• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN RESOURCE BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X SMA TRI SUKSES NATAR TAHUN AJARAN 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN RESOURCE BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X SMA TRI SUKSES NATAR TAHUN AJARAN 2013/2014"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN RESOURCE

BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR

SEJARAH SISWA KELAS X SMA TRI SUKSES NATAR TAHUN AJARAN 2013/2014

Oleh Melisa Rahayu

0853033030

Dalam setiap kegiatan pembelajaran tentunya ada sebuah metode/pendekatan yang digunakan seorang guru dalam proses kegiatan belajar mengajar agar tercapai sebuah tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran biasanya tujuan yang ingin dicapai itu meliputi 3 domain yaitu domain kognitif, domain afektif dan domain psikomotor. Untuk mencapai 3 domain tujuan pembelajaran tersebut seorang guru sebaiknya mampu memilih metode/pendekatan pembelajaran yang tepat. Dengan tercapainya tujuan pembelajaran tentunya akan diimbangi dengan prestasi belajar yang baik juga, prestasi belajar yang baik dipengaruhi oleh Faktor Internal dan Faktor Eksternal. Faktor Eksternal yaitu faktor yang datang dari luar diri siswa, salah satunya lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar ialah kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran dipengaruhi juga oleh faktor karakteristik kelas diantaranya fasilitas dan sumber belajar yang tersedia. Salah satu pendekatan yang menciptakan sumber belajar yang lebih variatif adalah dengan menggunakan pendekatan Resource Based Learning (pembelajaran berdasarkan sumber). Pendekatan pembelajaran ini memberi kemandirian siswa untuk memecahkan masalah dengan menggunakan sumber belajar yang lebih variatif, serta menciptakan suasana yang lebih menarik dalam belajar.

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 16 Mei 1990, merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Wahyudi dan Ibu Habibah.

Penulis menyelesaikan pendidikan formalnya di Taman Kanak-Kanak Taman Siswa Teluk Betung,Kota Bandar Lampung, pada pada tahun 1996. Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Kupang Kota, Kota Bandar Lampung, pada tahun 2002. Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 3 Bandar Lampung pada tahun 2005, kemudian menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 4 Bandar Lampung pada tahun 2008.

(8)

MOTO

Surah Al-Insyirah Ayat 6-8

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka

(9)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan

karunia Nnya. Dengan kerendahan hati kupersembahkan skripsi ini kepada :

Ayahanda Wahyudi dan Ibunda Habibah tersayang, yang telah dengan sabar

membesarkan, mendidik dan mendo’akan ananda dengan kasih sayang. Jasa

ayah dan Ibu tak mungkin dapat ananda balas walau sampai akhir hayat.

Mudah-mudahan kelak ananda dapat membahagiakan ayah dan ibu.

Kakak-kakakku tersayang, Bayu Apriawan dan Maya Widarti, yang tak

pernah lelah memberikan dukungan dan semangat. Serta Adikku tercinta Dian

Wahyu Oktari yang selalu memberikan canda, tawa dan mendampingiku dalam

susah maupun senang.

Keponakan-keponakanku, M. Bimantara Al-Fadhil dan Mawadda Qallysta

Zalika, kalianlah malaikat-malaikat kecil yang selalu memberikan senyuman

disaat ku lelah.

Keluarga Besarku, yang selalu memotivasi dan memberi dukungan selama ini.

Para pendidikku.

(10)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Pendekatan Resource Based Learning Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas X SMA Tri Sukses Natar Tahun Ajaran 2013/2014” pada Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari akan keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki, sehingga mendapat banyak petunjuk dan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. M. Toha B.S. Jaya, M.S., Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

(11)

5. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

6. Bapak Drs. Maskun, M.H., Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah, sekaligus sebagai Pembahas Skripsi penulis, terima kasih Bapak atas saran dan bimbingannya selama penulis menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan Sejarah Unila.

7. Ibu Yustina Sri Ekwandari, S.Pd. M.Hum., Pembimbing II penulis, terima kasih Ibu atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, dan kritik yang membangun selama proses penyelesaian skripsi ini.

8. Bapak Drs. Ali Imron, M.Hum, Drs. Syaiful. M, M.Si, Drs. Wakidi, M.Hum, Drs. Tontowi, M.Si, M. Basri, S.Pd M.Pd, Suparman Arif S.Pd M.Pd dan Ibu Dr.R.M. Sinaga, M.Hum, Dosen Pendidikan Sejarah FKIP, terima kasih Bapak dan Ibu yang telah membimbing penulis selama menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan Sejarah.

9. Kepala SMA Tri Sukses Natar beserta dewan guru, terima kasih telah mengizinkan penulis melakukan penelitian dan atas semua bantuannya. 10.Guru Mitra Hendri Wianingsih, S.Pd., terima kasih atas bantuan dan

kerjasamanya selama penulis melakukan penelitian.

11.Siswa-siswi kelas X SMA Tri Sukses Natar, terima kasih atas kerjasamanya. 12.Keluarga besarku, Datuk (Alm.), Nenek, Odo, Pak Batin, Lati, Pak uwo, Pak

(12)

13.Dadang Ansory, terima kasih atas kebersamaan, perhatian, dukungan, pengertian dan kesabarannya selama penulis menjadi mahasiswi di Program Studi Pendidikan sejarah hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 14.Para sahabat, Melia, Een, Betri, Ina, Lusi, Berta, Mellyza (Alm.), Tiwi, Reti,

Rina, Anisah, Muslimah, Esty, Indarti, Tanti, Tika, Eka, Tutik Setiawati (Tiya), Jainal, Fadlil, Noviandi, Vredy, Tahrir, Andrian, Samsul, Edi, Ketut, M.Fani, Win, Tohar, Solikin, Reki, Umar, Relian, Lian, Nanang, Rian, Rahmadi, Febri, Iriyanto dan seluruh teman-teman angkatan 2008 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas kebersamaan selama ini. 15.Adik-adik tingkat Pendidikan Sejarah, Indah Wahyu Nurani, Ayendra

Wahyuni, Lensy Rachmedita, Selly Anggraini, Dani Lapeba, Hesti, Karsini, Dwi Ika Sari, Vivi Hardiana, Yuresti, Zima, Pak Us, Redi Almuzaki, terima kasih atas bantuan dan kekeluargaannya selama ini.

16.Keluarga besar Pendidikan Sejarah, terima kasih atas segala kekeluargaan dan kebersamaannya selama ini.

Semoga ALLAH SWT memberikan pahala kepada semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini dan semoga bermanfaat bagi yang membaca.

Bandar Lampung, Maret 2014 Penulis,

(13)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Kegunaan Penelitian ... 7

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Pengaruh ... 11

2. Konsep Pendekatan Pembelajaran ... 12

3. Konsep Resource Based Learning ... 12

4. Konsep Hasil Belajar ... 17

4.1 Kemampuan Kognitif ... 19

B. Penelitian yang Relevan ... 24

C. Kerangka Pikir dan Paradigma 1. Kerangka Pikir ... 25

2. Paradigma ... 27

D. Hipotesis ... 27

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan ... 31

B. Desain Penelitian ... 31

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi ... 33

2. Sampel ... 34

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian ... 35

(14)

H. Instrumen Penelitian ... 41

I. Uji Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda 1. Uji Validitas ... 43

2. Reliabilitas ... 44

3. Tingkat Kesukaran ... 46

4. Daya Pembeda ... 47

J. Teknik Analisis Data ... 49

IV. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 57

B. Hasil Penelitian 1. Data Hasil Kemampuan Awal (Nilai Pretest Siswa) ... 63

2. Data Hasil Kemampuan Akhir (Nilai Posttest Siswa) ... 66

C. Analisis Data ... 71

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 75

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Jumlah Anggota Populasi ... 33

3.2 Anggota Sampel ... 35

3.3 Kisi-Kisi Instrumen ... 42

3.4 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran ... 46

3.5 Interpretasi Nilai Daya Pembeda ... 48

3.6 Rekapitulasi Hasil Data Uji Tes Hasil Belajar ... 49

3.7 Klasifikasi Gain ... 50

4.1 Daftar Nama Guru SMA Tri Sukses Natar ... 60

4.2 Daftar Sarana dan Prasarana di SMA Tri Sukses Natar ... 61

4.3 Rekapitulasi Data Nilai Pretest Siswa ... 63

4.4 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen ... 64

4.5 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol ... 65

4.6 Rekapitulasi Data Nilai Posttest Siswa ... 66

4.7 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen ... 67

4.8 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol ... 68

4.9 Rekapitulasi Pencapaian Indikator Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas Eksperimen ... 69

4.10 Rekapitulasi Pencapaian Indikator Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas Eksperimen ... 69

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

A. PERANGKAT PEMBELAJARAN A.1 Silabus Pembelajaran

A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol A.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen B. INSTRUMEN PENELITIAN

B.1 Kisi-kisi Instrumen B.2 Soal Posttest B.3 Kunci Jawaban C. ANALISIS DATA

C.1 Form Penilaian Validitas Soal C.2 Uji Reliabilitas Tes Uji Coba

C.3 Uji Coba Daya Beda dan Tingkat Kesukaran C.4 Data Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Kontrol C.5 Data Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

C.6 Data Perhitungan Gain Kelas Kontrol C.7 Data Perhitungan Gain Kelas Eksperimen C.8 Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol C.9 Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen

C.10 Uji Homogenitas Varians Data Hasil Belajar Kognitif C.11 Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol

C.12 Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen C.13 Uji Homogenitas Varians Data Hasil Belajar Kognitif

C.14 Uji Hipotesis Kesamaan Dua Rata-Rata

C.15 Rekapitulasi Pencapaian Indikator Hasil Belajar Kognitif Siswa Pretest Kelas Kontrol

C.16 Rekapitulasi Pencapaian Indikator Hasil Belajar Kognitif Siswa Posttest Kelas Kontrol

C.17 Rekapitulasi Pencapaian Indikator Hasil Belajar Kognitif Siswa Pretest Kelas Eksperimen

(17)

D.3 Lembar Izin Penelitian Pendahuluan D.4 Lembar Izin Penelitian

D.5 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

D.6 Photo saat menggunakan pendekatan Resource Based Learning di SMA Tri Sukses Natar

(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana yang dijalankan secara teratur dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir seseorang atau peserta didik yang berfungsi untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia agar memperoleh kualitas kehidupan kearah yang lebih baik. Seperti diungkapkan Oemar Hamalik :

“Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya dan pada akhirnya dapat menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi dan berguna bagi kehidupan masyarakat sekitar maupun orang banyak” (Oemar Hamalik 2005:3).

Salah satu cara untuk mewujudkan tujuan pendidikan adalah dengan cara meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan pada jenjang sekolah harus lebih ditingkatkan untuk menghasilkan lulusan atau output yang berkualitas serta mampu bersaing dalam era globalisasi.

(19)

kemampuan nasional dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan memperhatikan tantangan perkembangan global.

Salah satu sarana dan prasarana untuk mendapatkan pendidikan adalah di sekolah. Di mana dapat membentuk manusia yang berilmu pengetahuan dan memiliki lulusan-lulusan yang berkualitas. Pembelajaran di sekolah bertujuan meningkatkan mutu pendidikan yang dapat menghasilkan siswa-siswi yang berprestasi dan memiliki kemampuan terbaik dalam belajar. Proses kegiatan pembelajaran adalah hal utama dalam proses pendidikan di sekolah, sedangkan prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh karena aktivitas yang dilakukan.

Dalam setiap kegiatan pembelajaran tentunya ada sebuah metode yang digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar tersebut, karena metode

sendiri merupakan “Cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk

mencapai suatu maksud” W.J.S. Poerwadarminta (1986:649). Berdasarkan pengertian metode tersebut dinyatakan bahwa dalam kegiatan pembelajaran juga memerlukan sebuah cara untuk mencapai tujuan dari pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran biasanya tujuan yang ingin dicapai itu meliputi 3 domain yaitu domain kognitif, domain afektif dan domain psikomotor. M.Faiq (2013:1) mengemukakan 3 domain tujuan pembelajaran yaitu :

“a. Domain kognitif yang mengacu pada pembelajaran intelektual dan pemecahan masalah.Tingkat kognitif pembelajaran meliputi: (1) pengetahuan, (2) pemahaman, (3) aplikasi, (4) analisis, (5) sintesis, dan (6) evaluasi.

(20)

c. Domain psikomotor yang mengacu pada karakteristik gerakan fisik dan kemampuan motorik keterampilan yang melibatkan perilaku yang membutuhkan tingkat tertentu keterampilan fisik dan koordinasi. Tingkat psikomotor meliputi: (1) persepsi, (2) set, (3) respon dipandu, (4) mekanisme, (5) respon yang jelas yang kompleks, (6) adaptasi, dan (7) orignasi“.

Untuk mencapai 3 domain tujuan pembelajaran di atas tidaklah mudah tentunya, banyak kendala yang dihadapi dalam proses pencapaian tujuan pembelajaran, salah satunya adalah pemilihan pendekatan pembelajaran yang tidak tepat dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Pendekatan pembelajaran merupakan salah satu komponen utama dalam kegiatan pembelajaran karena pendekatan pembelajaran berperan sebagai cara untuk menciptakan proses pembelajaran dan pendekatan pembelajaran juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang terlihat dari nilai evaluasi siswa, selanjutnya minat belajar siswa yang terlihat dari antusias siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan aktivitas belajar siswa itu sendiri dapat terlihat dari keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peran penting dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa, minat belajar siswa dan aktivitas belajar siswa. Oleh sebab itu pemerintah juga terus meningkatkan penyediaan fasilitas guna menunjang terlaksananya pendidikan, sehingga dapat membantu dalam pencapaian 3 ranah tujuan pembelajaran tersebut.

(21)

a. Faktor Internal yaitu faktor yang menyangkut seluruh kegiatan pribadi termasuk fisik maupun mental atu psikofisiknya yang ikut menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam belajar.

b. Faktor Eksternal yaitu faktor yang bersumber dari lingkungan individu yang bersangkutan, misalnya ruang belajar yang memenuhi syarat, alat-alat pengajaran yang memadai dan lingkungan sosial maupun lingkungan alamiahnya (Dewa Ketut Sukardi, 1983:30).

Dari kedua faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa di atas, salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah adalah faktor Eksternal atau faktor yang datang dari luar diri siswa, salah satunya lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar ialah kualitas pengajaran, artinya efektif tidaknya proses belajar mengajar di sekolah dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran dipengaruhi juga oleh faktor karakteristik kelas diantaranya fasilitas dan sumber belajar yang tersedia.

Pemberdayaan sumber belajar secara fungsional akan sangat membantu proses pembelajaran dengan memanfaatkan sumber belajar secara aktif, akan mampu mengurangi beban guru dalam proses penyampaian bahan ajar dan mempermudah daya tangkap siswa, juga akan mampu menciptakan, memelihara suasana belajar yang menyenangkan (Ase dkk, 2002:57).

(22)

yaitu bahan pelajaran yang didapat terbatas, siswa tidak diharuskan berfikir kreatif dan menggali lebih dalam tentang materi pelajaran yang sudah diberikan sehingga hanya mempelajari apa yang ada di dalam LKS. Untuk meningkatkan hasil belajar dan memenuhi rasa ingin tahu siswa yang tinggi guna membangkitkan semangat belajar sejarah siswa, guru dapat menciptakan suasana belajar yang menarik. Suasana belajar yang menarik dapat diciptakan salah satunya dengan melalui pendekatan Resource Based Learning (pembelajaran berdasarkan sumber).

Pendekatan Resource Based Learning (pembelajaran berdasarkan sumber) ialah segala bentuk belajar yang langsung menghadapkan murid dengan suatu atau sejumlah sumber belajar secara individual atau kelompok dengan segala kegiatan belajar yang bertalian dengan itu, bukan dengan cara yang konvensional dimana guru menyampaikan bahan pelajaran pada murid, tetapi setiap komponen yang dapat memberikan informasi seperti perpustakaan, laboratorium, internet, dan semacamnya juga merupakan sumber belajar (Nasution, 2011:18).

Lebih lanjut Baswick mengemukakan :

“Pembelajaran berdasarkan sumber “Resource Based Learning” melibatkan keikutsertaan secara aktif dengan berbagai sumber (orang, buku, jurnal, surat kabar, multimedia, web, dan masyarakat), dimana para siswa akan termotivasi untuk belajar dengan berusaha meneruskan

informasi sebanyak mungkin” (Baswick dalam Suryosubroto,

2009:215).

(23)

dipadukan dengan metode belajar lainnya, seperti metode ceramah, diskusi kelas, dan semacamnya.

Dalam hal ini sumber belajar yang dipakai adalah perpustakaan sekolah, karena di perpustakaan sekolah banyak terdapat buku-buku (sumber belajar) yang beraneka ragam. Dengan menggunakan sumber belajar perpustakaan sekolah siswa dapat menggali informasi secara luas sehingga siswa dapat memahami arti sejarah yang sesungguhnya pada materi Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Masa Pra-Aksara dan Masa Aksara. Dengan menggunakan pendekatan Resource Based Learning (pembelajaran berdasarkan sumber) melalui sumber belajar perpustakaan sekolah akan tercipta suasana belajar yang lebih menarik serta membuat siswa mampu berpikir kreatif atas tugas yang diberikan oleh guru, sehingga dengan pendekatan Resource Based Learning diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar yang lebih baik.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis akan melakukan penelitian

yang berjudul: ”Pengaruh Penerapan Pendekatan Resource Based Learning

Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas X SMA Tri Sukses Natar Tahun Ajaran 2013/2014”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

(24)

2. Pengaruh penerapan pendekatan Resource Based Learning terhadap hasil belajar afektif siswa pada Mata Pelajaran Sejarah kelas X SMA Tri Sukses Natar.

3. Pengaruh penerapan pendekatan Resource Based Learning terhadap kemampuan psikomotor siswa pada Mata Pelajaran Sejarah kelas X SMA Tri Sukses Natar.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian tidak terlalu luas, maka penelitian dibatasi pada “Pengaruh

penerapan pendekatan Resource Based Learning terhadap hasil belajar kognitif siswa pada Mata Pelajaran Sejarah kelas X SMA Tri Sukses Natar.

D. Rumusan Masalah

Berkaitan dengan pembatasan masalah di atas, masalah pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah ada pengaruh penerapan pendekatan Resource Based Learning terhadap hasil belajar kognitif siswa pada Mata Pelajaran Sejarah kelas X SMA Tri Sukses Natar?”.

E. Tujuan Penelitian

(25)

F. Kegunaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis hasil penelitian ini diharapkan bahwa pendekatan Resource Based Learning (pembelajaran berdasarkan sumber) dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa yang lebih tinggi.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan pertimbangan guru atau calon guru untuk memilih pendekatan/metode pembelajaran dalam mengajar Sejarah.

b. Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran dan metode mengajar yang lebih bervariasi dapat memberikan suasana baru bagi siswa dalam proses belajar di dalam kelas.

G. Ruang Lingkup Penelitian

1. Objek Penelitian

(26)

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas X SMA Tri Sukses Natar tahun ajaran 2013/2014.

3. Tempat Penelitian

Tempat Penelitian adalah SMA Tri Sukses Natar, Lampung Selatan.

4. Waktu Penelitian

Waktu dalam penelitian ini adalah pada tahun 2013.

5. Konsentrasi Ilmu

(27)

REFERENSI

Oemar Hamalik. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:PT.Bumi Aksara. Hlm.3.

W.J.S.Poerwadarminta. 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka. Hlm.649.

M. Faiq. 2013. Tujuan Pembelajaran.

Tersedia di http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/01/tujuan-pembelajaran.html (diunduh tanggal 6 Juli 2013, pukul 17.00)

Dewa Ketut Sukardi. 1983. Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah. Surabaya:Usaha Nasional. Hlm.30.

Ase dkk. 2002. Resource Based Learning.

Tersedia di http://ainacivicseducation.wordpress.com/2011/05/13/ meningkatkan-motivasi-belajar-ips-pada-materi-koperasi-melalui-model-pembelajaran-resource-based-learning-oleh-aah-faridah-s-pd/ (diunduh tanggal 22 Juni 2013, pukul 10.00).

Nasution. 2011. Berbagai Pendekatan dalam proses Belajar & Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hlm.18.

(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Konsep Pengaruh

Pengertian pengaruh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:849)

adalah “Daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut

membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang”.

Definisi pengaruh menurut Winarno Surakhmad (1982:7) adalah kekuatan yang muncul dari suatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya.

(29)

2. Konsep Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan dalam pembelajaran adalah suatu jalan, cara atau kebijaksanaan yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran dilihat dari sudut pandang bagaimana proses pembelajaran atau materi pembelajaran itu, umum atau khusus (Suherman, 1993:220).

Selain itu pendekatan pembelajaran menurut Wahjoedi (1999:121) adalah cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal. Selanjutnya pendekatan pembelajaran menurut Syaifuddin Sagala (2005:68) merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu.

Berdasarkan pengertian pendekatan pembelajaran yang dikemukakan para ahli dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja mempunyai sistem untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan membelajarkan siswa guna membantu dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

3. Konsep Resource Based Learning (pembelajaran berdasarkan sumber)

(30)

Menurut Sri Widarti yang dikutip oleh Drs. B. Suryosubroto dalam bukunya Proses Belajar Mengajar di Sekolah :

"Resource Based Learning adalah segala bentuk belajar yang langsung menghadapkan siswa dengan sesuatu atau sejumlah individu atau kelompok dengan segala kegiatan belajar yang berkaitan dengan itu, bukan dengan cara konvensional dimana guru menyampaikan beban pelajaran kepada murid" (Suryosubroto, 2009:215).

Dalam Resource Based Learning guru bukan merupakan satu-satunya sumber belajar. Murid dapat belajar dalam kelas, dalam laboratorium, dalam ruang perpustakaan, bahkan di luar sekolah yang berhubungan dengan tugas atau masalah tertentu.

Belajar berdasarkan sumber atau Resource Based Learning bukan sesuatu yang berdiri sendiri, melainkan bertalian dengan sejumlah perubahan-perubahan yang mempengaruhi pembinaan kurikulum. Perubahan-perubahan-perubahan itu mengenai :

1. Perubahan dalam sifat dan pola ilmu pengetahuan manusia,

2. Perubahan dalam masyarakat dan taksiran kita tentang tuntutannya, 3. Perubahan mengenai pengertian kita tentang anak dan cara belajar, 4. Perubahan dalam media komunikasi (Nasution, 2011:19).

Ciri-ciri belajar berdasarkan sumber atau Resource Based Learning adalah : 1. Belajar berdasarkan sumber memanfaatkan sepenuhnya segala sumber

(31)

digunakan segala macam metode yang dianggap paling sesuai untuk tujuan tertentu.

2. Belajar berdasarkan sumber berusaha memberi pengertian kepada siswa tentang luas dan aneka ragamnya sumber-sumber informasi yang dapat dimanfaatkan untuk belajar. Sumber-sumber itu berupa sumber dari masyarakat dan lingkungan manusia, museum, organisasi, bahan cetakan, perpustakaan, alat audio-visual, Internet dan sebagainya. Siswa harus diajarkan teknik melakukan kerja lapangan, menggunakan perpustakaan, buku referensi, sehingga mereka lebih percaya diri.

3. Belajar berdasarkan sumber berhasrat untuk mengganti pasivitas dalam belajar tradisional dengan belajar aktif didorong oleh minat dan keterlibatan diri dalam pendidikannya. Untuk itu apa yang dipelajari hendaknya mengandung makna baginya, penuh variasi.

4. Belajar berdasarkan sumber berusaha untuk meningkatkan motivasi belajar dengan menyajikan berbagai kemungkinan tentang bahan pelajaran, metode kerja, dan medium komunikasi yang berbeda sekali dengan kelas konvensional yang mengharuskan para siswa belajar yang sama dengan cara yang sama.

5. Belajar berdasarkan sumber memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja menurut kecepatan dan kesanggupan masing-masing dan tidak dipaksa bekerja menurut kecepatan yang sama dalam hubungan kelas. 6. Belajar berdasarkan sumber lebih fleksibel dalam penggunaan waktu dan

(32)

7. Belajar berdasarkan sumber berusaha mengembangkan kepercayaan akan diri siswa dalam hal belajar yang memungkinkannya untuk melanjutkan belajar sepanjang hidupnya (Nasution, 2011:26).

Banyak keuntungan dalam Resource Based Learning yang dikemukakan oleh Surahmad, sebagai berikut :

a. Anak didik dapat mengamati kenyataan-kenyataan yang beraneka ragam dari dekat.

b. Anak didik dapat menghayati pengalaman-pengalaman baru dengan mencoba turut serta dalam kegiatan.

c. Anak didik dapat menjawab masalah-masalah dengan melihat, mendengar, mencoba dan membuktikan secara langsung.

d. Anak didik dapat memperoleh informasi dengan jalan mengadakan wawancara atau mendengarkan ceramah yang diberikan nara sumber lain.

e. Anak didik dapat mempelajari sesuatu secara integral (menyeluruh) dan komprehensif (mampu menangkap dengan baik, dan lengkap) (Surahmad dalam Gurniawan Kamil, 2000:1).

Dalam segala hal, murid itu sendiri aktif, apakah ia belajar menurut langkah-langkah tertentu, seperti dalam belajar berprograma atau menurut pemikirannya sendiri untuk memecahkan masalah tertentu. Resource Based Learning (pembelajaran berdasarkan sumber) dipakai dalam berbagai kegiatan pembelajaran, apakah dalam pelajaran berprogram atau modul yang mengikuti langkah-langkah yang telah ditentukan atau dalam melakukan tugas yang bebas berdasarkan teknik pemecahan masalah, penemuan, penelitian, bergantung kepada putusan guru serta kemungkinan yang ada dalam rangka kurikulum yang berlaku di sekolah.

(33)

1. Pengetahuan yang ada, 2. Tujuan Pembelajaran, 3. Memilih Metodologi,

4. Koleksi dan penyediaan bahan,

5. Penyediaan Tempat (Nasution, 2011:30).

1. Pengetahuan yang ada

Ini mengenai pengetahuan guru tentang latar belakang murid dan pengetahuan murid tentang bahan pelajaran.

2. Tujuan Pembelajaran

Guru harus merumuskan dengan jelas tujuan apa yang ingin dicapai dengan pelajaran itu. Tujuan ini tidak hanya mengenai bahan yang harus dikuasai, akan tetapi juga keterampilan dan tujuan emosional dan sosial. 3. Memilih Metodologi

Metode pengajaran banyak ditentukan oleh tujuan. Bila topik yang dihadapi itu luas seperti dalam pengajaran unit, berbagai ragam metode akan perlu digunakan.

4. Koleksi dan Penyediaan Bahan

Harus diketahui bahan dan alat yang dimiliki oleh sekolah. Bahan dapat pula dipinjam, seperti buku dari perpustakaan umum. Bahan yang diperlukan oleh semua murid dapat diperbanyak dengan mesin stensil atau fotocopy. Bahan untuk kreatif dan lain-lain harus disediakan sebelumnya, serta sumber-sumber lain di luar sekolah perlu diteliti agar dapat dimanfaatkan bila diperlukan.

5. Penyediaan Tempat

(34)

yang luas yang memerlukan berbagai fasilitas dan bantuan suatu team guru, pembagian dalam berbagai kelompok, dan kegiatan yang berbagai ragam.

Dalam pengajaran Resource Based Learning peranan guru bermacam-macam ada kalanya perlu memberi penjelasan pada kelas seluruhnya, namun sewaktu-waktu dapat bertindak sebagai pemimpin seminar atau turut sebagai anggota kelompok. Apabila anak-anak bekerja secara individual, guru dapat bertindak sebagai penasihat, sumber informasi, pengawas, atau memberi dorongan, penghargaan atas kerja yang baik, atau membantu anak yang lambat menemui kesulitan. Guru bertanggungjawab atas hasil anak-anak sebagai keseluruhan dan karena itu harus memonitor pekerjaan dan kemampuan murid untuk mengetahui hasilnya.

4. Konsep Hasil Belajar

Hasil belajar diperoleh dari proses evaluasi hasil belajar. Setiap proses belajar akan selalu terdapat hasil nyata yang dicapai berkaitan dengan kemampuan daya serap atau pemahaman siswa terhadap suatu bahan yang telah diajarkan.

(35)

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tidak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006:3). Menurut Benjamin S. Bloom hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2008:14).

Bentuk hasil belajar tidak hanya sebatas berubah dari tidak tahu menjadi tahu saja. Seperti yang diungkapkan Oemar Hamalik (2005:44) bahwa “Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan tingkah laku manusia yang terdiri

dari sejumlah aspek”. Aspek tersebut selanjutnya dikelompokkan ke dalam

bagian-bagian tertentu yang disebut ranah. Selanjutnya, Winkel (1999:134)

menyatakan: ”Ada tiga ranah hasil belajar yaitu kognitif, afektif, dan

psikomotorik”.

Berdasarkan pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli, maka hasil belajar merupakan segala perubahan dan kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengalami sebuah rangkaian kegiatan dalam proses belajar. Seseorang yang telah melakukan aktivitas belajar dan memperoleh perubahan dalam dirinya serta memiliki pengalaman baru dalam hidupnya, maka individu tersebut dapat dikatakan telah melaksanakan apa yang dimaksud dengan belajar.

(36)

pada kelas eksperimen. Hasil belajar berupa nilai atau skor yang diperoleh oleh siswa setelah mengerjakan posttest dengan bentuk soal pilihan ganda pada materi Sejarah yang telah ditentukan.

4.1 Kemampuan Kognitif

Menurut Muhibbin Syah kognitif (cognitive) adalah berasal dari kata cognition yang padanan katanya knowing, yang berarti mengetahui. Dalam arti yang luas, kognitif adalah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan. Istilah kognitif adalah salah satu domain atau wilayah/ranah psikologis manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan keyakinan (Muhibbin Syah, 2011:22).

Ranah kognitif di sini yaitu ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Kognitif ini sering diartikan sebagai kecerdasan dalam berpikir dan mengamati. Jadi merupakan tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan atau yang dibutuhkan untuk menggunakan pengetahuan. Perkembangan kognitif menunjukkan perkembangan cara berpikir anak, kemampuan anak, untuk mengkoordinasikan berbagai cara berpikir untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dapat dipergunakan sebagai tolok ukur pertumbuhan kecerdasan (Soemiati Padmonodewo, 2000:27)

(37)

keduanya. Dalam hal ini organisme aktif mengadakan hubungan dengan lingkungan perbuatan atau lebih jelas lagi penyesuaian terhadap objek-objek yang ada di lingkungan sebagai hasil interaksi. Menurut Piaget, ranah kognitif ini meliputi bagaimana seorang memperoleh informasi, memprosesnya, kemudian menyimpannya, yang akhirnya ditimbulkan kembali dan digunakan dengan kata lain bahwa perkembangan ranah kognitif meliputi belajar dan berfikir untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dapat dipergunakan sebagai tolok ukur pertumbuhan kecerdasan.

Berdasarkan pengertian kemampuan kognitif yang dikemukakan para ahli, maka kemampuan kognitif adalah pengetahuan dan pemahaman terhadap materi pelajaran yang disajikan oleh pendidik atau guru dalam proses belajar mengajar, dimana murid yang semula tidak tahu menjadi tahu, yang semula tidak paham materi pelajaran yang telah disampaikan pada saat proses belajar mengajar menjadi paham. Kemampuan ranah kognitif merupakan kemampuan yang diperoleh siswa dari pengetahuan dan pemahaman tentang suatu materi pelajaran. Dalam hal ini kemampuan kognitif tersebut meliputi enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.

(38)

a. Knowledge (Pengetahuan)

Kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, konsep, istilah-istilah atau fakta, ide, gejala, rumus-rumus, dan sebagainya tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. Adapun kata kerja operasionalnya antara lain: menyebutkan, menunjukkan, mengenal, mengingat kembali, menyebutkan definisi, memilih, dan menyatakan. Bentuk soal yang sesuai untuk mengukur kemampuan ini adalah pilihan benar-salah, menjodohkan, isian atau jawaban singkat, dan pilihan ganda.

b. Comprehension (Pemahaman)

(39)

c. Application (Penerapan)

Kemampuan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan apa yang telah diketahuinya dalam situasi yang baru baginya. Situasi yang baru dimana ide, metode dan lain-lain yang dipakai itu harus baru, karena apabila tidak demikian, maka kemampuan yang diukur bukan lagi penerapan tetapi ingatan semata-mata. Adapun kata kerja operasionalnya yang sering dipakai adalah menggunakan, meramalkan, menerapkan, memecahkan masalah, menggeneralisasikan, menghubungkan, menyusun, memilih, menentukan, mengembangkan, mengorganisasi, mengklarifikasikan, dan mengubah. Bentuk soal yang sesuai dengan hal ini antara lain pilihan ganda dan uraian.

d. Analysis (Analisis)

(40)

e. Synthesis (Sintesis)

Suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu yang berstruktur atau berbentuk pola baru yang menyeluruh. Dengan kemampuan sintesis ini seseorang dituntut untuk dapat menemukan hubungan kausal atau urutan tertentu. Tanpa kemampuan sintesis yang tinggi, seseorang akan hanya melihat unit-unit atau bagian-bagian secara terpisah tanpa arti. Berpikir sintesis merupakan salah satu terminal untuk menjadikan orang lebih kreatif. Dan berpikir kreatif ini merupakan salah satu hasil yang dicapai dalam pendidikan. Kata kerja operasionalnya antara lain menghubungkan, menghasilkan, mengkhususkan, mengembangkan, menggabungkan, mengorganisasikan, mensintesis, mengklasifikasikan, dan menyimpulkan.

f. Evaluation (Evaluasi)

(41)

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian ini juga pernah diteliti oleh beberapa mahasiswa lain, antara lain :

1. Judul skripsi adalah "Upaya Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar Akutansi Melalui Model Pembelajaran Resource Based Learning Kelas X AK SMK Swasta Assisi Siantar Tahun Ajaran 2011/2012". Peneliti adalah Sumarni Sitohang dari Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Medan (UNIMED). Tahun penelitian adalah 2012. Permasalahan yang diambil adalah rendahnya kreatifitas dan hasil belajar Akuntansi siswa kelas X AK SMK Swasta Assisi Siantar. Hasil penelitian adalah model pembelajaran Resource Based Learning dapat meningkatkan kreatifitas dan hasil belajar akutansi siswa pada kompetensi dasar mengidentifikasi dokumen bukti transfer keuangan pada perusahan dagang di kelas X AK SMK Swasta Assisi Siantar tahun ajaran 2011/2012.

(42)

C. Kerangka Pikir dan Paradigma

1. Kerangka Pikir

Resource Based Learning (pembelajaran berdasarkan sumber) adalah cara belajar yang bermacam-macam bentuk dan seginya. Metode ini dapat berlangsung singkat atau lama, berlangsung selama satu jam pelajaran atau selama setengah semester. Metode ini dapat diarahkan oleh guru atau berpusat pada kegiatan murid, dapat mengenai satu mata pelajaran tertentu atau melibatkan berbagai disiplin, dapat bersifat individual atau klasikal, dapat menggunakan alat audio visual yang diamati secara individual atau diperlihatkan kepada seluruh kelas.

Sumber belajar dalam pendekatan Resource Based Learning (pembelajaran berdasarkan sumber) adalah sumber belajar yang berasal dari lingkungan di dalam sekolah maupun di luar sekolah seperti perpustakaan, laboratorium, internet, museum, dan semacamnya.

Dalam penelitian ini Resource Based Learning (pembelajaran berdasarkan sumber) yang digunakan ialah perpustakaan sekolah pada kelas eksperimen dan LKS (Lembar Kerja Siswa) pada kelas kontrol.

(43)

dan praktis sebab sudah tersedia banyak sumber belajar terkait dengan materi yang ditentukan, serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan umum.

Atas dasar itulah, peneliti mengadakan penelitian pengaruh penerapan pendekatan Resource Based Learning terhadap hasil belajar kognitif siswa pada Mata Pelajaran Sejarah kelas X SMA Tri Sukses Natar dengan metode eksperimen. Bertindak sebagai variabel bebas adalah penerapan pembelajaran kontekstual melalui pendekatan Resource Based Learning (selanjutnya disebut X) dan sebagai variabel terikatnya adalah hasil belajar (disebut Y). Ada enam kemampuan atau ranah dalam mengukur hasil belajar kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.

(44)

2. Paradigma

Keterangan :

: Garis kegiatan : Garis pengaruh Simbol X : Perlakuan

D. Hipotesis

Hipotesis Menurut Suharsimi Arikunto (2002:62) hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian seperti terbukti melalui data yang terkumpul, sedangkan menurut Sugiyono (2012:96) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

Pendekatan Resource Based Learning

(X)

Hasil belajar kognitif siswa (Y)

Sumber belajar LKS

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

(45)

dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, yang dimaksud dengan hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian yang harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis akan terbukti kebenarannya melalui sebuah penelitian dengan cara pengumpulan data-data baik berupa fakta maupun data-data pendukung.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

H0 : Tidak ada pengaruh penerapan pendekatan Resource Based Learning terhadap hasil belajar kognitif siswa pada Mata Pelajaran Sejarah kelas X SMA Tri Sukses Natar.

(46)

REFERENSI

Tim Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Hlm.849.

Winarno Surakhmad. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung:Tarsito. Hlm.7.

Suherman. 1933. Definisi Pendekatan Pembelajaran.

Tersedia di http://mtk2012unindra.blogspot.com/2012/10/definisi

pendekatan-pembelajaran.html?m=1 (diunduh tanggal 20 September 2013, pukul 21.00).

Wahjoedi. 1999. Definisi Pendekatan Pembelajaran.

Tersedia di http://mtk2012unindra.blogspot.com/2012/10/definisi

pendekatan-pembelajaran.html?m=1 (diunduh tanggal 20 September 2013, pukul 21.00).

Syaiffudin Sagala. 2005. Definisi Pendekatan Pembelajaran.

Tersedia di http://mtk2012unindra.blogspot.com/2012/10/definisi

pendekatan-pembelajaran.html?m=1 (diunduh tanggal 20 September 2013, pukul 21.00).

Suryosubroto. 2009. Proses belajar mengajar di sekolah. Jakarta:Rineke Cipta. Hlm.215.

Suryosubroto. Loc Cit. Hlm.215

Nasution. 2011. Berbagai Pendekatan dalam proses Belajar & Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hlm.19.

Ibid. Hlm.26.

Gurniawan Kamil. 2000. PendekatanResource Based Learning.

Tersedia di http://ainacivicseducation.wordpress.com/2011/05/13/ meningkatkan-motivasi-belajar-ips-pada-materi-koperasi-melalui-model-pembelajaran-resource-based-learning-oleh-aah-faridah-s-pd/ (diunduh tanggal 29 Juni 2013, pukul 13.00)

(47)

Oemar Hamalik. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:PT.Bumi Aksara. Hlm.43.

Suryosubroto. Op Cit. Hlm.2.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta. Hlm.3.

Asep Jihad & Abdul Haris. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta:Multi Press. Hlm.14.

Oemar Hamalik. Op Cit. Hlm.44.

W. S Winkel. 1999. Psikologi Pengajaran. Jakarta:Gramedia. Hlm.134.

Muhibbin Syah. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hlm.22.

Soemiati Padmonodewo. 2000. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta:Rineka Cipta. Hlm.27.

Singgih D. Gunarso. 1997. Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta: PT. Gunung Agung. Hlm.136.

Daryanto. 1999. Evaluasi Pendidikan (Komponen MKDK). Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hlm.103-116.

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:PT.Rineka Cipta. Hlm.62.

(48)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode penelitian yang digunakan

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2012:107), metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Menurut Sumadi Suryabrata (2012:88), metode eksperimen merupakan suatu metode penelitian untuk mengetahui atau menyelidiki perbedaan dan pengaruh dua metode mengajar pada mata pelajaran tertentu di dalam kelas. Dalam penelitian ini metode eksperimen digunakan untuk mengetahui pengaruh pendekatan Resource Based Learning terhadap hasil belajar kognitif siswa.

B. Desain Penelitian

(49)

tidak diberikan perlakuan X. Setelah diberikan perlakuan dilanjutkan dengan posttest pada dua kelas atau kelompok tersebut. Pengaruh perlakuan adalah (O2-O1)-(O4-O3) dan untuk melihat pengaruh perlakuan berdasarkan signifikasinya yaitu dengan menggunakan uji statistik parametrik ataupun uji statistik nonparametrik. Jika terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Pretest-Posttest Control Group Design

Keterangan : R = kelompok dipilih secara random X = perlakuan atau sesuatu yang diujikan

O1 =hasil pretest kelas eksperimen O3 = hasil pretest kelas kontrol O2 = hasil posttest kelas eksperimen O4 = hasil posttest kelas kontrol Sumber: (Sugiyono, 2012:112)

Tujuan dari penelitian eksperimen ini adalah untuk mengetahui dan menyelidiki ada tidaknya pengaruh penerapan pendekatan Resource Based Learning terhadap hasil belajar kognitif siswa pada Mata Pelajaran Sejarah. Kelas Eksperimen sebagai kelas yang diberikan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Resource Based Learning dan Kelas Kontrol sebagai kelas yang diberikan pembelajaran dengan menggunakan sumber belajar LKS.

R O1 X O2

(50)

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah “semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel, baik berupa orang, barang, maupun peristiwa” (menurut Komaruddin dalam Mardalis, 2009:53).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Tri Sukses Natar yang duduk di kelas X pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Seperti tampak pada tabel berikut ini.

Tabel 3.1 Jumlah Anggota Populasi

No. Kelas Jumlah Siswa Jumlah

Laki-laki Perempuan

1. X1 24 - 24 orang

2. X2 27 - 27 orang

3. X3 28 - 28 orang

4. X4 - 33 33 orang

5. X5 - 32 32 orang

6. X6 - 32 32 orang

7. X7 - 30 30 orang

Jumlah Seluruh 79 127 206 orang

Sumber : Dokumentasi Tata Usaha SMA Tri Sukses Natar Tahun Ajaran 2013/2014

[image:50.595.137.503.376.595.2]
(51)

2. Sampel

Sampel menurut Sudjana (2005:6) adalah sebagian contoh yang diambil dari populasi. Menurut Mardalis (2009:55) sampel merupakan sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian. Sugiyono (2012:118) menyatakan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Teknik pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Random Sampling. Dalam teknik Random Sampling ini, menurut Mardalis (2009:57) peneliti memperkirakan bahwa setiap sampel dalam populasi berkedudukan sama, sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006:134) dalam bukunya yang berjudul prosedur penelitian, teknik Random Sampling ini memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Oleh karena itu maka asumsi peneliti adalah setiap subyek sama, yaitu siswa yang baru masuk SMA Tri Sukses Natar dan siswa tersebut sama-sama tamatan SMP dan sama-sama lulus diterima di SMA Tri Sukses Natar.

(52)
[image:52.595.135.513.156.284.2]

Sampel yang digunakan peneliti dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.2 Anggota Sampel

No. Kelas Jumlah Siswa Jumlah Keterangan

Laki-laki Perempuan

1. X6 - 32 32 orang Eksperimen

2. X7 - 30 30 orang Kontrol

Jumlah - 62 orang 62 orang

Sumber : Hasil pengolahan sampel yang dilakukan oleh peneliti

Dari tabel di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa sampel yang terpilih dalam penelitian ini adalah siswa kelas X6 dan siswa kelas X7, dengan siswa kelas X6 sebagai kelas eksperimen yang mendapat perlakuan dengan diajarkan menggunakan pendekatan pembelajaran Resource Based Learning, dan siswa kelas X7 sebagai kelas kontrol yang tidak mendapat perlakuan dengan tidak diajarkan menggunakan pendekatan pembelajaran tersebut, tetapi diajarkan dengan menggunakan sumber belajar LKS..

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

(53)

Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Dimana variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2012:61).

Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat, sebagai berikut :

1. Variabel bebas adalah variabel Independen yang mempengaruhi atau variabel yang menjadi sebab perubahannya yang menyebabkan timbulnya variabel dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas penerapan pendekatan Resource Based Learning dalam pembelajaran Sejarah pada kelas eksperimen.

2. Variabel terikat adalah variabel dependen yang dipengaruhi atau variabel yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar kognitif siswa pada Mata Pelajaran Sejarah.

2. Definisi Operasional Variabel

(54)

a) Penerapan pendekatan Resource Based Learning adalah merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan siswa.

b) Hasil belajar kognitif siswa pada pembelajaran Sejarah adalah hasil yang diperoleh siswa setelah menerima suatu pengetahuan yang diwujudkan dalam nilai setelah mengikuti tes yang telah diselenggarakan.

Pendekatan Resource Based Learning (pembelajaran berdasarkan sumber) merupakan bagian inti dari kegiatan dari penelitian ini. Belajar dengan menggunakan sumber/bahan belajar yang lebih tepat dengan materi pelajaran diharapkan keberhasilan belajar dari individu tergantung pada kemampuan dan aktivitas individu itu sendiri. Guru harus selalu merancang sumber/bahan belajar yang homogen, apapun materi yang diajarkan.

Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif siswa setelah diberikan treatment atau perlakuan berupa pendekatan Resource Based Learning. Hasil belajar berupa nilai atau skor yang diperoleh oleh siswa setelah mengerjakan posttest berbentuk pilihan ganda pada materi pelajaran Sejarah yang telah ditentukan.

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini terdiri dari beberapa langkah penelitian. Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(55)

3. Menyusun dan menetapkan materi pelajaran yang akan digunakan dalam penelitian.

4. Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 5. Membuat instrumen tes penelitian.

6. Melakukan validasi instrumen. 7. Mengujicobakan instrumen.

8. Melakukan perbaikan instrument tes.

9. Mengadakan tes awal (pretest) pada kedua kelas, kelas eksperimen dan kelas kontrol.

10.Melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada kedua kelas. 11.Mengadakan tes akhir (posttest) pada kedua kelas.

12.Menganalisis data. 13.Membuat kesimpulan.

F. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan pendahuluan

(56)

2. Kegiatan Inti

a. Siswa belajar bersama-sama di perpustakaan sekolah, menggunakan buku-buku yang ada di perpustakaan sekolah sebagai sumber atau referensi dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Buku-buku yang digunakan antara lain :

 Judul buku “Sejarah”, Pengarang “Dwi Ari Listiyani”, Penerbit “Pusat

Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional”.

 Judul buku “Sejarah Indonesia dan Umum”, Pengarang “Wayan

Badrika”, Penerbit ”Erlangga”.

 Judul buku “Sejarah”, Pengarang “Prof. Dr. M. Habib Mustopo dkk”,

Penerbit “Yudhistira”.

 Judul buku “Indonesia Dalam Perkembangan Zaman”, Pengarang “M.

Iskandar dkk”, Penerbit “Ganeca Exaci”.

b. Kelompok 1 sampai kelompok 4 mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, kelompok lain memberi pertanyaan dan tanggapan. Kelompok 1 mempresentasikan tentang tradisi masyarakat masa pra-aksara, kelompok 2 mempresentasikan tentang jejak-jejak sejarah Indonesia, kelompok 3 mempresentasikan tentang tradisi masyarakat Indonesia masa aksara, dan kelompok 4 mempresentasikan tentang perkembangan penulisan sejarah di Indonesia.

c. Siswa menanggapi pertanyaan dari kelompok lain mengenai :

(57)

2)Bagaimana jejak-jejak sejarah didalam folklore, mitologi, dongeng, dan legenda diberbagai daerah di Indonesia.

3)Bagaimana cara masyarakat aksara mewariskan masa lalunya melalui tutur dan tulisan.

4)Memberikan contoh 5 unsur tradisi dan sistem kebudayaan manusia. d. Guru memperhatikan jalannnya diskusi dan melakukan penilaian. Guru

memberikan pengarahan kepada siswa apabila materi yang didiskusikan kurang dimengerti.

3. Kegiatan Akhir

Pada akhir pembelajaran guru membimbing siswa untuk bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari, dan memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan sesuatu hal yang belum dipahami.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Observasi

(58)

b. Tes

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:52) tes atau kuis merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebuah alat untuk menentukan atau mengukur hasil belajar kognitif siswa pada Mata Pelajaran Sejarah. Tes yang digunakan berupa tes formatif pilihan ganda yang diadakan akhir materi selesai disampaikan.

Tujuan utama diadakan tes untuk mengetahui pengaruh hasil belajar kognitif siswa pada Mata Pelajaran Sejarah setelah mengikuti proses kegiatan pembelajaran di kelas dengan treatment atau perlakuan, yaitu menggunakan pendekatan Resource Based Learning.

c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan berdasarkan perkiraan (Basrowi dan Kasinu, 2007:166). Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data terkait dengan jumlah siswa dan prestasi belajar siswa kelas X SMA Tri Sukses Natar tahun ajaran 2013/2014.

H. Instrumen Penelitian

(59)

instrumen penelitian tergantung pada jumlah varibel penelitian yang ditetapkan dalam penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa, yaitu tes hasil belajar (nilai posttest) pada pembelajaran sejarah setelah diberikan perlakuan (treatment) yaitu diajarkan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Resource Based Learning sesuai dengan materi yang telah ditentukan.

Instrumen penelitian tes hasil belajar kognitif siswa dalam penelitian ini berupa perangkat tes formatif tipe soal pilihan ganda yang berjumlah 20 soal dengan pilihan jawaban A, B, C, D, dan E yang diberikan kepada siswa pada akhir materi yang telah ditentukan.

[image:59.595.129.511.465.752.2]

Kompetensi Dasar : 1.2 Mendeskripsikan tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa pra-aksara dan masa aksara.

Tabel.3.3 Kisi-Kisi Instrumen

No. Dimensi Indikator Soal

1. Pengetahuan Mendeskripsikan definisi foklore. Mendeskripsikan definisi mitologi.

4 2. Pemahaman Memberi contoh cara masyarakat

pra-aksara mewariskan masa lalunya melalui tutur.

Memberi contoh cara masyarakat pada masa aksara mewariskan masa lalunya melalui tutur.

4

3. Penerapan

Menerapkan cara masyarakat pra-aksara mewariskan masa lalunya melalui tari dan lagu.

Menerapkan cara masyarakat pra-aksara mewariskan masa lalunya melalui alat dan bangunan

3

4. Analisis

Membandingkan jejak sejarah di dalam sejarah lisan dari berbagai daerah Indonesia dalam bentuk mitos di Jawa Barat.

(60)

Menganalisis tradisi sejarah pada masyarakat pra-aksara melalui atraksi lompat batu di Nias.

5. Sintesis Menghubungkan perkembangan penulisan sejarah di Indonesia Menghubungkan tradisi sejarah pada

masyarakat pra-aksara melalui upacara larung sesaji laut di Pantai Selatan Yogyakarta.

3

6. Evaluasi Menentukan cara masyarakat pada masa aksara mewariskan masa lalunya

melalui tulisan (prasasti, lontar, kulit kayu, kulit binatang, dll).

3

Jumlah soal 20

Sumber : Buku Sejarah SMA kelas X penerbit Yudhistira dan buku-buku kelas X Mata Pelajaran Sejarah lainnya serta Internet sebagai bahan penunjang materi.

I. Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda

1. Uji Validitas

Validitas dapat diartikan sebagai suatu tes pengukuran yang menunjukkan validitas atau kesahihan suatu instrumen. Pendapat Suharsimi Arikunto (2006:58), menyatakan bahwa ”Validitas adalah suatu ukuran yang menunjang tingkat validitas atau kesahihan suatu instrumen, sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur, sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel untuk mengukur tingkat validitas angket yang yang diteliti secara tepat.

(61)

validitas yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar peserta didik, isinya telah dapat mewakili secara representatif terehadap kese;uruhan materi atau bahan pelajaran yang seharusnya diteskan (dujikan). Dalam penelitian ini soal tes dikonsultasikan kepada guru mata pelajaran sejarah kelas X. Dengan asumsi bahwa guru mata pelajaran sejarah kelas X SMA Tri Sukses Natar mengetahui dengan benar kurikulum SMA, maka validitas instrumen tes ini didasarkan pada penilaian guru Mata Pelajaran Sejarah. Tes yang dikategorikan valid adalah yang butir-butir tesnya telah dinyatakan sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang diukur berdasarkan penilaian guru mitra.

Penilaian terhadap kesesuaian isi tes dengan isi kisi-kisi tes yang diukur dan kesesuaian bahasa yang digunakan dalam tes dengan kemampuan bahasa siswa dilakukan dengan menggunakan daftar cek lis oleh guru. Hasil penilaian terhadap tes menunjukkan bahwa tes yang digunakan untuk mengambil data telah memenuhi validitas isi, hal tersebut dapat dilihat pada Lampiran C.1.

Setelah intrumen tes dinyatakan valid oleh guru dan dosen, tes tersebut diujicobakan di luar sampel penelitian yaitu pada kelas XI IPS 1. Uji coba instrumen tes ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat reliabilitas tes.

2. Uji Reliabilitas

(62)

Suatu alat ukur itu mempunyai reliabilitas, jika hasil pengukurannya dilakukan tidak jauh berbeda walaupun alat ukur tersebut diukur pada situasi lain, maksudnya adalah suatu objek yang di tes atau diujikan akan mendapat skor atau hasil yang sama bila tes uji tersebut diuji dengan alat uji yang sama pula. Oleh karena itu untuk mengetahui alat ukur dapat dikatakan reliabel ataupun tidak, maka sebelumnya harus dilakukan uji coba terlebih dahulu.

Salah satu rumus untuk menguji atau mengetahui reliabilitas suatu tes, adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

               

2

2 11 1 1 t b k k r   Keterangan : 11

r : koefisien reliabilitas instrumen (tes) k : banyaknya item

2

b

 : jumlah varians dari tiap-tiap item tes 2

t

 : varians total

(Suharsimi Arikunto, 2006:195)

Lebih lanjut Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa dalam pemberian interpretasi terhadap koeffisien reliabilitas tes (r11) pada umumnya menggunakan ketentuan, yaitu apabila r11 berkisar antara 0,60 – 0,80 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji memiliki reliabilitas yang baik. Dari hasil

perhitungan reliabilitas instrumen tes, diperoleh nilai

r

11= 0,71. Berdasarkan
(63)

tes hasil belajar tersebut sudah layak digunakan untuk mengumpulkan data. Untuk lebih jelas lihat pada Lampiran C.2.

3. Tingkat Kesukaran

Untuk menghitung tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan rumus sebagai berikut:

P =

��

Keterangan:

P : angka indeks kesukaran item

Np : banyaknya siswa yang dapat menjawab dengan betul N : jumlah siswa yang mengikuti tes hasil belajar

(Anas Sudijono, 2008:372).

[image:63.595.134.492.570.646.2]

Untuk menginterpretasikan tingkat kesukaran suatu butir soal dapat ditentukan dengan menggunakan kriteria indeks kesukaran yang dapat dilihat seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

Besarnya P Interpretasi

Kurang dari 0,30 Sangat Sukar

0,30 - 0,70 Cukup (Sedang)

Lebih dari 0,70 Mudah

Sumber : Anas Sudijono (2008:372)

Setelah menghitung tingkat kesukaran soal uji coba untuk soal posttest

diperoleh hasil bahwa soal nomor 1 memiliki interpretasi indeks kesukaran

(64)

interpretasi indeks kesukaran 0,70 sehingga termasuk kategori soal sedang,

soal nomor 3 memiliki interpretasi indeks kesukaran 0,70 sehingga termasuk

kategori soal sedang, soal nomor 4 memiliki interpretasi indeks kesukaran

0,83 sehingga termasuk kategori soal mudah, soal nomor 5 memiliki

interpretasi indeks kesukaran 0,43 sehingga termasuk kategori soal sedang,

dan seterusnya lihat pada Lampiran C.3.

4. Daya Pembeda

Sebelum menghitung daya pembeda, terlebih dahulu data diurutkan dari siswa yang memperoleh nilai tertinggi sampai siswa yang memperoleh nilai terendah, kemudian diambil 27% siswa yang memperoleh nilai tertinggi (disebut kelompok atas) dan 27% siswa yang memperoleh nilai terendah (disebut kelompok bawah). Sudijono mengungkapkan bahwa menghitung daya pembeda ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

D = PA - PB ; dimana PA= BA dan PB = BB

JA JB

Keterangan:

D : indeks diskriminasi satu butir soal

PA : proporsi kelompok atas yang dapat menjawab dengan benar butir soal yang diolah

PB : proporsi kelompok bawah yang dapat menjawab dengan benar butir soal yang diolah

BA : banyaknya kelompok atas yang dapat menjawab dengan benar butir soal yang diolah

(65)

JA : jumlah kelompok atas JB : jumlah kelompok bawah (Anas Sudijono, 2008:389)

[image:65.595.129.513.252.361.2]

Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi yang tertera pada tabel berikut ini:

Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Daya Pembeda

Nilai Interpretasi

Kurang dari 0,20 Buruk

0,20 - 0,40 Sedang

0,40 - 0,70 Baik

0,70 - 1,00 Sangat Baik

Bertanda negatif Buruk sekali

Sumber : Anas Sudijono (2008:389)

(66)
[image:66.595.126.525.171.534.2]

Dari perhitungan tes uji coba yang telah dilakukan, diperoleh data yang tertera pada Tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Data Uji Tes Hasil Belajar Kognitif

T E S T No. Soal Validi-tas Reliabi-litas Daya Pembeda Interpre- tasi Tingkat Kesuka-ran Interpre- tasi 1 Valid

0,71

0,50 Baik 0,80 Mudah

2 Valid 0,50 Baik 0,70 Sedang

3 Valid 0,70 Sangat Baik 0,70 Sedang

4 Valid 0,50 Baik 0,83 Mudah

5 Valid 0,70 Sangat Baik 0,43 Sedang

6 Valid 0,75 Sangat Baik 0,63 Sedang

7 Valid 0,50 Baik 0,67 Sedang

8 Valid 0,50 Baik 0,56 Sedang

9 Valid 0,75 Sangat Baik 0,66 Sedang

10 Valid 0,40 Baik 0,59 Sedang

11 Valid 0,40 Baik 0,70 Sedang

12 Valid 0,60 Baik 0,83 Mudah

13 Valid 0,55 Baik 0,58 Sedang

14 Valid 0,60 Baik 0,63 Sedang

15 Valid 0,50 Baik 0,80 Mudah

16 Valid 0,50 Baik 0,60 Sedang

17 Valid 0,60 Baik 0,67 Sedang

18 Valid 0,75 Sangat Baik 0,70 Sedang

19 Valid 0,40 Baik 0,83 Mudah

20 Valid 0,70 Sangat Baik 0,63 Sedang

Sumber : Hasil olah data yang dilakukan peneliti

Berdasarkan tabel hasil tes uji coba di atas, diperoleh bahwa seluruh butir soal telah memenuhi kriteria yang ditentukan sehingga dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa.

J. Teknik Analisis Data

(67)

normal, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan statistika parametrik, tetapi apabila data berdistribusi tidak normal, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan statistika nonparametrik.

Langkah-langkah analisis data sebelum uji kesamaan dua rata-rata atau perbandingan rata-rata yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menghitung Data Gain

Setelah memperoleh data hasil pretest dan posttest dari kedua sampel yang telah diberi perlakuan, maka dilanjutkan dengan menganalisis data dan menghitung data pencapaian (gain). Analisis ini bertujuan untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan belajar siswa pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol.

n gain =

[image:67.595.121.495.620.689.2]

Hasil perhitungan gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 3.7 Klasifikasi gain ( g )

Besarnya g Interpretasi

g > 0.7 Tinggi

0.3 < g ≤ 0.7 Sedang

g ≤ 0.3 Rendah

(68)

2. Uji Normalitas

Tahap lebih lanjut sebelum menganalisis data adalah melakukan uji normalitas pada data. Data di uji kenormalannya, apakah data kedua kelompok tersebut berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji Chi Kuadrat. Adapun rumus yang digunakan adalah uji Chi Kuadrat menurut Sudjana (2005:293), yaitu sebagai berikut :

a. Hipotesis

Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

b. Taraf signifikan : α = 0,05

c. Statistik uji

�2 = 0−

2

Keterangan:

0 = frekuensi yang diamati = frekuensi yang diharapkan.

d. Keputusan uji Terima H0 jika �

2

< �2 dengan dk = k - 3 dan taraf nyata 5%.

3. Uji Kesamaan Dua Varian (Homogenitas)

(69)

Gambar

Tabel                                                                                                             Halaman
Tabel 3.1 Jumlah Anggota Populasi
Tabel 3.2 Anggota Sampel
Tabel.3.3 Kisi-Kisi Instrumen
+5

Referensi

Dokumen terkait

Proses pengolahan benih ini dimulai dari kegiatan pemilihan buah; pemisahan biji dari daging buah, kulit buah, malai dan tangkai buah, pengeringan biji-biji dari

Baik electronic Word-of-Mouth positif maupun electronic Word-of-Mouth negatif semuanya akan memiliki pengaruh masing-masing dalam membentuk sikap, norma subjektif, dan

banyak orang yang beriman tapi tidak melaksanakan perkara-perkara yang menjadi tuntunan agama, dianalogikan banyak orang-orang legislatif beragama islam tapi tidak

Yaitu daftar nama server yang memiliki otorisasi untuk zone tersebut atau dengan kata lain merupakan penunjuk arah pencarian terhadap nama server (host) yang akan

Sebab, mereka telah mengetahui bahwa dengan membunuh orang Qibti tersebut, maka akan berurusan dengan Raja Fir ‟aun dan akan mendapatkan hukuman dari Raja Fir‟aun yang

Persebaran guru di Indonesia saat ini tidak merata, banyak daerah-daerah yang masih kekurangan guru PNS sehingga memaksa sekolah-sekolah yang kekurangan guru PNS

Teori .ang dikemukakan oleh )esse Delia tentang konstrukti(isme da+at ,erguna dalam kehidu+an seharihari dalam menginter+retasikan suatu hal* Ketika saat

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah SAKIP diperlukan untuk meningkatkan efektivitas penggunaan anggaran berorientasi pada hasil.. EVALUASI