• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Film Dokumenter Pengrajin Perahu Di Pangandaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Film Dokumenter Pengrajin Perahu Di Pangandaran"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN FILM DOKUMENTER PENGRAJIN PERAHU

DI PANGANDARAN

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2014-2015

Oleh:

Irham Kahfi Adekti 51911006

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)
(3)
(4)
(5)

iv

ABSTRAK

PERANCANGAN FILM DOKUMENTER PENGRAJIN PERAHU

DI PANGANDARAN

Oleh:

Irham Kahfi Adekti

51911006

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Tujuan perancangan ini adalah untuk mengenalkan kepada masyarakat luas mengenai proses pembuatan perahu yang dilakukan oleh para pengrajin perahu di Kabupaten Pangandaran. Sebagai salah satu negara kepulauan dan maritim terbesar di dunia, Indonesia memiliki kekayaan laut yang sangat besar dan beranekaragam. Salah satu potensi wisata unggulan Indonesia adalah pantai Pangandaran. Adanya wisata naik perahu, tidak terlepas dari jasa para pengrajin perahu. Kondisi tersebut menunjukkan pengrajin perahu memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat luas, baik bagi penduduk maupun wisatawan. Namun besarnya pengaruh para pengrajin perahu tidak disadari oleh masyarakat luas.

Pembuatan perahu dimulai dari tahap produksi yaitu membuat alat cetak, membuat tulang dan hingga pemasangan mesin. Para pengrajin terbagi menjadi regu yang mengerjakan pembersih cetakan, tukang kayu dan pembuat lambung perahu. Pengrajin yang bekerja sebagai pembersih cetakan biasanya membersihkan cetakan perahu agar permukaan luar perahu menjadi halus. Pengrajin yang bekerja sebagai tukang kayu membuat tulang-tulang perahu agar perahu lebih kuat dan kokoh. Sedangkan pembuatan lambung perahu berfungsi sebagai hampa udara, agar perahu mempunyai daya apung. Pada tahap akhir, para pengrajin perahu secara bersama-sama menyelesaikan (finishing) sebuah perahu dan menghasilkan sebuah perahu yang berkualitas.

(6)

v ABTRACT

DESIGN OF THE VIDEO DOCUMENTARY THE CRAFTSMEN OF BOAT

AT PANGANDARAN

By:

Irham Kahfi Adekti

51911006

Study Programme Visual Communication Design

The purpose of this study is to introduce to the public about the process of making

a boat that carried by the craftsmen in Pangandaran Regency. As one of the

islands and maritime nation in the world, Indonesia has a very large ocean and

diverse. One of the leading Indonesian tourism potential is Pangandaran beach.

The existence of a boat ride tour, can not be separated from the boat craftsmen

services. These conditions indicate the craftsmen boat have a large impact on the

wider community, both for residents and tourists. But the influence of the

craftsmen boat is not recognized by the general public.

Boat starts from the production stage which makes printing equipment, making

the bone and to the installation of machinery. The craftsmen are divided into

teams working on mold cleaners, carpenters and boat hull maker. Craftsmen who

worked as a cleaning mold, usually cleaned up the mold, so the outer surface of

the boat becomes smooth. Craftsmen who worked as a carpenter makes bones of

boat so strong and sturdy. The creation of the hull of the boat, serves as a vacuum

so that the boat has a buoyancy. In the final stage, the craftsmen boat together

finishing a boat and produce a quality boat.

(7)

vi

II.4.2 Kehidupan Pengrajin Perahu ... 15

II.5 Target Dan Segmentasi Audiens ... 15

(8)

vii

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 18

III.1 Strategi Perancangan ... 18

III.1.1 Pendekatan Komunikasi ... 19

III.1.1.1 Pendekatan Verbal ... 19

III.1.1.2 Pendekatan Non Verbal ... 19

III.1.2 Strategi Kreatif ... 20

III.1.3 Strategi Media ... 20

III.1.3.1 Media Utama ... 21

III.1.3.2 Media Pendukung ... 21

III.1.4 Strategi Distribusi ... 22

III.2 Konsep Visual ... 22

BAB IV TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA ... 26

IV.1 Media Utama ... 26

IV.1.2.4 Penambahan Transisi Video ... 31

IV.1.2.5 Penambahan Teks ... 32

IV.1.2.6 Penambahan Musik Dan Suara ... 33

(9)

viii

IV.1.3 Media Pendukung ... 34

IV.1.3.1 Poster ... 34

IV.1.3.2 Stiker ... 35

IV.1.3.3 T-Shirt ... 36

IV.1.3.4 Media Internet (Facebook, Twitter, YouTube) ... 36

IV.1.3.5 Cover DVD ... 37

IV.1.3.6 Cover DVD Dalam ... 38

IV.1.4 Teknis Produksi ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 40

(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia memiliki wilayah laut yang luas yaitu 5,8 juta km2 dan merupakan tiga per empat dari keseluruhan wilayah Indonesia. Di dalam wilayah laut tersebut terdapat sekitar 17.500 pulau lebih dan dikelilingi oleh garis pantai sepanjang 81.000 km, yang merupakan garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Fakta fisik inilah yang membuat Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dan maritim terbesar di dunia. Selain peran geopolitik, wilayah laut kita juga memiliki peran geokonomi yang sangat penting dan strategis bagi kejayaan dan kemakmuran bangsa Indonesia.

Sebagai negara kepulauan dan maritim terbesar di dunia, Indonesia memiliki kekayaan laut yang sangat besar dan beraneka-ragam, baik berupa sumber daya alam terbarukan (seperti perikanan, terumbu karang, hutan mangrove, rumput laut, dan produk-produk bioteknologi) maupun sumber daya alam yang takterbarukan (seperti minyak dan gas bumi, emas, perak, timah, bijih besi, bauksit, dan mineral lainnya). Indonesia juga memiliki energi kelautan seperti pasang-surut, gelombang, angin, dan OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion), maupun jasa-jasa lingkungan kelautan seperti pariwisata bahari dan transportasi laut. (http://www.academia.edu/7305992/Potensi_Kelautan_Indonesia dikutip pada tanggal 31/03/2015).

(11)

2 selancar terkenal yang menjadi tujuan wisata populer bagi para wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Kabupaten Pangandaran juga memiliki obyek wisata yang beragam diantaranya, Pasir Putih, Cagar Alam, Batu Hiu, Green Canyon dan masih banyak tempat-tempat lainnya.

Obyek wisata yang menarik para wisatawan salah satunya adalah wisata naik perahu. Perahu tersebut disewakan oleh para nelayan yang berada di pantai Pangandaran. Para wisatawan menggunakan perahu untuk menikmati pemandangan alam yang ada di Pantai Pangandaran. Perahu di pantai Pangandaran disebut dengan perahu katir karena memiliki dua buah katir yang berguna untuk keseimbangan. Katir tersebut disimpan di tengah-tengah badan perahu, letaknya memanjang ke sebelah kiri dan kanan yang ukurannya sama panjang.

Adanya wisata naik perahu, tidak terlepas dari jasa para pengrajin perahu. Di Kabupaten Pangandaran, pengrajin perahu merupakan salah satu mata pencaharian bagi sebagian penduduk. Selain berjasa dalam menghasilkan perahu untuk wisata, pengrajin perahu juga berjasa dalam menyediakan alat transportasi bagi para nelayan untuk menangkap ikan. Kondisi tersebut menunjukkan pengrajin perahu memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat luas, baik bagi penduduk maupun wisatawan. Namun besarnya pengaruh para pengrajin perahu tidak disadari oleh masyarakat luas. Masih banyak masyarakat yang belum sadar akan keberadaan dan kepentingan para pengrajin perahu.

(12)

3 yang bekerja sebagai pembersih cetakan biasanya membersihkan cetakan perahu agar permukaan luar perahu menjadi halus. Pengrajin yang bekerja sebagai tukang kayu membuat tulang-tulang perahu agar perahu lebih kuat dan kokoh. Sedangkan pembuatan lambung perahu berfungsi sebagai hampa udara, agar perahu mempunyai daya apung. Setelah para pengrajin perahu menyelesaikan pekerjaan dengan keahliannya masing-masing, para pengrajin perahu secara bersama-sama menyelesaikan (finishing) sebuah perahu dan menghasilkan sebuah perahu yang berkualitas.

Pentingnya keberadaan pengrajin perahu bagi masyarakat Jawa Barat, serta sulitnya proses pembuatan perahu menjadikan peneliti tertarik untuk membuat suatu media informasi mengenai proses pembuatan perahu yang dilakukan oleh para pengrajin perahu di Kabupaten Pangandaran.

I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat ditarik beberapa permasalahan yang dialami pengrajin perahu di pantai Pangandaran, antara lain: • Masih banyak masyarakat Jawa Barat yang kurang mengetahui keberadaan

dan kepentingan pengrajin perahu.

• Minimnya sosialisasi kepada generasi muda sehingga menurunkan minat untuk mempelajari dan mengetahui proses pembuatan perahu.

• Kurangnya media informasi teknologi audio visual yang dijadikan alat sosialisasi kepada masyarakat Jawa Barat khusunya masyarakat Pangandaran mengenai pengrajin perahu dan proses produksi.

I.3 Rumusan Masalah

Dengan identifikasi masalah yang telah dijelaskan, maka dari itu terdapat perumusan masalah sebagai berikut :

(13)

4 I.4 Pembatasan Masalah

Agar perancangan media informasi mengenai proses pembuatan perahu yang dilakukan oleh para pengrajin perahu di Kabupaten Pangandaran dapat dilaksanakan dengan baik, serta mengingat luasnya ruang permasalahan maka penelitian ini dibatasi pada pembahasan mengenai proses pembuatan yang dilakukan oleh pengrajin perahu di desa Pananjung kecamatan Pangandaran. Pembahasan mengenai proses pembuatan berhubungan dengan teknologi agar pengrajin perahu Pangandaran juga mampu mengembangkan atau membuat sebuah perahu dengan menggunakan teknologi.

I.5 Tujuan Perancangan

Adapun pentingnya tujuan perancangan ini adalah:

• Masyarakat Jawa Barat khususnya Pangandaran mengetahui tentang keberadaan pengrajin perahu melalui media informasi audio visual yang canggih dan menarik.

• Masyarakat Jawa Barat mengenai proses pembuatan perahu yang dilakukan oleh pengarajin perahu di Kabupaten Pangandaran.

(14)

5 BAB II

PENGRAJIN PERAHU DI PANGANDARAN

II.1 Pengertian Pengrajin

Pengrajin menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yangg pekerjaannya (profesinya) membuat barang kerajinan. Adapun kerajinan adalah barang yang dihasilkan oleh pengrajin. Martono (seperti dikutip Yudoseputro, 1983:1) Menurut pemikiran yang lebih luas lagi seperti yang disampaikan Yudoseputro bahwa kerajinan adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup yang didukung oleh perasaan dalam menggunakan bahan dan hasilnya dapat dilihat dan diraba maka karya ini dapat disebut karya seni rupa. (http://eprints.uny.ac.id/5019/1/ Estetika_Kerajinan).

Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengrajin merupakan orang yang berkarya secara terus-menerus yang menghasilkan suatu benda melalui keterampilan tangan. Benda yang dibuat disebut dengan kerajinan. Kerajinan adalah barang yang dihasilkan oleh keterampilan tangan dengan menonjolkan fungsi dan estetika sehingga mempunyai nilai jual dan nilai seni yang tinggi.

II.2 Pengertian Perahu

Dalam istilah angkatan laut, perahu adalah kapal yang cukup kecil untuk dibawa di atas kapal kapal lain ( kapal induk ). Dalam definisi lain perahu adalah kapal yang dapat diangkat keluar dari air. Beberapa definisi tidak membuat perbedaan dalam ukuran, Untuk alasan tradisi angkatan laut, kapal selam biasanya disebut sebagai perahu daripada kapal, terlepas dari ukuran mereka.

(http://www.rumahfiber.com/2014/05/pengertian-perahu)

(15)

6 sering ditemukan di daerah objek wisata pantai, banyak perahu berjejeran di pesisir pantai. Dan banyak juga ditemukan di sungai.

II.3 Jenis-Jenis Perahu

Jenis-jenis perahu dapat dibedakan dari bahan dasar yang digunakan. Diantaranya ada beberapa jenis perahu dari berbagai bahan dasar.

II.3.1 Perahu Karet

Perahu karet adalah perahu yang terbauat dari bahan karet. Perahu ini dapat dikempiskan ketika sedang tidak dibutuhkan dan dapat dikembangkan ketika akan digunakan. Perahu karet terbagi menjadi 3 jenis, yaitu perahu karet tanpa mesin, perahu karet yang dilengkapi mesin tempel dan perahu kayak. Fungsi dari perahu karet antaralain sebagai sekoci pada kapal kecil, untuk keperluan pertolongan darurat seperti banjir, untuk keperluan wisata, dan untuk penjaga pantai.

Gambar II.1 Perahu Karet

(Sumber: https://www.depasar.com/media/catalog/product/p/e/perahu-karet-inflatable-boat-voyager-300-bestway.jpg 01/04/15)

II.3.2 Perahu Kayu

(16)

7 perahu karet tidak memerlukan bahan kayu karena bahan pokoknya hanya menggunakan karet.

Gambar II.2 Perahu Kayu (Sumber:

http://4.bp.blogspot.com/-9BvArUAnsqk/UlPbFJLtV_I/AAAAAAAAAGQ/nRqDEbHBBNE/s1600/Gambar+Kend araan+%252822%2529+perahu+kayu.jpg 01/04/15)

II.3.3 Perahu Fiberglass

(17)

8 Gambar II.3 Perahu Fiberglass

(Sumber: http://www.pasirpantai.com/wp-content/uploads/2013/09/Kapal-Nelayan-Pantai-Congot.jpg 01/04/15)

II.4 Pangandaran

Pantai Pangandaran merupakan salah satu objek wisata yang memiliki banyak keindahan alam, sehingga menjadi objek wisata andalan bagi para wisatawan. Pantai Pangandaran terdapat di Kabupaten Pangandaran (pemekaran dari Kabupaten Ciamis) yang terletak di sebelah tenggara Jawa Barat, tepatnya di Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat. Pantai Pangandaran merupakan pantai selancar terkenal yang menjadi tujuan wisata populer bagi para wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Kabupaten Pangandaran juga memiliki objek wisata yang beragam diantaranya, Pasir Putih, Cagar Alam, Batu Hiu, Green Canyon dan masih banyak tempat-tempat lainnya.

(18)

9 Gambar II.4 Pasir Putih Pangandaran

(Sumber: dokumentasi pribadi 25/08/2013)

Adanya wisata naik perahu di berbagai obyek wisata yang ada di Pangandaran, tidak terlepas dari jasa para pengrajin perahu. Di Kabupaten Pangandaran, pengrajin perahu merupakan salah satu mata pencaharian bagi sebagian penduduk. Selain berjasa dalam menghasilkan perahu untuk wisata, pengrajin perahu juga berjasa dalam menyediakan alat transportasi bagi para nelayan untuk menangkap ikan. Kondisi tersebut menunjukkan pengrajin perahu memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat luas, baik bagi penduduk maupun wisatawan.

II.4.1 Pekerjaan Pengrajin Perahu

(19)

10 ayahnya ini mulai kurang produktif. Kemudian pengelola perusahaan tersebut memberikan saran kepada ayahnya untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri yaitu membuat perahu berbahan dasar dari fibreglass. Karena latarbelakang ayahnya adalah orang yang tinggal di daerah pantai, sehingga memungkinkan dalam memenuhi kebutuhan nelayan yaitu perahu yang tahan lama. Disitulah ayahnya mulai merintis menjadi pengrajin perahu, dan Tio pun diajarkan oleh ayahnya sehingga Tio bisa menjadi pengrajin perahu sampai saat ini. Tio sudah 10 tahun menekuni pekerjaan sebagai pengrajin perahu di Pangandaran yang berbahan dasar dari fiberglass. Berikut adalah beberapa proses pembuatan perahu berbahan dasar dari fibreglass.

A. Bahan Dasar Perahu

Dari hasil wawancara dengan pengrajin perahu, ada beberapa bahan dasar perahu yang akan digunakan oleh pengrajin perahu. untuk proses pembuatan perahu yang biasa digunakan adalah:

• Minyak resin (epoxy resin): minyak resin bahan dasarnya terbuat dariminyak bumi dan residu tumbuhan.

• Katalis (catalis): cairan kimia untuk campuran minyak resin supaya terjadi pengerasan secara kimia atau sering juga di sebut hardener.

• Talk (tepung khusus): talk digunakan untuk membuat lem fiber (jackcoat) serta untuk membuat campuran cat plicoat.

Mat/mash (serat halus): terbuat dari bahan polyester, berguna sebagai media lapisan permukaan sebuah plat fiber.

Roving (serat kasar): terbuat dari bahan polyester/epoxy, digunakan sebagai media lapisan tengah dari plat fiberglass.

• Kayu dan triplek glossi: digunakan untuk membuat mold (wadah cetakan) bentuknya dibuat sebesar gambar/desain permukaan luar dari lambung kapal. Kayu yang digunakan memakai kayu caruy/alba merah, karena lebih menghemat biaya produksi, tetapi bisa saja menggunakan kayu yang lainnya, dan itu semua tergantung pemesanan.

(20)

11 Bahan-bahan pelengkap lainnya: seperti mesin penggerak kipas, dinamo listrik, navigasi, alat komunikasi dan lain-lain sesuai kebutuhan.

B. Alat Bantu Pembuatan Perahu

Dari hasil wawancara dengan pengrajin perahu, adapun beberapa peralatan yang digunakan oleh pengrajin selama proses pembuatan perahu daiantaranya:

• Kuas roll, biasanya digunakan untuk meratakan bagian yang sedang dilumuri/dicor menggunakan minyak resin yang sudah dicampur katalis, agar hasilnya bisa merata dan juga bisa lebih kuat, maka dari itu pengrajin bisa menghemat waktu, karena dengan menggunakaan kuas roll bisa lebih cepat selesai pengerjaannya, sekaligus pengecatan bagian dalam perahunya.

• Kuas biasa, digunakan untuk mengecat bagian perahu yang sulit terjangkau oleh kuas roll dan juga bias digunaka untuk pemolesan minyak resin.

• Mesin gerinda, biasanya digunakan untuk menghaluskan bagian-bagin dalam dan pinggir perahu yang sudah selesai dilepas dari cetakannya, karena bagian-bagian dalam dan pinggir perahu yang sudah selesai di cetak masih terasa kasar, maka dari itu dihaluskanlah dengan menggunakan mesin gerinda. • Mesin bor, disini digunakan sebagai alat untuk memberi lubang-lubang dalam

pembuatan cetakannya, yang mana agar lebih mudah merangkai cetakan perahu dalam pembuatannya, dan juga bisa berfungsi untuk member lubang-lubang kecil untuk memasukan tali ketika perahu sudah selesai dibuat

• Ampelas, untuk memperhalus permukaan yang sudah dicat dan meratakan cat yang tidak rapi.

• Gergaji kayu, untuk memotong papan atau kayu.

• Palu cakar, digunakan untuk memalu paku dan mencabut paku yang sudah tertancap di kayu.

• Kikir kayu, digunakan untuk merapikan gigi gergaji.

• Perusut, digunakan untuk membuat garis-garis sejajar dengan salah satu tepi benda kerja.

• Pahat tusuk, digunakan untuk menusuk dan mencukil kayu.

(21)

12 • Meteran, digunakan untuk mengukur panjang dan tebal kayu.

C. Proses Pembuatan Perahu

Dari hasil survei langsung ke lapanagan, selanjutnya adalah proses pembutan perahu oleh pengrajin yang mana proses pembuatan ini meliputi:

• Pembersihan cetakan perahu agar permukaan luar perahu yang dibuat halus. Lalu tunggu sampai kering.

Gambar II.5 Pembersihan Cetakan (Sumber: dokumentasi pribadi 25/10/2014)

• Setelah cetakan kering, dilanjutkan dengan pelapisan cetakan dengan menggunakan obat air (PPA) yang berfungsi sebagai pemisah antara cetakan dengan bahan yang akan dicetak sehingga mudah melepasnya.

• kemudian pembuatan pola yang sesuai dengan keinginan konsumen atau pemesan.

• Lalu campurkan dengan merata antara gel (erosil), pigment (warna), minyak resin, dan catalyst. Lapisan ini berfungsi sebagai lapisan luar perahu.

(22)

13 Gambar II.6 Pelapisan Cetakan

(Sumber: dokumentasi pribadi 25/10/2014)

• Tunggu sampai lapisan tersebut kering, memakan waktu kurang lebih 1-2 hari tergantung cuaca.

• Setelah kering, lapisi cetakan menggunakan serat met tipe 300 dan woven roving (serat kasar) tipe 600 & 800. Susunannya adalah woven ropping berada di tengah-tengah antara lapisan serat met pertama dan ke dua.

• Lapisi kembali dengan campuran gel (erosil), pigment (warna), minyak resin, dan catalyst. Agar lapisan serat merekat ke lapisan luar dan kuat. Adapun warna yang lazim digunakan adalah warna biru. Karena warna ini lebih bisa menyesuaikan dengan mata ketika siang atau pun malam hari.

• Tunggu sampai lapisan tersebut benar-benar kering.

• Setelah kering, cungkil salah satu bagian perahu kemudian masukkan air. Tunggu sampai cetakan dengan perahu terpisah otomatis oleh air.

(23)

14 Gambar II.7 Pemasangan Tulang

(Sumber: dokumentasi pribadi 25/10/2014)

• Angkat perahu lalu pindahkan untuk proses finishing.

• Pembuatan lambung yang berfungsi sebagai hampa udara agar perahu mempunyai daya apung.

(24)

15 II.4.2 Kehidupan Pengrajin Perahu

Kehidupan pengrajin perahu di Pangandaran masih kurang di ketahui keberadaannya oleh masyarakat luas, di Pangandaran pengrajin perahu masih terdengar asing karena masyarakat hanya sekedar mengetahui sebuah perahunya yang sudah jadi, padahal kehidupan pengrajin perahu di Pangandaran sangat beperan penting akan jasa-jasa mereka yang menghasilkan alat transportasi laut berupa perahu. Di Pangandaran ada kehidupan seorang pengrajin perahu yang bernama Tio. Tio memiliki beberapa kegiatan setiap hari sebagai pengrajin perahu berbahan dasar fiberglass. Kegiatan awal dimulai pagi yaitu bangun tidur lalu duduk di depan rumah sambil merokok dengan memakai kaos dan celana pendek. Sambil menunggu istri memasak Tio duduk di depan menikmati secangkir kopi hitam. Makanan pun akhirnya matang dan Tio segera menikmati makanan tersebut. Selesai menikmati makanan tersebut barulah Tio pergi mengambil handuk untuk mandi dan mempersiapkan diri untuk bekerja.

Dalam berkerja Tio biasa memakai kaos polos dan celana pendek. Tio tidak bekerja sendirian selalu ada beberapa teman dalam bekerja. Tio bekerja mulai pukul 08.00 pagi, pada waktu siang hari, Tio dan teman-temannya segera beristirahat dan tidak lupa untuk melalukan sholat Dzuhur yang merupakan kewajiban seorang muslim. Selesai sholat Dzuhur Tio menikmati makanan bersama teman-temannya, setelah menikmati makan siang baru Tio melanjutkan pekerjaan dalam membuat perahu hingga sore hari sekitar pukul 17.00 sore. Tio pun segera bergegas pulang dan kegiatan dilanjutkan dengan mandi sore. Kemudian Tio berangkat ke masjid untuk melaksanakan sholat maghrib berjamaah. Sepulang dari masjid Tio istirahat merebahkan badan untuk memulihkan tubuh yang letih sambil menonton televisi. Apabila ada waktu libur Tio melakukan kegiatan lain yaitu bernelayan.

II.5 Target Dan Segmentasi Audien

(25)

16 pemilihan target audiens dari video dokumenter ini dipandang dari segi demografis, geografisnya dan psikografis.

Konsep segmentasi memiliki peranan penting dalam memahami audien. Menurut Morisan (2008) “segmetasi pasar audien adalah suatu konsep yang sangat penting dalam memahami audien penyiaran dan pemasaran program” (h.167). Pada dasarnya segmentasi audien terdiri dari segmentasi, demografis, geografis dan psikografis.

Menurut Morisan (2008) “segmentasi audien berdasarkan demografis pada dasarnya adalah segmentasi yang didasarkan pada peta kependudukan, misalnya: usia, jenis kelamin, besarnya anggota keluarga, pendidikan tertinggi yang dicapai, jenis pekerjaan konsumen, tingkat penghasilan, suku, agama, dan sebagainya” (h.170). Berdasarkan segmentasi audien demografis perancangan media informasi Pengrajin Perahu Di Pangandaran adalah sebagai berikut:

• Usia : Remaja akhir (18-21 Tahun) Dewasa awal (20-24 Tahun)

Dewasa pertengahan (25-30 Tahun) • Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan

• Pekerjaan : Pekerjaan pada semua kalangan (Mahasiswa, manajer tingkat menengah, guru, manajer junior, pengawas, pelajar, karyawan kantor, suster, dll • Pendidikan : SMA, mahasiswa

(26)

17 kognitif tingkat tinggi seperti kemampuan merumuskan perencanaan strategis atau kemampuan mengambil keputusan”. Sehingga rentang usia remaja hingga pertengahan dewasa memiliki potensial yang lebih besar untuk dijadikan sebagai target audien dalam memperkenalkan proses pembuatan perahu yang ada di Pangandaran. Selain itu, tahap awal dewasa dan pertengahan dewasa memiliki karakteristik yang sesuai untuk dijadikan audien karena memiliki kekuatan untuk mempengaruhi yang tinggi.

Pembagian segmentasi audien berdasarkan geografis. Menurut Morisan (2008) “segmentasi ini membagi-bagi khalayak audien beberapa unit geografis yang berbeda yang mencakup suatu wilayah Negara, provinsi, kabupaten, kota hingga ke lingkungan perumahan” (h.176). Agar perancangan media informasi Pengrajin Perahu Di Pangandaran ini terfokus maka dibuat segmentasi audien berdasarkan segmentasi geografis sebagai berikut:

• Target Primer : Jawa Barat • Target Sekunder : Indonesia

Segmentasi psikografis menurut Morisan (2008) “segmentasi berdasarkan gaya hidup dan kepribadian manusia” (h.177). Segmentasi psikografis untuk perancangan media informasi Pengrajin Perahu Di Pangandaran adalah:

• Kelas Sosial : Semua kalangan

• Gaya hidup : Menyukai inovasi, mudah menerima gagasan- gagsan baru, senang nonton.

II.6 Solusi

(27)

18

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Menurut ( Kerzner , 2001 ), perencanaan strategis ( strategic planning ) adalah sebuah alat manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka bekerja menuju 5 sampai 10 tahun ke depan.

Strategi perancangan berasal dari dua kata yaitu strategi dan perancangan. Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Sedangakan perancangan adalah langkah pertama dalam fase pengembangan rekayasa produk atau sistem. Jadi strategi perancangan adalah sebuah proses untuk mencapai sebuah tujuan dengan cara menganalisa, menilai, memperbaiki dan mengeksekusi sebuah topik permasalahan.

Adapun tujuan dari perancangan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

a. Mengenalkan proses pembuatan perahu yang dilakukan oleh pengrajin perahu yang berada di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran kepada masyarakat Jawa Barat.

b. Menginformasikan keberadaan pengrajin perahu yang ada di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran.

c. Mempermudah target audiens untuk mengenal salah satu keterampilan proses pembuatan perahu yang ada di Kabupaten Pangandaran.

d. Untuk membangkitkan kembali gairah agar lebih mencintai keterampilan anak bangsa Indonesia.

(28)

19

III.1.1 Pendekatan Komunikasi

Menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss (sebagaimana dikutip oleh Rahmat, 2009) komunikasi yang efektif itu menimbulkan lima hal yaitu pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik, dan tindakan (h.13). Hal tersebut akan tercapai melalui satu pemahaman dan menggunakan bahasa yang semua target audein mengerti. Strategi komunikasi yang akan dilakukan melalui media yang tepat dan dapat menjawab semua permasalahan untuk mencapai tujuan. Strategi yang dilakukan yaitu menghadirkan nara sumber yang dapat menjabarkan secara historis sejarah mengenai kehidupan seorang pengrajin perahu yang ada di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran dan menginformasikan proses pembuatan perahu. Target audiens diajak memahami sebuah proses pembuatan perahu agar lebih menghargai dan lebih peduli terhadap pengrajin perahu, melalui pendekatan visual dan bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti oleh masyarakat khususnya para remaja. Pendekatan komunikasi dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan yaitu pendekatan verbal dan pendekatan visual.

III.1.1.1 Pendekatan Verbal

Berdasarkan target audien yang sudah ditentukan yaitu remaja maka bahasa yang digunakan pada narasi menggunakan bahasa Indonesia dengan struktur bahasa baku dan pada narasumber menggunakan bahasa Indonesia. Diharapkan apabila komunikasi disampaikan dengan menggunakan bahasa Indonesia dapat dimengerti oleh berbagai kalangan masyarakat.

III.1.1.2 Pendekatan Non Verbal • Visual

(29)

20

bagaimana cara bekerja keras yang dilihat dari pekerjaannya ketika membuat perahu, agar dapat diterapkan dalam kehidupan.

• Suara Atau Musik

Dalam sebuah film musik mempunyai peranan yang sangat penting. Karena dengan musik dapat memberikan irama dan bagaimana emosi yang ingin disajikan. Musik yang akan dimunculkan yaitu musik modern seperti Journey Soundtrack (Austin Wintory) Third Confluence dengan sentuhan modern dikarenakan melihat target audien. Selain itu akan dimunculkan musik-musik yang dapat memotivasi sehingga dapat meningkatkan emosional target audien.

III.1.2 Strategi Kreatif

Strategi kreatif yang akan digunakan adalah unsur real shoot, yang bertujuan untuk memvisualkan bahwa pengrajin perahu di pangandaran ini benar-benar nyata dan terdapat kisah kehidupan sehari-hari seorang pengrajin perahu. Teknik yang dimunculkan dalam video dokumenter ini adalah menggunakan beberapa teknik pengambilan gambar video seperti pengambilan low angle yaitu pengambilan gambar dari sudut bawah, normal angle yaitu pengambilan gambar dari sudut yang normal yang pengambilannya berada di tengah-tengah, high angle yaitu pengambilan gambar dari sudut atas, close-up yaitu pengambilan gambar secara dekat atau detail, extreme close-up yaitu pengambilan gambar yang sangat dekat dan lebih detail.

III.1.3 Strategi Media

(30)

21

III.1.3.1 Media Utama • Film Dokumenter

Media utama yang terpilih adalah film dokumenter karena melalui film dokumenter informasi dan pesannya dapat disampaikan melalui pengambilan gambar yang lebih nyata, agar bisa menginspirasi audiens dan untuk memberikan informasi berupa edukasi yang bermanfaat yang didapat dari pengrajin perahu di Pangandaran yang dikemas dengan tampilan yang menarik serta mengikuti perkembangan zaman. Media ini dipilih karena audio visual mencakup segala aspek indera pendengaran dan penglihatan, sehingga target audiens dapat mengerti informasi yang disampaikan.

III.1.3.2 Media Pendukung:

Media pendukung merupakan suatu media tambahan atau pelengkap agar informasi tersampaikan secara optimal, maka media pendukung meliputi:

• Poster

Poster digunakan sebagai media sosialisasi tentang pemutaran film dokumenter pengrajin perahu di pangandaran. Karena poster sudah sering digunakan sebagai media promosi, dengan demikian poster tepat untuk dijadikan media pendukung.

• Stiker

Stiker bisa juga dijadikan sarana pendukung sebagai media informasi atau tulisan dan gambar tentang pengrajin perahu di pantai Pangandaran.

T-Shirt

T-Shirt akan dibagikan kepada volunteer yang turut kesertaan dalam kesuksesan event ini.

• Media Internet (Facebook, Twitter, Youtube)

(31)

22

III.1.4 Strategi Distribusi

Strategi distribusi yang dilakukan dalam informasi ini melalui event yang bertemakan “Hajat Laut” yang akan dilaksanakan di “Pantai Timur Pangandaran” untuk mengadakan pemutaran film dokumenter mengenai pengrajin perahu di pangandaran. Selain itu juga penyebaran media utama akan dilakukan melalui media sosial online yaitu youtube, facebook, dan twitter.

Pada media T-shirt akan dibagikan kepada volunteer yang turut kesertaan dalam kesuksesan event ini.

III.2 Konsep Visual

Konsep visual merupakan konsep yang diwujudkan dalam bentuk visual. Visual yang terdapat pada media ini akan dibuat dengan film documenter kehidupan seorang pengrajin perahu di Pangandaran dan proses pembuatan perahu. Konsep yang akan digunakan adalah menggunakan unsur real shoot, secara keseluruhan unsur yang akan dibangun yaitu terdiri dari beberapa hal diantaranya akan memunculkan suasana pantai yang bertujuan agar memiliki kesan pantai Pangandaran, kemudian memunculkan keseharian seorang pengrajin perahu, dan kegiatannya. Kemudian memunculkan suasana proses pembuatan perahu dari mulai mencetak sampai jadi sebuah perahu, agar memiliki kesan bahwa membuat sebuah perahu tidak mudah dan harus melalui proses yang cukup panjang.

III.2.1 Format Desain

Format film dokumenter ini menggunakan tampilan widescreen karena sudut pandangan mata seseorang memiliki sifat horizontal, agar mendapatkan suatu kenyamanan saat menonton. Berikut adalah spesifikasi format video tersebut:

Custom video for windows

a. Frame size : 720x576 pixel b. Frame rate : 25fps

c. Aspect ration : PAL widescreen 16:9 d. Format video : wmv

e. Durasi : ± 10 menit

Audio setting

a. Sample rate : 48kHz b. Format audio : mp3

(32)

23

III.2.2 Tata Letak (layout)

Tata letak dalam film dokumenter ini menggunakan Intersection of thirds (Rule of Thirds). Komposisi Rule of thirds adalah petunjuk bagaimana caranya mengkomposisikan obyek di satu per tiga bagian dalam foto agar lebih enak dilihat. Tujuannya adalah agar video dokumenter ini terlihat menarik karena komposisi objek tidak selalu harus ada ditengah agar pengambilan gambar objek tidak membosankan untuk ditonton. Film ini menggunakan aspek rasio yang lebar agar semua bagian terekam oleh kamera. Aspek rasio yang digunakan dalam film dokumenter ini adalah 16:9, saat ini aspek rasio 16:9 merupakan rasio standar untuk film-film yang ditayangkan di bisokop Indonesia.

III.2.3 Tipografi

Tipografi dalam sebuah film digunakan sebagai informasi tambahan. Pada perancangan film dokumenter pengrajin perahu di pangandaran ini menggunakan dua jenis font yaitu Tekton Pro. Pada judul dan nama narasumber. Jenis Font ini digunakan karena sangat tepat dengan karakter pengrajin perahu yang bekerja keras. Sedangkan Adobe Caslon Pro digunakan pada credit title. Font ini dipilih karena dari segi keterbacaan sangat baik sekali.

(33)

24

III.2.4 Warna

Warna merupakan pelengkap gambar serta mewakili suasana kejiwaan pelukisnya dalam berkomunikasi. Secara visual, warna memiliki kekuatan yang mampu mempengaruhi citra orang yang melihatnya. Masing-masing warna mampu memberikan respons secara psikologis. Molly E. Holzschlag, seorang pakar tentang warna, dalam tulisannya “Creating Color Scheme” membuat daftar mengenai kemampuan masing-masing warna ketika memberikan respons secara psikologis kepada pemirsanya (Kusrianto, 2007: 47).

Warna cahaya akan merujuk pada penggunaan warna dari sumber cahaya. Warna cahaya natural akan terbatas pada dua warna saja yaitu warna sinar matahari dan juga warna sinar lampu. Warna-warna yang ingin dikeluarkan warna yang bersifat cerah, tenang, sejuk, damai, natural dan berkarakter. Warna yang digunakan juga akan diarahkan kepada kebutuhan karakter yang di hasilkan dari video pada tahap produksi maka ketika tahap editing digunakan grading color atau color correction untuk mendapatkan warna yang sesuai dengan konsep yang telah dibuat.

III.2.5 Suara

Narasi menggunakan suara wanita dengan intonasi lembut agar target audiens tertarik untuk mendengarkan informasi yang akan disampaikan. Untuk melengkapi suara narasi perlunya backsound, untuk pemilihan backsound menggunakan musik instrumen “Ethnic Mexican Ambient, Flower OST - Lazy Daydream, Flower OST - Sailing on the Wind, Journey - Third Confluence,

(34)

25

III.2.6 Ilustrasi

Gaya ilustrasi diseuaikan dengan pendekatan non verbal (visual), Pendekatan komunikasi secara visual akan menggambarkan beberapa aspek diantaranya aspek kehidupan seorang pengrajin perahu yang bekerja keras, dan proses pembuatan perahu, yang mana dalam proses tersebut dapat mempengaruhi masyarakat Pangandaran agar lebih empati dan dapat dijadikan konsep ideal dalam kehidupan. Sedangkan pada proses pembuatan perahu akan ditampilkan bagaimana cara bekerja keras yang dilihat dari pekerjaannya ketika membuat perahu, agar dapat diterapkan dalam kehidupan.

(35)

26 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA

IV.1 Media Utama

Media utama film dokumenter “ Pengrajin Perahu Menggapai Waktu ” berdurasi kurang lebih sepuluh menit ini mengangkat tentang kehidupan pengrajin perahu dan proses produksi perahu. Tujuannya untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas agar mengetahui peran pentingnya seorang pengrajin perahu dan keberadaan pengrajin perahunya.

IV.1.1 Teknis Pembuatan Video

Dalam keseluruhan film dokumenter ini “Pengrajin Perahu Menggapai Waktu” ini, ada beberapa tahap yang telah disiapkan dimulai dari pembuatan ide cerita, sinopsis, storyline dan storyboard. Setelah tahapan ide hingga storyboard sudah dipersiapkan maka langkah selanjutnya adalah pemilihan lokasi pengambilan gambar, pemilihan crew dan aktor. Kemudian properti yang dibutuhkan dan digunakan disaat film akan dimulai. Berikut adalah tahapan membuat video dokumenter.

IV.1.1.1 Sinopsis

Sinopsis adalah cerita ringkas dari keseluruhan film, pembuatan sinopsis ini dibuat berdasarkan referensi, data, dan gambaran yang terjadi atau fenomena yang terjadi dikehidupan masyarakat umum. Setelah itu dilakukan pengurutan ide cerita hingga menjadi alur yang dapat dinikmati oleh audiens. Kisah hidup Tio seorang pengrajin perahu, dalam menjalani kesehariannya sebagai pengrajin perahu di Pangandaran, Dusun Karang Sari Desa Pananjung. Tio bersama rekan kerja lainnya berusaha untuk tetap bekerja sebagai pengrajin perahu di Pangandaran. Karena pengrajin perahu di Pangandaran masih kurang diperhatikan oleh masyarakat padahal didalamnya pengrajin perhau berperan sangat penting. Namun masyarakat kurang mengetahui keberadaanya dan proses produksi.

(36)

27 IV.1.1.2 Storyline

Storyline disusun sesuai dengan ide yang akan dilakukan maupun dikembangkan, dari pengambilan visual pada saat proses pengambilan gambar yang sesuai dengan alur cerita.

Pantai Pangandaran merupakan salah satu objek wisata yang memiliki banyak keindahan alam, sehingga menjadi objek wisata andalan bagi para wisatawan. Pantai Pangandaran terdapat di Kabupaten Pangandaran (pemekaran dari Kabupaten Ciamis) yang terletak di sebelah tenggara Jawa Barat, tepatnya di Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat. Di pangandaran, tepatnya di daerah Dusun Karang Sari, Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran terdapat salah satu pengrajin perahu yang sudah lama menjalani pekerjaannya sebagai pengrajin perahu, yaitu Tio. Tio adalah salah satu pengrajin perahu yang ada di Pangandaran, kesehariannya sebagai pengrajin perahu Tio pun mempunyai beberapa kegiatan, Kegiatan awal dimulai pagi yaitu bangun tidur lalu duduk di depan rumah sambil merokok dengan memakai kaos dan celana pendek. Sambil menunggu istri memasak, Tio duduk di depan menikmati secangkir kopi. Makanan pun akhirnya matang dan Tio segera menikmati makanan tersebut. Selesai menikmati makanan tersebut barulah Tio pergi mengambil handuk untuk mandi dan mempersiapkan diri untuk bekerja.

(37)

28 IV.1.1.3 Storyboard

Storyboard ini dibuat sebagai gambaran kasar cerita film yang dapat memudahkan pada saat pengambilan gambar yang menjadi tahapan awal dari storyline.

Gambar IV.1 Storyboard Sumber : Dokumen Pribadi

IV.1.2 Teknis Editing

(38)

29 Gambar IV.2 Teknis Editing

Sumber : Dokumen Pribadi

IV.1.2.1 Setting Frame

Setting frame pada film dokumenter ini adalah 720x576px 25fps, disesuaikan dengan pengambilan gambar pada saat syuting. Hal ini dilakukan agar kualitas video yang telah diambil tetap maksimal yaitu video high definiton (HD).

(39)

30 Gambar IV.4 Seting Frame

Sumber : Dokumen Pribadi

IV.1.2.2 Import Frame

Setelah melakukan setting frame selanjutnya adalah import frame video berdasarkan arahan storyline dan Storyboard hal ini dilakukan agar dapat mempermudah proses editing.

(40)

31 IV.1.2.3 Pemotongan Frame

Pemotongan frame dilakukan untuk memastikan gambar yang perlu diambil menggunakan razor tool.

Gambar IV.6 Pemotongan Frame Sumber : Dokumen Pribadi

IV.1.2.4 Penambahan Transisi Video

Penambahan transisi video hal ini digunakan untuk mempermudah atau memperhalus perpindahan gambar agar hasil tidak terlihat seperti gambar yang berpindah secara kasar atau perpindahannya kurang bagus.

(41)

32 Gambar IV.7 Penambahan Transisi Video

Sumber : Dokumen Pribadi

IV.1.2.5 Penambahan Teks

Penambahan teks baik itu digunakan untuk judul, atau short body teks judul “Pengrajin Perahu Menggapai Waktu” maupun informasi pada videonya itu sendiri dan credit tittle juga akan sangat diprlukan penambahan teks.

(42)

33 IV.1.2.6 Penambahan Musik Dan Suara

Musik atau suara difungsikan sebagai backsound agar dalam pembuatan film dokumenter ini sangat terasa disaat adanya suatu adegan film dan backsound ini sangat berkesinambungan sekali dengan film.

Gambar IV.9 Penambahan Musik Sumber : Dokumen Pribadi

Penambaha suara disini adalah penambahan suara rekaman wawancara.

(43)

34 IV.1.2.7 Proses Rendering

Pada tahap terakhir adalah proses rendering yaitu menjadi sebuah video atau film yang utuh. Dimana satu persatu gambar mulai digabungkan dan di jadikan sebuah film dokumenter.

Gambar IV.11 Proses Rendering Sumber : Dokumen Pribadi

IV.1.3 Media Pendukung

Media pendukung dibuat sebagai alat promosi media utama film dokumenter “Pengrajin Perahu Menggapai Waktu” media pendukung tersebut adalah poster, stiker, T-shirt, dan media Internet (Facebook, Twitter YouTube).

IV.1.3.1 Poster

(44)

35 Gambar IV.12 Poster A3 29.7cm x 42cm

Sumber : Dokumen Pribadi

IV.1.3.2 Stiker

Stiker dapat dibagikan kepada masyarakat supaya dapat digunakan dan ditempelkan oleh masyarkat itu sendiri agar dapat lebih sering terlihat dan terbaca, misalkan ditempelkan dikendaraan yang secara tidak langsung dapat mengingatkan pemilik atau masyarakat yang mempunyai kendaraan agar lebih mengetahui keberadaan pengrajin perahu di Pangandaran.

(45)

36 IV.1.3.3 T-shirt

Pada media T-shirt akan dibagikan kepada volunteer yang turut kesertaan dalam kesuksesan event yang diselenggarakan.

Gambar IV.14 T-Shirt Sumber : Dokumen Pribadi

IV.1.3.4 Media Internet (Facebook, Twitter, YouTube)

Media Internet lebih cepat diketahui oleh masyarakat luas, karena zaman sekarang orang tidak lepas dari yang namanya media sosial.

(46)

37 Media sosial twitter tidak kalah eksisnya dengan media sosial lainnya, maka dari itu media sosial twitter ini dipilih untuk mempromosikan media utama.

Gambar IV.16 Media Sosial Twitter Sumber : Dokumen Pribadi

YouTube dipilih karena dalam media sosial ini tren di kalangan remaja dan menjadi jejaring sosial terbesar dalam hal membagikan sebuah video.

(47)

38 IV.1.3.5 Cover DVD

Cover DVD ini menggunakan background pantai yang di pinggirnya berjejeran perahu untuk melengkapi media pendukung.

Gambar IV.18 Cover DVD 27.3cm x 12cm Sumber : Dokumen Pribadi

IV.1.3.6 Cover DVD Dalam

Cover DVD dalam juga sama seperti cover DVD luar, agar memiliki keselarasan.

(48)

39 IV.1.4 Teknis Produksi

Teknis produksi yang digunakan adalah digital printing, beberapa media pendukung yang di produksi menggunakan digital printing diantaranya:

• Poster A3 29.7cm x 42cm

Media poster ini menggunakan bahan art paper 150gr.

- Stiker 14cm x 5cm

Media stiker ini menggunakan bahan vinyl kemudian dilaminasi dofft.

- Cover DVD

Media cover dvd ini menggunakan bahan art paper 150gr.

- Cover DVD Dalam

Media cover dvd dalam ini menggunakan bahan stiker cromo.

- T-Shirt

(49)
(50)

DATA RIWYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Irham Kahfi Adekti Jenis kelamin : Laki-laki

Tempat, tanggal lahir : Ciamis, 06April 1993 Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat lengkap : Karangsari, RT/RW 02/03 Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran

Telepon : 085223819189

E-mail : irhamboay@yahoo.com

Pendidikan

1998 – 1999 : TK Tunas Jelita, Pangandaran

1999 – 2005 : SD Negeri III Pangandaran, Pangandaran 2005 - 2008 : SMP Negeri I Pangandaran, Pangandaran 2008 – 2011 : SMA Negeri Pangandaran, Pangandaran

Gambar

Gambar II.1 Perahu Karet
Gambar II.2 Perahu Kayu
Gambar II.3 Perahu Fiberglass(Sumber: http://www.pasirpantai.com/wp-content/uploads/2013/09/Kapal-Nelayan- Pantai-Congot.jpg 01/04/15)
Gambar II.4 Pasir Putih Pangandaran (Sumber: dokumentasi pribadi 25/08/2013)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif lapangan (Field Research). Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan Yuridis Sosiologis Sumber data yang

Dengan demikian sumbangan lebih dari 50% yang berarti senam irama pada penelitian ini dapat dikatakan efektif untuk meningkatkan kebugaran jasmani anak di Sekolah Dasar dan

(Morgan, Dkk : 1986), menerangkan motivasi adalah sebagai suatu dorongan yang mendorong individu untuk menampilkan tingkah laku secara konsisten yang diarahkan

Untuk dapat menilai kewajaran dan mendeteksi adanya indikasi kecurangan, dibutuhkan auditor yang lebih berpengalaman dan kompenten, dalam hal ini adalah auditor di Kantor

Penggunaan Ca polystyrene sulfonate yang diberikan pada pasien gagal ginjal kronik hiperkalemia Rawat Inap di RSUD Kabupaten Sidoarjo terkait dosis, rute,

Pengaturan warna lampu lalu lintas di atas dapat dipilih secara acak untuk dengan urutan/siklus warna lampu yang sama.Masing-masing asumsi yang diambil dari penerapan

Yaitu Porsema (Pekan Olah Raga Madrasah), kepramukaan dasar, Jambore Nasional, Perkemahan, Ragam Penggalang nasional. Program Humas: 1) Audiensi dengan Kemenag dan

Electronic Social Network Business (E-SNB) merupakan layanan online platform, atau situs yang berfokus atau mencerminkan dari jaringan sosial atau hubungan komunitas