• Tidak ada hasil yang ditemukan

Children Care Center (Integrated Pre School And Daycare)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Children Care Center (Integrated Pre School And Daycare)"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Name : Trianasari Puspadewi

Nationality : Indonesia

Address : Komplek Margahayu Kencana E3 No. 9,

Kopo, Bandung 40226

Phone Number : +6281 3224 34840

E-mail : ana231091@gmail.com

FORMAL EDUCATION

School Field Period of Attendance

SD NEGERI ANGKASA V - 1997 - 2003

SMP NEGERI 1 MARGAHAYU - 2003 – 2006

SMA NEGERI 1 MARGAHAYU Natural Sience 2006 – 2009

INDONESIAN COMPUTER

UNIVERSITY Architectural Engineering 2009 – 2015

TRAINING/COURSE

Training/Course Name Organized by Place Year

TOEFL Course (Introduction Level) TBI Bandung 2012

Past and Future UNIKOM Bandung 2012

Out of The Box UNIKOM Bandung 2011

Bandung and Schoemaker UNIKOM Bandung 2010

English Course (Conversation) UPT Bahasa ITB Bandung 2010

Urban Vernacular UNIKOM Bandung 2009

English Course

Introduction – Advanced Level

(include conversation)

(4)

Design/Simulating/Editing Microsoft Office Programs, Corel Draw, Photoshop, AutoCAD, Sketch Up, Google SketchUp, Autodesk

3ds Max(Basic)

Operating System Windows, MacOS (basic)

LANGUAGE SKILLS

Name Proficiency Level

Indonesian Native

(5)
(6)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Anak-anak merupakan bagian penting dari generasi karena mereka

akan menjadi penerus bangsa dan menentukan kemajuan negara. Agar

menjadi generasi yang berkualitas, pada usia emas yang dimulai sejak masa

usia kandungan hingga 6 tahun, orang tua perlu memberikannya pendidikan

agar dapat menuntunnya menjadi yang diharapkan.

Peran orang tua dalam mengurus, memimbing dan mendidik anak

kebanyakan terletak pada peran seorang ibu, namun dewasa ini, peran

tersebut perlahan mulai bergeser semenjak pasangan suami istri

sama-sama membangun karir dikarenakan tuntunan ekonomi keluarga sehingga

tidak hanya seorang suami atau ayah yang mencari nafkah melainkan juga

seorang istri atau ibu yang mengharuskannya berkarir di luar rumah.

Adapula pasangan yang sama-sama melanjutkan studi untuk berupaya

meningkatan ilmu dan pengetahuan, selain itu juga untuk mencapai jenjang

karir yang dituju dalam bidang keahliannya. Hal ini menyebabkan orang tua

menyerahkan peran tersebut pada pengasuh rumah tangga atau baby sitter

maupun sanak saudara yang tidak tentu memberikan pelayanan pendidikan

sebaik seorang ibu yang mendidiknya penuh kasih sayang.

Penanganan pengasuh di luar peran seorang ibu hanya memberi

pengetahuan terbatas dikarenakan latar belakang pendidikan tidak sesuai

dan berdampak pada metode mendidik yang kurang maksimal dan kurang

efektif tanpa mengetahui perkembangan psikologis anak.

Gambaran tersebut tentunya menjadi alasan kuat diperlukannya

tempat atau wadah untuk anak dengan memperhatikan kebutuhan anak

secara optimal agar berpengaruh baik terhadap tumbuh kembang anak,

karena bagaimanapun juga anak butuh seorang figur pendidik dan

(7)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 2

Tempat Penitipan Anak atau biasa disebut daycare merupakan

sarana pendamping dan pelengkap orang tua, juga sarana memberi program

pendidikan yang berkualitas sebelum anak-anak memasuki usia sekolah. Di

tempat ini anak-anak mengenal dasar pengetahuan melalui aktivitas atau

kegiatan yang disesuaikan dengan usianya misalnya dengan mengikuti

kelompok bermain (play group).

Agar program pendidikan dapat berjalan dengan baik dan kontinyu, maka

selain tempat penitipan juga tersedia sarana utama lainnya yaitu sebuah

sekolah taman kanak-kanak.

Dengan hal itu, perencanaan dan perancangan Tugas Akhir ini diberi judul Children Care Center sebagai salah satu jenis sarana jasa dan edukasi

yang dapat mengakomodasi kebutuhan anak – anak untuk mendapatkan

pengasuhan, pendidikan, dan pengembangan potensi diri.

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang permasalahan, maka yang menjadi pembahasan

dalam studi ini adalah:

 Desain bangunan yang ada belum dapat memberikan keamanan,

kenyamanan untuk anak-anak saat ditinggal kerja oleh orang tuanya

terutama dalam hal pencahayaan, penghawaan di dalam ruang;

 Bangunan yang ada masih belum memberi fasilitas yang memadai dan

optimal bagi perkembangan motorik anak-anak, kebutuhan psikis

maupun psikologis anak, pertumbuhan dan perkembangan anak;

 Bangunan yang telah ada belum menciptakan hubungan fungsional

antar fungsi secara tepat dan benar sehingga tercipta alur pemakai

yang efisien.

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dari tujuan perancangan ini adalah untuk menghadirkan

suatu fasilitas khusus bagi anak – anak usia 0 – 6 tahun yang membutuhkan

pendidikan dan pengasuhan selama orang tuanya bekerja agar dapat

(8)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 3 fasilitas - fasilitas yang tersedia seperti fasilitas bermain, fasilitas

pendidikan, fasilitas pengasuhan dan penitipan, dan fasilitas kesehatan

dengan memperhatikan aspek psikologis dan lingkungan.

Tujuan yang ingin dicapai dari perancanaan dan perancangan

Children Care Center ini yaitu :

 Mewujudkan desain bangunan yang dapat memberikan keamanan,

kenyamanan untuk anak-anak terutama dalam hal pencahayaan,

penghawaan di dalam ruang, pemberian warna, tekstur, dan lainnya;

 Mewujudkan sebuah bangunan dengan fasilitas yang memadai bagi

perkembangan motorik anak-anak, mewadahi kebutuhan psikis

maupun psikologis anak, pertumbuhan dan perkembangan anak;

 Menciptakan hubungan fungsional antar fungsi secara tepat dan benar

sehingga tercipta alur pemakai yang efisien.

Sedangkan manfaat yang ingin dicapai atau diperoleh dari perencanaan dan

perancangan Children Care Center adalah sebagai berikut:

1. Secara Subjektif

Untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti Tugas Akhir di

Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Komputer Indonesia dan

selanjutnya menjadi landasan dan acuan dalam penyusunan Laporan

Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur sebagai bagian dari

Tugas Akhir.

2. Secara Objektif

Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang bermanfaat

mengenai fasilitas anak bagi mahasiswa Arsitektur baik yang akan

mengajukan proposal Tugas Akhir maupun untuk mahasiswa lainnya,

dan masyarakat umum yang membutuhkan.

1.4. Pendekatan Perancangan

1. Studi lapangan terhadap lokasi lahan proyek yang cocok mencakup

lingkungan sekitar lahan seperti tidak jauh dari tempat orang tua anak

bekerja agar dapat dipantau atau dikunjungi saat jam istirahat kantor,

studi lingkungan fisik, bangunan, dan suasana yang ada di sekitar

(9)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 4

2. Studi lapangan terhadap bangunan dengan kasus sejenis, yaitu

Galenia Day Care & Pre School (Mom & Child Center) di Jalan Badak

Singa, Bandung.

3. Studi literatur mengenai day care (tempat penitipan anak) dan pre

school for children

4. Studi literatur mengenai psikologis anak dan tumbuh kembang anak.

5. Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya

sebagai berikut:

a. Field study ( studi lapangan), dilakukan di dalam ruang kelas,

ruang penitipan anak, ruang bermain anak dengan meneliti

kegiatan dan perilaku anak mulai usia 1 – 6 tahun selama belajar

di dalam ataupun di luar ruangan. Selain itu untuk mendapatkan

data informasi mengenai tempat penitipan anak dan sekolah.

Data-data tersebut berupa foto-foto, daftar aktivitas atau kegiatan

setiap pengguna yang dilakukan di lokasi penelitian, dan fasilitas

yang dibutuhkan.

b. Wawancara, dilakukan pada pelaku atau pemakai fasilitas yaitu

anak – anak, pendidik atau pengasuh di tempat penitipan anak,

orang tua anak baik secara langsung maupun melalui media

elektronik dengan melakukan proses tanya jawab. Wawancara

dilakukan untuk mengetahui opini responden mengenai berbagai

kemungkinan jawaban bagaimana penggunaan fasilitas penitipan

anak dan pra sekolah terhadap pertumbuhan dan perkembangan

anak.

c. Studi analisa, dilakukan setelah selesai melakukan studi

lapangan, pencarian studi literatur dan studi banding untuk

dijadikan sebagai acuan proses perancangan.

d. Proses perancangan, dilakukan sebagai penjabaran dari semua

proses di atas secara grafis dan visual ke dalam bentuk gambar

sketsa yang diterapkan pada desain bangunan.

(10)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 5

a. Kalangan dosen dan karyawan di perguruan tinggi sekitar Jalan

Dipati Ukur, Bandung (UNIKOM, ITHB, UNPAD),

b. Mahasiswa di perguruan tinggi sekitar Jalan Dipati Ukur Bandung

yang memiliki anak usia dini, dan

c. Warga atau masyarakat sekitar yang memerlukan layanan

pendidikan anak yang berfungsi sebagai pengganti, penambah,

dan atau pelengkap dalam rangka mendukung pengasuhan dan

pendidikan anak.

1.5. Batasan - batasan

1. Waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan Tugas Akhir ini adalah 5

(lima) bulan.

2. Teori – teori tentang anak dalam penyusunan laporan ini berdasarkan

literatur seperti tercantum dalam daftar pustaka.

1.6. Metode Pembahasan

Ada beberapa metode yang digunakan adalah untuk mengumpulkan

data-data yang akan digunakan sebagai acuan laporan perencanaan dan

percancangan, yaitu:

1. Studi Literatur

Pencarian data-data yang diperoleh melalui kumpulan literatur saat

perkuliahan baik dalam bentuk buku maupun catatan, tulisan tugas akhir

terdahulu dengan topik bahasan yang mendekati judul, maupun

tambahan literatur non-formal seperti majalah desain arsitektur maupun

interior.

2. Studi Lapangan

Studi lapangan yang dilakukan melalui kegiatan survey dibutuhkan untuk

mendapatkan data informasi mengenai tempat penitipan anak dan

sekolah. Data-data tersebut berupa foto-foto, daftar aktivitas atau

kegiatan setiap pengguna yang dilakukan di lokasi penelitian, dan

(11)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 6

1.7. Metode Perancangan

Bagan 1.1. Diagram Metoda Perancangan

Perancangan Children Care Center memerlukan studi literatur dan

studi lapangan. Studi literatur didapat melalui sumber – sumber buku yang

berisikan segala hal teori tentang anak baik itu mengenai karakteristik anak,

kebutuhan fisik maupun psikisnya. Kemudian studi lapangan yang dilakukan

melalui survey fasilitas sejenis yaitu Galenia Daycare dan melakukan

wawancara untuk meraih informasi segala hal yang berhubungan dengan

pendidikan anak usia dini dengan manajer edukasi Galenia.

Setelah proses tersebut dilewati maka diketahui aktivitas yang menghasilkan

program. Tentunya antar ruang harus saling berhubungan agar

memudahkan dalam beraktivitas. Studi tentang fasilitas

sejenis:

 Literatur mengenai

anak

(karakteristiknya, kebutuhan fisik dan psikisnya)

 Survey lapangan di

Galenia Daycare

 Wawancara dengan

manajer edukasi di

Galenia Daycare

Studi tentang tema Playful

Program Ruang

Hubungan antar Ruang

(12)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 7 Berikutnya adalah menentukan tema rancangan yang dapat

merepresentasikan karakteristik anak yaitu Playful dan mencari studi literatur

mengenai tema terkait berupa pengertian hingga contoh tema rancangan

sejenis. Tema tersebut menghasilkan ide berupa konsep desain yang

menjadi akar kuat dalam mendesain. Konsep yang diterapkan dalam

perancangan adalah bentukan yang dinamis dan berwarna sehingga

menghasilkan desain yang sesuai untuk anak – anak.

1.8. Sistematika Laporan

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab I memuat tentang latar belakang, maksud dan tujuan,

rumusan masalah, pendekatan, lingkup atau batasan, kerangka

berpikir serta sistematika laporan tugas akhir.

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Pada Bab II memuat penjelasan mengenai proyek secara umum,

program kegiatan, dan kebutuhan ruang, studi literatur, studi

lapangan dengan proyek sejenis.

BAB III ELABORASI TEMA

Pada Bab III memuat tentang pengertian tema, hubungan tema

dengan rancangan proyek yang dikerjakan yaitu menyangkut fungsi

dan bentuk (interpretasi).

BAB IV ANALISIS

Pada Bab IV memuat tentang analisis fungsional dan analisis kondisi

lingkungan tapak.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Pada Bab V memuat tentang proses perencanaan dan perancangan

bangunan mulai dari konsep dasar yang berkembang dan dijabarkan

(13)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 8

BAB VI HASIL RANCANGAN

Pada Bab VI memuat dan menjelaskan tentang hasil rancangan

berupa gambar 2D dan gambar 3D.

BAB VII KESIMPULAN

Pada Bab VII berisi tentang kesimpulan terhadap hasil rancangan.

LAMPIRAN

(14)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 9

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1. Umum

a. Rencana Tapak : Children Care Center

b. Status Kepemilikan: Fiktif

c. Luas Tapak : 28.000 m2

d. GSB : Jl. Japati = 10 m dan Jl. H. Hasan = 6 m

e. KDB : 50%

f. KLB : 1,2

g. Tinggi Bangunan : 8 m

h. Luas Lantai : 3265 m2

i. Pemilik : Yayasan

j. Sumber Dana : Yayasan

k. Kelengkapan Fasilitas: di sekitar lokasi terdapat beberapa fasilitas yang

mendukung keberadaan children care center yaitu:

 Terdapat Taman Monumen Perjuangan Rakyat dan Gedung Sate

sebagai bahan pengenalan anak – anak terhadap tempat – tempat

bersejarah dan iconic di kota Bandung.

 Terdapat fasilitas taman terbuka di tengah komplek perumahan

sebagai lahan bermain anak – anak dengan pepohonan yang rindang,

dapat dijadikan sebagai pengenalan dunia luar untuk anak – anak.

(15)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 10

2.2. Program Kegiatan

Berikut ini merupakan bagan program kegiatan yang terdapat di Children Care

Center :

Bagan 2.1. Program Kegiatan

CHILDREN CARE CENTER

Tempat Penitipan Anak (Daycare)

Sebagai sarana utama tentunya mewadahi kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan potensi anak semenjak dini melalui penanganan yang tepat dari orang tua psikologis (pendidik yang terlatih) selama ditinggal oleh orang tua bilogisnya dengan menerapkan berbagai kegiatan agar dapat menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan anak.

Pendidikan

Selain mewadahi kegiatan penitipan anak juga terdapat fasilitas utama lainnya yaitu pendidikan pra-sekolah yang disesuaikan dengan kategori umur anak dengan tujuan

mempersiapkan mental menuju masa usia sekolah.

Konsultasi Medis

Mewadahi kegiatan konsultasi kesehatan umum anak hingga

psikologis anak bagi pelaku – pelaku

yang berkaitan (orang tua, psikolog, pendidik, dokter) mengenai

(16)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 11

2.3. Kebutuhan Ruang

Nama Ruang Jumlah Luas (m2) Total (m2)

Fasilitas Penerima dan Informasi

Enterance Hall 1 40 40

Fasilitas Manajer dan Pendidik

R. Direktur

Yayasan 1 36 36

R. Wakil Direktur

(17)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 12

R. Praktik Dokter

Umum 1 20 20

R. Praktik Dokter

Gigi 1 20 20

Fasilitas Daycare ( Tempat Penitipan Anak)

(18)
(19)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 14

Parkir Sepeda 10 2 20

Jumlah 995

TOTAL 3658.5

(20)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 15

2.4. Studi Literatur

2.4.1. Pengertian Children Care Center

Children Care Center merupakan tempat penyelenggaraan pendidikan

dan pengasuhan untuk anak yang disesuaikan dengan tingkatan usianya.

Adapun program penyelenggaraan pendidikan tersebut terdapat beberapa

tingkatan maupun kebutuhan seperti playgroup (kelompok bermain),

pra-sekolah (Taman Kanak - kanak) dan daycare (Tempat Penitipan Anak).

Berikut ini pengertian mengenai ketiga penyelenggaraan tersebut:

a. Playgroup (Kelompok Bermain)

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kelompok Bermain

adalah salah satu bentuk satuan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) yang

menyelenggarakan program bagi anak usia dua sampai empat tahun,

dan dapat melayani anak hingga usia 6 tahun jika di lokasi yang sama belum

tersedia layanan TK.

b. Pra - sekolah (Taman Kanak - kanak)

Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak

usia dini pada jalur formal yang menyelenggarakan program pendidikan

bagi anak usia empat sampai enam tahun. Usia anak empat sampai enam

tahun disebut sebagai masa usia pra - sekolah (Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan, 2013).

c. Daycare (Taman Penitipan Anak)

Taman Penitipan Anak (TPA) merupakan salah satu bentuk layanan PAUD

(Pendidikan Anak Usia Dini) yang menyelenggarakan program

kesejahteraan sosial yang mencakup perawatan, pengasuhan dan

pendidikan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun.

Dari ketiga fasilitas pendidikan bagi anak ini maka nama yang cocok untuk

mewakili ketiga fungsi tersebut adalah Children Care Center yang memiliki

pengertian sebagai berikut:

(21)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 16

Care : perawatan, perhatian, asuhan, perlindungan, pemeliharaan (Echols dan Shadily, 1975)

Center : pusat, bagian tengah (Echols dan Shadily, 1975)

Jadi, Children Care Center yaitu tempat yang menjadi pusat pengasuhan

terhadap anak - anak melalui kegiatan-kegiatan yang dapat membentuk

karakter anak sejak dini.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Children Care Center sendiri

merupakan fasilitas yang bertujuan untuk mendidik, mengasuh, melayani

anak – anak yang rata – rata berusia di antara 0 – 6 tahun. Tentunya hal ini

didasari oleh kesibukan kedua orang tuanya yang memiliki karir maupun

usaha sehingga membuat peran orang tua si anak tersebut berkurang

bahkan terbagi.

Selain itu, tempat ini pun dijadikan sebagai tempat menumbuhkan minat,

bakat dan kreativitas anak dan sebagai wadah untuk mempersiapkan anak

yang akan memasuki usia pra – sekolah (TK) maupun sekolah dasar (SD).

Fasilitas yang tersedia di Children Care Center baik itu berupa

kelompok bermain, penitipan anak maupun taman kanak - kanak

mempunyai arti yang sangat penting untuk anak - anak. Pada awal

kehidupannya seharusnya dihabiskan dalam lingkungan rumah terutama

keluarga namun dikarenakan kesibukan orang tua anak dengan

pekerjaannya maka anak - anak dapat dititipkan, dididik, dan diasuh oleh

pendidik yang berkompeten dengan mengajak anak – anak melakukan

kegiatan atau aktifitas yang bermanfaat untuk anak seperti merangsang

(22)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 17

2.4.2. Tinjauan Kelompok Bermain

Menurut Kemendikbud (2013), gedung untuk Kelompok Bermain minimal

memiliki fasilitas sebagai berikut:

NO Nama Ruang Jumlah

Ruang Ukuran Ruang

Luas

Tabel 2.1. Kebutuhan Ruang Children Care Center

2.4.3. Tinjauan Taman Kanak – kanak

Sama halnya dengan Kelompok Bermain, Taman Kanak – kanak pun minimal

memiliki fasilitas seperti yang terlihat pada tabel 2.1.

2.4.4. Tinjauan Taman Penitipan Anak

Tempat penitipan anak perlu dimaksimalkan terutama dalam penggunaan

(23)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 18

2.4.5. Alat Permainan Edukatif

Menurut Kemendikbud ( 2013) terdapat alat – alat permainan edukatif bagi

anak yang dirancang dan dapat dipergunakan sebagai sarana atau peralatan

untuk bermain yang mengandung nilai edukasi.

a. Alat Permainan Dalam Ruangan

Alat permainan dalam ruang dapat mengambil dari lingkungan seperti

batu-batuan, kerang, daun - daunan, alat musik sederhana, pakaian

adat daerah, alat permainan daerah, dll. Hal ini untuk mendukung

kegiatan bermain sensorik motorik, bermain yang bersifat menyusun

atau membangun sesuatu, dan bermain peran dengan tujuan untuk

membangun kemampuan matematika, sosial-emosi, bahasa, seni, sains,

dan keaksaraan.

b. Alat Permainan Luar Ruangan

Alat permainan di luar ruang dapat berbentuk bak air, bak pasir, papan

luncur, papan titian, ayunan, panjatan, kuda-kudaan dll. Hal ini

bertujuan untuk melatih motorik kasar, keseimbangan, kekuatan otot,

keterampilan gerak, dan kelenturan gerakan.

Menurut Kemendikbud, alat permainan dalam ruangan dapat dimainkan di

luar ruangan apabila kondisi ruangan tidak memungkinkan.

2.4.6. Persyaratan Alat Permainan

Berikut ini merupakan persyaratan alat permainan menurut Kemendikbud

(2013):

 Bahan dan ukuran disesuaikan dengan usia anak.

 Tidak mengandung bahan yang berbahaya bagi kesehatan anak, mudah

dibersihkan, sisi - sisinya tidak ada yang tajam.

 Memberikan kesempatan pada anak untuk bereksplorasi dengan

berbagai cara.

 Kuat, kokoh dan tahan lama, tidak mudah patah dan pecah.

 Alat permainan dapat mendukung kegiatan belajar anak dan tahap

perkembangan anak meliputi perkembangan fisik, intelektual, emosi,

(24)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 19

2.4.7. Fungsi APE

Fungsi APE (Alat Permainan Edukatif) adalah untuk menciptakan situasi

belajar melalui bermain yang menyenangkan. Tentunya hal ini membantu

anak dalam pembentukan perilaku seperti disiplin, tanggung jawab, toleransi,

dan lain - lain. Selian itu membentuk rasa percaya diri anak, memberikan

kesempatan anak untuk memecahkan masalahnya sendiri, membangkitkan

rasa keingintahuan anak melalui fasilitas tersebut, memberikan kesempatan

untuk bersosialisasi dan komunikasi, juga memberikan kesempatan untuk

eksplorasi dan eksperimen. Fungsi lain yang tidak kalah penting adalah

mengaktifkan semua panca indra anak.

2.4.8. Perawatan Sarana Permainan

Peralatan bermain anak harus selalu dijaga dengan merawatnya agar tetap

dalam kondisi baik. Setiap alat permainan yang telah digunakan disimpan di

(25)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 20

2.5. Studi Banding Proyek Sejenis

2.5.1. Galenia Daycare & Pre-School

A. Deskripsi Proyek

- Program Kegiatan

Galenia Daycare & Pre-School merupakan fasilitas yang

didirikan oleh para alumni ITB dengan tujuan untuk memberi fasilitas

bagi para orang tua untuk memberikan pendampingan dalam pola

pengasuhan dan pendidikan. Pada mulanya sasaran fasilitas ini

adalah untuk anak – anak dari para alumni ITB yang berusia 0 - 6

tahun namun semakin lama semakin berkembang luas hingga kini

dibuka bagi masyarakat umum yang membutuhkannya.

Kegiatan yang dilakukan selama 5 hari dalam seminggu ini

adalah bermain sambil belajar. Tentu saja dibalik aktivitas bermain

tersebut mengandung nilai - nilai yang mengarahkan pada

kecerdasan anak dari berbagai segi yaitu segi spiritual, kinestetik,

interpersonal, intrapersonal, kecerdasan berbahasa, kecerdasan

dalam bermusik.

Fasilitas ini memberikan layanan terhadap sekitar 70 anak

setiap hari Senin hingga hari Jumat mulai pukul 07.00 – pukul 16.00.

Anak – anak yang dititipkan di Galenia merupakan anak – anak

dengan berbagai macam latar belakang keluarga yang memiliki

kesibukan di luar rumah, seperti melakukan bisnis, sama – sama

membangun karir di kota besar, sedang melakukan studi lanjut,

bahkan alasan tren saat ini. Namun dibalik semua itu, ada satu tujuan

yang ingin dicapai orang tua terhadap anaknya yakni agar anaknya

dapat terdidik dengan baik terutama dididik mengenai pengenalan

agama yang diterapkan di Tempat Penitipan ini.

Meskipun anak – anak ini dititipkan, tetap saja peran serta

orang tua tidak serta merta lepas begitu saja karena Galenia selalu

melaporkan aktivitas anaknya setiap hari (Daily report) kepada orang

(26)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 21 tempat penitipan. Tentunya menjadi bahan evalusi bagi anak dan

orang tua mengenai tumbuh kembang anak.

Jadi, program kegiatan yang tersedia di Galenia ini adalah :

1. Urutan aktivitas di Galenia:

a. 07.00 – 08.00 Penyambutan anak - anak yang datang diantar

orang tua oleh guru di sekolah kemudian

b. 08.00 – 08.30 Baris berbaris dan olahraga atau senam

c. 08.31 – 09.00 Masuk kelas dan circle time (Solat Dhuha)

d. 09.01 – 09.30 Makan snack

e. 09.31 – 11.00 Belajar (Mengaji, mengerjakan proyek dari guru)

f. 11.01 – 11.30 Menikmati makan siang (catering)

g. 11.30 – 12.00 a. Daycare bermain di indoor maupun outdoor

playground

b. Non – daycare langsung pulang atau bermain di kolam pasir sambil menunggu orang tua menjemput

h. 12.01 – 12.30 Solat Dhuhur

i. 12.31 – 14.30 Tidur siang

j. 14.31 – 15.30 Mandi

k. 15.30 – 16.00 Bermain, menonton, menari, atau membuat

suatu proyek yang diberi oleh asisten guru sambil menunggu

dijemput orang tua

2. Konsultasi psikologi anak bagi orang tua setiap hari Jumat atau

kapanpun bila orang tua memerlukan (tentunya telah membuat

kesepakatan dengan psikolog) mengenai tumbuh kembang anak.

3. Masing – masing anak perlu diketahui latar belakang dan

kebiasaan masing – masing yang diterapkan di rumah bersama

orang tuanya sehingga di tempat ini bisa dikembangkan dan

diarahkan dengan baik sesuai harapan orang tua sang anak.

4. Mengajarkan anak – anak dengan kegiatan – kegiatan keagamaan

yaitu agama Islam sebagai bentuk pengenalan dan juga

(27)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 22 5. Semua anak yang dititipkan di Galenia pada umumnya anak yang

normal namun terdapat satu anak berkebutuhan khusus sehingga

para pendidik yang mengajar menyesuaikan diri sesuai dengan

kebutuhan sang anak.

6. Terdapat 5 kelas sesuai tingkatan usia anak yaitu sebagai berikut:

Layanan

Tabel 2.2. Program Layanan di Galenia Daycare & Pre-School

7. Di samping fasilitas pendidikan terdapat layanan kesehatan yang

ditujukkan bagi masyarakat umum yaitu berupa spa bayi dan anak,

pemeriksaan kesehatan bayi maupun ibu hamil, klinik bersalin,

apotek, dan juga fasilitas olahraga bagi umum maupun ibu hamil

(28)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 23 - Kebutuhan Ruang

Nama Ruang Keterangan

Pendidikan

Area Tunggu Ruangan kecil ini hanya tersedia

bangku kecil yang cukup untuk

kapasitas dua orang dewasa,

dekat dengan pintu masuk utama

ke ruangan Galenia.

Ruang bermain Indoor Ruang bermain indoor yang dekat

dengan pintu masuk, ruang tunggu

dan area penerimaan dan

informasi.

Permainan berupa kolam pasir

dengan pencahayaan dari skylight.

Suasana ruangan ini cukup panas

karena bermaterialkan kaca dan

tidak tersedianya penghawaan

alami atau ventilasi sehingga

ketika anak – anak berkumpul di

tempat ini, pintu masuk utama

perlu dibuka agar udara di dalam

ruangan tetap stabil.

Kolam pasir tidak diberi kedalaman

sehingga mengotori bagian dalam

ruang sekitarnya seperti ruang

tunggu, area penerimaan dan

bahkan ruang kelas karena anak –

anak cukup aktif ketika bermain

sambil berlarian.

Tidak jauh dari area kolam pasir

(29)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 24

sapu sehingga setelah anak –

anak selesai bermain, ruangan ini

segera dibersihkan agar tetap

terjaga kebersihannya.

Ruang bermain Outdoor Ruangan bermain outdoor ini

terdapat di depan pintu masuk

dengan ukuran sekitar 10 X 2,5

meter. Seluruh permukaan tempat

bermain ini berupa pasir yang

cukup empuk untuk diinjak dan

aman untuk anak – anak.

Permainan yang terdapat di

Galenia berupa perosotan, jaring –

jaring, jembatan kayu, terowongan

dan ayunan.

Material bahan pada permainan

anak – anak ini terbuat dari bahan

fiber yang aman utuk anak dan

sesuai dengan antropometri anak

– anak. Permainan ini tentunya

melatih motorik dan kinestetik.

Area Pendaftaran dan Informasi Area ini cukup kecil yang terdiri

karena permukaan kolam pasir

(30)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 25

lemari tas anak - anak yang terdiri

atas rak bersusun, kursi, meja

komputer dan meja belajar.

Anak –anak mulai memegang

tanggung jawab atas barang

miliknya yang ditaruh di dalam rak.

Perabotan yang ada di dalam

kelas dapat dicapai oleh anak -

anak (ukuran sesuai).

Banyaknya ruang di dalam ruang

mengakibatkan pencahayaan yang

digunakan berupa pencahayaan

tidak alami yaitu dari cahaya

lampu. Sedangkan untuk

penghawaan menggunakan

ventilasi yang terdapat di atas

dinding. Jumlah anak yang banyak

tidak sebanding dengan ukuran

(31)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 26 \

dalam kelas mulai tidak stabil

maka kelas menggunakan

penghawaan buatan berupa AC.

Selain berfungsi sebagai ruang

belajar, ruangan ini juga berfungsi

sebagai ruang tidur bagi anak –

anak daycare maupun ruang untuk

melatih motorik anak dengan

kegiatan menari.

Material dinding yang diaplikasikan

di dalam kelas merupakan dinding

batu bata yang diplester kemudian

dilapisi oleh cat berwarna – warni.

Setiap sisi dinding di dalam kelas

tidak dicat satu warna melainkan

dibuat berbeda sehingga

menciptakan keserasian dan

keharmonisan warna dalam kelas.

Untuk material lantai

menggunakan keramik namun

agar aman bagi anak, sebagian

besar permukaannya dilapisi oleh

rubber tile berbentuk puzzle yang

dipasang dalam dua warna.

Dapur Letak dapur terdapat di antara

kelas sehingga dapat diakses dari

dua arah. Adapun dapur ini bersifat

dapur kering. Di dapur ini juga

tersimpan khusus kasur kecil yang

diletakkan secara bersusun

horisontal untuk kegiatan tidur

(32)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 27 Selain itu juga terdapat dapur

khusus untuk bayi yang letaknya

sama dengan area makan bayi.

Kamar Mandi Letak kamar mandi yang masing –

masing berjumlah satu buah di

dalam ruang kelas memudahkan

untuk akses sehingga anak – anak

dapat terpantau dengan baik oleh

pendidik.

Di dalam kamar mandi terdapat

wastafel, bathub, shower, dan wc.

Adapun ketinggian wastafel tidak

didesain khusus untuk anak –

anak. Selain itu juga material lantai

kamar mandi yang licin karena

material lantai yang digunakan

bukan material khusus untuk

kamar mandi sehingga ditutupi

alas lantai dengan bahan karet

yang aman untuk anak.

Ruang Makan Bayi Ruangan yang memiliki ukuran

kurang lebih 2,5 X 5 meter ini

merupakan ruangan yang

memanjang. Di dalamnya terdapat

kursi – kursi khusus bayi untuk

makan, terdapat rak – rak

penyimpanan tas keperluan bayi

(33)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 28 dengan dapur.

Ruangan ini menggunakan warna

hijau dan warna merah muda

Adapun lantai keramik dilapisi oleh

rubber tile. Warna yang diterapkan

pada dinding adalah warna biru,

coklat dan krem.

Ruang Kelas Bayi Ruang kelas bayi dengan ukuran

kurang lebih 5 X 4 meter ini diberi

material keramik lantai yang

ditutupi permukannya dengan

rubber tile agar aman untuk bayi

saat beraktivitas seperti

merangkak, belajar berjalan dan

lainnya.

Sedangkan cat dinding diberi

warna ungu dan digabungkan

dengan warna biru.

Ruang Kepala Sekolah Ruangan ini memiliki ukuran

(34)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 29

Enterance Pintu masuk menuju ke sekolah

berada di samping kiri bangunan.

Demi keamanan, maka area

sekolah diberi pembatas berupa

pagar setinggi 1,5 meter.

Lahan Parkir Mobil Lahan parkir mobil di Galenia

hanya dapat menampung sekitar

10 buah mobil. Material yang

digunakan dalam lahan parkir

adalah paving block.

Parkir ini dekat dengan pintu

masuk utama yang diberi pagar.

Sebagai keamanan pun terdapat

penjaga yang bertugas di gerbang

Galenia.

Lahan Parkir Motor Lahan parkir motor di Galenia

cukup untuk menampung

kebutuhan ruang pengguna motor.

Jika lahan parkir mobil

menggunakan paving block maka

pada parkir motor hanya

menggunakan cetakan beton.

(35)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 30

B. Analisis Kondisi dan Lingkungan

- Lokasi

Lokasi dari Galenia terdapat di Jalan Badak Singa yang

mudah diakses dari arah Selatan yaitu Pasteur – Jalan Tamansari –

Jalan Cikapayang sedangkan dari arah Utara , dari Jalan Ganesha -

Jalan Ciung Wanara – Jalan Gelap Nyawang sehingga merupakan

lokasi strategis karena mudah dicapai darimanapun baik oleh

pengunjung yang mengendarai mobil dan motor.

- Peruntukkan Lahan

Bangunan Galenia ini merupakan bangunan rumah yang

dijadikan sebagai fasilitas sekolah dan penitipan anak sehingga

tipologi bangunannya pun menyerupai rumah tinggal yang bertransisi

menjadi fungsi jasa, komersil juga edukasi. Tidak jauh dari Jalan

Badak Singa terdapat fasilitas penitipan dan pendidikan anak di dekat

Mesjid Salman.

- Kondisi Lahan

Kondisi lahan tersebut berada di lahan datar yang sedikit

landai terutama saat memasuki lahan parkir terdapat perbedaan

ketinggian sekitar 50 cm dari permukaan jalan sehingga

menggunakan ramp yang cukup landai pula.

Gambar 2.2. Perbedaan ketinggian menuju lahan parkir

(36)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 31 - Potensi Lingkungan

Jalan Badak Singa memiliki suasana yang cukup tenang. Namun tak

jauh dari daerah tersebut terdapat Jalan Cikapayang menuju ke Jalan

Ir. H. Djuanda maupun ke arah Jalan Surapati yang merupakan jalan

utama menghubungkannya dengan jalur menuju keramaian.

Walaupun berada di tengah kota, namun karakter lingkungan di

Galenia masih asri dan sejuk karena banyaknya pepohonan yang

rindang terdapat di area depan bangunan.

Gambar 2.3. Suasana asri di Galenia

C. Interpretasi dan Elaborasi Tema

Pada mulanya, bangunan Galenia ini merupakan bangunan

rumah tinggal yang dijadikan sebagai fasilitas sekolah dan penitipan

anak, untuk memenuhi kebutuhan ruangnya, ruang yang semula

merupakan ruang tidur dijadikan sebagai ruang kelas.

D. Konsep Rancangan

- Pemintakatan

Untuk zoning, penempatan area penerimaan dan pendaftaran

diletakkan di depan. Sebagian besar ruang dalam hanya terdapat

area belajar yang disatukan dengan pengelola agar bersifat intim.

Selain itu juga area servis terdapat di muka bangunan maupun di

belakang bangunan.

- Sirkulasi

(37)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 32 dalam ruang terdapat ruang lagi, kemudian terdapat jalur penghubung

berupa lorong untuk menuju ke ruang lainnya sehingga saling

sambung menyambung.

- Estetika Bentuk

Bentuk yang digunakan dalam bangunan Galenia menggunakan

bentuk – bentuk geometris yang sederhana sehingga berkesan tidak

formal dan menggunakan skala intim sehingga membuat anak – anak

merasa di dalam rumah.

- Material

Warna – warna yang digunakan di dalam ruang cenderung warna

yang lembut dan menenangkan. Selain itu juga terdapat beberapa

tempelan stiker untuk pengukuran tinggi anak. Dinding di dalam kelas

diberi kaca dengan tinggi sekitar 120 cm dari lantai dengan tujuan

untuk menciptakan kesan luas pada ruangan maupun untuk tujuan

kegiatan menari. Sedangkan untuk material lantai menggunakan

bahan keramik yang dilapisi rubber tile.

2.5.2. Timayui Kindergarten El Equipo de Mazzanti Architects

Timayui Kindergarten merupakan salah satu tempat pendidikan

anak usia dini di Santa Marta, Colombia. Bentuk bangunannya sangat unik

yaitu segitiga. Bentuk elemen yang menunjukkan tiga sifat dasar saling yang

saling berhubungan antara anak, guru, dan orang tua.

Gambar 2.4. Transformasi bentuk massa

Sumber:

(38)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 33 Pada gambar 2.4. terlihat transformasi bentuk segitiga yang jika

dikembangkan desainnya mengalami substraktif (pengurangan di tengah

bidang) dan aditif (penambahan di masing – masing sisinya) sehingga

sesama sisinya dapat digabungkan baik dihubungkan secara langsung

maupun tidak langsung seperti menghubungkannya dalam koridor.

Gambar 2.5. Tata letak massa pada site

Sumber:

http://www.arch2o.com/timayui-kindergarten-el-equipo-de-mazzanti-architects/

Gambar 2.6. Denah

Sumber:

http://www.arch2o.com/timayui-kindergarten-el-equipo-de-mazzanti-architects/

Dengan bentukkan lahan yang memanjang, maka massa bangunan

ditata dengan cara menguasai tempatnya seperti yang terlihat pada gambar

2.5. Hubungan massa satu dengan lainnya dihubungkan dengan koridor

maupun halaman bermain anak – anak.

Jenis modul yang diterapkan pada desain ditandai dengan ruangan

yang fleksibel dan netral sehingga memungkinkan melakukan berbagai

(39)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 34

Satu massa bangunan berhubungan dekat dengan lingkungan indoor

maupun outdoor seperti yang terlihat pada denah (gambar 2.6.) agar tercipta

hubungan dari pelaku ruang yaitu antara semua anak dan guru.

Gambar 2.7. Suasana eksterior

Gambar 2.7. Suasana Eksterior

Sumber:

http://www.arch2o.com/timayui-kindergarten-el-equipo-de-mazzanti-architects/

Gambar 2.8. Area bermain outdoor

Sumber: http: atau atauwww.arch2o.com

atautimayui-kindergarten-el-equipo-de-mazzanti-architects atau

Gambar 2.9. Skylight pada bangunan

Sumber:

http://www.arch2o.com/timayui-kindergarten-el-equipo-de-mazzanti-architects/

(40)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 35

di dinding maupun skylight yang terdapat di dalam ruangan sangat efektif

untuk meminimalkan pencahayaan buatan di siang hari. Yang menarik

adalah tidak adanya langit – langit seperti plafond dalam ruang.

Warna yang digunakan dalam maupun luar ruangan adalah warna putih

yang melambangkan kesederhanaan, kebersihan pada ruangan.

Gambar 2.10. Potongan bangunan

Sumber:

http://www.arch2o.com/timayui-kindergarten-el-equipo-de-mazzanti-architects/

2.5.3. SFU UniverCity Childcare

SFU Children merupakan sebuah layanan penitipan dan

pengasuhan untuk anak – anak di wilayah universitas, terletak di jantung

kota Simon Fraser University dengan kepadatan penduduk yang cukup

tinggi. Layanan yang dibentuk dibangun mulai tahun 2012 ini dibentuk dari

sebuah komunitas di universitas yang diberi nama SFU Community Trust.

Gambar 2.11. Suasana SFU Children

(41)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 36 Fasilitas ini dapat menampung hingga 50 anak dari umur 3 hingga 5

tahun. Selain sebagai pengasuhan, tempat ini pun menjadi fasilitas

laboratorium hidup bagi peneliti akademis dari Simon Fraser University

untuk mengamati dan melakukan penelitian atau studi mengenai pendidikan

anak usia dini.

Pada perancangannya ini menerapkan desain berkelanjutan seperti

penggunaan cahaya alami berupa ventilasi (gambar 2.12) dan day light,

lansekap yang menarik untuk lahan bermain anak – anak, penggunaan

bahan – bahan lokal, kualitas udara dalam ruangan, interior yang dibuat

nyaman dan indah, pemanfaatan energi dan pengolahan air yang baik,

pendekatan desain yang sederhana dalam lingkungan sehingga dapat

dipertahankan hingga jangka waktu yang panjang.

Gambar 2.12. Bukaan pada bangunan

Sumber: http://www.archdaily.com/390874/sfu-univercity-childcare-hcma/

Gambar 2.13. Area bermain outdoor

Sumber: http://www.archdaily.com/390874/sfu-univercity-childcare-hcma/

Desain ini berusaha diintegrasikan dengan ruang – ruang indoor

(42)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 37 anak untuk untuk menjelajahi dan mengenal elemen alam seperti air,

cahaya, udara, gravitasi, vegetasi, dan perubahan musim.

Perancangan lansekap pada bangunan dirancang untuk dapat membuat

anak – anak mengeksplorasi bagian luar ruangan. Tentu saja hal ini

melibatkan kereativitas pada anak – anak, rasa ingin tahu yang tinggi, dan

mereka perlu mengenali lingkungan sosial dan fisik.

Alat bermain yang disediakan pun dibuat tradisional (gambar 2.13) untuk

merangsang daya imajinasi berbasis alam melalui penggunaan elemen –

elemen alam seperti air, pasir dan vegetasi.

Karena pengguna bangunan merupakan anak – anak maka dipastikan

bahwa bahan – bahan yang digunakan tidak terkontaminasi lingkungan.

Gambar 2.13. Suasana interior bangunan

(43)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 38

BAB III

ELABORASI TEMA

3.1. Pengertian Tema

Tema yang digunakan dalam rancangan Children Care Center adalah

Playful. Playful memiliki pengertian penuh kegembiraan atau kesenangan dan

muncul jiwa yang bersemangat.

3.2. Interpretasi Tema

Tema ini tentunya berhubungan erat dengan objek pengguna

bangunan yaitu anak – anak. Kondisi lingkungan harus diciptakan seceria

mungkin agar anak – anak merasa nyaman dan betah saat berada di

lingkungan luar rumah yaitu tempat penitipan anak.

Tema ini tercipta bermula dari salah satu permainan anak –anak yang

sangat populer yaitu permainan lego. Dan tentu saja disesuaikan dengan

keadaan di sekitar tapak.

Dari tema yang digunakan maka konsep yang diterapkan dalam

rancangan ditunjukkan melalui bentuk bangunan yang menggunakan bentuk/

wujud persegi panjang sesuai dengan bentukkan site memanjang dari arah

Utara ke Selatan. Asal mula bentuk adalah linier yang kemudian dibelah

menjadi tiga bagian sesuai dengan fungsi dalam rancangan seperti yang

terlihat pada gambar 3.1.

(44)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 39 Ketiganya berbentuk persegi yang kemudian dirotasi 45º dengan

alasan sebagai berikut :

1. Bentuk site yang memanjang dikelilingi oleh empat jalan menjadikan

bangunan di area site dapat terlihat secara jelas (gambar 3.2.)

2. Arah datang pengunjung dari Jalan Dipati Ukur menuju ke Jalan

Singaperbangasa membuat sudut 45º (gambar 3.2. dari cara melihatnya

atau memandangnya dari arah Barat Laut maka agar dapat terlihat jelas

bentuk bangunannya, massa bangunan dirotasi sebanyak 45 º.

3. Begitupun ketika orang – orang melihat bangunan dari jalan, maka arah

pandang mereka membuat sudut 45 º sehingga dapat mengenali bangunan

dengan mudah.

Gambar 3.2. Arah pandang pengunjung ke area tapak

(45)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 40 1. Permainan Lego

Bentukkan tersebut juga merupakan interpretasi dari sebuah bentuk mainan

anak –anak yang sangat populer yaitu lego. Permainan lego merupakan alat

permainan bongkah plastik kecil yang terkenal di dunia khususnya di

kalangan anak-anak maupun remaja dan dapat dimainkan oleh lelaki

ataupun perempuan. Permainan berbentuk bongkahan serta kepingan ini

bisa disusun menjadi model apa saja sesuai dengan imajinasi pemainnya.

Tentu saja permainan lego ini sangat erat hubungannya dengan tema yaitu

playful.

Gambar 3.4. Lego

Sumber: http://medcitynews.com/

2. Dinamis

(46)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 41 Bentuk massa yang semula linier (persegi panjang dari arah Utara ke

Selatan) mengikuti bentuk site kemudian diciptakan lekukan – lekukan

berupa zig zag sebagai bentuk penerimaan bangunan terhadap lingkungan

sekitar yang mengelilingi tapak dan juga sebagai sikap bangunan dalam

meyambut pengunjung dari berbagai sisi karena dalam hal ini pengunjung

dapat melihat wajah bangunan secara jelas untuk anti sehingga lebih

bersifat dinamis sesuai dengan sifat anak – anak yang dinamis.

3. Colorful

Penggunaan warna – warna yang diterapkan pada bangunan menciptakan

keceriaan dan menjadi penarik untuk anak – anak. Warna – warna cerah

dan pastel dikolaborasikan dan menjadi aksentualitas bagi ruang – ruang

tertentu.

Gambar 3.6. Warna - warna

Sumber : http://www.shopage.fr/?q=Warna

Adapun teori – teori mengenai warna dan pengaruhnya terhadap lingkungan

sekitar:

1. Merah

Menurut Vodvarka (2008) dalam Kalia (2013), warna merah dapat

mempercepat detak jantung dan meningkatkan tekanan darah. Sedangkan

menurut Engelbrecht (2003) dalam Kalia (2013) sangat peka terhadap

bebauan.

2. Kuning

(47)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 42 terlalu maksimal mengakibatkan agresif terhadapa pengguna ruang. (Pile,

1997) dalam Kalia (2013)

3. Hijau

Warna yang memberikan ketenangan, santai dan relaks, merangsang

nafsu makan menyegarkan. (Pile, 1997) dalam Kalia (2013)

4. Biru

Warna yang Menenangkan dan memebri kenyamanan. Dapat menurunkan

tekanan darah dan denyut nadi. (Verghese, 2001) dalam Kalia (2013)

5. Orange

Warna yang memberikan efek bahagia, memberi daya tarik an dorongan

yang kuat dan warna yang dapat meningkatkan oksigen melalui otak.

6. Violet (Lembayung)

Warna sensitivitas dan ekspresi artistik. Warna ungu pucat mendifinisikan

sebagai warna penuh permainan, sedangkan penggunaan warna violet

yang terlalu dalam dapat memberi suasana penuh misteri. (Seybert,J,

2007) dalam Kalia (2013)

7. Coklat

Warna ini merupakan warna yang hangat dan memberi kenyamanan

terutama jika diaplikasikan terhadap bangunan rumah. Ketika warna ini

digabungkan dengan warna – warna hangat lainnya maka akan

menciptakan kenyamanan. Jika tidak maka akan menciptakan suasana

yang menimbulkan depresi. (Pile,J, 1997) dalam Kalia (2013)

8. Hitam

Warna ini melambangkan kegelapan dan keseriusan. (Ladu, R, 1989)

dalam Kalia (2013)

9. Putih

Warna ini merupakan simbol kekosongan, kesederhanaan, kebersihan,

kemurniandan juga dapat dijadikan sebagai latar belakang warna. (Ladu,

R, 1989) dalam Kalia (2013)

(48)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 43 Warna ini merupakan Abu-abu gelap dapat membrikan suasana yang

depresid sedangkan warna abu – abu terang dapat digunakan sebagai

latar belakang warna (Birren, 1988) dalam Kalia (2013)

3.3. Konsep Taman Bermain

Menurut Senda (1992), ada enam tipe tempat bermain bagi anak seperti yang

terlihat pada gambar 3.6. Menurutnya, di antara keenam tipe tempat bermain

sekurang kurangnya terdapat tiga jenis tipe yang perlu tersedia untuk tempat

bermain anak.

Gambar 3.7. Diagram tipe – tipe permainan Sumber :Senda (1992)

Di bawah ini merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai tipe tempat bermain

anak :

1. Nature space

Nature space yang merupakan tempat bermain di lingkungan alam

(49)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 44 air, dan elemen lainnya yang menjadi dasar utama dalam pembentukkan

ruang untuk bermain. Anak – anak dapat melakukan aktivitas yang

behubungan langsung dengan objek alam seperti menangkap serangga,

membuat sarang atau bangunan dari pasir, memanjat pohon sambil

berayun – ayun di antara dahan dahan pohon. Tentu saja tempat

permainan ini akan mengajarkan anak mengenai pentingnya menghargai

dan menjaga kelestarian alam.

Gambar 3.8. Nature Space

Sumber : www.timelessearth.co dan www.nhchildreninnature.org

2. Open space

Open space atau tempat terbuka yang cukup luas bagi anak untuk

berlarian tanpa batas ruang, bermain bola, bermain perang – perangan

bersama teman – teman. Dan tempat bermain ini sangat mengakomodasi

anak untuk dapat aktif bergerak.

Gambar 3.9. Open Space

(50)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 45

3. Street Space

Ruangan ini terbentuk melalui aktivitas anak – anak yang saling bertemu

dan berhubungan dengan teman – teman seuasinya lainnya di jalan.

Gambar 3.10. Street space

Sumber : www.soglos.com

4. Anarchy Space

Menurut Senda, anak –anak akan terstimulasi daya imajinasinya melalui

permainan yang cukup ramai dan bersifat semrawut/ kacau balau seperti

bermain pukul – pukul. Walaupun terkesan berbahaya tentunya di tempat

permainan ini perlu pengawasan khusus dari sang pengasuh/ pendidik anak.

Gambar 3.11. Anarchy space

Sumber : www.soglos.com

5. Secret Hideout Space

Lebih lanjut lagi menurut Senda tipe tempat bermain lainnya adalah tempat

persembunyian bagi anak yang dibentuk secara mandiri oleh mereka agar

(51)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 46

Gambar 3.12. Hideout space

Sumber : www.examiner.com

Tempat permainan ini menghasilkan sisi positif maupun negatif. Hal

positifnya adalah akan menghasilkan rasa solidaritas terhadap sesama anak

lainnya sehingga mereka punya tempat yang bersifat privasi dan sisi

negatifnya adalah karena ini tempat tersembunyi maka ketika terjadi tindak

kekerasan terhadap sesama anak tidak segera diketahui oleh orang tua atau

guru – guru mereka.

6. Structure Space

Seiring berkembangnya zaman, tempat bermain anak pun semakin

meningkat keberagaman jenis permainannya yang ditunjukkan dengan alat

permainan berukuran besar.

Gambar 3.13. Structure space

(52)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 47

BAB IV

ANALISIS

4.1. Analisis Fungsional

4.1.1. Pemintakatan

Pemintakatan dilakukan untuk membagi dan memisahkan ruang –

ruang berdasarkan fungsi, persyaratan, urutan kegiatan dan sifat

pelayanannya sebagai mana di bawah ini:

1. Zona Penerima dan Informasi

2. Zona Pengelola

3. Zona Medis

4. Zona Pendidikan

5. Zona Bermain

6. Zona Servis

7. Zona Parkir

(53)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 48

4.1.2. Organisasi Ruang

Bagan dibawah ini merupakan diagram hubungan ruang Children

Care Center berdasarkan tingkat kedekatan ruang dan juga hubungan antar

ruang satu sama lainnya. Adapun hubungan ruang diantaranya sebagai

berikut:

Bagan 4.2. Diagram Matriks Area Penerima dan Informasi

(54)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 49

Bagan 4.4. Diagram Matriks Area Medis

Bagan 4.5. Diagram Matriks Area Daycare

(55)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 50

Bagan 4.7. Diagram Matriks Area Pra-Sekolah

4.1.3. Analisis Kegiatan

a. Umum

Alur aktivitas pengunjung umum adalah dari enterance menuju drop

off kemudian masuk ke lobby menuju reception & information area lalu

pengunjung bebas menentukan fasilitas yang akan mereka tuju yang

fasilitas pendidikan, fasilitas penitipan anak, klinik dan administrasi. Parkir

dibagi menjadi dua bagian yaitu umum dan servis.

b. Staf Administrasi

Pengguna utama dari fasilitas ini adalah pegawai sekolah, penitipan

anak dan juga klinik. Anak-anak menggunakan bagian ini hanya untuk

urusan administrasi umum.

c. Pengelola

Pengguna utama dari fasilitas ini adalah para petinggi fasilitas

pra-sekolah dan penitipan anak, para pendidik, ruang rapat. Area ini dapat

(56)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 51 pengelola.

d. Klinik

Pengunjung yang mengunjungi klinik harus mengurus administrasi

seperti pendaftaran, pembuatan kartu berobat, kasir dan lain-lain. Ruang

tunggu menghubungkan antara fungsi-fungsi yang ada di klinik.

Pengguna fasilitas ini adalah dokter dan perawat, pasien anak-anak,

orang tua yang mengantarkan anak-anak, apoteker, dan pegawai

administrasi.

e. Pendidikan dan Penitipan Anak

Pengunjung utama dari fasilitas ini adalah anak – anak. Bagian yang

menghubungkan semua fasilitas yang ada adalah lobby. Orang tua yang

mengantar anak-anaknya hanya dapat masuk sampai lobby saja.

Begitupun para pendidik sudah siap untuk menyambut kedatangan anak

– anak di area tesebut. Area ini pun merupakan bagian dari area transisi

antara anak dan orang tua ketika menyerahkan tanggung jawabnya

terhadap para pendidik.

f. Sirkulasi sampah

Sampah yang dihasilkan dari bangunan didistribusikan menuju

tempat penampungan sampah kemudian langsung dibuang ke tempat

(57)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 52

4.1.4. Program Ruang

Nama

Ruang

Analisa Fungsi/

Kegiatan Syarat Teknis

Syarat Non

Teknis

Enterance Hall

Menerima pengunjung

secara umum di luar

gedung

informasi umum dan

fasilitas yang tersedia

Terdapat

perbedaan

ketinggian langit – langit

Mudah dicapai

dari enterance

hall

Lobby

Menerima pengunjung

di dalam gedung,

pusat orientasi dan

informasi

terlihat dari pintu

utama

Mudah dicapai

dari enterance

hall dan area

penerimaan

Ruang Tunggu

Orang Tua

Tempat orang tua

menunggu pada saat

menjemput anaknya

Cafe Tempat makan dan minum untuk pegawai,

Terdapat

perbedaan

Dekat dengan

(58)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 53 pengunjung umum

maupun orang tua

yang sedang

Mushala Ibadah solat

(59)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 54

Ruang loker untuk

para pendidik dan juga

ruang untuk

rapat dan kursi

(60)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 55 keberlangsungan

seluruh kegiatan

utama, menangani

pengelolaan fasilitas

secara keseluruhan

pencahayaan

Tempat istirahat staf

sambil menikmati

ruang kerja staf

pengelola.

Ruang

Konsultasi

Orang Tua

Tempat orang tua

berkonsultasi dengan

Tempat orang tua

berkumpul jika ada

pertemuan sesama

orang tua murid

dengan kepala

yang baik pada

ruang

Dekat dengan

area pengelola.

Ruang Dokter

dan Perawat

Tempat dokter dan

perawat mengganti

pakaian (loker) dan

(61)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 56

melakukan praktik

Penghawaan

obat dan juga meracik

obat

pemeriksaan di klinik

dan juga pengambilan

obat

Tersedia tempat

duduk Dekat dengan

ruang praktik

dan apotek

Infant Care Ruangan khusus bayi

(62)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 57 yang baik

Ruang Tidur

dan bermain

anak

Ruangan di tempat

penitipan anak yang

berfungsi untuk

mendidik anak dan

difungsikan sebagai

ruang tidur ketika

siang hari

Material dinding

dan lantai aman

untuk anak

dengan

menggunakan

matras atau

karpet agar tidak

licin,

Di dalam ruang

tidur dan

bermain anak

Ruang Loker

Pengasuh

Tempat mengganti

pakaian pengasuh dan

beristirahat

(63)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 58

bersama, berkumpul dan

pencahayaan

ketinggian rata –

rata anak –

anak.

dari ruang kelas

anak - anak

Dapur Tempat untuk

memasak

Ruang khusus untuk

anak – anak ketika

dari segala arah

(64)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 59 Ruang

Laundry

Tempat untuk

mencucui peralatan

tidur seperti sprai,

selimut, taplak

Terdapat

perabotan untuk

mencuci,

adanya saluran

air kotor yang

baik,tersedia

sanitasi air,

penghawaan

yang baik

-

Area Linen Tempat untuk

menyetrika

Tempat istirahat bagi

housekeeper ketika

selesai mencuci atau

setrika, memasak

area dapur dan

laundry

Ruang Kelas Tempat bermain

sambil belajar

Material dinding

dan lantai aman

untuk anak,

toilet dan ruang

bermain outdoor

Kamar Mandi Buang air

Dimensi closet

Di dalam ruang

tidur dan

(65)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 60

– anak,

penghawaan

alami

Perpustakaan

Tempat untuk belajar,

membaca,

buku, kursi dan

meja untuk

diskusi

-

Auditorium Tempat untuk

pementasan

Kelas Musik Tempat untuk berlatih

dan bermain musik

(66)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 61 tidak licin

Kelas Tari Tempat untuk menari

Ruang akustik,

dinding

dipasang kaca,

material lantai

tidak licin

-

Dramatic Play Tempat untuk bermain dan berlatih drama.

Ruang akustik,

dinding

dipasang kaca,

lmaterial lantai

tidak licin

-

Blocks Bermain bongkar pasang permainan

Material lantai

tidak licin, -

(67)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 62

4.2. Analisis Kondisi Lingkungan Tapak

4.2.1. Lokasi

Lokasi yang dipilih merupakan lokasi yang dekat dengan lingkungan

kantor orang tua sang anak yang merupakan sasaran utama dari Children

Care Center. Berikut ini merupakan data lokasi Children Care Center:

 Lokasi : Jl. Japati – Jl. Bagus Rangin

 Status Kepemilikan: Fiktif

 Luas Tapak yang direncanakan: 2,8 Ha

 Garis Sempadan Bangun: Jl. Japati = 10 m dan Jl. H. Hasan = 6 m

 KDB : 50%

 KLB :1,2

 Batas Fisik Lahan:

Utara : Jalan Singaperbangsa (bengkel motor dan las)

Timur : Jalan Japati (Taman Monumen Perjuangan Rakyat)

Selatan : Jalan Haji Hasan (Pertamina dan perumahan)

Barat : Jalan Bagus Rangin (perumahan dan taman)

 Kondisi Tanah : Tanah datar (sedikit landai)

 Infrastruktrur : Jaringan Listrik, jaringan telepon, jaringan jalan,

jaringan air bersih

 Aksesibilitas : Kendaraan umum, kendaraan pribadi, pejalan kaki

 Pencapaian : Melalui Jalan Singaperbangsa (satu arah) – Jalan

Japati (satu arah) – Jalan H. Hasan (dua arah) - Jalan Bagus Rangin

(satu arah)

 Tingkat kemacetan: Tinggi saat jam - jam tertentu seperti pulang kantor

atau ada kegiatan atau event yang diselenggarakan di daerah Monumen

Pancasila terutama di Jalan Singaperbangsa dan Jalan Japati

 Tingkat kebisingan: Tinggi di arah Utara dan Timur site karena banyak

dilalui kendaraan

4.2.2. Konteks Lingkungan Tapak

(68)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 63 dan UNIKOM. Site ini mudah diakses karena memiliki lokasi yang sangat

strategis yakni terletak pada node penting di kawasan site yaitu Monumen

Perjuangan Rakyat dan Gedung Sate sehingga memiliki aksesibilitas yang

tinggi karena dilalui oleh kendaraan umum.

Setiap sisi site dikelilingi oleh empat jalan sehingga memiliki suasana yang

cukup berbeda di setiap sisinya dikarenakan kondisi jalan dengan suasana

yang berbeda – beda pula.

Di sekitar tapak terdapat beberapa bangunan dengan fungsi

perumahan dan perkantoran. Selain itu juga terdapat taman kota yang

merupakan bagian dari taman Monumen Perjuangan Rakyat yang menjadi

median Jalan Japati. Namun taman yang memiliki lebar 40 meter ini diberi

pagar pembatas sehingga hanya segelintir orang yang memanfaatkan area

terbuka ini.

Saat akhir pekan maupun acara – acara tertentu seperti kegiatan

olahraga, festival maupun pertunjukkan musik, area ini biasanya

dimanfaatkan untuk mengadakan bazaar dengan jumlah pengunjung yang

sangat banyak.

Dengan mengetahui hal itu, maka sisi site di area Jalan Japati perlu diberi

proteksi yang cukup tinggi melalui penyelesaian desain terlebih fungsi

bangunan ini ditujukan untuk fasilitas anak – anak sehingga keamanan

merupakan hal yang utama.

4.2.3. Sirkulasi Kendaraan

Site yang dikelilingi oleh empat jalan sangat mungkin untuk dapat

diakses dari berbagai arah. namun karena ada beberapa jalan yang hanya

memiliki satu arah sehingga tidak bisa sembarangan ketika harus memasuki

atau keluar dari area site seperti yang terlihat pada gambar 4.1, terjadi pada

Jalan Singaperbangsa, Jalan Japati dan Jalan Bagus Rangin. Maka, perlu

pengaturan yang cermat dari dalam maupun luar site agar sirkulasi

kendaraan dapat berjalan dengan baik dan tentunya menghindari

(69)

TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 64

Gambar 4.1. Alur sirkulasi kendaraan di sekitar tapak

Jalan Singaperbangsa dengan lebar jalan sekitar 6 meter memiliki

akses jalan dua arah dari Jalan Dipati Ukur, arah Jalan Bagus Rangin dan

Jalan Japati.

Gambar 4.2. Arah sirkulasi kendaraan di Jalan Singaperbangsa

Jalan Japati merupakan jalan satu arah dengan lebar jalan sekitar 9

meter. Kendaraan yang melalui jalan ini berasal dari Jalan Singaperbangsa.

Daerah ini cukup ramai dengan kendaraan umum maupun pribadi karena

merupakan jalan penghubung menuju ke jalan Surapati. Di bahu jalan ini

sering digunakan untuk tempat parkir mobil pegawai kantor PT. Telkom

karena basement kantor tidak mampu menampung banyaknya jumlah

kendaraan pribadi.

Gambar

Tabel 2.3. Kebutuhan Ruang di Galenia
Gambar 2.2. Perbedaan ketinggian menuju lahan parkir
Gambar 2.3. Suasana asri di Galenia
Gambar 2.6. Denah
+7

Referensi

Dokumen terkait