KANDUNGAN BUDAYA KHAS MALANG DALAMTAYANGAN TV
LOKAL(Analisis Isi pada Program Berita “Sapu Lidi” ATV Batu)
Oleh: JUNITA NATAPRAWIRA ( 02220163 )
Communication Science Dibuat: 20090401 , dengan 6 file(s).
Keywords: Kandungan, Budaya Jawa khas Malang, Tayangan Berita
ABSTRAK
Unsur budaya selalu tampak dalam gerak langkah masyarakat, termasuk juga dalam model komunikasi. Baik komunikasi secara langsung maupun tak langsung, keduanya menunjukkan warna budaya tersendiri sebagai sesuatu yang khas dan mewarnai pola komunikasi. Salah satu media komunikasi di sini adalah televisi. Maraknya televisi lokal dewasa ini berupaya
memberikan alternatif tontonan bagi masyarakat dengan mengangkat nilainilai budaya khas wilayahnya masingmasing. Demikian juga yang dilakukan ATV Batu dengan program tayangan beritanya, yaitu “Sapu Lidi”. Penulis di sini tertarik untuk mengungkapkan kandungan budaya Jawa khas Malang dalam acara tersebut dengan dasar bahwa suatu tayangan televisi lokal akan jauh lebih baik apabila ia mampu menjadi perwakilan dari kekhasan budaya masyarakat setempat dan juga mengakomodasi apa yang diharapkan oleh masyarakat secara utuh.
Dalam penelitian, penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan analisis isi yang mana bertujuan untuk mengungkapkan kandungan budaya Jawa khas Malang dalam program tayangan berita ”Sapu Lidi” pada Stasiun Televisi ATV Batu – Malang. Untuk memastikan reliabilitas dan validitas, penulis menggunakan metode uji reliabilitas dengan dua koder berdasarkan rumus Holsty.
Pengkodingan dilakukan dengan cara menonton keseluruhan tayangan berita ”Sapu Lidi” edisi 23 Oktober 2007 dan kemudian dari tayangan tersebut dimasukkan dalam kategori guna mengetahui kecenderungan kandungan tema. Dari 4 time frame tersebut, dilakukan pengkodingan kedalam lima kategori yaitu peralatan dan Perlengkapan Hidup (teknologi), Bahasa, kesenian, kepercayaan, dan adat istiadat. Dari hasil penelitian penulis secara audio visual, tayangan program “Sapu Lidi” dapat dikatakan tidak mengandung unsur Budaya Jawa Khas Malang karena pada kategorisasi pada masingmasing time frame yang diukur berdasarkan berita yang dibacakan, yang terpenuhi tidak lebih dari lima puluh persen pada tiap time frame. Kekurangan yang fatal dari tayangan berita “Sapu Lidi” dari perspektif budaya Jawa khas Malang adalah kurangnya ciri khas budaya Malang yang populer, yaitu penggunaan boso walikan, yaitu bahasa Jawa dengan kosakata yang dibalik seperti misalnya kata ‘tidur’ menjadi ‘rudit’, istilah ‘pulang’ menjadi ‘ngalup’ dan sapaan ‘mas’ menjadi ‘sam’, yang mana merupakan ciri khas utama Bahasa Jawa khas gaya Malang. Pada tayangan program berita “Sapu Lidi” juga minim menggunakan citra Singosari yang sangat lekat dengan budaya Malang. Tidak ada tokoh Ken Arok atau relief hiasan yang mengacu pada zaman Singosari. Kedua hal ini merupakan ciri khas budaya Malang yang populer dimanamana, namun kurang diekspos oleh tayangan Berita “Sapu Lidi” pada Stasiun ATV Batu.
berupaya menghadirkan tayangan yang khas dan berkesan akrab dengan warga Malang. Hal ini hendaknya menjadi koreksi bagi stasiun ATV Batu untuk perbaikan program acara tersebut.
ABSTRACT
Culture element always could be seen in society’s step, including communication model. Whether direct or indirect communication, both showed its own color as something special and differ the communication pattern. One of communication media here is television. Rapid growth of local television gave alternative for society by taking their own local characters. It was also done by ATV Batu by their own news program, “Sapu Lidi”. The writer here interested to reveal the contain of Malang local culture character in the program, based on fact that a local television show would be better if it could be representation of local characteristic and accommodate what people hope on it.
In the research, the writer used quantitative descriptive method with contain analysis aimed to reveal Malang local culture character in “Sapu Lidi” News Program at ATV Batu Television Station – Malang. To assure the reliability and validity, the writer used reliability test method by two coder according to Holsty formula.
The coding was done by watching all ”Sapu Lidi” October 23rd 2007 edition news Program and then put into categories to find the tendecy of theme. From the four time frame, there was done a coding into five categories. They were tools and life facility (technology), language, art, religion, and custom. From the research, the program could be said far from Malang local culture
character elements since in each categories of each time frames measured by the news, there not more than 50% Malang local culture character. Fatal deficiency of “Sapu Lidi” news program was there was no popular Malang culture character called Boso Walikan, it was Javanese language with reversed vocabulary, like the word ‘tidur’ became ‘rudit’, ‘pulang’ terms became ‘ngalup’ and ‘mas’ became ‘sam’, which was the most dominant language character used in Malang. In “Sapu Lidi” news program, there was also no Singosari image which was so sticked with Malang culture. Both things were the most popular Malang local culture character, but lack of exposed by “Sapu Lidi” News Program.