Dampak Error Rate Program Tb Paru Ditinjau Dari Cost
Containment Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2003
Ria Nofida Telaumbanua
Program Magister Epidemiologi
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Masalah TB Paru masih merupakan masalah kesehatan yang penting didunia, terutama di negara berkembang termasuk Indonesia. Sejak tahun 1995 Kabupaten Deli Serdang telah mengadopsi strategi Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) untuk penanggulangan TB Paru, dimana sebagian pendanaannya sejak tahun 2003 berasal dari Global Fund Aids Tuberculosis Malaria (GF-ATM). Salah satu dari 5 DOTS tersebut, menetapkan penentuan diagnosis TB Paru, secara mikroskopis di laboratorium Puskesmas Rujukan Mikroskopis (PRM)/Puskesmas Pelaksana Mandiri (PPM). Kasus TB Paru baru BTA (+) di Kabupaten Deli Serdang tahun 2003 adalah sebanyak 792 orang namun dari hasil cross check 58 orang diantaranya adalah false positive dan 32 orang adalah false negative. Medical error ini menyebabkan error rate pada program TB Paru di Kabupaten Deli Serdang adalah 7,43%.
Tujuan penelitian ini adalah melihat seberapa besar tingkat error rate yang mempengaruhi CDR serta mengetahui berapa besar kerugian biaya disebabkan error rate tersebut ditinjau dari Cost Containment sekaligus meneliti faktor yang mempengaruhi
Medical error tersebut.
Rancangan penelitian adalah cross sectional bersifat deskriptif dilanjutkan dengan analisis dengan pendekatan kwantitatif. Data sekunder dikumpulkan secara retrospektif selama kurun waktu satu tahun mulai bulan Januari sampai dengan Desember 2003. unit analisis adalah seluruh PRM/PPM di Kabupaten Deli Serdang ditambah yang ada di Kota Medan. Data primer dikumpulkan dengan wawancara mempergunakan check list bagi semua analis yang bekerja di seluruh PRM/PPM yang menjadi sampel penelitian. Perhitungan biaya dilakukan dari perspektif pasien dan program yang terbatas pada biaya yang dapat dihitung, dengan berdasarkan Budget Grant GF ATM dan real cost.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
error rate dengan CDR dan false negative didapati lebih mempengaruhi CDR
dibandingkan false positive, dimana setiap pengurangan 1% false negative maka CDR akan bertambah 0,458. Human error, equipment error dan management error merupakan faktor yang secara bersama-sama mempengaruhi terjadinya medical error di laboratorium, namun tidak dapat diketahui faktor mana yang lebih mempengaruhi dari tiga faktor tersebut.
Unit Cost per penderita TB Paru BTA (+) secara real cost adalah Rp 686.555,
sedangkan menurut Budget Grant adalah Rp 486.373,-. Maka, kerugian akibat error rate di Kabupaten Deli Serdang tahun 2003 menurut Budget Grant adalah Rp 43.773.570, dan menurut real cost sebanyak Rp 61.789.950,-
Disarankan untuk meningkatkan kualitas laboratorium mikroskopis di PRM/PPM yang merupakan kunci keberhasilan program penanggulangan TB Paru strategi DOTS, melalui kegiatan pemantapan mutu eksternal dan internal untuk mengurangi kerugian baik secara program maupun biaya.