• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alat Ukur Konsentrasi Karbon Monoksida pada Ruangan Menggunakan Sensor MQ-7

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Alat Ukur Konsentrasi Karbon Monoksida pada Ruangan Menggunakan Sensor MQ-7"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

ALAT UKUR KONSENTRASI KARBON MONOKSIDA

PADA RUANGAN MENGGUNAKAN SENSOR MQ-7

TUGAS AKHIR

ASTRID APRILIA HRP

112411008

PROGRAM STUDI D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ALAT UKUR KONSENTRASI KARBON MONOKSIDA

PADA RUANGAN MENGGUNAKAN SENSOR MQ-7

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

ASTRID APRILIA HRP

112411008

PROGRAM STUDI D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014

(3)

Judul : ALAT UKUR KONSENTRASI KARBON MONOKSIDA PADA RUANGAN

MENGGUNAKAN SENSOR MQ-7

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : ASTRID APRILIA HARAHAP

No.Induk Mahasiswa : 112411008

Program Studi : D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI Departemen : FISIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, 21 Juli 2014

Diketahui/Disetujui Oleh

Ketua Program Studi D3 Metrologi Pembimbing dan Instrumentasi

(4)

PERNYATAAN

ALAT UKUR KONSENTRASI KARBON MONOKSIDA

PADA RUANGAN MENGGUNAKAN SENSOR MQ-7

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa laporan Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya

sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing

disebutkan sumbernya.

Medan, 21 Juli 2014

ASTRID APRILIA HARAHAP

(5)

PENGHARGAAN

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan atas ke Hadirat Allah SWT, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan yang merupakan syarat dalam mencapai gelar Ahli Madya pada Program Studi D-III Metrologi dan Instrumentasi Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, dan tak lupa pula shalawat beriringkan salam tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.

Kelancaran dalam penyelesaian Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik itu berupa bimbingan ataupun bantuan moril dan materil, sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu, teristimewa untuk Ibunda Afriani dan Ayahanda Andi Maulana Hrp, S.sos yang senantiasa tak pernah letih mengasuh, membesarkan, selalu memberikan perhatian, doa dan semangat dalam bentuk apapun kepada penulis. Serta untuk ketiga adik-adik penulis Augie Audina Hrp, M.Alwi Suja Hrp, dan Amelia Rachma Hrp yang selalu membuat penulis bersemangat dalam mengerjakan Tugas Akhir ini, dan seluruh sanak saudara.

Adapun judul Tugas Akhir ini adalah :

“ALAT UKUR KONSENTRASI KARBON MONOKSIDA PADA RUANGAN

MENGGUNAKAN SENSOR MQ-7”.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun Tugas Akhir ini masih banyak

(6)

saran serta kritikan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini. Dan

oleh karena itu izinkan penulis mengucapakan terima kasih yang mendalam kepada : 1. Ibu Dr.Diana Alemin Barus,M.Sc selaku Ketua Program Studi D3 Metrologi dan Instrumentasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

2. I

Instrumentasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Syahrul Humaidi,M.Sc selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir. 4. Seluruh Dosen dan Karyawan Program Studi D3 Metrologi dan Instrumentasi

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. 5. Teman-teman seperjuangan vadhya, anie, nisa, dinda, irfa, wana, nuril, jepri,

mesti, faqih, fadhly, cahya, ivon, iki, oca, maya, dira, dan yuni.

6. Abang, kakak dan teman-teman UKM Robotik Sikonek bang budi, bang rhobby, bang oki, bang reza, bang hamdan, bang kharis, bang teguh, bang arif, kak widya, kak nur, bobby, ibnu, iqbal, royan, ratu.

7. Sahabatku tercinta Ardhita yang selalu memberi dukungan, semangat, dan doa kepada penulis.

8. Dan seluruh pihak yang banyak membantu tetapi tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu terima kasih banyak.

(7)

kepada semua pihak yang turut membantu dan mengharapkan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 21 Juli 2014 Hormat

Saya,

(8)

ABSTRAK

Alat Ukur Konsentrasi Karbon Monoksida Pada Ruangan Menggunakan Sensor MQ-7 merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengetahui kadar konsentrasi karbon monoksida (CO) pada ruangan yang tercemar gas polutan tersebut. Untuk membuang gas CO yaitu dengan menggunakan fan DC sebagai kipas yang berguna untuk membuang gas polutan di dalam ruangan dan juga melalui lubang pipa pembakaran. Dari hasil pembacaan sensor tersebut nilainya akan di proses oleh mikrokontroler ATMega8, kemudian nilainya akan ditampilkan pada LCD.

(9)

DAFTAR ISI

PENGHARGAAN i

ABSTRAK iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi Masalah 2

1.3. Batasan Masalah 2

1.4. Maksud dan Tujuan 3

1.5. Metode Penelitian 4

1.6. Sistematika Penulisan 4

BAB 2 LANDASAN TEORI 6

2.1. Karbon Monoksida (CO) 6

2.2. Mikrokontroler AVR ATMega8 6

2.2.1.Konfigurasi Pin ATMega 7

2.2.2.Memori AVR ATMega8 13

2.3. Sensor MQ-7 14

(10)

BAB 3 PERANCANGAN DAN SISTEM KERJA RANGKAIAN 17

3.1. Diagram Blok 17

3.2. Perancangan Rangkaian Regulator 18

3.3. Perancangan Rangkaian Sensor MQ-7 19

3.4. Perancangan Rangkaian Mikrokontroler ATMega8 24 3.5. Perancangan Rangkaian Liquid Cristal Display (LCD) 25 3.6. Perancangan Rangkaian Sistem Secara Keseluruhan 27

3.7. Diagram Alir (Flowchart) 28

BAB 4 HASIL PENGUJIAN 29

4.1. Umum 29

4.2. Pengujian Keseluruhan 29

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 31

5.1. Kesimpulan 31

5.2. Saran 32

DAFTARPUSTAKA 33 LAMPIRAN A

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Konfigurasi Pin ATMega8 7

Gambar 2.2. Blok Diagram ATMega 10

Gambar 2.3. Status Register ATMega8 11

Gambar 2.4. Peta Memori ATMega 13

Gambar 2.5. Sensor MQ-7 15

Gambar 2.6. LCD Shield 16

Gambar 3.1. Diagram Blok 17

Gambar 3.2. Rangkaian Regulator 18

Gambar 3.3. Rangkaian Sensor MQ-7 19

Gambar 3.4. Konfigurasi MQ-7 21

Gambar 3.5. Grafik Karakteristik Sensitivitas 22

Gambar 3.6. Penggunaan Pin Sensor MQ-7 24

Gambar 3.7. Rangkaian Mikrokontroler ATMega8 25 Gambar 3.8. Rangkaian Liquid Cristal Display (LCD) 26 Gambar 3.9. Rangkaian Sistem Secara Keseluruhan 27

Gambar 3.10. Diagram Alir (Flowchart) 28

(12)

DAFTAR TABEL

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

(14)

ABSTRAK

Alat Ukur Konsentrasi Karbon Monoksida Pada Ruangan Menggunakan Sensor MQ-7 merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengetahui kadar konsentrasi karbon monoksida (CO) pada ruangan yang tercemar gas polutan tersebut. Untuk membuang gas CO yaitu dengan menggunakan fan DC sebagai kipas yang berguna untuk membuang gas polutan di dalam ruangan dan juga melalui lubang pipa pembakaran. Dari hasil pembacaan sensor tersebut nilainya akan di proses oleh mikrokontroler ATMega8, kemudian nilainya akan ditampilkan pada LCD.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Udara mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan makhluk hidup dan keberadaan benda lainnya, sehingga udara merupakan sumber daya alam yang harus dilindungi untuk kehidupan manusia dan kehidupan makhluk hidup lainnya. Hal ini harus dilakukan secara bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang. Pencemaran udara diartikan dengan turunnya kualitas udara dan mengalami penurunan mutu dalam penggunaannya dan akhirnya tidak dapat dipergunakan lagi sebagai mana mestinya sesuai dengan fungsinya. Polusi udara menjadi masalah penting yang harus diperhatikan dan dapat mengancam kehidupan manusia.

Sifat polusi yang mengganggu kesehatan khususnya pernafasan, yaitu bila polusi tersebut melampaui batas normal maka keberadaannya akan menjadi berbahaya. Banyak aktifitas-aktifitas manusia yang menyebabkan terjadinya polusi udara, pada udara bebas maupun di dalam ruangan, misalnya asap rokok, asap pembakaran sampah, asap kendaraan bermotor dan lain-lainnya. Oleh sebab itu, diperlukan suatu alat ukur konsentrasi karbon monoksida pada ruangan yang tercemar gas polutan menggunakan sensor MQ-7, untuk mengetahui indeks konsentrasi karbon monoksida pada ruangan tersebut dan mempertahankan kadar polutan di bawah nilai ambang batasnya.

(16)

tampilannya menggunakan LCD yang di proses oleh mikrokontroler. Hasil dari alat ukur konsentrasi karbon monoksida pada ruangan menggunakan sensor MQ-7 dapat langsung diketahui secara cepat dalam satuan ppm.

1.2. Identifikasi Masalah

Dalam pembuatan Tugas Akhir ini penulis mencoba membuat suatu alat ukur konsentrasi karbon monoksida pada ruangan menggunakan sensor MQ-7, menggunakan mikrokontroler ATMega8, dengan perancangan perangkat lunak

(software) code vision AVR menggunakan bahasa C, dan display atau penampil nilai datanya menggunakan LCD (Liquid Crystal Display).

1.3. Batasan Masalah

Penulis melakukan pembatasan masalah pada alat ukur konsentrasi karbon monoksida pada ruangan menggunakan sensor MQ-7 dengan batasan-batasan sebagai berikut :

1. Sensor yang digunakan adalah MQ-7, dan sensor MQ-7 hanya digunakan untuk mendeteksi gas karbon monoksida saja.

2. Merancang suatu alat ukur konsentrasi karbon monoksida pada ruangan yang sudah ditentukan dengan menggunakan sensor MQ-7

3. Perancangan perangkat lunak (software) menggunakan bahasa C.

(17)

1.4. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mempermudah dalam pengukuran konsentrasi karbon monoksida pada ruangan yang tercemar gas polutan terutama gas karbon monoksida (CO) sehingga dapat mengetahui seberapa besar tingkat polusi udara pada ruangan tersebut, dibutuhkan alat ukur yang tepat guna, efektif, praktis, dan efisien, serta memiliki ketelitian tinggi dan mendekati benar.

Tujuan dari penulisan ini adalah:

1. Memenuhi syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Projek Akhir II ini dan menyelesaikan pendidikan program D-III Metrologi dan Instrumentasi FMIPA Universitas Sumatera Utara.

2. Pengembangan kreatifitas mahasiswa dalam bidang ilmu instrumentasi, pengontrolan, dan elektronika sebagai bidang yang diketahui.

3. Alat ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat polusi udara pada ruangan yang tercemar gas polutan terutama gas karbon monoksida (CO). 4. Merancang protoype alat ukur konsentrasi karbon monoksida pada ruangan

menggunakan sensor MQ-7 dengan biaya yang lebih praktis.

(18)

1.5. Metode Penelitian

Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Studi Literatur dan Diskusi

Merupakan metode yang dilakukan oleh penulis dengan membaca buku, diskusi, mengunjungi dan mempelajari website atau situs-situs yang berhubungan dengan pembuatan alat ukur konsentrasi karbon monoksida pada ruangan menggunakan sensor MQ-7.

2. Perancangan Konsep

Metode perancangan desain dan bentuk alat ukur yang dilakukan penulis. 3. Pembuatan Alat Ukur

Merupakan proses dalam membuat alat ukurnya. 4. Pengujian Alat ukur

Merupakan metode yang harus dilakukan sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya. Selain itu, penulis juga merancang plant (tempat uji coba) dalam skala kecil (miniature ruangan).

1.6. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan tugas akhir ini, penulis membuat suatu sistematika penulisan yang terdiri dari :

BAB I: PENDAHULUAN

(19)

BAB II: LANDASAN TEORI

Bab ini akan menjelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan.

BAB III: PERANCANGAN DAN SISTEM KERJA RANGKAIAN

Bab ini membahas tentang perencanaan dan pembuatan sistem secara keseluruhan.

BAB IV: HASIL PENGUJIAN

Berisi tentang uji coba alat yang telah dibuat, pengoperasian dan spesifikasi alat dan lain-lain.

BAB V: PENUTUP

(20)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Karbon Monoksida (CO)

Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak mudah larut dalam air, tidak menyebabkan iritasi, beracun dan berbahaya dapat berbentuk cairan pada suhu dibawah -129OC. Gas ini terdiri dari 1 atom karbon yang secara kovalen berikatan dengan satu atom oksigen. Dalam ikatan ini, terdapat 2 ikatan kovalen dan 1 ikatan koordinasi antara atom karbon dan oksigen. Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna dari senyawa karbon, misalnya berasal dari minyak tanah, bensin, solar, batubara, LPG, atau kayu. Karbon monoksida terbentuk apabila terdapat kekurangan oksigen dalam proses pembakaran. Namun, pada umumnya gas CO terbentuk secara alamiah maupun sebagai hasil dari kegiatan manusia. Dari berbagai jenis polutan udara dalam ruangan gas CO merupakan unsur polutan terbesar dan berbahaya. Paparan udara dengan gas CO dapat mengakibatkan keracunan sitem saraf pusat dan jantung, keracunan ini terjadi jika paparan gas CO melampaui batas dari yang bisa di toleransi oleh tubuh yaitu lebih dari 250 ppm.

2.2. Mikrokontroler AVR ATMega8

(21)

kelebihan dari AVR adalah memiliki Power-On Reset, yaitu tidak perlu ada tombol reset dari luar karena cukup hanya dengan mematikan supply, maka secara otomatis AVR akan melakukan reset. Untuk beberapa jenis AVR terdapat beberapa fungsi khusus seperti ADC, EEPROM sekitar 128 byte sampai dengan 512 byte. AVR ATMega8 adalah mikrokontroler CMOS 8-bit berarsitektur AVR RISC yang memiliki 8K byte in-System Programmable Flash. Mikrokontroler dengan konsumsi daya rendah ini mampu mengeksekusi instruksi dengan kecepatan maksimum 16MIPS pada frekuensi 16MHz. Jika dibandingkan dengan ATmega8L perbedaannya hanya terletak pada besarnya tegangan yang diperlukan untuk bekerja. Untuk ATmega8 tipe L, mikrokontroler ini dapat bekerja dengan tegangan antara 2,7-5,5 V sedangkan untuk ATMega8 hanya dapat bekerja pada tegangan antara 4,5-5,5 V.

2.2.1. Konfigurasi Pin ATMega8

Gambar 2.1. Konfigurasi Pin ATMega8

(22)

• VCC

Merupakan supply tegangan digital.

• GND

Merupakan ground untuk semua komponen yang membutuhkan grounding.

• Port B (PB7…PB0)

Didalam Port B terdapat XTAL1, XTAL2, TOSC1, TOSC2. Jumlah Port B adalah 8 buah pin, mulai dari pin B.0 sampai dengan B.7. Tiap pin dapat digunakan sebagai input maupun output. Port B merupakan sebuah 8-bit bi-directional I/O dengan internal pull-up resistor. Sebagai input, pin-pin yang terdapat pada port B yang secara eksternal diturunkan, maka akan mengeluarkan arus jika pull-up resistor diaktifkan. Khusus PB6 dapat digunakan sebagai input Kristal (inverting oscillator amplifier) dan input ke rangkaian clock internal, bergantung pada pengaturan Fuse bit yang digunakan untuk memilih sumber clock. Sedangkan untuk PB7 dapat digunakan sebagai output Kristal (output oscillator amplifier) bergantung pada pengaturan Fuse bit yang digunakan untuk memilih sumber clock. Jika sumber clock yang dipilih dari oscillator internal, PB7 dan PB6 dapat digunakan sebagai I/O atau jika menggunakan Asyncronous Timer/Counter2 maka PB6 dan PB7 (TOSC2 dan TOSC1) digunakan untuk saluran input timer.

• Port C (PC5…PC0)

(23)

memiliki karakteristik yang sama dalam hal menyerap arus (sink) ataupun mengeluarkan arus (source).

• RESET/PC6

Jika RSTDISBL Fuse diprogram, maka PC6 akan berfungsi sebagai pin

I/O. Pin ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan pin-pin yang terdapat pada port C lainnya. Namun jika RSTDISBL Fuse tidak diprogram, maka pin ini akan berfungsi sebagai input reset. Dan jika level

tegangan yang masuk ke pin ini rendah dan pulsa yang ada lebih pendek dari pulsa minimum, maka akan menghasilkan suatu kondisi reset meskipun

clock-nya tidak bekerja.

• Poct D (PD7…PD0)

Port D merupakan 8-bit bi-directional I/O dengan internal pull-up resistor. Fungsi dari port ini sama dengan port-port yang lain. Hanya saja pada port ini tidak terdapat kegunaan-kegunaan yang lain. Pada port ini hanya berfungsi sebagai masukan dan keluaran saja atau biasa disebut dengan I/O.

• AVcc

Pin ini berfungsi sebagai supply tegangan untuk ADC. Untuk pin ini harus dihubungkan secara terpisah dengan VCC karena pin ini digunakan untuk analog saja. Bahkan jika ADC pada AVR tidak digunakan tetap saja disarankan untuk menghubungkannya secara terpisah dengan VCC. Jika ADC digunakan, maka AVcc harus dihubungkan ke VCC melalui low pass filter.

• AREF

(24)

(25)

Pada AVR status register mengandung beberapa informasi mengenai hasil dari kebanyakan hasil eksekusi instruksi aritmatik. Informasi ini digunakan untuk altering arus program sebagai kegunaan untuk meningkatkan performa pengoperasian. Register ini di-update setelah operasi ALU (Arithmetic Logic Unit) hal tersebut seperti yang tertulis dalam datasheet khususnya pada bagian Instruction Set Reference.

Dalam hal ini untuk beberapa kasus dapat membuang penggunaan kebutuhan instrukasi perbandingan yang telah didedikasikan serta dapat menghasilkan peningkatan dalam hal kecepatan dan kode yang lebih sederhana dan singkat. Registerini tidak secara otomatis tersimpan ketika memasuki sebuah rutin interupsi dan juga ketika menjalankan sebuah perintah setelah kembali dari interupsi. Namun hal tersebut harus dilakukan melalui software. Berikut adalah gambar status register.

Gambar 2.3. Status Register ATMega8

• Bit 7(I)

(26)

akan di abaikan. Bit ini akan dibersihkan atau clear oleh hardware

setelah sebuah interupsi di jalankan dan akan di-set kembali oleh perintah RETI. Bit ini juga dapat di- set dan di-reset melalui aplikasi dan intruksi SEI dan CLL.

• Bit 6(T)

Merupakan bit Copy Storage. Instruksi bit Copy Instructions BLD (Bit Load) and BST (Bit Store) menggunakan bit ini sebagai asal atau tujuan untuk bit yang telah dioperasikan. Sebuah bit dari sebuah register dalam Register File dapat disalin ke dalam bit ini dengan menggunakan instruksi BST, dan sebuah bitdi dalam bit ini dapat disalin ke dalam bitdi dalam register pada Register Filedengan menggunakan perintah BLD.

• Bit 5(H)

Merupakan bit Half Carry Flag. Bit ini menandakan sebuah Half Carry

dalam beberapa operasi aritmatika. Bit ini berfungsi dalam aritmatika BCD.

• Bit 4(S)

Merupakan Sign bit. Bit ini selalu merupakan sebuah ekslusif di antara

Negative Flag (N) dan two’s Complement Overflow Flag (V).

• Bit 3(V)

Merupakan bit Two’s Complement Overflow Flag. Bit ini menyediakan fungsi aritmatika dua komplemen.

• Bit 2(N)

Merupakan bit Negative Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah hasil

(27)

• Bit 1(Z)

Merupakan bit Zero Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah hasil nol “0” dalam sebuah fungsi aritmatika atau logika.

• Bit 0(C)

Merupakan bit Carry Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah Carry atau sisa dalam sebuah aritmatika atau logika.

2.2.2.Memori AVR ATMega

Gambar 2.4. Peta Memori ATMega Memori atmega terbagi menjadi tiga yaitu :

• Memori Flash

(28)

menulis bagian aplikasi tanpa melalui programmer/downloader, misalnya melalui USART.

• Memori Data

Memori data adalah memori RAM yang digunakan untuk keperluan program. Memori data terbagi menjadi empat bagian yaitu :

32 GPR (General Purphose Register) adalah register khusus yang bertugas untuk membantu eksekusi program oleh ALU (Arithmatich Logic Unit), dalam instruksi assembler setiap instruksi harus melibatkan GPR. Dalam bahasa C biasanya digunakan untuk variabel global atau nilai balik fungsi dan nilai- nilai yang dapat memperingan kerja ALU. Dalam istilah processor komputer sahari-hari GPR dikenal sebagai “chace memory”. I/O register dan Aditional I/O register adalah register yang difungsikan khusus untuk mengendalikan berbagai pheripheral dalam mikrokontroler seperti pin port, timer/counter, usart dan lain-lain. Register ini dalam keluarga mikrokontrol MCS51 dikenal sebagai SFR (Special Function Register).

• EEPROM

EEPROM adalah memori data yang dapat mengendap ketika chip mati (off), digunakan untuk keperluan penyimpanan data yang tahan terhadap gangguan catu daya.

2.3. Sensor MQ-7

(29)

satunya dipakai dalam memantau gas karbon monoksida. Sensor ini memiliki sensitivitas tinggi dan waktu respon yang cepat. Keluaran yang dihasilkan sensor ini juga membutuhkan tegangan direct current (DC) sebesar 5 V. Pada sensor ini terdapat nilai resistansi sensor (RS) yang dapat berubah bila terkena gas dan juga sebuah pemanas yang digunakan sebagai pembersihan ruangan sensor dan kontaminasi udara luar . Sensor ini memerlukan rangkaian sederhana serta memerlukan tegangan pemanas (power heater) sebesar 5V, resistansi beban (load resistance), dan output sensor dihubungkan ke Analog Digital Converter (ADC), sehingga keluaran dapat ditampilkan dalam bentuk sinyal digital.

Gambar 2.5. Sensor MQ-7

2.4. LCD

LCD (Liquid Cristal Display) adalah salah satu jenis display elektronik yang dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja dengan tidak menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya terhadap front-lit

(30)
[image:30.595.231.432.363.487.2]

menampilkan suatu nilai hasil sensor, menampilkan teks, atau menampilkan menu pada aplikasi mikrokontroler. Kontroler ini mengandung ROM pembentuk karakter (character generator ROM) berukuran 9920 bit yang menghasilkan 240 karakter yang terdiri atas 208 karakter dengan resolusi 5x8 titik (dot,pixel) dan 32 karakter dengan resolusi 5x10 titik. Kontroler ini juga mengandung RAM pembentuk karakter yang dapat menyimpan 64 karakter 8 bit. LCD yang digunakan adalah jenis LCD M1632. LCD M1632 merupakan modul LCD dengan tampilan 16 kolom 2 baris dengan konsumsi daya rendah. Modul tersebut dilengkapi dengan mikrokontroler yang didesain khusus untuk mengendalikan LCD.

(31)

BAB III

PERANCANGAN DAN SISTEM KERJA RANGKAIAN

[image:31.595.127.529.185.364.2]

3.1. Diagram Blok

Gambar 3.1. Diagram Blok

(32)
[image:32.595.155.503.147.266.2]

3.2. Perancangan Rangkaian Regulator

Gambar 3.2. Rangkaian Regulator

Regulator tegangan adalah bagian power supply yang berfungsi untuk memberikan stabilitas output pada suatu power supply. Output tegangan DC dari penyearah tanpa regulator mempunyai kecenderungan berubah harganya saat dioperasikan. Adanya perubahan pada masukan AC dan variasi beban merupakan penyebab utama terjadinya ketidakstabilan pada power supply. Pada sebagian peralatan elektronika, terjadinya perubahan catu daya akan berakibat cukup serius. Untuk mendapatkan pencatu daya yang stabil maka diperlukan regulator tegangan.

C1

1000u VI

1 VO 3

G

N

D

2

U2

7805

C5

100u

C6

1nF

B1

(33)
[image:33.595.154.522.128.260.2]

3.3. Perancangan Rangkaian Sensor MQ-7

Gambar 3.3. Rangkaian Sensor MQ-7

Kondisi Standar Sensor Bekerja :

-VC/(Tegangan Rangkaian) = 5V±0.1

- VH (H)/ Tegangan Pemanas (Tinggi) = 5V±0.1 - VH (L)/ Tegangan Pemanas (Rendah) = 1.4V±0.1 - RL/Resistansi Beban Dapat disesuaikan

- RH Resistansi Pemanas = 33Ω±5%

- TH (H) Waktu Pemanasan (Tinggi) = 60±1 seconds - TH (L) Waktu Pemanasan (Rendah) = 90±1 seconds - PH Konsumsi Pemanasan = Sekitar 350mW

Kondisi Lingkungan

- Tao/Suhu Penggunaan = -20℃-50℃ - Tas/Suhu Penyimpanan = -20℃-50℃

- RH/Kelembapan Relatif = kurang dari 95%RH

- O2 Konsentrasi Oksigen = 21%(stand condition) (Konsentrasi Oksigen J1

VI

3 VO 2

(34)

dapat mempengaruhi sensitivitas)

Karakteristik Sensitivitas

- Rs/ Tahanan Permukaan Terhadap Tubuh = 2-20k pada 100ppm Carbon Monoxide(CO)

- a(300/100ppm)/ Tingkat Konsentrasi Kemiringan = Kurang dari 0.5 Rs (300ppm)/Rs(100ppm)

- Standar Kondisi Bekerja = Temperature -20℃±2℃ Kelembapan 65%±5%,

RL:10KΩ±5%, Vc:5V±0.1V VH:5V±0.1V, VH:1.4V±0.1V

- Waktu Panaskan Tidak kurang dari 48 jam - Jarak Deteksi: 20ppm-2000ppm carbon monoxide

Struktur, Konfigurasi, dan Dasar Rangkaian

(35)
[image:35.595.131.511.86.323.2]
(36)
[image:36.595.136.511.135.526.2]

Grafik Karakteristik Sensitivitas

Gambar 3.5. Grafik Karakteristik Sensitivitas

Menunjukkan karakteristik sensitivitas tipikal dari MQ-7 untuk beberapa gas. - Suhu: 20 ℃, Kelembaban: 65%, O2 konsentrasi 21%

- RL = 10kΩ

(37)

Prinsip Operasi

Hambatan permukaan sensor Rs diperoleh melalui dipengaruhi sinyal output tegangan dari resistansi beban RL yang seri. Hubungan antara itu dijelaskan: Rs\RL = (Vc-VRL)/VRL, sinyal ketika sensor digeser dari udara bersih untuk karbon monoksida (CO), pengukuran sinyal dilakukan dalam waktu satu atau dua periode pemanasan lengkap (2,5 menit dari tegangan tinggi ke tegangan rendah). Lapisan sensitif dari MQ-7 komponen gas sensitif terbuat dari SnO2 dengan stabilitas. Jadi, ia memiliki stabilitas jangka panjang yang sangat baik. Masa servis bisa mencapai 5 tahun di bawah kondisi penggunaan.

Penyesuaian Sensitivitas

Nilai resistansi MQ-7 adalah perbedaan untuk berbagai jenis dan berbagai gas konsentrasi. Jadi, Bila menggunakan komponen ini, penyesuaian sensitivitas sangat diperlukan. kami sarankan Anda mengkalibrasi detektor untuk CO 200ppm di udara dan menggunakan nilai resistansi beban itu (RL) sekitar 10 KΩ (5KΩ sampai 47KΩ). Ketika secara akurat mengukur, titik alarm yang tepat untuk detektor gas harus ditentukan setelah mempertimbangkan pengaruh suhu dan kelembaban.

Sensitivitas program menyesuaikan:

a. Hubungkan sensor ke rangkaian aplikasi.

b. Menghidupkan daya, terus pemanasan melalui listrik lebih dari 48 jam. c. Sesuaikan beban perlawanan RL sampai mendapatkan nilai sinyal yang

(38)

d. Sesuaikan lain beban resistansi RL sampai mendapatkan nilai sinyal yang menanggapi konsentrasi CO di titik akhir dari 60 detik.

[image:38.595.194.438.193.504.2]

Rangkaian Penggunaan MQ-7

Gambar 3.6. Penggunaaan Pin Sensor MQ-7

3.4. Perancangan Rangkaian Mikrokontroler ATMega8

(39)

Gamabr 3.7. Rangkaian Mikrokontroler ATMega8

Mikrokontroler ini memiliki 24 port I/O, yaitu port B, port C dan port D. Pin 23 sampai 28 adalah Port C yang merupakan port ADC, dimana port ini dapat menerima data analog. Untuk supply tegangan Pin 7 dihubungkan ke sumber tegangan 5 Volt sedangkan pin 8 dan pin 22 dihubungkan ke ground. Rangkaian mikrokontroler ini menggunakan komponen kristal sebagai sumber clocknya pada pin 9 dan pin 10. Nilai kristal ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler dalam mengeksekusi suatu perintah tertentu.

3.5. Perancangan Rangkaian Liquid Cristal Display (LCD)

Rangkaian skematik LCD (liquid crystal display) dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

(40)
[image:40.595.150.508.87.338.2]
(41)
[image:41.595.129.502.121.480.2]

3.6. Perancangan Rangkaian Sistem Secara Keseluruhan

Gambar 3.9. Rangkaian Sistem Secara Keseluruhan

Perancangan rangkaian sistem secara keseluruhan pada gambar diatas dapat diketahui bahwa rangkaian yang dibuat menggunakan mikrokontroler ATMega8, sensor MQ-7, dan LCD. Mikrokontroler pada alat ukur ini berfungsi sebagai pusat pengendali, sedangkan sensor MQ-7 berfungsi untuk membaca nilai pada ruangan yang terkandung gas polutan karbon monoksida (CO), dan LCD berfungsi untuk menampilkan data yang dikirim oleh mikrokontroler ATMega8.

(42)
[image:42.595.141.513.126.725.2]

3.7. Diagram Alir (Flowchart)

(43)

BAB IV

HASIL PENGUJIAN

4.1.Umum

Pada Bab 4 ini akan membahas hasil pengujian alat ukur konsentrasi karbon monoksida pada ruangan menggunakan sensor MQ-7.

4.2.Pengujian Keseluruhan

[image:43.595.129.546.425.560.2]

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan terhadap sistem apabila mendeteksi adanya gas polutan CO, didapatkan data hasil pengujian seperti tabel dibawah ini :

Tabel 1.1. Data Hasil Pengujian

No Nilai ADC Durasi Kerja Sistem Nilai ADC diubah ke ppm

1. 275 299 s 531 ppm

2. 273 427 s 527 ppm

3. 279 579 s 539 ppm

(44)

Dari data hasil pengujian di dapat grafik kinerja keseluruhan dari alat ukur konsentrasi karbon monoksida pada ruangan menggunakan sensor MQ-7 seperti gambar dibawah ini :

Gambar 4.1. Grafik Hasil Pengujian

y = -1,75x + 534,7 R² = 0,095

510 515 520 525 530 535 540 545

[image:44.595.136.500.168.385.2]

1 2 3 4

Grafik Hasil Pengujian

Konsentrasi Gas CO

Linear (Konsentrasi Gas CO)

(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan mengenai Alat Ukur Konsentrasi Karbon Monoksida Menggunakan Sensor MQ-7 dapat disimpulkan bahwa :

1. Secara keseluruhan, alat ukur konsentrasi karbon monoksida pada ruangan menggunakan sensor MQ-7 yang dibangun dapat bekerja dan berfungsi sebagaimana yang direncanakan.

2. Penggunaan Mikrokontroler ATMega8 memiliki kemampuan yang memenuhi syarat untuk melakukan proses pengolahan data dalam pembuatan alat ukur konsentrasi karbon monoksida pada ruangan.

3. Waktu yang dibutuhkan ketika sensor MQ-7 mendeteksi adanya kandungan gas CO pada ruangan adalah 60 detik.

4. Sensor MQ-7 akan aktif (on) ketika mendeteksi adanya gas CO pada ruangan mencapai ambang batas, dan tidak aktif (off) kembali ketika gas dalam ruangan kembali rendah dan pada saat itu maka kipas akan aktif.

5.2. Saran

Pada perancangan dan pembuatan alat ukur konsentrasi karbon monoksida pada ruangan menggunakan sensor MQ-7 masih terdapat kelemahan dan kekurangan sistem. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan saran pada alat ukur ini adalah sebagai berikut :

(46)

menggunakan sensor lebih dari satu yang ditempatkan dibeberapa titik, sehingga sistem dapat bekerja optimal.

2. Untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti dapat menggunakan sensor CO yang lebih akurat.

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Pernantin. 2011. Sistem Tertanam (Embedded System). Graha Ilmu. Yogyakarta.

http://cvrr.ucsd.edu/ece156/ECE156Sensors/Carbon_Monoxide.pdf Diakses pada tanggal 21 Mei 2014

Diakses pada tanggal 24 Mei 2014

Diakses pada tanggal 24 Mei 2014

http://indonesiaproud.wordpress.com/2011/02/27/muhammad-syukri-pembuat alat-ukur-karbonmonoksida-yang-dapat-diakses-lewat-handphone/ Diakses pada tanggal 25 Mei 2014

http://kangmas666.blogspot.com/2009/08/konversi-adc-ke-ppm.html Diakses pada tanggal 1 Juni 2014

Diakses pada tanggal 1 Juni 2014

http://www.instructables.com/files/orig/FX0/LTDQ/HTX5K9V8/FX0LTDQHTX 5K9V8.ino

Diakses pada tanggal 8 Juni 2014

http://www.instructables.com/id/Citizen-Sensor-MQ-7-Carbon-Monoxide-Breakout-Kit/

Diakses pada tanggal 8 Juni 2014

(48)

Konsentrasi-Gas-Karbon-Monoksida-CO-Menggunakan-Sensor-Gas-MQ-135-Berbasis-Mikrokontroller-Dengan-Komunikasi-Serial-USA

Gambar

Gambar 2.1. Konfigurasi Pin ATMega8
Gambar 2.2. Blok Diagram ATMega8
Gambar 2.3. Status Register ATMega8
Gambar 2.4. Peta Memori ATMega
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitiannya tentang realisasi alat ukur konsentrasi karbon monoksida (CO) pada gas buang kendaraan bermotor berbasis sensor gas TGS-2201 dan Mikrokontroler

Dengan perancangan alat ini diharapkan dapat membantu mengatur sirkulasi udara, mendeteksi adanya bahaya gas karbon monoksida dalam asap rokok disebuah ruangan,

Dengan dibuatnya Sistem Monitoring Gas Karbon Monoksida Menggunakan Embedded System Raspberry Pi dan Sensor MQ-7 oleh penulis diharapkan dapat membantu memberikan informasi

Maka, diperlukan suatu alat ukur yang mampu mengukur kadar gas karbon monoksida (CO) dalam udara.. Pada proyek elektronika ini di buat suatu alat yang di

Penelitian selanjutnya tentang CO dengan menggunakan mikrokontroler yaitu rancang bangun alat ukur uji emisi gas karbon monoksida (CO) berbasis mikrokontroler oleh

Alat ukur uji emisi gas karbon monoksida yang dibuat dalam penelitian ini merupakan sebuah alat untuk mengetahui kadar gas karbon monoksida menggunakan sensor MQ-7

Pengukuran faktor emisi karbon monoksida (CO) dan karbon dioksida (CO 2 ) pada asap mainstream rokok non filter ditentukan dari pengukuran konsentrasi gas

Alat ukur uji emisi gas karbon monoksida yang dibuat dalam penelitian ini merupakan sebuah alat untuk mengetahui kadar gas karbon monoksida menggunakan sensor MQ-7 berbasis