• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Kesehatan Ibu Hamil Di RSUD Labuhan Batu Utara Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Kesehatan Ibu Hamil Di RSUD Labuhan Batu Utara Tahun 2012"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

STATUS KESEHATAN IBU HAMIL DI RSUD

LABUHAN BATU UTARA

TAHUN 2012

SKRIPSI

Oleh

Berliana Sitanggang

111121125

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

(2)
(3)

Mempengaruhi Status Kesehatan Ibu Hamil DI RSUD Labuhan Batu Utara Tahun 2012

Nama : Berliana Sitanggang

Nim : 111121125

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun Akademik : 2012

Abstrak

Status kesehatan ibu hamil merupakan kondisi yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan janin yang sedang dikandung. Bagi ibu sendiri, kesehatan yang baik selama masa kehamilan juga akan sangat membantu ketika tiba saatnya melahirkan dan juga menyusui bayi yang baru dilahirkan. Jika status kesehatan ibu hamil buruk maka bayi yang akan dilahirkan beresiko lahir dengan berat badan dibawah normal dan juga meningkatkan resiko pendarahan pada saat persalinan dan pasca persalinan, gangguan kesehatan bahkan resiko kematian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan ibu hamil. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi status kesehatan ibu hamil. Jumlah sampel sebanyak 30 orang, yang diambil secara accidental sampling.teknik pengambilan data dengan cara penyebaran kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan karateristik responden sebagai berikut : mayoritas umur responden 20-35 tahun, pendidikan responden rata-rata adalah SMA , sebagian psikologi responden mengalami stress, pengetahuan responden pada umumnya cuku baik, dan keadaan gizi responden pada umumnya adalah cukup gizi sedangkan untuk aktivitas, rata-rata responden melakukan aktivitas yang berat. Status kesehatan responden pada umumnya adalah baik. Dengan demikian diharapkan responden lebih menjaga dan merawat kondisi kehamilannya dengan lebih baik untuk meningkatkan kesehatan ibu dan juga bayi yang dikandungnya.

(4)

PRAKATA

Segala puji syukur dan hormat penulis panjatkan hanya kepada Tuhan Yang

Maha Esa yang telah memberikan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul “faktor-faktor yang

mempengaruhi status kesehatan ibu hamil di RSUD Labuhan Batu Utara tahun 2012”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan

pendidikan dan mencapai gelar sarjana di Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara Medan.

Penyusunan skripsi ini telah banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS sebagai Pembantu Dekan I Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Siti Saidah Nst, S.Kp, M.Kep, Sp. Mat selaku dosen pembimbing

skripsi penulis yang telah menyediakan waktu serta dengan penuh

keikhlasan dan kesabaran telah memberikan arahan, bimbingan, dan ilmu

yang bermanfaat selama masa perkuliahan di fakultas keperawatan dan

selama penyusunan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Pengajar S1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara yang telah banyak mendidik penulis selama proses perkuliahan dan

(5)

5. Semua pihak yang dalam kesempatan ini tidak dapat disebutkan namanya

satu persatu yang telah banyak membantu peneliti baik dalam

penyelesaian skripsi ini di Fakultas Keperawatan USU.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa melimpahkan berkat dan karunia-Nya

kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis. Harapan penulis

semoga skripsi ini dapat bermanfaat nantinya untuk pengembangan ilmu

pengetahuan, terkhususnya ilmu keperawatan.

Medan, Februari 2012

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

2.2.3 Pemeriksaan Kehamilan ... ... 2.2.4 Faktor-Faktor Status Kesehatan Ibu Hamil ... 21

(7)

4.6Instrumen Penelitian... 40

4.7Uji Validitas ... 43

4.8Uji Reliabilitas ... 44

4.9 Pengumpulan Data ... 44

4.10 Analisa DataRencana Tindak Lanjut ... 45

BAB 5 Hasil Penelitian Dan Pembahasan ... 46

5.1Hasil Penelitian ... 46

5.2Pembahasan ... 51

BAB 6 Kesimpulan Dan Saran ... 61

6.1Kesimpulan ... . 61

6.2Saran ... . 62

Daftar Pustaka ...

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Karateristik Responden Di RSUD Labuhan Batu Utara Tahun 2012

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Status Kesehatan Ibu Hamil Berdasarkan Umur

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Status Kesehatan Ibu Hamil Berdasarkan Pendidikan

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Status Kesehatan Ibu Hamil Berdasarkan Psikologi

Tabel 5.5Distribusi Frekuensi Status Kesehatan Ibu Hamil Berdasarkan Pengetahuan

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Status Kesehatan Ibu Hamil Berdasarkan Gizi

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Status Kesehatan Ibu Hamil Berdasarkan Aktivitas

(9)

Mempengaruhi Status Kesehatan Ibu Hamil DI RSUD Labuhan Batu Utara Tahun 2012

Nama : Berliana Sitanggang

Nim : 111121125

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun Akademik : 2012

Abstrak

Status kesehatan ibu hamil merupakan kondisi yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan janin yang sedang dikandung. Bagi ibu sendiri, kesehatan yang baik selama masa kehamilan juga akan sangat membantu ketika tiba saatnya melahirkan dan juga menyusui bayi yang baru dilahirkan. Jika status kesehatan ibu hamil buruk maka bayi yang akan dilahirkan beresiko lahir dengan berat badan dibawah normal dan juga meningkatkan resiko pendarahan pada saat persalinan dan pasca persalinan, gangguan kesehatan bahkan resiko kematian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan ibu hamil. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi status kesehatan ibu hamil. Jumlah sampel sebanyak 30 orang, yang diambil secara accidental sampling.teknik pengambilan data dengan cara penyebaran kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan karateristik responden sebagai berikut : mayoritas umur responden 20-35 tahun, pendidikan responden rata-rata adalah SMA , sebagian psikologi responden mengalami stress, pengetahuan responden pada umumnya cuku baik, dan keadaan gizi responden pada umumnya adalah cukup gizi sedangkan untuk aktivitas, rata-rata responden melakukan aktivitas yang berat. Status kesehatan responden pada umumnya adalah baik. Dengan demikian diharapkan responden lebih menjaga dan merawat kondisi kehamilannya dengan lebih baik untuk meningkatkan kesehatan ibu dan juga bayi yang dikandungnya.

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan mutu

dan kemudahan pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh seluruh lapisan

masyarakat dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya pada

kelompok resiko tinggi seperti bayi, balita, ibu hamil dan ibu bersalin. Dengan

tujuan meningkatkan secara bermakna harapan hidup, menurunkan angka

kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi, menurunkan beberapa angka kesakitan

penyakit penting, menurunkan angka kecacatan dan ketergantungan serta

meningkatkan gizi masyarakat dan menurunkan angka fertilitas (Depkes, 2006).

Status Kesehatan adalah suatu keadaan kedudukan orang dalam tingkatan

sehat atau sakit.Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial

yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai kesatuan utuh terdiri

dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan didalamnya kesehatan jiwa

merupakan bagian integral kesehtan. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya

penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan

pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan

(Depkes, 2006)

Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental, dan sosial

serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.Sehat adalah aktualisasi atau

(11)

orang lain, perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten

sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan

integritas structural. Dalam pengertian yang lebih luas sehat merupakan suatu

keadaan yang dinamis dimana individu menyasuaikan diri dengan

perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit) dan

eksternal (lingkungan fisik, sosial dan ekonomi) dalam mempertahankan

kesehtannya.

Status kesehatan ibu hamil sangat berpengaruh terhadap perkembangan

janin yang sedang dikandung. Bagi ibu sendiri, kesehatan yang baik selama masa

kehamilan juga akan sangat membantu katika tiba saatnya melahirkan dan juga

menyusui bayi yang baru dilahirkan. Jika status kesehatan ibu hamil buruk,

misalnya menderita anemia maka bayi yang akan dilahirkan beresiko lahir dengan

berat badan dibawah normal dan juga meningkatkan resiko pendarahan pada saat

persalinan dan pasca persalinan, gangguan kesehatan bahkan resiko kematian.

Status kesehatan ibu hamil juga dipengaruhi oleh pola hidup yang sehat misalnya

menghindari stres dan tidak merokok juga tidak berada dilingkungan perokok,

tidak meminum minuman beralkohol, cukup berolahraga dan cukup istirahat

(Ahira, 2008).

Pada wanita hamil dengan gizi buruk perlu mendapatkan gizi yang adekuat

baik jumlah maupun susunan menu atau kualitas serta mendapat pendidikan

kesehatan tentang gizi. Akibat malnutrisi pada kehamilan yaitu berat otak dan

bagian-bagianotak serta jumlah sel otak kurang dari normal. Gizi yang baik pada

ibu hamil juga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin

(12)

Perawatan kesehatan secara sistematik yang dimulai jauh sebelum hamil tak

diragukan lagi terbukti sangat penting terhadap kesejahteraan fisik serta emosi

sicalon ibu dan juga pada calon anaknya. Sebagian besar penyakit yang pernah

dialami dan kelainan pertumbuhan yang ada telah diketahui sebelum hamil, dan

langkah-langkah yang memadai dilakukan untuk membrantasnya atau paling tidak

mengurangi pengaruh yang merugikan. Dalam segala hal ibu sebaiknya dievaluasi

sedini mungkin dan kemudian dievaluasi dengan interval yang memadai

(Pritchard, 1991).

Pada kehamilan normal dengan janin tunggal, terdapat dasar fisiologik

mengenai peningkatan berat badan paling sedikit 20 pons. Pada wanita yang

sebelum hamil mempunyai berat normal, peningkatan 20 sampai 27 pons terbukti

memberikan hasil hamil yang paling baik. Sesungguhnya kegagalan seorang

wanita hamil untuk meningkatkan berat badannya merupakan tanda yang tidak

baik (Pritchard, 1991).

Selama pertumbuhan dan perkembangan kehamilan dari bulan ke bulan

diperlukan kemampuan seorang ibu hamil untuk beradaptasi dengan

perubahan-perubahan yang terjadi pada fisik dan mentalnya. Perubahan ini terjadi akibat

adanya ketidakseimbangan hormon progesteron dan hormon estrogen yakni

hormon kewanitaan yang ada di dalam tubuh ibu sejak terjadinya proses

kehamilan (Mandriwati, 2008).

Mengingat pentingnya kesehatan ibu dan bayi pada tanggal 12 Oktober

2000, pemerintah telah mencanangkan Making Pregnancy Safer (MPS), Gerakan Nasional Kehamilan yang aman melindungi hak reproduksi dan hak asasi manusia

(13)

berhubungand dengan kehamilan dan persalinan. Oleh karena itu Departemen

Kesehatan melalui dinas kesehatan propinsi menganjurkan kepada setiap

penolong persalinan baik di klinik, puskesmas maupun rumah sakit harus

mendapatkan pelatihan dan mempunyai sertifikat Asuhan Persalinan Normal

(APN) supaya ibu mendapat asuhan yang tepat sejak kala satu, dua, tiga dan

empat selama persalinan sehingga persalinan dapat berlangsung normal.

Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2005

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yaitu 262/100.000 kelahiran hidup,

sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) yaitu 32/1000 kelahiran hidup.

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia ( SDKI ), Angka

Kematian Bayi (AKB) di Indonesia yaitu 35 bayi per 1000 kelahiran. Bila

dirincikan 157.000 bayi meninggal per tahun atau 430 bayi per hari. Angka

kematian bayi di Indonesia masih sangat tinggi, diperkirakan setiap jam 18 bayi di

Indonesia meninggal dunia ( Badan Pusat Statistik, 2003 ). Angka kematian bayi

Indonesia telah mengalami penurunan yang signifikan dalam upaya penurunan

kematian bayi dalam beberapa dekade terakhir. Pada 1960, Angka Kematian Bayi

(AKB) Indonesia adalah 128 per 1.000 kelahiran hidup, angka ini turun menjadi

68 per 1.000 kelahiran hidup pada 1989, 57 pada 1992 dan 46 pada 1995. Pada

dekade 1990-an, rata-rata penurunan 5% per tahun, sedikit lebih tinggi daripada

dekade 1980-an sebesar 4% per tahun ( SDKI 1991, 1994 dan 1997 ).

Berdasarkan Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara tahun 2006 angka

kematian ibu si Sumatera Utara empat tahun terakhir secara berturut-turut adalah

tahun 2002 terdapat 360 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2003 terdapat 345 per

(14)

dan 2005 terdapat 335 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Propinsi Sumut,

2006). Data yang saya dapat setelah melakukan survei awal dari Rumah Sakit

Umum Daerah Labuhan Batu Utara pada bulan januari-april tahun 2012 ibu hamil

ada sebanyak 119 orang.

Dari data di atas menunjukkan masih rendahnya status kesehatan ibu hamil.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik/menganggap penting untuk

meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan ibu hamil.

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas yang telah diuraikan permasalahan yang

ditemukan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apakah yang mempengaruhi

status kesehatan ibu hamil

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan ibu

hamil di RSUD Labuhan Batu Utara Tahun 2012

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi status kesehatan ibu hamil di RSUD Labuhan Batu Utara

Tahun 2012

2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan ibu

hamil di RSUD Labuhan Batu Utara Tahun 2012

3. Mengidentifikasi status kesehatan berdasarkan umur ibu hamil di RSUD

Labuhan Batu Utara Tahun 2012

(15)

5. Mengidentifikasi status kesehatan berdasarkan psikologi ibu hamil di

RSUD Labuhan Batu Utara Tahun 2012

6. Mengidentifikasi status kesehatan berdasarkan pengetahuan ibu hamil di

RSUD Labuhan Batu Utara Tahun 2012

7. Mengidentifikasi status kesehatan berdasarkan gizi ibu hamil di RSUD

Labuhan Batu Utara Tahun 2012

8. Mengidentifikasi status kesehatan berdasarkan aktivitas ibu hamil di RSUD

Labuhan Batu Utara Tahun 2012

1.4 Mamfaat Penelitian

1.4.1 Praktek Keperawatan

Dapat dijadikan sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi praktek

keperawatan dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan faktor-faktor

yang mempengaruhi status kesehatan ibu hamil.

1.4.2 Pendidikan Keperawatan

Dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan yang berharga bagi

peneliti, sehingga dapat menerapkan pengalaman ilmiah yang diperoleh untuk

penelitian di masa mendatang.Selain itu juga menyediakan informasi mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan ibu hamil.

1.4.3 Penelitian Keperawatan

Dapat menambah informasi bagi penelitian keperawatan mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu hamil sehingga memberikan ide

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Status Kesehatan

Status Kesehatan adalah suatu keadaan kedudukan orang dalam tingkatan

sehat atau sakit. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial

yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

ekonomis.Dalampengertianini maka kesehatan harus dilihat sebagai kesatuan utuh

terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan didalamnya kesehatan jiwa

merupakan bagian integral kesehatan (Depkes, 2006)

Menurut WHO tahun 2000, kesehatan mencakup 3 aspek, yakni: kesehatan

jasmani, kesehatan rohani, dan kesehatan sosial. Konsep sehat ini tidak jauh

dengan konsep sehat yang tertuang dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang

kesehatan yang menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari

badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan

ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu

kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental, dan sosial serta di

dalamnya kesehatan jiwa yang merupakan bagian integral kesehatan.

Konsep hidup sehat sampai saat ini masih relevan untuk diterapkan.Kondisi

sehat secara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan juga spiritual

dan sosial dalam bermasyarakat.Untuk menciptakan kondisi sehat seperti ini

diperlukan suatu keharmonisan dalam menjaga kesehatan tubuh.Adaempat faktor

(17)

merupakan faktor determinan timbulnya masalah kesehatan.Keempat faktor

tersebut terdiri dari faktor perilaku/gaya hidup(life style), faktor lingkungan(sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan

kualitasnya) dan faktor genetik(keturunan).Keempat faktor tersebut saling

berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat kesehatan

masyarakat.Diantara faktor tersebut faktor perilaku manusia merupakan faktor

determinan yang paling besar dan paling sukar ditanggulangi, disusul dengan

faktor lingkungan.Hal ini disebabkan karena faktor perilaku yang lebih dominan

dibandingkan dengan faktor lingkungan karena lingkungan hidup manusia juga

sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat (Blum, 2000)

2.1.1 Aspek-aspek kesehatan

Pada dasarnya kesehatan itu meliputi empat aspek, antara lain :

a. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit

atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit.

Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.

b. Kesehatan mental jiwa mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan

spiritual. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran,

emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan

emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya Spiritual sehat

tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian,

kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni

Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik

(18)

dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang

dianutnya.

c. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan

orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama

atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling

toleran dan menghargai.

d. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif,

dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat

menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial.

Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan

gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau

perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.Kesehatan adalah kondisi dinamis

manusia dalam rentang sehat sakit yang merupakan hasil interaksi dengan

lingkungan. Sesungunhnya sehat adalah suatu kondisi kesimbangan dimana

seluruh sistem organ tubuh kita bekerja dengan selaras. Faktor-faktor yang

mempengaruhi keselarasan tersebut berlangsung seterusnya adalah nutrisi yang

lengkap dan seimbang, istirahat yang cukup, olahraga yang teratur, kondisi sosial,

mental dan rohani yang seimbang juga lingkungan yang bersih.

2.2 Status Kesehatan Ibu Hamil

2.2.1 Defenisi

Status kesehatan ibu hamil merupakan hal yang sangat berpengaruh

(19)

yang baik selama masa kehamilan juga akan sangat membantu ketika tiba saatnya

melahirkan dan juga menyusui bayi yang baru dilahirkan (kusmiyati, 2009)

Status kesehatan ibu hamil merupakan suatu preoses yang butuh perawatan

khusus agar dapat berlangsung dengan baik kehamilan mengandung unsur

kehidupan ibu maupun janin. Resiko kehamilan ini bersifat dinamis karena ibu

hamil yang pada mulanya normal, secara tiba-tiba dapat beresiko tinggi. Jika

status kesehatan ibu hamil buruk, misalnya menderita anemia maka bayi yang

dilahirka beresiko lahir dengan berat badan rendah, bayi dengan BBLR ini

memilki resiko kesakitan seperti infeksi saluran nafas bagian bawah dan kemtian

yang lebih tinggi dari pada bayi yang dilahirkan dengan berat badan normal. Bagi

ibu sendiri anemia ini meningkatkan resiko pendarahan pada saat persalinan dan

pasca persalinan, gangguan kesehatan bahkan resiko kematian (kusmiyati, 2009)

Kesehatan ibu hamil dapat terwujud dengan berperilaku hidup sehat selama

kehamilan yaitu merawat kehamilan dengan baik melalui asupan gizi yang baik,

memakan tablet zat besi, melakukan senam hamil, perawatan jalan lahir,

menghindari merokok dan makan obat tanpa resep. Melakukan kunjungan

minimal empat kali untuk mendapat informasi dari petugas kesehatan tentang

perawatan yang harus dilakukan (Gulardi H, 2006).

2.2.2 Kehamilan

Kehamilan (pregnancy) adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin (Wiknjosastro, 2005). Kehamilan adalah masa di mana

(20)

dapat terjadi banyak gestasi (misalnya, dalam kasus bayi kembar, atau triplet)

(Wikipedia, 2008).

Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang

sedang tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya di dalam rahim).

Kehamilan pada manusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari awal

periode menstruasi terakhir sampai melahirkan. Kehamilan merupakan suatu

proses reproduksi yang perlu perawatan khusus, agar dapat berlangsung dengan

baik kehamilan mengandung kehidupan ibu maupun janin. Resiko kehamilan ini

bersifat dinamis, karena ibu hamil yang pada mulanya normal, secara tiba-tiba

dapat menjadi berisiko tinggi. Faktor resiko pada ibu hamil seperti umur terlalu

muda atau tua, banyak anak, dan beberapa faktor biologis lainnya adalah keadaan

yang secara tidak langsung menambah resiko kesakitan dan kematian pada ibu

hamil. Resiko tinggi adalah keadaan yang berbahaya dan mungkin terjadi

penyebab langsung kematian ibu, misalnya pendarahan melalui jalan lahir,

eklamsia, dan infeksi. Beberapa faktor resiko yang sekaligus terdapat pada

seorang ibu dapat menjadikan kehamilan berisiko tinggi.

Tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Tanda yang tidak pasti (probable signs)/tanda mungkin kehamilan yaitu

amenorhea, mual dan muntah, quickening, keluhan kencing, konstipasi, perubahan berat badan, perubahan tempratur suhu basal, perubahan warna

kulit, perubahan payudara, perubahan pada uterus, tanda piskacek’s,

(21)

b. Tanda pasti kehamilan yaitu denyut Jantung Janin (DJJ), palpasi dan

Pemeriksaan diagnostik kehamilan seperti rontgenografi, ultrasonografi (USG), fetal Electrografi (FCG) dan tes Laboratorium/ Tes Kehamilan.

Proses kehamilan sampai persalinan merupakan mata rantai satu kesatuan

dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi, pemliharaan kehamilan, perubahan

endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi, dan persalinan dengan

kesiapan pemeliharaan bayi. Pada kehamilan terdapat adaptasi ibu dalam bentuk

perubahn fisiologis dan psikologis dalam kehamilan seperti perubahan-prubahan

fisiologis dalam kehamilan.

2.2.3 Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal care)

Antenatal care adalah cara penting untuk memonitor dan mendukung

kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.

Pelayanan antenatal atau yang sering disebut pemeriksaan kehamilan adalah

pelayanan yang di berikan oleh tenaga profesional yaitu dokter spesialisasi bidan,

dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan. Untuk itu selama masa

kehamilannya ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter

sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan

asuhan antenatal. Bidan melakukan pemeriksaan klinis terhadap kondisi

kehamilannya. Bidan memberi KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) kepada ibu

hamil, suami dan keluarganya tentang kondisi ibu hamil dan masalahnya.16

Cakupan K1 merupakan gambaran besaran ibu hamil yang melakukan kunjungan

pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan, untuk mendapatkan pelayanan antenatal.

kunjungan ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal

(22)

minimal 1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua, dan 2 kali pada

triwulan ketiga umur kehamilan.13 Perawatan yang diberikan kepada ibu hamil

secara berkala dan teratur sangat penting, sebab merupakan upaya bersama antara

petugas kesehatan dan ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat, mengenai

aspek kesehatan dari ibu dan janin untuk menjaga kelangsungan kehamilan,

pertumbuhan janin dalam kandungan, kelangsungan hidup ibu dan bayi setelah

lahir.

Pemeriksaan kehamilan dilaksanakan sesuai standar 7T yaitu :

1. (Timbang) berat badan

Berat badan ibu selama kehamilan haruslah bertambah. Pertambahan berat

badan ibu selama hamil merupakan salah satu indikator penilaian status gizi,

indikator tumbuh kembang janin. Pertambahan berat badan selama hamil rata-rata

0,3-0,5 kg per minggu. Dalam KMS ibu hamil selama trimester I kisaran

pertambahan berat sebaiknya 1-2 kg (350-400gr/mg). Sementara trimester II dan

III, sekitar 0,34-0,50 kg tiap minggu pertumbuhan janin, plasenta serta

penambahan jumlah cairan amnion berlangsung sangat cepat selama trimester III.

Berat badan janin bertambah sebesar 5 gr sehari pada minggu ke 14-15 dan

menjadi 10 gr pada minggu ke 20, kecepatan tumbuh sebesar 30-35 gr sehari

berlangsung pada minggu ke 32-34 dan berubah menjadi 230 gr seminggu pada

minggu ke 33-36. Pada akhir kehamilan pertambahan berat badan total sebanyak

12,5 kg (Arisman, 2007). Bila terdapat kenaikan berat badan yang berlebihan,

perlu dipikirkan adanya kemungkinan preeklamsi, kehamilan kembar atau

(23)

2. Ukur (tekanan) darah

Tekanan darah diperiksa dan dicatät setiap kunjungan. Bila lebih tinggi dari

sebelumnya, perlu diteliti dan harus diberitahukan apa yang harus dilakukan oleh

penderita. Tekanan darah ibu hamil yang normal tidak boleh lebih dan 30 mmHg

systole dan 15 mmHg diastole.

3. Ukur (tinggi) fundus uteri

Pengukuran tinggi fundus uteri mulai dari batas atas symsis dan disesuaikan

dengan hari pertama haid terakhir. Tinggi fundus uteri diukur pada kehamilan >12

minggu karena pada usia kehamilan ini uterus dapat diraba dari dinding perut dan

untuk kehamilan > 24 minggu dianjurkan mengukur dengan pita meter. Tinggi

fundus uteri dapat menentukan ukuran kehamilan. Bila tinggi fundus kurang dari

perhitungan umur kehamilan mungkin terdapat gangguan pertumbuhan janin, dan

sebaliknya mungkin terdapat gemeli, hidramnion atau molahidatidosa (Depkes,

2007).

Pengukuran tinggi fundus uteri adalah merupakan pemeriksaan palpasi

abdomen, pada pemeriksaan palpasi ini ada cara menurut Leopold (yang sering) I,

II, III, IV dan atau cara Kenebel, Budin dan Ahfeld (Mochtar, 1998). Biasanya

bila dilakukan pemeriksaan tinggi fundus uteri dengan cara Leopold I diteruskan

dengan Leopold II, III, dan IV sekaligus perabaan gerakan janin dan pemeriksaan

auskultasi untuk mendengarkan denyut jantung janin. Tujuan utama dari

pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan janin dengan menilai

besarnya tinggi fundus uteri yang tidak sesuai dengan usia kehamilan, atau

penilaian terhadap janin yang tumbuh terlalu besar sehingga tinggi fundus uteri

(24)

Menurut spiegelberd dengan jalan mengukur tinggi fundus uteri dari simfisi

maka diperoleh :

- 22 – 28 minggu : 24 – 25 cm di atas simfisis.

- 28 minggu : 26,7 cm di atas simfisis.

- 30 minggu : 29,5 – 30 cm di atas simfisis.

- 32 minggu : 29,5 – 30 cm di atas simfisis.

- 34 minggu : 31 cm di atas simfisis.

- 36 minggu : 32 cm di atas simfisis.

- 38 minggu : 33 cm di atas simfisis.

- 40 minggu : 37,7 cm di atas simfisis.

Menurut Sarwono (2008), pengukuran tinggi fundus uteri, kemudian hasil

pengukuran dimasukkan dalam perhitungan dengan menggunakan rumus:

Berat badan janin = (Tinggi Fundus Uteri – 13) x 155 gram: untuk kepala janin

yang masih floating.

Berat badan janin = (Tinggi Fundus Uteri – 12) x 155 gram: untuk kepala janin

yang sudah memasuki pintu atas panggul.

Berat badan janin = (Tinggi Fundus Uteri – 11) x 155 gram: untuk kepala janin

yang sudah melewati atas panggul.

Pengukuran tinggi fundus uteri juga dapat dilakukan pada posisi ibu tidur

terlentang, ibu diminta untuk berkemih sehingga kandungan kemih dalam keadaan

kosong. Titik 0 pada pengukurannya adalah tulang symphisis pubis. Pemeriksaan

(25)

dari titik nol setinggi umbilikus kemudian ditambahkan dari hasil pengukuran

yang kembali dimulai dari umbilikus fundus uteri (Henretty, 2006).

4. Pemberian Imunisasai (Tetanus Toxoid) TT lengkap

Tinjauan pemberian imunisasi TT (tetanus toxoid) adalah untuk melindungi ibu dan bayi dan infeksi tetanus neonatorum. Pemberian TT baru menimbulkan

efek perlindungan bila diberikan sekurang-kurangnya 2 kali dengan variabel 4

minggu kecuali bila sebelumnya ibu telah mendapat TT 2 kali pada kehamilan

yang lalu atau pada masa calon pengantin. Maka TT cukup diberikan satu kali saja

(TT ulang). Bila ibu pernah mendapatkan suntikan TT 2 kali, diberikan suntikan

ulang/boster 1 kali pada kunjungan antenatal yang pertama (Depkes, 2007).

5. Pemberian Tablet Zat Besi

Tujuan pemberian tablet zat besi adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe

pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa hamil volume darah ibu mengalami

pengenceran hingga kira-kira 25%, sedangkan pada masa nifas terjadi banyak

pendaharan sehingga membutuhkan Fe yang lebih banyak (Pusdiknakes, 2001).

Kebijakan program KIA di Indonesia saat ini menekankan pemberian tablet Fe

(320 mg sulfasferosis dan 0,5 mg asam folat) untuk semua ibu hamil sebanyak l x

1 tablet selama 90 hari. Jumlah tersebut mencukupi kebutuhan tambahan zat besi

selama hamil yaitu 1000 mg. Bila ditemukan anemia pada ibu hamil diberikan

tablet zat besi (Fe) dan dilakukan pemantauan Hb 1 kali dalam bulan.

Daya serap tubuh terhadap zat besi akan baik apabila dihindari

mengkonsumsi tembakau, teh dan kopi untuk membantu penyerapan, dianjurkan

(26)

6. Tes terhadap Penyakit Menular Seksual

Tes penyakit menular seksual sangat penting karena banyak gejala

asimtomatik penyakit menular seksual ini yang tidak diketahui seperti sipilis,

gonorrhoe, clamidya trachomatis ataupun AIDS.

7. Tes penyakit menular seksual dapat dilakukan mulai dari:

a. Mengkaji riwayat penyakit terdahulu, riwayat obstetric, riwayat sosial dan

lain-lain.

b. Melakukan pemeriksaan fisik mulai dan inspeksi seperti pada alat genitalia dan

mungkin juga dibutuhkan palpasi. Bila ada indikasi maka perlu dilakukan

pemeriksaan laboratorium, seperti pemeriksaan Torch, VDRI dan juga

pemeriksaan AIDS. 7. Temu Wicara dalam Persiapan Rujukan

Kebanyakan ibu tampak sehat-sehat saja sampai waktu persalinan dan

melahirkan. Meskipun sebagian besar ibu akan mengalami persalinan normal,

namun ada sekitar 10-15% dari mereka khususnya di Indonesia yang perlu dirujuk

ke tempat pertolongan khusus seperti transfuse darah, tindakan-tindakan khusus

(ekstraksi vakum, seksio secarea dan tindakan bedah obstetric). Karena itu

seringkali ada suatu masalah yang muncul saat persalinan, seringkali sulit

melakukan upaya rujukan dengan cepat. Penundaan dalam membuat keputusan

dan pengiriman si ibu ke tempat rujukan akan menyebabkan tertundanya ibu

mendapatkan penatalaksanaan yang diharapkan. Penundaan ini akan

(27)

Tujuan Pemeriksaan Kehamilan

Tujuannya adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan

anak selama dalam kehamilan, persalinan, dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan

anak yang sehat. Dengan pemeriksaan kehamilan dapat mengenali dan menangani

faktor resiko yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas,

mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin, menurunkan

angka morbiditas dan mortalitas anak, memberikan nasihat-nasihat tentang cara

hidup sehari-hari, keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas, dan laktasi,

dan juga mengembalikan kesehatan ibu saat akhir kala nifas. pemeriksaan ini

dilakukan dengan jadwal :

1. Minimal 1 kali pada trimester I (sebelum 14 minggu)

2. Minimal 1 kali pada trimester II (antara minggu 14-28)

3. Minimal 2 kali pada trimester III. (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu

ke-36).

2.2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Status Kesehatan Ibu Hamil

Faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan ibu hamiladalah :

a. Umur

Istilah usia diartikan dengan lamanya keberadaan seseorang diukur

dalamsatuan waktu di pandang dari segi kronologik, individu normal yang

memperlihatkanderajat perkembangan anatomis dan fisiologik sama (Nuswantari,

1998).

Usia adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau

(28)

diperoleh melaluipengisian kuesioner.Penyebab kematian maternal dari faktor

reproduksi diantaranya adalahmaternal age/usia ibu. Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untukkehamilan dan persalinan adalah 20-30

tahun. Kematian maternal pada wanita hamildan melahirkan pada usia di bawah

20 tahun ternyata 2 sampai 5 kali lebih tinggi daripada kematian maternal yang

terjadi pada usia 20 sampai 29 tahun. Kematian maternalmeningkat kembali

sesudah usia 30 sampai 35 tahun (Sarwono, 2008).Usia seorang wanita pada saat

hamil sebaiknya tidak terlalu muda dan tidakterlalu tua. Umur yang kurang dari

20 tahun atau lebih dari 35 tahun, berisiko tinggiuntuk melahirkan. Kesiapan

seorang perempuan untuk hamil harus siap fisik, emosi,psikologi, sosial dan

ekonomi (Ruswana, 2006).

1. Usia < 20 tahun (terlalu muda untuk hamil)

Yang dimaksud dengan terlalu muda untuk hamil adalah hamil pada

usia<20 tahun. Pada usia< 20 tahun secara fisik kondisi rahim dan panggul belum

berkembang optimal, sehingga dapat mengakibatkan risiko kesakitan dan

kematian pada kehamilan dan dapat menyebabkan pertumbuhan serta

perkembangan fisik ibu terhambat.

Remaja adalah individu antara umur 10-19 tahun. Penyebab utama

kematianpada perempuan berumur 15-19 tahun adalah komplikasi kehamilan,

persalinan, dankomplikasi keguguran. Kehamilan dini mungkin akan

menyebabkan para remaja mudayang sudah menikah merupakan keharusan sosial

(karena mereka diharapkan untukmembuktikan kesuburan mereka), tetapi remaja

tetap menghadapi risiko-risikokesehatan sehubungan dengan kehamilan dini

(29)

sebelum remaja berkembang secara penuh,juga dapat memberikan risiko

bermakna pada bayi termasuk cedera pada saatpersalinan, berat badan lahir

rendah, dan kemungkinan bertahan hidup yang lebihrendah untuk bayi

tersebut.Wanita hamil kurang dari 20 tahun dapat merugikan kesehatan ibu

maupunpertumbuhan dan perkembangan janin karena belum matangnya alat

reproduksi untukhamil. Penyulit pada kehamilan remaja (<20 tahun) lebih tinggi

dibandingkan kurunwaktu reproduksi sehat antara 20-30 tahun. Keadaan tersebut

akan makin menyulitkanbila ditambah dengan tekanan (stress) psikologi, sosial,

ekonomi, sehinggamemudahkan terjadinya keguguran (Manuaba, 1998).

Manuaba (2007), menambahkan bahwa kehamilan remaja dengan usia

dibawah 20 tahun mempunyai risiko:  Sering mengalami anemia.

 Gangguan tumbuh kembang janin.  Keguguran, prematuritas, atau BBLR.  Gangguan persalinan.

 Preeklampsi.

 Perdarahan antepartum.

Para remaja yang hamil di negara-negara berkembang seringkali

mencaricara untuk melakukan aborsi. Di negara-negara di mana aborsi adalah

ilegal ataudibatasi oleh ketentuan usia, para remaja ini mungkin akan mencari

penolong ilegalyang mungkin tidak terampil atau berpraktik di bawah

kondisi-kondisi yang tidakbersih. Aborsi yang tidak aman menempati proporsi tinggi

(30)

2. Usia 20 - 35 tahun (usia reproduksi)

Usia ibu sangat berpengaruh terhadap proses reproduksi. Dalam kurun

waktu reproduksi sehat diketahui bahwa usia yang aman untuk kehamilan dan

persalinan adalah usia 20 - 35 tahun, dimana organ reproduksi sudah sempurna

dalam menjalani fungsinya (BKKBN, 1999).

3. Usia > 35 tahun (terlalu tua untuk hamil)

Yang dimaksud dengan terlalu tua adalah hamil diatas usia 35 tahun,

kondisi kesehatan ibu dan fungsi berbagai organ dan sistem tubuh diantaranya

otot, syaraf, endokrin dan reproduksi mulai menurun. Pada usia lebih dari 35

tahun terjadi penurunan curah jantung yang disebabkan kontraksi miokardium.

Ditambah lagi dengan tekanan darah dan penyakit lain yang melemahkan kondisi

ibu, sehingga dapat mengganggu sirkulasi darah ke janin yang berisiko

meningkatkan komplikasi medis pada kehamilan, antara lain : keguguran,

eklamsia dan perdarahan.

Risiko keguguran spontan tampak meningkat dengan bertambahnya

usiaterutama setelah usia 30 tahun, baik kromosom janin itu normal atau tidak,

wanitadengan usia lebih tua, lebih besar kemungkinan keguguran baik janinnya

normal atauabnormal.

Semakin lanjut usia wanita, semakin tipis cadangan telur yang ada,

indungtelur juga semakin kurang peka terhadap rangsangan gonadotropin. Makin

lanjut usiawanita, maka risiko terjadi abortus, makin meningkat karena

menurunnya kualitas seltelur atau ovum dan meningkatnya risiko kejadian

(31)

b. Pendidikan

Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang untuk

bertindak dan mencari penyebab serta solusi dalam hidupnya. Orang yang

berpendidikan tinggi biasanya akan bertindak lebih rasional. Oleh karena itu

orang yang berpendidikan akan lebih mudah menerima gagasan baru.29 Demikian

halnya dengan ibu yang berpendidikan tinggi akan memeriksakan kehamilannya

secara teratur demi menjaga keadaan kesehatan dirinya dan anak dalam

kandungannya.

Menurut Notoatmodjo (2003), pendidikan adalah proses mengajar yang

berarti didalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau

perubahan kearah yang lebih dewasa lebih baik dan lebih matang pada diri

individu, kelompok atau masyarakat. Pendidikan orang tua merupakan salah satu

factor yang penting dalam tumbuh kembang anak karena pendidikan yang baik,

maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara

pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikan

dan sebagainya.

Seseorang yang berpendidikan akan berbeda tingkah lakunya dengan orang

yang hanya berpendidikan dasar. Rendahnya tingkat pendidikan seseorang atau

masyarakat sangat berpengaruh juga terhadap peningkatan derajat kesehatan, oleh

karena sikap masyarakat akan terbuka dengan hal-hal atau motivasi baru

(Notoatmojo, 2003).

1. Jenis Pendidikan

(32)

- Pendidikan Formal

Pendidikan formal adalah pendidikan yang diperoleh oleh seseorang di

sekolah secara teratur, sistematik, bertingkat dengan mengikuti syarat-syarat yang

jelas dan ketat mulai dari TK, SD, SMP dan Perguruan Tinggi.

Menurut Depdiknas UU RI No 20 (2003) pendidikan formal adalah jalur

pendidikan terstruktur dan berjenjang sebagai berikut :

a) Pendidikan Dasar

Merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan

menengah, pendidikan dasar berbentuk SD / MI (madrasah Ibdtidayah) dan SMP /

MTS (Madrasah Tsanawiyah)

b) Pendidikan Menengah

Merupakan lanjutan pendidikan dasar, pendidikan menengah berbentuk

SMA / MA (Madrasah Aliyah)

c) Pendidikan Tinggi

Merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang

mencakup pendidikan Program Pendidikan Diploma, Sarjana, Register Spesialis,

dan dokter yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi dengan sistem terbuka.

- Pendidikan Informal

Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang dari

pengalaman sehari-hari seumur hidup yang diperoleh dari pekerjaan, keluarga,

pergaulan/lingkungan.

(33)

Pendidikan nonformal merupakan pendidikan pada umumnya yang

dilakukan di luar sekolah yang secara potensial dapat membantu dan

menggantikan pendidikan formal dalam aspek tertentu.

Pendidikan orangtua merupakan salah satu faktor yang penting dalam

tumbuh kembang anak, karena pendidikan yang baik, maka orangtua dapat

menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang

baik, bagaimana cara menjaga kesehatan anaknya.

Seseorang yang berpendidikan akan berbeda tingkah lakunya dengan orang

yang hanya berpendidikan dasar. Rendahnya tingkat pendidikan seseorang atau

masyarakat sangat berpengaruh juga terhadap peningkatan derajat kesehatan, oleh

karena sikap masyarakat akan terbuka dengan hal-hal atau motivasi baru

(Notoatmojo, 2003).

c. Psikologis

Selama hamil kebanyakan wanita mengalami perubanhan psikologis dan

emosional. Seringkali kita mendengar seorang wanita mengatakan betapa

bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu, namun tidak jarang ada wanita

yang merasa khawatir kalau ada masalah dalam kehamilannya. Khawayir dia akan

kehilangan kecantikannnya atau bila nanti anak yang dilahirkannya tidak normal.

Agar proses psikologis didalam kehamilan berjalan normal dan baik maka ibu

hamil perlu mendapatkan dukungan dan kenyamanan dalam psikologisnya.

Dukungan bisa berasal dari berbagai pihak baik itu dari suami, orang tua, anak,

teman dan orang-orang disekelilingnya.

Status emosional dan psikologis ibu ikut menentukan keadaan yang timbul

(34)

dimana kehamilan segabai proses fiologis menjadi kehamilan patolgis. Peristiwa

kehamilan adalah peristiwa fisiologis, namun proses tersebut dapat mengalami

penyimpangan sampai berubah menjadi patologis. Ada 2 macam stresor, yaitu :

1. Stressor internal, meliputi kecemasan, ketengangan, ketakutan, penyakit,

cacat, tidak percaya diri, perubahan penampilan, perubahan peran sebagai

orang tua, sikap ibu terhadap kehamilan, takut terhadap kehamilan,

persalinan dan kehilangan pekerjaan.

2. Stressor eksternal yaitu maladaptasi, reletionship, kasih sayang, suport

mental, gagal membina keluarga (Kusmiyati, 2008).

Pada peristiwa kehamilanmerupakan suatu rentang waktu, dimana tidak

hanya terjadi perubahan fisiologis, tetapi juga terjadi perubahan psikologis yang

memerlukan penyesuaian emosi, pola berpfikir dan berperilaku yang berlanjut

hingga lahir bayi. Untuk alasan ini sehingga kehamilan harus dipandang sebagai

proses panjang yang mempunyai efek tidak hanya pada ibu tetapi juga

keluarganya. Pada asuhan kehamilan tidak hanya aspek fisik saja tetapi juga aspek

psikologis atau jiwa (Kusmiyati, 2008).

Latar belakang munculnya gangguan psikologi atau kejiwaan adalah

berbagai ketidakmatangan dalam perkembangan emosional dan psikoseksual

dalam rangka kesanggupan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan situasi

tertentu termasuk kehamilan. Kadang-kadang muncul penyakit jiwa

(psikosis)dalam kehamilan. Kelainan jiwa dapat menjadi berat dalam kehamilan.

Dada beberapa kelainan spesifikdalam kehamilan yang mungkin juga

menimbulkan kelainan jiwa atau gangguan psikologis misalnya hyperemesis

(35)

jiwa yang berat perlu suport atau dorongan dan dukungan dari orang yang terdekat

dalam keluarga. Pengaruh psikologis atau gangguanjiwa terhadap kehamilan

ketidakmampuan pengasuhan kehamilan dan mempunyai potensi melakukan

tindakan yang membahayakan kehamilan (Kusmiyati, 2008).

d. Pengetahuan

Menurut Bloom yang dikutip dalam Notoatmodjo (2003), pengetahuan

adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek

melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai insentitas atau tingkat yang

berbeda-beda. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melalui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket. Pengetahuan disini yang dimaksud adalah

pengetahuan ibu mengenai kehamilan. Bila pengetahuan mereka sudah baik

terhadap perawatan kandungan maka kepatuhan seseorang untuk memeriksakan

kehamilannya juga akan dapat terjaga. Apabila pengetahuan belum sepenuhnya

dimiliki maka untuk mengikuti anjuran untuk memeriksakan kehamilannya

kurang dapat terwujud.

Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”

dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau kognitf merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya sikap seseorang.

Menurut Notoatmodjo (2003), tingkat pengetahuan antara lain : Tahu

(36)

(comprehension) yaitu sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan kembali,

Aplikasi (application) yaitu sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi, kondisi sebenarnya dapat menggunakan metode,

rumus dan prinsip-prinsip, analisa (analysis) yaitu analisa untuk menjabarkan

materi atau objek kedalam suatu komponen. Tetapi masih dalam struktur

organisasi dan masih berkaitan satu sama lain, Sintesis (Synthesis) yaitu suatu

kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam

suatu bentuk keseluruhan yang baru, evaluasi (evaluation) yaitu evaluasi

kemampuan melakukan penilaian atau justifikasi terhadap suatu materi atau objek

- Cara untuk memperoleh pengetahuan 1) Cara tradisional

a. Cara coba (trial and error)

Cara ini dlakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memencahkan

masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil dicoba kemungkinan

lain.

b. Cara kebiasaan otoritas

Sumber pengetahuan dapat berupa pemimpin masyarakat baik formal maupun

informal, ahli agama, dan pemegang pemerintah.

c. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh

pengetahuan dan cara mengulangi kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan masalah yang lain yang dapat digunakan cara tersebut.

(37)

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan

pikir baik melalui jalan induksi maupun jalan deduksi.

2) Cara Modern

Merupakan cara penggambungan antara proses berfikir deduktif-induktif

yang dijadikan dasar untuk mengembangkan metode penelitian yang lebih praktis.

Tingkat pengetahuan dibagi 3 kategori (Nursalam, 2008):

a. Tingkat pengetahuan baik apabila respondent dapat menjawab dengan benar

76% - 100% dari keseluruhan pertanyaan diberikan

b. Tingkat pengetahuan cukup jika respondent dapat menjawab dengan benar

56% - 75% dari keseluruhan pertanyaan yang diberikan.

c. Tingkat pengetahuan kurang baik jika respondent dapat menjawab dengan

benar ≤ 56% dari keseluruhan pertanyaan yang diberikan.

Pengetahuan dapat membentuk kepercayaan (Rahmat,2001). Pengetahuan

berhubungan dengan jumlah informasi yang dimiliki seseorang.

e. Gizi

Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan pada masa kehamilan,

karena faktor gizi sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu hamil selama

hamil serta guna pertumbuhan dan perkembangan janin. Hubungan antara gizi ibu

hamil dengan faktor ekonomi, sosial, atau keadaan lain yang meningkatkan

kebutuhan gizi ibu hamil dengan penyakit infeksi tertentu termasuk juga persiapan

fisik untuk masa persalinan. Kebutuhan ibu hamil secara garis besar adalah asam

folat, energi, protein, zat besi (Fe), kalsium, pemberian supleman vitamin D

(38)

musim dinggin yang panjang dan pemberian yodium pada daerah yang endemik

kretinisme (Kusmiyati, 2008)

Saat hamil diperlukan tambahan zat gizi seperti karbohidrat, protein, lemak,

vitamin, dan mineral (vitamin A, vitamin C, vitamin K, asam folat, zat besi,

yodium dan kalsium) dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh

ibu dan perkembangan janin. Ibu hamil memerlukan zat gizi yang cukup sebelum,

selama dan sesudah kehamilan. Zat gizi tersebut dibutuhkan untuk pertumbuhan

otot, organ tubuh, jaringan gigi, tulang, dan pembentukan sel darah merah.

Apabila asupan gizi ibu kurang, maka janin akan mengambil simpanan makanan

dari tubuh ibunya (Depkes 2000)

Menurut Hardinsyah dan Tambunan (2004), tambahan energi yang

dianjurkan untuk ibu hamil trimester 1 adalah sebesar 180 kkal/hari sedangkan

pada trimester 2 dan 3 tambahan kalori yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah

sebesar 300 kkal/hari. angka kecukupan energi (AKE) adalah sebesar 2000

kkal/hari dan angka kecukupan protein sebesar 52 g/hari.

Peningkatan kebutuhan gizi ibu hamil tidak hanya pada energi dan protein

saja tetapi juga zat gizi lainnya seperti vitamin dan mineral. Apabila ibu hamil

kekurangan vitamin maupun mineral maka pembentukan sel-sel tubuh anak akan

terhambat. Anak yang dilahirkan bisa kurang darah, cacat bawaan, kelainan

bentuk, atau ibu mengalami keguguran (Nadesul 2005).Pada wanita hamil dengan

gizi buruk perlu mendapat gizi yang adekuat baik jumlah maupun susunan menu

ataupu kualitasnya serta mendapat akses pendidikan kesehatan tentang gizi.

Akibat malnutrisi pada kehamilan yaitu berat otak dan bagian-bagian otak serta

(39)

melahirkan bayi prematur atau BBLR, rata-rata kenaikan berat badan selama

hamil adalah 10-20 kg atau 20% dari berat badan ideal sebalum hamil. Proporsi

kenaikan berat badan selama hamil adalah sebagai berikut :

a. Kenaikan berat badan trimester I lebih kurang 1kg.

b. Kenaikan berat badan pada trimester II adalah 3 kg atau 0,3 kg/minggu.

c. Kenikan berat badan pada trimester III adalah 6 kg atau 0,3-0,5 kg/minggu

(Kusmiyati, 2008).

Penilaian status gizi ibu hamil adalah dari :

1. Berat badan dilihat dari Quateletatau body mass index (indeks masa tubuh = IMT). Ibu hamil dengan berat badan abnormalitas kehamilan , berat badan lahir

rendah. Sedangak berat badan overweightmeningkatkan resiko atau komplikasi dalam kehamilan seperti hypertensi, janin terlalu besar sehingga kesulitan

dalam proses persalinan. Penilaian indeks masa tubuh diperoleh dengan

memperhitungkan berat badan sebelum hamil dalm kilogram dibagi tinggi

badan dalam meter kuadrat. Indikator penilaian untuk IMT adalah sebagai

berikut :

- Kurang dari 20 : Underweight / Dibawah normal - 20-24,9 : Desirabel / Normal

- 25-25,9 : Moderate obesity / Gemuk / lebih dari normal - Over 30 : Severe obesity / Sangat gemuk

2. Ukuran lingkar lengan atas

Standart minimal untuk ukuran lingkar lengan atas pada wanita dewasa atau

usia reproduksi adalah 23,5 cm. Jika ukuran kurang dari 23,5 cm makanya

(40)

3. Kadar hemoglobin (HB)

f. Aktivitas

Seorang wanita hamil boleh mengerjakan aktivitas sehari-hari asal hal

tersebut tidak memberikan gangguan rasa tidak enak.bagi wanita pekerja ia boleh

tetap masuk kantor sampai menjelang partus. Menurut analisa profesional bahwa

maksud pekerjaan atau aktivitas bagi ibu hamil bukan hanya pekerjaan keluar

rumah atau institusi tertentu, tetapi juga pekerjaan atau aktivitas sebagai ibu

rumah tangga didalam rumah, termasuk pepkerjaan sehari-hari didalam rumah dan

juga mengasuh anak. Sering ada rekomendasi untuk mengurangi aktivitas pada

ibu hamil dengan riwayat melahirkan BBLR, namun hal itu tidak terbukti efektif.

Bila seorang ibu ikut membantu penghasilan dalam rumah tangga maka

pada saat hamil mereka lebih banyak mengeluarkan tenaga dan pikiran maka

efeknya dapat berpengaruh pada pemeriksaan kehamilan. Pekerjaan sangat

menentukan terhadap seseorang untuk berbuat sesuatu kegiatan. Pekerjaan yang

dimaksud adalah pekerjaan ibu. Dengan banyak kesibukan maka ibu

kadang-kadang lupa untuk melakukan pemeriksaan kehamilan tepat waktu. Namun

pekerjaan bukanlah penghambat dalam bertindak, bila ada kemauan ataupun ibu

memiliki pengetahuanyang baik terhadap kesehatan maka ia akan berusaha untuk

melakukan tindakan dalam hal ini memeriksakan kehamilannya.

Ibu yang bekerja pada waktu bayi ada dalam kandungan tidak begitu

memengaruhi keadaan bayi asalkan pada trimester pertama dan kedua saja. Bila

ibu bekerja pada trimester ketiga maka angka prematuritas akan naik. Istirahat

pada trimester ketiga adalah sangat penting untuk ibu dan calon bayi (Indiarti,

(41)

Tidak ada rekomendasi dalam asuhan kehamilan diman ibu hamil sama

sekali tidak boleh melakukan aktivitas pekerjaan rumah ataupun bekerja diluar

rumah, yang penting diperhatikan adalah keseimbangan dan toleran dalam

pekerjaan. Karena pada kenyataannya pejerjaan selain berhubungan dengan

pemeliharaan kesehatan juga berhubungan dengan penghasilan keluarga dan

kesejahteraan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan atau aktivitas bagi ibu

hamil adalah apakah aktivitasnya beresiko bagi kehamilan. Contaoh aktivitas yang

beresiko bagi ibu hamil adalah aktivitas yang meningkatkan stress, berdiri lama

sepanjang hari , mengangkat sesuatu yang berat paparan terhadap suhu atau

kelembapan yang ekstrim tinggi atau rendah dan pekerjaan dengan paparan

radiasi.perlu disampaikan bahwa ibu hamil tetap boleh melakukan aktivitas atau

pekerjaan tetapi amati apakah pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan beresiko

atau tidak untuk kehamilan dan ada perubahan dalam aktivitas atau pekerjaan

karena berhubungan kapasitas fisik ibu dan perubahan sistem tubuh, nasehatkan

(42)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara

konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti

(Setiadi, 2007).

Konsep adalah suatu abstraksi yang dibentuk dengan menganalisa suatu

pengertian. Oleh sebab itu konsep tidak dapat diukur dan diamati secara langsung.

Dari variable itulah konsep dapat diamati atau diukur (Notoadmojo, 2003).

Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi

faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan ibu hamil. Berdasarkan tinjauan

pustaka, kerangaka penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan

ibu hamil adalah :

Faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan ibu hamil :

 Umur

 Pendidikan  Psikologis  Pengetahuan  Gizi

 Aktivitas

Status kesehatan ibu hamil :  Baik

(43)

3.2 Definisi Operasional

Tabel variable operasional penelitian

Variabel D.Operasional Alat Ukur Skala Hasil Ukur

(44)
(45)

Status kesehatan

ibu hamil.

Kondisi status kesehatan ibu

hamil selama proses

kehamilan yang dialami

meliputi : komsumsi zat

besi, status anemia,

pemeriksaan kehamilan,

berat badan dan penyakit

yang dialami.

Baik (skor = 4-5)

Cukup (skor = 2-3)

(46)

BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu strategi penelitian dalam

mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data

(Nursalam,2003). Jenis penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk

mengetahui faktor yang mempengaruhi status kesehatan ibu hamil (Alimul, 2002).

4.2 Populasi, Sampel Penelitian dan Tehnik Sampling

4.2.1 Populasi

Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karateristik tertentu

yang akan diteliti. Bukan hanya objek atau subjek yang dipelajari saja tetapi

seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek tersebut (Hidayat,

2002).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang ada dirumah

sakit Labuhan batu Utara berjumlah 119 orang.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, jumlah sampel

dalam penelitian ini, jika populasinya kurang dari 100 sebaiknya diambil semua

sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah

subjeknya besar atau lebih dari 100, dapat diambil 10-15% atau 10-25%

(Arikunto, 2006). Karena tergantung dari kemampuan penelitian dilihat dari

waktu, tenaga dan dana maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 25% dari

(47)

yang dipilih adalah ibu yang dalam kondisi hamil dan teknik pengambilan sampel

adalah accidental sampling.

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dirumah sakit umum Labuhan Batu Utara, dengan

pertimbangan lokasi yang terjangkau, jumlah sampel yang memadai, efesiensi

waktu dan biaya penelitian. Penelitian dilakukan dari bulan september 2012

sampai dengan desember 2012.

4.4 Pertimbangan Etik

Penelitian dilakukan setelah mendapatkan izin penelitian dari Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan pihak rumah sakit. Peneliti

mengakui hak-hak responden dalam menyatakan kesediaan atau ketidaksediaan

untuk dijadikan subjek penelitian. Jika responden bersedia diteliti maka terlebih

dahulu harus menandatangani lembar persetujuan (Informed Concent). Jika

responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap

menghormati haknya. Penelitian ini, juga memperhatikan etik meliputiInformed Concentyaitu lembar persetujuan diberikan kepada responden yang akan diteliti

yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat

penelitian, bila subjek menolak maka peneliti tidak memaksa dan tetap

menghormati hak-hak subjek.Anonimity (tanpa nama) yaitu untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama responden, tetapi lembar

tersebut diberikan kode. Confidentiality yaitu kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti. Hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai

(48)

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh

informasi dari responden, peneliti menggunakan kuesioner berupa data demografi,

kuesioner faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan ibu hamil.

a. Kuesioner Data Demografi

Kuesioner tentang data demografi meliputi nomor responden, umur,

pendidikan, alamat suku bangsa dan agama. Data demografi ini bertujuan untuk

membantu peneliti mengetahui latar belakang dari responden yang bisa

berpengaruh terhadap penelitian ini.

b. Kuesioner faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan ibu hamil

Kusioner faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan ibu hamil

bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang bagaimana yang berpengaruh

terhadap status kesehatan ibu hamil dan disusun dari tinjauan pustaka.

1. Psikologis

Kuesioner terdiri dari 8 pertanyaan dengan pilihan jawaban ya dan tidak.

Pertanyan yang dijawab ya diberi nilai 1 dan pertanyaan yang dijawab tidak diberi

nilai 0. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 8 dan nilai terendah adalah 0.

Berdasarkan rumus statistic :

P = P= 4

Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang sebesar 8 (selisih nilai

tertinggi dan terendah) dan banyak kelas 2 ( ya dan tidak ) maka didapatkan

(49)

bawah kelas interval pertama, dan psikologis ibu hamil dikategorikan sebagai

berikut:

Skor 0-4 = tidak ( tanpa rasa cemas yang berlebih)

Skor 5-8 = ya (cemas yang berlebih)

2. Pengetahuan

Kuesioner terdiri dari 5 pertanyaan dengan pilihan jawaban berganda.

Pertanyan yang dijawab benar diberi nilai 1 dan pertanyaan yang dijawab salah

diberi nilai 0. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 5 dan nilai terendah adalah 0.

P =

P= 1,6

Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang sebesar 5 (selisih nilai

tertinggi dan terendah) dan banyak kelas 3 (pengetahuan baik, cukup dan kurang)

maka didapatkan panjang kelas sebesar 1,6 (2). Menggunakan P = 2 dan nilai

terendah 0 sebagai batas bawah kelas interval pertama, maka pengetahuanibu

hamil dikategorikan sebagai berikut:

Skor 0-1 = kurang

Skor 2-3= cukup

(50)

3. Gizi

Kuesioner terdiri dari 5 pertanyaan dengan pilihan jawaban ya dan tidak.

Pertanyan yang dijawab ya diberi nilai 1 dan pertanyaan yang dijawab tidak diberi

nilai 0. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 5 dan nilai terendah adalah 0.

P =

P= 1,6

Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang sebesar 5 (selisih nilai

tertinggi dan terendah) dan banyak kelas 3 (baik, cukup dan kurang) maka

didapatkan panjang kelas sebesar 1,6 (2). Menggunakan P = 2 dan nilai terendah 0

sebagai batas bawah kelas interval pertama, maka gizi ibu hamil dikategorikan

sebagai berikut:

Skor 0-1 = kurang

Skor 2-3= cukup

Skor 4-5= baik

4. Aktivitas

Kuesioner terdiri dari 5 pertanyaan dengan pilihan jawaban ya dan tidak.

Pertanyan yang dijawab ya diberi nilai 1 dan pertanyaan yang dijawab tidak diberi

nilai 0. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 5 dan nilai terendah adalah 0.

P =

(51)

Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang sebesar 5 (selisih nilai

tertinggi dan terendah) dan banyak kelas 2 (ya dan tidak) maka didapatkan

panjang kelas sebesar 2,5 (3). Menggunakan P = 3 dan nilai terendah 0 sebagai

batas bawah kelas interval pertama, maka aktivitasibu hamil dikategorikan

sebagai berikut:

Skor 0-2 = tidak (tanpa aktivitas berat)

Skor 3-5= ya (aktivitas berat)

c. Kuesioner status kesehatan ibu hamil

Kuesioner terdiri dari 5 pertanyaan dengan pilihan jawaban ya dan tidak.

Pertanyan yang dijawab ya diberi nilai 1 dan pertanyaan yang dijawab tidak diberi

nilai 0. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 5 dan nilai terendah adalah 0.

P =

P= 1,6

Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang sebesar 5 (selisih nilai

tertinggi dan terendah) dan banyak kelas 3 (status kesehatan baik, cukup dan

kurang) maka didapatkan panjang kelas sebesar 2,5 (3). Menggunakan P = 3 dan

nilai terendah 0 sebagai batas bawah kelas interval pertama, maka status

kesehatan ibu hamil dikategorikan sebagai berikut:

Skor 0-1 = kurang

Skor 2-3= cukup

(52)

4.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Validitas

Validitas instrumen dikatakan valid, apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang di

kumpulkan menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Pada

penelitian ini, uji validitas instrumen dilakukan oleh ahli keperawatan maternitas

di program studi ilmu keperawatan Universitas Sumatera Utara. Dimana

instrumen diberikan kepada salah satu dosen maternitas untuk dikoreksi kemudian

diperbaiki oleh peneliti.

2. Reliabilitas

Untuk mengetahui kepercayaan (reabilitas) instrumen dilakukan uji

reabilitas sehingga dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar derajat atau

kemampuan alat ukur untuk mengukur secara konsisten sasaran yang akan diukur.

Uji reliabilitas akan dilakukan terhadap 30 orang ibu hamil. Hasil yang

didapat dianalisa melalui komputerisasi pada setiap kuesioner faktor-faktor yang

mempengaruhi status kesehatan ibu hamil. Perhitungan uji reliabilitas dilakukan

dengan menggunakan metode Cronbach alfa. Hasil reliabilitas terhadap 30 orang

responden adalah 0,dikatakan reliabilitas apabila diperoleh hasil koefisien

Gambar

Tabel variable operasional penelitian
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Status kesehatan Ibu Hamil Di RSUD
Tabel 5.2. Fakto Yang Mempengaruhi Status Kesehatan Ibu Hamil Di RSUD
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Status Kesehatan Ibu Hamil Berdasarkan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini dibuat bertujuan untuk menganalisis topologi jaringan wide area (Wide Area Network) perusahaan BP Indonesia yang meliputi wilayah West Java sampai dengan West

Pelaksanaan proses belajar mengajar PAI di sekolah tidak luput dari kesulitan-kesulitan apalagi bagi siswa yang tidak di dukung oleh lingkungan keluarga,

Sedangkan pada bagian kelas yang lain, perusahaan dapat mengklasifikasikan para suppliernya, yang memiliki kinerja kurang baik, sehingga pendakatan pada supplier ini bisa

18 Reduksi data dalam penelitian ini akan memfokuskan pada hasil wawancara dengan guru dan siswa yang mengacu pada. proses pembentukan sikap dan perilaku

- Waktu Tempuh Dilakukan dengan pencatatan waktu yang diperlukan untuk melewati segmen jalan sepanjang 50m - Intensitas Kebisingan Dengan pengukuran menggunakn alat

Ultra Adilestari stella Perkasa diperlukan suatu perancangan sistem informasi pembelian dan penjualan stok barang yang otomatis agar lebih cepat, akurat dan efisien dalam

Hasil penelitian ini tidak sesuai teori yang menyatakan bahwa riwayat demam tifoid mempengaruhi kejadian demam tifoid pada anak. Hasil penelitian ini juga berbeda

Permasalahan yang dihadapi petani pinang di daerah tersebut saat ini tidak hanya pada produktivitas yang rendah tetapi petani juga dihadapkan kepada harga jual pinang yang selain