• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINDAK TUTUR INTEROGATIF DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR PASIRIAN KABUPATEN LUMAJANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINDAK TUTUR INTEROGATIF DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR PASIRIAN KABUPATEN LUMAJANG"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

TINDAK TUTUR INTEROGATIF

DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR PASIRIAN

KABUPATEN LUMAJANG

SKRIPSI

Disusun oleh

KHAKA ARENGGA PINATA 201010080311126

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016

(2)

TINDAK TUTUR INTEROGATIF

DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR PASIRIAN

KABUPATEN LUMAJANG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Disusun oleh

KHAKA ARENGGA PINATA 201010080311126

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016

(3)
(4)
(5)
(6)

iv

Motto

“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan

kesanggupannya.” (Qs. Al-Baqarah: 286)

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih

hati, padahal kamulah orang-orang yg paling tinggi derajatnya, jika

kamu orang-orang yang beriman.”

(Qs. Al-Imran: 139)

(7)

v

PERSEMBAHAN

 Bapak Nurul Khozani dan Ibu Kusyanik yang aku sayangi dan aku patuhi, serta motivator penting dalam hidupku. Terima kasih Bapak Ibu atas doa, kasih sayang yang beliau berikan dengan tulus ikhlas dan tiada habis-habisnya, membesarkan, menyayangi, membimbing, mendidik, mendukung, perhatian, dan motivasi yang tak pernah henti.

 Kakekku Subandi dan Karsono serta nenekku Paeni dan Muslikah, terima kasih atas kasih sayang, doa dan motivasinya.

 Tanteku Kusnifah dan Umi Syafi’atul Ummah serta pamanku Agung dan Akhlise, yang telah membantuku, mendukung. Terima kasih atas doa dan motivasinya.

 Adikku Sabrina Paramitha yang aku sayangi, terima kasih atas doa, dukungan dan motivasinya.

 Mir’atus Hafida yang aku sayang, terima kasih atas doa, dorongan, perhatian yang diberikan setiap waktu, serta motivasi baik secara materil maupun secara spiritual yang mendorong saya untuk selalu berusaha.

 Sahabat-sahabatku Agam, Ainur, Ami, Arisqi, Aziz, Bagus Wahyu, Bayu, Endah, Haris Dochi, Lutfi, Nanang, Nelli Mei, Qhilman, Rendy, Rifky, Risky Bli, Rizal, Wahyu, Yudhies, Yongki, Zainul dan semua teman bimbingan senantiasa membantu, mendukung. Terima kasih atas doa dan motivasinya.  Teman-teman seperjuang di waktu bimbingan dan kuliah yang selalu saling

membantu, serta teman-teman Bahasa Indonesia angkatan 2010. Semangat dan sukses buat kita semua.

(8)

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin

Pada tempatNya yang pertama dan utama di hati ini, penulis panjatkan puji

dan rasa syukur kepada Illahi Rabbi Allah SWT. Kemudian shalawat, serta

salamNya mudah-mudahan terlimpah curah kepangkuan baginda Rasulullah Saw,

beserta keluarganya, sahabatnya, dan umatnya yang masih turut dengan ajarannya,

Amin.

Berkat rahmat dan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

yang berjudul: Tindak Tutur Interogatif dalam Transaksi Jual Beli di Pasar

Pasirian Kabupaten Lumajang

Kelancaran proses penulisan skripsi ini berkat bimbingan, arahan, dan

petunjuk serta kerjasama dari berbagai pihak, baik pada tahap persiapan,

penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis dalam kesempatan ini

menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

khususnya kepada Ayah dan Ibu yang penulis cintai, senantiasa memberikan

bantuan moril dan materil dorongan sampai selesainya study. Ucapan terima kasih

serta penghargaan setinggi-tingginya penulis sampaikan pula kepada yang

(9)

vii

1. Drs. Fauzan, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang

yang telah menyediakan fasilitas guna mendukung penyelesaian

penulisan skripsi.

2. Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Drs. Tuti Kusniarti, M.Si, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Bahasa dan

Sastra Indonesia yang telah memberikan motivasi dalam menyelesaikan

skripsi.

4. Drs. Gigit Mujianto, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang selalu

memberikan arahan, memotivasi dan meluangkan waktu untuk

membimbing dalam penyusunan skripsi.

5. Dr. Ekarini Saraswati, M.Pd, selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan serta pandangan kedepan untuk lebih baik lagi.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia yang

telah banyak memberikan ilmu pengetahuan, keterampilan dan

pengalaman sebagai bekal penulis untuk menyelesaikan skripsi.

7. Bapak, Ibu, Adik Sasa terima kasih telah senantiasa berdoa dan

memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi.

8. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan dorongan moril

dalam menyelesaikan skripsi.

Semoga amal baik Bapak, Ibu serta semua pihak yang telah membantu

(10)

viii

kepuasan, kenikmatan, kesenangan dan rasa syukur yang tiada tara dalam hati

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Fokus Masalah ... 9

1.3 Rumusan Masalah ... 9

1.4 Tujuan Penelitian ... 9

1.5 Manfaat Penelitian ... 10

1.5.1 Manfaat Teoritis ... 10

(12)

xii

1.6 Penegasan Istilah ...11

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tindak Tutur Interogatif ... 13

2.2 Bentuk Tindak Tutur ... 17

2.3 Fungsi Tindak Tutur ... 22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode ... 30

3.2 Pendekatan ... 31

3.3 Data dan Sumber Data ... 32

3.4 Instrumen Penelitian ... 33

3.5 Teknik Penelitian ... 35

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.5.2 Teknik Analisis Data ... 37

3.6 Prosedur Penelitian ... 38

3.6.1 Tahap Awal ... 38

3.6.2 Tahap Pelaksanaan ... 39

3.6.3 Tahap Akhir ... 39

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data ... 41

4.1.1 Analisis Bentuk Tindak Tutur Interogatif ... 41

(13)

xiii

4.2 Pembahasan ...77

4.2.1 Bentuk Tindak Tutur Interogatif ... 77

4.2.2 Fungsi Tindak Tutur Interogatif ... 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 81

5.2 Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 84

(14)

87

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Khaidir. 1990. Fungsi dan Peranan Bahasa: Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Asrul, N. 2013. “Tindak Tutur” (Online)

http://asrulnazar.blogspot.com/2013/03/tindak-tutur.html. (diakses 26 Maret 2015).

Darjdjowijojo, Soenjono. 2010. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa

Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Dingin Pagi. 2014. “Tindak Tutur” (Online)

http://dinginp.blogspot.com/2014/06/tindak-tutur_23.html. (diakses 26 Maret 2015)

Huswatul, H. 2013. “Makalah Penelitian Analisis Tidak Tutur” (Online) http://cantikaunesa.blogspot.com/2013/05/makalah-penelitian-analisis-tidak-tutur.html. (diakses 29 April 2015).

Ibrahim S, A. 1986. Analisis Bahasa untuk Pengajaran Bahasa. Surabaya: Usaha Nasional.

Ibrahim S, A. 1993. Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usaha Nasional.

Moleong J, L. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mujianto, Gigit. 2015. Tindak Tutur Guru dalam Pembelajaran Menulis dengan Komposisi Terarah Berdasarkan Tingkat Kognisi Siswa. Jurnal

KEMBARA, 1 (2): 173-197.

Rahardi, Kunjana. 2009. Sosiopragmatik. Yogyakarta: Erlangga.

Samsuri. 1994. Analiss Bahasa. Jakarta: Sapdodadi.

Sudaryanto. 1983. Predikat Objek dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Anggota IKAPI.

Sudaryanto. 1989. Pemanfaatan Potensi Bahasa. Yogyakarta: Kanisius.

Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa.

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Lumajang merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Jawa Timur.

Kabupaten Lumajang mempunyai dua keaneragaman bahasa yaitu bahasa Jawa

dan bahasa Madura. Pada dasarnya kedua bahasa tersebut sudah menjadi alat

utama dalam berkomunikasi maupun bertransaksi. Pada waktu berkomunikasi

antar sesama, tidak semua orang yang dapat berbahasa Madura mengerti bahasa

Jawa dan juga sebaliknya tidak semua orang yang dapat berbahasa Jawa mengerti

bahasa Madura. Terdapat seorang yang mengerti bahasa Madura tetapi dia tidak

bisa berbicara menggunakan bahasa Madura, begitu pula sebaliknya ada juga

seorang yang dalam arti kata mahir berbahasa Madura tetapi dia sulit berbicara

menggunakan bahasa Jawa. Selain itu, terdapat juga seorang yang mampu

menguasai kedua bahasa tesebut. Menurut Samsuri (1994: 3) mengungkapkan

bahwa pada hakikatnya sudah menjadi kenyataan bahwa bahasa wajar dimiliki

oleh setiap manusia, dan kewajaran ini mungkin menyebabkan bahasa dianggap

sebagai barang sehari-hari yang biasa saja, sehingga tidak perlu mendapat

perhatian yang selayaknya sesuai dengan fungsinya di dalam masyarakat.

Melalui bahasa manusia dapat menerima dan menyampaikan informasi

dari sesama secara sempurna dan dapat dimengerti. Bahasa terdiri atas bahasa

(16)

2 dengan sesama setiap hari, sedangkan bahasa tulis banyak digunakan dalam

wacana tulis. Bahasa ialah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan

oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama,

berkomunikasi, dan mengidentifikasi. Bahasa tidak terpisahkan dari manusia dan

mengikuti di dalam setiap pekerjaannya. Mulai saat bangun pagi-pagi sampai jauh

malam waktu ia beristirahat, manusia tidak lepas memakai bahasa, pada waktu

tidurpun tidak jarang ia “memakai bahasa”. Pada waktu manusia kelihatan tidak

berbicara, pada hakekatnya ia masih juga memakai bahasa karena bahasa ialah

alat yang dipakainya untuk membentuk pikiran dan perasaannya, keinginan dan

perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi, dan

bahasa adalah dasar pertama-tama dan paling berurat-berakar dari masyarakat

manusia (Samsuri, 1994: 4).

Di samping bahasa itu milik umum di dalam masyarakat, bahasa

merupakan milik pribadi seorang. Bahasa merupakan tempat pelarian pada waktu

kesunyian, bila hati bertempur melawan kehidupan ini, dan bila rasa pikiran

menjelajahi soal-soal kehidupan, baik di dalam manusia itu sendiri maupun

kehidupan di sekelilingnya. Bahasa memberikan kepada manusia di samping

warisan biologisnya suatu garis kelangsungan yang lain, yang menyebabkan

timbulnya kebudayaan dan akumulasi ilmu pengetahuan. Bagi manusia pada

umumnya penguasaan bahasa pada umumnya merupakan suatu prestasi yang luar

biasa dalam hidupnya. Namun, penguasaan tiap bahasa tidaklah di luar

kemampuan manusia pada umumnya, setiap manusia mempunyai potensi untuk

(17)

3 dasarnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, terutama dalam

kehidupan bermasyarakat yang menuntut manusia tersebut berhubungan dan

bekerja sama dengan sesamanya, sehingga untuk memenuhi hasratnya sebagai

makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan orang lain, maka manusia

memerlukan alat yang disebut bahasa. Bahasa memiliki peranan penting dalam

kehidupan manusia, dengan bahasa manusia dapat menyampaikan berbagai

gagasan, pikiran, dan perasaannya (Samsuri, 1994: 7).

Tarigan (2009: 5) menyatakan bahwa manusia mempergunakan bahasa

sebagai sarana komuikasi vital dalam hidup ini. Bahasa adalah salah satu ciri

pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya di dunia ini. Setiap

anggota masyarakat terlibat dalam komunikasi linguistik yang mana di satu pihak

dia bertindak sebagai pembicara dan di pihak lain sebagai penyimak. Dalam

komuikasi yang wajar dan lancar, proses perubahan dari pembicara menjadi

penyimak, dari penyimak menjadi pembicara, begitu cepat terasa sebagai suatu

peristiwa biasa dan wajar, yang bagi kebanyakan orang perlu dipermasalahkan

apalagi dianalisis dan ditelaah.

Penggunaan bahasa dalam berkomunikasi memerlukan dua sarana penting,

yakni sarana linguistik dan pragmatik. Sarana linguistik berkaitan dengan

ketepatan bentuk dan struktur bahasa, sedangkan sarana pragmatik berkaitan

dengan kecocokan bentuk dan struktur dengan konteks penggunaannya. Kendala

pada sarana linguistik lebih sering dihadapi oleh pelajar bahasa Indonesia pemula,

sedangkan sarana pragmatik lebih sering menjadi kendala bagi pebelajar tingkat

(18)

4 bahasa merupakan sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah

komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Di sisi lain bahasa

juga bersifat dinamis, maksudnya, bahasa itu tidak terlepas dari berbagai

kemungkinan perubahan yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Perubahan itu dapat

terjadi pada tataran fonologis, morfologis, sintaksis, semantik, dan leksikon.

Bahasa juga merupakan alat interaksi sosial atau alat komunikasi manusia. Dalam

konteks yang terakhir ini, diakui bahwa manusia dapat juga menggunakan alat

lain untuk berkomunikasi, tetapi tampaknya bahasa merupakan alat komunikasi

yang paling baik di antara alat-alat komunikasi lainnya. Apalagi bila

dibandingkan dengan alat komunikasi yang digunakan makhluk sosial lain, yakni

hewan. Dalam setiap komunikasi manusia saling menyampaikan informasi yang

dapat berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan, maupun emosi secara langsung.

Maka dari itu dalam setiap proses komunikasi ini terjadilah apa yang disebut

“peristiwa tutur” dan “tindak tutur” dalam satu “situasi tutur”.

Tindak tutur sebenarnya merupakan salah satu fenomena dalam masalah

yang lebih luas, yang dikenal dengan istilah pragmatik. Para pakar pragmatik

mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda. Yule (2006: 178) menyebutkan

empat definisi pragmatik, yaitu bidang yang mengkaji makna pembicara, bidang

yang mengkaji makna menurut konteksnya, bidang yang, melebihi kajian tentang

makna yang diujarkan, mengkaji makna yang dikomunikasikan atau

terkomunikasikan oleh pembicara, dan bidang yang mengkaji bentuk ekspresi

menurut jarak sosial yang membatasi partisipan yang terlibat dalam percakapan

(19)

5 Tindak tutur adalah salah satu kegiatan fungsional manusia sebagai

makhluk berbahasa. Karena sifatnya yang fungsional, setiap manusia selalu

berupaya melakukannya dengan sebaik-baiknya, baik melalui pemerolehan

(acquisition) maupun pembelajaran (learning). Kegiatan pemerolehan bahasa

dapat dikembangkan, baik melalui lisan maupun tulisan. Aneka cara tersebut

memiliki prasyarat berbeda. Kegiatan lisan cenderung bersifat praktis, sedangkan

kegiatan tulisan bersifat formal (Ibrahim, 1993: 4).

Tindak tutur dalam ujaran suatu kalimat merupakan penentu makna

kalimat itu. Namun, makna suatu kalimat tidak ditentukan oleh satu-satunya

tindak tutur seperti yang berlaku dalam kalimat yang sedang diujarkan itu, tetapi

selalu terdapat kemungkinan untuk menyatakan secara tepat apa yang dimaksud

oleh penuturnya. Oleh sebab itu, sangat mungkin dalam setiap tindak tutur

penutur menuturkan kalimat yang unik karena berusaha menyesuaikan ujaran

dengan konteksnya(Ibrahim, 1993: 4).

Asumsi dasar penelitian ini berawal dari menariknya percakapan antara

penjual dan pembeli di pasar Pasirian yang sedang melakukan transkasi jual beli

atau tawar menawar harga. Bahasa pedagang memiliki keunikan tersendiri,

pemakaian bahasa yang digunakan pedagang di pasar dalam peristiwa tutur

mempunyai bentuk dan tujuan tertentu tanpa adanya rencana sebelumnya,

sehingga bahasa yang digunakan keluar secara spontan. Pedagang menggunakan

tuturan yang dapat menarik perhatian pembeli agar mau membeli dagangannya.

Pedagang berupaya meyakinkan pembeli bahwa dagangannya dapat dijamin

(20)

6 berlangsung dengan lancar. Antara penjual dan pembeli, keduanya memiliki

kemampuan untuk menawar. Mereka berhak melakukan proses

tawar-menawar selama terjadi kesepakatan. Pedagang selalu berusaha tawar-menawarkan

barang dagangannya kepada pembeli. Biasanya pedagang menggunakan tuturan

menawarkan, berjanji, berniat dan bersumpah. Beberapa tindak tutur tersebut

disebut juga dengan tindak interogatif. Dari percakapan antara penjual dan

pembeli tersebut peneliti dapat merumuskan masalah dimana yang menjadi

permasalahan utama dalam membahas tindak tutur interogatif.

Pada percakapan antara penjual dan pembeli di pasar ada yang memakai

percakapan yang sopan dan ada juga yang tidak. Pedagang cenderung

menggunakan bahasa Jawa Tulen atau tindak interogatif yang baik dan sopan

apabila menjumpai pembeli yang belum dikenal atau yang memiliki status sosial

tinggi di masyarakat, sedangkan pada pembeli yang sudah dikenal, pihak

pedagang maupun pembeli melakukan proses tindak tutur dengan memakai

bahasa seadanya atau tindak interogatif yang tidak memenuhi prinsip kesopanan

yang seharusnya diperhatikan dalam komunikasi seperti halnya bahasa Jawa yang

cenderung kasar ataupun bisa juga pedangang menggunakan bahasa Madura. Jadi,

dapat diketahui bahwa status sosial dan keakraban sangat menentukan bahasa

yang digunakan dalam komunikasi.

Penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya pada tahun 2014 oleh Nur

Fita dengan judul Tindak Kesatuan Komisif pada Pedagang di Pasar Tradisional

Ngawi:Kajian Pragmatik. Berikutnya, pada tahun 2012 oleh Arta Normiani

(21)

7 Kelua Kabupaten Tabalong. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Nur Fita

yaitu terletak pada teori. Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian Nur Fita

yaitu terletak pada aspek yang dikaji yaitu tindak tutur. Nur Fita mengkaji tindak

kesatuan komisif dimana peneliti tersebut mengkaji tentang tindak tutur yang

mengikat penuturnya untuk melaksanakan segala hal yang disebutkan dalam

ujarannya, misalnya bersumpah, berjanji, mengancam, menyatakan kesanggupan,

dan berkaul. Sedangkan Arta Normiani hanya mengkaji tentang kesatuan

berbahasa dimana peneliti mengkaji tentang dialek.

Alasan peneliti mengambil judul “Tindak Tutur Interogatif dalam

Transaksi Jual Beli di Pasar Pasirian Kabupaten Lumajang”. Peneliti tertarik

untuk meneliti tindak tutur yang dilakukan oleh pedagang dan pembeli di pasar

Pasirian dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Bahasa dalam bertansaksi

antara pedagang dan pembeli menarik untuk diteliti karena bahasa pedagang

memiliki keunikan tersendiri. Pemakaian bahasa yang digunakan pedagang di

pasar dalam peristiwa tutur mempunyai bentuk dan tujuan tertentu tanpa adanya

rencana sebelumnya, sehingga bahasa yang digunakan keluar secara spontan.

Pedagang menggunakan tuturan yang dapat menarik perhatian pembeli agar mau

membeli dagangannya. Peneliti hanya melakukan penelitian pada bagaimana

bentuk tindak tutur interogatif dalam transaksi jual beli di pasar Pasirian dan

bagaimana fungsi tindak tutur interogatif dalam transaksi jaul beli di pasar

Pasirian Kabupaten Lumajang.

Keunikan dari penelitian ini mengungkapkan bahwa bahasa pedagang

(22)

8 pasar dalam peristiwa tuturan mempunyai tujuan tertentu tanpa adanya rencana

sebelumnya, sehingga bahasa yang digunakan keluar secara spontan. Pedagang

menggunakan tuturan yang dapat menarik perhatian pembeli agar mau membeli

dagangannya. Selain itu, terdapat juga dua bahasa yang berbeda yaitu bahasa Jawa

dan Madura pada waktu proses transaksi jual beli di pasar. Adapun keunikan

lainnya yaitu pedagang mengawali dan menawarkan barang dagangannya pada

pembeli dengan menggunakan bahasa Madura, sedangkan pembeli mengerti

bahasa tersebut tetapi dia tidak bisa berbicara menggunakan bahasa Madura dan

pembeli menjawab atau menanggapinnya menggunakan bahasa Jawa. Begitu pula

sebaliknya dengan penjual yang mengerti bahasa Jawa tetapi dia juga tidak bisa

berbicara menggunakan bahasa Jawa. Keunikan selanjutnya, ketika komunikasi

atau interaksi dalam proses transaksi jual beli tersebut berjalan tidak lancar, maka

jalan satu-satunya yang dilakukan oleh penjual dan pembeli adalah dengan

menggunakan bahasa kesatuan yaitu bahasa Indonesia.

Sebagai anggota masyarakat secara langsung kita terlibat dalam proses

komunikasi dengan anggota masyarakat lain. Beberapa tindak tutur yang

disebutkan di atas dapat digunakan untuk memperlancar kegiatan komunikasi di

dalam masyarakat. Peneliti akan memfokuskan penelitian pada tindak tutur

(23)

9 1.2 Fokus Masalah

Untuk melakukan penelitian yang lebih detail maka dalam penelitian ini

perlu dikemukakan tentang fokus penelitian, fokus penelitian ini adalah “Tindak

Tutur Interogatif dalam Transaksi Jual Beli di Pasar Pasirian Kabupaten

Lumajang”.

1.3 Rumusan Masalah

Untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang akan dicari

jawabannya dalam penelitian, atau sebagai pertanyaan yang lengkap dan terinci

mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan fokus masalah.

Rumusan masalah yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana bentuk tindak tutur interogatif dalam transaksi jual beli di pasar

Pasirian Kabupaten Lumajang?

b. Bagaimana fungsi tindak tutur interogatif dalam transaksi jaul beli di pasar

Pasirian Kabupaten Lumajang?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya

suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai dan digunakan untuk mencari

data. Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah:

a. Mendeskripsikan bentuk tindak tutur interogatif dalam transaksi jual beli di

(24)

10 b. Mendeskripsikan fungsi tindak tutur interogatif dalam transaksi jual beli di

pasar Pasirian Kabupaten Lumajang.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian mengacu pada apa yang diberikan penelitian kepada

bidang ilmu tertentu, instansi, masyarakat, dan semua pihak yang terlibat dalam

ilmu-ilmu terapan yang terkait. Manfaat penelitian ini dapat dibagi menjadi dua

macam, yaitu manfaat secara teoritis dan secara praktis.

1.5.1 Manfaat Teoritis

Adapun manfaat teoritis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Penelitian ini diharapkan dapat menunjang terhadap pengembangan teori

tindak tutur.

b. Penelitian ini diharapkan dapat membantu peneliti dalam memahami dan

menganalisis kajian tindak tutur.

c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam

dunia bahasa terkait dengan penelitian tindak tutur interogatif dalam transaksi

jual beli di pasar Pasirian Kabupaten Lumajang.

1.5.2 Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk membantu proses menganalisis suatu kajian tindak tutur khususnya di

(25)

11 b. Untuk memudahkan peniliti dalam menganalisis tindak tutur interogatif.

c. Untuk memudahkan mahasiswa dalam memahami kajian pragmatik.

d. Untuk menambah ilmu, pengalaman, dan pengetahuan dalam mengkaji

permasalahan tentang tindak tutur interogatif dalam transaksi jual beli di

pasar.

1.6 Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman pengertian terhadap istilah-istilah yang

ada dalam penelitian ini, perlu adanya penegasan istilah. Istilah-istilah tersebut

antara lain sebagai berikut.

a. Searle (dalam Ibrahim, 1993: 7) menyatakan bahwa tindak tutur adalah unit

dasar dari komunikasi. Ia berpendapat bahwa komunikasi bahasa bukan

sekadar lambang kata atau kalimat, tetapi akan lebih tepat apabila disebut

produk atau hasil lambang, kata atau kalimat yang berwujud perilaku tindak

tutur.

b. Kalimat interogatif adalah kalimat yang isinya meminta agar pendengar atau

orang yang mendengar kalimat itu untuk memberi jawaban secara lisan

(Ibrahim, 1993: 3).

c. Ibrahim (1993: 3) menyatakan bahwa kalimat interogatif adalah kalimat yang

di dalamnya berisi pertanyaan. Berfungsi untuk bertanya atau meminta

informasi tentang suatu hal pada orang lain. Kalimat interogatif dapat dibagi

menjadi kalimat interogatif yang membutuhkan jawaban “ya” atau “tidak”

(26)

12 Contoh kalimat interogatif yang membutuhkan jawaban “ya” atau “tidak” :

“Apakah kamu mengenali orang yang berdiri di depanmu itu?”

Contoh kalimat interogatif yang membutuhkan jawaban berupa informasi :

“Berapa harga bawang putih sekilo?”.

d. Transaksi merupakan suatu proses jual beli yang bisa terjadi kapan dan

dimana saja. Selain itu, transaksi juga merupakan kesepakatan dalam kegiatan

jual beli. Syarat terjadinya transaksi adalah ada barang yang diperjual belikan,

ada pedagang, ada pembeli, ada kesepakatan harga barang, dan tidak ada

paksaan dari pihak manapun. Selain di pasar transaksi juga bisa terjadi di

bank, sekolah, pinggir jalan, dan bahkan di dalam toko. Dalam proses

transaksi jual beli di pasar, penjual yang paling utama dalam mengawali

proses transaksi dengan cara menawarkan barang dagangannya pada pembeli,

dan setelah itu pembeli menawar barang dagangan tersebut (Tarigan, 2009:

Referensi

Dokumen terkait

Dapat disimpulkan bahwa aplikasi pemilihan karyawan terbaik menggunakan metode promethee pada Primkopti Jakarta Selatan dapat menghasilkan rekomendasi pemilihan karyawan

Semoga dengan pengamatan ini dapat menjadi acuan ilmu keperawatan dengan kesehatan dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat, khususnya orang tua dari anak

Kemampuan administrasi pegawai Dinas Pengelolaan Pasar Kota Bukittinggi merupakan wujud karekteristik pekerja serta mempengaruhi efektivitas organisasi. Hal

Berdasarkan Tabel 6, pada ranah belajar afektif dapat dilihat bahwa kelas eksperimen > kelas kontrol, sehingga rata-rata nilai hasil belajar afektif siswa lebih

Biaya operasional dan pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya bunga dan hasil bunga, hal ini mengingat kegiatan utama bank adalah sebagai perantara,

Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas kinerja Oriflame yang diukur dengan variabel-variabel Oreintasi Pelanggan (X1), Orientasi Pembelajaran (X2) dan Motivasi

Prisutna je činjenica da se neka djela usmene književnosti ne bi sačuvala i ne bi mogla biti sačuvana ukoliko nisu bila zapisana te zbog toga nastaju nesporazumi između

Kemudian setelah diketahui nilai tambah dari setiap faktor produksi yang digunakan (MVP) maka dapat diketahui efisiensi dari masing- masing faktor produksi tersebut,