Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita
www.umm.ac.id
UMM Susun Alat Ukur Evaluasi Kinerja Kepemimpinan Kabag
Tanggal: 2011-06-17
Lokakarya penyusunan alat ukur evaluasi kinerja kepemimpinan pada level kepala bagian (Kabag) UMM
Setelah sukses melaksanakan eveluasi kinerja pada dosen, karyawan dan ketua jurusan, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kini merancang alat ukur evaluasi kinerja kepemimpinan pada level kepala bagian (Kabag). Alat ukur ini akan melangkapi sistem evaluasi yang telah dimiliki UMM selama ini. “Tidak menutup kemungkinan setelah ada dosen, karyawan dan ketua jurusan berprestasi, aka nada Kabag berprestasi,” kata kepala Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia (BPSDM) Dra Su’adah, MSi saat lokakarya penyusunan alat ukur evaluasi kinerja kepemimpinan pada level kepala bagian, Jumat (17/06).
Pembantu Rektor II Drs Mursidi MM mengatakan penyusunan alat ukur ini penting untuk selalu memperbaiki kinerja lembaga melalui semua lini. Di tengah perubahan yang terus terjadi maka tidak ada pilihan untuk selalu melakukan perbaikan. “Perubahan bisa positif bisa negatif, tak bisa kita haling-halangi. Tapi jika kita terus melakukan perbaikan maka kita berharap perubahan selalu mengarah pada perubahan yang positif,” kata Mursidi.
Meski UMM telah diakui sebagai kampus berprestasi, menurut Mursidi, upaya memperbaiki kinerja harus tetap dilakukan. Hal ini karena pada era marketing seperti saat ini, public tak hanya percaya pada marketing saja sebelum bisa membuktikan bahwa memang yang dipasarkan berkualitas baik. “Publik pasti akan mengamati, mereka tak mudah percaya, itulah sebabnya kita harus terus memperkuat kualitas lembaga kita,” kata Mursidi lebih lanjut.
Menurut penilaian PR II, semua Kabag di UMM sebenarnya sudah memiliki kemampuan untuk memimpin. Namun untuk memastikan kemampuan itu maka perlu diadakan evaluasi yang jelas agar semua bisa terukur dengan baik. Dengan demikian akan selalu muncul upaya perbaikan jika masih ditemukan kekurangan.
Lokakarya yang diikuti semua Kabag di lingkungan UMM itu diawali dengan pengarahan konsultan manajemen Drs Aminul Amin MM. Dalam paparannya, Aminul menekankan pentingnya kompetensi leadership pada level Kabag dibanding kompetensi operasional. Disamping itu kinerja organisasi ditentukan oleh dua unsur pokok, yakni kinerja individu dan kinerja administrasi. “Pengkuran kinerja sebenarnya merupakan upaya menemukan titik temu antara kinerja standar dengan kinerja aktual, apa yang diinginkan dan apa yang terjadi,” urainya.
Oleh karena itu, standar kinerja harus terlebih dahulu dibuat berdasarkan departementasi, job description, dan standard operating procedure (SOP). Lalu sepuluh aspek evaluasi dilakukan untuk mengukur kinerja itu. Meliputi, pengetahuan tentang pekerjaan, kualitas kerja, produktivitas, adaptasi dan fleksibilitas, inisiatif dan pemecahan masalah, kooperatif dan kerjasama, tanggung jawab, kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi, manajemen/ kepemimpinan, dan pengembangan diri. (nas)