BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan dalam bidang konstruksi bangunan atau properti dari tahun ke tahun semakin berkembang baik dari segi desain maupun kualitas bangunan tersebut. Saat ini perkembangan konstruksi bangunan banyak mengarah ke bangunan hijau atau biasa disebut green building. Di Amerika Serikat, para investor mulai melirik peluang green building sebagai investasi jangka panjang dikarenakan biaya operasional green building yang lebih hemat dari pada bangunan konvensional. (Biyanto, 2014)
Bangunan hijau merupakan suatu konsep bangunan ramah lingkungan yang sudah menjadi perhatian khusus diberbagai negara dan mulai diterapkan di Indonesia. Konsep bangunan hijau merupakan salah satu upaya penghematan energi yang dapat diterapkan pada suatu gedung.
Pemerintah Indonesia saat ini pun telah mengumumkan untuk memulai gerakan nasional hemat energi, penghematan penggunaan bahan, dan penghematan penggunaan listrik juga air baik di kantor-kantor pemerintahan, BUMN, BUMD, dan juga penerangan jalan. Adapun upaya nyata yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan konsep bangunan hijau. Konsep bangunan hijau ini merupakan salah satu bangunan gedung yang lebih hemat energi karena dirancang, dibangun dan dioperasikan untuk meminimalkan dampak lingkungan total.
Seiring dengan perkembangan bangunan hijau di Indonesia, Menteri Lingkungan Hidup telah mengeluarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 8 tahun 2010 tentang kriteria dan sertifikasi bangunan ramah lingkungan. Tujuan utamanya yaitu sebagai bentuk pelaksanaan dan pengelolaan pembangunan yang menerapkan prinsip lingkungan dan aspek penting dalam penanganan dampak perubahan iklim.
Konsep bangunan hijau bukan hanya diterapkan untuk bangunan-bangunan besar layaknya gedung perkantoran ataupun sejenisnya, tetapi juga sudah mulai diterapkan dari bangunan rumah tinggal dan fasilitas umum lainnya, dan salah satunya yaitu fasilitas pendidikan. Bangunan hijau merupakan bagian dari
penerapan green campus. Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, prinsip gaya hidup hijau tersebut juga mulai diterapkan diberbagai Institusi pendidikan diantaranya adalah Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Negeri Semarang (Unnes), Universitas Andalas (Unand), Universitas Diponegoro (Undip), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Islam Indonesia (UII), dan Universitas Lampung (Unila).
(www.okezone.com)
B. Identifikasi Masalah
Gedung fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dipilih sebagai obyek penelitian karena gedung ini termasuk kategori gedung baru yang kondisinya masih baik, sehingga menarik untuk dilakukan kajian. Tujuan dilakukannya penelitian adalah mengidentifikasi dan mengetahui kelayakan gedung sebagai bangunan hijau serta menganalisis kesesuaian dan kekurangan pada gedung berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah membandingkan kondisi eksisting gedung dengan perangkat penilaian milik Green Building Council Indonesia (GBCI) yaitu greenship untuk bangunan baru v1.2. Setelah dibandingkan kemudian dilakukan analisis kesesuaian untuk kriteria yang belum terpenuhi. Analisis dilakukan dengan cara pengukuran langsung, melalui proses wawancara, dan menggunakan data-data sekunder.
Harapan dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu keluaran berupa kesimpulan dan saran terkait perbaikan gedung fakultas kedokteran UMS menuju bangunan hijau dan bisa menjadi contoh bagi gedung-gedung perkuliahan lain yang ada di UMS.
C. Perumusan Masalah
1. Bagaimana kelayakan gedung fakultas kedokteran UMS untuk dapat dinilai sebagai bangunan hijau menurut perangkat penilaian greenship untuk bangunan baru v1.2 milik GBCI?
2. Bagaimana kondisi eksisting gedung fakultas kedokteran UMS?
3. Bagaimana hasil penilaian gedung fakultas kedokteran UMS dengan menggunakan greenship untuk bangunan baru v1.2 milik GBCI?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis kelayakan gedung fakultas kedokteran UMS untuk dapat dinilai sebagai green building menurut perangkat penilaian greenship untuk bangunan baru v1.2 milik GBCI.
2. Mengetahui kondisi eksisting gedung fakultas kedokteran UMS.
3. Melakukan penilaian gedung fakultas kedokteran UMS menggunakan perangkat penilaian greenship untuk bangunan baru versi 1.2 milik GBCI. Penelitian tesis ini mempunyai berbagai manfaat, diantaranya sebagai berikut: 1. Untuk akademis
a. Menambah bahan bacaan mengenai penilaian kriteria green building pada gedung berdasarkan standar nasional greenship.
b. Diharapkan dapat menjadi acuan dan penyumbang pemikiran-pemikiran mengenai penilaian kriteria green building pada gedung berdasarkan standar nasional greenship.
2. Untuk masyarakat
Diharapkan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang teknik sipil khususnya struktur gedung dengan konsep go green.
3. Untuk pelaksana jasa konstruksi
Diharapkan mampu menjadi tambahan sumbangan pemikiran tentang ilmu pengetahuan, khususnya para pelaksana jasa konstruksi bangunan gedung dalam merencanakan dan membangun gedung dengan konsep green building. 4. Untuk peneliti
E. Batasan Masalah
Penulisan tesis telah dibuatkan batasan masalah agar penulisan lebih terarah dan terfokus pada masalah yang dihadapi. Adapun batasan-batasan penulisan tesis ini adalah sebagai berikut :
1. Penilaian gedung fakultas kedokteran UMS menggunakan perangkat penilaian
greenship untuk bangunan baru v1.2 milik GBCI.
2. Tahapan penilaian greenship terdiri dari dua tahapan yaitu, tahap rekognisi desain (design recognition – DR) dan tahap penilaian akhir (final assessment – FA). Dalam penelitian ini penilaian hanya mengidentifikasi rating/sertifikat khusus untuk final assessment.
3. Untuk uji kelayakan level riset maka kepemilikan AMDAL/UKL/UPL pada gedung fakultas kedokteran UMS dapat diabaikan meskipun tidak memenuhi syarat kelayakan menurut perangkat penilaian greenship milik GBCI v1.2. 4. Objek yang dinilai adalah gedung perkuliahan fakultas kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
F. Keaslian Penelitian
[image:4.595.110.512.518.762.2]Penyusunan tesis ini bukan merupakan studi kasus yang pertama melainkan studi kasus yang sudah pernah ada penelitian sebelumnya ataupun tesis terdahulu. Temuan penelitian sebelumnya akan ditabelkan sebagai berikut :
Tabel 1.1 Temuan Penelitian Sebelumnya
No Judul Peneliti Temuan Penelitian
1 Kajian Green Building
Gedung Pascasarjana B
Universitas Diponegoro
Semarang
Komalasari, Rahayu Indah. 2014. Universitas Diponegoro.
1. Kajian pada prasyarat utama (Tepat Guna Lahan, Efisiensi Energi
& Konservasi,
Konservasi Air, Sumber & Siklus material, Kualitas Udara &
Kenyamanan Dalam
Ruang, dan Manajemen Lingkungan) belum bisa terpenuhi karena hanya
memenuhi empat
kategori prasyarat
2. Kajian kesesuaian kriteria pada
masing-masing kategori
meghasilkan angka
sebesar 28 poin atau persentase sebesar 27%, yang mana nilai tersebut
belum mencapai
peringkat minimum.
2 Analisis Kesesuaian Desain
Gedung Olahraga Baru
Universitas Negeri Surabaya
Terhadap Konsep Green
Building
Sobirin, Zainal Arif. 2014. Universitas Negeri Surabaya.
1. Diperoleh hasil
penelitian bahwa
gedung olahraga futsal, gedung olahraga bola basket, dan gedung
olahraga badminton
Universitas Negeri
Surabaya memiliki
persentase rata-rata
kesesuaian desain
terhadap konsep green building sebesar 16,9%.
2. Ketiga gedung belum
memenuhi standar
minimum green
building yaitu 35% (bronze).
3 Penilaian Kriteria Green
Building Pada Gedung Teknik Sipil ITS
Putri, Aristia A. 2012. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
1. Dari hasil pengukuran penilaian kriteria green building yang telah dilakukan pada gedung
teknik sipil ITS
terhadap 6 kriteria tolok ukur menurut para
akademisi, dan
dilakukan pengukuran pada setiap kriterianya,
disimpulkan bahwa
gedung teknik sipil ITS
sebesar memiliki