan pengelolaan proses
bisnis utama seperti perancangan produk, pengelolaan pasokan
penyediaan servis melalui penggunaan teknologi komunikasi,
komputer, dan data yang telah terkomputerisasi. (Steven Alter.
Information System: Foundation of E-Business. Prentice Hall.
2002)
b. E-business meliputi semua hal yang harus dilakukan menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk melakukan kegiatan
bisnis antar organisasi maupun dari organisasi ke konsumen. (Sid
L. Huff, dkk. 2000. Cases in Electronic Commerce. McGraw-Hill)
c. Penggunaan internet dan teknologi digital lainnya untuk
komunikasi, koordinasi, dan manajemen organisasi. (Kenneth C.
Laudon dan Jane P. Laudon. 2001. Esssentials of Management
Information Systems: Organization and Technology in Networked
Enterprise. Prentice Hall).
d. E-business adalah mengenai penggunaan teknologi internet untuk
melakukan transformasi proses bisnis yang dilakukan. Bentuk
e-business yang paling mudah terlihat adalah pembelian barang
secara online baik retail maupun grosir. (Samantha Shurety.1999.
E-business with Net.Commerce. Prentice Hall).
e. Definisi e-business menurut IBM adalah sebuah pendekatan yang
aman, fleksibel, dan terintegrasi untuk memberikan nilai bisnis yang
berbeda dengan mengkombinasikan sistem dan proses yang
internet. (Christoper Stoole. 2000. E-business – Just What is It?
http://ebusiness.about.com/industry).
f. Menghubungkan sistem teknologi informasi tradisional dengan
internet akan menjadi sebuah e-business. (Daniel Amor. 2000. The
E-business Revolution. Prentice Hall).
g. E-business adalah mengelola bisnis di internet yang terkait dengan
pembelian, penjualan, pelayanan terhadap konsumen, dan
kolaborasi antar rekan bisnis. Istilah e-business pertama kali
digunakan salah satunya oleh IBM pada tahun 1997.
(SearchCIO.com).
h. Perusahaan di internet; Penggunaan internet untuk pengelolaan
bisnis misalnya untuk menghubungkan dengan konsumen, supplier,
pekerja, dan rekan bisnis.; Perusahaan yang menggunakan
teknologi internet. (MSN Encarta).
i. Definisi e-business secara sederhana adalah penggunaan internet
untuk berhubungan dengan konsumen, rekan bisnis, dan supplier.
Penggunaan internet menyebabkan proses bisnis menjadi lebih
efisien. Dalam penggunaan e-business, perusahaan perlu untuk
membuka data pada sistem informasi mereka agar perusahaan
dapat berbagi informasi dengan konsumen, rekan bisnis, dan
supplier dan dapat bertransaksi secara elektronik dengan mereka
memanfaatkan internet.Beda e-business dengan e-commerce
internet sedangkan e-business termasuk juga pertukaran informasi
secara online misalnya sebuah perusahaan manufaktur membagi
informasi persediaan bahan baku ke supplier, sebuah lembaga
keuangan membagi informasi tentang perbankan, credit card, dll
dengan konsumen mereka, dan sebagainya. (Executive Guides:
Business To Customer www.netessence.com.cy).
j. E-bisnis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
bisnis yang dijalankan pada internet, atau penggunaaan teknologi
internet untuk meningkatkan produktivitas dan keutungan dari suatu
bisnis. (http://www.wisegeek.com/what-is-ebusiness.htm).
Berdasarkan beberapa definisi e-bisnis yang dikemukakan di atas,
kita dapat menggabungkannya ke dalam suatu definisi e-business yang
utuh dengan melihat kesamaan dari setiap definisi tersebut dan
menggabungkannya. Kesamaan tersebut dapat kita lihat dari beberapa
sudut pandang, yaitu pelaku e-business, alat atau media atau sumber
daya yang digunakan, objek atau kegiatan yang menjadi sasaran,
tujuannya, dan keuntungan yang diberikan. Hasilnya sebagai berikut:
Pelaku E-Business
o Organisasi, konsumen, perusahaan, supllier, pekerja, rekan bisnis
Alat / Media / Sumber Daya yang Digunakan
o Teknologi informasi dan komunikasi
o internet Kegiatan Sasaran
o Kegiatan bisnis
o Proses bisnis utamaP
o embelian, penjualan,pelayanan, transaksi
o Operasi bisnis utama Tujuan
o Koordinasi, Komunikasi, dan Pengelolaan organisasi
o Transformasi proses bisnis
o Sharing informasi Keuntungan
o Pendekatan yang aman, fleksibel, dan terintegrasi
o Memberikan nilai bisnis yang berbeda
o Efisien
o Peningkatan produktivitas dan keutungan
Dengan demikian, maka akan dengan mudah mendefinisikan
e-bisnis dalam satu arti utuh, yaitu:
“E-bisnis adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
oleh organisasi, individu, atau pihak-pihak terkait untuk menjalankan dan
mengelola proses bisnis utama sehingga dapat memberikan keuntungan
—dapat berupa berupa keamanan, fleksibilitas, integrasi, optimasi,
E-business dapat dibagi-bagi menjadi beberapa kelompok :
Customer Relationship Management (CRM)
Strategi bisnis dari layanan dan sofware yang didesain untuk
meningkatkan keuntungan , pendapatan dan kepuasan pelanggan.
Enterprise Resource Planning (ERP)
Strategi bisnis dari system informasi perusahaan yang
dgunakan untuk koordinasi Sumber daya , informasi yang digunakkan
untuk proses bisnis.
Enterprise Application Programs (EAI)
Strategi bisnis konsep integrasi dari proses bisnis yang
memungkinkan antar perusahaan saling bertukar data.
Supply Chain Management (SCM)
Strategi Manajemen rantai suplai yang secara otomatis
terkomputerisasi.
Adapun contoh dari e-business murni adalah kalau kita memesan
buku di www.Amazon.com. Proses pemesanan buku sampai pembayaran
ditangani secara elektronis yang kemudian dikirimkan ke alamat pemesan
lewat kurir. E-cooperation mengintegrasi filosofi bisnis, strategi, proses
dan organisasi nya untuk memungkinkan konsumen berinteraksi dengan
perusahaan untuk mempelajari, menggunakan sumber daya bersama,
dan menerima jasa, melalui berbagai jalur dan rekanan setiap saat.
E-business tercipta ketika konsumen dan partnernya berinteraksi pada
E - business bukan hanya pemasaran, pembelian dan penjualan
melalui internet, tetapi juga meningkatkan kinerja bisnis melalui
konektivitas untuk meningkat kan pelayanan dan mengurangi biaya, serta
membuka jalur baru dan mentransformasi persaningan baru.
Dengan E - business kita dapat menghilangkan perbedaan waktu
global dan wilayah geografis serta hemat. Selain itu peningkatan kinerja
perusahaan dapat lebih baik. Ketika melakukan bisnis di Internet, ada lima
kemungkinan bentuk hubungan bisnis berdasarkan transaksinya, yaitu:
Business to consumer. Pada bisnis ini transaksi yang terjadi adalah
antaramperusahaan dengan konsumen atau pelanggan
perorangan.
Business to business. Kebanyakan model bisnis ini terjadi antara
perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya.
Consumer to consumer. Pada kelompol ini, konsumen langsung
menjual produk ke konsumen yang lain. Contohnya adalah individu
yang melakukan penjualan melalui pemasangan iklan ke internet.
Consumer to business. Kategori ini termasuk perorangan yang
menjual produk atau jasa langsung ke organisasi atau perusahaan.
Intrabusiness e-business. Dalam kategori ini termasuk segala
aktivitas organisasi yang kebanyakan dilakukan dalam lingkup
intranet perusahaan yang melibatkan pertukaran barang, jasa dan
informasi.
Ada empat tahap pemanfaatan jaringan komputer dan Internet
untuk tujuan e-business, di mana terjadi transformasi perusahaan
tradisional ke e-business. Empat tahapan itu adalah sebagai berikut:
Tahap pertama : Mendayagunakan komputer
Komputer menawarkan berbagai keuntungan bagi sebuah
bisnis yaitu banyak dana dan waktu yang dapat dihemat, dan
meningkatkan produktivitas. Kita dapat menyusun laporan keuangan,
membuat daftar persediaan bahkan membuat materi perusahaan.
Tahap kedua : Mendayagunakan jaringan dan internet
Apa yang ditawarkan jaringan komputer dan internet bagi
sebuah bisnis? Meningkatkan kemampuan koordinat dan komunikasi,
baik itu internal maupun eksternal, yang pada akhirnya dapat
diterapkan untuk meningkatkan produktivitas. Untuk kepentingan
tersebut kita dapat memanfaatkan e-mail, IRC maupun mailing list.
Tahap ketiga: Membangun dan mendayagunakan web
Web menawarkan informasi selama 24 jam. 7 hari dalam
seminggu. Anda dapat berbagi informasi dengan pelanggan sekaligus
menjaring pelanggan baru.
Tahap keempat: E – commerce
Pada tahap ini, perusahaan telah mempersiapkan dan
membangun fasilitas transaksi online baik dengan pelanggan maupun
dengan para supplier atau dengan pihak lain yang berkepentingan
2.8.2. Sasaran E – Bisnis
Sasaran dari e-business adalah pasar secara elektronis atau
sering disebut market. Menurut Forrester Research, telah terjadi
perkembangan yang sangat fantastis terhadap jumlah komputer yang
terhubung dalam Internet, termasuk penggunanya. E - business
market ini menyimpan peluang omset yang besar yang dapat
diperebutkan oleh para pebisnis.
Namun, untuk melakukan bisnis melalui Intenet ini harus
benar-benar memperhatikan tentang produk-produk dan jasa apa yang akan
dipasarkan, mengingat orang-orang yang terkait dengan e - business
ini berasal dari berbagai tempat, pulau, negara bahkan belahan dunia
yang sangat heterogen baik itu dalam hal kebutuhan, minat maupun
budayanya. Hanya produk-produk yang secara global menjadi
kebutuhan masyarakat dan memiliki standar kualitaslah yang dapat
dipasarkan melalui internet.
Produk-produk ini antara lain:
Produk yang berupa informasi, misalnya koran, majalah, jurnal, dan
lain- lain.
Produk hiburan, misalnya film, poster, kalender, dan lain-lain
Produk simbol, misalnya tiket pesawat, tiket kereta, reservasi hotel,
dan lain-lain.
Produk jasa misalnya pendidikan, telemedicine, konsultasi jarak
Produk barang misalnya buku, bunga, komputer, dan lain-lain.
Produk keuangan, misalnya tabungan, transaksi kliring, asuransi,