• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pengukuran Kadar Aseton Dengan Nafas Berbasis Arduino Nano Dengan Tampilan Android

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Pengukuran Kadar Aseton Dengan Nafas Berbasis Arduino Nano Dengan Tampilan Android"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

LAMPIRAN PROGRAM LENGKAP

/*

AnalogReadSerial

Reads an analog input on pin 0, prints the result to the serial monitor.

Graphical representation is available using serial plotter (Tools > Serial Plotter menu)

Attach the center pin of a potentiometer to pin A0, and the outside pins to +5V and ground.

This example code is in the public domain. */

// the setup function runs once when you press reset or power the board

void setup() {

// initialize digital pin 13 as an output. pinMode(13, OUTPUT);

} */

// the loop function runs over and over again forever void loop() {

(5)

delay(50) }

#include <LiquidCrystal.h>

// initialize the library with the numbers of the interface pins

LiquidCrystal lcd(12, 11, 10, 9, 8, 7);

void setup() {

// set up the LCD's number of columns and rows: lcd.begin(16, 2);

// the setup routine runs once when you press reset: // initialize serial communication at 9600 bits per second:

Serial.begin(9600); }

// the loop routine runs over and over again forever: void loop() {

void setup() {

Serial.begin(9600); }

void loop() {

(6)

lcd.clear ();

float data=analogRead (A0); lcd.setCursor (0,0);

lcd.print ("Out = ");

lcd.print(sensorValue * 0.4887); lcd.print (" mV");

lcd.setCursor (0,1); lcd.print ("Sen = ");

float tegangan=sensorValue * 0.4887;

float sensitivitas = ((tegangan-232.39)/tegangan)*100; if (sensitivitas <0) {sensitivitas = sensitivitas *-1;} lcd.print(sensitivitas);

lcd.print(" %") ; Serial.print("E0"); Serial.print(",");

Serial.print (sensorValue * 0.4887); Serial.print(",");

Serial.println (sensitivitas); delay(500);

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Bejo, A. 2008. C dan AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C dalam Mikrokontroller ATMega8535, Edisi I. Yogyakarta : Graha Ilmu

Catur Edi Widodo & Retna Prasetia. 2004. Teori dan Praktek Interfacing Port Serial Komputer dengan VisualBasic 6.0. Yogyakarta: Andi

Andi, Nalwan Paulus.2004.Panduan Praktis Penggunaan dan Antarmuka Modul LCD M1632.Jakarta:PT.Alex Media Komputindo.

Wicaksono, Dedy Hermawan Bagus. 2009. Mengenal Arduino Nano

http://wwwstd.ryu.titech.ac.jp/~indonesia/tokodai/zoa/pdf/zoadedy,pdf

Hardiansyah,Jimmy.“Sensor MQ 138”.November 2011.

http://www.china-total.com/Product/meter/gas-sensor/MQ138.pdf

(8)

BAB 3

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

3.1. Diagram Blok Sistem

Arduino Nano PSA

LCD

Bluetooth Sensor

Gas Aseton Gas Aseton

+ Nafas

Android

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

3.1.1. Fungsi-fungsi diagram blok

Fungsi-fungsi dari setiap diagram blok pada gambar 3.1 adalah:

1. Blok Sensor sebagai pendeteksi gas aseton

2. Blok Power Supply sebagai sumber tegangan ke arduino nano dan

sensor

3. Blok LCD sebagai output tampilan gas setoon

4. Block Arduino Nano sebagai otak dari sistem yang memproses data dari sensor dan dikirim ke mobile phone

(9)

3.2. Rangkaian Arduino Nano

Gambar 3.2 Rangkaian Arduino Nano

Arduino Nano adalah papan sirkuit berbasis Mikrokontroler ATmega328. IC (integrated circuit) ini memiliki 14 input/output digital (6 output untuk PWM),

6 analog input, resonator kristal keramik 16 MHz, Koneksi USB, soket adaptor, pin header ICSP, dan tombol reset. Hal inilah yang dibutuhkan untuk mensupport mikrokontrol secara mudah terhubung dengan kabel power USB atau kabel power

supply adaptor AC ke DC atau juga battery.

Arduino Nano berbeda dari semua board mikrokontrol diawal-awal yang

(10)

penerapan USB-to-serial adalah ATmega16U2 versi R2 (versi sebelumnya

ATmega8U2). Versi Arduino Nano Rev.2 dilengkapi resistor ke 8U2 ke garis ground yang lebih mudah diberikan ke mode DFU.

3.3. Rangkaian sensor asetoon

+ 5 V

GND

Gambar 3.3 Rangkaian sensor Asetoon

Pada sensor ini telah disediakan modul rangkaian, sehingga sangat mudah digunakan, pada modul rangkaian sensor ini tersedia dua output. Analog dan

digital, tegangan analog yaitu output dari sensor dan sedangkan output digital yaitu yang telah diberikan rangkaian pembanding atau disebut dengan komparator.

Pada rangkaian ini menggunakan output analog. Output analog di hubungkan ke pin A0, dan A4, pada arduino nano, kemudia arduino akan

mengubah sinyal analog menjadi digital.

(11)

Gambar 3.4 Rangkaian Bluetooth HC 05

Rangkaian modul Bluetooth ini menggunakan komunikasi serial sehingga sangat mudah digunakan. Untuk rangkaian RX pada Bluetooth di hubungkan ke TX Arduino begitu juga dengan TX pada Bluetooth di hubungkan ke RX

Arduino.

3.5. Rangkaian Power Supply

Gambar 3.4. Rangkaian Power Supply

Untuk mempermudah perancangan alat, pada rangkaian saya ini menggunakan power supply 12 Volt yang telah ada dipasaran. Tetapi Arduino

hanya membutuhkan tegangan 5 Volt. Jadi untuk menstabilkan tegangan yaitu menggunakan IC7805 yang berfungsi untuk menjaga tegangan 5 volt.

(12)

Gambar 3.5 Rangkaian LCD 16 x 2

Pada rangkaian ini LCD di hubungkan ke PORT arduino, RS LCD - D7 arduino, E LCD -D6 arduino, D4 LCD -D5 arduino, D5 LCD -D4 arduino,

(13)

3.7. Flowchart Sistem

Start

Inisialisasi Port

Arduino Nano memproses output dari sensor (ADC)

Tampil LCD

Selesai Sensor mendeteksi

Nafas yang sudah dikontaminasikan oleh gas aseton

Kirim ke android Bluetooth Pengirim data Pengeksposan

(14)

BAB 4

PENGUJIAN DAN HASIL

4.1. Pengujian Rangkaian Arduino Nano

Pengujian sistem arduino nano dilakukan dengan memprogram sistem arduino nano untuk membuat Pin.4 menjadi nilai positif negative 0 dan 1 yang

diulang ulang dengan delay 100 ms. kemudian keluaran tegangan dari Pin.4 akan diukur dengan avometer. Pengujian sistem arduino nano ini untuk memastikan

bahwa sistem arduino yang digunakan pada penelitian ini tidak rusak. Sehingga program yang ditanamkan pada microcontroller mampu untuk mengontrol kadar asetoon seperti yang diharapkan.

Untuk pengujian arduino dapat digunaka program standar sebagai berikut void setup()

{

pinMode(13, OUTPUT);

}

void loop() {

digitalWrite(13, HIGH);

delay(1000);

digitalWrite(13, LOW);

delay(1000);

}

(15)

pada arduino, akan terlihat led akan hidup dan mati selama 1 detik dan berulang

ulang. Pengujian ini bertujuan untuk mengertahui arduino dapat digunakan dengan baik atau tidak.

4.2. Pengujian rangkaian LCD

Pengujian LCD menggunakan arduino nano sebagai alat untuk

memerintahkan LCD menampilkan beberapa karakter. Pada pengujian LCD ini arduino nano diberi program untuk menampilkan dan kadar asetoon

Pengujian LCD bertujuan untuk memastikan LCD nya dapat berjalan

dengan baik. Sehingga pada proses pemantuan kadar amonia dan kadar asetoon akan didapatkan data yang baik.

Berikut adalah program untuk pengujian LCD include <LiquidCrystal.h>

LiquidCrystal lcd(12, 11, 10, 9, 8, 7);

int ulang=0;

void setup() {

lcd.begin(16, 2);

}

void loop() {

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("Hello World!");

}

Program di atas akan menampilkan kata "hello, world!" di baris

(16)

Saat keseluruhan rangkaian diaktifkan, maka pada LCD akan menampilkan status

sensor dan pemberitahuan apabila menerima data.

Gambar 4.1 Pengujian LCD

4.3. Pengujian Sensor Aseton

Output dari sensor yang digunakan analog dan untuk membaca tegangan sensor di arduino, yaitu dengan cara membaca dan akan ditampilkan ke lcd dan

android adalah sebagai berikut: void setup() {

Serial.begin(9600);

}

void loop() {

float sensorValue = analogRead(A0);

lcd.clear ();

float data=analogRead (A0);

lcd.setCursor (0,0);

lcd.print ("Out = ");

lcd.print(sensorValue * 0.4887);

lcd.print (" mV");

(17)

lcd.print ("Sen = ");

float tegangan=sensorValue * 0.4887;

float sensitivitas = ((tegangan-232.39)/tegangan)*100;

if (sensitivitas <0) {sensitivitas = sensitivitas *-1;}

lcd.print(sensitivitas);

lcd.print(" %") ;

Serial.print("E0");

Serial.print(",");

Serial.print (sensorValue * 0.4887);

Serial.print(",");

Serial.println (sensitivitas);

delay(500);

}

Program di atas adalah Program untuk adc (analog to digital converter) saat tekanan yang di terima sensor semakain tinggi kadar gas aseton yang diberikan maka semakin tinggi tegangan keluaran yang dihasilkan oleh sensor dan akan

terlihat Perubahannya di LCD, (Gambar 4.2) dan perubahan di android (Gambar 4.6)

Gambar 4.2 Tampilan lcd ketika Pengujian Sensor MQ-138

(18)

1. Diaktifkan Bluetooth pada Alat Sistem Pengukuran Konsentrasi Aseton

dengan Nafas

2. Dihubungkan Bluetooth pada Alat Sistem Pengukuran Konsentrasi Aseton

dengan Bluetooth pada Android. Dapat dilihat pada Gambar 4.3

Gambar 4.3 Menghubungkan Bluetooth Android dan Alat

3. Setelah dihubungkan Bluetooth pada alat dengan Android kemudian

Masukkan Kata Sandi untuk memberi akses ke kontak dan riwayat panggilan saat tersambung

4. Kemudian klik Oke. Dapat dilihat pada Gambar 4.4

(19)

5. Buka aplikasi Bluetooth terminal graphic.

6. Kemudian Connect Bluetooth HC-05 pada Select a device to connect. Dapat dilihat pada Gambar 4.5

Gambar 4.5 Select A Device To Device

7. Maka, grafik yang akan muncul seperti Gambar 4.6

(20)

4.4. Pengujian bluetooth HC05

Pengujian rangkaian Bluetooth ini menggunakan komunikasi serial dan dapat dilihat pada android. pada android dapat digunakan aplikasi Bluetooth

terminal, aplikasi tersebut dapat didownload diplaystore. Dibawah ini yaitu program unutuk pengujian Bluetooth. void setup() {

Untuk melihat datanya di android. kita terlebih dahulu harus mencocokan

antara device dengan android atau mensinkronisasi. Data hasil pengujian konsentrasi kadar gas aseton dengan nafas dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Pengujian Konsentrasi Gas Aseton dengan Nafas

Konsentrasi Gas Aseton dengan Nafas

(21)

Hasil dari pengujian dari perbandingn konsentrasi gas aseton dengan sensitivitas (%) menunjukkan bahwa sensitivitas berbanding lurus terhadap konsentrasi gas aseton. Dan untuk mengetahui daerah linier pengukuran tegangan keluaran sensor, nafas yang dikontaminasikan dengan gas aseton diekspos ke dalam wadah penampung, sehingga nafas yang dikontaminasikan dengan gas aseton tersebut akan tersebar dalam wadah penampung kemudian akan dipompa agar tekanan udara yang bercampur dengan gas aseton dapat ditangkap oleh sensor MQ-138 yang peka terhadap gas organik yang mengandung kadar aseton tinggi. Pada Gambar 4.7 diperlihatkan hubungan sensitivitas terhadap konsentrasi gas aseton menghasilkan grafik yang cenderung linier. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pemberian konsentrasi nafas yang dikontaminasi dengan gas aseton meningkat maka semakin tinggi tegangan keluaran yang dihasilkan . Hasil dari sensitivitas dari sensor secara manual dapat menggunakan rumus sebagai berikut;

... (Persamaan 4.1)

Vo = Tegangan Keluaran Diudara sebelum dikontaminasikan Gas Aseton Sensor MQ-138 mempunyai daya kemampuan pengulangan yang baik yang di indikasikan oleh standar deviasi yang rendah untuk setiap variasi

konsentrasi. Selama pengukuran sensor MQ-138 menunjukkan pendektesian yang stabil, dan waktu respon yang cepat dan sensitivitas yang tinggi dengan demikian

sensor MQ-138 ini sangat effektif digunakan dan mempuyai kemampuan membaca keberadaan gas aseton di dalam nafas pada konsentrasi yang sangat rendah.

(22)

pengeksposan selama 3 kali pengulangan menunjukkan waktu pendeteksian

optimal sensor pada 1 menit untuk semua kadar gas aseton. Selama pengukuran, sensor menunjukkan pendeteksian yang stabil, waktu respon yang cepat

sensitivitas yang tinggi.

Gambar 4.7 Grafik linieritas sensitivitas sensor dengan nafas pada variasi beberapa konsentrasi aseton.

Dari hasil pengujian dan perbandingan dari grafik pada gambar di atas

didapat bahwa linieritas yang diperoleh bergantung pada nilai inputnya (konsentrasi gas). Linieritas sensor mempengaruhi sensitivitas sensor. Karena sensitivitas, secara teori merupakan ukuran seberapa jauh kepekaan sensor

terhadap kuantitas yang diukur dan dinyatakan dengan bilangan yang menunjukkan perubahan keluaran berbanding dengan masukannya.

Karakteristik respon sensor menyatakan seberapa cepat tanggapan sensor terhadap perubahan masukan (gas uji) yang diberikan. Pada pemberian konsentrasi nafas yang dikontaminasi dengan gas aseton pada konsentrasi yang

berbeda yaitu, 20µL, 40µL, 60µL, 80µL, 100µL, 120µL, 140µL, 160µL, 180µL dan 200µL memberikan perubahan tegangan listrik yang berbeda pula. Semakin

besar konsentrasi nafas yang dikontaminasikan dengan gas aseton yang diberikan

(23)

maka semakin besar pula perubahan nilai tegangan keluarannya. Terjadinya

kenaikan tegangan keluaran sensor sejalan dengan jumlah konsentrasi aseton yang diberikan selama proses pengujian berlangsung dengan range pengukuran untuk

masing - masing sensor pada tiap - tiap konsentrasi gas.

Karakteristik repeatability sensor menyatakan kemampuan sensor untuk memberikan hasil yang sama jika diuji pada kondisi dan metode yang sama

memberian keluaran yang relatif sama. Penentuan repeatability sensor dalam penelitian ini dilakukan dengan dengan mengekspos nafas dengan komposisi yang

berbeda pada variasi konsentrasi gas aseton, yakni pada 20µL, 40µL, 60µL, 80µL, 100µL, 120µL, 140µL, 160µL, 180µL dan 200µL dengan pengulangan sebanyak tiga kali.

Kebolehulangan sensor untuk menampilkan hasil pengukuran yang sama atau repeatability juga menyatakan stabilitas keluaran sensor. Kestabilan hasil

pengukuran ditunjukkan oleh tegangan keluaran sensor dengan konsentrasi gas aseton yang berarti adanya perbaikan pada karakteristik sensor MQ-138. Dimana sensor masih mampu menunjukkan hasil yang sama baik saat diekspos maupun

setelah direcovery meskipun telah dilakukan pengukuran berulang - ulang.

Pengujian dalam pendeteksi gas aseton di dalam nafas. Menggunakan Gas

aseton cair yang diuapkan ke dalam wadah penampung yang berisi 20µL sampai 200µ L. Maka konsentrasi gas aseton yang diuji diubah dari µ L ke ppm. Karenanya, konsentrasi gas aseton yang dideteksi dikonversi dari volume (acetone

liquid) ke ppm (acetone gas) menggunakan persamaan berikut:

(24)

Pada akhirnya didapat konsentrasi gas aseton untuk pengujian yang

divariasikan mulai dari 0,2 ppm; 0,4 ppm; 0,8 ppm; 1 ppm; 1,2 ppm; 1,4 ppm; 1.6 ppm; 1,8 ppm; 2 ppm serta udara normal. Nilai - nilai tersebut diperoleh dari

menguapkan aseton cair dengan volume masing - masing sebesar 20µL, 40µL, 60µL, 80µL, 100µL, 120µL, 140µL, 160µL, 180µL dan 200µL.

Tabel 4.2. Perhitungan Standar Deviasi dan Rata-Rata dari tiap-tiap konsentrasi dengan pengulangan sebanyak 3

Konsentrasi Gas Aseton dengan Nafas (ppm) Stabil Percobaan Nafas 189,56 234,42 232,57 229,89 232,2933333 2,277637665 2 ppm 189,56 475,51 473,62 470,64 473,2566667 2,455246084 1,8 ppm 189,56 468,93 466,51 465,56 467 1,737613306 1,6 ppm 189,56 456,09 453,63 451,56 453,76 2,267796287 1,4 ppm 189,56 450,74 448,32 446,88 448,6466667 1,950623832 1,2 ppm 189,56 443,45 440,57 437,7 440,5733333 2,875001449 1 ppm 189,56 434,3 430,42 428,51 431,0766667 2,950327665 0,8 ppm 189,56 424,15 420,22 418,55 420,9733333 2,875001449 0,6 ppm 189,56 410,43 404,58 398,32 404,4433333 6,056156647 0,4 ppm 189,56 395,77 392,83 389,39 392,6633333 3,193263743 0,2 ppm 189,56 383,92 380,29 377,15 380,4533333 3,387954152

Gambar 4.8 Grafik linieritas sensitivitas (%) sensor dengan nafas pada variasi beberapa konsentrasi aseton (ppm)

(25)

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Setelah melakukan tahap perancangan dan pembuatan sistem yang kemudian dilanjutkan dengan tahap pengujian maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Sensor MQ-138 dapat digunakan dengan baik untuk mendeteksi

konsentrasi gas aseton di dalam media nadas.

2. Hasil pengukuran ditunjukkan bahwa sensor mempunyai sensitivitas tinggi yang di indikasikan oleh kemampuan sensor membaca keberadaan

gas aseton di dalam nafas pada konsentrasi yang sangat rendah

3. Hasil dari pengukuran yang berulang-ulang menunjukkan sensor

mempunyai daya kemampuan penulangan yang baik yang diindikasikan oleh nilai standar deviasi yang rendah untuk semua konsetrasi.

5.2 Saran

Dengan memandang dari segi penggunaan dan sistem kerja suatu peralatan, maka penulis mempunyai beberapa saran untuk pengembangan alat yang di buat antara lain:

1. Untuk kedepannya alat ini dapat dikembangkan untuk dilakukan uji klinis dengan mengukur kadar aseton pada seseorang yang mempunyai penyakit Diabetes mellitus (DM).

(26)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Arduino Nano

Arduino merupakan sebuah platform dari physical computing yang bersifat

open source. Pertama-tama perlu dipahami bahwa kata “platform” di sini adalah sebuah pilihan kata yang tepat. Arduino tidak hanya sekedar sebuah alat

pengembangan, tetapi ia adalah kombinasi dari hardware, bahasa pemrograman dan Integrated Development Environment (IDE) yang canggih. IDE adalah sebuah software yang sangat berperan untuk menulis program, meng-compile

menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam memory microcontroller

Arduino Nano adalah salah satu papan pengembangan mikrokontroler yang

berukuran kecil, lengkap dan mendukung penggunaan breadboard.Arduino Nano diciptakan dengan basis mikrokontroler ATmega328 (untuk Arduino Nano versi 3.x) atau ATmega 168 (untuk Arduino versi 2.x). Arduino Nano kurang lebih

memiliki fungsi yang sama dengan Arduino Duemilanove, tetapi dalam paket yang berbeda. Arduino Nano tidak menyertakan colokan DC berjenis Barrel Jack,

dan dihubungkan ke komputer menggunakan port USB Mini-B. Arduino Nano dirancang dan diproduksi oleh perusahaan Gravitech.

(27)

Gambar 2.2 Bagian Belakang Arduino Nano 2.1.1 Konfigurasi Pin Arduino Nano

Konfigurasi pin Arduino Nano.Arduino Nano memiliki 30 Pin. Berikut Konfigurasi pin Arduino Nano.

1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya digital.

2. GND merupakan pin ground untuk catu daya digital.

3. AREF merupakan Referensi tegangan untuk input analog. Digunakan

dengan fungsi analogReference().

4. RESET merupakan Jalur LOW ini digunakan untuk me-reset (menghidupkan ulang) mikrokontroler. Biasanya digunakan untuk

menambahkan tombol reset pada shield yang menghalangi papan utama Arduino

5. Serial RX (0) merupakan pin yang berfungsi sebagai penerima TTL data

serial.

6. Serial TX (1) merupakan pin yang berfungsi sebagai pengirim TT data

serial.

7. External Interrupt (Interupsi Eksternal) merupakan pin yang dapat dikonfigurasi untuk memicu sebuah interupsi pada nilai yang rendah,

meningkat atau menurun, atau perubahan nilai.

(28)

9. SPI merupakan pin yang berfungsi sebagai pendukung komunikasi.

10. LED merupakan pin yang berfungsi sebagai pin yag diset bernilai HIGH, maka LED akan menyala, ketika pin diset bernilai LOW maka LED

padam. LED Tersedia secara built-in pada papan Arduino Nano.

11. Input Analog (A0-A7) merupakan pin yang berfungsi sebagi pin yang dapat diukur/diatur dari mulai Ground sampai dengan 5 Volt, juga

memungkinkan untuk mengubah titik jangkauan tertinggi atau terendah mereka menggunakan fungsi analogReference().

Tabel 2.1 Konfigurasi Pin Arduino Nano

Nomor Pin Arduino Nano Nama Pin Arduino Nano

1 Digital Pin 1 (TX) 2 Digital Pin 0 (RX) 3 & 28 Reset 4 & 29 GND

(29)

Nomor Pin Arduino Nano Nama Pin Arduino Nano

14 Digitl Pin 11 (PWM-MOSI) 15 Digital Pin 12 (MISO) 16 Digital Pin 13 (SCK) 18 AREF

19 Analog Input 0 20 Analog Input 1 21 Analog Input 2 22 Analog Input 3 23 Analog Input 4 24 Analog Input 5 25 Analog Input 6 26 Analog Input 7 27 VCC 30 Vin

(30)

2.1.2 Spesifikasi Arduino Nano

Berikut ini adalah Spesifikasi yang dimiliki oleh Arduino Nano: 1. MikrokontrolerAtmel ATmega168 atau ATmega328

2. 5 V Tegangan Operasi

3. 7-12VInput Voltage (disarankan) 4. 6-20VInput Voltage (limit)

5. Pin Digital I/O14 (6 pin digunakan sebagai output PWM) 6. 8 Pin Input Analog

7. 40 mA Arus DC per pin I/O

8. Flash Memory16KB (ATmega168) atau 32KB (ATmega328) 2KB digunakan oleh Bootloader

9. 1 KbyteSRAM (ATmega168) atau 2 Kbyte(ATmega328) 10. 512 ByteEEPROM (ATmega168) atau 1Kbyte (ATmega328)

11. 16 MHz Clock Speed 12. Ukuran1.85cm x 4.3cm

2.1.3 Sumber Daya Arduino Nano

Arduino Nano dapat diaktifkan melalui koneksi USB Mini-B, atau melalui catu daya eksternal dengan tegangan belum teregulasi antara 6-20 Volt yang

dihubungkan melalui pin 30 atau pin VIN, atau melalui catu daya eksternal dengan tegangan teregulasi 5 volt melalui pin 27 atau pin 5V. Sumber daya akan

secara otomatis dipilih dari sumber tegangan yang lebih tinggi. Chip FTDI FT232L pada Arduino Nano akan aktif apabila memperoleh daya melalui USB, ketika Arduino Nano diberikan daya dari luar (Non-USB) maka Chip FTDI tidak

(31)

LED TX dan RX pun berkedip apabila pin digital 0 dan 1 berada pada posisi

HIGH.

2.2 Bluetooth HC-05

Modul bluetooth seri HC memiliki banyak jenis atau varian, yang secara

garis besar terbagi menjadi dua yaitu jenis „industrial series‟ yaitu HC-03 dan

HC-04 serta „civil series‟ yaitu HC-05 dan HC-06. Modul Bluetooth serial, yang

selanjutnya disebut dengan modul BT saja digunakan untuk mengirimkan data serial TTL via bluetooth.Modul BT ini terdiri dari dua jenis yaitu Master dan

Slave.

Gambar 2.4 Bluetooth HC-05

Seri modul BT HC bisa dikenali dari nomor serinya, jika nomer serinya genap maka modul BT tersebut sudah diset oleh pabrik, bekerja sebagai slave atau

master dan tidak dapat diubah mode kerjanya, contoh adalah HC-06-S. Modul BT ini akan bekerja sebagai BT Slave dan tidak bisa diubah menjadi Master,

demikian juga sebaliknya misalnya HC-04M. Default mode kerja untuk modul BT HC dengan seri genap adalah sebagai Slave.Sedangkan modul BT HC dengan nomer seri ganjil, misalkan HC-05, kondisi default biasanya diset sebagai Slave

(32)

Modul BT yang banyak beredar di sini adalah modul HC-06 atau

sejenisnya dan modul 05 dan sejenisnya. Perbedaan utama adalah modul HC-06 tidak bisa mengganti mode karena sudah diset oleh pabrik, selain itu tidak

banyak AT Command dan fungsi yang bisa dilakukan pada modul tersebut. Diantaranya hanya bisa mengganti nama, baud rate dan password saja.

Sedangkan untuk modul HC-05 memiliki kemampuan lebih yaitu bisa

diubah mode kerjanya menjadi Master atau Slave serta diakses dengan lebih banyak AT Command, modul ini sangat direkomendasikan, terutama dengan

flexibilitasnya dalam pemilihan mode kerjanya.

2.3 Sensor MQ-138

Sensor gas MQ138 adalah SnO2,yang dengan konduktivitas rendah di udara bersih. Kapantarget Uap Organik ada, konduktivitas Sensor ini lebih tinggi

bersama dengan gaskonsentrasi meningkat. Silakan gunakan electrocircuit sederhana, Mengkonversi perubahan konduktivitas untuk sesuaisinyal output konsentrasi gas.MQ138 sensor gas memiliki sensitity tinggi untuk Toluene,

Aseton, Ethanol dan Formaldehyde, juga untuk lainnyauap organik. Sensor dapat digunakan untuk mendeteksi uap organik yang berbeda, itu adalah dengan biaya

rendah dancocok untuk aplikasi yang berbeda

2.3.1 Karakter Sensor MQ-138

Berikut ini adalah Karakter yang dimiliki oleh Sensor MQ-138:

1. Sensitivitas yang baik untuk Steam Organik

(33)

3. Panjang hidup dan biaya rendah

4. Drive sirkuit Sederhana

2.3.2 Aplikasi Sensor MQ-138

Berikut ini adalah Aplikasi yang dimiliki oleh Sensor MQ-138:

1 Domestik detektor uap Organik

2 Detektor uap Industri Organik 3 Detektor gas portabel

Gambar 2.5 Konfigurasi Sensor MQ-138

2.3.3 Rangkaian Tes Dasar Sensor MQ-138

(34)

Di atas adalah rangkaian tes dasar sensor.Sensor perlu menempatkan 2

tegangan,tegangan heater (VH) dan tegangan uji (VC).VH digunakan untukmemasok kerja bersertifikatsuhu sensor, sedangkan VC digunakanuntuk

mendeteksi tegangan (VRL) dari tahanan beban(RL) yang merupakan seri dengan sensor. Itusensor memiliki polaritas cahaya, Vc perlu DCkekuasaan. VC dan VH bisa menggunakan kekuatan yang samasirkuit dengan prasyarat untuk

menjaminkinerja sensor. Dalam rangka untuk membuatsensor dengan kinerja yang lebih baik,nilai RL cocok diperlukan:

Kekuatan Sensitivitas tubuh (Ps): Ps = Vc2× Rs / (Rs + RL)2

Tabel 2.2 Data Teknis Sensor MQ-138

Model Nomor. MQ-138

Type Sensor Semikonduktor Standard Encapsulation Bakelite (Black Bakelite)

Deteksi Gas Toluena, Aseton, Etanol, H2 Konsentrasi 5 – 500 ppm

Rangkaian

Tegangan Lingkaran Vc ≤ 24 V DC

Tegangan Pemanas VH 5.0V ± 0.2V AC atau DC Beban Resistance RL Adjustable

Karakter

Pemanasan Resistance RH 31Ω ± 3Ω (Room Tem.) Pemanasan Consumption PH ≤900mW

Sensing Resistance RS 2KΩ-20KΩ (di 50ppm Toluene) Kepekaan S Rs (di udara) / Rs (50ppm

Toluene) ≥3

Slope α ≤0.6≤0.6 (R100ppm/ R50ppm toluene)

Kondisi

Kelembaban 20 ℃ ± 2 ℃; 65% ± 5% RH Rangkaian Tes Standart Vc: 5.0V ± 0.1V;

(35)

2.3.4 Karakteristik sensitivitas MQ – 138

Gambar 2.7 Karakteristik Sensitivitas MQ-138

Gambar 2.7 menunjukkankarakteristik sensitivitas khasyang MQ138, ordinat berarti rasio resistensi dari sensor(Rs / Ro),absis adalah konsentrasi

gas. Rs berartisensor (Rs / Ro), Rs berarti resistansi sensorresistensi dalam gas yang berbeda, Ro berarti ketahanandi 100ppm Toluene.Semua tes berada di

bawah standar kondisi pengujian.100ppm Toluene, 20 ℃ / 65% RH

2.3.5 Pengaruh Suhu / Kelembaban

(36)

Gambar 2.8 menunjukkan suhu yang khas dan kelembaban

karakteristik. Ordinat berarti rasio resistensi (Rs / Ro),. Rs berarti resistansi sensor di 100ppm Toluenebawah tem berbeda. dan kelembaban.Ro berarti

perlawanan dari sensor di lingkungan100ppm Toluene, 20 ℃ / 65% RH

2.3.6 Struktur dan konfigurasi MQ-138

Struktur dan konfigurasi sensor gas MQ138 ditampilkan sebagai Gambar 2.9 sensor disusun oleh mikro Al2O3 tabung keramik, TinDioksida (SnO2) lapisan sensitif, mengukur elektroda dan pemanas tetap menjadi kerak yang

dibuatoleh plastik dan stainless steelbersih. Pemanas menyediakan kondisi kerja yang diperlukan untuk pekerjaan komponen sensitif. The terbungkus MQ-4

memiliki 6 pin, 4dari mereka yang digunakan untuk mengambil sinyal, dan lainnya 2 digunakan untuk memberikan pemanasan saat ini

Gambar 2.9 Struktur Dan Konfigurasi Sensor Gas MQ138

2.4 LCD (Liquid Crystal Display)

LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampil yang

(37)

pun layar komputer.Pada postingan aplikasi LCD yangdugunakan ialah LCD dot

matrik dengan jumlah karakter 2 x 16. LCDsangat berfungsi sebagai penampil yang nantinya akan digunakan untukmenampilkan status kerja alat.

Gambar 2.10 LCD 2×16

Teknologi LCD memberikan keuntungan dibandingkan dengan teknologi

CRT, kaena pada dasarnya, CRT adalah tabung triode yang digunakan sebelum transistor ditemukan.LCD memanfaatkan silicon atau gallium dalam bentuk Kristal cair sebagai pemendar cahaya.Pada layar LCD, setiap matrik adalah

susunan dua dimensi piksel yang dibagi dalam baris dan kolom.Dengan demikian, setiap pertemuan baris dan kolom adalah sebuah LED terdapat sebuah bidang

latar (backplane), yang merupakan lempengan kaca bagian belakang dengan sisi dalam yang ditutupi oleh lapisan elektroda trasparan.Dalam keadaan normal, cairan yang digunakan memiliki warna cerah.

Beberapa keuntungan LCD dibandingkan dengan CRT adalah konsumsi daya yang relative kecil, lebih ringan, tampilan yang lebih bagus, dan ketika

(38)

1. Dapat menampilkan karakter ASCII, sehingga dapat memudahkan untuk

membuat program tampilan.

2. Mudah dihubungkan dengan port I/O karena hanya mengunakan 8 bit data

dan 3 bit control.

3. Ukuran modul yang proporsional.

4. Daya yang digunakan relative sangat kecil.

Operasi dasar pada LCD terdiri dari empat, yaitu instruksi mengakses proses internal, instruksi menulis data, instruksi membaca kondisi sibuk, dan

instruksi membaca data. ROM pembangkit sebanyak 192 tipe karakter, tiap karakter dengan huruf 5x7 dot matrik.Kapasitas pembangkit RAM 8 tipe karakter (membaca program), maksimum pembacaan 80x8 bit tampilan data.Perintah

utama LCD adalah Display Clear, Cursor Home, Display ON/OFF, Display Character Blink, Cursor Shift, dan Display Shift. Tabel 2.3 menunjukkan konfigurasi pin LCD

Tabel 2.3 Konfigurasi Pin LCD

Pin No. Keterangan Konfigurasi Hubung

(39)

10 D3 Bit 3

11 D4 Bit 4

12 D5 Bit 5

13 D6 Bit 6

14 D7 Bit 7

15 A Anoda (+5VDC)

16 K Katoda (Ground)

Saat ini telah dikembangkan berbagai jenis LCD, mulai jenis LCD biasa, Passive Matrix LCD (PMLCD), hingga Thin-Film Transistor Active Matrix (TFT-AMLCD). Kemampuan LCD juga telah ditingkatkan daru yang monokrom

hingga yang mampu menampilkan ribuan warna.

2.5 Bahasa Pemrograman Arduino Berbasis Bahasa C

Seperti yang telah dijelaskan diatas program Arduino sendiri

menggunakan bahasa C. walaupun banyak sekali terdapat bahasa pemrograman tingkat tinggi (high level language) seperti pascal, basic, cobol, dan lainnya. Walaupun demikian, sebagian besar dari paraprogramer profesional masih tetap

memilih bahasa C sebagai bahasa yang lebih unggul, berikut alasan-alasannya:

1. Bahasa C merupakan bahasa yang powerful dan fleksibel yang telah

(40)

2. Bahasa C merupakan bahasa yang portabel sehingga dapat dijalankan di

beberapa sistem operasi yang berbeda. Sebagai contoh program yang kita tulis dalam sistem operasi windows dapat kita kompilasi didalam sistem

operasi linux dengan sedikit ataupun tanpa perubahan sama sekali.

3. Bahasa C merupakan bahasa yang sangat populer dan banyak digunakan oleh programer berpengalaman sehingga kemungkinan

besar library pemrograman telah banyak disediakan oelh pihak luar/lain dan dapat diperoleh dengan mudah.

4. Bahasa C merupakan bahasa yang bersifat modular, yaitu tersusun atas rutin-rutin tertentu yang dinamakan dengan fungsi (function) dan fungsi-fungsi tersebut dapat digunakan kembali untuk pembuatan

program-program lainnya tanpa harus menulis ulang implementasinya.

5. Bahasa C merupakan bahasa tingkat menengah (middle level language)

sehingga mudah untuk melakukan interface (pembuatan program antar muka) ke perangkat keras.

6. Struktur penulisan program dalam bahasa C harus memiliki fungsi utama,

yang bernama main (). Fungsi inilah yang akan dipanggil pertama kali pada saat proses eksekusi program. Artinya apabila kita mempunyai fungsi

lain selain fungsi utama, maka fungsi lain tersebut baru akan dipanggil pada saat digunakan.

Oleh karena itu bahasa C merupakan bahasa prosedural yang menerapakan

konsep runtutan (program dieksekusi per baris dari atas ke bawah secara berurutan), maka apabila kita menuliskan fungsi-fungsi lain tersebut dibawah

(41)

dimaksudkan untuk mengenalkan terlebih dahulu kepada kompiler daftar fungsi

yang akan digunakan di dalam program. Namun apabila kita menuliskan fungsi-fungsi lain tersebut diatas atau sebelum fungsi-fungsi utama, maka kita tidak perlu lagi

untuk menuliskan bagian prototipe diatas.

Selain itu juga dalam bahasa C kita akan mengenal file header, biasa ditulis dengan ekstensi h(*.h), adalah file bantuan yang yang digunakan untuk

menyimpan daftar-daftar fungsi yang akan digunakan dalam program. Bagi anda yang sebelumnya pernah mempelajari bahasa pascal, file header ini serupa dengan

unit. Dalam bahasa C, file header standar yang untuk prosesinput/output adalah <stdio.h>. Perlu sekali untuk diperhatikan bahwa apabila kita menggunakan file

header yang telah disediakan oleh kompilator, maka kita harus menuliskannya

didalam tanda„<‟ dan „>‟ (misalnya <stdio.h>). Namun apabila menggunakan file

header yang kita buat sendiri, maka file tersebut ditulis diantara tanda “ dan ”

(misalnya “cobaheader.h”). perbedaan antara keduanya terletakpada saat

pencerian file tersebut. Apabila kita menggunakan tanda < >, maka file tersebut dianggap berada pada direktori deafault yang telah ditentukan oleh

kompilator.Sedangkan apabila kita menggunakan tanda “”, maka file header dapat

kita dapat tentukan sendiri lokasinya.

File header yang akan kita gunakan harus kita daftarkan dengan

menggunakan directive#include. Directive #include ini berfungsi untuk memberi tahu kepada kompilator bahwa program yang kita buat akan menggunakan

file-file yang didaftarkan. Berikut ini contoh penggunaan directive #include.

#include<stdio.h>

#include<stdlib.h>

(42)

Setiap kita akan menggunakan fungsi tertentu yang disimpan dalam

sebuah file header, maka kita juga harus mendaftarkan file headernya dengan menggunakan directive #include. Sebagai contoh, kita akan menggunakan

fungsi getch( ) dalam program, maka kita harus mendaftarkan file

header<conio.h>.

2.6Aseton

Aseton, juga dikenal sebagai propanon, dimetil keton, 2-propanon,

propan-2-on, dimetilformaldehida, dan β-ketopropana, adalah senyawa berbentuk cairan

yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Ia merupakan keton yang paling sederhana. Aseton larut dalam berbagai perbandingan dengan air, etanol, dietil eter,dan lain-lain.

Ia sendiri juga merupakan pelarut yang penting. Aseton digunakan untuk membuat plastik, serat, obat-obatan, dan senyawa-senyawa kimia lainnya. Selain

dimanufaktur secara industri, aseton juga dapat ditemukan secara alami, termasuk pada tubuh manusia dalam kandungan kecil.

Gas aseton dapat terdeteksi dalam pernafasan manusia sebagai aibat dari

peningkatan kadar glukosa dalam darah yang disebabkan adanya defisiensi insulin atau menurunnya kemampuan tubuh untuk menggunakan insulin. Aseton

(43)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di dalam pernafasan manusia terdapat lebih dari 1000 jenis senyawa

organik yang mudah menguap (volatile organics compound). Dalam bidang spektroskopi laser, telah terdeteksi 14 jenis biomarker diantaranya gas aseton

sebagai biomarker penyakit diabetes melitus, gas amoniak untuk gagal ginjal, helicobacter pylori dan liver, gas etilen untuk kerusakan kulit manusia akibat radiasi UV dan peroksidasi lipid serta gas lainnya yang mempengaruhi

metaolisme tubuh manusia. Kelainan metabolisme dapat terdeteksi melalui pernafasan manusia, dimana adanya bau uap badan yang tidak seperti biasanya,

seperti bau manis buah-buahan untuk diabetes melitus, bau amis dan pengap untuk liver dan penyakit kronis lainnya. Aseton terdeteksi melalui kadar di hati dan paru-paru sehingga dapat dideteksi melalui pernafasan manusia.

Sensor MQ-138 merupakan suatu alat yang mendeteksi senyawa uap organik yang memiliki sensitivitas tinggi untuk toluene, aseton, ethanol dan

formaldehyde. Sensor MQ-138 ini lebih tinggi bersama dengan gas konsentrasi meningkat. Aseton merupakan keton yang paling sederhana. Aseton larut dalam berbagai perbandingan dengan air, etanol, dietil eter,dan lain-lain. Gas aseton

dapat terdeteksi dalam pernafasan manusia sebagai akibat dari peningkatan kadar glukosa dalam darah yang disebabkan adanya defisiensi insulin. Untuk mengukur konsentrasi gas aseton dengan cara mengekspos sensor MQ-138 dengan gas

(44)

lewat ujung alat yang berbentuk seperti pipa selama 7 detik. Maka udara yang

ditiup dan gas aseton kemudian masuk ke dalam wadah penampung. Selanjutnya udara dan gas aseton yang masuk ke dalam ruang uji napas itu akan dipompa agar

tekanan udara gas aseton dapat ditangkap oleh sensor MQ-138 yang peka terhadap gas organik yang mengandung kadar aseton tinggi. Prinsip kerja alat ini adalah diberikan variasi konsentrasi yang sudah ditentukan pada android.

Kemudian nafas yang sudah dikontaminasikan dengan gas aseton dan diberi tekanan udara oleh pompa selama 1 menit pada wadah penampung, sensor

MQ-138 akan menangkap dan mendeteksi udara yang sudah terkontaminasi oleh gas aseton, kemudian arduino nano akan memproses data dari sensor dan tampilan pada lcd akan menunjukkan output sensor dan sentivitas sensor, sedangkan data

yang sudah diproses dari sensor akan dikirim melalui bluetooth ke android dan

tampilannya akan berbentuk grafik pada software “Bluetooth Terminal Graphic”.

Berdasarkan dari penjelasan diatas, maka penulis mencoba merancang dan membuat “Sistem Pengukuran Konsentrasi Aseton Dengan Nafas Menggunakan Sensor MQ-138 Berbasis Arduino Nano Dengan Tampilan Android”

1.2. Rumusan Masalah

Permasalahan pada Tugas Akhir ini adalah :

1. Apakah sensor dapat membedakan berbagai konsentrasi gas aseton didalam nafas.

(45)

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun penulisan laporan tugas akhir ini adalah :

1. Untuk menghasilkan alat pendeteksi konsentrasi gas aseton di dalam nafas

dengan tampilan android

2. Untuk menguji alat pendeteksi dalam membedakan berbagai konsentrasi gas aseton di dalam nafas

3. Untuk mengembangkan teknologi sensor di Indonesia.

1.4. Batasan Masalah

Dalam perencanaan penulisan ini terdapat beberapa batasan masalah dalam laporan tugas akhir ini sebagai berikut:

1. Rangkaian Mikrokontroller yang digunakan adalah Arduino Nano

2. Sensor yang digunakan adalah Sensor MQ-138 sebagai pendeteksi

konsentrasi gas Aseton.

3. Menggunakan gas aseton sebatas bahan dari pengujian alat

4. Pembahasan hanya meliputi pengujian gas aseton dengan konsentrasi yang

bervarasi

5. Bluetooth HC-05 yang digunakan untuk mengirim hasil data ke Android.

6. Tidak membahas komunikasi tentang mobile phone

(46)

1.5. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman dalam penulisan laporan ini, maka penulis membuat susunan bab–bab yang membentuk laporan ini dalam

sistematika penulisan laporan tugas akhir dengan urutan sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, tujuan penulisan, rumusan masalah, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian dan bahasa program yang

digunakan, serta karakteristik dari komponen-komponen pendukung.

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

Bab ini berisikan tentang proses perancangan dan pembuatan alat. Mulai dari perancangan dan pembuatan sistem secara hardware atau software

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas hasil analisa dari rangkaian dan sistem kerja alat, penjelasan mengenai rangkaian-rangkaian yang digunakan, penjelasan mengenai program yang diisikan ke android.

BAB 5 PENUTUP

Dalam bab ini menjelaskan kesimpulan dan saran dari alat ataupun data yang

(47)

SISTEM PENGUKURAN KADAR ASETON DENGAN NAFAS BERBASIS ARDUINO NANO DENGAN TAMPILAN ANDROID

ABSTRAK

Alat pengukuran konsentrasi gas aseton dengan nafas menggunakan sensor MQ-138 berbasis Arduino Nano telah berhasil dirancang. Pengukuran dilakukan dengan mengekspos sensor MQ-138 dengan gas aseton dengan konsentrasi 20µL, 40µL, 60µL, 80µL, 100µL, 120µL, 140µL, 160µL, 180µL dan 200µL dan nafas manusia dengan cara meniupkan nafasnya lewat ujung alat yang berbentuk seperti pipa selam tujuh detik. Maka udara yang ditiup dan gas aseton kemudian masuk kealam satu ruang uji nafas atau “testing chamber”. Selanjutnya udara dan gas aseton yang masuk ke dalam ruang uji nafas itu akan dipompa agar tekanan udara yang bercampur dengan gas aseton dapat ditangkap oleh sensor MQ-138 yang peka terhadap gas organik yang mengandung kadar aseton tinggi. Hasil pengukuran menunjukkan semakin tinggi kadar aseton maka semakin tinggi tegangan keluaran sensor. Didapati juga pengeksposan selama 3 kali pengulangan menunjukkan waktu pendeteksian optimal sensor pada 1 menit untuk semua kadar gas aseton. Selama pengukuran, sensor menunjukkan pendeteksian yang stabil, waktu respon yang cepat dan kemampuan pengukurannya tinggi. Dengan demikian sensor MQ-138 ini sangat effektif digunakan untuk mendeteksi gas aseton dalam konsentrasi rendah.

(48)

SISTEM PENGUKURAN KADAR ASETON DENGAN NAFAS

BERBASIS ARDUINO NANO DENGAN TAMPILAN

ANDROID

TUGAS AKHIR

SITI MALINDA PINEM

132408031

PROGRAM STUDI D-3 FISIKA

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

(49)

SISTEM PENGUKURAN KADAR ASETON DENGAN NAFAS

BERBASIS ARDUINO NANO DENGAN TAMPILAN

ANDROID

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat Memperoleh Ahli Madya

SITI MALINDA PINEM

132408031

PROGRAM STUDI D-3 FISIKA

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

(50)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan judul Sistem Pengukuran Kadar Aseton dengan Nafas Berbasis Arduino Nano Dengan Tampilan Android. Dan tidak lupa juga shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai suri tauladan dan motivator sepanjang masa sehingga penulis tetap semangat dan sabar dalam penyelesaian Laporan Tugas Akhir. Semoga kita mendapatkan syafa‟at beliau di yaumil akhir kelak. Amin ya Rabbal a‟lamin.

Ucapan Terima kasih penulis sampaikan kepada beberapa pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini kepada:

1. Bapak Dr.Kerista Sebayang, MS selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Susilawati, M.Si selaku Ketua Program Studi D3 Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Tulus Ikhsan Nasution, S.Si.,M.Sc selaku pembimbing saya yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dalam penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini.

4. Seluruh Staf Pengajar / Pegawai program studi Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara.

5. Ayahanda dan Ibunda Tercinta yang Telah memberikan Bantuan berupa dukungan moril dan material yang sangat membantu dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

6. Senior Kami Fathurrahman dan Balian yang telah memberikan bantuan berupa ilmu dan motivasi dalam meneyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

7. Terima kasih juga kepada teman-teman dikuliah FIN‟13, abang dan adik-adik seperjuangan di Ikatan Mahasiswa Instrumentasi atas bantuan, doa dan dukungannya

(51)

SISTEM PENGUKURAN KADAR ASETON DENGAN NAFAS BERBASIS ARDUINO NANO DENGAN TAMPILAN ANDROID

ABSTRAK

Alat pengukuran konsentrasi gas aseton dengan nafas menggunakan sensor MQ-138 berbasis Arduino Nano telah berhasil dirancang. Pengukuran dilakukan dengan mengekspos sensor MQ-138 dengan gas aseton dengan konsentrasi 20µL, 40µL, 60µL, 80µL, 100µL, 120µL, 140µL, 160µL, 180µL dan 200µL dan nafas manusia dengan cara meniupkan nafasnya lewat ujung alat yang berbentuk seperti pipa selam tujuh detik. Maka udara yang ditiup dan gas aseton kemudian masuk kealam satu ruang uji nafas atau “testing chamber”. Selanjutnya udara dan gas aseton yang masuk ke dalam ruang uji nafas itu akan dipompa agar tekanan udara yang bercampur dengan gas aseton dapat ditangkap oleh sensor MQ-138 yang peka terhadap gas organik yang mengandung kadar aseton tinggi. Hasil pengukuran menunjukkan semakin tinggi kadar aseton maka semakin tinggi tegangan keluaran sensor. Didapati juga pengeksposan selama 3 kali pengulangan menunjukkan waktu pendeteksian optimal sensor pada 1 menit untuk semua kadar gas aseton. Selama pengukuran, sensor menunjukkan pendeteksian yang stabil, waktu respon yang cepat dan kemampuan pengukurannya tinggi. Dengan demikian sensor MQ-138 ini sangat effektif digunakan untuk mendeteksi gas aseton dalam konsentrasi rendah.

(52)

DAFTAR ISI

1.1.LatarBelakangMasalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penulisan ... 3

1.4. Batasan Masalah ... 3

1.5. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arduino Nano ... 5

2.1.1 Konfigurasi Pin Arduino Nano ...6

2.1.2 Spesifikasi Arduino Nano ... .. 9

2.1.3 Sumber Daya Arduino Nano ... 9

2.2. Bluetooth ... . 10

2.3. Sensor MQ-138 ...11

2.3.1 Karakter Sensor MQ-138 ... .. 11

2.3.2 Aplikasi Sensor MQ-138 ... 12

2.3.3 Rangkaian Tes Dasar Sensor MQ-138 ...12

2.3.4 Karakteristik Sensitivitas MQ-138 ... 14

2.3.5 Pengaruh Suhu dan Kelembaban ... 14

2.3.6 Stuktur Konfigurasi MQ-138 ... 15

2.4. LCD (Liquid Crystal Display) ... 15

2.5. Bahasa Pemrograman Arduino Berbasis Bahasa C ...18

2.6. Aseton ... 21

BAB III. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 3.1.Diagram Blok Sistem …... 22

3.1.1 Fungsi-Fungsi Diagram Blok ... 22

3.2. Rangkaian Arduino Nano ... 23

3.3. Rangkaian Sensor Aseton ... 24

3.4. Rangkaian Bluetooth HC05 ... 25

3.5. Rangkaian Power Supply ... 25

3.6. Rangkaian LCD ... 26

(53)

BAB IV. PENGUJIAN SISTEM

4.1.Pengujian Rangkaian Arduino Nano ... 28

4.2. Pengujian Rangkaian LCD ... 29

4.3. Pengujian Sensor Aseton ... 30

4.4. Pengujian Bluetooth HC-05 ... 34

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan ... 39

5.2.Saran ... 39

(54)

DAFTAR TABEL

Halaman.

Tabel 2.1 Konfigurasi Pin Arduino nano ... 8

Tabel 2.2 Data Teknis Sensor MQ-138 ... 13

Tabel 2.3 Tabel Konfigurasi LCD ... 17

Tabel 4.1 Pengujian Konsentrasi Gas Aseton dengan Nafas... 34

(55)

DAFTAR GAMBAR

Halaman.

Gambar 2.1. Bagian Depan Arduino Nano ... 5

Gambar 2.2. Bagian Belakang Arduino Nano ... 6

Gambar 2.3. Konfigurasi Pin Layout Arduino Nano ... 8

Gambar2.4.Bluetooth HC05 ... 10

Gambar2.5.Konfigurasi Sensor MQ-138 ... 12

Gambar 2.6.Rangkaian Dasar Sensor MQ-138 ... 12

Gambar 2.7.Karakteristik Sensitivitas MQ-138 ... 14

Gambar 2.8.Pengaruh Suhu dan kelembaban ... 14

Gambar 2.9.Stuktur dan Konfigurasi Sensor Gas MQ-138 ... 15

Gambar 2.10.LCD 2 x 16 ... 16

Gambar 3.1.Diagram Blok Sistem ... 22

Gambar 3.2.RangkaianArduino Nano ... 23

Gambar 3.3.RangkaianSensor Aseton ... 24

Gambar 3.4.RangkaianBluetooth HC-05 ... 25

Gambar 3.5.RangkaianPower Supply ... 25

Gambar3.6.Rangkaian LCD 16 x 2 ... 26

Gambar 3.7.Flowchart Sistem ... 27

Gambar 4.1. Pengujian LCD ... 30

Gambar 4.2. Tampilan LCD ketika Pengujian Sensor MQ-138 ... 31

Gambar 4.3 Menghubungkan Bluetooth Android dan Alat ... 32

Gambar 4.4 Permintaan Penyanding Bluetooth ... 32

Gambar 4.5 Select A Device To Device ... 33

Gambar 4.6. Tampilan di Android ketika Pengujian Sensor MQ-138 ... 33

Gambar 4.7. Grafik linieritas sensitivitas sensor dengan nafas pada variasi beberapa konsentrasi aseton. ... 36

Gambar

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem
Gambar 3.2 Rangkaian Arduino Nano
Gambar 3.3 Rangkaian sensor Asetoon
Gambar 3.4 Rangkaian Bluetooth HC 05
+7

Referensi

Dokumen terkait

Alat ini bisa mendeteksi kadar gas buang kendaraan bermotor dengan menggunakan sensor gas MQ-9 untuk pengukuran CO dan sensor MQ-2 untuk pengukuran HC, sedangkan piran

Pengukuran yang dilakukan untuk mengukur sedimentasi lumpur yaitu mengukur titik 0 pengukuran alat sampai kepermukaan sedimen dengan potensiometer 10k, kemudian sensor

Abstrak – Telah dilakukan pengukuran konsentrasi gas biomarker berupa gas aseton dari gas hembus pernafasan relawan sehat dan pasien diabetes mellitus di bangsal

SISTEM PENGUKURAN KEDALAMAN AIR MENGGUNAKAN SENSOR HCSR 04

Pada tahap ini akan dilakukan pengukuran nilai sensor tegangan dan nilai hasil LDR dengan memvariasikan waktu yang berbeda.. Pada tahap ini akan dilakukan analisa

Alat ini bisa mendeteksi kadar gas buang kendaraan bermotor dengan menggunakan sensor gas MQ-9 untuk pengukuran CO dan sensor MQ-2 untuk pengukuran HC, sedangkan piran

Dari hasil pengukuran tegangan pada Tabel 4.4 membuktikan bahwa tegangan keluaran sensor arus linier mengikuti perubahan arus yang terbaca, bahwa semakin besar arus yang dibaca

Tabel II Pengukuran Jarak Magnet dan Switch Dalam Memberi Respon Tabel II Pengujian Keaktifan sensor PIR terhadap objek Jarak cm Respon Tegangan Keluaran Vdc Aktif dan