LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Arybowo, Anang. 2013. Penyimpanan Dan Pelestarian. [s.l.]: [ sn ].
http://paasdb.blogspot.co.id/2013/03/penyimpanan-dan-pelestarian.html.
(diakses 21 April 2016).
Bahri, Khaerul. 2016. Pengertian dan Macam-macam Media Penyimpanan Data. Komputer
http://www.levatra.com/2016/05/pengertian-macam-media-penyimpanan- data.html (diakses, 24 Mei 2016)
Ernawati.2010. Pengolahan Kaset Rekaman Video: Studi Kasus di LibraryNews RCTI.skripsi http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160845-RB13E374p-Pengolahan%20kaset.pdf (diakses 23 April, 2016)
Purwono. 2010. Dokumentasi. Yogyakarta: Graha ilmu
Sulistyo, Basuki. 1992. Teknik dan Jasa Dokumentasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00327-if%202.pdf
(diakses tanggal 21 April 2016)
BAB III
SISTEM SIMPAN DAN TEMU KEMBALI INFORMASI PADA LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK (LPP) TELEVISI REPUBLIK
INDONESIA(TVRI) MEDAN
3.1 Gambaran Umum TVRI Medan 3.1.1 Sejarah TVRI Medan
Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan stasiun televisi tertua di
Indonesia dan satu-satunya televisi yang mempunyai jangkauan dengan mencapai
seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah penonton sebanyak 82 persen penduduk
Indonesia. Saat ini Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI memiliki 27 stasiun
daerah dan 1 stasiun pusat dengan didukung oleh 76 satuan transmisi yang
tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Salah satunya adalah LPP TVRI Medan.
LPP TVRI Medan merupakan stasiun televisi regional, yang mengudara di
kawasan Sumatera Utara dan didirikan pada tanggal 28 Agustus 1970. LPP TVRI
Medan menjalankan fungsi, tugas maupun tanggung jawab dalam menjalankan
atau melaksanakan kebijaksanaan tehnis yang telah ditetapkan oleh Direktorat
Jenderal Radio, Televisi, Film. Perannya sebagai media komunikasi dua arah yang
dituntut harus lebih mampu menyalurkan perkembangan aspirasi masyarakat yang
positif di samping aspirasi pemerintah dalam pembangunan bangsa disegala
bidang. Peraturan Pemerintah RI Nomor 13 Tahun 2005 menetapkan bahwa tugas
TVRI adalah memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang
kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran
televisi yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3.1.2 Visi dan Misi TVRI Medan Visi
Terwujudnya TVRI sebagai media utama penggerak pemersatu bangsa.
adapun maksud dari Visi adalah bahwa TVRI di masa depan menjadi aktor utama
penyiaran dalam menyediakan dan mengisi ruang penyiaran dalam menyediakan
dan menjadi aktor utama penyiaran dalam menyediakan dan mengisi ruang publik,
serta berperan dalam merekatkan dan mempersatukan semua elemen bangsa.
Misi
1. Menyelenggarakan siaran yang menghibur, mendidik, informatif secara
netral, berimbang, sehat, dan beretika untuk membangun budaya bangsa
dan mengembangkan persamaan dalam keberagaman
2. Menyelenggarakan layanan siaran multiplatfrom yang berkualitas dan
berdaya saing
3. Menyelenggarakan tata kelola lembaga yang modern, transparan dan
akuntabel
4. Menyelenggarakan pengembangan dan usaha yang sejalan dengan tugas
pelayanan publik
5. Menyelenggarakan pengelolaan sumber daya proaktif dan andal guna
3.1.3 Fungsi dan Tujuan TVRI Fungsi TVRI
Fungsi dari pelayanan pada LPP TVRI Medan yaitu :
1. Sebagai sarana Hiburan,
2. Sebagai media informasi,
3. Sebagai sarana pendidikkan,
4. Sebagai sosial kontrol
Tujuan TVRI
Tujuan dari pelayanan pada LPP TVRI Medan yaitu memberikan
pelayanan kepada publik pada kebutuhan informasi sehari-hari yang ada di tengah
masyarakat.
3.2 Sistem Simpan Informasi
3.2.1 Jenis Penyimpanan Media Audiovisual
Pada TVRI Medan Jenis penyimpanan berbentuk media audiovisual
sebagai hasil liputan suatu kejadian atau peristiwa yang dilakukan oleh reporter
untuk disebarkan ke masyarakat melalui tayangan berita. Jenis media audiovisual
yang digunakan adalah rekaman video yang direkam dalam sebuah kaset
berbentuk MiniDV maupun DVC-PRO yang dijadikan sebagai koleksi. Koleksi
rekaman video tersebut berasal dari liputan program acara TVRI Medan maupun
hasil pertukaran dengan TVRI Jakarta.
Koleksi yang disimpan pada awalnya menggunakan Betacam kemudian
media audiovisual MiniDV dan DVC-PRO digunakan untuk keperluan penyiaran
suatu acara yang terdapat di TVRI.
3.2.2 Proses penyimpanan Media Audiovisual
Proses penyimpanan kaset video yang dilakukan oleh bagian transcript.
penyimpanan kaset dilakukan setelah melewati proses editing. Editing yang
dilakukan pada kaset tersebut bertujuan menampilkan informasi yang tidak
mengandung unsur negatif sehingga semua kalangan masyarakat dapat menikmati
informasi yang disampaikan melalui tayangan acara tertentu. Pemberian
penomoran kaset dilakukan dibagian penyimpanan.
Berikut langkah-langkah penyimpanan kaset video yang dilakukan TVRI Medan :
a. Penomoran Kaset Rekaman Video
Pemberian nomor pada kaset dilakukan setelah petugas dibagian program
memberikan data liputan (shot list) untuk diberikan kepada petugas penyimpanan
kaset video. Petugas pada bagian penyimpanan mengurutkan nomor kaset yang
masuk sesuai dengan nama acara siaran. Penomoran kaset video bertujuan
mengetahui tahun kaset video yang masuk dibagian penyimpanan. Misalnya kaset
video yang memiliki lebih dari satu topik acara siaran yang terekam. Walaupun
mempunyai beberapa topik berita, nomor kaset berbeda karena dalam tiap kaset
ukuran kapasitasnya terbatas. Pada data liputan siaran (shot list) dari tiap topik
siaran yang berbeda sehingga penyimpanannya berdasrakan nama siaran tersebut.
hal ini memudahkan proses pencarian suatu topik acara.
Proses pemberian nomor kaset video, keseragaman dalam format
berupa angka dan huruf. Pada penyimpanan kaset di rak, kaset video diurutkan
sesuai dengan nama acaranya.
Berikut tampilan penomoran kaset untuk penempatan di rak penyimpanan:
Keterangan:
TV : Televisi
MDN : Kaset hasil produksi kota Medan
15 : 2015 tahun produksi kaset
1985 : Nomor urut penyimpanan kaset
SI BONGAK : Nama acara siaran
ZAKAT FITRAH : Judul acara
25’.40” : Durasi acara
Dari penjelasan di atas nomor urut kaset 1985 adalah nomor urut yang
ditentukan tidak terputus dari tahun sebelumnya. Apabila tanggal 31 Desember
2014 urutan kaset terakhir adalah nomor 1984 maka pada urutan nomor
berikutnya pada tanggal 1 Januari 2015 adalah 1985 sedangkan untuk nomor 2015
tentunya akan berubah mengikuti tahun liputan siaran. TV/MDN/15/1985
SI BONGAK
ZAKAT FITRAH
Penomoran di atas adalah untuk jenis MiniDV yang berbeda dengan
penomoran Betacam dan DVC-Pro karena pada keduanya hanya dituliskan nomor
kasetnya saja. Kebijakan ini dilakukan agar penyusunan kaset menjadi lebih rapi
karena tersusun sesuai bentuknya.
b. Penempatan Kaset Video
Kaset video yang telah diberi nomor kaset akan disimpan ke dalam rak
penyimpanan. Pada ruangan penyimpanan pengaturan suhu, kelembaban dan
penyinaran perlu diatur agar ruangan tidak lembab sehingga kaset tidak mudah
rusak. Pembersihan debu pada rak penyimpanan dan kaset dilakukan dalam waktu
2(dua) minggu sekali. Penyinaran cahaya lampu juga diatur karena tempat
penyimpanan kaset tidak menggunakan cahaya matahari sehingga kelembaban
juga harus diatur dengan pengaturan suhu udara.
Penyimpanan kaset video diletakkan pada rak penyimpanan sesuai
dengan kemasannya masing-masing. Posisi kaset video tersebut harus berdiri
dengan label menghadap keluar agar mudah terbaca. Kaset disusun berdasarkan
nama acara siaran agar mudah dibaca.
Penempatan kaset video dibedakan sesuai dengan nama acara siaran,
dahulu kaset yang disimpan hanya menggunakan nomor kaset saja, seperti
Betacam. Saat ini betacam sudah tidak dipakai lagi karena alat perekam jenis
kaset video tersebut sudah tidak diproduksi. Rak penyimpanan koleksi kaset video
berupa rak besi yang tidak tertutup sehingga debu mudah masuk. Rak
penyimpanan tersebut dapat memuat kaset video sebanyak 100 kaset pada rak
3.2.3 Penyimpanan Format Data
Penyimpanan data yang berfungsi sebagai alat / media untuk menyimpan
data dan program dimana data/ program yang disimpan tersebut bisa dibaca dan
dibuka kembali di komputer. media penyimpanan komputer tersebut mempunyai
berbagai macam jenis medianya. Jenis media penyimpanan pada TVRI Medan
tidak hanya audiovisual saja, tetapi juga menggunakan penyimpanan format data.
Penyimpanan format data yang digunakan adalah hardisk jenis ini digunakan
TVRI Medan pada tahun 2013. Penggunaan penyimpaan menggunakan hardisk
dilakukan dengan meng-compile isi rekaman yang terdapat di dalam kaset video
jenis MiniDV atau DVC-PRO dengan menggunakan VTR (Video Tape Record).
Kapasitas yang dimiliki hardisk dapat menampung ± 200 liputan siaran.
3.2.4 Proses penyimpanan Format Data
Proses penyimpanan format data berbeda dengan prose penyimpanan
kaset, penyimpanan kaset dilakukan oleh petugas bagian transcript sedangkan
pada format data yang menggunakan hardisk yang dilakukan oleh bagian editing.
Penyimpanan hardisk dilakukan setelah melewati proses editing. Penyimpanan
yang dilakukan pada hardisk tersebut bertujuan backup data pada rekaman kaset
video jika kaset video mengalami masalah. Berikut langkah penyimpanan yang
dilakukan TVRI Medan:
Data yang sudah selesai diediting, ditransfer dengan menggunakan (VTR)
ke Komputer, kemudian copy bahan video dan copy ke folder komputer disimpan
Folder : Nama stasiun (TVRI Medan) / Program acara / Judul Acara
Lalu disimpan ke dalam komputer dan di backup ke dalam Hardisk. Jika ingin
data yang ditemu kembali , pengguna hanya memilih folder, tanggal dan program
acara.
3.3 Sistem Temu Kembali
Pengolahan sistem temu kembali informasi yang dilakukan di LPP TVRI
Medan adalah rekaman kaset video, sebelum menemukan informasi yang
diperlukan dari isi rekaman kaset tersebut terlebih pengguna menggunakan
katalog buku. Katalog pada TVRI Medan berbeda dengan katalog perpustakaan.
Pada katalog yang digunakan TVRI Medan hanya memuat nama acara, judul
acara, nomor kaset dan durasi. Jika petugas pada bagian editing atau program
melakukan peminjaman tersebut dicatat nama peminjam, nomor kaset, tanggal
peminjaman setelah dikembalikan dicatat kembali bahan yang dikembalikan oleh
pengguna sebagai bukti bahan sudah kembali ke transformer (orang yang
mengelola kaset di stasiun televisi TVRI Medan).
Dari hasil observasi peneliti dapat diketahui bahwa LPP TVRI Medan
menerapkan sistem layanan tertutup. Layanan ini merupakan layanan dimana
pengguna tidak diizinkan mengambil langsung rekaman kaset video yang akan
dipinjam. Hal ini karena materi kaset yang disimpan merupakan asset perusahaan.
Selain mahal, informasi yang terekam didalam kaset merupakan
informasi-informasi penting dan sangat rahasia dan tidak boleh diketahui sembarang orang
3.3.1 Penelusuran dan Peminjaman
Sebelum melakukan permintaan suatu topik rekaman video ke bagian
penyimpanan kaset video petugas bagian penyimpanan diberikan data acara yang
akan disiarkan (shot list) kemudian petugas akan mencari terlebih dahulu
menggunakan katalog buku yang memuat nama acara, judul acara, nomor kaset,
durasi dan tanggal peminjaman. Setelah didapat nama acara siaran yang
diperlukan, kemudian petugas menggunakan bantuan label yang tertera pada rak
penyimpanan kaset setelah didapatkan rekaman kaset video dicek melalui alat
VTR. Setelah cocok dengan data yang diminta petugas mencatat nama peminjam
di buku katalog. Tetapi jika yang meminjam dari TVRI Jakarta maka akan
dilakukan proses pengkopian isi rekaman video kedalam hardisk dan ke dalam
sebuah kaset lainnya. Jadi, proses penelusurannya dilakukan oleh petugas
sedangkan peminjam tidak bisa langsung mencari ke rak karena sistem yang
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Dari kesimpulan diatas maka penulis dapat memberikan saran antara lain
sebagai berikut:
1. Penyimpanan pada TVRI Medan terdiri dari 2 jenis penyimpanan,
yaitu : penyimpanan media audiovisual dan penyimpanan format data.
Penyimpanan media audiovisual terdiri dari miniDV dan DVC-PRO
sedangkan penyimpanan format data menggunakan Hardisk,dikelola
di tempat penyimpanan kaset oleh Transformer.
2. Stasiun TVRI memiliki tempat penyimpanan yang sesuai dengan jenis
penyimpanannya yaitu terdiri dari DVC-PRO, CD dan mini DV,dan
Hardisk ini disimpan diruangan yang ber AC untuk menjaga
kelembapannya.
3. Sistem penyimpanan Informasi TVRI Medan umumnya masih
menggunakan Rekaman Kaset video, belum menggunakan
penyimpanan melalui basis data seperti yang terdapat pada TVRI
Jakarta.
4. Kondisi rak penyimpanan yang digunakan TVRI Medan tidak
menggunakan rak khusus penyimpanan kaset, sehingga kaset mudah
5. Sistem temu kembali pada stasiun TVRI Medan masih manual, yaitu
hanya menggunakan rekaman video dan katalog buku saja. Hal ini
diungkapkan karena, didalam situasi ini dikarenakan tidak adanya
pedoman yang dimiliki didalam melakukan sistem temu kembali pada
stasiun TVRI Medan .
4.2. SARAN
Saran penulis pada penyimpan informasi stasiun TVRI Medan sebaiknya
tidak hanya menggunakan rekaman kaset video dan hardisk saja . sebaiknya juga
melakukan penyimpanan pada basis data seperti yang dilakukan di stasiun
TVRI Jakarta. Tempat penyimpanan kaset video juga sebaiknya menggunakan rak
penyimpanan khusus kaset video. Sedangkan sistem temu kembali pada TVRI
Medan harusnya sudah dilengkapi pangkalan data Win/isis seperti stasiun televisi
swasta ternama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Simpan informasi
2.1.1 Pengertian Sistem Simpan Informasi
Sistem simpan informasi adalah sarana dalam menyimpan informasi atau
melestarikan informasi yang dilakukan dengan berbagai jenis media penyimpanan
yang bertujuan menemukan kembali informasi yang relevan.
Purwono (2010: 140) menyatakan bahwa:
Pada hakikatnya kepustakawanan merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pelestarian dan penyebaran informasi, dengan suatu pemahaman pelestarian dan pemencaran dalam arti luas. Di dalam proses komunikasi pesan atau informasi terdapat dua hal utama yaitu isi informasi dan wadah informasi (content dan container-nya). Untuk memencarkan informasi kadang-kadang diperlukan upaya menyimpan sementara informasi atau titik ekstremnya adalah melestarikan informasi. Interaksi antara fungsi pelestarian dan pemencaran informasi menyebabkan perlunya suatu alat untuk menyimpan informasi dalam menemukan kembali informasi secara cepat dan tepat yaitu Sistem Simpan dan Temu Kembali Informasi atau SSTKI (Information Storage and Retrieval System atau IRRS). Bentuk SSTKI sangat beragam sesuai dengan teknologi yang digunakan, apakah menggunakan teknologi kartu sehingga tersedia katalog kartu atau menggunakan komputer yang menghasilkan pangkalan data berbasis komputer. Adapun sarana SSTKI ini dapat berwujud indeks, katalog atau berupa daftar bibliografi sebagaimana diuraikan pada kegiatan belajar sebelumnya.
Dari definisi di atas dapat dinyatakan bahwa sistem simpan informasi
berfungsi sebagai pelestarian dan pemencaran informasi dengan menggunkan alat
untuk penyimpanan informasi dan temu kembali informasi secara cepat dan tepat.
Bentuk sistem simpan informasi sangat beragam sesuai dengan teknologi yang
2.1.2 Tujuan Penyimpanan
Tujuan penyimpanan untuk memudahkan pemakai menemukan kembali
informasi dan informasi yang terkandung dapat bertahan dan dimanfaatkan dalam
jangka waktu yang lama perlu penyimpanan dan pelestarian sesuai dengan metode
dan sistem yang berlaku secara umum. Dokumentasi dan informasi
Yang dimaksud dengan penyimpanan koleksi adalah kegiatan menyimpan koleksi
yang telah diolah/diproses sedemikian rupa ke rak-rak berdasarkan susunan
menurut kelompok macamnya dan bidang maupun berdasarkan urutan nomor
penempatan (call number). Menurut Anang Arybowo (2013: 1) Tujuan kegiatan
penyimpanan adalah :
1. Memudahkan pemakai dalam menemukan kembali informasi. 2. Memudahkan dalam penataan dan menempatkan koleksi bahan
pustaka.
3. Menciptakan keindahan dan nilai estetika susunan koleksi bahan pustaka.
4. Melestarikan fisik bahan pustaka.
5. Melestarikan informasi yang terkandung dalam koleksi bahan pustaka.
Sedangkan menurut Junaedi, J.M yang dikutip oleh Yusran (2006: 4)
Tujuan penyimpanan adalah:
1. Menyelamatkan nilai informasi yang terkandung dalam setiap bahan pustaka atau dokumen.
2. Menyelamatkan bentuk fisik bahan pustaka atau dokumen. 3. Mengatasi kendala kekurangan ruang.
4. Mempercepat proses temu batik atau penelusuran dan perolehan informasi.
5. Menjaga keindahan dan kerapian bahan pustaka.
Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa tujuan penyimpanan
adalah memudahkan pengguna dalam menemukan kembali, dan menjaga nilai
informasi agar tidak rusak disebabkan berbagai faktor.
2.1.3 Bentuk Penyimpanan
Pada dasarnya dikenal dua bentuk penyimpanan yaitu dokumen dalam
bentuk aslinya dan dokumen yang disimpan tidak dalam bentuk aslinya melainkan
diperkecil atau microcard atau microfilm atau mikrofis. Semua dokumen
direproduksi dalam bentuk lebih kecil. Reproduksi dalam bentuk lebih kecil
daripada dokumen aslinya akan menghemat ruang, dan berat dokumen jauh lebih
ringan daripada aslinya. Kerugian bentuk mikro adalah diperlukan alat bantu
untuk membaca, pengaturan suhu ruangan yang cocok, perlengkapan yang tepat
karena semua reproduksi bentuk mikro rawan terhadap kerusakan.
2.1.3.1 Penyimpanan Media Audiovisual
Sistem penyimpanan terdiri dari dua format, yaitu format analog seperti
Sony Betamax, VHS, Beta SP, Hi8, serta Betacam Digital dan format digital atau
Digital Video (DV) seperti VCD, DVD, mini DV dan Server Video dengan
Format MPEG (Motion Pictures Expert Group).
Perbedaan antara video analog dan digital adalah pada video analog
gambar dan audio yang direkam dalam pita seluloid yang mirip pita film.
Sedangkan pada video digital, gambar dan audio akan masuk ke dalam pita
Rekaman yang menggunakan data analog biasanya lebih baik
dibandingkan dengan rekaman digital. Selain tampilannya lebih bagus, dengan
rekaman analog video yang dihasilkan akan memiliki resolusi tinggi. Namun
kelemahan rekaman analog adalah dilakukan dengan cara menggesek maka lama
kelamaan media rekam akan mengalami keausan sehingga mengalami penurunan
kualitas.
2.1.3.2 Penyimpanan Data
Media penyimpanan data adalah bahan fisik yang di dalamnya
tersimpan data, perintah dan informasi yang dipindahkan dari dalam komputer.
Media penyimpanan data disebut dengan istilah strorage medium atau media
penyimpanan sekunder (secondary storage). Media penyimpanan juga bisa
sebagai alat masukan dan alat keluaran, sebagai alat masukan adalah pada saat
data dan informasi yang ada dalam media penyimpanan dibutuhkan maka akan
dibuka di komputer, proses tersebut menjadi input. Sedangkan menjadi alat
keluaran adalah pada saat data dan informasi yang ada dalam komputer
dipindahkan atau disimpan dalam media penyimpanan. Media penyimpanan
terbagi menjadi 3 kategori, yaitu:
1.
Magnetik (Magnetic Disk)Penyimpanan Magnetik merupakan media penyimpanan yang
termasuk ke dalam penyimpanan sekunder (secondary storage)
yang paling banyak dipakai pada sistem komputer modern.
Kelebihan dan Kekurangan :
Kelebihan : Kapasitas penyimpanan pada media ini lebih
besar dari media penyimpanan lainnya bahkan sudah
mencapai Petabyte dan Kecepatan akses datanya tinggi.
Kekurangan : Harganya lebih mahal jika dibandingkan
dengan media penyimpanan lainnya.
2.
Media Penyimpanan Optical (Optical Disk)Penyimpanan optical adalah media yang menyimpan data komputer
yang dapat ditulis dan dibaca dengan menggunakan laser bertenaga
rendah.
Contohnya: CD, CD-ROM, WORM, CD-RW, DVD
Kelebihan dan Kekurangan:
Kelebihan : Beratnya lebih ringan dari beberapa media
penyimanan Magnetic Disk.
Kekurangan : Kapasitas memorinya lebih kecil dari
Magnetic Disk dan Jika tergores maka resikonya data tidak
akan terbaca.
3.
Media Penyimpanan Awan (Cloud Storage)Penyimpanan Awan merupakan media yang masih tergolong baru,
media ini bersifat online dan tidak menggunakan kapasitas data
memori pada perangkat karena mereka menggunakan penyimpanan
Kelebihan dan Kekurangan :
Kelebihan :Tidak memerlukan perangkan untuk menyimpan
data.
Kekurangan : Sering terjadi kesalahan pada Server dengan
resiko data akan hilang dan juga dikenakan akses koneksi
data
2.4 Sistem Temu Kembali Informasi
2.4.1 Pengertian Sistem Temu kembali Informasi
Sistem temu kembali informasi merupakan sistem yang berfungsi untuk
menemukan informasi yang relevan dengan kebutuhan pemakai. Salah satu hal
yang harus diingat adalah bahwa informasi yang diproses terkandung dalam
sebuah dokumen yang bersifat tekstual. Pada konteks ini, Temu kembali informasi
berkaitan dengan representasi, penyimpanan, dan akses terhadap dokumen
representasi.
Menurut Houghton (1997: 19) menjelaskan bahwa prinsip dalam temu
kembali informasi adalah:
Penelusuran yang merupakan interaksi antara user dan sistem dan pertanyaan kebutuhan pengguna diekspresikan sebagai suatu istilah yang tertentu. Selanjutnya dinyatakan bahwa komponen fundamental dari sistem temu kembali informasi adalah penyimpanan (storage), dan proses temu kembali (retrieval).
Zainab (2002: 41) menyatakan bahwa “Temu kembali kembali sebagai
untuk mendefinisikan dokumen sesuai dengan subjek yang diinginkan”. Menurut
Sulistiyo-Basuki (1992: 132), “Sistem temu balik informasi adalah sejumlah
kegiatan yang bertujuan menyediakan dan memasok informasi bagi pengguna
sebagai jawaban permintaan pengguna”.
Selain pendapat diatas Salton (1983: 1) mendefinisikan bahwa:
Secara sederhana temu kembali informasi merupakan suatu sistem yang menyimpan informasi dan menemukan informasi tersebut. Secara konsep bahwa ada beberapa dokumen atau kumpulan record informasi yang diorganisasikan ke dalam sebuah media penyimpanan untuk tujuan mempermudah ditemukannya kembali.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa temu kembali informasi
adalah proses pencarian informasi yang menggunakan istilah pencarian untuk
mendefinisikan dokumen atau kumpulan record yang diorganisasikan ke dalam
sebuah media penyimpanan untuk tujuan temu kembali jika dibutuhkan oleh
pengguna.
2.4.2 Tujuan Sistem Temu Balik Informasi
Sistem Temu Kembali Informasi bertujuan untuk menemukan dokumen
atau informasi yang diperlukan oleh masyarakat pengguna.
Menurut Salton yang dikutip oleh Purwono (1983: 2) menyatakan bahwa
Sistem Temu kembali Informasi bertujuan untuk menjembatani kebutuhan
informasi pengguna dengan sumber informasi yang tersedia dalam situasi seperti
1. Penulis mempresentasikan sekumpulan ide dalam sebuah dokumen menggunakan sekumpulan konsep.
2. Terdapat beberapa pengguna yang memerlukan ide yang dikemukakan oleh penulis tersebut, tapi mereka tidak dapat mengidentifikasikan dan menemukannya dengan baik.
3. Sistem temu kembali informasi bertujuan untuk mempertemukan ide yang dikemukakan oleh penulis dalam dokumen dengan kebutuhan informasi pengguna yang dinyatakan dalam bentuk keyword query/ istilah penelusuran.
Selanjutnya menurut Salton yang dikutip oleh Purwono (1983: 2)
berkaitan dengan sumber informasi di satu sisi dan kebutuhan informasi pengguna
di sisi yang lain, sistem temu kembali informasi berperan untuk:
1. Menganalisis isi sumber informasi dan pertanyaan pengguna .
2. Mempertemukan pertanyaan pengguna dengan sumber informasi
untuk mendapatkan dokumen yang relevan.
Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa tujuan sistem temu
kembali informasi adalah menemukan kembali dokumen/informasi relevan
dengan kebutuhan pengguna dalam bentuk keyword query/istilah penelusuran
sehingga memberikan kepuasan kepada pengguna.
2.4.3 Fungsi Sistem Temu Kembali Informasi
Sistem temu kembali informasi berfungsi menemukan informasi
berdasarkan pertanyaan (query) pengguna dengan cara tertentu yang
memungkinkan menemukan informasi yang relevan. Menurut Salton (1983: 3)
fungsi utama sistem temu kembali informasi adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi sumber informasi yang relevan dengan minat masyarakat pengguna yang ditargetkan.
3. Mempresentasikan isi sumber informasi dengan cara tertentu yang memungkinkan untuk dipertemukan dengan pertanyaan pengguna. 4. Mempresentasikan pertanyaan (query) pengguna dengan cara tertentu
yang memungkinkan untuk dipertemukan sumber informasi yang terdapat dalam basis data.
5. Mempertemukan pernyataan pencarian dengan data yang tersimpan dalam basis data.
6. Menemu-kembalikan informasi yang relevan.
7. Menyempurnakan untuk kerja sistem berdasarkan umpan balik yang diberikan oleh pengguna.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi sistem temu
kembali informasi adalah menukan pencarian informasi dengan data yang
tersimpan dalam basis data dan menyempurnakan kerja sistem berdasarkan umpan
balik yang dilakukan oleh pengguna.
2.4.4 Komponen Sistem Temu Kembali Informasi
Menurut Lancaster yang dikutip oleh Purwono (2010: 3) Sistem Temu Kembali Informasi terdiri dari 6 (enam) subsistem, yaitu:
1. Subsistem dokumen
Pencarian informasi diawali dengan adanya kebutuhan informasi
pengguna. Dalam hal ini Sistem Temu kembali Informasi berfungsi untuk
menganalisis pertanyaan (query) pengguna yang merupakan representasi dari
kebutuhan informasi untuk mendapatkan pertanyaan-pertanyaan yang tepat.
informasi yang telah terorganisasi dengan suatu fungsi penyesuaian (matching
fuction) tertentu sehingga ditemukan dokumen atau sekumpulan dokumen.
Tague-Sutcliffe (1996: 19) melihat Temu kembali Informasi sebagai suatu
proses yang terdiri dari 6 (enam) komponen utama, yaitu:
1. Kumpulan dokumen
Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa komponen Sistem
temu kembali Informasi terletak pada penilaian relevansi yaitu suatu tahap dalam
Temu kembali untuk menentukan dokumen yang relevan dengan kebutuhan
informasi pemakai
2.4.5 Jenis-Jenis Sistem Temu Kembali Informasi
Sistem Temu kembali berdasarkan jenis medianya:
1. Temu kembali audio berbasis konten (content based audio retrieval)
versi heuristic dari multidimensional scaling (MDS) yang bernama
FastMap, digunakan untuk pengambilan audio dan browsing.
FastMap, seperti MDS, memetakan objek kedalam ruang Euclidean,
dimana kesamaan selalu terjaga. Sebagai tambahan FastMap ini lebih
efisien disbanding MDS karena memungkin query untuk temu
kembali berbasis konten (Cano,2002:1). Metode untuk
mengkaraterisasi ritme dan tempo dari musik menurut (Foote, 2002:1)
kuantitatif diantara dua karya music atau lebih. Ini memungkinkan
untuk mengambil sebuah karya yang memiliki kesamaan ritme dari
koleksi musik yang besar. Aplikasi yang berhubungan dengan topik
ini berupa disc jokey yang terotomatisasi. Selain analisis yang
mendalam dan metode pengambilan, foote juga mempersembahkan
eksperimen skala kecil yang mendemonstrasikan pengambilan dan
sistem ranking audio berdasarkan kesamaan ritme.
2. Temu kembali video berbasis konten (Content Based Video Retrieval)
Pertumbuhan dari ketersediaan material video online di internet
umumnya dikombinasikan dengan tag yang ditulis oleh pengguna atau
deskripsi konten, dimana merupakan mekanisme mengakses sebuah
video. Bagaimanapun tag yang ditulis oleh pengguna memiliki
keterbatasan untuk pengambilan dan kita seringkali ingin mengakses
video dari konten video itu sendiri tanpa menggunakan tag yang
ditulis untuk video tersebut. Teknik temu kembali video berbasis
konten belum dapat digunakan pada skala internet. Tetapi teknik ini
terbukti kuat dan efektif untuk koleksi data yang kecil. Dan dalam
artikel dengan judul “three example systems from TRECVid”
membahas tiga dari duapuluh sistem yang telah diteliti untuk
memungkinkan implementasi dari temu kembali video berbasis
konten untuk digunakan diruang internet (Alan, 2007:2)
Di dunia sekarang ini, penciptaan, pengambilan, pendistribusian
gambar digital telah menjadi relatif mudah dengan kemajuan gambar
digital dan teknologi komunikasi. Gambar digital sekarang telah
menjadi salah satu format media yang paling sering digunakan. Hal
ini telah mengakibatkan studi penelitian ke database berbasis teks.
Contohnya meningkatkan mesin pencarian citra berbasis internet yang
tersedia secara komersial dan beberapa aplikasi berorientasi database.
Contohnya adalah mesin pencari internet seperti google
(www.google.com), yahoo (www.yahoo.com), dan altavista
(www.altavista.com) . Sistem ini memberikan pengguna fasilitas
pencarian citra dan pengambilan fitur fungsional. Pada aplikasi ini, isi
citra dianalisis melalui pendekatan tekstur berbasis teks. Hanya kata
kunci yang digunakan untuk sistem kueri. Efisiensi pengambilan citra
dengan pendekatan semacam itu sangat bergantung pada kemampuan
pengguna untuk memasukkan kata kunci yang tepat. Ini sangat tidak
user friendly, karena pengguna dari latar belakang yang berbeda dapat
menginterpretasikan citra dengan berbeda. Selain itu, pengguna juga
diperbolehkan menggunakan kueri untuk citra sampel. Hal ini
menimbulkan pengenalan teknik sistem pencarian citra berbasis
konten (CBIR). Sebuah sistem CBIR adalah salah satu sistem yang
mengambil citra berdasarkan fitur seperti warna, tekstur, bentuk, atau
bahkan arti semantik citra adalah sistem yang kompleks yang terdiri
4. Temu kembali Teks Berbasis Konten (Content Based Text Retrieval)
Kategorisasi otomatis (klasifikasi) dari teks ke dalam kategori yang
ditentukan sebelumnya. Kembali ke tahun 60-an, telah terjadi
booming di sepuluh tahun terakhir, karena meningkatnya ketersediaan
dokumen dalam bentuk digital dan kebutuhan untuk mengatur .
pendekatan yang dominan untuk masalah ini adalah berdasarkan
aplikasi Pembelajaran Mesin (machine learning) suatu proses yang
secara otomatis membangun classifer dengan belajar suatu dokumen
yang diklasifikasikan sebelumnya. Keuntungan dari pendekatan ini
daripada pendekatan rekayasa pengetahuan (terdiri dalam definisi
manual sebuah classifier oleh pakar domain) adalah efektivitas yang
sangat baik. Penghematan yang cukup besar dalam hal tenaga ahli dan
portabilitas untuk domain yang berbeda ( Sebastiani, 2001: 20)
2.5 Rekaman Video sebagai Sistem Temu Kembali Informasi 2.5.1 Pengertian Rekaman video
Video menjadi temuan terbesar manusia pada abad ke 20. Perkembangan
ini tidak terlepas dari kemajuan teknologi yang kemudian mampu
menggambungkan unsur gambar bergerak dengan unsur suara, lalu disebut sebagi
video, yakni gabungan yang harmonis atau sinkron antara visual (gambar
bergerak) dengan audio (suara). Dalam buku Aglo-American cataloguing Rules 2
(AACR2) mendefinisikan rekaman video sebagai suatu rekaman yang berisi
Sedangkan menurut Harrison (1980: 47) rekaman video adalah:
Sebuah metode perekam gambar bergerak diatas pita magnetic dengan menggunakan prinsip yang sama dengan perekam suara, tetapi mengkonversikan suara dan gambar ke dalam implus listrik yang kemudian diletakkan di atas media perekam.
Kamera video berfungsi sebagai alat yang mewakili mata manusia untuk
menangkap pantulan cahaya sebuah objek dan gelombang suara yang kemudian
diproses secara mekanik atau elektronik dan disimpan dengan media seperti pita
seluloid, pita magnetis bahkan digital video disc. Video sebagai media
komunikasi yang memadukan unsure suara/bunyi dan gambar dengan segala
teknik penyiapan yang didasarkan pada derajat kegunaannya (useware) sangat
ditentukan oleh penyiapan penggarapan perangkat lunak (software) yaitu
materi/pesan dan perangkat keras (hardware) berupa peralatan produksi
(Djauhari, 2003)
Menurut Djauhari (2003: 3) menyatakan bahwa :
Pada perkembangan teknologi komunikasi saat ini yang sangat menunjang penggarapan kemasan informasi melalui media audio visual maka beberapa keunggulan sifat video yang dimiliki, yakni fixative, manipulative dan distributif semakin menghadapkan kita sebagai perencana pesan untuk senantiasi kreatif dalam pembuatan kemasan pesan. Keunggulan video yang mampu menampilkan gambar bergerak dan suara merupakan satu daya tarik tersendiri, karena mampu menyerap pesan atau informasi dengan menggunakan lebih dari satu indera.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa rekaman video adalah
suatu rekaman yang berisi gambar visual dan dapat dilihat dengan bantuan
televisi. Keduanya memiliki kesamaan pengertian dengan memberikan penekanan
2.5.2 Ragam format Rekaman video
Bahan dasar dari kaset video, yaitu plastik tipis yang dilapisi serbuk
elektromagnetik. Menurut fothergill, kaset video berbahan dasar polyester dilapisi
atau dilindungi dengan besi oksida atau kromium agar menghasilkan suara yang
jernih.
Menurut Lora (1994: 18) kaset video terdiri dari beberapa lapisan, yaitu:
1. Lapisan dasar, terbuat dari mylar dan polyester
2. Lapisan magnetik sensitif, terbuat dari serbuk oksida dan pengikatnya,
kemudian lem yang menempelkan lapisan magnetik ke lapisan dasar
Sedangkan Fothergill (1990: 18) menyatakan bahwa format kaset video,
antara lain:
1. Open reel tape
Tape rekorder merupakan bentuk magnetik dari tipe audio rekorder dimana medium perekamnya merupakan pita yang dililitkan pada sebuah silinder dibandingkan kaset.
2. Cassettes dan cartridges a. U-Matic
U-Matic merupakan konsep pengembangan yang kemudian menjadi standar industri penyiaran di dunia selama hampir 15 tahun dengan resolusi dibawah standar (hanya 250 line), sejak tahun 1971 menguasai seluruh sistem penyiaran dunia. Akhirnya di tahun 1985, dengan subsidi dari jepang Televisi Republik Indonesia (TVRI) akhirnya merubah total sistem penyiarannya dari sistem U-Matic (yang masih bersolusi gambar rendah 350 x 300 pixel) menjadi sistem Sony Betacam.
Dengan berkembangnya teknologi, sistem perekam dengan menggunakan sistem U-Matic dihentikan dan teknologinya tidak diteruskan. Kualitas rekam yang sama dengan Betamax dan VHS kalah saing dengan penerusnya, Betacam. U-Matic yang hanya kualitasnya sama dengan VHS dianggap tidak memenuhi syarat Broadcast.
Video Home System (VHS), itulah format video dengan lebar penampang pita 16mm penantang betamax yang dikeluarkan oleh pendatang video baru dari jepang, Japan Victor Company (JVC) di tahun 1976. Sebelumnya, JVC lebih intensif dalam produksi proyektor film 16mm dengan harga yang murah dan kualitas sedikit lebih baik, praktis dan stabil dari Betamax. Betamax kecepatannya tidak standar. Jadi, antara kaset video memiliki kecepatan putar yang sedikit berbeda, sehingga setiap mengganti kaset video harus di-set kembali kecepatannya, jika tidak akan tampak garis-garis seperti semut pada gambar.
c. Beta
Kata Betamax berasal dari dua kata, Beta adalah kata untuk jalur sinyal yang direkam pada kaset, karena pita kaset tersebut berputar melalui sebuah transportasi sehingga berbentuk seperti abjad Yunani “Beta”_ (β). Kata max berasal dari “maximum” yang
berarti luar biasa. Format perekam video/audio yang dikembangkan oleh Sony yang dirilis pada 10 mei 1975. Betamax adalah kaset video selebar ½ inci (12.7 mm) format ini berasal dari kaset video sebelumnya, yaitu U-Matic dengan lebar ¾ inci (19.05 mm)
d. Video 2000
Video 2000 atau dikenal juga sebagi VCC adalah pengguna dari sistem VCR dan video tape standar yang dikembangkan oleh Philips dan grundig untuk bersaing dengan VHS keluaran JVC dan teknologi video betamax keluaran sony.
Selain pendapat diatas, menurut Vincent Bayu Tapa Brata (2006: 20)
terdapat beberpa format video kaset lainnya, yaitu:
a. Video8
Format ini diliris oleh Sony Corporation pada pertengahan dekade 80-an. Ukuran kasetnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan format VHS yang saat ini sedang populer. Kaset video8 bisa masuk ke kamera video amatir (Handycam) sehingga dalam waktu singkat kehadirannya disambut baik oleh pasar. Angka 8 pada format ini menunjukkan ukuran pita kasetnya, yaitu 8mm.
b. Hi8
Format kaset video yang paling populer di Indonesia, yaitu dikalangan videographer amatir dan broadcast (televisi) karena memiliki resolusi gambar yang lebih tinggi, yaitu 400 line per inch. c. VHS-C
kamera video yang ukurannya kecil.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa format rekaman
video adalah suatu rekaman yang menggunakan berbagai jenis format meliputi
gambar visual dan dapat dilihat dengan alat bantu untuk menggunakan format
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ledakan informasi muncul akibat adanya dorongan globalisasi. Hal ini
menyebabkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung sangat
cepat, sehingga kebutuhan masyarakat terhadap jasa dan layanan informasi
semakin meningkat. Diantara kegiatan informasi adalah penyimpanan dan
penemuan kembali informasi. Televisi sebagai salah satu penyedia informasi,
dalam menyajikan informasi perlu adanya suatu sistem penyimpanan yang
digunakan dalam menunjang penyebaran informasi tersebut melalui acara siaran
televisi. Pentingnya sistem simpan informasi pada stasiun televisi untuk
melestarikan informasi yang dilakukan dengan berbagai jenis media penyimpanan
yang bertujuan menemukan kembali informasi .
Informasi yang setiap saat bertambah secara eksponsial tidak mungkin
ditangani tanpa adanya sarana simpan dan sistem temu kembali informasi
(retrieval) yang baru. Sistem temu kembali informasi digunakan untuk
menemukan kembali (retrieve) informasi-informasi yang relevan terhadap
kebutuhan pengguna dari suatu kumpulan informasi. Sistem temu kembali
informasi didesain untuk menemukan kembali dokumen atau informasi yang
dibutuhkan oleh kelompok pemakai. Adanya sistem temu kembali informasi
dengan demikian didesain tidak semata-mata didasarkan atas kebutuhan
dokumen atau informasi untuk disajikan dan diakses oleh pemakai secara mudah
dan cepat.
LPP TVRI Medan merupakan stasiun televisi regional, yang mengudara di
kawasan Sumatera Utara dan didirikan pada tanggal 28 Agustus 1970. LPP TVRI
berperan sebagai media penyebaran informasi yang dituntut harus mampu
menyalurkan informasi yang diperlukan masyarakat. Sumber informasi yang
terdapat di LPP TVRI sebelum atau sesudah disiarkan informasi tersebut disimpan
bertujuan untuk melestarikan nilai informasi yang terkandung di dalamnya.
Sistem Penyimpanan yang digunakan stasiun TVRI Medan adalah penyimpanan
audiovisual dan penyimpanan format data sedangkan temu-kembali informasinya
menggunakan rekaman kaset video.
Dari hasil pengamatan penulis sistem penyimpanan informasi pada TVRI
Medan masih menggunakan sistem penyimpanan standar pada umumnya stasiun
televisi, hal ini berbeda dengan stasiun TVRI Jakarta yang penyimpanannya telah
menggunakan pangkalan data. Sedangkan sistem Informasinya hanya
menggunakan rekaman kaset video. Berdasarkan latarbelakang dan masalah
tersebut, penulis menetapkan judul kertas karya yaitu “Sistem Simpan dan Temu
Kembali Informasi pada Lembaga Penyiaran Publik(LPP) Televisi Republik
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sistem simpan informasi pada Lembaga Penyiaran
Publik Televisi Republik Indonesia.
2. Untuk mengetahui sistem temu kembali informasi pada Lembaga
Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia
1.3 Ruang Lingkup
Lingkup penulisan kertas karya ini terdiri dari penyimpanan, proses
penyimpanan dan alat yang digunakan dalam temu kembali pada Lembaga
Penyiaran Publik (LPP) Televisi Republik Indonesia (TVRI) Medan.
1.4 Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data serta informasi yang diperlukan dalam
penulisan kertas karya ini, metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Studi Kepustakaan
Data diperoleh melalui literatur berupa buku dan informasi lain yang
berkaitan dengan penulisan kertas karya.
2. Studi Lapangan (Observasi)
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penulisan kertas
karya ini penulis mengadakan pengamatan langsung ke Lembaga
penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia (TVRI) Medan.
3. Wawancara
Abstrak
Ledakan informasi muncul akibat adanya dorongan globalisasi. Hal ini menyebabkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung sangat cepat, sehingga kebutuhan
masyarakat terhadap jasa dan layanan informasi semakin meningkat. Diantara kegiatan
informasi adalah penyimpanan dan penemuan kembali informasi. Televisi sebagai salah satu
penyedia informasi, dalam menyajikan informasi perlu adanya suatu sistem penyimpanan yang
digunakan dalam menunjang penyebaran informasi tersebut melalui acara siaran televisi.
Pentingnya sistem simpan informasi pada stasiun televisi untuk melestarikan informasi yang
dilakukan dengan berbagai jenis media penyimpanan yang bertujuan menemukan kembali
SISTEM SIMPAN DAN TEMU KEMBALI INFORMASI PADA LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK(LPP) TELEVISI REPUBLIK
INDONESIA (TVRI) MEDAN
KERTAS KARYA
Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Studi untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md.)
Disusun Oleh : INDAH SARI ULFHA
132201076
PROGRAM STUDI D3 PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Kertas Karya : Sistem Simpan dan Temu Kembali Informasi Pada
Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Televisi Republik
Indonesia (TVRI) Medan
Oleh : Indah Sari Ulfha
Nim : 132201076
Dosen Pembimbing : Hotlan Siahaan, S.Sos., M.I.Kom
NIP : 197803312005012003
Tanda Tangan : ...
Tanggal : ...
Dosen Pembaca : Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd.
NIP : 195704071986032001
Tanda Tangan : ...
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Kertas Karya : Simpan dan Temu Kembali Informasi Pada Lembaga
Penyiaran Publik (LPP) Televisi Republik Indonesia
(TVRI) Medan
Oleh : Indah Sari Ulfha
Nim : 132201076
DEPARTEMEN STUDI D 3 PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
Ketua Prodi : Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd.
NIP : 195704071986032001
Tanda Tangan : ...
Tanggal : ...
FAKULTAS ILMU BUDAYA
Dekan : Dr. Budi Agustono, M.S.
Tanda Tangan : ...
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat
dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini. Kertas karya ini
berjudul “Sistem Simpan dan Temu kembali Informasi Pada Lembaga Penyiaran
Publik (LPP) Televisi Republik Indonesia (TVRI) Medan”. Penulisan kertas karya
ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan perkuliahan
pada Program Studi D3 Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa dalam kertas karya ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan. Hal ini disebabkan karena masih sangat terbatasnya
pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu mengharapkan kritik yang
membangun agar penulis dapat mengembangkan pengetahuan di kemudian hari.
Untuk menyelesaikan kertas karya ini, penulis telah banyak menerima bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak, baik itu berupa bimbingan maupun petunjuk
yang tidak ternilai harganya. Melalui tulisan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd, selaku ketua Program Studi Perpustakaan
dan Informasi sekaligus dosen pembaca penulis, yang telah memberikan
bimbingan dan bantuan hingga selesainya kertas karya ini.
3. Ibu Hotlan Siahaan, S.Sos., M.I.Kom, selaku dosen pembimbing yang sangat
4. Seluruh Staf dan Pengajar atau Dosen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
5. Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Orang tua untuk
Ayah Don Barmal dan Ibu Almh. Darniwati yang telah membesarkan sampai
sekarang, memberi kasih sayang, memberi motivasi, serta memberi bantuan
baik materi maupun non materi kepada penulis dalam menyelesaikan kertas
karya ini
6. Terima kasih kepada bapak Drs. Tampe Malem Taringan sebagai Kepala
Seksi Teknik Produksi dan Penyiaran dan pegawai terkait lainnya yang
bersedia memberikan informasi dan arahan untuk kertas karya penulis
7. Terima kasih kepada Rizki Andani Lubis yang telah membantu penulis.
8. Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan stambuk 2013 yang
membantu penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini yaitu : Cindy
Claudia, Annisa Pratiwi, Susi Yanti, Rina Silvani Saputri dan Dina Nurdiana
sitorus.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan kertas karya ini. Penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan kertas karya ini, penulis menerima kritik dan
saran yang membangun untuk menyempurnakan kertas karya ini
.
Medan, Juli 2016
Penulis
Indah Sari Ulfha
DAFTAR ISI
2.2.1 Pengertian Sistem Temu kembali Informasi ... 9
2.3.2 Tujuan Sistem Temu kembali informasi ... 10
2.3.3 Fungsi Sistem Temu Kembali Informasi ... 11
2.3.4 Komponen Sistem Temu Kembali Informasi ... 12
2.3.5 Jenis-jenis Sistem Temu Kembali Informasi ... 13
2.3 Rekaman video sebagai Sistem Temu Kembali informasi ... 16
2.3.1 Pengertian Rekaman video ... 16
3.2.1 Jenis Penyimpanan Media Audiovisual ... 23
3.2.2 Proses Penyimpanan Media Audiovisual ... 24
3.2.3 Penyimpanan Format Data ... 27
3.2.4 Proses Penyimpanan Format Data ... 27
3.3 Sistem Temu kembali Informasi ... 28
3.3.1 Penelusuran dan Peminjaman ... 29
4.2 Saran ... 31