• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN PERBANDINGAN BETON PABRIKASI DENGAN BETON METODE KONVENSIONAL ( Tinjauan Aspek Biaya dan Waktu).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KESIMPULAN DAN SARAN PERBANDINGAN BETON PABRIKASI DENGAN BETON METODE KONVENSIONAL ( Tinjauan Aspek Biaya dan Waktu)."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada perbandingai biaya dan waktu antara beton precast dengan beton konvensional pada proyek Pembangunan

Rusunawa Bantul Yogyakarta, dapat ditarik beberapa kesimpulan.

Tabel 4.9 Perbandingan Biaya dan Waktu Precast dan Konvensional

1. Biaya untuk pekerjaan beton pabrikasi pelat lantai Rp 929.332,21per m3 sedangkan biaya untuk beton konvensional Rp 2.575.828,42 per m3. Untuk

waktu pemasangan pekerjaan beton pabrikasi selama 2,51 jam per m3 sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk pemasangan beton konvensional

4,86 jam per m3.

2. Biaya untuk pekerjaan beton pabrikasi kolom Rp 1.287.586,23 per m3 sedangkan biaya untuk beton konvensional Rp. 2.379.925,87 per m3. Untuk

waktu pemasangan pekerjaan beton pabrikasi selama 2,12 jam per m2

Komponen Biaya (Rp/m

3

) Waktu (jam/m3)

Pabrikasi Konvensional Precast Konvensional

Plat lantai Rp. 929.332,21 Rp. 2.575.828,42 2,51 4,86

Kolom Rp.1.287.586,23 Rp. 2.379.925,87 2,21 5,46

(2)

sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk pemasangan beton konvensional

5,46 jam per m3.

3. Biaya untuk pekerjaan beton pabrikasi balok Rp 1.356.723,67 per m3 sedangkan biaya untuk beton konvensional Rp 4.287.589,23 per m3. Untuk

waktu pemasangan pekerjaan beton pabrikasi selama 1,67 jam per m3 sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk pemasangan beton konvensional

4,89jam per m3.

5.3 Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penyusun mengenai perbandingan beton precast dan beton konvensional , maka saran yang

dapat diberikan sebagai bahan pertimbangan dan masukkan untuk kedepannya, antara lain :

1. Dalam sebuah penelitian pada proyek konstruksi pasti akan selalu ada

hambatan di dalam pelaksanaannya, maka perlu diperhatikan faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya hambatan, sehingga hambatan tersebut dapat dihindari demi kelancaran penelitian. Pada

penelitian ini, faktor yang paling utama adalah memperhitungkan bahan dan waktu pengerjaan. Pada saat pelaksanaan pekerjaan tenaga kerja yang

disediakan tidak memadai sehingga waktu untuk penyelesaian pekerjaan menjadi lebih lama.

2. Pada saat pelaksanaan penelitian harus lebih memperhatikan keselamatan

(3)

3. Penelitian ini hendaknya dikembangkan lagi baik tema maupun ruang

lingkup penelitiannya.

4. Dalam penelitian-penelitian selanjutnya, hendaknya dalam pengumpulan data di lapangan diperlukan waktu untuk lebih fokus terhadap obyek di

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Elly T dan F. X. Supartono, 2000, Kecenderungan Industri Konstruksi Indonesia Masa Depan Dengan Pengembangan Sistem Elemen Pracetak, Jakarta

Ervianto, W,I., 2007, Cara Tepat Menghitung Biaya Bangunan, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Ervianto, W,I., 2006, Eksplorasi Konstruksi Dalam Proyek Konstruksi, Penerbit

Andi. Yogyakarta.

H.N. Nurjaman, 2000, Sistem Bangunan Pracetak, Jakarta.

(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)

Gambar

Tabel 4.9 Perbandingan Biaya dan Waktu Precast dan Konvensional

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki pendapatan cukup tidak selalu diikuti dengan asupan gizi protein yang cukup, hal ini diketahui dari 9

Dari penelitian awal yang penulis lakukan dengan cara melakukan interview (wawancara) pada beberapa orang terkait penilaiannya selama 5 tahun kebelakang terhadap kinerja

Pada data tersebut tampak bahwa Nidah Kirani telah masuk ke dalam gerakan yang menginginkan tegaknya negara Islam di Indonesia.. Nidah Kirani

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa: (1) Kemampuan siswa dalam memahami masalah yang terdapat dalam soal- soal pada materi larutan penyangga

Badania przeprowadzone wśród euro­ pejskich studentów potwierdzają, iż jakość kształcenia jest ważnym kryterium oceny i wy­ boru szkoły - 82% badanych w wyborze uczelni

Berbeda dengan kelompok KBZ, pada AVP, terdapat hubungan yang bermakna dosis obat dan lama pemberian obat dengan kadar TSH serum, tetapi tidak berbeda terhadap kadar fT4

Setelah dilakukan penghitungan terhadap kuisioner, didapatkan hasil bahwa uji validitas variabel Kampanye “Jadilah Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas dan Budayakan Keselamatan