i
PENGARUH MEKANISME KOPING
(COPING MECHANISMS) TERHADAP POST POWER
SYNDROME (PPS) PADA LANSIA DI BTPN KOTA MALANG
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Oleh :
AFNI KURNIA SARI
NIM. 07060044
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
PENGARUH MEKANISME KOPING (COPING MECHANISMS) TERHADAP POST POWER SYNDROME (PPS) PADA LANSIA DI BTPN
KOTA MALANG
SKRIPSI
Disusun Oleh: AFNI KURNIA SARI
NIM. 07060044
Skripsi ini Telah Disetujui Tanggal 18 November 2011
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. H. Agus Krisno Budiyanto.,M.Kes Rohmah Susanto, S.Kep., Ns NIP. UMM. 104.8909.0118 NIP. UMM 112.0309.0392
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
iii
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH MEKANISME KOPING (COPING MECHANISMS) TERHADAP POST POWER SYNDROME (PPS) PADA LANSIA DI BTPN
KOTA MALANG
SKRIPSI
Disusun Oleh : Afni Kurnia Sari
NIM. 07060044
Di Ujikan
Pada Tanggal 18 November 2011
Penguji I, Penguji II,
Drs. H. M. Agus Krisno Budianto, M.Kes Rohmah Susanto S.Kp.
NIP. 10489090118 NIP.UMM 112.0501.0421
Penguji III, Penguji IV,
Aini Alifatin M.Kep Solichati, S.Kep., Ns. NIP.UMM. 112.9311.0305
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Afni Kurnia Sari
Nim : 07060044
Jurusan : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM
Judul Skripsi : “Pengaruh Meknisme Koping (Coping Mechanisms) Terhadap Post Power Syndrome (PPS) Pada Lansia di BTPN Kota Malang”
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambialihan tulisan atau pikiran orang
lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila kemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan,
maka saya bersedia menerima sanksi perbuatan tersebut.
Malang, 18 Nopember 2011 Yang Membuat Pernyataan,
v
MoTTo
Buatlah Hidup-Mu lebih Hidup
Hiasilah hidup-Mu dengan berusaha, belajar,
serta berdo’a untuk menggapai harapan, dan cita
-cita dalam perjalanan hidup-Mu
PERSEMBAHAN- Ku
vi Assalamualaikum.Wr.Wb
Segala puji bagi Allah SWT, karena berkat Rahmat dan HidayahNya dapat
terwujud sebuah karya yang sangat berharga dalam kehidupan-Ku, Serta bisa
mengantarkan-Ku mendapatkan gelar Sarjana.
Dari hati yang terdalam Ku-persembahkan karya ini untuk kedua orang
tuaku tercinta yang selalu memberi-Ku dukungan moral dan materiil, serta do'a
yang tidak ada putusnya selama Afni menuntut ilmu.
Orang-orang yang paling berharga dalam hidup-Ku, para
pembimbingan-Ku dan dosen-pembimbingan-Ku tercinta, aku bangga mengenal-Mu dan aku terucap syukur
diberi kesempatan belajar banyak dengan-Mu serta berharap terus dalam benak
hati-Ku, terima kasih-Ku ucapkan sebanya-banyak-Nya kepada bapak/ibu dosen
dan pembimbing-Ku.
Sahabat-sahabat tercinta-Ku Sherly, Kharisma, Eny, yang selalu setia
menemani dan membantu-Ku dalam memberikan semangat serta do'a-Nya.
Teman-teman PSIK 2007, Terima kasih atas kenangan-Nya bersama
kalian selama kita kuliah.
Sahabat-sahabat seperjuangan-Ku (Vero, Dewi , Marlia) yang selalu
bersama melakukan proses demi proses dalam skripsi ini. Bimbingan bersama,
mondar-mandir bersama, revisi bersama, dimarahi bersama dan terakhir kita bisa
tersenyum bersama. Jika kita bersatu kita pasti bisa...!
Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi-Ku ini yang tidak
bisa Ku-sebutkan satu persatu...
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan bimbinganNya saya
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Meknisme Koping (Coping
Mechanisms) Terhadap Post Power Syndrome(PPS) Pada Lansia di BTPN Kota Malang ”.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan
(S.Kep) pada program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Malang.
Bersamaan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya dengan tulus kepada :
1. Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp.Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Ririn Harini, S.Kep, Ns selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Terima kasih atas masukan
dan semua ilmu yang telah diberikan serta dedikasinya terhadap ilmu
keperawatan.
3. Dr. H. Agus Krisno Budiyanto, M.Kes selaku pembimbing I sekaligus penguji I yang telah banyak memberikan pengarahan dalam penyusunan penelitian ini. 4. Rohmah Susanto, S.Kep., Ns selaku pembimbing II sekaligus penguji II yang
telah banyak memberikan masukan dan saran dalam penelitian ini.
5. Kepala Pimpinan BTPN Kota Malang, yang telah memberikan kesempatan
kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
6. Bapak dan ibu tercinta yang telah memberikan semangat dan nasehatnya selama
menempuh pendidikan ini.
7. Adik-Ku Fakhrur yang telah memberi-Ku semangat dan mau meluangkan waktu-Nya untuk mengatarkan bimbingan.
8. Semua keluargaku yang telah memberikan bantuan baik materiil maupun spiritual.
9. Responden, yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan.
viii
11. Sahabat-sahabat tercintaku Kharisma, Sherly, Eny yang selalu membantu ku dalam memberikan semangat serta do'anya.
12. Semua dosen PSIK UMM yang telah memberikan ilmu, pendidikan serta
bimbingan kepada saya selama menjadi mahasiswa di PSIK UMM.
13. Teman-teman PSIK khususnya angkatan 2007.
14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Mohon maaf atas segala kesalahan dan ketidaksopanan yang mungkin telah
saya perbuat. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah
kita menuju kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita
semua. Amin.
ix INTISARI
PENGARUH MEKANISME KOPING (COPING MECHANISMS) TERHADAP POST POWER SYNDROME (PPS) PADA LANSIA DI
BTPN KOTA MALANG
Afni Kurnia Sari1, Agus Krisno Budiyanto2, Rohmah Susanto3
Latar belakang : Mekanisme koping merupakan upaya perilaku dan kognitif seseorang dalam menghadapi ancaman fisik dan psikologi . Koping adalah proses atau cara untuk berespon terhadap tingkah lingkungan (stimulus) untuk mencapai kondisi adaptasi. Selain itu, saat ini jumlah lansia yang menjadi nasabah di BTPN Malang juga semakin banyak, keluarga tidak ragu lagi bahwa lansia menabungkan sebagaian uangnya di BTPN karena BTPN Malang yang menawarkan pelayanan kesehatan serta lengkap dengan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan lansia. Sedangkan, depresi merupakan salah satu masalah psikologis yang paling banyak ditemui pada lansia..
Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh mekanisme koping terhadap Post Power Syndrome Lansia.
Metode : Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 lansia tinggal di BTPN Malang. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat mekanisme koping adalah skala koping. Analisa data yang digunakan adalah uji Chie Square dengan taraf signifikasi 0,05.
Hasil : Dari uji Chie Square didapatkan hasil X2 hitung (31,98) > X2 tabel (5,591), maka H1 diterima, artinya Ada pengaruh mekanisme koping terhadap Post Power
Syndrome pada lansia di BTPN Malang.
Kesimpulan : Ada pengaruh mekanisme koping terhadap Post Power Syndrome pada lansia di BTPN Malang.
Kata Kunci : Mekanisme Koping, Post Power Syndrome, Lansia
1. Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang
x ABSTRACT
EFFECT COPING MECHANISMS TO POST POWER SYNDROME ON ELDERLY BTPN IN MALANG
Afni Kurnia Sari1, Agus Krisno Budiyanto2, Rohmah Susanto3
Background of the Study: The mechanisms coping are behavioral and cognitive effort in the face of a person's physical and psychological threats. Coping is the process or how to respond to environmental behavior (stimulus) to achieve adaptation. In addition, the current number of elderly who become customers in BTPN Malang is also more and more, families have no doubt that the elderly to save money on part in BTPN because BTPN in Malang who offer health services and complete with the necessary facilities elderly. Meanwhile, depression is one of the most psychological problems encountered in the elderly .
Study Objectives: This study aims to determine the influence of coping mechanisms to Post Power Syndrome Elderly.
Methods of the study: The study design used in this study was observational analytic study design with cross-sectional approach. The sample in this study are 40 seniors living BTPN in Malang. Sampling technique in this study using simple random sampling. The instrument used to measure the level of coping mechanisms are coping scale. Analysis of the data used is Chie Square correlation test with significance level 0.05.
Results of the study: From the test results obtained Chie Square X2 count (31,98) > X2 table (5,591), then H1 accepted, meaning There is the effect of coping mechanisms to Post Power Syndrome in the elderly BTPN in Malang.
Conclusion of the study: There is the effect of coping mechanisms to Post Power Syndrome in the elderly in BTPN Malang.
Keywords: Coping Mechanisms, Post Power Syndrome, Elderly
1. Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Persetujuan ... ii
Lembar Pengesahan ... iii
Surat Pernyataan Keaslian Penulisan ... iv
Motto ... v
1.4.1 Manfaat bagi Ilmu Keperawatan ... 6
1.4.2 Manfaat bagi Institusi ... 6
1.4.3 Manfaat bagi komunitas Lanjut usia... 6
1.5 Keaslian Penelitian ... 7
1.6 Penjelasan Istilah ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1 Lansia ... 9
2.1.1 Definisi Lansia ... 9
2.1.2 Batasan-batasan Lansia ... 9
2.1.3 Karakteristik Lansia ... 10
2.2 Proses Menua ... 12
xii
2.4 Perubahan Akibat Proses Menua ... 15
2.5 Mekanisme Koping ... 20
2.5.1 Pengertian Koping ... 20
2.5.2 Sumber Koping ... 20
2.5.3 Penggolongan Mekanisme Koping ... 23
2.5.4 Faktor yang Mempengaruhi Strategi Koping ... 24
2.6 Post Power Syndrome ... 25
2.6.1 Pengertian Post Power syndrome ... 25
2.6.2 Faktor-Faktor Penyebab Post Power Syndrome ... 26
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 34 3.1 Kerangka Konsep ... 34
4.10 Pengolahan Data dan Analisa Data ... 45
4.11 Etika Penelitian ... 46
BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ... 48
5.1 Hasil Penelitian ... 48
5.2 Data Khusus Lansia ... 51
5.3 Identifikasi Skor Mekanisme Koping ... 52
5.4 Identifikasi Skor Post Power Syndrome ... 53
5.5 Pengaruh antara Mekanisme Koping terhadap PPS ... 54
xiii
BAB VI PEMBAHASAN ... 57
6.1 Intepretasi dan Diskusi Hasil ... 57
6.1.1 Karakteristik Responden ... 57
6.1.2 Identifikasi Skor Mekanisme Koping ... 58
6.1.3 Identifikasi Skor Post Power Syndrome ... 59
6.1.4 Pengaruh antara Mekanisme Koping terhadap PPS ... 62
6.2 Keterbatasan Penelitian ... 65
6.3 Implikasi Keperwatan ... 65
BAB VI I KESIMPULAN DAN SARAN ... 67
7.1 Kesimpulan ... 67
7.2 Saran ... 67
Daftar Pustaka ... 69
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Definisi Operasional ... 39
Tabel 4.8.1 Hasil Uji Validitas untuk Mekanisme Koping ... 42
Tabel 4.8.2 Hasil Uji Validitas untuk Post Power Syndrome ... 42
Tabel 4.8.3 Hasil Uji Reliabilitas ... 43
Tabel 5.1.1 Distribusi Sampel menurut Jenis Kelamin ... 48
Tabel 5.1.2 Distribusi Sampel menurut Usia ... 49
Tabel 5.3 Distribusi Sampel menurut Skor Mekanisme Koping ... 52
Tabel 5.4 Distribusi Sampel menurut Skor PPS ... 53
Tabel 5.5 Tabulasi Silang antara Mekanisme Koping dengan PPS ... 54
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Studi Pendahuluan dan Ijin Penelitian ... 71
Lampiran 2 Surat Selesai Penelitian ... 72
Lampiran 3 Surat Tugas ... 73
Lampiran 4 Lembar Persetujuan Responden ... 74
Lampiran 5 Kuesioner Data Demografi ... 75
Lampiran 6 Kuesioner Post Power Syndrome ... 77
Lampiran 7 Kuesioner Mekanisme Koping ... 78
Lampiran 8 Rubrik Post Power Syndrome ... 79
Lampiran 9 Rubrik Mekanisme Koping ... 80
Lampiran 10 Uji Validitas dan Reliabiltas ... 81
Lampiran 11 Hasil Hitung Korelasi Chi Square ... 88
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peningkatan penduduk lansia pada dasarnya merupakan dampak positif dari
pembangunan. Pembangunan meningkatkan taraf hidup masyarakat, menurunkan angka
kematian dan meningkatkan usia harapan hidup. Disisi lain pembangunan secara tidak
langsung juga berdampak negatif melalui perubahan nilai-nilai dalam keluarga yang
berpengaruh kurang baik terhadap kesejahteraan lansia. Lansia sering kehilangan
pertalian keluarga yang selama ini diharapkan. Perubahan yang terjadi juga menyebabkan
berkurangnya peran dan status lansia dalam keluarga. Selain itu juga mulai terlihat
hilangnya bentuk-bentuk dukungan keluarga terhadap lansia (Junaidi, 2007).
Penduduk lansia di Indonesia tahun 2006 sebesar 19 juta jiwa, dengan usia
harapan hidup 66,2 tahun, tahun 2010 diperkirakan jimlah lansia sebesar 23,9 juta jiwa
dengan usia harapan hidupnya 67,4 tahun dan pada tahun 2020 jumlah lansia
diperkirakan sebesar 28,8 juta jiwa dengan usia harapan hidup 71,1 tahun. Peningkatan
jumlah penduduk lansia disebabkan oleh tingkat sosial ekonomi masyarakat yang
meningkat, kemajuan dibidang pelayanan kesehatan dan tingkat pengetahuan masyarakat
yang meningkat (MENKOKESRA, 2007).
Melihat kondisi yang demikian sudah seharusnya bukan hanya tenaga kesehatan
saja yang menjadi penanggung jawab kesehatan, tetapi kesehatan merupakan tanggung
jawab semua masyarakat. Siapapun masyarakat tersebut secara individu atau
berkelompok mempunyai tanggung jawab yang sama besarnya dengan tenaga kesehatan
terhadap upaya menciptakan terwujudnya kesehatan masyarakat itu sendiri. Upaya
kesehatan tersebut diselenggarakan dengan pendekatan peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (curatif) dan pemulihan
(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
Asuhan keperawatan lanjut usia di tatanan komunitas, dukungan dan peran serta
masyarakat secara aktif dengan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan, tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif. Intervensi
ditujukan pada individu lansia, keluarga/pemberi asuhan/ karyawan panti, kelompok,
dan masyarakat sebagai kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri selama
mungkin dalam upaya kesehatannya. Adapun tujuan asuhan keperawatan nya adalah
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam upaya mengatasi masalah kesehatannya
secara mandiri dan mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Nugroho,
2008).
Lansia umumnya timbul kondisi fisik penurunan sel-sel otak disertai penurunan
fungsi indera pendengaran, penglihatan, pembauan yang sering menimbulkan
keterasingan bagi lansia. Kulit juga mengalami perubahan karena penurunan lemak
dibawah kulit yang menyebabkan hilangnya elastisitas kulit, sehingga kulit menjadi
keriput. Perubahan psikologis lansia yaitu kesepian, kehilangan pekerjaan, dan
kehilangan pasangan hidup. Sedangkan perubahan sosial berkaitan dengan kehilangan
pekerjaan akibat masa pensiun, merasa kehilangan kekuasaan, merasa tidak berguna dan
diasingkan. Jika keterasingan terjadi maka lansia akan menolak untuk bersosialisasi
Dalam pergaulan sehari-hari nampaknya tidak terdapat kesepakatan mengenai
batasan umur untuk lansia. Ada orang berpendapat lansia identik dengan orang pikun,
orang tua yang telah memerlukan serba bantuan untuk melaksanakan kehidupan
sehari-hari, seperti berjalan, mandi, makan, dsb. Ada orang menganggap lansia adalah orang
yang purna tugas atau pension. Sementara itu bila dilihat dari umur seseorang
nampaknya: ada orang berumur 65 tahun sudah tidak kuat berjalan tegak, perlu banyak
bantuan, orang lain lagi 75 tahun masih ingin saja naik sepeda.
Fenomena pertama tersebut diatas pasti tidak melekat serta merta pada gelar
lansia. Disposisi lansia keseluruhannya akan menentukan apakah dan sejauh mana
fenomena itu akan dialami oleh lansia yang bersangkutan. Tidak tentu seorang jendral
akan mengalami post power syndrome lebih parah daripada seorang kapten. Disposisi dibangun oleh : posisi yang ditinggalkan menurut kesadaran yang bersangkutan,
pembawaan, (ekstrovert atau introvert) dan watak yang telah dilatihkan, pendidikan, dan
atau ketrampilan yang dimiliki, tantangan nyata yang dihadapi setelah perubahan posisi
(kondidi ekonomi, kondisi keluarga).
Fenomena kedua dan ketiga memang sangat erat hubungannya. Disposisi
seseorang terbangun oleh: Situasi pada umumnya yang sulit saat ini, membuat seseorang
cenderung melihat masa lalu lebih baik. Padahal mungkin seseorang itu dahulu belum
harus bertanggung jawab seperti sekarang. Situasi masa muda yang masih mudah karena
tertopang oleh orang tua. Masa sekolah yang bahagia dan seterusnya, pembawaan,
(ekstrovert atau introvert) dan watak yang telah dilatihkan, pendidikan, dan atau
ketrampilan yang dimiliki, perubahan atau perkembangan persepsi akan nilai-nilai,
Mekanisme koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan
masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang
mengancam (Keliat, 1999). Sedangkan menurut Lazarus (1985), koping adalah
perubahan kognitif dan perilaku secara konstan dalam upaya untuk mengatasi tuntutan
internal dan atau eksternal khusus yang melelahkan atau melebihi sumber individu.
Berdasarkan kedua definisi maka yang dimaksud mekanisme koping adalah cara yang
digunakan individu dalam menyelesaikan masalah, mengatasi perubahan yang terjadi dan
situasi yang mengancam baik secara kognitif maupun perilaku.
Mekanisme koping menunjuk pada baik mental maupun perilaku, untuk
menguasai, mentoleransi, mengurangi, atau minimalisasikan suatu situasi atau kejadian
yang penuh tekanan. Mekanisme koping merupakan suatu proses di mana individu
berusaha untuk menanggani dan menguasai situasi stres yang menekan akibat dari
masalah yang sedang dihadapinya dengan cara melakukan perubahan kognitif maupun
perilaku guna memperoleh rasa aman dalam dirinya.
Post power syndrome adalah gejala yang terjadi dimana ‘penderita’ hidup dalam bayang-bayang kebesaran masa lalunya (entah jabatannya atau karirnya, kecerdasannya,
kepemimpinannya atau hal yang lain), dan seakan-akan tidak bisa memandang realita
yang ada saat ini. Pensiun dini dan PHK adalah salah satu faktor tersebut. Bila orang
yang mendapatkan pensiun dini tidak bisa menerima keadaan bahwa tenaganya sudah
tidak dipakai lagi, walaupun menurutnya dirinya masih bisa memberi kontribusi yang
melamar ke perusahaan lain, post power syndrome yang menyerangnya akan semakin parah. Kejadian traumatik juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya post power syndrome.
Masalah inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penilitian
pengaruh mekanisme koping lansia terhadap kejadian Post Power Syndrome (PPS) yang melibatkan komunitas lansia di BTPN Kota Malang. Hasil yang diharapkan dari
penelitian ini adalah untuk mengetehui apa ada pengaruh mekanisme koping komunitas
lansia terhadap kejadian post power syndrome.
1.2 Rumusan Masalah
Perubahan fisik dan psikososial mengakibatkan perubahan sosial pada komunitas
lansia dimana komunitas lansia yang tidak dihormati atau tidak disegani tetapi hanya
ditolerin sehingga mengakibatkan perubahan pada mekanisme koping individu lansia
yang mengakibatkan kejadian post power syndrome di dalam komunitas lansia oleh karena itu masalah penelitian ini adalah bagaimana pengaruh mekanisme koping lansia terhadap
post power syndrome?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh mekanisme koping lansia terhadap post power syndrome
pada lanjut usia di BTPN Malang?
2. Tujuan Khusus
b. Identifikasi skor post power syndrome pada lanjut usia di BTPN Malang?
c. Mengetahui pengaruh mekanisme koping lansia terhadap post power syndrome pada lanjut usia di BTPN Malang?
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Ilmu Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi tambahan
untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi oleh lansia saat mengalami post power syndrome, sehingga perawat dapat memberikan perawatan yang lebih optimal.
1.4.2 Bagi Institusisi
Diharapkan hasil penelitian ini digunakan sebagai masukan dalam
perkembangan kurikulum keperawatan gerontik pada lansia dalam menghadapi
post power syndrome.
1.4.3 Bagi Komunitas Lanjut Usia
Sebagai bahan masukan bagi lanjut usia, sehigga ke depan ada perencanaan
dan tindakan serta rancangan hidup lanjut usia dalam mengatasi mekanisme
koping yang kuat serta keluarga lansia dapat memberi dukungan terhadap
1.5 Keaslian Penelitian
a. Didit Damayanti, 2006. Meneliti tentang Hubungan antara dukungan keluarga dan koping lansia dengan tingkat depresi pada lansia di desa Oro oro ombo Kartoharjo Madiun. Metode yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan studi
penelitian korelasional. Populasi adalah seluruh lansia yang ada di kelurahan Oro Oro
Ombo Kartoharjo Madiun. Sampel dilakukan dengan cara purposive sampling.
Responden berjumlah 85 lansia. Tehnik pengumpulan data dengan menyebar
kuesioner penelitian. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan dukungan keluarga
dan depresi dengan p value sebesar 0,024 lebih kecil dari derajat signifikansi 0,05,
selain itu juga ada hubungan koping dan depresi pada lansia dengan p value 0,00
lebih kecil dari derajat signifikansi 0,05. Perbedaan dengan penelitian ini antara lain
pada variabel terikatnya, penelitian tersebut variabel terikatnya adalah tingkat depresi
sedang pada peneliti adalah mekanisme koping.
b. Elvi Syahrini, 2005. Meneliti tentang Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat depresi pada lanjut usia di Perumahan Asrama TNI-AD Keutapang Dua Banda Aceh. Rancangan penelitian diskriptif korelatif dengan rancangan cross sectional, sampel diambil menggunakan metode total sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 35 orang.
Analisis data yang digunakan adalah product moment dan hasilnya adalah ada
hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat depresi pada lanjut usia. (r)
hitung 0,578 dengan derajat kemaknaan (besarnya hubungan) berdasarkan
interpretasi nilai (r) adalah sedang. Perbedaan dengan penelitian ini antara lain pada
c. Utami Dewi. 2007. Meneliti tentang Perilaku Koping pada Lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. Rancangan penelitian dengan metode kualitatif, sampel diambil dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa bentuk-bentuk perilaku koping lansia antara lain: membutuhkan orang lain, putus
asa, berserah diri, pasif, berpikir positif, pengingkaran dan berharap, perbedaan
dengan penelitian ini adalah pada metode penelitian, tehnik pengambilan sampel dan
rancangan penelitian.
1.6 Penjelasan Istilah
1. Mekanisme Koping
Mekanisme koping adalah suatu tindakan merubah kognitif secara konstan
dan merupakan suatu usaha tingkah laku untuk mengatasi tuntunan internal atau
eksternal yang dinilai membebani atau melebihi sumber daya yang dimiliki individu
(Mu’tadin, 2002).
2. Lansia
Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang karena usianya mengalami
perubahan biologis, fisis, kejiwaan dan sosial (UU No 23 Tahun 1992 tentang
kesehatan).
3. Post Power Syndrome (PPS)
Post power syndromeadalah gejala yang terjadi dimana ‘penderita’ hidup dalam
kecerdasannya, kepemimpinannya atau hal yang lain), dan seakan-akan tidak bisa