• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING MENGGUNAKAN MEDIA ROKET PADA SISWA KELAS IX SMP N 2 PEMALANG TAHUN PELAJARAN 20122013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING MENGGUNAKAN MEDIA ROKET PADA SISWA KELAS IX SMP N 2 PEMALANG TAHUN PELAJARAN 20122013"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING

MENGGUNAKAN MEDIA ROKET PADA

SISWA KELAS IX SMP N 2 PEMALANG

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh : LEO RIZKY

6101408271

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

(2)

ii SARI

Leo Rizky. 2013. Pengembangan Pembelajaran Lempar Lembing Menggunakan Media Roket Pada Siswa Kelas IX SMP N 2 Pemalang Tahun Pelajaran 2012/2013.Skripsi. Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Rumini, S.Pd., M.Pd, Ipang Setiawan, S.Pd., M.Pd

Kata Kunci: Pengembangan pembelajaran, lempar lembing, media roket.

Salah satu permasalahan kurang berkembangnya proses pembelajaran penjasorkes di sekolah antara lain, terbatasnya sarana dan prasarana pembelajaran yang tersedia di sekolah, kekurangan dana untuk menyelenggarakan program yang akan menghasilkan perubahan bermakna, hasil belajar yang diharapkan. Permasalahan tersebut semakin mendalam dan berpengaruh secara signifikan terhadap proses pembelajaran penjasorkes, dari permasalahan diatas dapat ditarik rumusan masalah : bagaimana mengembangkan pembelajaran penjasorkes menggunakan media roket pada pembelajaran lempar lembing siswa kelas IX SMP N 2 Pemalang. Tujuan penelitian ini adalah menghasilan media pembelajaran roket pada kelas IX SMP N 2 Pemalang dalam meningkatkan pembelajaran penjasorkes.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang mengacu pada model pengembangan dari Suharsimi Arikunto. (1) melakukan analisis produk yang akan dikembangkan dari hasil observasi lapangan dan kajian pustaka, (2) mengembangkan bentuk produk awal, (3) evaluasi ahli yaitu menggunakan satu ahli penjas dan satu ahli pembelajaran penjas SMP, serta uji coba skala kecil (10 siswa), menggunakan angket kuesioner kemudian dianalisis, (4) revisi produk awal, (5) uji coba skala besar (32 siswa), (6) revisi produk akhir setelah melakukan uji coba lapangan skala besar, (7) hasil akhir media roket bagi siswa SMP kelas IX F yang dihasilkan melalui revisi uji coba lapangan skala besar. Instrumen yang digunakan adalah angket kuesioner. Teknik analisis data adalah deskriptif persentase.

(3)

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini hasil karya saya sendiri. Apabila pernyataan saya ini tidak benar saya bersedia menerima sangsi akademik dari Universitas Negeri Semarang dan sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia.

Semarang, Maret 2013 Peneliti

Leo Rizky

(4)

iv

PERSETUJUAN

Telah disetujui untuk diujikan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Nama : Leo Rizky NIM : 6101408271

Judul : Pengembangan Pembelajaran Lempar Lembing Menggunakan Media Roket Pada Siswa Kelas IX SMP N 2 Pemalang Tahun Pelajaran 2012/2013.

Pada Hari : Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Rumini, S.Pd., M.Pd Ipang Setiawan, S.Pd., M.Pd

NIP. 197002231995122001 NIP. 197508252008121001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Semarang

(5)
(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

 “Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami meminta

pertolongan” (Q.S AL FATIHAH : 5)

 “Tak ada orang berlatih untuk menduduki tempat kedua” (Justin Herald)

 “Berjuanglah atau Pulang saja” (Penulis)

PERSEMBAHAN

1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Danu Utomo dan Ibu Sugirah, yang senantiasa memberikan doa, nasehat, dukungan dan kasih sayangnya. 2. Kakak saya, Henry Sasongko dan Shita

Anggraini yang saya cintai.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Syukur Alkhamdulillah berkat rahmat serta hidayah Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Pembelajaran Lempar Lembing Menggunakan Media Roket pada Siswa Kelas IX SMP N 2 Pemalang Tahun Pelajaran 2012/2013. Dengan demikian juga penulis dapat menyelesaikan studi program Sarjana di Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.

Dengan selesainya penulisan skripsi ini, maka penulis mengucapkan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menjadi mahasiswa FIK UNNES.

2. Drs. Harry Pramono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi.

3. Drs. Mugiyo Hartono, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi sekaligus Dosen pembimbing utama, yang telah memberikan ijin penelitian, membimbing skripsi dan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi.

(8)

viii

5. Ipang Setiawan, S.Pd., M.Pd selaku Dosen pembimbing kedua yang telah sabar memberikan dorongan, motivasi dan bimbingannya dalam penulisan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen dan staf jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan bekal ilmu dan bantuannya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

7. Kismo S.Pd., M.Pd selaku Kepala SMP N 2 Pemalang yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian, dan segenap keluarga besar SMP N 2 Pemalang yang sudah banyak membantu.

8. Kedua orang tua dan kedua kakak yang saya sayangi, yang senantiasa memberikan doa, dukungan dan kasih sayangnya.

9. Teman-teman PJKR FIK UNNES angkatan 2008 atas kerjasama dan yang telah memberikan dukungan selama ini. Semoga tali silaturahmi kita tetap terjaga selamanya.

10. Wulandari yang telah selalu setia menemani dan semua teman-teman saya atas dukungan yang diberikan selama ini.

11. Semua saudara-saudaraku dari keluarga besar bapak dan ibu atas doa dan dukungannya.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak.

(9)

ix

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR 2.1 Pendidikan Jasmani ... 8

2.2 Media Pembelajaran penjas... 9

2.3 Pembelajaran atletik lempar lembing ... 10

(10)

x

2.7 Modifikasi Pembelajaran Lempar Lembing ... 23

2.8 Karakteristik pembelajaran penjasorkes menggunakan media roket pada pembelajaran lempar lembing ... 24

(11)

xi

4.1.1 Draf Produk Awal media pembelajaran bola berekor ... 40

4.1.2 Indikator Media Pengembangan ……… ... 40

(12)

xii

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesioner... 37

3.2 Skor Jawaban Kuesioner "Ya" dan " Tidak"... 38

3.3 Faktor, Indikator dan Jumlah Butir Kuesioner... 38

3.4 Klasifikasi Persentase... 39

4.1 Rekapitulasi hasil kuesioner ahli... 45

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Grip/pegangan lembing cara Finlandia... 16

2. Grip/pegangan lembing cara Amerika...16

3. Grip/pegangan lembing cara “V”... 17

4. Phase lari ancang-ancang ... 18

5. Lemparan 5 Langkah ... 19

6. Posisi melempar... 20

7. Standing lembing di depan ... 21

8. Gerak lanjutan (followthrough... 21

9. Media roket... 27

10. prosedur pengembangan media pembelajaran penjasorkes Menggunakan media roket ... 31

11. Uji coba skala kecil ... 43

12. a) Tampilan media sebelum revisi ... 44

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing ... 54

2. A. Surat Keterangan ijin Penelitian ... 55

B. Surat keterangan telah selesai penelitian ... 56

3. Lembar Evaluasi untuk Ahli ... 57

4. A. Jawaban Evaluasi untuk Ahli Pembelajaran ... 69

B. Jawaban Evaluasi untuk Ahli Penjas ... 63

5. Kuesioner Penelitian untuk Siswa ... 66

6. Contoh jawaban kuesioner penelitian untuk Siswa ... 70

7. A. Hasil rekapitulasi penilaian uji ahli pembelajaran ... 75

B. Hasil rekapitulasi penilaian uji ahli penjas ... 76

8. Data, Hasil, Dan Analisis Data Uji Skala Kecil ... 77

9. Data, Hasil, dan Analisis Data Uji Skala Besar ... 82

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan media untuk membina anak agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat di sepanjang hayatnya. Tujuan ini tercapai jika melalui penyediaan pengalaman langsung dan nyata berupa aktivitas jasmani. Aktivitas Jasmani itu dapat berupa permainan atau olahraga yang terpilih. Penjasorkes merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan direncanakan secara sistematik bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuscular, perseptual, kognitif, social, dan emosional. (Adang Suherman 2000:22).

Pendidikan Jasmani, Olahraga,dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.

2) Meningkatkan pertumbuhan fisik pengembangan psikis yang lebih baik. 3) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.

(17)

5) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis.

6) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri orang lain dan lingkungan.

7) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif (Adang Suherman 2000:24).

Pendidikan jasmani di sekolah memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain, dan aktivitas olahraga secara sistematik, dan terarah sebagai media untuk meningkatkan kemampuan. Gerak sebagai aktivitas jasmani merupakan dasar alami bagi manusia untuk belajar dalam upaya mengenal dunia dan dirinya. Struktur belajar dalam pendidikan jasmani berkaitan dengan bagaimana siswa belajar mencapai tujuan pendidikan melalui medium akivitas fisik. Tujuan ideal program pendidikan jasmani bersifat menyeluruh, sebab mencakup bukan hanya aspek fisik tetapi juga aspek lainnya yang mencakup aspek intelektual, emosional, sosial, dan moral dengan maksud kelak anak muda itu menjadi seseorang yang percaya diri, berdisiplin, sehat, bugar dan hidup bahagia (Rusli Lutan: 2001:43).

(18)

yang terdapat dalam cabang olahraga atletik, seperti berjalan, berlari, melompat dan melempar adalah gerakan yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Atletik adalah suatu cabang olahraga, bahkan disebut sebagai mother of sport atau ibu dari cabang-cabang olahraga lainnya (Aip Syarifudin 1992:1), yang sudah diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Dengan demikian cabang olahraga atletik sudah sangat tidak asing lagi bagi para khalayak yang pernah mengenyam pendidikan. Dalam atletik terdapat bemacam-macam nomor yaitu jalan, lari, lempar dan lompat.

(19)

sama seperti halnya tolak peluru. Lempar lembing diikutsertakan dalam peserta Olimpiade sejak tahun 1908 sebagai nomor perorangan untuk putra dan putri. (Aip Syarifuddin 1992:18).

Salah satu permasalahan kurang berkembangnya proses pembelajaran penjasorkes di sekolah antara lain, terbatasnya sarana dan prasarana pembelajaran yang tersedia di sekolah, kekurangan dana untuk menyelenggarakan program yang akan menghasilkan perubahan bermakna, hasil belajar yang diharapkan. Permasalahan tersebut semakin mendalam dan berpengaruh secara signifikan terhadap proses pembelajaran penjasorkes, karena kurang didukung oleh tingkat kemampuan, kreativitas dan inovasi para guru Penjasorkes selaku pelaksana khususnya dalam pengembangan model pembelajaran. Dampak dari itu secara tidak disadari akan mempengaruhi terhadap tingkat kesegaran jasmani dan penguasaan ketrampilan gerak peserta didik yang semestinya dapat dikembangkan sesuai perkembangan gerak seusianya. Dengan demikian potensi peserta didik akan tidak berkembang secara optimal pada masanya, dan pada akhirnya kurang optimal pula dalam mendukung dan memberikan kontribusi bibit-bibit atlet potensi yang dapat dikembangkan pada pembinaan prestasi olahraga kedepan.

(20)

untuk lebih berpeluang mengeksploitasi gerak secara luas dan bebas, sesuai tingkat kemampuan yang dimiliki. Dengan memodifikasi media pembelajaran pendidikan jasmani tidak akan mengurangi aktivitas siswa dalam melakukan pendidikan jasmani. Namun justru sebaliknya dengan memodifikasi pembelajaran dan pendekatan dalam bentuk permainan sebagai contohnya, proses pembelajaran pendidikan jasmani akan lebih menyenangkan. Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk melakukan skill itu. Misalnya, berat-ringannya, besar-kecilnya, tinggi-rendahnya, panjang-pendeknya peralatan yang digunakan. (Rusli Lutan 2001:32) menyatakan bahwa “Modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan, meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi dan dapat melakukan pola gerak secara benar”.

(21)

1.2 Permasalahan

Penyelenggaraan pendidikan jasmani di sekolah Menengah Pertama belum dikemas sebagaimana mestinya, sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, baik dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Guru sering menggunakan pembelajaran Lempar Lembing sesungguhnya tanpa adanya modifikasi atau variasi, kelemahannya adalah anak cenderung pasif. Setelah mencermati latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dikaji peneliti adalah : “Bagaimana mengembangkan pembelajaran penjasorkes menggunakan media roket pada pembelajaran lempar lembing siswa kelas IX SMP N 2 Pemalang?”

1.3 Tujuan Pengembangan

Tujuan dari penelitian adalah menghasilkan media pembelajaran roket yang sesuai pada kelas IX SMP N 2 Pemalang dalam meningkatkan pembelajaran penjasorkes di sekolah.

1.4Manfaat Pengembangan 1.4.1 Bagi Peneliti

1) Sebagai modal dalam penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana program studi pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi, S1 (PJKR) 2) Sebagai bekal/pengalaman dalam mengembangkan model pembelajaran

penjasorkes.

1.4.2 Bagi Penelitian Lanjutan

(22)

2) Sebagai dasar penelitian lebih lanjut 1.4.3 Bagi Guru Penjas

1) Menjadikan siswa lebih aktif dalam pembelajaran Penjasorkes

2) Mengatasi keterbatasan saranan dan prasarana lempar lembing di sekolah. 3) Meningkatkan pengetahuan tentang pembelajaran lempar lembing

terhadap guru penjas. 1.5 Pemecahan Masalah

Pengembangan media pembelajaran lempar lembing melalui media roket penting untuk dilakukan, mengingat pembelajaran lempar lembing yang diterapkan guru Penjasorkes masih jauh dari harapan, serta mengingat karakteristik siswa SMP sangat menyukai media pembelajaran yang bervariasi.

Pelaksanaan pembelajaran lempar lembing selama ini yang dilakukan oleh guru SMP N 2 Pemalang masih dengan metode pembelajaran lama, yaitu dengan menggunakan media yang sebenarnya yaitu lembing dari bambu pada saat penyampaian materi dan evaluasi sehingga menyebabkan tujuan pembelajaran kurang sesuai dengan yang diharapkan, seperti halnya pencapaian tujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kebugaran jasmani.

(23)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

2.1 Pendidikan Jasmani

Pengertian Pendidikan Jasmani dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu pandangan tradisional dan pandangan modern. Pandangan tradisional menganggap manusia terdiri dari dua komponen utama yang dapat dipilah-pilah, yaitu jasmani dan rohani. Oleh karena itu, pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan untuk keselarasan antara tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa. Sedangkan pandangan modern mengananggap manusia sebagai satu kesatuan yang utuh. Oleh karena itu, pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani. Penjasorkes merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan direncanakan secara sistematik bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuscular, perseptual, kognitif, social, dan emosional.

Pendidikan Jasmani, Olahraga,dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.

(24)

4) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui in ternalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan.

5) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis.

6) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri orang lain dan lingkungan.

7) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif. (Depdknas 2006)

2.2 Media Pembelajaran penjas

(25)

dalam komunikasi ini sering terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efisien. Penyebab penyimpangan dalam komunikasi pembelajaran antara lain adalah kecenderungan verbalisme dalam proses pembelajaran, ketidak siapan siswa, kurangnya minat, semangat siswa dan lain-lain. Salah satu upaya untuk mengatasi hal-hal tersebut di atas ialah penggunaan media dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena fungsi media dalam proses pembelajaran adalah sebagai penyaji stimulus (informasi dan lain-lain) dan untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi (Soepartono, 2000:92).

2.3 Pembelajaran Atletik lempar lembing 2.3.1 Pengertian Lempar lembing

Atletik adalah salah satu cabang yang tertua yang dilakukan manusia sejak zaman purba sampai dewasa ini. Bahkan boleh dikatakan sejak adanya manusia di muka bumi ini atletik sudah ada karena gerakan-gerakan yang terdapat dalam cabang atletik seperti berjalan, melompat, dan melempar adalah gerakan yang dilakukan oleh manusia di dalam kehidupannya sehari-hari. Istilah atletik

yang kita kenla sekarang ini berasal dari bahsa yunani yaitu “Athlon atau athlum” yang berarti perlombaan atau pertandingan, orang yang melakukannya dinamakan athleta (atlet). Dengan demikian Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan atau diperlombakan yang meliputi nomor jalan, Lari,

Lompat, dan Lempar. Istilah Atletik di Amerika dinamakan “Track and Field

(26)

Atletik yang sering disebut sebagai “Mother Of sport” yang terdiri dari nomor jalan, lari, lompat, dan lempar yang menjadi inti dari semua cabang olahraga, gerakan-gerakannya yang ada di semua cabang olahraga didasari biomotor yang dimiliki oleh atletik. Olahraga atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang penting dalam pelaksanaan olimpiade modern. Cabang atletik dilaksanakan disemua negara, karena nilai-nilai pendidikan yang terkandung didalamnya, memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan kondisi fisik, sering pula menjadi dasar pokok untuk pengembangan atau peningkatan prestasi yang optimal bagi cabang olahraga lain dan bahkan dapat diperhitungkan sebagai suatu ukuran kemajuan suatu negara (Khomsin 2005:3).

(27)

Selain nomor-nomor tersebut di atas ada nomor-nomor gabungan yang selalu dilombakan, baik bersifat nasional maupun internasional yaitu : Pancalomba, adalah suatu perlombaan gabungan yang khusus untuk wanita terdiri dari lima nomor yang dilakukan oleh seorang atlet secara berurutan dalam dua hari, yaitu : 100 m gawang, tolak peluru, lompat tinggi, lompat jauh dan 800 m. Dalam kongres IAAF di moskow, diperoleh kesepakatan bahwa pancalomba diganti sapta lomba yang terdiri dari tujuh nomor yang harus diselesaikan dalam dua hari, yaitu ditambah lempar lembing dan lari 200 m (Aip Syarifudin 1992:11). Dasalomba adalah suatu perlombaan gabungan yang khusus untuk pria terdiri dari sepuluh nomor yang dilakukan oleh seorang atlet secara berurutan dalam dua hari, yaitu : 100 m, tolak peluru, lompat tinggi, lompat jauh, 400 m, 110 m gawang, lempar cakram, lompat tinggi galah, lempar lembing dan lari 1500 m (Aip Syarifudin 1992:11).

(28)

lemparan/tolakan terhadap udara harus sekecil mungkin, 6) Gerakan melempar/menolak harus dilakukan explosis dan dinamis.

Disamping prinsip-prinsip tersebut di atas, nomor lempar juga mempunyai unsur-unsur pokok yang sama dengan nomor lompat, yaitu : 1) Harus dapat membangun body momentum yang sebesar-besarnya, 2) Harus dapat menggabungkan momentum-momentum tersebut dengan tenaga badan yang sebesar-besarnya, melalui suatu jarak yang produktif. Jadi kecepatan yang dilemparkan/ditolakkan sejauh-jauhnya dengan waktu yang sesingkat-singkatnya. Jelas bahwa untuk meningkatkan prestasi lempar lembing khususnya maupun nomor lempar lainnya, tidak hanya dengan tenaga yang besar saja, akan tetapi banyak faktor-faktor yang harus diperhatikan/dikuasai oleh seorang pelempar, disamping penguasaan tekniknya. Seperti telah dijelaskan di atas, prinsip lempar lembing sama dengan nomor-nomor lempar yang lainnya, maka dalam hal teknikpun pada dasarnya sama. Teknik nomor lempar adalah : Pegangan, awalan, gerakan, lemparan, dan sikap badan setelah melempar (Yusuf Adisasmita 1992:89).

(29)

bentuk gerakan melempar suatu alat yang berbentuk panjang dan bulat dengan berat tertentu yang terbuat dari kayu, bambu, atau metal (untuk perlombaan) yang dilakukan dengan satu tangan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya, sesuai dengan peraturan yang berlaku (Aip Syarifudin 1992:159).

Konstruksi lembing terdiri dari tiga bagian, yaitu : 1) Mata lembing, 2) Badan lembing, 3) Tali pegangan lembing. Dengan melihat konstruksi lembing tersebut maka banyak teknik yang harus diketahui dan dikuasai oleh seorang atlet lempar lembing yang ingin berprestasi maksimal antar lain : (a) Cara memegang lembing (b) Awalan dalam melempar lembing (c) Sikap irama langkah (d) Gerakan pelepasan dan badan setelah melempar lembing.

2.4 Teknik Dasar Lempar Lembing 2.4.1 Teknik Pegangan Lembing

Telah dikemukakan di atas, bahwa kontruksi lembing terdiri dari tiga bagian yang diantaranya terdapat tali pegangan lembing, yaitu tali yang dilitkan di tengah-tengah badan lembing yang lebarnya untuk putra 150 mm sampai 160 mm, dan untuk putri 140 mm sampai 150 mm (Aip Syarifuddin 1992:160). Selain dari faktor dari power dan kekuatan otot, tehnik peganagan lembing yang baik akan berpengaruh kepada jauhnya lemparan. Dalam lempar lembing ada tiga macam pegangan (grip) lembing yaitu :

1) Cara Finlandia

(30)

pegangan ini paling mudah digunakan dan memungkinkan pengontrolan yang baik terhadap lembing.

Gambar 1

Grip/pegangan lembing cara finlandia (sumber:IAAF 2001:2)

2) Cara Amerika

Dalam pegangan cara Amerika ini ibu jari dan telunjuk ada di belakang tali ikatan lembing, jari-jari yang lain ada di tali ikatan. Pegangan semacam ini dapat mengarah kesalah alur selama lembing dilemparkan. Seperti tampak pada gambar 2 di bawah ini.

Gambar 2

Pegangan/grip cara Amerika (Sumber : IAAF 2001:2)

3) Cara tang/V

Dalam pegangan “V” atau cengkraman atau tang, lembing dipegang

(31)

Ikatan tali yang tipis dapt juga menciptkan kesukaran dalam melempar lembing, dan penting bagi semua variasi bahwa posisi tangan adalah relaks dan semua jari-jari ada dalam kontak dengan tali ikatan lembing (lihat gambar 3) (IAAF 2001:2).

Gambar 3

Pegangan/grip lembing “V”

(Sumber : IAAF 2001:2)

Pegangan lembing yang digunakan dalam penelitian adalah pegangan cara Finlandia, karena mudah digunakan dan pengontrolan lemparan yang baik. Pegangan ini adalah pegangan yang umum digunakan oleh atlet Indonesia pada umumnya.

2.4.2 Awalan dalam Melempar Lembing

(32)

koordinasi yang luar biasa dalam merubah dari bagian gerakan a-siklus (sumber : IAAF 2001:2). Lari awalan sepanjang 8-12 langkah sesuai kecakapannya dala lari sprint, adalah seperti suatu lari akselerasi cepat dan harus dalam garis lurus. Lembing itu dibawa setinggi kepala dengan mata lembing menuju sedikit kebawah. Punggung tangan menghadap kearah luar.selama lari awalan lengan lempar bergerak hanya sedikit sedangkan lengan yang bebas mengikuti irama lari (IAAF:2001:140). Dalam awalan melempar lembing ada beberapa tahap yang dilakukan yaitu :

Lembing dipegang horisontal/mendatar di atas bahu, bagian atas lembing adalah setinggi kepala, lengan diupayakan tetap tenang stabil (tidak bergerak kemuka atau ke belakang). Lari percepatan adalah relaks, terkontrol dan berima, lari percepatan mencapai kecepatan optimum, yang adalah di pertahankan dalam lari lima langkah.

Gambar 4

Phase lari ancang-ancang (IAAF 2000)

Gambar 4

Phase lari ancang-ancang (IAAF 2000:143)

(33)

Garis lempar itu dibuat dari belakang suatu garis batas lengkungan dari sebuah srikel yang dibuat dengan radius 8 m (suyono 2001:158).

2.4.3 Run up (awalan lari)

Menghadap ke arah lemparan, bahu dan pinggul lurus ke depan, lembing mengarah ke arah lemparan, gerakan lembing ke belakang, tangan lurus, ujung lembing diangkat ke sudut lintasan, bahu diangkat 90 derajat ke kanan.

2.4.4 Langkah Jingkat

Kaki kanan melangkah Jingkat di depan kaki kiri, memiringkan tubuh dan membawa bahu dan tangan yang memegang lembing ke belakang.

 Lemparan 5 langkah

Gambar. 5

Gambar 5 lemparan 5 langkah 2.4.5 Posisi melempar

(34)

kanan ditekuk pada lutut di putar ke samping luar, tubuh miring ke belakang, tangan di luruskan sepenuhnya.

Gambar 6

Gambar 6 Posisi melempar

2.4.6 Lemparan

Lutut kanan diputar dengan kuat kearah lemparan, memaksa pinggul bergerak kearah yang sama. Pinggul diikuti oleh dada, didorong kedepan dengan paksa sehingga tubuh menjadi seperti busur. Tangan yang memegang lembing ditarik ke depan pada kecepatan tinggi diatas bahu. Tubuh digerakkan keatas kaki kiri yang lurus, dan lembing dilepaskan di depan kepala pelempar.

(35)

Gambar. 7

Standing lembing di depan

Standing lembing di samping.  Standing gaya Jingkat.

2.4.7 Gerak lanjutan (follow through)

Setelah lembing dilepaskan, pelempar terus bergerak ke depan dengan menempatkan kaki kanan di depan kaki kiri.

Gambar. 8

(36)

2.5 Pembelajaran PAIKEM 2.5.1 Pengertian PAIKEM

PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Selanjutnya, PAIKEM dapat didefinisikan sebagai: pendekatan mengajar (approach to teaching) yang digunakan bersama metode tertentu dan pelbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dengan demikian, para siswa merasa tertarik dan mudah menyerap pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan. Selain itu, PAIKEM juga memungkinkan siwa melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan sikap, pemahaman, dan keterampilannya sendiri dalam arti tidak semata-mata “disuapi” guru.

Beberapa alasan perlunya pendekatan PAIKEM diterapkan di sekolah, yakni:

a) PAIKEM lebih memungkinkan perserta didik dan guru sama-sama aktif terlibat dalam pembelajaran. Selama ini kita lebih banyak mengenal pendekatan pembelajaran konvensional. Hanya guru yang aktif (monologis), sementara para siswanya pasif, sehingga pembelajaran menjemukan, tidak menarik, tidak menyenangkan, bahkan kadang-kadang menakutkan siswa.

(37)

didorong agar kreatif dalam berinteraksi dengan sesama teman, guru, materi pelajaran dan segala alat bantu belajar, sehingga hasil pembelajaran dapat meningkat.

PAIKEM dilandasi oleh falsafah konstruktivisme yang menekankan agar peserta didik mampu mengintegrasikan gagasan baru dengan gagasan atau pengetahuan awal yang telah dimilikinya, sehingga mereka mampu membangun makna bagi fenomena yang berbeda. Falsafah pragmatisme yang berorientasi pada tercapainya tujuan secara mudah dan langsung juga menjadi landasan PAIKEM, sehingga dalam pembelajaran peserta didik selalu menjadi subjek aktif sedangkan guru menjadi fasilitator dan pembimbing belajar mereka (Muhibbin Syah:2009:1).

2.6 Modifikasi Pembelajaran

(38)

pengenalan kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. (Adang Suherman 2000:84).

Pendekatan modifikasi adalah pendekatan yang didesain dan disesuaikan dengan kondisi kelas yang menekankan kepada kegembiraan dan pengayaan perbendaharaan gerak agar sukses dalam mengembangkan ketrampilan. Yang menjadi tujuan atau sasaran dalam modifikasi pembelajaran penjas adalah siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran, meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi, siswa dapat melakukan pola gerak dasar secara benar (Supartono 2000:34).

2.7 Modifikasi Pembelajaran Lempar Lembing

Dilihat dari payung keolahragaan, materi pembelajaran atletik secara garis besar dapat diklasifikasikan ke dalam tiga nomor, yaitu : nomor jalan dan lari, nomor lompat, dan nomor lempar. Dilihat dari kemampuan fisik yang diperlukan dan dipelajarinya, materi pembelajaran atletik dapat diklasifikasikan ke dalam kondisi fisik (physical fitness), skill atau keterampilan, dan konsep gerak. Sehubungan dengan itu, modifikasi pembelajaran atletik dapat dikaitkan dengan materi-materi pembelajaran tersebut. Beberapa kemungkinan modifikasi pembelajaran dikaitkan dengan materinya.

Karakteristik gerak dasar lempar pada umumnya hampir sama dengan gerakan-gerakan melempar dalam cabang olahraga lainnya. Oleh karena itu, pengembangan umum gerak melempar dapat dilakukan :

(39)

 Lemparan lewat atas kepala ke arah depan atau belakang, satu atau dua tangan.

 Melakukan gerak melempar, menolak, ayunan, gerak bandul.  Melempar dari posisi badan berdiri, berbaring atau berlutut.  Melempar ke arah jauh atau tinggi.

 Melempar dengan awalan lurus atau berputar.

 Melempar dengan melewati, menembus, ke dalam sesuatu.

 Melempar dengan bola, roket, tongkat, batu, simpai, botol, busa, kayu, dlsb.

 Melempar peluru, cakram, lembing, atau martil.  Melempar bersama teman atau menjadi lawan.

Struktur gerak dasar lempar merupakan urutan gerakan yang tidak sama atau termasuk jenis keterampilan asiklis. Urutan gerakannya dimulai dari sikap awal, gerak awal, awalan, sampai sikap lempar dan gerak pemulihan. Untuk mengembangkan gerak lempar, siswa diberikan tugas melakukan lemparan dengan berbagai alat, arah/target, dan posisi (Adang Suherman:2000:93-94). 2.8Karakteristik pembelajaran penjasorkes menggunakan media roket

pada pembelajaran lempar lembing.

(40)

dinamakan pengajaran dengan pendekatan modifikasi. Cara-cara guru memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari aktivitas pembelajaran yang diberikan guru dari mulai awal hingga akhir pelajaran. Beberapa aspek analisa modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru tentang : tujuan, karakteristik materi, kondisi lingkungan dan evaluasinya. Terbatasnya media dan tingginya nilai jual lempar lembing membuat kegiatan belajar mengajar para siswa kelas IX F SMP N 2 Pemalang hasilnya tidak optimal jika dilihat dari ranah psikomotor, afektif dan kognitif. Sehingga diperlukan modifikasi media pembelajaran dengan tujuan agar dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang pembelajaran lempar lembing dan memotivasi siswa dalam pembelajaran.

(41)

1

3

2

4

Keterangan media roket :

a. Bola pingpong sebagai pengganti mata lembing agar tidak berbahaya pada saat digunakan.

Gambar 10. Bola Pingpong

b. Batang bulung sebagai pengganti badan lembing dengan panjang 30 cm, batang bulung digunakan karena lebih ringan dan aman dibandingkan dengan bambu atau fiber.

Gambar.9 Media roket

(42)

c. Benang kasur sebagai pengganti tambang grip yang dililitkan ke batang bulung.

Gambar 12. Benang a. Mika yang dibentuk menyerupai ekor roket.

Gambar 13. Mika

2.9 Kerangka Berpikir

(43)

Sesuai dengan kompetensi dasar dalam kurikulum Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Menengah Pertama siswa diharapkan dapat mempraktekkan pembelajaran lempar lembing dengan media yang sudah dikembangkan. Pada kenyataannya dalam proses pembelajaran lempar lembing di SMP N 2 Pemalang masih dalam bentuk pembelajaran yang sebagaimana mestinya yaitu dengan menggunakan media lembing dan tidak memanfaatkan media lain. Dari pelaksanaan pembelajaran tersebut dijumpai anak-anak yang merasa tidak senang, bosan, dan kurang aktif bergerak dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani.

(44)

29

BAB III

METODE PENGEMBANGAN

3.1 Metode Pengembangan

Metode pengembangan yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang biasanya disebut penelitian berbasis pengembangan (research and development) merupakan jenis penelitian yang tujuan penggunaannya adalah menghasilkan produk berupa media roket bagi siswa kelas IX SMP N 2 Pemalang.

(Suharsimi Arikunto 2006) mengatakan bahwa penelitian pengembangan atau penelitian developmental adalah penelitian yang mengadakan percobaan dan penyempurnaan. Penelitian pengembangan mengembangkan pembelajaran penjasorkes menggunakan media roket. Disesuaikan dengan kondisi sarana dan prasarana yang tersedia. Penelitian ini juga disesuaikan dengan keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya sehingga tidak mengambil subyek yang besar. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian pengembangan pembelajaran penjasorkes menggunakan media roket adalah sebagai berikut:

1) Melakukan penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi. 2) Mengembangkan produk awal (berupa media roket).

(45)

4) Revisi produk pertama, berdasarkan dari hasil evaluasi ahli dan uji coba kelompok kecil. Revisi ini digunakan untuk perbaikan terhadap produk awal yang dibuat oleh peneliti.

5) Uji coba lapangan.

6) Revisi produk akhir yang dilakukan berdasarkan hasil uji coba lapangan. 7) Hasil akhir pengembangan media pembelajaran penjasorkes

menggunakan media roket pada siswa kelas IX F SMP N 2 Pemalang. 3.2 Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan pada pembelajaran penjasorkes menggunakan media roket ini dilakukan melalui berbagai tahapan. Tahapan-tahapannya antara lain :

3.2.1 Analisis kebutuhan : kajian pustaka, observasi, dan wawancara.

3.2.2 Pembuatan produk awal : tinjauan ahli pendidikan jasmani, ahli pembelajaran, dan uji coba kelompok kecil.

3.2.3 Revisi produk pertama.

3.2.4 Uji coba lapangan kelas IX F SMP N 2 Pemalang 3.2.5 Revisi produk akhir.

(46)

Analisis Kebutuhan

Kajian Pustaka Observasi Dan Wawancara

Pembuatan Produk Awal

Tujuan Ahli pendidikan jasmani Ujicoba Kelompok Kecil dan Ahli Pembelajaran 10 Siswa Kelas IX F SMP N 2 Pemalang

Revisi Produk Pertama Uji Lapangan

Seluruh siswa kelas IX F SMP N 2 Pemalang Revisi Produk Akhir

Produk akhir

Media pembelajaran media roket

(47)

3.2.1 Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan adalah langkah awal dalam melakukan penelitian. Langkah ini bertujuan untuk menentukan apakah pengembangan media pembelajaran penjasorkes menggunakan media roket ini dibutuhkan atau tidak. Pada tahap ini peneliti mengadakan observasi di SMP N 2 Pemalang tentang pelaksanaan olahraga lempar lembing dengan cara melakukan pengamatan langsung tentang aktivitas siswa.

3.2.2 Pembuatan Produk awal

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan tersebut, maka langkah selanjutnya adalah pembuatan produk media pembelajaran media roket. Dalam pembuatan produk yang dikembangkan, peneliti membuat produk berdasarkan kajian teori yang kemudian dievaluasi oleh satu ahli atletik dan satu guru pendidikan jasmani sebagai ahli pembelajaran, serta uji coba kelompok kecil.

3.3Uji Coba Produk

Uji coba produk penelitian ini bertujuan untuk memperoleh efektivitas, efisiensi dan kebermanfaatan dari produk. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan uji coba produk adalah sebagai berikut:

3.3.1 Desain uji coba

(48)

3.3.1.1 Evaluasi ahli

Sebelum produk pembelajaran dikembangkan dan diuji cobakan kepada subyek, produk yang dibuat evaluasi (validasi) terlebih dahulu oleh ahli Penjas yaitu : (Agus Widodo,S.Pd, M.Pd ) dan ahli pembelajaran (Gufron Ridwan S.Pd) Guru Penjas SMP N 2 Pemalang.

Variabel yang dievaluasi oleh ahli meliputi fasilitas dan peralatan, jumlah subyek, waktu penyajian pembelajaran, media pembelajaran (Modifikasi produk), kesesuaian bahan pelajaran dengan kurikulum, efektivitas metode pembelajaran. Untuk menghimpun data dari para ahli dilakukan dengan Cara pemberian draf model awal kuesioner atau lembar evaluasi kepada para ahli dan ahli penjas (Guru Penjas), Hasil evaluasi dari para ahli yang berupa penilaian, saran terhadap produk yang telah dibuat, dipergunakan sebagai acuan dasar pengembangan produk. 3.3.1.2 Uji Coba Kelompok Kecil

Pada tahapan ini produk yang telah di revisi dan hasil evaluasi ahli kemudian diujicobakan kepada siswa kelas IX F SMP N 2 Pemalang. Pada uji coba kelompok kecil ini menggunakan 10 siswa sebagai subjeknya. Pengambilan siswa dilakukan dengan menggunakan sampel secara random karena karakteristik dan tingkat kesegaran jasmani siswa yang berbeda.

(49)

3.3.1.3 Revisi Produk Pertama

Hasil data dari evaluasi satu ahli penjas menyarankan beberapa revisi yang 1) permainan dalam pembelajaran perlu diperjelas lagi; 2) media/alat pengganti perlu ditambah berat dan panjang; dan dari satu ahli pembelajaran tidak ada revisi dengan menyatakan media pembelajaran layak digunakan atau uji coba skala tanpa revisi, setelah dilakukan revisi selanjutnya dijadikan acuan untuk merevisi produk yang telah dibuat dan dilaksanakan uji coba skala kecil. 3.3.1.4 Uji Coba Kelompok Besar

Hasil analisis uji coba kelompok kecil serta revisi produk pertama, selanjutnya dilakukan uji coba kelompok besar dengan jumlah 32 siswa. Uji lapangan ini dilakukan pada seluruh siswa kelas IX SMP N 2 Pemalang. Siswa diberikan penjelasan tentang penggunaan media roket yang telah direvisi kemudian melakukan uji coba pembelajaran lempar lembing menggunakanmedia roket. Setelah selesai melakukan uji coba siswa mengisi kuesioner tentang permainan yang telah dilakukan.

3.3.1.5 Revisi Produk Akhir

Revisi produk dari hasil uji lapangan yang telah diuji cobakan siswa kelas IX F SMP N 2 Pemalang yang diperoleh dari tanggapan siswa yaitu berupa pemberian lem pada ujung roket agar dari bola tidak terlepas dari batang bulung. 3.3.1.6 Produk Akhir

(50)

3.3.2 Subjek Uji Coba

Adapun subjek yang terlibat dalam penelitian antara lain : 1)Satu orang ahli pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

2)Satu orang guru pembelajaran Penjasorkes.

3)Siswa dalam uji coba skala kecil sebanyak 10 orang. 4)Siswa dalam uji coba skala besar sebanyak 32 orang. 3.4 Jenis Data

Data yang diperoleh adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dan kuisioner yang berupa kritik dan saran dari ahli penjas dan nara sumber secara lisan maupun tulisan sebagai masukan untuk bahan revisi produk. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari pengambilan hasil kuesioner dari setelah penggunaan produk.

3.5 Instrumen Pengumpulan Data

(51)

Kuesioner yang digunakan untuk ahli berupa sejumlah aspek yang harus dinilai kelayakannya. Faktor yang digunakan dalam kuesioner berupa tingkat kesesuaian produk dengan kompetensi dasar yang ada pada Kurikulum KTSP Sekolah Menengah Pertama, ketepatan memilih bahan ajar, kesesuaian fasilitas yang digunakan, ketepatan model dengan tingkat, karakteristik siswa usia Sekolah Menengah Pertama, tingkat efektivitas penggunaan media pembelajaran media roket, serta komentar dan saran umum jika ada. Rentangan evaluasi mulai dari

Tabel 3.1 Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesioner

No. Faktor Indikator Juml

I Kualitas Model Kualitas produk terhadap standar kompetensi, keaktifan siswa, dan kelayakan untuk diajarkan pada siswa Sekolah Menengah Pertama.

15

(52)

yang digunakan dalam kuesioner meliputi aspek psikomotorik kognitf, dan afektif.

Cara pemberian skor pada alternatif jawaban sebagai berikut : Tabel 3.2 Skor Jawaban Kuesioner "Ya" dan " Tidak".

Alternatif Jawaban Positif Negatif

Ya

Berikut adalah faktor-faktor, indikator dan jumlah butir kuesioner yang akan digunakan pada siswa:

Tabel 3.3 Faktor, Indikator dan Jumlah Butir Kuesioner.

No Faktor Indikator Jml

Kemampuan siswa memahami penggunaan media roket pada saat pembelajaran lempar lembing.

Kemampuan siswa mempraktekkan gerak

Dalam pembelajaran lempar lembing dengan menggunakan media roket.

Menampilkan sikap aktif dalam mengikuti pembelajaran lempar lembing menggunakan media roket.

10

10

10

3.6Analisis Data Produk

(53)

data yang berupa saran dan alasan memilih jawaban dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kualitatif.

Dalam pengolahan data, persentase diperoleh dengan rumus dari Sukirman,dkk.(2003), yaitu :

Keterangan:

F= Frekuensi relative/angka persentase

f= Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N= Jumlah seluruh data

100% = Konstanta

Dari hasil persentase yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk memperoleh kesimpulan data.

Tabel 3.4 Klasifikasi Persentase

Persentase Klasifikasi Makna

20,1 – 40 %

Sumber Guilford (dalam Faqih, 1996)

(54)

Data efektivitas produk pengembangan media roket ini adalah hasil belajar kognitif siswa dengan kriteria ketuntasan klasikal minimal 85% pada KKM 75 melalui rumus:

% 100  

siswa jumlah

tuntas siswa

jumlah klasikal

(55)

40

BAB IV

HASIL PENGEMBANGAN

4.1Penyajian Data Uji Skala Kecil

4.1.1 Draf Produk Awal media pembelajaran media roket

Pembelajaran lempar lembing menggunakan media roket ini dilakukan secara berkelompok, kelompok dibagi menjadi empat atau lima barisan secara berurutan. siswa dibariskan menghadap searah tidak saling berhadapan dan diajarkan teknik lemparan yang benar dengan melempar ke arah depan. Lemparan dilakukan bergantian dan berulang kali untuk melancarkan teknik lemparan. Sesudah siswa melakukan lemparan dengan menggunakan media roket dengan benar dan lancar, siswa diajarkan lemparan menggunakan lembing yang sesungguhnya secara bergantian untuk mendapatkan hasil lemparan yang diharapkan. Sesudah siswa melakukan lemparan dengan menggunakan lembing yang sesungguhnya dengan benar, dilakukan evaluasi satu persatu.

4.1.2 Indikator media pengembangan media roket a. Bersifat Menarik

Pengembangan media roket bersifat menarik karena media ini merupakan jenis media yang belum pernah diterapkan di SMP N 2 Pemalang.

b. Bersifat Lebih Aman

(56)

80 gram, bola yang digunakan menggunakan bola pingpong dan ekor yang digunakan menggunakan mika plastik sedangkan media asli dari lembing terbuat dari bambu yang ujungnya menggunakan besi sebagai mata lembingnya.

c. Bersifat Mudah

Media roket bersifat mudah karena media ini mudah gunakan dan mudah dimainkan. Media roket oleh siswa putra maupun putri karena dengan bentuk yang praktis dan ringan.

d. Bersifat Menyenangkan

Media roket bersifat menyenangkan karena dalam permainan ini tidak ada peraturan resmi yang mengikat.

4.1.3 Uji Coba Skala Kecil

Uji coba skala kecil ini bertujuan untuk menjaring tanggapan siswa guna mengetahui dan mengidentifikasi berbagai permasalahan seperti kelemahan, kekurangan, ataupun keefektifan produk saat digunakan oleh siswa. Data yang diperoleh dalam uji coba ini digunakan sebagai dasar untuk melakukan revisi produk sebelum digunakan pada uji coba lapangan.

(57)

Gambar . 15 Uji coba skala kecil

Dari gambar.15 terlihat gambar yang dilingkari adalah posisi bola terlepas dari media hal ini menunjukkan bahwa pemasangan media roket pada uji coba skala kecil belum cukup kuat sehingga pada saat digunakan oleh siswa, bola terlepas dari media dan jatuh ke tanah. Hal ini disebabkan karena pemasangan media roket tidak menggunakan lem, hanya menggunakan baut sehingga perlu penambahan lem pada baut saat pemasangan bola pada media atau batang bulung. Setelah revisi dilakukan kemudian media siap digunakan pada uji coba skala luas/lapangan pada siswa kelas IX F SMP N 2 Pemalang.

4.2Hasil Analisis Data Uji Coba I

(58)

Validasi dilakukan dengan cara memberikan draf produk awal media pengembangan media roket, untuk ahli dan guru penjas. Evaluasi dari ahli pembelajaran lempar lembing dan pakar pembelajaran penjas SMP N 2 Pemalang menitikberatkan pada kualitas media pengembangan pembelajaran lempar lembing yang akan diujicobakan terhadap objek penelitian. Hasil evaluasi yang berupa masukan, saran dan komentar dari ahli dilampirkan dalam bentuk angket. Hasil validasi dari ahli pembelajaran tidak ada revisi sedangkan hasil validasi oleh ahli penjas menyarankan perbaikan pada panjang media dan berat media Berikut revisi yang telah dilakukan.

(a) (b)

Gambar. 16

Data yang diperoleh dari pakar atau ahli, merupakan pedoman untuk menyatakan kelayakan produk media pengembangan media roket dapat digunakan untuk uji coba skala kecil dan uji coba pelaksanaan lapangan. Masukan, saran dan komentar terhadap pengembangan media roket sangat diperlukan sebagai bahan revisi sebelum melakukan ujicoba lapangan.

(59)

Tabel 4.1 Rekapitulasi hasil kuesioner ahli

Sumber : Data Penelitian Penjas orkes 2013

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat hasil penilaian dari semua aspek oleh ahli penjas dan ahli pembelajaran, dengan persentase rata-rata untuk ahli pembelajaran 98% dengan jumlah skor yang diperoleh sebanyak 59 dari penilaian seluruh aspek. Aspek yang mendapat skor 3 dengan kategori baik yaitu aspek kejelasan petunjuk penggunaan media pembelajaran karena sesuai nilai yang diberikan petunjuk penggunaan media sudah baik dan semua siswa paham dengan cara menggunakan media roket dan nilai yang diberikan ahli penjas sebanyak 92% dengan jumlah skor 55 dari penilaian seluruh aspek. Dari seluruh aspek yang mendapat skor 3 dengan kategori baik yaitu, 1) kejelasan petunjuk penggunaan media pembelajaran, 2) mendorong perkembangan aspek fisik atau jasmani siswa, 3) mendorong perkembangan afektif siswa, 4) dapat dimainkan siswa yang terampil maupun tidak terampil, 5) meningkatkan minat dan motivasi siswa berpartisipasi dalam pembelajaran lempar lembing.

(60)

roket siap untuk diuji cobakan dalam skala kecil. Hasil tanggapan siswa pada uji coba skala kecil dapat dilihat dalam grafik 1 sebagai berikut.

Grafik 1. Hasil kuesioner tanggapan siswa pada uji coba skala kecil

Sumber: Data Penelitian Penjasorkes 2012

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa seluruh aspek terlihat sudah baik, akan tetapi ada revisi yang harus dilakukan, saran dari para siswa SMP N 2 Pemalang setelah mengikuti uji coba skala kecil yaitu pada perbaikan media karena pada saat kegiatan bola yang digunakan pada media roket belum cukup kuat sehingga ada beberapa bola yang jatuh. Untuk itu perlu adanya revisi media pembelajaran.

4.3Uji Coba Skala Besar

Berdasarkan evaluasi ahli serta Uji coba kelompok kecil langkah berikutnya adalah uji coba lapangan. Uji coba lapangan bertujuan untuk mengetahui keefektifan perubahan yang telah dilakukan pada evaluasi ahli serta ujicoba kelompok kecil apakah media pengembangan media roket layak untuk dapat digunakan. Uji coba lapangan dilakukan oleh siswa kelas IX F SMP N 2 Pemalang yang berjumlah 32 siswa.

Kriteria tanggapan siswa

Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik

Ju

m

lah

sis

(61)

Berdasarkan data pada hasil kuesioner yang telah diisi oleh siswa diperoleh persentase jawaban yang sesuai dengan aspek yang dinilai sebesar 97%. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka pengembangan media roket ini telah memenuhi kriteria “baik”, sehingga dapat digunakan untuk siswa kelas siswa kelas IX F SMP N 2 Pemalang. Berikut data hasil kuesioner pada uji coba skala besar yang disajikan dalam Grafik 2.

Tabel 4.3 Hasil kuesioner tanggapan siswa pada uji coba skala besar

4.4 Hasil Analisis Data Uji Coba Skala Besar

Hasil akhir dari kegiatan penelitian pengembangan ini adalah produk media pengembangan media roket yang berdasarkan data pada saat uji coba skala kecil (N=10) dan uji coba lapangan (N=32).

Berdasarkan analisa hasil penelitian dan pembahasan dalam skripsi ini, maka dilakukan beberapa revisi meliputi :

1. Perubahan panjang batang pada media media roket yang semula 25 cm

Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik

(62)

2. Perubahan berat pada media roket yang ditambah dari 50 gram menjadi 80 gram.

3. Penggunaan lem pada baut untuk memasang bola pada ujung media roket. 4.5 Prototipe Produk

Sesuai dengan kompetensi dasar pada atletik khususnya cabang lempar lembing bagi siswa SMP, disebutkan bahwa siswa dapat melakukan lempar lembing dengan peraturan dan media yang telah dimodifikasi untuk menanamkan nilai percaya diri pada siswa. Pada proses pembelajaran lempar lembing ditemui beberapa hal, yaitu : (1) Ditemukan beberapa siswa mengeluh merasa takut terkena mata lembing yang tajam. (2) Ditemukan beberapa siswa yang tidak benar melakukan lemparan sehingga mata lembing tidak menyentuh tanah terlebih dahulu. (3) Siswa merasa sulit melempar dengan lembing yang sesungguhnya karena kurangnya otomatisasi lemparan dikarenakan kurangnya latihan dengan menggunakan media yang dimodifikasi dan jumlah lembing yang terbatas.

Untuk menjawab permasalahan yang ada dalam pembelajaran lempar lembing bagi SMP maka dalam penelitian ini dikembangkan produk modifikasi media yang dalam penyusunannya memperhatikan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak usia Sekolah Menengah Pertama.

(63)

batangnya dan ekor roket menggunakan mika yang berwarna agar lebih menarik. Hasil analisis data uji coba lapangan didapat persentase pilihan jawaban yang sesuai 88 %. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka media roket ini telah memenuhi kriteria sangat baik, sehingga dari uji lapangan media ini dapat digunakan untuk siswa kelas IX SMP N 2 Pemalang.

Hal itu bisa dilihat dari tabel berikut :

Tabel 4.4 Hasil belajar kognitif siswa kelas IX F

Nilai awal Nilai media

jumlah siswa tuntas 21 28

jumlah siswa tidak tuntas 11 4

Jumlah 32 32

persentase ketuntasan 66% 88%

(64)

4.6 Keunggulan dan Kelemahan Produk 4.6.1 Keunggulan Produk

1. Kognitif

pengembangan media roket dapat menambah pengetahuan tentang teknik dasar lempar lembing, siswa dengan menggunakan media roket dapat membuat siswa bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran lempar lembing.

2. Psikomotor

Teknik cara menggunakan media lempar lembing siswa akan meningkat, serta aktivitas gerak juga lebih aktif sehingga meningkatkan kesehatan tubuh. 3. Afektif

Siswa dapat memupuk kedisiplinan, kerjasama, dan menghormati teman sehingga tujuan penjasorkes akan tercapai, yaitu untuk menjadikan siswa mempunyai sikap yang baik, Siswa dapat mentaati peraturan pada saat melakukan pembelajaran lempar lembing.

4.6.2 Kelemahan Produk Kualitas media belum maksimal

(65)

50

BAB V

KAJIAN PRODUK DAN SARAN

5.1 Kajian Produk

Hasil akhir dari kegiatan penelitian pengembangan ini adalah produk pengembangan media roket yang berdasarkan data pada saat uji coba skala kecil dan uji coba skala besar.

Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan dalam skripsi ini, maka dapat disimpulkan bahwa:

(66)

petunjuk penggunaan media pembelajaran, 2) mendorong perkembangan aspek fisik atau jasmani siswa, 3) mendorong perkembangan afektif siswa, 4) dapat dimainkan siswa yang terampil maupun tidak terampil, 5) meningkatkan minat dan motivasi siswa berpartisipasi dalam pembelajaran lempar lembing.

2. Media roket dikatakan layak untuk digunakan oleh siswa SMP N 2 Pemalang dengan persentase 97% dari tanggapan positif siswa yang diperoleh dari uji coba skala besar dengan jumlah 32 siswa. Para siswa memberikan penilaian pada media roket dengan mengisi angket meliputi 3 aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor dengan jumlah masing-masing 10 butir penilaian. 3. Produk pengembangan media roket dapat berpengaruh efektif sesuai dengan

(67)

lemparan dengan menggunakan lembing yang sesungguhnya dengan benar, dilakukan evaluasi satu persatu.

5.2Saran Pemanfaatan, Diseminasi dan Pengembangan lebih Lanjut

1. Media roket sebagai produk yang telah dihasilkan dari penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif penyampaian pembelajaran penjasorkes kelas IX F SMP N Pemalang.

2. Bagi guru penjasorkes di SMP N 2 Pemalang diharapkan dapat mengembangkan media roket agar lebih menarik dan dapat meningkatkan produktivitas nilai.

(68)

53

DAFTAR PUSTAKA

Adang Suherman, 2000. Dasar-dasar Penjas. Jakarta : Depdiknas Aip syaifudin, 1992. Atletik. Jakarta : Depdikbud.

IAAF. 2001. Pendidikan Pelatih dan Sistem Sertifikasi Event Lempar. Jakarta : PASI

Khomsin, 2005. Atletik 1. Semarang : UNNES PRES.

Muhibbin Syah, 2009. Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (paikem). Bandung : UIN Sunan Gunung Djati.

Rusli Lutan. 2001. Asas-Asas Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas Soepartono, 2000. Sarana dan Prasarana Olah Raga. Depdiknas.

Suharsimi Arikunto 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Sukirman, dkk.,2003. Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka

Suyono Ds, 2001. Peraturan/Ketentuan Perlombaan Atletik 2002-2003. Jakarta: PASI

(69)
(70)
(71)
(72)

LEMBAR UJI AHLI

UJI AHLI PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING MENGGGUNAKAN MEDIA ROKET PADA SISWA KELAS IX SMP N

2 PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan MateriPokok : Lempar lembing

Sasaran Program : Siswa Sekolah Menengah Pertama

Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu, sebagai ahli Pendidikan Jasmani terhadap pengembangan pembelajaran lempar lembing menggunakan media roket yang efektif dan efisien untuk proses pembelajaran Penjasorkes bagi siswa kelas IX SMP yang dimodifikasi. Sehubungan dengan hal tersebut kami berharap kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan respon pada setiap pertanyaan sesuai dengan petunjuk di bawah ini : 1. Lembar evaluasi ini diisi oleh ahli Penjas.

2. Evaluasi mencakup aspek bentuk media pembelajaran, komentar dan saran umum, serta kesimpulan.

3. Rentangan evaluasi mulai dari “kurang baik” sampai dengan “sangat baik” dengan cara dengan memberi tanda ″√″ pada kolom yang tersedia.

(73)

A. Kualitas Media Pembelajaran

No Aspek yang dinilaketi Skala Penilaian Komentar

1 2 3 4 1. Kesesuaian dengan kompetensi dasar.

2. Kejelasan petunjuk penggunaan media pembelajaran

3. Ketepatan memilih modifikasi media pembelajaran bagi siswa.

4. Kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan. 5. Kesesuaian modifikasi media pembelajaran

untuk dimainkan siswa.

6. Kesesuaian media pembelajaran dengan karakteristik siswa.

7. Mendorong perkembangan aspek fisik / jasmani siswa.

8. Mendorong perkembangan aspek kognitif siswa.

9 Mendorong perkembangan aspek psikomotor siswa.

10. Mendorong perkembangan aspek efektif siswa

11. Dapat dimainkan siswa yang terampil maupun tidak terampil.

12. Dapat dimainkan siswa putra maupun putri. 13. Mendorong siswa aktif bergerak.

14. Meningkatkan minat dan motivasi siswa berpartisipasi dalam pembelajaran lempar lembing

(74)

B. Komentar dan Saran

C. Kesimpulan

Media pembelajaran ini dinyatakan :

1. Layak untuk digunakan / ujicoba skala kecil tanpa revisi

2. Layak untuk digunakan / ujicoba skala kecil dengan revisi sesuai saran 3. Tidak layak untuk digunakan / ujicoba skala kecil

( mohon diberi tanda silang pada nomor sesuai dengan kesimpulan Anda )

Semarang,………

Evaluator

(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)

KUESIONER PENELITIAN UNTUK SISWA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PENJASORKES

MENGGGUNAKAN MEDIA BOLA BEREKOR PADA PEMBELAJARAN

LEMPAR LEMBING SISWA SMP N 2 PEMALANG. PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

1.Jawablah pertanyaan ini dengan sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya. 2.Jawablah secara runtut dan jelas.

3.Berilah tanda silang (X) pada huruf A atau B sesuai dengan pilihanmu.

I. IDENTITAS RESPONDEN

1. Apakah kamu pernah menggunakan media bola berekor selama mengikuti pembelajaran lempar lembing?

a. Tidak b. Ya

2. Apakah pembelajaran lempar lembing menggunakan media bola berekor adalah materi yang diajarkan oleh guru dengan tujuan kamu bergerak?

a. Tidak b. Ya

3. Apakah pembelajaran lempar lembing menggunakan media bola berekor dapat mendorong siswa lebih aktif bergerak ?

(82)

4. Apakah kamu perlu melakukan pemanasan sebelum mengikuti pembelajaran lempar lembing ?

a. Tidak b. Ya

5. Apakah menurut kamu lempar lembing tergolong merupakan mata pelajaran yang sulit?

a. Tidak b. Ya

6. Apakah kamu merasa kesulitan dengan pengembangan media pembelajaran bola berekor?

a. Tidak b. Ya

7. Apakah kamu bekerja sama dengan teman yang lain menggunakan media bola berekor dalam pembelajaran lempar lembing?

a. Tidak b. Ya

8. Apakah mengikuti pembelajaran lempar lembing menggunakan media bola berekor membuat tubuh kamu menjadi sehat ?

a. Tidak b. Ya

9. Apakah kamu merasa kesulitan menggunakan media yang dimodifikasi dengan batang bulung selama pembelajaran lempar lembing?

a. Tidak b. Ya

10.Apakah dengan mengguanakan media bola berekor lebih mudah jika dibandingkan dengan lembing yang sesungguhnya?

a. Tidak b. Ya

B. KOGNITIF

11.Apakah kamu memahami teknik dasar pembelajaran lempar lembing?

a. Tidak b. Ya

12.Apakah kamu memahami teknik pembelajaran lempar lembing menggunakan media bola berekor?

a. Tidak b. Ya

13.Apakah dengan media bola berekor kamu dapat melakukan lemparan dengan benar menggunakan media yang sebenarnya?

(83)

14.Apakah kamu merasa kesulitan menggunakaan media bola berekor pada saat pembelajaran lempar lembing ?

a. Tidak b. Ya

15.Apakah kamu merasa senang mengikuti pembelajaran lempar lembing menggunakan media bola berekor?

a. Tidak b. Ya

16.Apakah dengan menggunakan media bola berekor membuat kamu bersemangat dalam mengikuti pembelajaran lempar lembing?

a. Tidak b. Ya

17.Apakah kamu merasa kesulitan saat melakukan lemparan?

a. Tidak b. Ya

18.Apakah setelah adanya pengembangan media pembelajaran bola berekor membuat kamu dapat melakukan lemparan dengan baik?

a. Tidak b. Ya

19.Apakah dengan pengembangan media bola berekor membuat kamu lebih aktif bergerak ?

a. Tidak b. Ya

20.Apakah dengan adanya pengembangan media pembelajaran bola berekor dapat membuat kamu mencapai nilai yang maksimal?

a. Tidak b. Ya

C. AFEKTIF

21.Apakah kamu suka dengan pembelajaran lempar lembing?

a. Tidak b. Ya

22.Apakah pengembangan media pembelajaran bola berekor menarik bagi kamu?

a. Tidak b. Ya

23.Apakah kamu bersungguh-sungguh ketika mengikuti pembelajaran lempar lembing?

(84)

24.Apakah kamu dapat mentaati peraturan pada saat melakukan pembelajaran lempar lembing ?

a. Tidak b. Ya

25.Apakah setiap siswa harus memahami teknik penggunaan media bola berekor pada pembelajaran lempar lembing?

a. Tidak b. Ya

26.Apakah kamu bisa bekerjasama dengan teman satu tim atau regu ketika kamu mengikuti pembelajaran lempar lembing menggunakan media bola berekor ?

a. Tidak b. Ya

27.Apakah dalam menggunakan media bola berekor dibutuhkan kerjasama?

a. Tidak b. Ya

28.Apakah kamu suka dengan pembelajaran lempar lembing menggunakan media bola berekor?

a. Tidak b. Ya

29.Apabila kamu merasa kesulitan jika dalam mengikuti pembelajaran lempar lembing dikerjakan secara berkelompok?

a. Tidak b. Ya

30.Apakah kamu bersedia melakukan pembelajaran lempar lembing dengan menggunakan media bola berekor ?

(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)

Hasil rekapitulasi penilaian uji ahli pembelajaran

No Aspek yang dinilai SKOR

1 Kesesuaian dengan kompetensi dasar 4

2 Kejelasan petunjuk penggunaan media pembelajaran 3 3 Ketepatan memilih modifikasi media pembelajaran bagi siswa 4

4 Kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan 4

5 Kesesuaian modifikasi media pembelajaran untuk dimainkan siswa 4 6 Kesesuaian media pembelajaran dengan karakteristik siswa 4 7 Mendorong perkembangan aspek fisik/jasmani siswa 4

8 Mendorong perkembangan aspek kognitif siswa 4

9 Mendororng perkembangan aspek psikomotor siswa 4

10 Mendorong perkembangan aspek afektif siswa 4

11 Dapat dimainkan siswa yang terampil maupun tidak terampil 4

12 Dapat dimainkan siswa putra maupun putri 4

13 Mendorong siswa aktif bergerak 4

14

Meningkatkan minat dan motivasi siswa berpartisipasi dalam

pembelajaran lempar lembing 4

15 Aman untuk diterapkan dalam pembelajaran lempar lembing 4

Jumlah 59

(91)

Hasil rekapitulasi penilaian uji ahli penjas

No Aspek yang dinilai SKOR

1 Kesesuaian dengan kompetensi dasar 4

2 Kejelasan petunjuk penggunaan media pembelajaran 3

3 Ketepatan memilih modifikasi media pembelajaran bagi siswa 4

4 Kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan 4

5 Kesesuaian modifikasi media pembelajaran untuk dimainkan siswa 4 6 Kesesuaian media pembelajaran dengan karakteristik siswa 4

7 Mendorong perkembangan aspek fisik/jasmani siswa 3

8 Mendorong perkembangan aspek kognitif siswa 4

9 Mendororng perkembangan aspek psikomotor siswa 4

10 Mendorong perkembangan aspek afektif siswa 3

11 Dapat dimainkan siswa yang terampil maupun tidak terampil 3

12 Dapat dimainkan siswa putra maupun putri 4

13 Mendorong siswa aktif bergerak 4

14

Meningkatkan minat dan motivasi siswa berpartisipasi dalam pembelajaran

lempar lembing 3

15 Aman untuk diterapkan dalam pembelajaran lempar lembing 4

Jumlah 55

Gambar

Tabel
Gambar
Gambar 1 Grip/pegangan lembing cara finlandia
Pegangan/grip lembing “V”Gambar 3
+7

Referensi

Dokumen terkait