• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Antena Bazoka 1,9 GHZ Untuk Memperkuat Penerimaan Sinyal EV-DO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Rancang Bangun Antena Bazoka 1,9 GHZ Untuk Memperkuat Penerimaan Sinyal EV-DO"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN SEMINAR TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN ANTENA BAZOKA 1,9 GHz UNTUK

MEMPERKUAT PENERIMAAN SINYAL EV-DO

Oleh :

060402044

AGUNG PERMANA PUTRA

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAK

Antena adalah suatu alat yang digunakan untuk memancarkan gelombang

elektromagnetik atau menerima gelombang elektromagnetik. Penerimaan dengan

menggunakan antena akan memperkuat perolehan sinyal sesuai dengan

kemampuan antena itu sendiri. Provider layanan EV-DO (Evolution Data Only)

dengan keterbatasan jaringan yang dicakupnya menjadikan kebutuhan akan

penguatan perolehan sinyal sangat besar. Antena Bazoka adalah salah satu pilihan

penguatan perolehan sinyal.

Pada Tugas Akhir ini dirancang, direalisasikan dan dilakukan pengukuran

terhadap antena bazoka 1,9 GHz. Antena ini ditujukan untuk menjadi media bantu

dalam memperkuat penerimaan sinyal EV-DO demi memaksimalkan perolehan

sinyal dan koneksi. Adapun parameter antena diuji sebagai titik ukur kemampuan

antena. Dari pengukuran diperoleh gain antena bazoka untuk panjang pipa 40 cm

adalah 23 dBi dan untuk 60 cm adalah 24 dBi. Antena bazoka memiliki

beamwidth yang cukup sempit yaitu 110 untuk panjang pipa 40 cm dan 150 untuk

panjang pipa 60 cm. Dengan antena bazoka kita dapat meningkatkan kecepatan

transfer data sebesar 4 kali dari pada hanya menggunakan USB modem EV-DO

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah S.W.T yang telah

memberikan kemampuan dan ketabahan dalam menghadapi segala cobaan,

halangan, dan rintangan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, serta shalawat

beriring salam penulis hadiahkan kepada junjungan Nabi Muhammad S.A.W.

Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada yang teristimewa yaitu

ayahanda dan ibunda, serta kakanda - kakanda tercinta yang merupakan bagian

dari hidup penulis yang senantiasa mendukung dan mendoakan dari sejak penulis

lahir hingga sekarang.

Tugas Akhir ini merupakan bagian dari kurikulum yang harus diselesaikan

untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Sarjana Strata Satu di

Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul Tugas Akhir ini adalah:

RANCANG BANGUN ANTENA BAZOKA 1,9 GHz UNTUK MEMPERKUAT PENERIMAAN SINYAL EV-DO

Selama penulis menjalani pendidikan di kampus hingga diselesaikannya

Tugas Akhir ini, penulis banyak menerima bantuan, bimbingan, dan dukungan

dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak Maksum Pinem ST,MT selaku dosen Pembimbing Tugas Akhir,

atas nasehat, bimbingan, dan motivasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir

(4)

2. Bapak Ir, Urbanus Pangaribuan, selaku Penasehat Akademis penulis, atas

bimbingan dan arahannya dalam menyelesaikan perkuliahan selama ini.

3. Bapak Prof.Dr.Ir Usman Baafai dan Bapak Rachmad Fauzi ST, MT selaku

Ketua dan Sekretaris Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara.

4. Kepada Bapak dan Ibu tercinta yang telah menghantarkan doa, perhatian,

semangat dan segalanya sehingga penulisan tugas akhir ini dapat

terselesaikan.

5. Kakak dan adikku tersayang Ambar Yuswi Perdani dan Rezza Kurniawan.

Teimakasih atas perhatian dan doanya.

6. Seluruh staf pengajar yang telah memberi bekal ilmu kepada penulis dan

seluruh pegawai Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Sumatera Utara atas segala bantuannya.

7. Keluarga Besar Laboratorium Elektronika FT USU: B’Martin, B’Lutfi,

B’Jeremi, B’Trisno, Sameul, Silvi, dan Okta, semoga lab kita semakin

baik.

8. Sahabat-sahabat terbaik di Elektro: Bale, Helmi, Udin, Demon, Ibenk,

Liza, Ina, Jemi, Taufik, Firmanto, Iqbal, Martua, Salman, Rozi, Teguh,

Azhari, Randi, Nasir, dan segenap angkatan ‘06, semoga silaturahmi kita

terus terjaga.

9. Kepada kekasihku, semoga kebahaiaan beriring denganmu.

10. Senior dan junior yang telah membantu : B’Tigor, B’Luthfi, B’Alex ,

B’Hans, Recky, Yuyanto serta semua senior dan junior yang telah

(5)

11. Keluarga Besar Ikatan Mahasiswa Teknik Elektro : Fransiskus, Boja,

Effandi, Topan, Polda, dan semua pengurus IMTE 2009 – 2010 yang telah

memberikan banyak waktu dan keleluasaan pada penulis untuk dapat

menyelesikan Tugas Akhir ini.

12. Keluarga Besar MME-GS, HMI, FARAL dan KOPISUSU yang telah

memberikan banyak sekali pembelajaran.

13. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan baik

dari segi materi maupun penyajiannya. Oleh karena itu saran dan kritik dengan

tujuan menyempurnakan dan mengembangkan kajian dalam bidang ini sangat

penulis harapkan.

Akhir kata penulis berserah diri pada Allah SWT, semoga Tugas Akhir ini

bermanfaat bagi pembaca sekalian terutama bagi penulis sendiri.

Medan, Juli 2010

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

2.2 Gelombang Elektromagnetik... 7

(7)

2.4.5 Beamwidth Antena ... 15

2.4.6 Bandwidth Antena ... 16

2.5 Antena Isotropis... 17

2.6 Antena Directional ... 18

2.6.1 Antena Unidirectional ... 18

2.6.2 Antena Omnidirectional ... 19

2.7 Material ... 20

2.7.1 Dielektrik ... 20

2.7.2 Logam ... 20

2.8 Evolution Data Only (EVDO) ... 21

2.8.1 Arsitektur Jaringan CDMA EV-DO ... 21

2.8.2 Mekanisme Kerja CDMA 2000 EV-DO ... 22

2.8.3 Keunggulan Teknologi CDMA 2000 EV-DO ... 24

III. RANCANG BANGUN ANTENA BAZOKA ... 26

2.1 Umum ... 26

3.2 Antena Bazoka ... 27

3.3 Langkah Pengerjaan dan Model Rancangan Antena Bazoka .... 27

3.4 Bagian Utama Antena Bazoka ... 29

(8)

3.6 Perakitan Antena Bazoka ... 36

3.6.1 Peralatan ... 37

3.6.2 Pembuatan Antena Bazoka ... 37

3.6.3 Pembuatan Kabel Penghubung ... 40

3.7 Instalasi Software ... 43

3.7.1 Instalasi Driver Modem ZTE AC2726 ... 43

3.7.2 Instalasi dan Konfigurasi QPST dan QXDM ... 44

IV. PENGUJIAN ANTENA BAZOKA ... 49

4.1 Umum ... 49

4.2 Persiapan Pengukuran dan Pengujian ... 49

4.3 Pengukuran Pola Radiasi ... 51

4.4 Pengukuran Beamwidth ... 56

4.5 Pengukuran Gain ... 57

4.6 Pengujian Transfer Data ... 61

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

5.1 Kesimpulan ... 66

5.2 Saran ... 66

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Antena Sebagai Pengirim dan Penerima ... 8

Gambar 2.2 Bentuk Pola Radiasi Antena Unidirectional ... 11

Gambar 2.3 Bentuk Pola Radiasi Antena Omnidirectional ... 12

Gambar 2.4 Polarisasi Antena ... 12

Gambar 2.12 Contoh Antena Unidirectional ... 19

Gambar 3.1 Diagram Aur Perancangan dan Perakitan Antena Bazoka... 28

Gambar 3.2 Model Antena Bazoka... 29

Gambar 3.3 Bagian-Bagian Utama Antena Bazoka ... 30

Gambar 3.4 Modem Smart ZTE EV-DO AC2726 ... 32

Gambar 3.5 Pipa PVC 40 cm ... 37

Gambar 3.6 Pengukuran Posisi Lubang USB Modem... 38

Gambar 3.7 Pipa PVC Dilapisi Lakban ALumunium Foil ... 38

Gambar 3.8 Tutup Pipa Berlapis ALumunium Foil ... 39

Gambar 3.9 Pemberian Lubang Untuk Pemasangan Baut ... 39

(10)

Gambar 3.11 Kabel UTP Yang Telah Dikupas Ujungnya ... 41

Gambar 3.12 Kabel USB Yang Dipotong Menjadi Dua ... 41

Gambar 3.13 Kabel USB Yang Telah Dikupas Bagian Luarnya ... 42

Gambar 3.14 Memasukkkan Pipa Ke Kabel Sebelum Disolder... 42

Gambar 3.15 Hasil Akhir Pembuatan Kabel USB Extender ... 43

Gambar 3.16 System Properties My Computer ... 44

Gambar 3.17 Device Manger ... 45

Gambar 3.18 QPST Configuration ... 45

Gambar 3.19 Pemilihan Port ... 46

Gambar 3.20 QXDM Communication ... 46

Gambar 3.21 Tampilan Power Sinyal Yang Terbaca QXDM ... 47

Gambar 4.1 Antena Bazoka... 50

Gambar 4.2 Alat Peletakan Antena... 51

Gambar 4.3 Perakiraan Jarak Pengukuran ke BTS Dengan Menggunaan Google Earth ... 52

Gambar 4.4 Rangkaian Pengukuran ... 53

Gambar 4.5 Pola Radiasi Antena Bazoka 40 cm ... 56

Gambar 4.6 Pola Radiasi Antena Bazoka 60 cm ... 57

Gambar 4.7 Hasil Perolehan Sinyal Tanpa Menggunakan Antena Bazoka . 59 Gambar 4.8 Hasil Perolehan Sinyal Dengan Menggunakan Antena Bazoka 40 cm ... 62

(11)

Gambar 4.10 Screen Shot

Gambar 4.11 Test Speed USB Modem Tanpa Menggunakan Antena

Bazoka ... 62

Gambar 4.12 Test Dowbload USB Modem Tanpa Menggunakan Antena

Bazoka ... 63

Gambar 4.13 Test Speed Dengan Menggunakan Antena Bazoka ... 63

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Karakteristik dan Standar CDMA 2000 ... 24

Tabel 3.1 Peralatan Pembuatan Antena Bazoka ... 37

Tabel 4.1 Data Rata-Rata Hasil Pengukuran Antena Bazoka 40 cm .... 54

Tabel 4.2 Data Rata-Rata Hasil Pengukuran Antena Bazoka 60 cm .... 55

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Gain ... 60

Tabel L.1 Data Hasil Pengukuran Antena Bazoka 40 cm

(13)

ABSTRAK

Antena adalah suatu alat yang digunakan untuk memancarkan gelombang

elektromagnetik atau menerima gelombang elektromagnetik. Penerimaan dengan

menggunakan antena akan memperkuat perolehan sinyal sesuai dengan

kemampuan antena itu sendiri. Provider layanan EV-DO (Evolution Data Only)

dengan keterbatasan jaringan yang dicakupnya menjadikan kebutuhan akan

penguatan perolehan sinyal sangat besar. Antena Bazoka adalah salah satu pilihan

penguatan perolehan sinyal.

Pada Tugas Akhir ini dirancang, direalisasikan dan dilakukan pengukuran

terhadap antena bazoka 1,9 GHz. Antena ini ditujukan untuk menjadi media bantu

dalam memperkuat penerimaan sinyal EV-DO demi memaksimalkan perolehan

sinyal dan koneksi. Adapun parameter antena diuji sebagai titik ukur kemampuan

antena. Dari pengukuran diperoleh gain antena bazoka untuk panjang pipa 40 cm

adalah 23 dBi dan untuk 60 cm adalah 24 dBi. Antena bazoka memiliki

beamwidth yang cukup sempit yaitu 110 untuk panjang pipa 40 cm dan 150 untuk

panjang pipa 60 cm. Dengan antena bazoka kita dapat meningkatkan kecepatan

transfer data sebesar 4 kali dari pada hanya menggunakan USB modem EV-DO

(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Internet telah menjadi kebutuhan penting. Bahkan bagi sebagian orang,

internet telah menjadi kebutuhan primer. Perkembangan teknologi mobile telah

memberi kemudahan-kemudahan untuk dapat mengakses media informasi global

ini. Jaringan mobile sebagian besar telah memenuhi standar koneksi dengan

teknologi 3G, Next G atau HSDPA yang semakin mempermudah pengguna untuk

mendapatkan layanan internet. Kendala yang umum terjadi adalah kecepatan

akses yang menjadi lambat seiring dengan banyaknya pengguna telepon yang

melakukan pembicaraan langsung.

EVDO dengan hanya melewatkan data saja mengadopsi pendekatan IP,

paket. Tiap paket dikirim secara independen terhadap paket yang lain. Tentu hal

ini akan menghemat bandwidth yang memungkinkan dipakai oleh perangkat lain.

Namun pengembangan EVDO masih terbatas untuk wilayah-wilayah tertentu

bahkan pada beberapa kota, provider EVDO hanya memilih basis pemasangan

perangkat pada wilayah kampus. Hal ini mengakibatkan jangkauan untuk dapat

menerima sinyal EVDO menjadi sempit. Bagi mereka yang hanya dapat

melakukan koneksi dari lokasi yang jauh dari pemancar sinyal EVDO akan sangat

kesulitan untuk mengaksesnya. Upaya yang dapat dilakukan adalah memperkuat

(15)

Antena bazoka adalah pilihan yang tepat dengan penguatan yang cukup

besar. Pembuatan antena bazoka tidak terlampau sulit, material bahannya mudah

didapat serta tidak memerlukan peralatan khusus untuk membuatnya. Antena

bazoka sangat mungkin dibuat oleh masyarakat umum dengan memperhatikan

urutan pengerjaan yang tepat. Dari segi ekonomis, pembuatannya tidak

memerlukan biaya yang cukup mahal dibandingkan dengan membeli antena built

up yang tersedia dipasaran.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan, yaitu :

1. Bagaimana merancang antena bazoka yang dapat bekerja pada frekuensi

1.9 GHz dan memiliki gain yang maksimal?

2. Bagaimana menguji kinerja antena hasil rancang bangun tersebut.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah:

1. Membangun antena bazoka 1.9 GHz.

2. Mengukur kemampuan antena bazoka dalam memperkuat penerimaan

sinyal EVDO.

(16)

1.4 Batasan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas pada Tugas Akhir dibatasi pada :

1. Analisa parameter antena bazoka meliputi pola radiasi, gain, beamwidth

dan uji transfer data.

2. Penerimaan sinyal menggunakan USB Modem Smart merek ZTE AC

2726.

3. Antena bazoka yang akan dirancang menggunakan material bahan pipa

PVC.

1.5 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan tugas akhir ini adalah dapat merealisasikan teori yang

didapat mengenai antena untuk dapat merancang bangun sebuah antena bantu

penguat penerima sinyal khususnya penerimaan sinyal EVDO. Tugas Akhir ini

diharapkan dapat menjadi sumbangan dalam memperkaya pengetahuan dan

memberikan kesempatan untuk mempelajarinya lebih lanjut.

1.6 Metodologi Penulisan

Metodologi penulisan yang digunakan oleh penulis dalam penulisan Tugas

Akhir ini adalah :

1. Studi literatur, yaitu berupa studi kepustakaan dan kajian dari

buku-buku dan jurnal-jurnal pendukung, baik dalam bentuk hardcopy dan

softcopy.

2. Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.

(17)

4. Melakukan pengukuran parameter antena.

5. Melakukan analisa dan evaluasi.

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran mengenai tugas akhir ini, secara singkat

dapat diuraikan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, metodologi penulisan,

serta sistematika penulisan.

BAB II TEORI DASAR ANTENA DAN EVDO

Bab ini berisi penjelasan tentang teori dasar antena secara umum dan

uraian mengenai Evolution Data Only (EVDO).

BAB III RANCANG BANGUN ANTENA BAZOKA

Bab ini berisi perancangan antena bazoka yang meliputi pengukuran

desain dan pembuatan.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ANTENA BAZOKA

Bab ini berisi tentang pengujian antena bazoka 1.9 GHz untuk

memperkuat penerimaan sinyal EVDO. Parameter yang akan diuji

adalah gain antena, pengarahan antena dan transfer data maksimum

(18)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan dan saran dari hasil pembahasan-pembahasan

(19)

BAB II

TEORI DASAR ANTENA DAN EVOLUTION DATA ONLY (EVDO)

2.1 Umum

Penemuan teknologi radio adalah kemajuan besar dunia telekomunikasi.

Awal 1800-an secara terpisah Joseph Henry, profesor dari Pinceton University,

dan fisikawan Inggris Michael Faraday mengembangkan teori induksi. Percobaan

mereka terhadap elektromagnet membuktikan arus listrik di sebatang kawat dapat

menimbulkan arus di batang kawat lain, meski keduanya tidak

berhubungan. Tahun 1864 fisikawan Inggris lain James Clerik Maxwell,

berteori bahwa arus listrik dapat menciptakan medan magnet dan bahwa

gelombang elektromagnet bergerak dengan kecepatan cahaya. Teori Maxwell

itu belakangan dibuktikan kebenarannya oleh percobaan yang dilakukan

fisikawan Jerman Heinrich Hertz, tahun 1880. Pada tahun 1886, Hertz memasang

peralatan yang sekarang diketahui sebagai sistem radio dengan antenna dipole

sebagai pengirim dan antenna loop segi empat sebagai penerima. Penemuan Hertz

ini dilanjutkan oleh Guglielmo Marconi dengan menambah rangkaian tuning dan

antena besar yang mampu melakukan yang sangat jauh. Kemudian Guglielmo

Marconi pada 1895, berhasil mengirim sinyal komunikasi radio dengan

gelombang elektromagnet sejauh ± 1,5 km. Tahun 1901, sinyal dari perangkat

adio Marconi mampu melintasi Samudera Atlantik dari Inggris ke Newfoundland,

(20)

2.2 Gelombang Elektromagnet

Gelombang elektromagnet adalah gelombang yang mempunyai sifat listrik

dan sifat magnet secara bersamaan. Gelombang radio merupakan bagian dari

gelombang elektromagnetik pada spectrum frekuensi radio.

Gelombang dikarakteristikkan oleh panjang gelombang dan frekuensi.

Panjang gelombang (λ) memiliki hubungan dengan frekuensi (ƒ) dan kecepatan

(ν) yang ditunjukkan pada Persamaan 2.1 :

(2.1)

Kecepatan (ν) bergantung pada medium. Ketika medium rambat adalah hampa

udara (free space), maka :

v = c = 3 x 108 m/s (2.2)

2.3 Pengertian Antena

Dalam sejarah komunikasi, perkembangan teknik informasi tanpa

menggunakan kabel ditetapkan dengan nama antena. Antena berasal dari bahasa

latin ”antena” yang berarti tiang kapal layar. Dalam pengertian sederhana kata

latin ini berarti juga “penyentuh atau peraba” sehingga kalau dihubungkan dengan

teknik komunikasi berarti bahwa antena mempunyai tugas menyelusuri jejak

gelombang elektromagnetik, hal ini jika antena berfungsi sebagai penerima.

Sedangkan jika sebagai pemancar maka tugas antena tersebut adalah

menghasilkan sinyal gelombang elektromagnetik.

Antena dapat juga didefinisikan sebagai sebuah atau sekelompok

konduktor yang digunakan untuk memancarkan atau meneruskan gelombang

(21)

dari ruang bebas. Energi listrik dari pemancar dikonversi menjadi gelombang

elektromagnetik dan oleh sebuah antena yang kemudian gelombang tersebut

dipancarkan menuju udara bebas. Pada penerima akhir gelombang

elektromagnetik dikonversi menjadi energi listrik dengan menggunakan antena.

Gambar 2.1 menunjukkan antena sebagai pengirim dan penerima.

Gambar 2.1 Antena Sebagai Pengirim dan Penerima

2.4 Parameter – Parameter Antena

Parameter-parameter antenna digunakan untuk menguji atau mengukur

performa antenna yang akan digunakan. Berikut penjelasan beberapa parameter

antenna yang sering digunakan yaitu direktivitas antena, gain antena, pola radiasi

antena, polarisasi antena, beamwidth antena dan bandwidth antenna.

2.4.1 Direktivitas Antena

Directivity dari sebuah antena atau deretan antena diukur pada kemampuan

yang dimiliki antena untuk memusatkan energi dalam satu atau lebih ke arah

khusus. Antena dapat juga ditentukan pengarahanya tergantung dari pola

radiasinya. Dalam sebuah array propagasi akan diberikan jumlah energi,

(22)

dapat diatur sehingga akan mengakibatkan perubahan pola atau distribusi energi

lebih yang memungkinkan ke semua arah (omnidirectional). Suatu hal yang tidak

sesuai juga memungkinkan. Elemen dapat diatur sehingga radiasi energi dapat

dipusatkan dalam satu arah (unidirectional) [1].

Direktivitas antena merupakan perbandingan kerapatan daya maksimum

dengan kerapatan daya rata-rata. Maka dapat dituliskan pada persamaan :

(2.3)

2.4.2 Gain Antena

Gain (directive gain) adalah karakter antena yang terkait dengan

kemampuan antena mengarahkan

arah tertentu. Gain bukanlah kuantitas yang dapat diukur dalam satuan fisis pada

umumnya seperti watt, ohm, atau lainnya, melainkan suatu bentuk perbandingan.

Oleh karena itu, satuan yang digunakan untuk gain adalah

Gain dari sebuah antenna adalah kualitas nyala yang besarnya lebih kecil

daripada penguatan antena tersebut yang dapat dinyatakan dengan :

Gain = G = k. D (2.4)

Dimana :

k = efisiensi antenna, 0 ≤ k ≤1

Gain antena dapat diperoleh dengan mengukur power pada main lobe dan

membandingkan powernya dengan power pada antena referensi. Gain antena

diukur dalam desibel, bisa dalam dBi ataupun dBd. Jika antena referensi adalah

(23)

antena diukur relative terhadap sebuah antena dipole. Jika antena referensi adalah

sebuah isotropic, jadi gain antena diukur relatif terhadap sebuah antena isotropic

[3].

Gain dapat dihitung dengan membandingkan kerapatan daya maksimum

antena yang diukur dengan antena referensi yang diketahui gainnya. Maka dapat

dituliskan pada Persamaan ;

(2.5)

Decibel (dB) merupakan satuan gain antena. Decibel adalah perbandingan

dua hal. Decibel ditetapkan dengan dua cara, yaitu :

a. Ketika mengacu pada pengukuran daya.

(2.6)

b. Ketika mengacu pada pengukuran tegangan.

(2.7)

2.4.3 Pola Radiasi Antena

Pola radiasi antena atau pola antena didefinisikan sebagai fungsi

matematik atau representasi grafik dari sifat radiasi antena sebagai fungsi dari

koordinat. Di sebagian besar kasus, pola radiasi ditentukan di luasan wilayah dan

direpresentasikan sebagai fungsi dari koordinat directional [4]. Pola radiasi antena

adalah plot 3-dimensi distribusi sinyal yang dipancarkan oleh sebuah antena, atau

(24)

Pola radiasi antena menjelaskan bagaimana antena meradiasikan energi ke

ruang bebas atau bagaimana antena menerima energi.

a. Pola Radiasi Antena Unidirectional

Antena unidirectional mempunyai pola radiasi yang terarah dan dapat

menjangkau jarak yang relative jauh. Gambar 2.2 merupakan gambaran secara

umum bentuk pancaran yang dihasilkan oleh antena unidirectional.

Gambar 2.2 Bentuk Pola Radiasi Antena Unidirectional

b. Pola Radiasi Antena Omnidirectional

Antena omnidirectional mempunyai pola radiasi yang digambarkan seperti

bentuk kue donat (doughnut) dengan pusat berimpit. Antena Omnidirectional

pada umumnya mempunyai pola radiasi 3600 jika dilihat pada bidang medan

magnetnya. Gambar 2.3 merupakan gambaran secara umum bentuk pancaran yang

(25)

Gambar 2.3 Bentuk Pola Radiasi Antena Omnidirectional

2.4.4 Polarisasi Antena

Polarisasi antena merupakan orientasi perambatan radiasi gelombang

elektromagnetik yang dipancarkan oleh suatu antena dimana arah elemen antena

terhadap permukaan bumi sebagai referensi lain. Energi yang berasal dari antena

yang dipancarkan dalam bentuk sphere, dimana bagian kecil dari sphere disebut

dengan wave front. Pada umumnya semua titik pada gelombang depan sama

dengan jarak antara antena. Selanjutnya dari antena tersebut, gelombang akan

membentuk kurva yang kecil atau mendekati. Dengan mempertimbangkan jarak,

right angle ke arah dimana gelombang tersebut dipancarkan, maka polarisasi

dapat digambarkan sebagaimana Gambar 2.4 [ 5].

(26)

Ada empat macam polarisasi antena yaitu polarisasi vertikal, polarisasi

horizontal, polarisasi circular, dan polarisasi cross [3].

a. Polarisasi Vertikal

Radiasi gelombang elektromagnetik dibangkitkan oleh medan magnetik

dan gaya listrik yang selalu berada di sudut kanan. Kebanyakan gelombang

elektromagnetik dalam ruang bebas dapat dikatakan berpolarisasi linier. Arah dari

polarisasi searah dengan vektor listrik. Bahwa polarisasi tersebut adalah vertikal

jika garis medan listrik yang disebut dengan garis E berupa garis vertikal maka

gelombang dapat dikatakan sebagai polarisasi vertikal. Gambar 2.5 menunjukkan

polarisasi vertikal.

Gambar 2.5 Polarisasi Vertikal

b. Polarisasi Horizontal

Antena dikatakan berpolarisasi horizontal jika elemen antena horizontal

terhadap permukaan tanah. Polarisasi horizontal digunakan pada beberapa

(27)

Gambar 2.6 Polarisasi Horizontal

c. Polarisasi Circular

Polarisasi circular pernah digunakan pada beberapa jaringan wireless.

Dengan antena berpolarisasi circular, medan electromagnet berputar secara

konstan terhadap antena. Gambar 2.7 menunjukkan polarisasi circular.

e

Gambar 2.7 Polarisasi Circular

Ada dua jenis turunan pada antena polarisasi circular berdasarkan cara

membuatnya yaitu left hand circular dan right hand circular. Medan

elektromagnetik pada right hand circular berputar searah jarum jam ketika

meninggalkan antena. Medan elektromagnetik pada left hand circular berputar

berlawanan arah jarum jam ketika meninggalkan antena.

(28)

Polarisasi cross terjadi ketika antena pemancar mempunyai polarisasi

horizontal, sedangkan antena penerima mempunyai polarisasi vertikal atau

sebalikanya. Gambar 2.8 menunjukkan polarisasi cross.

Gambar 2.8 Polarisasi Cross

2.4.5 Beamwidth Antena

Beamwidth Adalah besarnya sudut berkas pancaran gelombang frekuensi

radio utama (main lobe) yang dihitung pada titik 3 dB menurun dari puncak lobe

utama [5]. Besarnya beamwidth adalah sebagai berikut :

(2.8)

Dimana :

B = 3 dB beamwidth (derajat)

= frekuensi (GHz)

d = diameter antena (m)

Apabila beamwidth mengacu kepada perolehan pola radiasi, maka

beamwidth dapat dirumuskan sebagai :

(29)

Gambar 2.9 menunjukkan tiga daerah pancaran yaitu lobe utama (main

lobe,nomor 1), lobe sisi samping (side lobe, nomor dua), dan lobe sisi belakang

(back lobe, nomor 3). Half Power Beamwidth ( HPBW) adalah daerah sudut yang

dibatasi oleh titiktitik ½ daya atau -3 dB atau 0.707 dari medan maksimum pada

lobe utama. First Null Beamwidth (FNBW) adalah besar sudut bidang diantara

dua arah pada main lobe yang intensitas radiasinya nol.

Gambar 2.9 Beamwidth Antena

2.4.6 Bandwidth Antena

Pemakaian sebuah antena dalam sistem pemancar atau penerima selalu

dibatasi oleh daerah frekuensi kerjanya. Pada range frekuensi kerja tersebut

antena dituntut harus dapat bekerja dengan efektif agar dapat menerima atau

memancarkan gelombang pada band frekuensi tertentu seperti ditunjukkan pada

Gambar 2.10.

(30)

Daerah frekuensi kerja dimana antena masih dapat bekerja dengan baik

dinamakan bandwidth antena . Misalnya sebuah antena bekerja pada frekuensi

tengah sebesar fC, namun ia juga masih dapat bekerja dengan baik pada frekuensi

f1 (di bawah fC) sampai dengan f2 (di atas fC), maka bandwidth antena tersebut

adalah :

(2.10)

Bandwidth yang dinyatakan dalam persen seperti ini biasanya digunakan untuk

menyatakan bandwidth antena yang memiliki band sempit (narrow band).

Sedangkan untuk band yang lebar (broad band) biasanya digunakan definisi rasio

antara batas frekuensi atas dengan frekuensi bawah [6].

2.5 Antena Isotropis

Antena isotropis merupakan sumber titik yang memancarkan daya ke

segala arah dengan intensitas yang sama, seperti permukaan bola. Karena itu

dikatakan pola radiasi antena isotropis berbentuk bola. Antena ini tidak ada dalam

dunia nyata dan hanya digunakan sebagai dasar untuk merancang dan

menganalisa stuktur antena yang lebih kompleks [7]. Gambar menunjukkan

(31)

Gambar 2.11 Antena Isotropis

2.6 Antena Directional

Berdasarkan direktivitasnya, antena unidirectional dibagi menjadi antena

unidirectional dan antena omnidirectional. Antena unidirectional adalah antena

yang memancarkan dan menerima sinyal hanya dari satu arah. Sedangkan antena

omnidirectional adalah antena yang memancarkan dan menerima sinyal dari

segala arah.

2.6.1 Antena Unidirectional

Antena unidirectional memancarkan dan menerima sinyal dari satu arah.

Hal ini ditunjukkan dengan bentuk pola radisinya yang terarah. Antena

unidirectional mempunyai kemampuan direktivitasnya yang lebih dibandingkan

jenis – jenis antena lainnya. Kemampuan direktivitas ini membuat antena ini lebih

banyak digunakan untuk koneksi jarak jauh. Dengan kemampuan direktivitas ini

membuat antena mampu mendapatan sinyal yang relative kecil dan mengirimkan

sinyal lebih jauh. Umumnya antena unidirectional mempunyai spesifikasi gain

tinggi tetapi beamwidth kecil. Hal ini menguntungkan karena kecilnya beamwidth

(32)

bidang tangkapan (aperture), semakin naik selektivitas antena terhadap sinyal

wireless yang berarti semakin sedikit derau yang ditangkap oleh antena tersebut

[3]. Beberapa macam antena unidirectional antara lain antena Yagi-Uda, antena

parabola, antena helix, antena log-periodic, dan lain – lain [8]. Gambar 2.12

memperlihatkan beberapa contoh antena unidirectional.

Gambar 2.12 Contoh Antena Unidirectional 2.6.2 Antena Omnidirectional

Antena omnidirectional memancarkan dan menerima sinyal dari segala

arah dengan daya pancar yang sama. Untuk menghasilkan cakupan area yang luas,

gain antena omnidirectional harus memfokuskan dayanya secara horizontal,

dengan mengabaikan pola pancaran ke atas dan ke bawah. Dengan demikian,

keuntungan dari antena jenis ini adalah dapat melayani jumlah pengguna yang

lebih banyak dan biasanya digunakan untuk posisi pengguna yang melebar.

Kesulitannya adalah pada pengalokasian frekuensi untuk setiap sel agar tidak

terjadi interferensi. Antena jenis ini biasanya digunakan untuk posisi penglanggan

yang melebar. Direktivitas antena omnidirectional berada dalam arah vertikal.

Bentuk pola radiasi antena omnidirectional digambarkan seperti bentuk kue donal

dengan pusat berimpit. Kebanyakan antena ini mempunyai polarisasi vertikal,

(33)

pengukuran sering digunakan sebagai pembanding terhadap antena yang lebih

kompleks.

2.7 Material

Banyak desain antena membutuhkan pemilihan bahan dielektrik yang

sesuai. Kekuatan, berat, konstanta dielektrik, loss tanent dan ketahanan terhadap

kondisi lingkunga adalah parameter utama yang harus diperhatikan.

2.7.1 Dielektrik

Bahan dielektrik dapat didapatkan dalam proporsi bentuk dipasaran.

Keramik, kaca, plastic, styrofoom adalah beberapa yang termasuk dalam kategori

dielektrk. Bahan ini digunakan secara luas sebai segel untuk komponen

gelombang mikro dan sekat pada reflektor. Bahan ini biasanya digunakan untuk

aplikasi dengan daya yang rendah. Untuk aplikasi dengan daya yang tinggi bisa

menggunakan semua dielektrik kecuali keramik. Plastik yang diperkuat juga

digunakan secara luas sebagai penyusun antena, feeder dan mounting surface.

2.7.2 Logam

Pada saat ini tembaga, kuningan dan alumunium adalah logam penyusun

paling penting pada antena. Jika berat bukan merupakan pertimbangan utama,

maka kuningan dan tembaga merupakan pilihan yang dapat digunakan secara luas.

Salah satu keunggulan kedua logam ini adalah dapat dibentuk dengan mudah

tanpa perlu menggunakan peralatan yang khusus. Alumunium memiliki

(34)

plating. Alumunium memiliki struktur yang lebih ringan daripada tembaga dan

kuningan.

2.8 Evolution Data Only (EV-DO)

EV-DO, juga dikenal dengan EVDO, 1xEvDO dan 1xEV-DO merupakan

sebuah standart pada wireless broadband berkecepatan tinggi. EV-DO adalah

singkatan dari "Evolution, Data Only" atau "Evolution, Data optimized". Istilah

resminya dikeluarkan oleh Assosiasi Industri Telekomunikasi yaitu CDMA2000,

merupakan interface data berkecepatan tinggi pada media udara. EV-DO satu dari

dua macam standar utama wireless Generasi ke-3 atau 3G. adapun standart yang

lainnya adalah W-CDMA.

3G didesain untuk meningkatkan kecepatan data maupun voice dengan

memanfaatkan jaringan telepon seluler yang telah ada. Dimana, kendala utama

untuk menerapkan jaringan nirkabel berkecepatan tinggi adalah minimnya

bandwidth, atau range

radio yang dapat ditekan/dirampingkan pada

banyak data yang bisa memnfaatkan bandwidth tersebut. EV-DO yang

mengembangkan teknologi yang dikembangkan oleh Qualcomm dapat

memecahkan masalah ini [9].

2.8.1 Arsitektur Jaringan CDMA EV-DO

CDMA EV-DO atau CDMA2000 EV-DO, dapat juga dikatakan sebagai

wireless dengan area yang luas. Pada konfigurasi jaringan yang diterapkan

(35)

standar IS-2000 untuk layanan voice dan layanan data dengan kecepatan

menengah serta jaringan CDMA EV-DO yang khusus hanya ditujukan untuk

layanan data dengan kecepatan tinggi. Jadi dapat dijelaskan disini bahwa

teknologi CDMA EV-DO diterapkan pada jaringan CDMA 2000 1x yang telah

terpasang (existing) dengan penambahan perangkat lunak dan perangkat keras

dimana untuk komponen-komponen jaringan CDMA 2000 1x tertentu dapat

dipakai bersama-sama (share) dengan CDMA2000 EV-DO.

2.8.2 Mekanisme Kerja CDMA 2000 EV-DO

CDMA (Coded Division Multiple Access) menggunakan metode

matematis untuk dapat melewatkan multiple wireless devices untuk mengirim data

secara bersamaan pada frekuensi yang sama. Setiap perangkat, seperti telepon

seluler, ditandai dengan tanda unik matematis. Tanda unik tersebut diterapkan

pada sinyal asli dan dikirim sebagai sinyal modified. Penerima juga menerapkan

invers tanda matematika dari sinyal kirim untuk mendapatkan sinyal asli. Jaringan

nirkabel dulunya memanfaatkan sebuah penghalang antara pengirim dan

penerima, seperti kebanyakan telepon tradisional. EV-DO, sebagai penggantinya

mengadopsi pendekatan yang sama untuk untuk internet. IP,

memecah data pada pada pecahan kecil yang kemudian disebut paket. Tiap paket

dikirim secara independen terhadap Paket yang lain. Tentu hal ini akan mengirit

bandwidth yang memungkinkan dipakai oleh perangkat lain; ketika tak ada

percakapan telepon pastinya juga tidak ada paket yang lewat karena tidak ada

paket yang dikirim. atau ketika sebuah website diakses, tidak akan ada bandwidth

(36)

Secara teori EV-DO mampu melewatkan 2.4 megabits per second. Tentu

saja ini lebih cepat dari DSL dan broadband cable yang ada. Pada sebuah video

conference di Amerika, yang digunakan oleh seseorang yang berada didalam

kendaraan pada kecepatan 60 mil/jam (90km/jam), sedangkan pada demo yang

lain sebuah telepon dicoba dari sebuah bullet train yang bergerak melebihi 150

mil/jam (240 km/jam).

Kelebihan EVDO dibandingkan CDMA biasa, tentu lebih mengirit

spektrum frekuensi dari regulator dan amat mahal pastinya, menurunkan biaya

pengembangan dan memanfaatkan jaringan baru. di amerika EV-DO dipakai oleh

Verizon dan Sprint,di Korea juga digunakan.

EV-DO adalah standard telekornunikasi untuk tranmisi data wireless

melewati sinyal radio, secara spesifik untuk akses Internet broadband. EV-DO

menggunakan teknik multiplexing termasuk CDMA (Code Division Multiple

Access) sebaik Time Division Multiple Access (TDMA) untuk memaksimalkan

penggunaan baik secara individu ataupun keseluruhan sistem.

Berdasarkan standard yang digunakan pada sistem EVDO, modulasi

ditentukan oleh besar ukuran data physical bit dalam satu frame yaitu: 1024, 2048,

3072 dan 4096 bit, modulasi yang digunakan dalam sistem EV-DO yaitu QPSK,

8-PSK, 16-QAM dengan code rate 1/3.

Modulasi simbol hanya digunakan pada arah forward link didalam sistem

EVDO. Keluaran dari kanal interleaver adalah melalui sebuah modulator dengan

keluaran bentuk phase dan quadrature dengan nilai modulasi yang teratur. Simbol

yang telah dimodulasi tersebut akan dikodekan dan dipetakan (mapping) menurut

(37)

EV-DO adalah bagian dari CDMA2000 yang mengacu pada akses data

kecepatan tinggi. Karakteristik dan standar CDMA2000 diperlihatkan oleh table

2.1.

Tabel 2.1 Karakteristik dan Standar CDMA2000

Karakteristik CDMA2000

1X EV-DO EV-DV

Standard IS 2000 0, A IS-856 IS-2000 D

Published Q4 1999 Q4 2000 Expected Q3 2003

Peak data rate 153.6 Kbps FL/RL(0) 307.2 Kbps FL(A)

2.8.3 Keunggulan Teknologi CDMA2000 EV-DO

EV-DO hadir sebagai solusi transfer data kecepatan tinggi yang dihadirkan

oleh teknologi CDMA dengan hanya melewatkan data saja pada kanal tunggal

dengan pendekatan IP (internet protocol). Keunggulan-keunggulan teknologi

EV-DO yaitu:

1. Dengan sistem CDMA2000 EV-DO kita bisa menggunakan koneksi

mobile internet dengan layanan data berkecepatan tinggi, karena konsep

dari CDMA2000 EV-DO obyektifnya adalah layanan data bukan suara.

2. EV-DO didesain untuk mengoperasikan end-to-end sebagai jaringan dasar

IP, sehingga dapat mendukung aplikasi lain yang dapat beroperasi dalam

jaringan dan batasan bit rate.

3. EV-DO menggunakan teknik multiplexing CDMA (Code Division

Multiple Access) sebaik Time Division Multiple Access (TDMA) sehingga

memaksimalkan penggunaan baik secara individu ataupun keseluruhan

(38)

4. Pada saat pengguna ttidak masuk jaringan CDMA2000 EV-DO, otomatis

pengguna akan dialihkan ke jaringan CDMA2000 1x. Kecepatan akses

teknologi ini juga cukup baik, tiga kali lebih cepat dari akses melalui dial

(39)

BAB III

RANCANG BANGUN ANTENA BAZOKA

3.1 Umum

Kemajuan dunia komunikasi menghadirkan kemudahan-kemudahan dalam

mendapatkan informasi. Internet adalah mediator komunikasi tersebut. Informasi

dapat diperoleh dimana saja dan kapan saja asalkan pengguna berada di lokasi

yang terdapat jaringan internet. Komunikasi seluler memberikan kemudahan itu.

Kita dapat berkomunikasi dimana saja dan kapan saja asalkan berada di cakupan

jaringan. Namun kecepatan akses juga menjadi faktor penting. EV-DO adalah

jawaban untuk kecepatan akses internet yang dapat diandalkan. Dengan hanya

melewatkan data saja, EV-DO memberikan keluasan bandwidth. Permasalahan

yang timbul adalah minimnya area yang mendapat cakupan EV-DO. Sehingga

level sinyal yang diperoleh sangat kecil dan relative mudah disconected. Cara

yang dapat dilakukan adalah mengupayakan peningkatan gain penerimaan sinyal.

Dengan menggunakan antena bantu level sinyal sangat mungkin untuk

ditingkatkan. Segi ekonomis juga dipertimbangkan untuk menentukan antena

bantu apa yang dapat diupayakan disamping juga kemudahan dalam pembuatan

dan kemampuan penguatan sinyal.

Antena Bazoka adalah antena yang layak untuk dipakai sebagai antena

bantu. Kemudahan perancangan serta harga yang terjangkau membuat antena

(40)

3.2 Antena Bazoka

Antena Bazoka adalah variasi dari antena kaleng yang dimodifikasi

menggunakan pipa paralon pvc yang dilapisi alumunium foil. Disebut antena

bazoka dikarenakan bentuk yang menyerupai senjata bazoka. Antena bazoka

menggunakan waveguide silinder yang digunakan untuk mengumpulkan dan

meneruskan gelombang elektromagnetik.

Pada antena bazoka yang dirancang, penggunaan pigtail yang umumnya

digunakan sebagai driven elemen digantikan dengan radio USB yang diletakkan

didalam pipa PVC. Hal ini dilakukan untuk mengurangi rugi-rugi sistem (loss)

yang muncul sebagai efek penggunaan pigtail pada perpanjangan N-konektor.

Pemilihan antena bazoka sebagai antena bantu lebih dikarenakan

kemudahan dalam perakitannya dan biaya yang dikeluarkan relatif murah.

Kemampuan antena ini untuk menguatkan sinyal juga terbilang sangat baik

namun beamwidthnya cukup sempit.

3.3 Langkah Pengerjaan dan Model Rancangan Antena Bazoka

Pengerjaan antena bazoka dimulai dengan membuat perencanaan

pengerjaan dari mulai proses perancangan, pembuatan hingga pengujian.

Perencanaan pengerjaan itu dapat di lukiskan dalam diagram alur seperti yang

(41)

Gambat 3.1 Diagram Alur Perancangan dan Perakitan Antena Bazoka

Mulai

Mengumpulkan teori dan komponen yang dibutuhkan serta menentukan parameter

Perancangan antena Bazoka

Merakit antena Bazooka

Menguji antena apakah berfungsi

Membuat kesimpulan

Selesai Ya

(42)

Langkah yang dilakukan setelah selesai pengumpulan teori dan informasi

yang dibutuhkan adalah membuat perancangan dari teori yang diperoleh mengenai

dimensi dan bentuk antena bazoka. Dimensi dan bentuk antena bazoka

digambarkan oleh Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Model Antena Bazoka

3.4 Bagian Utama Antena Bazoka

Antena bazooka memiliki bagian utama yaitu Pipa PVC sebagai daerah

pencatu (feeder). Bagian lainnya yaitu USB modem EV-DO dan kabel

(43)

Gambar 3.3 Bagian-Bagian Utama Antena Bazoka

3.4.1 Feeder

Feeder adalah bagian antena yang berfungsi untuk mengumpankan energi

yang kemudian dipantulkan ke segala arah. Bahan yang digunakan untuk

membuat feeder terbuat dari bahan penghantar seperti logam. Besar ukuran feeder

antena ditentukan oleh daerah frekuensi yang ingin ditangkap. Pada antena

bazooka yang dirancang digunakan feeder yang terbuat dari pipa pvc yang dilapisi

oleh alumunium foil. Feeder yang digunakan berbentuk lingkaran agar dapat

menerima gelombang dari segala arah.

Jika kita mengetahui panjang gelombang yang ingin dicapai, maka kita

dapat menghitung jari-jari feeder antena dengan rumus :

(3.1)

Panjang gelombang dirumuskan :

(44)

Diameter lingkaran penampang dapatdihitung dengan rumus :

D = 2 x r (3.3)

Dimana :

r = jari –jari penampang ingkaran

D = Diameter penampang

λ = panjang gelombang

a. Jarak USB Modem dari Ujung Pipa

Jarak USB Modem dari ujung pipa dapat dihitung dengan menggunakan

Persamaan 3.4 :

Jarak USB modem EV-DO dari ujung pipa =

( )



b. Panjang Pipa PVC

Panjang minimum pipa PVC yag dibutuhkan agar dapat menerima sinyal

dengan baik dirumuskan pada Persamaan 3.5.

(45)

3.4.2 Konektor Antena

Sambungan antara antena dan komputer sangat penting artinya karena

konektor merupakan peredam daya jika instalasi kurang baik. Kebanyakan antena

menggunakan konektor yang berupa pigtail. Namun antena Bazoka tidak

menggunakan pigtail sebagai sumber dayanya. Pigtail digantikan oleh USB

modem EV-DO.

USB modem EV-DO adalah perangkat yang memungkinkan terjadinya

koneksi jaringan wireless ke komputer. Komputer tetap dapat terhubung dengan

jaringan tanpa dipengaruhi oleh posisi, sepanjang masih dalam jangkauan BTS

yang beroperasi untuk jaringan EV-DO. USB modem EV-DO mengambil daya

5V dari USB port. Gambar 3.4 memperlihatkan gambar USB adapter yang

digunakan.

Gambar 3.4 Modem Smart Zte EV-DO AC2726 USB

3.3.3 Kabel Penghubung

Antena Bazoka menggunakan perpanjangan kabel USB untuk

(46)

Bus (USB) adalah standar bus serial untuk perangkat penghubung, biasanya

kepada komputer namun juga digunakan di peralatan lainnya seperti telepon

selular dan PDA.

Sistem USB mempunyai desain yang asimetris, yang terdiri dari

pengontrol host dan beberapa peralatan terhubung yang berbentuk pohon dengan

menggunakan peralatan hub yang khusus.

Desain USB ditujukan untuk menghilangkan perlunya penambahan

expansion card ke computer atau bus PCI, dan memperbaiki kemampuan

plug-and-play (pasang-dan-mainkan) dengan meperbolehkan peralatan-peralatan

ditukar atau ditambah ke sistem tanpa perlu mereboot computer. Ketika USB

dipasang, ia langsung dikenal sistem komputer dan memproses device driver yang

diperlukan untuk menjalankannya.

Kabel USB bawan USB modem EV-DO biasanya hanya memiliki panjang

±1 meter. Untuk memperpanjang kabel USB dapat digunakan dua jenis kabel

penghubung atau kabel extender, yaitu :

1. Kabel extender menggunakan kabel UTP

2. Kabel extender menggunakan kabel USB repeater

a. Kabel Extender Menggunakan Kabel UTP

Kabel Unshieldid Twisted Pair (UTP) adalah jenis kabel yang terdiri dari

dua kawat tak terbungkus yang berpilin. Kable UTP banyak digunakan pada LAN

dan sambungan telepon karena mudah digunakan dan harganya lebih murah.

Kabel UTP berfungsi sebagai extender kabel USB. Terdapat dua macam

(47)

b. Kabel USB Repeater

Sesuai dengan namanya, kabel USB repeater digunakan untuk

menghubungkan USB modem EV-DO dengan komputer. Kabel USB repeater

sangat mudah digunakan namun mahal harganya.

3.5 Perancangan Antena Bazoka

Sub bab ini menjelaskan hal – hal yang perlu diperhitungkan dalam

perancangan antena bazooka yang meliputi perhitungan feeder antena, posisi

konektor dan konektor antena apa yang digunakan

3.5.1 Perhitungan Feeder Antena

Untuk mendapatkan antena yang bekerja pada frekuensi 1.9 GHz, maka

dibutuhkan suatu perhitungan terhadap feeder antena. Dengan menggunakan

Persamaan 3.2, maka didapatkan panjang gelombangnya adalah :

Dengan nilai panjang gelombang seperti di atas, maka dibutuhkan feeder antena

dengan jari – jari tertentu. Jari – jari feeder antena dapat dihitung dengan

menggunakan Persamaan 3.1 :

(48)

Dengan menggunakan Persamaan 3.3, maka didapatkan diameter feeder antena

yaitu :

Bahan yang akan dibuat sebagai feeder dibentuk dari pipa PVC. Diameter

pipa PVC yang dibutuhkan minimum 93 mm. Namun ukuran pipa PVC yang

dijual dipasaran umumnya 1 inchi; 1,5 inchi; 2 inchi; 2,5 inchi; 3 inchi atau 4

inchi. Sayangnya pipa pvc yang 3 inchi biasanya memiliki diameter 9 cm. Ini

belum mencukupi untuk dapat beresonansi pada frekuensi kerja EV-DO. Oleh

karena itu kita menggunakan pipa PVC 4 inchi yang berdiameter 11 cm.

Panjang minimum pipa PVC yang dibutuhkan dapat dihitung

menggunakan Persamaan 3.5 sehingga diperoleh :

Kita menggunakan pipa PVC 4 inchi dengan diameter 11 cm maka

(49)

Sehingga kita dapatkan panjang minimum pipa PVC sebesar :

= 216,66 mm

Jadi minimal panjang pipa PVC yang dibutuhkan adalah 216,66 mm. Panjang pipa

PVC yang kita pilih adalah 40 cm dan 60 cm. Ini jauh dari batas minimum yang

dibutuhkan sehingga hasil akan lebih baik.

3.5.2 Perhitungan Penempatan Konektor

Konektor yang digunakan adalah USB modem Do bermerek Zte

EV-DO AC2726 USB. Penempatan USB modem EV-EV-DO diukur dari ujung pipa dapat

dihitung dengan menggunakan Persamaan 3.4, maka didapatkan hasilnya adalah :

Jadi jarak USB modem EV-DO dari ujung pipa pada antena bazooka adalah

70,5225 mm

3.6 Perakitan Antena Bazoka

Perakitan antena bazoka meliputi beberapa tahapan yaitu :

1. Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan.

2. Pembuatan antena bazoka.

(50)

3.6.1 Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam rancang bangun antena bazoka dapat

dilihat pada Table 3.1:

Tabel 3.1 Peralatan Pembuatan Antena Bazoka

Peralatan Pembuatan Antena Bazoka

Penggaris Cutter Kabel USB

extender

Kabel UTP Pipa PVC ¼ inchi Lakban

Gergaji Baut Spidol

Bor tangan Tang Palu

Alumunium foil Solder dan timah Gunting

Pipa PVC 4 inchi Tutup pipa PVC 4

inchi

USB modem

EV-DO

3.6.2 Pembuatan Antena Bazoka

Langkah kerja pembuatan antena bazoka yaitu :

1. Pipa PVC paralon dipotong sesuai dengan ukuran yang telah

diperhitungkan.

(51)

2. Bagian pipa PVC paralon yang akan digunakan diukur untuk pemasangan

USB modem lalu dilubangi.

Gambar 3.6 Pengukuran Posisi Lubang USB Modem

3. Lapisi pipa PVC paralon dengan alumunium foil.

Gambar 3.7 Pipa PVC Dilapisi Lakban Alumunium Foil

4. Beri lapisan alumunium foil pada bagian dalam tutup pipa di ujung feeder

(52)

Gambar 3.8 Tutup Pipa Berlapis Alumunium Foil

5. Beri lubang pada salah satu tutup pipa untuk pemasangan baut.

Gambar 3.9 Pemberian Lubang Untuk Pemasangan Baut

6. Pasang tutup pipa pada ujung dan pangkal pipa PVC paralon.

(53)

7. Buat penyangga untuk meletakkan USB modem EV-DO agar USB tetap

pada posisinya.

8. Pasang USB modem EV-DO. Feeder siap digunakan.

3.6.2 Pembuatan Kabel Penghubung

Kabel yang digunakan idealnya adalah kabel USB aktif extender yang

dijual dipasaran. Namun harganya cukup mahal dan sulit dijumpai. Oleh karena

itu kabel penghubung yang kita gunakan adalah kabel USB extender yang

divariasikan dengan kabel UTP sehingga dapat diperpanjang untuk dihubungkan

dari USB modem EV-DO di antena dengan komputer atau laptop. Berikut adalah

uraian pembuatan kabel USB extender :

a. Alat :

1. Cutter

2. Solder

b. Bahan :

Bahan yang diperlukan :

1. Kabel UTP + 10 meter

2. Kabel USB extender + 1 meter

3. Timah untuk menyolder

4. Selotip

5. Pipa kecil + 5 cm x 2 buah

(54)

c. Cara Pembuatan

1. Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan.

2. Kupas selongsong luar dari kabel UTP di kedua ujung.

Gambar 3.11 Kabel UTP Yang Telah Dikupas Ujungnya

3. Potong kabel USB jadi dua.

Gambar 3.12 Kabel USB Yang Dipotong Menjadi Dua

(55)

Gambar 3.13 Kabel USB Yang Telah Dikupas Bagian Luarnya

5. Kupas ujung kabel UTP dan USB + 3 mm untuk sambungan

6. Pasang potongan pipa kecil untuk melindungi kabel sebelum disolder

Gambar 3.14 Memasukkan Pipa ke Kabel Sebelum Disolder

7. Solder kabel UTP ke kabel USB dengan cara sebagaiberikut :

a. Kabel UTP orange – putih orange disatukan untuk menghubungkan

pin +5V (kabel USB merah).

b. Kabel UTP putih hijau dihubungkan dengan pin Data+ (kabel USB

putih).

c. Kabel UTP hijau dihubungkan dengan Data- (kabel USB hijau).

d. Kabel UTP putih biru, biru, putih coklat, coklat disatukan untuk

(56)

8. Setelah semua kabel tesambung dengan baik, lapisi sambungan kabel dengan

selotip agar tidak terjadi hubungan pendek.

9. Rekatkan pipa paralon denga lakban untuk melindungi sambungan.

Gambar 3.15 Hasil Akhir Pembuatan Kabel Usb Extender

3.7 Instalasi Software

Setelah perakitan dilakukan, langkah selanjutnya adalah instalasi software.

Software yang diinstal adalah software untuk mengaktifkan USB modem EV-DO

dan software QPST dan QXDM yang akan digunakan untuk pengujian.

3.7.1 Instalasi Driver Modem ZTE AC2726

Software yang diinstal pertama adalah software untuk mengaktifkan USB

modem EV-DO agar dapat dikenali oleh komputer atau laptop yang akan

digunakan. Driver software untuk USB Modem ZTE AC2726 sudah tertanam di

modem itu sendiri, sehingga secara otomatis komputer akan meminta instalasi

software setelah USB modem terdeteksi oleh komputer. Hal ini dikarenakan

autorun bawaan USB modem yang melihat apakah komputer telah memiliki

software bawaan modem atau tidak. Langkah selanjutnya adalah mengikuti

(57)

3.7.2 Instalasi dan Konfigurasi QPST dan QXDM

Software QPST dan QXDM adalah software yang digunakan untuk

pengujian parameter antena. Software QPST berfungsi untuk menginisialisasi port

yang digunakan USB modem EV-DO agar dapat digunakan oleh software

QXDM. Software QXDM disini digunakan sebagai pembaca level sinyal yang

diterima oleh USB modem. Langkah-langkah instalasi dan konfigurasi software

QPST dan QXDM diuraikan sebagai berikut :

1. Instal software QPST dan QXDM. Proses penginstalannya cukup mudah

dengan cara mendouble klik set up program.

2. Matikan software bawaan dari USB modem agar nantinya tidak berebut

port dengan QXDM yang akan kita jalankan.

3. Untuk mengetahui port yang digunakan oleh USB modem EV-DO, klik

kiri pada my computer. Pilih opsi hardware dan kemudian device manager

seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3.16.

(58)

4. Langkah berikutnya adalah melihat port mana yang digunakan USB

modem EV-DO, catat port diagnostic modem ada di COM berapa (harus

port diagnostics jangan port yang lain ). Gambar 3.17 memperlihatkan

port yang digunakan USB wireless modem.

Gambar 3.17 Device Manager

5. Jalankan program QPST configuration. Setelah terlihat tampilan seperti

Gambar 3.18 , pilih add new port.

(59)

6. Pilih port yang tadi dicatat seperti yang terlihat pada Gambar 3.19. Kalau

misalkan portnya tidak keliatan coba di uncheck pilihan ‘show serial and

USB/QC diagnostics port only’.

Gambar 3.19 Pemilihan Port

7. Langkah selanjutnya jalankan program QXDM. Kemudian dari menubar

QXDM, masuk ke menu option lalu pilih communication. Setelah tampil

seperti Gambar 3.20 pilih port yang tadi ditambahkan di QPST

configuration.

(60)

8. QPST telah terhubung dengan USB wireless modem. Untuk pembacaan

level sinyal yang diterima oleh USB wireless modem, lihat toolbox

dibawah menubar. Terdapat box view. Ganti menjadi HDR power

sehingga akan tampil seperti Gambar 3.21.

Gambar 3.21 Tampilan Power Sinyal Yang Terbaca QXDM

Pembacaan level sinyal akan menunjukkan tujuh pembacaan data seperti

yang terlihat pada Gambar 3.22.

Gambar 3.22 Tujuh Pembacaan Power Sinyal

Dari Gambar 3.22 terlihat terdapat 4 pembacaan transmiter dan 2

(61)

dihasilkan oleh receiver. USB modem EV-DO yang kita gunakan menggunakan

dualband yaitu pada frekuensi 800 MHz dan 1900 MHz. Oleh karena itu akan

terdapat dua grafik level sinyal yang terbaca pada receiver, Rx antena 0 untuk

frekuensi 800 MHz dan Rx antena 1 untuk frekuensi 1900 MHz. Sehingga kita

(62)

BAB IV

PENGUJIAN ANTENA BAZOKA

4.1 Umum

Bab ini membahas pengujian parameter serta uji transfer data pada antena

bazoka yang telah dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah

antena yang dirancang sudah mendekati hal yang diinginkan atau tidak.

Pengukuran dan pengujian antena bazoka akan meliputi :

1. Pengukuran pola radiasi

2. Pengukuran beamwidth

3. Pengukuran gain

4. Pengujian transfer data

4.2 Persiapan Pengukuran dan Pengujian

Persiapan pengujian antena meliputi persiapan peralatan dan software

pendukung. Peralatan yang disiapkan meliputi :

a. Antena bazoka

Dalam pengukuran ini antena merupakan alat utama dikarenakan antena

itu sendirilah yang akan diukur parameter – parameternya. Antena yang akan

diukur adalah dua buah antena bazoka yang berbeda panjang pipanya. Hasil yang

diperoleh akan dibandingkan untuk melihat kemampuan masing-masing antena.

(63)

Gambar 4.1 Antena bazoka

b. USB Modem EV-DO

USB Modem EV-DO disini berfungsi sebagai konektor sinyal dari BTS

yang menyediakan layanan EVDO.

c. Kabel USB Extender

Kabel USB extender berfungsi sebagai kabel penghubung antara laptop/

komputer dengan antena. Kabel extender yang dipakai adalah kabel UTP yang

dimodifikasi agar dapat digunakan sebagai USB extender. Kabel penghubung

sangat diperlukan karena antena akan diletakkan di luar ruangan (outdor) pada

posisi yang tinggi agar penerimaan sinyal tidak terhalang.

d. Laptop

Laptop yang digunakanan telah dilengkapi dengan software QPST dan

(64)

e. Tempat Peletakan Antena dan Busur

Tempat peletakan antena dibutuhkan agar antena dapat diputar sebesar

sudut yang diinginkan pada pengukuran perolehan sinyal. Gambar 4.2

menunjukkan tempat peletakan yang telah dilengkapi dengan busur.

Gambar 4.2 Alat Peletakan Antena

4.3 Pengukuran Pola Radiasi

Sebelem melakukan pengukuran pola radiasi, hal yang harus dilakukan

adalah menanyakan kepada pihak provider yang memiliki layanan EV-DO

polarisasi antena pemancar. Dalam pengukuran harus memperhatikan jarak pada

proses pengukuran. Pada pengukuran ini posisi antena BTS Smart yang akan

dituju berada pada jarak ± 392,36 meter. Gambar menunjukkan perakiraan jarak

dengan menggunakan goole earth. BTS yang akan dituju berada di perpustakaan

Universitas Sumatera Utara dan pengukuran dilakukan di lantai 4 gedung

laboratorium teknik tegangan tinggi departemen teknik elektro USU. Gambar 4.3

(65)

Gambar 4.3 Perakiraan Jarak Pengukuran ke BTS Dengan Menggunakan Google Earth

Peralatan yang digunakan pada pengukuran pola radiasi ini diantaranya adalah:

a. Antena bazoka yang telah dibuat

b. Laptop

c. USB Modem EV-DO

d. Kabel USB extender

e. Tempat peletakan antena

f. Penggaris busur derajat 3600

Langkah – langkah pengukuran pola radiasi yaitu dilakukan dengan cara

(66)

1. Rangkai semua peralatan seperti pada Gambar 4.3.

Gambar 4.4 Rangkaian Pengukuran

2. Nyalakan laptop dan pasangkan kabel USB exstender pada wireless USB

modem yang ada pada antena.

3. Prakirakan jarak antara antena bazoka dan BTS Smart dan pastikan bahwa

pengukuran berada pada line of sight (LOS) agar pengukuran lebih

optimal.

4. Jalankan program QPST dan QXDM yang ada pada laptop.

5. Setelah terlihat grafik sinyal, putar antena setiap 100 searah jarum jam.

6. Setelah selesai, ulangi pengukuran sebanyak empat kali untuk

mendapatkan ketepatan pembacaan.

7. Simpan hasilnya.

(67)

Tabel 4.1 Data Rata-Rata Hasil Pengukuran Antena Bazoka 40 cm

Sudut (0) Sinyal Diterima (dBm) Sinyal ternormalisasi (dbm)

(68)

Tabel 4.2 Data Rata-Rata Hasil Pengukuran Antena Bazoka 60 cm

Sudut (0) Sinyal Diterima (dBm) Sinyal ternormalisasi (dbm)

0 -49,25 0

Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa pola radiasi antena basoka

mengarah ke satu arah tertentu. Ini disebabkan karena level sinyal terbesar ada

pada saat posisi antena 00. Pada posisi tersebut antena menerima sinyal secara

(69)

dituju. Kemudian ketika antena diputar level sinyal yang ditangkap akan terus

berkurang. Ini karena posisi antena tidak tepat mengarah pada pemancar dalam

hal ini adalah BTS. Pada posisi antena sekitar 1800, level sinyal yang terekam

sangatlah minim. Dari percobaan yang telah dilakukan, antena masih menangkap

sinyal yang dipancarkan BTS hanya saja levelnya rendah.

Kedua antena tersebut sama-sama memiliki pola radiasi yang terarah.

Yaitu menerima sinyal dengan baik pada posisi 00 dan menerima sinyal dengan

lemah pada posisi sekitar 1800. Sehingga dari data yang didapat dari hasil

pengukuran dapat dikatakan bahwa antena yang dibuat telah sesuai dengan

harapan karena memiliki pancaran daya yang terarah.

4.4 Pengukuran Beamwidth

Beamwidth dapat dihitung dari lebar sudut pada main lobe yang

memisahkan dua garis, dimana garis-garis tersebut mempunyai level -3 dB dari

skala puncak pembacaan pola radiasi. Half power beamwidth atau beamwidth β

dirumuskan oleh Persamaan 4.1.

β = θ2 – θ1 (4.1)

(70)

Gambar 4.5 Pola Radiasi Antena Bazoka 40 cm

Dari Gambar 4.5 dapat diambil 2 titik kurva yang memotong sumbu -3db.

Dengan menggunakan sekala derajat, dihitung jarang antara kedua titik. Sehingga

didapat untuk antena bazoka 40cm besar beamwidthnya 110. Sedangkan untuk

antena bazoka 60cm dapat dilihat pola radiasinya pada Gambar 4.10. Pada

Gambar 4.6 dapat dihitung beamwidth untuk antena bazoka 60cm adalah 150. Hal

ini menunjukkan bahwa beamwidth yang diperoleh dari kedua antena hampir

(71)

Gambar 4.6 Pola Radiasi Antena Bazoka 60 cm

4.5 Pengukuran Gain

Gain adalah penguatan yang diberikan oleh antena yang dibandingkan

dengan antena referensi. Gain total antena uji secara sederhana dirumuskan oleh

persamaan 4.2.

Gt (dB) = (Pt(dBm) – Ps(dBm)) + Gs(dB) (4.2)

Dimana :

Gt = Gain antena bazoka

Pt = Nilai level sinyal maksimum yang diterima antena bazoka

Ps = Nilai level sinyal maksimum yang diterima USB modem EV-DO

Gs = Gain USB modem EV-DO

Pengukuran gain dilakukan dengan membandingkan perolehan level sinyal

(72)

menggunakan USB modem EV-DO saja. Pertama kali yang akan diukur adalah

level sinyal maksimum yang diperoleh tanpa menggunakan antena bazoka.

Langkah – langkah untuk mengetahui nilai level sinyal yang diperoleh

oleh USB modem EV-DO adalah sebagai berikut :

1. Nyalakan laptop.

2. Pasang USB modem EV-DO pada antena bazoka

3. Hubungkan ke kabel USB extension.

4. Hubungkan kabel USB ke laptop.

5. Jalankan program QXDM.

6. Catat level sinyal yang diterima

Visualisasi pembacaan level sinyal yang diterima dengan menggunakan

software QXDM ditunjukkan oleh Gambar 4.7, 4.8 dan 4.9.

Gambar 4.7 Hasil Perolehan Sinyal Tanpa Menggunakan Antena Bazoka

Dari Gambar 4.7 perhatikan grafik sinyal yang berwarna biru. Seperti yang

telah diuraikan pada bab III bahwa pada QXDM, grafik yang terbaca merupakan

(73)

muncul dua pembacaan power sinyal yang diterima (RX receiver) yaitu warna biru

dan hijau. Hijau untuk frekuensi yang lebih rendah dan biru untuk frekuensi yang

lebih tinggi. Dari Gambar 4.7 terlihat bahwa pembacaan level sinyal menunjukkan

-71dBm. Ini merupakan perolehan sinyal dengan menggunakan USB modem

EV-DO saja.

Gambar 4.8 Hasil Perolehan Sinyal Dengan Menggunakan Antena Bazoka 40cm

Dari Gambar 4.8 terlihat bahwa perolehan sinyal dengan menggunakan

antena bazoka 40cm yang diukur pada arah maksimumnya adalah sebesar -50

dBm. Gambar 4.9 menunjukkan visualisasi perolehan sinyal dengan

menggunakan antena bazoka 60cm. Perhatikan grafik sinyal warna biru yang

berimpit dengan grafik power transmiter yang berwarna merah. Terlihat

perolehan sinyal maksimum untuk antena bazoka 60cm sebesar -49dBm. Hal ini

juga menunjukkkan bahwa perolehan sinyal kedua antena relatif sama. Tidak

begitu besar perbedaannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa memperpanjang

(74)

Gambar 4.9 Hasil Perolehan Sinyal Dengan Menggunakan Antena Bazoka 60cm

Dari data yang diperoleh maka dapat dihitung besar gain antena bazoka

dengan mengikuti Persamaan 4.2. Dimana gain USB modem EV-DO sendiri

adalah sebesar 2,1 dBi. Hasil pengukuran gain antena bazoka yang dihitung

berdasarkan Persamaan 4.2 ditunjukkan oleh Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Gain

Panjang Pipa Pt Ps Gs Gt

40 cm -50 dBm -71 dBm 2 dBi 23 dBi 60 cm -49 dBm -71 dBm 2 dBi 24 dBi

Dari Tabel 4.4 terlihat bahwa gain antena untuk panjang pipa 40 cm adalah 23 dBi

dan 24 dBi untuk panjang pipa 60 cm. Dari perolehan ini dapat disimpulkan

bahwa antena yang dirancang sudah sesuai dengan yang diharapkan dengan

penguatan melebihi penguatan umum untuk antena kaleng yaitu sebesar 16 dBi.

(75)

4. 6 Transfer Data

Pengujian transfer data dilakukan untuk menunjukkan efek dari penguatan

sinyal yang diperoleh dengan menggunakan antena bazoka. Pengujian transfer

data dilakukan dalam dua tahap yaitu pada siang hari dan malam hari. Hal ini

dikarenakan trafik yang berbeda karena tingkat pengguna berbeda pada siang dan

malam hari yang juga mempengaruhi kecepatan transfer data. Pengujian transfer

data dilakukan dengan bantuan website

hasil yang akan diperoleh yaitu ping test, download dan upload. Selain itu

dilakukan juga tes download ke server lokal yait

penguatan antena bazoka 40cm dan 60cm tidak jauh berbeda maka dalam

pengujian ini hanya digunakan antena bazoka 40cm.

Peralatan yang harus disiapkan adalah :

1. Antena bazoka 40cm.

2. USB Modem EV-DO

3. Kabel USB extender

4. Laptop

Langkah awal yang dilakukan adalah melakukan pengujian dengan

menggunakan antena bazoka kemudaian dengan menggunakan USB Modem

EV-DO saja. Pengujian dilakukan dengan melakukan tes speed pada www.

speedtest.com. Gambar 4.10 menunjukkan screen shoot website

(76)

Gambar 4.10 Screen Shot

a. Pengujian Dengan Menggunakan USB Modem EV-DO

Pengujian speed test dengan menggunakan USB modem EV-DO tanpa

antena bazoka ditunjukkan oleh Gambar 4.11.

Gambar

Gambar 2.11 Antena Isotropis
Gambar 3.2 Model Antena Bazoka
Gambar 3.3 Bagian-Bagian Utama Antena Bazoka
Gambar 3.4 Modem Smart Zte EV-DO AC2726 USB
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan pengukuran dan pengujian kayu olahan berupa kayu lapis wajib dilakukan oleh tenaga teknis pengukuran dan pengujian yang mempunyai kualifikasi sebagai

Pertanyaan yang kemudian mengemuka adalah “Bagaimana tingkat akurasi algoritma decision tree jika dibandingkan dengan algoritma naïve bayes dalam menghasilkan model

Sedangkan, tema minor puisi tersebut, yang sangat bervariasi dan beragam yaitu berupa tema jasmaniah (rasa gundah dan cemas, rasa rindu, perasaan prihatin dan cinta),

a. Penumbuhan gapoktan dimulai dari musyawarah yang partisipatif pada masing-masing kelompoktani untuk menyepakati keikutsertaan kelompoknya dalam gapoktan. Dalam

Sama seperti file KML untuk titik, file KML untuk garis dan luasan juga bisa dikirim kepada teman sehingga mereka bisa membukanya di GE dan melihat apa yang Anda

Namun kini, kelestarian dari hutan konservasi tersebut terancam oleh kegiatan penambangan yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan... membagi kawasan tersebut menjadi

pemberhentian dengan hormat sebagai PNS atas permintaan sendiri pemberhentian sementara dari jabatan negeri dan pencabutannya bagi PNS yang menduduki jabatan struktural