• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunikasi organisasi kemahasiswaan di Indonesia : studi komparatif antara pengurus besar himpunan mahasiswa Islam dengan presidium gerakan mahasiswa nasional Indonesia periode 2013-2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Komunikasi organisasi kemahasiswaan di Indonesia : studi komparatif antara pengurus besar himpunan mahasiswa Islam dengan presidium gerakan mahasiswa nasional Indonesia periode 2013-2015"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM DENGAN PRESIDIUM GERAKAN

MAHASISWA NASIONAL INDONESIA PERIODE 2013-2015)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

HAIRUL SALEH

109051000224

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

Komunikasi Organisasi Kemahasiswaan di Indonesia (Studi Komparatif antara Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam dengan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Periode 2013-2015).

Himpunan Mahasiswa Islam dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia adalah sebuah organisasi kemahasiswaan yang besar di Indonesia. HMI dengan GMNI merupakan organisasi yang sama-sama fokus pada kaderisasi anggotanya meskipun memiliki azas yang berbeda, HMI dengan azas islam dan GMNI dengan azas marhaenisme. Kedudukan dan otoritas tertinggi dalam HMI yaitu Pengurus Besar HMI sedangkan GMNI yaitu Presidium GMNI. PB HMI dengan Presidium memiliki otoritas dan tanggung jawab terbesar dalam organisasi HMI dan GMNI. Dalam hal ini PB HMI dengan Presidium GMNI membawahi organisasi dalam tingkatan bawah dalam HMI dan GMNI, oleh karena itu komunikasi organisasi dalam PB HMI dan Presidium GMNI harus berjalan dengan baik.

Untuk mengetahui komunikasi organisasi yang digunakan oleh PB HMI dan Presidium GMNI, maka penulis memaparkan dengan pertanyaan bagaimana aliran informasi dan iklim komunikasi oganisasi di PB HMI? Bagaimana aliran informasi dan iklim komunikasi organisasi di Presidium GMNI? Perbandingan aliran dan iklim komunikasi di PB HMI dengan Presidium GMNI?

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori komunikasi organisasi R. Wayne Pace dan Don F. Faules dalam buku “Komunikasi Organisasi, strategi meningkatkan kinerja perusahaan” yang menjelaskan ada delapan permasalahan komunikasi organisasi. Dari delapan permasalahan komunikasi organisasi penulis mengambil dua permasalahan pokok yaitu aliran informasi dan iklim komunikasi organisasi

Pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskripif analisis yaitu menggambarkan sesuatu sesuai dengan fenomena yang ada, dengan menggunakan pengamatan langsung atau observasi yang dilanjutkan dengan wawancara kepada narasumber.

Maka hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah pola aliran informasi PB HMI adalah pola lingkaran, arah aliran informasi melalui komunikasi ke atas, komunikasi ke bawah, dan komunikasi horizontal. Iklim komunikasi organisasi dalam PB HMI ditemukan adanya sebuah kepercayaan antar sesama pengurus dan organisasi dibawahnya, pembuatan keputusan dilakukan bersama, adanya keterbukaan dalam komunikasi ke atas dan mendengarkan dalam komunikasi ke atas serta adanya sebuah perhatian pada kinerja dalam kepengurusan. Sedangkan pola aliran informasi yang digunakan Presidium GMNI adalah pola roda dengan arah aliran informasi melalui komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal. Iklim komunikasi organisasi dalam Presidium GMNI ditemukan adanya kepercayaan antar sesama pengurus, pembuatan keputusan organisasi dilakukan bersama, adanya keterbukaan komunikasi ke bawah dan mendengarkan komunikasi ke atas, serta komitmen kinerja pengurus cukup baik.

Keyword : Komunikasi Organisasi, PB HMI, Presidium GMNI, Aliran Informasi, Iklim Komunikasi Organisasi.

(6)

Bismillahirrahmaanirrahiim

Alhamdulillahirabbil’alaamiin. Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam. Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, sebab hanya dengan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Komunikasi Organisasi Kemahasiswaan di Indonesia (Studi Komparatif antara PB HMI dengan Presidium GMNI Periode 2013-2015)”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarganya, para sahabatnya, dan kepada seluruh para pengikutnya. Amin…

Dalam menyelesaikan skripsi ini tentu saja tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dan bimbingannya, juga bantuan dan masukan yang diberikan kepada penulis. Maka dari itu, pada kesempatan ini penulis dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta pembantu dekan dan jajarannya.

2. Rachmat Baihaky, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Fita Fathurokhmah, MA selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam atas motivasi dan perhatiannya untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

(7)

membimbing penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang pernah mengajar penulis, terima kasih atas ilmu yang diberikan. Semoga berkah dan selalu bermanfaat.

5. Kedua orang tua penulis yaitu Almarhum Ayahanda Apas, Ibunda Ecih yang telah bekerja keras dalam memperjuangkan sekolah anak-anaknya, juga nasihat dan motivasi yang selalu diberikan, cinta dan kasih sayangnya serta tak bosan-bosannya memberikan bantuan moril, materil, dengan segala doa dan ridho yang mengiringi setiap langkah kehidupan penulis.

6. Muhammad Arief Rosyid Hasan, Twedy Noviady Ginting, Arif Maulana, Eko Arisandi yang telah banyak membantu penulis memberikan data-data yang diperlukan.

7. Sahabat terbaik, sahabat perjuangan semenjak SMA yang sudah seperti keluarga bagi saya yaitu Farry Gunawan, Rahmat Hidayat, Ahmad Yasawi, Mulkan Azizi, Rendi, Eko Panji, Yuda Eka Putra, Candrika .Atas segala waktu yang telah kita lewati bersama-sama, segala tawa juga candaannya dan mendampingi penulis di kala sedih dan susah selalu bersama. Semoga silahturahmi persahabatan kita akan selalu terjalin dengan baik sampai anak cucu kita nanti.

8. Indah Fujiani yang telah banyak memberikan dorongan, doa, motivasi, dan semangat hingga terselasaikannya skripsi ini. Terima kasih atas setiap waktu yang telah diluangkan untuk menemani penulis selama ini.

(8)

Atas segala pelajaran kebersamaan dan kerja sama yang telah kalian ajarkan. 10.Sahabat seperjuangan angkatan 2009 Ajeng Retno, Ahmad Nizar Hakim

Ainun Najib, Momba Donna Sari Lubis, Nandya Zahra, Novija Kurniawan Slamet Nurmawanto, Raditya Pradiptasa, Kamaludin dan yang lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

11.Keluarga besar KMLA Garuda Fidkom, HMI Komfakda, Dema Fidkom, HMI Cabang Ciputat tempat saya berproses dan berjuang bersama yang telah memberikan pelajaran dan pengalaman yang luar biasa.

12.Viqih Akbar yang telah menemani penulis mondar-mandir dalam penyelesaian skripsi ini.

Dengan demikian skripsi ini saya buat sebaik-baiknya, semoga dapat membawa manfaat bagi kita semua yang membacanya terutama dalam memajukan bidang Komunikasi Penyiaran Islam. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan untuk kita semua. Amin Amin ya Rabbal alamin……..!

Jakarta, 11 Januari 2015

Hairul Saleh

(9)

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Metodologi Penelitian ... 8

E. Pedoman Penulisan ... 12

F. Tinjauan Pustaka ... 12

G. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Pengertian Komunikasi Organisasi……… 15

B. Permasalahan Komunikasi Organisasi……… 17

1. Aliran Informasi dalam Organisasi……….... 18

2. Iklim Komuikasi Organisasi……… 23

3. Tekhnologi Informasi dalam Organisasi………. 26

4. Kekuasaan dan Pemberdayaan dalam Organisasi……… 28

5. Komunikasi Organisasi dan Motivasi... 30

6. Gaya Kepemimpinan dalam Organisasi... 31

7. Tim dan Kelompok dalam Organisasi... 34

8. Stres dan Konflik dalam Organisasi... 35

BAB III GAMBARAN UMUM PB HMI DAN PRESIDIUM GMNI PERIODE 2013-2015 A. Sejarah Himpunan Mahasiswa Islam………. 37

B. Masa Depan HMI Tantangan dan Peluang………... 42

C. Susunan Pengurus PB HMI Periode 2013-2015…………... 43

D. Matriks Program Kerja Pengurus Besar………44

E. Sejarah Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia………. 47

F. Keorganisasian GMNI……….. 48

G. Susunan Pengurus Presidium GMNI Periode 2013-2015…… 51

H. Program Kerja Presidium GMNI………...……….. 52

BAB IV TEMUAN HASIL PENELITIAN A. Aliran Informasi dan Iklim Komunikasi Organisasi PB HMI Periode 2013-2015………. 58

(10)

Organisasi PB HMI dengan Presidium GMNI Periode 2013-2015...85

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………... 88

B. Saran………....…90

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(11)

A.Latar Belakang Masalah

Komunikasi organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam berjalanya roda organisasi. Hal tersebut terbukti berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan tentang komunikasi organisasi. Penelitian tersebut membahas bagaimana bentuk-bentuk komunikasi organisasi dapat membuat kepemimpinan dalam sebuah organisasi menjadi lebih baik dan bagaimana pola komunikasi dalam sebuah organisasi dapat membantu dalam mewujudkan tujuan dalam sebuah organisasi. Selain itu, penggunaan media dalam komunkasi organisasi sangat berpengaruh besar dalam berjalannya roda organisasi.

Permasalahan dalam sebuah organisasi sering sekali timbul karena komunikasi organisasi tidak diterapkan dengan baik. Kita sering melihat sebuah organisasi tidak berjalan dengan efektif dikarenakan kinerja para pengurus dalam organisasi kurang efektif dan koordinasi di antara para pengurus tidak berjalan dengan lancar. Dalam hal ini, tugas seorang pemimpin sangat sentral dalam menyelesaikan persoalan tersebut, pemimpin harus melakukan interaksi yang baik dengan para pengurus. Interaksi dalam organisasi baik secara perorangan maupun kelompok tidak mungkin dapat terjadi apabila tidak ada komunikasi, dua orang dikatakan interaksi apabila masing-masing melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi yang dilakukan manusia ini dalam komunikasi disebut sebagai tindakan komunikasi.1 Interaksi yang harmonis antara para anggota dalam suatu organisasi

1

T.A Latief Rosyidi, Dasar-Dasar Rhetorika Komunikasi dan informasi (Medan, 1985), Cet ke-1, h.48.

(12)

akan membuat roda organisasi berjalan ke arah tujuan, namun bila yang terjadi sebaliknya tentu akan mengakibatkan terjadinya konflik antar sesama anggota, maka dari itu komunikasi antar pimpinan dengan anggotanya harus berjalan secara proporsional.2

Menurut Schein sebagaimana yang dikutip dalam buku Arni Muhammad mengatakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab.3 Selain itu, Schein juga mengatakan bahwa organisasi mempunyai karakteristik tertentu yaitu mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan tergantung kepada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi tersebut. Sifat tergantung antara satu bagian dengan bagian lain menandakan bahwa organisasi yang dimaksudkan ini adalah merupakan suatu sistem.

Komunikasi merupakan hal yang mengikat kesatuan organisasi. Komunikasi membantu anggota-anggota organisasi mencapai tujuan individu dan juga organisasi, merespon dan mengimplementasikan perubahan organisasi, mengkoordinasikan aktivitas organisasi, dan ikut memainkan peran dalam hampir semua tindakan organisasi yang relevan. Meski demikian, berkomunikasi dengan baik tidaklah mudah. Bila sebuah organisasi sampai pada titik di mana

2

Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), Cet. Ke-2.

3

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta:Bumi Aksara, 2005), cet. ke-10,

h.23.

(13)

komunikasi dalam organisasi tidak seefektif yang seharusnya, organisasi itu tidak akan berfungsi seefektif yang seharusnya.4

Dalam perjalanan organisasi sering ditemukan permasalahan komunikasi organisasi. Permasalahan yang sering sekali timbul dalam komunikasi organisasi adalah masalah motivasi, iklim komunikasi organisasi, aliran informasi dalam organisasi, teknologi infromasi dalam organisasi, kekuasaan dan pemberdayaan dalam organisasi, gaya kepemimpinan dalam organisasi, tim dan kelompok dalam organisasi serta konflik dalam komunikasi organisasi.

Salah satu tantangan besar dalam komunikasi organisasi adalah bagaimana menyampaikan informasi ke seluruh bagian organisasi dan bagaimana meneima informasi dari seluruh bagian organisasi, proses ini berhubungan dengan aliran informasi. Apa yang dikemukakan dalam struktur bisa saja bukan yang sebenarnya terjadi, efisiensi dapat bergantung pada aliran informasi, tetapi ini bukan pertimbangan satu-satunya. Organisasi mengandalkan inovasi dan harus mampu menghasilkan informasi dari para anggotanya. Aliran informasi dapat membantu menentukan iklim dan moral organisasi.5

Banyak sekali organisasi mahasiswa yang sudah berdiri di Indonesia, mereka bergerak dengan tujuan serta ideologinya masing-masing, seperti : Himpunan Mahasiswa Islam, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia dan lain sebagainya. Namun, organisasi tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu membangun Indonesia dengan adil dan makmur. Dari sekian banyak organisasi

4

John M. Ivan Cevich, Perilaku dan Manajemen Organisasi (Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama,2005), jilid II, h. 115.

5

R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan cet.ke-6PT Remaja Rosdakarya, september 2006.

(14)

mahasiswa yang ada di Indonesia tidak akan bisa berjalan kalau tidak ada kader yang menjalankan roda organisasi tersebut. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Gerakan mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) merupakan organisasi yang fokus pada perkaderan dan salah satu organisasi yang telah banyak memberikan sumbangsih terhadap Indonesia.

Himpunan Mahasiswa Islam merupakan organisasi mahasiswa tertua dan terbesar di Indonesia, yang berdiri pada 14 Rabiul Awal 1366 H atau bertepatan dengan tanggal 5 Februari 1947 M di Yogyakarta. Himpunan Mahasiswa Islam merupakan organisasi yang berazaskan Islam, berfungsi sebagai organisasi perkaderan, dengan tujuannya yaitu Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi allah SWT.

Himpunan Mahasiswa Islam saat ini telah berusia hampir 67 Tahun hanya berbeda dua tahun dari berdirinya Negara Indonesia. Dalam perjalanan organisasi tersebut telah banyak memberikan kontribusi positif kepada Negara Indonesia, apalagi pada awal berdirinya memiliki salah satu misi untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Selain itu, Himpunan Mahasiswa telah melahirkan para tokoh-tokoh hebat seperti: Nurcholish Madjid, Akbar Tanjung, Jusuf Kalla, Anas Urbaningrum, Abraham Samad, Anis Baswedan serta masih banyak tokoh lainnya yang telah berkontribusi menelurkan pemikiran-pemikiran tentang Ke-islaman dan Ke-Indonesiaan.

(15)

Komisariat (Korkom), serta Pengurus Komisariat yang paling bawah. Selain itu, Himpunan Mahasiswa Islam memiliki berbagai Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) yang bertujuan sebagai wadah bagi para anggota untuk menyalurkan serta mengembangkan potensi yang dimiliki sesuai dengan bidangnya masing-masing. Lalu, Himpunan Mahasiswa Islam juga memiliki sebuah Lembaga Khusus Kohati.

Saat ini Himpunan Mahasiswa Islam memiliki 191 Cabang Penuh dan 20 Cabang Persiapan diseluruh Indonesia dengan jumlah Badan Koordinasi (Badko) sebanyak 20 yang tersebar di setiap wilayah dan memiliki ribuan Komisariat di seluruh Indonesia, serta memiliki 9 Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) yaitu: Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI), Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI), Lembaga Seni Mahasiswa Islam (LSMI), Lembaga Kajian dan Bantuan Hukum Mahasiswa Islam (LKBHMI), Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI), Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI), Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam (LDMI). Selain itu, Himpunan Mahasiswa Islam memilik sebuah Lembaga Khusus Kohati yang bertujuan sebagai wadah para kaum perempuan mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dengan banyaknya Cabang, Badan Koordinasi, Koordinator Komisariat, Lembaga Pengembangan Profesi serta Lembaga Khusus Kohati, maka dari itu, Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) yang memiliki kedudukan tertinggi harus memiliki serta menjalankan proses komunikasi yang baik dan efektif agar roda organisasi berjalan dengan baik dan lancar.

(16)

berlandaskan ajaran Marhaenisme. Marhaenisme diambil dari kata marhaen yang berarti orang yang tertindas, marhaenis adalah orang-orang yang memperjuangkan hak-hak orang yang tertindas, sedangkan marhaenisme sendiri adalah (ideologi) paham tentang marhaen tersebut. GMNI dibentuk pada tanggal 23 Maret 1954 sebagai hasil gabungan dari tiga organisasi mahasiwa, masing-masing Gerakan Mahasiswa Marhenis, Gerakan Mahasiswa Merdeka, dan Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia. Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) bertujuan untuk mendidik kader bangsa dalam mewujudkan masyarakat Sosialis Indonesia berdasarkan Pancasila 1 Juni 1945 dan UUD 1945. Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia (GMNI) merupakan oganisasi kader dan organisasi perjuangan dan berazaskan marhaenisme yaitu sosio-nasionalisme, sosio-demokrasi dan Ketuhanan yang maha esa. Dari penjelasan tersebut peneliti melihat hal yang menarik dari organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yaitu merupakan organisasi yang fokus pada perkaderan namun memiliki azas yang berbeda, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dengan azas islamnya namun, Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia (GMNI) dengan azas marhaenisme.

Berdasarkan pemaparan diatas, akhirnya penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Komunikasi Organisasi Kemahasiswaan Di Indonesia (Studi Komparatif Antara Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam dengan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Periode 2013-2015). B.Pembatasan dan Perumusan Masalah

(17)

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini penulis fokuskan pada dua permasalahan Komunikasi Organisasi yaitu: aliran informasi dan iklim komunikasi organisasi organisasi pengurus besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dengan presidium Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia (Presidium GMNI) Periode 2013-2015 dalam . Pembatasan masalah ini dilakukan agar penelitian ini terfokus, sehingga pembahasan tidak terlalu meluas dengan yang tidak ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah secara umum, yaitu: Bagaimana Komunikasi Organisasi, dalam hal ini dirinci sebagai berikut:

a. Bagaimana Aliran Informasi pada PB HMI dan Presidium GMNI Periode 2013-2015 ?

b. Bagaimana Iklim Komunikasi Organisasi pada PB HMI dan Presidium GMNI Periode 2013-2015 ?

c. Perbandingan Aliran Informasi dan Iklim Komunikasi Organisasi antara PB HMI dengan Presidium GMNI Periode 2013-2015.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

(18)

b. Mengetahui iklim Komunikasi Organisasi dalam Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Presidium GMNI) Periode 2013-2015. c. Untuk mengetahui persamaan serta perbedaan aliran informasi dan

iklim komunikasi organisasi dalam Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dengan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Iindonesia (Presidium GMNI) periode 2013-2015.

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademik

Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada semua kalangan yang terkait dan menambah khazanah kepustakaan tentang komunikasi organisasi di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta khususnya jurusan Komunikasi dan Penyiarah Islam.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai acuan bagi Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Presidium GMNI) Periode 2013-2015 dalam memahami serta menyelesaikan permasalahan dalam komunikasi organisasi sehingga perkaderan berjalan dengan baik dan benar agar tercipta regenerasi yang baik.

D. Metodologi Penelitian

(19)

orang yang menghasilkan hipotesis dari penelitian lapangan.6 Penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa penelitian, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Peneliti bertindak hanya sebagai pengamat, hanya membuat kategori perilaku, mengamati gejala dan mencatat dalam buku observasinya.7

Bodgan dan Taylor dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif mendefinisikan “Metodologi Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Metodelogi penelitian kualitatif sebagai prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.8

1. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Presidium GMNI). Sedangkan objek penelitian ini adalah Komunikasi Organisasi Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Presidium GMNI) Periode 2013-2014 dalam kaderisasi.

2. Waktu dan Tempat Penelitian

6

Dedy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h.15.

7

Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h.4.

8

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitain Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h.3.

(20)

Penelitian dilakukan oleh peneliti pada bulan Juli sampai November 2014 yang bertempat di sekretariat Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) jalan Diponegoro 16-A Menteng, Jakarta Pusat 10310, Telp/Fax. 021-2305205 dan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Presidium GMNI) jalan Percetakan Negara XI. 131 B Jakarta Pusat.

3. Teknik Pengumpulan Data

Data-data awal akan dikumpulkan dari sumber referensi tertulis baik berupa buku, artikel maupun sumber tulisan-tulisan ilmiah yang berhubungan dengan judul penelitian yang akan diteliti. Sesuai dengan metodologi yang digunakan, yaitu penelitian kualitatif, maka untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan peneliti dalam penelitian ini, penulis menggunakan pengumpulan data melalui:

a. Observasi

Observasi atau melakukan pengamatan langsung. Observasi yang peneliti lakukan bersifat langsung dengan mengamati objek yang diteliti. Observasi ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun observasi yang peneliti lakukan hanya kepada kegiatan dalam organisasi PB HMI dan Presidium GMNI Periode 2013-2015 yang terdapat aktifitas komunikasi organisasi.

b. Wawancara

(21)

representatif sesuai dengan kebutuhan penelitian. Disini peneliti mewawancarai ketua serta pengurus yang ada dalam Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Presidium GMNI) Periode 2013-2015. c. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini penulis dapatkan dari mengamati kegiatan yang ada dalam Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Presidium GMNI) Periode 2013-2015 yang berhubungan dengan objek dari penelitian.

4. Teknik Analisis data

Teknik analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpetasikan. Dalam menganalisa data, peneliti mengolah data dari hasil observasi dan wawancara, data tersebut disusun dan dikategorikan berdasarkan hasil wawancara, dokumen maupun laporan, yang kemudian dideskripsikan ke dalam bentuk bahasa yang mudah dipahami.9

Teknik analisis data dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Tahap pertama adalah reduksi data, peneliti mencoba memilah data yang relavan dengan komunikasi organisasi kemahasiswaan di Indonesia (Studi Komparatif antara PB HMI dengan Presidium GMNI periode 2013 – 2015).

9

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998) cet. Ke-2, h.78.

(22)

b. Tahap kedua adalah penyajian data mengenai komunikasi organisasi kemahasiswaan di Indonesia (studi komparatif antara PB HMI dengan Presidium GMNI Periode 2013 – 2015) maka data tersebut disusun dan disajikan dalam bentuk narasi, visual gambar, tabel dan sebagainya.

c. Tahap ketiga adalah penyimpulan atas apa yang disajikan.

E. Pedoman Penulisan

Adapun teknik penulisan dalam penelitian ini adalah menggunakan “pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)” yang diterbitkan oleh CeQDA (Center For Quality Development and Assurance) uin Syarif Hidayatullah, 2007.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini penulis merujuk pada buku, jurnal serta skripsi-skripsi yang pernah membahas seputar komunikasi organisasi. Adapun Skripsi-skripsi yang pernah membahas seputar komunikasi organisasi diantaranya adalah:

(23)

komunikasi organisasi tersebut menggunakan metode teladan dan pembiasaan praktek langsung.

Komunikasi Organisasi Persatuan TIONGHOA INDONESIA

(PITI) Dewan Pimpinan Wilayah Jakarta dalam Berdakwah. Penulis Farah Nurul Hikam Agustin. Fokus masalah yang diteliti mengenai pola komunikasi antara pengurus dengan pengurus PITI, pengurus dengan jamaah PITI, dan jamaah dengan jamaah lainnya.

Komunikasi Organisasi di Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Bogor. Penulis Hayustiro. Pada skripsi ini Hayustiro meneliti media yang digunakan pimpinan BAPPEDA dalam menyampaikan informasi kepada anggotanya.

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa skripsi yang penulis ajukan tidak sama dengan ke tiga skripsi di atas. Pada skripsi ini penulis meneliti komunikasi organisasi untuk mengetahui aliran komunikasi dan iklim komunikasi pada PB HMI dan Presidium GMNI Periode 2013-2015

G. Sistematika Penulisan

Penulisan Skripsi ini penulis bagi menjadi lima bab yang pada masing-masing bab dibagi kedalam sub-sub dengan penulisan sebagai berikut:

(24)

Bab II Kerangka Teori. Dalam Bab ini penulis akan menguraikan teori-teori yang menjadi landasan dalam kerangka pemikiran dalam penelitian ini, diantaranya pengertian komunikasi organisasi, dan permasalahan komunikasi organisasi.

Bab III Gambaran Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam dan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Periode 2013-2015. Dalam bab ini penulis akan tentang sejarah Himpunan Mahasiswa Islam dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, program kerja PB HMI Periode 2013-2015, program kerja Presidium GMNI Periode 2013-2013-2015, dan susunan pengurus PB HMI serta Presidium GMNI Periode 2013-2015.

Bab IV Temuan Lapangan dan Analisi Data. Dalam bab ini penulis akan menguraikan aliran informasi dalam komunikasi organisasi Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Presidium GMNI), serta iklim komunikasi organisasi dalam Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Presidium GMNI) Periode 2013-2015.

(25)

A. Komunikasi Organisasi

Menurut Onong Uchjana Effendy, pengertian komunikasi adalah proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahukan atau merubah sikap, pendapat atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media.1 Pengertian komunikasi organisasi menurut para ahli komunikasi organisasi sangat banyak dan beragam, di antaranya adalah :

1. Redding dan Sanborn seperti dikutip Arni Muhammad mengatakan bahwa “komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks.”2 Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau komunikasi bawahan kepada atasan. Dengan kata lain komunikasi organisasi merupakan penyampaian informasi atau pesan di dalam organisasi baik komunikasi terhadap atasan maupun bawahan. Dalam hal ini Redding dan Sanborn menyatakan hanya sebatas komunikasi internal yaitu komunikasi dalam lingkup organisasi tidak diluar organisasi.3

1

Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000)., cet ke-4, h.4.

2

Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), Cet, ke-8, h. 65.

3

Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007) h. 65.

(26)

2. Zelko dan Dance seperti yang dikutip Arni Muhammad mengatakan bahwa “komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal.”4 Kemudian bersama Lesikar, mereka menambahkan satu dimensi lagi dari komunikasi organisasi yaitu dimensi komunikasi pribadi di antara sesama anggota organisasi yang berupa pertukaran secara informasi mengenai informasi dan perasaan diantara sesama anggota organisasi.5

3. Katz dan Kahn seperti yang dikutip dalam buku Komunikasi Organisasi

karya R.Wayne Pace dan Don F. Faules mengatakan bahwa “komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi.”6

4. Thayer seperti yang dikutip oleh Khomsahrial Romli mengatakan “komunikasi organisasi sebagai arus data yang akan melayani komunikasi organisasi dan proses interkomunikasi dalam beberapa cara.”7 Thayer memperkenalkan tiga sistem komunikasi organisasi yaitu :

a. Berkenanaan dengan kerja kerja organisasi seperti data mengenai tugas-tugas atau beroperasinya organisasi.

b. Berkenaan dengan pengaturan organisasi seperti perintah-perintah, aturan-aturan dan petunjuk-petunjuk.

c. Berkenaan dengan pemeliharaan dan pengembangan organisasi.8

5. Greenbaunm seperti yang dikutip oleh Abdullah Masmuh mengatakan bahwa “komunikasi organisasi adalah arus komunikasi formal dan

4

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi )Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007) h.66

5

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi h.65-66.

6

R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h.135.

7

Khomsahrial Romli, M.Si, Komunikasi Organisasi Lengkap, Jakarta: PT. Grasindo, anggota Ikapi, 2011.

8

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi h.69

(27)

informal dalam organisasi.”9 Komunikasi internal dengan eksternal dan memandang peranan komunikasi terutama sekali sebagai koordinasi pribadi dan tujuan organisasi dan masalah menggiatkan aktivitas.

6. Goldhaber seperti yang dikutip oleh Arni Muhammad mengatakan bahwa “komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling bertukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah.”10 Dengan kata lain bahwa komunikasi organisasi adalah sebuah proses dalam menciptakan dan saling bertukar pesan agar kondisi lingkungan yang dinamis dapat teratasi oleh organisasi.

Dari berbagai macam pendapat para ahli mengenai komunikasi organisasi, ada beberapa hal umum yang dapat disimpulkan yaitu :

a. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal.

b. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media.

c. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya, hubungannya dan keterampilan yang dimilikinya.

B. Permasalahan Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi merupakan sebuah proses menciptakan dan saling bertukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling bergantung satu sama

9

Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek,

Malang:PT Universitas Muhammadiyah Malang, 2008.

10

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h.68

(28)

lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah.11 Oleh karena itu, komunikasi dalam suatu organisasi sangat dibutuhkan agar perjalanan suatu organisasi berjalan dengan baik.

Dalam perjalanan organisasi kita sering sekali menemukan permasalahan, salah satu permasalahan yang kerap kali muncul adalah permasalahan komunikasi organisasi. Permasalahan komunikasi organisasi diantaranya yaitu :

1. Aliran Informasi dalam Organisasi

Informasi tidak bergerak dengan sendirinya, kenyataannya informasi dialirkan oleh komunikator kepada komunikan. Dalam penyampaian informasi tersebut merupakan tantangan besar karena mungkin saja terjadi distorsi di tengah jalan. Dalam suatu organisasi dalam bentuk perusahaan, aliran komunikasi yang digunakan menentukan informasi tersebut tepat sasaran dan dapat dipahami secara “sama” oleh semua pihak.

a. Pola Aliran Informasi

Meskipun organisasi formal sangat mengandalkan proses berurutan umum untuk menghimpun dan menyebarkan informasi, pola khusus aliran informasi sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi agar pengiriman dan penerimaan pesan terjadi dengan teratur.

Analisis eksperimental pola-pola komunikasi menyatakan bahwa pengaturan tertentu mengenai “siapa berbicara kepada siapa” mempunyai konsekuensi besar dalam berfungsinya organisasi.12 Dalam pola aliran informasi ada dua pola yang berlawanan yaitu : pola roda dan pola lingkaran.

11

Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi h. 69

12

Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi h. 69

(29)

Pola roda adalah pola yang mengarahkan seluruh informasi kepada individu yang menduduki posisi sentral.13 Seseorang yang berada dalam posisi sentral menerima akan menerima kontak dan informasi yang disediakan oleh anggota organisasi dan memecahkan masalah dengan saran dan persetujuan yang diberikan oleh anggota lainnya. Sedangkan pola lingkaran memungkinkan semua anggota berkomunikasi satu dengan yang lainnya hanya melalui sejenis pengulangan pesan.14 Dalam pola lingkaran tidak ada seorang anggota yang dapat berhubungan atau berkomunikasi langsung dengan semua anggota lainnya, dan tidak ada juga agnggota yang memiliki sebuah akses langsung terhadap seluruh informasi yang diperlukan untuk memecahkan persoalan dalam organisasi.

Berdasarkan penjabaran diatas mengenai pola roda dan pola lingkaran dapat disimpulkan bahwa antara pola roda dan pola lingkaran memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dan suatu organisasi dapat menerapkan pola sesuai dengan karakteristik dari suatu organisasi.

b. Arah Aliran Informasi

Dalam komunikasi organisasi kita berbicara tentang informasi yang berpindah secara formal dari seseorang yang otoritasnya lebih tinggi kepada orang lain yang otoritasnya lebih rendah- komunikasi ke bawah; informasi yang bergerak dari suatu jabatan yang otoritasnya lebih rendah kepada orang yang otoritasnya lebih tinggi –komunikasi ke atas; informasi yang bergerak di

13

R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan h.179.

14

Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi , h. 70

(30)

antara orang-orang dan jabatan-jabatan yang sama tingkat otoritasnya- komunikasi horizontal.

a) Komunikasi ke Bawah

Komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi bererti bahwa informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah. Biasanya kita beranggapan bahwa informasi bergerak dari manajemen kepada para pegawai. Namun, dalam organisasi kebanyakan hubungan ada pada kelompok manajemen.15

Ada lima jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan:

1. Informasi mengenai bagaiman melakukan pekerjaaan

2. Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan 3. Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi 4. Informasi mengenai kinerja pegawai

5. Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission).16

b) Komunikasi ke Atas

Komunikasi ke atas di dalam organisasi sangat dibutuhkan terlebih lagi dalan mengembangkan dan membina organisasi tersebut. Komunikasi ke atas ini guna menumbuhkan rasa kebersamaan dan memiliki akan organisasi sekaligus dapat memberikan kesempatan kepada pihak bawah untuk menyumbang gagasan, saran dan kritik serta dalam memberikan pengajuan pertanyaan. Hal tersebut dapat menjadi barometer bagi pimpinan dalam menilai apakah dari pihak bawah memahami dan mengerti akan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada mereka

15

R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h.181.

16

R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h.182.

(31)

terkait dengan program-program yang dijalankan, perkembangan dan juga apakah sesuai dengan target yang diinginkan.

Komunikasi ke atas dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (Penyelia). Semua pegawai dalam sebuah organisasi, kecuali mungkin mereka yang menduduki posisi puncak, mungkin berkomunikasi ke atas yaitu, setiap bawahan dapat mempunyai alasan yang baik atau meminta informasi dari atau memberi informasi kepada seseorang yang otoritasnya lebih tinggi daripada dia. Suatu permohonan atau komentar yang diarahkan kepada individu yang otoritasnya lebih besar, lebih tinggi, atau lebih luas merupakan esensi komunikasi ke atas.17 Pentingnya komunikasi ke atas, menurut Arni Muhammad karena beberapa alasan:

1. Aliran informasi ke atas memberi informasi berharga untuk pembuatan keputusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi dan mengawasi kegiatan orang-orang lainnya.

2. Komunikasi ke atas memberitahukan kepada penyelia kapan bawahan mereka siap menerima informasi dari mereka dan seberapa baik bawahan menerima apa yang dikatakan kepada mereka.

3. Komunikasi ke atas memungkinkan bahkan mendorong omelan dan keluh kesah muncul ke permukaan sehingga penyelia tahu apa yang menggangu mereka yang paling dekat dengan operasi-operasi sebenarnya.

4. Komunikasi menumbukan apresiasi dan loyalitas kepada organisasi dengan memberi kesempatan kepada pegawai untuk mengajukan petanyaan dan menyumbang gagasan serta saran-saran mengenai operasi organisasi.

5. Komunikasi ke atas mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke bawah.

6. Komunikasi ke atas membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dengan pekerjaan mereka dan dengan organisasi tersebut.18

17

Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi , h. 156.

18

Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi , h. 157

(32)

c) Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal terdiri dari penyampaian informasi di antara rekan-rekan sejawat dalam unit kerja yang sama. Unit kerja meliputi individu-individu yang ditempatkan pada tingkat otoritas yang sama dalam organisasi dan mempunyai atasan yang sama. Jadi, di Universitas, unit kerja dapat berupa sebuah jurusan. Jurusan komunikasi, jurusan perilaku organisasi, dan jurusan ilmu pengetahuan semuanya meliputi dosen-dosen yang dipimpin oleh seorang ketua jurusan. Komunikasi di antara dosen-dosen dalam sebuah jurusan disebut komunikasi horizontal. Komunikasi dosen jurusan yang satu dengan dosen jurusan yang lainnya disebut komunikasi lintas saluran, yaitu informasi diberikan melewati batas-batas fungsional atau batas-batas unit kerja, dan di antara orang-orang yang satu sama lainnya tidak saling menjadi bawahan atau atasan.

Menurut R Wayne Pace dan Don F. Faules, menyatakan bahwa komunikasi horizontal muncul paling sedikit karena enam alasan berikut: 1. Untuk mengkoordinasikan penugasan kerja. Para anggota bagian

pelatihan dan pengembangan memiliki kegiatan pelatihan utama untuk mengatur dan menyampaikan. Mereka harus saling bertemu untuk mengkoordinasikan pembagian tugas.

2. Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan. Bila gagasan dari beberapa orang menjanjikan hasil yang lebih baik daripada gagasan satu orang, komunikasi horizontal menjadi amat penting. Dalam menciptakan rancangan suatu program pelatihan atau kampanye hubungan masyarakat, anggota-anggota suatu bagian mungkin perlu berbagi informasi mengenai rencana-rencana mereka dan apa yang akan mereka kerjakan.

(33)

bersama untuk melaksanakan tugas-tugas organisasi dengan kesulitan yang lebih sedikit.

4. Untuk memperoleh pemahaman bersama. Bila diusulkan perubahan-perubahan sebagai persyaratan untuk suatu bidang studi utama akademik, dosen-dosen harus bekerja bersama-sama untuk menghasilkan suatu pemahaman bersama mengenai perubahan apa yang harus dibuat. Pertemuan dan pembicaraan di antara dosen-dosen yang tingkat organisasinya sama dan di jurusan yang sama, amat penting untuk mencapai pemahaman bersama.

5. Untuk mendamaikan, berunding, dan menengahi perbedaan. Individu-individu sering mengembangkan pilihan dan prioritas yang akhirnya menimbulkan ketidaksepakatan. Bila hal ini terjadi, komunikasi horizontal di antara para anggota unit kerja merupakan hal pokok dalam mendamaikan perbedaan. Kenyataannya, beberapa perbedaan perlu dirundingkan dan didamaikan. Hanya dengan melalui komunikasi horizontal prioritas dapat disesuaikan dan konflik diselesaikan.

6. Untuk menumbuhkan dukungan antarpersona. Karena kita memakai sejumlah besar waktu kita untuk berinteraksi dengan orang lain dalam pekerjaan, kita semua sampai tingkat tertentu memperoleh dukungan antarpersona dari rekan-rekan kita. Kebanyakan komunikasi horizontal kita bertujuan untuk memperkuat ikatan dan hubungan antarpersona. Para pegawai sering makan siang bersama dan bertemu pada waktu istirahat untuk memperkuat hubungan antarpersona. Komunikasi horizontal memegang peranan penting dalam pembinaan hubungan diantara para pegawai dan mendorong terciptanya unit kerja yang padu. Para pegawai yang tingkatnya sama, yang sering berinteraksi, tampaknya lebih sedikit mengalami kesulitan dalam memahami satu sama lainnya. Interaksi antar sejawat menghasilkan dukungan emosional dan psikologis.19

2. Iklim Komunikasi Organisasi

Ada hubungan yang sekuler antara iklim organisasi dengan iklim komunikasi. Tingkah laku komunikasi mengarahkan pada perkembangan iklim, di antaranya iklim organisasi. Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam cara anggota organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi.20 Istilah iklim disini merupakan kiasan (metafora) kiasan adalah bentuk ucapan yang di dalamnya suatu istilah atau frase jelas artinya

19

R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h.189.

20

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h. 85.

(34)

dalam situasi yang berbeda yang bertujuan menyatakan suatu kemiripan.21 Contohnya: tempat ini di rumah sendiri, nyaman, suasana kekeluargaan, meskipun perbandingan figuratif, perbandingan tersebut memberi informasi mengenai ini, struktur, dan arti situasi baru tersebut.

Frase ‘iklim komunikasi organisasi’ menggambarkan suatu kiasan bagi iklim fisik. Sama seperti iklim anda membentuk iklim fisik untuk suatu kawasan, cara orang berkreasi terhadap suatu aspek organisasi menciptakan suatu iklim komunikasi. Iklim fisik terdiri dari kondisi-kondisi cuaca umum mengenai suatu wilayah.22

Dalam menelaah iklim komunikasi organisasi, kita harus memilah terlebih dahulu apa itu iklim komunikasi dan iklim organisasi. Kedua bentuk iklim tersebut saling mempengaruhi satu sama lain. Untuk pertama-tama akan dibahas terlebih dahulu iklim organisasi.

a. Iklim Komunikasi

Menurut R Wayne Pace dan Don F. Faules bahwa :

Iklim komunikasi merupakan gabungan dari persepsi-persepsi mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respon pegawai terhadap pegawai lainnya, harapan-harapan, konflik-konflik antar personal dan kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi. Iklim komunikasi meliputi persepsi-persepsi mengenai pesan dan peristiwa yang berhubungan dengan pesan yang terjadi di dalam organisasi.23 Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa iklim komunikasi berhubungan dengan persepsi-persepsi anggota perusahaan terhadap informasi dan peristiwa yang terjadi. Dengan begitu jika komunikasi berjalan positif di antara anggota, maka akan timbul suasana kerja yang penuh dengan persaudaraan, para anggota perusahaan berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah, dengan anggota lain. Hal ini dengan sendirinya dapat

21

R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h.147.

22

R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h.148.

23

R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h.149

(35)

meningkatkan kinerja mereka. Sedangkan iklim komunikasi yang negatif dapat menyebabkan saling curiga dan tertutup antar karyawan..

b. Iklim Organisasi

Kreeps dan Curtis yang dikutip oleh Soleh Soemirat, Elvinaro Ardianto dan Yenny Ratna Suminar dalam buku Komunikasi Organisasional

menyatakan bahwa:

Iklim organisasi adalah ‘sifat emosional intern organisasi’ yang didasarkan pada bagaimana senangnya para anggota organisasi terhadap satu sama lain dan terhadap organisasi. Konsep terebut dibuat atas dasar analogi antara kondisi lingkungan bisnis dan kondisi cuaca. Beberapa iklim kerja dikategorikan hangat dan gembira bila orang-orang yang terlibat didalamnya diperhatikan dan diperlakukan sesuai dengan martabatnya.24

Dari penjabaran iklim komunikasi dan iklim organisasi di atas, ditemukan kesamaan diantara keduanya, yaitu sama-sama dapat mempengaruhi kinerja anggota organisasi. Setelah kita menelaah iklim organisasi, maka kita akan membahas secara keseluruhan yaitu iklim komunikasi organisasi. Menurut Falcinone yang dikutip oleh Wayne Pace dan Don F.Faules dalam buku Komunikasi Organisasi menjelaskan bahwa :

Iklim komunikasi organisasi adalah suatu citra makro, abstrak dan gabungan dari suatu fenomena global yang disebut komunikasi organisasi. Kita mengasumsikan bahwa iklim berkembang dari interaksi antara sifat-sifat suatu organisasi dan persepsi individu atas sifat-sifat itu. Iklim dipandang sebagai suatu kualitas pengalaman subjektif yang berasal dari persepsi atas karakter-karakter yang relatif langgeng pada organisasi.25

Untuk mengetahui iklim komunikasi organisasi dapat mengkaji teori Charles Redding yang dikutip oleh Arni Muhammad dalam buku Komunikasi

24

Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional (Jakarta, Universitas Terbuka, 2000), Modul Kuliah, h. 75.

25

R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 151.

(36)

Organisasi yang mengemukakan lima dimensi penting dari iklim organisasi yaitu:

1. Supportivinnes, atau bawahan mengamati bahwa hubungan komunikasi mereka dengan atasan membantu mereka membangun, dan menjaga perasaan diri berharga dan penting.

2. Partisipasi membuat keputusan

3. Kepercayan, dapat dipercaya, dan dapat menyimpan rahasia 4. Keterbukaan dan keterusterangan

5. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi.26

Dari sini dapat dikatakan bahwa iklim komunikasi orgaisasi memiliki pengaruh yang cukup penting bagi motivasi kerja dan masa kerja pegawai dalam organisasi. Iklim komunikasi yang positif cenderung meningkatkan dan mendukung komitmen pada organisasi dan iklim komunikasi yang kuat seringkali menghasilkan praktik-praktik pengelolaan dan pedoman organisasi yang lebih mendukung serta menciptakan loyalitas terhadap organisasi dan komitmen terhadap kinerja yang tinggi, bersikap jujur dalam bekerja, mendukung para rekan dan anggota organisasi lainnya, melaksanakan tugas secara kreatif, dan untuk menawarkan gagasan-gagasan inovatif bagi penyempurnaan organisasi dan operasinya.

3. Teknologi Informasi dalam Organisasi

Teknologi informasi saat ini berkembang sangat pesat seiring dengan perkembangan zaman. Teknologi informasi akan mempermudah kehidupan manusia, jika menggunakan alat teknologi informasi dua benua akan terasa tidak berjarak.27 Kehadiran komputer, internet, telepon seluler, dan berbagai alat teknologi informasi akan membuat arus informasi dalam organisasi semakin lancar.

26

Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi, h. 85.

27

R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 235.

(37)

Teknologi informasi sangat erat kaitannya dengan komunikasi yang didalamnya memuat semua teknologi yang berhubungan dengan penanganan informasi, penanganan ini meliputi pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi.

Teknologi informasi memiliki peranan yang sangat penting dalam organisasi, namun sebelum menerapkan teknologi informasi untuk sebuah organisasi harus dilihat terlebih dahulu karakteristik dari sebuah organisasi. Peran teknologi informasi bagi sebuah organisasi dapat dilihat dengan menggunakan kategori yang diperkenalkan oleh G.R. Terry seperti yang dikutip oleh Abdullah Masmuh, yaitu : fungsi operasional, fungsi monitoring dan kontrol, fungsi perencanaan, fungsi komunikasi, dan fungsi interorganisasional.28

a. Fungsi Operasional

Fungsi operasional membuat struktur organisasi menjadi lebih ramping karena telah diambil alih fungsinya oleh teknologi informasi. Karen sifat penggunaannya yang menyebar di seluruh fungsi organisasi, unit terkait dengan manajemen teknologi informasi akan menjalankan fungsinya sebagai supporting agency di mana teknologi informasi dianggap sebagai firm infrastructure.

b. Fungsi Monitoring dan Kontrol

Keberadaan teknologi informasi akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan aktivitas di level manajerial embedded di dalam setiap fungsi manajer atau pemimpin. Sehingga struktur organisasi unit terkait

28

Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek, h. 78.

(38)

dengannya harus dapat memiliki span of control yang memungkinkan terjadinya interaksi efektif dengan para pemimpin di organisasi terkait. c. Fungsi Perencanaan

Teknologi informasi memiliki peranan strategis, karena peranannya sebagai enabler dari rencana organisasi dan merupakan sebuah

knowledge generator bagi para pimpinan organisasi yang dihadapkan pada realitas untuk mengambil sejumlah keputusan penting dalam organisasi. d. Fungsi Komunikasi

Secara prinsip termasuk ke dalam firm infrastructure dalam era organisasi modern, dimana teknologi informasi ditempatkan posisinya sebagai sarana atau media individu organisasi dalam berkomunikasi, berkolaborasi, berkooperasi, dan berinteraksi.

e. Fungsi Interorganisasional

Merupakan sebuah peranan yang cukup unik karena dipicu oleh semangat globalisasi yang memaksa organisasi untuk melakukan kolaborasi atau menjalin kemitraan dengan sejumlah perusahaan lain. Tipe dan fungsi peranan teknologi informasi ini secara langsung akan berpengaruh terhadap rancangan atau desain struktur organisasi.

4. Kekuasaan dan Pemberdayaan dalam Organisasi

Pada dasarnya organisasi mempunyai sifat berusaha memenuhi beberapa jenjang keteraturan tertentu sehingga dapat bertahan dan mencapai tujuannya. Ini berarti suatu organisasi harus dapat mengajak anggotanya bersikap dengan cara-cara yang bermanfaat bagi organisasi.29 Hal itu dapat

29

R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 253.

(39)

meliputi suatu keteraturan yang dirundingkan, tetapi pengaturan manusialah yang melibatkan pelaksanaan kekuasaan. Individu yang bergabung dengan organisasi atau mereka yang dilahirkan ke dalamnya, mencari manfaat tertentu. Usaha-usaha mereka untuk melakukan hal ini adalah dengan menggunakan kekuasaaan.

Clegg mengemukakan yang dikutip oleh Arni Muhammad bahwa: “Organisasi pada dasarnya adalah pengendalian dalam memperluas kekuasaan melalui pendelegasian, orang harus dapat menyatukan delegasi dengan kekuasaan yang mengesahkannya.”30 Dalam kebanyakan kasus, individu dalam sebuah organisasi juga menginginkan rasa kendali, ini bukan hanya masalah di mana seseorang cocok dalam organisasi, tetapi ke mana seseorang akan bergerak dalam suatu organisasi.

Organisasi bukan hanya sekedar tempat untuk kekuasaan semata, tetapi organisasi menggambarkan suatu bagian nyata dari kehidupan dan identitas pribadi seseorang. Pemberdayaan dalam organisasi adalah sebuah proses yang menyangkut cara individu menggunakan kekuasaaannya dalam organisasi.31

Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi, mengatur, atau mengendalikan dan merupakan bagian yang melekat pada proses organisasi, kekuasaan tidak hanya terletak pada manusia dan sumberdaya, tetapi juga dalam struktur sosial itu sendiri.32 Konsep pemberian kekuasaan atau pemberdayaan dalam organisasi memiliki beberapa dimensi. Conger dan Kanungo seperti yang dikutip oleh R. Wayne Pace dan Don F. Faules

30

Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi , h. 90.

31

R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi h. 254.

32

R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 254.

(40)

menunjukkan bahwa pemberdayaan dapat ditinjau dari arti relasional atau motivasional.33 Aspek-aspek relasional menekankan pembagian kekuasaan antara atasan dengan bawahan dalam organisasi dan ada sebuah usaha untuk melonggarkan hierarki serta menekankan pemecaha masalah bersama.

5. Komunikasi Organisasi dan Motivasi

Dari semua isu dalam bidang komunikasi, manajemen, dan kepemimpinan, barangkali isu paling populer adalah motivasi. Motivasi menyangkut alasan-alasan mengapa orang mencurahkan tenaga untuk melakukan suatu pekerjaan.34 Komunikasi organisasi yang terjadi dalam sebuah organisasi akan mempengaruhi motivasi pengurus dan anggota dalam sebuah organisasi.

Penelitian dan pengalaman hidup dalam organisasi menunjukkan bahwa vitalitas kerja didasarkan atas empat asumsi utama, yaitu :

a. Seberapa jauh harapan anggota dipenuhi oleh organisasi.

b. Apa yang dipikirkan pegawai mengenai peluang mereka dalam organisasi.

c. Bagaimana pendapat anggota mengenai seberapa banyak pemenuhan yang diperoleh dari pekerjaan dalam organisasi.

d. Bagaimana persepsi anggota mengenai kinerja mereka dalan organisasi.35

6. Gaya Kepemimpinan dalam Organisasi

Tujuan kepemimpinan adalah membantu orang untuk menegakkan kembali, mempertahankan dan meningkatkan motivasi mereka.36 Jadi pemimpin adalah orang yang membantu orang lain untuk memperoleh hasil-hasil yang diinginkan. Pemimpin bertindak dengan cara-cara yang

33

R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 256.

34

R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi h. 114.

35

R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 254.

36

R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 254.

(41)

memperlancar produktivitas, moral tinggi, respons yang energik, kecakapan kerja yang berkualitas, komitmen, efisiensi, sedikit kelemahan, kepuasan, kehadiran, dan kesinambungan dalam organisasi.37

Kepemimpinan diwujudkan melalui gaya kerja atau cara bekerja sama dengan orang lain yang konsisten. Melalui apa yang dikatakannya dan apa yang diperbuatnya, seseorang membantu orang-orang lainnya untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Seorang pemimpin yang dinilai baik menitik beratkan pada pemenuhan janji, penghargaan dan dukungan sebagai teknik motivasi dan bertindak dengan cara yang hangat serta membantu, menunjukkan perhatian dan penghargaan kepada bawahan.38

Pemimpin yang dinilai buruk memberi ancaman, merendahkan, berperilaku tanpa pertimbangan, dan menetapkan serta menyusun peranannya dan peranan bawahannya untuk pencapaian tujuan.

Dari sekian banyak model, teori dan analisis, ada enam sistem yang populer untuk mengklasifikasikan dan menjelaskan gaya kepemimpinan:

a. Teori Kisi Kepemimpinan

Salah satu teori gaya kepemimpinan yang paling banyak didiskusikan adalah yang dikemukakan oleh Blake dan Mouton seperti yang dikutip oleh R. Wayne Pace dan Don F. Faules yaitu kisi manajerial tapi kini disebut kisi kepemimpinan.39 Kisi tersebut berasal dari hal-hal yang mendasari perhatian manajer pada tugas atau pada hal-hal yang telah direncanakan untuk diselesaikan oleh organisasi

37

R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 278.

38

R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 279.

39

R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 280.

(42)

yang mempengaruhi mereka. Kelima jenis gaya kepemimpinan yang dikemukakan model kisi kepemimpinan adalah sebagai berikut :

1) Gaya Pengalah

2) Gaya Pemimpin Pertengahan 3) Gaya Tim

4) Gaya Santai 5) Gaya Kerja.40

b. Teori 3-D

Teori 3-D menghasilkan delapan gaya kepemimpinan, yaitu : 1) Gaya Ekesekutif

2) Gaya Otokrat Lunak 3) Gaya Pengembang 4) Gaya Birokrat

5) Gaya pencari Kompromi 6) Gaya Otokrat

7) Gaya Pembawa Misi 8) Gaya Penyendiri.41

c. Teori Kepemimpinan Situasional

Hersey dan Blanchard seperti yang dikutip oleh R. Wayne Pace dan Don F. Faules mengembangkan konsep kepemimpinan.42 Teori kepemimpinan situasional ternyata terdapat banyak kemiripan dengan teori yang dikemukakan Blake dan Mouton yaitu ada dua dimensi gaya kepemimpinan : struktur pertimbangan dan pengawalan.

40

R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 284.

41

R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 286.

42

R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 287.

(43)

Ada empat gaya kepemimpinan situasional yang dapat dikemukakan : 1) Memberitahu

2) Mempromosikan 3) Berpartisipasi 4) Mewakilkan.43

d. Teori Empat-sistem

Salah satu teori gaya kepemimpinan yang paling sering diperbincangkan adalah teori yang dikemukakan Likert. Likert seperti yang dikutip oleh R. Wayne Pace dan Don F. Faules menemukan empat gaya atau sistem manajerial yang berdasarkan pada suatu analisis, yaitu : 1) Gaya Penguasa Mutlak

2) Gaya Semi-Mutlak 3) Gaya Penasihat

4) Gaya Pengajak-Serta.44 e. Teori Kontinum

Tannenbaum dan Schmidt seperti yang dikutip oleh R. Wayne Pace dan Don F. Faules meneliti pengambilan keputusan sebagai konsep utama dalam kontinum perilaku kepemimpinan.45 Teori kontinum dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Manajer membuat keputusan dan mengumumkannya. 2) Manajer membuat keputusan dan menawarkannya.

3) Manajer mengemukakan keputusannya dan memberi kesempatan untuk mempertanyakannya.

43

R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 288.

44

R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 289.

45

R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 290.

(44)

4) Manajer mengemukakan keputusan sementara, yang masih dapat diubah. 5) Manajer menentukan beberapa batasan dan meminta bawahan untuk

membuat keputusan.

6) Manajer mengizinkan bawahan membuat keputusan.46 f. Teori Kebergantungan

Tidak dapat dipungkiri bahwa suatu kepemimpinan yang baik itu bergantung kepada situasi ketika kepemimpinan tersebut dilaksanakan. Fiedler yang dikutip oleh R. Wayne Pace dan Don F. Faules mengembangkan teori gaya kepemimpinan berdasarkan pada konsep kebergantungan.47 Menurut teori kebergantungan, keefektifan pemimpin bergantung pada hubungan-hubungan dalam gaya kepemimpinannya juga situasi tertentu yang dihadapinya.

7. Tim dan Kelompok dalam Organisasi

Tim dan kelompok dalam sebuah organisasi sangat berperan dalam sebuah organisasi, tim dan kelompok yang baik akan membuat tujuan organisasi mudah tercapai. Anggota organisasi yang paling efektif cenderung bekerja dengan orang lain, menyumbangkan karakter mereka sendiri kepada suatu karakter organisasi dan menumbuhkan keahlian, motivasi, dan pandangan anggota organisasi lainnya.48

Sebuah tim kerja adalah kelompok pekerja yang bertanggung jawab atas pembentukan produk atau menangani suatu proses dalam organisasi.49 Dalam sebuah organisasi sebuah tim dan kelompok tidak tercipta dengan

46

R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 291.

47

R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 292.

48

R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 292.

49

R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 24.

(45)

sendirinya, melainkan harus ada pembentukan yang dilakukan oleh anggota organisasi. Tampaknya paling sedikit ada tiga cara untuk membangun kelompok atau tim, yaitu : melalui pemuasan kebutuhan, melalui penugasan pada proyek, dan melalui penataan ulang yang dilakukan orang dengan dasar harian.50

8. Stres dan Konflik dalam Organisasi

Ciri-ciri komunikatif stres jelas terlihat dalam suatu definisi kontemporer yaitu penderitaan jasmani, mental, atau emosional yang diakibatkan unterpretasi atas suatu peristiwa sebagai suatu ancaman bagi agenda pribadi seorang individu.51 Stres adalah suatu hal yang dapat terjadi pada siapapun namun, hal itu dapat dihindari melalu berbagai macam cara.

Kita mampu mengidentifikasi tiga bentuk strategi untuk menghindari stres dengan cara :

a. Meminimalkan efek konsekuensi jasmani melalui kelegaan sementara b. Memperkuat kemampuan orang untuk mengatasi konsekuensi jasmani

berdasarkan basis jangka panjang

c. Menginterpretasikan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan kita sehingga kita dapat menyingkirkan konsekuensi mental, emosional, relasional, dan spiritual yang negatif agar kita dapat hidup panjang dengan damai.52

Konflik didefinisikan sebagai suatu perjuangan yang diekspresikan antara sekurang-kurangnya dua pihak yang saling bergantung, yang mempersepsi tujuan-tujuan yang tidak sepadan, imbalan yang langka, dean

50

R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 296.

51

R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), cet. Ke-4, h. 297.

52

R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), cet. Ke-4, h. 2301.

(46)

gangguan dari pihak lain dalam mencapai tujuan mereka.53 Dalam sebuah organisasi konflik bisa terjadi antara pribadi dan kelompok. Konflik dalam sebuah organisasi dapat membuat stres anggota dalam suatu organisasi.

Berdasarkan penjabaran tentang permasalahan komunikasi organisasi di atas dapat disimpulkan bahwa apabila aliran informasi, iklim komunikasi organisasi, teknologi informasi, kekuasan dan pemberdayaan, gaya kepemimpinan, tim dan kelompok, stres dan konflik, serta motivasi berjalan dengan baik dan sesuai maka roda organisasi akan berjalan dengan baik dan lancara tanpa adanya sebuah hambatan. Berdasarkan pemaparan permasalahan-permasalahan komunikasi organisasi peneliti melihat dua permasalahan yang sering timbul dalam suatu organisasi, yaitu aliran informasi dalam organisasi dan iklim komunikasi organisasi.

53

R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), cet. Ke-4, h. 303.

(47)

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Himpunan Mahasiswa Islam

5 Februari 1947, 67 tahun yang lalu menjadi tonggak bersejarah berdirinya HMI. Perjalanan 67 tahun Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) telah menorehkan tinta sejarah di pentas nasional. Banyak tokoh nasional dan lokal telah dilahirkan oleh organisasi yang lahirnya diprakarsai oleh Lafran Pane ini. HMI pun diharapkan tetap dapat memberikan kontribusinya dalam mengisi perjalanan bangsa. Menurut Agus Salim Sitompul, secara umum ada 4 (empat) permasalahan yang menjadi latar belakang sejarah berdirinya HMI, yaitu situasi dunia internasional, situasi NKRI, kondisi mikrobiologis umat islam di Indonesia, dan kondisi perguruan tinggi dan kemahasiswaan.1

1. Situasi Dunia Internasional.

Berbagai argumen telah diungkapkan sebab-sebab kemunduran ummat Islam. Tetapi hanya satu hal yang mendekati kebenaran, yaitu bahwa kemunduran ummat Islam diawali dengan kemunduran berpikir, bahkan sama sekali menutup kesempatan untuk berpikir. Yang jelas ketika ummat Islam terlena dengan kebesaran dan keagungan masa lalu maka pada saat itu pula kemunduran menghinggapi kita.

Akibat dari keterbelakangan umat Islam, maka munculah gerakan untuk menentang keterbatasan seseorang melaksanakan ajaran Islam secara benar dan utuh. Gerakan ini disebut Gerakan Pembaharuan. Gerakan

1

Agus Salim Sitompul, Sejarah Perjuangan HMI, h. 50

(48)

Pembaharuan ini ingin mengembalikan ajaran Islam kepada ajaran yang totalitas, dimana disadari oleh kelompok ini, bahwa Islam bukan hanya terbatas kepada hal-hal yang sakral saja, melainkan juga merupakan pola kehidupan manusia secara keseluruhan. Untuk itu sasaran Gerakan Pembaharuan atau reformasi adalah ingin mengembalikan ajaran Islam kepada proporsi yang sebenarnya, yang berpedoman kepada Al Qur’an dan Hadist Rassullulah SAW.

Dengan timbulnya ide pembaharuan itu, maka Gerakan Pembaharuan di dunia Islam bermunculan, seperti di Turki (1720), Mesir (1807). Begitu juga penganjurnya seperti Rifaah Badawi Ath Tahtawi (1801-1873), Muhammad Abduh (1849-1905), Muhammad Ibnu Abdul Wahab (Wahabisme) di Saudi Arabia (1703-1787), Sayyid Ahmad Khan di India (1817-1898), Muhammad Iqbal di Pakistan (1876-1938) dan lain-lain.

2. Situasi NKRI

Tahun 1596 Cornrlis de Houtman mendarat di Banten. Maka sejak itu pulalah Indonesia dijajah Belanda. Imprealisme Barat selama ± 350 tahun membawa paling tidak 3 (tiga) hal :

a. Penjajahan itu sendiri dengan segala bentuk implikasinya. b. Missi dan Zending agama Kristiani.

c. Peradaban Barat dengan ciri sekulerisme dan liberalisme.

(49)

Kondisi ummat Islam sebelum berdirinya HMI dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) golongan, yaitu : Pertama : Sebagian besar yang melakukan ajaran Islam itu hanya sebagai kewajiban yang diadatkan seperti dalam upacara perkawinan, kematian serta kelahiran. Kedua : Golongan alim ulama dan pengikut-pengikutnya yang mengenal dan mempraktekkan ajaran Islam sesuai yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Ketiga : Golongan alim ulama dan pengikut-pengikutnya yang terpengaruh oleh mistikisme yang menyebabkan mereka berpendirian bahwa hidup ini adalah untuk kepentingan akhirat saja. Keempat : Golongan kecil yang mencoba menyesuaikan diri dengan kemajuan jaman, selaras dengan wujud dan hakekat agama Islam. Mereka berusaha supaya agama Islam itu benar-benar dapat dipraktekkan dalam masyarakat Indonesia.

4. Kondisi Perguruan Tinggi dan Dunia Kemahasiswaan

(50)

dan kalbu, jasmani dan rohani, serta pemenuhan antara kebutuhan dunia dan akhirat.

Berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) diprakasai oleh Lafran Pane, seorang mahasiswa STI (Sekolah Tinggi Islam), kini UII (Universitas Islam Indonesia) yang masih duduk ditingkat I yang ketika itu genap berusia 25 tahun. Tentang sosok Lafran Pane, dapat diceritakan secara garis besarnya antara lain bahwa Pemuda Lafran Pane lahir di Sipirok-Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Beliau adalah anak seorang Sutan Pangurabaan Pane –tokoh pergerakan nasional “serba komplit” dari Sipirok, Tapanuli Selatan-. Lafaran Pane adalah sosok yang tidak mengenal lelah dalam proses pencarian jati dirinya, dan secara kritis mencari kebenaran sejati. Lafran Pane kecil, remaja dan menjelang dewasa yang nakal, pemberontak, dan “bukan anak sekolah yang rajin” adalah identitas fundamental Lafran sebagai ciri paling menonjol dari Independensinya. Sebagai figur pencarai sejati, independensi Lafran terasah, terbentuk, dan sekaligus teruji, di lembaga-lembaga pendidikan yang tidak Ia lalui dengan “Normal” dan “lurus” itu (-Walau Pemuda Lafran Pane yang tumbuh dalam lingkungan nasionalis-muslim terpelajar pernah juga menganyam pendidikan di Pesantren Ibtidaiyah, Wusta dan sekolah Muhammadiyah ; pada hidup berpetualang di sepanjang jalanan kota Medan, terutama di kawasan Jalan Kesawan; pada kehidupan dengan tidur tidak menentu; pada kaki-kaki lima dan emper pertokoan; juga pada kehidupan yang Ia jalani dengan menjual karcis bioskop, menjual es lilin, dll.

(51)

dia untuk terus secara kritis mencari kebenaran sejati dengan tanpa lelah, di mana saja, kepada saja, dan kapan saja.

Adapun latar belakang pemikirannya dalam pendirian HMI adalah: “Melihat dan menyadari keadaan kehidupan mahasiswa yang beragama Islam pada waktu itu, yang pada umumnya belum memahami dan mengamalkan ajaran agamanya. Keadaan yang demikian adalah akibat dari sitem pendidikan dan kondisi masyarakat pada waktu itu. Karena itu perlu dibentuk organisasi untuk merubah keadaan tersebut. Organisasi mahasiswa ini harus mempunyai kemampuan untuk mengikuti alam pikiran mahasiswa yang selalu menginginkan inovasi atau pembaharuan dalam segala bidang, termasuk pemahaman dan penghayatan ajaran agamanya, yaitu agama Islam. Tujuan tersebut tidak akan terlaksana kalau NKRI tidak merdeka, rakyatnya melarat. Maka organisasi ini harus turut mempertahankan Negara Republik Indonesia kedalam dan keluar, serta ikut memperhatikan dan mengusahakan kemakmuran rakyat”2

Namun demikian, secara keseluruhan Latar Belakang Munculnya Pemikiran dan Berdirinya HMI dapat dipaparkan secara garis besar karena faktor, sebagai berikut :

1. Penjajahan Belanda atas Indonesia dan Tuntutan Perang Kemerdekaan meliputi beberapa aspek, di antaranya:

a. Aspek Politik : Indonesia menjadi objek jajahan Belanda. b. Aspek Pemerintahan : Indonesia berada di bawah pemerintahan

kerajaan Belanda.

c. Aspek Hukum : Hukum berlaku diskriminatif

d. Aspek pendidikan : Proses pendidikan sangat dikendalikan oleh Belanda.

e. Aspek ekonomi : Bangsa Indonesia berada dalam kondisi ekonomi lemah.

f. Aspek kebudayaan : Masuk dan berkembangnya kebudayaan yang bertentangan dengan kepribadian Bangsa Indonesia.

g. Aspek Hubungan keagamaan : Masuk dan berkembagnya Agama Kristen di Indonesia, dan Umat Islam mengalami kemunduran.

2. Adanya Kesenjangan dan kejumudan umat dalam pengetahuan, pemahaman, dan pengamalan ajaran islam.

3. Kebutuhan akan pemahaman dan penghayatan Keagamaan. 4. Munculnya polarisasi politik.

5. Berkembangnya paham dan Ajaran komunis.

6. Kedudukan perguruan tinggi dan dunia kemahasiswaan yang strategis. 7. Kemajemukan Bangsa Indonesia.

8. Tuntutan Modernisasi dan tantangan masa depan.3 2

Agus Salim Sitompul, Sejarah Perjuangan HMI, h. 53

3

Modul Latihan Kader I HMI Cabang Ciputat tahun 2013

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini, akan dilakukan sintesis metil ester dari minyak kelapa sawit dan sludge oil menggunakan katalis bifungsional yang disintesis dari tawas dan abu

Penelitian Mandasari, penelitian telah dilakukan pada keempat bank BUMN dan hasilnya aspek tata kelola keempat bank dikatakan dalam kondisi yang baik, ditinjaudari

Tujuan utama dari rancang bangun alat angkat sepeda motor bebek fleksibel ini adalah untuk lebih mempermudah masyarakat, khususnya diperbengkelan untuk membantu mekanik

Dengan hasil Dari hasil penelitian didapatkan gambaran distribusi frekuensi responden berdasarkan prestasi belajar yaitu sebanyak 7 responden (9,2%) mempunyai tingkat

Adapun proses yang dimaksudkan oleh Parsons yang dapat dilakukan oleh para ahli hukum Islam adalah : pertama melihat fakta atau permasalahan aktual di masyarakat, yang

Teori yang digunakan adalah iklan media cetak, majalah sebagai media massa cetak, konstruksi realitas dan makna, perempuan sebagai model dalam iklan, feminisme, dominasi

Adapun yang menjadi unit analisis pada penelitian ini adalah tema atau topik dari teks (tulisan-tulisan) rubrik kultum yang mengandung pesan-pesan dakwah yang dimuat

Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang