• Tidak ada hasil yang ditemukan

Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Ternak Kambing Melalui Pendekatan Participatory Action Research (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Harapan Mekar, Desa Situ Gede, Kabupaten Bogor)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Ternak Kambing Melalui Pendekatan Participatory Action Research (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Harapan Mekar, Desa Situ Gede, Kabupaten Bogor)"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

TERNAK KAMBING MELALUI PENDEKATAN

PARTICIPATORY ACTION RESEARCH

(Studi Kasus Pada Kelompok Tani Harapan Mekar, Desa Situ

Gede, Kabupaten Bogor)

Oleh

LAKSANA BAYU UTAMA

H24103087

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ABSTRAK

Laksana Bayu Utama. H24103087. Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Ternak Kambing Melalui Pendekatan Participatory Action Research (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Harapan Mekar, Desa Situ Gede, Kabupaten Bogor). Di bawah bimbingan Mimin Aminah

Usaha ekonomi berskala kecil telah menunjukkan peranan yang signifikan di masyarakat, baik dalam hal pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja bila dibandingkan dengan perusahaan berskala besar.

Salah satu sektor UKM yang berkembang di Indonesia adalah sektor peternakan yang telah menyumbang PDB mencapai 10,39% (BPS, 2004). Kambing merupakan hewan ternak yang mempunyai banyak manfaat dan memiliki potensi ekonomi yang baik, yaitu sangat cocok sebagai peternakan rakyat karena modal yang dibutuhkan kecil, cara memelihara mudah, tidak memerlukan tempat yang luas, dan kambing berkembang biak lebih cepat dibandingkan ternak besar lain.

Penelitian aksi partisipatif ini dilakukan di kelompok tani Harapan Mekar Desa Situ Gede, Kabupaten Bogor. Kelompok ini menjalankan usaha ternak penggemukkan kambing yang dalam pengelolaannya masih belum optimal. Hal ini ditunjukkan dengan belum mampunya kelompok usaha ini untuk memasarkan hewan ternak mereka ke pasar selain pada hari raya Idul Adha, manajemen usaha yang masih sangat sederhana, dan budidaya kambing yang belum berjalan dengan benar serta belum mampunya usaha ini untuk bersaing dengan usaha ternak lainnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi usaha kelompok Harapan Mekar, mengetahui faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi usaha ini dan merumuskan strategi pengembangan usaha ternak kambing milik Kelompok Tani Harapan Mekar untuk mencapai harapan masa depan. Jenis data yang digunakan ialah berupa data primer dan data sekunder yang diperoleh dari wawancara, Focus Group Discussion (FGD), teknik-teknik Participatory Rural Appraisal (PRA), observasi dan studi pustaka. Penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis faktor-faktor internal dan eksternal, analisis SWOT, benchmarking, dan Matriks QSPM.

Melalui penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa usaha ternak milik kelompok tani Harapan Mekar menjalankan kegiatan usahanya secara sederhana mulai dari pemberian pakan dari hasil mencari rumput sendiri dan tanpa tambahan makanan penguat, belum adanya kesadaran akan perlunya obat-obatan untuk pencegahan penyakit, dalam hal kegiatan pemasaran yang masih pasif serta pemasaran dan penjualan hewan ternak dilakukan sekali dalam satu tahun yaitu pada hari raya Idul Adha.

(3)

selalu dibersihkan, belum menyediakan obat-obatan, belum memberikan pakan tambahan, pengetahuan budi daya yang kurang dan produksi kambing yang belum kontinu. Faktor internal yang paling berpengaruh dalam usaha ternak ini berdasarkan hasil analisis matriks IFE adalah kesehatan hewan ternak yang terjamin dengan nilai 0,415, letak usaha yang strategis dengan nilai 0,385 dan kurangnya koordinasi dalam pemilihan bibit kambing dengan nilai 0,207.

Faktor eksternal yang termasuk ke dalam peluang diantaranya adalah daya beli masyarakat yang tinggi, peluang kerja sama dengan Ternak Domba Sehat (TDS) dan kelompok ternak lain, peluang pemberian modal dari TDS, bertambahnya jumlah penduduk, pemasaran melalui lembaga aqiqah, terdapatnya lahan untuk perluasan kandang dan supply tenaga kerja yang banyak. Sedangkan faktor eksternal yang menjadi ancaman adalah kurang keberpihakan pemerintah terhadap UKM, persepsi masyarakat bahwa mengkonsumsi daging kambing tidak sehat, cuaca yang tidak menentu di Bogor dan Dominasi peternak besar di dalam pasar. Faktor eksternal yang paling berpengaruh dalam usaha ternak ini berdasarkan hasil analisis matriks EFE adalah permintaan terhadap produk hewan ternak kambing yang tinggi dengan nilai 0,625, adanya lahan untuk perluasan kandang dengan nilai 0,495, faktor cuaca yang tidak menentu dengan nilai 0,156 dan dominasi peternak besar di pasar dengan nilai 0,152.

Berdasarkan hasil pengolahan matriks QSP diperoleh hasil nilai TAS tertinggi didapati pada strategi perluasan kandang dengan nilai 5,237, diikuti oleh strategi penyediaan obat-obatan, vaksin dan makanan tambahan dengan nilai 5,15 serta strategi pemasaran diluar Idul Adha dengan nilai 5,055. Hasil penelitian ini dapat dianggap tepat dikarenakan kapasitas kandang yang sudah penuh pada saat ini dan jumlah kambing yang akan terus bertambah pada tahun-tahun selanjutnya.

(4)

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

TERNAK KAMBING MELALUI PENDEKATAN

PARTICIPATORY ACTION RESEARCH

(Studi Kasus Pada Kelompok Tani Harapan Mekar, Desa Situ

Gede, Kabupaten Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

LAKSANA BAYU UTAMA

H24103087

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN

USAHA TERNAK KAMBING MELALUI PENDEKATAN

PARTICIPATORY ACTION RESEARCH

(Studi Kasus Pada Kelompok Tani Harapan Mekar, Desa Situ Gede, Kabupaten Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

LAKSANA BAYU UTAMA

H24103087

Menyetujui, Agustus 2007

Ir. Mimin Aminah, MM

Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono Mintarto Munandar, M.Sc. Ketua Departemen

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 24 Maret 1985. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Ir. Dayanto Indro Utomo (Alm.) dan Ir. Erru Getarawan, MED

Penulis mengenyam pendidikan di TK Amaliah Ciawi pada tahun 1990, kemudian melanjutkan ke Sekolah Dasar Amaliah Ciawi selama 2 tahun yang kemudian dilanjutkan di SD Bina Insani Bogor. Pada tahun 1996 penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 4 Bogor dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Bogor. Pada tahun 2002, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

(7)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat, karunia dan izin-Nya, skripsi yang berjudul Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Ternak Kambing Melalui Pendekatan Participatory Action Research (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Harapan Mekar) dapat rampung pada waktunya. Skripsi ini merupakan syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekoomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu penulis dalam menyelesaikan tulisan ini. Oleh karena itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Ir. Mimin Aminah, MM selaku dosen pembimbing yang sangat sabar membimbing dan memberi masukan kepada penulis sehingga dapat terselesaikan skripsi ini.

2. Wita Juwita Ermawati, S.TP, MM dan Hardiana Widyastuti, S.Hut, MM. yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menjadi dosen penguji yang tentunya akan membimbing dan menambah khasanah ilmu penulis serta memberi masukan bagi skripsi penulis.

3. Bapak Agus Mulyana, Mas Yayan dan Mas Anto dari CIFOR serta Mas Bogel dan Rifki dari PILI, Ibu Nesti dan Bapak Eko selaku pembimbing, guru dan teman bercerita yang selalu memberikan “kebingungan” dan semangat dalam pelaksanaan PAR.

4. Bapak Iwan Setiawan (Encep), Bapak Adi dan Bapak Jai dari kelompok Harapan Mekar yang menerima penulis dengan sangat baik, meluangkan waktu dari pagi sampai malam dan membantu penulis dengan sabar dalam kegiatan penelitian, bertukar pikiran dan memberikan informasi dalam menyusun skripsi ini.

(8)

6. Mama, yang dengan sabar memberikan dukungan dan kasih sayangnya. Beliau sangat berjasa dalam setiap langkahku, dalam menjalankan hidupku. Sulit rasanya membalas jasamu. Terima kasih atas semua dukungan, cinta dan doa yang tiada henti untukku. Engkaulah Ibu terbaik yang pernah ada di muka bumi. Engkaulah motivasi utamaku. Almarhum papa dengan kenangan-kenangan indah bersamamu. Cinta dan sayangku tidak pernah putus untuk kalian.

7. Imelda Karya Wira. Penyeimbangku, belahan hatiku dan penyemangatku. Tetaplah menjadi sebuah karya indah yang selalu hadir pada setiap hembusan angin.

8. Sahabat-sahabatku Roni, Mira, JW, Betty dan Elang yang selalu memberikan pengalaman dan pelajaran yang berharga. Semoga persaudaraan kita tidak pernah putus.

9. Teman seperjuanganku di keluarga Manajemen 40, di desa Situ Gede dan di desa Cikarawang, semoga kesuksesan selalu di tangan kita semua. Pertahankan selalu tali silaturahmi kita. Just keep on rollin..

10.Seluruh pihak yang telah membantu yang tidak mungkin disebutkan satu persatu, tidak berkurang rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dari penulis

Bogor, Juli 2007

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

RIWAYAT HIDUP... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah... 3

1.3. Tujuan Penelitian... 4

1.4. Kegunaan Penelitian... 5

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Strategi... 6

2.2. Karakteristik Usaha Penggemukkan Kambing ... 8

2.3. Participatory Action Research ... 11

2.4. Usaha Kecil dan Menengah... 13

2.4. Tinjauan Studi Terdahulu ... 16

III. METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian... 17

Kerangka Pemikiran Konseptual... 17

Kerangka Pemikiran Operasional... 18

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian... 21

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 21

3.4. Pengolahan dan Analisis Data ... 23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Proses Participatory Action Research (PAR) Dalam Merumuskan Strategi Pengembangan Usaha Ternak Kambing... 25

4.2. Gambaran Umum Obyek Penelitian …..………...……....…. 29

4.2.1. Sejarah Usaha Ternak Kambing Milik Kelompok Harapan Mekar ... 29

4.2.2. Karakteristik Responden ... 30

4.2.3. Proses Usaha Penggemukkan Ternak Kambing…... 31

(10)

4.3. Proses Perumusan Strategi... 34

4.3.1. Identifikasi Faktor-Faktor Internal ... 34

4.3.2. Identifkasi Faktor-Faktor Eksternal ... 38

4.3.3. Identifikasi Faktor-Faktor yang Menjadi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Usaha Ternak Kambing... 43

4.3.4. Tahap Masukan (Input Stage) ... 46

4.3.5. Tahap Pencocokan (Matching Stage)... 48

4.3.6. Tahap Keputusan (Decision Stage)... 52

KESIMPULAN DAN SARAN 1.Kesimpulan ... 54

2. Saran... 54

DAFTAR PUSTAKA... 56

(11)

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

TERNAK KAMBING MELALUI PENDEKATAN

PARTICIPATORY ACTION RESEARCH

(Studi Kasus Pada Kelompok Tani Harapan Mekar, Desa Situ

Gede, Kabupaten Bogor)

Oleh

LAKSANA BAYU UTAMA

H24103087

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

ABSTRAK

Laksana Bayu Utama. H24103087. Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Ternak Kambing Melalui Pendekatan Participatory Action Research (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Harapan Mekar, Desa Situ Gede, Kabupaten Bogor). Di bawah bimbingan Mimin Aminah

Usaha ekonomi berskala kecil telah menunjukkan peranan yang signifikan di masyarakat, baik dalam hal pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja bila dibandingkan dengan perusahaan berskala besar.

Salah satu sektor UKM yang berkembang di Indonesia adalah sektor peternakan yang telah menyumbang PDB mencapai 10,39% (BPS, 2004). Kambing merupakan hewan ternak yang mempunyai banyak manfaat dan memiliki potensi ekonomi yang baik, yaitu sangat cocok sebagai peternakan rakyat karena modal yang dibutuhkan kecil, cara memelihara mudah, tidak memerlukan tempat yang luas, dan kambing berkembang biak lebih cepat dibandingkan ternak besar lain.

Penelitian aksi partisipatif ini dilakukan di kelompok tani Harapan Mekar Desa Situ Gede, Kabupaten Bogor. Kelompok ini menjalankan usaha ternak penggemukkan kambing yang dalam pengelolaannya masih belum optimal. Hal ini ditunjukkan dengan belum mampunya kelompok usaha ini untuk memasarkan hewan ternak mereka ke pasar selain pada hari raya Idul Adha, manajemen usaha yang masih sangat sederhana, dan budidaya kambing yang belum berjalan dengan benar serta belum mampunya usaha ini untuk bersaing dengan usaha ternak lainnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi usaha kelompok Harapan Mekar, mengetahui faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi usaha ini dan merumuskan strategi pengembangan usaha ternak kambing milik Kelompok Tani Harapan Mekar untuk mencapai harapan masa depan. Jenis data yang digunakan ialah berupa data primer dan data sekunder yang diperoleh dari wawancara, Focus Group Discussion (FGD), teknik-teknik Participatory Rural Appraisal (PRA), observasi dan studi pustaka. Penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis faktor-faktor internal dan eksternal, analisis SWOT, benchmarking, dan Matriks QSPM.

Melalui penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa usaha ternak milik kelompok tani Harapan Mekar menjalankan kegiatan usahanya secara sederhana mulai dari pemberian pakan dari hasil mencari rumput sendiri dan tanpa tambahan makanan penguat, belum adanya kesadaran akan perlunya obat-obatan untuk pencegahan penyakit, dalam hal kegiatan pemasaran yang masih pasif serta pemasaran dan penjualan hewan ternak dilakukan sekali dalam satu tahun yaitu pada hari raya Idul Adha.

(13)

selalu dibersihkan, belum menyediakan obat-obatan, belum memberikan pakan tambahan, pengetahuan budi daya yang kurang dan produksi kambing yang belum kontinu. Faktor internal yang paling berpengaruh dalam usaha ternak ini berdasarkan hasil analisis matriks IFE adalah kesehatan hewan ternak yang terjamin dengan nilai 0,415, letak usaha yang strategis dengan nilai 0,385 dan kurangnya koordinasi dalam pemilihan bibit kambing dengan nilai 0,207.

Faktor eksternal yang termasuk ke dalam peluang diantaranya adalah daya beli masyarakat yang tinggi, peluang kerja sama dengan Ternak Domba Sehat (TDS) dan kelompok ternak lain, peluang pemberian modal dari TDS, bertambahnya jumlah penduduk, pemasaran melalui lembaga aqiqah, terdapatnya lahan untuk perluasan kandang dan supply tenaga kerja yang banyak. Sedangkan faktor eksternal yang menjadi ancaman adalah kurang keberpihakan pemerintah terhadap UKM, persepsi masyarakat bahwa mengkonsumsi daging kambing tidak sehat, cuaca yang tidak menentu di Bogor dan Dominasi peternak besar di dalam pasar. Faktor eksternal yang paling berpengaruh dalam usaha ternak ini berdasarkan hasil analisis matriks EFE adalah permintaan terhadap produk hewan ternak kambing yang tinggi dengan nilai 0,625, adanya lahan untuk perluasan kandang dengan nilai 0,495, faktor cuaca yang tidak menentu dengan nilai 0,156 dan dominasi peternak besar di pasar dengan nilai 0,152.

Berdasarkan hasil pengolahan matriks QSP diperoleh hasil nilai TAS tertinggi didapati pada strategi perluasan kandang dengan nilai 5,237, diikuti oleh strategi penyediaan obat-obatan, vaksin dan makanan tambahan dengan nilai 5,15 serta strategi pemasaran diluar Idul Adha dengan nilai 5,055. Hasil penelitian ini dapat dianggap tepat dikarenakan kapasitas kandang yang sudah penuh pada saat ini dan jumlah kambing yang akan terus bertambah pada tahun-tahun selanjutnya.

(14)

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

TERNAK KAMBING MELALUI PENDEKATAN

PARTICIPATORY ACTION RESEARCH

(Studi Kasus Pada Kelompok Tani Harapan Mekar, Desa Situ

Gede, Kabupaten Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

LAKSANA BAYU UTAMA

H24103087

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(15)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN

USAHA TERNAK KAMBING MELALUI PENDEKATAN

PARTICIPATORY ACTION RESEARCH

(Studi Kasus Pada Kelompok Tani Harapan Mekar, Desa Situ Gede, Kabupaten Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

LAKSANA BAYU UTAMA

H24103087

Menyetujui, Agustus 2007

Ir. Mimin Aminah, MM

Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono Mintarto Munandar, M.Sc. Ketua Departemen

(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 24 Maret 1985. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Ir. Dayanto Indro Utomo (Alm.) dan Ir. Erru Getarawan, MED

Penulis mengenyam pendidikan di TK Amaliah Ciawi pada tahun 1990, kemudian melanjutkan ke Sekolah Dasar Amaliah Ciawi selama 2 tahun yang kemudian dilanjutkan di SD Bina Insani Bogor. Pada tahun 1996 penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 4 Bogor dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Bogor. Pada tahun 2002, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

(17)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat, karunia dan izin-Nya, skripsi yang berjudul Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Ternak Kambing Melalui Pendekatan Participatory Action Research (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Harapan Mekar) dapat rampung pada waktunya. Skripsi ini merupakan syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekoomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu penulis dalam menyelesaikan tulisan ini. Oleh karena itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Ir. Mimin Aminah, MM selaku dosen pembimbing yang sangat sabar membimbing dan memberi masukan kepada penulis sehingga dapat terselesaikan skripsi ini.

2. Wita Juwita Ermawati, S.TP, MM dan Hardiana Widyastuti, S.Hut, MM. yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menjadi dosen penguji yang tentunya akan membimbing dan menambah khasanah ilmu penulis serta memberi masukan bagi skripsi penulis.

3. Bapak Agus Mulyana, Mas Yayan dan Mas Anto dari CIFOR serta Mas Bogel dan Rifki dari PILI, Ibu Nesti dan Bapak Eko selaku pembimbing, guru dan teman bercerita yang selalu memberikan “kebingungan” dan semangat dalam pelaksanaan PAR.

4. Bapak Iwan Setiawan (Encep), Bapak Adi dan Bapak Jai dari kelompok Harapan Mekar yang menerima penulis dengan sangat baik, meluangkan waktu dari pagi sampai malam dan membantu penulis dengan sabar dalam kegiatan penelitian, bertukar pikiran dan memberikan informasi dalam menyusun skripsi ini.

(18)

6. Mama, yang dengan sabar memberikan dukungan dan kasih sayangnya. Beliau sangat berjasa dalam setiap langkahku, dalam menjalankan hidupku. Sulit rasanya membalas jasamu. Terima kasih atas semua dukungan, cinta dan doa yang tiada henti untukku. Engkaulah Ibu terbaik yang pernah ada di muka bumi. Engkaulah motivasi utamaku. Almarhum papa dengan kenangan-kenangan indah bersamamu. Cinta dan sayangku tidak pernah putus untuk kalian.

7. Imelda Karya Wira. Penyeimbangku, belahan hatiku dan penyemangatku. Tetaplah menjadi sebuah karya indah yang selalu hadir pada setiap hembusan angin.

8. Sahabat-sahabatku Roni, Mira, JW, Betty dan Elang yang selalu memberikan pengalaman dan pelajaran yang berharga. Semoga persaudaraan kita tidak pernah putus.

9. Teman seperjuanganku di keluarga Manajemen 40, di desa Situ Gede dan di desa Cikarawang, semoga kesuksesan selalu di tangan kita semua. Pertahankan selalu tali silaturahmi kita. Just keep on rollin..

10.Seluruh pihak yang telah membantu yang tidak mungkin disebutkan satu persatu, tidak berkurang rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dari penulis

Bogor, Juli 2007

(19)

DAFTAR ISI

Halaman

RIWAYAT HIDUP... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah... 3

1.3. Tujuan Penelitian... 4

1.4. Kegunaan Penelitian... 5

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Strategi... 6

2.2. Karakteristik Usaha Penggemukkan Kambing ... 8

2.3. Participatory Action Research ... 11

2.4. Usaha Kecil dan Menengah... 13

2.4. Tinjauan Studi Terdahulu ... 16

III. METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian... 17

Kerangka Pemikiran Konseptual... 17

Kerangka Pemikiran Operasional... 18

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian... 21

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 21

3.4. Pengolahan dan Analisis Data ... 23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Proses Participatory Action Research (PAR) Dalam Merumuskan Strategi Pengembangan Usaha Ternak Kambing... 25

4.2. Gambaran Umum Obyek Penelitian …..………...……....…. 29

4.2.1. Sejarah Usaha Ternak Kambing Milik Kelompok Harapan Mekar ... 29

4.2.2. Karakteristik Responden ... 30

4.2.3. Proses Usaha Penggemukkan Ternak Kambing…... 31

(20)

4.3. Proses Perumusan Strategi... 34

4.3.1. Identifikasi Faktor-Faktor Internal ... 34

4.3.2. Identifkasi Faktor-Faktor Eksternal ... 38

4.3.3. Identifikasi Faktor-Faktor yang Menjadi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Usaha Ternak Kambing... 43

4.3.4. Tahap Masukan (Input Stage) ... 46

4.3.5. Tahap Pencocokan (Matching Stage)... 48

4.3.6. Tahap Keputusan (Decision Stage)... 52

KESIMPULAN DAN SARAN 1.Kesimpulan ... 54

2. Saran... 54

DAFTAR PUSTAKA... 56

(21)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Perkembangan Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Menurut Skala Usaha

Tahun 2003-2004 ... 2

2. Profil Responden... 31

3. Usaha Peternakan Kambing dan Domba di Wilayah Bogor... 42

4. Kekuatan dan Kelemahan Internal Usaha ... 44

5. Peluang dan Ancaman Eksternal... 45

6. Hasil Analisis Matriks IFE... 46

7. Hasil Analisis Matriks EFE... 47

(22)

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

(23)

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Proses participatory action research (PAR) dalam merumuskan strategi pengembangan usaha ternak kambing ... 59 2. Hasil penentuan bobot faktor internal usaha... 64 3. Hasil penentuan bobot faktor eksternal usaha... 65 4. Hasil penentuan peringkat faktor internal usaha... 66 5. Hasil penentuan peringkat faktor eksternal usaha... 67 6. Hasil Analisis untuk menentukan AS pada strategi koordinasi dalam

melakukan pemilihan bibit kambing... 68 7. Hasil Analisis untuk menentukan AS pada strategi melakukan pemasaran diluar Idul Adha ... 70 8. Hasil Analisis untuk menentukan AS pada strategi melakukan perluasan Kandang ... 72 9. Hasil Analisis untuk menentukan AS pada strategi penyediaan obat-

obatan, vaksin dan makanan tambahan... 74 10.Hasil Analisis untuk menentukan AS pada strategi promosi melalui media

(24)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perusahaan yang berskala mikro di Indonesia sebesar 83,43% dan berskala kecil sebesar 15,84% atau seluruh perusahaan berskala Usaha Kecil Menengah (UKM) mencapai lebih dari 99,2 persen. Sementara itu, jumlah usaha menengah dan besar hanya 0,73 persen dari seluruh jumlah usaha terdaftar sebanyak 22,714 ribu perusahaan yang terklasifikasi (Suara Merdeka, 2007).

Peranan UKM memperlihatkan peningkatan dalam perubahan nilai tambah dari 54,5% pada tahun 2000 menjadi 56,72% pada tahun 2003, bersamaan dengan itu pertumbuhan ekonomi usaha mikro dan kecil meningkat 4,1%, usaha menengah meningkat 5,1%, sedangkan usaha besar hanya tumbuh meningkat sebesar 3,5%. Pertumbuhan usaha kecil, mikro dan menengah telah memberikan kontribusi peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 2,37% dari total pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,1% (Departemen KUKM, 2004).

Selain itu, UKM menyerap tenaga kerja yang lebih besar jika dibandingkan dengan kelompok industri berskala besar. UKM mempunyai daya tampung yang cukup besar, yakni 62,68% untuk usaha mikro dan 21,91% untuk usaha kecil, atau seluruh UKM mampu menyerap tenaga kerja sekitar 84,59% dari seluruh industri. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1. Hal ini menunjukkan bahwa UKM merupakan solusi bagi permasalahan perekonomian Indonesia, baik permasalahan kesejahteraan masyarakat, pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Salah satu sektor UKM yang berkembang di Indonesia adalah berasal dari sektor pertanian. Peternakan sebagai salah satu subsektor pertanian memainkan peranan penting dalam pembangunan sektor pertanian dan perekonomian Indonesia, hal ini ditunjukkan dengan pencapaian produk domestik bruto peternakan mencapai 10,39% (BPS, 2004).

(25)

sangat cocok sebagai peternakan rakyat karena modal yang dibutuhkan kecil dibandingkan beternak sapi, cara memelihara mudah, tidak memerlukan tempat yang luas, dan kambing berkembang biak lebih cepat dibandingkan ternak besar lain. Usaha ternak kambing nantinya akan menghasilkan produk daging, susu, pupuk kandang, maupun kulitnya (Setiadi dkk, 2006).

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Menurut Skala Usaha Tahun 2003-2004

Jumlah (orang) Pertambahan

No Skala Usaha

2003 2004 Jumlah

1 Usaha kecil (UK) 71.099.307 70.919.385 179.922 2 Usaha menengah (UM) 8.304.889 8.147.479 157.410

Usaha kecil dan menengah (UKM)

79.404.196 79.066.864 337.332 3 Usaha besar (UB) 415.292 402.902 12.390

JUMLAH 79.819.488 79.469.766 349.722

Sumber: www.depkop.go.id

Selama ini kebutuhan kambing secara nasional lebih dari 5,6 juta ekor per tahun. Peluang untuk ekspor pun terbuka luas. Malaysia, Singapura, dan Timur Tengah dalam tahun 2004 mengimpor 9.303.598 ekor dari Australia, Jerman, Thailand, Selandia Baru, dan negara lain. Indonesia bisa turut mengisi pasar luar negeri tersebut.1

Salah satu UKM yang bergerak dalam usaha ternak kambing adalah kelompok tani Harapan Mekar Desa Situ Gede, Kabupaten Bogor. Peluang untuk mengisi pasar hewan ternak kambing di kota Bogor sangat terbuka lebar, hal ini dapat ditunjukkan oleh kebutuhan akan kambing di kota Bogor mencapai 12.635 ekor pada tahun 2006, sedangkan produksi kambing yang tercatat pada tahun 2006 hanya mencapai 1.356 ekor kambing dan Bogor masih memasukkan hewan ternak kambing dari beberapa daerah diluar Bogor, seperti Sukabumi, Bandung, Bekasi, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten, yang mencapai 766 ekor (Dinas Agribisnis, 2007). Namun, dengan banyaknya peternak kambing baik individu maupun kelompok dan para pedagang besar yang telah lama berkecimpung yang mencapai 76 kelompok dalam usaha ini menunjukkan bahwa persaingan dalam industri peternakan

(26)

kambing ini sangat ketat. Oleh karena itu diperlukan suatu strategi pengembangan usaha pada kelompok tani Harapan Mekar ini agar dapat memunculkan keunggulan kompetitif dalam bersaing dengan para kompetitior.

Berbagai usaha pemerintah telah dijalankan untuk memajukan kelompok tani Harapan Mekar, salah satunya yaitu pemberian bantuan modal awal kepada kelompok dalam memulai usaha, pemberian modal ini merupakan usaha pemerintah untuk memperlancar pengembangan usaha, akan tetapi pengembangan usaha selanjutnya sangat tergantung pada inisiatif masyarakat, oleh karena itu, dalam merumuskan strategi pengembangan usaha akan dilakukan dengan menggunakan metode Participatory Action Research (PAR).

Dalam Aksi Partisipatif kelompok Harapan Mekar tidak sebagai obyek penelitian tetapi sebagai pelaku utama dalam melakukan proses perumusan strategi pengembangn usaha. Penelitian partisipatif dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengidentifikasi situasi (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dan permasalahan yang ada serta merangsang kemampuan masyarakat dalam menyusun strategi yang sesuai dengan kondisi saat ini.

1.2. Perumusan Masalah

Usaha penggemukkan hewan ternak kambing kelompok Harapan Mekar pada saat ini lebih fokus pada penyediaan produk pada saat hari raya Idul Adha setiap tahunnya. Dalam jangka panjang, kelompok Harapan Mekar mempunyai tujuan menjadikan usaha peternakan ini lebih besar baik dalam hal jumlah hewan ternak, anggota yang mengelola maupun manajemen yang lebih baik sehingga dapat bersaing dengan pesaing-pesaing yang relatif besar.

(27)

para pesaing, pertumbuhan yang dialami oleh kelompok Harapan Mekar pada tahun pertamanya mengelola hewan ternak kambing tergolong masih belum maksimal dan belum dapat bersaing dalam industri ternak kambing yang persaingannya cukup ketat. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu strategi yang dapat meningkatkan keunggulan kompetitif usaha kelompok untuk menghadapi persaingan yang ketat dan memasuki pasar yang lebih luas.

Untuk dapat memasuki pasar yang lebih luas dan persaingan yang lebih ketat bukanlah hal yang mudah. Organisasi dituntut untuk memiliki persiapan yang baik dalam hal modal maupun manajemen yang mantap untuk mengelola operasi yang semaikin besar (David dalam Sasongko, 2006). Berdasarkan penuturan pengelola dalam Focus Group Discussion (FGD), usaha kelompok ini masih memiliki kekurangan pada beberapa fungsi manajemen sehingga dapat dilihat kurang adanya perencanaan dalam rangka pengembangan usaha.

Untuk mencapai posisi yang lebih unggul, organisasi harus mengetahui tujuan, kekuatan dan kelemahan serta pola reaksi organisasi terhadap pesaing, sehingga dapat dirumuskan suatu strategi yang sesuai (Kotler, 2002). Oleh karena itu, proses perumusan strategi sangat diperlukan organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka dapat disusun perumusan masalah yang diteliti, yaitu:

1. Bagaimana kondisi usaha penggemukkan hewan ternak kambing kelompok Harapan Mekar?

2. Apa saja faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi usaha penggemukkan hewan ternak kambing kelompok Harapan Mekar?

3. Rumusan strategi apakah yang tepat bagi usaha penggemukkan hewan ternak kambing kelompok Harapan Mekar?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

(28)

2. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi usaha penggemukkan hewan ternak kambing kelompok Harapan Mekar.

3. Merumuskan strategi yang tepat bagi usaha penggemukkan hewan ternak kambing kelompok Harapan Mekar.

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya berupa:

1. Bagi kelompok Harapan Mekar dan masyarakat sekitar desa Situ Gede, meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengidentifikasi situasi dan permasalahan yang ada serta memiliki kemampuan dalam menyusun strategi dan mencari solusi dari permasalahan yang ada serta menjadi panduan dalam menentukan langkah selanjutnya dalam mencapai tujuan jangka panjang.

2. Bagi peneliti, sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai ilmu-ilmu yang telah dipelajari selama ini.

3.

Bagi kalangan akademik, sebagai bahan diskusi dan rujukan serta untuk penelitian yang lebih mendalam.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

(29)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen Strategi

Strategi didefinisikan sebagai kerangka atau rencana yang mengintegrasikan tujuan-tujuan, kebijakan-kebijakan dan tindakan atau program organisasi. Disamping itu, strategi juga diartikan sebagai rencana tentang apa yang ingin dicapai suatu organisasi di masa depan dan bagaimana cara mencapai keadaan yang ingin dicapai tersebut (Tripomo dan Udan, 2005). Sejalan dengan pendapat diatas menurut David (2004), strategi adalah cara untuk mencapai tujuan-tujuan dan menentukan keunggulan kompetitif jangka panjang. Selain itu, Marrus dalam Umar (2003) menyebutkan bahwa strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat tercapai. Tujuan suatu strategi adalah untuk mempertahankan atau mencapai suatu posisi keunggulan dibandingkan pihak pesaing.

Pemahaman mengenai konsep strategi sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun. Konsep-konsep tersebut adalah sebagai berikut:

a. Distinctive Competence adalah tindakan yang dilakukan agar dapat melakukan kegiatan yang lebih baik dibandingkan dengan pesaing.

b. Competitive Advantages adalah kegiatan spesifik yang dilambangkan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaing.

(30)

perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi.

Manajemen Strategi memiliki beberapa tahapan, mengidentifikasi visi, misi dan tujuan merupakan tahap awal yang harus dilakukan. Tahap kedua adalah mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal organisasi dalam mencapai tujuan jangka panjang melalui perumusan strategi yang tepat dan evaluasi strategi sebagai tahap terakhir. Proses manajemen strategi dapat dilihat pada Gambar 1.

Tripomo dan Udan (2005) berpendapat bahwa manfaat yang diperoleh dari serangkaian proses yang dilakukan dalam rangka merumuskan suatu strategi ini adalah:

a. Mendorong Pemahaman Terhadap Situasi

Organisasi secara tidak langsung akan mengidentifikasi lingkungan yang ada (internal dan eksternal) sehingga dapat lebih memahami situasi yang ada dan mungkin akan terjadi di masa depan.

b. Mengatasi Konflik

Strategi dapat digunakan sebagai alat koordinasi antara tujuan utama yang ingin dicapai oleh divisi dalam perusahaan dengan kegiatan masing-masing divisi, walaupun setiap divisi memiliki prioritas dan tujuan spesifik.

c. Alokasi Sumberdaya Yang Terbatas

Strategi dirumuskan untuk menggunakan berbagai sumber daya organisasi yang terbatas untuk mencapai tujuan perusahaan sehingga tercapai prinsip efisiensi.

d. Memenangkan Persaingan

Strategi digunakan dalam bertahan dan atau berkembang dalam menghadapi persaingan yang ketat.

e. Mencapai Tujuan dan Memecahkan Masalah

(31)
[image:31.612.64.563.87.428.2]

Gambar 1. Model Manajemen Strategi (David, 2004)

2.2. Karakteristik Usaha Penggemukkan Kambing

Pengetahuan mengenai bangsa (breed) kambing di Indonesia sangat membantu dalam mencapai keberhasilan usaha ternak dengan tujuan-tujuan tertentu, seperti usaha pengembangbiakkan, susu kambing perah maupun penggemukkan ternak. Setiap bangsa kambing mempunyai ciri-ciri atau tanda-tanda tertentu yang dapat dijadikan pedoman dalam pengembangannya. Bangsa-bangsa kambing di Indonesia diantaranya (Setiadi dkk, 2006):

a. Kambing Kacang

Kambing asli Indonesia yang berbadan kecil dan pendek, memiliki telinga pendek tegak, leher pendek dan punggung meninggi serta bertanduk. Tinggi badan kambing kacang dapat mencapai 65 cm dan memiliki berat mencapai 25 kg.

Membuat pernyataan visi

dan misi

Menetapkan tujuan jangka

panjang

Membuat,

mengevalua-si dan memilih

strategi

Melaksanaka n strategi

isu-isu manajemen

Melaksan akan strategi

isu-isu pemasara

n, keuangan, akuntansi, litbang dan SIM

Mengukur dan mengevaluasi

kinerja Melakukan

audit eksternal

Melakukan audit internal

(32)

b. Kambing Etawah (Jamnapari)

Kambing asli dari daerah Jamnapari, India. Kambing ini memiliki hidung melengkung, bertanduk, telinga panjang terkulai, kaki panjang dan berbulu panjang pada garis belakang kaki, memiliki bulu belang hitam putih, dan berbadan besar. Bangsa kambing ini memiliki produksi susu yang baik. Tinggi badan kambing mencapai 100 cm dan bobot mencapai 80 kg.

c. Kambing Peranakan Etawah (PE)

Kambing persilangan antara kambing kacang dengan kambing etawah yang terjadi beberapa puluh tahun yang lalu. Hasil persilangan ini telah beradaptasi dengan kondisi Indonesia. Bentuk tubuhnya berada diantara kambing etawah dan kambing kacang. Bobot kambing ini mencapai 40 kg dan memiliki tinggi badan mencapai 90 cm.

d. Kambing Saanen

Kambing asal Saanen-Switzerland ini tidak bertanduk, berwarna putih atau krem muda, memiliki hidung dan telinga berwarna belang hitam, dahi lebar dan memiliki telinga tegak. Kambing Saanen ini merupakan tipe kambing perah.

e. Kambing Marica

Bangsa kambing ini banyak terdapat di Sulawesi. Kambing ini memiliki tubuh yang lebih kecil dari pada kambing kacang dan masih memiliki hubungan keturunan dengan kambing kacang.

f. Kambing Gembrong.

Bangsa kambing ini banyak terdapat di Pulau Bali. Kambing ini memiliki badan yang lebih besar dari pada kambing kacang dan memiliki bulu yang agak panjang.

g. Kambing Alpina

(33)

h. Kambing (Anglo)-Nubian

Kambing ini berbulu pendek, berkaki panjang dan dapat menyesuaikan diri di daerah yang panas. Kambing ini merupakan kambing yang subur, jadi cocok dalam usaha pengembangbiakkan kambing.

Pemilihan bibit yang tepat merupakan langkah penting dalam usaha penggemukkan kambing (Goat Fattening). Sumoprastowo dalam Sasongko (2006) menyatakan bahwa pemilihan bibit ternak merupakan langkah penting setelah penentuan lokasi. Langkah ini bertujuan untuk memperoleh pertambahan berat badan harian yang tinggi pada rentang waktu pemeliharaan, sehingga keuntungan yang diperoleh maksimal. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan bibit kambing adalah jenis kelamin dan penampilan fisik, seperti tubuh besar, sehat, dada dalam dan lebar kaki lurus, tumit tinggi, penampilan gagah, aktif, buah zakar normal, serta bulu bersih dan mengkilat (Setiadi dkk, 2006).

Selain pemilihan bibit yang tepat, pemberian pakan merupakan salah satu faktor yang penting dalam keberhasilan usaha ini. Pakan dibagi menjadi dua, yaitu hijauan sebagai pakan utama dan pakan penguat seperti konsentrat sebagai pakan tambahan (Suharno dan Nazarudin dalam Sasongko, 2006). Pakan hijauan memiliki kandungan protein relatif rendah, oleh karena itu diperlukan pakan penguat (konsentrat) yang mempunyai kandungan energi yang relatif tinggi, serat kasar rendah dan daya cerna yang relatif baik (Mulyono dalam Sasongko, 2006)

(34)

2.3. Participatory Action Research (PAR)

McKernan dalam CIFOR (2004) menyatakan bahwa penelitian aksi sebagai sebuah metode yang berkembang semenjak abad ke-19 dan kajian yang mendalam terhadap sejumlah literatur menunjukkan dengan jelas bahwa penelitian aksi adalah sebuah turunan dari metode ilmiah yang menjadi dasar gerakan perubahan dalam ilmu pendidikan di akhir abad ke-19. Kurt Lewin di pertengahan tahun 1940-an membangun suatu teori penelitian aksi, yang menjelaskan penelitian aksi sebagai proses yang berlangsung secara spiral dan bertahap yang masing-masing terdiri dari perencanaan, aksi dan evaluasi hasil dari aksi tersebut. Kontruksi teori penelitian aksi yang dibangun oleh Lewin tersebut menjadikan penelitian aksi sebuah metode penelitian yang dapat diterima.

Penelitian Aksi merupakan suatu penelitian sistematis yang dilaksanakan bersama (kolektif), saling bekerja sama (kolaboratif), merupakan refleksi diri, bersifat kritis dan dilaksanakan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian tersebut (McCutcheon dan Jung dalam CIFOR, 2004). Kemmis dan McTaggert, 1990) menyatakan penelitian aksi merupakan suatu bentuk refleksi diri bersama (kolektif) oleh pihak-pihak yang terlibat dalam suatu situasi sosial dengan tujuan memperbaiki rasionalitas dan rasa keadilan dalam kehidupan sosial atau dalam pelaksanaan pendidikan mereka sendiri, sebagaimana pemahaman mereka terhadap praktek sosial itu sendiri dan situasi dimana praktek sosial itu dilakukan.

Sejalan dengan itu, Rapoport yang dikutip McKernan dalam CIFOR (2004) berpendapat bahwa penelitian aksi bertujuan membantu baik pada kepedulian orang-orang yang berada dalam situasi menghadapi permasalahan yang mendesak, maupun pada tujuan dari ilmu sosial itu sendiri melalui kerja sama dalam sebuah kerangka kerja yang saling menguntungkan dan secara etis dapat diterima (CIFOR, 2004).

(35)

(Chalmers dalam Basuno dkk, 2005). Peneliti dalam penelitian aksi dipandang sebagai partisipan kunci di dalam proses penelitian, bekerja secara bersama-sama dengan pihak yang mempunyai kepentingan atau dengan pihak yang dipengaruhi untuk menghasilkan perubahan (Checkland, 1991). Kerja sama antara peneliti dan pemilik masalah (problem owner) adalah sangat penting untuk kesuksesan proses penelitian aksi (Basuno dkk, 2005).

Pelaksanaan penelitian aksi akan didahului dengan Participatory Rural Appraisal (PRA), yaitu metode untuk mendapatkan deskripsi pedesaan atau

lokasi dengan melibatkan mesyarakat setempat secara penuh. Pada tahap awal pelaksanaan, metode PRA digunakan untuk melakukan penilaian terhadap desa mereka, untuk mengetahui masalah dan potensi yang mereka miliki, baik berupa sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya ekonomi.

Dalam Mulyana dkk (1996), Teknik-teknik PRA yang dapat digunakan dalam mendeskripsikan suatu usaha dan desa, diantaranya adalah:

1. Teknik Penelusuran Sejarah Desa, teknik yang digunakan dengan tujuan untuk mengkaji informasi umum, asal-usul desa ataupun perkembangan masyarakat termasuk pertanian.

2. Teknik Pembuatan Bagan Kecenderungan dan Perubahan, yaitu teknik yang digunakan untuk mengkaji perubahan-perubahan keadaan di desa yang paling menonjol.

3. Tenik Penyusunan Kalender Musim, yaitu teknik yang digunakan untuk mengkaji pola kegiatan masyarakat.

4. Teknik Wawancara Keluarga Petani, yaitu teknik yang digunakan untuk mengkaji pendapatan, sumber daya dan hubungan sosial petani.

5. Focus Group Discussion (FGD) yaitu diskusi kelompok dengan topik terfokus yang melibatkan pihak-pihak yang terkait dalam masyarakat. 6. Teknik Perbandingan Pekerjaan yaitu suatu kajian pekerjaan yang

dilakukan untuk membandingkan antara waktu yang diperlukan untuk bekerja sebagai petani dan beternak.

(36)

8. Teknik penelusuran sejarah usaha, yaitu teknik yang digunakan untuk mengungkapkan kembali sejarah usaha berdasarkan penuturan masyarakat sendiri.

Hasil identifikasi kajian PRA akan dijadikan dasar melakukan penelitian aksi dengan tujuan pemberdayaan. Dalam pelaksanaan penelitian aksi ini satu model yang telah dikaji secara teoritis akan diterapkan. Hasil dari penelitian aksi ini ada kemungkinan memerlukan perbaikan-perbaikan dan harus dilakukan kembali (iteratif), sehingga menghasilkan model yang memuaskan. Model tersebut kemudian dapat dideseminasi kepada masyarakat yang lebih luas untuk diaplikasikan secara meluas (Basuno dkk, 2005).

2.4. Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Mengacu pada Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995, kriteria usaha kecil dilihat dari segi keuangan dan modal yang dimilikinya adalah:

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak 200 juta rupiah (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha), atau

2. Memiliki hasil penjualan paling banyak 1 milyar rupiah per tahun. Untuk kriteria usaha menengah:

1. Untuk sektor industri, memiliki total aset paling banyak 5 milyar rupiah 2. Untuk sektor nonindustri, memiliki kekayaan bersih paling banyak 600

juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak 3 milyar rupiah.

Sedangkan INPRES No. 10 Tahun 1999 mendefinisikan usaha menengah adalah unit kegiatan yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari 200 juta rupiah sampai maksimal 10 milyar rupiah (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha).

Menurut Departemen Keuangan yang tercantum dalam keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 40/KMK.06/2003, menyebutkan bahwa usaha mikro adalah usaha produktif milik keluarga atau perorangan waga negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak 100 juta per tahun.

(37)

mempunyai kriteria usaha kecil jika karyawannya 5 sampai 19 orang dan jika kurang dari 5 orang digolongkan usaha rumah tangga, serta usaha menengah terdiri atas 20 sampai 99 orang.

Partomo dan Soedjoedono (2002) menyebutkan bahwa kriteria umum UKM dilihat dari ciri-cirinya pada dasarnya bisa dianggap sama, yaitu sebagai berikut:

1. Struktur organisasi yang sangat sederhana. 2. Tanpa staf yang berlebihan.

3. Pembagian kerja yang “kendur”.

4. Memiliki hirarki manajerial yang pendek.

5. Aktivitas sedikit yang formal, dan sedikit menggunakan proses perencanaan.

6. Kurang membedakan aset pribadi dari aset perusahaan.

Menurut Gaedeke dan Tootelian dalam Partomo dan Soedjoedono (2002), UKM memiliki 4 karakteristik, yaitu: (1) kepemilikan, (2) operasinya terbatas pada lingkungan atau kumpulan pemodal, (3) wilayah operasinya terbatas pada lingkungan sekitarnya, meskipun pemasaran dapat melampaui wilayah lokalnya, dan (4) ukuran dari perusahaan dalam industri bersangkutan lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan lainnya dalam bidang usaha yang sama. Sedangkan menurut Balton dalam Partomo dan Soedjoedono (2002), menyatakan bahwa pimpinan atau pengurus perusahaan skala kecil-menengah pada umumnya kurang atau tidak mengenyam pendidikan formal atau mempunyai pendapat yang lemah terhadap perlunya pendidikan dalam pelatihan.

(38)

Walaupun UKM dipandang sebelah mata oleh para pesaing dari perusahaan skala besar, tetapi UKM memiliki beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan usaha besar, antara lain:

1. Inovasi dalam teknologi yang dengan mudah terjadi dalam pengembangan produk.

2. Hubungan kemanusiaan yang akrab di dalam perusahaan kecil.

3. Kemampuan menciptakan kesempatan kerja cukup banyak atau penyerapannya terhadap tenaga kerja.

4. Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat dibanding dengan perusahaan besar yang pada umumnya memiliki birokrasi.

5. Terdapatnya dinamisme manajerial dan peranan kewirausahaan.

Partomo dan Soedjoedono (2002) berpendapat, pada kenyataannya UKM memiliki kendala-kendala dalam mempertahankan dan pengembangan usaha (bisnis), antara lain kurangnya pengetahuan pengelolaan usaha, kurang modal, dan lemah di bidang pemasaran. Untuk mengatasinya UKM harus memiliki strategi bisnis yang tepat yang perlu diambil, diantaranya adalah: 1. Untuk dapat mengembangkan UKM perlu dipelajari terlebih dahulu

tentang ciri-ciri kelemahan serta potensi-potensi yang tersedia serta perundang-undangan yang mengaturnya.

2. Diperlukan bantuan manajerial agar tumbuh inovasi-inovasi mengelola UKM berdampingan dengan usaha-usaha besar.

3. Secara vertikal dalam sistem gugus usaha, UKM bisa menjadikan diri komplemen-komplemen usaha bagi industri perusahaan produsen utama. Maka diperlukan suatu strategi UKM menjalin kerja komplementer dengan usaha-usaha besar.

(39)

2.5.Tinjauan Studi Terdahulu

Sasongko (2006) dalam skripsinya bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan usaha pada peternakan kambing dan domba pada MT Farm di Ciampea, Bogor. Penelitian dilakukan dengan menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal, analisis Matriks IE dan Analisis SWOT. Untuk menentukan strategi utama dari beberapa alternatif yang didapat menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dengan melibatkan empat orang responden, diantaranya adalah general manager, manajer pemasaran, manajer produksi, dan manajer keuangan. Hasil strategi yang didapat diantaranya adalah memperbaiki perencanaan usaha dengan menyusun target dan rencana penjualan berdasarkan pasokan ternak yang ada di kandang dan membangun dan memperkuat jaringan usaha dengan lembaga-lembaga aqiqah maupun pedagang.

(40)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

3.1.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

Usaha penggemukkan ternak kambing milik kelompok Harapan Mekar masih terkategori usaha kecil. Usaha kelompok ini diharapkan pada masa yang akan datang dapat berkembang dan meningkatkan pemberdayaan masyarakat serta meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat di Desa Situ Gede. Dalam usahanya mencapai tujuan tersebut, kelompok Harapan Mekar perlu merumuskan suatu strategi yang tepat agar suatu usaha perbaikan yang dilakukan dapat berjalan dengan baik serta dapat mencapai tujuan kelompok.

Tujuan usaha kelompok yang jelas akan membantu suatu usaha dalam merumuskan strategi yang terfokus dan mampu memperbaiki segala kekurangan dan menghindari ancaman serta dapat memanfaatkan segala kekuatan dan peluang yang terdapat di lingkungan usaha. Dengan merumuskan dan mengaplikasikan strategi tersebut diharapkan akan tercipta suatu keunggulan kompetitif dari usaha ternak kambing. Keunggulan kompetitif dapat tercapai dalam berbagai bidang manajemen, baik dalam hal produksi/operasi, sumber daya manusia, pemasaran dan keuangan.

(41)
[image:41.612.248.415.70.402.2]

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Tahap pertama yang dilakukan pada penelitian Participatory Action Research (PAR) di desa Situ Gede ini adalah melakukan

sosialisasi kepada masyarakat dengan tujuan memberitahukan maksud dan tujuan dilakukan penelitian yang berbeda dengan penelitian konvensional, yaitu penelitian yang bersifat kolaboratif.

Tahapan kedua yang dilakukan adalah mengidentifikasi potensi-potensi desa yang ada, hal ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui potensi alam dan usaha yang memiliki kontribusi bagi masyarakat sekitar. Dengan langkah tersebut maka dapat dipilih suatu usaha kecil dan menengah di Desa Situ Gede yang tepat bagi upaya pemberdayaan masyarakat, dianggap berpotensi untuk berkembang, dan berperan pada peningkatan perekonomian. Usaha penggemukkan hewan ternak milik kelompok tani Harapan Mekar merupakan salah satu UKM

Usaha Penggemukkan Hewan ternak Harapan

Mekar

Tujuan, Visi dan Misi

Meningkatnya ekonomi dan pemberdayaan masyarakat Perumusan Strategi Pengembangan

Keunggulan Kompetitif

(42)

yang masuk ke dalam kriteria, oleh karena itu UKM ini dipilih sebagai tempat penelitian.

Tahap berikutnya adalah mengetahui harapan kelompok dalam beberapa tahun ke depan mengenai usaha ternak, hal ini sangat penting karena harapan tersebut dapat dijadikan pedoman bagi kelompok sebagai arah untuk berkembang. Pada tahap ini proses yang dilakukan dengan cara wawancara terhadap kelompok dan menggunakan teknik penggalian skenario masa depan (future scenario). Usaha kelompok diharapkan pada masa yang akan datang dapat berkembang dan meningkatkan pemberdayaan masyarakat serta meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat di Desa Situ Gede. Dalam usahanya mencapai tujuan tersebut, kelompok Harapan Mekar perlu merumuskan suatu strategi yang tepat agar suatu usaha perbaikan yang dilakukan dapat berjalan dengan baik serta dapat mencapai tujuan kelompok tersebut.

[image:42.612.134.522.434.671.2]

Visi dan misi yang jelas akan membantu suatu usaha dalam merumuskan suatu strategi yang terfokus dan mampu memperbaiki segala kekurangan dan menghindari ancaman serta dapat memanfaatkan segala kekuatan dan peluang yang terdapat di lingkungan organisasi.

Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional Usaha Ternak

Kelompok Harapan Mekar

Menetapkan Visi dan Misi

Usaha

Identifikasi permasalahan:

Upaya Pengembangan

Usaha

Membuat, mengevaluasi

dan memilih strategi Analisis

Internal

Analisis Eksternal Teknik Future

Scenario

Teknik FGD, Wawancara dan Bagan Perbandingan Pekerjaan

Analisis SWOT, Matriks IFE, Matriks

(43)

Tahap yang tidak kalah penting adalah mengetahui sejarah usaha dan kegiatan usaha yang telah dilakukan sampai saat ini serta keadaan lingkungan eksternal dari usaha. Proses yang dilakukan adalah wawancara dengan anggota kelompok dan menggunakan teknik penelusuran sejarah usaha. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui keadaan yang ada pada saat ini dan apa yang belum dilakukan oleh usaha tersebut serta kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi usaha.

Identifikasi permasalahan yang ada di usaha ternak kambing milik kelompok Harapan Mekar merupakan tahap yang penting dalam menentukan hal yang akan dicapai pada akhir penelitian. Hal yang ingin dicapai ialah upaya mengembangkan usaha agar dapat bersaing dengan para pesaing. Untuk menggali masalah yang ada digunakan cara wawancara dengan ketua dan anggota kelompok, FGD dan membandingkan dengan usaha yang telah maju.

Setelah diketahui bahwa kelompok tani Harapan Mekar adalah memerlukan suatu strategi pengembangan usaha maka tahapan terakhir adalah membuat metode-metode untuk perumusan strategi dan diperlukan keterlibatan seluruh anggota kelompok, baik mulai dari analisis lingkungan internal dan eksternal, yang meliputi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT). Dengan analisis SWOT ini dapat dikembangkan menjadi 4 tipe strategi, yaitu strategi kekuatan dan peluang (SO), kelemahan dan peluang (WO), kekuatan dan ancaman (ST), serta kelemahan dan ancaman (WT). Selain itu, perumusan strategi juga dilakukan dengan menggunakan metode Benchmarking, yaitu membandingkan keadaan nyata usaha dengan pemain terbaik yang ada dalam usaha yang sama, sehingga nantinya didapatkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada usaha kelompok serta dapat merumuskan strategi-strategi alternatif.

(44)

berkembang sehingga usaha ini nantinya akan dapat meningkatkan kualitas produk, dapat bersaing dengan pesaing-pesaingnya dan terwujudnya pemberdayaan masyarakat desa Situ Gede melalui usaha ini. Selain itu, dengan berjalannya usaha yang lebih baik maka akan dapat juga meningkatkan dan membantu sektor ekonomi rakyat baik secara individu maupun masyarakat di desa Situ Gede.

Pelaksanaan strategi terpilih tersebut harus disesuaikan dengan kemampuan dan sumber daya yang ada serta dengan perhitungan yang matang. Dan diperlukan suatu evaluasi dari pelaksanaan strategi tersebut untuk mengetahui apakah strategi tersebut tepat sasaran atau diperlukan suatu refleksi ulang terhadap permasalahan kelompok.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian aksi partisipatif ini dilakukan di usaha penggemukkan ternak kambing milik kelompok tani Harapan Mekar di desa Situ Gede, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa usaha ini memiliki prospek yang bagus karena usaha ini dapat berkembang menjadi lebih besar sehingga akan lebih banyak jumlah anggota masyarakat yang dapat ikut serta dalam mengelola hewan ternak (pemberdayaan masyarakat) dan meningkatkan pendapatan mereka serta meningkatkan kemampuan mayarakat untuk menyusun strategi usaha yang selama tidak pernah dilakukan. Kelompok tani ini selain melakukan kegiatan bertani tetapi juga beternak. Kegiatan beternak dalam kelompok ini dimulai pada tahun 2003 dan mengalami perkembangan jumlah hewan ternak dari tahun ke tahun. Adapun penelitian ini sendiri dilaksanakan mulai dari bulan Januari 2007 sampai dengan Juni 2007.

3.3.Jenis dan Sumber Data.

(45)

PAR ini melalui beberapa tahapan, yaitu tahap prakondisi, tahap pengumpulan data dan tahap validasi data. Tahap prakondisi dimulai dengan merancang proses dimana masyarakat terlibat dalam penelitian ini. Langkah selanjutnya adalah sosialisasi yang dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang tujuan penelitian serta manfaat bagi masyarakat.

Tahap pengumpulan data dibagi menjadi dua, yaitu pengumpulan data primer dan sekunder. Data primer diambil dengan menggunakan beberapa teknik PRA (Participatory Rural Appraisal), yaitu:

1. Teknik wawancara langsung dengan ketua dan anggota kelompok Harapan Mekar serta pihak terkait dalam penelitian ini.

2. Focus Group Discussion (FGD), yaitu diskusi kelompok dengan topik terfokus yang melibatkan pihak-pihak terkait dalam UKM tersebut.

3. Teknik penelusuran sejarah usaha, yaitu teknik yang digunakan untuk mengungkapkan kembali sejarah usaha berdasarkan penuturan masyarakat sendiri.

4. Teknik perbandingan pekerjaan, yaitu suatu kajian pekerjaan yang dilakukan untuk membandingkan antara waktu yang diperlukan untuk bekerja sebagai petani dan beternak.

5. Teknik pembuatan bagan arus, yaitu teknik yang memperlihatkan secara rinci bagaimana arus masukan dan pemasaran dari produk kambing yang dihasilkan.

Sementara data sekunder diperoleh dari data yang dimiliki oleh instansi terkait dan hasil studi terhadap pustaka-pustaka yang berkaitan dengan bahasan penelitian.

Tahap Validasi data adalah sebuah proses untuk melakukan cross check dan verifikasi kebenaran data yang telah dikumpulkan dengan menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD) dan observasi langsung.

(46)

yang mengelola usaha ternak kambing ini sebanyak 5 orang, tetapi anggota yang dapat dianggap sebagai ahli yang mengetahui keadaan usaha kambing dari awal berdirinya usaha dan memiliki pengetahuan yang baik tentang cara beternak maka diambil 3 orang anggota.

3.4. Pengolahan dan Analisis Data

Proses penelitian aksi dalam penentuan strategi dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu tahap pengumpulan data atau input stage, tahap pencocokan atau matching stage dan tahap pengambilan kebutuhan atau decision stage.

Data penelitia aksi yang diperlukan pada tahap pengumpulan data dalam rangka penentuan strategi meliputi, data kelemahan dan kekuatan dari usaha yang berkaitan dengan faktor internal organisasi yang terdiri dari aspek manajemen, keuangan, SDM, pemasaran dan produksi/operasi. Selain itu, diperlukan juga data peluang dan ancaman dari usaha yang sengat berkaitan dengan faktor eksternal organisasi yang terdiri dari, aspek ekonomi, sosial budaya, hukum, stabilitas politik, teknologi dan data eksternal lain.

Tahap pencocokan data merupakan tahap dimana kelompok Harapan Mekar mengkombinasikan antara sumber daya internal dengan peluang dan ancaman yang ada pada lingkungan eksternal organisasi. Pada tahap ini digunakan beberapa alat, diantaranya:

a. Analisis SWOT

Analisis ini merupakan model dalam merumuskan alternatif strategi yang dikombinasikan dari data internal dan eksternal organisasi. Alternatif strategi tersebut ialah strategi kekuatan-peluang (strategi SO), strategi kelemahan-peluang (strategi WO), strategi kelemahan-ancaman (Strategi WT) dan strategi kekuatan-ancaman (strategi ST).

Penjabaran dari alternatif strategi adalah:

i. Strategi SO: strategi untuk mengerahkan segala kekuatan organisasi dalam merebut peluang yang terjadi di lingkungan eksternal organisasi (strategi ofensif).

(47)

iii. Strategi WT: strategi meminimalkan kelemahan agar terhindar dari ancaman eksternal (strategi diversifikasi).

iv. Strategi ST: strategi ini diterapkan dengan mengerahkan seluruh kekuatan yang ada untuk mengatasi ancaman yang ada (strategi diferensiasi).

b. Benchmarking

Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan keadaan dan posisi yang ada pada saat ini (existing condition) dengan pesaing atau pemain utama pada usaha ini. Dengan adanya perbedaan antara usaha kelompok dengan pemain utama nantinya dapat dirumuskan strategi-strategi alternatif untuk mengembangkan usaha minimal sampai dapat menyamai keadaan dan posisi dari pemain utama tersebut.

Pada tahap pengambilan keputusan, alternatif strategi terbaik akan diputuskan melaui metode Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Metode tersebut secara obyektif menunjukkan strategi alternatif yang paling baik karena metode QSPM menggunakan masukan dari analisis tahap pertama yaitu tahap masukan dan hasil analisis tahap pencocokan (David, 2004). Beberapa langkah untuk mengembangkan QSPM adalah:

1. Membuat daftar peluang/ancaman ekternal kunci dan kekuatan/kelemahan internal kunci dari usaha di kolom kiri QSPM.

2. Memberi bobot pada setiap faktor eksternal dan internal.

3. Memeriksa matriks-matriks pada tahap pencocokan dan mengenali strategi alternatif yang harus dipertimbangkan usaha untuk diterapkan.

4. Menentukan Nilai Daya Tarik atau Atractiveness Score (AS) yang didefinisikan sebagai angka yang menunjukkan daya tarik relatif masing-masing strategi pada suatu rangkaian alternatif tertentu.

5. Menghitung Total Nilai Daya Tarik atau Total Atractiveness Score (TAS). 6. Menghitung jumlah total Nilai Daya Tarik (TAS). Jumlah TAS

(48)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Proses Participatory Action Research (PAR) Dalam Merumuskan Strategi

Pengembangan Usaha Ternak Kambing

Metode penelitian yang dilakukan dalam merumuskan strategi pengembangan usaha ternak milik kelompok tani Harapan Mekar ini adalah Penelitian Aksi Partisipatif (PAP) atau Participatory Action Research (PAR), yaitu penelitian yang melibatkan partisipasi dari para pemangku kepentingan (pengelola usaha) mengenali potensi dan permasalahan yang ada di dalam usaha ternak. Penelitian aksi ini dilakukan dengan harapan kelompok Harapan Mekar memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan dapat menentukan langkah yang tepat dalam menyusun strategi secara terstruktur untuk mengembangkan usahanya sendiri setelah kegiatan penelitian ini selesai dan tanpa bantuan dari siapapun. Satu gambaran yang membedakan action research (penelitian aksi) adalah adanya keterlibatan dari peneliti secara aktif dan secara sengaja dalam konteks penyelidikannya. Tidak seperti dalam penelitian konvensional di mana peneliti merupakan penonton yang netral dalam konteks penelitian (Chalmers dalam Basuno dkk, 2005).

Pelaksanaan PAR melalui proses yang berlangsung secara berulang-ulang (spiral) dan bertahap yang masing-masing terdiri dari perencanaan, aksi dan evaluasi hasil dari aksi tersebut. Setiap penelitian aksi yang dilakukan dengan permasalahan yang berbeda, maka akan berbeda pula proses penelitian yang dilakukan pada penelitian tersebut dalam rangka mencapai tujuan penelitian.

(49)

kegiatan penelitian. Proses ini dilakukan dengan menggunakan teknik Focus Group Discussion (FGD).

Tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi potensi desa dan memilih UKM yang mempunyai peluang untuk berkembang dan memiliki kemampuan untuk memberdayakan masyarakat. Tahap ini dilakukan dengan menggunakan teknik FGD dan pengamatan langsung. Tahap selanjutnya adalah membuat kesepakatan dengan kelompok Harapan Mekar agar berpartisipasi dalam kegiatan penelitian ini. Tahap ini sangat penting karena membuat kesepakatan dilakukan dengan tujuan agar anggota kelompok Harapan Mekar dapat hadir dalam setiap pertemuan, bersedia mengutarakan pendapat dan bersedia untuk melakukan penelitian.

Tahap selanjutnya yang tidak kalah penting adalah melakukan penjajakan dalam rangka mencari informasi mengenai sejarah usaha dan kegiatan usaha yang dilakukan saat ini, hal ini perlu dilakukan agar kelompok dapat mengetahui sejauh mana kegiatan usaha mereka dan dapat mengidentifikasi hal-hal apa saja menjadi kekuatan, kegiatan apa saja yang belum dilakukan oleh kelompok Harapan Mekar. Beberapa teknik PRA yang digunakan dalam mengungkapkan sejarah usaha dan kegiatan usaha yang dilakukan saat ini diantaranya adalah dengan menggunakan teknik penelusuran sejarah usaha, FGD, teknik pembuatan bagan arus produksi dan pemasaran dan wawancara mendalam terhadap pengelola usaha.

(50)

dapat dilihat pada Gambar 4. Pembelajaran yang didapatkan bagi mahasiswa pada tahap ini adalah mendapatkan pengetahuan mengenai cara beternak kambing langsung dari peternak dan terdapat pengetahuan-pengetahuan yang tidak terdapat dalam kuliah tetapi merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan beternak.

Penentuan harapan masa depan merupakan tahap penting yang dilakukan untuk meningkatkan semangat anggota dalam melakukan kegiatan penelitian ini dan menentukan visi dari usaha kelompok ini karena sebuah kebanyakan usaha kecil tidak memiliki suatu visi usaha yang jelas, oleh karena itu diperlukan teknik future scenario untuk mengungkapkan visi dari kelompok terhadap usaha mereka.

Pada tahap ini, anggota kelompok kurang antusias dalam proses penelitian, oleh karena itu digunakan teknik perbandingan pekerjaan, dengan membandingkan antara pekerjaan sebagai buruh tani dan beternak kambing. Hasil dari teknik ini didapatkan kesimpulan bahwa dengan alokasi waktu yang lebih sedikit setiap harinya dapat menghasilkan penghasilan terhadap tiap anggota kelompok yang lebih besar dibandingkan dengan penghasilan dari buruh tani. Teknik perbandingan pekerjaan dapat dilihat pada Gambar 5.

Namun, setelah penggunaan teknik perbandingan pekerjaan ini, anggota kelompok masih kurang antusias, hal ini dikarenakan penghasilan yang berasal dari pekerjaan buruh tani merupakan penghasilan utama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari para anggota, sedangkan penghasilan dari beternak hanya didapatkan setiap satu tahun sekali. Oleh karena itu diperlukan suatu cara untuk meningkatkan semangat anggota kelompok Harapan Mekar dalam melakukan kegiatan penelitian, yaitu melakukan studi banding (benchmarking) usaha milik kelompok Harapan Mekar dengan pemain utama Pembelian Bibit

Kambing

Proses Penggemukkan Kambing Selama

1 tahun

[image:50.612.130.509.185.259.2]

Penjualan Pada Saat Idul Adha

(51)

di usaha yang sama sehingga ada suatu bayangan yang nyata mengenai tujuan yang harus mereka capai pada masa depan. Langkah ini mendapatkan perhatian dan meningkatkan semangat untuk menjadikan usaha mereka lebih berkembang sehingga terjadi perubahan sikap anggta menjadi lebih terbuka dan mau untuk mengikuti penelitian dengan lebih semangat.

Tahap berikutnya adalah refleksi terhadap studi banding dan identifikasi peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan dari usaha kelompok serta merumuskan beberapa alternatif strategi menggunakan analisis SWOT. Kemudian diperolehlah beberapa alternatif strategi diantaranya adalah melakukan koordinasi dengan pengelola mengenai pembelian bibit kambing, perluasan kandang, penjualan diluar waktu Idul Adha, penyediaan obat-obatan, vaksin dan makanan tambahan bagi hewan ternak serta melakukan promosi dengan menggunakan media brosur, pamflet dan poster. Pada tahap berikut lebih banyak menggunakan teknik FGD dan simulasi.

Tahap terakhir dari proses penelitian adalah pembobotan dan pemilihan strategi utama untuk mengembangkan usaha dengan menggunakan metode Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Pada tahap ini

24

9 15

21 3

12

18 6

Beri Pakan

Beri Pakan

Bertani Beri Pakan &

Mencari Pakan

(52)

anggota kelompok dijadikan pakar untuk memberikan bobot, rating dan memilih strategi utama melalui metode QSPM. Pembelajaran yang didapatkan bagi anggota kelompok adalah mereka mulai mengenal suatu cara untuk memilih strategi secara terstruktur walaupun pelaksanaannya cukup rumit. Proses PAR dalam merumuskan strategi pengembangan usaha ternak kambing milik kelompok Harapan Mekar secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1. 4.2. Gambaran Umum Obyek Penelitian

4.2.1. Sejarah Usaha Ternak Kambing Milik Kelompok Harapan Mekar

Penelusuran sejarah usaha dalam penelitian aksi partisipatif ini dilakukan dalam rangka untuk megetahui latar belakang pembentukan usaha ternak kambing, perubahan-perubahan yang terjadi selama usaha berjalan, kegiatan apa saja yang telah dan belum dilakukan kelompok dalam menjalankan usaha ternak dan permasalahan yang terjadi selama kegiatan usaha ini berlangsung. Maka, dengan menggunakan teknik penelusuran sejarah usaha ini didapatkan analisis lingkungan internal dan permasalahan yang terjadi sehingga membantu dalam merumuskan suatu strategi.

Hasil dari teknik penelusuran sejarah usaha dalam diskusi anggota kelompok maka diperoleh bahwa usaha ternak yang dimiliki oleh kelompok tani Harapan Mekar, di Desa Situ Gede, Kabupaten Bogor dimulai pada tahun 2003. Ketika itu, Pemerintah Daerah mempunyai program bantuan kepada masyarakat berupa sapi sebanyak empat ekor yang diberikan kepada kelompok tersebut. Kegiatan beternak sapi tersebut berlangsung selama 1 tahun dan tidak dilanjutkan pada tahun berikutnya karena dianggap tidak berhasil, yang berakibat pada akhir tahun sapi ini tidak bertambah secara kuantitas tetapi berkurang dikarenakan oleh kurang baiknya kontrol dari manajemen kelompok. Pada tahun berikutnya kelompok ini beralih beternak kerbau, namun demikian pula terjadi kembali kesalahan yang sama tahun pertama yang menyebabkan usaha ternak kerbau ini tidak berjalan dengan lancar pula.

(53)

di satu tempat agar mudah dikontrol. Kegiatan beternak kambing yang dilakukan oleh kelompok memfokuskan pada usaha penggemukkan kambing. Anggota kelompok yang dipercaya untuk mengelola ternak kambing pada saat itu berjumlah dua orang dan jumlah awal bibit kambing sebanyak 20 ekor.

Ternak kambing yang dilakukan pada tahun pertama di kandang dengan ukuran 40 m2 ini dapat dinilai berhasil, hal ini dikarenakan hasil penjualan yang biasa dilakukan pada Idul Adha ini setelah dibagi hasil dengan anggota yang mengelola, masih dapat dibelikan bibit kambing sebanyak 27 ekor.

Dengan bertambahnya jumlah kambing yang dikelola pada saat ini maka Bapak Iwan Setiawan memutuskan untuk menambah anggota yang mengelola usaha ternak kambing menjadi 5 orang. Anggota kelompok yang kebanyakan bermatapencaharian utama sebagai buruh tani ini dipilih berdasarkan atas kepercayaan dari Bapak Iwan Setiawan terhadap seorang anggota kelompok tersebut dan memiliki hubungan kekerabatan antara satu dengan yang lain.

Strategi dan kegiatan usaha yang dilakukan selama ini masih sangat sederhana dan walaupun pelaksanaan ternak kambing tahun terakhir dapat dianggap berhasil, namun usaha kelompok yang tergolong sebagai UKM masih memerlukan suatu strategi intensif untuk mengembangkan usaha ini.

4.2.2. Karakteristik Responden

(54)
[image:54.612.173.509.99.180.2]

Tabel 2. Profil Responden

No. Nama Umur Pendidikan Keterangan

1 Iwan Seti

Gambar

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Menurut Skala
Gambar 1. Model Manajemen Strategi (David, 2004)
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Konseptual
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa media animasi pada materi teori tumbukan yang dikembangkan valid dan layak digunakan dalam

Dalam penelitian ini, kadar glukosa tertinggi dihasilkan oleh penambahan volume enzim alfa-amilase dan gluko-amilase sebanyak 4 ml, sedangkan kadar etanol hasil distilasi

Oleh karena itu, jika mata uang Negara sedang naik saat kita menjualnya, kita akan mendapat keuntungan besar.. Jika mata uang tersebut turun, kita akan

Nilai bantuan yang diserahkan khususnya kepada kelompok nelayan penangkap lobster untuk beralih ke perikanan budidaya di Propinsi NTB pada tahun 2015 ini adalah 80 paket

Sebagai upaya untuk mengikuti perubahan tersebut, pada tahun 2015 STMIK Amik Riau menetapkan Rancana Induk Pengembangan jangka panjang periode 2015-2030 dengan visi “Menjadi Perguruan

Kesimpulan pada pemaknaan lirik lagu “Mobil Bergoyang” yang dinyanyikan oleh Lia MJ feat Asep Rumpi ini adalah makna tentang pornografi yang mengarah pada hubungan

Pada penelitian ini, teknik mitigasi interferensi yang dianalisis adalah pembatasan emisi dengan Blok edge mask transmitter dan Co-siting transmitter. Untuk menghitung level daya