• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMETAAN MEDIA PENYIARAN LOKAL PASCA OTONOMI DAERAH (Studi pada Lembaga Penyiaran Televisi Lokal di Kota Batu)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMETAAN MEDIA PENYIARAN LOKAL PASCA OTONOMI DAERAH (Studi pada Lembaga Penyiaran Televisi Lokal di Kota Batu)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

PEMETAAN MEDIA PENYIARAN LOKAL PASCA OTONOMI 

DAERAH(Studi pada Lembaga Penyiaran Televisi Lokal di Kota Batu)

 

Oleh: Wahyu Romadhony ( 03220157 ) 

Communication Science  Dibuat: 2008­07­23 , dengan 3 file(s). 

Keywords: MEDIA PENYIARAN, OTONOMI DAERAH 

Jakarta, pada tanggal 28 Desember 2002. Hari itu pasti masih basah diotak para pengamat dan  pelaku media. Di sebuah gedung yang mirip jamur itu sebuah revolusi terjadi. Tepatnya revolusi  langit. Asal muasalnya UU No 32 tahun 2002 tentang penyiaran. 

Aturan main baru tentang dunia penyiran berhasil diputuskan. Sebuah jalan panjang menuju  iklim penyiaran yang lebih baik dimulai disini. Dipantau oleh pengamat dan pelaku media,  pengesahan UU ini layak disandingkan pembacaan teks Proklamasi dan rontoknya zaman  otoriterisme Orde Baru. Media sedemikain sibuk. Semua moncong kamera televisi Tanah Air  dengan awas memantau. Maklum ini semua menyangkut kelangsungan hidup mereka. 

Perubahan besar segera terjadi di dunia penyiaran lokal. Menjamurnya televisi­televisi lokal  menjadi fakta pembenarnya. Entah karena alasan apa yang beragam. Politis atau ekonomis.  Dengan menggunakan pendekatan ekonomi politik media peneliti berusaha mengungkap fakta  itu. Khususnya fakta yang terjadi di Kota Batu. Kota ini secara kuantitatif merupakan, kota  dengan televisi lokal terbanyak di Indonesia (Radar Malang 23 Januari 2007). 

Melalui metode penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi,  dan interview. Sedangkan untuk teknik analisa data menggunakan teknik kualitatif. Informan  penelitian dalam penelitian ini adalah pelaku Lembaga penyiaran televisi publik (LPP), 

Agropolitan Televisi (ATV) milik pemerintah daerah Kota Batu. Dan pelaku lembaga penyiaran  televisi swasta (LPS), Batu TV, serta pengamat media, dan petugas dinas yang terkait seperti  dinas komunikasi dan informasi. 

Hasil penelitian ini menggambarkan secara rinci bagaimana tidak berjalannya UU penyiaran  pada lembaga penyiaran lokal. Media penyiaran lokal seolah memili konsep mereka sendiri.  Bentuk lembaga penyiaran yang ditawarkan oleh UU penyiaran, mereka modifikasi. Ada yang  sekilas seperti LPP, namun ternyata LPS. Ada yang seperti LPS namun ternyata LPP. Dititik ini  pemerintah mati. Itulah kesimpulan peneliti. 

Ketidak pahaman penyelenggara penyiaran tentang aturan main menjadi faktor utama kacaunya  dunia penyiaran lokal. Hal ini dikarenakan tidak adanya pendampingan dan pengawasan yang  ketat terhadap media penyiaran lokal oleh KPI yang merupakan anak kandung dari UU  penyiaran. Permasalahan yang kemudian membuat media penyiaran menjadi komoditi tarik  menarik kepentingan antar lembaga. 

Jakarta, at date of 28 December 2002. That day surely still be wet is brain of all media 

perpetrator and observer. In a building which looks like that mushroom a revolution happened.  Precisely revolutionize sky. origin UU No 32 year 2002 about broadcasting. 

New rule of the game about world of broadcasting succeed decided. A long road; street go to  climate of better broadcasting started here. Watched by observer and media perpetrator, 

(2)

Fatherland with caution watch. Enunciated all these concerning continuity of their life. 

Big change impend in world of local broadcasting. Mushroom of it local television become fact .  Don't know because reason of what immeasurable. or economic. By using economic approach of  politics of media of researcher try to express that fact. Specially the fact that happened in Town  Petrify. This Town quantitatively represent, town with local television a lot of in Indonesia (  Unlucky Radar 23 January 2007). 

Through method of research qualitative, technique of data collecting [of] through observation,  documentation, and interview. While for the technique analyse data use technique qualitative.  informant of Research in this research [is] perpetrator Institute broadcasting of public television  (LPP), Agropolitan Television (ATV) own local government of Town Petrify. And the 

perpetrator institute broadcasting of private sector television (LPS), Petrify TV, and also the  media observer, and the related/relevant worker on duty like on duty communications and  information. 

Result of this research depict in detail how do not the nun of UU of broadcasting at institute of  local broadcasting. Media of local Broadcasting likely have conception themselves. Form  institute of broadcasting which on the market by UU broadcasting, they the modification. There  is which in a flash of like LPP, but really LPS. There is which is like LPS but really LPP. This  Dot is dead government. That's researcher conclusion. 

Referensi

Dokumen terkait

memilih parpol atau kandidat yang berkuasa di pemerintahan dalam pemilu apabila merasa keadaan ekonomi rumah tangga pemilih tersebut atau ekonomi nasional pada saat itu lebih baik

permintaan akhir lebih besar sedikit dari kebutuhan penggunaan bahan baku. Upah dan gaji mewakili input tenaga kerja pada setiap sektor. Surplus usaha mewakili

Madu Lestari kemasan memiliki peran yang sangat penting untuk meningkatkan penjualan serta membuat konsumen lebih percaya bahwa madu Sumbawa benar – benar asli

Mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan dan positif antara prestasi belajar kimia peserta didik kelas XI IPA SMA N 1 Ngaglik yang mengikuti

Busa yang banyak dan stabil lebih disukai daripada busa yang sedikit dan tidak stabil sehingga pada penelitian ini dilakukan formulasi minyak atsiri jeruk nipis

Motivasi melakukan replikasi atas penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh pembayaran dividen tunai terhadap kualitas laba pada perusahaan infrastructure, utilities

Alhamdulillah ya Allah Tuhan semesta alam, segala puji hanya milik-Mu, rasa syukur yang tak mampu penulis gambarkan dihaturkan kepada-Mu ya Allah Rahman ya Rohim,

Tujuan khusus, setelah dilakukan 4 kali kunjungan diharapkan klien mampu mengenal masalah (identifikasi pengaruh terapi dzikir), keluarga mampu mengambil keputusan