• Tidak ada hasil yang ditemukan

AN ALISIS GLOBAL SISTEM MANGSA PEMANGSA DENGAN RESPON FUNGSIONAL MICHAELIS MEN TEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "AN ALISIS GLOBAL SISTEM MANGSA PEMANGSA DENGAN RESPON FUNGSIONAL MICHAELIS MEN TEN"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

DENGAN RESPON FUNGSIONAL

MICHAELIS-MENTEN

oleh

ASTRID CANDRASARI

NIM. M0102015

SKRIPSI

ditulis dan diajukanuntuk memenuhi sebagianpersyaratan

memperoleh gelar SarjanaSains Matematika

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

ANALISIS GLOBAL SISTEM MANGSA-PEMANGSA DENGAN

RESPON FUNGSIONAL MICHAELIS-MENTEN

yang disiapkan dan disusunoleh

ASTRID CANDRASARI

NIM. M0102015

dibimbing oleh

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Sutrima, M.Si Umi Salamah,M.Kom

NIP.132 046 018 NIP. 132 162 555

telah dipertahankandi depan DewanPenguji

pada hari Jumat, tanggal26Januari 2007

dan dinyatakan telahmemenuhi syarat

Anggota Tim Penguji Tanda Tangan

1. Dr. Sutanto 1. ...

NIP.132 149 079

2. Hasih Pratiwi,M. Si 2. ...

NIP.132 143 817

3. Dra. PurnamiWidyaningsih 3. ...

NIP.131 695 204

Disahkanoleh

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Dekan, KetuaJurusan Matematika,

Drs. Marsusi, M.S Drs. Kartiko, M.Si

(3)

Karya ini kupersembahkan untuk:

~Papa dan mami-ku tersayang,

~ Kakak-kakakku: Mbak Lia, Mas Ronny, Mas Suryo,

Mbak Sopik, Mas Ari, dan Mas Rio,

~ Sahabat-sahabat terbaikku: Nia, Yuyun, Yonda, Rahma dan Ratna,

(4)

Astrid Candrasari,2007. ANALISIS GLOBAL SISTEM

MANGSA-PE-MANGSA DENGAN RESPON FUNGSIONALMICHAELIS-MENTEN. F

a-kultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam,Universitas Sebelas Maret.

Model mangsa-pemangsadenganresponfungsionalMihaelis-Menten

men-jelaskan suatu ekosistem yang terdiri dari tiga komponen yaitu tanaman,

ma-malia keil dan karnivora pemakan mamalia keil. Keseimbangan ekosistem ini

dapat dikontrol jika persediaan tanamanmemadai. Kestabilan global di dalam

sistemmangsa-pemangsamenjadimasalahmatematis yang menarik. Jikadalam

sistem tersebut terapai kestabilan, kelangsungan hidup mangsa dan pemangsa

dapatdipertahankan. Tujuandaripenelitianiniadalahmenentukansyaratukup

kestabilanglobal beserta interpretasi biologinya.

Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah teoritis-simulasi. Untuk

menjelaskankestabilandigunakanmetodelinearisasiyangmenghasilkan

kestabil-anlokaldan Teorema Poinare-Bendixon yang menghasilkankestabilan global.

Hasil pembahasan menunjukkan bahwa kestabilan global diapai di titik

kesetimbangan nontrivial (a) E

2

= (A;0) dengan interval 0 < A < h

b yaitu

dengan ketidakhadiran pemangsa, dan (b) E

3 = (m

;v

) dengan m

= h

b dan

v

=

bhr A(b ) h

A(b ) 2

dengan interval h

b

< A < untuk suatu yaitu dengan

kehadiranmangsadan pemangsapadaekosistem. Kestabilanglobalmemberikan

interpretasi bahwa kehidupan ekosistem dalam keadaan terkendali seara luas

(5)

Astrid Candrasari, 2007. GLOBAL ANALYSIS OF PREDATOR-PREY

SYSTEM WITH MICHAELIS-MENTEN FUNCTIONAL RESPONSE . Faulty

of Mathematis and Natural Sienes, Sebelas Maret University.

Predator-prey modelwith funtional response Mihaelis-Menten explained

asimpleeosystemonsistofaplant,smallmammalwhiheatstheplantand

ar-nivorous predator whih eats the mammal. The equilibrium of eosystem ould

be ontrolled if populations of plant were available. Global stability for this

eosystem beomes an interesting mathematial problem. If the system

reah-es stability, the populations of predator and prey will be in healthy numbers.

The aimof this paper isnding suÆient onditions forglobal analysis with the

biologialinterpretation.

Themethodsused inthis thesis aretheoretial-simulationswhih

lineariza-tion method for explaining loal stability and Poinare-Bendixon Theorem for

global stability.

As the results, global stability is reahed at nontrivial equilibrium points

(a) E

2

= (A;0) on interval 0 < A < h

b

, with the absene of predator, and (b)

E

3 = (m

;v

) with m

= h

b

and v

=

bhr A(b ) h

A(b ) 2

on interval h

b

< A <

forany , both of predator andprey present ineosystem. The interpretationof

global stability is that the eosystem in a stable onditions or healthy numbers

(6)

Pujisyukur penulispanjatkankepadaAllahSWT karenaatas berkah,

rah-mat dan karunia-Nya penulisdapat menyelesaikantugas akhir.

Dalampenyusunan skripsiini penulismenguapkanterimakasih kepada:

1. Bapak Drs. Sutrima, M.Si., Dosen Pembimbing I dan Ibu Umi Salamah,

M.Kom.,Dosen PembimbingII yang telahmemberikanbimbingandan

pe-ngarahan dalam penyusunan skripsi.

2. Dra. Yuliana Susanti, M.Si, Pembimbing Akademik yang telah banyak

memberikansemangat dan bimbingan.

3. KeluargabesarH.BambangSoebekti,S.Ipyangtelahmemberikan

dukung-anmoral dan material.

4. Semuapihak yang telah membantudalam kelanaran penyusunan skripsi.

Akhirkata, semogaskripsiini bermanfaat bagi pembaa sekalian.

Surakarta, Januari 2007

(7)

JUDUL . . . i

PENGESAHAN . . . ii

PERSEMBAHAN . . . iii

ABSTRAK . . . iv

ABSTRACT . . . v

KATA PENGANTAR . . . vi

DAFTAR ISI . . . vii

DAFTAR TABEL . . . ix

DAFTAR GAMBAR . . . x

DAFTAR NOTASI . . . xi

I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Masalah . . . 1

1.2 Perumusan Masalah . . . 3

1.3 Batasan Masalah . . . 3

1.4 Tujuan . . . 3

1.5 Manfaat . . . 3

II LANDASAN TEORI 4 2.1 TinjauanPustaka . . . 4

2.1.1 Sistem Autonomous dan BidangFase . . . 4

2.1.2 TitikKesetimbangan dan Teori Kestabilan . . . 4

2.1.3 Metode Linearisasi . . . 6

2.1.4 Limit Cyle . . . 9

(8)

IIIMETODE PENELITIAN 12

IVHASIL DAN PEMBAHASAN 13

4.1 KonstruksiModel . . . 13

4.1.1 ResponFungsionalMihaelis-Menten . . . 13

4.1.2 Laju Populasi Mangsa dan Pemangsa . . . 14

4.2 TitikKesetimbangan . . . 16

4.3 Analisis Kestabilan . . . 17

4.3.1 Kestabilan Lokaldi TitikKesetimbangan E 2 . . . 17

4.3.2 Kestabilan Lokaldi TitikKesetimbangan E 3 . . . 18

4.4 Analisis Kestabilan Global . . . 21

4.4.1 Kestabilan Global diTitikKesetimbangan E 2 . . . 22

4.4.2 Kestabilan Global diTitikKesetimbangan E 3 . . . 22

4.5 Simulasi Kasus . . . 24

V KESIMPULAN DAN SARAN 31 5.1 Kesimpulan . . . 31

5.2 Saran. . . 31

(9)

2.1 TipeKestabilan dari Titik Kesetimbangan . . . 7

4.1 Kemungkinan NilaiA

1

<0 . . . 20

4.2 Kemungkinan NilaiA

2

>0 . . . 20

(10)

2.1 TipeKestabilan TitikKesetimbangan. . . 8

4.1 Grak Laju Murat dan Vekton pada Interval0<A< h(b+)

b

. . . 24

4.2 BidangFase pada E

2

dengan A=2 . . . 25

4.3 BidangFase pada E

31

dengan A=4 . . . 26

4.4 BidangFase pada E

32

dengan A=6 . . . 27

4.5 BidangFase pada E

32

dengan A=9 . . . 27

4.6 Limit Cyle denganCarrying Capaity yang Ditentukan . . . 29

(11)
(12)

dm

dt

: laju populasi mangsa

dv

dt

: laju populasi pemangsa

m : populasimangsa

v : populasipemangsa

A : kemampuan populasi maksimum mangsatanpa adanya pemangsa

: laju penangkapan

b : angka pertumbuhan maksimum pemangsa

: angka kematian pemangsa

h : konstanta setengah jenuh

r : angka pertumbuhan intrinsikmangsa

V : keepatan reaksi antara enzim dan substrat oleh Mihaelis-Menten

V

max

: laju pembentukan produkmaksimum

K : konstanta Mihaelis

[S℄ : konsentrasi substrat

m

a

: jumlah mangsayang dikonsumsipemangsa persatuan waktu

p : laju konsumsi maksimum pemangsa

E

i

: titikkesetimbangan ke-i

J(E

i

) : matriksJaobian dititik kesetimbangan ke-i

: nilaieigen

(13)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Matematika adalah ilmu yang sangat universal. Salah satu dasar ilmu

pengetahuan ini dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang

terjadi di alam semesta. Matematika merupakan salah satu alat kuantitatif

maupun kualitatif yang dapat menjelaskan dinamika populasi. Salah satunya

adalahmengenaiinteraksimakhlukhidup,yangdapatdigunakanuntukmelakukan

kontrolterhadap alam tersebut.

Sebagaimana telah dikemukakan oleh Campbell, et al. [3℄ populasi

dide-nisikansebagaisuatukelompokindividu darisuatuspesiesyang samadan hidup

dalam daerah geogras tertentu. Populasi ini selalu mengalami dinamika

per-tumbuhan sejalan dengan perubahan-perubahan yang ada dialam. Murray [10℄

menyatakanbahwasetiappopulasitumbuhsearaeksponensialdimana

pertum-buhan ini selalu naik dengan sumber yang tak terbatas. Akan tetapi karena

adanya keterbatasan sumber daya di alam ini, misalnya keterbatasan nutrisi,

menyebabkanpopulasiini tumbuh seara logistikyang padasuatu saat tertentu

pertumbuhannya menjadi lambat dan akhirnya akan terhenti. Interaksi antar

populasi akanmenyebabkan pertumbuhan seara logistikiniberubah.

Menurut Murray [10℄ ada tiga tipe interaksi antar populasi yaitu (a) tipe

mangsa-pemangsa,dimananaiknyalajupertumbuhansuatupopulasi

mengham-bat pertumbuhan populasi lainnya, (b) kompetisi, di mana laju pertumbuhan

masing-masingpopulasiturun,serta()simbiosisataumutualisme,yang

masing-masing populasi terusmeningkatpertumbuhannya.

Padatahun1959,Hollingtelahmengklasikasikanhubunganantara

mangsa-pemangsakedalamtigatipeberdasarkanlajukonsumsipemangsa, sebagaimana

(14)

ten. Model inimenjelaskan sistemekologiyang terdiridari tigakomponen yaitu

tanaman, mamalia keil pemakan tanaman sebagai mangsa dan karnivora

pe-makan mamalia keil sebagai pemangsa. Keseimbangan ekosistem ini dapat

dikontrol jika persediaan populasi tanaman memadai. Misalkan m menyatakan

populasi mangsa dan v menyatakan populasi pemangsa. Sistem ini dapat

dije-laskansebagai sistem persamaan diferensialnonlinear yaitu

dm

dt

=mr

1 m

A

mv

h+m

dv

dt =

bmv

h+m v

(1.1)

m(0)>0;v(0)>0

A;;b;;h;r>0

dengan A adalah kemampuan populasi maksimum mangsa tanpa adanya

pe-mangsa(arryingapaity), adalahlajupenangkapan(apturingrate),badalah

angka pertumbuhan maksimum pemangsa, adalah angka kematian pemangsa,

hadalahkonstantasetengahjenuh(halfsaturationonstant),danradalahangka

pertumbuhanintrinsik mangsa.

Sistem persamaan diferensial nonlinear (1.1) dapat diari titik

kesetim-bangannya. Titikkesetimbanganberhubungan erat dengankestabilansuatu

sis-tem. Kestabilan didalam sistemmangsa-pemangsa menjadimasalah matematis

yang menarik. Hal inimenjadi penting, karena jikadalam sistemtersebut

tera-paikestabilan, kelangsungan hidupmangsadan pemangsadapatdipertahankan.

Jika titikkesetimbanganstabil untuk setiapkondisi awal yang ditentukan, maka

menurut Bellomodan Preziosi [1℄sistem tersebut stabil seara global.

Fakta-faktadiatasmenyarankanpentingnyapenelitiantentangsyaratukup

tentangkestabilanglobaldarisistemmangsa-pemangsadenganresponfungsional

Mihaelis-Menten. Lebih lanjut interpretasi kestabilandari sistem tersebut juga

(15)

Sejalan denganfakta-fakta yang diungkapkanpadalatar belakang diatas,

permasalahan utamadalam penelitian iniadalah

1. apa syarat ukup kestabilanglobal dari sistem mangsa-pemangsa(1.1)

2. bagaimana interpretasi kestabilanglobal sistemmangsa-pemangsa (1.1).

1.3 Batasan Masalah

Permasalahanyang dibahas dalam penelitianiniadalah

1. sistem mangsa-pemangsa(1.1) mengasumsikanbahwa mangsa tumbuh

se-ara logistiktanpa adanya pemangsa

2. adanya pemangsamenyebabkanlaju populasimangsadipengaruhi oleh

re-sponfungsional Mihaelis-Menten.

1.4 Tujuan

Searaeksplisit terdapatdua tujuan utamayang ingin diapaidari

peneli-tian ini,yaitu

1. dapat menentukan syarat ukup kestabilan global dari sistem

mangsa-pe-mangsa(1.1)

2. dapatmenginterpretasikankestabilanglobalsistemmangsa-pemangsa(1.1).

1.5 Manfaat

Manfaat yang ingin diapai dari penelitian ini adalah dapat mengetahui

syaratukupkestabilanglobaldarisistemmangsa-pemangsadenganrespon

(16)

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Sistem Autonomous dan Bidang Fase

Suatu sistem persamaan diferensial nonlinear seara umum dapat ditulis

dx 1 dt =f 1 (x 1 ;x 2

;:::;x

n ;t) dx 2 dt =f 2 (x 1 ;x 2

;:::;x

n ;t) . . . dx n dt =f n (x 1 ;x 2 ;:::;x

n ;t)

(2.1)

denganf

i

adalahfungsikontinupadai=1;2;:::;n,sertaderivatifparsial

perta-manyakontinu. Farlow[5℄menyatakanbahwa sistempersamaan diferensial(2.1)

denganf

i

tidaktergantungsearaeksplisitterhadaptdisebutsistemautonomous.

Dalam sistem ini, (x

1 ;x

2

;:::;x

n

) disebut fase, sedangkan bidang x

1 ;x

2 ;:::;x

n

disebutbidangfase. Nilaix

1 =x 1 (t);x 2 =x 2

(t);:::;x

n =x

n

(t)yangmenyatakan

suatu titik (x

1 ;x

2

;:::;x

n

) pada bidang fase disebut vektor keadaan. Karena

variabel bebas t berubah, vektor keadaan bergerak pada bidang fase.

Penyele-saian aljabaryang berhubungan denganvariabeltakbebasx

1 ;x

2

;:::;x

n

menya-takansuatu trayektori atau orbit pada bidangfase.

2.1.2 Titik Kesetimbangan dan Teori Kestabilan

Kestabilansistemmangsa-pemangsasangateratberkaitandengantitik

ke-setimbangansistem tersebut. Farlow [5℄ menyatakan bahwa titik kesetimbangan

merupakan titik dengan gerak vektor keadaan konstan. Umumnya sistem

(17)

sehing-tergantung pada kondisi awal yang diambil.

Sistem(2.1) seara umum dapat dituliskandalam bentuk

_

x=f(x)

dengan x= (x

1 ;x

2 ;:::;x

n

), x_ = ( dx1

dt ;

dx2

dt ;:::;

dxn

dt

), dan f = (f

1 ;f

2 ;:::;f

n ).

Su-atutitik

xdisebuttitikkesetimbangandarisistem(2.1),jika f(

x) = 0. Jikatitik

xadalahtitikkesetimbanganmakafungsikonstanx(t)=xuntuksemuatadalah

merupakanpenyelesaian. Halinisesuaidengandenisititikkesetimbanganyang

telah dikemukakan oleh Haledan Koak [8℄.

Denisi 2.1.1. Titik x 2 R 2

disebut titik kesetimbangan dari x_ = f(x) jika

f(x) = 0, x = (x

1 ;x

2

). Dengan kata lain f

1 (x

1 ;x

2

)=0 dan f

2 (x

1 ;x

2 )=0.

FiniziodanLadas[6℄mengemukakanbahwasuatutitikkesetimbangan

dika-takan stabil jika perubahan keil dalam kondisi awal hanya menyebabkan

pe-ngaruh keilpada penyelesaian. Titik kesetimbangan dikatakan stabil asimtotik

jika pengaruh dari suatu perubahan keil enderung menghilang sama sekali.

Titikkesetimbangandikatakantakstabiljikaperubahankeildalamkondisiawal

mempunyai pengaruh yang besar pada penyelesaian.

Jikapersekitarantitikkesetimbanganstabilasimtotikyangmemuatkondisi

awal meliputi daerah lokal, maka kestabilannya disebut kestabilan lokal. Jika

kondisi awal meliputi seluruh bidang atau memuat semua kondisi awal maka

kestabilannyadisebutkestabilanglobal. Denisi2.1.2 berkaitandengan

kestabil-ansebagaimana telah dikemukakan oleh Bellomodan Preziosi [1℄.

Denisi 2.1.2. Suatu keadaan setimbang x disebut stabil jika untuk sembarang

> 0 maka terdapat Æ() > 0, sedemikian hingga untuk sembarang kondisi awal

x (0) dengan

kx(0) xk<Æ();

penyelesaiannya memenuhi

(18)

ngat sulit ditemukan mengingat begitu banyaknya variasi persamaan diferensial

nonlinear. Oleh karena itudigunakan metode linearisasidan Teorema Poinar

e-Bendixson untuk membuktikankestabilan titikkesetimbangan sistem (2.1).

2.1.3 Metode Linearisasi

Metode linearisasi digunakan untuk penyelesaian sistem persamaan

dife-rensial nonlinear karena penyelesaian seara eksak dari sistem sulit ditemukan.

Melaluimetodelinearisasi,sistempersamaandiferensialnonlineardapatdidekati

dengansistempersamaandiferensiallinearyangsesuai. MenurutHaledanKoak

[8℄, tipekestabilandari titik-titikkesetimbanganpadasistem lineardapat

diten-tukandenganmenarinilaieigendarimatrikskoesiennya. Weisstein[11℄

meny-atakan bahwa nilai eigen adalah nilai skalar yang berhubungan dengan sistem

persamaan linear, dikenal sebagai akar karakteristik. Pada sistem autonomous

nonlinear, misal x adalah titik kesetimbangan, f=(f

1 ;f

2 ;:::;f

n ) 2 C

1

adalah

fungsi turunan parsial pertama kontinu pada C 1

dan matriks variasional

(Jao-bian)dari titik f dititik xdinotasikan sebagai

J(x )= 0 B B B B B B f 1 x 1 (x) f 1 x 2

(x) ::: f 1 x n (x) f2 x1 (x) f2 x2

(x) ::: f2 xn (x) . . . . . . . . . . . . fn x1 (x) fn x2

(x) ::: fn xn (x) 1 C C C C C C A ;

makaJ(x) digunakanuntuk menganalisiskestabilandarisistem persamaan

dife-rensial nonlinear, sesuai dengan denisi yang telah dikemukakan oleh Hale dan

Koak [8℄.

Denisi 2.1.3. Jika x adalah titik kesetimbangan dari x_ = f(x) maka sistem

persamaan diferensial linear

_

x=J(x)(x)

disebut sistem persamaan variasional linear atau linearisasi dari f di titik

(19)

nilai eigen dapat dijelaskandengan Teorema 2.1.1, Teorema 2.1.2, dan Teorema

2.1.3.

Teorema 2.1.1 (Hale dan Koak [8℄). Misal f adalahfungsi C 1

. Jika semua

nilai eigenpadamatriks Jaobian J(x) mempunyai bagian realnegatif makatitik

kesetimbangan x dari sistem persamaan x_ =f(x) adalahstabil asimtotik.

Teorema2.1.2(HaledanKoak[8℄). Misal f adalahfungsiC 1

. Jika

sekurang-kurangnya satu dari nilai eigen pada matriks Jaobian J(

x) mempunyai bagian

real positif maka titik kesetimbangan x dari sistem persamaan x_ = f(x) adalah

tidak stabil.

Teorema 2.1.3 (Bellomo dan Preziosi [1℄). Misal f

i

diferensiabel kontinu

tingkat dua,

i

merupakannilai eigendarimatriksJaobianyang dievaluasi pada

titik kesetimbangan, dan <e(

i

) bagian real dari

i ,

1. jika untuk setiap i, <e(

i

)<0, maka x disebut stabil asimtotik

2. jika terdapat i, <e(

i

)>0, maka x disebut tidak stabil.

Misal

1 dan

2

adalahnilaieigen darimatriks variasionalJ(x), makatipe

kestabilandari titik kesetimbanganx dapatdilihat pada Tabel 2.1.

Tabel2.1. Tipe Kestabilan dari TitikKesetimbangan

Nilai dari 1 dan 2 Tipe Kestabilan 1 ; 2

>0 Node Takstabil

1 ;

2

<0 Node Stabilasimtotik

1

<0<

2

Titiksadel Takstabil

2

<0<

1

Titiksadel Takstabil

1 ; 2 kompleks, <e( 1

) <0 Spiral Stabilasimtotik

1 ; 2 kompleks, <e( 1

) >0 Spiral Takstabil

1 ; 2 kompleks, <e( 1

(20)

bar 2.1.

y

x

y

x

(a)Node Stabil (b) Node TakStabil

1 ;

2

<0

1 ;

2 >0

y

x

y

x

()Titik Sadel (d)TitikPusat

1

<0<

2

atau

2

<0<

1

1 ;

2

kompleks, <e(

1 ) =0

y

x

y

x

(e) SpiralStabil (f) Spiral TakStabil

1 ;

2

kompleks, <e(

1

) <0

1 ;

2

kompleks, <e(

1 )>0

(21)

Kestabilan yang dihasilkan pada metode linearisasi, hanya mampu

men-jelaskan kestabilan lokal suatu sistem. Sedangkan kestabilan global dapat

diin-vestigasi dengan menggunakan titik kesetimbangan yang stabil lokal, sehingga

untuk membuktikan sistem tersebut stabil global, harus dibuktikan dengan ada

atau tidakadanyalimit yle.

Adanyalimit yle padasuatusistemmenandakanadanyakestabilanlokal.

Artinyajikasistem persamaan diferensialmempunyailimit yle padasuatu

do-main D di persekitaran titik kesetimbangan yang stabil asimtotik maka titik

tersebutadalahstabilasimtotiklokal. Sebaliknyajikatidakditemukanlimityle

di persekitaran titik stabil asimtotikmaka titiktersebut adalah stabil asimtotik

global. Denisi2.1.4menurut BellomodanPreziosi[1℄menjelaskantentanglimit

yle.

Denisi 2.1.4. Suatu orbit x (t)yang enderungmenuju ke kurvatertutup

dino-tasikan dengan disebut limit yle jika terdapat periode T > 0 sedemikian

hingga barisan titik x(t+nT), n2N enderungke .

Sementara untukmenyelidikiada tidaknya limit yle, digunakanTeorema

2.1.4 (Teorema Poinare-Bendixson) yang menjelaskan perubahan tanda pada

gradiensuatu sistem.

Teorema 2.1.4 (Bellomodan Preziosi[1℄). Diperhatikansistemautonomous

_

x(t)=f(x)

dan domain D dalam bidang(x

1 ;x

2 ).

Jika

Of = f

1

x

1 +

f

2

x

2

adalah kontinu dan tidak berubah tanda dalam D, maka sistem tersebut tidak

(22)

Larry [7℄mengilustrasikanreaksi antara enzim dan substrat sebagai

Enzim + Substrat ! Enzim Substrat Kompleks ! Enzim + Produk

k

1

k

3

E + S

ES

E + P

k2

makaV adalahkeepatanreaksiantaraenzimdansubstratolehMihaelisMenten

yang diformulasikandalambentuk

V = V

maks [S℄

K+[S℄

; (2.2)

denganV

maks

adalahlajupembentukanproduk(enzimdansubstrat) maksimum,

[S℄ adalah konsentrasi substrat, K = k2+k3

k1

adalah konstanta Mihaelis yang

diartikan sebagai konsentrasi substrat dimana laju pembentukan produk

sete-ngah maksimum. Oleh karena itu, persamaan (2.2) disebut dengan persamaan

Mihaelis-Menten.

2.2 Kerangka Pemikiran

Dari landasan teori yang telah dijelaskan sebelumnya, suatu sistem

per-samaandiferensialnonlineardapatdiarititikkesetimbangannya(Denisi2.1.1).

Titik kesetimbangan berhubungan erat dengan kestabilan suatu sistem.

Meng-ingat sistem persamaan diferensial nonlinear merupakan sistem yang sulit

dite-mukanpenyelesaiansearaeksaknya,makadiperlukansuatumetodeuntuk

men-ari kestabilan sistem. Melalui metode linearisasi, sistem persamaan

diferen-sial nonlinear dapat didekati dengan sistem persamaan diferensial linear yang

sesuai (Denisi 2.1.3). Hasil yang dapat diperoleh dari metode ini adalah lokal

khusus untuk sistemyang determinanmatriks variasionalnyatidaksama dengan

0. Kestabilanlokalpadasuatusistemditandaidenganadanyalimit yle artinya

jika sistem mempunyai limit yle pada suatu domain D di persekitaran titik

(23)

kestabilan global di titik tersebut. Jika tidak ditemukan limit yle pada suatu

domain D di persekitaran titik kesetimbangan yang stabil maka titik tersebut

adalah stabil global. Sementara untuk menyelidiki ada tidaknya limit yle,

di-gunakan TeoremaPoinare-Bendixson (Teorema2.1.4).

Dari fakta-fakta di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dapat disusun

syarat ukupuntukkestabilanglobaldariberbagaijenismodelsistempersamaan

diferensial nonlinear. Dengan demikian layak untuk diari syarat ukup dari

kestabilansistem mangsa-pemangsadenganresponfungsional Mihaelis-Menten

beserta simulasi dari hasil analisis dan interpretasinya seara biologi.

Bebera-pa kondisi diperlukan pada sistem mangsa-pemangsa (1.1) agar sistem ini

ber-ada pada keadaan stabil global, yaitu memilih dan mengkondisikan

parameter-parameter yang mempengaruhi sistem agar memenuhi syarat kestabilan global

(24)

METODE PENELITIAN

Metodepenelitianyangdigunakandalampenulisanskripsiiniadalah

meto-de literaturyaitu denganara mempelajarikarya-karya ilmiahyangtelah

dihim-pun, dengan pengamatan dan hasil studi. Hasil penelitian dituangkan dan

di-jabarkan seara benar dan rini yang disajikan dalam bentuk denisi maupun

teorema, kemudian disimulasikan dengan menggunakan software Mathematia

5.0. Langkah-langkahpenelitiandituliskansebagai berikut.

1. Menginvestigasi titikkesetimbangandari modelmangsa-pemangsa(1.1).

2. Menentukan kestabilantitikkesetimbangandengan metode linearisasi.

3. Menentukan syarat ukup kestabilan global sistem (1.1) dengan

menggu-nakanTeorema Poinare-Bendixson.

4. Simulasikasusuntukanalisiskestabilanglobaldarisistemmangsa-pemangsa

(1.1).

(25)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Konstruksi Model

Padabagianinidikonstruksikanulangsistem(1.1). Model

mangsa-pemang-sa tipe Lotka-Volterra dengan respon fungsional Mihaelis-Menten menjelaskan

suatu ekosistem yang terdiri dari tiga komponen yaitu tanaman, mamalia

ke-il dan karnivora pemakan mamalia keil. Keseimbangan ekosistem ini dapat

dikontrol apabilapersediaan tanamanmemadai.

4.1.1 Respon Fungsional Mihaelis-Menten

Sebagaimana telah dituliskan dalam [2℄, Holling mengklasikasikan 3

je-nisresponfungsional,salah satunya adalah respon fungsionalMihaelis-Menten.

Respon fungsional Mihaelis-Menten menjelaskan tentang respon fungsional

de-ngan peningkatan laju penangkapan mangsa oleh pemangsa disertai penurunan

lajukepadatanmangsasampaikondisipemangsamenjadikonstanatau

mengala-mikejenuhan.

Persamaan(2.2)yangdiperolehpadalandasanteorimerumuskanpersamaan

respon fungsional Mihaelis-Menten. Persamaan tersebut dapat dituliskan

kem-balisebagai

m

a =

pm

h+m ;

dengan m

a

adalah jumlah mangsa yang dikonsumsi pemangsa per satuan

wak-tu (= V), p adalah laju konsumsi maksimum pemangsa (= V

maks

), h adalah

konstanta setengah jenuh (= K), dan m adalah populasi mangsa(= [S℄).

Kon-stanta setengah jenuh h diartikan sebagai laju konsumsi maksimum pemangsa

(26)

misalnya ekosistem laut dan danau.

4.1.2 Laju Populasi Mangsa dan Pemangsa

Mangsa pada sistem (1.1) disebut dengan murat dan pemangsa disebut

dengan vekton. Laju populasi murat dengan ketiadaan vekton tumbuh seara

eksponensial dan tak terbatas dalam bentuk

dm

dt

=mr;

denganradalahangkapertumbuhanintrinsikmangsa. Lajupopulasimurat

men-jadifungsilogistikkarena sumberdaya alamyangterbatas, dan dapatdituliskan

sebagai

dm

dt

=mr(1 m

A );

dengan A adalah arrying apaity. Carrying apaity berhubungan dengan

ketersediaan tanamansebagaikonsumsi murat. Di pihak lain, laju populasi

mu-rat dengan adanya vekton dipengaruhi oleh respon fungsional Mihaelis-Menten

dirumuskan sebagai

dm

dt =

mv

h+m :

dengan adalah laju penangkapan mangsa oleh pemangsa. Dari uraian diatas,

dapat dirumuskanmodellaju populasimurat yaitu

dm

dt

=mr

1 m

A

mv

h+m ;

A;;h;r>0:

ResponfungsionalMihaelis-Mentenpadapersamaandiatasberpengaruh untuk

memperkeillaju populasi murat denganadanya vekton,sehingga pada laju

po-pulasimurat searakeseluruhan,responiniakanmenaikkanlajupopulasimurat.

Vekton tumbuh dengankontribusidari murat dandipengaruhioleh respon

fungsionalMihaelis-Menten yang dituliskansebagai

dv

dt =

bmv

(27)

jugadipengaruhiolehkematianvektontanpahadirnyamurat,dirumuskansebagai

dv

dt

= v;

denganadalahangkakematianpemangsa. Sehinggalajupopulasivekton dapat

dituliskan sebagai

dv

dt =

bmv

h+m v;

b;;h >0:

Pada persamaan laju populasi vekton, pengaruh respon fungsional

Mihaelis-Mentenadalahmemperkeillajupopulasivekton yangtumbuhdengankontribusi

darimurat tanpadipengaruhilajukematiannya. Olehkarenaitu, responiniakan

berpengaruh memperkeillaju populasi vekton seara keseluruhan.

Dari uraianlaju populasimangsa dan pemangsa, dapat didenisikan

kem-balimodel mangsa-pemangsadengan respon fungsionalMihaelis-Menten sesuai

denganpersamaan (1.1).

Lemmaberikutmenjelaskanperilakupenyelesaiansistemmangsapemangsa

denganrespon fungsionalMihaelis-Menten.

Lemma 4.1.1. Penyelesaian dari sistem (1.1) adalahpositif.

Bukti: Dari persamaan laju populasi murat diperoleh

dm m = r 1 m A v

m+h dt Z t 0 dm m = Z t 0 r 1 m(t) A v(t)

h+m(t)

ds

ln m(t) lnm(0)=exp " Z t 0 r 1 m(t) A v(t)

h+m(t)

ds #

m(t)=m(0)e h

;h = Z t 0 r 1 m(t) A v(t)

h+m(t)

ds:

Karena m(0) > 0 dan e p

(28)

dv

v =

bm

h+m dt Z t 0 dv v = Z t 0 bm(t)

h+m(t)

ds

lnv(t) lnv(0)=exp " Z t 0 bm(t)

h+m(t)

ds #

v(t)=v(0)e i

;i= Z

t

0

bm(t)

h+m(t)

ds:

Karenav(0)>0makav(t)adalahpositifuntuksetiapt 0. Jaditerbuktibahwa

penyelesaiansistem(1.1)adalahpositif.

4.2 Titik Kesetimbangan

Titik kesetimbangan sistem mangsa-pemangsa (1.1) adalah titik di mana

lajumangsadan pemangsaadalah nol,sehingga populasimangsadan pemangsa

dalam titik tersebut adalah konstan. Sistem persamaan dierensial nonlinear

(1.1) dapat dituliskansebagai

dm dt =f 1 (m;v) dv dt =f 2 (m;v); denganf 1

(m;v)=mr 1 m A mv h+m dan f 2

(m;v)= bmv

h+m v.

Berdasarkan Denisi 2.1.1, titik kesetimbangan sistem mangsa-pemangsa

(1.1) diapai apabila

f

1

(m;v)=0

f

2

(m;v)=0:

(4.1)

Titikkesetimbangan dari persamaan (1.1) dan (4.1)adalah

1. E

1

=(0;0)

ketidakhadiran kedua spesies dalam ekosistem dinyatakan oleh titik

kese-timbanganE

1

. Karenaketidakhadirantersebut,makatidakperludilakukan

analisis dititik E

(29)

2

titik kesetimbangan E

2

menyatakan murat hidup bebas pada arrying

a-paity A, dan ketidakhadiran vekton dalamekosistem.

3. E 3 =(m ;v

) denganm = h b dan v =

bhr A(b ) h

A(b ) 2

, b>.

kedua spesies hadir dalam ekosistem denganjumlah tertentu yaitu E

3 .

Pada pembahasan selanjutnya laju pertumbuhan maksimum pemangsa b selalu

diasumsikanlebih besar dari lajukematianpemangsa.

4.3 Analisis Kestabilan

Metode linearisasi digunakan untuk analisis kestabilan sistem

mangsa-pemangsa (1.1). Metode inihanya mampumenjelaskan kestabilan sistem seara

lokal.

BerdasarkanDenisi2.1.3diperolehmatriksvariasionaldarisistem

mangsa-pemangsa (1.1) yaitu:

J = 0 J 11 J 12 J 21 J 22 1 A (4.2) denganJ 11 =r(1 2m A ) hv (h+m) 2 , J 12 = m h+m ,J 21 = bhv (h+m) 2

, dan J

22 =

bm

h+m .

Dengan metode linearisasi yang mengau pada matriks variasional (4.2),

kestabilan dari titik-titik kesetimbangan sistem mangsa-pemangsa (1.1)

diten-tukan oleh nilai eigen dari matriks variasional yang dievaluasi di titik tersebut.

Tipekestabilandari titik kesetimbangantelah dijelaskanpada Tabel 2.1dengan

1

dan

2

adalahnilaieigen dari sistem (1.1).

4.3.1 Kestabilan Lokal di Titik Kesetimbangan E

2

SebelumdilakukananalisistitikkesetimbanganE

2

,akandilakukananalisis

dititikE

1

. Jikamatriks variasional(4.2)dievaluasidi titikE

1

=(0;0)diperoleh

(30)

1 1 2 2 1

makatitikkesetimbangan E

1

merupakantitiksadel dan menurut Teorema 2.1.2,

makaE

1

tidak stabil.

Sedangkan dititik kesetimbangan E

2

diperoleh matriks variasional

J(E 2 )= 0 r A A+h 0 Ab A+h 1 A : J(E 2

) memberikan nilai eigen

1

= r dan

2 =

Ab

A+h

. Agar E

2

merupakan

titik kesetimbanganyang stabil asimtotikjikanilaieigen

2

<0 yaitu

A< h

b

:

Dalam halini titik kesetimbangan E

2

adalah node dan akibatnya menurut T

eo-rema 2.1.1 titikE

2

adalah stabil asimtotik.

4.3.2 Kestabilan Lokal di Titik Kesetimbangan E

3

Jikamatriks variasional (4.2) dievaluasi di titikE

3

, makadiperoleh

J(E 3 )= 0 r b hr(b+) Ab(b ) b r(b ) hr A 0 1 A :

Nilaieigen memenuhi persamaan karakteristik

2 r b

hr(b+)

Ab(b ) + r b (b ) h A =0 2 a 1 +a 2 =0; (4.3) dengana 1 = r b hr(b+) Ab(b ) dan a 2 = r b (b ) h A . Agar E 3

merupakan titik kesetimbangan yang stabil asimtotik maka nilai eigen

darimatriksvariasionaltersebutharusmemenuhisyarat

1 +

2

<0dan

1

2 >0.

Dari syarat pertamadiperoleh

A<

h(b+)

b

;

sedangkan dari syarat kedua diperoleh

A> h

b

(31)

h

b

<A<

h(b+)

b

:

(4.4)

Dipihak laindari (4.3) diperoleh nilaieigen

1 dan 2 yaitu 1 = r 2b 1

h(b+)

A(b ) p a 3 2 = r 2b 1

h(b+)

A(b ) + p a 3 (4.5) dengana 3 = 1 h(b+) A(b ) 2 4b r b h A .

Dari (4.5) terdapat dua kemungkinan kasus yaitu

1 dan 2 bilangan kompleks dan 1 dan 2 bilanganreal. Kasus 1: 1 dan 2

adalahbilangan kompleks apabila a

3

<0. Oleh karena itu

dari (4.5) diperoleh

1

2 =0:

Dari fakta diatas dan denisia

3

makadiperoleh

1

h(b+)

A(b ) 2 4b h b h A =0:

Persamaan terakhirakan menghasilkannilaiA yaitu

A 1 = h(a 4 +a 5 ) a 6 dan A 2 = h(a 4 a 5 ) a 6 ; dengan a 4

=r(b+) 2b(b ), a

5 =2b q (b ) 2 +r(b 2 2 )

, dan a

6 =

(b ) 4b(b )+r

.

Lemma 4.3.1. Bilangan A

1

menyebabkan sistem (1.1) tidak bermakna seara

biologi, sedangkan bilangan A

2

memberikan makna seara biologi.

Bukti: Untuk membuktikan A

1

tidak bermakna seara biologi, ukup

ditun-jukkanbahwa A

1

<0. Kemungkinan A

1

<0dengan memperhatikannilaia

4 ;a 5 ; dan a 6

(32)

1

a

4

a

5

a

6

Syarat

1. positif positif negatif

2r(b+)>4b(b ) r <4b(b )

2. negatif positif positif a

4 >a

5

2r(b+)<4b(b ) r >4b(b ) r>4b(b )

3. negatif positif negatif a

4 <a

5

2r(b+)<4b(b ) r <4b(b ) r<4b(b )

Penyelesaian A

1

<0dari Tabel4.1memberikankemungkinan interval

1. r <4b(b )<2r(b+)

2. 2r(b+)<4b(b )<r

3. r <2r(b+)<4b(b ).

Syarat (2)tidakberlaku karena b;;r>0, sehinggahasil A

1

<0 diperoleh pada

kemungkinaninterval (1)dan (3). Jaditerbukti bahwa nilaiA

1

tidakbermakna

seara biologi.

UntukmembuktikanA

2

bermaknasearabiologi,ukupditunjukkanbahwa

A

2

> 0. Dengan memperhatikan nilai a

4 ;a

5

; dan a

6

maka dapat ditunjukkan

kemungkinanA

2

>0 oleh Tabel 4.2.

Tabel4.2. Kemungkinan NilaiA

2 >0

a

4

a

5

a

6

Syarat

1. positif positif positif a

4 >a

5

2r(b+)>4b(b ) r >4b(b ) r>4b(b )

2. positif positif negatif a

4 <a

5

2r(b+)>4b(b ) r <4b(b ) r<4b(b )

3. negatif positif negatif

(33)

2

1. 4b(b ) <r <2r(b+)

2. r <4b(b )<2r(b+)

3. r <2r(b+)<4b(b )

denganb;;r >0,intervaldiatasmemberikanhasilA

2

>0. Jaditerbuktibahwa

nilaiA

2

bermakna seara biologi.

Dari(4.4) nilaiA

2

terletak pada interval h b <A 2 < h(b+) b . Kasus 2: 1 dan 2

adalahbilanganreal apabila a

3

>0. Dengan demikiandari

(4.5) diperoleh 1 + 2 =0:

Dengan memperhatikan(4.5) dan persamaan di atas, akan diperolehnilaiA

3

A

3 =

h(b+)

b

:

Sehingga sesuaidengansyaratintervalyang diperolehpada(4.4), makaA

3 tidak

dapat digunakandalam sistem (1.1).

Analisisdapat dilakukandititik kesetimbanganE

3

menggunakan(4.4)

de-ngan dua interval yang berbeda yaitu E

31

dan E

32

. Titik E

31

merupakan titik

E

3

dengan interval h

b

< A < A

2

dan E

32

merupakan titik E

3

dengan interval

h

b

< A < A

2

. Di titik E

31

menghasilkan nilai

1

< 0 dan

2

< 0, sehingga

titik kesetimbangan E

31

adalah node dan menurut Teorema 2.1.1 titik tersebut

adalahstabilasimtotik. SedangkandititikE

32 ,

1 dan

2

yangdihasilkanadalah

kompleks serta <e(

1

) < 0. Oleh karena itu menurut Teorema 2.1.3 dapat

di-simpulkandi titik kesetimbanganE

32

adalahspiral dan stabil asimtotik.

4.4 Analisis Kestabilan Global

Kestabilanglobalpada sistemmangsa-pemangsa(1.1)dapat diarimelalui

titikkesetimbanganyang stabillokal. Penggunaan TeoremaPoinare-Bendixson

akanmembuktikanada atautidakadanyalimit yle yang sangatpenting untuk

(34)

tetapijikatidakterdapatlimityle,makakestabilanyangdiapaiadalahglobal.

Dari Teorema Poinare-Bendixson serta f

1 dan f

2

yang telah didenisikan

pada awal pembahasan, diperoleh gradienseagai berikut

Of= f 1 m + f 2 v

Of=r 1 2m A hv

(h+m) 2

+ bm

h+m

: (4.6)

Analisis kestabilan global untuk E

2

dan E

3

dapat diinvestigasi dengan

menggu-nakanpersamaan (4.6).

4.4.1 Kestabilan Global di Titik Kesetimbangan E

2

Gradienpadapersamaan(4.6)dievaluasidititikkesetimbanganE

2

dengan

syarat A< h

b

akanmenghasilkan

Of=r 1 2A A 0

(A+h) 2

+ Ab

A+h

< r+ b( h b ) ( h b )

< r+

< r:

Tampak bahwa nilai m;v > 0, maka Of tidak akan berubah tanda. Akibatnya

titikkesetimbangan E

2

tidakmempunyailimit yle. Dengan demikian menurut

Teorema Poinare-Bendixson di titik kesetimbangan E

2

= (A;0) adalah stabil

global. Akan tetapi kondisi stabil global yang diperoleh, kurang diharapkan

de-ngan ketidakhadiranvekton dalamekosistem.

4.4.2 Kestabilan Global di Titik Kesetimbangan E

3

Jikagradien dievaluasi di titikkesetimbangan E

3 ,

Of=r 1 2m A mv

(h+m) 2

+ bm

m+h =r 1 2h A(b )

r A(b ) h

Ab(b )

=ra

(35)

dengan a 7 = 1 2h A(b )

A(b ) h

Ab(b )

. Kestabilan global dapat diinvestigasi

pada titikE

3

dengan intervalA yang berbeda.

Di titik E

31

dengan syarat h

b

< A < A

2

, maka E

31

tidak memuat limit

yle. Untuk menjelaskan hal ini ukup ditunjukkan Of tidak berubah tanda

pada intervalA. Dari syarat inidiperoleh

r<Of<ra

7 :

Untuk membuktikan Of tidak berubah tanda pada interval A, maka ukup

di-tunjukkana

7

<0, yaitu jika

1 2h A 2 (b ) <0; dan A 2

(b ) h

A

2

b(b )

>0:

Dari kedua syarat a

7

<0 akandiperoleh pertidaksamaan dalamA yaitu

h

b

<A< 2h

b

:

Interval untuk A pada pertidaksamaan di atas akan memberikan artibahwa Of

bernilainegatifuntukruaskanandankiri,sehinggaOftidakakanberubahtanda

untuk nilaim;v >0. Akibatnyatitik kesetimbanganE

31

tidakmempunyailimit

yle. Dengantidakadanya limit yle padatitikkesetimbanganE

31

,makatitik

tersebut stabil global.

DititikE

32

dengan syarat A

2

<A< h(b+)

b

, diperolehbatas Of adalah

ra

7

<Of <

r(b 2)

b+ :

Untuk membuktikan Of =

r(b 2)

b+

berubah tanda pada interval A, akan diambil

sembarangnilaib;>0 denganb >. Untukb 2<0 akandiperoleh

Of <

r(b 2)

b+ <0

dengan b;;r adalah konstanta-konstanta positif, diperoleh Of bernilai negatif.

Sedangkanuntuk b 2>0 akandiperoleh

Of >

r(b 2)

(36)

Untuknilaim;v >0,Ofakanberubahtanda,sehinggatitikkesetimbangan

E

32

stabil lokal.

4.5 Simulasi Kasus

Hasil analisis dari sistem murat dan vekton (1.1) akan disimulasikan

de-ngan nilai-nilai parameter yang telah ditentukan dengan menggunakan software

Mathematia 5.0. Pengambilan nilai-nilai = 20juta per tahun, b =4 juta per

tahun, = 8

5

juta per tahun, r =12 juta per tahun, dan h= 4 juta, ditentukan

oleh Clark [4℄ dengannilaiA yang sesuai.

Gambar4.1 menunjukkan laju populasimurat dan vekton dalamfungsiA,

pada interval0 sampai dengan h(b+)

b

=9:33.

2

4

6

8

0.5

1

1.5

2

2.5

POPULASI

A

M(garis) dan V(titik)

murat

vekton

LAJU

Gambar 4.1. Grak Laju Murat dan Vekton pada Interval 0<A< h(b+)

b

Awalnya, populasi murat berkembang tanpa adanya vekton. Pada titik

A = h

b

= 2:67, vekton mulai berkembang, namun populasi murat masih lebih

banyak. Pada titik A = h(b+)

b

= 9:33, populasi vekton akan mulai berkembang

lebih pesat walaupun banyak murat yang terlahir, namun semakin banyak pula

yang dimangsa oleh vekton. Dengan pertambahan nilai A, vekton akan lebih

banyak berkembang.

Intervaluntuk A disimulasikanpada 0<A< h

b dan

h

b

<A< h(b+)

b .

1. Interval 0 < A < h

b

. Dengan mengambil interval 0 < A < h

(37)

denganmengambil A=2adalah

dm

dt

=12m

1 m

2

20mv

4+m

dv

dt =

4mv

m+4 8

5 v:

Program DynPa dalam Mathematia 5.0yang diperkenalkan oleh Clark [4℄,

di-gunakan untuk menggambarkan bidang fase. Gambar 4.2 menunjukkan bidang

fase pada E

2

denganmengambilA =2.

Gambar 4.2. BidangFase pada E

2

dengan A=2

Pada Gambar4.2terlihatbahwatrayektoriberbentuk nodedan arahnyamenuju

ke titik kesetimbangan (2;0), maka titik kesetimbangan E

2

dengan interval 0 <

A< h

b

adalahstabil. Dengan tidakadanya limit yle padaGambar 4.2, maka

kestabilanyang diperoleh dititik kesetimbanganE

2

adalah kestabilan global.

Pada kasus ini,kestabilanglobaldiapaipadasaat murat hidup bebas

tan-pa adanya vekton. Hal ini menunjukkan bahwa tanpa adanya pemangsa, suatu

ekosistem dapat selalu terkendali denganarryingapaity A yang sesuai.

2. Interval h

b

< A < h(b+)

b

. Pada interval ini, dihasilkan kestabilan yang

berbeda yaitu untukinterval h

b

<A<A

2

akanmenghasilkankestabilanglobal,

dan kestabilanlokal untukinterval A

2

<A< h(b+)

b .

Kestabilan global sistem (1.1) akan terapai dengan mengambil interval

h

b

< A < A

2

(38)

dm

dt

=12m

1 m

4

20mv

4+m

dv

dt =

4mv

4+m 8

5 v:

BidangFase pada E

31

dengan mengambilA =4 ditunjukkanpada Gambar 4.3.

Gambar 4.3. Bidang Fase pada E

31

dengan A=4

Gambar 4.3 menjelaskan bahwa trayektori berbentuk node dan menuju ke titik

kesetimbangan (2:67;1:33), sehingga titik kesetimbangan E

31

dengan interval

h

b

< A < A

2

adalah stabil. Kestabilan global juga dipenuhi karena tidak

didapatkanlimit yle pada Gambar 4.3.

Pada kasus ini, populasi dikatakan setimbang dan stabil jika murat dan

vekton bersama-samahadirdalamekosistemdenganarryingapaity yangtelah

ditentukan sebelumnya. Kestabilan global yang dihasilkan pada kasus ini akan

menyebabkan ekosistem dapat dikontrol seara luas, artinya ekosistem dalam

keadaanyang terkendali untuk waktu yang sangatlama atau t !1.

IntervalA

2

<A < h(b+)

b

atau 4:80<A<9:33 diambilsehinggakestabilan

lokalsistem(1.1) akanterapai. Modelyang diperolehdenganmengambilA=6

adalah

dm

dt

=12m

1 m

6

20mv

4+m

dv

dt =

4mv

4+m 8

5 v:

Gambar 4.4 menunjukkan bidang Fase pada E

32

dengan mengambil A = 6.

Gambar tersebut memperlihatkan bahwa trayektori berbentuk spiral dan

(39)

32

terlihat pada interval A

2

<A < h(b+)

b

. Akan diambil nilaiA yang dapat

mem-perlihatkanadanya limit yle, yaitu di persekitaran batas atas dari interval A,

A=9. Model yang diperoleh untuk A=9 adalah

dm

dt

=12m

1 m

9

20mv

4+m

dv

dt =

4mv

4+m 8

5 v:

Gambar 4.5menunjukkan trayektori modelmangsa-pemangsauntukA =9.

Gambar 4.5. Bidang Fase pada E

32

dengan A=9

PadaGambar4.5terlihatbahwatrayektoriberbentukspiraldanarahnyamenuju

ke titik kesetimbangan (2:67;2:81), dan limit yle dapat terlihat pada interval

A

2

<A< h(b+)

b

. Oleh karena itutitik kesetimbangan E

32

adalahstabil lokal.

(40)

bilan yang diperoleh adalah lokal, yang berarti ekosistem hanya dapat dikontrol

pada waktu tertentu.

Gambar4.5memperlihatkanadanyalimityle,sehinggadapatditelitilebih

lanjutapa yang terjadi padakasus limit yle tersebut. Limit yle memberikan

periode waktu tertentu sesuai dengan parameter arrying apaity A. Periode

adalah waktu yang diperlukan limit yle untuk menempuh putaran tersebut.

Periodeinidapatdigunakanuntukmenentukanwaktudanjumlahpopulasimurat

dan vekton. Dengan menggunakan Program DynPa [4℄ akan diperoleh periode

dan jumlah populasi yang disajikanpada Tabel 4.3.

Tabel4.3. Periode dan PopulasiSpesies pada Limit Cyle

A Periode(tahun) Jumlah Murat(juta) JumlahVekton (juta)

9 2:24 2:63 2:70 2:80 2:83

10 2:28 1:17 5:05 2:16 3:53

11 2:44 0:61 6:94 1:74 3:97

12 2:60 0:33 8:52 1:44 4:33

13 2:76 0:18 9:96 1:22 4:68

14 2:90 0:10 11:29 1:05 5:02

15 3:06 0:05 12:56 0:91 5:36

20 3:82 0 18:45 0:48 7:05

30 5:30 0 29:33 0:15 10:44

Dari Tabel 4.3 terlihat bahwa semakin besar nilai A maka periode yang

dibutuhkansemakin lama. Peningkatan nilaiA juga menyebabkaninterval

pop-ulasi kedua spesies semakin membesar sampai salah satu populasi akanpunah.

Populasi kedua spesies pada Tabel 4.3 dapat digambarkan sebagai limit

yle yangsemakin membesar. Pada Gambar4.6terlihatbahwalimit yle

den-gan nilai arrying apaity A yang semakin membesar mengakibatkan interval

populasi murat dan vekton semakin membesar. Dengan membesarnya interval

populasikeduaspesies, makapadasuatusaat menyebabkankepunahanterhadap

spesies yang ada, dalam kasus ini murat mengalamikepunahan terlebih dahulu.

(41)

Kestabilan dari limit yle dapat pula dijelaskan dengan menggunakan

Mathematia 5.0 yaitu dengan menunjukkan arah trayektori pada limit yle.

Interval untuk A diambilpadapersekitaran batasatas diE

32 yaitu

h(b+)

b

=9:33

untuk mengetahui kestabilan pada persekitaran tersebut. Jika arah trayektori

menjauhi titik E

32

maka kondisi tidak stabil. Jika arah trayektori mendekati

titik E

32

makakondisi dikatakanstabil.

Arahtrayektoriuntuklimit yle ditunjukkanpadaGambar4.7. Padasaat

nilai A = 9 arah trayektori menuju ke titik kesetimbangan sampai dengan A =

9:3,berartikondisiekosistemmasihstabil. Populasikeduaspesiesdalamkeadaan

(42)

1

2

3

4

5

6

m

1

2

3

4

5

Mangsa

-

Pemangsa A

=

9.1

1

2

3

4

5

6

m

1

2

3

4

5

Mangsa

-

Pemangsa A

=

9.2

1

2

3

4

5

6

m

1

2

3

4

5

Mangsa

-

Pemangsa A

=

9.3

1

2

3

4

5

6

m

1

2

3

4

5

Mangsa

-

Pemangsa A

=

9.4

1

2

3

4

5

6

m

1

2

3

4

5

Mangsa

-

Pemangsa A

=

9.5

1

2

3

4

5

6

m

1

2

3

4

5

Mangsa

-

Pemangsa A

=

9.6

1

2

3

4

5

6

m

1

2

3

4

5

Mangsa

-

Pemangsa A

=

9.7

1

2

3

4

5

6

m

1

2

3

4

5

Mangsa

-

Pemangsa A

=

9.8

1

2

3

4

5

6

m

1

2

3

4

5

Mangsa

-

Pemangsa A

=

9.9

Gambar 4.7. Limit Cyle dengan ArahTrayektori

setelah melewati A = 9:3, arah trayektori akan menjauhi titik kesetimbangan,

kondisi mulai dikatakan tidak stabil artinya kondisi populasi murat dan vekton

(43)

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa kestabilan

glo-balsistemmangsa-pemangsadenganresponfungsionalMihaelis-Mentenbeserta

interpretasinya yaitu

1. kestabilan global diapai pada titik kesetimbangan E

2

= (A;0) untuk

in-terval 0 < A < h

b

dan titik kesetimbangan E

3 = (m

;v

) untuk interval

h

b

<A<A

2

, denganb >

2. di titik kesetimbangan E

2

akan memberikan interpretasi biologi yaitu

ke-tiadaan pemangsa akan mengakibatkan ekosistem menjadi stabil. Di titik

kesetimbangan E

3

memberikan makna bahwa kehadiran mangsa dan

pe-mangsa dengansyarat-syarat tertentu akanmengakibatkankestabilan

glo-bal terapai. Kestabilan global memberikan interpretasi bahwa kehidupan

ekosistem dalamkeadaanterkendaliseara luas dalamwaktuyang tak

ter-batas.

5.2 Saran

dapat digunakan beberapa metode lain untuk menentukan syarat ukup

kestabilan global dari titik kesetimbangan suatu sistem yaitu dengan

menggu-nakanmetode Liapunov dan Kriteria Dula. Namun terdapat kelemahan dalam

kedua metode ini, yaitu tidak mudah menentukan fungsi Liapunov dan fungsi

(44)

[1℄ Bellomo,N and L. Preziosi,Modelling Mathematial Methods and Sienti

Computation, CRC Press, In.Florida, 1995.

[2℄ Berryman, Alan A., Predator Satiation: Funtional Response,

http://www.me.iteseer.ist.psu.edu, 1998.

[3℄ Campbell,Neil A., Jane B. Reee, and Lawrene G.Mithell, Biology, fth

ed., California: Benjamin/Cummings,1999.

[4℄ Clark, Alfred Jr., A Dynamial Systems Pakage for Mathematia,

http://www.me.rohester.edu/ lark/dynpa.html,2003.

[5℄ Farlow, S. J., An Introdution to Dierential Equation and Their

Applia-tions, New York: MGraw Hill In., 1994.

[6℄ Finizio,N. and G.Ladas, Ordinary Dierential Equationswith Modern

Ap-pliation, Wadsworth In., 1982.

[7℄ Larry, G., More Mehanisms A Model of Enzyme Kinetis,

http://www.physis.upenn.edu/ourses/gladney/mathphys /subs etion4.html,

1995.

[8℄ Hale,J.K.and H. Koak,Dynamis andBifurations,New York:

Springer-Verlag, 1996.

[9℄ Hsu, S. B., Global Stability for A Class of Predator-prey Systems, SIAM

Journal App. Math 36(1995), 763{783.

(45)

Gambar

GAMBAR.Interv....

Referensi

Dokumen terkait

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Proses pengambilan data ini dilakukan dalam penelitian

Berdasarkan pemikiran dan pertanyaan-pertanyaan di atas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis kualitas pakan silase yang dibuat, mengetahui respon

Mini market Jekulo yaitu Indomaret dan Alfamart, untuk Indomart sendiri berjarak kurang lebih 100 meter dari pasar tradisional Jekulo dan sudah mulai buka pada pagi

Ahmad Tafsir menjelaskan bahwa tujuan pendidikan pada dasarnya ditentukan oleh pandangan hidup orang yang mendesain pendidikan itu dan manusia terbaik menurut orang tertentu.

Kebanyakan calon tidak dapat menjawab soalan ini dengan baik kerana tidak mengemukakan dalil daripada al-Quran dan memberikan hujah yang kurang tepat. Jawapan yang

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan, soal-soal pada BSE Matematika Konsep dan Aplikasinya: untuk kelas VII SMP dan MTS, yang ditulis oleh Dewi

Hasil pengukuran kelelahan tenaga kerja yang bekerja di Industri Gamelan Supoyo menunjukan bahwa dari 30 orang tenaga kerja, 15 orang tenaga kerja yang bekerja