commit to user
PRARANC
DARI A
PROSES ESTER
JURUSA
LAPORAN TUGAS AKHIR
NCANGAN PABRIK N-BUTIL AKRI
I ASAM AKRILAT DAN N-BUTANOL
ESTERIFIKASI KAPASITAS 40.000 TON
Disusun Oleh :
Margareta Novia Ekawati I0506031
Nur Sulistiati I050603
SAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2011
KRILAT
NOL
TON/TAHUN
0506031
0506035
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Allah SWT, hanya karena rahmat dan ridho-Nya,
penulis akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir dengan
judul “Prarancangan Pabrik n-Butil Akrilat dari Asam Akrilat dan n-Butanol
Proses Esterifikasi Kapasitas 40.000 Ton / Tahun” ini.
Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis memperoleh banyak bantuan
baik berupa dukungan moral maupun spiritual dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua dan keluarga atas dukungan doa, materi dan semangat
yang senantiasa diberikan tanpa kenal lelah.
2. Dr. Sunu Herwi Pranolo selaku Dosen Pembimbing I dan Fadilah S.T.
,M.T. selaku Dosen Pembimbing II atas bimbingan dan bantuannya dalam
penulisan tugas akhir.
3. Segenap Civitas Akademika atas semua bantuannya.
Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini belum sempurna. Oleh
karena itu, penulis membuka diri terhadap segala saran dan kritik yang
membangun. Semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca sekalian.
Surakarta, Juli 2011
commit to user
vi
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Daftar pabrik n-butil akrilat yang telah berdiri ... 3
Tabel I.2 Perbandingan beberapa proses produksi n-butil akrilat ... 8
Tabel II.1 Neraca Massa pada Reactive Distillation (RD-01) ... 23
Tabel II.2 Neraca Massa pada Dekanter (DC-01) ... 23
Tabel II.3 Neraca Massa Total ... 23
Tabel II.4 Neraca Panas pada Reactive Distillation (RD-01) ... 24
Tabel II.5 Neraca Panas Dekanter (DC-01) ... 24
Tabel II.6 Neraca Panas Total ... 24
Tabel III.1 Spesifikasi Reaktor ... 28
Tabel III.2 Spesifikasi Decanter ... 29
Tabel III.3 Spesifikasi Tangki ... 30
Tabel III.4 Spesifikasi Condenser ... 31
Tabel III.5 Spesifikasi Reboiler ... 32
Tabel III.6 Spesifikasi Heat Exchanger ... 33
Tabel III.7 Spesifikasi Pompa ... 35
Tabel IV.1 Kebutuhan listrik untuk keperluan proses dan utilitas ... 44
Tabel IV.2 Jumlah Lumen berdasarkan luas bangunan ... 45
Tabel V.1 Jadwal Pembagian Kelompok Shift ... 61
Tabel V.2 Jumlah Karyawan menurut Jabatan ... 63
Tabel V.3 Perincian Golongan dan Gaji Karyawan ... 64
Tabel VI.1 Indeks Harga Alat ... 67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
Tabel VI.3 Working Capital Invesment ... 70
Tabel VI.4 Direct Manufacturing Cost ... 71
Tabel VI.5 Indirect Manufacturing Cost ... 71
Tabel VI.6 Fixed Manufacturing Cost ... 71
Tabel VI.7 General Expense ... 72
commit to user
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1 Data Impor n-Butil Akrilat di Indonesia ... 2
Gambar I.2 Peta Kota Cilegon ... 5
Gambar II.1 Diagram Alir Kualitatif ... 18
Gambar II.2 Diagram Alir Kuantitatif ... 19
Gambar II.3 Diagram Alir Proses ... 20
Gambar II.4 Tata Letak Pabrik n-Butil Akrilat ... 26
Gambar II.5 Tata Letak Peralatan Proses ... 27
Gambar IV.1 Skema Pengolahan Air Laut ... 37
Gambar IV.2 Skema Pengolahan Air KTI ... 41
Gambar IV.3 Skema Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) ... 50
Gambar V.1 Struktur Organisasi Pabrik n-Butil Akrilat ... 54
Gambar VI.1 Chemical Engineering Cost Index ... 68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
I.2 Kapasitas Perancangan... 2
I.3 Pemilihan Lokasi Pabrik... 4
I.4 Tinjauan Pustaka... 5
BAB II DESKRIPSI PROSES II.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk... 13
II.2 Konsep Proses... 14
II.3 Tahapan Proses... 21
II.4 Neraca Massa dan Neraca Panas... 23
II.5 Lay Out Pabrik dan Peralatan Proses... 25
BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES... 28
BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM IV.1 Unit Pendukung Proses... 36
IV.2 Laboratorium... 47
IV.3 Unit Pengolahan Limbah... 50
BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN V.1 Bentuk Perusahaan... 52
V.2 Struktur Organisasi... 52
V.3 Tugas dan Wewenang... 55
commit to user
v
V.5 Status Karyawan dan Sistem Upah... 62
V.6 Penggolongan Jabatan, Jumlah Karyawan dan Gaji... 62
V.7 Kesejahteraan Sosial Karyawan... 64
BAB VI ANALISA EKONOMI VI.1 Penaksiran Harga Peralatan... 67
VI.2 Dasar Perhitungan………... 69
VI.3 Hasil Perhitungan………... 69
VI.4 Keuntungan Produksi... 72
DAFTAR PUSTAKA... 75
Lampiran A Data-Data Sifat Fisis
Lampiran B Tinjauan Termodinamika
Lampiran C Neraca Massa
Lampiran D Neraca Panas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik
Perkembangan industri sebagai bagian usaha pembangunan ekonomi
jangka panjang diarahkan sebagai pembentuk struktur ekonomi yang lebih kokoh
dan seimbang. Seiring dengan perkembangan industri tersebut, terjadi pula
peningkatan kebutuhan bahan baku dan bahan pembantu.
Dengan perkembangan peradaban manusia, dunia industri khususnya
industri kimia dituntut lebih meningkatkan teknologinya, baik dengan
penemuan-penemuan baru maupun pengembangan teknologi sebelumnya. Di Indonesia,
industri kimia kini mulai berkembang dan merupakan salah satu tulang punggung
pendorong pertumbuhan industri-industri lainnya, misalnya industri polimer.
Perkembangan industri sangat pesat mengingat kebutuhan bahan-bahan berbasis
polimer diperlukan baik bagi rumah tangga maupun industri.
Salah satu bahan dasar pembuatan produk polimer adalah ester akrilat
misalnya, n-butil akrilat. Selama ini, dilakukan impor guna memenuhi kebutuhan
n-butil akrilat di Indonesia. Selain pertimbangan tersebut, pendirian pabrik ini
dapat menciptakan lapangan kerja baru sehingga mampu mengurangi jumlah
pengangguran, memacu pertumbuhan industri-industri baru baik industri
penghasil bahan baku bagi n-butil akrilat, seperti asam akrilat dan n-butanol,
maupun industri-industri pengguna n-butil akrilat sebagai bahan bakunya terutama
commit to user
meningkatkan pendapatan negara dari sektor industri, serta menghemat devisa
negara.
I.2 Kapasitas Rancangan
Kapasitas produksi pabrik berpengaruh pada perhitungan teknis maupun
ekonomis, tetapi terdapat faktor-faktor lain menentukan produksi, yaitu:
kebutuhan pasar, kapasitas minimum pabrik, dan ketersediaan bahan baku.
Berdasarkan data statistik, kebutuhan n-butil akrilat di Indonesia mengalami
fluktuasi. Kebutuhan n-butil akrilat, diimpor setiap tahun dari tahun 1999 sampai
tahun 2009 dapat dilihat pada Gambar I.1.
Gambar I.1 Data Impor n-Butil Akrilat di Indonesia
Bila dilakukan pendekatan eksponensial, akan diperoleh persamaan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Jadi pada tahun 2015 diperkirakan Indonesia membutuhkan n-butil akrilat sebesar
88131,08 ton/tahun.
Kapasitas pabrik harus didirikan di atas kapasitas minimum atau minimal
sama dengan pabrik yang sudah ada. Hal tersebut dikarenakan pabrik yang telah
didirikan tentunya telah memiliki analisis ekonomi mengenai kapasitas yang
sesuai dan memberikan keuntungan. Pertimbangan kapasitas dari beberapa pabrik
yang sudah berdiri dapat dilihat pada Tabel I.1.
Tabel.I.1 Daftar pabrik n-butil akrilat yang telah berdiri
Pabrik Lokasi Kapasitas
(ton/tahun) Proses
Tianjin WHZW Chemmicals Co.,Ltd Cina 12.000 Esterifikasi
Beijing East Guangming Chemmicals
Co.,Ltd Cina
36.000 Esterifikasi
PT. Nippon Shokubai Indonesia 40.000 Esterifikasi
(httpbkpmd.banten.go)
Dari Tabel I.1 diketahui bahwa kapasitas minimum pabrik n-butil akrilat
yang sudah berdiri adalah 12.000 ton/tahun dan berlokasi di Cina. Kapasitas
maksimum pabrik n-butil akrilat yang telah berdiri adalah 40.000 ton/tahun dan
berlokasi di Indonesia.
Ketersediaan bahan baku perlu diperhatikan guna menjamin kontinuitas
produksi suatu pabrik. Bahan baku pembuatan n-butil akrilat adalah asam akrilat
dan n-butanol. Bahan baku asam akrilat diperoleh dari PT. Nippon Shokubai,
Cilegon berkapasitas produksi 60.000 ton/tahun dan n-butanol diperoleh dari PT.
commit to user
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor pemilihan kapasitas pabrik di atas,
maka ditetapakan kapasitas pabrik n-butil akrilat 40.000 ton/tahun guna
memenuhi kebutuhan dalam negeri.
I.3 Pemilihan Lokasi Pabrik
Pabrik n-butil akrilat akan didirikan di Kawasan Industri Cilegon,
Banten dengan pertimbangan kedekatan dengan sumber bahan baku asam akrilat
diperoleh dari PT. Nippon Shokubai, Cilegon. Kawasan Industri Cilegon memiliki
sarana dan prasarana baik. Sarana transportasi, kedekatan dengan pelabuhan
penyeberangan Merak (jarak 12 km). Sarana–sarana pendukung seperti
ketersediaan air dapat langsung mengambil dari air laut, pengadaan listrik diambil
dari PLN setempat dan generator sebagai cadangan, kebutuhan bahan bakar dapat
diperoleh dari PT. Pertamina (Persero). Pemilihan Kawasan Industri Cilegon
sebagai lokasi pabrik juga didasarkan pada kedekatannya dengan pasar,
diantaranya PT. Warna Agung dan PT. Chugoku Paints di Tangerang. Selain
faktor di atas, pemilihan Cilegon karena memiliki kemudahan-kemudahan dalam
perizinan, pajak dan lain-lain yang menyangkut teknis pelaksanaan pendirian
suatu pabrik dan tersedianya fasilitas umum. Dari beberapa keunggulan di atas
maka Cilegon dirasa tepat untuk lokasi pendirian pabrik n-butil akrilat.
Buangan air pendingin dari air laut dialirkan kembali ke laut tanpa
pengolahan terlebih dahulu. Limbah cair yang mengandung larutan kimia diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I.4 Tinjauan Pus
Ester dihasil
dengan bantuan kata
dan dapat balik (reve
Gambar I.2 Peta Kota Cilegon
ustaka
silkan apabila asam karboksilat dipanaskan b
atalis (persamaan I.1). Reaksi esterifikasi berl
eversibel).
5
n bersama alkohol
berlangsung lambat
commit to user
I.4.1. Macam – macam Proses Pembuatan n-Butil Akrilat
Beberapa proses pembuatan n-butil akrilat, yatu:
1. Proses Reppe
Menggunakan bahan baku asetilen, bahan ini direaksikan dengan CO dan
senyawa alkohol dalam suasana asam. Reaksi berlangsung pada suhu 40 °C dan
tekanan atmosferik dengan rasio mol asetilen : carbon monoksida = 1 : 1,1
(persamaan I.2).
4C2H2 + 4 R-OH + Ni(CO)4 + 2HCl 4CH2 = CHCOOR + H2 + NiCl2 (I.2) Proses ini ditinggalkan karena kesulitan dalam penanganan toxic dan mahalnya
nikel karbonil (Kirk and Othmer, 1991).
2. Proses Etilen Sianohidrin
Etilen sianohidrin dibuat terlebih dahulu dari etilen oksida dan HCN
kemudian dihidrolisa menjadi asam akrilat dengan hasil samping amonium sulfat.
Produk ini selanjutnya direaksikan dengan alkohol membentuk ester akrilat.
Proses ini tidak digunakan lagi karena timbul masalah dalam penanganan HCN
dan limbah Amonium sulfat (Kirk and Othmer, 1991).
3. Proses Goodrich (Ketene Process)
Pada proses ini digunakan bahan baku ketene kemudian direaksikan dengan
formaldehid membentuk β-propialaktone, senyawa ini kemudian direaksikan
dengan alkohol membentuk ester akrilat. Proses ini tidak begitu lama digunakan
karena melalui beberapa tahapan reaksi dan hasil β-propialaktone merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
4. Proses Esterifikasi Asam akrilat dengan Reactive Distillation
Proses pembuatan ester (persamaan I.3) dapat dilakukan dengan
menggunakan Reactive Distillation.
CH2 = CHCOOH + C4H9OH CH2 = CHCOOC4H9 + H2O (I.3)
Reactive Distillation merupakan suatu alat yang menggabungkan antara proses
reaksi kimia dan proses distilasi ke dalam satu unit proses. Dalam beberapa
penggunaan khusus dibanyak khasus, ketika kesetimbangan reaksi termodinamika
dapat membatasi perolehan konversi. Reactive Distillation didisain sedemikian
rupa sehingga produk reaksi meninggalkan zona reaksi akan langsung dipisahkan,
dengan demikian dapat meningkatkan konversi secara signifikan. Penggabungan
antara proses reaksi dan distilasi tersebut menghasilkan suatu bentuk
penyederhanaan proses yang intensif, selain itu dapat menghasilkan sedikit arus
recycle serta berkurangnya kebutuhan untuk pengolahan limbah sehingga dapat
mengurangi biaya operasi dan investasi. Digunakan katalis resin aktif yang
mempunyai ion H+ dalam aplikasi Reactive Distillation. Ion ini berperan dalam mempercepat reaksi esterifikasi sebagai contoh adalah amberlyst-15 dry. Proses
dijalankan pada suhu antara 90 oC - 150 oC, didapatkan konversi maksimal 97% (I-Lung, 2004).
Dari keempat proses pembuatan n-butil akrilat yang telah diuraikan di
atas, dipilih proses pembuatan n-butil akrilat proses esterifikasi asam akrilat
dengan Reactive Distillation dengan pertimbangan konversi tinggi, prosesnya
ramah lingkungan, tidak menimbulkan racun, bahan baku relatif mudah diperoleh,
commit to user
katalis, serta mengurangi arus recycle karena hanya ada satu arus recycle yaitu
refluk dari decanter
Tabel I.2 Perbandingan beberapa proses produksi n-butil akrilat
Proses Reppe Etilen
Kelemahan •Kesulitan dalam penanganan toxic
Normal butil akrilat monomer dipakai sebagai chemical intermediete
pada produksi resin polimer (emulsion polymers). Senyawa n-butil akrilat juga
digunakan sebagai penghasil homopolimer dan kopolimer bersama
monomer-monomer lain misalnya asam akrilat dan garamnya, amida dan ester methakrilat,
akrilonitril, asam maleat, vinil asetat, vinil klorida, stirena, butadiena, unsaturated
polyester dan drying oil. Polimer dan kopolimer ini digunakan dalam berbagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Normal butil akrilat digunakan pula dalam industri pelapisan dan tinta,
bahan perekat, seal, tekstil, plastik, dan elastomer. Aplikasinya dalam industri
pelapisan antara lain pembentukan lateks, pendispersi terhadap air, dan dipakai
pada pabrik peralatan otomotif original, serta dalam refinishing material sebagai
bahan perekat. n-Butil akrilat digunakan dalam industri-industri tekstil dan
konstruksi. Produk-produk industri tekstil mengandung n-butil akrilat antara lain
fiber, warp sizings, thickener, dan back coat formulation (adhesives). Dalam
industri plastik, n-butil akrilat merupakan bahan dasar bagi beberapa modifikasi
PVC dan molding atau extrusion additives (BAMM, 1993).
I.4.3. Sifat – sifat Fisis dan Kimia
Sifat – sifat Fisis dan Kimia Bahan Baku a. Asam Akrilat
Sifat fisika:
Rumus kimia : C2H3COOH Berat molekul : 72,0634 gr/mol
Titik leleh : 13 oC
Titik didih : 141 oC
Temperatur kritis : 380 oC Densitas pada 25 oC : 0,8623 kg/m3 Viskositas pada 25 oC : 1,149 mPa.s Panas penguapan pada 101,3 kPa : 45,6 kJ/mol
Kelarutan : Larut sempurna dalam air
commit to user Sifat kimia:
Reaksi esterifikasi
Reaksi esterifikasi terjadi jika asam akrilat direaksikan dengan suatu
alkohol membentuk ester dari asam akrilat dan air (persamaan I.4).
CH2=CHCOOH + ROH → CH2=CHCOOR + H2O (I.4) Reaksi Adisi
Reaksi adisi terjadi jika asam akrilat diadisi dengan halogen, hidrogen,
dan hidrogen sianida (persamaan I.5).
CH2=CHCOOH + HX → H2CX-CHCOOH (I.5) (Kirk and Othmer, 1991)
b. n-Butanol
Sifat fisika:
Rumus kimia : C4H9OH Berat molekul : 4,1224 gr/mol
Titik leleh : -79,9 oC
Titik didih : 117 oC
Densitas : 810,5 kg/m3
Kelarutan dalam air pada 25 oC : 74600 ppm berat
(Perry, 1984)
Sifat kimia:
Reaksi esterifikasi
Reaksi esterifikasi antara n-butanol dengan asam organik akan
membentuk ester dan air (persamaan I.6).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Reaksi subsitusi
Reaksi substitusi antara n-butanol dengan HCl dengan bantuan katalis
ZnCl2 menghasilkan Butil klorida (persamaan I.7).
C4H9OH + HCl → C4H9Cl + H2O (I.7)
(Fessenden & Fessenden, 1986)
c. Katalis
Amberlyst 15 dry
- Bentuk : padatan
- Bentuk ion : H+
- Densitas : 610 g / liter
- Konsentrasi : ≥ 4,7 eq/kg
- Surface area : 53 m2/g
- Ukuran : 0,3 – 0,425 mm
- Diameter pori, Amstrong : 300
- Total pori : 0,4 cc / g
(Rhom and Haas Company)
Sifat –sifat Fisis dan Kimia Produk a. n-Butil Akrilat
Sifat fisika:
Rumus kimia : C2H3COOC4H9 Berat molekul : 128,1706 gr/mol
Titik leleh : -64 oC
commit to user
Densitas : 810,5 kg/m3
Kelarutan dalam air pada 25 oC : 1600 ppm berat
(www.chemicalland21.com)
Sifat kimia:
R’-CH2-CH + CH2-CH R’-CH2CH-CH2-CH (I.8)
COOR COOR COOR COOR
(Kirk and Othmer, 1991)
b. Air
Sifat fisika:
Rumus kimia : H2O
Berat molekul : 18,015 gr/mol
Titik leleh : 0 oC Titik didih : 100 oC Densitas : 1000 kg/m3
(Yaws,1999)
Sifat kimia:
- Pelarut kimia yang baik (paling sering digunakan)
- Merupakan reagen penghidrolisa pada reaksi hidrolisa
- Memiliki sifat netral (pH = 7)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
BAB II
DISKRIPSI PROSES
II.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk Spesifikasi Bahan Baku
A. Asam Akrilat
Rumus molekul : C2H3COOH
Titik didih : 140,51 ℃
Titik leleh : 113,34 ℃
Wujud : cair
Kemurnian : 99,7% berat
Densitas : 1,047 – 1,051
Berat molekul : 72,06 gr/mol
(PT Nippon Shokubai)
B. Normal Butanol
Rumus kimia : C4H9OH
Titik didih : 117,30 ℃
Titik leleh : -87,49 ℃
Wujud : cair
Kemurnian : 95,5% berat
Berat molekul : 74,12 gr/mol
commit to user
Spesifikasi Produk
A. Normal Butil Akrilat
Rumus kimia : C2H3COOC4H9
Titik didih : 147,31 ℃
Titik leleh : -63,31 ℃
Berat molekul : 128,1706 gr/mol
Kemurnian : n-Butil Akrilat = 99,5%
n-Butanol = 0,39%
Air = 0,1%
Asam Akrilat = 0,01%
( I-Lung, 2004)
II.2 Konsep Proses
Pembuatan n-butil akrilat dilakukan dengan pereaksian
antara asam akrilat dan n-butanol pada kondisi cair jenuh
(Persamaan (II.1)) di reaktor berupa kolom Reactive Distillation.
Alat ini berfungsi sebagai menara pemisah antara produk utama dan
produk samping. Reaktor ini dipilih karena hemat energi,
mengurangi arus recycle, kebutuhan alat tambahan sedikit dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Di dalam Reactive Distillation (RD) terjadi reaksi, dilanjutkan
dengan pemisahan.
C4H9(OH) + H2C=CHCOOH H2C=CHCOO(CH2)3CH3 + H2O …..(II.1)
Konversi produk mencapai 97%. Normal butil akrilat
dikeluarkan sebagai hasil bawah dengan kemurnian 99,5%. Sisa
hasil reaktan dan produk samping berupa air dikeluarkan sebagai
hasil atas dan dikembalikan sebagian sebagai refluks sedangkan
sisanya sebagai limbah dengan persentase air 85% berat.
Perbandingan mol umpan n-butanol dan asam akrilat sebesar
1:1,16 agar dihasilkan konversi terbesar (I-Lung,2004).
Tinjauan Termodinamika
Kebutuhan panas reaksi dihitung atas dasar panas pembentukan
standar ( Hf0) masing-masing senyawa terlibat pada suhu 90 oC -150 °C dan tekanan 1 atm. Hasil perhitungan (Lampiran B)
menunjukkan bahwa reaksi pembentukan n-butil akrilat ini
menghasilkan panas reaksi sebesar -343.198,879 kJ/jam (reaksi
eksotermis).
Konversi kesetimbangan reaksi ini sebesar 1,9 (lihat
Lampiran B), jadi reaksi ini bersifat searah (irreversible).
commit to user dengan:
r = kecepatan reaksi ( kmol /m3.s )
α = konsentrasi komponen ( kmol )
T = suhu ( K )
( I- Lung, 2004 )
Langkah Proses
Asam akrilat dan n-butanol sebagai bahan baku diangkut
dengan truk tangki menuju pabrik dan disimpan di tangki penyimpan
masing-masing pada suhu dan tekanan lingkungan. Ketika akan
dipergunakan sebagai umpan reaktor, kedua bahan dipanaskan
terlebih dahulu sampai suhu 118 °C dan dijaga tekanannya 1 atm.
Setelah dicampur dengan arus recycle dari dekanter kemudian
diumpankan ke dalam Reactive Distillation (RD).
Reaksi terjadi di dalam RD berfase cair-cair dan beroperasi
pada temperatur 90 oC -150 oC, tekanan 1 atm. Reaksi berlangsung secara eksotermis dengan reaksi sebagai berikut:
C4H9(OH) + H2C=CHCOOH H2C=CHCOO(CH2)3CH3 + H2O Tempat terjadinya reaksi adalah dibagian tengah menara RD,
yaitu pada plate ke-7, diantara seksi Enriching dan Stripping. Panas
hasil reaksi dimanfaatkan langsung untuk penguapan air terbentuk.
Air teruapkan juga mengandung sisa reaktan tak bereaksi yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
akrilat terdapat titik azeotrop, maka konversi hanya 97%, karena
proses pemisahan tidak berlangsung sempurna. Sedangkan karena
titik didih produk utama relatif tinggi maka n-butil akrilat akan turun
ke bawah menuju reboiler. Produk hasil bawah RD mempunyai
kemurnian 99,5% dan masih mengandung beberapa pengotor yaitu
sisa reaktan dan air .
Air dan sisa reaktan sebagai hasil atas RD, kemudian
diembunkan oleh kondenser, selanjutnya masuk ke dekanter untuk
pemurnian lebih lanjut. Di dalam dekanter, terjadi pemisahan antara
air sebagai hasil samping dengan sisa reaktan sebagai refluks RD.
Produk utama keluar dari reboiler RD langsung didinginkan
sampai suhu 35 ℃ kemudian ditampung ke tangki penyimpanan dan
tidak perlu dimurnikan lagi karena sudah memenuhi spek di pasaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
II.3 Tahapan Proses
Proses pembuatan n-butil akrilat dari asam akrilat dan n-butanol dibagi
menjadi empat tahap (berdasarkan Gambar II.1), yaitu:
II.3.1 Tahap Penyimpanan Bahan Baku
Bahan baku asam akrilat (C2H3COOH) dan n-butanol (C4H9OH) disimpan pada fase cair dengan suhu 30 0C dan tekanan 1 atm dalam tangki penyimpanan (T-01) dan (T-02).
Bahan baku asam akrilat (C2H3COOH) diperoleh di pasaran dengan kemurnian 99,7% berat, sedangkan n-butanol (C4H9OH) diperoleh dengan kemurnian 99,95% berat.
II.3.2 Tahap Penyiapan Bahan Baku
Bahan baku asam akrilat berfase cair pada suhu 30 oC dan tekanan 1 atm dipompa oleh pompa (P-01) dari tangki penampungan asam akrilat (T-01)
menuju ke (HE-01) untuk pemanasan hingga suhu 118 oC sebelum diumpankan ke Reactive Distillation (RD-01).
Demikian pula bahan baku n-butanol berfase cair pada suhu 30 oC dan tekanan 1 atm dipompa oleh pompa (P-02) dari tangki penampungan n-butanol
(T-02) menuju ke (HE-02) untuk pemanasan hingga suhu 118 oC sebelum diumpankan ke Reactive Distillation (RD-01).
II.3.3 Tahap Pembentukan Produk
Reaksi di reaktor :
commit to user
Bahan baku siap olah dimasukkan ke Reactive Distillation (RD-01) pada
plate reaksi yaitu plate ke-7. RD-01 beroperasi secara nonisothermal dan
adiabatik pada suhu 90 oC -150 oC dan tekanan 1 atm. Di dalam reaktor terjadi reaksi pembentukan n-butil akrilat dan air. Asam akrilat bereaksi sebesar 97%
dari asam akrilat umpan reaktor. Reaksi pembentukan n-butil akrilat merupakan
reaksi eksotermis, sehingga akan melepaskan panas untuk penguapan senyawa
hasil samping reaksi ini yaitu air (H2O).
II.3.4 Tahap Pemurnian Produk
Di dalam (RD-01), hasil reaksi kemudian langsung dimurnikan dengan
beracuan pada perbedaan titik didih masing-masing komponen. Produk hasil
samping yaitu air diuapkan dengan menggunakan panas dari reboiler (RB-01) dan
panas hasil reaksi. Air akan dibuang melalui hasil atas RD-01 setelah terlebih
dahulu didinginkan oleh condenser (CD-01) dan dimurnikan di dekanter (DC-01)
dengan kondisi operasi 40 oC dan tekanan 1 atm. Sedangkan sisa reaktan dan produk utama (n-butil akrilat) terikut, akan dipompa kembali ke RD-01 dengan
pompa (P-03) sebagai refluks setelah sebelumnya dipanaskan oleh HE-03 hingga
suhu 107 oC.
Normal butil akrilat sebagai produk utama akan didapatkan sebagai hasil
bawah RD-01 karena titik didihnya tinggi. Setelah didinginkan di HE-04 hingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
II.4 Neraca Massa dan Neraca Panas
Produk : Normal Butil Akrilat 99,5% berat
Kapasitas : 40.000 ton/tahun
Satu tahun produksi : 330 hari
Waktu operasi selama 1 hari : 24 jam
II.4.1 Neraca Massa
Basis perhitungan : 1 jam operasi
Satuan : kg/jam
Tabel II.1 Neraca Massa pada Reactive Distillation (RD-01)
Komponen Input Output
Arus 1 Arus 2 Arus 4 Arus3 Arus 6
H2O 8,77 17,47 11,36 741,58 2,53
BuOH - 2964,73 512,47 547,88 22,48
AA 2912,16 - 1,36 87,15 0,25
BA - - 185,91 187,12 5025,25
Total 6614,23 6614,23
Tabel II.2 Neraca Massa pada Dekanter (DC-01)
Tabel II.3 Neraca Massa Total
commit to user
II.4.2 Neraca Panas
Basis perhitungan : 1 jam operasi
Satuan : kJ/jam
Tabel II.4 Neraca Panas Reactive Distillation (RD-01)
Tabel II.5 Neraca Panas Dekanter (DC-01) Arus Input Output
Q arus 3 77682,11 -
Q arus 4 - 23285,92
Q arus 5 - 54396,19
Total 77682,11 77682,11
Tabel II.6 Neraca Panas Total
Arus Input Output
Q pemanas reboiler 1685703,65 -
Q pendingin condenser - 2675116,73
Q produk hasil atas - 54396,19
Q produk hasil bawah - 102055,36
Total 4177081,62 4177081,62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
II.5 Lay Out Pabrik dan Peralatan Proses
II.5.1 Lay Out Pabrik
Lay out pabrik merupakan suatu pengaturan optimal dari seperangkat
fasilitas-fasilitas dalam pabrik. Tata letak sangat penting guna mendapatkan
efisiensi, keselamatan, dan kelancaran kerja dari para karyawan serta keselamatan
proses. Tata letak pabrik n-butil akrilat dapat dilihat pada Gambar II.4.
Secara garis besar lay out dibagi menjadi beberapa bagian utama, yaitu
daerah: administrasi, proses, penyimpanan, gudang, bengkel dan garasi serta
daerah utilitas. Daerah administrasi merupakan pusat kegiatan administrasi pabrik
pengatur kelancaran operasi. Selain kantor, daerah administrasi juga mencakup
laboratorium dan ruang kontrol sebagai pusat pengendalian proses, kualitas dan
kuantitas bahan baku serta produk. Daerah proses merupakan daerah peletakan
alat proses. Daerah penyimpanan bahan baku dan produk merupakan daerah
tempat bahan baku dan produk disimpan selama 1 bulan. Daerah gudang, bengkel
dan garasi merupakan daerah penampung bahan baku pabrik dan keperluan
perawatan peralatan proses. Daerah utilitas merupakan daerah penyediaan bahan
commit to user
Gambar II.4 Tata Letak Pabrik n-Butil Akrilat
II.5.2 Lay Out Peralatan Proses
Lay out peralatan proses adalah tempat peletakan alat-alat proses
produksi. Tata letak peralatan proses pada prarancangan pabrik ini dapat
dilihat pada Gambar II.5. Beberapa pertimbangan dalam penentuan lay out
peralatan proses pabrik n-butil akrilat, antara lain: pengaturan aliran udara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
kimia berbahaya, penerangan tambahan di tempat-tempat dengan proses
berbahaya atau beresiko tinggi, pengaturan jalur lintas manusia agar
pekerja dapat mencapai seluruh alat proses dengan cepat dan mudah,
penempatan alat-alat proses semaksimal mungkin sehingga menekan biaya
operasi dan menjamin kelancaran dan keamanan produksi pabrik,
penempatan alat proses bersuhu dan bertekanan operasi tinggi dipisahkan
dengan alat proses lainnya, sehingga apabila terjadi ledakan atau
kebakaran pada alat tersebut maka kerusakan dapat diminimalkan.
(Vilbrandt,1959)
commit to user
28
BAB III
SPESIFIKASI ALAT PROSES III.1 Reaktor
Reaktor yang digunakan berupa Reactive Distillation dengan tipe Tray
Tower karena mudah dibersihkan dan mudah mempertahankan kondisi operasi
dengan mengatur pendinginan di kondenser dan pemanasan di reboiler.
Tabel III.1 Spesifikasi Reaktor
Kode RD-01
Fungsi Mereaksikan asam akrilat dengan n-butanol menjadi n-butil akrilat
Tipe Tray Tower
Bahan konstruksi Stainless Stell SA 167 Type 316
Bentuk head Torispherical dished head
Tebal head 0,1875 in = 0,005 m
Panjang head 0,438 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
III.2 Decanter
Decanter berfungsi sebagai pemisah antara butanol, asam akrilat dan
n-butil akrilat dengan air. Decanter dipilih tangki horizontal guna mengatasi tekanan
hidrostatik agar tekanannya tidak terlalu besar.
Tabel III.2 Spesifikasi Decanter
Kode DC-01
Fungsi Memisahkan n-butanol, asam akrilat dan n-butil akrilat dengan
air
stainless steel SA 167 type 316
Bentuk head Torispherical dished head
Tebal head 3/16 in = 0,005 m
Panjang head 0,172 m
commit to user
III.3 Tangki
Tangki berfungsi sebagai penyimpan bahan maupun produk, terdiri dari 2
buah tangki silinder tegak dengan flat bottom dengan conical roof. Pemilihan
tangki ini mampu menampung kapasitas yang lebih besar dengan konstruksi
sederhana sehingga lebih ekonomis, serta conical roof sesuai untuk kondisi
atmosferis.
Tabel III.3 Spesifikasi Tangki
Kode T-01 T-02 T-03
Fungsi Menyimpan bahan
baku C2H3COOH
Menyimpan bahan
baku C4H9OH
Menyimpan produk
C2H3COOC4H9
Tipe Silinder vertikal dengan flat bottom dan conical roof
Material plate Stainless Stell
SA 167 Type 316
plate steel SA 283
grade C
plate Stainless Stell
SA 167 Type 316
Kapasitas 2427,15 m3 3206,41 m3 4907,47 m3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
III.4 Condenser
Beban panas condenser (Qc) 2.689.168,85 kJ/jam, condenser yang
digunakan adalah tipe shell and tube karena kemampuannya untuk bekerja pada
tekanan dan temperature tinggi, dengan dua fluida kerja yang mempunyai
perbedaan volume aliran yang mencolok jauh, serta luas permukaan untuk tipe ini
besar (>> 200ft).
Tabel III.4 Spesifikasi Condenser
Kode CD-01
Fungsi Mengkondensasikan hasil atas Menara Reactive
Distillation (RD-01)
Tube side, hot fluid (gas produk keluar RD-01)
580,367 kg/jam
plate Stainless steel SA 167 Type 316
238
0,235 psi
Dirt Factor 0,0022 hr.ft2.oF/Btu
commit to user
III.5 Reboiler
Beban panas reboiler (Qr) 1.715.734,01 kJ/jam, reboiler yang digunakan
adalah tipe kettle reboiler karena konstruksinya yang sederhana dan paling umum
digunakan serta tidak memerlukan pompa karena ∆TLMTD besar steam akan keluar
dari atas dan cairan akan keluar secara gravitasi.
Tabel III.5 Spesifikasi Reboiler
Kode RB-01
Fungsi Menguapkaan sebagian hasil bawah Menara Reactive Distillation
(RD-01)
Shell, cold fluid (hasil bawah RD-01)
8470,98 kg/jam
plate Stainless steel SA 167 Type 316
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
III.6 Heat Exchanger
Heater (HE-01, HE-02 dan HE-03), dipilih tipe Double Pipe Heat Excanger
karena luas transfer panasnya (<< 200 ft), sedangkan untuk cooler (HE-04) dipilih
tipe shell and tube karena luas transfer panasnya besar (>> 200 ft).
Tabel III.6 Spesifikasi Heat Exchanger
Kode HE-01 HE-02
Fungsi Memanaskan C2H3COOH dari tangki
(T-01) sebelum masuk Menara
Tipe Double Pipe Heat Excanger Double Pipe Heat Excanger
Jumlah 1 buah 1 buah
plate steel SA 283 grade C
Spesifikasi
plate Stainless Stell SA 167 Type 316
commit to user
Kode HE-03 HE-04
Fungsi Memanaskan refluk dari decanter
(DC-01) sebelum masuk Menara
Reactive Distillation (RD-01)
Mendinginkan produk n-butil
akrilat dari reboiler (RB-01)
ke tangki produk (T-03)
Tipe Double Pipe Heat Excanger Shell and tube
Jumlah 1 buah 1 buah
plate steel SA 283 grade C
Spesifikasi
plate Stainless Stell SA 167 Type
316
5 hairpin
0,0427 psi
Hot fluid (hasil bawah RD-01)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
centrifugal pump karena tipe ini mempunyai kapasitas besar dengan head rendah,
fluida yang mengalir dapat mengandung kotoran, perawatan mudah, tidak berisik,
dan hanya perlu sedikit ruang.
Tabel III.7 Spesifikasi Pompa
Tipe Single stage centrifugal pump
commit to user
36
BAB IV
UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM
IV.1 Unit Pendukung Proses
Unit pendukung proses atau utilitas merupakan bagian penting dalam
menunjang proses produksi dalam pabrik. Unit pendukung proses pabrik n-butil
akrilat adalah:
1. Unit pengadaan air
Unit ini bertugas menyediakan dan mengolah air guna memenuhi
kebutuhan air. Air umpan boiler, air konsumsi umum dan sanitasi menggunakan
air dari PT. Krakatau Tirta Industri (PT. KTI). Air pendingin dan air pemadam
kebakaran menggunakan air laut yang tidak jauh dari lokasi pabrik. Alasan
digunakannya air laut sebagai media pendingin karena air laut dapat diperoleh
dalam jumlah yang besar dengan biaya murah, mudah dalam pengaturan dan
pengolahannya, tidak dibutuhkan cooling tower karena air laut langsung dibuang
lagi ke laut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan air laut diantaranya
partikel-partikel besar/makroba (makhluk hidup laut dan konstituen lain) serta
partikel-partikel kecil/mikroba laut (ganggang dan mikroorganisme laut) yang
dapat menyebabkan fouling pada alat-alat proses.
Fouling yang terjadi pada alat-alat penukar panas dapat dihindari dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Pengolahan secara fisis adalah dengan screening dan secara kimia adalah dengan
penambahan Chlorine. Tahapannya adalah sebagai berikut:
Air laut dari kedalaman 10 m dari permukaan diambil dengan
menggunakan pompa, dalam pengoprasian digunakan dua buah pompa, satu
service dan satunya standby. Sebelum masuk pompa, air dilewatkan pada
traveling screen guna menyaring partikel dengan ukuran besar. Pencucian
dilakukan secara kontinyu. Setelah dipompa kemudian ditampung sementara ke
Intake Pit. Dari Intake Pit, sebagian air laut akan diambil sebagai air pemadam
kebakaran dan sebagian lagi dialirkan ke Pump Basin melalui Intake Canal secara
gravitasi, karena air laut masih mengandung mikroorganisme dan bakteri yang
dapat menempel pada surface condenser sehingga mengganggu perpindahan
panas, maka perlu diinjeksikan Chlorine ke Intake Canal dan Pump Basin.
commit to user
Sumber air umpan boiler, air keperluan konsumsi dan sanitasi berasal dari
PT. KTI. Air umpan boiler harus memenuhi persyaratan tertentu agar tidak
menimbulkan masalah-masalah, seperti: pembentukan kerak pada boiler,
terjadinya korosi pada boiler dan pembentukan busa di atas perrmukaan dalam
drum boiler. Tahapan pengolahan air agar dapat digunakan sebagai air umpan
boiler meliputi filtrasi, demineralisasi, dan deaerasi.
Air konsumsi dan sanitasi digunakan sebagai air minum, laboratorium,
kantor, perumahan, dan pertamanan. Air ini harus memenuhi beberapa syarat.
Syarat fisik, meliputi suhu di bawah suhu udara luar, warna jernih, tidak
mempunyai rasa dan tidak berbau. Syarat kimia, tidak mengandung zat organik
dan tidak beracun. Dan syarat bakteriologis, tidak mengandung bakteri-bakteri
terutama bakteri yang pathogen.
Pengolahan air baku (treated water) yang diambil dari PT. KTI melalui
beberapa tahap. Tahapannya adalah sebagai berikut:
a. Sand filter
Air baku dari PT. KTI ditampung dalam bak penampung awal. Dari bak
penampung awal dialirkan ke filter. Filter yang digunakan adalah jenis
gravity sand filter dengan menggunakan pasir kasar dan halus. Lalu air yang
telah disaring ditampung ke bak penampung, dari bak penampung air
dipompakan ke tangki air konsumsi dan ke unit demineralisasi
b. Unit demineralisasi
Unit ini berfungsi menghilangkan mineral-mineral yang terkandung dalam air
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
bantuan resin. Air yang diperoleh adalah air bebas mineral akan diproses
lebih lanjut menjadi air umpan boiler. Demineralisasi diperlukan karena air
umpan ketel membutuhkan syarat-syarat sebagai berikut:
• Tidak menimbulkan kerak pada boiler maupun pada tube alat penukar
panas jika steam digunakan sebagai pemanas. Kerak akan mengakibatkan
turunnya efisiensi operasi.
• Babas dari semua gas-gas yang mengakibatkan terjadinya korosi, terutama
gas O 2 dan gas CO2
Air diumpankan ke cation exchanger yang berfungsi menukar ion-ion
positif/kation (Ca2+, Mg 2+, K+, Fe2+, Al3+) yang ada di air umpan. Alat ini sering disebut softener yang mengandung resin jenis hydrogen-zeolite.
Kation-kation dalam umpan akan ditukar dengan ion H+ yang ada pada resin. Akibat tertukarnya ion H+ dari kation-kation yang ada dalam air umpan, maka air keluaran cation exchanger mempunyai pH rendah (3,7) dan Free Acid
Material (FMA) yaitu CaCO3 sekitar 12 ppm. FMA merupakan salah satu parameter pengukur tingkat kejenuhan resin. Pada operasi normal FMA stabil
sekitar 12 ppm, apabila FMA turun berarti resin telah jenuh sehingga perlu
diregenerasi dengan larutan H2SO4 4%.
Air keluaran cation exchanger kemudian diumpankan ke anion exchanger.
Anion exchanger berfungsi sebagai alat penukar anion-anion (HCO3-, SO42-, Cl-, NO3-, dan CO3-) yang terdapat di dalam air umpan. Di dalam anion
exchanger mengandung resin jenis Weakly Basic Anion Exchanger (WBAE).
commit to user
yang terkandung di dalam umpan exchanger menjadi bebas dan berkaitan
dengan OH- yang lepas dari resin yang mengakibatkan terjadinya netralisasi sehingga pH air keluar anion exchanger kembali normal dan ada penambahan
konsentrasi OH- sehingga pH akan cenderung basa.
Batasan yang diijinkan pH (8,8-9,1), kandungan Na+ = 0,08-2,5 ppm. Kandungan silica pada air keluaran anion exchanger merupakan titik tolak
bahwa resin telah jenuh (12 ppm). Resin digenerasi menggunakan larutan
NaOH 4%. Air keluaran cation dan anion exchanger ditampung dalam tangki
air demineralisasi sebagai penyimpan sementara sebelum dipakai sebagai air
proses dan sebelum diproses lebih lanjut di unit deaerator
c. Unit deaerator
Air yang sudah diolah di unit demineralisasi masih mengandung sedikit
gas-gas terlarut terutama O2. Gas tersebut dihilangkan menggunakan deaerator karena dapat menyebabkan korosi. Pada deaerator kadarnya diturunkan
sampai kurang dari 5 ppm. Proses pengurangan gas-gas dalam deaerator
dilakukan secara mekanis dan kimiawi. Proses mekanis dilakukan dengan
cara mengontakkan air umpan boiler dengan uap tekanan rendah,
mengakibatkan sebagian besar gas terlarut dalam air umpan terlepas dan
dikeluarkan ke atmosfer. Selanjutnya dilakukan proses kimiawi dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Gambar IV.2 Skema Pengolahan Air KTI
Kebutuhan Air
a. Kebutuhan Air Pendingin
Kebutuhan air pendingin pada condenser (CD-01) sebagai pendingin hasil atas
dari RD-01 sebesar 42.903,19 kg/jam dan kebutuhan air di Cooler (HE-04)
sebesar 12.541,53 kg/jam. Kebutuhan total air pendingin adalah 55.444,72
kg/jam.
b. Kebutuhan Steam
Kebutuhan steam pada HE-01: 925,85 kg/jam, HE-02: 315,65kg/jam, HE-03:
66,59 kg/jam, dan RB-01: 938,71 kg/jam. Kebutuhan total steam: 2.246,80
kg/jam. Dianggap air yang hilang sebesar 20% sehingga kebutuhan make up air
commit to user c. Kebutuhan Air Konsumsi Umum dan Sanitasi
Kebutuhan air perkantoran 4.100 kg/hari, laboratorium 3.200 kg/hari, kantin
3.000 kg/hari, taman 1.030 kg/hari, poliklinik 1.200 kg/hari. Total kebutuhan air
konsumsi umum dan sanitasi 12.530 kg/hari = 522,08 kg/jam.
Total air yang disuplai dari PT KTI = air konsumsi+ air umpan boiler
= 971,44 kg/jam
2. Unit pengadaan steam
Unit ini bertugas sebagai penyedia kebutuhan steam sebagai media
pemanas pada Heat exchanger dan Reboiler ( HE-01, HE-02, HE-03, RB-01)..
Steam yang dihasilkan berupa saturated steam dengan suhu 148 °C dan tekanan
4,5 atm. Jumlah steam yang dibutuhkan adalah 2.696,157 kg/jam dengan
dilebihkan 20% guna menjaga kebocoran dalam distribusi.
Spesifikasi boiler:
Kode : BO-01
Jenis : Boiler pipa api
Jumlah : 1 buah
Heating surface : 915,15 ft2
Rate of steam : 5.944 lb/jam
Tekanan steam : 4,5 atm
Suhu steam : 148 °C
Efisiensi : 80%
Bahan bakar : IDO
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
3. Unit pengadaan udara tekan
Unit ini bertugas sebagai penyedia udara tekan untuk kebutuhan
instrumentasi pneumatic, sebagai penyediaan udara tekan di bengkel dan
kebutuhan umum yang lain. Kebutuhan udara tekan pada prarancangan pabrik
n-butil akrilat ini diperkirakan sebesar 100 m3/jam, tekanan 45 psi dan suhu 35oC. Alat penyedia udara tekan berupa kompresor dilengkapi dengan dryer yang berisi
silica gel sebagai penyerap kandungan air sampai maksimal 84 ppm.
Spesifikasi kompresor:
Kode : KU-01
Fungsi : Memenuhi kebutuhan udara tekan
Jenis : Single Stage Reciprocating Compressor
Jumlah : 1 buah
Kapasitas : 100 m3/jam Tekanan suction : 14,7 psi (1 atm)
Tekanan discharge : 45 psi (3,1atm)
Suhu udara : 35 oC
Efisiensi : 80%
Daya kompresor : 7,5 HP
4. Unit pengadaan listrik
Unit ini bertugas sebagai penyedia listrik yang digunakan sebagai tenaga
penggerak peralatan proses, keperluan pengolahan air, peralatan-peralatan
elektronik atau listrik AC, maupun penerangan. Kebutuhan tenaga listrik pada
commit to user
Hal ini bertujuan agar pasokan tenaga listrik dapat berlangsung kontinyu
meskipun ada gangguan pasokan dari PLN. Generator yang digunakan adalah
generator arus bolak-balik dengan pertimbangan tenaga listrik yang dihasilkan
cukup besar dan tegangan dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai kebutuhan.
Kebutuhan listrik untuk keperluan proses dan keperluan pengolahan air
dapat dilihat pada Tabel IV.1
Tabel IV.1 Kebutuhan listrik untuk keperluan proses dan utilitas
Nama Alat Jumlah HP Total HP
P-01 1 0,74 0,74
P-02 1 0,65 0,65
P-03 1 0,05 0,05
P-04 1 0,39 0,39
PWT-01 1 0,50 0,50
PWT-02 1 0,04 0,04
PWT-03 1 0,02 0,02
PWT-04 1 0,05 0,05
PWT-05 1 0,05 0,05
PWT-06 1 0,07 0,07
PU-01 1 0,37 0,37
PU-02 1 0,12 0,12
KU-01 1 7,5 7,5
Jumlah 10,55
Jadi jumlah listrik proses dan utilitas sebesar 10,55 HP. Diperkirakan
kebutuhan listrik untuk alat yang tidak terdiskripsikan sebesar ± 20% dari total
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Kebutuhan listrik untuk keperluan penerangan dapat dilihat pada Tabel
IV.2. Persamaan (IV.1) digumakan dalam menentukan besarnya tenaga listrik.
D
Tabel IV.2 Jumlah Lumen berdasarkan luas bangunan
Bangunan Luas, m2 Luas, ft2 F U D F/U.D
Jumlah 14.633 157.501,7
Jumlah lumen:
∗ penerangan dalam ruangan = 5.929.618,247 lumen
commit to user
Semua area dalam bangunan direncanakan menggunakan lampu
fluorescent 40 Watt, satu buah lampu instant starting daylight 40 W
mempunyai 1.920 lumen (Tabel 18 Perry 6th ed., 1994).
Jadi jumlah lampu dalam ruangan = . . ,
. = 3.089 buah
Penerangan luar ruangan digunakan lampu mercury 100 Watt, lumen
output tiap lampu adalah 3.000 lumen (Perry 6th ed., 1994).
Jadi jumlah lampu luar ruangan = . ,
. = 210 buah
Total daya penerangan = ( 40 W x 3.089 + 100 W x 210 )
= 144.462,08 W
= 144,46 kW
Kebutuhan listrik guna keperluan AC sebesar 15.000 Watt atau 15 kW.
Kebutuhan listrik guna keperluan laburatorium dan instrumentasi sebesar 10.000
Watt atau 10 kW. Diperkirakan kebutuhan listrik pada prarancangan pabrik
n-butil akrilat sebesar 178,9 kW.
Generator digunakan sebagai cadangan sumber listrik mempunyai efisiensi
80%, sehingga generator harus mempunyai output sebesar 223,61 kW. Dipilih
generator dengan daya 300 kW, sehingga masih tersedia daya sebesar 76,37 kW.
Spesifikasi generator:
Jenis : AC generator
Jumlah : 1 buah
Kapasitas / Tegangan : 300 kW ; 220/360 Volt
Efisiensi : 80%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
5. Unit pengadaan bahan bakar
Unit pengadaan bahan bakar bertugas memenuhi kebutuhan bahan bakar
generator, digunakan IDO (Industrial Diesel Oil) sebagai bahan bakar. IDO
diperoleh dari Pertamina dan distributornya. Pemilihan IDO sebagai bahan bakar
karena mudah didapat, lebih ekonomis, serta mudah dalam penyimpanan.
Bahan bakar IDO mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
Specific gravity : 0,8124
Heating Value : 16.779 Btu/lb
Efisiensi bahan bakar : 80%
Densitas : 50,5664 lb/ft3
a. Kebutuhan bahan bakar boiler
Kapasitas boiler = 2.552.952,56 Btu/jam
Kebutuhan bahan bakar = 133,13 L/jam
b. Kebutuhan bahan bakar motor generator
Bahan bakar =
Kebutuhan bahan bakar = 42,70 L/jam
IV.2 Laboratorium
Laboratorium memiliki peranan besar bagi pabrik guna memperoleh data–
data yang diperlukan. Data–data tersebut digunakan untuk evaluasi unit-unit yang
commit to user
Pengendalian mutu atau pengawasan mutu di dalam suatu pabrik bertujuan
mengendalikan mutu produk agar sesuai dengan standar tertentu. Pengendalian
mutu dilakukan mulai bahan baku, saat proses berlangsung, dan juga pada hasil
atau produk.
Pengendalian rutin dilakukan guna menjaga kualitas bahan baku dan
produk agar sesuai dengan spesifikasi. Dengan pemeriksaan rutin dapat diketahui
proses berjalan normal atau menyimpang. Jika diketahui analisa produk tidak
sesuai harapan maka dengan mudah dapat diketahui atau diatasi.
Laboratorium berada di bawah bidang teknik dan perekayasaan,
mempunyai tugas pokok sebagai pengontrol kualitas bahan baku dan pengontrol
kualitas produk, pengontrol terhadap proses produksi, serta pengontrol terhadap
mutu air pendingin, serta air umpan boiler. Laboratorium dibagi menjadi dua
kelompok, shift dan non-shift.
1. Kelompok shift
Kelompok ini melaksanakan tugas pemantauan dan analisa–analisa rutin
terhadap proses produksi. Dalam melaksanakan tugasnya, kelompok ini
menggunakan sistem bergilir, yaitu sistem kerja shift selama 24 jam dengan
dibagi menjadi 3 shift. Masing–masing shift bekerja selama 8 jam.
2. Kelompok non-shift
Kelompok ini mempunyai tugas melakukan analisa khusus yaitu analisa tidak
rutin, melakukan analisa bahan pembuangan penyebab polusi, melakukan
penelitian atau percobaan guna membantu kelancaran produksi, serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Dalam menjalankan tugasnya, bagian laboratorium dibagi menjadi
laboratorium fisik, laboratorium analitik, dan laboratorium penelitian dan
pengembangan. Laboratorium fisik bertugas mengadakan pemeriksaan atau
pengamatan terhadap sifat–sifat fisik bahan baku, produk, dan air meliputi air
baku, air pendingin, air umpan boiler dan air limbah. Pengamatan yang dilakukan
meliputi specific gravity, viskositas.
Laboratorium analitik mengadakan pemeriksaan terhadap bahan baku dan
produk mengenai sifat–sifat kimianya. Analisa yang dilakukan berupa analisa
komposisi bahan baku, analisa komposisi produk utama, dan analisa air.
Laboratorium penelitian dan pengembangan bertujuan mengadakan penelitian,
misalnya diversifikasi produk, perlindungan terhadap lingkungan, dan
mengadakan penelitian rutin maupun non rutin, misalnya penelitian terhadap
produk di unit tertentu yang tidak biasanya dilakukan guna mendapatkan
alternative terhadap penggunaan bahan baku.
Alat-alat analisa yang digunakan antara lain:
1. Hidrometer, berfungsi mengukur specific gravity.
2. Viscometer, berfungsi mengukur viskositas cairan.
3. Gas Liquid Chromathogarphy, berfungsi menganalisa konsentrasi
material cair.
4. pH meter, berfungsi mengetahui tingkat keasaman / kebasaan air.
5. Conductivity meter, berfungsi mengetahui konduktivitas zat terlarut
commit to user
IV.3 Unit Pengolahan Limbah
Pada pengolahan limbah cair, semua limbah cair yang berasal dari limbah
domestik diolah di dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Limbah dari
berbagai sumber sebelum masuk ke IPAL dilewatkan melalui bak ekualisasi guna
menyamakan beban dalam pengolahan dengan melakukan pengadukan pada
limbah sehingga menjadi homogen, dari bak ekualisasi limbah masuk ke bak
netralisasi guna menetralkan pH, karena pH netral selain tidak mengganggu
lingkungan juga dapat mempermudah proses pengendapan pada bak sedimentasi.
Penetralan pH dengan penambahan Na2CO3/H2SO4.
Pada proses filtrasi dilakukan penyaringan menggunakan media penyaring
berbutir seperti kerikil, pasir, dan juga ditambahkan karbon aktif guna
menghilangkan bau. Limbah setelah melalui proses filtrasi dimasukkan ke dalam
bak Bio Control guna menguji apakah limbah tersebut sudah benar–benar tidak
mencemari lingkungan. Pengujian dilakukan dengan memasukkan ikan ke dalam
bak Bio Control, bila ikan tersebut tetap hidup normal maka proses pengolahan air
limbah dapat dikatakan sudah berhasil dan air dapat langsung dibuang ke badan
penerima air baik di selokan, ataupun di laut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Limbah padat dihasilkan dari limbah domestik yang berupa
sampah-sampah dari keperluan sehari-hari seperti kertas dan plastik, sampah-sampah tersebut
ditampung di dalam bak penampungan dan selanjutnya dikirim ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA). Limbah gas berasal dari alat–alat produksi dan
dibuang ke udara melalui stack dengan ketinggi minimal 4 kali tinggi bangunan,
banyaknya limbah gas dapat diminimalisasi dengan melakukan perawatan rutin
terhadap mesin–mesin produksi sehingga pembakarannya sempurna dan dapat
commit to user
52
BAB V
MANAJEMEN PERUSAHAAN
V.1 Bentuk Perusahaan
Pabrik n-Butil Akrilat berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dan berlokasi di
Cilegon, Jawa Barat. Alasan dipilihnya bentuk perusahaan ini didasarkan atas
beberapa faktor, antara lain: mudah dalam mendapatkan modal dengan menjual
saham perusahaan, tanggung jawab pemegang saham terbatas sehingga
kelancaran produksi hanya dipegang oleh pimpinan perusahaan, pemilik dan
pengurus perusahaan terpisah satu sama lain, kelangsungan perusahaan lebih
terjamin karena tidak berpengaruh dengan berhentinya pemegang saham, direksi
beserta stafnya atau karyawan perusahaan, para pemegang saham dapat memilih
seorang ahli sebagai dewan komisaris dan direktur utama berpengalaman cukup,
dapat menarik modal sangat besar dari masyarakat, sehingga dengan modal ini PT
dapat memperluas usaha.(Widjaja, 2003)
Pembinaan personalia sepenuhnya diserahkan kepada direksi dengan
memperhatikan hukum-hukum perburuhan.
V.2 Struktur Organisasi
Pabrik ini berstruktur organisasi Sistem Line and Staff. Pada sistem ini
garis kekuasaan lebih sederhana dan praktis. Demikian pula dalam pembagian
tugas kerja seperti terdapat dalam sistem organisasi fungsional, sehingga seorang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Untuk kelancaran produksi, perlu dibentuk staf ahli terdiri dari
orang-orang ahli di bidangnya. Bantuan pikiran dan nasehat akan diberikan oleh staf ahli
kepada tingkat pengawas demi tercapainya tujuan perusahaan.
Kelompok orang berpengaruh dalam menjalankan organisasi garis dan
staf, yaitu: garis atau lini sebagai pelaksana tugas pokok organisasi dalam rangka
mencapai tujuan dan staf bertugas sesuai dengan keahliannya seperti pemberian
saran-saran kepada unit operasional. (Zamani, 1998)
Dewan komisaris mewakili para pemegang saham (pemilik perusahaan)
dalam pelaksanaan tugas sehari-harinya. Tugas menjalankan perusahaan
dilaksanakan oleh seorang direktur utama dibantu oleh direktur produksi dan
direktur keuangan umum. Direktur produksi membawahi bidang produksi dan
teknik, sedangkan direktur keuangan dan umum membawahi bidang pemasaran,
keuangan, dan bagian umum. Kedua direktur ini membawahi beberapa kepala
bagian sebagai penanggung jawab bagian dari pendelegasian wewenang dan
tanggung jawab.
Masing-masing kepala bagian akan membawahi beberapa seksi dan
masing-masing seksi akan membawahi dan mengawasi para karyawan perusahaan
pada masing-masing bidangnya. Karyawan perusahaan akan dibagi dalam
beberapa kelompok regu, dipimpin oleh seorang kepala regu dan setiap kepala
regu akan bertanggung jawab kepada pengawas masing-masing seksi (Widjaja,
2003).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
V.3 Tugas dan Wewenang V.3.1 Pemegang Saham
Pemegang saham adalah beberapa orang pengumpul modal untuk
kepentingan pendirian dan berjalannya operasi perusahaan tersebut. Kekuasaan
tertinggi pada perusahaan berbentuk PT. (Perseroan Terbatas) adalah Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS).
Pada RUPS, para pemegang saham berwenang sebagai: penentu
pengangkatan dan pemberhentian dewan komisaris dan direktur, serta pengesah
hasil-hasil usaha serta neraca perhitungan untung rugi tahunan dari perusahaan.
V.3.2 Dewan Komisaris
Dewan komisaris merupakan pelaksana tugas sehari-hari dari pemilik
saham sehingga dewan komisaris akan bertanggung jawab kepada pemilik saham.
Tugas-tugas dewan komisaris adalah sebagai: pemberi persetujuan rencana direksi
tentang kebijakan umum, target perusahaan, alokasi sumber-sumber dana dan
pengarahan pemasaran, pengawas tugas-tugas direksi dan pembantu direksi dalam
tugas-tugas penting. (Widjaja, 2003)
V.3.3 Dewan Direksi
Direksi utama merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan dan
bertanggung jawab sepenuhnya terhadap maju mundurnya perusahaan. Direktur
utama bertanggung jawab kepada dewan komisaris atas segala tindakan dan
pengambilan kebijakan sebagai pimpinan perusahaan. Direktur utama membawahi
commit to user
Tugas direktur umum antara lain sebagai: pelaksana kebijakan perusahaan
dan penanggung jawab pekerjaannya secara berkala atau pada masa akhir
pekerjaannya pada pemegang saham, penjaga kestabilan organisasi perusahaan
dan pembina hubungan baik antara pemilik saham, pimpinan, karyawan, dan
konsumen, pengangkat kepala bagian dengan persetujuan rapat pemegang saham,
serta pengkoordinir kerja sama antara bagian produksi (direktur produksi) dan
bagian keuangan dan umum (direktur keuangan dan umum).
Tugas direktur produksi antara lain sebagai: penanggung jawab bidang
produksi, teknik, dan rekayasa produksi dan pengkoordinir, pengatur, serta
pengawas pelaksanaan pekerjaan kepala- kepala bagian di bidangnya.
Tugas direktur keuangan antara lain sebagai: penanggung jawab bidang
pemasaran, keuangan, dan pelayanan umum dan pengkoordinir, pengatur, dan
pengawas pelaksanaan pekerjaan kepala-kepala bagian di bidangnya.
V.3.4 Staf Ahli
Staf ahli terdiri dari tenaga-tenaga ahli pembantu direktur dalam
menjalankan tugasnya, baik berhubungan dengan teknik maupun administrasi.
Staf ahli bertanggung jawab kepada direktur utama sesuai dengan bidang keahlian
masing-masing.
Tugas dan wewenang staf ahli antara lain sebagai: pemberi evaluasi
bidang teknik dan ekonomi perusahaan, pemberi masukan-masukan dalam
perencanaan dan pengembangan perusahaan, dan pemberi saran-saran dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
V.3.5 Penelitian dan Pengembangan (Litbang)
Litbang terdiri dari tenaga-tenaga ahli sebagai pembantu direksi dan
bertanggung jawab kepada direksi. Litbang membawahi 2 departemen, yaitu
Departemen Penelitian dan Departemen Pengembangan.
Tugas dan wewenangnya meliputi: bidang perbaikan mutu produksi,
perbaikan dan pencipta inovasi terhadap proses produksi, dan peningkatan
efisiensi perusahaan di berbagai bidang.
V.3.6 Kepala Bagian
Secara umum tugas kepala bagian adalah sebagai: pengkoordinir,
pengatur, dan pengawas pelaksanaan pekerjaan dalam lingkungan bagiannya
sesuai dengan garis wewenang dalam peraturan perusahaan. Kepala bagian dapat
juga bertindak sebagai staf direktur. Kepala bagian bertanggung jawab kepada
direktur utama. Kepala bagian terdiri dari: bagian produksi, teknik, keuangan,
pemasaran, dan umum.
Kepala bagian produksi bertanggung jawab kepada direktur produksi
dalam bidang mutu dan kelancaran produksi serta pengkoordinir kepala-kepala
seksi di bidangnya. Kepala bagian produksi membawahi seksi proses, seksi
pengendalian, seksi laboratorium dan seksi pembelian bahan baku. Tugas seksi
proses adalah sebagai pengawas jalannya proses produksi dan pemberi tindakan
seperlunya pada peralatan produksi yang mengalami kerusakan. Tugas seksi
pengendalian adalah menangani hal-hal yang dapat mengancam keselamatan kerja
commit to user
pengawas dan penganalisa mutu bahan baku, bahan pembantu, mutu produksi,
dan hal-hal tentang buangan dari pabrik. Tugas seksi pembelian meliputi:
pembelian barang dan peralatan kebutuhan perusahaan, pengamat harga pasaran
dan mutu bahan baku serta pengatur keluar masuknya bahan dan alat dari gudang.
Kepala bagian teknik bertugas sebagai: penanggung jawab dalam bidang
peralatan dan utilitas serta pengkoordinir kepala-kepala seksi di bidangnya.
Kepala bagian teknik membawahi seksi pemeliharaan dan seksi utilitas. Seksi
pemeliharaan bertugas sebagai: pelaksana pemeliharaan dan perbaikan fasilitas
gedung dan peralatan pabrik. Seksi utilitas bertugas sebagai: pelaksana dan
pengatur sarana utilitas untuk pemenuhan kebutuhan air, uap, udara tekan, tenaga
listrik dan pengolahan limbah.
Kepala bagian keuangan bertanggung jawab kepada direktur keuangan dan
umum dalam bidang administrasi dan keuangan. Kepala bagian keuangan
membawahi 2 seksi, yaitu seksi administrasi dan seksi keuangan. Seksi
administrasi bertugas sebagai: penyelenggara pencatatan hutang piutang,
administrasi persediaan kantor dan pembukuan serta masalah pajak. Seksi
keuangan bertugas sebagai: penghitung penggunaan uang perusahaan, pengaman
uang dan pembuat prediksi keuangan masa depan, serta perhitungan tentang gaji
dan insentif karyawan.
Kepala Bagian Pemasaran bertanggung jawab kepada direktur keuangan
dan umum dalam bidang bahan baku dan pemasaran hasil produksi, serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
bertugas sebagai: perencana strategi penjualan hasil produksi dan pengatur
distribusi barang dari gudang
Kepala bagian umum bertanggung jawab kepada direktur keuangan dan
umum dalam bidang personalia, hubungan masyarakat, dan keamanan serta
pengkoordinir kepala-kepala seksi di bidangnya. Kepala bagian umum
membawahi seksi personalia, seksi humas, dan seksi keamanan.Seksi personalia
bertugas sebagai: pelaksana hal berhubungan dengan kesejahteraan karyawan,
pembina tenaga kerja dan pencipta suasana kerja sebaik mungkin antara pekerja
dan pekerjaannya serta pekerja dan lingkungannya supaya tidak terjadi
pemborosan waktu dan biaya, pengusaha disiplin kerja tinggi dalam menciptakan
kondisi kerja dinamis. Seksi humas bertugas sebagai: pengatur hubungan
perusahaan dengan masyarakat luar. Seksi keamanan bertugas sebagai: penjaga
dan pengawas semua bangunan pabrik dan fasilitas di perusahaan, pengawas lalu
lalang karyawan dan non karyawan di lingkungan perusahaan, penjaga dan
pemelihara kerahasiaan sehubungan dengan hal-hal internal perusahaan.
V.3.7 Kepala Seksi
Kepala seksi adalah pelaksana pekerjaan dalam lingkungan bagiannya
sesuai dengan kesepakatan kepala bagian masing-masing agar diperoleh hasil
maksimum dan efektif selama berlangsungnya proses produksi. Setiap kepala
seksi bertanggung jawab kepada kepala bagian masing-masing sesuai dengan
seksinya.