• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Penanganan Piutang pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Penanganan Piutang pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

SISTEM PENANGANAN PIUTANG PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh:

FARA ISMUZAYBA 122101032

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma – III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

MEDAN

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : FARA ISMUZAYBA

NIM : 122101032 PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

JUDUL : SISTEM PENANGANAN PIUTANG PADA PT.

PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN

Tanggal : 29 MEI 2015 DOSEN PEMBIMBING

UDra. Marhayanie , M.siU

NIP: 1958042719850320002

Tanggal : 29 MEI 2015 KETUA PROGRAM STUDI DIII MANAJEMEN KEUANGAN

UDr. Yeni Absah, SE, M.SiU

NIP: 197411232000122001 Tanggal : 29 MEI 2015 DEKAN

UProf. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec.Ac.Ak, CAU

(3)

LEMBAR PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim

Hidupku MilikMu

Ketika aku mencari cahayaMu Menerobos lewat celah dedaunan Bersilangan semburatmu dalam kabut Aku terpana aku terpaku

Aku larut didalam nyanyian burung-burung Gemuruh di dadaku

Sirna bersama keheningan rimba raya Ketika aku mendengar suaraMu Bergema diruang dalam jiwa Mengalir sampai ke ujung jemari Aku mengepal aku tengadah Rindu yang aku simpan

Membawa aku terbang menjemput bayang – bayang Senyap ditelan keheningan rindu raya

Apapun telah aku coba dan tak henti bertanya Setiap sudut setiap waktu

Tak surut ku mencari

Kemana dimana aku lepas dahaga Kepada siapa aku rebah bersandar

(4)

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya pada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini tepat pada waktunya guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III Jurusan Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih banyak terdapat kesalahan karena penulis hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan mempunyai keterbatasan ilmu. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun yang dapat berguna bagi penulis untuk masa mendatang. Namun demikian penulis berharap bahwa penulisan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca.

Dalam penulisan tugas akhir ini penulis tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari banyak pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec, Ac, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi D-III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si selaku Sekretaris

(5)

4. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dalam penyusunan tugas akhir ini.

5. Seluruh Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya Program Studi Keuangan yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama masa perkuliahan.

6. Bapak Pimpinan dan seluruh pegawai PT. Perkebunan Nusantara III yang telah membantu penulis selama melakukan magang dan riset di perusahaan.

7. Teristimewa kepada kedua orang tuaku Bapak Bachrum NAS dan Ibu Arfah yang telah mendidik dan membesarkan dengan penuh kasih sayang serta selalu memberikan semangat dan dorongan buat penulis. 8. Buat semua anak-anak Keuangan “2012” grup A pada umumnya.

Akhir kata penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara tidak langsung ikut membantu dalam penyusunan tugas akhir ini. Semoga Allah membalas semua jasa-jasa baik yang diterima penulis, Amin.

Medan, Mei 2015

Penulis,

(6)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan dan Rumusan Masalah ... 4

1. Batasan Masalah ... 4

2. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II PROFIL PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) .... 6

A. Profil Perusahaan ... 6

1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 6

2. Struktur Organisasi & Uraian Tugas ... 9

BAB III PEMBAHASAN ... 21

A. Definisi Operasional ... 21

B. Sumber Data ... 21

C. Teknik Pengumpulan Data ... 22

D. Uraian Teoritis ... 23

1. Pengertian Akuntansi ... 23

2. Pengertian Piutang ... 25

(7)

4. Klasifikasi Piutang ... 30

5. Pencatatan Piutang ... 33

6. Penyajian Piutang dalam Neraca ... 36

7. Metode Penyisihan dan Penghapusan Piutang ... 37

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 39

(8)

A. Latar Belakang Masalah

Sebuah perusahaan, baik yang bergerak di bidang jasa maupun industri pada umumnya memiliki tujuan utama yaitu memaksimalkan laba. Laba yang maksimal akan dapat diperoleh jika semua unsur yang terdapat di dalam organisasi tersebut dapat bekerjasama. Selain bekerjasama perlu adanya Sistem Penanganan Piutang guna memudahkan pengelolaan perusahaan agar mencapai hasil yang maksimal dimasa yang akan datang.

Krisis ekonomi yang terjadi saat ini mengakibatkan banyak perusahaan yang kalah dalam persaingan dan bahkan ada juga sampai bangkrut. Perusahaan yang masih tetap bertahan harus melakukan aktivitas yang akan dapat meningkatkan penjualan untuk memperolah pendapatan sehingga kelangsungan hidup perusahaan terjamin.

(9)

2

Piutang merupakan salah satu unsur yang cukup material dalam aktiva lancar dan juga akan menjadi salah satu komponen modal dasar kerja perusahaan yang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya. Piutang biasanya memiliki bagian yang signifikan dari total aktiva lancar perusahaan. Kesalahan dalam pencatatan dan pengklasifikasian piutang akan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Timbulnya piutang bagi perusahaan membawa konsekuensi perlunya penanganan yang serius mengenai keberadaan piutang, bukan saja untuk mendukung keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya tetapi juga untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggan.

Sistem penanganan piutang merupakan salah satu alat atau cara yang dapat mempermudah suatu perusahaan untuk menyusun dan melaporkan jumlah piutang yang ada, jumlah piutang ragu-ragu atau jumlah piutang tak tertagih serta menjamin tepatnya jumlah piutang dan waktu penagihannya. Dengan demikian perusahaan akan dapat mencari jalan keluar untuk menentukan kebijaksanaan piutang selanjutnya, dan untuk mengurangi resiko pemberian kredit yang berlebihan atau yang tidak terkendali.

(10)

Adapun permasalahan yang timbul pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan yaitu Adanya perbedaan jumlah piutang di rincian piutang dengan catatan di laporan keuangan sehingga menimbulkan nilai yang salah pada piutang yang disajikan di neraca. Ini disebabkan bagian penjualan tidak tepat waktu dalam memberikan informasi ke bagian akuntansi dan kurang telitinya pihak akuntansi didalam melakukan pencatatan.

Seharusnya piutang dalam neraca yang dilaporkan sebesar nilai realisasinya atau sejumlah yang diharapkan dapat ditagih. Selisihnya disajikan dalam pos cadangan kerugian piutang. Akuntansi untuk kerugian piutang bisa menerapkan metode langsung dan metode cadangan. Dalam metode langsung kerugian piutang diakui pada saat piutang betul-betul diketahui tidak dapat ditagih, sedangkan rekening cadangan kerugian piutang akan disajikan dalam neraca sebagai lawan piutang usaha. Dalam menaksir biaya kerugian piutang perusahaan dapat menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan rugi laba dan pendekatan neraca. Pendekatan rugi laba digunakan untuk menaksir besarnya kerugian piutang dan untuk perhitungan digunakan persentase tertentu dari penjualan selama periode tertentu. Sedangkan pendekatan neraca dipakai untuk menaksir jumlah cadangan kerugian piutang dengan cara menganalisis piutang yang diragukan pengumpulannya.

(11)

4

B. Identifikasi Masalah

Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya tidak pernah luput dari permasalahan, dimana masalah-masalah yang terjadi dapat menghambat kelancaran jalannya operasional perusahaan. Oleh karena itu berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasikan beberapa masalah penelitian, yaitu :

1. Bagaimana perusahaan melakukan Penanganan pencatatan terhadap piutang? 2. Bagaimana metode penyisihan dan penghapusan piutang yang dilakukan

perusahaan?

3. Apakah penyajian piutang di neraca telah sesuai dengan Standar Laporan Manajemen?

C. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang ada dalam Penanganan piutang maka penulis membatasi pada permasalahan piutang usaha yang terjadi dalam PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

2. Rumusan Masalah

(12)

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis melakukan penelitian adalah untuk mengetahui dan memahami pengklasifikasian piutang, pencatatan piutang, penyajian piutang dineraca, metode penyisihan dan penghapusan piutang yang sesuai dengan pernyataan Standar Laporan Manejemen.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Penulis

Sebagai bahan masukan bagi penulis tentang Sistem Penanganan piutang agar dapat mengembangkan dan menambah pengetahuan tentang Penanganan piutang.

2. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi pimpinan perusahaan dalam penerapan Sistem Penanganan piutang dan dapat membantu dalam pemecahan masalah yang sedang dihadapi perusahaan

3. Bagi Pemakai Informasi

(13)

BAB II

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

A. PROFIL PERUSAHAAN

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Merupakan Badan Usaha Milik Negara. Setiap perusahaan mempunyai sejarah masing-masing. Sejarah perusahaan menunjukkan perjalanan hidup perusahaan tersebut. Pada awalnya perusahaan memiliki banyak kesulitan dalam meneliti perkembangan perusahaannya. Butuh ketekunan dan kerja keras dari berbagai pihak untuk mengembangkan perusahaan itu. Dengan ketekunan dan kerja keras maka suatu perusahaan akan berkembang pesat mengikuti lajunya zaman.

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Pada tahun 1958 Pemerintah Indonesia menasionalisasi 2 (dua) Perusahaan perkebunan peninggalan Belanda yaitu W.V. Rubber Cultur Maatschappij Amsterdam (RCMA) dan N.V. Cultur Mij De Oeskust (CMO)

menjadi Perusahaan Perkebunan Negara Baru Sumatera Utara.

Tahun 1971, dari Embrio Perusahaan Perkebunan Negara Baru Cabang Sumatera Utara di bentuk Perusahaan Negara (PN) Perkebunan III, PN Perkebunan IV dan PN Perkebunan V yang kemudian berubah statusnya menjadi Perseroan Terbatas (PT).

(14)

Tobing, SH No. 63 tanggal 31 juli 1974 dan telah memperoleh persetujuan dari menteri kehakiman dalam surat keputusan No. Y.A.5.5.21 tanggal 7 Januari 1975.

Dalam rangka restrukturisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang perkebunan, berdasarkan peraturan pemerintah No. 8 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996, pemerintah telah melakukan realokasi pengelolaan areal perkebunan di bawah BUMN perkebunan. Sehubungan dengan realokasi areal perkebunan tersebut, PT. Perkebunan III, IV dan V telah dinyatakan bubar dan sejak tanggal tersebut di gabung kedalam perusahaan baru (PT. Perkebunan Nusantara III), walaupun substansinya masih meneruskan usaha sebelumnya, dengan perubahan dalam struktur ekuitasnya (jumlah laba dan saldo laba) dan penambahan serta pengurangan beberapa aktiva serta kewajiban.

Pendirian perusahaan tersebut dinyatakan dalam akte yang dibuat di hadapan Notaris Harun Kamil, SH, No.36 Tanggal 11 Maret 1996 dan telah memperoleh persetujuan menteri kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusan No. C2-8331 HT.01.01 Th.96 Tanggal 8 Agustus1996.

(15)

8

didaftarkan pada dinas perindustrian dan perdagangan kota madya Medan (TDP) No.021210105841 tertanggal 9 Januari 2003, serta telah diumumkan pada berita Negara Republik Indonesia No.8 tertanggal 28 Januari 2003, tambahan No.798/2003 (Akta No.3/2002).

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar perusahaan Ruang lingkup perusahaan meliputi :

a. Pengusahaan budidaya tanaman, yang meliputi pembukaan dan pengelolaan lahan, pembibitan penanaman dan pemeliharaan serta melakukan kegiatan lain sehubungan dengan pengusahaan budidaya tanaman tersebut.

b. Produksi meliputi pemungutan hasil tanaman, pengelolaan hasil tanaman sendiri, maupun dari pihak lain menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.

c. Perdangangan meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai macam hasil produksi serta melakukan kegiatan perdangangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan ; dan

d. Pengembangan usaha bidang perkebunan agrowisata dan agrobisnis.

(16)

tahun sebelumnya seluas 1.003,84 Hektar akibat penyesuaian luas sertifikat. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 11 Maret 1996.

2. Struktur Organisasi & Uraian Tugas

Setiap perusahaan ataupun instansi tentu memiliki struktur organisasi yang memberikan gambaran secara skematis tentang hubungan kerja sama dengan orang-orang yang berada di Perusahaan instansi tersebut.

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) dalam menjalankan roda perusahaan telah membentuk struktur organisasi dimana dalam struktur tersebut dapat terlihat adanya alur kepemimpinan serta pembagian tugas yang jelas.

(17)
(18)

Berikut ini diberikan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bagian:

a. Menteri Negara BUMN (Badan Usaha Milik Negara)

Menteri negara sebagai pemegang saham perusahaan BUMN adalah pimpinan tertinggi yang membantu Dewan Komisaris, Direktur setingkat lebih bawah. Tugas dan wewenang Menteri Negara BUMN :

1. Mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris.

2. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan penggunaan modal atau aset perusahaan dalam menjalankan tujuan.

3. Mengawasi dewan komisaris dalam melaksanakan tugas yang telah dibebankan kepadanya oleh pemegang saham.

b. Dewan Komisaris

Susunan anggota Komisaris Perseroan adalah sebagai berikut: Komisaris Utama : Joefly J. Bahroeny

Komisaris : Dahlan Harahap : S. Marbun : Heri Sebayang : Subur Budhisantoso

Tugas dan wewenang Dewan Komisaris adalah:

a. Dewan komisaris yang terdiri dari 1 komisaris dan 4 anggota bertugas untuk mengawasi Direktur Utama.

(19)

11

c. Membantu pimpinan didalam menginvestasikan dana perusahaan d. Mengawasi jalannya perusahaan

c. Anggota Direksi

Susunan anggota Direksi Perseroan adalah sebagai berikut : Direktur Utama : Ir. H. Bagas Angkasa

Direktur Produksi : Ir.H.Tengku Syahmi Johan, M.S Direktur Keuangan : Erwan Pelawi, SE, MBA

Direktur SDM dan Umum : H. Harianto, SH

Direktur Perencanaan & Pengembangan : Ir. Alexander Maha, MM

d. Direktur Utama

Direktur utama mengambil keputusan dan pertanggung jawaban utama atas jalannya dan tercapainya tujuan perusahaan serta memelihara dan menjaga harta perusahaan.

Tugas dan wewenang Direktur utama :

1. Melaksanakan kebijaksanaan sesuai yang diatur didalam anggaran perusahaan serta ketentuan yang di gariskan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), menteri pertanian selaku Kuasa Umum Pemegang Saham dan Dewan Komisaris.

(20)

3. Mengkoordinasi pelaksanaan tugas para anggota Direksi dan mengawasi secara umum.

4. Bersama-sama anggota Direksi lainnya perusahaan di dalam dan di luar pengadilan.

5. Bertanggung jawab kepada Rapat Umun Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris.

e. Direktur Produksi

Mengelola bidang tanaman, teknik, pengolahan dan sarana lainnya yang berkaitan dengan fungsi tersebut di atas.

Tugas dan wewenang Direktur Produksi :

1. Menyusun perencanaan di bidang pekerjaan yang tercantum dalam kebijaksanaan Direksi.

2. Melaksanakan pengaturan-pengaturan dan pengendalian dari unit-unit usaha dan sarana pendukungnya mencantum tanaman (Kultur teknis) produksi, teknologi, teknik dan sebagainya.

3. Melaksanakan pemberian dan pengawasan terhadap kegiatan yang tercantum dalam kebijaksanaan Direksi.

(21)

13

f. Direktur Keuangan

Direktur keuangan dalam melaksanakan tugasnya mengkoordinasi Kepala Bagian Pembiayaan dan Kepala Bagian kemitraan dan Bina Lingkungan. Tugas dan wewenangnya :

1. Merencanakan sumber-sumber dana yang diperoleh. 2. Mencari dan memanfaatkan dana

3. Menganalisa laporan keuangan untuk menilai apakah perusahaan mempunyai posisi keuangan yang baik.

g. Direktur Sumber Daya Manusia /Umum

Direktur Sumber Daya Manusia / Umum Mengkoordinir kepala bagian umum dan kepala bagian Sumber Daya Manusia.

Tugas dan wewenangnya :

1. Menyusun rencana, mengarahkan dan mengkoordinasi bidang pengembangan Sumber Daya Manusia dan mengadakan pengkajian Sumber Daya Manusia.

2. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan penyelesaian hukum dan agraria, kesempatan, kesehatan dan keamanan serta sosial umum.

h. Direktur Perencanaan dan Pengembangan

Direktur pemasaran dalam melaksanakan tugasnya mengkoordinir Kepala Bagian Pemasaran dan Kepala bagian pengadaan.

(22)

2. Melakukan riset pasar dan mengumpulkan informasi pasar.

3. Mengembangkan pemasaran produksi baik dalam maupun luar negeri. Dibantu oleh beberapa kepala bagian (Kabag) yaitu :

a. Kepala Bagian Tanaman.

1. Menyusun rencana jangka pendek (Anggaran Belanja) dalam bidang tanaman dan produksi.

2. Menyelenggarakan pengadaan bahan-bahan tanaman (biji, bibit dan entrys).

3. Membuat norma-norma penderesan / panen dan menyusun rencana penggunaan stimulasi serta alat-alat/ bahan yang berhubungan dengan panen/ produksi.

4. Merumuskan metode dan panen yang baik guna meningkatkan efektifitas dan produktifitas kerja.

5. Mengevaluasi pelaksanaan/ hasil-hasil kerja bidang tanaman (Tanaman Ulang/ Tanaman Konversi, Tanaman Belum Menghasilkan dan Tanaman Menghasilkan).

6. Merencanakan dan melaksanakan pengolahan bidang tanaman, yang mencakup pembibitan, pola tanaman, pemeliharaan tanaman, penumpukan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan itu.

b. Kepala Bagian Teknik

(23)

15

sendiri (Inti) maupun di kebun plasura (PIR) dan daerah pengembangan.

2. Membantu rencana perawatan / pemeliharaan mesin-mesin, traksi dan bangunan sipil.

c. Kepala Bagian Teknologi

1. Mengajukan investasi bidang teknologi yang menyangkut bidang pengolahan limbah.

2. Memantau/ memonitor dan mengevaluasi pengolahan limbah cair, padat dan gas.

3. Mengusulkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) Bagian Teknologi.

4. Merumuskan kebijakan, tujuan dan sasaran manajemen mutu dan lingkungan serta Program Manajemen Lingkungan.

5. Mempersiapkan dan mengkompilasi Agenda Rapat Tinjauan Manajemen tingkat korporat.

d. Kepala Bagian Akuntansi

1. Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Keuangan.

2. Bertanggung jawab secara Pidana, Perdata dan Tata Usaha Negara atas kewenangannya.

3. Bertanggung jawab untuk mengembangkan kompetensi dan potensi bawahannya.

(24)

pengelolaan risiko dilaksanakan dan dikelola dalam unit kerjanya.

5. Bertanggung-jawab dalam pengelolaan seluruh kegiatan dan administrasi di bidang akuntansi.

e. Kepala Bagian Keuangan

1. Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Keuangan.

2. Bertanggung jawab secara Pidana, Perdata dan Tata Usaha Negara atas kewenangannya.

3. Bertanggung jawab untuk mengembangkan kompetensi dan potensi bawahannya.

4. Bertanggung-jawab, serta menjamin dan memastikan bahwa pengelolaan risiko dilaksanakan dan dikelola dalam unit kerjanya.

5. Bertanggung-jawab dalam pengelolaan seluruh kegiatan dan administrasi di bidang keuangan.

f. Kepala Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan

1. Mengusulkan pengalokasian dan monitoring dan pembinaan usaha kecil dana koperasi.

2. Melaksanakan, monitoring dan evaluasi kinerja Bidang Kemitraan dan Bina Lingkungan.

3. Menjalin dan membina hubungan baik dengan instansi terkait.

(25)

17

5. Melaksanakan pengendalian sistem komputerisasi yang terintegrasi berbasis database secara konsisten dan up to date.

g. Kepala Bagian Teknologi Informasi (TI)

1. Melaksanakan inventarisasi sumber daya hardware, software dan infrastuktur jaringan.

2. Melakukan kerja sama dengan lembaga pendidikan dan konsultan dalam bidang pengembangan jaringan dan software aplikasi.

3. Mengajukan dan memproses pengadaan barang (Hardware, Software, Spare part dan Aplikasi).

4. Bekerjasama dengan bagian terkait dan pihak konsultan serta lembaga pendidikan untuk peningkatan kemampuan SDM mengenai pemeliharaan dan pengoperasian komputer.

5. Melakukan pengembangan basis data internet (LAN).

h. Kepala Bagian Umum

1. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan kesejahteraan Karyawan Staf dan Non Staf.

2. Menyelesaikan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tenaga kerja, mengelola administrasi dan pendokumentasian agraria.

3. Merumuskan kerjasama dan kebijakan pengamanan di jajaran perusahaan dan mengadakan hubungan kerjasama dengan Aparat Keamanan/ Pemerintah.

(26)

i. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia

1. Menyusun rencana jangka panjang dan jangka pendek di bidang pendidikan, keselamatan dan kesejahteraan dan pelayanan kesehatan. 2. Merumuskan kebijakan program pengembangan Sumber Daya Manusia

(SDM).

j. Kepala Bagian Pemasaran

1. Menyusun rencana penjualan, melakukan proses penjualan serta mempersiapkan administrasi penjualan sebagaimana ketentuan dan peraturan yang berlaku.

2. Melakukan monitoring persediaan komoditi dan produk baik di gudang, kebun/ pabrik industri hilir atau tangki penyimpanan kebun maupun instalasi perantara serta membuat laporan penjualan secara periodik sesuai dengan kebutuhan.

k. Kepala Bagian Pelelangan

1. Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Keuangan.

2. Bertanggung jawab secara Pidana, Perdata dan Tata Usaha Negara atas kewenangannya.

3. Bertanggung jawab untuk mengembangkan kompetensi dan potensi bawahannya.

4. Bertanggung-jawab, serta menjamin dan memastikan bahwa pengelolaan risiko dilaksanakan dan dikelola dalam unit kerjanya.

(27)

19

dibawah Total Anggaran dalam DPBB/PPAB/P4T/P4S yang telah disetujui oleh Direksi.

6. Bertanggung-jawab dalam tercapainya proses pelelangan/seleksi yang tepat waktu sesuai dengan proses bisnis.

l. Kepala Bagian Pengembangan

1. Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Perencanaan dan Pengembangan

2. Bertanggung jawab atas upaya-upaya pengembangkan dan peningkatan kinerja operasional pengembangan bisnis dan industri berbasis perkebunan.

3. Bertanggung jawab secara pidana, perdata dan Tata Usaha Negara atas kewenangannya

4. Bertanggung jawab untuk mengembangkan kompetensi dan potensi bawahannya.

5. Bertanggung-jawab, serta menjamin dan memastikan bahwa pengelolaan risiko dilaksanakan dan dikelola dalam unit kerjanya.

m. Kepala Bagian Perencanaan dan Pengkajian

1. Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Perencanaan dan Pengembangan

(28)

3. Bertanggung jawab secara pidana, perdata dan Tata Usaha Negara atas kewenangannya.

4. Bertanggung jawab untuk mengembangkan kompetensi dan potensi bawahannya.

(29)

BAB II

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

A. PROFIL PERUSAHAAN

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Merupakan Badan Usaha Milik Negara. Setiap perusahaan mempunyai sejarah masing-masing. Sejarah perusahaan menunjukkan perjalanan hidup perusahaan tersebut. Pada awalnya perusahaan memiliki banyak kesulitan dalam meneliti perkembangan perusahaannya. Butuh ketekunan dan kerja keras dari berbagai pihak untuk mengembangkan perusahaan itu. Dengan ketekunan dan kerja keras maka suatu perusahaan akan berkembang pesat mengikuti lajunya zaman.

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Pada tahun 1958 Pemerintah Indonesia menasionalisasi 2 (dua) Perusahaan perkebunan peninggalan Belanda yaitu W.V. Rubber Cultur Maatschappij Amsterdam (RCMA) dan N.V. Cultur Mij De Oeskust (CMO)

menjadi Perusahaan Perkebunan Negara Baru Sumatera Utara.

Tahun 1971, dari Embrio Perusahaan Perkebunan Negara Baru Cabang Sumatera Utara di bentuk Perusahaan Negara (PN) Perkebunan III, PN Perkebunan IV dan PN Perkebunan V yang kemudian berubah statusnya menjadi Perseroan Terbatas (PT).

(30)

Tobing, SH No. 63 tanggal 31 juli 1974 dan telah memperoleh persetujuan dari menteri kehakiman dalam surat keputusan No. Y.A.5.5.21 tanggal 7 Januari 1975.

Dalam rangka restrukturisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang perkebunan, berdasarkan peraturan pemerintah No. 8 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996, pemerintah telah melakukan realokasi pengelolaan areal perkebunan di bawah BUMN perkebunan. Sehubungan dengan realokasi areal perkebunan tersebut, PT. Perkebunan III, IV dan V telah dinyatakan bubar dan sejak tanggal tersebut di gabung kedalam perusahaan baru (PT. Perkebunan Nusantara III), walaupun substansinya masih meneruskan usaha sebelumnya, dengan perubahan dalam struktur ekuitasnya (jumlah laba dan saldo laba) dan penambahan serta pengurangan beberapa aktiva serta kewajiban.

Pendirian perusahaan tersebut dinyatakan dalam akte yang dibuat di hadapan Notaris Harun Kamil, SH, No.36 Tanggal 11 Maret 1996 dan telah memperoleh persetujuan menteri kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusan No. C2-8331 HT.01.01 Th.96 Tanggal 8 Agustus1996.

(31)

8

didaftarkan pada dinas perindustrian dan perdagangan kota madya Medan (TDP) No.021210105841 tertanggal 9 Januari 2003, serta telah diumumkan pada berita Negara Republik Indonesia No.8 tertanggal 28 Januari 2003, tambahan No.798/2003 (Akta No.3/2002).

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar perusahaan Ruang lingkup perusahaan meliputi :

a. Pengusahaan budidaya tanaman, yang meliputi pembukaan dan pengelolaan lahan, pembibitan penanaman dan pemeliharaan serta melakukan kegiatan lain sehubungan dengan pengusahaan budidaya tanaman tersebut.

b. Produksi meliputi pemungutan hasil tanaman, pengelolaan hasil tanaman sendiri, maupun dari pihak lain menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.

c. Perdangangan meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai macam hasil produksi serta melakukan kegiatan perdangangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan ; dan

d. Pengembangan usaha bidang perkebunan agrowisata dan agrobisnis.

(32)

tahun sebelumnya seluas 1.003,84 Hektar akibat penyesuaian luas sertifikat. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 11 Maret 1996.

2. Struktur Organisasi & Uraian Tugas

Setiap perusahaan ataupun instansi tentu memiliki struktur organisasi yang memberikan gambaran secara skematis tentang hubungan kerja sama dengan orang-orang yang berada di Perusahaan instansi tersebut.

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) dalam menjalankan roda perusahaan telah membentuk struktur organisasi dimana dalam struktur tersebut dapat terlihat adanya alur kepemimpinan serta pembagian tugas yang jelas.

(33)
(34)

Berikut ini diberikan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bagian:

a. Menteri Negara BUMN (Badan Usaha Milik Negara)

Menteri negara sebagai pemegang saham perusahaan BUMN adalah pimpinan tertinggi yang membantu Dewan Komisaris, Direktur setingkat lebih bawah. Tugas dan wewenang Menteri Negara BUMN :

1. Mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris.

2. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan penggunaan modal atau aset perusahaan dalam menjalankan tujuan.

3. Mengawasi dewan komisaris dalam melaksanakan tugas yang telah dibebankan kepadanya oleh pemegang saham.

b. Dewan Komisaris

Susunan anggota Komisaris Perseroan adalah sebagai berikut: Komisaris Utama : Joefly J. Bahroeny

Komisaris : Dahlan Harahap : S. Marbun : Heri Sebayang : Subur Budhisantoso

Tugas dan wewenang Dewan Komisaris adalah:

a. Dewan komisaris yang terdiri dari 1 komisaris dan 4 anggota bertugas untuk mengawasi Direktur Utama.

(35)

11

c. Membantu pimpinan didalam menginvestasikan dana perusahaan d. Mengawasi jalannya perusahaan

c. Anggota Direksi

Susunan anggota Direksi Perseroan adalah sebagai berikut : Direktur Utama : Ir. H. Bagas Angkasa

Direktur Produksi : Ir.H.Tengku Syahmi Johan, M.S Direktur Keuangan : Erwan Pelawi, SE, MBA

Direktur SDM dan Umum : H. Harianto, SH

Direktur Perencanaan & Pengembangan : Ir. Alexander Maha, MM

d. Direktur Utama

Direktur utama mengambil keputusan dan pertanggung jawaban utama atas jalannya dan tercapainya tujuan perusahaan serta memelihara dan menjaga harta perusahaan.

Tugas dan wewenang Direktur utama :

1. Melaksanakan kebijaksanaan sesuai yang diatur didalam anggaran perusahaan serta ketentuan yang di gariskan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), menteri pertanian selaku Kuasa Umum Pemegang Saham dan Dewan Komisaris.

(36)

3. Mengkoordinasi pelaksanaan tugas para anggota Direksi dan mengawasi secara umum.

4. Bersama-sama anggota Direksi lainnya perusahaan di dalam dan di luar pengadilan.

5. Bertanggung jawab kepada Rapat Umun Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris.

e. Direktur Produksi

Mengelola bidang tanaman, teknik, pengolahan dan sarana lainnya yang berkaitan dengan fungsi tersebut di atas.

Tugas dan wewenang Direktur Produksi :

1. Menyusun perencanaan di bidang pekerjaan yang tercantum dalam kebijaksanaan Direksi.

2. Melaksanakan pengaturan-pengaturan dan pengendalian dari unit-unit usaha dan sarana pendukungnya mencantum tanaman (Kultur teknis) produksi, teknologi, teknik dan sebagainya.

3. Melaksanakan pemberian dan pengawasan terhadap kegiatan yang tercantum dalam kebijaksanaan Direksi.

(37)

13

f. Direktur Keuangan

Direktur keuangan dalam melaksanakan tugasnya mengkoordinasi Kepala Bagian Pembiayaan dan Kepala Bagian kemitraan dan Bina Lingkungan. Tugas dan wewenangnya :

1. Merencanakan sumber-sumber dana yang diperoleh. 2. Mencari dan memanfaatkan dana

3. Menganalisa laporan keuangan untuk menilai apakah perusahaan mempunyai posisi keuangan yang baik.

g. Direktur Sumber Daya Manusia /Umum

Direktur Sumber Daya Manusia / Umum Mengkoordinir kepala bagian umum dan kepala bagian Sumber Daya Manusia.

Tugas dan wewenangnya :

1. Menyusun rencana, mengarahkan dan mengkoordinasi bidang pengembangan Sumber Daya Manusia dan mengadakan pengkajian Sumber Daya Manusia.

2. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan penyelesaian hukum dan agraria, kesempatan, kesehatan dan keamanan serta sosial umum.

h. Direktur Perencanaan dan Pengembangan

Direktur pemasaran dalam melaksanakan tugasnya mengkoordinir Kepala Bagian Pemasaran dan Kepala bagian pengadaan.

(38)

2. Melakukan riset pasar dan mengumpulkan informasi pasar.

3. Mengembangkan pemasaran produksi baik dalam maupun luar negeri. Dibantu oleh beberapa kepala bagian (Kabag) yaitu :

a. Kepala Bagian Tanaman.

1. Menyusun rencana jangka pendek (Anggaran Belanja) dalam bidang tanaman dan produksi.

2. Menyelenggarakan pengadaan bahan-bahan tanaman (biji, bibit dan entrys).

3. Membuat norma-norma penderesan / panen dan menyusun rencana penggunaan stimulasi serta alat-alat/ bahan yang berhubungan dengan panen/ produksi.

4. Merumuskan metode dan panen yang baik guna meningkatkan efektifitas dan produktifitas kerja.

5. Mengevaluasi pelaksanaan/ hasil-hasil kerja bidang tanaman (Tanaman Ulang/ Tanaman Konversi, Tanaman Belum Menghasilkan dan Tanaman Menghasilkan).

6. Merencanakan dan melaksanakan pengolahan bidang tanaman, yang mencakup pembibitan, pola tanaman, pemeliharaan tanaman, penumpukan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan itu.

b. Kepala Bagian Teknik

(39)

15

sendiri (Inti) maupun di kebun plasura (PIR) dan daerah pengembangan.

2. Membantu rencana perawatan / pemeliharaan mesin-mesin, traksi dan bangunan sipil.

c. Kepala Bagian Teknologi

1. Mengajukan investasi bidang teknologi yang menyangkut bidang pengolahan limbah.

2. Memantau/ memonitor dan mengevaluasi pengolahan limbah cair, padat dan gas.

3. Mengusulkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) Bagian Teknologi.

4. Merumuskan kebijakan, tujuan dan sasaran manajemen mutu dan lingkungan serta Program Manajemen Lingkungan.

5. Mempersiapkan dan mengkompilasi Agenda Rapat Tinjauan Manajemen tingkat korporat.

d. Kepala Bagian Akuntansi

1. Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Keuangan.

2. Bertanggung jawab secara Pidana, Perdata dan Tata Usaha Negara atas kewenangannya.

3. Bertanggung jawab untuk mengembangkan kompetensi dan potensi bawahannya.

(40)

pengelolaan risiko dilaksanakan dan dikelola dalam unit kerjanya.

5. Bertanggung-jawab dalam pengelolaan seluruh kegiatan dan administrasi di bidang akuntansi.

e. Kepala Bagian Keuangan

1. Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Keuangan.

2. Bertanggung jawab secara Pidana, Perdata dan Tata Usaha Negara atas kewenangannya.

3. Bertanggung jawab untuk mengembangkan kompetensi dan potensi bawahannya.

4. Bertanggung-jawab, serta menjamin dan memastikan bahwa pengelolaan risiko dilaksanakan dan dikelola dalam unit kerjanya.

5. Bertanggung-jawab dalam pengelolaan seluruh kegiatan dan administrasi di bidang keuangan.

f. Kepala Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan

1. Mengusulkan pengalokasian dan monitoring dan pembinaan usaha kecil dana koperasi.

2. Melaksanakan, monitoring dan evaluasi kinerja Bidang Kemitraan dan Bina Lingkungan.

3. Menjalin dan membina hubungan baik dengan instansi terkait.

(41)

17

5. Melaksanakan pengendalian sistem komputerisasi yang terintegrasi berbasis database secara konsisten dan up to date.

g. Kepala Bagian Teknologi Informasi (TI)

1. Melaksanakan inventarisasi sumber daya hardware, software dan infrastuktur jaringan.

2. Melakukan kerja sama dengan lembaga pendidikan dan konsultan dalam bidang pengembangan jaringan dan software aplikasi.

3. Mengajukan dan memproses pengadaan barang (Hardware, Software, Spare part dan Aplikasi).

4. Bekerjasama dengan bagian terkait dan pihak konsultan serta lembaga pendidikan untuk peningkatan kemampuan SDM mengenai pemeliharaan dan pengoperasian komputer.

5. Melakukan pengembangan basis data internet (LAN).

h. Kepala Bagian Umum

1. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan kesejahteraan Karyawan Staf dan Non Staf.

2. Menyelesaikan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tenaga kerja, mengelola administrasi dan pendokumentasian agraria.

3. Merumuskan kerjasama dan kebijakan pengamanan di jajaran perusahaan dan mengadakan hubungan kerjasama dengan Aparat Keamanan/ Pemerintah.

(42)

i. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia

1. Menyusun rencana jangka panjang dan jangka pendek di bidang pendidikan, keselamatan dan kesejahteraan dan pelayanan kesehatan. 2. Merumuskan kebijakan program pengembangan Sumber Daya Manusia

(SDM).

j. Kepala Bagian Pemasaran

1. Menyusun rencana penjualan, melakukan proses penjualan serta mempersiapkan administrasi penjualan sebagaimana ketentuan dan peraturan yang berlaku.

2. Melakukan monitoring persediaan komoditi dan produk baik di gudang, kebun/ pabrik industri hilir atau tangki penyimpanan kebun maupun instalasi perantara serta membuat laporan penjualan secara periodik sesuai dengan kebutuhan.

k. Kepala Bagian Pelelangan

1. Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Keuangan.

2. Bertanggung jawab secara Pidana, Perdata dan Tata Usaha Negara atas kewenangannya.

3. Bertanggung jawab untuk mengembangkan kompetensi dan potensi bawahannya.

4. Bertanggung-jawab, serta menjamin dan memastikan bahwa pengelolaan risiko dilaksanakan dan dikelola dalam unit kerjanya.

(43)

19

dibawah Total Anggaran dalam DPBB/PPAB/P4T/P4S yang telah disetujui oleh Direksi.

6. Bertanggung-jawab dalam tercapainya proses pelelangan/seleksi yang tepat waktu sesuai dengan proses bisnis.

l. Kepala Bagian Pengembangan

1. Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Perencanaan dan Pengembangan

2. Bertanggung jawab atas upaya-upaya pengembangkan dan peningkatan kinerja operasional pengembangan bisnis dan industri berbasis perkebunan.

3. Bertanggung jawab secara pidana, perdata dan Tata Usaha Negara atas kewenangannya

4. Bertanggung jawab untuk mengembangkan kompetensi dan potensi bawahannya.

5. Bertanggung-jawab, serta menjamin dan memastikan bahwa pengelolaan risiko dilaksanakan dan dikelola dalam unit kerjanya.

m. Kepala Bagian Perencanaan dan Pengkajian

1. Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Perencanaan dan Pengembangan

(44)

3. Bertanggung jawab secara pidana, perdata dan Tata Usaha Negara atas kewenangannya.

4. Bertanggung jawab untuk mengembangkan kompetensi dan potensi bawahannya.

(45)

BAB III

TOPIK PENELITIAN

A. Defenisi Operasional

Defenisi operasional di maksud untuk menjelaskan variabel judul yang diteliti. Defenisi operasional ini bertujuan untuk mengungkapkan ataupun untuk mengetahui sejauh mana variabel yang satu dengan variabel yang lainnya. Pada penelitian ini terdapat satu variabel yaitu Sistem Penanganan piutang.

Sistem Penanganan piutang adalah proses pencatatan, pengklasifikasian, penyajian dan penghapusan dalam bentuk laporan Manajemen ini tertulis dalam bentuk buku harian, buku besar, buku pembantu dan laporan-laporan.

B. Sumber Data

Adapun sumber data yang diperoleh penulis dalam penelitian ini berasal dari :

1. Data Primer, merupakan data yang secara langsung diperoleh dari PTPN. III Medan, baik data kualitatif maupun data kuantitatif, dan masih perlu diolah oleh peneliti.

(46)

C. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh informasi dan data yang dibutuhkan, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data melalui :

1. Penelitian perpustakaan (Library Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan menghimpun data teoritis sehubungan dengan masalah yang di bahas melalui buku-buku yang merupakan sumber data sekunder.

2. Penelitian lapangan (Field Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung dilapangan, sebagai objek penelitian. Data yang diperoleh dengan teknik ini disebut data primer. Adapun cara yang di tempuh dengan teknik ini, antara lain sebagai berikut :

• Wawancara (Interview) yang dilakukan dengan pegawai yang berwenang

dengan permasalahan yang dibahas pada perusahaan tersebut.

• Pengamatan langsung (Observasi) yaitu dengan mengamati dan mencatat

objek penelitian secara langsung untuk memperoleh data yang sebenarnya. • Studi Literatur / Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara

(47)

23

D. Uraian Teoritis 1. Pengertian Akuntansi

Peranan akuntansi dalam sebuah perusahaan sangatlah penting, dikarenakan akuntansi dapat menghasilkan informasi yang digunakan manajer dalam menjalankan operasi perusahaan. Akuntansi juga memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahui kinerja ekonomi dan kondisi perusahaan.

Menurut American Accounting Association, dalam buku Soemarso (2002: 3) mendefenisikan akuntansi sebagai “ suatu proses mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut”.

Sedangkan menurut Accounting Principle Board (APB) Statement No.4 dalam mendefinisikan akuntansi sebagai “suatu kegiatan jasa yang fungsinya memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi sebagai dasar memilih diantara beberapa alternatif”.

(48)

Dari beberapa defenisi di atas, maka akuntansi mengandung dua pengertian yaitu : (1). Bahwa akuntansi merupakan proses yang terdiri dari indentifikasi, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi. (2) Bahwa informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai kesatuan usaha yang bersangkutan.

Akuntansi telah berkembang sebagaimana ilmu pengetahuan lainnya, hal ini sejalan dengan tuntutan kebutuhan sosial ekonomi masyarakat. Akuntansi sering dijuluki sebagai bahasa bisnis. Perubahan yang cepat dalam masyarakat kita menyebabkan semakin kompleknya bahasa tersebut, yang digunakan untuk mencatat, mengikhtisarkan dan melaporkan data dasar ekonomi untuk kepentingan perorangan, pengusaha, pemerintah dan anggota masyarakat lainnya. Keputusan-keputusan yang tepat didasarkan pada informasi yang dipercaya, ini sangat penting dalam rangka distribusi dan penggunaan sumber daya nasional yang langka ini. Karena itu akuntansi mempunyai peranan penting dalam tata ekonomi dan sistem sosial kita.

(49)

25

Berdasarkan definisi di atas berarti para akuntan harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai lingkungan sosial ekonomi. Tanpa pengetahuan ini, mereka tidak dapat mengidentifikasi dan membuat informasi yang relevan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (pemakai informasi) dalam pengambilan keputusan.

2. Pengertian Piutang

Pemberian definisi piutang adalah sangat relatif, tergantung dari segi mana kita memandangnya. Akibatnya piutang memiliki pengertian yang bermacam-macam. Pada dasarnya piutang muncul manakala perusahaan menjual barang atau jasanya kepada pelanggan secara kredit. Piutang dagang merupakan klaim penjual terhadap pembeli sebesar nilai transaksi.

Setiap transaksi kredit melibatkan setidak-tidaknya 2 pihak : (1) Kreditur yaitu yang menjual barang atau jasa dan menerima piutang dagang dan (2) Debitur yaitu yang melakukan pembelian secara kredit dan menciptakan utang dagang.

Menurut Simamora (2000: 228) “Piutang merupakan klaim yang muncul dari penjualan barang dagang, penyerahan jasa, pemberian pinjaman dana, atau jenis transaksi lainnya yang membentuk suatu hubungan dimana satu pihak berhutang kepada pihak lain”.

(50)

memperbolehkan para pelanggan membayar kemudian atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan. Penjualan dengan syarat demikian disebut penjualan kredit.

Adapun menurut Wibowo dan Arif (2002:151) “Piutang (Receivable) mengandung pengertian klaim terhadap sejumlah uang yang diharapkan akan diperoleh pada masa yang akan datang. Piutang merupakan tagihan terhadap pihak lain. Sebagai suatu perkiraan dan penyelesaiannya dilakukan dengan penerimaan sejumlah uang”.

Pendapat lainnya dikemukakan oleh Halim (2002:39) : “piutang adalah klaim kepada pihak lain yang umumnya berakhir dengan penerimaan kas dimasa yang akan datang”.

Dari definisi di atas dapat dikemukakan bahwa piutang adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yang penyelesaiannya dilakukan dengan penerimaan kas dalam jangka waktu satu tahun atau lebih.

3. Akuntansi Piutang

Akuntansi piutang bagi perusahaan mengharuskan adanya pemindah bukuan akun-akun setiap pelanggan pada setiap bulan, karena adanya transaksi penjualan kredit dan penagihan piutang. Metode akuntansi secara manual tidak dapat mengikuti kecepatan transaksi yang terjadi.

(51)

27

a. Formulir

Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. Formulir juga disebut dengan istilah dokumen, karena dengan formulir peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam diatas secarik kertas.

b. Jurnal

Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lainnya. Dalam jurnal data keuangan pertama kalinya diklasifikasikan menurut penggolongannya, peringkasan data yang hasilnya kemudian diposting ke rekening yang bersangkutan dalam buku besar.

Menurut Harahap (2002:51) dalam menggunakan jurnal ini perusahaan dapat menempuh (2) cara yaitu :

a. Perusahaan hanya memiliki satu jenis jurnal yang disebut general journal. dalam sistem ini semua jenis transaksi dimasukkan ke buku jurnal ini saja. Perusahaan yang belum memiliki banyak transaksi dapat menggunakan ini.

(52)

Menurut Harahap (2002:51) jurnal dibagi menjadi dua (2) yaitu: a. Jurnal Khusus

Jurnal khusus berfungsi sebagai jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi sejenis yang banyak ditemukan dalam perusahaan. Transaksi sejenis yang mempengaruhi perkiraan yang sama dikelompokkan dalam satu jurnal yang disebut jurnal khusus. Buku jurnal khusus biasanya digunakan untuk: 1. Mencatat transaksi penjualan kredit dibuat jurnal penjualan (sales

journal)

2. Mencatat transaksi pembelian kredit dibuat jurnal pembelian (purchases journal)

3. Mencatat transaksi penerimaan kas dibuat jurnal penerimaan kas (cash receipts journal)

4. Mencatat transaksi pengeluaran kas dibuat jurnal pengeluaran kas (cash disbursement journal)

b. Jurnal Umum

Apabila diluar jurnal khusus ini ada lagi transaksi yang tidak tertampung maka dapat dibuat jurnal tersendiri yang disebut jurnal umum atau jurnal serba-serbi.

(53)

29

c. Laporan

Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal, laporan harga pokok produksi, dll. Laporan dapat berbentuk hasil cetak komputer.

Transaksi yang di proses ke buku harian diklasifikasikan ke buku besar biasanya menghasilkan berbagai jenis laporan. Laporan keuangan menyajikan posisi keuangan perusahaan secara menyeluruh pada tanggal tertentu. Laporan perubahan posisi keuangan yang juga dikenal dengan laporan arus dana, menunjukkan sumber-sumber dan penggunaan dana dalam satu periode tertentu. Secara umum laporan keuangan disusun untuk kepentingan pihak ekstern dan intern.

Laporan intern ditujukan untuk manajemen yang berguna untuk pengambilan keputusan di dalam pengendalian perusahaan, sedangkan laporan ekstern ditujukan kepada pihak luar perusahaan, seperti kreditur, bank, investor dan supplier pemerintah.

Laporan keuangan adalah merupakan output proses akuntansi. Laporan keuangan yang umum di kenal adalah :

1. Daftar neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada satu tanggal tertentu. Neraca menggambarkan posisi harta, utang, dan modal pada tanggal tertentu.

(54)

tertentu serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut.

3. Laporan sumber dan penggunaan dana

Disini dimuat sumber dana dan pengeluaran perusahaan selama satu periode yang sering menjadi masalah dalam laporan ini adalah mengenai penggunaan dana.

4. Laporan arus kas

Disini disajikan informasi tentang dari mana sumber kas diperoleh dan kemana kas dipergunakan.

d. Buku Besar (General Ledger)

Terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam buku jurnal.

e. Buku pembantu

Buku pembantu terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar.

4. Klasifikasi Piutang

Piutang diklasifikasikan sebagai aktiva lancar jika pelunasannya terjadi dalam satu tahun periode akuntansi, jika penagihannya lebih dari satu tahun, maka piutang akan dikalsifikasikan sebagai aktiva tidak lancar.

(55)

31

perusahaan menempuh kebijakan dalam pemberian dana kepada nasabah / debitur.

Ada 4 kebijakan dalam melakukan penjualan secara kredit yaitu :

a. Standar kredit atau resiko maksimum dari perkiraan kredit yang dapat diterima.

b. Periode kredit atau jangka waktu kredit yang diperkenankan. c. Potongan yang diberikan untuk pembayaran yang lebih awal. d. Kebijakan penagihan dari perusahaan.

Menurut Skousen, dkk (2001:479) menyebutkan dalam mengklasifikasikan piutang perlu dibuat perbedaan yang penting antara piutang dagang dan piutang non dagang. Piutang dagang biasa diperkuat dengan janji tertulis untuk membayar dan disebut wesel tagih. Namun dalam banyak kasus piutang adalah “Piutang terbuka yang tidak dijamin yang sering disebut sebagai piutang usaha”.

Klasifikasi piutang yang terdapat di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan dapat di klasifikasikan, atas:

1. Piutang Niaga (Piutang Usaha)

(56)

merupakan piutang bagi pihak perusahaan. Besarnya piutang yang ditagih oleh perusahaan setiap bulannya tergantung pada banyaknya pembelian yang telah dilakukan oleh pelanggan

2. Wesel Tagih

Piutang ini merupakan jumlah yang terutang bagi pelanggan, dimana pelanggan dimaksud telah menerbitkan surat utang formal kepada perusahaan karena perusahaan telah meminta uang muka dan menerima promes/ wesel tagih untuk sisa pembayarannya.

3. Piutang Lain-Lain

Piutang ini merupakan piutang yang berasal dari tagihan atas pemakaian pupuk dan bahan kimia peserta Perkebunan Inti Raya (PIR) dalam maupun dari luar operasi perusahaan. Contoh dari piutang lain-lain yang berasal dari dalam operasi perusahaan adalah piutang karyawan yang merupakan pinjaman karyawan yang pembayarannya dapat dicicil melalui pemotongan gaji setiap bulannya.

(57)

33

tersebut (yang dimaksud dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau di pengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan

5. Pencatatan Piutang

Pencatatan piutang dimulai dengan adanya bukti asli penjualan, dalam hal ini adalah faktur kredit. Faktur penjualan kredit diterima bagian pembukuan dan akan dicatat dalam buku penjualan. Buku penjualan ini memuat tentang tanggal transaksi, nama debitur, nomor faktur, nomor buku pembantu serta jumlah pencatatan kedalam buku penjualan, proses pencatatan ini dilakukan secara harian yaitu terjadinya transaksi kemudian setiap priode tertentu dilakukan pencatatan ke dalam buku besar piutang, sedangkan untuk pencatatan pada buku penjualan dapat dilakukan pada saat penjualan kredit. Bagian piutang mempunyai 3 fungsi :

1. Membuat catatan piutang yang dapat menunjukkan jumlah-jumlah piutang kepada tiap-tiap langganan.

2. Menyiapkan dan mengirimkan surat pernyataan piutang. 3. Membuat daftar analisa umur piutang setiap priode.

(58)

pelanggan, maka pada saat itulah pelanggan sudah mempunyai kewajiban. Jurnal yang dibuat oleh perusahaan adalah :

PT. Perkebunan Nusantara III tidak mengenal istilah return penjualan karena semua order/ pesanan telah dipenuhi sesuai dengan kontrak dan tidak ada pula potongan bagi pelanggan yang membayar sebelum masa jatuh temponya tiba.

Apabila terjadi penagihan piutang, maka jurnal yang dibuat perusahaan adalah:

Dalam hal pembayaran piutang perusahaan akan menetapkan adanya istilah denda bila penjualan yang dilakukan perusahaan dengan kontrak perjanjiannya. Setiap adanya pembayaran piutang maka perusahaan harus mempunyai bukti telah dilunasinya piutang. Adapun yang menjadi bukti pembayaran piutang perusahaan untuk pembayaran lokal berupa bond sedangkan untuk pembayaran eksport dapat dilakukan melalui transfer dan bukti dari bank.

Piutang niaga xxxx

Penjualan xxxx

Kas xxxx

(59)

35

Pencatatan piutang yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara III adalah:

1. Delivery order (DO)

Untuk penjualan ekspor pihak perusahaan melakukan tender terlebih dahulu kepada calon pembeli, siapa yang menjadi pemenang tender maka saat itulah pihak pembeli mempunyai hutang kepada perusahaan, namun untuk penjualan lokal yang dilakukan perusahaan adalah dengan transaksi langsung kepada pembeli. Setelah terjadinya kesepakatan antara pembeli dengan pihak perusahaan, kemudian bagian penjualan menyiapkan kontrak penjualan berupa Delivery Order Invoice, kemudian DO dikirim kebagian gudang yang seterusnya dibuat surat pengantar barang rangkap tiga.

2. Letter Of Contrak (L/C)

Penerbitan L/C mencakup pemberian jangka waktu, berapa lama dilakukan pembayaran oleh pembeli.

3. Penentuan dan pencatatan besarnya piutang

(60)

4. Penagihan Piutang

Setelah masa jatuh tempo pembayaran tiba, maka perusahaan akan menunggu pembeli melakukan pembayaran dan membuat nota debet kepada pelanggan.

5. Pencatatan Penerimaan Piutang

Setelah bagian penagihan piutang menerima pembayaran piutang, maka bagian penagihan piutang akan menyerahkan hasil penagihan tersebut kepada bagian kasir dan bagian kasir akan menerima dan menghitung besarnya penagihan tersebut dan bagian kasir akan menyerahkan bukti penagihan piutang yang berupa bond ataupun bukti bank kepada bagian akuntansi, bagian akuntansi

akan mencatat penerimaan piutang tersebut. Dan hasil dari pencatatan tersebut akan dikirim kebagian penagihan dan bagian kasir.

6. Penyajian Piutang dalam Neraca

Berdasarkan penyajian piutang di dalam neraca PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan melakukan penyajian piutang di dalam neracanya berdasarkan PSAK, yaitu piutang di cantumkan dalam neraca sebesar jumlah tagihan bruto dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih. Jumlah bruto harus tetap di sajikan pada neraca di ikuti dengan penyisihan piutang ragu-ragu atau taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih.

(61)

37

hal yang biasa. Urutan likuiditas ini mencerminkan seberapa cepat aktiva tersebut dapat dikonversi menjadi kas dalam operasi normal”. Apabila perusahaan mempunyai berbagai jenis piutang, maka dalam neraca piutang harus diklasifikasikan menurut jenisnya. Jika ada wesel jangka pendek (yang pelunasannya kurang dari satu tahun) dicantumkan dalam neraca di bawah investasi pada aktiva lancar. Piutang usaha dalam neraca disajikan berdasarkan nilai bersih yang dapat di realisasi (Net Realizable Value) yaitu nilai piutang usaha dikurang dengan penyisihan piutang tidak tertagih.

7. Metode Penyisihan dan Penghapusan Piutang

(62)

sebesar Rp. 75.147.832.309 sedangkan seharusnya sebesar Rp. 59.645.150.050 sehingga adanya kenaikan jumlah sebesar Rp. 15.502.682.259. Dengan demikian penulis berpendapat bahwa metode analisis umur piutang yang dilakukan oleh perusahaan mempunyai kelemahan-kelemahan yaitu banyaknya kesalahan pencatatan sehingga tidak sesuai dengan nilai yang sebenarnya.

Sedangkan penghapusan piutang yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, menurut penulis sudah dilakukan dengan baik kerena telah sesuai, karena penghapusan akan dilakukan apabila telah mendapat persetujuan dari Menteri Negara BUMN/ pihak-pihak yang berwenang.

(63)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Seperti yang telah diuraikan pada bab terdahulu mengenai akuntansi piutang pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) medan maka bab terakhir ini penulis mencoba mengambil suatu kesimpulan dan memberi saran yang mungkin berguna bagi perusahaan dimasa yang akan datang.

A. Kesimpulan

1. Pengklasifikasian piutang pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan sudah memenuhi pengklasifikasian yang baik, sesuai dengan Laporan Manajemen Keuangan dan PSAK No.9 dan No.7 tentang pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

2. Pencatatan piutang yang dilakukan perusahaan sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari fungsi masing-masing bagian dalam melaksanakan kewajibannya tetapi dalam pelaksanaannya terdapat kekurang telitian pihak akuntansi didalam melakukan pencatatan nilai-nilai piutang sehingga timbul perbedaan jumlah piutang yang sangat signifikan.

3. Penyajian piutang di neraca sudah baik, dimana perusahaan dalam penyajian piutang dalam laporan keuangan piutang usaha dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu untuk mendapatkan jumlah piutang bersih, tetapi nilai piutang yang terdapat dineraca juga terjadi kesalahan. 4. Penghapusan piutang menggunakan metode penyisihan untuk piutang

(64)

kemungkinan tidak tertagihnya piutang dikemudian hari dan untuk penghapusan piutang tak tertagih diputuskan oleh Direksi dan pihak-pihak yang berwenang.

B. Saran

1. Perusahaan sebaiknya menempatkan pihak Manajemen Keuangan yang profesional didalam bidangnya agar tidak terulang kembali kesalaha-kesalahan yang telah terjadi

2. Perusahaan sebaiknya melihat kembali laporan-laporan mengenai rincian piutang niaga, catatan atas laporan keuangan dan neraca pada tahun 2006 agar kesalahan-kesalahan yang ada dapat diperbaiki karena hal ini berhubungan pada pencatatan ditahun yang akan datang.

(65)

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra dan Soepriyanto Gatot. (2002). Sistem Akuntansi Sektor Publik, Jakarta : Salemba Empat

Halim, Abdul, (2002). Akuntansi Keuangan Menengah, Edisi 2, Yogyakarta : BPFE

Harahap, Sofyan Syafri.(2002). Teori Akuntansi Laporan Keuangan, Jakarta : Bumi Aksara.

Ikatan akuntansi Indonesia (2004) Standar akuntansi keuangan, Jakarta : salemba Empat

Marrom, Chairul (2003). Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, Cetakan Ke-2, Jakarta : Gramedia.

Mulyadi, (2001). Sistem akuntansi, Edisi 3, Jakarta : Salemba Empat. Raihi Ahmed, Belkaoui. (2000). Teori Akuntansi, Jakarta : Salemba Empat. Sadeli, Lili. (2002). Dasar-dasar akuntansi, Jakarta : Bumi Aksara.

Simamora, Henry. (2000). Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisni, Jakarta : Salemba Empat.

Skousen, K, Fred. (2001). Akuntansi Keuangan Konsep dan Aplikasi. Buku I Jakarta. Penerbit Salemba Empat.

Soemarso. (2002). Akuntansi suatu pengantar, Jakarta : Salemba Empat. Stice, Stice, Skousen. (2001). Akuntansi keuangan menengah, Jakarta : Dian

Mas Cemerlang.

Warren, Reeve, Fess. (2005). Pengantar Akuntansi, Edisi 21, Jakarta : Salemba Empat.

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan Kelelahan Kerja Perawat Dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Ruang Irina C RSUP Prof..

Jumlah : jumlah byte yang akan dibaca dari file, dapat merupakan suatu variabel dengan tipe word. Jumlah harus sama dengan besar buffer yang diberikan dan tidak boleh lebih dari

Sumber itu asli atau salinan dan sudah dirubah (Ismaun, 2005, hlm. Kritik internal atau kritik dalam, yakni untuk menilai kredibilitas sumber terhadap aspek dari dalam

Ukuran yang telah ditetapkan untuk purse seine bertali kerut dengan alat bantu penangkapan ikan (rumpon atau cahaya) dan ikan target tongkol atau cakalang memiliki panjang

Dosis konsentrasi insektisida Decis yang akan digunakan untuk perlakuan pada uji toksisitas sangat toksis terhadap ikan nila merah galur Cangkringan, maka dari data

Nilai optimal dari variabel yang diuji untuk produksi alkohol maksimal adalah konsentrasi gula 106, 8 g/L; konsentrasi nitrogen 329,3 mg N/L, dan konsentrasi inokulum 15,64%

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Enggar memiliki sifat tidak terkontrol, mudah tersinggung, tidak bisa fokus dan cara pengasuh anak (parenting) terhadap ADHD

Dengan adanya Multi E-Commerce yang dibangun menggunakan Framework Codeigniter ini dapat membantu pengrajin atau penjual kerajinan gerabah untuk memperluas pemasaran