HUBUNGAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU SAAT HAMIL DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI PRAKTIK BIDAN SUMIARIANI, AMKeb KECAMATAM MEDAN JOHOR
Oleh :
NUR AKMAL HAYATI 070100042
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HUBUNGAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU SAAT HAMIL DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI PRAKTIK BIDAN SUMIARIANI, AMKeb KECAMATAM MEDAN JOHOR
Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran
Oleh :
NUR AKMAL HAYATI 070100042
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PENGESAHAN
Hubungan Pertambahan Berat Badan Ibu Saat Hamil dengan Berat Bayi Lahir di Praktik Bidan Sumiariani, AMKeb Kecamatan Medan Johor
NAMA : NUR AKMAL HAYATI NIM : 070100042
Pembimbing Penguji I
(dr. Selvi Nafianti, SpA) (dr. Hemma Yulfi, DAP&E, M. Med. Ed) NIP. 400048403 NIP. 197410192001122001
Penguji II
ABSTRAK
Berat bayi lahir dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya asupan nutrisi ibu selama kehamilan, faktor lingkungan ataupun faktor kesehatan ibu selama kehamilan. Permasalahan pada penelitian ini adalah, adakah hubungan antara pertambahan berat badan ibu saat hamil dengan berat bayi lahir. sehingga penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat hubungan antara pertambahan berat badan ibu saat hamil dengan berat bayi lahir.
Jenis penelitian ini adalah bersifat analitik dengan pendekatan seksional silang (cross sectional) retrospektif. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu-ibu hamil yang tercatat menjadi pasien di Praktik Bidan Sumiariani, AMKeb Kecamatan Medan Johor dari bulan Januari hingga Desember tahun 2009. Sampel berjumlah 101 orang dan alat yang digunakan berupa rekam medis pasien. Data diolah dengan statistik uji chiquare dan Convidence Interval dengan derajat kemaknaan 0,05.
Dalam penelitian ini mayoritas ibu hamil (71 orang) memiliki pertambahan berat badan saat kehamilan > 20% dari berat badan sebelum hamil. Bayi yang dilahirkan mayoritas memiliki berat lahir > 2500 gr (94 bayi). Hasil penelitian ini didapati bahwa ada hubungan antara pertambahan berat badan ibu saat hamil dengan berat bayi lahir dimana p= 0,003 (<0,05).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang kuat antara pertambahan berat badan ibu saat hamil dengan berat bayi lahir. Dalam hal ini perlu disarankan agar ibu hamil selalu menjaga asupan nutrisi yang baik selama kehamilannya, sehingga bayi yang dilahirkan sehat dan mempunyai berat lahir normal.
Kata kunci: kehamilan, pertambahan berat badan, berat bayi Lahir
ABSTRACT
Birth weight is influenced by several factors such as maternal nutrition during pregnancy, environmental factors or maternal health factors during pregnancy. The problem in this research is, there is a relationship between maternal weight gain during pregnancy with birth weight, so the research was done in order to see the relationship between maternal weight gain during pregnancy with birth weight.
The study is analytic retrospective cross-sectional approach. The population in this study is all pregnant mothers who are listed as a patient in Practice Midwives Sumiariani, AMKeb District Johor Medan from January to December of 2009. The sample numbered 101 persons and equipment used in the data was collected by using medical records. Data were analyzed with statistical tests and chi quare convidence interval with the degree of significance is 0.05.
In this research majority (71 patients) pregnant woman have weight gain more than 20 %. Most of the babies have birth weight more than 2500 gram (94 babies/ newborns). The results shous that, there is a correlation between maternal weight gain during pregnancy with birth weight where p = 0.003 (<0.05).
As a conclusion, there is a strong relationship between maternal weight gain during pregnancy with birt weight. In this case it is suggested that pregnant women should always maintain a good nutritional intake during pregnancy, so babies are born healthy have a normal birth weight.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan dan kesempatan kepada penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa pula shalawat dan salam kepada junjungan
kita nabi besar Muhammad SAW yang telah memberi kasih sayangnya sehingga
kita dapat hidup di dunia yang terang benderang dan penuh dengan kemajuan
tekhnologi saat ini.
Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai persyaratan untuk kelulusan kesarjanaan
kedokteran. Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan, mohon kiranya
untuk memberi masukan yang konstruktif untuk perbaikan di masa mendatang.
Banyak pihak yang telah membantu sehingga karya tulis ilmiah ini dapat
diselesaikan. Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Prof. dr. Gontar
Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH.
2. Dosen Pembimbing, dr. Selvi Nafianti, SpA yang telah bersedia meluangkan
waktu ditengah kesibukan untuk memberikan bimbingan dalam penyusunan
karya tulis ilmiah ini.
3. Dosen pembimbing Akademik, Prof.dr. Abdul Rachman Saragih, SpTHT(KL)
yang telah membimbing selama menempuh pendidikan.
4. Dosen Penguji I dr. Hemma Yulfi dan Dosen Penguji II dr. Rina Amelia untuk
setiap kritik dan saran yang membangun.
5. Bidan Sumiariani, AMKeb yang telah memberi izin untuk saya melakukan
penelitian di tempat praktiknya.
6. Yang tercinta Ayahanda Drs. H. Ahmad Syaukani dan Ibunda Hj. Faridah
Hanum MTD S.Pd yang selalu menjadi alasan untuk menggapai cita. Terima
kasih yang tak terkira untuk setiap do’a, cinta kasih, dukungan, dan
kepercayaan yang senantiasa mengiringi setiap jalan yang ditempuh. Papa
Mama yang melatih diri untuk menjaga amanah kepercayaan, mengajarkan
ketegaran, dan selalu menjadi orang pertama yang menguatkan hati ketika
airmata tak lagi mampu menerima pahitnya kegagalan.
7. Kakanda Sri ramadhani, Yasir Ahmadi, Imam Abdul Hadi, dan adinna Ati
Naili Azmi yang selalu menjadi panutan untuk penulis dalam menghadapi
segala masalah hidup dan menjadi motivasi untuk menggapai keberhasilan
hidup.
8. Semua teman-teman, khususnya Eva Rahmadani, Deza Anggraini, Mia
Endang Sopiana, Dewi Pertiwi Maha, Ovia Vincentia, Eva sonatalia, dan
Sondang Napitupulu yang telah memberikan kritik serta saran bagi penulis
dan memberi semangat untuk terus semangat dan tak kenal lelah dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun materil dalam
proses penelitian dan penyusunan karya tulis ini yang tak bisa disebutkan satu
persatu.
Demikianlah kata pengantar ini penulis sampaikan. Semoga karya tulis ini dapat
memberikan manfaat untuk bidang kedokteran dan kesehatan masyarakat.
Medan, 2010
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 2
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
1.3.1. Tujuan Umum ... 3
1.3.2. Tujuan Khusus ... 3
1.4. Manfaat Penelitian ... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1. Berat Bayi Lahir ... 4
2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berat Bayi Lahir ... 6
2.3. Berat Badan Ibu Hamil ... 10
2.4. Adaptasi Fisik Selama Kehamilan ... 12
2.4.1. Perubahan Sistem Reproduksi ... 12
2.4.2. Perubahan Sistem Sirkulasi ... 13
2.4.3. Perubahan Sistem Respirasi ... 14
2.4.4. Perubahan pada Sistem Pencernaan ... 15
2.4.5. Perubahan Traktus Urinarius ... 15
2.4.6. Perubahan Integumen ... 15
2.5. Gizi Dalam Kehamilan ... 16
2.6. Hubungan Peratambahan Berat Badan Ibu saat Hamil dengan Berat Bayi lahir ... 18
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 20
3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 20
3.2. Definisi Operasional ... 20
3.2.1. Pertambahan Berat Badan Hamil ... 20
3.2.2. Berat Bayi Lahir ... 21
BAB 4 METODE PENELITIAN ... 22
4.1. Jenis Penelitian ... 22
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 22
4.3. Populasi dan Sampel ... 22
4.3.1. Populasi ... 22
4.3.2. Besar Sampel ... 23
4.3.2.1. Kriteria Inklusi ... 23
4.3.2.2. Kriteria Eksklusi... 23
4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 23
4.5. Pengolahan dan Analisa Data ... 23
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 24
5.1. Hasil Penelitian ... 24
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 24
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel ... 24
5.1.2.1. Usia Ibu Hamil ... 24
5.1.2.2. Usia Kehamilan ... 25
5.1.2.3. Pertambahan Berat Badan Selama Kehamilan ... 26
5.1.2.4. Berat Bayi Lahir ... 26
5.1.3. Deskripsi Tabulasi Sampel ... 27
5.1.3.1. Tabulasi Usia Ibu Hamil dengan Pertambahan BB Ibu... 27
5.1.3.2. Tabulasi Usia Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir ... 27
5.1.3.3. Tabulasi Usia Kehamilan dengan Pertambahan BB Ibu ... 28
5.1.3.4. Tabulasi Usia Kehamilan dengan Berat Bayi Lahir ... 28
5.1.4. Analisa Statistik ... 28
5.1.3.1. Hubungan Pertambahan BB Bumil dengan BBL ... 28
5.2. Pembahasan ... 30
5.2.1. Usia Ibu Hamil ... 30
5.2.2. Usia Kehamilan ... 30
5.2.3. Pertambahan BB Selama Kehamilan ... 30
5.2.4. Berat Bayi Lahir ... 31
5.2.5. Tabulasi Usia Ibu Hamil dengan Pertambahan BB Ibu... 32
5.2.6. Tabulasi Usia Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir ... 32
5.2.7. Tabulasi Usia Kehamilan dengan Pertambahan BB Ibu ... 33
5.2.8. Tabulasi Usia Kehamilan dengan Berat Bayi Lahir ... 34
5.2.9. Hubungan Pertambahan BB Ibu Hamil dengan BBL ... 34
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 37
6.1. Kesimpulan ... 37
6.2. Saran ... 37
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1. Rumus HAASE untuk panjang fetus ... 5
Tabel 2.2. Kenaikan berat badan selama kehamilan ... 12
Tabel 2.3. Kebutuhan zat gizi selama kehamilan dan masa laktasi ... 17
Tabel 5.1. Karakteristik sampel berdasarkan usia ibu hamil ... 25
Tabel 5.2. Karakteristik sampel berdasarkan usia kehamilan ... 25
Tabel 5.3. Karakteristik sampel berdasarkan pertambahan BB ibu ... 26
Tabel 5.4. Karakteristik sampel berdasarkan berat bayi lahir ... 26
Tabel 5.5. Tabulasi silang usia ibu dengan BB ibu saat hamil ... 27
Tabel 5.6. Tabulasi silang usia ibu dengan berat bayi lahir ... 27
Tabel 5.7. Tabulasi silang usia kehamilan dengan BB ibu saat hamil ... 28
Tabel 5.8. Tabulasi silang usia kehamilan dengan berat bayi lahir ... 28
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 Surat Persetujuan Komisi Etik
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian
ABSTRAK
Berat bayi lahir dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya asupan nutrisi ibu selama kehamilan, faktor lingkungan ataupun faktor kesehatan ibu selama kehamilan. Permasalahan pada penelitian ini adalah, adakah hubungan antara pertambahan berat badan ibu saat hamil dengan berat bayi lahir. sehingga penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat hubungan antara pertambahan berat badan ibu saat hamil dengan berat bayi lahir.
Jenis penelitian ini adalah bersifat analitik dengan pendekatan seksional silang (cross sectional) retrospektif. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu-ibu hamil yang tercatat menjadi pasien di Praktik Bidan Sumiariani, AMKeb Kecamatan Medan Johor dari bulan Januari hingga Desember tahun 2009. Sampel berjumlah 101 orang dan alat yang digunakan berupa rekam medis pasien. Data diolah dengan statistik uji chiquare dan Convidence Interval dengan derajat kemaknaan 0,05.
Dalam penelitian ini mayoritas ibu hamil (71 orang) memiliki pertambahan berat badan saat kehamilan > 20% dari berat badan sebelum hamil. Bayi yang dilahirkan mayoritas memiliki berat lahir > 2500 gr (94 bayi). Hasil penelitian ini didapati bahwa ada hubungan antara pertambahan berat badan ibu saat hamil dengan berat bayi lahir dimana p= 0,003 (<0,05).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang kuat antara pertambahan berat badan ibu saat hamil dengan berat bayi lahir. Dalam hal ini perlu disarankan agar ibu hamil selalu menjaga asupan nutrisi yang baik selama kehamilannya, sehingga bayi yang dilahirkan sehat dan mempunyai berat lahir normal.
Kata kunci: kehamilan, pertambahan berat badan, berat bayi Lahir
ABSTRACT
Birth weight is influenced by several factors such as maternal nutrition during pregnancy, environmental factors or maternal health factors during pregnancy. The problem in this research is, there is a relationship between maternal weight gain during pregnancy with birth weight, so the research was done in order to see the relationship between maternal weight gain during pregnancy with birth weight.
The study is analytic retrospective cross-sectional approach. The population in this study is all pregnant mothers who are listed as a patient in Practice Midwives Sumiariani, AMKeb District Johor Medan from January to December of 2009. The sample numbered 101 persons and equipment used in the data was collected by using medical records. Data were analyzed with statistical tests and chi quare convidence interval with the degree of significance is 0.05.
In this research majority (71 patients) pregnant woman have weight gain more than 20 %. Most of the babies have birth weight more than 2500 gram (94 babies/ newborns). The results shous that, there is a correlation between maternal weight gain during pregnancy with birth weight where p = 0.003 (<0.05).
As a conclusion, there is a strong relationship between maternal weight gain during pregnancy with birt weight. In this case it is suggested that pregnant women should always maintain a good nutritional intake during pregnancy, so babies are born healthy have a normal birth weight.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bagi seorang ibu masa kehamilan adalah salah satu masa penting dalam
kehidupannya. Pada masa kehamilan banyak terjadi perubahan anatomi tubuh
wanita, terutama pada alat genitalia interna dan eksterna dan pada payudara. Hal
ini nantinya akan berpengaruh kepada pertambahan berat badan ibu saat hamil.
Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira di antara 6,5–16,5 kg rata-rata 12,5
kg. Kenaikan berat badan ini terutama dalam kehamilan 20 minggu terakhir
(Wiknjosastro, 2007). Selain itu kebutuhan akan zat gizi yang meningkat pada
masa kehamilan juga sangat mempengaruhi pertambahan berat badan ibu saat
hamil, dimana kebutuhan zat gizi ini nantinya akan berguna untuk memenuhi
kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan janin, pemeliharaan kesehatan ibu,
serta persediaan untuk masa laktasi, baik untuk janin maupun ibu.
Pada masa kehamilan pertumbuhan dan perkembangan janin dapat di bagi
menjadi beberapa priode yang meliputi priode embrionik, priode janin dini, priode
janin akhir, priode parturien dan priode neonatal (Hassan dkk, 2005), dimana
semua priode pertumbuhan dan perkembangan ini dipengaruhi oleh kesehatan ibu
saat hamil, sehingga pertambahan berat badan ibu yang kurang pada saat hamil
akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi di dalam kandungan.
Diharapkan ibu harus berusaha menaikkan berat badannya sedikitnya 11 kg
(bertahap sesuai dengan usia kehamilan) (Widjaya, 2003 dalam Setianingrum,
2005).
Dalam meningkatkan berat badan tubuhnya seorang ibu seharusnya
memperhatikan mutu makanan yang dikonsumsi, sebab defisiensi gizi selama
kehamilan dapat memberikan efek yang merugikan ibu maupun anaknya (Moor,
Pada masa kehamilan pertambahan berat badan ibu sangatlah penting untuk
menentukan kesehatan janin yang di kandung dan untuk menentukan bagaimana
status gizi bayi yang akan dilahirkan kelak, seperti yang diperoleh sebelumnya,
bahwa terdapat asosiasi yang positif antara berat badan lahir bayi maupun berat
badan ibu (Pudjiadi, 2002 dalam Setianingrum, 2005). Dan dari penelitian
sebelumnya Setianingrum (2005) mendapatkan ada hubungan yang signifikan
antara kenaikan berat badan ibu dengan berat bayi lahir dan tingkat keeratan
hubungan kuat, yang dibuktikan dengan p = 0,001 ( p < 0,05 ).
Untuk menghindari terjadinya kelahiran bayi BBLR (bayi berat lahir rendah) atau
di bawah 2500 gram, seorang ibu harus menjaga kondisi fisiknya dengan
mencukupkan kebutuhan gizinya. WHO memperkirakan bahwa angka prevalensi
BBLR di negara maju terbesar antara 3–7 % dan di negara berkembang berkisar
antara 13–38 %. Untuk Indonesia kejadian BBLR adalah sekitar 14-20%. Karena
masih tingginya kejadian BBLR di Indonesia dan belum jelasnya faktor yang
mempengaruhi terjadinya BBLR tersebut, sehingga penulis sebagai peneliti
merasa perlu untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara pertambahan berat
badan ibu saat hamil dengan berat lahir bayi.
Setelah melakukan survei awal kebeberapa rumah sakit di kota Medan dan
beberapa praktek dokter serta bidan, diperoleh tempat penelitian yang paling baik
untuk penelitian ini adalah praktik bidan Sumiariani, AMKeb di Kecamatan
Medan johor. Pada praktik bidan ini, semua data–data tetang ibu hamil dicatat
dengan lengkap dalam rekam medis, sehingga semua data–data yang diperlukan
untuk penelitian ini terpenuhi. Praktik bidan ini juga sangat banyak dikunjungi
oleh ibu–ibu hamil di daerah kecamatan Medan Johor dan sekitarnya, selain
karena pelayanannya yang baik dan murah, juga tempat praktiknya yang bersih
dan mempunyai fasilitas untuk ibu hamil yang ingin rawat inap setelah
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu:
1. Bagaimanakah hubungan antara pertambahan berat badan ibu saat hamil
dengan berat bayi lahir?
2. Dapatkah kita mencegah kejadian BBLR dengan memperhatikan pertambahan
berat badan ibu saat hamil?
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan
antara pertambahan berat badan ibu saat hamil dengan berat bayi lahir.
1.3.2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus pada penelitian ini adalah:
a.Mengetahui prevalensi kejadian BBLR di praktik Bidan Sumiariani di
Kecamatan Medan Johor.
b.Mengetahui prevalensi pertambahan berat badan yang baik pada saat kehamilan
di praktik Bidan Sumiariani Kecamatan Medan Johor.
c.Mengetahui rata–rata umur ibu hamil di praktik Bidan Sumiariani di Kecamatan
Medan Johor.
d.Mengetahui rata–rata umur kehamilan di praktik Bidan Sumiariani di
Kecamatan Medan Johor.
e.Mengetahui rata–rata berat bayi lahir di praktik Bidan Sumiariani Kecamatan
Medan Johor.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik bagi:
1. Peneliti, dimana peneliti dapat mengetahui adanya hubungan antara
2. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan informasi kepada para
dokter di USU supaya lebih meperhatikan berat badan ibu saat hamil untuk
mencegah kejadian BBLR.
3. Diharapkan hasil penelitian ini menambah wawasan dan pengetahuan bagi
mahasiswa lainnya, khususnya mahasiswa kedokteran di Universitas Sumatera
Utara.
4. Bermanfaat bagi pemerintah khususnya Dinas Kesehatan dan Sosial dimana
penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mencegah
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Berat Bayi Lahir
Kania (2004) mengatakan, pertumbuhan pada masa janin merupakan
pertumbuhan yang paling pesat yang dialami seseorang dalam hidupnya. Janin
tumbuh dari berat 0,0000175 gram menjadi 3700 gram, dan panjang badan 0,001
menjadi 50 cm. Suatu kelahiran matur biasanya akan berlangsung selama 280 hari
atau 10 bulan Arab (lunar monash) atau 40 minggu yang dihitung dari hari
pertama mendapat haid terakhir. Dan untuk Indonesia , kriteria janin cukup bulan
boleh di kategorikan sebagai berikut :
1. Cukup bulan, dalam kandungan yang lamanya 40 minggu
2. Sehat dan sempurna, tumbuh dengan panjang 48–50 cm dan berat badan 2750–
3000 gram (Mochtar, 1998).
Pada tabel dibawah ini dapat kita lihat pertambahan berat dan panjang janin
selama kehamilan sampai usia kehamilan ibu 10 bulan.
Tabel 2.1. Rumus HAASE untuk panjang fetus
Umur Kehamilan Panjang Fetus Berat badan
1 bulan 1x1=2 cm -
2 bulan 2x2=4 cm 5 gr
3 bulan 3x3=9 cm 15 gr
4 bulan 4x4=16 cm 120 gr
5 bulan 5x5=25 cm 280 gr
6 bulan 6x5=30 cm 600 gr
7 bulan 7x5=35 cm 1000 gr
8 bulan 8x5=40 cm 1800 gr
9 bulan 9x5=45 cm 2500 gr
10 bulan 10x5=50 cm 3000 gr
(sumber: Sinopsis Obstetri, 1998)
Dalam beberapa dasawarsa ini perhatian terhadap janin yang mengalami
gangguan pertumbuhan dalam kandungan sangat meningkat. Hal ini di sebabkan
yang di lahirkan dengan berat badan lahir yang rendah. Menurut Sondari (2006)
berat bayi lahir rendah (BBLR) adalah berat bayi baru lahir dengan berat kurang
dari 2500 gram.
WHO (1961) mengganti istilah bayi prematur dengan bayi Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR), karena di sadari tidak semua bayi dengan berat badan kurang
2500 gram pada waktu lahir bukan bayi prematur.
1. Prematuritas murni adalah bayi lahir pada kehamilan kurang dari 37 minggu
dengan berat badan yang sesuai.
2. Small for date (SFD) atau Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK) adalah bayi
yang berat badan nya kurang dari seharusnya umur kehamilan.
3. Retardasi petumbuhan janin intrauterin adalah bayi yang lahir dengan berat
badan rendah dan tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.
4. Light for date sama dengan small for date.
5. Dismaturitas adalah suatu sindrom klinik dimana terjadi ketidakseimbangan
antara pertumbuhan janin dengan lanjutnya kehamilan. Atau bayi–bayi yang
lahir dengan berat badan tidak sesuai dengan tuanya kehamilan. Atau bayi
dengan gejala intrautrine malnutrition or wasting.
6. Large for date adalah bayi yang di lahirkan lebih besar dari seharusnya tua
kehamilan, misalnya diabetes melitus (Mochtar, 1998).
Kematian prenatal pada bayi berat lahir rendah 8 kali lebih besar dari bayi normal
pada umur kehamilan yang sama. Sehingga, sangat perlu bagi kita untuk
mencegah terjadinya BBLR dengan melakukan perawatan yang baik pada saat
kehamilan (Mochtar, 1998) dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
berat bayi lahir.
2.2. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Berat Bayi Lahir
Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor melalui suatu
proses yang berlangsung selama berada dalam kandungan. Faktor–faktor yang
1. Faktor yang secara langsung atau internal mempengaruhi berat bayi lahir antara
lain sebagai berikut :
a. Usia Ibu hamil
Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir. Kehamilan dibawah umur 20
tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi, dua sampai empat kali lebih tinggi
di bandingkan dengan kehamilan pada wanita yang cukup umur (Sitorus, 1999
dalam Setianingrum, 2005). Pada umur yang masih muda, perkembangan
organ-organ reproduksi dan fungsi fisiologinya belum optimal. Selain itu emosi
dan kejiwaannya belum cukup matang, sehingga pada saat kehamilan ibu
tersebut belum dapat menanggapi kehamilannya secara sempurna dan sering
terjadi komplikasi. Selain itu semakin muda usia ibu hamil, maka anak yang
dilahirkan akan semakin ringan (Setianingrum, 2005).
Meski kehamilan dibawah umur sangat berisiko tetapi kehamilan diatas usia 35
tahun juga tidak dianjurkan, sangat berbahaya. Mengingat mulai usia ini sering
muncul penyakit seperti hipertensi, tumor jinak peranakan, atau penyakit
degeneratif pada persendian tulang belakang dan panggul. Kesulitan lain
kehamilan diatas usia 35 tahun ini yakni bila ibu ternyata mengidap penyakit
seperti diatas yang ditakutkan bayi lahir dengan membawa kelainan (Sitorus,
1999 dalam Setianingrum, 2005).
Mengingat bahwa faktor umur memegang peranan penting terhadap derajat
kesehatan dan kesejahteraan ibu hamil serta bayi, maka sebaiknya
merencanakan kehamilan pada usia antara 20-30 tahun (Setianingrum, 2005).
b. Jarak Kehamilan/Kelahiran
Menurut anjuran yang dikeluarkan oleh badan koordinasi keluarga berencana
(BKKBN) jarak kelahiran yang ideal adalah 2 tahun atau lebih, kerena jarak
kelahiran yang pendek akan menyebabkan seorang ibu belum cukup untuk
Ini merupakan salah satu faktor penyebab kelemahan dan kematian ibu serta
bayi yang dilahirkan. Menurut Sitorus (1999) dalam Setianingrum (2005)
bahwa risiko proses reproduksi dapat ditekan apabila jarak minimal antara
kelahiran 2 tahun.
c. Paritas
Paritas secara luas mencakup gravida/jumlah kehamilan, prematur/jumlah
kelahiran, dan abortus/jumlah keguguran. Sedang dalam arti khusus yaitu
jumlah atau banyaknya anak yang dilahirkan. Paritas dikatakan tinggi bila
seorang ibu/wanita melahirkan anak ke empat atau lebih. Seorang wanita yang
sudah mempunyai tiga anak dan terjadi kehamilan lagi keadaan kesehatannya
akan mulai menurun, sering mengalami kurang darah (anemia), terjadi
perdarahan lewat jalan lahir dan letak bayi sungsang ataupun melintang
(Setianingrum, 2005).
d. Kadar Hemoglobin (Hb)
Kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi yang
dilahirkan. Menurut Sitorus (1999) dalam Setianingrum (2005) seorang ibu
hamil dikatakan menderita anemia bila kadar hemoglobinnya dibawah 11 gr/dl.
Data Depkes RI diketahui bahwa lebih dari 50% ibu hamil menderita anemia.
Anemia pada ibu hamil akan menambah risiko mendapatkan bayi berat lahir
rendah (BBLR), risiko perdarahan sebelum dan pada saat persalinan, bahkan
dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya, jika ibu hamil tersebut
menderita anemia berat (Depkes RI, 2002). Hal ini disebabkan karena
kurangnya suplai darah nutrisi akan oksigen pada plasenta yang akan
berpengaruh pada fungsi plasenta terhadap janin (Setianingrum, 2005).
e. Status Gizi Ibu Hamil
Status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin yang sedang dikandung (Pudjiadi, 2003 dalam
Selain itu gizi ibu hamil menentukan berat bayi yang dilahirkan, maka
pemantauan gizi ibu hamil sangatlah penting dilakukan. Pengukuran
antropometri merupakan salah satu cara untuk menilai status gizi ibu hamil.
Ukuran antropometri ibu hamil yang paling sering digunakan adalah kenaikan
berat badan ibu hamil dan ukuran lingkar lengan atas (LLA) selama kehamilan
(Setianingrum, 2005).
Ibu yang kurus dan selama kehamilan disertai penambahan berat badan yang
rendah atau turun sampai 10 kg, mempunyai resiko paling tinggi untuk
melahirkan bayi dengan BBLR. Sehingga ibu hamil harus mengalami kenaikan
berat badan berkisar 11-12,5 kg atau 20% dari berat badan sebelum hamil
(Setianingrum, 2005).
f. Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk mengenal dan mengidentifikasi
masalah yang timbul selama kehamilan, sehingga kesehatan selama ibu hamil
dapat terpelihara dan yang terpenting ibu dan bayi dalam kandungan akan baik
dan sehat sampai saat persalinan. Pemeriksaan kehamilan dilakukan agar kita
dapat segera mengetahui apabila terjadi gangguan / kelainan pada ibu hamil
dan bayi yang dikandung, sehingga dapat segera ditolong tenaga kesehatan
(Depkes RI, 2000 dalam Setianingrum, 2005).
Menurut Sitorus (1999) dalam Setianingrum (2005) Pemeriksaan kehamilan harus
dilakukan secara berkala, yaitu :
1) Setiap 4 minggu sekali selama kehamilan 28 minggu
2) Setiap 2 minggu sekali selama kehamilan 28–36 minggu
3) Setiap minggu atau satu kali seminggu selama kehamilan 36 minggu sampai
masa melahirkan.
Selain dari waktu yang telah ditentukan di atas ibu harus memeriksakan diri
g. Penyakit Saat Kehamilan
Penyakit pada saat kehamilan yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir
diantaranya adalah Diabetes melitus (DM), cacar air, dan penyakit infeksi
TORCH.
Penyakit DM adalah suatu penyakit dimana badan tidak sanggup menggunakan
gula sebagaimana mestinya, penyebabnya adalah pankreas tidak cukup
produksi insulin/tidak dapat gunakan insulin yang ada. Akibat dari DM ini
banyak macamnya diantaranya adalah bagi ibu hamil bisa mengalami
keguguran, bayi lahir mati, bayi mati setelah lahir (kematian perinatal) karena
bayi yang dilahirkan terlalu besar, menderita edem dan kelainan pada alat
tubuh bayi (Sitorus, 1999 dalam Setianingrum, 2005). Sudoyo, dkk (2006)
mengatakan, diabetes gestational adalah diabetes yang timbul selama masa
kehamilan. Ini meliputi 2-5% dari seluruh diabetes. Jenis ini sangat penting
diketahui karena dampaknya pada janin kurang baik bila tidak ditangani
dengan benar.
Penyakit infeksi TORCH adalah suatu istilah jenis penyakit infeksi yaitu
Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes. Keempat jenis penyakit
ini sama bahayanya bagi ibu hamil yaitu dapat menganggu janin yang
dikandungnya. Bayi yang dikandung tersebut mungkin akan terkena katarak
mata, tuli, Hypoplasia (gangguan pertumbuhan organ tubuh seperti jantung,
paru-paru, dan limpa). Bisa juga mengakibatkan berat bayi tidak normal,
keterbelakangan mental, hepatitis, radang selaput otak, radang iris mata, dan
beberapa jenis penyakit lainnya (Sitorus, 1999 dalam Setianingrum, 2005).
Selain yang tersebut diatas beberapa penyakit yang berpengaruh buruk pada
janin diantaranya adalah hipertensi, penyakit jantung, ginjal, asma, kencing
manis. Oleh karena itu dianjurkan sebelum dan selama hamil ibu
2.Faktor-faktor yang mempengaruhi berat bayi lahir secara tidak langsung /
eksternal dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.Faktor lingkungan yang meliputi kebersihan dan kesehatan lingkungan serta
ketinggian tempat tinggal.
b.Faktor ekonomi dan sosial meliputi jenis pekerjaan, tingkat pendidikan dan
pengetahuan ibu hamil (Setianingrum, 2005).
2.3. Berat Badan Ibu Hamil
Penambahan berat badan ibu semasa kehamilan menggambarkan laju
pertumbuhan janin dalam kandungan. Pada usia kehamilan trimester I laju
pertambahan berat badan ibu belum tampak nyata karena pertumbuhan janin
belum pesat, tetapi memasuki usia kehamilan trimester II laju pertumbuhan janin
mulai pesat dan pertambahan berat badan ibu juga mulai pesat (Moehji, 2003
dalam Setianingrum, 2005).
Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu. Bila
dikaitkan dengan usia kehamilan, pertambahan berat badan selama hamil muda 5
kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III) masing-masing bertambah 5 kg. Pada
akhir kehamilan, pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat
kenaikan berat badan yang berlebihan, perlu dipikirkan adanya resiko bengkak,
kehamilan kembar, hidroamnion, atau anak besar (Hidayati, 2009).
Kenaikan berat badan badan wanita hamil yang baik selama kehamilan adalah
10-12,5 kg, supaya pada saat lahir berat badan bayi tidak rendah. Berat badan bayi
rendah selain menyebabkan tingginya jumlah bayi yang sakit/meninggal, juga
lebih beresiko buruk terhadap tumbuh kembang anak selanjutnya.
Untuk mencapai hal tersebut dianjurkan pada ibu hamil untuk meningkatkan
kalori makanan yang dimakan dengan tambahan sekitar satu porsi makanan lebih
banyak daripada sebelum hamil dan juga yang mengandung gizi lengkap
Menurut Mochtar (1998) sebagai pengawasan, kecukupan gizi ibu hamil dan
pertumbuhan kandungannya dapat di ukur dengan bedasarkan kenaikan berat
badannya. Kenaikan berat badan rata- rata antara 6,5 sampai 16 kg (10-12 kg).
Kenaikan berat badan yang berlebihan atau bila berat badan ibu turun setelah
kehamilan triwulan kedua, haruslah menjadi perhatian.
Depkes RI (2000), menganjurkan kenaikan normal bagi ibu hamil sebesar 7-12
kg. Perlu diketahui bahwa bertambahnya berat karena hasil konsepsi yaitu janin,
plasenta, dan cairan omnii. Selain itu alat-alat reproduksi ibu seperti rahim dan
payudara membesar, volume darah bertambah juga mempengaruhi bertambahnya
berat badan ibu pada saat hamil.
Di dalam tabel di bawah ini dapat dilihat dengan jelas kenaikan berat badan ibu
selama kehamilan.
Tabel 2.2. Kenaikan Berat Badan Selama Kehamilan
Komponen Minggu ke 10 Minggu ke 20 Minggu ke 30 Minggu ke 40
Feetus 5 gr 300 gr 1500 gr 3300 gr
Plasenta 20 gr 170 gr 430 gr 650 gr
Amnion 30 gr 250 gr 600 gr 800 gr
Uterus 135 gr 585 gr 810 gr 900 gr
Gland mamae 34 gr 180 gr 360 gr 405 gr
Darah ibu 100 gr 600 gr 1300 gr 1250 gr
Lain lain 326 gr 1915 gr 350 gr 5195 gr
Total 650 gr 4000 gr 8500 gr 12500 gr
(dikutip dari: WHO Nutritional and Pregnancy, Tehnical Report. Series No. 302 tahun 1995 dalam Setianingrum, 2005).
2.4. Adaptasi Fisik Selama Kehamilan 2.4.1. Perubahan Sistem Reproduksi
a. Uterus
Rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan mengalami
hipertrofi dan hiperplasia, sehingga menjadi seberat 1.000 gram saat akhir
Perubahan pada isthmus uteri menjadi lebih panjang dan lunak., sehingga pada
pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapar saling sentuh. Perlunakan
isthmus disebut tanda hegar (Hidayati, 2009).
b. Serviks
Terjadi perubahan warna dan konsistensi (Hidayati, 2009).
c. Vagina dan Vulva
Organ vagina dan vulva mengalami peningkatan sirkulasi darah karena
pengaruh estrogen, sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan (tanda
Chadwiks) (Hidayati, 2009).
d. Ovarium
Terjadi kehamilan indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum
akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada
usia 16 minggu (Hidayati, 2009).
e. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan
memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara dipengaruhi oleh
hormon estrogen, progesteron dan somatomamtropin. Pembentukan payudara
akan terasa lebih lembut, kenyal dan berisi, serta jalur-jalur pembuluh darah di
sekitar wilayah dada akan lebih terlihat jelas dari biasanya, hal ini untuk
persiapan saat menyusui (Hidayati, 2009).
f. Fungsi Hormon
1.Estrogen akan menimbulkan hipertrofi sistem saluran payudara dan
menimbulkan pertumbuhan lemak dan air serta garam sehingga payudara
tampak makin besar.
2.Progesteron untuk mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi dan
3.Somatomammotropin akan mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein,
laktalbumin, dan laktoglobulin. Mengakibatkan penimbunan lemak sekitar
alveolus payudara dan merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan
(Hidayati, 2009).
2.4.2. Perubahan Sistem Sirkulasi
Peredaran darah ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini.
a. Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah, sehingga dapat memenuhi kebutuhan
perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.
b. Terjadi hubungan langsung antada arteri dan vena pada sirkulasi retroplasenter.
c. Pengaruh hormon estrogen dan progesteron (Hidayati, 2009).
Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa perubahan peredaran darah, antara
lain sebagai berikut:
a. Volume Darah
Volume darah semakin meningkat, di mana jumlah serum darah lebih besar
dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah
(hemodilusi), dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu.
Curah jantung akan bertambah sekitar 30%. Bertambahnya hemodilusi darah
mulai tampak sekitar umur kehamilan 16 minggu. Oleh karena itu, pengidap
penyakit jantungharus berhati-hati untuk hamil beberapa kali. Pada postpartum
terjadi hemokonsentrasi dengan puncak hari ketiga sampai kelima (Hidayati,
2009).
b. Sel Darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi
pertumbuhan janin dalam darah, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang
dengan peningkatan volume darah, sehingga hemodilusi yang disertai anemia
fisiologis. Protein darah dalam bentuk albumin dan gammaglobulin dapat
Pada postpartum dengan terjadinya hemokonsentrasi dapat terjadi
tromboplebitis. Anemia atau kurang darah terjadi karena kebutuhan darah pada
saat kehamilan adalah lebih besar sekitar dua atau tiga kali lipat dari biasanya
(Hidayati, 2009).
2.4.3. Perubahan Sistem Respirasi
Selama priode kehamilan, sistem respirasi mengalami perubahan. Hal ini
dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang semakin meningkat.
Disamping itu juga terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim. Ibu hamil
akan bernapas lebih dalam sekitar 20-25% dari biasanya. Sesak nafas dan
pernapasan yang cepat akan membuat ibu hamil merasa lelah, hal ini dikarenakan
saat kehamilan kerja jantung dan paru-paru menjadi lebih berat (Hidayati, 2009).
2.4.4. Perubahan pada Sistem Pencernaan
Selama priode kehamilan metabolisme tubuh ibu mengalami perubahan yang
mendasar, di mana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan
persiapan memberikan ASI. Perubahan metabolisme pada saat hamil antara lain:
a. Metabolisme basal naik sebesar 15% sampai 20% dari semula, terutama
trimester ketiga.
b. Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per liter
menjadi 145 mEq per liter karena hemodilusi darah dan kebutuhan mineral
yang diperlukan janin.
c. Kebutuhan protein meningkat untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,
perkembangan organ kehamilan, serta persiapan laktasi.
d. Kebutuhan kalori bisa didapatkan dari karbohdrat, lemak dan protein.
e. Kebutuhan zat mineral seperti kalsium, fosfor, zat besi dan air.
f. Berat badan ibu hamil bertambah (Hidayati, 2009).
2.4.5. Perubahan Traktus Urinarius
Pengaruh desakan hamil muda atau pembesaran rahim sering dengan bertambahya
usia kehamilan yang menekan kandung kemih dan turunnya kepala bayi pada
hamil tua akan menyebabkan gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih
(Hidayati, 2009).
2.4.6. Perubahan Integumen
Perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore
stimulating hormone (MSH), pengruh lobus hipofisis anterior, dan pengaruh
kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum lividae
atau alba, aerola mamae, papila mamae, linea nigra, dan pipi. Setelah persalinan
hiperpigmentasi ini akan menghilang (Hidayati, 2009).
Perubahan kondisi kulit yang berubah terbalik dari keadaan semula, yang
biasanya kulit kering, maka kini akan menjadi berminyak, begitu pula sebaliknya.
Hal ini terajdi karena adanya perubahan hormon didalam tubuh ibu hamil. Rambut
menjadi lebih kering atau berminyak karena adanya perubahan hormon (Hidayati,
2009).
2.5. Gizi Dalam Kehamilan
Keadaan gizi meliputi proses penyediaan dan penggunaan gizi untuk
pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan dan aktivitas. Kurang gizi dapat
terjadi dari beberapa akibat yaitu ketidakseimbangan asupan zat-zat gizi, faktor
penyakit pencernaan, absorbsi dan penyakit infeksi (Depkes RI, 2000).
Dalam masa kehamilan, kebutuhan zat gizi meningkat untuk memenuhi
kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan janin, pemeliharaan dan kesehatan
ibu, serta persediaan untuk masa laktasi, baik untuk janin maupun ibu. Paling
terpenting bukan jumlahnya tetapi mutu makanannya. Makanan harus seimbang
Pada saat hamil, makanan yang paling perlu adalah makanan yang banyak
mengandung zat pembangun, vitamin, dan mineral (zat besi dan kalsium)
(Saminem, 2008).
Kekurangan nutirsi dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prematurus,
inertia uteri, perdarahan pasca persalinan, sepsis puerperalis, dan lain-lain.
Sedangkan makanan berlebihan, karena dianggap untuk dua orang yaitu ibu dan
janin, dapat mengakibatkan komplikasi seperti gemuk, pre-eklamsia, janin besar,
dan sebagainya (Mochtar, 1998).
[image:30.595.117.507.328.466.2]
Tabel 2.3. Kebutuhan Zat Gizi Selama Kehamilan dan Masa Laktasi
Kalori Protein
(g) Garam dapur (g) Garam besi (mg) Vit.A (IU) Vit.B (mg) Vit.c (mg) Wanita dewasa 2000 kalori
47 0,6 12 4.000 0,7 60
Wanita hamil 2300 kalori
67 1,2 17 5.000 0,9 90
Wanita
menyusui 2800 kalori
87 1,2 17 6.000 1,1 90
(Dikutip dari: Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal, 2008)
a) Kalori
Sumber kalori utama adalah hidrat arang dan lemak. Bahan makanan yang
bnyak mengandung hidrat arang adalah golongan padi–padian, umbi–umbian,
dll. Selain sebagai sumber tenaga, bahan makanan yang tergolong padi–padian
merupakan sumber protein, zat besi, fosfor dan vitamin (Saminem, 2008).
Pada kehamilan trimester III, nafsu makan meningkat sehingga ada
kecendrungan wanita hamil lebih bnyak makan. Akibatnya, jumlah kalori yang
dimakan menjadi terlalu banyak. Keadan ini menyebabkan badan menjadi
terlalu gemuk dan kurang baik pengaruhnya terhadap kehamilan.
Pada kehamilan trimester III, kenaikan berat badan setiap minggu hendak nya
b) Protein
Protein adalah zat utama untuk membangun jaringan bagian tubuh.
Kekurangan protein dalam makanan ibu hamil mengakibatkan bayi akan lahir
lebih kecil dari normal. Sumber zat protein yang berkualitas tinggi adalah susu
(Saminem, 2008).
c) Lemak
Lemak merupakan sumber kalori. Lemak penting untuk memperoleh jenis
vitamin yang larut dalam lemak, misalnya vitamin A (Saminem, 2008).
d) Mineral
Selama proses pertumbuhan, sangat diperlukan berbagai mineral, misalnya
kalsium dan fosfor untuk pertumbuhan tulang. Zat besi diperlukan untuk
pembentukan darah (Saminem, 2008).
e) Kalsium garam dapur
Garan dapur bersama dengan garam fosfor diperlukan untuk pembentukan
tulang dan gigi janin. Dengan demikian, keadaan garam dapur ibu terkuras
sehingga gigi ibu akan rusak dan tulangnya rapuh. Garam dapur banyak
terdapat pada susu. Bahan makanan lainnya adalah teri kering,
kacang-kacangan, daun melinjo, dan bayam (Saminem, 2008).
f) Zat besi
Zat besi diperlukan untuk pembentukan darah. Pada saat hamil, keperluan zat
besi sangat meningkat untuk pembentukan darah janin dan persediaan bayi
selama masa laktasi (Saminem, 2008).
g) Vitamin
Dalam berbagai proses tubuh, berbagai macam vitamin berperan penting dan
merupakan zat yang mutlak diperlukan. Dalam proses pertumbuhan janin,
Misalnya vitamin A (penting untuk pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan
hidup), vitamin B kompleks (memegang peranan esensial dalam transformasi
energi, konduksi membran dan saraf serta dalam sintesis pentosa dan bentuk
koenzim tereduksi dari niasin) dan vitamin C (mempunyai banyak fungsi di
dalam tubuh,sebagai koenzim atau kofaktor) (Almatsier, 2004).
2.6. Hubungan Pertambahan Berat Badan Ibu saat Hamil dengan Berat Bayi Lahir
Masalah BBLR terkait dengan kondisi kesehatan ibu saat hamil, termasuk kondisi
staus gizinya yang menggambarkan konsumsi energi dan protein yang tidak
adekuat. Berat bayi lahir merupakan cerminan dari staus kesehatan dan gizi
selama hamil serta pelayanan antenatal yang diterima ibu. Gizi ibu yang buruk
sebelum kehmilan maupun pada wanita sedang hamil, lebih sering menghasilkan
bayi BBLR atau lahir mati dan menyebabkan cacat bawaan. Disamping itu, BBLR
dapat pula menyebabkan hambatan pertumbuhan otak, anemia pada bayi baru
lahir, dan mudah terkena infeksi (Soetjiningsih, 1998 dalam Kusumawati, 2004).
Faktor–faktor yang mempengaruhi terhadap kejadian bayi lahir khususnya bayi
dengan BBLR, ada hubungannya dengan karakteristik sosial ekonomi (pendidikan
ibu, pengetahuan gizi ibu, pekerjaan ibu, status ekonomi), biomedis ibu dan
riwayat persalinan (umur ibu, urutan anak, keguguran/lahir mati) dan pelayanan
antenatal (frekuensi pemeriksaan hamil, tenaga periksa hamil, umur kandungan
saat pemeriksaan kehamilan) yang mana dengan terpenuhinya kebutuhan semua
itu akan berkaitan erat dengan status gizi ibu hamil an akan berakibat pada anak
yang akan dilahirkan (Yakubavich, 1998 dalam Kusumawati, 2004).
Menurut Moor (2000:15) dalam Setianingrum (2005) berat badan ibu sebelum
kehamilan sangat mempengaruhi hasil dari kehamilan tersebut. Wanita yang berta
badannya kurang sebelum kehamilan cenderung akan melahirkan lebih cepat
(prematur) dan melahirkan BBLR, dan resiko melahirkan BBLR meningkat pada
selama kehamilan berhubungan langsung dengan berat badan bayinya, dan risiko
melahirkan BBLR meningkat dengan kurangnya kenaikan berat badan selama
kehamilan (Moor, 2002 dalam Setianingrum, 2005). Dari seluruh pembahasan
diatas, untuk sementara dapat disimpulkan bahwa sebenarnya ada hubungan yang
signifikan antara pertambahan berat badan ibu saat hamil dengan berat bayi yang
BAB 3
KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini
adalah:
Variabel independen Variabel dependen
3.2. Definisi Operasional
3.2.2. Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil
Berat badan menggambarkan jumlah protein, lemak, air, dan mineral dalam
tulang. Pertambahan berat badan ibu hamil yaitu pertambahan berat badan ibu dari
awal trimester pertama hingga akhir trimester ketiga dalam satuan kilogram.
Alat ukur : Rekam medis
Cara ukur : Dengan mengolah data-data didalam rekam medis
Kategori : Pertambahan BB normal >20 % BB sebelum hamil
Pertambahan BB tidak normal <20% BB sebelum hamil
Skala Pengukuran : Nominal Pertambahan berat badan
3.2.2. Berat Bayi Lahir
Berat Bayi Lahir yaitu angka yang ditunjukkan dari hasil penimbangan segera
setelah lahir ditambah 24 jam dengan menggunakan alat penimbang bayi.
Alat ukur : Rekam medis
Cara ukur : Dengan mengolah data-data di dalam rekam medis.
Kategori : BBLR < 2500 g
BBLN > 2500 g
Skala Pengukuran : Nominal
3.3. Hipotesa
Ada hubungan antara pertambahan berat badan ibu saat hamil dengan berat bayi
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan potong lintang (cross sectional)
retrospektif yang dimana kenaikan berat badan ibu saat hamil sebagai variabel
independen dan berat bayi lahir sebagai variabel dependen dikumpulkan secara
simultan (dalam waktu yang bersamaan) dari data yang telah ada sebelumnya
yaitu rekam medis pasien, yang kemudian dilihat apakah ada hubungan antara
kedua variabel tersebut.
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Praktik Bidan Sumiariani, AMKeb Kecamatan
Medan Johor. Klinik bersalin ini dipilih menjadi tempat penelitian karena setelah
melakukan survei awal di beberapa rumah sakit dan puskesmas, peneliti tidak
menemukan kelengkapan data-data yang diperlukan untuk penelitian, tetapi pada
praktik bidan ini informasi tentang semua pasien lengkap dan ditulis dengan rapi.
Tempat praktik bidan ini termasuk salah satu tempat praktik yang selalu dijadikan
tempat kontrol selama kehamilan dan sekaligus tempat bersalin bagi ibu-ibu hamil
di Kecamatan Medan Johor.
Penelitian ini telah dilakukan selama kurang lebih empat bulan yaitu mulai bulan
Juli sampai dengan Oktober 2010.
4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu-ibu hamil tercatat menjadi pasien
di Praktik Bidan Sumiariani, AMKeb Kecamatan Medan Johor dari bulan Januari
4.3.2. Besar Sampel
Pada penelitian ini dilakukan pengambilan sampel dengan metode total sampling
karena semua yang menjadi populasi pada penelitian ini akan diambil menjadi
sampel penelitian.
4.3.2.1. Kriteria Inklusi
Pada penelitian ini yang menjadi kriteria inklusi adalah semua ibu hamil yang
melakukan pengontrolan kehamilan, melaksanakan proses melahirkan, kemudian
mempunyai data–data yang lengkap selama kehamilan dan setelah melahirkan di
praktik Bidan Sumiariani, AMKeb Kecamatan Medan Johor.
4.3.2.2. Kriteria Eksklusi
Yang menjadi kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil dengan
riwayat penyakit tertentu, misalnya hipertensi, diabetes melitus, penyakit infeksi
TORCH, karena tidak memenuhi kriteria sebagai sampel untuk penelitian ini.
4.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan data sekunder
karena dalam penelitian ini data yang diperlukan diperoleh dengan melihat rekam
medis semua pasien ibu hamil yang melakukan pengontrolan kehamilan dan
melahirkan di Praktik Bidan Sumiariani, AMKeb Kecamatan Medan Johor selama
tahun 2009.
4.5. Pengolahan dan Analisa Data
Data yang diperoleh dianalisa dengan uji chi-square untuk melihat hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen. Data diolah dengan
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlangsung di Praktik Bidan Sumiariani, AMKeb yang beralamat
di Jalan Karya Kasih, gang Kasih X No. 69J Pangkalan Mansyur Kecamatan
Medan Johor Kotamadya Medan Provinsi Sumatera Utara. Praktek Bidan
Sumiariani ini termasuk praktek bidan yang paling sering dikunjungi oleh ibu-ibu
hamil yang berada di kecamatan tersebut ataupun dari kecamatan lainnya seperti
Karya Jaya, Eka Surya, Eka Bakti, Eka Rosa, Eka Suka, Karya Darma, Karya
Bakti, Karya Tani, Karya Budi, Karya Kasih, Marendal, Simpang Limun dan
banyak lagi lainnya. Praktek Bidan Sumiariani, AMKeb ini juga dipakai sebagai
tempat pelatihan kerja dari sekolah kebidanan yang ada di Medan, dan sering
dipakai sebagai tempat penelitian karena dianggap layak dan sering dikunjungi
banyak pasien.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel
Penelitian ini dilakukan pada 101 sampel yaitu, wanita hamil dan melahirkan di
Praktik Bidan Sumiariani, AMKeb Kecamatan Medan Johor pada tahun 2009.
Karakteristik sampel yang diamati yaitu, usia ibu hamil, usia kehamilan,
pertambahan berat badan ibu hamil dan berat bayi lahir.
5.1.2.1. Usia Ibu Hamil
Pada penelitian ini usia sampel dibagi menjadi beberapa kelompok, pertama 16–
22 tahun yang merupakan transisi awal menuju dewasa, kedua 23–29 tahun yaitu
dewasa muda, ketiga 30–39 tahun yang merupakan dewasa stabil, dan yang
Tabel 5.1. Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur Ibu Hamil
Umur ibu hamil Frekuensi Persentas
e
16–22 tahun (masa transisi) 18 orang 17,8%
23–29 tahun (dewasa muda) 49 orang 48,5 %
30–39 tahun (dewasa stabil) 28 orang 27,7%
40–45 tahun (krisis usia pertengahan) 6 orang 5,9 %
Total 101 100%
Berdasarkan tabel 5.1 di atas, diperoleh mayoritas ibu hamil berada pada
kelompok usia 23–29 tahun sebanyak 49 (48,7%) orang. Usia ibu hamil terendah
berada pada kelompok usia 16–22 tahun sebanyak 18 (17,8%) orang, sedangkan
usia ibu hamil tertinggi adalah 40–45 tahun sebanyak 6 (5,9%) orang.
5.1.2.2. Usia Kehamilan
Pada penelitian ini usia kehamilan semua sampel yang diperoleh berada pada
trimester III, sehingga pada penelitian ini trimester III dibagi menjadi beberapa
kelompok, pertama trimester III awal (28–32 minggu), kedua trimester III tengah
[image:39.595.108.493.501.613.2](33–37 minggu) dan yang terakhir trimester III akhir (38–42 minggu).
Tabel 5.2 Karakteristik Sampel Berdasarkan Usia Ibu Hamil
Usia Kehamilan Frekuensi Persentase
Trimester III awal (28–32 minggu) 15 orang 14,9%
Trimester III tengah (33–37 minggu) 46 orang 45,5% Trimester III akhir (38–42 minggu) 40 orang 39,6%
Total 101 orang 100%
Berdasarkan tabel 5.2 di atas, diperoleh mayoritas usia kehamilan adalah trimester
III tengah (28–32 minggu) sebanyak 46 (45,5%) orang. Usia kehamilan terendah
adalah trimester III awal (33–37 minggu) sebanyak 15 (14,9%) orang dan usia
kehamilan tertinggi adalah trimester III akhir (38–42 minggu) sebanyak 40
5.1.2.3. Pertambahan Berat Badan Selama Kehamilan
Pada penelitian ini pertambahan berat badan ibu saat hamil dibagi menjadi dua
kategori, pertama pertambahan berat badan > 20% dari berat badan sebelum hamil
dikategorikan normal dan kedua pertambahan berat badan < 20% dari berat badan
[image:40.595.102.501.233.325.2]sebelum hamil dikategorikan tidak normal (Setianingrum, 2005).
Tabel 5.3. Karakteristik Sampel Berdasarkan Pertambahan Berat Badan
Pertambahan BB Ibu Frekuensi Persentase
> 20% BB ibu sebelum hamil 41 orang 40,6%
< 20% BB ibu sebelum hamil 60 orang 59,4%
Total 101 orang 100%
Dari tabel 5.3. di atas, diperoleh bahwa ibu hamil yang memiliki pertambahan
berat badan > 20% dari berat badan sebelum hamil (normal) yaitu sebanyak 40
(40,6%) orang, sedangkan yang memiliki pertambahan berat badan < 20% dari
berat badan sebelum hamil (tidak normal) yaitu sebanyak 60 (59,4%) orang.
5.1.2.4. Berat Bayi Lahir
Pada penelitian ini, berat bayi lahir dibagi menjadi dua kategori yaitu, berat bayi
lahir > 2500 gr dikategorikan berat bayi lahir normal (BBLN) dan < 2500 gr
[image:40.595.104.441.554.641.2]dikategorikan berat bayi lahir rendah (BBLR) (Sondari, 2006).
Tabel 5.4. Karakteristik Sampel Berdasarkan Berat Bayi Lahir Berat Bayi Lahir Frekuensi Persentase
BBLN 81 bayi 80,2%
BBLR 20 bayi 19,8%
Total 101 100%
Berdasarkan tabel 5.4 di atas, diperoleh bahwa mayoritas bayi yang dilahirkan
berada pada kategori berat bayi lahir normal (BBLN), yaitu sebanyak 81 (80,2 %)
bayi sedangkan sisanya 20 (19,8 %) bayi berada pada kategori berat bayi lahir
5.1.3. Deskripsi Tabulasi Silang Sampel
[image:41.595.115.510.199.350.2]5.1.3.1. Tabulasi Silang Usia Ibu Hamil dengan Pertambahan Berat badan Ibu Selama Kehamilan
Tabel 5.5. Tabulasi Silang Usia Ibu dengan BB ibu Saat Hamil
Usia Ibu Hamil Pertambahan BB Ibu Total
Normal Tidak Normal
Masa transisi (16–22 thn) 7 11 18
Dewasa muda (23–29 thn) 24 25 49
Dewasa stabil (30–39 thn) 8 20 28
Krisis usia pertengahan (40–45 thn) 2 4 6
Total 60 41 101
Tabulasi silang usia ibu hamil dengan berat badan ibu saat hamil pada tabel 5.5 di
atas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara pertambahan
berat badan ibu saat hamil yang tergolong normal dan tidak normal dari 49 ibu
hamil dengan kategori usia dewasa muda.
5.1.3.2. Tabulasi Usia Ibu Hamil dengan Berat bayi lahir
Tabel 5.6. Tabulasi Silang Usia Ibu dengan Berat Bayi Lahir
Usia Ibu Hamil Berat Bayi Lahir Total
Normal Tidak Normal
Masa transisi (16–22 thn) 12 6 18
Dewasa muda (23–29 thn) 40 9 49
Dewasa stabil (30–39 thn) 24 4 28
Krisis Usia Pertengahan (40–45 thn) 5 1 6
Total 81 20 101
Tabulasi silang usia ibu hamil dengan berat bayi lahir pada tabel 5.6 di atas
diperoleh bahwa dari 49 ibu hamil dengan kategori dewasa muda, hanya
5.1.3.3. Tabulasi Silang Usia Kehamilan dengan Pertambahan Berat Badan Ibu Saat Hamil
Tabel 5.7. Tabulasi Silang Usia Kehamilan dengan Pertambahan BB ibu
Usia Kehamilan Pertambahan BB Ibu Total
Normal Tidak Normal
Trimester III awal (28–32 minggu) 4 11 15
Trimester III tengah (33–37 minggu) 15 31 46
Trimester III akhir (38–42 minggu) 22 18 40
Total 60 41 101
Tabulasi silang usia kehamilan ibu dengan pertambahan berat badan ibu saat
hamil pada tabel 5.5 di atas menunjukkan bahwa dari 15 ibu yang memiliki usia
kehamilan pada trimester III awal diperoleh 11 ibu memiliki pertambahan berat
badan tidak normal selama kehamilan, begitu juga pada ibu dengan kategori
trimester III tengah sebanyak 46 orang, 31 orang memiliki pertambahan tidak
normal. Tetapi pada ibu dengan kategori trimester III akhir sebanyak 40 orang, 22
diantaranya memiliki pertambahan berat badan normal.
5.1.3.4. Tabulasi Silang Usia Kehamilan Ibu dengan Berat Bayi Lahir
Tabel 5.8. Tabulasi Silang Usia Kehamilan dengan Berat Bayi Lahir
Usia Kehamilan Berat Bayi Lahir Total
Normal Tidak Normal
Trimester III awal (28–32 minggu) 8 7 15
Trimester III tengah (33–37 minggu) 35 11 46
Trimester III akhir (38–42 minggu) 38 2 40
[image:42.595.110.518.540.676.2]Tabulasi silang antara usia kehamilan dengan berat bayi lahir pada tabel 5.6 di
atas, diperoleh hasil bahwa 40 ibu yang memiliki usia kehamilan pada trimester
III akhir melahirkan bayi dengan berat lahir nornal sebanyak 38 bayi sedangkan
sisanya berat bayi lahir rendah hanya 2 bayi.
5.1.4. Analisa Statistik
5.1.4.1. Hubungan Pertambahan BB Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir
Pada penelitian ini yang menjadi fokus utama adalah melihat adanya hubungan
antara pertambahan berat badan ibu saat hamil dengan berat bayi lahir, untuk
mendapatkan hasil tersebut maka data dari 101 sampel yang telah terkumpul
diolah dengan menggunakan tabel chi square sehingga didapat hasil sebagai
[image:43.595.112.520.383.515.2]berikut.
Tabel 5.9. Hubungan Pertambahan BB Bumil dengan Berat Bayi Lahir
Pertambahan BB Berat Bayi Lahir Total
BBLN BBLR
Normal
(> 20% BB ibu sebelum hamil)
39 2 41
Kurang dari normal
(< 20% BB ibu sebelum hamil)
42 18 60
Total 81 20 101
(ket: Tabel chi qaure 2 × 2,df = 1,p=0,002)
Tabulasi silang pertambahan berat badan ibu saat hamil dengan berat bayi lahir
pada tabel 5.5 di atas menunjukkan bahwa dari 20 bayi BBLR didapati 18 bayi
dilahirkan oleh ibu dengan pertambahan berat badan yang kurang dari normal.
Berdasarkan uji chi quare dan convidence interval 95% (derajat kemaknaan 0,05)
yang telah dilakukan, diperoleh hasil analisis hubungan variabel pertambahan
berat badan ibu saat hamil dengan berat bayi lahir diperoleh nilai p value (nilai
signifikansi) 0,002 < p = 0,005, derajat kebebasan (df) = 1. Hal ini menunjukkan
bahwa Ho ditolak, yang berarti ada hubungan yang bermakna secara statistik
5.2. Pembahasan 5.2.1. Usia Ibu Hamil
Usia adalah salah satu faktor internal yang mempengaruhi berat bayi lahir
sehingga sangat perlu diperhatikan. Dari hasil penelitian, diperoleh mayoritas usia
ibu hamil adalah 23–29 tahun (dewasa muda) sebanyak 49 (48,5 %) orang, dan
hasil penelitin ini sama dengan penelitian sebelumnya oleh Setianingrum (2005)
yang diperoleh bahwa rata-rata usia ibu hamil di puskesmas Ampel I Boyolali
tahun 2005 adalah 27 tahun dan ini merupakan usia kehamilan yang baik untuk
kehamilan karena ini merupakan usia reproduksi pada wanita. Mengingat bahwa
faktor usia memegang peranan penting terhadap derajat kesehatan dan
kesejahteraan ibu hamil serta bayi, maka sebaiknya merencanakan kehamilan
pada usia antara 20–30 tahun (Sondari, 2006).
5.2.2. Usia Kehamilan
Suatu kelahiran matur biasanya akan berlangsung selama 280 hari atau 10 bulan
Arab atau 40 minggu yang dihitung dari hari pertama mendapat haid terakhir
(Mochtar, 1998). Dari hasil penelitian sebelumnya oleh Chairunita (2006) didapati
mayoritas umur kehamilan adalah 36 minggu dan hasil penelitian ini sama dengan
hasil penelitian yang dilakukan, dimana diperoleh mayoritas usia kehamilan ibu
adalah 33–37 minggu sebanyak 46 (45,5 %) orang.
5.2.3. Pertambahan Berat Badan Selama Kehamilan
Menurut Lubis (2003) pertambahan berat badan selama hamil sekitar 10–12 kg,
dimana pada trimester I pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg,
dan trimester III sekitar 6 kg. Pertambahan berat badan ini juga sekaligus
bertujuan memantau pertumbuhan janin. Laju pertambahan berat badan yang
tergolong baik pada trimester III adalah 1–1,6 kg/bulan (Rumawas, 1986 dalam
Chairunita, 2006). Pertambahan berat badan wanita hamil yang baik selama
kehamilan adalah 10–12,5 kg, supaya pada saat lahir berat badan bayi tidak
Berat badan bayi rendah selain menyebabkan tingginya jumlah bayi yang
sakit/meninggal, juga lebih berisiko buruk terhadap tumbuh kembang anak
selanjutnya (Kania, 2006).
Dari hasil penelitian, diperoleh pertambahan berat badan normal selama
kehamilan sebanyak 41 (40,6 %) orang dan justru pertambahan berat badan yang
tidak normal selama kehamilan lebih mendominasi yaitu sebanyak 60 (59,4 %).
Hasil penelitian ini didukung penelitian sebelumnya Damanik (2009) di
Puskesmas Keling 1 Kecamatan Keling Kabupaten Jepara yang memperoleh rata–
rata pertambahan berat badan ibu hamil trimester III adalah 9,48 kg, karena
menurut Setianingrum (2005) berat badan ibu harus mengalami kenaikan berat
badan berkisar 11–12,5 kg atau 20 % dari berat badan sebelum hamil.
5.2.4. Berat Bayi Lahir
Berat bayi lahir merupakan cerminan dari status kesehatan dan gizi selama hamil
serta pelayanan antenatal yang diterima ibu (Kusumawati, 2004). Berat bayi lahir
rendah adalah berat bayi baru lahir dengan berat kurang dari 2500 gr (Sondari,
2006).
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh BBLN sebanyak 81 (80,2 %) bayi dan
BBLR sebanyak 20 (19,8 %) bayi. Dari hasil penelitian sebelumnya oleh
Kusumawati (2004) diperoleh BBLN sebesar 14 (13,2%) bayi dan BBLN sebesar
92 (86,8 %) bayi dan penelitian oleh Damanik (2009) diperoleh rata–rata berat
bayi lahir 2836,25 dan bayi yang mengalami berat lahir rendah 6,3 %. Kedua
penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan dimana kejadian BBLR
pada penelitian ini hanya 19,8%.
Hasil ini menunjukkan adanya peningkatan kejadian BBLR pada masa sekarang
ini dan mungkin ini ada kaitannya dengan tingkat pengetahuan ibu–ibu pada masa
sekarang khususnya pengetahuan ibu yang melahirkan di praktik Bidan
di RSUD dr. Moewardi Surakarta yang menyatakan adanya hubungan pendidikan
dan pengetahuan gizi ibu dengan berat bayi lahir dengan nilai p sebesar 0,006 dan
0,014.
5.2.5. Tabulasi Silang Usia Ibu Hamil dengan Pertambahan Berat Badan ibu Saat Kehamilan
Banyak faktor yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi status gizi
seseorang, dimana diantara faktor tersebut saling berkaitan erat. Menurut Dwi
(2005) faktor pendidikan, faktor pendapatan, faktor budaya, faktor pengetahuan,
faktor fisiologis, dan fakor infeksi merupakan kelompok faktor yang
mempengaruhi status gizi seseorang.
Pada penelitian ini dijumpai hasil bahwa tidak ada perbedaan yang sinifikan dari
pertambahan berat badan selama kehamilan jika digolongkan berdasarkan usia
kehamilan. Dari hasil penelitian ini, peneliti berpendapat bahwa usia hanya salah
satu faktor yang berpengaruh terhadap pertambahan berat badan ibu hamil, karena
banyak faktor yang dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Gangguan gizi
disebabkan oleh faktor primer misalnya, susunan makanan yang salah,
kemiskinan, ketidaktahuan, kebiasaan makan yang salah dan sebagainya, atau
faktor sekunder misalnya terganggunya proses pencernaan di dalam tubuh,
kelainan struktur saluran cerna, kekurangan enzim, adanya penyakit yang
mempengaruhi metabolisme seperti penyakit hati, diabetes mellitus, dan kanker
(Almatsier, 2004).
5.2.6. Tabulasi Silang Usia Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir
Menurut Dewi (2007) salah satu faktor penyebab bayi berat lahir rendah adalah
usia ibu hamil yang < 20 tahun dan > dari 35 tahun. Kehamilan pada umur < 20
tahun mempunyai resiko yang sangat tinggi, dua sampai empat kali dari
Teori ini mendukung kepada hasil penelitian yang telah dilakukan, dimana jumlah
ibu dengan kategori dewasa muda (23–29 tahun) yaitu 49 orang, hanya
melahirkan 9 bayi dengan berat lahir rendah.
Dari penelitian sebelumnya oleh Sondari (2006) tentang hubungan beberapa
faktor ibu dengan kejadian berat bayi lahir rendah di RS dr.Hasan Sadikin
Bandung, justru menyatakan bahwa tidak adanya hubungan antara usia ibu hamil
dengan kejadian BBLR dengan nilai p = 0,372. Demikian juga dengan penelitian
oleh Lely (2009) tentang beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian
berat badan lahir rendah di Kelurahan kesepuhan Kota Cirebon yang menyatakan
tidak adanya hubungan antara umur ibu hamil dengan BBLR dengan hasil p
sebesar 1,000.
Dari hasil penelitian, teori Dewi (2007) dan hasil kedua penelitian yang telah
disebutkan sebelumnya, dapat diperoleh bahwa ada hubungan antara usia ibu saat
hamil dengan berat bayi yang dilahirkannya, tetapi sejauh mana hubungannya
belum bisa diperoleh, karena pada penelitian ini tidak dilakukan uji statistik untuk
melihat hubungan antara kedua variabel tersebut dan perbedaan hasil penelitian
ini dengan penelitian sebelumnya, mungkin karena karakteristik sampel yang
berbeda sehingga hasil yang diperoleh juga berbeda.
5.2.7. Tabulasi Silang Usia Kehamilan dengan Pertambahan Berat Badan Ibu Saat Hamil
Menurut Lubis (2003) pertambahan berat badan selama hamil sekitar 10–12 kg,
dimana pada trimesterI pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg,
dan trimester III sekitar 6 kg. Pada hasil penelitian diperoleh 22 orang ibu hamil
dari 40 ibu yang melahirkan pada usia kehamilan kategori trimester III akhir (38–
42 minggu) memiliki pertambahan berat badan selama kehamilan normal.
Berat badan wanita hamil akan naik kira–kira diantara 6,5–16,5 kg rata–rata 12
terakhir (Wiknjosastro, 2007). Dari hasil penelitian dan teori ini dapat diketahui
bahwa pertambahan usia kehamilan berpengaruhi pertambahan berat badan
selama kehamilan. Menurut Wiknjosastro (2007) jika kehamilan normal maka
akan terjadi kenaikan berat badan 2 kg tiap bulannya sesudah kehamilan 20
minggu.
Pada penelitian ini, tidak dapat diketahui sejauh mana pengaruh atau hubungan
antara usia kehamilan dengan pertambahan berat badan ibu selama kehamilan,
karena peneliti tidak melakukan uji analisis statistik untuk melihat hubungan
antara kedua variabel tersebut.
5.2.8. Tabulasi Silang Usia Kehamilan dengan Berat Bayi Lahir
Menurut Mochtar (1998) ibu yang melahirkan pada umur < 37 minggu, maka
akan cenderung melahirkan BBLR. Dari hasil tabel penelitian, diperoleh 40 ibu
yang melahirkan pada usia kehamilan kategori trimester III akhir (38–42 minggu),
melahirkan 38 bayi berat lahir normal. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori,
yang menyatakan bahwa usia kehamilan > 37 minggu akan melahirkan bayi
dengan berat lahir yang lebih baik (Mochtar, 1998). Pada hasil penelitian ini,
peneliti tidak dapat menyimpulkan sejauh mana hubungan antara kedua variabel
tersebut, karena peneliti tidak melakukan uji analisis statistik pada kedua variabel
ini.
5.2.5. Hubungan Pertambahan BB Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir
Di dalam masa kehamilan seorang ibu harus memperhatikan benar keadaan
gizinya, status gizi yang baik pada masa kehamilan merupakan faktor yang sangat
penting karena tidak saja mempengaruhi bayi yang dilahirkan tetapi juga
kemampuan seorang ibu untuk melaksanakan laktasi. Pada umumnya ibu yang
hamil dengan kondisi yang normal, tidak sering menderita sakit dan tidak ada
gangguan gizi pada masa pra hamil maupun pada saat hamil akan melahirkan bayi
yang sehat (Dwi, 2005). Pertambahan berat badan pada ibu selama kehamilan
badan pada ibu hamil juga dipengaruhi dari proses perubahan bentuk tubuh yang
dialami ibu selama kehamilan, seperti uterus dan payudara ibu yang semakin
membesar. Pertambahan berat badan ini terjadi dimulai dari trimester I tetapi
pertambahan berat badan yang sangat signifikan itu terjadi pada saat TrimesterIII
karena