TINDAK TUTUR INTEROGATIF
DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR PASIRIAN
KABUPATEN LUMAJANG
SKRIPSI
Disusun oleh
KHAKA ARENGGA PINATA 201010080311126
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016
TINDAK TUTUR INTEROGATIF
DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR PASIRIAN
KABUPATEN LUMAJANG
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Disusun oleh
KHAKA ARENGGA PINATA 201010080311126
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016
iv
Motto
“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan
kesanggupannya.” (Qs. Al-Baqarah: 286)
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih
hati, padahal kamulah orang-orang yg paling tinggi derajatnya, jika
kamu orang-orang yang beriman.”
(Qs. Al-Imran: 139)
v
PERSEMBAHAN
Bapak Nurul Khozani dan Ibu Kusyanik yang aku sayangi dan aku patuhi, serta motivator penting dalam hidupku. Terima kasih Bapak Ibu atas doa, kasih sayang yang beliau berikan dengan tulus ikhlas dan tiada habis-habisnya, membesarkan, menyayangi, membimbing, mendidik, mendukung, perhatian, dan motivasi yang tak pernah henti.
Kakekku Subandi dan Karsono serta nenekku Paeni dan Muslikah, terima kasih atas kasih sayang, doa dan motivasinya.
Tanteku Kusnifah dan Umi Syafi’atul Ummah serta pamanku Agung dan Akhlise, yang telah membantuku, mendukung. Terima kasih atas doa dan motivasinya.
Adikku Sabrina Paramitha yang aku sayangi, terima kasih atas doa, dukungan dan motivasinya.
Mir’atus Hafida yang aku sayang, terima kasih atas doa, dorongan, perhatian yang diberikan setiap waktu, serta motivasi baik secara materil maupun secara spiritual yang mendorong saya untuk selalu berusaha.
Sahabat-sahabatku Agam, Ainur, Ami, Arisqi, Aziz, Bagus Wahyu, Bayu, Endah, Haris Dochi, Lutfi, Nanang, Nelli Mei, Qhilman, Rendy, Rifky, Risky Bli, Rizal, Wahyu, Yudhies, Yongki, Zainul dan semua teman bimbingan senantiasa membantu, mendukung. Terima kasih atas doa dan motivasinya. Teman-teman seperjuang di waktu bimbingan dan kuliah yang selalu saling
membantu, serta teman-teman Bahasa Indonesia angkatan 2010. Semangat dan sukses buat kita semua.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin
Pada tempatNya yang pertama dan utama di hati ini, penulis panjatkan puji
dan rasa syukur kepada Illahi Rabbi Allah SWT. Kemudian shalawat, serta
salamNya mudah-mudahan terlimpah curah kepangkuan baginda Rasulullah Saw,
beserta keluarganya, sahabatnya, dan umatnya yang masih turut dengan ajarannya,
Amin.
Berkat rahmat dan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
yang berjudul: Tindak Tutur Interogatif dalam Transaksi Jual Beli di Pasar
Pasirian Kabupaten Lumajang
Kelancaran proses penulisan skripsi ini berkat bimbingan, arahan, dan
petunjuk serta kerjasama dari berbagai pihak, baik pada tahap persiapan,
penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis dalam kesempatan ini
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
khususnya kepada Ayah dan Ibu yang penulis cintai, senantiasa memberikan
bantuan moril dan materil dorongan sampai selesainya study. Ucapan terima kasih
serta penghargaan setinggi-tingginya penulis sampaikan pula kepada yang
vii
1. Drs. Fauzan, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang
yang telah menyediakan fasilitas guna mendukung penyelesaian
penulisan skripsi.
2. Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Drs. Tuti Kusniarti, M.Si, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Bahasa dan
Sastra Indonesia yang telah memberikan motivasi dalam menyelesaikan
skripsi.
4. Drs. Gigit Mujianto, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang selalu
memberikan arahan, memotivasi dan meluangkan waktu untuk
membimbing dalam penyusunan skripsi.
5. Dr. Ekarini Saraswati, M.Pd, selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan serta pandangan kedepan untuk lebih baik lagi.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia yang
telah banyak memberikan ilmu pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman sebagai bekal penulis untuk menyelesaikan skripsi.
7. Bapak, Ibu, Adik Sasa terima kasih telah senantiasa berdoa dan
memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi.
8. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan dorongan moril
dalam menyelesaikan skripsi.
Semoga amal baik Bapak, Ibu serta semua pihak yang telah membantu
viii
kepuasan, kenikmatan, kesenangan dan rasa syukur yang tiada tara dalam hati
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... ix
ABSTRACT ... x
DAFTAR ISI ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Fokus Masalah ... 9
1.3 Rumusan Masalah ... 9
1.4 Tujuan Penelitian ... 9
1.5 Manfaat Penelitian ... 10
1.5.1 Manfaat Teoritis ... 10
xii
1.6 Penegasan Istilah ...11
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tindak Tutur Interogatif ... 13
2.2 Bentuk Tindak Tutur ... 17
2.3 Fungsi Tindak Tutur ... 22
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode ... 30
3.2 Pendekatan ... 31
3.3 Data dan Sumber Data ... 32
3.4 Instrumen Penelitian ... 33
3.5 Teknik Penelitian ... 35
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data ... 35
3.5.2 Teknik Analisis Data ... 37
3.6 Prosedur Penelitian ... 38
3.6.1 Tahap Awal ... 38
3.6.2 Tahap Pelaksanaan ... 39
3.6.3 Tahap Akhir ... 39
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data ... 41
4.1.1 Analisis Bentuk Tindak Tutur Interogatif ... 41
xiii
4.2 Pembahasan ...77
4.2.1 Bentuk Tindak Tutur Interogatif ... 77
4.2.2 Fungsi Tindak Tutur Interogatif ... 79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 81
5.2 Saran ... 83
DAFTAR PUSTAKA ... 84
87
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Khaidir. 1990. Fungsi dan Peranan Bahasa: Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Asrul, N. 2013. “Tindak Tutur” (Online)
http://asrulnazar.blogspot.com/2013/03/tindak-tutur.html. (diakses 26 Maret 2015).
Darjdjowijojo, Soenjono. 2010. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa
Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Dingin Pagi. 2014. “Tindak Tutur” (Online)
http://dinginp.blogspot.com/2014/06/tindak-tutur_23.html. (diakses 26 Maret 2015)
Huswatul, H. 2013. “Makalah Penelitian Analisis Tidak Tutur” (Online) http://cantikaunesa.blogspot.com/2013/05/makalah-penelitian-analisis-tidak-tutur.html. (diakses 29 April 2015).
Ibrahim S, A. 1986. Analisis Bahasa untuk Pengajaran Bahasa. Surabaya: Usaha Nasional.
Ibrahim S, A. 1993. Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usaha Nasional.
Moleong J, L. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mujianto, Gigit. 2015. Tindak Tutur Guru dalam Pembelajaran Menulis dengan Komposisi Terarah Berdasarkan Tingkat Kognisi Siswa. Jurnal
KEMBARA, 1 (2): 173-197.
Rahardi, Kunjana. 2009. Sosiopragmatik. Yogyakarta: Erlangga.
Samsuri. 1994. Analiss Bahasa. Jakarta: Sapdodadi.
Sudaryanto. 1983. Predikat Objek dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Anggota IKAPI.
Sudaryanto. 1989. Pemanfaatan Potensi Bahasa. Yogyakarta: Kanisius.
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Lumajang merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Jawa Timur.
Kabupaten Lumajang mempunyai dua keaneragaman bahasa yaitu bahasa Jawa
dan bahasa Madura. Pada dasarnya kedua bahasa tersebut sudah menjadi alat
utama dalam berkomunikasi maupun bertransaksi. Pada waktu berkomunikasi
antar sesama, tidak semua orang yang dapat berbahasa Madura mengerti bahasa
Jawa dan juga sebaliknya tidak semua orang yang dapat berbahasa Jawa mengerti
bahasa Madura. Terdapat seorang yang mengerti bahasa Madura tetapi dia tidak
bisa berbicara menggunakan bahasa Madura, begitu pula sebaliknya ada juga
seorang yang dalam arti kata mahir berbahasa Madura tetapi dia sulit berbicara
menggunakan bahasa Jawa. Selain itu, terdapat juga seorang yang mampu
menguasai kedua bahasa tesebut. Menurut Samsuri (1994: 3) mengungkapkan
bahwa pada hakikatnya sudah menjadi kenyataan bahwa bahasa wajar dimiliki
oleh setiap manusia, dan kewajaran ini mungkin menyebabkan bahasa dianggap
sebagai barang sehari-hari yang biasa saja, sehingga tidak perlu mendapat
perhatian yang selayaknya sesuai dengan fungsinya di dalam masyarakat.
Melalui bahasa manusia dapat menerima dan menyampaikan informasi
dari sesama secara sempurna dan dapat dimengerti. Bahasa terdiri atas bahasa
2 dengan sesama setiap hari, sedangkan bahasa tulis banyak digunakan dalam
wacana tulis. Bahasa ialah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan
oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama,
berkomunikasi, dan mengidentifikasi. Bahasa tidak terpisahkan dari manusia dan
mengikuti di dalam setiap pekerjaannya. Mulai saat bangun pagi-pagi sampai jauh
malam waktu ia beristirahat, manusia tidak lepas memakai bahasa, pada waktu
tidurpun tidak jarang ia “memakai bahasa”. Pada waktu manusia kelihatan tidak
berbicara, pada hakekatnya ia masih juga memakai bahasa karena bahasa ialah
alat yang dipakainya untuk membentuk pikiran dan perasaannya, keinginan dan
perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi, dan
bahasa adalah dasar pertama-tama dan paling berurat-berakar dari masyarakat
manusia (Samsuri, 1994: 4).
Di samping bahasa itu milik umum di dalam masyarakat, bahasa
merupakan milik pribadi seorang. Bahasa merupakan tempat pelarian pada waktu
kesunyian, bila hati bertempur melawan kehidupan ini, dan bila rasa pikiran
menjelajahi soal-soal kehidupan, baik di dalam manusia itu sendiri maupun
kehidupan di sekelilingnya. Bahasa memberikan kepada manusia di samping
warisan biologisnya suatu garis kelangsungan yang lain, yang menyebabkan
timbulnya kebudayaan dan akumulasi ilmu pengetahuan. Bagi manusia pada
umumnya penguasaan bahasa pada umumnya merupakan suatu prestasi yang luar
biasa dalam hidupnya. Namun, penguasaan tiap bahasa tidaklah di luar
kemampuan manusia pada umumnya, setiap manusia mempunyai potensi untuk
3 dasarnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, terutama dalam
kehidupan bermasyarakat yang menuntut manusia tersebut berhubungan dan
bekerja sama dengan sesamanya, sehingga untuk memenuhi hasratnya sebagai
makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan orang lain, maka manusia
memerlukan alat yang disebut bahasa. Bahasa memiliki peranan penting dalam
kehidupan manusia, dengan bahasa manusia dapat menyampaikan berbagai
gagasan, pikiran, dan perasaannya (Samsuri, 1994: 7).
Tarigan (2009: 5) menyatakan bahwa manusia mempergunakan bahasa
sebagai sarana komuikasi vital dalam hidup ini. Bahasa adalah salah satu ciri
pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya di dunia ini. Setiap
anggota masyarakat terlibat dalam komunikasi linguistik yang mana di satu pihak
dia bertindak sebagai pembicara dan di pihak lain sebagai penyimak. Dalam
komuikasi yang wajar dan lancar, proses perubahan dari pembicara menjadi
penyimak, dari penyimak menjadi pembicara, begitu cepat terasa sebagai suatu
peristiwa biasa dan wajar, yang bagi kebanyakan orang perlu dipermasalahkan
apalagi dianalisis dan ditelaah.
Penggunaan bahasa dalam berkomunikasi memerlukan dua sarana penting,
yakni sarana linguistik dan pragmatik. Sarana linguistik berkaitan dengan
ketepatan bentuk dan struktur bahasa, sedangkan sarana pragmatik berkaitan
dengan kecocokan bentuk dan struktur dengan konteks penggunaannya. Kendala
pada sarana linguistik lebih sering dihadapi oleh pelajar bahasa Indonesia pemula,
sedangkan sarana pragmatik lebih sering menjadi kendala bagi pebelajar tingkat
4 bahasa merupakan sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah
komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Di sisi lain bahasa
juga bersifat dinamis, maksudnya, bahasa itu tidak terlepas dari berbagai
kemungkinan perubahan yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Perubahan itu dapat
terjadi pada tataran fonologis, morfologis, sintaksis, semantik, dan leksikon.
Bahasa juga merupakan alat interaksi sosial atau alat komunikasi manusia. Dalam
konteks yang terakhir ini, diakui bahwa manusia dapat juga menggunakan alat
lain untuk berkomunikasi, tetapi tampaknya bahasa merupakan alat komunikasi
yang paling baik di antara alat-alat komunikasi lainnya. Apalagi bila
dibandingkan dengan alat komunikasi yang digunakan makhluk sosial lain, yakni
hewan. Dalam setiap komunikasi manusia saling menyampaikan informasi yang
dapat berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan, maupun emosi secara langsung.
Maka dari itu dalam setiap proses komunikasi ini terjadilah apa yang disebut
“peristiwa tutur” dan “tindak tutur” dalam satu “situasi tutur”.
Tindak tutur sebenarnya merupakan salah satu fenomena dalam masalah
yang lebih luas, yang dikenal dengan istilah pragmatik. Para pakar pragmatik
mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda. Yule (2006: 178) menyebutkan
empat definisi pragmatik, yaitu bidang yang mengkaji makna pembicara, bidang
yang mengkaji makna menurut konteksnya, bidang yang, melebihi kajian tentang
makna yang diujarkan, mengkaji makna yang dikomunikasikan atau
terkomunikasikan oleh pembicara, dan bidang yang mengkaji bentuk ekspresi
menurut jarak sosial yang membatasi partisipan yang terlibat dalam percakapan
5 Tindak tutur adalah salah satu kegiatan fungsional manusia sebagai
makhluk berbahasa. Karena sifatnya yang fungsional, setiap manusia selalu
berupaya melakukannya dengan sebaik-baiknya, baik melalui pemerolehan
(acquisition) maupun pembelajaran (learning). Kegiatan pemerolehan bahasa
dapat dikembangkan, baik melalui lisan maupun tulisan. Aneka cara tersebut
memiliki prasyarat berbeda. Kegiatan lisan cenderung bersifat praktis, sedangkan
kegiatan tulisan bersifat formal (Ibrahim, 1993: 4).
Tindak tutur dalam ujaran suatu kalimat merupakan penentu makna
kalimat itu. Namun, makna suatu kalimat tidak ditentukan oleh satu-satunya
tindak tutur seperti yang berlaku dalam kalimat yang sedang diujarkan itu, tetapi
selalu terdapat kemungkinan untuk menyatakan secara tepat apa yang dimaksud
oleh penuturnya. Oleh sebab itu, sangat mungkin dalam setiap tindak tutur
penutur menuturkan kalimat yang unik karena berusaha menyesuaikan ujaran
dengan konteksnya(Ibrahim, 1993: 4).
Asumsi dasar penelitian ini berawal dari menariknya percakapan antara
penjual dan pembeli di pasar Pasirian yang sedang melakukan transkasi jual beli
atau tawar menawar harga. Bahasa pedagang memiliki keunikan tersendiri,
pemakaian bahasa yang digunakan pedagang di pasar dalam peristiwa tutur
mempunyai bentuk dan tujuan tertentu tanpa adanya rencana sebelumnya,
sehingga bahasa yang digunakan keluar secara spontan. Pedagang menggunakan
tuturan yang dapat menarik perhatian pembeli agar mau membeli dagangannya.
Pedagang berupaya meyakinkan pembeli bahwa dagangannya dapat dijamin
6 berlangsung dengan lancar. Antara penjual dan pembeli, keduanya memiliki
kemampuan untuk menawar. Mereka berhak melakukan proses
tawar-menawar selama terjadi kesepakatan. Pedagang selalu berusaha tawar-menawarkan
barang dagangannya kepada pembeli. Biasanya pedagang menggunakan tuturan
menawarkan, berjanji, berniat dan bersumpah. Beberapa tindak tutur tersebut
disebut juga dengan tindak interogatif. Dari percakapan antara penjual dan
pembeli tersebut peneliti dapat merumuskan masalah dimana yang menjadi
permasalahan utama dalam membahas tindak tutur interogatif.
Pada percakapan antara penjual dan pembeli di pasar ada yang memakai
percakapan yang sopan dan ada juga yang tidak. Pedagang cenderung
menggunakan bahasa Jawa Tulen atau tindak interogatif yang baik dan sopan
apabila menjumpai pembeli yang belum dikenal atau yang memiliki status sosial
tinggi di masyarakat, sedangkan pada pembeli yang sudah dikenal, pihak
pedagang maupun pembeli melakukan proses tindak tutur dengan memakai
bahasa seadanya atau tindak interogatif yang tidak memenuhi prinsip kesopanan
yang seharusnya diperhatikan dalam komunikasi seperti halnya bahasa Jawa yang
cenderung kasar ataupun bisa juga pedangang menggunakan bahasa Madura. Jadi,
dapat diketahui bahwa status sosial dan keakraban sangat menentukan bahasa
yang digunakan dalam komunikasi.
Penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya pada tahun 2014 oleh Nur
Fita dengan judul Tindak Kesatuan Komisif pada Pedagang di Pasar Tradisional
Ngawi:Kajian Pragmatik. Berikutnya, pada tahun 2012 oleh Arta Normiani
7 Kelua Kabupaten Tabalong. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Nur Fita
yaitu terletak pada teori. Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian Nur Fita
yaitu terletak pada aspek yang dikaji yaitu tindak tutur. Nur Fita mengkaji tindak
kesatuan komisif dimana peneliti tersebut mengkaji tentang tindak tutur yang
mengikat penuturnya untuk melaksanakan segala hal yang disebutkan dalam
ujarannya, misalnya bersumpah, berjanji, mengancam, menyatakan kesanggupan,
dan berkaul. Sedangkan Arta Normiani hanya mengkaji tentang kesatuan
berbahasa dimana peneliti mengkaji tentang dialek.
Alasan peneliti mengambil judul “Tindak Tutur Interogatif dalam
Transaksi Jual Beli di Pasar Pasirian Kabupaten Lumajang”. Peneliti tertarik
untuk meneliti tindak tutur yang dilakukan oleh pedagang dan pembeli di pasar
Pasirian dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Bahasa dalam bertansaksi
antara pedagang dan pembeli menarik untuk diteliti karena bahasa pedagang
memiliki keunikan tersendiri. Pemakaian bahasa yang digunakan pedagang di
pasar dalam peristiwa tutur mempunyai bentuk dan tujuan tertentu tanpa adanya
rencana sebelumnya, sehingga bahasa yang digunakan keluar secara spontan.
Pedagang menggunakan tuturan yang dapat menarik perhatian pembeli agar mau
membeli dagangannya. Peneliti hanya melakukan penelitian pada bagaimana
bentuk tindak tutur interogatif dalam transaksi jual beli di pasar Pasirian dan
bagaimana fungsi tindak tutur interogatif dalam transaksi jaul beli di pasar
Pasirian Kabupaten Lumajang.
Keunikan dari penelitian ini mengungkapkan bahwa bahasa pedagang
8 pasar dalam peristiwa tuturan mempunyai tujuan tertentu tanpa adanya rencana
sebelumnya, sehingga bahasa yang digunakan keluar secara spontan. Pedagang
menggunakan tuturan yang dapat menarik perhatian pembeli agar mau membeli
dagangannya. Selain itu, terdapat juga dua bahasa yang berbeda yaitu bahasa Jawa
dan Madura pada waktu proses transaksi jual beli di pasar. Adapun keunikan
lainnya yaitu pedagang mengawali dan menawarkan barang dagangannya pada
pembeli dengan menggunakan bahasa Madura, sedangkan pembeli mengerti
bahasa tersebut tetapi dia tidak bisa berbicara menggunakan bahasa Madura dan
pembeli menjawab atau menanggapinnya menggunakan bahasa Jawa. Begitu pula
sebaliknya dengan penjual yang mengerti bahasa Jawa tetapi dia juga tidak bisa
berbicara menggunakan bahasa Jawa. Keunikan selanjutnya, ketika komunikasi
atau interaksi dalam proses transaksi jual beli tersebut berjalan tidak lancar, maka
jalan satu-satunya yang dilakukan oleh penjual dan pembeli adalah dengan
menggunakan bahasa kesatuan yaitu bahasa Indonesia.
Sebagai anggota masyarakat secara langsung kita terlibat dalam proses
komunikasi dengan anggota masyarakat lain. Beberapa tindak tutur yang
disebutkan di atas dapat digunakan untuk memperlancar kegiatan komunikasi di
dalam masyarakat. Peneliti akan memfokuskan penelitian pada tindak tutur
9 1.2 Fokus Masalah
Untuk melakukan penelitian yang lebih detail maka dalam penelitian ini
perlu dikemukakan tentang fokus penelitian, fokus penelitian ini adalah “Tindak
Tutur Interogatif dalam Transaksi Jual Beli di Pasar Pasirian Kabupaten
Lumajang”.
1.3 Rumusan Masalah
Untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang akan dicari
jawabannya dalam penelitian, atau sebagai pertanyaan yang lengkap dan terinci
mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan fokus masalah.
Rumusan masalah yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah:
a. Bagaimana bentuk tindak tutur interogatif dalam transaksi jual beli di pasar
Pasirian Kabupaten Lumajang?
b. Bagaimana fungsi tindak tutur interogatif dalam transaksi jaul beli di pasar
Pasirian Kabupaten Lumajang?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya
suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai dan digunakan untuk mencari
data. Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah:
a. Mendeskripsikan bentuk tindak tutur interogatif dalam transaksi jual beli di
10 b. Mendeskripsikan fungsi tindak tutur interogatif dalam transaksi jual beli di
pasar Pasirian Kabupaten Lumajang.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian mengacu pada apa yang diberikan penelitian kepada
bidang ilmu tertentu, instansi, masyarakat, dan semua pihak yang terlibat dalam
ilmu-ilmu terapan yang terkait. Manfaat penelitian ini dapat dibagi menjadi dua
macam, yaitu manfaat secara teoritis dan secara praktis.
1.5.1 Manfaat Teoritis
Adapun manfaat teoritis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Penelitian ini diharapkan dapat menunjang terhadap pengembangan teori
tindak tutur.
b. Penelitian ini diharapkan dapat membantu peneliti dalam memahami dan
menganalisis kajian tindak tutur.
c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam
dunia bahasa terkait dengan penelitian tindak tutur interogatif dalam transaksi
jual beli di pasar Pasirian Kabupaten Lumajang.
1.5.2 Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk membantu proses menganalisis suatu kajian tindak tutur khususnya di
11 b. Untuk memudahkan peniliti dalam menganalisis tindak tutur interogatif.
c. Untuk memudahkan mahasiswa dalam memahami kajian pragmatik.
d. Untuk menambah ilmu, pengalaman, dan pengetahuan dalam mengkaji
permasalahan tentang tindak tutur interogatif dalam transaksi jual beli di
pasar.
1.6 Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman pengertian terhadap istilah-istilah yang
ada dalam penelitian ini, perlu adanya penegasan istilah. Istilah-istilah tersebut
antara lain sebagai berikut.
a. Searle (dalam Ibrahim, 1993: 7) menyatakan bahwa tindak tutur adalah unit
dasar dari komunikasi. Ia berpendapat bahwa komunikasi bahasa bukan
sekadar lambang kata atau kalimat, tetapi akan lebih tepat apabila disebut
produk atau hasil lambang, kata atau kalimat yang berwujud perilaku tindak
tutur.
b. Kalimat interogatif adalah kalimat yang isinya meminta agar pendengar atau
orang yang mendengar kalimat itu untuk memberi jawaban secara lisan
(Ibrahim, 1993: 3).
c. Ibrahim (1993: 3) menyatakan bahwa kalimat interogatif adalah kalimat yang
di dalamnya berisi pertanyaan. Berfungsi untuk bertanya atau meminta
informasi tentang suatu hal pada orang lain. Kalimat interogatif dapat dibagi
menjadi kalimat interogatif yang membutuhkan jawaban “ya” atau “tidak”
12 Contoh kalimat interogatif yang membutuhkan jawaban “ya” atau “tidak” :
“Apakah kamu mengenali orang yang berdiri di depanmu itu?”
Contoh kalimat interogatif yang membutuhkan jawaban berupa informasi :
“Berapa harga bawang putih sekilo?”.
d. Transaksi merupakan suatu proses jual beli yang bisa terjadi kapan dan
dimana saja. Selain itu, transaksi juga merupakan kesepakatan dalam kegiatan
jual beli. Syarat terjadinya transaksi adalah ada barang yang diperjual belikan,
ada pedagang, ada pembeli, ada kesepakatan harga barang, dan tidak ada
paksaan dari pihak manapun. Selain di pasar transaksi juga bisa terjadi di
bank, sekolah, pinggir jalan, dan bahkan di dalam toko. Dalam proses
transaksi jual beli di pasar, penjual yang paling utama dalam mengawali
proses transaksi dengan cara menawarkan barang dagangannya pada pembeli,
dan setelah itu pembeli menawar barang dagangan tersebut (Tarigan, 2009: