Prabowo: Ke Mana Cadangan Devisa 240
Miliar Dollar?
Jumat, 29 August 2008
MALANG, KOMPAS —Pendiri Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto mempertanyakan sisa cadangan devisa sebesar 240 miliar dollar AS yang seharusnya tercatat sekitar 300 miliar dollar AS.
"Cadangan devisa kita yang baru diumumkan pemerintah saat ini yang tercatat hanya 60 miliar dollar AS, padahal seharusnya lebih dari 300 miliar dollar AS. Ke mana sisa (240 juta dollar AS) cadangan devisa itu," katanya ketika berbicara dalam seminar "Menggugat Praktik Demokrasi Pasca-Reformasi" di UMM Dome Universitas Muhammadiyah, Malang, Jumat (29/8).
Menurut mantan Pangkostrad dan Danjen Kopassus itu, sejak tahun 1997 hingga 2008 selisih keuntungan perdagangan melalui ekspor-impor rata-rata mencapai 27 miliar dollar AS ditambah hasil pajak seharusnya cadangan devisa sudah mencapai 300 miliar dollar AS.
Ia mengakui, sebagai bangsa, Indonesia adalah negara yang untung, tetapi keuntungan itu justru menciptakan kejanggalan di lingkup sistem perekonomian karena rakyat Indonesia tidak ikut menikmati keuntungan itu, bahkan jatuh miskin. Selain rakyatnya selalu menghadapi kesulitan ekonomi dan jumlah orang miskin semakin banyak, katanya, setiap tahun terjadi defisit
anggaran, dan kekurangan anggaran itu selalu meminjam pada negara "donatur".
Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) itu mengatakan, keuntungan perdagangan sebesar 27 miliar dollar AS per tahun itu mestinya tidak mungkin negara selalu mengalami defisit anggaran dan kalau itu terjadi berarti ada yang salah dalam sistem perekonomian di Indonesia.
Ia menilai, para elite politik dalam mengatur kebijakan melanggar dan melawan hukum ekonomi, di antaranya membagi-bagikan uang melalui BLT. Padahal, kalau dana sebesar Rp 10 triliun lebih itu akan lebih baik digunakan untuk ekonomi produktif. "Dana sebesar Rp 10 triliun lebih untuk BLT itu bisa digunakan untuk membuka lahan yang mampu menyerap tenaga kerja, dan ke depan mereka juga bisa berpenghasilan," katanya menegaskan.