• Tidak ada hasil yang ditemukan

Survey Tingkat Kondisi Fisik Anggota Resimen Mahasisiwa Mahadipa Perguruan Tinggi Negeri Se Kota Semarang tahun 2005 2006

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Survey Tingkat Kondisi Fisik Anggota Resimen Mahasisiwa Mahadipa Perguruan Tinggi Negeri Se Kota Semarang tahun 2005 2006"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

SURVEY TINGKAT KONDISI FISIK ANGGOTA RESIMEN

MAHASISWA MAHADIPA PERGURUAN TINGGI NEGERI

SE-KOTA SEMARANG TAHUN 2005/2006

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh : Nama : Juwarto NIM : 6101401038 Program Studi : PJKR/ S1

Jurusan : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.

Fakultas : Ilmu Keolahragaan

(2)

SARI

Juwarto, 2006, Survey Tingkat Kondisi Fisik Anggota Resimen Mahasisiwa Mahadipa Perguruan Tinggi Negeri Se-Kota Semarang tahun 2005/2006 Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kondisi fisik anggota Resimen Mahasiwa Mahadipa Perguruan Tinggi Negeri se-kota Semarang. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi fisik anggota Resimen Mahasiswa Mahadipa Perguruan Tinggi Negeri se-kota Semarang Tahun 2005/2006.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dengan teknis tes kondisi fisik. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua anggota Resimen Mahasiswa Mahadipa Perguruan Tinggi Negeri se-kota Semarang sebanyak 113 orang. Sampel yang digunakan adalah 50 orang yang dipilih secara acak. Variable penelitian adalah kondisi fisik Resimen Mahasiswa Mahadipa. Dalam penelitian tes yang digunakan adalah tes Samapta Militer yang terdiri dari samapta “A” yaitu lari 12 menit dan samapta “B” yang terdiri dari (1) Pull-Up, (2) Push-UP, (3) Sit-UP,(4) Squat-Jump, (5) Doging-Run (Lari angka delapan). Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode statistic deskriptif prosentase.

Hasil penelitian menjelaskan bahwa tes samapta “A” yaitu lari 12 menit (baik), tes samapta “B” yaitu (1) Pull-Up (baik), (2) Push-Up (baik), (3) Sit-Up (baik), (4) Squat-Jump (baik), (5) Doging-Run (lari angka delapan) (kurang). Jadi rata-rata keseluruhan tes kondisi fisik dalam tingkat kategori BAIK, yaitu dengan persentase Baik sekali 12 %, Cukup 8 % dan rata-rata dalam keadaan baik 80 %.

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Kamis Tanggal : 2 Maret 2006 Pukul : 09.00 – 11.00 WIB

Tempat : Ruang Ujian Jurusan PJKR

Panitia Ujian,

Ketua Panitia, Sekretaris

Drs. Sutardji, Ms. Drs. Sulaiman, M. Pd

NIP. 130523506 NIP.131813670

Dewan Penguji,

1. Drs Hermawan Pamot Rahardjo, M. Pd. (ketua) NIP.131961216

2. Drs. Tri Rustiadi, M. Kes. (Anggota) NIP.131876221

(4)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

Orang yang paling gagah perkasa, diantara kalian semua adalah orang yang dapat mengalahkan nafsunya diwaktu marah (hadist Nabi Muhamad SAW)

Cita-cita masa depan itu sesungguhnya dibangun berdasarkan pada perjuangan yang dilakukan hari ini (Kahlil Gibran).

PERSEBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada : 1. Untuk kedua orang tuaku

2. Kakak dan adikku

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah, dengan limpahan rahmat-Nya saya dapat menyelesaiakan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi di Universitas Ngeri Semarang

Dalam menyusun Skipsi ini, penulis memperoleh bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan kerendahan hati, penulis ucapkan terimakasih kepada :

1. Drs. Sutardji M.S, selaku Dekan FIK Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian :

2. Drs. Harry Pramono M. Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FIK Universitas Negeri Semarang.

3. Drs. Tri Rustiadi M, Kes. Dosen Pembibing Utama yang penuh perhatian dan kesabaran dalam memberikan bimbingan dan Drs. Cahyo Yuwono M, Pd, sebagai Dosen Pembimbing Pendamping yang penuh perhatian dalam memberikan bimbingan.

4. Bapak dan ibu dosen, yang telah memberi bekal ilmu yang tidak ternilai harganya selama belajar di Jurusan PJKR.

5. Komandan Menwa Satuan 902 UNNES Semarang, Komandan Menwa Satuan 901 UNDIP Semarang dan Komandan Menwa Satuan 906 IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.

(6)

7. Semua teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut membantu dalam penulisan ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa Memberikan imbalan yang setimpal dengan kebaikan yang telah bapak, ibu, dan saudara berikan.

Mudah-mudahan hasil penelitian ini dapat berguna bagi kemjuan Menwa pada khususnya dan kemajuan olahraga di negara Indonesia tercinta ini.

Semarang , Januari 2006

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……….. i

SARI……… ii

HALAMAN PENGESAHAN ……… iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………. iv

PRAKATA ………. v

DAFTAR ISI ……….. vii

DAFTAR TABEL ……….. ix

DAFTAR GRAFIK ……… x

DAFTAR GAMBAR ……….. xi

DAFTAR LAMPIRA……….. xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul……….. 1

1.2 Penegasan Istilah ..………. 5

1.3 Permasalahan … …….……… 6

1.4 Tujuan Penelitian ……… 6

BAB II LANDASAN TEORI 2.1Hakekat Kondisi Fisik ……… 7

2.2Komponen Kondisi Fisik ………. 8

2.3Faktor yang Mempengaruhui Kondisi Fisik ………. 12

2.4 Hakekat Resimen Mahasiswa………. 19

(8)

BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1Populasi Penelitian …....……… 27

3.2Sampel Penelitian ……….. 28

3.3Variabel Penelitian………... 28

3.4Teknik Pengambilan Data ……… ……. 29

3.5Prosedur Penelitian …..………….……… 29

3.6Instrumen Penelitian……….. 28

3.7Faktor-faktor yang mempengaruhi Penelitian……….……… 42

3.8 Analisa Data ………. 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian ………. 44

4.2Pembahasan Hasil Penelitian ………. 49

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ……… 51

5.2 Saran ……….. 51

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 3.1 Kriteria Penilai Tes Samaptaan Militer Putra ……….. 34

(10)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1Hasil Secara Keseluruhan……….. 44

4.2 Hasil Tes Lari 12 Menit..………... 45

4.3 Hasil Tes Pull-Up……….. 45

4.4 Hasil Tes Sit-Up ……… 46

4.5 Hasil Tes Push-Up..………... 47

4.6 Hasil Tes Squat-Jump……….… 47

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Persiapan tes …..……….……… 65

2. Tes samapta “A” di UNNES ……..……….……… 65

3. Tes Doging-Run di UNNES ………..………. 66

4. Tes Siku Tekuk di UNNES ..……….. …..…………... 66

5. Tes lari 12 menit di UNDIP …..………...……… 67

6. Tes Pull-Up di UNDIP ...………...….. 67

7. Tes Sit-Up di IAIN ……… …... 68

8. Tes Squat-Jump di IAIN ………. ……….………… 68

9. Tes Push-Up di UNNES …..………..……… 69

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Nama Sampel Penelitian ……… 54

2. Daftar Nama Pencatat Data ……….. 57

3. Daftar Hasil Penelitian ………. 58

4. Surat Keputusan Dosen Pembibing ……….. 60

5. Surat Permohonan Ijin Penelitian ……… 61

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Alasan Pemilihan Judul

Pembinaan dan pengembangan olahraga merupakan upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia diarahkan dalam rangka peningkatan jasmani, mental, rohani, masyarakat serta ditujukan untuk membentuk watak dan kepribadian, disiplin dan sportifitas yang tinggi serta peningkatan yang dapat membangkitkan rasa kebanggaan nasional.

Pembangunan di Indonesia telah dilaksanakan secara berkesinambungan meliputi semua aspek kehidupan, baik yang bersifat material maupun spiritual. Pembangunan manusia yang merupakan modal dasar sangat potensial antara lain dilakukan melalui jalur pendidikan baik formal, informal, maupun non formal dengan berbagai disiplin ilmu yang harus dipelajari.

Dalam hal ini pemerintah Indonesia sangat besar perhatiannya terhadap bidang olahraga, karena olahraga dipandang punya peranan yang penting dalam pembangunan yaitu untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Dan dewasa ini olahraga sudah merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dalam olahraga tiap-tiap induvidu mempunyai tujuan yang berbeda-beda, ada yang bertujuan untuk berprestasi, menjaga kondisi fisik maupun rekreasi.

(14)

mengikuti latihan kemiliteran pada masa pendudukan Jepang tahun 1994), BKR-Pelajar, Corps Tentara pelajar/Corp mahasiswa, bridge-17 TNI/Tentara BKR-Pelajar, sampai dengan adanya Resimen Mahasiwa dalam pembelaan Negara sejak perang kemerdekaan hingga detik ini merupakan satu tradisi yang berkelanjutan sesuia zaman.

Resimen Mahasiswa adalah merupakan wadah dan sarana pengembangan diri mahasiswa kearah perluasan wawasan dan peningkatan keikutsertaan mahasiswa dalam upaya bela Negara yang disusun, diorganisasikan dan dibentuk secara kewilayahan pada setiap daerah propinsi tingkat I dan sebagai Satuan Resimen Mahasiswa (Satmenwa) diPerguruan Tinggi, yang aktualisasinya adalah pembinaan fisik dan mental yang berwawasan kebangsaan dan dimana anggotanya dididik dan dibina dengan jiwa kepemimpinan serta kedisiplinan.(DepHanKam RI, 1996: 1)

Mengingat tugas dan tanggung jawab dalam mengisi pembangunan ini, maka Resimen Mahasiswa sebagai salah satu pewaris nilai- nilai perjuangan dan pengisi pembangunan dituntut untuk lebih peka dalam kehidupan bermasyarakat maupun bernegara. Diakui atau tidak pada hakekatnya kedudukan Resimen Mahasiswa yang mempunyai tanggung jawab ganda selain mengemban tugas sebagai insan ilmuan calon pengisi tekno struktur juga sebagai mahasiswa terpilih dalam pertahanan Negara. (DepHanKam RI, 1996: 2)

(15)

menciptakan gagasan yang konstruktif. Fungsi sebagai pertahanan Negara menuntut dimiliki semangat kebangsaannya, pribadi maupun golongan demi kepentingan nasional.

Peningkatan kondisi fisik adalah salah satu aktualisasi dari kegiatan Resimen mahasiswa demi menunjang terciptanya prestasi tugas yang optimal. Pembianan kondisi fisik dalam Resimen Mahasiswa menginduk pada Kesamaptaan jasmani Militer yang panduanya tidak jauh beda dengan sepuluh komponen kondisi fisik yaitu Kekuatan (Streng). Daya tahan (endurance), Daya ledak (mascular Power), kecepatan (Speed), daya Lentur (Flexebility) Kelincahan (Agility), Koordinasi (Coordination), Keseimbangan (Balance), Ketepatan (accuracy), reaksi (Reaction). (M. sajoto, 1995:8-10)

(16)

Peningkatan kondisi fisik di Resimen Mahasiswa perlu dibina ntuk menunjang terciptanya prestasi yang optimal karena anggota Resimen Mahasiswa yang mempunyai kondisi fisik yang baiklah akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

Prestasi yang optimal seoarang anggota dapat dicapai jika memiliki 4 macam kelengkapan. Kelengkapan tersebut meliputi: 1) Pengembangan fisik (Phisycal Build-UP), 2) Pengembangan teknik (Tecnical Build- UP), 3) Pengembangan mental (Mental Build-Up), kematangan mental (M.Sajoto,1995:7)

Pembinaan kondisi fisik untuk Resimen Mahasiswa mempunyai tujuan untuk pembentukan fisik yang kuat pengembangan kemapuan yang dimiliki dan senantiasa membentuk mental yang kuat dan tahan banting, hal ini sesuai dengan apa yang dikembangkan M sajoto (1995:7) untuk membentuk kematangan mental juara,. Dengan tempaan fisik yang berat itulah maka kematangan mental akan tercapai ( Suharno H.P,1993:26). Jika dalam dunia olahraga disebut dengan mental juara.

Pembinaan kondisi fisik di Resimen Mahasiswa selain untuk pengembangan fisik, pengembangan teknik dan pembentukan mental juga untuk prestasi karena di Resimen Mahasiswa sering diadakan perlombaan baik lingkup daerah maupun nasional. Tujuan diadakan lomba selain wahana komunikasi dan mempertahankan eksisitensi Resimen Mahasiswa Juga untuk penyaluran potensi anggota Resimen Mahasiswa dalam bidang olahraga.

(17)

”Survey Tingkat Kondisi Fisik Anggota Resimen Mahasiswa Mahadipa Perguruan Tinggi Negeri Se-Kota Semarang Tahun 2005/2006”.

1.2Penegasan Istilah

Untuk menegaskan penafsiran isi judul skripsi agar memperoleh gambaran yang jelas dan mengarah pada tujuan penelitian, istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:

1.2.1Survey

Menurut Suharsimi Arikunto, survey adalah salah satu jenis penelitian untuk mengetahui pendapat dari informasi yang diperoleh dari penelitian dapat dikumpulkan dari seluruh populasi dan dapat pula dari sebagian dari populasi (1993:321) dalam penilitian ini Survey diartikan sebagai alat atau metode dalam memperoleh data dengan teknik tes.

1.2.2Tingkat kondisi fisik

(18)

1.2.3Anggota

Bagian dari sesuatu yang berangkaian; badan yang menjadi bagian dari perserikatan atau organisasi ( kamus Bahasa Indonesia, 1997:38)

1.2.4Resimen Mahasisiwa.

Resimen Mahasiswa adalah wadah pembinaan bagi mahasiswa yang disusun, direncanakan, dan diorganisasikan dalam rangka penyaluran potensi dan bakat minat dalam usaha bela Negara. (DepHanKam RI Direktorat Jendral Personil, Tenaga Manusia dan Veteran, 1996: 4)

1.2.5Mahadiapa

Mahadipa akronim dari mahasiswa Diponegoro dan istilah Diponegoro diambil dari Kodam IV Diponegoro karena Resimen Mahasiswa di Jawa Tengah Pembinaanya oleh Kodam IV Diponegoro.

1.3Permasalahan

Dalam penelitian ini permasalahan yang masih perlu dikaji, dianalisa dan selanjutnya diusahakan pemecahan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah tingkat kondisi fisik anggota Resimen Mahasiswa Mahadipa Perguruan Tinggi Negeri Se-kota Semarang tahun 2005/2006 ?

1.4Tujuan Penelitian

(19)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Hakekat Kondisi Fisik

Olahraga merupakan salah satu cara untuk menjaga kondisi agar tetap baik, sehingga banyak terlihat pria maupun wanita melakukan latihan olahraga baik dilapangan atau dijalan-jalan semua ini mereka lakukan agar kesehatan dan kondisi fisik lebih baik dan terjaga.

Menurut M. Sajoto, (1995:8) bahwa pengertian kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatanya maupun pemeliharannya. Artinya bahwa didalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan, walaupun disana sini dilakukan sistem prioritas sesuai keadaan atau status yang dibutuhkan.

(20)

2.2 Komponen Kondisi Fisik 2.2.1. Kekuatan (Strength)

Menurut Harsono (1988 :47) Kekuatan adalah hasil otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu keadaan. Kekuatan adalah kemampuan untuk membangkitkan ketegangan otot terhadap suatu keadaan (Garuda Emas, 2000:90 ).

Kondisi fisik seseorang tentang kemampuanya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja disebut Kekuatan (M.Sajoto1990:16). Jadi kekuatan memegang peranan yang penting, karena kekuatan adalah daya penggerak setiap aktifitas dan merupakan persyaratan untuk meningkatkan prestasi

2.2.2 Daya tahan (Endurance)

Dalam hal ini dikenal dua macam daya tahan, yakni: 1) Daya tahan umum (General Endurance)

Adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru dan peredaran darah secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja otot dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama.(M.Sajoto 1990:16). Kemampuan untuk bekerja atau berlatih dalam waktu yang lama dan setelah berlatih dalam jangka waktu lama tidak mengalami kelelahan yang berlebih ( Garuda Emas,2000:89)

2) Daya Tahan Otot (Local Endurence)

(21)

waktu yang relatif lama dengan beban tertentu.(M.Sajoto 1990:17). Kemampuan seseorang dalam mempergunakan ototnya untuk berkontraksi secara teratur dalam waktu yang relative lama dengan beban tertentu (Uen Hartiawan,2002:7)

2.2.3 Daya Ledak (Mascular Power)

Adalah kemapuan seseorang dalam mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya. Dalam hal ini, dapat dinyatakan bahwa daya ledak (Power) = kekuatan (Force) x Kecepatan (Velocity). Seperti dalam lompat tinggi, tolak peluru serta gerak lain yang bersifat explosive.(Wissel ,2000:55)

2.2.4 Kecepatan (Speed)

Kecepatan adalah kemampuan seseorang dalam mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, seperti dalam lari cepat, pukulan dalam tinju, balap sepeda, panahan dan lain-lain. Dalam hal ini ada kecepatan gerak dan kecepatan explosive .(M. Sajoto, 1990 :17). Hal ini ditegaskan Suharno (1983:33) hasil atlet untuk melakukan gerakan sejenis secara berturut-turut dalam waktu sesingkat-singkatnya .

2.2.5 Daya Lentur (Flexibility)

(22)

tetapi kelentukan yang baik pada tempat tersebut belum tentu ditempat lain belum tentu pula demikian (Dangsima Moeloek,1984:9)

Untuk memperbaiki kelenturan atau memelihara kelenturan tubuh kita maka harus menggerakan sendi kita pada daerah geraknya yang maksimal dan teratur (Sadoso Sumardjono 1992 :21)

Daya lentur adalah efektifitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas.

Hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat fleksibilitas persendian pada seluruh tubuh.

Untuk memperbaiki kelenturan atau memelihara kelenturan tubuh kita maka harus menggerakan persendian kita pada daerah geraknya yang maksimal secara teratur

Dengan kelenturan tubuh atau penguluran tubuh yang lebih luas, sehingga semakin sedikit tenaga yang dibutuhkan untuk melakukan aktifitas sehari-hari. 2.2.6 Kelincahan (Agility)

Kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk merubah posisi diarena tertentu. Seseorang yang mampu merubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahannya cukup baik.(M.Sajoto,1990:8). Sedangkan menurut Dangsima Moeloek (1984:84) kelincahan menggunakan istilah ketangkasan . ketangkasan adalah kemempuan merubah secara tepat arah tubuh atau bagian tubuh tanpa ada gangguan pada keseimbangan.

(23)

Koordinasi adalah kemampuan seseorang untuk mengintegrasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda kedalam pola gerakan tunggal secara efektif. Misalnya dalam bermain tennis, seseorang pemain akan kelihatan mempunyai koordinasi yang baik, bila ia dapat bergerak kearah bila sambil mengayun raket, kemudian memukulnya dengan teknik yang benar. (M.Sajoto,1990:18). Hal serupa juga dikemukakan Dangsima Moeloek (1984:4) hubungan harmonis sebagai factor yang terjadi pada suatu gerakan disebut Koodinasi.

2.2.8 Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan adalah kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf otot seperti dalam hand stand atau dalam mencapai keseimbangan sewaktu seoarang sedang berjalan kemudian terganggu (misalnya tergelincir dan lain-lain).(M.Sajoto,1990:18).

Sedangkan menurut Dangsima Moeloek (1984:10) keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh yang pada saat melakukan gerakan tergantung pada kemampuan integrasi antara kerja indera penglihatan, kanalis semisis kuralis pada telinga dan reseptor pada otot diperlukan tidak hanya pada olah raga tetapi juga dalam kehidupan sehai-hari.

2.1.9 Reaksi (Reaction)

(24)

lainnya seperti dalam mengantisipasi datangnya bola yang harus ditangkap dan lain-lain.

2.2.10 Ketepatan (Accuracy)

Ketepatan adalah seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat suatu jarak atau mungkin suatu objek langsung yang dikenai dengan salah satu bagian tubuh.

Kondisi fisik seseorang sangat berpengaruh untuk melaksanakan tugas sehari-hari, maka harus dikembangkan kesepuluh komponen kondisi fisik tersebut dalam porsi yang sama. Tetapi yang perlu dikembangkan adalah yang sesuai dengan pekerjaan sehari-hari.(M.Sajoto,1990:18)

Kondisi fisik merupakan kemampuan memfungsikan organ-organ tubuh didalam melakukan aktifita fisik (Sugianto,1993:221) tetapi yang perlu dikembangkan adalah yang sesuai dengan pekerjaan sehari-hari.

2.3Faktor- faktor yang mempengaruhui kondisi fisik

Banyak sekali faktor yang mempengaruhui kondisi fisik, dimana faktor-faktor tersebut melengkapi. Faktor utama yang mempengaruhi kondisi fisik antara lain : faktor latihan, faktor istirahat, faktor kebiasaan hidup sehat, lingkungan serta makanan dan gizi.

2.3.1 Latihan

Yang dimaksud latihan disini adalah latihan olahraga yaitu pengulangan dari beberapa gerak tertentu, secara sistematis dan teratur berirama dengan tujuan untuk memelihara atau meningkatkan kemampuan seseorang dalam mencapai prestasi maksimal (Suharno H.P, 1983:10)

(25)

Adapun prinsip-prinsip latihan menurut adalah sebagai berikut : 2.3.1.1 Prinsip latihan harus sepanjang tahun tanpa berseling

Meningkat sifat adaptasi atlet (manusia) terhadap beban latihan yang diterima bersifat labil dan sementara, maka untuk mencapai mutu prestasi maksimal, adaptasi atlet akan menurun lagi bila beban latihan menjadi ringan dan latihan tidak kontinyu. Tindakan-tindakan yang perlu dilaksanakan oleh pelatih agar prestasi dan adaptasi atlet jangan sampai menurun

2.3.1.2Sasaran latihan pada setiap periode selalu berbeda penekananya

2.3.1.3Pergunakanlah bermacam-acam metode latihan sesuai sengan tujuan latihan

2.3.1.4Betul dan tepat penggunaan intensitas latihan dalam periode persiapan, periode pertandingan dan periode peralihan ( Suharno H.P, 1998:19) 2.3.1.5Menentukan dosisi latihan

Penentuan beban latihan bersifat perorangan, artinya beban latihan yang diberikan kepada tiap individu berbeda dosisinya. Menurut Suharno H.P, (1993:32) faktor-faktor yang membedakan beban latihan, kesehatan, kemampuan gerak fisik, penguasaan teknik, taktik, ketrampilan, sikap mental, sosial ekonomi, pengalaman sebgai atlet, sosial budaya. Bebarapa cara untuk menentukan dosisi latihan/beban latihan adalah sebagai berikut:

1) Menentukan dengan MR (maximum repetation)

MR atau repetisi maximum adalah kelelahan maksimal hingga tak sanggupmelakukan pengulangan lagi. Misalnya seorang atlet disuruh melakukan lari bolak-balik mampu melakukan 20 kali. Bila intensitas ditentukan sub maksimum dalam latihan, maka dalam satu giliran (set).

2) Menetukan dengan kenaikan denyut nadi

(26)

kali denyut nadi normal permenit. Misalnya denyut nadi menjadi 180-120 kal;I permenit. Perlu diingat bahwa denyut nadi maksimum dapat dihitung deng rumus 200-usia. Seandainya umur atlet 20 tahun, maka denyut nadi latihan maksimum 180 kali permenit. Untuk menetukan intensitas sub maksimal berarti 80 % kali menit = 124 kali permenit

3) Menetukan intensitas beban latihan

Menurut Suharno H.P, (1993 :33) kemampuan tenaga aerobic atlet maksimal 34 detik secara fisiologis telah habis, ini berarti intensitas maksimal, gerakan harus dengan power, tempo tinggi dan frekuensi gerak cepat. Dikatakan pula pelatih dapat menetukan intensitas beban latihan dengan waktu rangsangan 10 detik, 15 detik, 20 detik, 30 detik asal gerakan kecepatan tinggi.

2.3.1.6Kenaikan beban yang teratur

Latihan makin lama makin berat, tetapi kenaikan beban harus sedikit demi sedikit. Hal ini penting untuk menjaga agar tidak terjadi over training dan proses adaptasi atlet terhadap loading akan terjamin keteraturanya. Loading diperberat setingkat demi setingkat dengan merubah salah satu atau semua cirri-ciri loading: intensity, volume,frekuensi dan lain-lain. Kenaikan beban yang meloncat dan cepat beratnya, akan mengakibatkan akan terjadi over training dan penghentian prestasi atlet ( Suharno H.P, 1986:22). Hal ini sesauia juga dengan Kasiyo Dwijowinoto (1993:318) yang menyatakan bahwa bagaimanpun suatu hal yang penting adalh menghindari kelebihan yang keterlaluan, sebab system fisiologis tidak dapat menyesuiakan diri dengan tekanan yang sangat berlebihan.

2.3.1.7 Prinsip individual

(27)

mencapai mutu prestasi tiap-tiap individual. Olahraga bersifat regu (tim), meskipun tujuan akhir kekompakan regu, namun melatihnya pasti lewat individu-indidu dari anggota regu, dimana minta perhatian dalam hal fisk, mental, watak dan kemampuanya (Suharno H.P, 1986:22)

1) Prisip interval

Prinsip interval sangat penting dalam rencana latihan dari yang bersifat harian, mingguan, bulanan, kwartal, tahaunan yang berguna untuk pemulihan fisik dan mental atlet dalam menjalankan latihan. Masalah interval dapat dilaksanakan dengan istirahat penuh tanpa menjalankan latihan, maupun istirahat aktif (Suharno H.P, 1986:23)

2) Prinsip stress (Penekanan)

Latihan harus mengakibatkan penekanan fisik dan mental atlet. Beban latihan yang dikerjakan oleh atlet sebaiknya atlet betul-betul merasa berat, kemudian timbul kelelahan fisik dan mental secara menyeluruh. Stress fisik dapat ditimbulkan dalam jalan pemberian beban latihan dari batas kemampuan si atlet ( Suharno H.p, 1986 :26) Untuk tidak menimbulkan kerusakan dan untuk mencapai derajat kekuatan yang tinggi beban harus teratur dinaikan. Hal ini dikatakan secara tegas PASI (1993:62) bahwa latihan beban lebih (overload) menyebabkan kelelahan, pemulihan dan penyesuian

3) Prinsip Spesialisasi (Spesifik)

(28)

kekhususan menyebutkan bahwa sifat khusus dari beban latihan akan menghasilkan tanggapan khusus dan adaptasi/ penyesuian diri.

2.3.2 Faktor Kebiasaan hidup sehat

Seseoarang apabila menginginkan kondisi fisiknya tetap terjaga, maka ia harus menerapkan cara hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, meliputi :

2.3.2.1 Makan makanan yang bersih dan mengandung gizi yang baik ( 4 sehat 5 sempurna)

2.2.3.2Selalu menjaga kebersihan pribadi, mandi yang teratur, kebersihan gizi, kebersihan rambut, kebersihan kuku dan pakaian yang bersih.

2.3.3 Makanan dan gizi

Sejak masih dalam kandungan manusia sudah memerlukan makanan yang cukup yang digunakan untuk pertumbuhan. Jadi dalam pembinaan kondisi fisik tubuh haruslah cukup makanan yang bergizi yang mengandung unsur-unsur: protein, lemak , karbohidrat, garam-garam mineral, vitamin dan air.

2.3.3.1Protein

Protein berfungsi sebagai bahan pembangunan tubuh untuk pertubuhan, untuk mengganti bagian tubuh yang rusak, pembuatan enzim, hormon, pikmen, dan penghasil kalori, protein mengandung unsur karbon (C) maka protein dapat pula berfungsi sebagai zat tenaga, zat pembakar apabila protein digunakan sebagai zat tenaga atau pembakar maka protein tidak dapat digunakan sebagi bahan pembentuk sel-sel tubuh. (Leane SuniarAsmira Sukarno,2002:7)

2.3.3.2Lemak

Lemak merupakan bahan makanan yang memberikan kalori. Lemak juga berfungsi sebagai pelarut vitamin A,D,E,K. Lemak berfungsi

(29)

molekul lemak terdiri dari unsur-unsur karbon ( C ), Hidrogen ( H ), dan Oksigen ( O ). Fungsi utama lemak adalah memeberi tenaga tubuh. Satu gram lemak kalau dibakar dalam tubuh akan menghasilkan 9 kalori.

2.3.3.3Karbohidrat

Karbohidrat adalah zat makanan yang memberikan tenaga paling banyak. Zat ini pula berfungsi sebagai oksidasi atau zat pembakar lemak.

2.3.3.4Vitamin

Vitamin sebagai penjaga agar tubuh tetap normal, pemenuhan vitamin dalam tubuh haruslah tetap, sebab apabila kekurangan vitamin tertentu akan menderita penyakit tertentu pula. Tetapi apabila kelebihan juga tidak berfungsi pula.

2.3.3.5Air

Tubuh sebagian besar terdiri dari air. Air didalam tubuh, selain berfungsi sebagai zat pembangun seperti telah disebutkan diatas, bahwa air merupakan bagian dari jaringan-jaringan tubuh, air berfungsi sebagia zat pengatur, air berperan antara lain sebagai zat pelarut hasil-hasil pencernaan makanan, sehingga zat-zat yang diperlukan tubuh dapat diserap melalui dinding usus, sebaliknya dengan adanya air dan sisa-sisa pencernaan dapat pula dikeluarkan dari tubuh. Baik melalui paru-paru, kulit, ginjal Maupun usus. Selain itu air berfungsi dalam pengaturan panas tubuh, dengan jalan mengalirkan panas yang dihasilkan keseluruhan bagian tubuh (Leane Suniar Asmira Sukarno, 2002:7)

2.3.4 Jenis pekerjaan

(30)

guru akan berbeda dengan kebutuhan seorang polisi atau TNI dan berpengaruh terhadap pengembangan komponen kondisi fisik.

Kondisi fisik bagi mahasisiwa dan Resimen Mahasiswa diperlukan untuk menunjang dan meningkatkan tugas-tugas sebagai mahasiswa dan sebagai anggota Resimen Mahasiswa. Melalui kegiatan dan tugas-tugas sebagai anggota Resimen mahasiswa, pengembangan terhadap seluruh komponen-komponen kondisi fisik dilaksanakan. Selain itu Survey terhadap tingkat kondisi fisik dapat pula bertujuan:

1) Sebagai pengetahuan, pembentukan dan pemeliharaan terhadap kondisi fisik. 2) Pembentukan dan pengembangan motor skill.

3) mamapu meningkatkan kuantitas dan kualitas dari tugas-tugas sebagai anggota Resimen mahasiswa.

4) Bisa memberikan masukan, pengembangan dan kemajuan terhadap organisasi. 5) Relaxasi. (Depdikbud, 1976 :25)

Pengembangan terhadap komponen-komponen kondisi fisik juga dipengaruhi oleh jenis kelamin. Ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam pengembangan komponen kondisi fisik. Pada umumnya, peningkatan kondisi fisik bagi kaum laki-laki lebih terarah pada daya tahan, Keseimbangan,Sikap dan tingkah laku.

Sikap dan tingkah laku adalah unsur dari kondisi mental. Jelas terbukti bahwa kondisi fisik tidak begitu saja dapat terlepas dari unsur-unsur lain, seperti mental, emosional dan spiritual. Kecepatan, Kekuatan, Agilitas

(31)

2.4 Hakekat Resimen Mahasiswa

Pembinaan dan Pemberdayaan Resimen Mahasiswa diatur dalam Keputusan bersama Menteri Pertahanan, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah.(DepHanKam RI, 2000 : 38)

Resimen Mahasiswa adalah wadah pembinaan bagi mahasiswa yang disusun, direncanakan dan diorganisasikan dalam rangka penyaluran potensi dan bakat minat dalam usaha bela negara. Keanggotaan Resimen Mahasiswa adalah setiap mahasiswa yang telah mengikuti dan lulus dalam seleksi pendidikan dasar Resimen Mahasiswa.

Sejarah Singkat terbentuk Resimen Mahasiswa yaitu dari tradisi nasional pada mulanya adalah tentara pelajar ditingkat pelajar dan korps mahasiswa ditingkat perguruan tinggi setelah itu pada tahun 1951 muncul walawa dan sampai sekarang berubah nama menjadi Resimen mahasiwa atau sering disebut Menwa sedangkan ditingkat internasional namanya ROTC (Reserve Office Traning Corps)

Tujuan dibentuknya Resimen Mahasiswa adalah sebagai wadah penyaluran potensi dalam rangka mewujudkan hak dan kewajiban warga negara untuk ikut dalam usaha bela negara, Mempersiapkan mahasiswa baik secar fisik maupun mental agar mereka mampu melaksanakan dan melakukan tugas pembelaan negara, menanamkan dasar-dasar kepemimpinaan serta kesadaran bela negara dengan tidak melupakan tujuan pendidikan pada umumnya serta mempersiapkan potensi mahasiswa sebagai bagian dari potensi rakyat dalam rangka SISHANKAMRATA di mana rakyat diikutsertakan secara aktif.

Kedudukan resimen mahasiswa sebagai wadah organisasi Rakyat Terlatih dalam rangka Sishankamrata, Pembinaan teknis dalam rangka pertahanan sipil dibawah Mendagri, pembinaan teknis dalam rangka kegiatan Satuan Menwa didalam kampus dibawah Mendiknas serta pembinaan teknis dalam rangka Wankamra dibawah Menhankam

(32)

memperkuat ketahanan nasional dalam usaha bela negara membantu terselenggaranya stabilitas kampus, Membantu terselenggaranya segala program hankamnas Perguruan Tinggi, mengkordinasikan mahasiswa terlatih dalam linmas, Menyusun kekuatan dalam satuan Resimen Mahasiswa untuk bela negara

Struktur organisasi Menwa adalah sebgai berikut. Unsur Pembina, Rektor, Pembantu Rektor dan Pendamping. Unsur pimpinan, Komandan satuan, Wadan satuan, Komandan Kelompok, Komandan regu. Unsur perencana, Kabid Pam, Diklat, Personil, Logbend, Hubmas, Trian. Unsur Pelayan, Danpokma, Kaset, dan Kaprovost. Unsur Pelaksana, Anggota.

Jenjang Pendidikan Menwa dibagi menjadi dua jenjang pendidikan yaitu Pendidikan berjenjang terdiri dari Diksar, Suskalak, Suskapin dan Pendidikan Khusus terdiri dari Sar, TRC Dikstaf, Gladi Posko, Scuba, Latsitarda.

Sudah banyak Penugasan yang pernah dilaksanakan oleh Menwa antara lain Berperan serta dalam penupasan PKI Muso- Brigadir 17, berperan serta dalam penupasan DI/TII Karto suwiryo, berperan serta dalam Komando TRIKORA, berperan serta dalam pembinaan teritorial kampus dari masuknya PKI 1965, bergabung dengan satgas Seroja Operasi Timor Timur, bergabung dengan Pasukan Perdamaian Dunia Pasukan Garuda untuk PBB di Kongo, satgas Kemanusian Bencana Nasional Tsunami Di Provinsi Nanggro Aceh Darusalam 2004 – 2005 serta menjadi salah satu Komponen cadangan nasional, Rakyat Terlatih (Ratih).

Di Resimen mahasiswa sebagai syarat untuk menjadi anggota harus menempuh jenjang pendidikan, minimal Pendidikan dasar (DIKSAR). Jenis latihan atau materi yang harus ditempuh pada Pendidikan Dasar Keprajuritan sebagai syarat menjadi anggota yaitu :

(33)

tentang cara menanamkan disiplin bagi prajurit TNI dalam kehidupan sehari-hari baik dalam dinas maupun luar dinas.

2) Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) dasar hukum (a ) pasal 30 ayat I Amandemen UUD 1945 Pasal 27 Ayat 3. ”Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara” ( b ) UU No 20/1982 pasal 18 hak dan kewajiban warga negara diselenggarakan melalui : PPBN dan sebagai bagian tidak terpisahkan dalam sistem pendidikan nasional ( c ) Pasal 19 UU No 20/1982 tentang PPBN diselenggarakan guna memasyarakatkan upaya bela negara serta menegakkan hak dan kewajiban warga negara dalam upaya bela negara. Tujuan adalah letak dasar pemikiran dan tumbuh kembang sikap tingkah laku sebagai pejuang dan ksatria Indonesia untuk mencintai tanah air Indonesia, Menumbuhkembangkan kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia serta selalu berpegang teguh persatuan dan kesatuan serta mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi maupun golongan serta menumbuhkembangkan ciri dan sifat rela berkorban segala yang dimiliki seperti waktu, pikiran, tenaga, benda kalau perlu jiwaraga untuk kepentingan negara

3) Ilmu Medan dan Kompas (IMPK) dan Ilmu medan/ Navigasi Darat

4) Peraturan Penghormatan Militer/ Menwa adalah suatu perwujudan dari penghargaan seseorang terhadap orang lain atas dasar tata susila yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia

(34)

diarahkan kepada terbentuknya perwatakan tertentu.

6) Tata Upacara Militer (TUM) adalah merupakan penjelmaan dari nilai-nilai kebesaran militer yang merupakan salah satu dari pancaran kebesaranperadaban bangsa Indonesia. Tujuan adalah sebagai ciri khas yang membedakan kelainan wujud dengan nilai-nilai bangsa dan pada hakekatnya adalah merupakan pencerminan dari kepribadian Bangsa Indonesia.

7) Bela Diri Militer (BDM )

8) Pengetahuan Komunikasi dan Elektro (PENGKOMLEK)

9) Gerakan Perorangan (GARPER) Merupakan landasan utama dalam melaksanakan suatu kegiatan untuk melaksanakan tugas dimedan, dalam segala bentuk medan, cuaca dengan cara yang baik dilakukan di siang maupun malam hari.

10)Kesehatan Lapangan jika suatu saat anggota latihan mengalami jatung dan paru-paru berhenti secara mendadak, sebagai prinsip dasar penolong. Pertama-tama harus memeriksa denyut nadi dan pernapasan penderita

11)Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) Tujuan pemberian materi pertolongan pertama pada kecelakaan adalah agar para siswa mengerti tentang pengetahuan pertama pada korban kecelakaan

(35)

para siswa, dimana saat bahaya atau ancaman sewaktu-waktu datang tidak terduga dan dengan ini para siswa dapat melatih daya kreatifitas dalam menghadapi musuh atau lawan serta pemeliharaan sikap karena dengan latihan kita akan selalu dapat memperbaiki gerakan yang salah.

13) Senam Senapan Pengertian Senam Senapan adalah salah satu jenis Senam Militer yang berisikan gerakan-gerakan tertentu dengan menggunakan senapan sebagai alat dan dilaksanakan baik secara perorangan maupun kelompok dengan irama hitungan tujuan untuk penguatan otot, pemeliharaan sikap, membiasakan diri dengan senapan, menambah dan memelihara disiplin dan kerja sama. Tujuan ditinjau dari ilmu faal memperlancar peredaran darah dan pernapasan, sehingga distribusi makanan, pembakaran zat makanan dan pembangunan sisa pembakaran menjadi lebih baik ditinjau dari kesegaran tubuh meningkatkan kondisi fisik, maupun mental sehingga timbul semangat kerja, ditinjau dari kemampuan jasmani meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot, kelenturan, keseimbanagan, koordinasi dan ketrampilan sehingga dapat meningkatkan kemampuan jasmani, efisiensi gerak.

14)Taktikoperasi kesatuan kecil (TKK) adalah suatu taktik penyerangan beregu dengan jumlah personil terbatas dan juga disesuaikan dengan medan yang dihadapi serta strategi yang digunakan oleh musuh agar penyerangan dapat berjalan dengan efektif dan aman. Serangan ini biasanya digunakan untuk menghadapi musuh dalam jumlah kecil pula.

(36)

16)Survival adalah upaya untuk mempertahankan hidup dari kematian yang tidak lepas dari menghadapi ancaman baik dari musuh maupun alam, sehingga usaha untuk kembali ke induk pasukan harus melintasi medan-medan

17)Pionir adalah suatau teknik pekerjaan yang sangat sederhana dan mudah dilaksanakan dan sangat berguna dalam tugas lapangan (berhubungan dengan membuka jalan)

18)Mountenering adalah suatu olahraga keras, penuh petualangan, membutuhkan ketrampilan kecerdasan kekuatan daya juang yang tinggi. Mountenering dalam arti luas berarti suatu perjalanan yang meliputi mulai dari ”hill walking” sampai ekspedisi pendakian kepuncak-puncak yang tinggi dan sulit (misal muont everest). Menurut bentuk kegiatan dan jenis medan yang dihadapi, mountenering dapat dibagi sebagai berikut (1) Hillwalking adalah perjalanan mendaki bukit-bukit yang relatif landai. Tidak membutuhkan peralatan-peralatan teknis pendakian. (2) Scrambling adalah pendakian pada tebing-tebing batu yang tidak begitu terjal. Tangan kadang-kadang digunakan hanya untuk keseimbangan. Untuk pemula, tali kadang-kadang harus dipasang untuk pengamanan, (3) kegiatan pendakian yang membutuhkan penguasaan.

”teknik mendaki” peralatan teknis diperlukan untuk pengaman. Climbing umumnya tidak memakan waktu lebih dari satu hari. (4) Mountenering adalah gabungan dari semua bentuk pendakian diatas bisa memakan waktu berhari-hari bahkan berbulan-bulan.

(37)

dapat melaksankan caraka malam, (d ) Mengerti dan dapat melaksanakan Prajurit tangkas ( e ) Mengerti dan dapat melaksanakan Survival.

20)Long march adalah Jalan jauh yang ditempuh minimal satu hari satu malam sebagai syarat untuk mengambil Brifet tertentu . (Buku petunjuk teknis pendidikan dasar keprajuritan Resimen mahasiswa mahadipa – mahakarta dan Suskalak Nasional, 2005 : 8-14)

2.6 Hubungan Kondisi Fisik dengan Aktifitas Anggota Resimen Mahasiswa

Untuk mempertahankan dan mengasah ketrampilan Resimen Mahasiswa melakukan agenda kegiatan yang sifatnya harian, mingguan, bulanan, Triwulanan dan tahunan. Kegiatan ini disusun, direncanakan sedemikian rupa, dari situ setiap agenda kegiatan Komposisi latihan tidak lepas dari aktivitas fisik yang tinggi dari situlah kondisi fisik anggota Menwa terkondisi dengan baik.

Jenis Kegiatan resmi dilakukan oleh Resimen Mahasiswa adalah pendidikan. Pendidikan ada dua yaitu Pendidikan berjenjang : Diksar, Suskalak, Suskapin. Pendidikan Khusus : Sar, TRC Dikstaf, Gladi Posko, Scuba, Latsitarda. Disamping itu juga ada latihan gabungan antar satuan yang dilakukan setiap 1 bulan sekali

Di Resimen Mahasiswa untuk menguji kondisi fisik juga diadakan lomba antar satuan Menwa. Jenis lombanya adalah Pekan Olah raga antar satuan Menwa yang terjadwal 2 (dua) tahunan. Lomba Lintas Medan, Lomba Cros Country,Oramil dll.

(38)

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK), Gerakan Perorangan (GARPER). Dari apa yang diurailan penulis diatas maka komponen dan faktor yang mempengaruhui Kondisi fisik didalam organisasi Menwa mempunyai hubungan yang sangat terkait.

(39)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam memilih metodologi yang digunakan, diperlukan ketelitian sehingga nantinya akan diperoleh hasil yang sesuai dengan yang diharapkan.

Agar diperoleh tujuan yang sesuai dengan yang diharapakan, maka penggunaan metodelogi penelitian yang diharapkan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah sesuai dengan aturan yang berlaku. Adapun metode penelitian ini meliputi hal-hal sebagai berikut :

3.1 Populasi penelitian

Populasi adalah keseluruhan Subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitianya merupakan peneliti populasi. (Suharsimi Arikunto,1998:115).

Populasi dalam penelitian ini adalah Anggota Resimen Mahasiwa Mahadipa Perguruan Tinggi Negeri Se-Kota Semarang tahun 2005/2006 yang berjumlah 113 (seratus tiga belas ) orang yaitu Menwa UNNES 45 orang, Menwa UNDIP semarang 35 orang dan Menwa IAIN Walisongo Semarang 33 orang.

Adapun alasan peneliti mengambil populasi tersebut adalah mereka adalah dalam satu wadah organisasi Resimen Mahasiswa semua aktivitas yang dilakukan adalah sama

(40)

3.2 Sampel penelitian

Sampel yang digunakan adalah sebagian individu yang diselidiki. (Sutrisno Hadi, 1989: 70) sample yang digunakan adalah sebagian anggota Resimen Mahasiswa Mahadipa Perguruan Tinggi Negeri se-kota Semarang tahun 2005/2006 yang terpilih sesuai dengan Satuan. Yaitu Menwa UNNES Semarang, Menwa UNDIP Semarang dan Menwa IAIN Wali Songo Semarang .

Pengambil sampel dengan cara random, menggunakan teknik proposional random sampling yaitu sesuai dengan jumlah anggota pada masing-masing satuan Menwa (Suharsimi Arikunto, 1997: 116). Dalam penelitian ini jumlah sampel dari Menwa UNNES 20 orang, Menwa UNDIP Semarang 15 orang dan Menwa IAIN Semarang 15 orang yang dipilih secara random. Jumlah sampel Menwa UNNES lebih Banyak dikarenakan Jumlah Menwa UNNES Semarang lebih Banyak dibandingkan dengan jumlah Menwa UNDIP Semarang maupun Menwa IAIN Wali Songo Semarang

3.2Variable Penelitian

(41)

3.3Teknik pengambilan data

Metode pengumpulan data juga merupakan faktor yang penting dalam sebuah penelitian, karena berhubungan langsung dengan data yang diperoleh. Untuk memperoleh data yang sesuai maka dalam penelitian ini menggunakan metode survey dengan teknik test Samapta Jasmani Militer.

Metode ini dimaksud untuk mengumpulkan data-data mengenai tingkat kondisi fisik anggota Resimen Mahasiwa mahadipa Perguruan Tinggi Negeri Se-kota Semarang dalam hal ini Menwa UNNES Semarang, Menwa UNDIP Semarang, Menwa IAIN Wali Songo Semarang

3.4Prosedur pelaksanaan tes

Keenam butir tes harus dilaksanakan secara berurutan dan pada hari yang sama. Waktu istirahat antara tes lari 12 menit dengan tes pull-ups 10-15 menit, sedang waktu istirahat antara butir tes yang satu dengan butir tes yang lain pada tes Samapta B : 5-10 menit, sehingga waktu yang digunakan untuk keenam butir tes seluruhnya maksimal = 12 menit + (1+10) X 4 + 1 menit = 72 menit. Pelaksanaan Tes sebagai berikut :

3.4.1 Lari 12 Menit

Peserta melakukan start berdiri di belakang garis start

(42)

2) Pada akhir menit ke 12 dengan aba-aba atau tanda peluit peserta harus segera berhenti ( boleh lari-lari ditempat), petugas lalu menentukan jarak larinya. (sebaiknya lintasan sudah diberi tanda-tanda yang menunjukan jarak tertentu). 3.4.2 Pull-Ups

1) Peserta menggantung dengan bebas pada sebuah palang dengan telapak tanang menghadap ke depan serta ibu jari terpisah dari keempat jari lainya.

2) Setelah aba-aba ”Ya”(stopwatch) dihidupkan, peserta mengangkat badannya dengan kekuatan lengannya (tanpa ayunan kaki) sampai dagu diatas palang. 3) Setelah dagu diatas palang, lengan diluruskan sampai posisi menggantung

bebas lagi, lalu mengulangi gerakan sampai 1 menit penuh, atau sampai sekuatnya bila dagu sudah tidak dapat melewati palang, peserta dinyatakan sudah tidak kuat, tes dihentikan.

4) Gerakan dinyatakan gagal (tidak dihitung) apabila : mengangkat badan dengan bantuan ayunan kaki, waktu turun menggantung lengan lurus, dagu tidak melewati palang, dan peserta beristrahat sebentar.

3.4.3 Squat- Jump

1) Sikap awal : berdiri tegak, sebuah kaki didepan yang lain, kedua tangan di atas kepala.

2) Setelah aba-aba ”Ya”( stop watch dihidupkan ) kedua kaki ditekuk sampai pantat menyentuh tumit, badan tetap tegak dan tangan tetap diatas kepala. 3) Lalu meloncat ke atas samapai kedua kaki tergantung lurus dan menukar

(43)

4) Turun lagi dengan menekuk kedua kaki sampai pantat menyentuh tumit, gerakan diulang selama satu menit, atau sampai sudah tidak kuat.

5) Gerakan dinyatakan gagal ( tidak dihitung) bila : locatan tidak penuh, (kaki tidak tergantung lurus di udara) tangan terlepas dari atas kepala, posisi kaki tidak ditukar, pantat tidak menyentuh tumit, lutut kena lantai, beristirahat.

3.4.4 Push-Ups

1) Sikap awal awal : tiarap, kedua tangan ditekuk disebelah badan, hanya dada yang menyentuh lantai ( perut dan lutut tidak menyentuh lantai), kedua kaki terjulur lurus kebelakang, bertumpu dengan jari-jari yang keduanya selebar badan

2) Setelah aba-aba ”Ya” ( stopwach dihidupkan ) mendorong badan keatas denagan meluruskan kedua lengan, badan tetap lurus (segaris dengan kaki ) 3) Tekuk kedua lengan sampai keposisi awal ( hanya dada menyentuh lantai) lalu 4) Dorong kembali badan keatas dengan meluruskan kedua lengan dan

5) Ulang gerakan-gerakan diatas sampai satu menit, atau sampai tidak kuat. 6) Gerakan dinyatakan gagal bila : lengan belum lurus sudah ditekuk lagi,

gerakan keatas bukan sekali dorongan, waktu lengan ditekuk perut atau lutu menyentuh lantai, waktu lengan diluruskan pantat terlalu tinggi (membukit, badan tidak lurus), ditengah gerakan beristirahat sebentar.

(44)

3.4.5 Sit-Ups

1) Sikap awal : berbaring terlentang, kedua kaki lurus sekitar 40 cm, telapak tangan berpegangan dibelakang kepala, siku menyentuh lantai.

2) Setelah aba-aba ”Ya” ( stopwach dihidupkan ) segera duduk, terus membungkuk menyentuh siku kiri ke lutut/paha kanan.

3) Kembali duduk lalu berbaring seperti sikap awal ( tangan dan siku menyentuh lantai).

4) Kembali bangun, duduk, lalu membungkuk dan menyentuhkan siku kanan ke lutut/ paha kiri, dan

5) Kembali duduk, terus berbaring ke sikap awal dan seterusnya gerakan di ulang-ulang sampai satu menit atau sampai tidak kuat lagi.

6) Gerakan dinyatakan gagal (tidak dihiutng) bila : sudah tidak kuat bangun/ duduk lagi, siku-siku tidak menyentuh lantai, siku menyentuh lutut/ paha. 3.4.6 Doging-Run ( Lari angka delapan)

1) Sikap awal : berdiri disebelah kanan tonggak dan dibelakang garis, siap lari kedepan setelah aba-aba ”Ya” (stopwach dihidupkan) segera lari serong kedepan, memutari tonggak, dan seterusnya samapi menempuh jarak 6 x10 m lalu berhenti dibelakang garis (stopwatch dimatikan, waku dicatat). Gerakan lari cepat 6 x 10 m merupakan lari membuat angka delapan sampai tiga kali 2) Tes ini dinyatakan gagal, bila : start mendahului aba-aba, gerakan lari tidak

(45)

Kegunaan butir-butir tes diatas adalah :

1) Tes lari 12 menit : Untuk mengukur daya tahan / ketahanan kardiorespiratori maupun ketahanan muskuler.

2) Pull-ups : Untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan. 3) Squat-jumps : Untuk mengukur kekuatan dan ketahanan oto kaki, serta

keseimbangan dan koordinasi.

4) Push-ups : Untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan. 5) Sit- ups : Untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut. 6) Doging-Run : Untuk mengukur kelincahan, koordinasi, kecepatan,

ketepatan dan cara mengubah arah.

Sumber : (Pusat Pendidikan Jasmani TNI , 1974: buku B nomor code B-III) 3.5Instrument Tes

Instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah tes kesemaptaan untuk anggota Resimen Mahasiswa yang diadopsi dari tes Kesamaptaan Jasmani TNI. Tes kesamaptaan Jasmani TNI merupakan suatu battery (rangkaian) tes terdiri dari.

3.5.1Batterery tes ke satu atau tes Samapta A yaitu tes Lari 12 menit. 3.5.2Battery tes ke dua atau tes Samapta B yang terdiri dari :

(46)

Tabel 3.1

Kriteria Penilain Kesamaptaan Jasmani Militer Putra

(47)
(48)
(49)

76 25 2082 3 - - - 23,4

77 24 2063 - 13 12 9 23,5

78 23 2044 - - - - 23,6

79 22 2025 - - - - 23,7

80 21 2006 - 12 11 - 23,8

81 20 1987 - - - - 23,9

82 19 1968 - - - - 24,0

83 18 1949 - 11 10 - 23,1

84 17 1930 - - - 8 24,2

85 16 1911 - - - - 24,3

86 15 1892 2 10 9 7 24,4

87 14 1873 - - - - 24,5

88 13 1854 - - - - 24,6

89 12 1835 - 9 8 6 24,7

90 11 1816 - - - - 24,8

91 10 1797 - - - - 24,9

92 9 1778 - 8 7 - 25,0

93 8 1759 - 7 - 5 25,1

94 7 1740 1 - 6 - 25,2

95 6 1721 - 5 - - 25,3

96 5 1702 - - 5 4 25,4

97 4 1683 - 4 - - 25,5

98 3 1664 - - - - 25,6

99 2 1645 - 3 4 3 25,7

(50)

Tabel 3.2

Kriteria Penilaian Kesamaptaan Jasmani militer Putri

(51)
(52)
(53)

85 16 1597 29 - - - 25,6

3.6.3 Penilaian kesamaptaan 1) Samapta A

3) Rata-rata nilai samapta A+B.

(54)

Tabel 3.3

Norma Penilaian Kesamaptaan Jasmani Militer

Kriteria No

Huruf Angka

1 Baik sekali (BS) 81-100

2 Baik (B) 61-80

3 Cukup (C) 41-60

4 Kurang (K) 21-40

5 Kurang Sekali (KS) 1-20

(Naskah Sementar Buku Petunjuk Adsministrasi tentang tes Kesamaptaan

Jasmani,2004:37-43)

3.6Faktor-faktor yang mempengaruhui penelitian

Dalam penelitian ini diuasahakan untuk menghindari adanya kemungkinan

kesalahan selama melakukan penelitian sehubungan dengan pengambilan data,

maka dibawah ini dikemukakan adanya variabel yang dikendalikan meliputi

beberapa faktor tersebut adalah:

3.6.1 Faktor Kesungguhan Hati

Kesungguhan hati anggota dalam melakukan kegiatan penelitian tidaklah

sama, sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian. Untuk menghindari

diupayakan agar anggota bersungguh-sungguh dalam melakukan tes dengan oleh

(55)

3.6.2 Faktor Cuaca

Karena pelaksanaan tes dilakukan dihalaman terbuka, maka faktor cuaca

sangat diperhitungkan, khususnya hujan yang dapat mengganggu jalanya

penelitian. Bila hal ini terjadi, maka proses penelitian hari itu diganti dengan hari

lain.

3.6.3 Faktor Tenaga penilai

Karena tes ini membutuhkan kecermatan dan ketelitian yang tinggi, maka

faktor tenaga penilai untuk diperhatikan. Dalam penelitian ini tenaga pembantu

dalam proses pelaksanaa tes kondisi fisik sebelumnya telah dibekali tentang

cara-cara, proses penelitian dan segala peraturan dalam pelaksanaan tes kondisi fisik,

sehingga dalam pelaksanaan pengambilan tes berjalan dengan benar dan

kesalahan dapat diminimalkan.

.

3.7Metode analisa data

Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

persentase. Adapun rumus yang digunakan :

DP = 100%

N n

Keterangan :

DP = Deskriptif Persentase

n = Jumlah nilai faktor faktual

N = Jumlah seluruh nilai jawaban ideal

(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil Penelitian

Berdasarkan analisa diperoleh hasil sebagai berikut :

4.1.1Hasil penilain secara keseluruhan

Grafik 4.1

Grafik Hasil Secara keseluruhan

12%

Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali

Norma

Sumber : data primer yang diolah

Dari hasil data penelitian yang diolah didapat sample yang dalam kategori

baik sekali 6 orang (12 %), Kategori Baik 40 orang (80 %) dan sisanya dalam

(57)

4.1.2 Hasil Samapta A lari 12 menit

Grafik 4.2

Hasil Samapta A tes lari 12 menit

Presentase

Baik sekali Baik Cukup Kurang

Norma

Sumber : data primer yang diolah

Hasil penilaian tes samapta “A” lari 12 menit sebagian besar dalam

kategori baik yaitu 32(64 %) sampel dari seluruh sampel, sedangkan 10 (20 % )

sampel dalam kategori baik sekali, sisanya adalah dalam kategori cukup yaitu 8

(16 % ) sampel.

4.1.3 Hasil tes Pull-Up

Grafik 4.3

Hasil penilaian Samapta “B” Pull-Up :

0%

Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali

Norma

(58)

Hasil penilaian Pull-Up dalam kategori baik sekali 13 (26%) sampel dari

jumlah sampel, 28 (56%) sampel dalam kategori baik, sedangkan 9 (18%) sampel

dalam kategori cukup.

4.1.4 Hasil tes Sit-Up

Grafik 4.4

Hasil penilaian Sit-Up :

0%

Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali

Norma

Sumber : data primer yang diolah

Hasil penilain Sit-Up sebagian besar dalam keadaan baik yaitu 33 (66%)

sampel, sedangkan sisanya 11 (22%) dalam keadaan baik sekali dan 6 (12%)

(59)

4.1.5 Hasil tes Push-UP

Grafik 4.5

Hasil penilain Push-Up :

0%

Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang

sekali

Sumber : Data primer yang diolah

Hasil penilaian Push–Up sebagian besar dalam keadaan baik yaitu 33

(66%) sampel, sedangkan 12 (24%) sampel dalam keadaan baik sekali, sisanya

dalam keadaan cukup yaitu 5 (10%) sampel.

4.1.6 Hasil tes Squat-Jump

Grafik 4.6

Hasil penilaian samapta “B” Squat-Jump

0%

Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali

(60)

Hasil penilaian Samapta “B” Squat-Jump sebagian besar dalam keadaan

baik yaitu 39 (78%) sampel dan sisanya dalam keadaan baik sekali yaitu 11 (22%)

sampel.

4.1.7 Hasil tes Doging-Run (Lari Angka Delapan)

Grafik 4.7

Hasil penilaian tes Samapta “B” lari angka delapan

Persentase

Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali

Norma

Sumber : data primer yang diolah

Hasil penilaian tes samapta “B” Lari Angka delapan Sebagian besar

dalam keadaan cukup yaitu 31 (62%) sampel, sedang sisanya dalam kategori baik

(61)

4.2Pembahasan

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa keadaan kondisi fisik anggota

Resimen Mahasiswa Mahadipa Perguruan Tinggi Negeri Se-kota Semarang

rata-rata dalam keadaan baik. Data tersebut diatas diperoleh dari hasil tes yang

dilakukan pada Anggota Resimen Mahasiswa Mahadipa Perguruan Tinggi Negeri

se-kota Semarang yang terdiri dari 2 (dua) jenis tes Samapta yaitu Samapta “A”

yaitu lari 12 menit dan samapta “B” terdiri dari (1) Pull-Up, (2) Push-Up, (3)

Sit-Up, (4) Squat-Jump dan (5) Doging-Run (lari angka delapan), yaitu sebagai

berikut ;

4.2.1 Tes samapta A Lari 12menit menunjukan nilai rata –rata baik

4.2.2 Tes samapta B yang terdiri dari :

1) Puul-Up menunjukan nilai rata-rata baik

2) Push-Up menunjukan nilai rata-rata baik

3) Sit-Up menunjukan nilai rata-rata baik

4) Squat-Jump menunjukan nilai rata-rat baik

5) Doging-Run (Lari angka Delapan) menunjukan nilai rata-rata cukup

Tes samapta A dan B dirata-rata menunjukan kategori yang baik baik.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, rata-rata memiliki kondisi

fisik yang baik. Baiknya kondisi fisik anggota Resimen Mahasiswa Mahadipa

(62)

bersifat harian dan bersifat insidental selain itu faktor yang sangat mendukung

ialah kedisiplinan serta kepatuhan dalam menjalankan program latihan. Menurut

Harsono program latihan fisik harus direncanakan secara sistematis ( 1998 :76).

Kondisi fisik sangat dibutuhkan untuk mendukung tugas-tugas dan

kegiatan Resimen Mahasiswa. Dengan kondisi fisik yang baik maka, 1) ada

peningkatan dalam kemampuan system sirkulasi dan kerja jantung, 2) ada

peningkatan dalam komponen kondisi fisik, 3) ada gerak yang lebih baik pada

waktu latihan, 4) ada waktu pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh

setelah latihan, 5) ada respon yang cepat dari organisme tubuh

(Harsono,1988:153).

Melihat hasil tes kondisi fisik yang sebagian besar baik, faktor yang

dominan adalah faktor kedisiplinan dalam menjalankan program latihan.

Melihat hasil penelitian tersebut hendaknya perlu diperhatikan yaitu pada

tes samapta “B” yaitu pada tes Doging-Run (lari angka delapan) yaitu hasil yang

dicapai belum baik. Ini menunjukan latihan fisik yang dilakukan oleh Resimen

Mahasiswa lebih menitik beratkan pada daya tahan/ketahanan kardiorespiratori

maupun ketahanan muskuler, kekuatan dan ketahanan, sehingga faktor kondisi

fisik yang berkaitan dengan kelincahan, koordinasi, kecepatan, ketepatan dan cara

mengubah arah kurang begitu diperhatikan pada hal ini sangat dibutuhkan pada

latihan atau materi tertentu yang membutuhkan faktor-faktor kondisi fisik

(63)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan

dalam penelitian ini, yaitut tingkat kondisi fisik anggota Resimen Mahasiwa

Perguruan tinggi Negeri se-kota Semarang, 80 % dalam kategori baik,

berdasarkan hasil ini faktor yang mempengaruhui adalah faktor kegiatan yang

dilakukan tergolong cukup berat dan padat sehingga dituntut kedisiplinan dalam

menjalan program latihan.

5.2Saran

Saran –saran yang dapat disimpulkan berdasarkan pada hasil penelitian

dan pembahasan adalah :

5.2.1 perlu adanya peningkatan latihan yang mengarah pada kelincahan,

koordinasi, keceptan, ketepatan dan cara mengubah arah.

5.2.2 diperlukan latihan kombinasi yang komposisi latihan fisik yang seimbang

sehingga tidak terjadi ketimpangan.

5.2.3 Pola pembinaan fisik yang mengarah pada pembentukan otot yang

berlebihan akan menyebabkan otot-otot tubuh terasa kaku . Untuk itu pola

pembinaan fisik harus seimbang, sehingga tujuan pembinaan fisik yang

dituntut pada pembentukan otot yang kuat tetap tercapai, tetapi otot tetap

lentur, oleh karena itu terbentuk gerak otot tubuh yang kuat tapi lincah,

(64)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, 1997.Prosedur penelitian. Jakarta.Rineka Cipta

DepHanKam RI Direktorat Jendral Personil Tenaga Manusia dan Veteran, 1996. buku petunjuk teknis pendidikan dasar keprajuritan resimen mahasiswa mahadipa. Jakarta.

Depo Pendidikan Bela Negara Rindam IV Diponegora, 2005. buku petunjuk teknis pendidikan dasar keprajuritan resimen mahasiswa mahadipa – mahakarta dan susukalak nasional. Magelang.

Dwijowinoto,kasiyo.1993.dasar-dasar Ilmiah Kepelatihan.Semarang:

IKIP Semarang Press

Hadi Sutrisno.1989. Metodologi Research IV. Yogyakarta. Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi

Harsono,1986. Ilmu Coaching. Jakarta. Pusat Ilmu Olahraga KONI Pusat.

HP. Suharsono, 1983. Ilmu Umum Coaching. Yogyakarta. FKIP IKIP Yogyakarta.

PASI 1993.Pengenalan Kepada Teori Pelatihan. Jakarta:PASI

Kosasih Engkos, 1993. Olahraga teknik dan program latihan. Jakarta. Akademika Pressindo.

Said Hasnan, 1987. Aerobika kegiatan sehari-hari demi hidup sehat, Jakarta, balai pustaka.

Kamiso,1991. Seminar kesegaran jasmani, Jakarta. Depdikbud

Markas Besar Angkatan Darat Pusat Kesenjataan Infanteri,2004. Naskah sementara Buku Petunjuk Adsministrasi tentang tes Kesamaptaan Jasmani. Jakarta

PKJR, 1995. Petunjuk teknis pola pembinaan kesegaran jasmani. Jakarta. Depdikbud.

Pusat Pendidikan Jasmani TNI,1974. buku B nomor code B-III

Sajoto, M. Peningkatan dan pembinaan kondisi fisik dalam olahraga, Semarang, dahara press.

(65)
(66)

Lampiran. 1

Daftar Nama Sampel

Nomor Sinyalemen

Urut Dada Nama NBP PERTI

1 B-001 Aristiyanto O5850928426 UNNES

2 B-002 M. Makhrus 05850928225 UNNES

3 B-003 Eko Andi. P 04850927914 UNNES

4 B-004 Mushofa 04850927850 UNNES

5 B-005 Rudi Salam 04840927868 UNNES

6 B-006 Adi Setiyawan 04840927723 UNNES

7 B-007 Wisnu Henry. W 05850928348 UNNES

8 B-008 Khourul Hadi 02820925425 UNNES

9 B-009 M.Zuhdi O5840928325 UNNES

10 B-010 Slamet Untung 05850928674 UNNES

11 B-011 Moh. Anggi 05850928108 UNNES

12 B-012 Heni Purwono 05850928167 UNNES

13 B-013 Agus Tri. L 05850928275 UNNES

14 B-014 Alief Sepmuchtar 05850928537 UNNES

15 B-015 Saifur Rohman 03830926665 UNNES

(67)

17 B-017 Yeni Kusnan. S 03830926660 UNNES

18 B-018 Muslikha 05840928535 UNNES

19 B-019 Aini Maftukha 05840928165 UNNES

20 B-020 Ragil Nastiti 05850928226 UNNES

21 B-021 Arif Burhanudin 05870928059 UNDIP

22 B-022 Mulyono 05840928086 UNDIP

23 B-023 Thomas B.P. 05860928156 UNDIP

24 B-024 Dwiyanto P. 05850928127 UNDIP

25 B-025 Maulana Insan T 05860928104 UNDIP

26 B-026 Petrus Yulianto 05850928212 UNDIP

27 B-027 Rejo Winangun 05860928101 UNDIP

28 B-028 Edi Rijanto 05860928890 UNDIP

29 B-029 Feriyanto Kosit 05860928897 UNDIP

30 B-030 Eko Wahyono 03810926643 UNDIP

31 B-031 Nanik Apriliyanti 04840927794 UNDIP

32 B-032 Amelia. H.K. 05850928226 UNDIP

33 B-033 Sucipta Rasa 05860928239 UNDIP

34 B-034 Daniroh 05840928054 UNDIP

35 B-035 Winarti 05860928036 UNDIP

36 B-036 Syarif. H 04840926067 IAIN

37 B-037 Abdul Majid 04840927789 IAIN

(68)

39 B-039 Ahmad Hidayat 05850928778 IAIN

40 B-040 Susanto 05850928875 IAIN

41 B-041 Ali Mahsun 04830927768 IAIN

42 B-042 Ali Rosyidin 05850928325 IAIN

43 B-043 Sonhaji 05860928925 IAIN

44 B-044 Ahmad Basuni 04850927589 IAIN

45 B-045 Nur Kholik 04860927901 IAIN

46 B-046 Chusnur Riwayati 05860928870 IAIN

47 B-047 Mukarromah 04860927702 IAIN

48 B-048 Koryati 05860928812 IAIN

49 B-049 Puji Aningsih 05860928773 IAIN

(69)

Lampiran 2

Daftar Nama Petugas Pencatat Data

No Nama Perti

1 Biyanto UNNES

2 M. Tatang K.H UNNES

3 Hendro Sunoto UNNES

4 Sudarso UNNES

5 Joko Purnomo UNNES

6 Wiyanto UNNES

7 Saifur Rohman UNNES

8 Yayuk Reknoningsih UNNES

9 Edi Susanto UNDIP

10 Bagus Triyanto UNDIP

11 Arga Koes. P UNDIP

12 Muhammad Sobirin IAIN

13 EdiMufidin IAIN

14 Abdul Jalil IAIN

(70)

Lampiran. 3

Tabel 3.

Hasil Tes Kesamaptaan Jasmani ”B”

PULL-UP

Nomor Sinyalemen Nilai

Urut Dada Nama NBP Perti

Kema

mpua A H

1 B-001 Aristiyanto O5850928426 UNNES 15 86 BS

2 B-002 M. Makhrus 05850928225 UNNES 12 74 B

3 B-003 Eko Andi. P 04850927914 UNNES 13 76 B

4 B-004 Mushofa 04850927850 UNNES 11 68 B

5 B-005 Rudi Salam 04840927868 UNNES 10 65 B

6 B-006 Adi Setiyawan 04840927723 UNNES 9 58 C

7 B-007 Wisnu Henry. W 05850928348 UNNES 12 73 B

8 B-008 Khourul Hadi 02820925425 UNNES 17 93 BS

9 B-009 M.Zuhdi O5840928325 UNNES 13 76 B

10 B-010 Slamet Untung 05850928674 UNNES 14 82 BS

11 B-011 Moh. Anggi 05850928108 UNNES 8 55 C

12 B-012 Heni Purwono 05850928167 UNNES 12 75 B

13 B-013 Agus Tri. L 05850928275 UNNES 14 84 BS

14 B-014 Alief Sepmuchtar 05850928537 UNNES 15 86 BS

(71)

16 B-016 Suwarti 03830927882 UNNES 51 71 B

17 B-017 Yeni Kusnan. S 03830926660 UNNES 55 81 BS

18 B-018 Muslikha 05840928535 UNNES 54 75 B

19 B-019 Aini Maftukha 05840928165 UNNES 46 59 C

20 B-020 Ragil Nastiti 05850928226 UNNES 56 84 BS

21 B-021 Arif Burhanudin 05870928059 UNDIP 12 73 B

22 B-022 Mulyono 05840928086 UNDIP 13 76 B

23 B-023 Thomas B.P. 05860928156 UNDIP 10 65 B

24 B-024 Dwiyanto P. 05850928127 UNDIP 9 58 C

25 B-025 Maulana Insan T 05860928104 UNDIP 10 65 B

26 B-026 Petrus Yulianto 05850928212 UNDIP 15 86 BS

27 B-027 Rejo Winangun 05860928101 UNDIP 12 73 B

28 B-028 Edi Rijanto 05860928890 UNDIP 11 69 B

29 B-029 Feriyanto Kosit 05860928897 UNDIP 8 53 C

30 B-030 Eko Wahyono 03810926643 UNDIP 9 58 C

31 B-031 Nanik Apriliyanti 04840927794 UNDIP 55 81 BS

32 B-032 Amelia. H.K. 05850928226 UNDIP 53 77 B

33 B-033 Sucipta Rasa 05860928239 UNDIP 52 75 B

34 B-034 Daniroh 05840928054 UNDIP 44 55 C

35 B-035 Winarti 05860928036 UNDIP 43 52 C

36 B-036 Syarif. H 04840926067 IAIN 14 81 BS

(72)

38 B-038 M Zaenal Mubarok 05850928897 IAIN 13 80 BS

39 B-039 Ahmad Hidayat 05850928778 IAIN 11 70 B

40 B-040 Susanto 05850928875 IAIN 13 80 B

41 B-041 Ali Mahsun 04830927768 IAIN 12 75 B

42 B-042 Ali Rosyidin 05850928325 IAIN 9 60 C

43 B-043 Sonhaji 05860928925 IAIN 11 70 B

44 B-044 Ahmad Basuni 04850927589 IAIN 11 70 B

45 B-045 Nur Kholik 04860927901 IAIN 10 65 B

46 B-046 Chusnur Riwayati 05860928870 IAIN 55 81 BS

47 B-047 Mukarromah 04860927702 IAIN 51 71 B

48 B-048 Koryati 05860928812 IAIN 48 65 B

49 B-049 Puji Aningsih 05860928773 IAIN 52 75 B

(73)

Lampiran. 4

Tabel 4.

Hasil Tes Kesamaptaan Jasmani Militer ”B” SIT-UP

Nomor Sinyalemen nilai

Urut Dada Nama NBP Perti

Kema

mpuan A H

1 B-001 Aristiyanto O5850928426 UNNES 37 86 BS

2 B-002 M. Makhrus 05850928225 UNNES 30 76 B

3 B-003 Eko Andi. P 04850927914 UNNES 31 78 B

4 B-004 Mushofa 04850927850 UNNES 27 70 B

5 B-005 Rudi Salam 04840927868 UNNES 27 70 B

6 B-006 Adi Setiyawan 04840927723 UNNES 21 53 C

7 B-007 Wisnu Henry. W 05850928348 UNNES 31 78 B

8 B-008 Khourul Hadi 02820925425 UNNES 35 86 BS

9 B-009 M.Zuhdi O5840928325 UNNES 27 70 B

10 B-010 Slamet Untung 05850928674 UNNES 33 83 BS

11 B-011 Moh. Anggi 05850928108 UNNES 22 58 C

12 B-012 Heni Purwono 05850928167 UNNES 28 73 B

13 B-013 Agus Tri. L 05850928275 UNNES 32 81 BS

14 B-014 Alief Sepmuchtar 05850928537 UNNES 32 81 BS

(74)

16 B-016 Suwarti 03830927882 UNNES 33 70 B

17 B-017 Yeni Kusnan. S 03830926660 UNNES 37 83 BS

18 B-018 Muslikha 05840928535 UNNES 31 63 B

19 B-019 Aini Maftukha 05840928165 UNNES 27 50 C

20 B-020 Ragil Nastiti 05850928226 UNNES 36 80 B

21 B-021 Arif Burhanudin 05870928059 UNDIP 33 70 B

22 B-022 Mulyono 05840928086 UNDIP 33 70 B

23 B-023 Thomas B.P. 05860928156 UNDIP 34 74 B

24 B-024 Dwiyanto P. 05850928127 UNDIP 31 64 B

25 B-25 Maulana Insan T 05860928104 UNDIP 32 69 B

26 B-26 Petrus Yulianto 05850928212 UNDIP 35 86 BS

27 B-027 Rejo Winangun 05860928101 UNDIP 30 62 B

28 B-028 Edi Rijanto 05860928890 UNDIP 32 69 B

29 B-029 Feriyanto Kosit 05860928897 UNDIP 28 55 C

30 B-030 Eko Wahyono 03810926643 UNDIP 33 70 B

31 B-031 Nanik Apriliyanti 04840927794 UNDIP 36 81 BS

32 B-032 Amelia. H.K. 05850928226 UNDIP 34 75 B

33 B-033 Sucipta Rasa 05860928239 UNDIP 34 75 B

34 B-034 Daniroh 05840928054 UNDIP 32 69 B

35 B-035 Winarti 05860928036 UNDIP 30 61 B

36 B-036 Syarif. H 04840926067 IAIN 30 76 B

(75)

38 B-038 M Zaenal Mubarok 05850928897 IAIN 33 82 BS

39 B-039 Ahmad Hidayat 05850928778 IAIN 27 71 B

40 B-040 Susanto 05850928875 IAIN 33 82 BS

41 B-041 Ali Mahsun 04830927768 IAIN 28 73 B

42 B-042 Ali Rosyidin 05850928325 IAIN 22 58 C

43 B-043 Sonhaji 05860928925 IAIN 29 75 B

44 B-044 Ahmad Basuni 04850927589 IAIN 29 75 B

45 B-045 Nur Kholik 04860927901 IAIN 30 77 B

46 B-046 Chusnur Riwayati 05860928870 IAIN 55 82 BS

47 B-047 Mukarromah 04860927702 IAIN 51 72 B

48 B-048 Koryati 05860928812 IAIN 56 69 B

49 B-049 Puji Aningsih 05860928773 IAIN 51 72 B

Gambar

Tabel 3.3
Grafik 4.1 Grafik Hasil Secara  keseluruhan
Grafik 4.2 Hasil Samapta A  tes lari 12 menit
Grafik 4.6
+6

Referensi

Dokumen terkait

Bahan ini dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan isophtalic acid yang pada konversi lebih lanjut akan diubah menjadi polyester resin dan alkyl resin juga..

Untuk mengatasi permasalahan ketidaksantunan bahasa tersebut perlu adanya komitmen bersama oleh semua pihak di lingkungan sekolah dan pihak-pihak terkait dalam rangka

Bagi peneliti lain yang tertaik untuk mengadakan penelitian dengan tema. yang sama penulis menyarankan untuk meningkatkan kecerdasan emosi

Kata depan yang merupakan keterangan alat pada kalimat di atas adalah...... di provinsi irian jaya

- Independe nt reading/libr ary and online research - Lecturing - Discussion - Questions and answers - Questions and answers - Assignmen t journal  Encycloped ia  Online

Sebanyak sebelas isolat khamir yang tumbuh pada suhu ruang (27-28°C) hasil dari pengujian suhu, dilakukan pengamatan secara makroskopik dan mikroskopik pada medium YMA dengan umur

Ingarden mengemukakan pendapat bahwa karya sastra mempunyai struktur yang obyektif, yang tidak terikat pada tanggapan pembaca, dan yang nilai estetiknya pun

Kinerja keuangan dapat meningkat jika cost of capital (biaya modal) perusahaan rendah, karena tingkat hutang yang terjadi dalam perusahaan semakin rendah ini yang