Name : Trianasari Puspadewi
Nationality : Indonesia
Address : Komplek Margahayu Kencana E3 No. 9,
Kopo, Bandung 40226
Phone Number : +6281 3224 34840
E-mail : ana231091@gmail.com
FORMAL EDUCATION
School Field Period of Attendance
SD NEGERI ANGKASA V - 1997 - 2003
SMP NEGERI 1 MARGAHAYU - 2003 – 2006
SMA NEGERI 1 MARGAHAYU Natural Sience 2006 – 2009
INDONESIAN COMPUTER
UNIVERSITY Architectural Engineering 2009 – 2015
TRAINING/COURSE
Training/Course Name Organized by Place Year
TOEFL Course (Introduction Level) TBI Bandung 2012
Past and Future UNIKOM Bandung 2012
Out of The Box UNIKOM Bandung 2011
Bandung and Schoemaker UNIKOM Bandung 2010
English Course (Conversation) UPT Bahasa ITB Bandung 2010
Urban Vernacular UNIKOM Bandung 2009
English Course
Introduction – Advanced Level
(include conversation)
Design/Simulating/Editing Microsoft Office Programs, Corel Draw, Photoshop, AutoCAD, Sketch Up, Google SketchUp, Autodesk
3ds Max(Basic)
Operating System Windows, MacOS (basic)
LANGUAGE SKILLS
Name Proficiency Level
Indonesian Native
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Anak-anak merupakan bagian penting dari generasi karena mereka
akan menjadi penerus bangsa dan menentukan kemajuan negara. Agar
menjadi generasi yang berkualitas, pada usia emas yang dimulai sejak masa
usia kandungan hingga 6 tahun, orang tua perlu memberikannya pendidikan
agar dapat menuntunnya menjadi yang diharapkan.
Peran orang tua dalam mengurus, memimbing dan mendidik anak
kebanyakan terletak pada peran seorang ibu, namun dewasa ini, peran
tersebut perlahan mulai bergeser semenjak pasangan suami istri
sama-sama membangun karir dikarenakan tuntunan ekonomi keluarga sehingga
tidak hanya seorang suami atau ayah yang mencari nafkah melainkan juga
seorang istri atau ibu yang mengharuskannya berkarir di luar rumah.
Adapula pasangan yang sama-sama melanjutkan studi untuk berupaya
meningkatan ilmu dan pengetahuan, selain itu juga untuk mencapai jenjang
karir yang dituju dalam bidang keahliannya. Hal ini menyebabkan orang tua
menyerahkan peran tersebut pada pengasuh rumah tangga atau baby sitter
maupun sanak saudara yang tidak tentu memberikan pelayanan pendidikan
sebaik seorang ibu yang mendidiknya penuh kasih sayang.
Penanganan pengasuh di luar peran seorang ibu hanya memberi
pengetahuan terbatas dikarenakan latar belakang pendidikan tidak sesuai
dan berdampak pada metode mendidik yang kurang maksimal dan kurang
efektif tanpa mengetahui perkembangan psikologis anak.
Gambaran tersebut tentunya menjadi alasan kuat diperlukannya
tempat atau wadah untuk anak dengan memperhatikan kebutuhan anak
secara optimal agar berpengaruh baik terhadap tumbuh kembang anak,
karena bagaimanapun juga anak butuh seorang figur pendidik dan
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 2
Tempat Penitipan Anak atau biasa disebut daycare merupakan
sarana pendamping dan pelengkap orang tua, juga sarana memberi program
pendidikan yang berkualitas sebelum anak-anak memasuki usia sekolah. Di
tempat ini anak-anak mengenal dasar pengetahuan melalui aktivitas atau
kegiatan yang disesuaikan dengan usianya misalnya dengan mengikuti
kelompok bermain (play group).
Agar program pendidikan dapat berjalan dengan baik dan kontinyu, maka
selain tempat penitipan juga tersedia sarana utama lainnya yaitu sebuah
sekolah taman kanak-kanak.
Dengan hal itu, perencanaan dan perancangan Tugas Akhir ini diberi judul “Children Care Center” sebagai salah satu jenis sarana jasa dan edukasi
yang dapat mengakomodasi kebutuhan anak – anak untuk mendapatkan
pengasuhan, pendidikan, dan pengembangan potensi diri.
1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang permasalahan, maka yang menjadi pembahasan
dalam studi ini adalah:
Desain bangunan yang ada belum dapat memberikan keamanan,
kenyamanan untuk anak-anak saat ditinggal kerja oleh orang tuanya
terutama dalam hal pencahayaan, penghawaan di dalam ruang;
Bangunan yang ada masih belum memberi fasilitas yang memadai dan
optimal bagi perkembangan motorik anak-anak, kebutuhan psikis
maupun psikologis anak, pertumbuhan dan perkembangan anak;
Bangunan yang telah ada belum menciptakan hubungan fungsional
antar fungsi secara tepat dan benar sehingga tercipta alur pemakai
yang efisien.
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dari tujuan perancangan ini adalah untuk menghadirkan
suatu fasilitas khusus bagi anak – anak usia 0 – 6 tahun yang membutuhkan
pendidikan dan pengasuhan selama orang tuanya bekerja agar dapat
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 3 fasilitas - fasilitas yang tersedia seperti fasilitas bermain, fasilitas
pendidikan, fasilitas pengasuhan dan penitipan, dan fasilitas kesehatan
dengan memperhatikan aspek psikologis dan lingkungan.
Tujuan yang ingin dicapai dari perancanaan dan perancangan
Children Care Center ini yaitu :
Mewujudkan desain bangunan yang dapat memberikan keamanan,
kenyamanan untuk anak-anak terutama dalam hal pencahayaan,
penghawaan di dalam ruang, pemberian warna, tekstur, dan lainnya;
Mewujudkan sebuah bangunan dengan fasilitas yang memadai bagi
perkembangan motorik anak-anak, mewadahi kebutuhan psikis
maupun psikologis anak, pertumbuhan dan perkembangan anak;
Menciptakan hubungan fungsional antar fungsi secara tepat dan benar
sehingga tercipta alur pemakai yang efisien.
Sedangkan manfaat yang ingin dicapai atau diperoleh dari perencanaan dan
perancangan Children Care Center adalah sebagai berikut:
1. Secara Subjektif
Untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti Tugas Akhir di
Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Komputer Indonesia dan
selanjutnya menjadi landasan dan acuan dalam penyusunan Laporan
Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur sebagai bagian dari
Tugas Akhir.
2. Secara Objektif
Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang bermanfaat
mengenai fasilitas anak bagi mahasiswa Arsitektur baik yang akan
mengajukan proposal Tugas Akhir maupun untuk mahasiswa lainnya,
dan masyarakat umum yang membutuhkan.
1.4. Pendekatan Perancangan
1. Studi lapangan terhadap lokasi lahan proyek yang cocok mencakup
lingkungan sekitar lahan seperti tidak jauh dari tempat orang tua anak
bekerja agar dapat dipantau atau dikunjungi saat jam istirahat kantor,
studi lingkungan fisik, bangunan, dan suasana yang ada di sekitar
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 4
2. Studi lapangan terhadap bangunan dengan kasus sejenis, yaitu
Galenia Day Care & Pre School (Mom & Child Center) di Jalan Badak
Singa, Bandung.
3. Studi literatur mengenai day care (tempat penitipan anak) dan pre
school for children
4. Studi literatur mengenai psikologis anak dan tumbuh kembang anak.
5. Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya
sebagai berikut:
a. Field study ( studi lapangan), dilakukan di dalam ruang kelas,
ruang penitipan anak, ruang bermain anak dengan meneliti
kegiatan dan perilaku anak mulai usia 1 – 6 tahun selama belajar
di dalam ataupun di luar ruangan. Selain itu untuk mendapatkan
data informasi mengenai tempat penitipan anak dan sekolah.
Data-data tersebut berupa foto-foto, daftar aktivitas atau kegiatan
setiap pengguna yang dilakukan di lokasi penelitian, dan fasilitas
yang dibutuhkan.
b. Wawancara, dilakukan pada pelaku atau pemakai fasilitas yaitu
anak – anak, pendidik atau pengasuh di tempat penitipan anak,
orang tua anak baik secara langsung maupun melalui media
elektronik dengan melakukan proses tanya jawab. Wawancara
dilakukan untuk mengetahui opini responden mengenai berbagai
kemungkinan jawaban bagaimana penggunaan fasilitas penitipan
anak dan pra sekolah terhadap pertumbuhan dan perkembangan
anak.
c. Studi analisa, dilakukan setelah selesai melakukan studi
lapangan, pencarian studi literatur dan studi banding untuk
dijadikan sebagai acuan proses perancangan.
d. Proses perancangan, dilakukan sebagai penjabaran dari semua
proses di atas secara grafis dan visual ke dalam bentuk gambar
sketsa yang diterapkan pada desain bangunan.
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 5
a. Kalangan dosen dan karyawan di perguruan tinggi sekitar Jalan
Dipati Ukur, Bandung (UNIKOM, ITHB, UNPAD),
b. Mahasiswa di perguruan tinggi sekitar Jalan Dipati Ukur Bandung
yang memiliki anak usia dini, dan
c. Warga atau masyarakat sekitar yang memerlukan layanan
pendidikan anak yang berfungsi sebagai pengganti, penambah,
dan atau pelengkap dalam rangka mendukung pengasuhan dan
pendidikan anak.
1.5. Batasan - batasan
1. Waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan Tugas Akhir ini adalah 5
(lima) bulan.
2. Teori – teori tentang anak dalam penyusunan laporan ini berdasarkan
literatur seperti tercantum dalam daftar pustaka.
1.6. Metode Pembahasan
Ada beberapa metode yang digunakan adalah untuk mengumpulkan
data-data yang akan digunakan sebagai acuan laporan perencanaan dan
percancangan, yaitu:
1. Studi Literatur
Pencarian data-data yang diperoleh melalui kumpulan literatur saat
perkuliahan baik dalam bentuk buku maupun catatan, tulisan tugas akhir
terdahulu dengan topik bahasan yang mendekati judul, maupun
tambahan literatur non-formal seperti majalah desain arsitektur maupun
interior.
2. Studi Lapangan
Studi lapangan yang dilakukan melalui kegiatan survey dibutuhkan untuk
mendapatkan data informasi mengenai tempat penitipan anak dan
sekolah. Data-data tersebut berupa foto-foto, daftar aktivitas atau
kegiatan setiap pengguna yang dilakukan di lokasi penelitian, dan
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 6
1.7. Metode Perancangan
Bagan 1.1. Diagram Metoda Perancangan
Perancangan Children Care Center memerlukan studi literatur dan
studi lapangan. Studi literatur didapat melalui sumber – sumber buku yang
berisikan segala hal teori tentang anak baik itu mengenai karakteristik anak,
kebutuhan fisik maupun psikisnya. Kemudian studi lapangan yang dilakukan
melalui survey fasilitas sejenis yaitu Galenia Daycare dan melakukan
wawancara untuk meraih informasi segala hal yang berhubungan dengan
pendidikan anak usia dini dengan manajer edukasi Galenia.
Setelah proses tersebut dilewati maka diketahui aktivitas yang menghasilkan
program. Tentunya antar ruang harus saling berhubungan agar
memudahkan dalam beraktivitas. Studi tentang fasilitas
sejenis:
Literatur mengenai
anak
(karakteristiknya, kebutuhan fisik dan psikisnya)
Survey lapangan di
Galenia Daycare
Wawancara dengan
manajer edukasi di
Galenia Daycare
Studi tentang tema Playful
Program Ruang
Hubungan antar Ruang
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 7 Berikutnya adalah menentukan tema rancangan yang dapat
merepresentasikan karakteristik anak yaitu Playful dan mencari studi literatur
mengenai tema terkait berupa pengertian hingga contoh tema rancangan
sejenis. Tema tersebut menghasilkan ide berupa konsep desain yang
menjadi akar kuat dalam mendesain. Konsep yang diterapkan dalam
perancangan adalah bentukan yang dinamis dan berwarna sehingga
menghasilkan desain yang sesuai untuk anak – anak.
1.8. Sistematika Laporan
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab I memuat tentang latar belakang, maksud dan tujuan,
rumusan masalah, pendekatan, lingkup atau batasan, kerangka
berpikir serta sistematika laporan tugas akhir.
BAB II DESKRIPSI PROYEK
Pada Bab II memuat penjelasan mengenai proyek secara umum,
program kegiatan, dan kebutuhan ruang, studi literatur, studi
lapangan dengan proyek sejenis.
BAB III ELABORASI TEMA
Pada Bab III memuat tentang pengertian tema, hubungan tema
dengan rancangan proyek yang dikerjakan yaitu menyangkut fungsi
dan bentuk (interpretasi).
BAB IV ANALISIS
Pada Bab IV memuat tentang analisis fungsional dan analisis kondisi
lingkungan tapak.
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Pada Bab V memuat tentang proses perencanaan dan perancangan
bangunan mulai dari konsep dasar yang berkembang dan dijabarkan
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 8
BAB VI HASIL RANCANGAN
Pada Bab VI memuat dan menjelaskan tentang hasil rancangan
berupa gambar 2D dan gambar 3D.
BAB VII KESIMPULAN
Pada Bab VII berisi tentang kesimpulan terhadap hasil rancangan.
LAMPIRAN
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 9
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
2.1. Umum
a. Rencana Tapak : Children Care Center
b. Status Kepemilikan: Fiktif
c. Luas Tapak : 28.000 m2
d. GSB : Jl. Japati = 10 m dan Jl. H. Hasan = 6 m
e. KDB : 50%
f. KLB : 1,2
g. Tinggi Bangunan : 8 m
h. Luas Lantai : 3265 m2
i. Pemilik : Yayasan
j. Sumber Dana : Yayasan
k. Kelengkapan Fasilitas: di sekitar lokasi terdapat beberapa fasilitas yang
mendukung keberadaan children care center yaitu:
Terdapat Taman Monumen Perjuangan Rakyat dan Gedung Sate
sebagai bahan pengenalan anak – anak terhadap tempat – tempat
bersejarah dan iconic di kota Bandung.
Terdapat fasilitas taman terbuka di tengah komplek perumahan
sebagai lahan bermain anak – anak dengan pepohonan yang rindang,
dapat dijadikan sebagai pengenalan dunia luar untuk anak – anak.
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 10
2.2. Program Kegiatan
Berikut ini merupakan bagan program kegiatan yang terdapat di Children Care
Center :
Bagan 2.1. Program Kegiatan
CHILDREN CARE CENTER
Tempat Penitipan Anak (Daycare)
Sebagai sarana utama tentunya mewadahi kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan potensi anak semenjak dini melalui penanganan yang tepat dari orang tua psikologis (pendidik yang terlatih) selama ditinggal oleh orang tua bilogisnya dengan menerapkan berbagai kegiatan agar dapat menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan anak.
Pendidikan
Selain mewadahi kegiatan penitipan anak juga terdapat fasilitas utama lainnya yaitu pendidikan pra-sekolah yang disesuaikan dengan kategori umur anak dengan tujuan
mempersiapkan mental menuju masa usia sekolah.
Konsultasi Medis
Mewadahi kegiatan konsultasi kesehatan umum anak hingga
psikologis anak bagi pelaku – pelaku
yang berkaitan (orang tua, psikolog, pendidik, dokter) mengenai
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 11
2.3. Kebutuhan Ruang
Nama Ruang Jumlah Luas (m2) Total (m2)
Fasilitas Penerima dan Informasi
Enterance Hall 1 40 40
Fasilitas Manajer dan Pendidik
R. Direktur
Yayasan 1 36 36
R. Wakil Direktur
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 12
R. Praktik Dokter
Umum 1 20 20
R. Praktik Dokter
Gigi 1 20 20
Fasilitas Daycare ( Tempat Penitipan Anak)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 14
Parkir Sepeda 10 2 20
Jumlah 995
TOTAL 3658.5
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 15
2.4. Studi Literatur
2.4.1. Pengertian Children Care Center
Children Care Center merupakan tempat penyelenggaraan pendidikan
dan pengasuhan untuk anak yang disesuaikan dengan tingkatan usianya.
Adapun program penyelenggaraan pendidikan tersebut terdapat beberapa
tingkatan maupun kebutuhan seperti playgroup (kelompok bermain),
pra-sekolah (Taman Kanak - kanak) dan daycare (Tempat Penitipan Anak).
Berikut ini pengertian mengenai ketiga penyelenggaraan tersebut:
a. Playgroup (Kelompok Bermain)
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kelompok Bermain
adalah salah satu bentuk satuan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) yang
menyelenggarakan program bagi anak usia dua sampai empat tahun,
dan dapat melayani anak hingga usia 6 tahun jika di lokasi yang sama belum
tersedia layanan TK.
b. Pra - sekolah (Taman Kanak - kanak)
Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak
usia dini pada jalur formal yang menyelenggarakan program pendidikan
bagi anak usia empat sampai enam tahun. Usia anak empat sampai enam
tahun disebut sebagai masa usia pra - sekolah (Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2013).
c. Daycare (Taman Penitipan Anak)
Taman Penitipan Anak (TPA) merupakan salah satu bentuk layanan PAUD
(Pendidikan Anak Usia Dini) yang menyelenggarakan program
kesejahteraan sosial yang mencakup perawatan, pengasuhan dan
pendidikan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun.
Dari ketiga fasilitas pendidikan bagi anak ini maka nama yang cocok untuk
mewakili ketiga fungsi tersebut adalah Children Care Center yang memiliki
pengertian sebagai berikut:
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 16
Care : perawatan, perhatian, asuhan, perlindungan, pemeliharaan (Echols dan Shadily, 1975)
Center : pusat, bagian tengah (Echols dan Shadily, 1975)
Jadi, Children Care Center yaitu tempat yang menjadi pusat pengasuhan
terhadap anak - anak melalui kegiatan-kegiatan yang dapat membentuk
karakter anak sejak dini.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Children Care Center sendiri
merupakan fasilitas yang bertujuan untuk mendidik, mengasuh, melayani
anak – anak yang rata – rata berusia di antara 0 – 6 tahun. Tentunya hal ini
didasari oleh kesibukan kedua orang tuanya yang memiliki karir maupun
usaha sehingga membuat peran orang tua si anak tersebut berkurang
bahkan terbagi.
Selain itu, tempat ini pun dijadikan sebagai tempat menumbuhkan minat,
bakat dan kreativitas anak dan sebagai wadah untuk mempersiapkan anak
yang akan memasuki usia pra – sekolah (TK) maupun sekolah dasar (SD).
Fasilitas yang tersedia di Children Care Center baik itu berupa
kelompok bermain, penitipan anak maupun taman kanak - kanak
mempunyai arti yang sangat penting untuk anak - anak. Pada awal
kehidupannya seharusnya dihabiskan dalam lingkungan rumah terutama
keluarga namun dikarenakan kesibukan orang tua anak dengan
pekerjaannya maka anak - anak dapat dititipkan, dididik, dan diasuh oleh
pendidik yang berkompeten dengan mengajak anak – anak melakukan
kegiatan atau aktifitas yang bermanfaat untuk anak seperti merangsang
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 17
2.4.2. Tinjauan Kelompok Bermain
Menurut Kemendikbud (2013), gedung untuk Kelompok Bermain minimal
memiliki fasilitas sebagai berikut:
NO Nama Ruang Jumlah
Ruang Ukuran Ruang
Luas
Tabel 2.1. Kebutuhan Ruang Children Care Center
2.4.3. Tinjauan Taman Kanak – kanak
Sama halnya dengan Kelompok Bermain, Taman Kanak – kanak pun minimal
memiliki fasilitas seperti yang terlihat pada tabel 2.1.
2.4.4. Tinjauan Taman Penitipan Anak
Tempat penitipan anak perlu dimaksimalkan terutama dalam penggunaan
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 18
2.4.5. Alat Permainan Edukatif
Menurut Kemendikbud ( 2013) terdapat alat – alat permainan edukatif bagi
anak yang dirancang dan dapat dipergunakan sebagai sarana atau peralatan
untuk bermain yang mengandung nilai edukasi.
a. Alat Permainan Dalam Ruangan
Alat permainan dalam ruang dapat mengambil dari lingkungan seperti
batu-batuan, kerang, daun - daunan, alat musik sederhana, pakaian
adat daerah, alat permainan daerah, dll. Hal ini untuk mendukung
kegiatan bermain sensorik motorik, bermain yang bersifat menyusun
atau membangun sesuatu, dan bermain peran dengan tujuan untuk
membangun kemampuan matematika, sosial-emosi, bahasa, seni, sains,
dan keaksaraan.
b. Alat Permainan Luar Ruangan
Alat permainan di luar ruang dapat berbentuk bak air, bak pasir, papan
luncur, papan titian, ayunan, panjatan, kuda-kudaan dll. Hal ini
bertujuan untuk melatih motorik kasar, keseimbangan, kekuatan otot,
keterampilan gerak, dan kelenturan gerakan.
Menurut Kemendikbud, alat permainan dalam ruangan dapat dimainkan di
luar ruangan apabila kondisi ruangan tidak memungkinkan.
2.4.6. Persyaratan Alat Permainan
Berikut ini merupakan persyaratan alat permainan menurut Kemendikbud
(2013):
Bahan dan ukuran disesuaikan dengan usia anak.
Tidak mengandung bahan yang berbahaya bagi kesehatan anak, mudah
dibersihkan, sisi - sisinya tidak ada yang tajam.
Memberikan kesempatan pada anak untuk bereksplorasi dengan
berbagai cara.
Kuat, kokoh dan tahan lama, tidak mudah patah dan pecah.
Alat permainan dapat mendukung kegiatan belajar anak dan tahap
perkembangan anak meliputi perkembangan fisik, intelektual, emosi,
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 19
2.4.7. Fungsi APE
Fungsi APE (Alat Permainan Edukatif) adalah untuk menciptakan situasi
belajar melalui bermain yang menyenangkan. Tentunya hal ini membantu
anak dalam pembentukan perilaku seperti disiplin, tanggung jawab, toleransi,
dan lain - lain. Selian itu membentuk rasa percaya diri anak, memberikan
kesempatan anak untuk memecahkan masalahnya sendiri, membangkitkan
rasa keingintahuan anak melalui fasilitas tersebut, memberikan kesempatan
untuk bersosialisasi dan komunikasi, juga memberikan kesempatan untuk
eksplorasi dan eksperimen. Fungsi lain yang tidak kalah penting adalah
mengaktifkan semua panca indra anak.
2.4.8. Perawatan Sarana Permainan
Peralatan bermain anak harus selalu dijaga dengan merawatnya agar tetap
dalam kondisi baik. Setiap alat permainan yang telah digunakan disimpan di
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 20
2.5. Studi Banding Proyek Sejenis
2.5.1. Galenia Daycare & Pre-School
A. Deskripsi Proyek
- Program Kegiatan
Galenia Daycare & Pre-School merupakan fasilitas yang
didirikan oleh para alumni ITB dengan tujuan untuk memberi fasilitas
bagi para orang tua untuk memberikan pendampingan dalam pola
pengasuhan dan pendidikan. Pada mulanya sasaran fasilitas ini
adalah untuk anak – anak dari para alumni ITB yang berusia 0 - 6
tahun namun semakin lama semakin berkembang luas hingga kini
dibuka bagi masyarakat umum yang membutuhkannya.
Kegiatan yang dilakukan selama 5 hari dalam seminggu ini
adalah bermain sambil belajar. Tentu saja dibalik aktivitas bermain
tersebut mengandung nilai - nilai yang mengarahkan pada
kecerdasan anak dari berbagai segi yaitu segi spiritual, kinestetik,
interpersonal, intrapersonal, kecerdasan berbahasa, kecerdasan
dalam bermusik.
Fasilitas ini memberikan layanan terhadap sekitar 70 anak
setiap hari Senin hingga hari Jumat mulai pukul 07.00 – pukul 16.00.
Anak – anak yang dititipkan di Galenia merupakan anak – anak
dengan berbagai macam latar belakang keluarga yang memiliki
kesibukan di luar rumah, seperti melakukan bisnis, sama – sama
membangun karir di kota besar, sedang melakukan studi lanjut,
bahkan alasan tren saat ini. Namun dibalik semua itu, ada satu tujuan
yang ingin dicapai orang tua terhadap anaknya yakni agar anaknya
dapat terdidik dengan baik terutama dididik mengenai pengenalan
agama yang diterapkan di Tempat Penitipan ini.
Meskipun anak – anak ini dititipkan, tetap saja peran serta
orang tua tidak serta merta lepas begitu saja karena Galenia selalu
melaporkan aktivitas anaknya setiap hari (Daily report) kepada orang
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 21 tempat penitipan. Tentunya menjadi bahan evalusi bagi anak dan
orang tua mengenai tumbuh kembang anak.
Jadi, program kegiatan yang tersedia di Galenia ini adalah :
1. Urutan aktivitas di Galenia:
a. 07.00 – 08.00 Penyambutan anak - anak yang datang diantar
orang tua oleh guru di sekolah kemudian
b. 08.00 – 08.30 Baris berbaris dan olahraga atau senam
c. 08.31 – 09.00 Masuk kelas dan circle time (Solat Dhuha)
d. 09.01 – 09.30 Makan snack
e. 09.31 – 11.00 Belajar (Mengaji, mengerjakan proyek dari guru)
f. 11.01 – 11.30 Menikmati makan siang (catering)
g. 11.30 – 12.00 a. Daycare bermain di indoor maupun outdoor
playground
b. Non – daycare langsung pulang atau bermain di kolam pasir sambil menunggu orang tua menjemput
h. 12.01 – 12.30 Solat Dhuhur
i. 12.31 – 14.30 Tidur siang
j. 14.31 – 15.30 Mandi
k. 15.30 – 16.00 Bermain, menonton, menari, atau membuat
suatu proyek yang diberi oleh asisten guru sambil menunggu
dijemput orang tua
2. Konsultasi psikologi anak bagi orang tua setiap hari Jumat atau
kapanpun bila orang tua memerlukan (tentunya telah membuat
kesepakatan dengan psikolog) mengenai tumbuh kembang anak.
3. Masing – masing anak perlu diketahui latar belakang dan
kebiasaan masing – masing yang diterapkan di rumah bersama
orang tuanya sehingga di tempat ini bisa dikembangkan dan
diarahkan dengan baik sesuai harapan orang tua sang anak.
4. Mengajarkan anak – anak dengan kegiatan – kegiatan keagamaan
yaitu agama Islam sebagai bentuk pengenalan dan juga
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 22 5. Semua anak yang dititipkan di Galenia pada umumnya anak yang
normal namun terdapat satu anak berkebutuhan khusus sehingga
para pendidik yang mengajar menyesuaikan diri sesuai dengan
kebutuhan sang anak.
6. Terdapat 5 kelas sesuai tingkatan usia anak yaitu sebagai berikut:
Layanan
Tabel 2.2. Program Layanan di Galenia Daycare & Pre-School
7. Di samping fasilitas pendidikan terdapat layanan kesehatan yang
ditujukkan bagi masyarakat umum yaitu berupa spa bayi dan anak,
pemeriksaan kesehatan bayi maupun ibu hamil, klinik bersalin,
apotek, dan juga fasilitas olahraga bagi umum maupun ibu hamil
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 23 - Kebutuhan Ruang
Nama Ruang Keterangan
Pendidikan
Area Tunggu Ruangan kecil ini hanya tersedia
bangku kecil yang cukup untuk
kapasitas dua orang dewasa,
dekat dengan pintu masuk utama
ke ruangan Galenia.
Ruang bermain Indoor Ruang bermain indoor yang dekat
dengan pintu masuk, ruang tunggu
dan area penerimaan dan
informasi.
Permainan berupa kolam pasir
dengan pencahayaan dari skylight.
Suasana ruangan ini cukup panas
karena bermaterialkan kaca dan
tidak tersedianya penghawaan
alami atau ventilasi sehingga
ketika anak – anak berkumpul di
tempat ini, pintu masuk utama
perlu dibuka agar udara di dalam
ruangan tetap stabil.
Kolam pasir tidak diberi kedalaman
sehingga mengotori bagian dalam
ruang sekitarnya seperti ruang
tunggu, area penerimaan dan
bahkan ruang kelas karena anak –
anak cukup aktif ketika bermain
sambil berlarian.
Tidak jauh dari area kolam pasir
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 24
sapu sehingga setelah anak –
anak selesai bermain, ruangan ini
segera dibersihkan agar tetap
terjaga kebersihannya.
Ruang bermain Outdoor Ruangan bermain outdoor ini
terdapat di depan pintu masuk
dengan ukuran sekitar 10 X 2,5
meter. Seluruh permukaan tempat
bermain ini berupa pasir yang
cukup empuk untuk diinjak dan
aman untuk anak – anak.
Permainan yang terdapat di
Galenia berupa perosotan, jaring –
jaring, jembatan kayu, terowongan
dan ayunan.
Material bahan pada permainan
anak – anak ini terbuat dari bahan
fiber yang aman utuk anak dan
sesuai dengan antropometri anak
– anak. Permainan ini tentunya
melatih motorik dan kinestetik.
Area Pendaftaran dan Informasi Area ini cukup kecil yang terdiri
karena permukaan kolam pasir
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 25
lemari tas anak - anak yang terdiri
atas rak bersusun, kursi, meja
komputer dan meja belajar.
Anak –anak mulai memegang
tanggung jawab atas barang
miliknya yang ditaruh di dalam rak.
Perabotan yang ada di dalam
kelas dapat dicapai oleh anak -
anak (ukuran sesuai).
Banyaknya ruang di dalam ruang
mengakibatkan pencahayaan yang
digunakan berupa pencahayaan
tidak alami yaitu dari cahaya
lampu. Sedangkan untuk
penghawaan menggunakan
ventilasi yang terdapat di atas
dinding. Jumlah anak yang banyak
tidak sebanding dengan ukuran
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 26 \
dalam kelas mulai tidak stabil
maka kelas menggunakan
penghawaan buatan berupa AC.
Selain berfungsi sebagai ruang
belajar, ruangan ini juga berfungsi
sebagai ruang tidur bagi anak –
anak daycare maupun ruang untuk
melatih motorik anak dengan
kegiatan menari.
Material dinding yang diaplikasikan
di dalam kelas merupakan dinding
batu bata yang diplester kemudian
dilapisi oleh cat berwarna – warni.
Setiap sisi dinding di dalam kelas
tidak dicat satu warna melainkan
dibuat berbeda sehingga
menciptakan keserasian dan
keharmonisan warna dalam kelas.
Untuk material lantai
menggunakan keramik namun
agar aman bagi anak, sebagian
besar permukaannya dilapisi oleh
rubber tile berbentuk puzzle yang
dipasang dalam dua warna.
Dapur Letak dapur terdapat di antara
kelas sehingga dapat diakses dari
dua arah. Adapun dapur ini bersifat
dapur kering. Di dapur ini juga
tersimpan khusus kasur kecil yang
diletakkan secara bersusun
horisontal untuk kegiatan tidur
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 27 Selain itu juga terdapat dapur
khusus untuk bayi yang letaknya
sama dengan area makan bayi.
Kamar Mandi Letak kamar mandi yang masing –
masing berjumlah satu buah di
dalam ruang kelas memudahkan
untuk akses sehingga anak – anak
dapat terpantau dengan baik oleh
pendidik.
Di dalam kamar mandi terdapat
wastafel, bathub, shower, dan wc.
Adapun ketinggian wastafel tidak
didesain khusus untuk anak –
anak. Selain itu juga material lantai
kamar mandi yang licin karena
material lantai yang digunakan
bukan material khusus untuk
kamar mandi sehingga ditutupi
alas lantai dengan bahan karet
yang aman untuk anak.
Ruang Makan Bayi Ruangan yang memiliki ukuran
kurang lebih 2,5 X 5 meter ini
merupakan ruangan yang
memanjang. Di dalamnya terdapat
kursi – kursi khusus bayi untuk
makan, terdapat rak – rak
penyimpanan tas keperluan bayi
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 28 dengan dapur.
Ruangan ini menggunakan warna
hijau dan warna merah muda
Adapun lantai keramik dilapisi oleh
rubber tile. Warna yang diterapkan
pada dinding adalah warna biru,
coklat dan krem.
Ruang Kelas Bayi Ruang kelas bayi dengan ukuran
kurang lebih 5 X 4 meter ini diberi
material keramik lantai yang
ditutupi permukannya dengan
rubber tile agar aman untuk bayi
saat beraktivitas seperti
merangkak, belajar berjalan dan
lainnya.
Sedangkan cat dinding diberi
warna ungu dan digabungkan
dengan warna biru.
Ruang Kepala Sekolah Ruangan ini memiliki ukuran
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 29
Enterance Pintu masuk menuju ke sekolah
berada di samping kiri bangunan.
Demi keamanan, maka area
sekolah diberi pembatas berupa
pagar setinggi 1,5 meter.
Lahan Parkir Mobil Lahan parkir mobil di Galenia
hanya dapat menampung sekitar
10 buah mobil. Material yang
digunakan dalam lahan parkir
adalah paving block.
Parkir ini dekat dengan pintu
masuk utama yang diberi pagar.
Sebagai keamanan pun terdapat
penjaga yang bertugas di gerbang
Galenia.
Lahan Parkir Motor Lahan parkir motor di Galenia
cukup untuk menampung
kebutuhan ruang pengguna motor.
Jika lahan parkir mobil
menggunakan paving block maka
pada parkir motor hanya
menggunakan cetakan beton.
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 30
B. Analisis Kondisi dan Lingkungan
- Lokasi
Lokasi dari Galenia terdapat di Jalan Badak Singa yang
mudah diakses dari arah Selatan yaitu Pasteur – Jalan Tamansari –
Jalan Cikapayang sedangkan dari arah Utara , dari Jalan Ganesha -
Jalan Ciung Wanara – Jalan Gelap Nyawang sehingga merupakan
lokasi strategis karena mudah dicapai darimanapun baik oleh
pengunjung yang mengendarai mobil dan motor.
- Peruntukkan Lahan
Bangunan Galenia ini merupakan bangunan rumah yang
dijadikan sebagai fasilitas sekolah dan penitipan anak sehingga
tipologi bangunannya pun menyerupai rumah tinggal yang bertransisi
menjadi fungsi jasa, komersil juga edukasi. Tidak jauh dari Jalan
Badak Singa terdapat fasilitas penitipan dan pendidikan anak di dekat
Mesjid Salman.
- Kondisi Lahan
Kondisi lahan tersebut berada di lahan datar yang sedikit
landai terutama saat memasuki lahan parkir terdapat perbedaan
ketinggian sekitar 50 cm dari permukaan jalan sehingga
menggunakan ramp yang cukup landai pula.
Gambar 2.2. Perbedaan ketinggian menuju lahan parkir
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 31 - Potensi Lingkungan
Jalan Badak Singa memiliki suasana yang cukup tenang. Namun tak
jauh dari daerah tersebut terdapat Jalan Cikapayang menuju ke Jalan
Ir. H. Djuanda maupun ke arah Jalan Surapati yang merupakan jalan
utama menghubungkannya dengan jalur menuju keramaian.
Walaupun berada di tengah kota, namun karakter lingkungan di
Galenia masih asri dan sejuk karena banyaknya pepohonan yang
rindang terdapat di area depan bangunan.
Gambar 2.3. Suasana asri di Galenia
C. Interpretasi dan Elaborasi Tema
Pada mulanya, bangunan Galenia ini merupakan bangunan
rumah tinggal yang dijadikan sebagai fasilitas sekolah dan penitipan
anak, untuk memenuhi kebutuhan ruangnya, ruang yang semula
merupakan ruang tidur dijadikan sebagai ruang kelas.
D. Konsep Rancangan
- Pemintakatan
Untuk zoning, penempatan area penerimaan dan pendaftaran
diletakkan di depan. Sebagian besar ruang dalam hanya terdapat
area belajar yang disatukan dengan pengelola agar bersifat intim.
Selain itu juga area servis terdapat di muka bangunan maupun di
belakang bangunan.
- Sirkulasi
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 32 dalam ruang terdapat ruang lagi, kemudian terdapat jalur penghubung
berupa lorong untuk menuju ke ruang lainnya sehingga saling
sambung menyambung.
- Estetika Bentuk
Bentuk yang digunakan dalam bangunan Galenia menggunakan
bentuk – bentuk geometris yang sederhana sehingga berkesan tidak
formal dan menggunakan skala intim sehingga membuat anak – anak
merasa di dalam rumah.
- Material
Warna – warna yang digunakan di dalam ruang cenderung warna
yang lembut dan menenangkan. Selain itu juga terdapat beberapa
tempelan stiker untuk pengukuran tinggi anak. Dinding di dalam kelas
diberi kaca dengan tinggi sekitar 120 cm dari lantai dengan tujuan
untuk menciptakan kesan luas pada ruangan maupun untuk tujuan
kegiatan menari. Sedangkan untuk material lantai menggunakan
bahan keramik yang dilapisi rubber tile.
2.5.2. Timayui Kindergarten El Equipo de Mazzanti Architects
Timayui Kindergarten merupakan salah satu tempat pendidikan
anak usia dini di Santa Marta, Colombia. Bentuk bangunannya sangat unik
yaitu segitiga. Bentuk elemen yang menunjukkan tiga sifat dasar saling yang
saling berhubungan antara anak, guru, dan orang tua.
Gambar 2.4. Transformasi bentuk massa
Sumber:
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 33 Pada gambar 2.4. terlihat transformasi bentuk segitiga yang jika
dikembangkan desainnya mengalami substraktif (pengurangan di tengah
bidang) dan aditif (penambahan di masing – masing sisinya) sehingga
sesama sisinya dapat digabungkan baik dihubungkan secara langsung
maupun tidak langsung seperti menghubungkannya dalam koridor.
Gambar 2.5. Tata letak massa pada site
Sumber:
http://www.arch2o.com/timayui-kindergarten-el-equipo-de-mazzanti-architects/
Gambar 2.6. Denah
Sumber:
http://www.arch2o.com/timayui-kindergarten-el-equipo-de-mazzanti-architects/
Dengan bentukkan lahan yang memanjang, maka massa bangunan
ditata dengan cara menguasai tempatnya seperti yang terlihat pada gambar
2.5. Hubungan massa satu dengan lainnya dihubungkan dengan koridor
maupun halaman bermain anak – anak.
Jenis modul yang diterapkan pada desain ditandai dengan ruangan
yang fleksibel dan netral sehingga memungkinkan melakukan berbagai
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 34
Satu massa bangunan berhubungan dekat dengan lingkungan indoor
maupun outdoor seperti yang terlihat pada denah (gambar 2.6.) agar tercipta
hubungan dari pelaku ruang yaitu antara semua anak dan guru.
Gambar 2.7. Suasana eksterior
Gambar 2.7. Suasana Eksterior
Sumber:
http://www.arch2o.com/timayui-kindergarten-el-equipo-de-mazzanti-architects/
Gambar 2.8. Area bermain outdoor
Sumber: http: atau atauwww.arch2o.com
atautimayui-kindergarten-el-equipo-de-mazzanti-architects atau
Gambar 2.9. Skylight pada bangunan
Sumber:
http://www.arch2o.com/timayui-kindergarten-el-equipo-de-mazzanti-architects/
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 35
di dinding maupun skylight yang terdapat di dalam ruangan sangat efektif
untuk meminimalkan pencahayaan buatan di siang hari. Yang menarik
adalah tidak adanya langit – langit seperti plafond dalam ruang.
Warna yang digunakan dalam maupun luar ruangan adalah warna putih
yang melambangkan kesederhanaan, kebersihan pada ruangan.
Gambar 2.10. Potongan bangunan
Sumber:
http://www.arch2o.com/timayui-kindergarten-el-equipo-de-mazzanti-architects/
2.5.3. SFU UniverCity Childcare
SFU Children merupakan sebuah layanan penitipan dan
pengasuhan untuk anak – anak di wilayah universitas, terletak di jantung
kota Simon Fraser University dengan kepadatan penduduk yang cukup
tinggi. Layanan yang dibentuk dibangun mulai tahun 2012 ini dibentuk dari
sebuah komunitas di universitas yang diberi nama SFU Community Trust.
Gambar 2.11. Suasana SFU Children
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 36 Fasilitas ini dapat menampung hingga 50 anak dari umur 3 hingga 5
tahun. Selain sebagai pengasuhan, tempat ini pun menjadi fasilitas
laboratorium hidup bagi peneliti akademis dari Simon Fraser University
untuk mengamati dan melakukan penelitian atau studi mengenai pendidikan
anak usia dini.
Pada perancangannya ini menerapkan desain berkelanjutan seperti
penggunaan cahaya alami berupa ventilasi (gambar 2.12) dan day light,
lansekap yang menarik untuk lahan bermain anak – anak, penggunaan
bahan – bahan lokal, kualitas udara dalam ruangan, interior yang dibuat
nyaman dan indah, pemanfaatan energi dan pengolahan air yang baik,
pendekatan desain yang sederhana dalam lingkungan sehingga dapat
dipertahankan hingga jangka waktu yang panjang.
Gambar 2.12. Bukaan pada bangunan
Sumber: http://www.archdaily.com/390874/sfu-univercity-childcare-hcma/
Gambar 2.13. Area bermain outdoor
Sumber: http://www.archdaily.com/390874/sfu-univercity-childcare-hcma/
Desain ini berusaha diintegrasikan dengan ruang – ruang indoor
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 37 anak untuk untuk menjelajahi dan mengenal elemen alam seperti air,
cahaya, udara, gravitasi, vegetasi, dan perubahan musim.
Perancangan lansekap pada bangunan dirancang untuk dapat membuat
anak – anak mengeksplorasi bagian luar ruangan. Tentu saja hal ini
melibatkan kereativitas pada anak – anak, rasa ingin tahu yang tinggi, dan
mereka perlu mengenali lingkungan sosial dan fisik.
Alat bermain yang disediakan pun dibuat tradisional (gambar 2.13) untuk
merangsang daya imajinasi berbasis alam melalui penggunaan elemen –
elemen alam seperti air, pasir dan vegetasi.
Karena pengguna bangunan merupakan anak – anak maka dipastikan
bahwa bahan – bahan yang digunakan tidak terkontaminasi lingkungan.
Gambar 2.13. Suasana interior bangunan
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 38
BAB III
ELABORASI TEMA
3.1. Pengertian Tema
Tema yang digunakan dalam rancangan Children Care Center adalah
Playful. Playful memiliki pengertian penuh kegembiraan atau kesenangan dan
muncul jiwa yang bersemangat.
3.2. Interpretasi Tema
Tema ini tentunya berhubungan erat dengan objek pengguna
bangunan yaitu anak – anak. Kondisi lingkungan harus diciptakan seceria
mungkin agar anak – anak merasa nyaman dan betah saat berada di
lingkungan luar rumah yaitu tempat penitipan anak.
Tema ini tercipta bermula dari salah satu permainan anak –anak yang
sangat populer yaitu permainan lego. Dan tentu saja disesuaikan dengan
keadaan di sekitar tapak.
Dari tema yang digunakan maka konsep yang diterapkan dalam
rancangan ditunjukkan melalui bentuk bangunan yang menggunakan bentuk/
wujud persegi panjang sesuai dengan bentukkan site memanjang dari arah
Utara ke Selatan. Asal mula bentuk adalah linier yang kemudian dibelah
menjadi tiga bagian sesuai dengan fungsi dalam rancangan seperti yang
terlihat pada gambar 3.1.
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 39 Ketiganya berbentuk persegi yang kemudian dirotasi 45º dengan
alasan sebagai berikut :
1. Bentuk site yang memanjang dikelilingi oleh empat jalan menjadikan
bangunan di area site dapat terlihat secara jelas (gambar 3.2.)
2. Arah datang pengunjung dari Jalan Dipati Ukur menuju ke Jalan
Singaperbangasa membuat sudut 45º (gambar 3.2. dari cara melihatnya
atau memandangnya dari arah Barat Laut maka agar dapat terlihat jelas
bentuk bangunannya, massa bangunan dirotasi sebanyak 45 º.
3. Begitupun ketika orang – orang melihat bangunan dari jalan, maka arah
pandang mereka membuat sudut 45 º sehingga dapat mengenali bangunan
dengan mudah.
Gambar 3.2. Arah pandang pengunjung ke area tapak
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 40 1. Permainan Lego
Bentukkan tersebut juga merupakan interpretasi dari sebuah bentuk mainan
anak –anak yang sangat populer yaitu lego. Permainan lego merupakan alat
permainan bongkah plastik kecil yang terkenal di dunia khususnya di
kalangan anak-anak maupun remaja dan dapat dimainkan oleh lelaki
ataupun perempuan. Permainan berbentuk bongkahan serta kepingan ini
bisa disusun menjadi model apa saja sesuai dengan imajinasi pemainnya.
Tentu saja permainan lego ini sangat erat hubungannya dengan tema yaitu
playful.
Gambar 3.4. Lego
Sumber: http://medcitynews.com/
2. Dinamis
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 41 Bentuk massa yang semula linier (persegi panjang dari arah Utara ke
Selatan) mengikuti bentuk site kemudian diciptakan lekukan – lekukan
berupa zig zag sebagai bentuk penerimaan bangunan terhadap lingkungan
sekitar yang mengelilingi tapak dan juga sebagai sikap bangunan dalam
meyambut pengunjung dari berbagai sisi karena dalam hal ini pengunjung
dapat melihat wajah bangunan secara jelas untuk anti sehingga lebih
bersifat dinamis sesuai dengan sifat anak – anak yang dinamis.
3. Colorful
Penggunaan warna – warna yang diterapkan pada bangunan menciptakan
keceriaan dan menjadi penarik untuk anak – anak. Warna – warna cerah
dan pastel dikolaborasikan dan menjadi aksentualitas bagi ruang – ruang
tertentu.
Gambar 3.6. Warna - warna
Sumber : http://www.shopage.fr/?q=Warna
Adapun teori – teori mengenai warna dan pengaruhnya terhadap lingkungan
sekitar:
1. Merah
Menurut Vodvarka (2008) dalam Kalia (2013), warna merah dapat
mempercepat detak jantung dan meningkatkan tekanan darah. Sedangkan
menurut Engelbrecht (2003) dalam Kalia (2013) sangat peka terhadap
bebauan.
2. Kuning
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 42 terlalu maksimal mengakibatkan agresif terhadapa pengguna ruang. (Pile,
1997) dalam Kalia (2013)
3. Hijau
Warna yang memberikan ketenangan, santai dan relaks, merangsang
nafsu makan menyegarkan. (Pile, 1997) dalam Kalia (2013)
4. Biru
Warna yang Menenangkan dan memebri kenyamanan. Dapat menurunkan
tekanan darah dan denyut nadi. (Verghese, 2001) dalam Kalia (2013)
5. Orange
Warna yang memberikan efek bahagia, memberi daya tarik an dorongan
yang kuat dan warna yang dapat meningkatkan oksigen melalui otak.
6. Violet (Lembayung)
Warna sensitivitas dan ekspresi artistik. Warna ungu pucat mendifinisikan
sebagai warna penuh permainan, sedangkan penggunaan warna violet
yang terlalu dalam dapat memberi suasana penuh misteri. (Seybert,J,
2007) dalam Kalia (2013)
7. Coklat
Warna ini merupakan warna yang hangat dan memberi kenyamanan
terutama jika diaplikasikan terhadap bangunan rumah. Ketika warna ini
digabungkan dengan warna – warna hangat lainnya maka akan
menciptakan kenyamanan. Jika tidak maka akan menciptakan suasana
yang menimbulkan depresi. (Pile,J, 1997) dalam Kalia (2013)
8. Hitam
Warna ini melambangkan kegelapan dan keseriusan. (Ladu, R, 1989)
dalam Kalia (2013)
9. Putih
Warna ini merupakan simbol kekosongan, kesederhanaan, kebersihan,
kemurniandan juga dapat dijadikan sebagai latar belakang warna. (Ladu,
R, 1989) dalam Kalia (2013)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 43 Warna ini merupakan Abu-abu gelap dapat membrikan suasana yang
depresid sedangkan warna abu – abu terang dapat digunakan sebagai
latar belakang warna (Birren, 1988) dalam Kalia (2013)
3.3. Konsep Taman Bermain
Menurut Senda (1992), ada enam tipe tempat bermain bagi anak seperti yang
terlihat pada gambar 3.6. Menurutnya, di antara keenam tipe tempat bermain
sekurang kurangnya terdapat tiga jenis tipe yang perlu tersedia untuk tempat
bermain anak.
Gambar 3.7. Diagram tipe – tipe permainan Sumber :Senda (1992)
Di bawah ini merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai tipe tempat bermain
anak :
1. Nature space
Nature space yang merupakan tempat bermain di lingkungan alam
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 44 air, dan elemen lainnya yang menjadi dasar utama dalam pembentukkan
ruang untuk bermain. Anak – anak dapat melakukan aktivitas yang
behubungan langsung dengan objek alam seperti menangkap serangga,
membuat sarang atau bangunan dari pasir, memanjat pohon sambil
berayun – ayun di antara dahan dahan pohon. Tentu saja tempat
permainan ini akan mengajarkan anak mengenai pentingnya menghargai
dan menjaga kelestarian alam.
Gambar 3.8. Nature Space
Sumber : www.timelessearth.co dan www.nhchildreninnature.org
2. Open space
Open space atau tempat terbuka yang cukup luas bagi anak untuk
berlarian tanpa batas ruang, bermain bola, bermain perang – perangan
bersama teman – teman. Dan tempat bermain ini sangat mengakomodasi
anak untuk dapat aktif bergerak.
Gambar 3.9. Open Space
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 45
3. Street Space
Ruangan ini terbentuk melalui aktivitas anak – anak yang saling bertemu
dan berhubungan dengan teman – teman seuasinya lainnya di jalan.
Gambar 3.10. Street space
Sumber : www.soglos.com
4. Anarchy Space
Menurut Senda, anak –anak akan terstimulasi daya imajinasinya melalui
permainan yang cukup ramai dan bersifat semrawut/ kacau balau seperti
bermain pukul – pukul. Walaupun terkesan berbahaya tentunya di tempat
permainan ini perlu pengawasan khusus dari sang pengasuh/ pendidik anak.
Gambar 3.11. Anarchy space
Sumber : www.soglos.com
5. Secret Hideout Space
Lebih lanjut lagi menurut Senda tipe tempat bermain lainnya adalah tempat
persembunyian bagi anak yang dibentuk secara mandiri oleh mereka agar
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 46
Gambar 3.12. Hideout space
Sumber : www.examiner.com
Tempat permainan ini menghasilkan sisi positif maupun negatif. Hal
positifnya adalah akan menghasilkan rasa solidaritas terhadap sesama anak
lainnya sehingga mereka punya tempat yang bersifat privasi dan sisi
negatifnya adalah karena ini tempat tersembunyi maka ketika terjadi tindak
kekerasan terhadap sesama anak tidak segera diketahui oleh orang tua atau
guru – guru mereka.
6. Structure Space
Seiring berkembangnya zaman, tempat bermain anak pun semakin
meningkat keberagaman jenis permainannya yang ditunjukkan dengan alat
permainan berukuran besar.
Gambar 3.13. Structure space
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 47
BAB IV
ANALISIS
4.1. Analisis Fungsional
4.1.1. Pemintakatan
Pemintakatan dilakukan untuk membagi dan memisahkan ruang –
ruang berdasarkan fungsi, persyaratan, urutan kegiatan dan sifat
pelayanannya sebagai mana di bawah ini:
1. Zona Penerima dan Informasi
2. Zona Pengelola
3. Zona Medis
4. Zona Pendidikan
5. Zona Bermain
6. Zona Servis
7. Zona Parkir
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 48
4.1.2. Organisasi Ruang
Bagan dibawah ini merupakan diagram hubungan ruang Children
Care Center berdasarkan tingkat kedekatan ruang dan juga hubungan antar
ruang satu sama lainnya. Adapun hubungan ruang diantaranya sebagai
berikut:
Bagan 4.2. Diagram Matriks Area Penerima dan Informasi
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 49
Bagan 4.4. Diagram Matriks Area Medis
Bagan 4.5. Diagram Matriks Area Daycare
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 50
Bagan 4.7. Diagram Matriks Area Pra-Sekolah
4.1.3. Analisis Kegiatan
a. Umum
Alur aktivitas pengunjung umum adalah dari enterance menuju drop
off kemudian masuk ke lobby menuju reception & information area lalu
pengunjung bebas menentukan fasilitas yang akan mereka tuju yang
fasilitas pendidikan, fasilitas penitipan anak, klinik dan administrasi. Parkir
dibagi menjadi dua bagian yaitu umum dan servis.
b. Staf Administrasi
Pengguna utama dari fasilitas ini adalah pegawai sekolah, penitipan
anak dan juga klinik. Anak-anak menggunakan bagian ini hanya untuk
urusan administrasi umum.
c. Pengelola
Pengguna utama dari fasilitas ini adalah para petinggi fasilitas
pra-sekolah dan penitipan anak, para pendidik, ruang rapat. Area ini dapat
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 51 pengelola.
d. Klinik
Pengunjung yang mengunjungi klinik harus mengurus administrasi
seperti pendaftaran, pembuatan kartu berobat, kasir dan lain-lain. Ruang
tunggu menghubungkan antara fungsi-fungsi yang ada di klinik.
Pengguna fasilitas ini adalah dokter dan perawat, pasien anak-anak,
orang tua yang mengantarkan anak-anak, apoteker, dan pegawai
administrasi.
e. Pendidikan dan Penitipan Anak
Pengunjung utama dari fasilitas ini adalah anak – anak. Bagian yang
menghubungkan semua fasilitas yang ada adalah lobby. Orang tua yang
mengantar anak-anaknya hanya dapat masuk sampai lobby saja.
Begitupun para pendidik sudah siap untuk menyambut kedatangan anak
– anak di area tesebut. Area ini pun merupakan bagian dari area transisi
antara anak dan orang tua ketika menyerahkan tanggung jawabnya
terhadap para pendidik.
f. Sirkulasi sampah
Sampah yang dihasilkan dari bangunan didistribusikan menuju
tempat penampungan sampah kemudian langsung dibuang ke tempat
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 52
4.1.4. Program Ruang
Nama
Ruang
Analisa Fungsi/
Kegiatan Syarat Teknis
Syarat Non
Teknis
Enterance Hall
Menerima pengunjung
secara umum di luar
gedung
informasi umum dan
fasilitas yang tersedia
Terdapat
perbedaan
ketinggian langit – langit
Mudah dicapai
dari enterance
hall
Lobby
Menerima pengunjung
di dalam gedung,
pusat orientasi dan
informasi
terlihat dari pintu
utama
Mudah dicapai
dari enterance
hall dan area
penerimaan
Ruang Tunggu
Orang Tua
Tempat orang tua
menunggu pada saat
menjemput anaknya
Cafe Tempat makan dan minum untuk pegawai,
Terdapat
perbedaan
Dekat dengan
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 53 pengunjung umum
maupun orang tua
yang sedang
Mushala Ibadah solat
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 54
Ruang loker untuk
para pendidik dan juga
ruang untuk
rapat dan kursi
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 55 keberlangsungan
seluruh kegiatan
utama, menangani
pengelolaan fasilitas
secara keseluruhan
pencahayaan
Tempat istirahat staf
sambil menikmati
ruang kerja staf
pengelola.
Ruang
Konsultasi
Orang Tua
Tempat orang tua
berkonsultasi dengan
Tempat orang tua
berkumpul jika ada
pertemuan sesama
orang tua murid
dengan kepala
yang baik pada
ruang
Dekat dengan
area pengelola.
Ruang Dokter
dan Perawat
Tempat dokter dan
perawat mengganti
pakaian (loker) dan
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 56
melakukan praktik
Penghawaan
obat dan juga meracik
obat
pemeriksaan di klinik
dan juga pengambilan
obat
Tersedia tempat
duduk Dekat dengan
ruang praktik
dan apotek
Infant Care Ruangan khusus bayi
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 57 yang baik
Ruang Tidur
dan bermain
anak
Ruangan di tempat
penitipan anak yang
berfungsi untuk
mendidik anak dan
difungsikan sebagai
ruang tidur ketika
siang hari
Material dinding
dan lantai aman
untuk anak
dengan
menggunakan
matras atau
karpet agar tidak
licin,
Di dalam ruang
tidur dan
bermain anak
Ruang Loker
Pengasuh
Tempat mengganti
pakaian pengasuh dan
beristirahat
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 58
bersama, berkumpul dan
pencahayaan
ketinggian rata –
rata anak –
anak.
dari ruang kelas
anak - anak
Dapur Tempat untuk
memasak
Ruang khusus untuk
anak – anak ketika
dari segala arah
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 59 Ruang
Laundry
Tempat untuk
mencucui peralatan
tidur seperti sprai,
selimut, taplak
Terdapat
perabotan untuk
mencuci,
adanya saluran
air kotor yang
baik,tersedia
sanitasi air,
penghawaan
yang baik
-
Area Linen Tempat untuk
menyetrika
Tempat istirahat bagi
housekeeper ketika
selesai mencuci atau
setrika, memasak
area dapur dan
laundry
Ruang Kelas Tempat bermain
sambil belajar
Material dinding
dan lantai aman
untuk anak,
toilet dan ruang
bermain outdoor
Kamar Mandi Buang air
Dimensi closet
Di dalam ruang
tidur dan
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 60
– anak,
penghawaan
alami
Perpustakaan
Tempat untuk belajar,
membaca,
buku, kursi dan
meja untuk
diskusi
-
Auditorium Tempat untuk
pementasan
Kelas Musik Tempat untuk berlatih
dan bermain musik
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 61 tidak licin
Kelas Tari Tempat untuk menari
Ruang akustik,
dinding
dipasang kaca,
material lantai
tidak licin
-
Dramatic Play Tempat untuk bermain dan berlatih drama.
Ruang akustik,
dinding
dipasang kaca,
lmaterial lantai
tidak licin
-
Blocks Bermain bongkar pasang permainan
Material lantai
tidak licin, -
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 62
4.2. Analisis Kondisi Lingkungan Tapak
4.2.1. Lokasi
Lokasi yang dipilih merupakan lokasi yang dekat dengan lingkungan
kantor orang tua sang anak yang merupakan sasaran utama dari Children
Care Center. Berikut ini merupakan data lokasi Children Care Center:
Lokasi : Jl. Japati – Jl. Bagus Rangin
Status Kepemilikan: Fiktif
Luas Tapak yang direncanakan: 2,8 Ha
Garis Sempadan Bangun: Jl. Japati = 10 m dan Jl. H. Hasan = 6 m
KDB : 50%
KLB :1,2
Batas Fisik Lahan:
Utara : Jalan Singaperbangsa (bengkel motor dan las)
Timur : Jalan Japati (Taman Monumen Perjuangan Rakyat)
Selatan : Jalan Haji Hasan (Pertamina dan perumahan)
Barat : Jalan Bagus Rangin (perumahan dan taman)
Kondisi Tanah : Tanah datar (sedikit landai)
Infrastruktrur : Jaringan Listrik, jaringan telepon, jaringan jalan,
jaringan air bersih
Aksesibilitas : Kendaraan umum, kendaraan pribadi, pejalan kaki
Pencapaian : Melalui Jalan Singaperbangsa (satu arah) – Jalan
Japati (satu arah) – Jalan H. Hasan (dua arah) - Jalan Bagus Rangin
(satu arah)
Tingkat kemacetan: Tinggi saat jam - jam tertentu seperti pulang kantor
atau ada kegiatan atau event yang diselenggarakan di daerah Monumen
Pancasila terutama di Jalan Singaperbangsa dan Jalan Japati
Tingkat kebisingan: Tinggi di arah Utara dan Timur site karena banyak
dilalui kendaraan
4.2.2. Konteks Lingkungan Tapak
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 63 dan UNIKOM. Site ini mudah diakses karena memiliki lokasi yang sangat
strategis yakni terletak pada node penting di kawasan site yaitu Monumen
Perjuangan Rakyat dan Gedung Sate sehingga memiliki aksesibilitas yang
tinggi karena dilalui oleh kendaraan umum.
Setiap sisi site dikelilingi oleh empat jalan sehingga memiliki suasana yang
cukup berbeda di setiap sisinya dikarenakan kondisi jalan dengan suasana
yang berbeda – beda pula.
Di sekitar tapak terdapat beberapa bangunan dengan fungsi
perumahan dan perkantoran. Selain itu juga terdapat taman kota yang
merupakan bagian dari taman Monumen Perjuangan Rakyat yang menjadi
median Jalan Japati. Namun taman yang memiliki lebar 40 meter ini diberi
pagar pembatas sehingga hanya segelintir orang yang memanfaatkan area
terbuka ini.
Saat akhir pekan maupun acara – acara tertentu seperti kegiatan
olahraga, festival maupun pertunjukkan musik, area ini biasanya
dimanfaatkan untuk mengadakan bazaar dengan jumlah pengunjung yang
sangat banyak.
Dengan mengetahui hal itu, maka sisi site di area Jalan Japati perlu diberi
proteksi yang cukup tinggi melalui penyelesaian desain terlebih fungsi
bangunan ini ditujukan untuk fasilitas anak – anak sehingga keamanan
merupakan hal yang utama.
4.2.3. Sirkulasi Kendaraan
Site yang dikelilingi oleh empat jalan sangat mungkin untuk dapat
diakses dari berbagai arah. namun karena ada beberapa jalan yang hanya
memiliki satu arah sehingga tidak bisa sembarangan ketika harus memasuki
atau keluar dari area site seperti yang terlihat pada gambar 4.1, terjadi pada
Jalan Singaperbangsa, Jalan Japati dan Jalan Bagus Rangin. Maka, perlu
pengaturan yang cermat dari dalam maupun luar site agar sirkulasi
kendaraan dapat berjalan dengan baik dan tentunya menghindari
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 64
Gambar 4.1. Alur sirkulasi kendaraan di sekitar tapak
Jalan Singaperbangsa dengan lebar jalan sekitar 6 meter memiliki
akses jalan dua arah dari Jalan Dipati Ukur, arah Jalan Bagus Rangin dan
Jalan Japati.
Gambar 4.2. Arah sirkulasi kendaraan di Jalan Singaperbangsa
Jalan Japati merupakan jalan satu arah dengan lebar jalan sekitar 9
meter. Kendaraan yang melalui jalan ini berasal dari Jalan Singaperbangsa.
Daerah ini cukup ramai dengan kendaraan umum maupun pribadi karena
merupakan jalan penghubung menuju ke jalan Surapati. Di bahu jalan ini
sering digunakan untuk tempat parkir mobil pegawai kantor PT. Telkom
karena basement kantor tidak mampu menampung banyaknya jumlah
kendaraan pribadi.