KARYA TULIS AKHIR
PEMBERIAN SALIVA TOPIKAL MENINGKATKAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II A PADA TIKUS PUTIH
(Rattus norvegicus Strain Wistar)
Oleh:
KENYO GEMILANG BAGUS NURANI 07020020
FAKULTAS KEDOKTERAN
KARYA TULIS AKHIR
PEMBERIAN SALIVA TOPIKAL MENINGKATKAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II A PADA TIKUS PUTIH
(Rattus norvegicus strain wistar)
Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran
Oleh:
Kenyo Gemilang Bagus Nurani 07020020
FAKULTAS KEDOKTERAN
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN Telah Disetujui Sebagai Hasil Penelitian
untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang
Tanggal 12 Januari 2012
Pembimbing I
dr. Ruby Riana Asparini, Sp.BP
Pembimbing II
dr. Diah Hermayanti, Sp.PK
Mengetahui, Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang, Dekan,
LEMBAR PENGUJIAN
Karya Tulis Akhir oleh Kenyo Gemilang Bagus Nurani ini telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji
pada tanggal 12 Januari 2012
Tim Penguji:
dr. Ruby Riana Asparini, Sp.BP., Ketua
dr. Diah Hermayanti, Sp.PK., Anggota
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, shalawat serta salam terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya. Syukur Alhamdulillah, penulis telah berhasil menyelesaikan karya
tulis akhir yang berjudul “PEMBERIAN SALIVA TOPIKAL
MENINGKATKAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II A
PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus strain wistar)”.
Dalam penyelesaian karya tulis akhir ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. dr. Irma Suswati, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
2. dr. Meddy Setiawan, Sp.PD selaku Pembantu Dekan I Fakultas Kedokteran UMM.
3. dr. Fathiyah Safithri, M.Kes selaku Pembantu Dekan II Fakultas Kedokteran UMM dan penguji atas bimbingan, dukungan dan saran yang telah diberikan dalam penyusunan karya tulis akhir ini.
4. dr. Iwan Sis Indrawanto, Sp.KJ selaku Pembantu Dekan III Fakultas Kedokteran UMM.
6. dr. Diah Hermayanti Sp.PK selaku pembimbing II atas waktu, bimbingan, dukungan, dan saran yang telah diberikan dalam penyusunan karya tulis akhir ini.
Karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Dengan kerendahan hati penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya dan mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Semoga karya tulis ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Malang, Januari 2012
ABSTRAK
Nurani, Kenyo Gemilang Bagus. 2012. Pemberian Saliva Topikal Meningkatkan Penyembuhan Luka Bakar Derajat II A pada Tikus Putih (Rattus norvegicus Strain Wistar), Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (I) Ruby Riana Asparini, (II) Diah Hermayanti.
Latar Belakang: Pada luka bakar derajat II A terjadi kerusakan di epidermis kulit hingga dermis bagian atas. Saliva merupakan cairan di rongga mulut yang memiliki konsistensi mukus sehingga meningkatkan kelembaban luka, serta kandungan anti bakteri yakni histatin, laktoperosidase, lisozim, rodanida dan thiosianat yang mampu mengurangi resiko infeksi. Oleh karena itu pemberian saliva topikal dapat meningkatkan penyembuhan luka bakar derajat II A.
Tujuan: Mengetahui pengaruh saliva topikal terhadap peningkatan penyembuhan luka bakar derajat II A pada tikus putih (Rattus norvegicus Strain Wistar).
Metode: Penelitian ini merupakan true experimental dengan ”postest only design”. Sampel berjumlah 32 ekor tikus putih jantan strain wistar yang diberi luka bakar derajat II A di punggung dengan menempelkan logam panas. Sampel dibagi menjadi 4 kelompok yaitu K1 sebagai kontrol, K2 diberi saliva topikal 2 kali sehari, K3 diberi saliva topikal 4 kali sehari, dan K4 diberi saliva topikal 6 kali sehari. Saliva tikus dikumpulkan setiap hari dengan metode passive drool. Luas luka diukur mulai hari ke-0 (pembuatan luka) hingga hari ke-10 dengan alat area meter.
Hasil Penelitian dan Diskusi: Hasil penelitian didapatkan K1 memiliki luas luka paling besar dan K4 memiliki luas luka paling kecil. Semakin sering frekuensi pemberian saliva didapatkan luas luka yang semakin kecil dan kontraksi luka yang semakin besar (p<0,05, R2=0,92). Hal ini diduga karena saliva memiliki konsistensi mukus yang dapat meningkatkan kelembaban luka dan kandungan antibakteri yang mampu menurunkan resiko infeksi sehingga meningkatkan proses penyembuhan luka pada fase inflamasi maupun fase proliferasi.
Kesimpulan: Pemberian saliva topikal meningkatkan penyembuhan luka bakar derajat II A pada tikus putih (Rattus norvegicus Strain Wistar).
ABSTRACT
Nurani, Kenyo Gemilang Bagus. 2012. Topical Application of Saliva increase the Grade II A Thermal Injury Healing Process on White Rat (Rattus norvegicus Strain Wistar), Faculty of Medicine, University of Muhammadiyah Malang. Advisors: (I) Ruby Riana Asparini, (II) Diah Hermayanti.
Background: On grade II A thermal injury, the damage reaches epidermis and the deeper upper layer of dermis. Saliva is the fluid in the oral cavity which has the consistency of mucus that can increase wound moisture, and also contains anti-bacterial, that histatin, laktoperosidase, lysozyme, and rodanida thiosianat ions. Accordingly, topical application of saliva can increase the healing of grade II A thermal injury.
Purpose: This study investigated the effect of topical saliva medication on the grade II A thermal injury healing process on white rat (Rattus norvegicus Strain Wistar).
Methods: This study was a true experimental with postest only design. The samples were 32 male wistar rats with grade II A thermal injury on his back by a hot metal induction. They were divided into 4 groups, a control K1, K2 were given 2 times daily topical saliva, K3 were given 4 times daily, and K4 were given topical salivary 6 times a day. Rat saliva were collected every day by the passive drool method. Wounds were measured from day-0 (making wounds) until the 10th day with a leaf area meter.
Results and discussions: The results obtained K1 had the largest area and K4 had the smallest wounds. The increasing frequency of topical saliva application wound could smaller and wound contraction could bigger (p<0,05, R2=0,92). It cause the saliva has the consistency of mucus that can increase the moisture content of wounds and antibacterial which can reduce the risk of infection and enhance wound healing process in the inflammatory phase and proliferative phase.
Conclusion: Topical application of saliva increase the Grade II A Thermal Injury Healing Process on White Rat (Rattus norvegicus Strain Wistar).
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN... i
LEMBAR PENGUJI... ii
KATA PENGANTAR... iii
ABSTRAK... v
ABSTRACT... vi
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL... xi
DAFTAR GAMBAR... xii
DAFTAR SINGKATAN... xiii
DAFTAR LAMPIRAN... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Rumusan Masalah... 3
1.3 Tujuan Penelitian... 3
1.3.1 Tujuan umum... 3
1.3.2 Tujuan khusus... 3
1.4 Manfaat Penelitian... 3
1.4.1 Manfaat klinis... 3
1.4.2 Manfaat akademik... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 4
2.1.1Epidermis... 5
2.1.2Dermis... 6
2.2Luka Bakar... 7
2.2.1Definisi... 7
2.2.2Epidemiologi... 8
2.2.3Etiologi... 9
2.2.4Derajat kedalaman... 9
2.2.5Kriteria berat ringan... 12
2.3Saliva...13
2.3.1Definisi... 13
2.3.2Komposisi saliva... 13
2.3.2.1 Komponen anorganik... 14
2.3.2.2 Komponen organik... 14
2.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi sekresi saliva... 16
2.4Penyembuhan luka... 17
2.4.1Klasifikasi penyembuhan luka... 17
2.4.2Fase penyembuhan luka... 19
2.4.2.1 Fase inflamatori... 19
2.4.2.2 Fase proliferasi... 21
2.4.2.3 Fase remodelling... 26
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 29
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian... 29
3.2 Hipotesis... 30
4.1Rancangan Penelitian... 31
4.2Tempat dan Waktu Penelitian... 31
4.3Populasi dan Sampel... 31
4.3.1Populasi... 31
4.3.2Sampel...32
4.3.3Replikasi... 32
4.3.4Karakteristik sampel penelitian...33
4.3.5Variabel penelitian... 34
4.3.5.1Variabel bebas... 34
4.3.5.2Variabel tergantung... 34
4.3.6Definisi operasional... 34
4.4Bahan dan Instrumen Penelitian... 35
4.4.1Pemeliharaan tikus... 35
4.4.2Pembuatan luka pada Rattus norvegicus Strain Wistar... 35
4.4.3Perawatan luka... 36
4.4.4Alat observasi luka... 36
4.5Prosedur Penelitian... 37
4.5.1Pembuatan luka bakar... 39
4.5.2Metode pengambilan saliva... 39
4.5.3Perawatan terbuka luka bakar derajat II A... 40
4.5.4Pengukuran luas luka bakar... 41
4.6Alur Penelitian... 42
4.7Metode Analisa Data...43
5.1 Hasil Penelitian... 44
5.1.1 Luas luka... 44
5.1.2 Kontraksi luka... 45
5.2 Analisa Data... 46
5.2.1 Uji normalitas...46
5.2.2 Uji homogenitas... 47
5.2.3 Uji anova... 47
5.2.4 Uji Post Hoc... 48
5.2.5 Uji Korelasi………..… 49
5.2.6 Uji Regresi………...… 50
BAB 6 PEMBAHASAN... 51
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN... 56
7.1 Kesimpulan... 56
7.2 Saran... 56
DAFTAR PUSTAKA... 58
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Komponen saliva dan fungsinya... 16
Tabel 4.1 Waktu pemberian saliva topikal... 41
Tabel 5.1 Data rerata luas luka selama penelitian... 45
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Anatomi Kulit... 4
Gambar 2.2 Gambaran Histologi Lapisan Kulit... 5
Gambar 2.3 Luka Bakar Derajat I... 9
Gambar 2.4 Luka Bakar Derajat II... 10
Gambar 2.5 Luka Bakar Derajat III... 11
Gambar 2.6 Lapisan Kulit Derajat Luka Bakar... 12
Gambar 2.7 Diagram Komponen Utama Saliva...…...…... 15
Gambar 2.8 Penyembuhan Luka Primer... 17
Gambar 2.9 Penyembuhan Luka Sekunder... 17
Gambar 2.10 Penyembuhan Luka Tersier... 18
Gambar 2.11 Penyembuhan Luka dengan Jaringan yang Hilang... 19
Gambar 5.1 Grafik Luas Luka dari Hari Ke-Hari... 45
Gambar 5.2 Grafik Kontraksi Luka dari Hari Ke-Hari... 46
Gambar 5.3 Grafik Rerata Luas Luka pada Masing-masing Kelompok... 48
DAFTAR SINGKATAN
EGF : Epidermal Growth Factor FGF : Fibroblast Growth Factor IgA : Immunoglobulin A
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Abbasian B, Azizi Sh, Esmaeili A, 2008, Histopatological Effects of Rat Saliva on Cutaneous Wound Healing, In: 1st International Congress of Veterinary Pharmacology & Pharmaceutical Sciences (1st ICVPS), Tehran – Iran, 4-5
October 2008,
<http://jbiaban.ut.ac.ir/download?service=articleFileService&f=RpVb3X0 vg_w>, access on 5 February 2011.
Abdullah B, 2009, Dermatologi – Pengetahuan Dasar dan Kasus di Rumah Sakit, Airlangga University Press, Surabaya, Hal: 2-5.
Astrawinata DAW, 2002, Faktor Prognostik Luka Bakar Derajat Sedang dan berat di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta Tahun 1998 – Mei 2001, <http://sms.unikom.ac.id/gdl42/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jkpkb ppk-gdl=res=2002-dalima-759-luka&q=Rumah>, diakses 5 Agustus 2011.
Bisono, Halimun EM, 2005, Kulit, Dalam: Sjamsuhidajat R, Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta, Hal.320-321.
Bloom, Fawcett, 2002, Kulit, Buku Ajar Histologi, EGC, Jakarta, Hal: 468-481.
Blacksberg M, 2010, Burns Definition & Overview,
<http://www.empowher.com/files/ebsco/images/exhR0005.jpg>, access on 18 April 2011.
Cohen IK, Diegelmann RF, Yager DR, et al, 1999, Wound Care and Wound Healing, In: Schwartz SI, Principles of Surgery, 7th edn, McGraw-Hill, USA, pp. 264-276.
Gabriel A, 2011, Wound Healing and Growth Factors,
<http://emedicine.medscape.com/article/1298196-overview#aw2aab6b4>, access on 13 January 2012.
Gitarja WS, Perawatan Luka Diabetes: Seri Perawatan Luka Terpadu. Bogor: Wocare Indonesia; 2008. Hal: 3-18.
Hartini E, 2005, Serba-serbi Ilmu Konservasi Gigi, Universitas Indonesia, Jakarta, Hal: 59-69.
Karyn, 2009, Eukaryotes Genomes – Rattus norvegicus, Journal of Molecular
Evolution 57:3-12(2003),
<http://www.ebi.ac.uk/2can/genomes/eukaryotes/Rattus_novergicus.html>, access on 20 January 2011.
Kimball JW, 2001, Sel, Biologi Edisi kelima Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
Lopatin DE, Ph. D, 2008, Chemical Composition and Functions of Saliva, The Journal of Contemporary Dental Practice, Volume 9, No. 3, 1 March 2008. <http://www.umich.edu/~bmsteach/lopatin/salivarygland/download/Chem_ Comp_%26_Funct.ppt>, access on 5 February 2011.
Mansjoer A, 2000, Penanganan Luka, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III Jilid 2, Media Aesculapius FKUI, Jakarta.
Marzoeki D, 2006, Overview Luka Bakar, Dalam: Perdanakusuma DS, Saputro ID, Noer MS, Penanganan Luka Bakar, Airlangga University Press, Surabaya, Hal: 2.
Mercandetti M, Cohen AJ, 2008, Wound Healing-Healing and Repair, <http://www.eMedicine_plastic_surgery.wound_healing.html>, access on 20 January 2011.
Moenajat, Yefta, 2001, Pengetahuan Klinis Praktis – Luka Bakar, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Noer MS, 2006, Penanganan Luka Bakar Akut, Dalam: Perdanakusuma DS, Saputro ID, Noer MS, Penanganan Luka Bakar, Airlangga University Press, Surabaya, Hal:3-7.
Oudhoff MJ, Bolscher JGM, Nazmi K, Kalay H, van’t Hof W, Nieuw AAV, Veerman ECI, 2008, Histatins are the Major Wound-Closure Stimulating Factors in Human Saliva as Identified in a Cell Culture Assay, FASEB J. 22, pp. 3805-3812, http://www.fasebj.org/content/22/11/3805.full.pdf+html, access on 9 January 2011.
Pierce AG, Neil RB, 2007, At a Glance Ilmu Bedah, EGC, Jakarta, Hal: 87. Pusponegoro AD, 2005, Luka dan Penyembuhan Luka, Dalam: Sjamsuhidajat R,
Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta, Hal.67-69 dan 73-76. Puy CL, 2006, The Role of Saliva in Maintaining Oral Health and as an Aid to
Diagnosis, Med Oral Patol Oral Cir Bucal 2006;11:E449-55,
Sastrasupena H, 2009, Kontraktur, Dalam: Reksoprodjo S, Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, FKUI, Jakarta, Hal: 409-412.
Schwartz SI, 2000, Perawatan dan Penyembuhan Luka, Inti Sari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah, EGC, Jakarta, Hal: 138-139.
Sherwood L, 2001, Sistem Pencernaan, Fisiologi Manusia, Edisi 2, EGC, Jakarta. Sidik S, 2009, Luka Bakar, Dalam: Reksoprodjo S, Kumpulan Kuliah Ilmu
Bedah, FKUI, Jakarta, Hal: 405-409.
Supranto J, 2007, Teknik Sampling Survey & Eksperimen, PT Rineka Cipta, Jakarta, Hal: 217.
Tarigan R, Pemila U, 2007, Moist Wound Healing, Perawatan Luka-Moist Wound Healing, FIK-UI, Jakarta, Hal: 13-14.
Tortora GJ, Bryan D, 2007, The Digestive System, Principles of Anatomy and Physiology, 11th edn, John Wiley & Sons Inc, USA, pp. 903-905.
Wasitaatmadja SM, 2007, Anatomi Kulit, Dalam: Djuanda A, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, FKUI, Jakarta, Hal: 3-6.
William W, Vincent W, 2003, Angogenesis in Wound Healing, Dowden Health Media, Cambridge, pp.5.