• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKP : Desain Sistem Monitoring Tangki Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Pada PT. Phase Delta Control.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LKP : Desain Sistem Monitoring Tangki Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Pada PT. Phase Delta Control."

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

DESAIN SISTEM MONITORING TANGKI

STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM

PADA PT. PHASE DELTA CONTROL

KERJA PRAKTEK

Nama

: IDO NURZAINI AHMAD

NIM

: 07.39010.0040

Program : DIII(Diploma Tiga)

Jurusan : Manajemen Informatika

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA DAN TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA

(2)

PADA PT. PHASE DELTA CONTROL

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Program Ahli Madya Komputer

Oleh:

Nama : IDO NURZAINI AHMAD

NIM

: 07.39010.0040

Program : DIII (Diploma Tiga)

Jurusan : Manajemen Informatika

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA

(3)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DESAIN SISTEM INFORMASI MONITORING TANGKI SPBU

PADA PT. PHASE DELTA CONTROL

Telah diperiksa, diuji dan disetujui

Surabaya, Juni 2012

Disetujui:

Pembimbing Penyelia

Sri Hariani Eko Wulandari, S.Kom, M.MT Bayu Suharnadi, ST.

NIDN.0726017801

Mengetahui:

Kepala Program Studi DIII Manajemen Informatika

Titik Lusiani, M.Kom., OCA

(4)

i

Sistem informasi monitoring tangki merupakan sistem informasi yang

sangat diperlukan dalam pengelolaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum

(SPBU) yang meliputi khususnya bagi manajer atau pemilik SPBU. Sistem

monitoring dirasa sangat penting karena dapat digunakan untuk mengetahui stok

bahan bakar setiap saat secara akurat yang ada di dalam tangki, dapat mengetahui

volume penerimaan bahan bakar dari mobil tangki, dapat mengetahui suhu dan

mendeteksi adanya kandungan air dalam tangki, dapat mencegah bahan bakar

dalam tangki habis atau overfill (mendeteksi stok minimum dan maksimum),

menghasilkan laporan stok, pengisian, event, snapshot dan penyusutan yang

lengkap, cepat, akurat sehingga mencegah terjadinya kesalahan pembacaan

manusia sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas manajemen SPBU

secara keseluruhan.

Permasalahan yang dihadapi PT. Phase Delta Control adalah bagaimana

membuat desain tampilan program yang komunikatif dan mudah dimengerti oleh

pemilik atau manajer SPBU yang menggunakan jasa PT. Phase Delta Control

untuk men-setting sistem monitoring tangki.

PT. Phase Delta Control membutuhkan sebuah desain tampilan program

yang praktis, komunikatif dan mudah dimengerti oleh pengguna sistem untuk

membantu kegiatan monitoring.

Hasil yang diperoleh adalah dapat memudahkan pengguna dalam

membaca data – data yang dihasilkan program monitoring. Desain tampilan

program yang dibuat ditujukan untuk dapat membantu perusahaan untuk dapat

membuat desain program yang lebih efisien dan efektifitas dalam penggunaannya.

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Manfaat ... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II PROFIL PT. PHASE DELTA CONTROL... 6

2.1 Profil Perusahaan ... 6

2.2 Struktur Organisasi ... 7

2.3 Deskripsi Tugas ... 8

2.4 Pengalaman Pekerjaan ... 9

BAB III LANDASAN TEORI ... 11

3.1 Perangkat Keras ... 11

3.2 Sistem Komunikasi Industri RS-485 ... 13

(6)

v

3.4 Master... 23

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN ... 25

4.1 Desain Perangkat Lunak ... 25

4.2 System Flow ... 26

4.3 Data Flow Diagram ... 27

4.4 Entity Relationship Diagram ... 30

4.5 Flowchart Program Monitoring Tangki ... 32

4.6 Prosedur Komunikasi ... 34

4.7 Proses Pengambilan Data ... 37

4.8 Prosedur Kondisi Ada Air Dalam Tangki ... 39

4.9 Program Monitoring Tangki ... 39

4.9.1 Menu File ... 40

4.9.2 Menu Data Log ... 41

4.9.3 Menu Login Supervisor ... 44

4.9.4 Menu Setup ... 44

BAB V PENUTUP ... 54

5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(7)

B A B I

P E N D A H U L U A N

1.1 Latar Belakang Masalah

Peran sistem informasi terhadap kemajuan organisasi atau perusahaan

sudah tidak diragukan lagi. Dengan dukungan sistem informasi yang baik maka

sebuah perusahaan akan memiliki berbagai keunggulan kompetitif sehingga

mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

Pemanfaatan komputer sebagai alat kerja bantu, khususnya sebagai

media pengolah data sehingga bisa diambil keputusan yang tepat dalam

melakukan suatu tindakan terus berkembang dengan pesat. Itu semua berkat

kemajuan teknologi yang didorong oleh keinginan manusia untuk dapat

melakukan pekerjaan dengan cepat, tepat dan aman.

Sistem monitoring tangki merupakan hal yang sangat penting bagi

sebuah stasiun pengisian bahan bakar umum atau yang lebih dikenal dengan

sebutan SPBU dalam pengambilan keputusan dan merupakan salah satu faktor

untuk berhasil tidaknya suatu manajemen SPBU. Sistem monitoring dapat

digunakan untuk mengetahui stok bahan bakar setiap saat secara akurat yang ada

di dalam tangki, dapat mengetahui volume penerimaan bahan bakar dari mobil

tangki, dapat mengetahui suhu dan mendeteksi adanya kandungan air dalam

tangki, dapat mencegah bahan bakar dalam tangki habis atau overfill (mendeteksi

stok minimum dan maksimum), menghasilkan laporan stok, pengisian, event,

snapshot dan penyusutan yang lengkap, cepat, akurat sehingga mencegah

(8)

maka tentu saja menghambat kinerja staf SPBU, contohnya saja jika ingin

mengetahui adanya kandungan air di dalam tangki, sulit bahkan tidak mungkin

untuk melakukannya secara manual.

PT. Phase Delta Control merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

dalam bidang jasa informasi dan otomasi. Bidang otomasi, khususnya aplikasi

Monitoring System, yang merupakan salah satu bidang yang menjadi fokus

perusahaan. Namun perusahaan ini dirasa menemukan kendala yaitu bagaimana

membuat desain tampilan program yang efektif, efisien dan mudah dimengerti

oleh user.

Saat ini PT. Phase Delta Control sudah berusaha untuk

mengimplementasikan sebuah sistem informasi monitoring, persoalannya,

tampilan sistem informasi yang ada dirasa kurang memenuhi kebutuhan user serta

sulit untuk dimengerti.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis terdorong untuk

membuat sebuah tampilan sistem atau program yang benar-benar sesuai dengan

kebutuhan user.

Oleh karena itu dalam kerja praktek yang dilaksanakan pada PT. Phase

Delta Control tersebut, dilakukan analisa terhadap sistem yang ada. Dimana

analisa yang dilakukan untuk memperbaiki sistem yang sudah ada, khususnya

(9)

3

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan

masalah yaitu bagaimana membuat dan merancang desain monitoring sistem

pada PT. Phase Delta Control yang meliputi:

1. Bagaimana membuat dan merancang desain tampilan program yang

mencakup informasi-informasi yang dibutuhkan oleh user?

2. Bagaimana membuat dan merancang desain tampilan program yang mudah

dipahami dan dimengerti oleh user?

3. Bagaimana membuat dan merancang desain tampilan program yang mampu

menampilkan laporan yang akurat?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka batasan masalah dalam

pembuatan sistem informasi hanya mencakup tentang desain tampilan program

monitoring sistem.

1.4 Tujuan

Tujuan dari kerja praktek ini adalah untuk membuat dan merancang

sebuah desain tampilan program yang lebih mudah untuk dipakai oleh user terkait

dengan kesulitan user dalam memahami data yang dihasilkan.

1.5 Manfaat

Manfaat dari kerja praktek ini adalah untuk membuat desain tampilan

(10)

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan kerja praktek ini disusun secara sistematis dalam lima

bab yang akan memudahkan pemahaman penulis dan pembaca terhadap penelitian

proyek sistem informasi yang telah dilakukan. Berikut ini adalah penjelasan

singkat mengenai sistematika dalam penulisan laporan proyek sistem informasi

ini.

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan

masalah, tujuan pembuatan laporan, manfaat bagi penggunanya, serta sistematika

penulisan laporan.

BAB II PROFIL PT. Phase Delta Control

Bab ini membahas tentang gambaran umum PT. Phase Delta Control dan

struktur organisasi yang bersangkutan beserta job descriptionnya.

BAB III LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang berbagai macam teori yang mendukung

dalam pembuatan dokumentasi yaitu pengertian sensor, pengertian konsep dasar

Sistem Komunikasi Industri RS-485, pengertian RTU(Remote Terminal Unit),

diagram dasar jaringan, Modul Remote Data Acquisisi, ADAM(modul controller).

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

Bab ini membahas tentang cara kerja sistem monitoring, tampilan

program monitoring tangki, snapshot program monitoring tangki, analisis

(11)

5

BAB V PENUTUP

Bab ini membahas tentang kesimpulan yang diperoleh dari pembuatan

desain tampilan program serta saran yang bertujuan untuk pengembangan sistem

(12)

6

2.1 Profil Perusahaan

PT. Phase Delta Control didirikan di hadapan Notaris pada tanggal 2

Februari 1994. Bidang usaha yang ditangani meliputi elektrikal, instrumentasi,

supplier dan kontraktor. Dengan adanya perkembangan teknologi yang sangat

cepat, akhirnya PT. Phase Delta Control secara khusus mengembangkan diri pada

bidang informasi dan otomasi. Untuk mendukung riset dan pengembangan, PT.

Phase Delta Control bekerja sama dengan ADVANTECH - Taiwan yang telah

bersertifikasi ISO 9001 untuk penyediaan perangkat keras yang memenuhi standar

industri (industrial standard).

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan otomasi, dimana

setiap proses/pekerjaan harus berlangsung efektif dan efisien, maka diperlukan

suatu alat bantu berupa perangkat keras maupun perangkat lunak. Untuk

perencanaan perangkat keras dan lunak tersebut PT. Phase Delta Control siap

membantu, dalam hal ini meliputi perencanaan suatu sistem informasi dan

otomasi berbasis PC (Personal Computer). Dengan menggunakan suatu teknologi

yang tepat maka akan sangat menguntungkan dalam waktu, pikiran dan biaya,

sehingga waktu, biaya, dan pikiran tersebut bisa dialokasikan untuk hal-hal lain

yang lebih penting. Bentuk-bentuk dukungan yang akan diberikan antara

(13)

7

A. Desain Sistem :

1) Otomasi proses, monitoring, akuisisi data dan telemetri.

2) Industrial PC, Server.

B. Agen dan Technical Support untuk produk-produk ADVANTECH, yang berupa :

1) Peralatan Industrial Automation : Modul Data Acquisition and Control, Signal Conditioning, Industrial Communication, dan Application Software & MMI.

2) Embedded PC : All-in-one Pentium, 486, dan 386 Biscuit PCs; half-size Pentium, 486 dan 386 SlotPCs; Modul Ekspansi PC/104; Solid State Disk Cards; POS Control Boards.

3) Industrial Computer : Panel PC & MMI, Industrial Workstation, Industrial PC Chassis, All-in-one CPU Card, ISA/PCI Passive Backplane, Flat Panel Monitor.

2.2 Struktur Organisasi

Berikut adalah gambar struktur organisasi pada PT. Phase Delta Control :

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Phase Delta Control

(14)

2.3 Deskripsi Tugas

Berdasarkan struktur organisasi pada gambar 2.1 dapat dideskripsikan

tugas yang dimiliki oleh tiap bagian yang bersangkutan sebagai berikut:

1. Direktur

Bertanggung jawab dalam merumuskan kebijakan-kebijakan perusahaan dan

memegang pimpinan perusahaan.

2. Manajer HRD/Marketing

Bertanggung jawab dalam pengorganisasian sumber daya manusia dalam

perusahaan sekaligus menjadi ujung tombak dalam pemasaran perusahaan.

3. Manajer Teknik

Bertanggung jawab dalam bidang teknik pekerjaan, melakukan riset-riset, dan

mengorganisasikan enginer-enginer teknik dibawahnya.

4. Engineer Software

Bertanggung jawab dalam bidang software yang berkaitan dengan pekerjaan,

termasuk maintenance software lama maupun pembuatan software baru

5. Engineer Hardware

Bertanggung jawab dalam bidang hardware yang berkaitan dengan pekerjaan,

(15)

9

2.4 Pengalaman Pekerjaan

Berikut ini adalah tabel pengalaman pekerjaan dari PT.Phase Delta

Control.

Tabel 2.1. Pengalaman Pekerjaan

No. Tahun Nama Pekerjaan dan Lokasi

1 1997 Pengadaan ADAM-4500 Series, PT.

Abakus Informindo Systems, Surabaya

2 1997 Pemasangan Sistem Komunikasi Lokal

Bandara Juanda, Perum Angkasa Pura I, Surabaya

3 1997 Pengadaan ADAM-4500 & 4000 Series

untuk Praktikum, Lab. Politeknik ITS, Surabaya

4 1997 Pengadaan Server Industrial Computer,

Kopegtel Citra Bekisar, Surabaya

(Project : Info Billing (109) Telkom DIVRE V)

5 1998 Pengendalian Proses Kristalisasi CPO, PT.

Damai Sentosa Cooking Oil – Surabaya. (Partner : Politeknik ITS)

6 1998 Pengadaan Server Industrial Computer,

Kopegtel Citra Bekisar, Surabaya (Project : Voice Mail)

7 1999 Tank Monitor, SPBU – Segoro Madu,

Gresik

8 1999 Desain, Pengadaan, Pengerjaan Gardu

Induk Tanpa Operator (GITO) di PT. PLN (Persero) Sektor Tuntang – Salatiga, dengan Master GI. Srondol dan Site di (GIS. Simpang Lima, GIS. Kalisari)

9 2000 Perbaikan dan perubahan sistem kabel

menjadi radio untuk PMS (Power Monitoring System) GIS. Waru-GI. Ispatindo, PT. (Persero) PLN, Sektor Surabaya

10 2000 Desain, Pengadaan, Pengerjaan Tank

Monitor, SPBU – Banyuwangi

11 2000 Print Out Pompa Bensin, SPBU – Prapen, Surabaya

12 2000 Pembuatan Software Control Motor dan

(16)

No. Tahun Nama Pekerjaan dan Lokasi

13 2000 Desain, Pengadaan, Pengerjaan Gardu

Induk Tanpa Operator (GITO) di PT. PLN (Persero) Sektor Tuntang Salatiga, untuk Site di GIS. Pudak Payung

14 2000 Perbaikan PMS (Power Monitoring

System) GIS. Maspion, PT. (Persero) PLN, Sektor Surabaya

15 2000 Desain, Pengadaan, Pengerjaan Tank

Monitor, SPBU – Jember

16 2000 Desain, Pengadaan, Pengerjaan Alarming

System di CPP KE 5 P/F Java Sea Offshore, Kodeco Energy, Co. Ltd.

17 2000 Desain dan Pembuatan Software Otomasi

Mesin Pembuat Alumunium foil di PT Trias Sentosa, Krian.

18 2004

- sekarang

(17)

BAB III

L A N D A S A N T E O R I

3 . 1 P e r a n g k a t K e r a s

Perancangan perangkat keras/Hardware pada Tank Monitor System

SPBU bertujuan untuk mengambil data, status, dan keadaan tangki untuk

kemudian diubah menjadi sinyal digital yang akan diolah dan ditampilkan oleh

Komputer. Termasuk didalamnya antara lain unit sensor, modul kontroller untuk

komunikasi , modul data Acquisisi Analog input, digital input dan beberapa

komponen tambahan lainnya. Khusus modul kontroller untuk komunikasi tipe

ADAM-4520, modul data acquisisi Analog input tipe ADAM-4017 dan Digital

input tipe ADAM-4053 menggunakan produk standard industri dari

ADVANTECH.

Adapun produk data acquisisi dan kontroler yang merupakan standard

industri harus memiliki kelebihan dan ciri-ciri antara lain :

1. Memiliki range level tegangan Analog Input dan level tegangan Digital Input

yang lebar.

2. Range tegangan supply yang relatif lebih lebar, karena mengingat keadan

tegangan di Industri yang tidak stabil dan sering naik-turun.

3. Adanya proteksi tegangan yang baik, jika terjadi tegangan puncak

(peak/Surge) yang mendadak dan cepat. Proteksi ini biasanya diberikan

rangkaian tambahan berupa Opto-isolation.

4. Tahan terhadap segala keadan di Pabrik / Industri ( Debu, bahan kimia, dan

(18)

5. Mempunyai MTBF ( Mean Time Between failure ) yang lama yaitu usia

komponen tersebut jika beroperasi. Karena pada industri modul tersebut

beroperasi secara terus-menerus selama 24 Jam.

Desain Hardware dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian utama, yaitu

RTU dan Master. Komunikasi data antara RTU dan Master dilakukan dengan

menggunakan standard komunikasi RS-485, yang memiliki keunggulan dalam hal

jarak yang bisa mencapai 1,2 Km. Hal ini dilakukan mengingat jarak antara tangki

(RTU) dengan control room (Master) cukup jauh. Oleh karena standard

komunikasi pada PC adalah RS-232 maka perlu diubah menjadi standard

komunikasi RS-485 dengan menggunakan modul kontroller komuniasi RS-232 to

RS-485 converter produk dari ADVANTECH.

Sistem RTU dan Master secara lengkap dapat dilihat pada gambar 3.1.

(19)

13

3.2 Sistem Komunikasi Industri RS-485

EIA RS-485 banyak digunakan di industri sebagai komunikasi dua arah.

Terutama dikembangkan untuk industri yang memakai sistem komunikasi multi

drop yang dapat mengirim dan menerima data dengan kecepatan tinggi dan jarak

yang jauh.

Spesifikasi dari protocol EIA RS-485 adalah sebagai berikut :

1. Jarak maksmum 1200 meter.

2. Kecepatan transfer data sampai dengan 10 Mbps atau lebih.

3. Transmisi dengan cara differensial dengan resistansi yang tinggi terhadap

noise.

4. Maksimum 32 titik per segment.

5. Komunikasi dua arah antara master dan slave melalui sepasang kabel.

6. Hubungan secara parallel untuk tiap-tiap titik melalui multi drop.

3.2.1 Diagram Dasar Jaringan

Multi drop RS-485 menggunakan sepasang kable tiap segmen. Modul

yang dihubungkan dengan sepasang kabel tersebut dinamakan drop kabel. Dimana

hubungan tersebut dilakukan secara paralel sehingga dilakukan atau

penyambungan atau pemutusan hubungan tiap-tiap titik modul tidak

mempengaruhi seluruh jaringan. Modul ADAM menggunakan strandart RS-485

dan menggunakan perintah ASCII sehingga dapat dihubungkan dan dapat

berkomunikasi dengan seluruh komputer yang dapat menggunakan perintah

(20)

Beberapa metode hubungan jaringan RS-485, antara lain sebagai berikut:

1. Daisy Chain :

Seluruh modul dihubungkan langsung pada sepasang kabel utama.

Dimana setiap akhir segment dapat ditambahkan sebuah repeater jika sinyal

tersebut lemah. Total seluruh modul yang dapat dihubungkan dengan sepasang

kable utama (data+ , data-) dapat mencapai 255 modul yang dapat dialamati.

Modul ADAM konverter, modul ADAM Repeater dan house komputer adalah

modul yang tidak dapat dialamati, sehingga tidak termasuk dalam hitungan 255

modul diatas.

2. Hubungan Star :

Pada hubungan ini repeater dihubungkan dari sepasang kabel utama dan

dari masing-masing repeater tesebut dihubungkan dengan modul-modul ADAM

yang dapat dialamati. Sehingga masing-masing modul ADAM yang dapat

dilamati tersebut yang hanya dihubungkan dengan modul ADAM repeater saja.

Jenis hubunga ini tidak dapat dilakukan jika jaraknya sangat jauh karena bisa

menimbulkan signal distortion pada hubungan tersebut.

3. Hubungan Random :

Jenis hubungan ini adalah gabungan antara kedua jenis hubungan diatas

dan terkesan lebih acak.

3.3 Remote Terminal Unit

Remote Terminal Unit (RTU) dipasang di sekitar tangki (plant), dimana

didalam RTU terdapat unit sensor, modul data acquisisi Analog input (Advantech

(21)

15

komponen tambahan pendukung lainnya. Untuk sensor pada tangki terdapat

sensor level (ketinggian) bahan bakar, sensor air dan sensor pintu tangki.

3.3.1 Sensor

Sensor adalah sesuatu yang digunakan untuk mendeteksi adanya

perubahan lingkungan fisik atau kimia. Variabel keluaran dari sensor yang diubah

menjadi besaran listrik disebut Transduser.

A. Sensor Level ( Ketinggian Bahan Bakar )

Untuk Tangki indikator yang perlu diambil data dan statusnya antara

lain; ketinggian bahan bakar, sensor air dan tutup Tangki.

Bentuk tangki yang seperti demikian menyebabkan perbandingan

kenaikan ketinggian bahan bakar dengan volume bahan bakar tidak Linear. Hal ini

dapat diatasi dengan bantuan perangkat lunak /Software, sehingga sesuai antara

kenaikan bahan bakar pada tangki dengan volume bahan bakar..

Prinsip kerja dari sensor sangat mirip dengan sebuah Potensiometer.

Dimana dengan naik-turunnya pelampung yang menunjukkan ketinggian Tangki

juga akan menyebabkan naik-turunnya nilai resistansi. Prinsip kerja sensor ini

dapat ditunjukkan pada gambar dibawah.

Pada sensor level (stick) terminal no.1 dihubungkan dengan tegangan +9

Volt terminal no.3 dihubungkan dengan ground (GND) dan terminal no.2

dihubungkan dengan analog input modul ADAM-4017. Pada sensor level ini

terdiri dari susunan resistor dengan nilai risistansi tertentu dan

terdapatmicroswitch. Jika pelampung naik/turun pada ketinggian tertentu maka

(22)

terminal-terminal tersebut diatas maka pada terminal-terminal no.2 akan menghasilkan tegangan

yang Variatif antara 0-9 Volt. Digunakan suply tegangan DC 9 Volt karena modul

Analog Input ADAM-4017 memiliki level tegangan antara 0-10 Volt dan level

arus 4-20 mA.

Gambar 3.2 Sensor dan Tangki Bahan Bakar

Gambar 3.3 Prinsip Dasar Sensor Level (Ketinggian) Bahan Bakar

Tangki

2

,5

m

Bahan Bakar (Solar/Premium/Premix) Sensor Level

Box connector kabel

Pelampung

1 2 3

Resistance

(23)

17

B. Sensor Pintu Tangki

Pada sensor pintu digunakan Magnetic Switch. Yaitu switch yang bekerja

berdasarkan gaya magnet, jika suatu magnet didekatkan pada switch tersebut

maka switch akan menutup (close) dari kondisi semula yang terbuka (Open).

Gambar 3.4 Magnetic Switch Tampak Atas dan Tampak Samping

Output dari magnetic switch akan dihubungkan dengan modul data

acquisisi ADAM-4053 sebagai Digital Input. Sehingga dapat diketahui apakah

pada saat itu pintu Tangki dibuka atau tidak, karena pada dasarnya pintu Tangki

hanya dibuka saat ada pengisian bahan bakar.

C. Sensor Air

Bahan bakar (Premium/Solar/Premix) mempunyai resistansi yang besar,

sedang air mempunyai resistansi yang kecil. Maka dengan prinsip inilah maka

perlu memodifikasi sendiri sensor air, selain untuk menghemat biaya juga

penggantian komponen tidak perlu menunggu terlalu lama karena harus Magnetic

Switch Permanent

Magnet

Tampak Atas

(24)

menunggu barang yang harus diimpor dari luar. Prinsip dasar dari sensor air, pada

dasarnya adalah dua buah kawat tembaga yang diletakkan sepanjang sensor level

(stick) dan memanjang ke dalam Tangki. Jika pada bahan bakar terdapat air maka

secara automatis kedua tembaga akan terhubung singkat hal ini dianalogikakan

sebagai sebuah switch. Rangkaian tambahan berupa Op-Amp sebagai comparator

untuk membandingkan antara tegangan referensi dengan pengaturan

Potensiometer dengan tegangan dari sensor air. Dimana rangkaian comparator

Op-Amp untuk sensor air dapat dilihat pada gambar 3.5.

Gambar 3.5 Op-Amp Comparator Untuk Sensor air

Prinsip kerja dari comparator ini adalah membandingkan tegangan antara

tegangan dari input (+) dengan input (-) dari Op-Amp. Dimana input (+)

dihubungkan dengan Variable Resistor (VR) 10K, dan input (-) dihubungkan

dengan sensor air yang sebelumnya di Pull Up dengan resistor 4M7. Jika pada

tangki tidak terdapat air maka sensor air yang berupa dua kawat tembaga

seolah-olah terbuka sehingga input (-) lebih positip dari input (+), maka output dari

komparator akan sama dengan 0V. Dan jika pada tangki terdapat air, maka sensor

air yang berupa dua kawat tembaga akan terhubung sehingga tegangan input (+) +12V

Sensor Air

Output

4M7 VR 10K

(25)

19

lebih positip dari tegangan input (-) karena arus dari resistor Pull Up 4M7 akan

menuju Ground (GND). Sehingga tegangan output menjadi +12V. Dan tegangan

output ini kemudian dihubungkan dengan modul data acquisisi ADAM-4053

Digital input. Modul data acquisisi ADAM-4053 memiliki spesifikasi digital

input level ‘0’ : 0 s/d +1V max, dan level ‘1’ : +3.5 s/d +30V max.

3.3.2 Modul Remote Data Acquisisi

Modul remote data acquisisi yang digunakan di sisi RTU (Remote

Terminal Unit) adalah modul Analog Input ADAM-4017 modul Digital Input

ADAM-4053 keduanya produk dari Advantech. Modul remote data Acquisisi

tersebut menggunakan standard komunikasi multi drop RS-485. Pada standard

komunikasi multi drop RS-485 data komunikasi mempunyai format komunikasi

Serial namun data dihubungkan melalui diferential tegangan Data + dan Data -.

Standard komunikasi RS-485 disebut sebagai Multi Drop karena dari kabel data +

dan data- dapat dipasang beberapa node (titik) modul data acquisisi, dan

menggunakan prinsip ID untuk mengalamati masing-masing modul data acquisisi

tersebut.

A. ADAM-4017 ( Analog Input )

ADAM-4017 memiliki 8 chanel Analog input yang ke-8 input channel

dapat diprogram. Di sisi input dari ADAM-4017 terdapat opto isolator yang

memberikan isolasi sampai dengan 500 Vdc. Modul ADAM-4017 menggunakan

standard komunikasi multi drop RS-485 dan menggunakan microprocessor dan

A/D converter 16-bit. Dan output data berupa satuan teknik seperti Volt, Ampere.

(26)

tersebut diubah oleh microprocessor ke dalam satuan Volt, Ampere, Sehingga hal

tersebut memudahkan dalam pemrograman karena data output yang dibaca sudah

berupa data real dalam Volt atau Ampere dan tidak dalam bentuk Hexadesimal.

Selain itu microprocessor juga mengatur komunikasi dengan RS-485.

Pada tabel 3.1. menunjukkan spesifikasi teknik dari modul data Acquisisi

ADAM-4017

Tabel 3.1 Spesifikasi Teknik ADAM-4017

No. Jenis Spesisfikasi

1 Analog input Channel 6 differential

2 Single Ended

2 Input Type MV, V, Ma

3 Input Range ±150mV, ±500mV

±1V, ±5V, ±10V

±20mA

4 Sampling rate 10 sample/sec (total)

5 Accuracy ±0.1 % or better

6 Zero drift ±0.03 mV/°C

7 Span drift ± 25ppm/°C

8 Power Requirements +10 to +30 Vdc

( non regulated )

(27)

21

Gambar 3.6 Blok Diagram Rangkaian Modul ADAM-4017

Gambar 3.7 ADAM-4017

B. ADAM-4053 ( 16 Channel Digital Input )

ADAM-4053 merupakan modul data acquisisi digital input 16 Channel.

Dengan level tegangan input logic ‘1’ :+3,5V to +30V dan level logic ‘0’ :

+1Vmax. ADAM-4053 memiliki range tegangan level logic ‘0’ dan logic’1’ yang

lebar dimaksudkan karena pada industri tegangan tidaklah konstan dan stabil

sehingga modul data acquisisi ini sangat cocok di industri. Selain itu modul

ADAM-4053 juga dilengkapi dengan optoisolated signal yang berfungsi untuk

(28)

ini mencapai tegangan 500Vdc. Pada tabel dibawah diberikan data spesifikasi

teknis dari ADAM-4053.

Tabel 3.2 Spesifikasi Teknik ADAM-4053

Pada gambar 3.8 dibawah merupakan gambar blok diagram rangkaian

ADAM-4053.

Gambar 3.8 Blok Diagram Rangkaian Modul ADAM-4053

Microcontroller untuk semua modul data Acquisisi menggunakan

microcontroller 80188 produksi intel.

No. Jenis Spesifikasi

1 Digital Input Channel 16 Channel

2 Digital Input Logic level 0 :+1V max

Logic level 1:+3,5 to +30 V

3 Isolation Voltage 500Vrms

(29)

23

3.4 Master

Master diletakkan di ruang kontrol room, dimana pada master semua

kegiatan monitoring dan pengolahan data dilakukan pada komputer PC. Disini

komputer PC dipilih menggunakan industrial Komputer mengingat kondisi

komputer yang harus menyala terus menerus selama 24 Jam. Industrial Komputer

yang digunakan produk dari Advantech dengan Tipe IPC-610. Selain itu pada sisi

Master terdapat modul ADAM-4520 Konverter RS-232 to RS-485 produk dari

Advantech. Sehingga komunikasi antara Master dengan RTU menggunakan

komunikasi multi drop RS-485.

Pada komputer PC terdapat perangkat lunak (Software) untuk monitoring

tangki dan perangkat lunak untuk pengolahan data hasil pencatatan (record)

keadaan dan status tangki sehari-hari. Sehingga ketika terjadi perubahan pada

keadaan/status tangki sewaktu-waktu operator dapat mengetahui, operator tanpa

harus memantau didepan komputer secara terus-menerus. Selain itu pada

perangkat lunak terdapat password untuk operator, jika terjadi pergantian shift

operator. Pada sisi Master ada 2 bagian besar yang dapat dijelaskan diantaranya;

modul kontroller ADAM-4520 dan Komputer (PC).

konverter ini mengubah format komunikasi standard RS-232 pada

komputer PC menjadi format komunikasi standard RS-485 pada modul data

acquisisi (ADAM-4017, ADAM-4053). Seperti pada gambar 3.1. diatas dapat

dilihat, kabel data komunikasi ( data + dan data - ) dihubungkan antara modul

ADAM-4017, ADAM-4053 dan ADAM-4520 menjadi satu. Sehingga untuk

membedakan antara modul ADAM-4017 dan modul ADAM-4053 menggunakan

(30)

data antara modul ADAM-4017 dan modul ADAM-4053 komputer PC akan

mengirim data alamat tertentu pada serial RS-232 yang secara otomatis akan

didekode oleh ADAM-4052 menjadi format RS-485 dan data alamat tersebut akan

secara otomatis akan menunjuk modul data acquisisi yang mempunyai alamat

tersebut.

Gambar 3.9 Blok Diagram Rangkaian ADAM-4520

Pada sistem komunikasi RS-485, oleh karena hubungan antara modul

data Acquisisi menggunakan 2 jalur kabel yaitu Data(+) dan Data (-), maka untuk

membedakan antara modul data acquisisi satu dengan lainnya dengan

menggunakan prisnsip pengalamatan ID. Prinsip pengalamatan ID pada standard

komunikasi RS-485 dapat mencapai alamat FFH (255) sehingga maksimum

modul data acquisisi yang dapat dipasang pada komunikasi ini untuk 1 jalur data

(31)

BAB IV

DESKRIPSI PEKERJAAN

4.1 Desain Perangkat Lunak

Desain software dimaksudkan untuk merancang perangkat lunak untuk

dapat mengoperasikan seluruh kegiatan monitoring tangki pompa bensin.

Kegiatan monitoring tersebut diantaranya memantau keadaan tangki , status

tertentu dari tangki, dan melakukan pencatatan secara automatis setiap 30 menit.

Proses ini semua dilakukan dikontrol oleh perangkat lunak ( Software ) yang

terdapat pada komputer PC di kontrol room ( Master ).

Salah satu keuntungan dari pengembangan sistem kontrol dengan

berbasis PC ( PC-Based control system and Monitoring ) adalah kemudahan

dalam hal pengembangannya, karena kemudahan dalam mendapatkan

modul-modul yang sudah banyak terdapat di Pasaran selain itu juga harga yang relatif

lebih murah.

Diharapkan dengan adanya software monitoring tangki pompa bensin ini

seorang petugas tidak akan perlu lagi harus mengukur volume pada tangki dengan

mengukur ketinggian bahan bakar tersebut dengan mengukur ketinggiannya,

karena selain harus mengkonversi dari ketinggian bahan bakar ke volume bahan

bakar dengan menggunakan daftar tabel juga dikhawatirkan resikonya jika tangki

bahan bakar saat dibuka, maka dengan adanya perangkat lunak ini diharapkan

sangat membantu kerja seorang petugas. Disini data yang ditampilkan langsung

ke dalam bentuk satuan Volume dan pemantauan volume dapat dilakukan secara

(32)

Selain itu juga memudahkan pencatatan data volume bahan bakar setiap setengah

jam, tanpa khawatir akan terlewati karena pencatatan dilakukan secara automatis.

Selain itu system ini juga dilengkapi dengan detektor adanya kandungan air dalam

tangki dan detektor sensor pintu tangki jika pintu dibuka. Hal ini pintu tangki

dibuka hanya jika dilakukan pengisian bahan bakar.

Pada pemrograman Visual Basic program harus ditulis ke dalam bentuk

prosedur-prosedur. Demikian juga pada program monitoring Tangki ini program

juga ditulis dalam prosedur-prosedur.

4.2 Sistem Flow

Berikut ini akan digambarkan sistem flow sistem monitoring tangki

BBM.

(33)

27

4.3 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) dari sistem informasi monitoring tangki pada

tangki BBM adalah sebagai berikut:

A. Context Diagram dari sistem informasi monitoring tangki BBM terdapat 2

entity yang berhubungan langsung dengan sistem ini, yaitu supervisor dan

operator. Dapat dilihat pada gambar 4.2

Laporan_Snapshot 1 Laporan_Log_Event 1

Data_Log_Event_Dari_Sensor

Data_Snapshot_Dari_Sensor Data_Tinggi_&_Volume_Pengukuran_Manual

Data_Volume_Pengukuran_Manual

Data_Tinggi_Pembacaan_Sensor_Stick

Data_Tinggi_Pengukuran_Stick_Manual

Data_Properti_Tangki

Data_Setup_Komunikasi

Laporan_Snapshot 2 Laporan_Log_Event 2

0

Monitoring Sistem

+

SUPERVISOR

OPERATOR

(34)

B. DFD Level 0

DFD level 0 dari sistem informasi monitoring tangki BBM adalah

decompose dari context diagram dimana menjelaskan lebih detil 3 proses yang

terdapat dalam sistem informasi monitoring ini yaitu setting master, transaksi dan

cetak laporan. Dapat dilihat pada gambar 4.3

Baca

Simpan & Baca Kalibrasi Awal

Simpan & Baca Kalibrasi Volume Simpan & Baca Kalibrasi Tinggi Minyak

Simpan & Baca Kalibrasi Tinggi Stick

Simpan & Baca Data Log Event Simpan & Baca Data Snapshot

Data_Log_Event_Dari_Sensor

Simpan & Baca Data Setting Simpan & Baca Setup Komunikasi

Data_Properti_Tangki

Komunikasi 2 Data Setting Properti

3 Data Snapshot

4 Data Log Event

5 Ketinggian StickData Kalibrasi

6 Data Kalibrasi

Ketinggian Minyak

7 Data Kalibrasi Volume

8 Data Kalibrasi Awal

(35)

29

C. DFD Level 1 Proses 1 Setting Master

Simpan & Baca Data Setting Simpan & Baca Setup Komunikasi

Data_Properti_Tangki

Gambar 4.4 DFD Level 1 Proses 1 Setting Master

D.DFD Level 1 Proses 2 Transaksi

Gambar 4.5 DFD Level 1 Proses 2 Transaksi

Baca

Data Tinggi & Volume Pengukuran Manual Data Volume Pengukuran Manual Data Tinggi Pengukuran Stick Manual Data Tinggi Pembacaan Sensor Stick

Data Log Event Dari Sensor Data Snapshot Dari Sensor

1 Data Setup

Komunikasi 2 Data Setting Properti

(36)

E.DFD Level 1 Proses 3 Cetak Laporan

Gambar 4.6 DFD Level 1 Proses 3 Cetak Laporan

4.4 Entity Relationship Diagram

Di bawah ini Entity Relationship Diagram (ERD) dari sistem informasi

monitoring tangki BBM, adalah sebagai berikut:

A. Conceptual Data Model

Conceptual Data Model (CDM) dari sistem informasi monitoring pada tangki

BBM terdapat 8 tabel. Masing-masing tabel mempunyai relasi ke tabel lain

seperti pada gambar 4.7.

Relasi_Id_Tangki4

Data Setti ng Pr operti Id_Tangki

Data Kalibrasi Ketingg i an Stick Id_Kal Stick

Hasil_Baca

D ata Kalibrasi Ketingg ian Minyak Id_Kal Minyak

(37)

31

B. Physical Data Model

Physical Data Model (PDM) adalah hasil generate dari CDM. Data tabel

pada PDM inilah yang akan digunakan pada saat membuat aplikasi. PDM dari

sistem informasi monitoring tangki BBM dapat dilihat pada gambar 4.8.

ID_TA_GKI = ID_TA_GKI

(38)

4.5 Flowchart Program Monitoring Tangki

Flowchart ini menjelaskan keseluruhan proses monitoring tangki.

! "

# !$%

% & ' (

) ( '

*

+ ,

(

#

(39)

33

Gambar 4.10 Flowchart Dasar Program Monitoring Tangki

Pada dasarnya program monitoring tangki diatas adalah mengambil data

Analog dan Digital dari modul data Acquisisi ADAM-4053 dan ADAM-4017

kemudian pada program dilakukan konversi tinggi dan konversi liter untuk

kemudian ditampilkan.

Pengambilan setting program pada flowchart diatas difungsikan untuk

mengambil data informasi mengenai pompa bensin yang bersangkutan tersebut

diantaranya; nama SPBU, jumlah Tangki, jenis bahan bakar pada tiap-tiap tangki,

dsb. Program tersebut terdapat menu untuk mengubah setting khusus untuk

supervisor. Setelah pengambilan setting program dilaksanakan maka prosedur

komunikasi dilakukan, prosedur komunikasi dimaksudkan untuk melakukan tim er =

1jam ?

tulis snapshot

m enu "E xit"?

E ND

1 2

Y

N

N P engis ian

?

Tam pilan "P engisian"

tulis event N

Y

(40)

komunikasi antara PC dengan modul data Acquisisi. Dimana prosedur komunikasi

akan diterangkan pada bagian lain dari bab ini.

Inisialisasi ADAM-4053 dan ADAM-4017, data snapshot dan data event

dilakukan setelah komunikasi antara PC dengan data acquisisi telah terjadi.

Dimana inisialisasi ini dimaksudkan untuk pengenalan hardware Data Acquisisi

dan membuka database untuk snapshot dan event.

4.6 Prosedur Komunikasi

Dimana flowchart untuk prosedur komunikasi dapat dilihat pada gambar

4.11 di bawah.

Gambar 4.11 Flowchart Prosedur Komunikasi Ambil data Analog & Digital dari Tangki

melalui ADAM-4017 & ADAM-4053

Procedure komunikasi

Komunikasi dengan ADAM-4017 & ADAM-4053

Komunikasi berhasil ?

N = 10 ? N = 0

N = N++

Tampilan "Komunikasi gagal"

End Procedure

N

Y N

(41)

35

Untuk prosedur komunikasi disini dilakukan komunikasi antara

ADAM-4017 dan ADAM-4053 dengan komputer PC, dan jika komunikasi antara modul

data acquisisi ADAM-4017 dan ADAM-4053 dengan komputer PC gagal maka

akan ditampilkan suatu pesan bahwa komunikasi antara PC dengan modul data

acquisisi gagal. Dan jika komunikasi gagal maka akan dilakukan pengulangan

komunikasi kembali antara PC dengan modul data acquisisi sampai dengan 10x.

dan jka telah sampai dengan 10x gagal melakukan komunikasi maka sistem akan

menampilkan data liter dan tinggi bahan bakar yang lama, hal ini dilakukan

terus-menerus hingga komunikasi antara PC dengan modul data acquisisi berhasil.

Pada flowchart prosedur komunikasi diatas terdapat suatu proses

komunikasi antara ADAM-4017 dan ADAM-4053 kemudian ambil data analog

dan digital dari modul data Acquisisi, komunikasi antara PC dengan ADAM-4017

dan ADAM-4053 disini PC cukup mengirimkan perintah dengan tipe “string”

tertentu melalui serial RS-232 kemudian modul data acquisisi tersebut akan

mengirim balik data dengan tipe “string”. Prosedur pengiriman dan pengambilan

data analog dan Digital, antara modul data acquisisi dengan PC melalui urutan

sebagai berikut :

A. PC mengirim perintah data dengan tipe “string “ ke serial RS-232, data

tersebut adalah :

Untuk ADAM-4017:

#AAN (cr): AA (00 s/d FF) menunjukkan alamat hexadesimal 2 karakter,

Nmenunjukkan channel yang akan diambil data analog inputnya. Dan (cr)

adalah carriage return yaitu data menunjukkan akhir data yang telah

(42)

- Sebagai contoh :

Perintah : #120(cr)

Perintah ini meminta modul analog input pada alamat 12h untuk

diambil data analog inputnya pada channel 0.

Untuk ADAM-4053 :

$AA6(cr) : AA(00 s/d FF) menunjukkan alamat heksadesimal 2-karakter ,

6 menunjukkan perintah Digital Data In. Dan (cr) adalah carriage return

yaitu data menunjukkan akhir data yang telah dikirim untuk karakter

ASCII Enter : (chr 13).

- sebagai contoh :

perintah : $336(cr)

Perintah ini meminta modul Digital input pada alamat 33h untuk

diambil data Digital inputnya.

B. Kemudian modul data acquisisi akan merespon balik data hasil konversi

bertipe “string” ke host PC. Data tersebut :

untuk ADAM-4017:

Response : >+1,4567(cr)

Menunjukkan data pada channel 0 pada ADAM-4017 mempunyai tegangan

(43)

37

Untuk ADAM-4053 :

Response : !112200(cr)

Menunjukkan 2-karakter pertama memberikan response, dengan nilai 11h

(00010001) ini berarti bahwa digital input channel 0 dan 4 adalah dalam

kondisi HIGH. Dan channel 1,2,3,5,6,7 adalah LOW. Dan karakter kedua

memberikan reponse dengan nilai 22h (00100010) ini berarti digital input

channel 1 dan 5 dalam kondisi HIGH dan channel 0,2,3,4,6,7 dalam

kondisi LOW.

Sedang parameter berhasil tidaknya komunikasi antara PC dengan modul

data acquisisi dapat diketahui dari ada tidaknya data yang diterima oleh PC dari

modul data acquisisi, jika modul tidak mengirim data apapun maka komunikasi

tersebut dinyatakan gagal. Kemudian diulang lagi prosedur pengiriman dan

pengambilan data bertipe “string” diatas berulang-ulang hingga dilakukan sampai

10x, jika tetap gagal maka data yang ditampilkan adalah data lama sebelum terjadi

gagal komunikasi.

4.7 Proses Pengambilan Data

Pada proses pengambilan data sampai dengan ditampilkan terdapat

beberapa tahapan yang harus dilakukan:

A. Pengambilan data dari modul data acquisisi dilakukan dengan cara mengirim

suatu perintah bertipe ASCII “string” ke semua modul data acquisisi

kemudian modul data acquisisi akan merespon perintah tersebut dengan

mengirim kembali jawaban berupa data bertipe ASCII “string” ke komputer

(44)

B. Khusus untuk data analog dari ADAM-4017 tahapan diatas dilakukan sampai

10kali, kemudian hasilnya dirata-rata. Dengan tujuan mengurangi kesalahan

pembacaan karena kemungkinan adanya gelombang bahan bakar didalam

tangki.

C. Data berupa tegangan dikonversi menjadi data ketinggian (cm), dari data

ketinggian dikonversi lagi menjadi data volume dengan bantuan database dari

sipembuat tangki.

D. Untuk data digital dari ADAM-4053 data langsung diambil dan dipisahkan

jenis inputnya.

Sehingga proses pengambilan data jika digambarkan seperti ini :

Gambar 4.12 Proses Pengambilan Data Hingga Ditampilkan START

Pengambilan data Analog diambil rata-ratanya dan

data Digital dari modul ADAM.

Konversi data Analog hasil rata-rata dari ADAM-4017 menjadi data ketinggian

konversi data ketinggian menjadi data Volume

bahan bakar

Database volume Tangki

Data Volume, ketinggian dan status tangki

ditampilkan

(45)

39

4.8 Prosedur Kondisi Ada Air Dalam Tangki

Flowchart kondisi ada air dalam tangki adalah sebagai berikut:

Gambar 4.13 Flowchart Prosedur Kondisi Ada Air Dalam Tangki

Pada prosedur kondisi ada air dalam tangki terdapat prosedur untuk

check data dari ADAM-4053 data bit 0,1,2,3, ini merupakan Digital Input dari

kondisi ada air dalam tangki dari Tangki 1, Tangki 2 , Tangki 3 dan Tangki 4.

Jika terdapat air dalam tangki maka akan ditulis dalam data event.

4.9 Program Monitoring Tangki

Desain tampilan utama untuk software ini terdiri dari indikator jenis

bahan bakar (ditunjukkan dengan warna yang berbeda ), status Kadar air dalam

bahan bakar, penunjukkan Liter dan Ketinggian bahan bakar, serta indikator

pengisian tangki saat dilakukan pengisian. Dan juga menu File dan Setup. START

Check ADAM-4053 data DI0,DI1,DI2,DI3

Tampilan "Ada Air dalam Tangki"

Apakah Aktif ?

END Tulis Data Event

N

(46)

khusus untuk status kadar air dalam bahan bakar, jika terdapat air pada

tangki maka status kadar air akan menunjukkan warna hitam.

Gambar 4.14 Desain Tampilan Utama Program Monitoring Tangki

Untuk pengoperasian operator, terdapat menu File dan Setup. Khusus

menu setup hanya diaktifkan oleh Supervisor saja dengan cara memasukkan

Password yang dimengerti oleh Supervisor sendiri.

Pada program monitoring tangki diatas terdapat 5 buah tangki,

masing-masing diisi Premium dan Solar yang ditunjukkan oleh warna yang berbeda untuk

tiap-tiap jenis bahan bakar.

4.9.1 Menu File

Menu File terdiri dari : Login Supervisor, Data Log dan keluar. Menu ini

yang sering digunakan operator dalam pengoperasiannya sehari-hari. Hal ini dapat

dilihat pada gambar 4.15 di bawah.

Level Bahan Bakar

Volume BahanBakar (Liter) Ketinggian bahan bakar (Cm) Menu File

dan Setup

Status kadar air dalam bahan bakar

(47)

41

Gambar 4.15 Menu File

Menu setup tidak akan aktif selama kita tidak memasukkan password

pada Log In Supervisor. Dan Log In Supervisor hanya seorang supervisor yang

berhak untuk melakukan Log In dan berhak melakukan Setup. Adapun Menu

Setup akan dijelaskan pada Bagian Lain.

4.9.2 Menu Data Log

Data Log merupakan data tercatat (Loger). Data Log difungsikan untuk

mencatat keadaan Tangki setiap jam (Snapshot) dan keadaan tangki dalam kondisi

tertentu (Event). Dimana pencatatan ini dilakukan secara otomatis.

Gambar 4.16 Menu Data Log

A. Data Snapshot

Data snapshot merupakan data tercatat sehari-hari dari tangki setiap 30

menit atau 1 Jam ( dapat Disetting ). Data yang tercatat yaitu data Volume dan

(48)

dicetak, sehingga seorang operator dapat mengetahui keadaan volume dan

ketinggian tangki dari melihat data tersebut. Data tersebut hanya dapat diupdate

secara otomatis dari setting waktu pencatatan. Dan pencetakkan dapat dilakukan

berdasarkan tiap bulan, atau tiap hari sebagai laporan. Adapun tampilan menu dari

data Log snapshot dapat dilihat pada gambar dibawah.

Gambar 4.17 Menu Data Log Snapshot

Tujuan utama dari ditambahkannya menu Data Log Snapshot adalah

memudahkan seorang operator untuk melakukan rutinitas pencatatan data keadaan

tangki sehari-hari.

1) Menu File pada Data Log Snapshot

Menu File terdiri dari Cetak laporan, Lihat Pencetakan, Setup Printer dan

Keluar. Cetak Laporan difungsikan untuk mencetak laporan pada printer, lihat

percetakkan difungsikan untuk melihat “print preview” ( hasil cetakkan ) sebelum

dilakukan pencetakkan. Dan keluar untuk keluar dari sub menu Data Log

Snapshot tersebut.

(49)

43

B. Data Log Event

Pada data event data yang tercatat adalah status tangki. Status tersebut

diantaranya; status bahan bakar telah habis dan Volume bahan bakar saat awal

pengisian dan akhir pengisian serta status adanya kadar air pada bahan bakar. Data

dengan sendirinya akan tercatat secara otomatis.

Gambar 4.19 Menu Data Log Event

Pada data Log Event ini tidak terdapat adanya setting waktu karena

pencatatan data pada data Log Event berdasarkan kejadian–kejadian tertentu

secara otomatis, sehingga seorang operator dapat mengetahui keadaan – keadaan

tertentu yang sangat penting untuk diketahui.

1) Menu File pada data Log Event

Menu file terdiri dari cetak, setup printer, keluar. Cetak difungsikan

untuk mencetak data Log Event ke Printer. Menu File pada data Log Event dapat

dilihat pada gambar dibawah.

(50)

4.9.3 Menu Login Supervisor

Menu Log In Supervisor hanya dapat diakses oleh Supervisor dan tidak

dapat diakses oleh Operator, jika seorang Supervisor akan melakukan Setup

program Monitoring Tangki maka harus mengakses Log In Tersebut. Saat seorang

Supervisor memasukkan Password dalam menu Log In Supervisor maka akan

dicatat dalam menu Event bahwa Supervisor telah masuk Log In dan dicatat

Tanggal dan Waktu masuk Log In tersebut.

Gambar 4.21 Menu Log In Supervisor

Saat seorang supervisor telah memasukkan password pada Log In

supervisor, maka menu setup akan aktif dan diakses. Jika tidak memasukkan

password pada menu Log In maka menu setup tidak akan aktif dan tidak dapat

diakses.

4.9.4 Menu Setup

Dengan aktifnya menu Setup, maka seorang Supervisor dapat melakukan

setup pada program Monitoring Tangki. Saat menu Setup aktif dapat dilihat pada

(51)

45

Gambar 4.22 Menu Setup

Pada menu setup terdapat setup komunikasi, Properti, Ambil data

Kalibrasi, data event dan kalibrasi. Pada kalibrasi terdapat beberapa sub menu

diantaranya kalibrasi Stick, ketinggian minyak, kalibrasi Volume, kalibrasi awal,

Penyesuaian Pengisian, dan Penyesuaian Langsung. Menu kalibrasi difungsikan

untuk kalibrasi dan penyesuaian dari Tangki dengan sensor stick pada tangki

tersebut.

Gambar 4.23 Sub Menu Kalibrasi

A. Setup Komunikasi

Pada setup komunikasi dapat dilakukan setup komunikasi dari PC

(komputer) yang digunakan dan beberapa setup lainnya diantaranya waktu

Snapshot, Jam laporan Pagi, Jam Laporan Sore, nama SPBU, Interval data,

Interval Penyesuaian, batas atas penyesuaian, batas bawah penyesuaian dan kali

(52)

Gambar 4.24 Sub Menu Setup Komunikasi

Setup komunikasi difungsikan untuk setup komunikasi serial RS-232

dari PC (komunikasi ) dengan modul remote yang menggunakan standard

komunikasi RS-485 yang sebelumnya diubah terlebih dahulu dari standard

komunikasi RS-232 menjadi RS-485 oleh modul ADAM-4520.

Pada sub menu Setup Komunikasi terdapat Port komunikasi yaitu port

komunikasi dari PC ( Komputer ) yang digunakan. Jika “1” berarti com 1 yang

digunakan jika “2” berarti yang digunakan com 2 demikian seterusnya.

Kemudian terdapat Port Remote yaitu data port komunikasi disisi remote.

Pada port remote terdapat data kecepatan baud rate, parity bit, data bit, dan stop

bit. Dimana pada contoh diatas berarti remote port memiliki baud rate 9600 Bps,

non parity bit, 8 data bit dan 1 stop bit ini merupakan standard setting dari serial

(53)

47

Kemudian terdapat setting port komunikasi yang difungsikan untuk

setting komunikasi yang dikodekan.

Sedang setting Port remote merupakan field yang difungsikan untuk

pengubahan setting Port remote dari port remote yang telah ada dan telah

ditunjukkan informasinya melalui port remote diatas.

ID ADAM-4017 dan ID ADAM-4053 merupakan settting alamat dari

modul data acquisisi. Modul data acquisisi perlu diberi setting alamat, karena

dalam standard komunikasi RS-485 dapat dihubungkan 255 modul dalam satu

pasang kabel Data (+) dan Data (-). Sehingga dalam standard komunikasi

RS-485 perlu diberikan alamat ID untuk membedakan antara data dari satu modul

acquisisi dengan modul data acquisisi lainnya jika terjadi komunikasi data.

Pengalamatan ini sangatlah penting dalam standard komunikasi RS-485.

Waktu snapshot difungsikan untuk setting waktu (menit) dari pencatatan

data snapshot. Ini bisa disetting waktunya berdasarkan keinginan Supervisor. Jika

30, berarti menunjukkan bahwa pencatatan waktu dilakukan setip 30 menit sekali.

Jam laporan pagi dan jam laporan sore menunjukkan waktu seorang

operator jika melakukan laporan. Hal ini difungsikan untuk pengambilan data

snapshot setiap satuan waktu setiap harinya untuk dapat disajikan setiap harinya.

Jika seorang operator akan melakukan pelaporan.

Nama SPBU adalah nama dari SPBU itu sendiri, difungsikan untuk

memberi nama (Head) dari pencetakkan laporan snapshot dan laporan event.

Interval data menyatakan sebagai waktu (ms) pengambilan data dari

modul data acquisisi ke Komputer. Dimana data tersebut diambil rata-ratanya

(54)

tersebut menunjukkan “300” berarti interval pengambilan data adalah 300 mili

second.

Interval penyesuaian difungsikan saat kalibrasi volume bahan bakar.

Kalibrasi volume bahan bakar dilakukan saat pengisian tangki dimana truck

pengisi bahan bakar untuk SPBU memiliki kapasitas volume standard 8000 Liter,

kemudian saat pengisian dilakukan pencatatan kondisi awal bahan bakar dalam

tangki sebelum pengisian dan kondisi akhir bahan bakar setelah pengisian. Maka

interval penyesuaian difungsikan untuk melakukan pencatatan tersebut sehingga

tidak mengganggu jalannya proses pengambilan data real time dengan interval

data.

Batas atas penyesuaian difungsikan saat kalibrasi volume tangki dimana

batas atas penyesuaian merupakan batas atas toleransi dari penyesuaian volume

bahan bakar tangki yang terukur dengan volume standard dari tangki pengisi

(Truck) standard 8000 L.

Demikian juga untuk batas bawah penyesuaian, merupakan batas bawah

toleransi dari penyesuaian antara tangki bahan bakar dengan tangki standard 8000

Liter dari truck.

Kali pengambilan realtime merupakan pengambilan realtime data dari

modul data acquisisi dengan komputer sebelum ditampilkan. Karena data yang

ditampilkan merupakan data rata-rata dari data realtime. Maka jika “10” berarti

data yang ditampilkan merupakan rata-rata 10 data realtime. Sedang data realtime

merupakan data yang diambil oleh komputer dari modul data acquisisi dengan

interval pengambilan sesuai dengan setting pada “Interval Data”. Hal ini

(55)

49

oleh karena adanya riak gelombang dalam tangki bahan bakar yang mesti terjadi.

Sehingga data yang ditampilkan tanpa terjadi fluktuasi yang berarti.

B. Setup Properti

Setup properti merupakan setup yang difungsikan untuk men-set properti

dari tangki ( nama isi, panjang sensor stick, warna untuk masing-masing jenis

bahan bakar,satuan tinggi, satuan volume dan posisi x dan y gambar tangki pada

tampilan program). Hal ini dilakukan jika Supervisor ingin merubah properti dari

tangki.

Gambar 4.25 Menu Setup Properti

Setup properti sangat jarang untuk dilakukan pengubahan karena jika

dilakukan pengubahan, maka akan mengubah tampilan tangki dari program.

Selain itu pengubahan dilakukan hanya jika akan dilakukan penambahan jumlah

(56)

C. Kalibrasi Stick

Kalibrasi sensor stick difungsikan untuk kalibrasi dari sensor karena

terjadi suatu kesalahan pembacaan. Parameter adanya suatu kesalahan pembacaan

adalah dari hasil perbandingan antara pembacaan sensor stick dengan stick

manual yang dicelupkan kedalam tangki. Jika terjadi selisih diantaranya maka

dapat dinyatakan terjadi kesalahan pembacaan stick. Maka hal ini perlu dilakukan

kalibrasi sensor stick.

Dapat terjadinya kesalahan pembacaan pada sensor stick dikarenakan

pelampung yang terdapat pada sensor stick tidak sepenuhnya mengapung,

sehingga hal ini dapat mempengaruhi pembacaan dari sensor stick.

Gambar 4.26 Menu Kalibrasi Stick (Ketinggian)

Pada kalibrasi ini dilakukan perbandingan antara ketinggian maksimum

tangki (tinggi maks sensor) dengan pembacaan saat itu, sehingga hasil

perbandingan ini akan dijadikan sebagai perhitungan konversi dari ketinggian

(cm) menjadi Volume (Liter).

D. Kalibrasi Ketinggian Minyak

Prinsip ini hampir sama dengan kalibrasi sensor stick. Namun

(57)

51

antara tinggi saat pembacaan dengan tinggi maksimum tangki (tinggi maksimum

sensor). Namun berdasarkan pembacaan langsung dari sensor stick (tinggi

minyak) dengan pembacaan tinggi minyak dengan cara manual.

Kalibrasi ketinggian minyak dilakukan hanya jika terjadi perbedaan

pembacaan antara stick manual dengan sensor stick dalam tangki.

Gambar 4.27 Menu Kalibrasi Ketinggian Minyak

E. Kalibrasi Volume Tangki

Kalibrasi ini difungsikan untuk volume tangki, jika terjadi selisih

pembacaan antara volume yang terbaca pada program ( hasil perhitungan konversi

ketinggian dengan Volume ) dengan volume yang terbaca secara manual. Untuk

pembacaan volume secara manual pertama diukur ketinggian bahan bakar dengan

menggunakan stick manual kemudian dengan menggunakan tabel yang telah

diterbitkan oleh pihak pembuat Tangki akan dibaca volume dengan ketinggian

saat itu. Dimana tabel tersebut merupakan tabel konversi ketinggian dengan

(58)

Gambar 4.28 Menu Kalibrasi Volume

F. Kalibrasi awal

Kalibrasi awal difungsikan untuk kalibrasi dalam perhitungan program

itu sendiri. Dimana jika telah dilakukan kalibrasi ketinggian dan volume maka

perlu dilakukan kalibrasi awal, yang dimaksud awal adalah kalibrasi awal nilai

setelah dilakukan proses kalibrasi. Dimana pada menu tersebut terdapat suatu

field untuk memasukkan nilai tinggi yang terukur secara manual dengan volume

yang terukur ( dari Tabel ) kemudian terdapat field hasil pembacaan tinggi ini

difungsikan untuk hasil perbandingan dalam perhitungan konversi tinggi dengan

liter.

(59)

53

G. Penyesuaian Pengisian dan Penyesuaian langsung

Penyesuaian dimaksudkan untuk menyesuaiakan data hasil pembacaan

sensor stick dengan hasil terukur secara manual. Sedang penyesuaian pengisian

dimaksudkan adalah penyesuaian data hasil pembacaan sensor dengan hasil

terukur saat dilakukan pengukuran manual saat tangki diisi bahan bakar oleh truck

tangki, dimana standard volume dari tangki truck adalah 8000 Liter. Jika

dilakukan penyesuaian pengisian maka saat dilakukan pengisian dicatat kondisi

awal volume tangki sebelum pengisian kemudian dilakukan pengisian setelah

pengisian selesai dicatat kembali kondisi akhir setelah pengisian sehingga dengan

selisih antara kondisi akhir dan kondisi awal akan terdapat volume saat pengisian.

Jika menginginkan kondisi sesuai dengan pengisian volume tangki maka klick

tombol penyesuaian pengisian Sedang penyesuaian langsung adalah penyesuaian

langsung sesuai dengan hasil data-data kalibrasi sebelumnya seperti yang telah

(60)

54

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

a. Desain tampilan program sesuai kebutuhan user atas informasi tentang stok

bahan bakar, volume penerimaan bahan bakar dari mobil tangki, suhu dan

adanya kandungan air dalam tangki, mencegah bahan bakar dalam tangki

habis atau overfill (mendeteksi stok minimum dan maksimum), laporan stok,

pengisian, event, snapshot dan penyusutan yang lengkap, cepat, akurat telah

selesai dirancang. Pembuatan dan perancangan desain program mampu

mencegah terjadinya kesalahan pembacaan manusia.

b. Desain tampilan program yang baru ini dapat mempermudah user dalam

mendapatkan informasi seputar stok bahan bakar, volume penerimaan bahan

bakar dari mobil tangki, suhu dan adanya kandungan air dalam tangki,

mencegah bahan bakar dalam tangki habis atau overfill (mendeteksi stok

minimum dan maksimum), laporan stok, pengisian, event, snapshot dan

penyusutan yang lengkap

c. Desain tampilan program ini dapat menampilkan data valid yang mencakup

informasi – informasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan laporan yang

akurat sehingga user dalam hal ini manager bisa lebih cepat mengambil

(61)

55

5.2 Saran

Apabila sistem informasi monitoring tangki SPBU ini digunakan pada

SPBU, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:

a.Desain tampilan program ini masih bisa dikembangkan lagi untuk menjadi

software

b.Desain tampilan program ini dapat dikembangkan lagi untuk mencakup semua

informasi yang dibutuhkan oleh user sehingga dapat memenuhi kebutuhan

(62)

56

Hartono, Jogiyanto, 1999, Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan

Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Edisi II, Andi Offset, Yogyakarta.

Leman, 1998, Metodologi Pengembangan Sistem Informasi, PT. Elex Media

Komputindo, Jakarta.

Yuswanto, 2005, Pemrograman Dasar Visual Basic.Net, Prestasi Pustaka

Publisher, Surabaya.

Jogiyanto, H. 1999. Analisis dan Desain. Andi:Yogyakarta.

Gambar

Gambar 3.9 Blok Diagram Rangkaian ADAM-4520
Gambar 4.1  Sistem flow Monitoring Tangki
Gambar 4.2 Diagram Context Sistem Monitoring Tangki
Gambar 4.3 DFD Level 0 Sistem Monitoring Tangki BBM
+7

Referensi

Dokumen terkait

HUBUNGAN ANTARA LAMA KERJA DENGAN FORCE EXPIRATORY VOLUME IN ONE SECOND PADA OPERATOR STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU).. (DibimbingOleh : Isnaini Herawati

Muslina et al., Gambaran Kadar Serum Glutamic Pyruvic Transminase SGPT pada Petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum SPBU di Kota Jambi 3041 Tabel 4 dapat dilihat pada kelompok