• Tidak ada hasil yang ditemukan

XML retrieval untuk dokumen Bahasa Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "XML retrieval untuk dokumen Bahasa Indonesia"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

MARYAM NOVIYANA BAHI

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

XML RETRIEVAL UNTUK DOKUMEN BAHASA INDONESIA

MARYAM NOVIYANA BAHI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Komputer pada

Departemen Ilmu Komputer

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

MARYAM NOVIYANA BAHI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Komputer pada

Departemen Ilmu Komputer

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

ABSTRACT

MARYAM NOVIYANA BAHI. XML Retrieval for Document in Bahasa Indonesia. Under direction of JULIO ADISANTOSO.

XML (eXtensible Markup Language) retrieval is the content based retrieval of documents structured with XML and aims to implement focused retrieval strategies aiming at returning document components, which is XML elements instead of whole documents in response to a user query. Query languages for XML retrieval can be classified into content only (CO) and content and structure (CAS) query languages. Content only queries usually used for information retrieval where user does not know structure of a document but can get a specific answer from the query. Whereas, for content and structure queries used for XML retrieval systems which aims to answering user query on retrieve specific part of a document from content and structure XML documents. In this research queries are use content and structure (CAS) character with XML query additional fragments tagging of documents structured with XML. The purpose of this reasearch is to implement XML retrieval for document in Bahasa Indonesia using XML query additional fragments tagging with SIMNOMERGE similarity. The testing used 2 documents i.e. agricultural document and medicinal plants document. For the testing agricultural documents used 30 queries and 1000 documents. Whereas for medicinal plants documents used 13 queries and 93 documents. The testing result showed that the perfomance of information search engine is better when we use the medicinal plants documents than agricultural document. However, the performance of search engine with XML query additional fragment tagging with content and disease in madicinal plants document gave good result with around 0.8589 average precision and for XML query additional fragment tagging with text in agricultural document gave result with around 0.6156 average precision.

(5)

1. Ahmad Ridha, S.Kom, MS

(6)

Nama : Maryam Noviyana Bahi

NRP : G64060199

Menyetujui:

Pembimbing,

Ir. Julio Adisantoso, M.Kom NIP. 19620714 198601 1 002

Mengetahui:

Ketua Departemen Ilmu Komputer

Dr. Ir. Agus Buono, M.Si, M.Kom. NIP. 19660702 199302 1 001

(7)
(8)

PRAKATA

Alhamdulilahirobbil'alamin, segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah subhanallah wata'ala atas segala karunia-Nya sehingga tugas akhir ini berhasil diselesaikan. Topik tugas akhir yang dipilih dalam penelitian ini adalah XML Retrieval untuk Dokumen Bahasa Indonesia.

Penulis sadar bahwa tugas akhir ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1 Orang tua tercinta, adikku Muhammad Nasir Bahi serta segenap keluarga besar, terima kasih atas doa dan dukungan yang tiada henti.

2 Bapak Ir. Julio Adisantoso, M.Kom selaku dosen pembimbing tugas akhir. Terima Kasih atas kesabaran dan dukungan dalam penyelesaian tugas akhir ini.

3 Bapak Ahmad Ridha, S.Kom, MS dan Bapak Sony Hartono Wijaya, S.Kom, M.Kom selaku dosen penguji, Dr. Ir. Agus Buono, M.Si, M.Kom. selaku Kepala Departemen Ilmu Komputer serta seluruh staf Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB.

4 Teman-teman satu bimbingan Ilkom 43 dan Ilkom 44 Yucan, Hendrex, Tina, Awet, Eka, Wildan, Rio, Adit, Woro, Dhina, Devi, Agus, Nova, Isna, Fandi dan Nutri. Terima Kasih atas semangat dan kebersamaannya selama penyelesaian tugas akhir ini.

5 Sahabat-sahabatku Uut, Mames, Iki, Syamsul Bachri, dan seluruh sahabatku di Ilkomerz 43. Terima kasih atas motivasi dan kebersamaannya selama ini.

6 Seluruh pihak yang turut membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan tugas akhir.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan dalam berbagai hal karena keterbatasan kemampuan penulis. Penulis berharap adanya masukan berupa saran atau kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempunaan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2012

(9)

Halaman

DAFTAR TABEL...v

DAFTAR GAMBAR...v

DAFTAR LAMPIRAN...v

PENDAHULUAN Latar Belakang...1

Tujuan...1

Ruang Lingkup...1

TINJAUAN PUSTAKA Information Retrieval (Temu-Kembali Informasi)...1

XML Retrieval...1

Vector Space Model untuk XML Retrieval...2

Recall dan Precision...2

METODE PENELITIAN Evaluasi Sistem...3

Asumsi...3

Lingkungan Implementasi...3

HASIL DAN PEMBAHASAN Koleksi Dokumen Pengujian...3

Pemrosesan Dokumen...4

Pengindeksan...4

Pemrosesan Kueri...4

Hasil Temu Kembali...4

Pengujian Kinerja Sistem...5

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan...7

Saran...8

DAFTAR PUSTAKA...8

LAMPIRAN...9

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Deskripsi koleksi dokumen...3

2 Hasil perhitungan average precision pada dokumen pertanian...6

3 Hasil perhitungan average precision pada dokumen tanaman obat ...7

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1 Diagram alur penelitiaan...2

2 Format dokumen dokumen pertanian...4

3 Format dokumen tanaman obat ...4

4 Contoh tree pada kueri...4

5 Grafik R-P untuk tagging title...5

6 Grafik R-P untuk tagging text...5

7 Grafik R-P untuk tagging title and text ...5

8 Grafik R-P untuk dokumen pertanian ...6

9 Grafik R-P untuk tagging penyakit...6

10 Grafik R-P untuk tagging content...6

11 Grafik R-P untuk tagging content dan penyakit...7

12 Grafik R-P untuk dokumen tanaman obat ...7

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1 Antarmuka implementasi sistem pertanian...10

2 Antarmuka implementasi sistem tanaman obat...11

3 Daftar kueri dan jumlah dokumen relevan pada sistem pertanian...12

4 Daftar kueri dan jumlah dokumen relevan pada sistem tanaman obat...13

5 Hasil perhitungan precision pada elevent standard recall untuk sistem pertanian...14

6 Hasil perhitungan precision pada elevent standard recall untuk sistem tanaman obat...15

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada saat ini, informasi dapat diperoleh secara cepat dan mudah dengan menggunakan metode kembali informasi. Sistem temu-kembali mendapatkan informasi dengan menggunakan kueri tertentu. Dengan kueri tersebut, sistem akan melakukan proses temu-kembali sehingga menemukan informasi atau dokumen yang dicari sesuai urutan relevansinya.

Dalam sistem temu kembali informasi, data semi terstruktur dapat direpresentasikan menjadi dua bagian, yaitu sistem temu-kembali informasi biasa dan sistem XML

retrieval. Sistem temu kembali informasi biasa membandingkan semua kumpulan dari term

yang ada berupa gambar, kata-kata, ciri-ciri, dan lain-lain, sedangkan sistem XML retrieval

membandingkan kata yang digambarkan dengan suatu struktursehingga lebih fleksibel (Manning et al. 2008).

Permasalahan di XML retrieval adalah pengguna ingin mengembalikan bagian dari dokumen pada elemen XML bukan dokumen secara keseluruhan dan membedakan konteks yang berbeda dari setiap term dalam pemeringkatan (Manning et al., 2008).

Immaneni dan Thirunarayan (1999) melakukan penelitian terhadap bahasa kueri yang fleksibel dan mengembangkan semantik intuitif dengan ekstraksi dari potongan-potongan dokumen XML yang relevan. Carmel et al. (2002) menambahkan vector space model untuk menemukan dokumen XML dengan menggunakan kueri pada potongan tagging XML dan menghasilkan peringkat sesuai relevansi yang terurut. Fuhr dan Gövert (2002) menggunakan content and structure (CAS) queries dan content only

(CO) queries serta dianalisis menggunakan

recall dan precision. Lalmas (2009) telah melakukan pendekatan terhadap kueri pada

potongan tagging XML dan

merepresentasikan hasil peringkat dokumen XML yang terurut secara relevan.

Penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan metode XML retrieval baru diterapkan menggunakan koleksi bahasa Inggris. Untuk itu, penelitian kali ini akan menerapkan metode XML retrieval

menggunakan koleksi dokumen bahasa Indonesia dengan menggunakan kueri XML dengan potongan tagging dari dokumen

sehingga dokumen dihasilkan lebih spesifik dari sebuah jawaban kueri yang diberikan.

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini ialah mengimplementasikan XML retrieval pada dokumen bahasa Indonesia.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini ialah menggunakan korpus berupa dokumen bahasa Indonesia dengan menggunakan struktur tag

XML yang sama untuk setiap dokumen.

TINJAUAN PUSTAKA

Information Retrieval (Temu Kembali Infomasi)

Temu-kembali informasi berkaitan dengan cara merepresentasikan, menyimpan, mengorganisasikan, dan mengakses informasi. Merepresentasikan dan mengorganisasikan suatu informasi harus membuat pengguna lebih mudah dalam mengakses informasi yang diinginkannya. Akan tetapi, mengetahui informasi yang diinginkan pengguna bukan merupakan suatu hal yang mudah. Untuk itu, pengguna harus mentransformasikan informasi yang dibutuhkan ke dalam suatu kueri yang akan diproses oleh mesin pencari

sehingga kueri tersebut akan

merepresentasikan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Dengan kueri tersebut, sistem akan menemukembalikan informasi yang relevan dengan kueri (Baeza-Yates & Ribeiro-Neto, 1999).

XML Retrieval

XML singkatan dari Extensible Markup Language. Extensible mengandung arti bahasa XML dapat diperluas sendiri sehingga tag-tag

atau kode-kode di dalamnya dapat didefinisikan sendiri. Markup berarti bahasa ini berisi kode-kode instruksi yang harus diterjemahkan oleh suatu aplikasi lain untuk menjalankan proses eksekusi yang sesungguhnya (Siregar, 2003). Sebuah dokumen XML adalah sebuah tree yang terurut dan terlabeli. Setiap node dari tree

adalah sebuah elemen XML yang ditandai dengan sebuah tag pembuka dan tag penutup. Sebuah elemen dapat memiliki satu atau lebih atribut (Manning et al.,2008).

(12)

mengimplementasikan temu-kembali yang berfokus pada strategi pengembalian komponen dokumen yaitu pada elemen XML yang merupakan jawaban dari sebuah kueri. Bahasa kueri pada XML retrieval dapat direpresentasikan menjadi dua, yaitu content and structure (CAS) queries dan content only

(CO) queries. (CAS) queries merupakan kata kunci yang sifatnya berstruktur sehingga informasi yang didapat lebih spesifik berupa isi dan struktur dari dokumen XML, sedangkan (CO) queries merupakan kata kunci yang sifatnya tidak berstruktur yang biasa dimasukkan dalam sistem temu-kembali biasa (Lalmas, 2009).

Vector Space Model untuk XML Retrieval

Dalam temu-kembali vector space model, dokumen dan kueri direpresentasikan sebagai vektor (Ogilvie, 2010). Term frequency (tf) merupakan frekuensi kemunculan suatu term t

pada dokumen d. Document frequency (df) merupakan banyaknya dokumen dalam korpus yang mengandung kata tertentu (Manning et al., 2008).

Pembobotan tf-idf memberikan bobot pada

term t dalam dokumen d dengan nilai:

tft,d ×idft

dengan idft =log

N dft

, tft,d adalah frekuensi

term t pada dokumen d, N adalah jumlah dokumen dalam koleksi, dan dft

adalah jumlah

dokumen yang mengandung termt.

Vector space model untuk XML Retrieval

dapat ditentukan dengan menghitung SIMNOMERGE similarity yang nilai kemiripannya dapat lebih besar dari 1. Dalam SIMNOMERGE similarity, terdapat nilai

context resemblance yang merupakan ukuran sederhana dari kemiripan setiap context query

dan context document (Manning et al., 2008) yang dirumuskan sebagai berikut:

CRcq,cd=

{

1∣cq

1∣cd

jika cqcocok dengan cd

0 jika cqtidak cocok dengan cd

}

dengan |cq| adalah banyaknya node pada kueri

dan |cd| adalah banyaknya node pada

dokumen.

Oleh karena itu, SIMNOMERGE

similarity dapat dirumuskan sebagai berikut (Manning et al., 2008):

SIMNOMERGEq ,d=∑

cq∈Bcd∈∑B

CRcq,cd∑ t∈V

weightq ,t , cq

weightd, t , cd

∑c∈B, t∈Vweight 2d , t ,c

dengan V adalah himpunan kata yang unik, B

adalah kumpulan semua konteks XML, cq

adalah panjang konteks pada kueri, cdadalah

panjang konteks pada dokumen, weight(q,t,cq)

merupakan bobot term t pada konteks kueri,

weight(d,t,cd) adalah bobot term t pada

konteks dokumen, dan

c∈B, t∈Vweight

2

d , t ,c adalah normalisasi panjang dokumen.

Recall dan Precision

Recall adalah perbandingan antara dokumen relevan yang ditemukembalikan

∣Ra∣dengan dokumen relevan yang ada

pada korpus ∣R∣.

Recall=∣Ra∣ ∣R

Precision adalah perbandingan antara dokumen relevan yang ditemukembalikan

∣Ra∣ dengan dokumen yang

ditemukembalikan ∣A∣ (Baeza-Yates & Ribeiro-Neto, 1999).

Precision=∣Ra∣ ∣A

Average precision (AVP) adalah suatu ukuran evaluasi kinerja temu-kembali yang diperoleh dengan menghitung average precision menggunakan eleven standardrecall

yaitu 0, 0.1, 0.2, 0.3, 0.4, 0.5, 0.6, 0.7, 0.8, 0.9, dan 1 (Baeza-Yates & Ribeiro-Neto, 1999).

METODE PENELITIAN

Gambaran umum sistem penelitian yang dikembangkan dapat dilihat pada Gambar 1.

(13)

Tahap awal dari penelitian ini adalah mengambil koleksi dokumen terstruktur XML yang terdapat pada satu direktori, kemudian dilakukan pembuangan kata-kata yang tidak penting (stopwords) dan indexing terhadap dokumen. Dari hasil pengindeksan, dilakukan pembentukan inverted index dan terbentuk pencarian dokumen dengan kueri yang diberikan dapat dilakukan.

Evaluasi Sistem

Evaluasi dilakukan terhadap 30 dokumen teratas untuk sistem pertanian, sedangkan untuk sistem tanaman obat evaluasi dilakukan terhadap 20 dokumen teratas untuk setiap hasil temu-kembali sistem berdasarkan kueri yang diberikan.Pengujian sistem dilakukan dengan melakukan perhitungan terhadap recall dan

precision dalam menentukan tingkat keefektifan proses hasil temu-kembali. Dalam perhitungan recall, digunakan eleven standard recall yaitu 0, 0.1, 0.2, 0.3, 0.4, 0.5, 0.6, 0.7, 0.8, 0.9, dan 1. Perhitungan ini dilakukan untuk masing-masing jenis kueri dengan potongan tagging XML yang berbeda dari sistem pertanian dan sistem tanaman obat .

Hasil perhitungan recall dan precision

untuk masing-masing pembobotan akan dibandingkan dalam bentuk grafik recall-precision. Selain itu, juga akan dihitung nilai

average precision dari jenis kueri dengan potongan tagging XML yang berbeda dari sistem pertanian dan sistem tanaman obat untuk memperoleh sistem yang lebih baik dalam metode XML retrieval mengunakan dokumen bahasa Indonesia.

Lingkungan Implementasi

Perangkat lunak yang digunakan untuk penelitian, yaitu:

 Microsoft Windows XP Professional sebagai sistem operasi.

 Apache di dalam XAMPP-win32-1.7.1 sebagai web server.

 Notepad++ sebagai program editor.

Perangkat keras yang digunakan untuk penelitian, yaitu:

 Prosesor Intel Celeron 2.0 GHz.

 RAM 2 GB.

Harddisk 80 GB.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Koleksi Dokumen Pengujian

Penelitian ini menggunakan 1000 dokumen pertanian dan 93 dokumen tanaman obat. Dokumen-dokumen ini berasal dari Laboratorium Temu Kembali, Departemen Ilmu Komputer IPB. Deskripsi dari dokumen ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Deskripsi koleksi dokumen

Uraian Dokumen Pertanian Nilai (bytes) Ukuran keseluruhan dokumen 4 104 253

Ukuran rata-rata dokumen 4 101

Ukuran dokumen terbesar 52 755

Ukuran dokumen terkecil 243

Uraian Dokumen Tanaman Obat

Nilai (bytes)

Ukuran keseluruhan dokumen 302 977

Ukuran rata-rata dokumen 3 258

Ukuran dokumen terbesar 13 684

Ukuran dokumen terkecil 868

Dokumen-dokumen ini memiliki bentuk XML yang seragam untuk setiap dokumen. Format struktur XML dapat dilihat pada Gambar 2 untuk dokumen pertanian dan Gambar 3 untuk dokumen tanaman obat.

Dokumen pertanian dikelompokkan ke dalam tag-tag berikut:

<DOC></DOC>, tag ini mewakili keseluruhan dokumen dan melingkupi tag-tag yang lebih spesifik.

<DOCNO></<DOCNO>, tag ini menunjukkan ID dari dokumen.

<TITLE></TITLE>, tag ini menunjukkan judul dokumen yang diberitakan.

<AUTHOR></AUTHOR>, tag ini menunjukkan nama pengarang berita tersebut.

<TEXT></TEXT>, tag ini menunjukkan isi dari dokumen.
(14)

<namal></namal>, tag ini menunjukkan nama latin dari tanaman obat.

<content></content>, tag ini mewakili isi dari dokumen meliputi deskripsi tanaman dan kegunaannya.

<fam></fam>, tag ini menunjukkan nama family dari tanaman obat.

<penyakit></penyakit>, tag ini menunjukkan nama penyakit yang berkaitan dengan tanaman obat.

Gambar 2 Format dokumen dokumen pertanian.

Gambar 3 Format dokumen tanaman obat.

Pemrosesan Dokumen

Sebelum dilakukan proses pengindeksan koleksi, dokumen terlebih dahulu dipisahkan berdasarkan jenis tag. Dokumen pertanian dibedakan dalam tiga tagging: title, text, dan

title & text sedangkan untuk dokumen tanaman obat adalah penyakit, content, dan

content & penyakit dengan menggunakan fungsi preg_split.

Pengindeksan

Pengindeksan dokumen dimulai dengan melakukan parsing terhadap setiap file yang

dibedakan berdasarkan pemisahan tagging, kemudian dilakukan pembuangan stopwords

yang terdapat pada file “stopwords.txt”. File

ini terdiri atas 661 kata yang dipisahkan dengan newline. Selanjutnya, term diubah ke lower case dengan fungsi preg_match.

Pengindeksan 1000 dokumen pertanian dan 93 dokumen tanaman obat pada setiap tagging

menghasilkan jumlah kata unik dan frekuensi total setiap kata.

Pemrosesan Kueri

Untuk menjalankan proses evaluasi, kueri dimasukkan pada sistem mesin pencari (Lampiran 1 dan Lampiran 2). Jumlah kueri yang digunakan pada penelitian ini ialah 30 untuk dokumen pertanian (Lampiran 3) dan 13 untuk dokumen tanaman obat (Lampiran 4). Kueri-kueri ini tersedia di Laboratorium Temu Kembali Informasi, Departemen Ilmu Komputer. Kueri pada sistem ini menggunakan kueri XML, yaitu berupa kueri yang dipasangkan dengan potongan tagging

XML yang bersifat terstruktur. Pada kueri XML, potongan tagging yang dipakai pada dokumen pertanian adalah

1. <title>kueri</title>

2. <text>kueri</text>

3. <title><text>kueri</text></t itle>

Tagging yang dipakai pada dokumen tanaman obat adalah

1. <penyakit>kueri</penyakit>

2. <content>kueri</content>

3. <content><penyakit>kueri</pe nyakit></content>

Penghitungan panjang konteks pada kueri dapat dicontohkan sebagai berikut:

“<title> gagal panen</title>”

Kueri tersebut diilustrasikan menjadi tree

yang digambarkan pada Gambar 4. Gambar 4 menunjukkan bahwa panjang konteks pada kueri ialah 3.

Gambar 4 Contoh tree pada kueri.

Hasil Temu Kembali

Pada penelitian ini, pembobotan yang <?xml version="1.0" encoding="utf-8"?> <DOC> <DOCNO>017</DOCNO> <nama>Sosor Bebek</nama> <namal>Kalanchoe pinnata Lamk.</namal>

<content>Famili : Crassulaceae. Nama Lokal : Cakar itek (Sunda); dan sosor bebek....</content> <fam>Crassulaceae</fam> <penyakit>Kulit</penyakit> </DOC> title panen gagal <?xml version="1.0" encoding="utf-8"?> <DOC> <DOCNO>suaramerdeka1201 04</DOCNO>

<TITLE>Pemerintah Larang Impor Beras pada Pra dan Pascapanen Raya </TITLE>

<AUTHOR> (ant-82) </AUTHOR> <SOURCE>suaramerdeka</SOURCE> <DATE>12/1/2004</DATE>

(15)

digunakan yaitu tf-idf. Jumlah dokumen teratas yang diambil adalah 30 untuk sistem dokumen pertanian dan 20 untuk sistem dokumen tanaman obat.

Pengujian Kinerja Sistem

Proses evaluasi dalam penelitian ini dilakukan pada dua koleksi dokumen yaitu dokumen pertanian dan dokumen, tanaman obat beserta kueri uji yang berbeda.

1 Pengujian pada Dokumen Pertanian

Proses evaluasi pada dokumen pertanian menggunakan 30 kueri uji yang telah ada sebelumnya berikut dokumen yang relevan. Pencarian dengan kueri uji ini dilakukan dengan tujuan mendapatkan nilai recall dan

precision untuk 30 dokumen teratas yang ditemukembalikan oleh sistem dan dilakukan perhitungan interpolasi terhadap maksimum untuk mendapatkan nilai average precision

(AVP).

Pengujian terhadap kueri XML pada dokumen pertanian terdapat tiga jenis potongan tagging dari struktur dokumen XML di koleksi, yaitu :

a Kueri XML dengan potongan tagging title

Gambar 5 mengilustrasikan kinerja sistem pada XML kueri dengan potongan tagging title. Nilai average precision dari pencarian kueri XML dengan potongan tagging title

sebesar 0.5005.

Gambar 5 Grafik R-P untuk tagging title.

b Kueri XML dengan potongan tagging text

Gambar 6 mengilustrasikan kinerja sistem pada XML kueri dengan potongan tagging text. Nilai average precision dari pencarian kueri XML dengan potongan tagging text

sebesar 0.6156 atau meningkat 12% dari kueri XML dengan potongan tagging title. Hal ini menyebabkan kata konteks kueri banyak yang sama dengan konteks dokumen yang menyebabkan nilai average precision

meningkat sebesar 12%.

Gambar 6 Grafik R-P untuk tagging text.

c Kueri XML dengan potongan tagging title andtext

Gambar 7 mengilustrasikan kinerja sistem pada XML kueri dengan potongan tagging title dan text.

Gambar 7 Grafik R-P untuk potongan tagging title & text.

Nilai average precision dari pencarian kueri XML dengan potongan tagging title and text sebesar 0.6153 atau lebih rendah 0.0003 dari kueri XML dengan potongan tagging text

dan meningkat 12% dari kueri XML dengan potongan tagging title. Average precision

masing-masing potongan tagging pada kueri XML dapat dilihat pada Tabel 2. Kinerja temu-kembali diilustrasikan dengan grafik

recall-precision yang ditunjukan pada Gambar 8.

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 recall p re ci si o n

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 recall p re c is io n

(16)

Gambar 8 Grafik R-P untuk dokumen pertanian.

Gambar 8 menunjukkan bahwa untuk perbedaan jenis potongan tagging telah memiliki perbedaan yang signifikan terhadap penambahan potongan tagging XML dan panjangnya kata pada suatu konteks di dokumen pertanian.

Tabel 2 Hasil perhitungan average precision

pada dokumen pertanian

Jenis Tagging AVP

Title 0.5005

Text 0.6156

Title & Text 0.6153

Tabel 2 menunjukkan bahwa kinerja sistem

pada pembobotan tf-idf dengan

SIMNOMERGE similarity memberikan temu-kembali lebih baik yaitu pada kueri XML dengan potongan tagging text dan tagging title and text sebesar 62%. Berarti, secara rata-rata pada tiap recall point, 62% hasil temu-kembali relevan dengan kueri dan meningkat sebesar 12% dari kueri XML dengan potongan

tagging title.

2 Pengujian pada Dokumen Tanaman Obat

Proses evaluasi pada dokumen tanaman obat menggunakan 13 kueri uji yang telah ada sebelumnya berikut dokumen-dokumen yang relevan. Pengujian yang dilakukan sama seperti sebelumnya, yaitu melakukan perhitungan recall-precision terhadap kueri XML dan dilakukan tahap perhitungan interpolasi masksimum untuk mendapakan nilai average precision (AVP) yang akan menggambarkan nilai kinerja pada sistem secara keseluruhan.

Pada pengujian sistem dilakukan untuk

pencarian dokumen dengan kueri XML dengan mengambil 20 dokumen teratas. Pengujian terhadap kueri XML pada dokumen tanaman obat terdapat tiga jenis potongan

tagging dari struktur dokumen XML di koleksi dokumen pertanian, yaitu :

a Kueri XML dengan potongan tagging

penyakit

Gambar 9 mengilustrasikan kinerja sistem untuk kueri XML dengan potongan tagging

penyakit. Pada pengujian sistem pada pencarian kueri XML dengan potongan

tagging penyakit, nilai average precision yang didapat sebesar 0.5968. Pengaturan skala sumbu y pada Gambar 9 dimulai dengan skala minimum 0.5750 dan skala maksimum 0.6150. Hal ini dilakukan untuk melihat grafik R-P potongan tagging penyakit telah relevan.

Gambar 9 Grafik R-P untuk tagging penyakit. b Kueri XML dengan Potongan tagging content

Gambar 10 mengilustrasikan kinerja sistem untuk kueri XML dengan potongan tagging content.

Gambar 10 Grafik R-P untuk tagging content. 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 0.5750 0.5800 0.5850 0.5900 0.5950 0.6000 0.6050 0.6100 0.6150 recall p re ci si o n

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 Recall P re ci si o n

(17)

Nilai average precision dari pencarian kueri XML dengan potongan tagging content

sebesar 0.6273 atau lebih tinggi sebesar 0.0305 dari kueri XML dengan potongan

tagging penyakit.

c Kueri XML dengan potongan tagging content dan penyakit

Gambar 11 mengilustrasikan kinerja sistem untuk kueri XML dengan potongan tagging content dan penyakit. Nilai average precision

dari pencarian kueri XML dengan potongan

tagging content dan penyakit sebesar 0.8589. Perbedaan kinerja sistem pada kueri potongan

tagging content dan content & penyakit di sistem tanaman obat diilustrasikan pada grafik recall-precision yang dapat dilihat Gambar 12 dan uraian masing-masing nilai

average precision terhadap kueri XML di tanaman obat dapat dilihat pada Tabel 3.

Gambar 11 Grafik R-P untuk tagging content

dan penyakit.

Gambar 12 Grafik R-P untuk dokumen tanaman obat.

Dari Gambar 12, dapat dilihat bahwa terjadi perubahan signifikan terhadap

penyatuan potongan tagging pada sistem tanaman obat, yaitu content dan penyakit. Di potongan tagging tersebut, terdapat banyak kueri yang dicari oleh pengguna sehingga banyak terambil dokumen yang relevan pada pengujian kueri XML dengan potongan

tagging content dan penyakit.

Tabel 3 Hasil perhitungan average precision

pada dokumen tanaman obat

Jenis Tagging AVP

Penyakit 0.5968

Content 0.6273

Content & Penyakit 0.8589

Hasil pada Tabel 3 menunjukkan bahwa kinerja sistem untuk tanaman obat dengan nilai average precision yang sangat baik mencapai 86% pada kueri XML dengan potongan tagging content dan penyakit. Berarti, secara rata-rata pada tiap recall point,

86% hasil temu-kembali relevan dengan kueri. Kinerja pengujian kueri XML dengan potongan tagging content dan penyakit meningkat 23% dari potongan tagging content

atau meningkat 26% dari potongan tagging

penyakit.

Hasil pengujian pada dokumen tanaman obat lebih baik daripada pengujian dokumen pertanian. Hal ini dikarenakan isi konteks dokumen banyak yang sama dengan representasi dari kueri uji yang dilakukan. Hal ini mengakibatkan sistem dapat menghasilkan dokumen yang spesifik dari kueri XML dengan potongan tagging di dokumen tanaman obat. Selain itu, dokumen tanaman obat juga bersifat berbeda antar dokumennya. Setiap dokumen pada setiap tagging memiliki penciri yang berbeda dari dokumen lainnya sehingga membuat hasil temu-kembali menjadi semakin baik.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:

1 Kinerja kueri XML pada sistem dokumen tanaman obat lebih baik daripada dokumen pertanian.

2

Kueri XML dengan potongan tagging content dan penyakit di dokumen tanaman obat mendapatkan nilai average precision

yang baik yaitu sebesar 0.8589, sedangkan pada dokumen pertanian nilai 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 recall p re ci si o n

(18)

average precision maksimumnya mencapai 0.6156 pada kueri XML dengan potongan tagging text.

Saran

Terdapat beberapa hal yang dapat ditambahkan atau diperbaiki untuk penelitian ke depannya, seperti:

1 Membandingkan kinerja pada sistem ini menggunakan pembobotan dan similarity

lainnya yang ada pada metode di XML

retrieval.

2 Menggunakan dokumen XML dengan struktur yang lebih kompleks.

DAFTAR PUSTAKA

Anbiana ED. 2009. Pseudo-Relevance Feedback pada temu kembali menggunakan segmentasi dokumen [skripsi]. Bogor: Departemen Ilmu Komputer, Institut Pertanian Bogor.

Baeza-Yates R, Ribeiro-Neto B. 1999.

Modern Information Retrieval. New York: Addison Wesley.

Carmel D, Efraty N, Landau GM, Maarek YS, Mass Y. 2002. An Extension of the Vector Space Model for Querying XML Documents via XML Fragments. Haifa: Haifa University.

Fuhr N, Gövert N. 2002. INEX: Initiative for the Evaluation of XML Retrieval. London: University of Dortmund, Germany and Queen Mary University of London, UK.

Immaneni T, Thirunarayan K. 1999. Flexible Querying of XML Documents. Ohio: Department of Computer Science and Engineering Wright State University.

Lalmas M. 2009. XML Information retrieval. Glasgow: University of Glasgow.

Manning CD. Raghavan P, Schütze H. 2008.

Introduction to Information Retrieval. Cambridge: Cambridge University Press.

Ogilvie P. 2010. Retrieval Using Document Structure and Annotations. Pittsburgh: Language Technologies Institute.

(19)
(20)
(21)
(22)

Lampiran 3 Daftar kueri dan jumlah dokumen relevan pada Sistem Pertanian

No Kueri Jumlah dokumen relevan

1 Bencana kekeringan 39

2 Dukungan pemerintah pada pertanian 29

3 Flu burung 21

4 Gabah kering giling 24

5 Gagal panen 48

6 Harga komoditas pertanian 57

7 Impor beras indonesia 43

8 Industri gula 19

9 Institut pertanian bogor 40

10 Kelangkaan pupuk 20

11 Kelompok masyarakat tani 32

12 Laboratorium pertanian 21

13 Musim panen 40

14 Pembangunan untuk sektor pertanian 46

15 Penerapan bioteknologi di indonesia 42

16 Penerapan teknologi pertanian 39

17 Penyakit hewan ternak 13

18 Penyuluhan pertanian 27

19 Perdagangan hasil pertanian 30

20 Pertanian organik 24

21 Petani tebu 20

22 peternak unggas 20

23 Produk usaha peternakan rakyat 19

24 Pupuk organik 20

25 Riset pertanian 69

26 Swasembada pangan 30

27 Tadah hujan 18

28 Tanaman obat 29

29 Tanaman pangan 43

(23)

Lampiran 4 Daftar kueri dan jumlah dokumen relevan pada Sistem Tanaman Obat

No Kueri Jumlah dokumen relevan

1 Batuk rejan 6

2 Diabetes mellitus 16

3 Gangguan pencernaan 19

4 Kencing manis 16

5 Kronis 9

6 Kulit 10

7 Masuk angin 12

8 Muntah darah 15

9 Nyeri radang demam 19

10 Pencernaan 19

11 Perawatan 24

12 Pernapasan 5

(24)

Lampiran 5 Hasil perhitungan precision pada eleven standard recall untuk Sistem Pertanian

Recall

Precision

Tagging Title Tagging Text Tagging Title + Text

0 0.7762 0.9125 0.9144

0,1 0.6106 0.8581 0.8674

0,2 0.5294 0.7418 0.7400

0,3 0.4754 0,6075 0.6126

0,4 0.4643 0.5580 0.5537

0,5 0.4451 0.5203 0.5174

0,6 0.4431 0.5148 0.5125

0,7 0.4405 0.5148 0.5125

0,8 0.4405 0.5148 0.5125

0,9 0.4405 0.5148 0.5125

1 0.4405 0.5148 0.5125

(25)

Lampiran 6 Hasil perhitungan precision pada eleven standard recall untuk Sistem Tanaman Obat

Recall

Precision

Tagging Penyakit Tagging Content Tagging Content + Penyakit

0 0.6154 0.7194 0.9308

0,1 0.6000 0.7066 0.9308

0,2 0.6000 0.6874 0.9308

0,3 0.5962 0.6617 0.9308

0,4 0.5962 0.6468 0.9212

0,5 0.5962 0.6426 0.8931

0,6 0.5962 0.6356 0.8658

0,7 0.5911 0.5898 0.8073

0,8 0.5911 0.5604 0.7722

0,9 0.5911 0.5552 07671

1 0.5911 0.4949 0.6983

(26)
(27)

MARYAM NOVIYANA BAHI. XML Retrieval for Document in Bahasa Indonesia. Under direction of JULIO ADISANTOSO.

XML (eXtensible Markup Language) retrieval is the content based retrieval of documents structured with XML and aims to implement focused retrieval strategies aiming at returning document components, which is XML elements instead of whole documents in response to a user query. Query languages for XML retrieval can be classified into content only (CO) and content and structure (CAS) query languages. Content only queries usually used for information retrieval where user does not know structure of a document but can get a specific answer from the query. Whereas, for content and structure queries used for XML retrieval systems which aims to answering user query on retrieve specific part of a document from content and structure XML documents. In this research queries are use content and structure (CAS) character with XML query additional fragments tagging of documents structured with XML. The purpose of this reasearch is to implement XML retrieval for document in Bahasa Indonesia using XML query additional fragments tagging with SIMNOMERGE similarity. The testing used 2 documents i.e. agricultural document and medicinal plants document. For the testing agricultural documents used 30 queries and 1000 documents. Whereas for medicinal plants documents used 13 queries and 93 documents. The testing result showed that the perfomance of information search engine is better when we use the medicinal plants documents than agricultural document. However, the performance of search engine with XML query additional fragment tagging with content and disease in madicinal plants document gave good result with around 0.8589 average precision and for XML query additional fragment tagging with text in agricultural document gave result with around 0.6156 average precision.

(28)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada saat ini, informasi dapat diperoleh secara cepat dan mudah dengan menggunakan metode kembali informasi. Sistem temu-kembali mendapatkan informasi dengan menggunakan kueri tertentu. Dengan kueri tersebut, sistem akan melakukan proses temu-kembali sehingga menemukan informasi atau dokumen yang dicari sesuai urutan relevansinya.

Dalam sistem temu kembali informasi, data semi terstruktur dapat direpresentasikan menjadi dua bagian, yaitu sistem temu-kembali informasi biasa dan sistem XML

retrieval. Sistem temu kembali informasi biasa membandingkan semua kumpulan dari term

yang ada berupa gambar, kata-kata, ciri-ciri, dan lain-lain, sedangkan sistem XML retrieval

membandingkan kata yang digambarkan dengan suatu struktursehingga lebih fleksibel (Manning et al. 2008).

Permasalahan di XML retrieval adalah pengguna ingin mengembalikan bagian dari dokumen pada elemen XML bukan dokumen secara keseluruhan dan membedakan konteks yang berbeda dari setiap term dalam pemeringkatan (Manning et al., 2008).

Immaneni dan Thirunarayan (1999) melakukan penelitian terhadap bahasa kueri yang fleksibel dan mengembangkan semantik intuitif dengan ekstraksi dari potongan-potongan dokumen XML yang relevan. Carmel et al. (2002) menambahkan vector space model untuk menemukan dokumen XML dengan menggunakan kueri pada potongan tagging XML dan menghasilkan peringkat sesuai relevansi yang terurut. Fuhr dan Gövert (2002) menggunakan content and structure (CAS) queries dan content only

(CO) queries serta dianalisis menggunakan

recall dan precision. Lalmas (2009) telah melakukan pendekatan terhadap kueri pada

potongan tagging XML dan

merepresentasikan hasil peringkat dokumen XML yang terurut secara relevan.

Penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan metode XML retrieval baru diterapkan menggunakan koleksi bahasa Inggris. Untuk itu, penelitian kali ini akan menerapkan metode XML retrieval

menggunakan koleksi dokumen bahasa Indonesia dengan menggunakan kueri XML dengan potongan tagging dari dokumen

sehingga dokumen dihasilkan lebih spesifik dari sebuah jawaban kueri yang diberikan.

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini ialah mengimplementasikan XML retrieval pada dokumen bahasa Indonesia.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini ialah menggunakan korpus berupa dokumen bahasa Indonesia dengan menggunakan struktur tag

XML yang sama untuk setiap dokumen.

TINJAUAN PUSTAKA

Information Retrieval (Temu Kembali Infomasi)

Temu-kembali informasi berkaitan dengan cara merepresentasikan, menyimpan, mengorganisasikan, dan mengakses informasi. Merepresentasikan dan mengorganisasikan suatu informasi harus membuat pengguna lebih mudah dalam mengakses informasi yang diinginkannya. Akan tetapi, mengetahui informasi yang diinginkan pengguna bukan merupakan suatu hal yang mudah. Untuk itu, pengguna harus mentransformasikan informasi yang dibutuhkan ke dalam suatu kueri yang akan diproses oleh mesin pencari

sehingga kueri tersebut akan

merepresentasikan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Dengan kueri tersebut, sistem akan menemukembalikan informasi yang relevan dengan kueri (Baeza-Yates & Ribeiro-Neto, 1999).

XML Retrieval

XML singkatan dari Extensible Markup Language. Extensible mengandung arti bahasa XML dapat diperluas sendiri sehingga tag-tag

atau kode-kode di dalamnya dapat didefinisikan sendiri. Markup berarti bahasa ini berisi kode-kode instruksi yang harus diterjemahkan oleh suatu aplikasi lain untuk menjalankan proses eksekusi yang sesungguhnya (Siregar, 2003). Sebuah dokumen XML adalah sebuah tree yang terurut dan terlabeli. Setiap node dari tree

adalah sebuah elemen XML yang ditandai dengan sebuah tag pembuka dan tag penutup. Sebuah elemen dapat memiliki satu atau lebih atribut (Manning et al.,2008).

(29)

mengimplementasikan temu-kembali yang berfokus pada strategi pengembalian komponen dokumen yaitu pada elemen XML yang merupakan jawaban dari sebuah kueri. Bahasa kueri pada XML retrieval dapat direpresentasikan menjadi dua, yaitu content and structure (CAS) queries dan content only

(CO) queries. (CAS) queries merupakan kata kunci yang sifatnya berstruktur sehingga informasi yang didapat lebih spesifik berupa isi dan struktur dari dokumen XML, sedangkan (CO) queries merupakan kata kunci yang sifatnya tidak berstruktur yang biasa dimasukkan dalam sistem temu-kembali biasa (Lalmas, 2009).

Vector Space Model untuk XML Retrieval

Dalam temu-kembali vector space model, dokumen dan kueri direpresentasikan sebagai vektor (Ogilvie, 2010). Term frequency (tf) merupakan frekuensi kemunculan suatu term t

pada dokumen d. Document frequency (df) merupakan banyaknya dokumen dalam korpus yang mengandung kata tertentu (Manning et al., 2008).

Pembobotan tf-idf memberikan bobot pada

term t dalam dokumen d dengan nilai:

tft,d ×idft

dengan idft =log

N dft

, tft,d adalah frekuensi

term t pada dokumen d, N adalah jumlah dokumen dalam koleksi, dan dft

adalah jumlah

dokumen yang mengandung termt.

Vector space model untuk XML Retrieval

dapat ditentukan dengan menghitung SIMNOMERGE similarity yang nilai kemiripannya dapat lebih besar dari 1. Dalam SIMNOMERGE similarity, terdapat nilai

context resemblance yang merupakan ukuran sederhana dari kemiripan setiap context query

dan context document (Manning et al., 2008) yang dirumuskan sebagai berikut:

CRcq,cd=

{

1∣cq

1∣cd

jika cqcocok dengan cd

0 jika cqtidak cocok dengan cd

}

dengan |cq| adalah banyaknya node pada kueri

dan |cd| adalah banyaknya node pada

dokumen.

Oleh karena itu, SIMNOMERGE

similarity dapat dirumuskan sebagai berikut (Manning et al., 2008):

SIMNOMERGEq ,d=∑

cq∈Bcd∈∑B

CRcq,cd∑ t∈V

weightq ,t , cq

weightd, t , cd

∑c∈B, t∈Vweight 2d , t ,c

dengan V adalah himpunan kata yang unik, B

adalah kumpulan semua konteks XML, cq

adalah panjang konteks pada kueri, cdadalah

panjang konteks pada dokumen, weight(q,t,cq)

merupakan bobot term t pada konteks kueri,

weight(d,t,cd) adalah bobot term t pada

konteks dokumen, dan

c∈B, t∈Vweight

2

d , t ,c adalah normalisasi panjang dokumen.

Recall dan Precision

Recall adalah perbandingan antara dokumen relevan yang ditemukembalikan

∣Ra∣dengan dokumen relevan yang ada

pada korpus ∣R∣.

Recall=∣Ra∣ ∣R

Precision adalah perbandingan antara dokumen relevan yang ditemukembalikan

∣Ra∣ dengan dokumen yang

ditemukembalikan ∣A∣ (Baeza-Yates & Ribeiro-Neto, 1999).

Precision=∣Ra∣ ∣A

Average precision (AVP) adalah suatu ukuran evaluasi kinerja temu-kembali yang diperoleh dengan menghitung average precision menggunakan eleven standardrecall

yaitu 0, 0.1, 0.2, 0.3, 0.4, 0.5, 0.6, 0.7, 0.8, 0.9, dan 1 (Baeza-Yates & Ribeiro-Neto, 1999).

METODE PENELITIAN

Gambaran umum sistem penelitian yang dikembangkan dapat dilihat pada Gambar 1.

(30)

Tahap awal dari penelitian ini adalah mengambil koleksi dokumen terstruktur XML yang terdapat pada satu direktori, kemudian dilakukan pembuangan kata-kata yang tidak penting (stopwords) dan indexing terhadap dokumen. Dari hasil pengindeksan, dilakukan pembentukan inverted index dan terbentuk pencarian dokumen dengan kueri yang diberikan dapat dilakukan.

Evaluasi Sistem

Evaluasi dilakukan terhadap 30 dokumen teratas untuk sistem pertanian, sedangkan untuk sistem tanaman obat evaluasi dilakukan terhadap 20 dokumen teratas untuk setiap hasil temu-kembali sistem berdasarkan kueri yang diberikan.Pengujian sistem dilakukan dengan melakukan perhitungan terhadap recall dan

precision dalam menentukan tingkat keefektifan proses hasil temu-kembali. Dalam perhitungan recall, digunakan eleven standard recall yaitu 0, 0.1, 0.2, 0.3, 0.4, 0.5, 0.6, 0.7, 0.8, 0.9, dan 1. Perhitungan ini dilakukan untuk masing-masing jenis kueri dengan potongan tagging XML yang berbeda dari sistem pertanian dan sistem tanaman obat .

Hasil perhitungan recall dan precision

untuk masing-masing pembobotan akan dibandingkan dalam bentuk grafik recall-precision. Selain itu, juga akan dihitung nilai

average precision dari jenis kueri dengan potongan tagging XML yang berbeda dari sistem pertanian dan sistem tanaman obat untuk memperoleh sistem yang lebih baik dalam metode XML retrieval mengunakan dokumen bahasa Indonesia.

Lingkungan Implementasi

Perangkat lunak yang digunakan untuk penelitian, yaitu:

 Microsoft Windows XP Professional sebagai sistem operasi.

 Apache di dalam XAMPP-win32-1.7.1 sebagai web server.

 Notepad++ sebagai program editor.

Perangkat keras yang digunakan untuk penelitian, yaitu:

 Prosesor Intel Celeron 2.0 GHz.

 RAM 2 GB.

Harddisk 80 GB.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Koleksi Dokumen Pengujian

[image:30.595.324.509.212.397.2]

Penelitian ini menggunakan 1000 dokumen pertanian dan 93 dokumen tanaman obat. Dokumen-dokumen ini berasal dari Laboratorium Temu Kembali, Departemen Ilmu Komputer IPB. Deskripsi dari dokumen ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Deskripsi koleksi dokumen

Uraian Dokumen Pertanian Nilai (bytes) Ukuran keseluruhan dokumen 4 104 253

Ukuran rata-rata dokumen 4 101

Ukuran dokumen terbesar 52 755

Ukuran dokumen terkecil 243

Uraian Dokumen Tanaman Obat

Nilai (bytes)

Ukuran keseluruhan dokumen 302 977

Ukuran rata-rata dokumen 3 258

Ukuran dokumen terbesar 13 684

Ukuran dokumen terkecil 868

Dokumen-dokumen ini memiliki bentuk XML yang seragam untuk setiap dokumen. Format struktur XML dapat dilihat pada Gambar 2 untuk dokumen pertanian dan Gambar 3 untuk dokumen tanaman obat.

Dokumen pertanian dikelompokkan ke dalam tag-tag berikut:

<DOC></DOC>, tag ini mewakili keseluruhan dokumen dan melingkupi tag-tag yang lebih spesifik.

<DOCNO></<DOCNO>, tag ini menunjukkan ID dari dokumen.

<TITLE></TITLE>, tag ini menunjukkan judul dokumen yang diberitakan.

<AUTHOR></AUTHOR>, tag ini menunjukkan nama pengarang berita tersebut.

<TEXT></TEXT>, tag ini menunjukkan isi dari dokumen.
(31)

<namal></namal>, tag ini menunjukkan nama latin dari tanaman obat.

<content></content>, tag ini mewakili isi dari dokumen meliputi deskripsi tanaman dan kegunaannya.

<fam></fam>, tag ini menunjukkan nama family dari tanaman obat. [image:31.595.93.300.49.828.2]

<penyakit></penyakit>, tag ini menunjukkan nama penyakit yang berkaitan dengan tanaman obat.

Gambar 2 Format dokumen dokumen pertanian.

Gambar 3 Format dokumen tanaman obat.

Pemrosesan Dokumen

Sebelum dilakukan proses pengindeksan koleksi, dokumen terlebih dahulu dipisahkan berdasarkan jenis tag. Dokumen pertanian dibedakan dalam tiga tagging: title, text, dan

title & text sedangkan untuk dokumen tanaman obat adalah penyakit, content, dan

content & penyakit dengan menggunakan fungsi preg_split.

Pengindeksan

Pengindeksan dokumen dimulai dengan melakukan parsing terhadap setiap file yang

dibedakan berdasarkan pemisahan tagging, kemudian dilakukan pembuangan stopwords

yang terdapat pada file “stopwords.txt”. File

ini terdiri atas 661 kata yang dipisahkan dengan newline. Selanjutnya, term diubah ke lower case dengan fungsi preg_match.

Pengindeksan 1000 dokumen pertanian dan 93 dokumen tanaman obat pada setiap tagging

menghasilkan jumlah kata unik dan frekuensi total setiap kata.

Pemrosesan Kueri

Untuk menjalankan proses evaluasi, kueri dimasukkan pada sistem mesin pencari (Lampiran 1 dan Lampiran 2). Jumlah kueri yang digunakan pada penelitian ini ialah 30 untuk dokumen pertanian (Lampiran 3) dan 13 untuk dokumen tanaman obat (Lampiran 4). Kueri-kueri ini tersedia di Laboratorium Temu Kembali Informasi, Departemen Ilmu Komputer. Kueri pada sistem ini menggunakan kueri XML, yaitu berupa kueri yang dipasangkan dengan potongan tagging

XML yang bersifat terstruktur. Pada kueri XML, potongan tagging yang dipakai pada dokumen pertanian adalah

1. <title>kueri</title>

2. <text>kueri</text>

3. <title><text>kueri</text></t itle>

Tagging yang dipakai pada dokumen tanaman obat adalah

1. <penyakit>kueri</penyakit>

2. <content>kueri</content>

3. <content><penyakit>kueri</pe nyakit></content>

Penghitungan panjang konteks pada kueri dapat dicontohkan sebagai berikut:

“<title> gagal panen</title>”

Kueri tersebut diilustrasikan menjadi tree

[image:31.595.354.480.644.707.2]

yang digambarkan pada Gambar 4. Gambar 4 menunjukkan bahwa panjang konteks pada kueri ialah 3.

Gambar 4 Contoh tree pada kueri.

Hasil Temu Kembali

Pada penelitian ini, pembobotan yang <?xml version="1.0" encoding="utf-8"?> <DOC> <DOCNO>017</DOCNO> <nama>Sosor Bebek</nama> <namal>Kalanchoe pinnata Lamk.</namal>

<content>Famili : Crassulaceae. Nama Lokal : Cakar itek (Sunda); dan sosor bebek....</content> <fam>Crassulaceae</fam> <penyakit>Kulit</penyakit> </DOC> title panen gagal <?xml version="1.0" encoding="utf-8"?> <DOC> <DOCNO>suaramerdeka1201 04</DOCNO>

<TITLE>Pemerintah Larang Impor Beras pada Pra dan Pascapanen Raya </TITLE>

<AUTHOR> (ant-82) </AUTHOR> <SOURCE>suaramerdeka</SOURCE> <DATE>12/1/2004</DATE>

(32)

digunakan yaitu tf-idf. Jumlah dokumen teratas yang diambil adalah 30 untuk sistem dokumen pertanian dan 20 untuk sistem dokumen tanaman obat.

Pengujian Kinerja Sistem

Proses evaluasi dalam penelitian ini dilakukan pada dua koleksi dokumen yaitu dokumen pertanian dan dokumen, tanaman obat beserta kueri uji yang berbeda.

1 Pengujian pada Dokumen Pertanian

Proses evaluasi pada dokumen pertanian menggunakan 30 kueri uji yang telah ada sebelumnya berikut dokumen yang relevan. Pencarian dengan kueri uji ini dilakukan dengan tujuan mendapatkan nilai recall dan

precision untuk 30 dokumen teratas yang ditemukembalikan oleh sistem dan dilakukan perhitungan interpolasi terhadap maksimum untuk mendapatkan nilai average precision

(AVP).

Pengujian terhadap kueri XML pada dokumen pertanian terdapat tiga jenis potongan tagging dari struktur dokumen XML di koleksi, yaitu :

[image:32.595.328.507.165.330.2]

a Kueri XML dengan potongan tagging title

Gambar 5 mengilustrasikan kinerja sistem pada XML kueri dengan potongan tagging title. Nilai average precision dari pencarian kueri XML dengan potongan tagging title

[image:32.595.333.508.428.590.2]

sebesar 0.5005.

Gambar 5 Grafik R-P untuk tagging title.

b Kueri XML dengan potongan tagging text

Gambar 6 mengilustrasikan kinerja sistem pada XML kueri dengan potongan tagging text. Nilai average precision dari pencarian kueri XML dengan potongan tagging text

sebesar 0.6156 atau meningkat 12% dari kueri XML dengan potongan tagging title. Hal ini menyebabkan kata konteks kueri banyak yang sama dengan konteks dokumen yang menyebabkan nilai average precision

meningkat sebesar 12%.

Gambar 6 Grafik R-P untuk tagging text.

c Kueri XML dengan potongan tagging title andtext

Gambar 7 mengilustrasikan kinerja sistem pada XML kueri dengan potongan tagging title dan text.

Gambar 7 Grafik R-P untuk potongan tagging title & text.

Nilai average precision dari pencarian kueri XML dengan potongan tagging title and text sebesar 0.6153 atau lebih rendah 0.0003 dari kueri XML dengan potongan tagging text

dan meningkat 12% dari kueri XML dengan potongan tagging title. Average precision

masing-masing potongan tagging pada kueri XML dapat dilihat pada Tabel 2. Kinerja temu-kembali diilustrasikan dengan grafik

recall-precision yang ditunjukan pada Gambar 8.

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 recall p re ci si o n

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 recall p re c is io n

(33)

Gambar 8 Grafik R-P untuk dokumen pertanian.

Gambar 8 menunjukkan bahwa untuk perbedaan jenis potongan tagging telah memiliki perbedaan yang signifikan terhadap penambahan potongan tagging XML dan panjangnya kata pada suatu konteks di dokumen pertanian.

Tabel 2 Hasil perhitungan average precision

pada dokumen pertanian

Jenis Tagging AVP

Title 0.5005

Text 0.6156

Title & Text 0.6153

Tabel 2 menunjukkan bahwa kinerja sistem

pada pembobotan tf-idf dengan

SIMNOMERGE similarity memberikan temu-kembali lebih baik yaitu pada kueri XML dengan potongan tagging text dan tagging title and text sebesar 62%. Berarti, secara rata-rata pada tiap recall point, 62% hasil temu-kembali relevan dengan kueri dan meningkat sebesar 12% dari kueri XML dengan potongan

tagging title.

2 Pengujian pada Dokumen Tanaman Obat

Proses evaluasi pada dokumen tanaman obat menggunakan 13 kueri uji yang telah ada sebelumnya berikut dokumen-dokumen yang relevan. Pengujian yang dilakukan sama seperti sebelumnya, yaitu melakukan perhitungan recall-precision terhadap kueri XML dan dilakukan tahap perhitungan interpolasi masksimum untuk mendapakan nilai average precision (AVP) yang akan menggambarkan nilai kinerja pada sistem secara keseluruhan.

Pada pengujian sistem dilakukan untuk

pencarian dokumen dengan kueri XML dengan mengambil 20 dokumen teratas. Pengujian terhadap kueri XML pada dokumen tanaman obat terdapat tiga jenis potongan

tagging dari struktur dokumen XML di koleksi dokumen pertanian, yaitu :

a Kueri XML dengan potongan tagging

penyakit

Gambar 9 mengilustrasikan kinerja sistem untuk kueri XML dengan potongan tagging

penyakit. Pada pengujian sistem pada pencarian kueri XML dengan potongan

tagging penyakit, nilai average precision yang didapat sebesar 0.5968. Pengaturan skala sumbu y pada Gambar 9 dimulai dengan skala minimum 0.5750 dan skala maksimum 0.6150. Hal ini dilakukan untuk melihat grafik R-P potongan tagging penyakit telah relevan.

Gambar 9 Grafik R-P untuk tagging penyakit. b Kueri XML dengan Potongan tagging content

[image:33.595.331.508.306.459.2]

Gambar 10 mengilustrasikan kinerja sistem untuk kueri XML dengan potongan tagging content.

Gambar 10 Grafik R-P untuk tagging content. 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 0.5750 0.5800 0.5850 0.5900 0.5950 0.6000 0.6050 0.6100 0.6150 recall p re ci si o n

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 Recall P re ci si o n

[image:33.595.328.508.552.734.2]
(34)

Nilai average precision dari pencarian kueri XML dengan potongan tagging content

sebesar 0.6273 atau lebih tinggi sebesar 0.0305 dari kueri XML dengan potongan

tagging penyakit.

[image:34.595.105.301.167.825.2]

c Kueri XML dengan potongan tagging content dan penyakit

Gambar 11 mengilustrasikan kinerja sistem untuk kueri XML dengan potongan tagging content dan penyakit. Nilai average precision

dari pencarian kueri XML dengan potongan

tagging content dan penyakit sebesar 0.8589. Perbedaan kinerja sistem pada kueri potongan

tagging content dan content & penyakit di sistem tanaman obat diilustrasikan pada grafik recall-precision yang dapat dilihat Gambar 12 dan uraian masing-masing nilai

average precision terhadap kueri XML di tanaman obat dapat dilihat pada Tabel 3.

Gambar 11 Grafik R-P untuk tagging content

dan penyakit.

Gambar 12 Grafik R-P untuk dokumen tanaman obat.

Dari Gambar 12, dapat dilihat bahwa terjadi perubahan signifikan terhadap

penyatuan potongan tagging pada sistem tanaman obat, yaitu content dan penyakit. Di potongan tagging tersebut, terdapat banyak kueri yang dicari oleh pengguna sehingga banyak terambil dokumen yang relevan pada pengujian kueri XML dengan potongan

tagging content dan penyakit.

Tabel 3 Hasil perhitungan average precision

pada dokumen tanaman obat

Jenis Tagging AVP

Penyakit 0.5968

Content 0.6273

Content & Penyakit 0.8589

Hasil pada Tabel 3 menunjukkan bahwa kinerja sistem untuk tanaman obat dengan nilai average precision yang sangat baik mencapai 86% pada kueri XML dengan potongan tagging content dan penyakit. Berarti, secara rata-rata pada tiap recall point,

86% hasil temu-kembali relevan dengan kueri. Kinerja pengujian kueri XML dengan potongan tagging content dan penyakit meningkat 23% dari potongan tagging content

atau meningkat 26% dari potongan tagging

penyakit.

Hasil pengujian pada dokumen tanaman obat lebih baik daripada pengujian dokumen pertanian. Hal ini dikarenakan isi konteks dokumen banyak yang sama dengan representasi dari kueri uji yang dilakukan. Hal ini mengakibatkan sistem dapat menghasilkan dokumen yang spesifik dari kueri XML dengan potongan tagging di dokumen tanaman obat. Selain itu, dokumen tanaman obat juga bersifat berbeda antar dokumennya. Setiap dokumen pada setiap tagging memiliki penciri yang berbeda dari dokumen lainnya sehingga membuat hasil temu-kembali menjadi semakin baik.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:

1 Kinerja kueri XML pada sistem dokumen tanaman obat lebih baik daripada dokumen pertanian.

2

Kueri XML dengan potongan tagging content dan penyakit di dokumen tanaman obat mendapatkan nilai average precision

yang baik yaitu sebesar 0.8589, sedangkan pada dokumen pertanian nilai 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 recall p re ci si o n

[image:34.595.323.512.199.268.2]
(35)

MARYAM NOVIYANA BAHI

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(36)

XML RETRIEVAL UNTUK DOKUMEN BAHASA INDONESIA

MARYAM NOVIYANA BAHI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Komputer pada

Departemen Ilmu Komputer

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(37)

MARYAM NOVIYANA BAHI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Komputer pada

Departemen Ilmu Komputer

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(38)

average precision maksimumnya mencapai 0.6156 pada kueri XML dengan potongan tagging text.

Saran

Terdapat beberapa hal yang dapat ditambahkan atau diperbaiki untuk penelitian ke depannya, seperti:

1 Membandingkan kinerja pada sistem ini menggunakan pembobotan dan similarity

lainnya yang ada pada metode di XML

retrieval.

2 Menggunakan dokumen XML dengan struktur yang lebih kompleks.

DAFTAR PUSTAKA

Anbiana ED. 2009. Pseudo-Relevance Feedback pada temu kembali menggunakan segmentasi dokumen [skripsi]. Bogor: Departemen Ilmu Komputer, Institut Pertanian Bogor.

Baeza-Yates R, Ribeiro-Neto B. 1999.

Modern Information Retrieval. New York: Addison Wesley.

Carmel D, Efraty N, Landau GM, Maarek YS, Mass Y. 2002. An Extension of the Vector Space Model for Querying XML Documents via XML Fragments. Haifa: Haifa University.

Fuhr N, Gövert N. 2002. INEX: Initiative for the Evaluation of XML Retrieval. London: University of Dortmund, Germany and Queen Mary University of London, UK.

Immaneni T, Thirunarayan K. 1999. Flexible Querying of XML Documents. Ohio: Department of Computer Science and Engineering Wright State University.

Lalmas M. 2009. XML Information retrieval. Glasgow: University of Glasgow.

Manning CD. Raghavan P, Schütze H. 2008.

Introduction to Information Retrieval. Cambridge: Cambridge University Press.

Ogilvie P. 2010. Retrieval Using Document Structure and Annotations. Pittsburgh: Language Technologies Institute.

(39)
(40)
(41)
(42)

Lampiran 3 Daftar kueri dan jumlah dokumen relevan pada Sistem Pertanian

No Kueri Jumlah dokumen relevan

1 Bencana kekeringan 39

2 Dukungan pemerintah pada pertanian 29

3 Flu burung 21

4 Gabah kering giling 24

5 Gagal panen 48

6 Harga komoditas pertanian 57

7 Impor beras indonesia 43

8 Industri gula 19

9 Institut pertanian bogor 40

10 Kelangkaan pupuk 20

11 Kelompok masyarakat tani 32

12 Laboratorium pertanian 21

13 Musim panen 40

14 Pembangunan untuk sektor pertanian 46

15 Penerapan bioteknologi di indonesia 42

16 Penerapan teknologi pertanian 39

17 Penyakit hewan ternak 13

18 Penyuluhan pertanian 27

19 Perdagangan hasil pertanian 30

20 Pertanian organik 24

21 Petani tebu 20

22 peternak unggas 20

23 Produk usaha peternakan rakyat 19

24 Pupuk organik 20

25 Riset pertanian 69

26 Swasembada pangan 30

27 Tadah hujan 18

28 Tanaman obat 29

29 Tanaman pangan 43

(43)

Lampiran 4 Daftar kueri dan jumlah dokumen relevan pada Sistem Tanaman Obat

No Kueri Jumlah dokumen relevan

1 Batuk rejan 6

2 Diabetes mellitus 16

3 Gangguan pencernaan 19

4 Kencing manis 16

5 Kronis 9

6 Kulit 10

7 Masuk angin 12

8 Muntah darah 15

9 Nyeri radang demam 19

10 Pencernaan 19

11 Perawatan 24

12 Pernapasan 5

(44)

Lampiran 5 Hasil perhitungan precision pada eleven standard recall untuk Sistem Pertanian

Recall

Precision

Tagging Title Tagging Text Tagging Title + Text

0 0.7762 0.9125 0.9144

0,1 0.6106 0.8581 0.8674

0,2 0.5294 0.7418 0.7400

0,3 0.4754 0,6075 0.6126

0,4 0.4643 0.5580 0.5537

0,5 0.4451 0.5203 0.5174

0,6 0.4431 0.5148 0.5125

0,7 0.4405 0.5148 0.5125

0,8 0.4405 0.5148 0.5125

0,9 0.4405 0.5148 0.5125

1 0.4405 0.5148 0.5125

(45)

Lampiran 6 Hasil perhitungan precision pada eleven standard recall untuk Sistem Tanaman Obat

Recall

Precision

Tagging Penyakit Tagging Content Tagging Content + Penyakit

0 0.6154 0.7194 0.9308

0,1 0.6000 0.7066 0.9308

0,2 0.6000 0.6874 0.9308

0,3 0.5962 0.6617 0.9308

0,4 0.5962 0.6468 0.9212

0,5 0.5962 0.6426 0.8931

0,6 0.5962 0.6356 0.8658

0,7 0.5911 0.5898 0.8073

0,8 0.5911 0.5604 0.7722

0,9 0.5

Gambar

Gambaran  umum  sistem  penelitian  yang dikembangkan dapat dilihat pada Gambar 1.
Tabel 1  Deskripsi koleksi dokumen
Gambar 4  Contoh tree pada kueri.
Gambar 6  Grafik R-P untuk tagging text.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berkaitan dengan hal tersebut, permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimanakah struktur cerita berkenaan dengan pemahatan karya sastra Jawa Kuno yaitu cerita

Berdasarkan paparan data tentang aktivitas dan prestasi belajar siswa Kelas V SDN 3 Notorejo Tahun pelajaran 2012/2013, peneliti melakukan refleksi dari hasil

Juliana (2013) juga melakukan penelitian tentang literasi ekonomi dengan judul penelitian “Pengaruh Literasi Ekonomi Terhadap Perilaku Konsumsi Mahasiswa Pendidikan Ekonomi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian penambahan tepung biji kecipir pada pakan komersial sebanyak 5% per kg pakan dapat meningkatkan kematangan gonad ikan gurame

a. Usaha perjalanan adalah kegiatan usaha yang bersifat komersial yang mengatur, menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan bagi seseorang, sekelompok orang, untuk

Dilihat bahwa ada dua perusahaan mengalami penurunan kondisi keuangan dengan melihat bahwa pada tahun 2012 sebanyak 40% berada dalam keadaan grey area , 40%

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi bahan kering (BK) jenis vegetasi dominan di areal rumput alam hutan produksi Kecamatan Tutur. Metode penelitian

Labuansait-Uluwatu Pecatu, Kuta Selatan Badung 1515613084 NI PUTU ONIK ADI SUPUTRA DEWI D3 Akuntansi 5B I Made Dwi Jendra Sulastra, S.Kom.. Bali