MAKNA THOK-THOKAN SAPI BAGI MASYARAKAT BAWEAN
(Studi DiDesa Sungai RujingKecamatanSangkapuraKabupaten Gresik)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar (SI) Sarjana Sosiologi
DISUSUN OLEH : ZainalAbidin 201110310311028
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS Yang bertandatangan dibawaah ini:
Nama : Zainal Abidin
Tempat Tanggal Lahir : Gresik 14 Januari 1989
NIM : 201110310311028
Jurusan : Sosiologi
Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Perguruan tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang
Studi : S-1 (Sarjana)
Judul Skripsi : Makna Thok-Thokan Sapi Bagi masyarakat Bawean.
(Studi di Desa Sungai Rujing Kecamatan Sangkapura Kabupaten
Gresik)
Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan berjudul:
Makna Thok-Thokan Sapi Bagi Masyarakat Bawean” (Studi di Desa Sungai Rujing Kecamatan Sangkapura Kebupaten Gresik).
Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian maupun
keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya dengan benar.
Demikian pernyataan orsinilitas karya tulis ilmiah (skripsi) ini dibuat dengan
sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar saya bersedia mendapat sanksi akademis.
Malang,... Februari 2016 Yang Menyatakan,
MOTTO
BERSYUKUR DAN BERBANGGALAH MENJADI DIRI KITA SENDIRI, KARENA
APA YANG KITA MILIKI BELUM TENTU DIMILIKI OLEH ORANG LAIN, KALAU
LEMBAR PERSEMBAHAN
Syukur Alhamdulillah kepada Allah S.W.T
Dengan Rahmat Mu yang telah mengabulkan do’a ku sehingga memberikan kemudahan dan
kelancaran daalam menyelesaikan skripsi ini.
Untuk kedua orang tua, Bapak Sadli dan Ibu Damawiyah (Alm) tersayang yang selalu
memberikan do’a terhadap anak-anaknya dan dukungan penuh untuk cepat menyelesikan
skripsi ini.
Dan untuk kakak ku tersayang Saini, Syarifah, Damri, Sari, Hamsaena, Achmad Buruddin,
Safinah, Massudi, Moh Zakaria, Dewi Samna Arista, saudara-saudaraku, dan teman-teman
yang telah mendukung studi saya sampai akhir, terimakasih atas do’anya yang di panjatkan
untuk keberhasilan saya.
Untuk keluarga besar saya tercinta di Polangaseh, terima kasih atas do’anya, dukungannya
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr.Wb
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat allah SWT, yang telah
melimpahkan berkah, rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nyasehingga penulis mampu
menyelesaikan tugas akhir skripsi sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul
“Makna Thok-Tokan Sapi Bagi Masyarakat Bawean” (Studi Di Desa Sungai Rujing Kecamatan Sangkapura Kabupaten Gresik).
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan dengan baik tanpa adanya
bantuan, informasi, bimbingan dan juga do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
ucapkan banyak terimakasih atas segala bantuan yang telah diberikan.
Terutamakepada:
1. Bapak Drs Fauzan Mpd selaku rector Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Bapak Dr. Asep Nurjaman M,Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Bapak Sulismadi Drs., M.Siselaku dosen wali Jurusan Sosiologi yang selalu
memberikan semangat dalam penulisan karya tulisi lmiah (skripsi) ini kepada penulis
4. Bapak Muhammad Hayat selaku Ketua Jurusan Sosiologi, sekaligus menjadi dosen
pembimbing I dalam menyusun karya tulis ilmiah (skripsi) yang telah banyak
memberikan perhatian, bimbingan, dorongan, motivasi dan arahan selama proses
penulisan skripsi ini.
5. Ibu Luluk Dwi Kumalasari S.Sos M.Si selaku dosen pembingbing II dalam
menyusun karya tulis ilmiah (skripsi) yang senantiasa sabar membimbing dan
6. Ayah anda Sadli, kakak dan seluruh keluarga besar atas segala doa, dukungan moral
yang penulis yakini tanpa henti memberikan hingga selesainya proses penulisan karya
tulis ilmiah (skripsi) ini. Tanpa melupakan rasa hormat penulis kepada Alm. Ibunda
tercinta Alm Damawiyah yang semasahidup beliau selalu memberikan semangat dan
motivasi terhadap anak-anaknya dan atas beliau pula penulis bisa mengenyam
pendidikan di perguruan tinggi.
7. Sahabat-sahabatku diorganisasi IMPSB-M yang selalu mendukung penulis dalam
proses penyelesaian karya tulis ilmiah (skripsi) ini.
8. Sahabat-sahabatku Jurusan Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang angkatan
2011 yang selalu mendukung penulis tanpa henti-hentinya. Sekali lagi trimakasih
sahabat-sahabat.
9. Seluruh informan serta segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang
selalu memberikan dukungan serta doa dalam penyusunan skripsi ini
Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat kepada berbagai pihak, serta dapat
memotivasi berkembangnya studi dan penelitian lebih lanjut. Penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan karya ini.
Wassalamualaikum.Wr.Wb.
Malang, …Februari 2016
DAFTAR ISI
LEMBAR COVER ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ... iii
BERITA ACARA BIMBINGAN ... iv
LEMBAR PERNYATAAN ... v
1.6.2 Alasan Memilih Lokasi Penelitian ... 6
1.6.3 Subyek Penelitian ... 7
1.6.4.1 Data Primer ... 7
1.7.4. Verifikasi Atau Penarikan Kesimpulan ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Makna ... 14
2.1.1 Pengertian Makna ... 14
2.2 Pengertian Masyarakat ... 18
2.2.1 Unsur-Unsur Suatu Masyarakat ... 18
2.2.2 Bila Dipandang Cara Terbentuknya Masyarakat ... 18
2.2.3 Masyarakat Dipandang Dari Sudut Antropologi Terdapat Dua Type Masyarakat... 19
2.3 Pengertian Budaya ... 19
2.3.1 Unsur-Unsur Kebudayaan ... 20
2.4 Tradisi ... 21
2.5 Penelitian Terdahulu ... 22
2.6 Landasan Teori ... 26
2.6.1. Kerangka Teori ... 26
2.6.2. Asumsi-Asumsi Yang Mendasarinya ... 28
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Desa Sungai Rujing ... 33
3.1.1 Kondisi Geografi ... 33
3.1.2 Demografi ... 34
3.1.3 Kondisi Pemerintahan Desa ... 41
3.3 Potensi Sumber Daya Manusia (kependudukan) ... 42
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identitas Informasi ... 53
4.2 Penyajian Data ... 55
4.2.1 Persiapan Sebelum Pelaksanaan Thok-Thokan Sapi .... 57
4.2.1.1 Latihan (Trenan) ... 57
4.2.1.2 Sapi Dijemur ... 58
4.2.1.3 Penajaman Tanduk Sapi ... 60
4.2.1.4 Memberi Jamu Sapi ... 62
4.2.1.5 Mendatangi Paranormal ... 65
4.3 Proses Pelaksanaan Thok-Thokan Sapi... 68
4.4 Makna Thok-Thokan Sapi ... 74
4.4.1 Sebagai Hiburan Masyarakat ... 74
4.4.2 Menumbuhkan Solidarritas ... 78
4.4.2.1 Pemilik Sapi ... 78
4.4.2.2 Masyarakat ... 80
4.4.3 Makna Ritual ... 83
4.4.4 Menaikkan Harga Sapi ... 85
4.4.5 Kebanggaan Bagi Pemilik Sapi Thok-Thokan ... 87
4.5 Analisis dan makna Thok-thokan sapi Bagi Masyarakat Bawean dengan Tiori interaksionisme simbolik dari Herbert Blumer ... 91
BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan ... 95
DAFTAR TABEL
Tabel 1 penelitian Terdahulu ... 22
Tabel 2 jumlah penduduk berdasarkan usia ... 35
Tabel 3 tamatan sekolah masyarakat... 36
Tabel 4 mata pencaharian dan jumlahnya ... 40
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 pencaksilat ... 45
Gambar 2 seni kerecengan ... 45
Gambar 3 mandiling ... 46
Gambar 4 penjemuran api ... 59
Gambar 5 penajaman tanduk ... 61
Gambar 6 proses pembuatan jamu sapi aduan ... 63
Gambar 7 pemberian jamu sapi aduan ... 64
Gambar 8 air dari paranormal ... 65
Gambar 9 daftar nama-nama sapi aduan yang akan di adu ... 69
Gambar 10 sapi siap diadu... 70
Gambar 11 panitia pemandu Thok-Thokan sapi ... 72
Gambar 12 pelaksanaan Thok-Thokan sapi ... 73
DAFTAR SKEMA
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Alwasilah, 2003:2011. Observasi penelitian. Skripsi. Sekolah pasca sarjana Universitas Hasanuddin, Makassar
Bambang, Made 2015. Ilmu kebudayaan;Teori dan Prakti. Jakarta: Inti prima.
Barker, Chris 2011. Cultural studies;Teori dan Praktik Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Dorari Amin. 2000 Islam dan Kebudayaan Jawa. Yogyakarta: Gama Media.
Geertz, Clifford, 1992, Tafsir Kebudayaan, Kanisius, Yogyakarta
Hadi W M., Abdul. 2012. “Madura: Sejarah,Sastra dan Perempuan Seni. Majalah Srinthil: Edisi 013, hal.86.
Hardiansyah, Haris. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Koncoroningrat, 2001. Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta: Rineka Cipta
Mardinim, Johanes. 1994. Jangan Tangisi Tradisi. Yogyakarta: Kanisius.
Miles dan Huberman. 1992. Analisa Data Kuantitatif, Terjemahan Tjetjep Rohidi, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Moloeng, Lexy J. 2005. Teori Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Mulyana, 2014. Komunikasi Antar Budaya.Yogyakarta: Pelangi Aksara.
Nadjib, 2005. Folklore Madura. Yogyakarta: Progess.
Rifai, Mien A. 2012. Manusia Bawean. Gresik: Media Bawean.
Rokhman, Fathur. 1998. “Fenomena Pemilihan Bahasa dalam Masyarakat Multibahasa: Paradigma Sosiolinguistik”.
Singarimbun, Masri 1989 Kamus besar China – Indonesia , Pustaka Bahasa Asing, Beijing 1995, RRC diterbitkan oleh Pustakan Bahasa Asing.(Universitas Beijing)
Sobur, 2004:. Teori atau Konsep Makna. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.
Sofiani W 2011 Fungsi dan Makna Makanan Tradisonal Pada PerayaanUpacara Budaya Masyarakat Tionghoa. Medan: Universitas SumateraUtara
Sosilo, Rahmat K. Dwi, 2008, 20 Toko Sosiologi Moderen, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Suprayogo, Imam. 2001. Metodologi Penelitian Sosial-Agama. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Verdiansyah, 2004. Makrososiologi. Jakarta Utara: PT Raja Grafindo Persada.
Yohana 2011 Bentuk, Makna, dan Fungsi Ornamen yang Digunakan Pada Perayaan Tahun Baru Imlek Masyarakat Tionghoa di Kota Medan. Medan:Universitas Sumatera Utara
Internet
Danesi, Chairil dkk 2011. Data Sekunder (0nline)(http://mbambunx.blogspot.com Diakses Desember 2015.
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki banyak kebudayaan yang berbeda antara budaya yang
satu dengan yang lain. Keberagaman budaya yang ada di Indonesia dilandasi oleh sikap toleransi hidup yang tinggi. Budaya yang terdapat dalam suatu daerah
beraneka ragam dan bervariasi. Hal tersebut disebabkan karena sifat budaya itu sendiri turun temurun dari generasi ke generasi. Budaya yang sudah diyakini sejak dulu, dijadikan ritual yang terus menerus dan bersifat kontinyu yang dilakukan
oleh setiap generasi (Bambang, 2015)
Masyarakat Jawa Timur memiliki kebudayaan yang khas, dimana dalam
sistem atau metode ke budayaanya menggunakan simbol-simbol sebagai sarana atau media untuk menciptakan pesan. Hal ini juga diperkuat bahwa budaya itu sendiri sebagai hasil tingkah laku atau kreasi manusia yang memerlukan bahan
materi atau alat penghantar untuk menyampaikan maksud dan tujuan.
Salah satu contoh budaya di jawa timur adalah budaya kerapan sapi di
Madura yang sampai saat ini masih tetap dilestarikan dan dinilai sebagai salah satu kebudayaan yang dihormati. Budaya Kerapan sapi adalah sebagai salah satu
wujud hasil budaya yang berupa kesenian yang mana kerapan sapi merupakan salah satu jenis atraksi yang di angkat dari budaya Madura dan bentuk dari budaya tersebut adalah memperagakan lomba pacuan sapi yang memang khusus untuk
2
Kebudayaan ini juga berkembang di pulau Bawean dengan ciri khas
tersendiri yang disebut thok-thokan. Bawean memiliki kebudayaan yang unik,
yaitu Thok-Thokan sapi atau aduan sapi. Thok-thokan sapi sebagai warisan
budaya para nenek moyang mereka, yang sebagian besar adalah petani. Dikatakan
bahwa adanya thok-thokan sapi itu merupakan hasil dari masyarakat yang waktu itu tidak mempunyai hiburan dan masyarakat melihat sapi yang besar dan tanduk
yang panjang dan mempunyai pemikiran untuk diadu. Budaya Thok-thokan sapi
oleh masyarakat Bawean biasanya diadakan di hari-hari besar seperti tujuh belas agustus, selesai pernikahan dan di waktu lebaran. Selain sebagai event hiburan,
Thok-thokan Sapi atau aduan Sapi juga dapat menaikkan harga Sapi menjadi
mahal. Kebudayaan thok-thokan Sapi tersebut kebanyakan telah dilakukan secara
turun temurun dari zaman nenek moyang sampai sekarang (Rifai, 2012)
Budaya Thok-thokan Sapi adalah sebuah kebanggaan bagi masyarakat
Bawean. Kebudayaan ini menjadi ciri khas daerah Bawean. Keunikan budaya dari
Thok-thokan Sapi yaitu pada saat di lepas talinya dari barat dan timur
berlangsung. Tingkat bahaya memang cukup tinggi, namun ketika sapi sudah di
lepas menjadi sebuah hal yang dianggap seru dan menarik bagi penontonya. Pemilik Sapi Thok-thokan ini memang berasal dari Masyarakat asli Bawean dan
kebudayaan ini masih dipertahankan sampai sekarang. Di Bawean, Sapi merupakan simbol penting dalam kehidupan. Sapi bagi Masyarakat Bawean memiliki banyak fungsi dan menguntungkan sehingga dapat menunjang
3
Pelaksanaan Thok-thokan Sapi ternyata juga berkaitan dengan masalah
bisnis. Dalam prakteknya ada pihak-pihak yang sengaja ingin mendapatkan keuntungan sebanyak banyaknya. Para pemilik sapi sebenarnya juga mencari keuntungan dan melakukan berbagai upaya agar menang, misalnya ada yang
minta pertolongan kyai tradisional atau pemimpin keagamaan dan ada juga yang mencari nasehat peramal atau paranormal untuk menjaga agar kondisi sapi mereka
sebaik mungkin. Semua ini dilakukan dengan harapan menang.
Tempat untuk menyelenggarakan Thok-thokan Sapi biasanya dilapangan
yang tidak dilengkapi dengan tribune yang dibangun, Sehingga membahayakan
penonton. Tapi maskipun membahayakan banyak Masyarakat yang menonton Suasana yang demikian itulah, menjadi salah satu daya tarik luar biasa. Karena
dalam arena ini, yang dipertontonkan adalah ketangkasan, Ketangguhan, keuletan, kegigihan dan kelihaian untuk menjadi yang tertangguh. Lomba Thok-thokan Sapi
untuk aduan di Bawean merupakan hiburan yang menyenangkan. Kadang-kadang
ada yang dilengkapi dengan ditampilkannya teriakan lawan yang menantang. Berdasarkan urain tersebut, maka penulis tertarik untuk membahas dan
meneliti tentang makna budaya Thok thokan sapi bagi masyarakat Bawean.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang di atas tentang makna Thok-thokan sapi
bagi masyarakat Bawean, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
Bagaimana Makna Thok-thokan Sapi Bagi Masyarakat Bawean?
4
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1.3.1 Untuk mengetahui tentang Makna yang terkandung di dalam
Thok-thokan Sapi yang ada pada Masyarakat Bawean.
1.4 Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat dari penelitian ini diantara lain:
1.4.1Secara teoritis
a Diharapkan dengan penelitian ini bisa menambah dan memperluas pengetahuan mengenai tradisi Thok-thokan Sapi dan nilai-nilai yang
terkandung di dalam budaya Thok-thokan Sapi.
b Bermanfaat untuk menerapkan dan mengaplikasikan Teori Sosiologi khususnya interaksi simbolik yang telah diperoleh diperkuliahan guna
mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan makna
Thok-Thokan Sapi bagi Masyarakat Desa Sungai Rujing Kecamatan
Sangkapura Kebupaten Gresik
1.4.2Secara praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi peneliti
selanjutnya yang melakukan penelitian sejenis.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber rujukan/informasi
masyarakat Bawean tentang Makna Thok-thokan Sapi agar tetap
melestarikan kebudayaan ini.
1.5Definisi Konsep
5
Makna adalah arti atau maksud yang tersimpul dari suatu kata, jadi
makna dengan bendanya sangat bertautan dan saling menyatu. Jika suatu kata tidak bisa dihubungkan dengan bendanya peristiwa atau keadaan tertentu maka kita tidak bisa memperoleh makna dari kata itu, kata-kata
yang berasal dari dasar yang sama sering menjadi sumber kesulitan atau kesalahan berbahasa, maka pilihan dan penggunaannya harus sesuai
dengan makna yang terkandung dalam sebuah kata (Yohana:2011).
1.5.2 Thok-thokan sapi
Thok-thokan adalah sebuah teradisi turun temurun masyarakat
Pulau Bawean, dimana di area tersebut di pertaruhkan harga diri yang punya Sapi yang bertanding dua ekor sapi dengan postur yang hampir
sama di tempatkan di sebuah lapangan yang luas, serta di kelilingi penonton yang datang dari seluruh penjuruh Pulau Bawean, sapi tersebut pada ditempatkan seperti petinju proffesional diiringi tepuk tangan yang
sangat meria, sapi tersebut diadukan oleh seorang pawang yang diberi tugas untuk mengawasi kegiatan pertandingan (Hadi, 2012)
1.5.3 Masyarakat
a. Selo Soemardjan menyatakan bahwa masyarakat adalah orang orang
yang hidup bersama dan menghasilkan sebuah kebudayaan
b. Maclves dan page menyatakan bahwa masyarakat adalah suatu system kebiasaan dan tata cara dari wewenang dan pengawasan tinggkah laku
6
ini kita menemukan masyarakat ,masyarakat merupakan jalinan
hubungan social dan masyarakat selalu berubah (Mulyana, 2014)
1.6 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara atau alat yang digunakan
dalam suatu penelitian. Dalam penelitian, metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis/lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati.
1.6.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan pendekatan
kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2011) “penelitian desktiptif adalah sebuah penelitian yang bertujuan untuk
memberikan atau menjabarkan suatu keadaan atau fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual”. penelitian mencoba menafsirkan serta mendiskripsikan
fenomena
1.6.2 Alasan Memilih Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti menangkap keadaan. Sebenarnya dari objek yang diteliti. Dalam penelitian ini lokasi
yang di ambil di Bawean Kabupaten Gresik. Alasan peneliti mengambil lokasi tersebut yaitu karena Bawean memiliki tradisi Thok-thokan Sapi. dan
peneliti juga mudah mencari data karena tempatnya mudah dijangkau dan
peneliti berasal dari Desa tersebut.
7
Penelitian ini menggunakan teknik penentuan subyek dengan
purposive sampling. Menurut Sugiyono (2011), Teknik purposive Sampling
yaitu “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Teknik ini bisa diartikan sebagai suatu proses pengambilan sampel dengan menentukan
terlebih dahulu jumlah sampel yang hendak diambil, kemudian pemilihan sampel dilakukan dengan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu. Kriteria sampel,
masing-masing yang terlibat dalam pelaksanaan tradisi Thok-thokan Sapi:
1. Ketua Paguyuban thok-thokan sapi (1 orang )
2. Anggota paguyuban (3 orang )
3 .Kepala Desa (satu orang) 4 .Masyarakat biasa ( 3 orang ).
1.6.4 Sumber Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber data sebagai kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian dan merupakan kesatuan
nyata yang nantinya akan digunakan sebagai bahan dasar sutu informasi. terdapat dua jenis sumber antara lain :
1.6.4.1Data Primer
Data primer adalah secara langsung diambil dari sumber informan
penelitian oleh peneliti perorangan dalam organisasi. Contoh :
Mewawancarai langsung pimpinan peguyuban Thok-thokan sapi yang
mengetahui makna thok-thokan sapi dan Kepala Desa yang
menjelaskan tentang budaya Thok-thokan Sapi (Barker,2011)
8
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari
informan penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain. Contoh : buku-buku, Majalah, catatan –
catatan makna Thok-thokan Sapi, media internet, dan lain-lain yang
berhubungan dengan penelitian (Danesi, 2011)
1.6.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penelitian sebagai berikut:
1.6.5.1Wawancara (Interview)
Wawancara (Interview) atau yang sering juga disebut dengan
kusioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
(interview) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interview)
wawancara dapat dilakukan secara tertruktur maupun tidak terstruktur,
dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan
menggunakan telepon, percakan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interview) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interview) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu. dalam penelitian ini peneliti
menggunakan wawancara tidak terseruktur adalah wawancara yang sangat terbuka jawabannya lebih luas dan bervariasi bentuk pertanyaan yang diajukan sangat tebuka, hampir tidak ada pedoman yang
9
Dengan melakukan wawancara yang mendalam diharapkan
bisa diperoleh berbagai informasi yang berkaitan dengan Thok-Thokan
Sapi, dalam hal ini dititikberatkan pada studi kasus makna
Thok-Thokan Sapi yang dilakukan oleh Masyarakat Desa Sungai Rujing
Kecamatan Sangkapura. Untuk melakukan ini peneliti mengadakan wawancara dengan Ketua Paguyuban thok-thokan sapi dirumahnya,
wawancara dengan Anggota paguyuban thok-thokan sapi dirumahnya dan sebagian lagi wawancara dilapangan pertandingan ketika ada thok-thokan sapi, wawancara dengan Kepala Desa dirumahnya selaku
otoritas tertinggi di Desa Sungai Rujing, serta wawancara dengan Masyarakat umum yang sering menonton thok-thokan sapi dilapangan
pertandingan dan beberapa ada yang wawancara dirumahnya.
1.6.5.2Observasi
Observasi sebagian pengumpulan data mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Dimana observasi tidak terbatas pada orang, tetapi pada objek objek alam yang lain
dimana dalam melakukan penelitian mengenai secara langsung objek peneliti memperoleh gambaran kebenaran dari data yang di dapat,
dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi nonpartisipan dimana peneliti tidak terlibat dan hanya sebangai pengamat independen. Peneliti hanya secara langsung melihat atau mengawasi
10
sestematis dan terencana yang diamati untuk memperoleh data yang di
kontrol validitas dan sebaliknya.
Peneliti mengawali langka observasi pertama-tama yaitu mengamati secara langsung lokasi secara umum, kemudian hal yang
diamati adalah tentang Desa Sungai Rujing yang damai dan tentram dan warga yang suka menyaksikan thok-thokan sapi kemudian setelah
selesai melakukan observasi peneliti mulai berinteraksi dengan kepala desa, ketua paguyuban thok-thokan sapi, anggota paguyuban
thok-thokan sapi, serta masyarakat umum yang selalu menonton
thok-thokan sapi.
Untuk melihat dan wawancara di lokasi peneliti yaitu di Desa
Sungai Rujing peneliti bisa mengerti bagaimana kondisi masyarakat sekitar serta bagaimana karakteristik mereka. Dalam hal observasi peneliti melakukan dengan berpakaian non formal karena masyarakat
dan paguyuban thok-thokan sapi tersebut sulit diminati informasi jika
peneliti memakai pakaian terlalu formal jadi peneliti mengubah
penampilannya untuk mendapatkan informasi dari masyarakat dan paguyuban thok-thokan sapi.
1.6.5.3 Dokumentasi
Dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berupa foto foto dari lokasi peneliti Berkas-berkas yang bisa menunjang data
11
utama data ini tidak terbatas pada ruang dan waktu sehingga member
peluang pada peneliti untuk mengetahuhi hal hal yang pernah terjadi di waktu lampau (Hardiyanshah, 2010).
1.7 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan penelitian adalah
teknik analisis data secara kualitatif, yaitu dengan cara mengumpulkan berbagai sumber informasi dan data kemudian digeneralisasikan. Analisis data merupakan langka terakhir sebelum didapatkan suatu kesimpulan, oleh karena itu teknik
analisis data diperlukan dalam penelitian guna memeperoleh gambaran yang jelas dan terperinci tentang objek yang diteliti, dalam penelitian ini metode yang
digunakan adalah metode kualitatif dengan analisis deskriptif.
Setelah data dianalisis dengan metode diskriptif kualitataif selanjutnya akan membahas permasalahan sampai pada penarikan kesimpulan, data penelitian
ini menggunakan analisis kualitatif model tersebut interaktif yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman melalui empat tahapan.
1.7.1 Pengumpulan Data
Kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperoleh dari obyek penelitian sebagaimana dalam rumusan masalah dan tujuan penelitian
12
Reduksi dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstraksian dan transformasi dari catatan-catatan dilapangan. Kegiatan ini dilakukan cross ceck secara terus menerus selama penelitian dilakukan untuk mendapatkan validitas yang
obyektif
1.7.3 Sajian Data
Sekumpul data yang diorganisir secara sistematis sehingga dapat memberikan suatu pendeskripsian menuju proses penarikan kesimpulan. Penyajian data harus mempunyai relevansi yang kuat sesuai apa yang
dikaji sebagai mana dalam rumusan masalah dan tujuan penelitian
1.7.4 Verifikasi atau Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan/verifikasi: merupakan sebagian dari suatu kegiatan konfigurasi yang utuh selama penelitian berlangsung. Sedang verifikasi merupakan kegiatan pemikiran kembali yang melintas dalam
pemikiran penganalisis selama peneliti mencatat, atau suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan atau peninjauan kembali serta tukar pikiran
di antara teman sejawat untuk mengembangkan kesempatan intersubyektif, dengan kata lain makna muncul dari data harus diuji kebenarannya,
kekokohannya dan kecocokannya (validasinya).
Komponen-komponen analisis data tersebut oleh Miles dan Huberman (1992:20) disebut sebagai “model interaktif “, sebagaimana
gambar berikut ini:
13
Analisis Model Interaktif
Sumber: Miles and Huberman, (1992)
Pengumpulan Data
Penyajian Data Reduksi
Data
Penarikan kesimpulan/