• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Dan Ekstraksi Stego-Objek Dengan Menggunakan Metode Steganalisis Enhanced LSB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Dan Ekstraksi Stego-Objek Dengan Menggunakan Metode Steganalisis Enhanced LSB"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DAN EKSTRAKSI STEGO-OBJEK DENGAN

MENGGUNAKAN METODE STEGANALISIS

ENHANCED LSB

SKRIPSI

ANGGARANI NOVITASARI

061401051

PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS DAN EKSTRAKSI STEGO-OBJEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE STEGANALISIS ENHANCED LSB

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memehuhi syarat mencapai gelar Sarjana Komputer

ANGGARANI NOVITASARI 061401051

PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : ANALISIS DAN EKSTRAKSI STEGO-OBJEK

DENGAN MENGGUNAKAN METODE STEGANALISIS ENHANCED LSB

Kategori : SKRIPSI

Nama : ANGGARANI NOVITASARI

Nomor Induk Mahasiswa : 061401051

Program Studi : SARJANA (S1) ILMU KOMPUTER

Departemen : ILMU KOMPUTER

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, 18 Desember 2010

Komisi Pembimbing :

Pembimbing II

M. Andri B., ST., MCompSc., MEM NIP 197510082008011011

Pembimbing I

Prof. Dr. Muhammad Zarlis NIP 195707011986011003

Diketahui/Disetujui oleh

Departemen Ilmu Komputer FMIPA USU Ketua,

(4)

PERNYATAAN

ANALISIS DAN EKSTRAKSI STEGO-OBJEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE STEGANALISIS ENHANCED LSB

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 28 November 2010

(5)

PENGHARGAAN

Alhamdulillah. Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. yang melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga srkipsi ini berhasil diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer pada Program Studi S1 Ilmu Komputer FMIPA USU.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis, selaku Ketua Departemen Ilmu Komputer FMIPA USU dan Dosen Pembimbing I, dan Bapak Mohammad Andri Budiman, ST, MCompSc, MEM, selaku Dosen Pembimbing II, pada penyelesaian skripsi ini yang telah memberikan panduan dan penuh kepercayaan kepada saya untuk menyempurnakan skripsi ini. Panduan ringkas dan padat serta profesional telah diberikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Bapak Drs. Marihat Situmorang, M.Kom dan Bapak Amer Sharif, S.Si, M.Kom yang telah bersedia menjadi dosen pembanding. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Sekretaris Departemen Ilmu Komputer FMIPA USU, Bapak Syahriol Sitorus, S.Si, MIT, Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, semua dosen dan pegawai pada Program Studi S1 Ilmu Komputer FMIPA USU.

(6)

ABSTRAK

Penyisipan pesan ke dalam suatu media, baik gambar, video, atau pun suara, menjadi salah satu cara aman untuk menyampaikan pesan ke tujuan tanpa diketahui orang lain. Metode penyisipan pesan yang cukup sederhana dan mudah dilakukan adalah Least

Significant Bit (LSB). Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya pesan

(7)

ANALYSIS AND EXTRACTION OF STEGO-OBJECT USING STEGANALYSIS METHOD OF ENHANCED LSB

ABSTRACT

(8)
(9)

3.2 Perancangan Sistem 30

3.2.3.1 Activity diagram untuk use case Steganografi 39 3.2.3.2 Activity diagram untuk use case Pilih Gambar (menu

Steganografi) 40

3.2.3.3 Activity diagram untuk use case Tulis Pesan 41 3.2.3.4 Activity diagram untuk use case Sisip 42 3.2.3.5 Activity diagram untuk use case Steganalisis 42 3.2.3.6 Activity diagram untuk use case Pilih Gambar (menu

Steganalisis) 43

3.2.3.7 Activity diagram untuk use case Analisis 44 3.2.3.8 Activity diagram untuk use case Ekstraksi Pesan 45 3.2.3.9 Activity diagram untuk use case Pilih Gambar (menu

Ekstraksi Pesan) 45

3.2.3.10 Activity diagram untuk use case Ekstraksi 46

3.2.4 Class diagram 47

3.2.5 Sequence diagram 48

3.2.5.1 Sequence diagram untuk proses penyisipan pesan

dengan metode LSB 49

(10)
(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Spesifikasi Use Case Steganografi 33 Tabel 3.2 Spesifikasi Use Case Pilih Gambar (menu Steganografi) 33 Tabel 3.3 Spesifikasi Use Case Tulis Pesan 34

Tabel 3.4 Spesifikasi Use Case Sisip 35

Tabel 3.5 Spesifikasi Use Case Steganalisis 35 Tabel 3.6 Spesifikasi Use Case Pilih Gambar (menu Steganalisis) 36

Tabel 3.7 Spesifikasi Use Case Analisis 37

Tabel 3.8 Spesifikasi Use Case Ekstraksi Pesan 37 Tabel 3.9 Spesifikasi Use Case Pilih Gambar (menu Ekstraksi Pesan) 38

Tabel 3.10 Spesifikasi Use Case Ekstraksi 39

Tabel 3.311 Kegunaan Class-Class pada Class Diagram Aplikasi

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Contoh Citra Biner Berukuran 9x7 Pixel dan Representasinya

dalam Data Digital 7

Gambar 2.2 Contoh Citra Biner 8

Gambar 2.3 Contoh Citra Skala Keabuan 4-Bit dan Representasinya dalam

Data Digital 8

Gambar 2.4 Contoh Citra Skala Keabuan 8-Bit 9

Gambar 2.5 Format Penyimpanan Warna RGB 9

Gambar 2.6 Contoh Kombinasi Warna RGB sehingga Menghasilkan Warna

Kuning 9

Gambar 2.7 Contoh Citra Warna dan Representasinya dalam Data Digital 10

Gambar 2.8 Contoh Citra RGB 10

Gambar 2.9 Contoh Palet Warna Citra Berindeks 4-Bit 10

Gambar 2.10 Aras Warna Citra Digital 1-Bit 11

Gambar 2.11 Aras Abu-Abu dan Aras Warna pada Citra Digital 4-Bit 11 Gambar 2.12 Aras Abu-Abu dan Aras Warna pada Citra Digital 8-Bit 11 Gambar 2.13 Aras Abu-Abu dan Aras Warna pada Citra Digital 24-Bit

(RGB) 12

Gambar 2.14 Contoh Struktur Data Citra Digital 13

Gambar 2.15 Format Data File Bitmap 14

Gambar 2.16 Berkas Header Bitmap 14

Gambar 2.17 Berkas Image Bitmap berupa Information Header 15

Gambar 2.18 Berkas Image Bitmap berupa Core Header 15

Gambar 2.19 Berkas Palet Warna Bitmap 16

Gambar 2.20 Contoh Berkas Data Bitmap 2x2 Pixel, 24-Bit 16 Gambar 2.21 Contoh Covertext, Hiddentext, dan Stegotext 18 Gambar 2.22 Diagram Penyisipan dan Ekstraksi Pesan 18 Gambar 2.23 Diagram Penyisipan dan Ekstraksi Pesan 19 Gambar 2.24 Kata “secret” Direpresentasikan dalam Bentuk Biner 21 Gambar 2.25 Contoh Data Media Penampung Sebelum Disisipi Pesan 21 Gambar 2.26 Contoh Data yang Akan Disisipkan 22 Gambar 2.27 Contoh Data Media Penampung yang Telah Disisipi Pesan 22

Gambar 2.28 Struktur Proses Penyaringan 23

Gambar 2.29 Contoh Hasil Enhanced LSB 24

Gambar 2.30 Contoh Media Penampung dan Hasil Enhanced LSB Gambar

Tersebut 24

Gambar 3.1 Flowchart Gambaran Umum Sistem 31

Gambar 3.2 Use Case Aplikasi Steganalisis 32

Gambar 3.3 Activity Diagram untuk Use Case Steganografi 40 Gambar 3.4 Activity Diagram untuk Use Case Pilih Gambar (Menu

Steganografi) 41

(13)

Gambar 3.7 Activity Diagram untuk Use Case Steganalisis 43 Gambar 3.8 Activity Diagram untuk Use Case Pilih Gambar (Menu

Steganalisis) 44

Gambar 3.9 Activity Diagram untuk Use Case Analisis 44 Gambar 3.10 Activity Diagram untuk Use Case Ekstraksi Pesan 45 Gambar 3.11 Activity Diagram untuk Use Case Pilih Gambar (Menu

Ekstraksi Pesan) 46

Gambar 3.12 Activity Diagram untuk Use Case Ekstraksi 46 Gambar 3.13 Class Diagram Aplikasi Steganalisis 47 Gambar 3.14 Sequence Diagram Proses Penyisipan Pesan 50

Gambar 3.15 Sequence Diagram Steganalisis 51

Gambar 3.16 Sequence Diagram Proses Ekstraksi Pesan 52 Gambar 3.17 Perancangan Antarmuka Halaman Utama Aplikasi 53 Gambar 3.18 Perancangan Antarmuka Halaman Steganografi 54 Gambar 3.19 Perancangan Antarmuka Halaman Steganalisis 55 Gambar 3.20 Perancangan Antarmuka Halaman Ekstraksi Pesan 56

Gambar 4.1 Tampilan Halaman Utama Aplikasi 58

Gambar 4.2 Tampilan Halaman Steganografi 59

Gambar 4.3 Tampilan Halaman Steganalisis 60

Gambar 4.4 Tampilan Halaman Ekstraksi Pesan 61

Gambar 4.5 Pop-up Window Pilih Gambar pada Halaman Steganografi 64 Gambar 4.6 Gambar yang Telah Dipilih Ditampilkan 64

Gambar 4.7 Color.bmp 65

Gambar 4.8 Pesan yang Akan Disisipkan 65

Gambar 4.9 Gambar yang Telah Disisipi Pesan 66

Gambar 4.10 Color-embed.bmp 66

Gambar 4.11 Dialogue Box Peringatan untuk Memilih Gambar Bitmap 67 Gambar 4.12 Dialogue Box Peringatan untuk Menuliskan Pesan Rahasia 67 Gambar 4.13 Color.bmp (Atas) dan Color-embed.bmp (Bawah) 68 Gambar 4.14 Abc.bmp (Kiri) dan abc-embed.bmp (Kanan) 68 Gambar 4.15 Byte-Byte File Gambar abc.bmp dalam Heksadesimal 69 Gambar 4.16 Byte-Byte File Gambar abc-embed.bmp dalam Heksadesimal 69 Gambar 4.17 Perubahan Byte-Byte Pixel Data Akibat Penyisipan Pesan 69 Gambar 4.18 Pop-up Window Pilih Gambar pada Halaman Steganalisis 70 Gambar 4.19 Gambar yang Telah Dipilih Ditampilkan 71 Gambar 4.20 Gambar Hasil Steganalisis Ditampilkan 72

Gambar 4.21 Color-embed.bmp-analysis.bmp 72

Gambar 4.22 Dialogue Box Peringatan untuk Memilih Gambar Bitmap 72 Gambar 4.23 Color.bmp (Atas) dan Color.bmp-analysis.bmp (Bawah) 73 Gambar 4.24 Color-embed.bmp (Atas) dan Color-embed.bmp-analysis.bmp

(Bawah) 73

Gambar 4.25 Color-embed.bmp-analysis.bmp yang Diperbesar 74 Gambar 4.26 Abc.bmp (Kiri) dan abc.bmp-analysis.bmp (Kanan) 74 Gambar 4.27 Byte-Byte File Gambar abc.bmp-analysis.bmp dalam

Heksadesimal 75

Gambar 4.28 Abc-embed.bmp (Kiri) dan abc-embed.bmp-analysis.bmp

(Kanan) 75

Gambar 4.29 Byte-Byte File Gambar abc-embed.bmp-analysis.bmp dalam

(14)
(15)

ABSTRAK

Penyisipan pesan ke dalam suatu media, baik gambar, video, atau pun suara, menjadi salah satu cara aman untuk menyampaikan pesan ke tujuan tanpa diketahui orang lain. Metode penyisipan pesan yang cukup sederhana dan mudah dilakukan adalah Least

Significant Bit (LSB). Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya pesan

(16)

ANALYSIS AND EXTRACTION OF STEGO-OBJECT USING STEGANALYSIS METHOD OF ENHANCED LSB

ABSTRACT

(17)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kemajuan teknologi yang begitu pesat saat ini memudahkan setiap orang menyampaikan informasi kepada orang lain. Namun, kemudahan yang diperoleh dalam menyampaikan informasi (pesan) tidak berarti menjamin keamanan pesan tersebut sampai ke tujuan. Kemungkinan pihak-pihak tertentu ingin mengetahui isi pesan yang dikirimkan. Oleh karena itu, salah satu cara agar pesan yang disampaikan tidak diketahui atau menarik perhatian orang lain adalah dengan menggunakan teknik penyembunyian pesan (steganografi).

Steganografi adalah ilmu dan seni menyembunyikan pesan rahasia di dalam pesan lain sehingga keberadaan pesan tersebut tidak dapat diketahui. Dengan steganografi, pesan yang dikirim tidak menarik perhatian dan media penampung tidak menimbulkan kecurigaan. Steganografi membutuhkan dua properti, yaitu media penampung dan pesan rahasia. Media penampung yang umum digunakan adalah

gambar, suara, video, atau teks. Pesan yang disembunyikan dapat berupa sebuah artikel, gambar, daftar barang, kode program, atau pesan lain (Munir, 2006).

Metode steganografi yang paling sederhana dan paling mudah

(18)

Teknik untuk mengetahui apakah ada suatu pesan tersembunyi dalam suatu media disebut steganalisis. Dengan melakukan steganalisis, kemudian dapat dilakukan tindak lanjut terhadap media penampungnya, apakah akan dihancurkan agar pesan

tidak dapat diketahui oleh siapapun, ataukah akan dilakukan ekstraksi sehingga isi pesan yang dikirimkan dapat diketahui.

Jika seseorang mengirimkan pesan kepada kerabatnya, maka tidak dapat

dipastikan apakah terdapat pesan tersembunyi di dalamnya. Ada kalanya, mengetahui apakah terdapat pesan tersembunyi di dalam pesan yang dikirimkan oleh seseorang menjadi begitu penting. Dengan mengetahui isi pesan yang disembunyikan, diharapkan dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Hal ini yang memotivasi untuk dapat mengetahui cara mendeteksi pesan yang disisispkan dengan metode steganografi LSB dalam suatu citra digital, karena media penampung yang umum digunakan untuk menyembunyikan pesan rahasia dan tidak menimbulkan kecurigaan adalah citra digital. Sementara, metode steganografi LSB adalah metode steganografi yang sederhana dan mudah diimplementasikan oleh banyak orang. Pada citra digital hasil penyisipan pesan dengan metode LSB, metode pendeteksian pesan secara visual yang umum digunakan adalah Enhanced LSB. Sebagai tindak lanjut, akan dilakukan ekstraksi pesan terhadap citra digital yang dideteksi memiliki pesan tersembunyi, sehingga isi pesan dapat diketahui.

1.2Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana mendeteksi pesan tersembunyi pada citra digital hasil teknik

penyisipan LSB.

2. Metode steganalisis apakah yang umumnya digunakan untuk melakukan steganalisis pada citra digital dengan teknik penyisipan LSB.

3. Bagaimana keberhasilan metode steganalisis tersebut dalam mendeteksi apakah terdapat pesan tersembunyi pada citra digital.

(19)

1.3Batasan Masalah

Batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Steganalisis dilakukan pada citra digital dengan format bitmap (.bmp) 24 bit dan tidak terkompresi.

2. Steganalisis dilakukan pada citra digital dengan teknik penyisipan LSB.

3. Pesan yang disembunyikan diasumsikan tidak dienkripsi dan tidak dikompresi

terlebih dahulu.

4. Pesan yang disembunyikan diasumsikan dalam bentuk plainteks.

5. Untuk memperoleh citra digital yang disisipi pesan, maka dibuatlah aplikasi penyisipan pesan (steganografi).

6. Aplikasi yang dibangun tidak mencakup proses pengembalian gambar dari gambar hasil steganografi dan/ steganalisis ke gambar awal.

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis metode steganalisis Enhanced LSB, bagaimana keberhasilan teknik steganalisis yang digunakan dalam mendeteksi adanya pesan rahasia dalam suatu citra digital, dan kemudian mengekstraksi pesan rahasia tersebut sehingga isi pesan rahasia dapat diketahui.

1.5Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah untuk memahami algoritma steganalisis yang digunakan dalam mendeteksi adanya pesan rahasia dan kemudian melakukan ekstraksi terhadap

(20)

1.6Metodologi Penelitian

Tahapan-tahapan yang akan dilalui dalam pengerjaan laporan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Studi Literatur

Pengerjaan penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan bahan-bahan sebagai

referensi baik dari buku, paper, jurnal, makalah, forum, milis, dan sumber-sumber lain yang berkaitan dan beberapa referensi lainnya untuk menunjang pencapaian tujuan penelitian.

2. Observasi

Metode ini dilakukan dengan melakukan pengamatan dan perbandingan terhadap beberapa metode steganalisis untuk mendeteksi adanya pesan rahasia pada citra digital hasil teknik penyisispan LSB dengan melakukan penelusuran di internet. Dengan pengamatan secara langsung tersebut akan diperoleh pengetahuan mengenai metode steganalisis yang ada dan telah diimplementasikan.

3. Analisis

Pada tahap ini, dilakukan analisis permasalahan yang ada, batasan yang dimiliki dan kebutuhan yang diperlukan.

4. Perancangan dan Implementasi Algoritma

Pada tahap ini akan dilakukan perancangan aplikasi dan implementasi metode steganalisis yang digunakan.

5. Pengujian

(21)

6. Penyusunan Laporan dan Kesimpulan Akhir

Metode ini akan dilaksanakan dengan melakukan pendokumentasian hasil analisa dan pengujian secara tertulis dalam bentuk laporan penelitian (skripsi).

1.7Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan penelitian ini dibagi menjadi 5 bab, yaitu sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Berisikan penjelasan tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, dan Metodologi Penelitian.

BAB 2 TINAJAUAN TEORETIS

Bab ini akan membahas teori-teori yang berkaitan dengan citra digital, steganografi, LSB, dan metode steganalisis yang akan digunakan.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini akan membahas analisis dan perancangan sistem dengan menggunakan metode steganalisis Enhanced LSB untuk

mendeteksi ada tidaknya pesan rahasia pada suatu citra digital beserta tindak lanjut terhadap pesan rahasia yang ditemukan.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Bab ini akan menjelaskan implementasi metode steganalisis yang digunakan, serta pengujian terhadap sistem yang telah dibangun.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

(22)

BAB 2

TINJAUAN TEORETIS

2.1Citra Digital

Menurut kamus Webster, citra adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda. Citra digital adalah representasi dari citra dua dimensi menggunakan ‘0’ dan ‘1’ (biner). Citra digital dapat dibedakan menjadi dua, yaitu raster dan vektor. Pada umumnya, yang disebut dengan citra digital adalah citra digital dalam bentuk raster atau yang biasa disebut dengan citra bitmap.

2.1.1 Konsep dasar citra digital

Citra digital tersusun dalam bentuk raster (grid atau kisi). Setiap kotak yang terbentuk disebut pixel (picture element) dan memiliki koordinat (x,y). Koordinat ini biasanya dinyatakan dalam bilangan bulat positif. Dan setiap pixel memiliki nilai berupa angka

digital yang merepresentasikan informasi yang diwakili oleh pixel tersebut.

(23)

mengenai palet (korespondensi antara warna dengan angka) disimpan di dalam

komputer melalui aplikasi untuk membuka citra seperti, Photoshop, dan Paint.

2.1.1.1 Format citra digital

Format data citra digital berhubungan erat dengan warna. Nilai data digital merepresentasikan warna dari citra. Format citra digital yang banyak digunakan adalah citra biner (monochrome), citra skala keabuan (gray scale), citra warna (true

color), dan citra warna berindeks. Berikut ini penjelasan untuk masing-masing format

citra digital.

1. Citra biner (monochrome)

Citra biner (monochrome) atau disebut juga binary image, merupakan citra digital yang setiap pixel-nya hanya memiliki 2 kemungkinan derajat keabuan, yaitu 0 dan 1. Nilai 0 mewakili warna hitam, dan nilai 1 mewakili warna putih, di mana setiap

pixel-nya membutuhkan media penyimpanan sebesar 1 bit.

1

(24)

Gambar 2.2 Contoh Citra Biner

2. Citra skala keabuan (gray scale)

Citra skala keabuan atau disebut juga dengan citra aras keabuan memberikan

kemungkinan warna yang lebih banyak. Format citra ini disebut dengan aras keabuan karena ada warna abu-abu diantara warna minimum (hitam) dan warna maksimum (putih).

Jumlah maksimum warna sesuai dengan bit penyimpanan yang digunakan, apakah 4 bit atau 8 bit. Citra dengan skala keabuan 4-bit memiliki 24 = 16 kemungkinan warna, yaitu 0 (minimal) hingga 15 (maksimal). Sementara citra digital dengan skala keabuan 8-bit memliki 28 = 256 kemungkinan warna, yaitu 0 (minimal) hingga 255 (maksimal).

(25)

Gambar 2.4 Contoh Citra Skala Keabuan 8-Bit

3. Citra warna (true color)

Pada citra warna (true color) setiap pixel-nya merupakan kombinasi dari tiga warna dasar merah, hijau, dan biru, sehingga citra warna ini disebut juga citra RGB (Red Green Blue). Setiap komponen warna memiliki intensitas sendiri dengan nilai minimum 0 dan nilai maksimum 255 (8-bit). Hal ini menyebabkan setiap pixel pada citra RGB membutuhkan media penyimpanan 3 byte. Jumlah kemungkinan kombinasi warna citra RGB adalah 224 = lebih dari 16 juta warna.

1 byte 1 byte 1 byte

Blue Green Red

Gambar 2.5 Format Penyimpanan Warna RGB

(26)

Gambar 2.7 Contoh Citra Warna dan Representasinya dalam Data Digital

Gambar 2.8 Contoh Citra RGB

4. Citra warna berindeks

Setiap pixel pada citra warna berindeks memiliki indeks dari suatu tabel warna yang tersedia (biasanya disebut palet warna). Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan palet warna ini adalah kita dapat dengan cepat memenipulasi warna tanpa harus mengubah informasi dari setiap pixel pada citra.

Indeks R G B

0 255 255 255

1 0 255 0

2 255 255 0

3 100 0 255

4 255 0 255

15 0 255 255

(27)

Berikut ini adalah gambar derajat keabuan yang mempresentasikan aras

abu-abu dan aras warna pada citra digital dengan media penyimpanan 1-bit, 4-bit, 8-bit,dan 24-bit.

Gambar 2.10 Aras Warna Citra Digital 1-Bit

Gambar 2.11 Aras Abu-Abu dan Aras Warna pada Citra Digital 4-Bit

(28)

Gambar 2.13 Aras Abu-Abu dan Aras Warna pada Citra Digital 24-Bit (RGB)

2.1.1.2 Elemen dasar citra digital

Terdapat 6 elemen dasar citra digital sebagai berikut.

1. Kecerahan (Brightness), yaitu intensitas cahaya rata-rata dari suatu area yang melingkupinya.

2. Kontras (Contrast), yaitu sebaran terang dan gelap pada sebuah citra. Sebuah

citra disebut kontras rendah jika komposisi citra tersebut sebagian besar terang atau sebagian besar gelap. Citra dengan kontras yang baik jika sebaran bagian terang dan gelap merata.

3. Kontur (Contour), yaitu keadaan yang ditimbulkan oleh perubahan intensitas

pixel-pixel yang berdekatan, sehingga kita dapat mendeteksi tepi objek pada suatu

citra.

4. Warna (Color), yaitu persepsi yang dirasakan oleh sistem visual manusia terhadap panjang gelombang cahaya yang dipantulkan oleh objek.

5. Bentuk (Shape), yaitu informasi yang ditangkap oleh sistem visual manusia mengenai citra suatu objek.

6. Tekstur (Texture), yaitu distribusi spasial dari derajat keabuan di dalam

(29)

2.1.1.3 Struktur data citra digital

Suatu citra digital berbentuk matriks, di mana elemen-elemen matriks dapat diakses melalui indeksnya, yaitu baris dan kolom. Sebuah citra digital berukuran N x M, dengan keterangan sebagai berikut.

1. N = jumlah baris (panjang/tinggi matriks)

2. M = jumlah kolom (lebar matriks)

3. L = intensitas warna maksimal (derajat keabuan)

Gambar 2.14 Contoh Struktur Data Citra Digital

2.1.2 Citra bitmap

Bitmap atau .bmp adalah format citra digital yang paling umum dan merupakan format citra digital standar Windows. Ukuran file bitmap ini bisa sangat besar hingga Megabytes. File bitmap merupakan format citra digital yang belum terkompresi dan menggunakan warna RGB (Red, Green, Blue), sehingga setiap elemen pixel-nya merupakan hasil komposisi 3 komponen warna (merah, hijau, dan biru). Format data

(30)

Gambar 2.15 Format Data File Bitmap

(Sumber

Gambar 2.16 Berkas Header Bitmap

(31)

Gambar 2.17 Berkas Image Bitmap berupa Information Header (Sumber: http://lecturer.ukdw.ac.id/anton/download/multimedia2.pdf)

(32)

Gambar 2.19 Berkas Palet Warna Bitmap

(Sumber: http://lecturer.ukdw.ac.id/anton/download/multimedia2.pdf)

(33)

2.2Steganografi

Steganografi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu steganos (rahasia atau tersembunyi) dan graphy (tulisan atau gambar), sehingga steganografi memiliki arti tulisan tersembunyi. Steganografi adalah ilmu dan seni menyembunyikan pesan rahasia di dalam pesan lain sehingga keberadaan pesan rahasia tersebut tidak dapat diketahui. Steganografi dapat dipandang sebagai kelanjutan kriptografi dan dalam prakteknya pesan rahasia dienkripsi terlebih dahulu kemudian cipherteks disembunyikan di dalam media lain sehingga pihak ketiga tidak menyadari keberadaannya (Munir, 2006).

2.2.1 Konsep dan terminologi

Terdapat beberapa istilah yang berkaitan dengan steganografi:

1. Hiddentext atau embedded message, yaitu pesan yang disembunyikan.

2. Covertext atau cover-object, yaitu pesan yang digunakan untuk menyembunyikan embedded message.

3. Stegotext atau stego-object, yaitu pesan yang sudah berisi embedded message.

(34)

Gambar 2.21 Contoh Covertext, Hiddentext, dan Stegotext (Sumber: Sinaga, 2008)

Sebenarnya citra stegotext dan covertext tidak sama, citra tersebut mengalami sedikit perubahan akibat steganografi, namun mata manusia mempunyai sifat kurang peka terhadap perubahan kecil ini, sehingga manusia sukar membedakan mana gambar yang asli dan mana gambar yang sudah disisipkan (Munir, 2006).

Gambar 2.22 Diagram Penyisipan dan Ekstraksi Pesan Encoding

(embeddin)

covertext

hiddentext

key

Decoding (extraction)

stegotext

key

(35)

Gambar 2.23 Diagram Penyisipan dan Ekstraksi Pesan

2.2.2 Teknik penyembunyian data

Teknik penyembunyian data ke dalam covertext dapat dilakukan dalam dua macam ranah:

1. Ranah spasial (waktu) (spatial time domain)

Teknik ini memodifikasi langsung nilai byte dari covertext (nilai byte dapat merepresentasikan intensitas/warna pixel atau amplitudo). Contoh metode yang termasuk ke dalam ranah spasial adalah metode LSB.

2. Ranah transform (transform domain)

Teknik ini memodifikasi langsung hasil transformasi frekuensi sinyal. Contoh metode yang tergolong ke dalam ranah frekuensi adalah spread spectrum (Munir, 2006).

2.2.3 Least significant bit

(36)

digunakan citra digital sebagai covertext. Setiap pixel di dalam citra berukuran 1

sampai 3 byte. Pada susunan bit di dalam sebuah byte (1 byte = 8 bit), ada bit paling berarti (most significant bit atau MSB) dan bit yang paling kurang berarti (least

significant bit atau LSB). Misalnya pada byte 11010010, bit 1 yang pertama

(digarisbawahi) adalah bit MSB dan bit 0 yang terakhir (digarisbawahi) adalah bit LSB. Bit yang cocok diganti dengan bit pesan adalah bit LSB, sebab modifikasi hanya mengubah nilai byte tersebut satu lebih tinggi atau satu lebih rendah dari nilai sebelumnya. Misalkan byte tersebut di dalam gambar memberikan persepsi warna merah, maka perubahan satu bit LSB hanya mengubah persepsi warna merah tidak terlalu berarti. Mata manusia tidak dapat membedakan perubahan yang kecil ini.

Untuk membuat hidden text tidak dapat dilacak, bit-bit pesan tidak mengganti

byte-byte yang berurutan, namun dipilih susunan byte secara acak. Misalnya jika

terdapat 50 byte dan 6 bit data yang akan disembunyikan, maka byte yang akan diganti LSB-nya dipilih secara acak, misalnya byte nomor 36, 5, 21, 10, 18, 49.

Pada citra 8-bit yang berukuran 256 x 256 pixel terdapat 65536 pixel, setiap

pixel berukuran 1 byte sehingga kita hanya dapat menyisipkan 1 bit pada setiap pixel.

Pada citra 24-bit berukuran 256 x 256 pixel, satu pixel berukuran 3 byte (atau 1 byte untuk setiap komponen R, G, dan B), sehingga kita bisa menyisipkan sebanyak 65536 x 3 bit = 196608 bit atau 24576 byte (Munir, 2006).

(37)

Gambar 2.24 Kata “secret” Direpresentasikan dalam Bentuk Biner

Kemudian, setiap bit dari karakter penyusun kata “secret” akan disisipkan pada bit terakhir dari setiap byte media penampungnya. Berikut ini gambar contoh data media penampung sebelum disisipi pesan, contoh data (pesan) yang akan disisipkan, dan contoh data media penampung setelah disisipi pesan.

(38)

Gambar 2.26 Contoh Data yang Akan Disisipkan

Gambar 2.27 Contoh Data Media Penampung yang Telah Disisipi Pesan

(39)

2.3Steganalisis

Steganalisis adalah teknik untuk mengetahui apakah ada pesan tersembunyi dalam suatu media. Teknik steganalisis yang akan digunakan adalah metode Enhanced LSB.

2.3.1 Enhanced LSB

Algoritma Enhanced LSB dikemukakan oleh Andreas Westfeld dan Andreas

Pfitzmann. Ide dasar dari algoritma ini adalah bahwa nilai pencahayaan (luminance

values) LSB pada suatu gambar tidaklah benar-benar acak, namun tetap

menggambarkan bentuk gambar tersebut.

Untuk membedakan keacakan gambar dan isi dari suatu gambar, ataupun membedakan bit LSB dan bit acak pada gambar, merupakan hal yang sulit. Namun, pada gambar tersebut akan dilakukan substitusi, dengan maksud agar orang yang melihat dapat menyadari isi gambar tersebut. Walaupun gambar menjadi sedikit kabur, kemampuan manusia berimajinasi akan dapat mengenali gambar tersebut. Kemampuan manusia untuk membedakan apakah terdapat sebuah pesan ataukah hanya isi gambar inilah yang dimanfaatkan untuk melakukan steganalisis dengan pendekatan secara visual (visual attack).

Gambar 2.28 Struktur Proses Penyaringan

(40)

00000000 11111111 11111111 11111111 00000000 00000000 11111111 11111111 00000000 11111111 11111111 00000000 00000000 11111111 00000000 11111111 00000000 11111111 11111111 00000000 00000000 00000000 11111111 11111111 00000000 11111111 11111111 11111111 00000000 00000000 11111111 00000000 00000000 11111111 11111111 00000000 00000000 00000000 11111111 11111111 00000000 11111111 11111111 11111111 00000000 11111111 00000000 00000000

Gambar 2.29 Contoh Hasil Enhanced LSB

Gambar 2.30 Contoh Media Penampung dan Hasil Enhanced LSB Gambar

Tersebut

Gambar hasil penyaringan atau telah di proses dengan metode Enhanced LSB dapat dibandingkan dengan gambar sebelumnya (gambar asal atau gambar

stego-image). Jika pada gambar hasil enhanced LSB objek gambar terlihat menyerupai

(41)

BAB 3

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem

Analisis sistem dilakukan untuk mengetahui dan menentukan berbagai kriteria yang dibutuhkan untuk membangun sistem. Berikut ini dilakukan analisis terhadap hal-hal yang berhubungan dengan sistem.

3.1.1 Citra digital bitmap

Citra digital bitmap merupakan format citra digital yang umum digunakan. Citra bitmap tidak terkompresi dan umumnya memiliki ukuran yang besar. Hal inilah yang menyebabkan citra bitmap banyak digunakan sebagai media penyimpanan pesan. Dengan jenis file yang tidak terkompresi, maka pesan rahasia tidak akan rusak akibat proses kompresi dan dekompresi. Begitu juga ukuran file yang besar, tidak

menyebabkan kecurigaan akan adanya pesan rahasia.

Format data file bitmap terdiri dari file header, image header, color table, dan

pixel data, dapat dilihat pada Gambar 2.15. Berikut ini penjelasan format data file

bitmap.

1. File header

File header bitmap mengidentifikasikan file bitmap tersebut, berisi informasi

(42)

2. Image header

Image header (information header) bitmap menentukan ukuran, tipe kompresi,

dan format warna untuk bitmap tersebut.

3. Color table

Color table (color pallete) bitmap merupakan array terstruktur yang menentukan

setiap warna dalam gambar. Setiap pixel data bitmap menyimpan sebuah nilai tunggal yang digunakan sebagai indeks pada palet warna. Informasi warna yang disimpan di dalam elemen pada suatu indeks mendefinisikan warna pixel tersebut.

Palet warna digunakan pada gambar bitmap 1-bit, 4-bit, dan 8-bit. Pada gambar bitmap 16-bit, 24-bit, dan 32-bit, tidak terdapat palet warna karena setiap

pixel direpresentasikan oleh nilai data warna yang sebenarnya di area bitmap data.

4. Pixel data

Pixel data merupakan bagian dari file bitmap yang menyimpan informasi

representasi kumpulan bit-bit warna yang membentuk gambar. Pixel data bitmap dimulai dari data offset hingga akhir file bitmap.

Pesan rahasia disisipkan pada bagian pixel data bitmap. Di mana bit terakhir dari suatu byte pixel data akan diganti dengan bit pesan. Pesan rahasia tidak disisipkan pada bagian lain selain pixel data bitmap, karena pengubahan bit terkahir pada byte

lain selain byte data bitmap dapat merusak file gambar tersebut. Dengan demikian, proses mendeteksi kemungkinan adanya pesan akan dilakukan pada bagian pixel data bitmap yang dimulai dari data offset hingga akhir file bitmap.

3.1.2 Metode steganalisis

(43)

Metode ini akan mengubah nilai seluruh bit pada suatu byte pixel sesuai

dengan nilai bit terkahir byte pixel tersebut. Berikut ini algoritma metode steganalisis

Enhanced LSB.

1. Periksa bit terakhir dari setiap byte data.

2. Jika bit terakhir bernilai 0, ubah semua bit pada byte tersebut menjadi 0. Dan jika bit terakhir bernilai 1, ubah semua bit pada byte tersebut menjadi 1.

3. Perhatikan gambar setelah terjadi proses perubahan bit untuk menentukan apakah pada gambar tersebut terdapat pesan rahasia atau tidak.

3.1.3 Tindak lanjut terhadap pesan rahasia

Proses steganalisis akan memperlihatkan kemungkinan ada tidaknya pesan rahasia pada gambar. Jika pada gambar terdapat pesan rahasia, maka tindak lanjut yang akan dilakukan adalah melakukan ekstraksi terhadap pesan rahasia tersebut, sehingga isi pesan rahasia dapat diketahui.

3.1.4 Analisis cara kerja sistem

Sistem dibangun dengan tujuan dapat menganalisis suatu gambar bitmap sehingga dapat diketahui apakah pada gambar tersebut terdapat pesan rahasia atau tidak. Jika

terdapat pesan rahasia, maka akan dilakukan ekstraksi pesan untuk mengetahui isi pesan rahasia tersebut.

(44)

3.1.5 Pemodelan Sistem

Alur kerja sistem akan digambarkan dengan menggunakan Unified Modeling

Language (UML). UML merupakan salah satu standar pemodelan sistem untuk

memvisualisasikan, merancang, dan mendokumentasikan perangkat lunak. Diagram-diagram UML yang akan digunakan untuk membangun sistem steganalisis ini adalah

use case diagram, activity diagram, class diagram, dan sequence diagram.

Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah

sistem dengan menekankan kepada apa yang diperbuat sistem. Sebuah use case merepresentasikan interaksi antara actor dengan sistem. Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, sementara actor merupakan entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjann tertentu.

Activity diagram menggambarkan alur aktivitas dalam sistem. Activity

diagram juga dapat menggambarkan aktivitas paralel yang mungkin terjadi pada

beberapa eksekusi pada sistem. Activity diagram merupakan state diagram secara khusus, di mana sebagian besar state berupa action.

Class diagram mendeskripsikan struktur dari kelas-kelas yang terdapat pada

sebuah sistem. Class diagram dirancang untuk menentukan objek-objek yang dibutuhkan untuk perancangan sistem. Class diagram menggambarkan keadaan suatu

sistem melalui atribut yang dimilikinya dan juga memiliki layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut melalui metode/fungsi.

Sequence diagram menggambarkan interaksi antarobjek di dalam dan di

sekitar objek berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Pada sequence

diagram, waktu merupakan dimensi vertikal, sementara objek merupakan dimensi

horizontal. Pada umumnya, sequence diagram digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respon dari sebuah

(45)

Actor pada use case dan use case itu sendiri dapat diidentifikasi dengan

menjawab beberapa pertanyaan sebagai berikut. 1. Siapa yang menggunakan sistem?

Jawaban: Pengguna.

2. Siapa yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi pada sistem? Jawaban:

Pengguna.

3. Bagaimana aktor menggunakan sistem? Jawaban:

Pengguna mengakses halaman steganalisis untuk melakukan steganalisis untuk mendeteksi ada tidaknya pesan rahasia pada suatu gambar. Kemudian pengguna akan memilih gambar yang diinginkan dan melakukan proses steganalisis. Pengguna juga dapat mengekstraksi pesan pada gambar dengan mengakses halaman ekstraksi dan memilih gambar yang diinginkan untuk kemudian melakukan proses ekstraksi sehingga pesan tersembunyi dapat diketahui.

Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka dapat ditentukan bahwa actor adalah pengguna. Use case dapat ditentukan dari hal-hal yang dilakukan oleh pengguna. Hal-hal yang dilkukan oleh pengguna adalah sebagai berikut:

1. Mengakses halaman steganalisis untuk kemudian mendeteksi ada tidaknya pesan rahasia pada suatu gambar.

2. Menentukan gambar yang akan dianalisis. 3. Melakukan proses analisis.

4. Mengakses halaman ekstraksi untuk kemudian mengekstraksi pesan tersembunyi pada gambar.

(46)

3.1.6 Bahasa pemrograman

Sistem ini akan dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman Java, melalui

platform NetBeans IDE 6.8. NetBeans adalah sebuah Integrated Development

Environment (IDE) yang open source.

3.2 Perancangan Sistem

Berikut ini dijelaskan perancangan sistem dengan menggunakan flowchart dan UML, serta perancangan antarmuka sistem.

3.2.1 Gambaran umum sistem

(47)

Mulai

Gambar 3.1 Flowchart Gambaran Umum Sistem

3.2.2 Use case diagram

Fungsionalitas sistem digambarkan dalam bentuk use case diagram. Sementara

activity diagram menggambarkan alur aktivitas sistem. Berikut ini use case diagram

(48)

Gambar 3.2 Use Case Aplikasi Steganalisis

(49)

3.2.2.1 Use case Steganografi

Spesifikasi use case Steganografi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Spesifikasi Use Case Steganografi

Name Steganografi

Actors Pengguna

Trigger Pengguna memilih menu Steganografi.

Preconditions Pengguna menggunakan aplikasi steganalisis.

Post Conditions Pengguna dapat melihat hasil steganografi.

Success Scenario 1. Pengguna memilih menu Steganografi. 2. Sistem menampilkan halaman Steganografi.

3. Pengguna memilih gambar yang diinginkan, menuliskan pesan yang akan disisipkan, dan mengeksekusi tombol Sisip.

4. Sistem melakukan proses steganografi terhadap gambar dan menampilkan hasil steganografi.

5. Pengguna dapat melihat hasil steganografi.

Alternative Flows -

3.2.2.2 Use case Pilih Gambar (menu Steganografi)

Spesifikasi use case Pilih Gambar (menu Steganografi) dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 3.2 Spesifikasi Use Case Pilih Gambar (menu Steganografi)

Name Pilih Gambar

Actors Pengguna

Trigger Pengguna memilih menu Steganografi.

Preconditions Pengguna mengakses menu Steganografi.

(50)

pengguna.

Success Scenario 1. Pengguna memilih menu Steganografi. 2. Sistem menampilkan halaman Steganografi. 3. Pengguna mengeksekusi tombol Pilih Gambar.

4. Sistem menampilkan pop-up window untuk dapat mengakses lokasi penyimpanan gambar. 5. Pengguna memilih gambar yang diinginkan. 6. Sistem menampilkan gambar yang dipilih oleh

pengguna.

7. Pengguna dapat melihat gambar yang telah dipilih.

Alternative Flows -

3.2.2.3 Use case Tulis Pesan

Spesifikasi use case Tulis Pesan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.3 Spesifikasi Use Case Tulis Pesan

Name Tulis Pesan

Actors Pengguna

Trigger Pengguna telah menentukan gambar yang akan

dianalisis.

Preconditions Pengguna mengakses menu Steganografi.

Post Conditions Pengguna dapat melihat pesan yang akan disisipkan.

Success Scenario Pengguna telah menentukan gambar yang akan

disisipi pesan dan kemudian menuliskan pesan yang akan disisipkan ke dalam gambar.

(51)

3.2.2.4 Use case Sisip

Spesifikasi use case Sisip dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.4 Spesifikasi Use Case Sisip

Name Sisip

Actors Pengguna

Trigger Pengguna telah menuliskan pesan yang akan

disisipkan.

Preconditions Pengguna mengakses menu Steganografi.

Post Conditions Sistem menampilkan gambar hasil steganografi.

Success Scenario 1. Pengguna telah menuliskan pesan yang akan

disisipkan dan kemudian menekan tombol Sisip. 2. Sistem melakukan proses penyisipan pesan ke

dalam gambar dan menampilkan hasil steganografi.

3. Pengguna dapat melihat hasil steganografi.

Alternative Flows -

3.2.2.5 Use case Steganalisis

Spesifikasi use case Steganalisis dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.5 Spesifikasi Use Case Steganalisis

Name Steganalisis

Actors Pengguna

Trigger Pengguna memilih menu Steganalisis.

Preconditions Pengguna menggunakan aplikasi steganalisis.

Post Conditions Pengguna dapat melihat hasil steganalisis.

(52)

3. Pengguna memilih gambar yang diinginkan dan mengeksekusi tombol Analisis.

4. Sistem melakukan proses steganalisis terhadap gambar dan menampilkan hasil steganalisis.

5. Pengguna dapat melihat hasil steganalisis.

Alternative Flows -

3.2.2.6 Use case Pilih Gambar (menu Steganalisis)

Spesifikasi use case Pilih Gambar (menu Steganalisis) dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.6 Spesifikasi Use Case Pilih Gambar (menu Steganalisis)

Name Pilih Gambar

Actors Pengguna

Trigger Pengguna memilih menu Steganalisis.

Preconditions Pengguna mengakses menu Steganalisis.

Post Conditions Sistem menampilkan gambar yang dipilih oleh

pengguna.

Success Scenario 1. Pengguna memilih menu Steganalisis. 2. Sistem menampilkan halaman Steganalisis. 3. Pengguna mengeksekusi tombol Pilih Gambar. 4. Sistem menampilkan pop-up window untuk

dapat mengakses lokasi penyimpanan gambar. 5. Pengguna memilih gambar yang diinginkan. 6. Sistem menampilkan gambar yang dipilih oleh

pengguna.

7. Pengguna dapat melihat gambar yang telah dipilih.

(53)

3.2.2.7 Use case Analisis

Spesifikasi use case Analisis dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.7 Spesifikasi Use Case Analisis

Name Analisis

Actors Pengguna

Trigger Pengguna telah menentukan gambar yang akan

dianalisis.

Preconditions Pengguna mengakses menu Steganalisis.

Post Conditions Sistem menampilkan gambar hasil steganalisis.

Success Scenario 1. Pengguna telah menentukan gambar yang akan dianalisis dan kemudian menekan tombol Analisis.

2. Sistem melakukan proses steganalisis dan menampilkan hasil steganalisis.

3. Pengguna dapat melihat hasil steganalisis.

Alternative Flows -

3.2.2.8 Use case Ekstraksi Pesan

Spesifikasi use case Ekstraksi Pesan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.8 Spesifikasi Use Case Ekstraksi Pesan

Name Ekstraksi Pesan

Actors Pengguna

Trigger Pengguna memilih menu Ekstraksi Pesan.

Preconditions Pengguna menggunakan aplikasi steganalisis.

Post Conditions Pengguna dapat melihat hasil ekstraksi.

(54)

3. Pengguna memilih gambar yang diinginkan dan mengeksekusi tombol Ekstraksi.

4. Sistem melakukan proses ekstraksi terhadap gambar dan menampilkan hasil ekstraksi.

5. Pengguna dapat melihat pesan tersembunyi hasil ekstraksi.

Alternative Flows -

3.2.2.9 Use case Pilih Gambar (menu Ekstraksi Pesan)

Spesifikasi use Pilih Gambar (menu Ekstraksi Pesan) dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.9 Spesifikasi Use Case Pilih Gambar (menu Ekstraksi Pesan)

Name Pilih Gambar

Actors Pengguna

Trigger Pengguna memilih menu Ekstraksi Pesan.

Preconditions Pengguna mengakses menu Ekstraksi Pesan.

Post Conditions Sistem menampilkan gambar yang dipilih oleh

pengguna.

Success Scenario 1. Pengguna memilih menu Ekstraksi Pesan. 2. Sistem menampilkan halaman Ekstraksi Pesan. 3. Pengguna mengeksekusi tombol Pilih Gambar. 4. Sistem menampilkan pop-up window untuk

dapat mengakses lokasi penyimpanan gambar. 5. Pengguna memilih gambar yang diinginkan. 6. Sistem menampilkan gambar yang dipilih oleh

pengguna.

7. Pengguna dapat melihat gambar yang telah dipilih.

(55)

3.2.2.10 Use case Ekstraksi

Spesifikasi use case Ekstraksi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.10 Spesifikasi Use Case Ekstraksi

Name Ekstraksi

Actors Pengguna

Trigger Pengguna telah menentukan gambar yang akan

diekstraksi.

Preconditions Pengguna mengakses menu Ekstraksi Pesan.

Post Conditions Sistem menampilkan pesan tersembunyi.

Success Scenario 1. Pengguna telah menentukan gambar yang akan diekstraksi dan kemudian menekan tombol Ekstraksi.

2. Sistem melakukan proses ekstraksi pesan dan menampilkan hasil ekstraksi.

3. Pengguna dapat melihat pesan tersembunyi.

Alternative Flows -

3.2.3 Activity diagram

Alur kerja pada use case digambarkan dalam bentuk activity diagram. Berikut ini

activity diagram untuk masing-masing use case yang terdapat pada aplikasi

steganalisis.

3.2.3.1 Activity diagram untuk use case Steganografi

(56)

Gambar 3.3 Activity Diagram untuk Use Case Steganografi

3.2.3.2 Activity diagram untuk use case Pilih Gambar (menu Steganografi)

Activity diagram untuk use case Pilih Gambar (menu Steganografi) dapat dilihat pada

(57)

Gambar 3.4 Activity Diagram untuk Use Case Pilih Gambar (Menu Steganografi)

3.2.3.3 Activity diagram untuk use case Tulis Pesan

Activity diagram untuk use case Tulis Pesan dapat dilihat pada gambar berikut.

(58)

3.2.3.4 Activity diagram untuk use case Sisip

Activity diagram untuk use case Sisip dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.6 Activity Diagram untuk Use Case Sisip

3.2.3.5 Activity diagram untuk use case Steganalisis

(59)

Gambar 3.7 Activity Diagram untuk Use Case Steganalisis

3.2.3.6 Activity diagram untuk use case Pilih Gambar (menu Steganalisis)

Activity diagram untuk use case Pilih Gambar (menu Steganalisis) dapat dilihat pada

(60)

Gambar 3.8 Activity Diagram untuk Use Case Pilih Gambar (Menu Steganalisis)

3.2.3.7 Activity diagram untuk use case Analisis

Activity diagram untuk use case Analisis dapat dilihat pada gambar berikut.

(61)

3.2.3.8 Activity diagram untuk use case Ekstraksi Pesan

Activity diagram untuk use case Ekstraksi Pesan dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.10 Activity Diagram untuk Use Case Ekstraksi Pesan

3.2.3.9 Activity diagram untuk use case Pilih Gambar (menu Ekstraksi Pesan)

Activity diagram untuk use case Pilih Gambar (menu Ekstraksi Pesan) dapat dilihat

(62)

Gambar 3.11 Activity Diagram untuk Use Case Pilih Gambar (Menu Ekstraksi Pesan)

3.2.3.10 Activity diagram untuk use case Ekstraksi

Activity diagram untuk use case Ekstraksi dapat dilihat pada gambar berikut.

(63)

3.2.4 Class diagram

Class diagram menggambarkan hubungan antarkelas dalam sistem yang sedang

dibangun. Setiap kelas memiliki attributes dan methods sesuai dengan yang dibutuhkan. Berikut ini class diagram dari Aplikasi Steganalisis.

Gambar 3.13 Class Diagram Aplikasi Steganalisis

Berikut ini akan dijelaskan kegunaan dari masing-masing class pada class

(64)

Tabel 3.11 Kegunaan Class-Class pada Class Diagram Aplikasi Steganalisis

Class Kegunaan

javax.swing Merepresentasikan tampilan visual (GUI)

pada aplikasi java.

java.awt.AWTEvent Menjembatani interaksi pengguna secara langsung dengan komponen yang terdapat pada sistem.

AppFrame Halaman utama aplikasi.

Steganografi Proses penyisipan pesan dilakukan melaui halaman ini.

Steganalisis Proses steganalisis dilakukan melalui halaman ini.

EkstraksiPesan Proses ekstraksi pesan dilakukan melalui halaman ini.

FileFilter Melakukan penyaringan terhadap file gambar yang akan dipilih.

Metode Memproses penyisipan pesan, steganalisis dan ekstraksi pesan.

Bitmap Mengidentifikasi gambar bitmap.

3.2.5 Sequence diagram

Sequence diagram menjelaskan urutan proses yang dilakukan dalam sistem untuk

(65)

3.2.5.1 Sequence diagram untuk proses penyisipan pesan dengan metode LSB

(66)
(67)

3.2.5.2 Sequence diagram untuk metode Enhanced LSB

Metode steganalisis Enhanced LSB akan memeriksa LSB dari setiap byte pixel data dan kemudian mengubah nilai byte tersebut sesuai dengan nilai LSB byte tersebut seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Sequence diagram untuk metode Enhanced LSB dapat dilihat pada gambar berikut ini.

(68)

3.2.5.3 Sequence diagram untuk proses ekstraksi pesan

Proses ekstraksi pesan dilakukan dengan cara mengambil nilai LSB dari setiap byte

pixel data kemudian merangkainya menjadi susunan karakater membentuk kata atau

kalimat sesuai dengan pesan yang disisipkan. Sequence diagram untuk proses ekstraksi pesan dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 3.16 Sequence Diagram Proses Ekstraksi Pesan

3.2.6 Perancangan antarmuka sistem

(69)

3.2.6.1 Halaman utama aplikasi

Halaman utama aplikasi menampilkan tampilan awal aplikasi. Terdapat 3 buah menu, yaitu menu Steganografi, Steganalisis, dan Ekstraksi Pesan. Perancangan antarmuka halaman utama aplikasi dapat dilihat pada gambar berikut.

Steganalisis Ekstraksi Pesan Aplikasi Steganalisis

APLIKASI STEGANALISIS

Anggarani Novitasari

061401051 Oleh:

Aplikasi sederhana untuk mendeteksi ada tidaknya pesan rahasia pada gambar bitmap 24 bit.

Steganografi

Gambar 3.17 Perancangan Antarmuka Halaman Utama Aplikasi

3.2.6.2 Halaman steganografi

(70)

Aplikasi Steganalisis

Gambar Awal Pesan yang akan disisipkan

Steganografi

Gambar dengan Pesan Tersembunyi Informasi penyisipan pesan

Lokasi Gambar Hasil Steganalisis

Gambar 3.18 Perancangan Antarmuka Halaman Steganografi

Pada halaman Steganografi terdapat tombol Pilih Gambar, textarea untuk menuliskan pesan rahasia, dan tombol Sisip. Pengguna akan memilih gambar terlebih dahulu melalui tombol Pilih Gambar. Gambar yang telah dipilih oleh pengguna akan ditampilkan pada scrollpane di bawah tombol Pilih Gambar. Di bawah gambar, terdapat informasi mengenai lokasi penyimpanan gambar. Kemudian, pengguna menuliskan pesan rahasia yang ingin disisipkan pada textarea yang tersedia dan melalui tombol Sisip, gambar yang telah dipilih akan disisipkan pesan rahasia yang telah ditentukan. Gambar yang telah disisipi pesan sebagai hasil steganografi akan ditampilkan pada scrollpane di bawah scrollpane Gambar Awal. Di bawah gambar ini juga terdapat informasi mengenai lokasi penyimpanan gambar.

3.2.6.3 Halaman steganalisis

(71)

Aplikasi Steganalisis

Gambar 3.19 Perancangan Antarmuka Halaman Steganalisis

Pada halaman Steganalisis terdapat tombol Pilih Gambar dan Analisis. Pengguna akan memilih gambar terlebih dahulu melalui tombol Pilih Gambar. Gambar yang telah dipilih oleh pengguna akan ditampilkan pada scrollpane di bawah tombol Pilih Gambar. Di bawah gambar, terdapat informasi mengenai lokasi gambar pada komputer, nama gambar, dan ukuran gambar. Kemudian, melalui tombol Analisis, gambar yang telah dipilih akan mengalami proses steganalisis, dan hasil steganalisis akan ditampilkan pada scrollpane di bawah tombol Analisis. Hasil steganalisis secara otomatis akan tersimpan pada lokasi yang sama dengan gambar yang dipilih.

3.2.6.4 Halaman ekstraksi pesan

Halaman Steganalisis dapat diakses oleh pengguna dengan memilih menu Ekstraksi

(72)

Aplikasi Steganalisis

Gambar Awal Pesan Hasil Ekstraksi

Ekstraksi Pesan

Gambar 3.20 Perancangan Antarmuka Halaman Ekstraksi Pesan

(73)

BAB 4

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

4.1 Implementasi

Penentuan berbagai kriteria yang dibutukan untuk membangun sistem telah dilakukan pada tahap analisis dan perancangan sistem. Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis dan perancangan sistem tersebut, dilakukan implementasi pembangunan sistem. Implementasi sistem dibangun dengan menggunakan Integrated Development

Environment (IDE) NetBeans 6.8.

Berikut ini adalah konfigurasi dalam mengimplementasikan hasil analisis dan perancangan sistem serta tampilan aplikasi hasil implementasi.

4.1.1 Konfigurasi perangkat keras

Dalam proses pengimplementasian sistem, spesifikasi perangkat keras komputer yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Prosesor Intel Core 2 Duo T6400. 2. Memori RAM 3 GB.

3. Hard disk 240 GB.

(74)

4.1.2 Konfigurasi perangkat lunak

Pada saat melakukan proses implementasi sistem, sistem operasi yang digunakan adalah Windows Vista Ultimate. Perangkat lunak yang digunakan dalam pengimplementasian sistem adalah sebagai berikut:

1. Java Standard Edition Development Kit (JDK) 6.0 Update 17. 2. NetBeans IDE 6.8.

4.1.3 Tampilan penggunaan aplikasi

Hasil analisis dan perancangan sistem yang telah diimplementasikan dapat dilihat dalam gambar-gambar tampilan penggunaan aplikasi berikut.

4.1.3.1 Halaman utama aplikasi

Halaman utama aplikasi merupakan halaman awal yang ditampilkan saat aplikasi steganalisis dijalankan. Pada halaman ini terdapat informasi mengenai aplikasi dan pembuat aplikasi. Berikut ini adalah tampilan halaman utama aplikasi steganalisis.

(75)

4.1.3.2 Halaman steganografi

Untuk dapat mengakses halaman steganografi, pengguna hanya perlu memilih menu Steganografi pada menubar aplikasi. Pada halaman steganografi, terdapat dua buah tombol, yaitu tombol Pilih Gambar untuk memilih gambar yang diinginkan, dan tombol Analisis untuk mengeksekusi proses penyisipan pesan ke dalam gambar. Juga terdapat dua buah textarea yang digunakan untuk menuliskan pesan yang ingin disisipkan dan yang berisikan informasi penyisipan pesan. Gambar yang dipilih oleh pengguna melalui tombol Pilih Gambar akan ditampilkan pada scrollpane Gambar Awal. Sementara gambar hasil steganografi akan ditampilkan pada scrollpane Gambar dengan Pesan Tersembunyi. Berikut ini adalah gambar tampilan halaman steganografi.

(76)

4.1.3.3 Halaman steganalisis

Untuk dapat mengakses halaman steganalisis, pengguna hanya perlu memilih menu Steganalisis pada menubar aplikasi. Pada halaman steganalisis, terdapat dua buah tombol, yaitu tombol Pilih Gambar untuk memilih gambar yang diinginkan, dan tombol Analisis untuk mengeksekusi proses steganalisis terhadap gambar. Gambar yang dipilih oleh pengguna melalui tombol Pilih Gambar akan ditampilkan pada

scrollpane Gambar Awal. Begitu juga dengan gambar hasil steganalisis akan

ditampilkan pada scrollpane Gambar Hasil Steganalisis. Terdapat beberapa informasi mengenai gambar awal yang ditampilkan, seperti lokasi gambar pada komputer, nama gambar, dan ukuran gambar. Berikut ini adalah gambar tampilan halaman steganalisis.

Gambar 4.3 Tampilan Halaman Steganalisis

4.1.3.4 Halaman ekstraksi pesan

(77)

dua buah tombol, yaitu tombol Pilih Gambar untuk memilih gambar yang diinginkan,

dan tombol Ekstraksi untuk mengeksekusi proses ekstraksi pesan terhadap gambar. Gambar yang dipilih oleh pengguna melalui tombol Pilih Gambar akan ditampilkan pada scrollpane Gambar Awal. Begitu juga dengan pesan hasil ekstraksi akan ditampilkan pada scrollpane Pesan Hasil Ekstraksi. Terdapat beberapa informasi mengenai gambar awal yang ditampilkan, seperti lokasi gambar pada komput er, nama gambar, dan ukuran gambar. Berikut ini adalah gambar tampilan halaman pesan hasil ekstraksi.

Gambar 4.4 Tampilan Halaman Ekstraksi Pesan

4.2 Metode Enhanced LSB

Metode steganalisis Enhanced LSB yang digunakan dalam aplikasi ini akan diperlihatkan dalam potongan program berikut.

public void EnhancedLSB() throws IOException { Bitmap bmpimg = new Bitmap();

(78)

private int cekLSB(int aData) { if (aData % 2 == 0)

Pada potongan program di atas, terdapat 2 buah fungsi utama yang digunakan pada metode steganalisis Enhanced LSB, yaitu metode EnhancedLSB() dan cekLSB(int). Metode EnhancedLSB() membuat sebuah objek dari kelas Bitmap untuk

mendapatkan informasi bit-bit pixel data bitmap dari gambar yang telah dipilih oleh pengguna. Kemudian, setiap byte pixel data bitmap akan dicek apakah LSB-nya bernilai 1 atau 0 dengan menggunakan metode cekLSB(int). Metode cekLSB(int) menerima masukan berupa int dan mengembalikan nilai int 0 atau 255 sebagai nilai

byte baru untuk mengubah byte pixel masukan.

4.3 Pengujian Sistem

(79)

4.3.1 Proses steganografi

Pengujian sistem pada proses steganografi mengacu pada metode penyisipan pesan LSB. Pengujian sistem untuk proses steganografi akan dimulai dari dipilihnya halaman Steganografi pada menubar aplikasi hingga pesan rahasia berhasil disisipkan dan gambar yang mengandung pesan rahasia ditampilkan.

4.3.1.1. Halaman steganografi

Pengguna harus mengakses halaman Steganografi terlebih dahulu untuk dapat melakukan penyisipan pesan ke dalam gambar. Tampilan halaman steganografi dapat dilihat pada Gambar 4.2.

4.3.1.2 Pilih gambar

(80)

Gambar 4.5 Pop-up Window Pilih Gambar pada Halaman Steganografi

Gambar 4.6 Gambar yang Telah Dipilih Ditampilkan

(81)

terlihat informasi mengenai lokasi penyimpanan gambar Color.bmp. Gambar

Color.bmp belum disisipi pesan rahasia. Berikut ini adalah gambar Color.bmp yang berukuran 128 KB.

Gambar 4.7 Color.bmp

4.3.1.3 Tulis pesan

Pesan yang akan disisipkan ke dalam gambar dituliskan pada bagian textarea Pesan yang Akan Disisipkan.

Gambar 4.8 Pesan yang Akan Disisipkan

(82)

4.3.1.4 Sisip

Pesan akan disisipkan saat pengguna mengeksekusi tombol Sisip. Kemudian hasil gambar hasil penyisipan pesan akan ditampilkan pada scrollpane Gambar dengan Pesan Tersembunyi.

Gambar 4.9 Gambar yang Telah Disisipi Pesan

Gambar yang berada pada scrollpane bagian bawah pada Gambar 4.9 di atas merupakan gambar hasil steganografi yang telah berisi pesan tersembunyi. Pada Gambar 4.9 di atas juga terlihat informasi mengenai penyisipan pesan yang ditampilkan pada textarea Informasi Penyisipan Pesan. Berikut ini gambar Color-embed.bmp hasil steganografi.

(83)

Jika pengguna mengeksekusi tombol Sisip dan belum memilih gambar yang

akan disisipi pesan, maka akan tampil dialogue box seperti pada gambar berikut.

Gambar 4.11 Dialogue Box Peringatan untuk Memilih Gambar Bitmap

Jika pengguna mengeksekusi tombol Sisip dan belum memilih gambar yang akan disisipi pesan, maka akan tampil dialogue box seperti pada gambar berikut.

Gambar 4.12 Dialogue Box Peringatan untuk Menuliskan Pesan Rahasia

4.3.1.5 Hasil steganografi

Hasil steganografi berupa gambar bitmap yang telah disisipi pesan dengan metode LSB. Setiap bit pesan telah disisipkan ke LSB byte pixel data pada gambar tersebut. Berikut ini hasil steganografi jika dibandingkan dengan gambar awal.

4.3.1.5.1 Gambar hasil steganografi

Gambar hasil steganografi tidak memperlihatkan perubahan yang signifikan walaupun

(84)

Gambar 4.13 Color.bmp (Atas) dan Color-embed.bmp (Bawah)

4.3.1.5.2 Bit-bit hasil steganografi

Perubahan yang terjadi pada gambar hasil steganografi tidak dapat dilihat begitu saja oleh mata. Oleh karena itu, pembuktian perubahan byte gambar hasil steganografi dilakukan dengan menggunakan suatu aplikasi tambahan. Aplikasi Fhred akan membaca file gambar dan menampilkan byte-byte gambar dalam bentuk heksadesimal. Untuk memudahkan pembuktian, maka gambar bitmap yang digunakan berukuran 3x3

pixel. Berikut ini gambar abc.bmp dan gambar abc-embed.bmp.

Gambar 4.14 Abc.bmp (Kiri) dan abc-embed.bmp (Kanan)

Informasi file header bitmap terletak pada 14 byte pertama (0x0 hingga 0xE),

kemudian informasi info header bitmap terletak pada 40 byte selanjutnya (0xF hingga 0x53). Pixel data bitmap dimulai dari byte ke-55 (0x54) hingga akhir file bitmap.

Byte-byte pixel data gambar bitmap abc.bmp dan abc-embed.bmp tersebut dapat

(85)

Gambar 4.15 Byte-Byte File Gambar abc.bmp dalam Heksadesimal

Gambar 4.16 Byte-Byte File Gambar abc-embed.bmp dalam Heksadesimal

Pada Gambar 4.15 dan Gambar 4.16, byte-byte yang diwarnai kuning merupakan byte-byte pixel data sebelum dan sesudah disisipi pesan. Terlihat perubahan nilai byte-byte pixel data tersebut sesuai dengan bit-bit pesan yang disisipkan. Berikut ini perubahan byte-byte pixel data akibat penyisipan bit-bit pesan

ke dalam LSB byte-byte pixel data.

Gambar 4.17 Perubahan Byte-Byte Pixel Data Akibat Penyisipan Pesan

4.3.2 Proses steganalisis

Pengujian sistem pada proses steganalisis mengacu pada metode steganalisis

(86)

dimulai dari dipilihnya halaman Steganalisis pada menubar aplikasi hingga gambar

hasil steganalisis ditampilkan.

4.3.2.1. Halaman steganalisis

Pengguna harus mengakses halaman Steganalisis terlebih dahulu untuk dapat melakukan steganalisis terhadap gambar. Tampilan halaman steganalisis dapat dilihat pada Gambar 4.3.

4.3.2.2 Pilih gambar

Gambar yang akan dianalisis dapat dipilih melalui tombol Pilih Gambar. Saat tombol Pilih Gambar dieksekusi, maka akan muncul pop-up window untuk mengakses lokasi gambar disimpan. Kemudian gambar yang telah ditentukan akan ditampilkan pada

scrollpane Gambar Awal. Lokasi, nama, dan ukuran gambar tersebut juga akan

ditampilkan.

(87)

Gambar 4.19 Gambar yang Telah Dipilih Ditampilkan

Pada Gambar 4.19 di atas, gambar yang ditampilkan pada scrollpane Gambar Awal merupakan gambar bitmap Color-embed.bmp. Selain itu, pada Gambar 4.19 diatas, juga terlihat informasi mengenai lokasi, nama, dan ukuran gambar gambar Color-embed.bmp. Gambar Color-embed.bmp telah berisi pesan rahasia. Gambar Color-embed.bmp dapat dilihat pada Gambar 4.10.

4.3.2.3 Analisis

(88)

Gambar 4.20 Gambar Hasil Steganalisis Ditampilkan

Gambar yang terdapat pada scrollpane Gambar Hasil Steganalisis pada Gambar 4.20 di atas merupakan hasil steganalisis dari gambar Color-embed.bmp

(Color-embed.bmp-analysis.bmp). Berikut ini gambar Color-embed.bmp-analysis.bmp.

Gambar 4.21 Color-embed.bmp-analysis.bmp

Jika pengguna mengeksekusi tombol Analisis dan belum memilih gambar yang akan dianalisis, maka akan tampil dialogue box seperti pada gambar berikut.

(89)

4.3.2.4 Hasil steganalisis

Hasil steganalisis berupa gambar bitmap yang bit-bit pixel datanya telah mengalami perubahan sesuai dengan metode Enhanced LSB yang digunakan. Setiap byte pixel data gambar bitmap hasil steganalisis berubah nilainya menjadi 0 atau 255. Berikut ini hasil steganalisis jika dibandingkan dengan gambar awal.

4.3.2.4.1 Gambar hasil steganalisis

Gambar hasil steganalisis akan memperlihatkan perubahan terhadap gambar. Jika gambar yang dianalisis tidak mengandung pesan tersembunyi, maka gambar hasil steganalisis akan terlihat seperti gambar awal (tetap menggambarkan gambar tersebut). Namun, jika gambar yang dianalisis mengandung pesan tersembunyi, maka akan terdapat noise (keacakan) pada gambar hasil steganalisis. Berikut ini contoh steganalisis pada gambar Color.bmp yang tidak mengandung pesan rahasia dan gambar Color-embed.bmp yang mengandung pesan rahasia.

Gambar 4.23 Color.bmp (Atas) dan Color.bmp-analysis.bmp (Bawah)

Gambar 4.24 Color-embed.bmp (Atas) dan Color-embed.bmp-analysis.bmp (Bawah)

Gambar

Gambar 2.16 Berkas Header Bitmap
Gambar 2.21 Contoh Covertext, Hiddentext, dan Stegotext
Gambar 2.25 Contoh Data Media Penampung Sebelum Disisipi Pesan
Gambar 2.27 Contoh Data Media Penampung yang Telah Disisipi Pesan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi steganografi yang dibuat ini terdiri dari 3 proses yaitu : me load image yang ingin ditambahkan pesan rahasia, menambahkan pesan ke dalam image (encode

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada citra bunga berdasarkan warna dan bentuk menggunakan metode Naïve Bayes dapat diambil kesimpulan bahwa metode ini termasuk dalam

Aplikasi steganografi yang dibuat terdiri dari 3 proses yaitu: meload image yang ingin ditambahkan pesan rahasia, menambahkan pesan ke dalam image (encode image) dan

Berdasarkan grafiik dari Gambar 4, citra yang diuji dengan resolusi yang berbeda untuk setiap metode embedding pesan yang sama menghasilkan hasil yang lebih

LANGKAH LANGKAH PENELITIAN Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam rangka melakukan penelitian pengembangan aplikasi teknik pengamanan ganda pada pesan rahasia yang

Dimana Metode LSB digunakan untuk menyembunyikan pesan dengan menggunakan cover media citra digital PNG, serta dikombinasikan dengan teknik enkripsi vigenère yang

Watermarking adalah suatu teknik yang dapat digunakan untuk melindungi keaslian sebuah informasi dalam media digital, seperti audio, citra, video dan teks dengan

metode LSB, namun pesan tidak langsung dibaca. Ketika ditambahkan noise salt and pepper dengan nilai 0.01, pesan yang terdapat dalam citra, masih dapat diambil kembali dari citra