• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis keterpaduan pasar internasiaonal minyak kelapa sawit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis keterpaduan pasar internasiaonal minyak kelapa sawit"

Copied!
257
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS I<ETERPADUAN PASAR INTERNASIONAL

MINYAIC ICELAPA SAWIT

Ole11

ANTON

PURNOMO A 26 1282

JURUSAN ILMU-ILMU SOSlAL EI(ON0MI PERTANIAN

FAICULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

RINGKASAN

ANTON PURNOMO. Analisis Keterpaduan Pasar Internasio- nal Minyak Kelapa Sawit (Di Bawah Bimbingan OTTO A.S. BROTOSUNARYO dan HERMANTO SIREGAR).

Dewasa ini peningkatan ekspor nonmigas merupalcan salah satu prioritas pembangunan perekonomian

Indonesia. Ekspor nonmigas merupalcan andalan yang diharaplcan dapat menggerakkan pembangunan nasional. Salah satu komoditi pertanian andalan Indonesia adalah kelapa sawit. Peranan komoditi ini bagi perekonomian Indonesia sangat besar, yaitu sebagai penghasil devisa dan penyedia lapangan kerja yang cukup luas. Devisa yang dihasilkan tanaman kelapa sawit pada tahun 1 9 9 2

adalah US$ 4 6 6 , 3 juta.

Indonesia merupakan negara penghasil minyalc kelapa sawit kedua terbesar setelah Malaysia. Pada tahun 1 9 9 2 pangsa produksi minyak kelapa sawit

Indonesia di dunia adalah 23,2 persen. pangsa produksi Indonesia tersebut relatif meningkat sel-ama kurun waktu lima tahun terakhir. Peningkatan produlcsi tersebut dilakukan dengan cara intensifikasi dan ekstensifikasi.

Pemasaran minyak kelapa sawit cukup komplelcs, karena melibatkan banyak negara dan komoditi

(3)

jenis: (1) Crude Palm Oil (minyak sawit kasar), (2)

RBD Palm Olein, (3) RBD Palm Stearin dan (4) Palm Iternel Oil (minyak inti sawit).

Adapun tujuan penelitian ini secara rinci adalah sebagai berikut: (1) melihat keragaan produksi dan perdagangan minyak kelapa sawit pada negara Indonesia, Malaysia dan Belanda, (2) menelaah keterpaduan pasar minyak kelapa sawit dengan melihat secara khusus perbandingan harga di pasar Indonesia, Malaysia dan Rotterdam (Belanda), (3) memprakirakan harga minyak kelapa sawit Indonesia dan (4) menelaah strategi pemasaran yang perlu diterapkan oleh Indonesia dalam pasar minyak kelapa sawit.

(4)

Dari hasil prakiraan harga untulr lceempat jenis produk minyalc sawit selama lcurun walctu Januari 1993

sampai dengan Desember 1994, diperoleh hasil harga PKO relatif lebih bailc dibanding jenis minyak kelapa sawit yang lain. Ini dapat di jadikan sinyal untulc meninglcatkan produksi jenis ini.

Secara umum dapat dilcatalcan bnhwa lcedudulcan Indonesia dalam pasar minyak kelapa sawit belum kuat. Upaya untuk memperbaiki ha1 tersebut membutuhlcan strategi pemasaran yang tepat untulc diteraplcan.

Strategi pemasaran yang perlu diterapkan oleh Indonesia, sebagai pengikut pasar, adalah mengikuti secara selektif market leadernya. Hal ini juga berarti bahwa Indonesia perlu melakukan diversifikasi produk dan 'pasar. Jilca selama ini, produk yang diekspor sebagian besar dalam bentuk CPO, maka di masa yang akan datang ha1 tersebut perlu dirubah. Ekspor minyak sawit yang sudah diolah (processed palm oil) perlu segera ditingkatkan. Akan tetapi, ini bukan merupakan ha1 yang mudah, karena berlcaitan dengan ketersedian modal, teknologi dan sumberdaya.

(5)

ANALISIS KETERPADUAN PASAR INTERNASIONAL

MINYAK KJZLAPA SAWIT

Anton Purnomo

A 26 1282

SKRII'SI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian

pada

Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian

Fakultas P e r h i a n , Institut Pertanian Bogor

PROCMM STUD1 AGRIBlSNlS

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

PAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PEICTANIAN BOCOR

(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)

ANALISIS I<ETERPADUAN PASAR INTERNASIONAL

MINYAIC ICELAPA SAWIT

Ole11

ANTON

PURNOMO A 26 1282

JURUSAN ILMU-ILMU SOSlAL EI(ON0MI PERTANIAN

FAICULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(128)

RINGKASAN

ANTON PURNOMO. Analisis Keterpaduan Pasar Internasio- nal Minyak Kelapa Sawit (Di Bawah Bimbingan OTTO A.S. BROTOSUNARYO dan HERMANTO SIREGAR).

Dewasa ini peningkatan ekspor nonmigas merupalcan salah satu prioritas pembangunan perekonomian

Indonesia. Ekspor nonmigas merupalcan andalan yang diharaplcan dapat menggerakkan pembangunan nasional. Salah satu komoditi pertanian andalan Indonesia adalah kelapa sawit. Peranan komoditi ini bagi perekonomian Indonesia sangat besar, yaitu sebagai penghasil devisa dan penyedia lapangan kerja yang cukup luas. Devisa yang dihasilkan tanaman kelapa sawit pada tahun 1 9 9 2

adalah US$ 4 6 6 , 3 juta.

Indonesia merupakan negara penghasil minyalc kelapa sawit kedua terbesar setelah Malaysia. Pada tahun 1 9 9 2 pangsa produksi minyak kelapa sawit

Indonesia di dunia adalah 23,2 persen. pangsa produksi Indonesia tersebut relatif meningkat sel-ama kurun waktu lima tahun terakhir. Peningkatan produlcsi tersebut dilakukan dengan cara intensifikasi dan ekstensifikasi.

Pemasaran minyak kelapa sawit cukup komplelcs, karena melibatkan banyak negara dan komoditi

(129)

jenis: (1) Crude Palm Oil (minyak sawit kasar), (2)

RBD Palm Olein, (3) RBD Palm Stearin dan (4) Palm Iternel Oil (minyak inti sawit).

Adapun tujuan penelitian ini secara rinci adalah sebagai berikut: (1) melihat keragaan produksi dan perdagangan minyak kelapa sawit pada negara Indonesia, Malaysia dan Belanda, (2) menelaah keterpaduan pasar minyak kelapa sawit dengan melihat secara khusus perbandingan harga di pasar Indonesia, Malaysia dan Rotterdam (Belanda), (3) memprakirakan harga minyak kelapa sawit Indonesia dan (4) menelaah strategi pemasaran yang perlu diterapkan oleh Indonesia dalam pasar minyak kelapa sawit.

(130)

Dari hasil prakiraan harga untulr lceempat jenis produk minyalc sawit selama lcurun walctu Januari 1993

sampai dengan Desember 1994, diperoleh hasil harga PKO relatif lebih bailc dibanding jenis minyak kelapa sawit yang lain. Ini dapat di jadikan sinyal untulc meninglcatkan produksi jenis ini.

Secara umum dapat dilcatalcan bnhwa lcedudulcan Indonesia dalam pasar minyak kelapa sawit belum kuat. Upaya untuk memperbaiki ha1 tersebut membutuhlcan strategi pemasaran yang tepat untulc diteraplcan.

Strategi pemasaran yang perlu diterapkan oleh Indonesia, sebagai pengikut pasar, adalah mengikuti secara selektif market leadernya. Hal ini juga berarti bahwa Indonesia perlu melakukan diversifikasi produk dan 'pasar. Jilca selama ini, produk yang diekspor sebagian besar dalam bentuk CPO, maka di masa yang akan datang ha1 tersebut perlu dirubah. Ekspor minyak sawit yang sudah diolah (processed palm oil) perlu segera ditingkatkan. Akan tetapi, ini bukan merupakan ha1 yang mudah, karena berlcaitan dengan ketersedian modal, teknologi dan sumberdaya.

(131)

ANALISIS KETERPADUAN PASAR INTERNASIONAL

MINYAK KJZLAPA SAWIT

Anton Purnomo

A 26 1282

SKRII'SI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian

pada

Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian

Fakultas P e r h i a n , Institut Pertanian Bogor

PROCMM STUD1 AGRIBlSNlS

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

PAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PEICTANIAN BOCOR

(132)
(133)
(134)
(135)
(136)
(137)
(138)
(139)
(140)
(141)
(142)
(143)
(144)
(145)
(146)
(147)
(148)
(149)

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini peningkatan ekspor nonmigas merupakan

salah

satu prioritas

pembangunan

perekonomian Indone-

sia. Ekspor nonmigas merupakan andalan

yang

diharap-

kan dapat rnenggerakkan pelaksanaan pembangunan na-

sional yang berkesinambungan. Untuk itu, pemerintah

telah menetapkan target peningkatan ekspor nonmigas

yang harus dicapai selama REPELITA V adalah 15,6

persen

per

tahun sehingga pada akhir PELITA ini

nilainya mencapai US$ 23, 6 milyar (Djiwandono, 1992).

Salah satu sektor nonmigas

yang

diharapkan dapat

memberikan sumbangan yang besar dalam penerimaan

devisa negara adalah bidang perkebunan. Pembangunan

subsektor perkebunan merupakan bagian

pembangunan

pertanian yang pada dasarnya adalah bagfan integral

pembangunan nasional. Sasaran utama pembangunan

pertanian diarahkan guna memenuhi kebutuhan pangan

yang

bergizi, kebutuhan industri dalam negeri, per-

luasan kesempatan kerja, meningkatkan ekspor produk

pertanian dan sekaligus diarahltan untuk meningkatkan

program transmigrasi dengan rnenganut asas kelestarian

dan kesarasian sumberdaya alam (Deptan, 1983).

Dalam ekspor nonmigas, kelapa s a w i t merupakan

salah satu komoditi andalan Indonesia. Peranan ko-

(150)

potensial, sebagai akibat adanya kecenderungan peng-

alihan dari penggunaan lemak dan minyak hewani berubah

menjadi lemak dan

rninyak

nabati (Siswoputranto, 1983).

Kelapa sawit ( E l a e i s quineensis) merupakan tana-

man

peghasil

lemak

dan minyak nabati yang

paling

efisien dibandingkan dengan tanaman penghasil lemalr

dan

minyak

nabati lainnya (kedelai, kelapa, zaitun,

bunga matahari dan rapeseed), seperti

tampak

pada

Tabel 1. Di samping itu, biaya produksi per

ton

kelapa sawit relatif paling rendah apabila

dibandingkan dengan penghasil minyak nabati lainnya

(Budiman, 1989).

Tabel 1. Minyak Nabati Yang Dapat Dihasilkan Berda-

sarkan

Jenis Tanaman

Jenis Tanaman Hasil Minyak (toniha)

Kedelai 2

Rapeseed 3

Zaitun 3

Kelapa 4

Bunga Matahari 4

Kelapa Sawit:

-

umum 5

-

hasil penelitian 6-8,s

Sumber: Oil Palm Research d a l a ~ The Planter, 1981,

Vol 57, ha1 398

Indonesia merupakan negara penghasil minyak

kelapa sawit terbesar kedua setelah

Malaysia.

Produlc-

si minyak kelapa sawit Indonesia mengalami kenaikan

(151)

tahun 1987 pangsa praduksi Indonesia d i dunia adalah

17,6 persen dan meningkat menjadi 23,2 persen pada

tahun

1991. Hal ini berbeda dengan

produksi

Malaysia

yang laju pertumbuhannya sangat lambat, sehingga

pangsanya

cenderung mengalami penurunan. Pada tahun

1987 pangsa produksi Malaysia adalah 56,7 persen dan

menurun menjadi 5 4 , l persen pada tahun 1991.

Tabel 2. Perkembangan Praduksi Minyak Kelapa S a w i - t

Dunia

Negara Uraian 1 9 8 7 1 9 8 8 1 9 8 9 1990 1 9 9 1

Malaysia Volume 4 533 5 030 G 0 5 5 6 084 6 200

Laju -0,2 1 1 , O 20f4 of5 1,9

Pangsa 56,7 57,l 58,8 57,6 54,l

Indanesia

Volume

1506 1 6 9 0 1 9 6 5 2 4 1 3 2 665

Laju

L1,5 l2,Z 16,3 2 3 , 8 1 0 1 4

Pangsa 18,8 19,2 18,9 22,l 23,2

Volume

Laju

Pangsa

Nigeria

Thailand Volume

La ju Pangsa

Papua NG Volume Laju Pangsa

Lain-lain Volume

Laju

Pangsa

T o t a l Volume Laju

Sumber: Oil World Annual 1992

[image:151.595.99.528.128.646.2]
(152)

Praspek perdagangan minyak lrelapa sawit

cukup

cerah, ha1 ini dapat dilihat dari meningkatnya konsum-

si kelapa sawit dunia (Tabel 3). Kenaikan konsumsi

minyak kelapa sawit tertinggi terjadi pada tahun 1990,

dengan konsumsi sebesar 11 063

ribu

ton

atau

naik 14,5

persen bila dibandingkan dengan konsumsi pada t a h u n 1989 yaitu 9 664

ribu

ton. Peningkatan konsumsi i n i

dipengaruhi oleh beragam faktor. Menurut Shave (1987)

daXam

~oetrisno dan Winahyu (1991) perkembangan

industsi, letak geografis, iklfm, adat kebiasaan dan

agama mernpengaruhi konsumsi minyak dan lemak dunia.

Tingkat pendapatan juga merupakan faktor utama yang

mempengaruhi konsumsi minyak

dan

lemak (Mall, 1987

dalarq Soetrisna dan Winahyu, 1991).

Tabel 3 . Perkernbangan Ronsumsi Minyak Kelapa sawit

Dunia

Tahun Volume (000

ton)

Laju ( % )

Sumber: Oil World Annual 1992

Menjelang tahun 2000 penawaran atas komoditi

minyak kelapa sawit akan menonjol, ha1 ini dfsebablran

oleh

meningkatnya

produksi minyak kelapa sawit dan
(153)

dengan minyak nabati yang lain, yaitu: (1) biaya

produksi yang rendah, (2) pehghasil minyak per hektar

yang tinggi, (3) merupalcan minyak nabati yang hasil

ikutannya

banyak, (4) lebih hemat dalam

biaya

proses

hydrogsnasi dan ( 5 ) kadar kolesterol relatif l e b i h

rendah.

Kondisi-kondisi di atas membuat peluang pengem-

bangan kelapa sawit cukup

cerah

dan prospek pasar alran lebih menonjol di negara-negara berkembang, karena

konsumsi per kapita yang relatif masih rendah (Bonar

dan Kosasih, 1988).

Peningkatan konsumsi

minyak

kelapa sawit dipenga-

ruhi pula oleh tingkat penawaran dari minyak nabati

lain,

seperti minyak rape, minyak kelapa, minyak

kedelai, dan minyak b i j i matahari. Minyak nabati

tersebut mempunyai daya subtitusi dalam pemanfaatan-

nya. Oleh karena i t u , strategi pemasaran yang handal

sangat dipeslukan

agar

dapat memperoleh

keunggulan

di

pasar. Adanya kampanye anti minyak kelapa sawit pada

awal tahun 1987 yang dilakukan

oleh

.asosiasi penanam

kedelai Amerika Serikat (American

Soybean

Association,

ASA) merupakan salah satu indikasi persaingan yang

tajam dalam pasar minyak nabati (Soetrisno dan

(154)

1.2 Permusan Masalah

Pemasaran minyak kelapa sawit cukup kompetitif

dan komplelcs

.

Dewasa ini

negara

pengekspor utama

minyak kelapa sawit adalah Malaysia dan Indonesia.

Pangsa Ekspor minyak lrelapa s a w i t Malaysia pada tahun

1991 adalah 6 6 , 2 persen sedangkan Indonesia 18 persen

(Oil World Annual, 1992). Strategi pemasaran yang

tepat sangat diperlukan dalam memenangkan persaingan

baik antara negara-negara pengekspor minyalr kelapa

sawit maupun dengan produsen minyak nabati lain yang

bersubtitusi dengan minyak kelapa sawit. Di samping

itu, peraturan atau kebijaksanaan yang dikeluarlcan

oleh pemerintah masing-masing negara juga berpengaruh

pada kemampuan negara tersebut dalam melakulcan pene-

trasi ke pasar internasional.

Pemerintah Tndonesia dalam perdagangan minyalc

kelapa sawit, telah mengeluarkan serangkaian peratur-

an. Pada tahun 1978 dikeluarkan s u r a t keputusan

bersama tiga rnenteri

(Menteri

Perdagangan dan Kapera-

sir Menteri Pertanian dan

Menteri

Perindustrian) No

27S/KPB/XII/l978, No 764/Kpts/Um/l2/1978, dan No

252/M/SK/12/1978 tanggal 16 Desember 1978 yang menya-

takan bahwa sebagian besar produksi minyak kelapa

sawit harus dijual di dalam negeri. Rebijaksanaan ini

disusul dengan terbitnya SK Menteri Perdagangan dan

(155)

yang berisiltan keputusan penetapan harga setiap tiga

bulan sekali dengan mempertimbangkan usulan darj.

M e n t e r i Pertanian dan Menteri Perindustrian,

Serangkaian kebijaksanaan tersebut di a t a s dikeluarkan

setelah terjadi lrelangkaan komoditi minyak kelapa,

sehingga Iremudian pemerintah menetapkan kelapa sawit

harus mensubtitusi posisi komoditi kelapa. Namun

demikan, ekspor minyak kelapa sawit tetap dilakukan

walaupun ada pembatasan.

Pemerintah pada tanggal 3 Juni 1991 mengeluarkan

paket deregulasi di bidang investasi, perdagangan dan

keuangan. Khusus menyangkut perdagangan kelapa sawit,

dengan adanya Pakjunf91, maka produsen bebas menjual

minyalc kelapa sawit Ire pasar dalam negeri ataupun Ice

pasar internasional t a n p a alokasi, izin ekspor, dan

lain-lain. Perdagangan di dalam negeri dan ekspor

minyak kelapa sawit dan hasil olahannya dapat dilaku

lcan oleh setiap perusahaan

yang

telah memiliki S u r a t

T z i n Usaha Perdagangan (SIUP). Dengan demikian kedu

dukan calon pembeli di dalam negeri maupun luar negeri

relatif sama. Oleh karena itu, persaingan dalarn pasar

minyak kelapa sawit akan sernakin ketat.

Untuk mengantisipasi persaingan yang semakin

ketat b a i k di pasar internasional maupun dalam neyeri,

maka informasi mengenai

harga

sangat penting, di

samping Eaktor lain yang mempengaruhi perdagangan

(156)

Untuk itu, dalam ha1 pembentukan harga p e r l u

dikaji apalcah terjadi keterpaduan pasar dalam perda-

gangan internasional minyak kelapa sawit dan negara

manakah yang menjadi pemirnpin pasar?

1 - 3 Tujuan ~enelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Melihat Ireragaan produksi dan perdagangan minyalc kelapa sawit pada negara Indonesia, Malaysia dan

Belanda.

2. Menelaah keterpaduan pasar rninyak kelapa sawit

dengan melihat secara khusus perbandingan harga d i

pasar Indonesia, Malaysia dan Rotterdam.

3. Mempralcirakan harga minyak kelapa sawit Indonesia

untuk kurun waktu dua tahun mendatang.

4. Menelaah strategi pemasaran Indonesia dalanl

(157)
(158)
(159)
(160)
(161)
(162)
(163)
(164)
(165)
(166)
(167)
(168)
(169)
(170)
(171)
(172)
(173)
(174)
(175)
(176)
(177)
(178)
(179)
(180)
(181)
(182)
(183)
(184)
(185)
(186)
(187)
(188)
(189)
(190)
(191)
(192)
(193)
(194)
(195)
(196)
(197)
(198)
(199)
(200)

Gambar

Tabel 2. Perkembangan Praduksi Minyak

Referensi

Dokumen terkait

Memberikan informasi atau gambaran kepada pemerintah, analis laporan keuangan, manajemen perusahaan, dan investor/kreditor bagaimana pajak, mekanisme bonus, dan

Pendidikan di sekolah adalah sarana pengembangan pribadi manusia untuk dapat menjadi manusia yang mampu bersanding dengan manusia lainnya dalam bingkai

[r]

Untuk kajian QSAR dalam penelitian ini digunakan analisis regresi multilinear dengan data log (1/IC 50 ) sebagai variabel tidak bebas, sedangkan data muatan bersih atom pada

WONG PING FOO KLINIK KESIHATAN CHERAS BARU, JALAN 16, KAMPUNG CHERAS BARUOFF JALAN KUARI, 59200 KUALA LUMPUR.

yang mana rataan total biaya produksi tertinggi pada perlakuan P0 (Penggunaan ransum kontrol dengan tepung limbah ikan gabus pasir sebanyak 0% dan tepung ikan komersil

Setiap stasiun televisi memiliki kekuatan berbeda-beda dalam mengakuisisi program, contohnya di RCTI, mereka lebih banyak mengakuisisi program lokal dibanding dengan

Kavling bagian utara mempunyai dimensi urat relatif kecil, tipe alterasi advance argilik dan inner propilitik, mineral logam emas, pirit, kalkopirit,