• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Pandangan Peran Gender

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Antara Pandangan Peran Gender"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

H UBUN GAN AN TARA PAN D AN GAN PERAN GEN D ER

D EN GAN KETERLI BATAN SUAM I D ALAM KEGI ATAN RUM AH TAN GGA

D RA. SRI SUPRI YAN TI N I

Fa k u lt a s Ke dok t e r a n Pr ogr a m St u di Psik olgi Un ive r sit a s Su m a t e r a Ut a r a

LATAR BELAKAN G M ASALAH

Segera sesudah dilahirkan, seseorang baik secara fisiologis m aupun psikologis m enj adi lebih berkem bang dari sat u t ahap ke t ahap selanj ut nya. Dengan bert am bahnya usia m aka j aringan- j aringan dan sel- sel akan m enj adi m at ang, sebagian m engalam i kem at ian t et api sebagian lagi akan m engalam i regenerasi dan t erus berkem bang. Perkem bangan dilukiskan sebagai suat u proses yang m em baw a seseorang pada suat u organisasi t ingkah laku yang lebih t inggi. Lebih t inggi berart i lebih banyak diferensiasinya, yait u lebih luas dan lebih banyak kem ungkinan-kem ungkinannya.

Havighurst ( dalam Hadit ono, 1991) m engem ukakan bahw a perj alanan hidup seseorang dit andai oleh adanya t ugas- t ugas yang harus dapat dipenuhi. Tugas- t ugas ini dalam bat as- bat as t ert ent u bersifat khas unt uk m asa- m asa hidup seseorang yang selanj ut nya disebut sebagai t ugas- t ugas perkem bangan yait u t ugas- t ugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam m asa- m asa hidup t ert ent u sesuai dengan norm a- norm a dalam m asyarakat sert a norm a- norm a kebudayaannya. Salah sat u t ugas perkem bangan yang harus dilalui oleh seseorang dalam m asa dew asa adalah m enem ukan t em an hidup dan m ulai m em bent uk keluarga dalam ikat an perkaw inan.

Perkaw inan adalah m erupakan bersat unya seorang laki- laki dengan seorang perem puan sebagai suam i ist eri unt uk m em bent uk keluarga. Pada um um nya m asing- m asing pihak t elah m em punyai pribadi sendiri yang t elah t erbent uk. Karena it u unt uk dapat m enyat ukan sat u dengan yang lain perlu adanya saling penyesuaian, saling pengert ian dan hal t ersebut harus disadari benar- benar oleh kedua pihak yait u oleh suam i- ist eri ( Walgit o, 1984) . Selanj ut nya diungkapkan bahw a salah sat u syarat yang pent ing dalam suat u perkaw inan adalah fakt or psikologis, yang m eliput i kem at angan em osi, pikiran, sikap t oleran, sikap saling pengert ian ant ara suam i dan ist eri, sikap saling percaya- m em percayai dan sikap saling bant u- m em bant u dalam m eringankan t ugas ant ara suam i dan ist eri.

Sikap saling bant u- m em bant u ant ara suam i- ist eri m em erlukan pengert ian yang dalam dan adanya kom prom i. Hal ini dij elaskan Palom a ( dalam St rong & De Vault , 1989) bahw a dengan adanya kom prom i m aka individu t ersebut akan dapat m engat asi m asalah dengan cara yang kreat if dan inovat if yang akan m engunt ungkan bagi kedua belah pihak.

Adapun sikap saling bant u m em bant u dan kom prom i disini ant ara lain adalah m em bicarakan ket erlibat an suam i dan ist eri dalam perat uran rum ah t angga, m engelola rum ah t angga sepert i soal pekerj aan dapur, m em elihara pakaian, m em elihara alat rum ah t angga dan kebersihan rum ah, sert a m engurus keluarga t erut am a dalam pengasuhan anak.

(2)

t erpej am dan kepala t erasa berput ar- put ar karena lengkingan t angis anak yang m int a susu sert a m au m enyingsingkan lengan baj u dan m enggulung celananya dalam m engurus rum ah ( Sobur & Sept iaw an, 1999 ) .

Suam i- ist eri yang ikut t erlibat berperan dalam urusan rum ah t angga akan lebih m am pu m engat asi konflik- konflik yang t erj adi dalam urusan rum ah t angga t anpa m erugikan salah sat u pihak dan m engurangi adanya st res pada pasangan karier ganda akibat m enum puknya t ugas- t ugas dalam rum ah t angga ( Row at t , 1990 ) .

Disam ping peranan ant ara kedua pasangan t ersebut , ket erlibat an suam i dalam kegiat an rum ah t angga t erut am a dalam pengasuhan anak sepert i m eraw at dan m endidik anak, m em bersihkan dan m eraw at rum ah, m enyiapkan m akanan, belanj a, m encuci dan m enyet rika, m enyiapkan keperluan pribadi dan lain sebagainya sangat diharapkan. Terbukt i dalam penelit ian Gronset h ( dalam Dagun, 1990) yang m enelit i 16 pasang suam i- ist eri yang bekerj a, m enem ukan bahw a dengan ayah dan ibu yang sam a- sam a m engam bil bagian dalam m engasuh anak, kaum ayah m erasa lebih baik dan t erbuka dengan anak- anaknya, sehingga anak- anak t um buh dengan kem am puan diri yang lebih t inggi sert a keyakinan diri yang lebih besar, cenderung lebih m at ang dan dapat bergaul, sert a m am pu m enghadapi berbagai m asalah. Perkem bangan kem am puan berbahasa pada anak- anak ini j uga m enj adi lebih t inggi dan dilaporkan bahw a anak- anak t ersebut m endapat nilai pedagogis yang t inggi. Hal ini berkait an erat dengan rangsangan- rangsangan yang diberikan ayah dalam m em bant u perkem bangan kognit if anak.

Pernyat aan t ersebut j uga didukung oleh Sarw ono ( dalam Sobur & Sept iaw an, 1999) yang m enyat akan bahw a ket iadaan t okoh ayah di m at a anak lebih dahsyat dam pak buruknya. Anak yang set iap hari m elihat ayahnya m enyediakan w akt u di rum ah, bercengkeram a dengan m ereka sert a saling m elem par senyum dan berkom unikasi dengan ibunya akan langsung m engindent ifikasi sikap dan t ingkah laku sang ayah. Hal it u akan selalu t um buh dan t erj adi dengan sendirinya. Berbeda dengan ayah yang t idak dapat m em erankan fungsinya sebagai “ t okoh ayah” m aka akan m em bias pada m asalah psikis perkem bangan anak. Anak akan m enj adi m udah t erj erum us dalam banyak konflik disert ai gangguan em osional. Mereka seakan- akan m endapat t ekanan dari keadaan unt uk m em proses berbagai m acam kebingungan dan ket idakj elasan.

Part isipasi suam i dalam kegiat an rum ah t angga j uga dapat m eningkat kan rasa kebersam aan t erut am a pada keluarga m uda yang m em punyai karir ganda. Kehidupan keluarga m uda karir ganda ini m enim bulkan suat u pola hidup yang lebih kom pleks dan m em but uhkan keseim bangan, penyesuaian dan pengert ian dari seluruh anggot a keluarga agar t ercapai suat u kehidupan perkaw inan dan kehidupan keluarga yang m em uaskan. Secara um um dikat akan oleh Row at t ( 1990) bahw a para suam i dan ist eri yang secara t ulus m encint ai pasangannya akan m engalam i suat u sem angat kerj a sam a yang baru. Kesediaan unt uk m em berikan diri, akan m enahan goncangan- goncangan dan perbent uran kekuasaan sert a m em beri m akna kem bali kepada hubungan suam i ist eri at as dasar keadilan.

(3)

j enis kelam in, pem baw aan, dan kem am puan m asing- m asing. Oleh karena it u j ika ingin sukses dalam m engelola rum ah t angga ikut ilah perkem bangan zam an.

Pada kenyat aannya, dew asa ini m asih banyak suam i yang m elim pahkan t ugas- t ugas rum ah t angga hanya pada ist eri. Selam a generasi yang ada perem puanlah yang m engerj akan pekerj aan rum ah t angga sepert i m em asak, m encuci, dan m engasuh anak. Pria bert ugas m elakukan pekerj aan di luar sepert i m encari nafkah, m elindungi keluarga, m em eriksa dan m engaw asi t ernak, dan sebagainya.

Sepert i yang dij elaskan oleh Row at t ( 1990) bahw a w alaupun revolusi indust ri m em baw a perubahan baik bagi laki- laki m aupun perem puan, nam un pada um um nya perem puan m asih t et ap m endapat bagian pekerj aan rum ah t angga dalam porsi yang lebih besar. Seorang suam i m enj elaskan harapan- harapannya agar rum ahnya m enj adi sem acam “ st asiun pengisi bahan bakar” t em pat set iap kali dia berhent i “ m engisi bahan bakar” unt uk segera m elanj ut kan perj alanan pada pekerj aan berikut nya. Seorang ist eri “ dicet ak” unt uk m enyiapkan m akan, m enat a pakaian ke dalam koper suam inya yang akan bepergian, m enj aw ab t elepon yang ada hubungannya dengan pekerj aan, m enyam but at asan dan ist erinya dengan m uka m anis at au m enyam paikan pesan- pesan dari at au ke perusahaan di m ana suam inya bekerj a.

Suam i yang dibesarkan unt uk m enj adi keras, t egar, j ant an, m askulin, m andiri, kem ungkinan akan m engalam i konflik bila m em berikan bant uan dalam t ugas rum ah t angga dan m eraw at anak, karena dianggap bahw a it u adalah t ugas perem puan. Laki- laki dalam posisinya sebagai suam i dan ayah m erupakan figur sent ral dalam keluarga. Kew ibaw aan, harga diri, dan st at us ayah at au suam i harus dij aga oleh anggot a keluarga karena at ribut - at ribut t ersebut sangat m enent ukan st at us dan kedudukan keluarga dalam m asyarakat . Oleh karena m asyarakat dianggap sebagai bent uk m akro dari keluarga, m aka kedudukan laki- laki dalam keluarga m em berikan legit im asi bagi laki- laki unt uk m endapat kan prest ise dan kekuasaan dalam m asyarakat .

Suam i m enginginkan agar ist eri dan anak- anak dapat t unduk kepadanya dan suam i sebagai kepala rum ah t angga, m em punyai kekuasaan yang lebih t inggi dibanding anggot a keluarga yang lain. Akibat nya unt uk m em berikan bant uan dalam t ugas rum ah t angga dan m eraw at anak, kem ungkinan m ereka akan m engalam i konflik int ernal dan secara em osional akan m enim bulkan kesulit an karena m ereka m enganggap bahw a it u adalah t ugas perem puan.

Row at t ( 1990) j uga m enam bahkan bahw a pekerj aan rum ah t angga sebagai pekerj aan yang t idak m enant ang bakat - bakat int elekt ual sert a kreat ivit as dan t ugas t anpa ucapan t erim a kasih.

Pendapat di at as dibukt ikan oleh angket yang diadakan m aj alah Fem ina t ahun 1993 m engenai keikut sert aan para suam i dalam m elakukan enam m acam t ugas rum ah t angga. Hasil yang didapat m enyat akan bahw a para suam i yang bersedia m em bant u t ugas- t ugas rum ah t angga, m em ilih t ugas- t ugas yang dianggap kurang m em pengaruhi gam baran m askulinit as suam i sepert i m engurus m obil. Pekerj aan yang berkonot asi fem inin, sepert i m engasuh anak, m em bersihkan rum ah, m encuci pakaian, m em asak dan m encuci piring hanya dipilih oleh suam i ant ara 1 % sam pai 13,3% dari sej um lah responden ( Fem ina, 1993 ) .

(4)

gender dan yang akhirnya akan m em bent uk suat u pendapat yang dapat m enj adi suat u norm a dalam m asyarakat . Masyarakat berpendapat bahw a perem puan secara badaniah berbeda dengan laki- laki, m isalnya perem puan m elahirkan anak, suaranya lebih halus, buah dadanya lebih besar dan sebagainya. Karena keadaan fisik ini, Budim an ( 1981) m enyat akan bahw a perem puan berbeda secara psikologis dengan laki- laki, dim ana perem puan lebih em osional, lebih pasif dan lebih subm isif sedangkan laki- laki lebih rasional, lebih akt if dan lebih agresif. Pendapat yang ada dalam m asyarakat m engenai peran gender t ercerm in dalam sikap orang t ua dan orang dew asa lainnya yang m uncul dalam lingkup rum ah t angga. Pendapat m engenai peran gender yang m enj adi norm a dalam suat u m asyarakat akan m em bent uk pandangan yang bersifat norm at if.

Pandangan norm at if m engenai bagaim ana seharusnya hubungan peran ant ara seorang laki- laki dan seorang perem puan yang dikait kan dengan kult ur budaya disebut sebagai gender role ideology ( William & Best , 1990) . Selanj ut nya dij elaskan bahw a pandangan m engenai peran gender ini bervariasi sepanj ang suat u kont inum , dim ulai dari pandangan t radisional sam pai dengan pandangan m odern yang m enolak norm a- norm a yang berlaku secara t radisional dan m enerim a prinsip- prinsip egalit arian at au keset araan.

Berdasarkan pandangan t radisional, peran ut am a laki- laki adalah sebagai penguasa ut am a rum ah t angga yang m em iliki hak- hak ist im ew a dan ot orit as t erbesar dalam keluarga. Dengan dem ikian anggot a keluarga lain t erm asuk ist eri harus t unduk kepada penguasa ut am a t ersebut . Laki- laki dalam posisinya sebagai suam i dan ayah m erupakan figur sent ral dalam keluarga. Kew ibaw aan, harga diri, dan st at us ayah at au suam i harus dij aga oleh anggot a keluarga karena at ribut -at ribut t ersebut sang-at m enent ukan st -at us dan kedudukan keluarga dalam m asyarakat ( Kusuj iart i, dalam Abdullah, 1997 ) .

Pandangan t radisional di at as m endapat t ent angan dari Bem ( 1991) yang m enyim pulkan bahw a m ungkin saj a ada beberapa orang yang berpendapat dirinya m em iliki ciri- ciri m askulin m aupun ciri- ciri fem inin. I ndividu sepert i ini akan m enyukai pekerj aan perkayuan m aupun m asak- m em asak, dapat sangat t egas dalam pekerj aan yang m enunj ukkan sifat m askulin dan sangat lem ah lem but bila berada di rum ah yang m enunj ukkan sifat fem inin. I ndividu yang sepert i ini oleh Bem disebut

androginus psikologis, yang diam bil dari ist ilah Yunani yait u laki- laki (andro) dan

perem puan (gyne) . Jadi disini ada pengkom binasian ant ara ciri- ciri m askulin dan fem inin yang kuat .

I ndividu androgin dapat m elebihi individu yang t erm asuk dalam penggolongan j enis kelam in t radisional karena m em iliki perilaku yang lebih luw es, penuh perhat ian dan berkom pet en sert a t idak m engalam i kesulit an dalam m elakukan kegiat an rum ah t angga, t erm asuk pengasuhan anak. Pendapat ini didukung oleh Pyke ( 1980) yang m enyat akan bahw a individu yang androgin adalah individu yang fleksibel dan dapat berfungsi secara opt im al, individu t ersebut bersifat m andiri dan m em punyai pendapat , j uga dapat diaj ak berm ain dan m engasuh anak.

(5)

Adanya kedua pandangan t ersebut m enim bulkan pem bagian kerj a yang didasarkan pada perbedaan j enis kelam in yang seolah- olah diat ur oleh alam dan m erupakan kodrat at au sesuat u yang alam iah sifat nya, sepert i akibat dari keadaan fisik perem puan, alam m em berikan t ugas kepada perem puan unt uk m elahirkan dan m em besarkan anak- anak. Dem ikian j uga karena keadaan fisik laki- laki, alam m em berikan t ugas kepada laki- laki unt uk m enj aga dan m enghidupi keluarganya.

Lebih lanj ut diungkapkan oleh Budim an ( 1981) bahw a banyak orang percaya bahw a perem puan sudah sew aj arnya hidup di lingkungan rum ah t angga, m elahirkan dan m em besarkan anak, m em asak dan m em beri perhat ian kepada suam inya supaya sebuah rum ah t angga yang t ent eram dan sej aht era dapat dicipt akan. Laki- laki punya t ugas lain, yait u pergi ke luar rum ah unt uk m encari m akan bagi keluarganya, baik dengan berburu pada j am an dahulu m aupun bekerj a unt uk m endapat kan upah pada zam an sekarang.

Secara form al hal- hal sepert i it u sekarang sudah banyak berubah karena dengan m eningkat nya kesem pat an unt uk m em peroleh pendidikan yang set inggi-t ingginya, banyak perem puan I ndonesia inggi-t idak m au hanya m engabdikan seluruh w akt unya unt uk rum ah dan anak- anak t anpa m engindahkan m inat - m inat perem puan. Karena it u perem puan dapat m engerj akan pekerj aan laki- laki dan m am pu m elaksanakannya dengan baik sehingga m enerim a peran sebagai m it ra sej aj ar dengan kaum laki- laki. Hal ini didukung pernyat aan dalam GBHN ( 1993) t ent ang peranan w anit a dalam pem bangunan bangsa, bahw a w anit a sebagai w arga negara m aupun sebagai sum ber daya insani pem bangunan, m erupakan m it ra sej aj ar pria dan m em punyai hak dan kew aj iban sert a kesem pat an yang sam a dengan pria dalam pem bangunan di segala bidang.

Masyarakat I ndonesia m asa kini yang t elah m enerim a kaum perem puan unt uk berkarya di luar rum ah baik unt uk bekerj a m encari nafkah m aupun unt uk m elakukan akt ivit as dalam m asyarakat , banyak yang t et ap berpendapat bahw a w alaupun kaum perem puan direlakan unt uk berkarya di luar rum ah nam un j angan sam pai m engabaikan kodrat nya sebagai perem puan yait u m engasuh anak, m em elihara rum ah, dan segala kegiat an yang bersangkut an dengan t erselenggaranya rum ah t angga.

Menurut Row at t ( 1990) pekerj aan seorang suam i t idaklah berkurang w alaupun ist rinya j uga t urut bekerj a. Pekerj aannya barangkali bahkan kelihat an bert am bah sibuk daripada kalau ist erinya t idak bekerj a. Banyak suam i secara eksplisit dan im plisit m engharapkan peran ist eri m enj adi suat u sist em pendukung bagi pekerj aan m ereka.

Dalam keluarga yang pasangan suam i ist erinya bekerj a yait u m em iliki karier-ganda akan sangat kerepot an dalam m enyelesaikan t ugas- t ugas rum ah t angga. Karena suam i m em aksa diri unt uk sem akin lam a bekerj a di luar rum ah, pekerj aan rum ah t angga akan t erabaikan at au kadang- kadang dit angani oleh ist eri. Nam un bila ist eri j uga lebih senang bekerj a di luar rum ah, m aka pekerj aan rum ah t angga m enj adi t erbengkalai dan t idak ada yang m engerj akan.

Bila m asing- m asing part ner t idak bersedia m engerj akannya, m aka pekerj aan rum ah t angga it u akan sem akin m enum puk. Bahkan seandainya set iap orang di dalam keluarga it u bersedia m engerj akannya, siapa yang harus bert anggung j aw ab pun sering m enj adi sum ber ket egangan.

Unt uk m engat asi m enum puknya pekerj aan yang harus dilakukan di rum ah, biasanya pasangan t ersebut akan m em pekerj akan pem bant u rum ah t angga

(pram uw ism a) . Hal ini bukan berart i bahw a m asalah t ugas rum ah t angga bisa

(6)

pendidikan anak t idak bisa diserahkan kepada pem bant u rum ah t angga. Dalam keadaan t idak ada pem bant u, bant uan suam i dalam m elakukan t ugas rum ah t angga akan m enyelam at kan ist eri dari kelebihan peran yait u peran dalam keluarga dan peran dalam m asyarakat , sert a akan m engurangi konflik ant ar keluarga dan m eningkat kan produkt ivit as kerj a dalam rum ah t angga.

(7)

BAB I I TI N JAUAN PUSTAKA

A. Ke t e r liba t a n Su a m i D a la m Ke gia t a n Ru m a h Ta n gga

1 . Pe n ge r t ia n Ke gia t a n Ru m a h Ta n gga

Peran sebagai suam i ist eri at au sebagai ayah- ibu, m erupakan konsekuensi dari kehidupan perkaw inan. Perkaw inan m erupakan suat u relasi ant ara dua orang individu yang m em ut uskan unt uk hidup bersam a dan m em bent uk keluarga baru. Di dalam perkaw inan, m asing- m asing individu t erikat oleh suat u hak dan kew aj iban yang harus dilakukannya dalam kurun w akt u yang panj ang, dan diharapkan kedua belah pihak saling m enyesuaikan diri sej alan dengan t ugas perkem bangan kehidupan individu dalam keluarga.

Duval dan Miller ( 1985) m em berikan bat asan m engenai perkaw inan bahw a perkaw inan bukan hanya m erupakan legit im asi hubungan ant ara laki- laki dan perem puan, t et api j uga t erdapat seperangkat hak dan kew aj iban ant ara pasangan yang t erlibat dalam perkaw inan t ersebut . Di sini t erlihat bahw a dalam perkaw inan adanya pem bagian t ugas dan peran dalam rum ah t angga baik sebagai suam i at au ist eri adalah dalam m em besarkan anak secara bert anggung j aw ab. Pem bagian t ugas dan peran it u biasanya dilakukan berdasarkan kom prom i dengan pasangannya. Sej auh m ana suam i t erlibat dalam kegiat an dalam rum ah t angga, t ergant ung dari hasil kom prom i diant ara pasangan suam i ist eri t ersebut .

Menurut Pogrebin ( 1983) , kegiat an rum ah t angga adalah kegiat an yang m encakup segala akt ifit as sehari- hari yang bert uj uan m engat ur kelancaran kehidupan dalam rum ah t angga, sepert i m engasuh dan m endidik anak, m enyiapkan m akanan unt uk kesej aht eraan seluruh keluarga, m eraw at rum ah dan segala isinya, sert a t idak m elupakan kegiat an rekreasi sebagai fakt or penyeim bang kehidupan keluarga.

Landis dan Landis ( 1970) m enyat akan bahw a kegiat an rum ah t angga adalah t ugas- t ugas yang ada di dalam rum ah t angga yang harus dikerj akan oleh kedua pasangan suam i- ist eri, yang m enyangkut pada pengelolaan keuangan keluarga, hubungan dengan keluarga asal m asing- m asing pasangan, pengat uran m akanan dan peraw at an diri dan m engurus pakaian.

Sedangkan m enurut Biller dkk ( dalam Duval, 1977) kegiat an rum ah t angga berhubungan dengan keadan rum ah dan peraw at an anak, sepert i berbelanj a, m em asak, m encuci, m em bersihkan rum ah, m enj ahit , m encuci piring dan m enyet rika.

Dari ket iga pendapat di at as dapat dit arik kesim pulan bahw a kegiat an rum ah t angga m erupakan suat u t ugas dalam kehidupan berkeluarga yang m encakup segala akt ifit as sehari- hari yang bert uj uan m engat ur kelancaran kehidupan dalam rum ah t angga. Adapun kegiat an rum ah t angga t ersebut adalah m eraw at anak, m enyiapkan m akanan, m engurus pakaian, m eraw at rum ah, m eraw at diri, m engelola keuangan dan m engadakan rekreasi.

2 . Ta h a p- t a h a p Ke h idu pa n Ke lu a r ga

Duval ( 1977) m em perkenalkan konsep fam ily life cycle yang m erupakan delapan t ahap kehidupan keluarga, yang dalam m asing- m asing t ahapan m em punyai t ugas- t ugas perkem bangan t ersendiri. Tahapan kehidupan keluarga t ersebut yait u : a. Pasangan suam i- ist eri t anpa anak.

b. Keluarga dengan anak dim ana anak t ert ua berusia sekit ar 30 bulan.

c. Keluarga dengan anak pra- sekolah, anak t ert ua berusia sekit ar 2 ½ - 6 t ahun. d. Keluarga dengan anak sekolah, anak t ert ua berusia 6 - 13 t ahun.

(8)

f. Keluarga dengan anak yang beranj ak dew asa, dari anak pert am a hingga anak t erakhir m eninggalkan rum ah.

g. Keluarga dengan orang t ua set engah baya, yait u m asa em pt y nest hingga m asa pensiun.

h. Anggot a keluarga m enj adi t ua, dari m asa pensiun hingga m eninggal dunia.

Duval ( 1977) j uga m enj elaskan bahw a berkait an dengan t ugas- t ugas perkem bangan, m aka t iap t ahapan kehidupan keluarga di at as m em iliki karakt erist ik t ugas t ersendiri, t erlepas dari keadaan keluarga dengan ist eri yang bekerj a at au t idak bekerj a. Jika kedua pasangan bekerj a di luar rum ah, seluruh anggot a keluarga harus bekerj a sebagai sat u unit yang bekerj asam a dalam m enyelesaikan t ugas rum ah t angga. Dan dalam set iap t ahapan kehidupan keluarga t ersebut t erdapat karakt erist ik dan m asalah yang berbeda, dim ana set iap pasangan suam i- ist eri harus m am pu bert ahan m enghadapi set iap m asalah agar dapat m em pert ahankan perkaw inannya. Jika pasangan ini berhasil m elalui sat u t ahapan kehidupan keluarga, m aka unt uk t ahapan berikut nya m ereka m em iliki dasar yang kuat unt uk t et ap m em pert ahankan perkaw inannya.

Dari uraian di at as dapat disim pulkan bahw a ada beberapa t ahap kehidupan keluarga, yait u :

a. Pasangan suam i- ist eri t anpa anak.

b. Keluarga dengan anak dim ana anak t ert ua berusia sekit ar 30 bulan.

c. Keluarga dengan anak pra- sekolah, anak t ert ua berusia sekit ar 2 ½ - 6 t ahun. d. Keluarga dengan anak sekolah, anak t ert ua berusia 6 - 13 t ahun.

e. Keluarga dengan anak rem aj a, anak t ert ua berusia 13 – 20 t ahun.

f. Keluarga dengan anak yang beranj ak dew asa, dari anak pert am a hingga anak t erakhir m eninggalkan rum ah.

g. Keluarga dengan orang t ua set engah baya, yait u m asa em pt y nest hingga m asa pensiun.

h. Anggot a keluarga m enj adi t ua, dari m asa pensiun hingga m eninggal dunia.

3 . Aspe k - a spe k Ke gia t a n Ru m a h Ta n gga

Menurut Pogrebin ( 1983) , aspek- aspek kegiat an rum ah t angga adalah sebagai berikut :

a) Mat ernal Care of t he Fam ily m eliput i pekerj aan rum ah t angga yang berhubungan langsung dengan kebut uhan ut am a anggot a keluarga sepert i m enyiapkan m akanan, belanj a, m encuci dan m enyet rika, m eraw at dan m engasuh anak.

b) Housekeeping Care m eliput i pekerj aan yang berhubungan dengan pem eliharaan rum ah sepert i m em bersihkan lant ai, m em elihara peralat an rum ah, m em bersihkan t iap ruangan.

c) Aest het ic Care of Herself adalah kegiat an yang berhubungan dengan pem eliharaan diri sendiri agar t am pil bersih dan m enarik.

Oakley ( dalam Wilson, 1986) m enj elaskan ada enam hal yang pent ing dalam kegiat an rum ah t angga yait u : m em bersihkan, berbelanj a, m em asak, m encuci alat m akan, m encuci pakaian dan m enyet rika. Sedangkan Walker ( dalam Wilson, 1986) m em buat daft ar t ugas dalam rum ah t angga yait u cara m em anaj em en rum ah t angga, m em elihara cat at an rum ah t angga, m enyiapkan m akanan, m em bersihkan alat - alat set elah m akan, m eraw at rum ah, m em perbaiki rum ah, m eraw at kendaraan, m encuci, m enyet rika dan m erawat an pakaian secara khusus sert a m erawat secara fisik set iap anggot a keluarga.

(9)

1) The housekeeper role : bert anggung j aw ab pada kebersihan rum ah, m encuci pakaian dan alat - alat m akan, berbelanj a dan m enyiapkan m akanan, dan m engat ur keuangan rum ah t angga.

2) The provider role : bert anggung j aw ab pada m encari uang unt uk m endukung

keluarga.

3) The child- care role : m erawat anak secara fisik sepert i m em beri m akan,

m engenakan pakaian, m em andikan dan m enj aga anak.

4) The child socializat ion role : m engaj arkan nilai- nilai m oral pada anak, sikap-sikap, ket ram pilan- ket ram pilan, dan perilaku yang diset uj ui m asyarakat .

5) The sexual role : bereaksi t erhadap kebut uhan sexual dari pasangan.

6) The kinship role : m em elihara hubungan ant ara keluarga dan m engunj ungi sanak keluarga bila diperlukan.

7) The recreat ional role : m engorganisir kegiat an rekreasi keluarga.

8) The t herapeut ic role : m endengarkan, m au m engert i, bersim pat i, m em bant u dan

m eraw at anggot a lain dalam keluarga.

Dari beberapa pendapat di at as dapat disim pulkan bahw a kegiat an- kegiat an yang ada dalam rum ah t angga adalah sebagai berikut :

a) Pekerj aan yang berhubungan dengan anak sepert i m eraw at anak, m endidik anak, berm ain dengan anak, m enj aga kebersihan anak, m em beri m akan anak, m engaw asi anak, m enanam kan disiplin pada anak dan m enyayangi anak secara ekspresif.

b) Pekerj aan m enyiapkan m akanan t erm asuk berbelanj a, m em asak, m enyediakan sarapan dan m akanan selingan di rum ah sert a m em bereskan peralat an m akan. c) Pekerj aan m engurus pakaian sepert i m encuci, m enyet erika, m enj ahit , m em beli

pakaian at au m em perbaiki pakaian yang rusak.

d) Pekerj aan m eraw at rum ah yait u pekerj aan yang berhubungan dengan pem eliharaan rum ah, t erm asuk di dalam nya adalah m em perbaiki barang- barang yang rusak dan m em eliharanya.

e) Peraw at an diri yait u kegiat an yang berhubungan dengan penam pilan diri sendiri sepert i m enyediakan peralat an m andi dan berdandan, m enyem ir sepat u dan m enyiapkan keperluan pribadi.

f) Mengelola keuangan yait u segala kegiat an yang berhubungan dengan pengat uran keuangan.

g) Mengadakan kegiat an rekreasi yang bert uj uan m enghibur dan m enj alin hubungan dengan lingkungan sosial keluarga.

4 . Ke t e r liba t a n Su a m i da la m Ke gia t a n Ru m a h Ta n gga

Teori yang m em bahas ket erlibat an suam i dalam kehidupan rum ah t angga m enurut St rong & De Vault ( 1989 ) adalah :

a. St ruct ural Funct ionalism

Teori ini m em andang m asyarakat sebagai sist em yang t erdiri at as bagian yang saling berkait an ( Fakih, 1996) . Masing- m asing st rukt ur dalam m asyarakat sepert i agam a, pendidikan, st rukt ur polit ik dan rum ah t angga, secara t erus m enerus m encari keseim bangan (equilibrium) dan harm oni. Adapun int errelasi t erj adi karena adanya konsensus. Pola yang non norm at if dianggap akan m elahirkan gej olak. Jika hal it u t erj adi m aka m asing- m asing bagian akan cepat m enyesuaikan diri unt uk m encapai keseim bangan kem bali.

Jika suam i t erlibat dalam urusan rum ah t angga, akan t erj adi pola yang non norm at if yait u suam i sesuai dengan sifat inst rum ent al yang m am pu bersaing, t eguh, yakin pada kem am puan diri dan rasional, lebih m endukung fungsi suam i unt uk sukses di dunia luar rum ah ( St rong & De Vault , 1989) .

(10)

Dalam keluarga, t erj adi konflik ant ara cint a dan kasih sayang dengan kekuasaan. Hal ini disebabkan karena individu yang t erlibat dalam keluarga adalah individu yang m asing- m asing m em iliki kepribadian, m inat dan t uj uan yang berbeda. Suam i m erasa m endapat legit im asi kekuasaan dan ist eri t ergant ung secara keuangan dengan suam i, sehingga suam i m engalam i konflik ant ara m elest arikan kekuasaan dan m em bant u pekerj aan rum ah t angga unt uk m em bukt ikan rasa cint a t erhadap ist eri.

c. Sym bolic I nt eract ion Theory.

Suam i dapat m enyalahart ikan gerakan at au ucapan yang diungkapkan oleh pasangan. Sim bol- sim bol yang t am pak seringkali t idak dim engert i oleh suam i, akibat kom unikasi yang kurang t erbuka ant ar pasangan. Dengan adanya berbagai peran yang disandang oleh individu, m em but uhkan ket erbukaan dan penyesuaian baru yang selaras dengan sit uasi, harapan dan kebut uhan bersam a, sehingga t ercipt a kerj a sam a yang baik dalam m enyelesaikan t ugas dalam rum ah t angga.

d. Fam ily Syst em s Theory.

Sist em kekeluargaan yang t erdapat dalam set iap keluarga t idaklah sam a, sepert i dukungan ist eri dan m asyarakat m engenai set uj u at au t idaknya suam i ikut sert a dalam kegiat an rum ah t angga. Perset uj uan ini diberikan t ergant ung dari lat ar belakang budaya yang dianut ist eri dan m asyarakat . Menurut Abdullah ( 1997) , dalam m asyaraka Jaw a dianut paham pat riarkis yang m em ihak kepada kaum laki-laki dan m enekankan peranan perem puan sebagai ibu dan ist eri. Hal ini m enghalangi suam i unt uk t urut t erlibat dalam urusan rum ah t angga, karena rum ah t angga m erupakan w ilayah ist eri.

e. Social Exchange Theory.

Dalam t eori ini, segala kegiat an didasarkan at as perhit ungan unt ung- rugi. Bant uan yang diberikan oleh suam i, diperhit ungkan m erupakan hal yang m engunt ungkan at au m erugikan suam i. Keunt ungan yang didapat t idak saj a dalam bent uk uang, t et api j uga dalam bent uk cint a, persahabat an, kekuasaan, st at us sosial dan lain- lain. Kerugian yang m ungkin t erj adi m isalnya dalam bent uk kesepian, ket akut an dan kurangnya penghargaan. Dengan m engadakan kom it m en yang harus diset uj ui bersam a, rasa persaingan ant ara suam i- ist eri dapat diat asi.

Dari beberapa t eori t ersebut dapat disim pulkan bahw a ket erlibat an suam i dalam rum ah t angga dit ent ukan oleh :

a. Pandangan m asyarakat yait u pant as t idaknya seorang suam i ikut t erlibat dalam kegiat an rum ah t angga sesuai norm a yang berlaku dalam m asyarakat t ersebut dan lat ar belakang budaya.

b. Adanya kom it m en yang harus diset uj ui bersam a oleh pasangan suam i- ist eri dengan cara kom prom i dan saling t erbuka ant ara pasangan t ersebut .

c. Adanya sikap saling m enghargai ant ara suam i dan ist eri sebagai perw uj udan at as rasa cint a.

5 . Fa k t or - fa k t or ya n g M e m pe n ga r u h i Ke t e r liba t a n Su a m i da la m Ke gia t a n Ru m a h Ta n gga .

Fakt or- fakt or yang m em pengaruhi suam i unt uk t erlibat dalam kegiat an rum ah t angga m enurut St rong & De Vault ( 1989) adalah :

a. Wakt u luang : suam i cenderung lebih m engkont ribusikan dirinya unt uk t ugas rum ah t angga, bila suam i m em iliki t unt ut an w akt u unt uk bekerj a yang lebih sedikit , m isalnya pada perm ulaan karir at au set elah pensiun ( Rexroat and Shehan, 1987) .

(11)

c. Pekerj aan ist eri : bila ist eri m em iliki orient asi karir, m aka suam i akan lebih berpart isipasi dalam pekerj aan rum ah t angga, t erut am a bila penghasilan ist eri lebih besar.

d. Orient asi peran gender ist eri : bila ist eri sem akin berorient asi ekspresif dan pakar, sem akin banyak bant uan yang didapat kan dari suam inya ( Nyquist et al, 1985) .

e. I dent it as peran gender suam i : suam i yang lebih ekspresif, lebih banyak m em bant u

ist erinya daripada suam i yang dom inan, agresif dan t angguh secara em osional.

Menurut Olson & Miller ( 1984) berbagai peran dalam pekerj aan rum ah t angga, dipengaruhi oleh beberapa fakt or dalam lingkungan keluarga, diant aranya adalah :

a. Net w orks : Penelit ian Bot t ( 1957) m enunj ukkan bahw a pada keluarga yang dihuni anggot a keluarga lain selain keluarga int i, pem isahan peran ant ara suam i-ist eri t erlihat j elas.

b. Pekerj aan ist eri : I st eri yang bekerj a di luar rum ah m endapat bant uan dari suam i dalam pekerj aan rut in rum ah t angga ( Blood & Wolfe, 1960) . Menurut penelit ian Berk & Berk ( 1979) , secara um um bant uan suam i sedikit dan t erbat as. Hal ini dilihat karena bant uan suam i lebih banyak diperoleh pada w akt u sore hari ket ika ist eri belum pulang dari t em pat kerj anya.

c. Anak- anak : Pada keluarga dengan t iga at au lebih anak, t erdapat bant uan dari suam i, t et api pada keluarga dengan lim a at au lebih anak, bant uan yang didapat lebih sedikit ( Slocum & Nye, 1976) . Farkas ( 1976) m enam bahkan bahw a bant uan suam i dalam keluarga yang m em punyai anak kecil, hanya t erdapat pada keluarga m uda ( ist eri kurang dari 35 t ahun) .

d. Pendidikan : Farkas ( 1976) berpendapat bahw a pada suam i- ist eri yang berpendidikan t inggi t erdapat ket erlibat an suam i yang lebih besar, t et api hanya pada keluarga m uda.

e. Penghasilan : Ericksen et al ( 1979) m endapat kan bahw a penghasilan suam i yang t inggi, m engurangi ket erlibat an suam i dalam pekerj aan rum ah t angga.

f. Suku bangsa : suam i kulit hit am lebih berpart isipasi dalam pekerj aan rum ah t angga dibandingkan suam i kulit put ih ( Moynihan, 1965) .

Dari uraian diat as dapat disim pulkan bahw a fakt or- fakt or yang m em pengaruhi ket erlibat an suam i dalam kegiat an rum ah t angga adalah :

a) Orient asi peran gender yait u suam i yang percaya pada peran egalit arian akan m enerim a lebih banyak t anggung j aw ab unt uk kegiat an rum ah t angga. Sebaliknya suam i yang m em iliki pandangan t radisional t idak bersedia m enerim a t anggung j aw ab unt uk kegiat an rum ah t angga.

b) Pekerj aan ist eri yait u bila ist eri m em iliki orient asi karir m aka suam i akan lebih berpart isipasi dalam pekerj aan rum ah t angga. Dengan kat a lain, ist eri yang bekerj a di luar rum ah m endapat bant uan dari suam i dalam pekerj aan rut in rum ah t angga.

c) Wakt u luang yait u suam i yang m em iliki t unt ut an w akt u unt uk bekerj a di luar rum ah lebih sedikit m aka cenderung lebih m engkont ribusikan dirinya unt uk t ugas rum ah t angga.

d) Keluarga yait u bila keluarga dihuni anggot a keluarga lain selain keluarga int i m aka pem isahan peran ant ara suam i- ist eri t erlihat j elas. Jika anggot a keluarga sem akin sedikit m aka bant uan suam i yang diperoleh lebih besar.

(12)

f) Penghasilan yait u bila penghasilan suam i yang t inggi m aka ket erlibat an suam i dalam pekerj aan rum ah t angga sedikit . Sebaliknya bila ist eri yang berpenghasilan t inggi m aka suam i akan lebih t erlibat dalam pekerj aan rum ah t angga.

g) Suku bangsa yait u suam i kulit hit am lebih berpart isipasi dalam pekerj aan rum ah t angga dibandingkan suam i kulit put ih.

B. PAN D AN GAN PERAN GEN D ER

1 . Pe n ge r t ia n Pe r a n Ge n de r

Kat a gender berart i j enis kelam in, sedangkan gene m engandung art i plasm a pem baw a sifat di dalam ket urunan. Sapt ari & Holzner ( 1997) m enj elaskan bahw a gender adalah keadaan individu yang lahir secara biologis sebagai laki- laki dan perem puan, m em peroleh ciri- ciri sosial sebagai laki- laki dan perem puan m elalui at ribut - at ribut m askulinit as dan fem ininit as yang sering didukung oleh nilai- nilai at au sist em sym bol m asyarakat yang bersangkut an.

Pendapat di at as didukung oleh Christ ensen ( dalam Duval, 1977) yang m enyat akan bahw a perem puan dan laki- laki berbeda secara biologis dan kepribadian. Secara biologis yang sering disebut sex, ciri- ciri sepert i prost at , berpenis, berj akun adalah ciri- ciri yang t erdapat pada laki- laki dan t idak dim iliki perem puan. Begit u pula vagina, ham il, m enyusui adalah ciri- ciri dari perem puan yang t idak dim iliki laki- laki. Sedangkan kepribadian, ciri- ciri sepert i kuat , gagah, berani, lem ah lem but , halus, sabar, peka, m erupakan ciri- ciri kepribadian pada m asing- m asing individu sesuai j enis kelam innya. Jadi gender adalah pem bedaan ant ara laki- laki dan perem puan ( m askulin dan fem inin) yang dicipt akan oleh m anusia, dapat dit ukar at au diubah sesuai t em pat , w akt u dan lingkungan sosial.

Sem ent ara it u definisi peran m enurut Theodore Sarbin ( Lindzey & Aronson, 1969) adalah t ingkah laku yang diharapkan dan dit am pilkan oleh seseorang dalam int eraksi sosial dim ana individu berada.

Ward ( Hurlock, 1992) m erum uskan peran gender dengan pernyat aan bahw a peran j enis kelam in yang dit ent ukan secara budaya m encerm inkan perilaku dan sikap yang um um nya diset uj ui sebagai m askulin at au fem inin dalam suat u budaya t ert ent u.

Menurut Berk ( 1989) , peran gender saling berkait an dengan st ereot ip j enis kelam in yang m em bedakan secara j elas bahw a peran perem puan berlaw anan dengan peran laki- laki.

Sej alan dengan pendapat di at as, Ruble & Ruble ( dalam Berk, 1989) m enj elaskan bahw a peran gender adalah st ereot ip j enis kelam in yang m engacu kepada kepercayaan yang dianut m asyarakat luas t ent ang karakt erist ik j enis kelam in laki- laki yang berlawanan dengan karakt erist ik j enis kelam in perem puan.

Dari ket iga pendapat di at as dapat disim pulkan bahw a peran gender adalah sekum pulan pola- pola t ingkah laku at au sikap- sikap yang dit unt ut oleh lingkungan dan budaya t em pat individu it u berada unt uk dit am pilkan secara berbeda oleh laki-laki dan perem puan sesuai j enis kelam innya.

2 . Pe r k e m ba n ga n Pe m be n t u k a n I de n t it a s Pe r a n Ge n de r

Sej ak kanak- kanak individu diperlakukan berbeda, unt uk m enj am in individu dapat m enj alankan t ugas peran sosialnya pada m asa dew asa. Teori yang m em bahas m engenai perkem bangan pem bent ukan ident it as peran gender, diant aranya adalah :

a. Teori Psikoanalisa

(13)

t erj adi pada t ahap perkem bangan phalic, yait u ant ara dua set engah t ahun sam pai enam t ahun, pada w akt u it u anak m engalam i konflik yang kem udian m em pengaruhi perkem bangan peran gendernya. Proses ident ifikasi ini m erupakan ikat an yang didasarkan pada kebut uhan anak unt uk dicint ai dan ket akut an anak t erhadap orang t ua.

b. Teori Belaj ar Sosial ( Social Learning Theory )

Berasal dari aliran behaviorist yang m enerangkan t ingkah laku lebih dit ekankan pada hal- hal yang dapat diam at i dan konsekuensi yang m enyert ai, dibandingkan hal- hal yang m erupakan perasaan- perasaan at au dorongan dari dalam . Anak belaj ar m elalui proses im it asi dan m elalui ganj aran t erhadap t ingkah laku yang konsist en dengan j enis kelam in.

Teori ini berpendapat bahw a anak belaj ar m engabst raksikan inform asi dan perilaku orang lain, m engam bil keput usan m engenai perilaku m ana yang akan dit iru ( im it asi) , kem udian m elakukan perilaku yang t elah dipilih. Hubungan ant ara pribadi anak dengan orang dew asa, m enyebabkan anak m eniru at au m enyerap perilaku social m isalnya anak laki- laki boleh berbuat kasar, boleh lebih akt if, lebih ribut daripada anak perem puan; sedangkan anak perem puan diharapkan lebih berperasaan halus dan bersikap t idak kasar. Dengan dem ikian m odeling at au m engam at i perilaku orang lain m em buat anak belaj ar m em bent uk peran gender.

c. Teori Perkem bangan Kognit if ( Cognit ive Developm ent al Theory )

Teori ini m em usat kan perhat ian pada akt ivit as anak dalam m engint erpret asikan pesan yang dit erim a dari lingkungan. Law rence Kohlberg ( dalam Berk, 1989) berdasarkan rum usan Piaget , berpendapat bahw a perkem bangan ident it as peran gender dim ulai dengan gender const ancy. Seseorang lebih dulu m enj alani kat egorisasi diri sendiri yang kognit if, yait u m engenal diri sendiri sebagai laki- laki at au perem puan, baru sesudahnya pengaruh lingkungan m ulai t am pak. Pada saat anak berusia dua t ahun, anak dapat m engident ifikasi diri dengan orang lain dengan benar sebagai laki- laki at au perem puan, t et api anak cenderung m endasarkan pada hal- hal yang t am pak saj a sepert i panj ang ram but nya at au pakainnya, t idak dapat dengan ciri- ciri biologis berdasarkan j enis kelam in.

Reinforcem ent t idak dapat m em buat pengert ian t ersebut , sebab kem am puan anak

t erbat as sesuai dengan t ahap perkem bangan kognit if individu.

Pada usia enam at au t uj uh t ahun, anak m ulai paham bahw a j enis kelam in bersifat t et ap, t idak dapat berubah sepert i cont oh m enggant i baj u. Anak dapat m engert i bahw a karakt er dasar t idak dapat berubah, sebab anak m em iliki kem am puan unt uk m encapai ide t ersebut . Anak belaj ar secara m andiri berusaha unt uk m enam pilkan t ingkah laku sebagai anak laki- laki at au anak perem puan yang diharapkan. Anak m elakukan ini sendiri sebab adanya kebut uhan dari dalam unt uk keseim bangan ant ara apa yang anak t ahu dan bagaim ana anak m enam pilkannya. Model dan reinforcem ent m enolong agar anak m enget ahui sej auh m ana yang dilakukan sesuai dengan orang lain, t et api m ot ivasi dasar adalah bersifat int ernal.

d. Teori Skem a Gender ( Gender Schem a Theory )

(14)

lingkungan t idak m elebih- lebihkan perbedaan ant ara laki- laki dan perem puan, anak akan m enggunakan skem a peran gender dengan deraj at yang ringan. Hal ini m em ungkinkan seseorang t idak langsung digolongkan sebagai m askulin dan fem inin, sehingga t im bul kem ungkinan baru yait u androgini yang m enggunakan skem a dengan ruang lingkup lebih t erbat as dan pada hal- hal yang relevan saj a.

Sebagai kesim pulan dari t eori- t eori di at as, fakt or- fakt or biologis m erupakan dasar bagi perkem bangan t ingkah laku spesifik laki- laki at au perem puan; sedangkan proses belaj ar sosial sej ak aw al t elah m enyum bang pada pem bent ukan ident it as kelam in m elalui norm a- norm a sosial yait u penilaian apa yang baik at au t idak baik bagi anak laki- laki at au perem puan, baik m elalui im it asi m aupun secara kognit if.

3 . Pa n da n ga n Pe r a n Ge n de r

Sej alan dengan perkem bangan kem at angan individu dari m asa rem aj a hingga dew asa, m enurut t ahapan psikososial Erikson ( dalam Monks et al, 1994) , pandangan t erhadap peran gender secara bert ahap m ulai t erbent uk m enj adi lebih t erbedakan, lebih t idak ekst rim dan lebih unik bagi set iap pribadi, yait u perkem bangan ke arah individualit as yang m ant ap.

Menurut William & Best ( 1990) , pandangan peran gender m erupakan kepercayaan norm at if t ent ang bagaim ana seharusnya penam pilan seorang laki- laki at au perem puan, apa yang seharusnya dikerj akan oleh laki- laki at au perem puan, dan bagaim ana keduanya berint eraksi.

Pem bent ukan art i dan pem bagian t ugas ant ara dua individu dalam suat u pasangan suam i- ist eri, secara langsung dipengaruhi oleh pandangan peran gender pasangan t ersebut ( Scanzoni, 1981) . Scanzoni ( 1981) m em bedakan pandangan peran gender m enj adi dua bagian yait u peran gender t radisional dan peran gender m odern.

a. Peran gender t radisional

Pandangan ini m em bagi t ugas secara kaku berdasarkan j enis kelam in. Laki-laki yang m em punyai pandangan peran gender t radisional, t idak ingin perem puan m enyam akan kepent ingan dan m inat diri sendiri dengan kepent ingan keluarga secara keseluruhan, sedangkan ist eri diharapkan m engakui kepent ingan dan m inat suam i adalah unt uk kepent ingan bersam a. Kekuasaan kepem im pinan dalam keluarga berada dit angan suam i. Perem puan secara t radisional t inggal di rum ah, set elah m enikah perem puan m encurahkan t enaga unt uk suam i dan keluarga.

b. Peran gender m odern

Dalam peran gender m odern, t idak ada lagi pem bagian t ugas yang berdasarkan j enis kelam in secara kaku, kedua j enis kelam in diperlakukan sej aj ar at au sederaj at . Laki- laki m engakui m inat dan kepent ingan perem puan sam a pent ingnya dengan m inat laki- laki, m enghargai kepent ingan pasangannya dalam set iap m asalah rum ah t angga dan m em ut uskan m asalah yang dihadapi secara bersam a- sam a. Perem puan yang berpandangan m odern, berusaha m em usat kan perhat iannya unt uk m encapai m inat nya sendiri yang t idak lebih rendah dari m inat suam i.

Adanya cara pandang yang lebih m odern pada laki- laki dan perem puan m em bent uk m unculnya konsep androgini dalam diri individu. Menurut Bem ( dalam Sears et al, 1991) , androgini adalah suat u ist ilah yang m enggam barkan kesat uan perilaku dan karakt erist ik kepribadian yang secara t radisional dikenal sebagai fem inine dan m askulin. Androginit as dengan dem ikian dapat dilihat sebagai suat u hal yang posit if dan m enj adikan seseorang lebih kaya dalam t ingkah lakunya daripada bila ia hanya m em iliki t ingkah laku salah sat u peran gender saj a.

(15)

m aupun ekspresif, t anpa t erikat pada j enis kelam innya. Seorang yang m enganut konsep androgini dapat m elakukan berbagai peran secara fleksibel.

Dari uraian t ersebut m aka penulis m enyim pulkan bahw a keluarga t radisional m enganggap kedudukan laki- laki lebih dom inan daripada perem puan dan m engharapkan perem puan unt uk berperan sebagai ist eri dan ibu di rum ah. Sedangkan keluarga yang berpandangan m odern m enunj ukkan hubungan ant ara laki- laki dan perem puan yang sifat nya lebih egalit er. Konsep androgini j uga m em iliki cara pandang yang lebih egalit er karena individu t ersebut m em iliki sifat yang cenderung lebih fleksibel dan lebih kaya dalam t ingkah laku.

4 . Aspe k - a spe k Pa n da n ga n Pe r a n Ge n de r

Menurut William & Best ( 1990) , pandangan norm at if m engenai bagaim ana seharusnya hubungan peran ant ara seorang laki- laki dan seorang perem puan, yang dikait kan dengan kult ur budaya disebut sebagai pandangan peran gender (gender

role ideology) . Pandangan ini bervariasi sepanj ang suat u kont inum dim ulai dari

pandangan t radisional sam pai dengan pandangan m odern.

Adapun aspek- aspek pandangan peran gender m enurut Kalin & Tilby ( dalam William & Best , 1990) adalah sebagai berikut :

1) Peran kerj a dari laki- laki dan perem puan.

Aspek di at as m encakup pem bagian peran dalam pekerj aan yang dilakukan ant ara laki- laki dan perem puan dalam perkaw inan.

2) Tanggung j aw ab sebagai orang t ua.

Dalam hal ini m eliput i t anggung j aw ab dan kew aj iban orang t ua t erhadap anak- anaknya, t erhadap m asing- m asing pasangan suam i- ist eri dan

t erhadap pekerj aan rum ah t angga. 3) Hubungan ant ar pribadi

Aspek ini m encakup akt ivit as yang dilakukan baik suam i at aupun ist eri yang berhubungan dengan orang lain selain pasangan t ersebut di dalam perkaw inannya. 4) Peran khusus kodrat perem puan

Aspek ini m enj elaskan peran yang harus dilakukan ist eri sebagai perem puan dalam kedudukannya baik di rum ah t angga m aupun di dalam m asyarakat . 5) Abort us dan Hom oseksualit as

Aspek ini m eliput i sikap yang dit am pilkan dalam berhubungan dengan sesam a j enis dan sikap yang diam bil t erhadap aborsi dalam perkaw inan.

Dari uraian di at as dapat disim pulkan bahw a aspek- aspek yang t erdapat pada pandangan peran gender, ant ara lain adalah :

a. Aspek yang m enj elaskan t ent ang peran kerj a ant ara laki- laki dan perem puan. b. Aspek m engenai t anggung j aw ab orang t ua t erhadap anak- anaknya.

c. Aspek m engenai hubungan ant ar pribadi suam i- ist eri m aupun dengan orang lain. d. Aspek m engenai peran khusus kodrat perem puan sebagai ist eri.

e. Aspek m engenai abort us dan hom oseksualit as.

5 . Fa k t or - fa k t or ya n g M e m pe n ga r u h i Pa n da n ga n Pe r a n Ge n de r a. Masa kanak- kanak

Menurut Hurlock ( 1991) fakt or- fakt or yang m em pengaruhi pandangan peran gender adalah :

1) Orang t ua

(16)

lebih besar pada penent uan peran gender anak. Bagi anak laki- laki, figur ayah bert indak sebagai m odel peran dan bagi anak perem puan figur ayah dij adikan sebagai sum ber pegangan unt uk perset uj uan at au ket idakset uj uan perilaku yang sesuai dengan j enis kelam in anak.

Langlois dan Dow ns ( dalam At kinson, 1994) m engem ukakan bahw a para bapak lebih m em ikirkan perilaku t ipe seks daripada para ibu, t erut am a dalam hal anak laki- laki, dengan bereaksi negat if ket ika anak laki- laki berm ain dengan m ainan fem inin. Sedangkan para bapak kurang m erasa khaw at ir j ika anak perem puan sibuk dengan perm ainan m askulin.

2) Guru

Fagot & Pat t erson ( dalam Berk, 1989) m enyat akan bahw a guru t am an kanak-kanak dan sekolah dasar lebih m em berikan penguat an posit if pada anak perem puan dibandingkan dengan anak laki- laki dalam m em berikan inst ruksi dan akt ivit as berm ain. Hal ini disebabkan karena anak perem puan dapat m em enuhi t unt ut an sepert i ket enangan, kedisplinan dan kepat uhan dibandingkan dengan anak laki- laki. Anak laki- laki cenderung dianggap nakal sehingga akibat nya guru sering m enghukum anak laki- laki.

3) Tem an sebaya

Tem an sebaya m erupakan fakt or yang pent ing dalam pem bent ukan t ingkah laku yang sesuai dengan j enis kelam in. Ket ika anak perem puan dan anak laki- laki m ulai berm ain dan m em bent uk persahabat an dengan t em an sebaya dari j enis kelam in yang sam a, dim ulailah pelaj aran t ent ang j enis kelam in dan t ingkah laku t ert ent u yang berlaku dan diharapkan oleh kelom poknya. Kegagalan bert ingkah laku yang sesuai dengan harapan kelom pok, sering m engakibat kan dit olaknya anak dari kelom pok sebayanya. Kekhaw at iran t erhadap penolakan ini m endorong anak unt uk berusaha m enam pilkan t ingkah laku yang berlaku dalam kelom poknya.

Langlois dan Dow ns ( dalam At kinson, 1994) m enerangkan bahw a anak perem puan t idak keberat an j ika ada anak perem puan lain ikut kegiat an m askulin. Sebaliknya anak laki- laki m engerit ik anak laki- laki lain yang t erlibat dalam kegiat an

anak perem puan m isalnya berm ain dengan boneka, m enangis j ika t erluka, at au m em perlihat kan rasa khaw at ir bila anak yang lebih kecil m enghadapi kesulit an.

4) Media Massa

Buku cerit a anak- anak m aupun buku pelaj aran, um um nya m enggam barkan perem puan dalam peran yang kurang pent ing at aupun peran fem inin yang t radisional, m isalnya m em asak, berbelanj a, m em bersihkan rum ah. Televisi j uga cenderung m enam pilkan acara- acara yang m enggam barkan laki- laki sebagai seorang j agoan yang pandai, agresif, rasional dan selalu m enj adi pem im pin. Sem ent ara perem puan digam barkan sebagai pihak yang pasif, m udah m enangis, kurang m am pu m engat ur keuangan dan senang bergosip. Hal ini sangat besar peranannya sebagai sum ber inform si t ent ang peran gender, yang dipercayai anak bahw a segala sesuat u yang dibaca at au dilihat it u adalah benar. Akan t et api m enurut Cordua, McGraw , dan Drabm an ( dalam At kinson, 1994) , pert unj ukkan t elevisi t idak dapat m enent ang pengalam an hidup yang sebenarnya. Dengan m em iliki seorang ibu yang bekerj a di luar rum ah dan m elihat dokt er perem puan sert a peraw at laki- laki dalam kehidupan nyat a, m eningkat kan kecenderungan anak m enerim a peran yang t idak konvensional.

b. Masa dew asa

Pada m asa dew asa, fakt or- fakt or yang m em pengaruhi pandangan peran gender m enurut Losh- Hesselbart ( dalam St rong & De Vault , 1989) adalah :

1) Pendidikan

(17)

m enj adi lebih liberal dan m engalam i banyak perubahan, m isalnya seorang gadis SMU akan beranggapan bahw a t uj uan ut am a seorang gadis adalah m enj adi popular dim at a rem aj a laki- laki dengan t ubuh yang m enaw an. Di Perguruan Tinggi, perem puan yang disukai adalah yang dapat diaj ak berdiskusi t ent ang polot ik at au hal- hal ilm iah. Perem puan dapat m em ilih karir sebagai dokt er at au hakim , padahal dahulu kebanyakan m em ilih m enj adi guru at au peraw at .

2) Perkaw inan

Harapan dari pasangan dalam perkaw inan m erupakan fakt or yang pent ing dalam m enent ukan peran gender. Suam i biasanya beranggapan bahw a ist eri secara alam iah lebih m andiri dalam hal m em asak, m em bersihkan rum ah, berbelanj a, m engurus anak, nam un dalam perkaw inan akan t erj adi saling m em pengaruhi ant ar suam i- ist eri.

Menurut hasil penelit ian Mirow sky & Ross ( dalam St rong & De Vault , 1989) , w alaupun perem puan m em punyai pekerj aan di luar rum ah, perem puan t et ap dit unt ut unt uk berfungsi penuh sebagai ibu rum ah t angga.

3) Tem pat kerj a

Tem pat kerj a m em punyai pengaruh t ergant ung dari pandangan m anaj er di t em pat individu bekerj a. Pekerj aan dapat m em buat individu lebih akt if, fleksibel,

t erbuka dan dem okrat is, j ika m anaj er m em punyai pandang yang m odern. Jika perem puan m em iliki st at us yang lebih rendah daripada laki- laki dalam pekerj aan, hal

ini lebih disebabkan karena kurangnya kesem pat an unt uk diprom osikan, akibat pandang m anaj er yang t radisional.

Dari uraian di at as dapat disim pulkan bahw a fakt or- fakt or yang m em pengaruhi pandangan peran gender dit ent ukan dari m asa kanak- kanak sam pai m asa dew asa. Orang t ua, guru, t em an sebaya dan m edia m asa m em bent uk pandangan t erhadap peran gender pada m asa kanak- kanak m elalui proses ident ifikasi baik dari cara pola asuhnya m aupun proses im it asi yang dilihat anak. Pendidikan, perkaw inan dan t em pat kerj a m erupakan fakt or yang m em bent uk pandangan t erhadap peran gender pada m asa dew asa, yang pada akhirnya m em bedakan peran ant ara laki- laki dan perem puan.

C. H UBUN GAN AN TARA PAN D AN GAN PERAN GEN D ER D EN GAN KETERLI BATAN SUAM I

D ALAM KEGI ATAN RUM AH TAN GGA.

Dalam penelit ian yang berkait an dengan perkem bangan dan kem aj uan part isipasi kaum perem puan I ndonesia dalam m engisi pem bangunan, perem puan m asih m erupakan penanggung j aw ab ut am a unt uk pekerj aan rum ah t angga m engikut i pola t radisional. I st eri yang bekerj a seringkali t et ap m em iliki t anggung j aw ab ut am a yang sam a besar dengan ist eri yang t idak bekerj a dalam pengasuhan anak dan urusan rum ah t angga. Hal ini dapat m enim bulkan m asalah, karena diket ahui bahw a sem akin banyak beban kerj a berlebihan yang dirasakan, ist eri akan m engalam i kelet ihan dan m udah t ersinggung ( Pleck, dalam St rong & De Vault , 1989) .

Row at t ( 1990) j uga m enam bahkan bahw a suam i- ist eri yang ikut t erlibat berperan dalam urusan rum ah t angga akan lebih m am pu m engat asi konflik- konflik yang t erj adi dalam urusan rum ah t angga t anpa m erugikan salah sat u pihak dan m engurangi adanya st res pada pasangan karier ganda akibat m enum puknya t ugas-t ugas dalam rum ah ugas-t angga.

(18)

bahw a laki- laki adalah sebagai penguasa ut am a rum ah t angga yang m em iliki hak-hak ist im ew a dan ot orit as t erbesar dalam keluarga, m em iliki kedudukan yang lebih t inggi dari perem puan dan lebih dom inan dibanding dengan perem puan dalam m engat ur rum ah t angga sehingga suam i yang berpandangan t radisional kurang bersedia m enerim a t anggung j aw ab yang lebih besar dalam pengerj aan t ugas rum ah t angga dibandingkan suam i dengan pandangan peran gender yang lebih egalit er ( Bird dkk, dalam St rong & De Vault , 1989) . Suam i yang androgini, akan lebih fleksibel dan m am pu m enyesuaikan diri dengan sit uasi yang m enunt ut karakt erist ik fem inin, dapat m enerim a t anggung j aw ab t erhadap pengasuhan anak, penyediaan m akanan dan pem eliharaan rum ah, sehingga m em iliki pandangan yang lebih m odern t erhadap peran gender. Suam i yang m em iliki pandangan peran gender yang m odern, m em iliki kepercayaan bahw a laki- laki dan perem puan adalah set ara dan t erdapat st rukt ur pem bagian kekuasaan yang fleksibel ant ara perem puan dan laki- laki. Oleh karena it u suam i akan lebih dapat m enyesuaikan diri dengan peran ist eri di dalam rum ah dibandingkan dengan suam i yang m em iliki pandangan peran gender t radisional, sehingga dengan adanya pandangan m odern t ersebut suam i akan bersedia m enerim a t anggung j aw ab yang lebih besar dalam kegiat an rum ah t angga.

D . H UBUN GAN AN TARA STATUS I STERI D EN GAN KETERLI BATAN SUAM I D ALAM KEGI ATAN

RUM AH TAN GGA

Adanya st at us ist eri dalam keluarga sepert i bekerj a at aupun t idak bekerj a unt uk m enam bah pem enuhan kebut uhan hidup keluarga m enj adi pengaruh bagi t erlibat t idaknya seorang suam i dalam m elaksanakan at au m enj alankan kegiat an

dalam rum ah t angga.

Blood & Wolfe ( dalam Olson & Miller, 1984) m engat akan bahw a ist eri yang bekerj a di luar rum ah m endapat bant uan dari suam i dalam pekerj aan rut in rum ah

t angga.

Menurut Nyquist et al ( dalam St rong & De Vault , 1989) , bila ist eri sem akin berorient asi ekspresif dan pakar m aka sem akin banyak bant uan yang didapat kan dari suam inya.

St rong & De Vault ( 1989 ) j uga m enam bahkan bahw a bila ist eri m em iliki orient asi karir, m aka suam i akan lebih berpart isipasi dalam pekerj aan rum ah t angga, t erut am a bila penghasilan ist eri lebih besar.

Pendapat di at as didukung oleh Dagun ( 1992) yang m enyat akan bahw a ist eri yang t idak bekerj a m em iliki suam i yang kurang t erlibat dalam kegiat an rum ah t angga karena fungsinya sebagai ist eri hanya berperan unt uk keluarga dan rum ah t angga, sem ent ara suam i pergi dan m encari nafkah yang m engakibat kan suam i m enj adi kurang t erlibat dalam kegiat an rum ah t angga.

(19)

BAB I I I

KESI M PULAN

Berdasarkan konsep t eori yang t elah diuraikan sebelum nya, penulis m em buat suat u kesim pulan sebagai berikut :

1) Ada hubungan ant ara pandangan peran gender dengan ket erlibat an suam i dalam kegiat an rum ah t angga. Suam i yang m em punyai pandangan posit if ( + ) t erhadap peran gender, m em punyai ket erlibat an yang t inggi dalam kegiat an rum ah t angga. Sebaliknya suam i yang m em punyai pandangan negat if ( - ) t erhadap peran gender, m em punyai ket erlibat an yang rendah dalam kegiat an rum ah t angga.

(20)

D AFTAR PUSTAKA

Abdullah, I . ed. 1997. Sangkan Peran Gender. Yogyakart a: Pust aka Pelaj ar.

At kinson, R.L., At kinson, R.C. dan Hilgard, E.R. 1994. Pengant ar Psikologi. Jilid I . Jakart a: Erlangga.

Berk, Laura E. 1989. Child Developm ent . Massachuset t s: Allyn and Bacon. BP- 7 Pusat . 1993. Garis- garis Besar Haluan Negara.

Budim an, A. 1981. Pem bagian Kerj a Secara Seksual. Jakart a: Gram edia. Dagun, S.M. 1992. Maskulin dan Fem inin. Jakart a: Rineka Cipt a.

Duvall, E.M. 1977. Marriage and Fam ily Developm ent . Philadelphia: J.B. Lippincot t Com pany.

Duvall, E.M. and Miller, B.C. 1985. . Marriage and Fam ily Developm ent . New York: Harper and Row Publisher I nc.

Hurlock, Elizabet h B. 1994. Psikologi Perkem bangan, Suat u Pendekat an Sepanj ang Rent ang Kehidupan. Jakart a: Erlangga.

Lam anna, Mary Ann and Riedm an, Agnes. 1981. Marriages and Fam ilies Making Choices Throughout The Life Cycle. California: Wadsw ot h Publishing Com pa- ny.

Landis, J.T. and Landis, M.G. 1970. Personal Adj ust m ent Marriage and Fam ily Living. New Jersey: Prent ice Hall I nc.

Lindzey and Aronson. 1969. The Handbook of Social Psychology . Vol. I . New York: John Wiley and Sons.

Monks, F.J., Knoers, A.M.P. dan Sit i Rahayu Hadit ono. 1991 . Psikologi Perkem - bangan. Yogyakart a: Gadj ah Mada Universit y Press.

Myers, D.G. 1988. Social Psychology, 2nd ed. Canada: John Wiley and Sons.

Olson, D.H. and Miller, B.C. 1984. Fam ily St udies Review Year Book vol. I I . Sage Publicat ion: Beverly Hills/ London/ New Delhi.

Pogr e bin , L.C. 1 9 8 3 . Fa m ily Polit ics, Love a n d Pow e r on a n Fr on t ie r . N e w Yor k : M cGr a w H ill Book Co.

Row at t Jr, G. Wade dan Row at t Mary Jo. 1990. Bila Suam i I st ri Bekerj a. Yogyakar- t a: Kanisius.

Sconzoni, L.D. and John Sconzoni. 1981. Men, Wom en, and Change. USA: McGraw Hill I nc.

(21)

Sevilla, C.G., Ochave, J.A., Punsalan, T.G., Regala, B.P. dan Uriart e G.G. 1993. Pengant ar Met ode Penelit ian. Jakart a: UI - Press.

Sobur, A. dan Sept iaw an. 1999. Renungan Perkaw inan. Jakart a: Puspa Sw ara.

St rong, Bryan and Christ ine De Vault . 1989. The Marriage and Fam ily Experience. St . Paul: West Publishing Com pany.

Walgit o, B. 1984. Bim bingan dan Konseling Perkaw inan. Yogyakart a: Yayasan Penerbit Fakult as Psikologi UGM.

William , J.E. and Best , D.L. 1990. Sex and Psyche, Gender and Self View ed Cross Cult urally. Sage Publicat ions: California/ London/ New Delhi.

Referensi

Dokumen terkait

Venuti (Ed.) The Translation Studies Reader , New York: Routledge.. Discourse Patterns in Spoken and Written Corpora , Amsterdam:

[r]

Thanks to the wide range of scripts and free blogging sites such as blogger.com and wordpress.com anyone can get a blog and they are very easy to use, some people also use blogs as

[r]

500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah) Tahun Anggaran 2017, maka bersama ini kami Kelompok Kerja I Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Daerah Kabupaten Lamandau mengundang

Berdasarkan hasil evaluasi Panitia Pengadaan Barang dan Jasa I PDN, bersama ini diumumkan Hasil Pelelangan Pekerjaan Rehabilitasi/ Renovasi Gedung Perpustakaan I PDN

Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka. o Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain

[r]