• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) DI PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) DI PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP

KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

(ANC) DI PUSKESMAS MERGANGSAN

KOTA YOGYAKARTA

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh

Derajat Sarjana Ilmu Keperawatan Pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:

RUSWANTO

20120320139

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(2)

KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP

KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

(ANC) DI PUSKESMAS MERGANGSAN

KOTA YOGYAKARTA

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh

Derajat Sarjana Ilmu Keperawatan Pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:

RUSWANTO

20120320139

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(3)

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ruswanto

Nim : 20120320139

Program Srudi : Ilmu Keperawatan

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu kesehatan UMY

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis

ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam

bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal

atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks yang tercantum dalam daftar pustaka di bagian akhir

Karya Tulis Ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan

proposal ini hasil jiplakan, maka penulis bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut.

Yogyakarta, Agustus 2016

Membuat pernyataan

(4)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillahhirabbal’alamin, Segala puji dan syukur peneliti panjatkan

kehadiran Allah SWT, karena atas berkah dan limpahan rahmat-Nya maka peneliti

dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan tepat waktu yang berjudul

“Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Antenatal Care Di

Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta”. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah

mengantarkan umat dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang

yang dipenuhi dengan ilmu pengetahuan.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah diajukan sebagai syarat untuk menyelesaikan

pendidikan di Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Terwujudnya Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat lepas dari bantuan berbagai

pihak yang telah mendorong dan membimbing peneliti, baik tenaga, ide-ide

maupun pemikiran. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih

yang tulus kepada:

1. Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya

(5)

2. dr. H. Ardi Pramono,Sp.An.,M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Sri sumaryani,S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Mat.,HNC selaku ketua Program Studi

Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4. Sri sumaryani,S.Kep.Ns.,M.,Kep.,Sp.Mat.,HNC selaku dosen pembimbing

saya yang penuh kesabaran, kelembutan dan penuh pengorbanan sehingga

beliau mampu membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan Karya

Tulis Ilmiah.

5. Dewi Puspita,S.Kp.,M.Sc selaku dosen penguji saya yang telah

membimbing, menguji dan memberikan masukan yang sangat berguna

sehingga ilmu, arahan dan bimbingan penyusunan Karya Tulis Ilmiah

mendekati kesempurnaan.

6. Puskesmas Mergangsan yang telah memberikan izin pada peneliti dalam

melakukan penelitian serta membantu dan memberi dukungan dalam

terlaksananya penelitian ini.

7. Ibunda, Ayahanda, Kakak, Adek dan saudara-saudara beserta seluruh

keluarga yang senantiasa memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan

bantuan materi sehingga peneliti menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

8. Teman-teman mahasiswa PSIK UMY 2012, terimakasih atas bantuan dan

(6)

Peneliti sangat menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan, baik dalam materi mupun teknik penyajianya. Oleh karena itu,

peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan

Karya Tulis Ilmiah ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yogyakarta, Agustus 2016

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN ... i

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

1. Tujuan Umum ... 6

2. Tujuan Khusus ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

1. Peneliti ... 6

2. Pelayanan Kesehatan ... 6

3. Masyarakat ... 6

E. KeaslianPenelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 10

A. Konsep keluarga dan Dukungan Keluarga ... 10

1. Konsep Keluarga ... 10

2. Dukungan Keluarga ... ... 11

B. Konsep Kepatuhan ... ... 19

1. Definisi Kepatuhan ... 19

2. Faktor yang mempengaruhi tingkat Kepatuhan ... 19

(8)

1. Definisi Antenatal Care ... 22

2. Tujuan Antenatal Care ... 22

3. Pelaksanaan Antenatal Care ... 23

4. Standar Pelayanan Antenatal Care ... 24

5. Kunjungan Antenatal Care ... 26

D. Kerangka Teori ... 29

E. Kerangka Konsep ... 30

F. Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Desain Penelitian ... 31

B. Populasi dan Sampel ... 31

1. Populasi ... 31

2. Sampel ... 31

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

1. Lokasi Penelitian ... 32

2. Waktu Penelitian ... 32

D. Variabel Penelitian ... 32

E. Definisi Operasional ... 32

F. Instrumen Penelitian ... 34

G. Jalannya penelitian ... 35

H. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 36

1. Uji Validitas ... 36

2. Uji Reliabilitas ... 37

I. Pengolahan dan Analisa Data ... 37

J. Etik Penelitian ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Hasil penelitian ... 42

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 43

(9)

3. Analisa Univariat ... 43

a). Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Terhadap Antenatal Care... 44

b). Distribusi Frekuensi Kepatuhan Kunjungan Antenatal Care... 44

c). Distribusi Frekuensi Kepatuhan Kunjungan Antenatal Care... 44

d). Hubungan Dukungan Keluarga dan Kepatuhan Kunjungan Antenatal Care... 45

B. Pembahasan... 46

1. Karakteristik Responden... 46

2. Dukungan Keluarga Terhadap Antenatal Care... 49

3. Kepatuhan Kunjungan Antenatal Care... 50

4. Hubungan Dukungan Keluarga dan Kepatuhan Kunjungan Antenatal Care... 51

C. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 57

A. Kesimpulan... 57

B. Saran... 57

DAFTAR PUSTAKA... 60

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian... 7

Tabel 3.2 Definisi Operasional... 32

Tabel 3.3 Instrumen Penelitian... 34

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden... 43

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Terhadap ANC... 44

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Kunjungan ANC... 44

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori... 29

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Izin Survei Pendahuluan

Lampiran 2 : Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 3 : Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 4 : Lembar Audien dan Oponen

Lampiran 5 : Lembar kuesioner

Lampiran 6 : Surat Uji Validitas

Lampiran 7 : Etik Penelitian

Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 9 : Hasil Normalitas Data

(13)
(14)

INTISARI

Latar Belakang: Berdasarkan data yang didapatkan dari DINKES pada tahun 2014 terdapat hasil bahwa diantara tiga puskesmas yang berada di DIY bahwa cakupan kunjungan ANC yang paling rendah yaitu Puskesmas Mergangsan dengan cakupan kunjungan ANC sebesar 79,5%. Sedangkan yang lainnya Puskesmas Tegal Rejo cakupan kunjungan ANC sebesar 91,4% dan Puskesmas Jetis sebesar 80,1%.masih banyak ibu hamil yang belum melakukan pemeriksaan kehamilannya sesuai dengan yang dianjurkan yaitu minimal empat kali selama kehamilan. Banyak faktor yang dapat menyebabkan rendahnya kunjungan ibu hamil ke pelayanan atau tenaga kesehatan antara lain karena kurangnya motivasi baik dari diri ibu sendiri maupun dari keluarga.

Tujuan: Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap kepatuhan kunjungan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Mergangsan Metode penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil sebanyak 20 responden. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan analisa bivariat dengan menggunakan rumus Mann Whitney.

Hasil penelitian: Distribusi frekuensi dukungan keluarga terhadap Antenatal Care menunjukkan bahwa 9 responden (45%) memiliki dukungan keluarga pada kategori baik. Distribusi frekuesni kepatuhan kunjungan Antenatal Care menunjukkan bahwa sebagian besar responden patuh melakukan Antenatal Care yaitu sebanyak 17 responden (85%). Ada hubungan antara dukungan keluarga dan kepatuhan kunjungan Antenatal Care dengan nilai p value sebesar 0.012 (<0,05). Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dan kepatuhan kunjungan Antenatal Care dengan nilai p value sebesar 0.012 (<0,05).

(15)

ABSTRACT

Background: Based on the data acquired from the Dinkes in 2014 there are the result that out of three public health centers (Puskesmas) in the yogyakarta, the scope of visit Antenatal Care (ANC) the lowest is Puskesmas Mergangsan with scope of visit Antenatal Care 79,5 %. While others Puskesmas Tegal Rejo the scope of visit Antenatal Care of 91,4% and Puskesmas Jetis of 80,1% there are still many pregnant mothers that have not done examination her pregnancy as advocated that is a minimum of four times during pregnancy. There are many factors that cause the low number of visit of pregnant women to the service or health workers and among those factors are because of a lack of motivation of mother and of the family.

Purpose: To identify the correlation between family support with the mother obdience to visit Antenatal Care (ANC) in Puskesmas Merangsan.

Method : The research is quantitative research. This research use cross sectional approach. The population of the research is pregnant women as many as 20 respondents. Analysis of the data used was univariat analysis and analysis of bivariat using man-withney formula.

Result: Frequency distribution of family support to Antenatal Care indicated that 9 respondents (45%) have family support in the good categories. Distribution frekuesni compliance visits Antenatal Care show that the majority of respondents obey do Antenatal Care with 17 respondents (85%). There was a correlation between family encouragement and compliance visits Antenatal Care with the p value of 0.012.

Conclussion: There is a correlation between family support with the mother obedience to visit Antenatal Care (ANC) in Puskesmas Merangsan.

(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan data yang saya dapat dari DINKES pada tahun 2014

terdapat hasil bahwa diantara tiga puskesmas yang berada di DIY bahwa cakupan

K4 yang paling rendah yaitu Puskesmas Mergangsan dengan cakupan K4 sebesar

79,5%. Sedangkan yang lainnya Puskesmas Tegal Rejo cakupan K4 sebesar

91,4% dan Puskesmas Jetis sebesar 80,1%. Berdasarkan uraian di atas saya

tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Hubungan Dukungan

Keluarga Terhadap Kepatuhan Antenatal Care di Puskesmas Mergangsan.

Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi indikator yang sangat penting dalam

menilai derajat kesehatan ibu yang ada di indonesia. Berdasarkan survey 5 tahun

terakhir sesuai dengan data Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 2012 didapatkan peningkatan angka yang sangat tinggi menjadi

359/100.00 kelahiran hidup. Target AKI di Indonesia pada tahun 2015 adalah

102 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup jauh dari

target yang harus dicapai pada tahun 2015.

Angka Kematian Ibu (AKI) di Yogyakarta dalam empat tahun terakhir

menunjukan penurunan yang cukup baik. Angka yang terakhir yang dikeluarkan

Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2008 dimana angka kematian ibu di

(17)

2

menurun dari 114 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2004. Tahun 2011,

jumlah kasus kematian ibu yang dilaporkan kabupaten/ kota mencapai 56 kasus,

meningkat dibandingkan tahun 2010 sebanyak 43 kasus. Target Millenium

Development Goals (MDGs) ditahun 2015 untuk angka kematian ibu nasional

adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup dan untuk DIY relatif mendekati target,

namun masih memerlukan upaya yang keras dan konsisten dari semua pihak

yang telibat (DINKES Provinsi DIY, 2012).

Angka Kematian Bayi (AKB) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dari

tahun 2010 sesuai hasil sensus penduduk telah dihitung oleh BPS, yaitu laki-laki

sebesar 20 bayi per 1000 kelahiran hidup, sedangkan perempuan sebesar 14 per

1000 kelahiran hidup. Menurut proyeksi BPS dari hasil sensus penduduk tahun

2000 pada kurun waktu 5 tahun (2000-2005) penurunan AKB rata-rata per tahun

adalah 2,5% dan periode 2010-2015 adalah 1,7%. Periode 2020-2025

diperkirakan tidak terjadi penurunan karena tingkat kematian yang sudah sangat

kecil (hardrock) yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sangat sulit

dikendalikan diantaranya faktor genetik.

Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2008, kematian

ibu adalah yang terjadi pada perempuan saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari

pasca persalinan dengan penyebab yang berhubungan langsung maupun tidak

langsung, tetapi bukan karena kecelakaan. Penyebab langsung diantaranya adalah

komplikasi obstetrik seperti perdarahan, infeksi, ekslamsi, hipertensi, abortus dan

(18)

3

Penyebab lain diantaranya adalah penyakit bawaan sebelum ibu mengalami

kehamilan seperti obesitas, anemia, dan kurang energi kronis. Penyebab tidak

langsung kematian ibu dan bayi baru lahir adalah rendahnya tingkat pendidikan,

kurangnya pengetahuan kesehatan reproduksi, rendahnya status sosial ekonomi,

kedudukan dan peranan ibu yang kurang menguntungkan dalam keluarga, serta

kurangnya ketersediaan pelayanan kesehatan.

Kepatuhan melakukan Antenatal Care (ANC) akan memberikan manfaat

di temukannya berbagai kelainan, resiko dan komplikasi yang menyertai

kehamilan secara dini (Purnasari, 2009). Adanya kunjungan yang teratur dan

pengawasan yang rutin dari tenaga kesehatan, maka selama masa kunjungan

tersebut diharapkan komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk

riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan dapat dikenali secara

lebih dini dan dapat ditangani dengan cepat dan tepat. Hal ini dapat mengurangi

resiko kesakitan dan kematian bagi ibu hamil.

Tujuan dari Antenatal Care (ANC) ialah menyiapkan fisik dan mental

dengan baik serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan

masa nifas, sehingga keadaan mereka sehat dan normal, tidak hanya fisik akan

tetapi juga mental (Prawiroharjo, 2005). Tujuan ANC menurut Depkes RI (2004)

adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan,

nifas dengan baik dan selamat serta menghasilkan bayi yang sehat.

Pemantauan pelayanan antenatal oleh seorang ibu hamil dapat dilihat dari

(19)

4

dipantau melalui pelayanan kunjungan pertama ibu hamil K1 sampai K4. Pada

tahun 2004 terjadi selisih antara cakupan K1dan K4 sebersar 11% kemudian

tahun 2006 menjadi 10% dan pada tahun 2008 semakin kecil yaitu 6,6%. Namun

pada tahun 2009-2010 kesenjangan kembali meningkat menjadi 9%.

Kesenjangan antara cakupan K1 dan K4 menunjukkan angka drop out K1 dan

K4, dengan kata lain jika kesenjangan K1 dan K4 kecil maka hampir semua ibu

hamil yang melakukan kunjungan pertama pelayananan Antenatal Care

meneruskan oleh petugas kesehatan. (Menkes RI, 2011)

Melihat data di atas dapat dilihat masih banyak ibu hamil yang belum

melakukan pemeriksaan kehamilannya sesuai dengan yang dianjurkan yaitu

minimal empat kali selama kehamilan. Banyak faktor yang dapat menyebabkan

rendahnya kunjungan ibu hamil ke pelayanan atau tenaga kesehatan antara lain

karena kurangnya motivasi diri untuk memeriksakan kehamilannya dalam upaya

mencegah resiko atau komplikasi selama kehamilan dan persepsi ibu hamil yang

menganggap bahwa pemeriksaan kehamilan tidak perlu dilakukan bila tidak ada

keluhan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh siska (2008) di RSUD Pandan

Arang Boyolali terdapat 82 ibu hamil dan masing-masing dari jumlah ibu hamil

resiko tinggi tersebut antara lain terdapat (8%) menderita anemia, (12%)

menderita preeklampsi, (11%) mengalami perdarahan, (2%) menderita penyakit

diabetes melitus, (2%) menderita penyakit jantung, (7%) mengalami abortus,

(20)

5

pemeriksaan Antenatal Care. Adanya fenomena yang ada dilapangan karena

terdapat ibu hamil yang tidak bersedia melakukan kunjungan Antenatal Care

dengan alasan malu.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Nur dkk, hasil penelitian yang

dilakukan terdapat faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan

Antenatal Care adalah pengetahuan, keterjangkauan, dukungan keluarga dan

sikap petugas sedangkan factor yang tidak berhubungan dengan pemanfaatan

pelayanan Antenatal Care adalah paritas

Berdasarkan hasil wawancara dengan 5 ibu hamil trimester tiga diperoleh

data tiga ibu hamil melakukan ANC secara rutin lebih dari 4 kali, dimana tiga

orang ibu hamil mengatakan mendapat dukungan dari keluarga seperti motivasi

kepada ibu hamil dan mengantarkan untuk melakukan pemeriksaan ANC. Dari

dua ibu hamil trimester tiga mengatakan bahwa dia tidak melakukan ANCsecara

rutin sesuai dengan standar pemeriksaan ANC, dimana dua orang ibu hamil

mengatakan melakukan ANC ketika tidak sibuk dan ada yang mengantarkan ke

Puskesmas Mergangsan.

B. Rumusan Masalah

“apakah ada hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan Antenatal Care

(ANC) pada ibu hamil di Puskesmas Mergangsan?”.

C. Tujuan Penelitian

(21)

6

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah ada

hubungan antara dukungan keluarga terhadap kepatuhan kunjungan

Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Mergangsan.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik responden.

b. Untuk mengetahui dukungan keluarga terhadap Antenatal Care.

c. Untuk mengetahui kepatuhan kunjungan Antenatal Care.

d. Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dan kepatuhan

kunjungan Antenatal Care.

D. Manfaat Penelitian

1. Pelayanan Kesehatan

a. Supaya dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terhadap pelayanan

Antenatal Care.

2. Peneliti

a. Sebagai bahan tambahan informasi dan wawasan mengenai ilmu

keperawatan maternitas terutama tentang Antenatal Care (ANC).

b. Penelitian ini dapat menambah wawasan penulis khususnya tentang

kepatuhan Antenatal Care.

3. Masyarakat

a. Menambah pengetahuan pentingnya Antenatal Care bagi ibu hamil.

(22)

7

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1. Terkait Keaslian Penelitian

Peneliti Judul karya tulis

ilmiah

Metode penelitian

Hasil Persamaan Perbedaan

(Cein Hasil penelitian ini juga menunukan

(23)

8

Peneliti Judul karya

tulis ilmiah

(24)
(25)
(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keluarga dan Dukungan Keluarga

1. Konsep Keluarga

a. Definisi Keluarga

Menurut Notoatmodjo (2007) keluarga adalah unit terkecil dari

masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang

yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah satu atap dalam

keadaan saling ketegantungan, adanya ikatan perkawinan atau

pertalian darah, berinteraksi diantara sesama anggota keluarga,

memiliki perannya masing-masing. Keluarga adalah suatu ikatan

antara laki-laki dan perempuan berdsarkan hukum dan

undang-undang perkawinan yang sah (Mansyur, 2009).

b. Fungsi Keluarga

Menurut Johnson dan Lenny (2010), fungsi keluarga adalah

sebagai berikut :

1. Fungsi pendidikan, dapat dilihat bagaimana cara sebuah keluarga

untuk mendidik anak demi masa depannya.

2. Fungsi sosialisasi anak, dapat dilihat dari bagaimana sebuah

keluarga mempersiapkan anak untuk menjadi masyarakat yang

(27)

3. Fungsi perlindungan, dapat dilihat bagaimana sebuah keluarga

memberikan perlindungan kepada anak sehingga anggota

keluarga tersebut menjadi nyaman.

4. Fungsi perasaan, dapat dilihat dari bagaimana sebuah keluarga

dapat merasakan apa yang dirasakan oleh anggota keluarga dan

suasana anak serta anggota keluarga yang lain dalam

berhubungan dan berinteraksi dengan anggota keluarga yang

lainnya.

5. Fungsi agama, dapat dilihat dari bagaimana sebuah keluarga

mengajak anak dan anggota keluarga yang lain melalui kepala

keluarga untuk menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan

dimasa kini dan kehidupan lain setelah dunia.

6. Fungsi ekonomi, dapat dilihat dari bagaimana kepala keluarga

mencari penghasilan guna memenuhi semua

kebutuhan-kebutuhan keluarga.

7. Fungsi rekreatif, dapat dilihat dari bagaimana sebuah keluarga

dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga.

8. Fungsi biologis, dapat dilihat dari bagaimana keluarga

meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya.

2. Dukungan Keluarga

a. Defenisi Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga merupakan unsur terpenting dalam

(28)

maka rasa percaya diri akan bertambah dan motivasi untuk

menghadapi maslah yang terjadi akan meningkat (Tamher dan

Noorkasiani, 2009).

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan

keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa

orang yang besifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan

dan bantuan jika diperlukan (Friedman, 2013).

b. Jenis-jenis Dukungan Keluarga

Menurut Friedman (2013) menjelaskan bahwa keluarga

memiliki beberapa jenis dukungan antara lain:

1. Dukungan Informasional

Dukungan informasional adalah keluarga berfungsi

sebagai pemberi informasi, dimana keluarga menjelaskan

tentang pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat

digunakan mengungkapkan suatu masalah. Aspek-aspek dalam

dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan

pemberian informasi.

2. Dukungan Penilaian atau Penghargaan

Dukungan penilaian adalah keluarga bertindak

membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai

sumber dan validator identitas anggota keluarga diantaranya

(29)

3. Dukungan Instrumental

Dukungan instrumental adalah keluarga merupakan

sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya adalah

dalam hal kebutuhan keuangan, makan, minum, dan istirahat.

4. Dukungan Emosional

Dukungan emosional adalah keluarga sebagai tempat

yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta

membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari

dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam

bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan

dan didengarkan.

c. Macam-macam Bentuk Dukungan Keluaraga

Menurut Indriyani (2013), membagi jenis-jenis dukungan

keluarga menjadi 3 yaitu :

1. Dukungan Fisiologis

Dukungan fisiologis merupakan dukungan yang dilakukan

dalam bentuk pertolongan-pertolongan dalam aktivitas

sehari-hari yang mendasar, seperti dalam hal mandi menyiapkan

makanan dan memperhatikan gizi, toileting, menyediakan tempat

tertentu atau ruang khusus, merawat seseorang bila sakit,

membantu kegiatan fisik sesuai kemampuan, seperti senam,

(30)

2. Dukungan Psikologis

Dukungan psikologis yakni ditunjukkan dengan

memberikan perhatian dan kasih sayang pada anggota keluarga,

memberikan rasa aman, membantu menyadari, dan memahami

tentang identitas. Selain itu meminta pendapat atau melakukan

diskusi, meluangkan waktu bercakap-cakap untuk menjaga

komunikasi yang baik dengan intonasi atau nada bicara jelas, dan

sebagainya. Stolte (2003) menyebutkan bahwa keluarga memiliki

fungsi proteksi yang melingkupi selain memenuhi kebutuhan

makanan dan tempat tinggal, juga memberikan dukungan dan

menjadi tempat yang aman dari dunia luar.

3. Dukungan Sosial

Dukungan sosial diberikan dengan cara menyarankan

individu untuk mengikuti kegiatan spiritual seperti pengajian,

perkumpulan arisan, memberikan kesempatan untuk memilih

fasilitas kesehatan sesuai dengan keinginan sendiri, tetap

menjaga interaksi dengan orang lain, dan memperhatikan

norma-norma yang berlaku.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga

Menurut Purnawan (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi

(31)

1. Faktor Internal

a. Tahap Perkembangan

Tahap perkembangan artinya dukungan dapat ditentukan

oleh rentang usia (bayi-lansia) yang memiliki pemahaman dan

respon terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda.

b. Pendidikan dan Tingkat Pengetahuan

Keyakinan seseorang terhadap adanya dukungan

terbentuk oleh intelektual yang terdiri dari pengetahuan, latar

belakang pendidikan, dan pengalaman masa lalu. Kemampuan

kognitif akan membentuk cara berfikir seseorang termasuk

kemampuan untuk memahami faktor-faktor yang berhubungan

dengan penyakit dan menggunakan pengetahuan tentang

kesehatan untuk menjaga kesehatan dirinya.

c. Faktor Emosi

Faktor emosional mempengaruhi keyakinan terhadap

adanya dukungan dan cara melaksanakannya. Seseorang yang

mengalami respon stres dalam setiap perubahan hidupnya

cendrung berespon terhadap berbagai tanda sakit, dilakukan

dengan cara mengkhawatirkan bahwa penyakit tersebut dapat

mengancam kehidupannya. Seseorang yang secara umum

sangat tenang mungkin mempunyai respon emosional yang

(32)

melakukan koping secara emosional terhadap ancaman

penyakit mungkin akan menyangka adanya gejala penyakit

pada dirinya dan tidak mau menjalani pengobatan.

d. Faktor Spiritual

Spiritual adalah bagaimana seseorang menjalani

kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan yang

dilaksanakan, hubungan dengan keluarga atau teman dan

kemampuan mencari harapan dan arti dalam kehidupan.

2. Faktor Eksternal

a. Praktik Dikeluarga

Praktik dikeluarga adalah bagaimana keluarga

memberikan dukungan biasanya mempengaruhi penderita

dalam melaksanakan kesehatannya. Misalnya klien juga

kemungkinan besar akan melakukan tindakan pencegahan jika

keluarganya melakukan hal yang sama. Misalnya anak yang

selalu diajak orang tuanya untuk melakukan pemeriksaan rutin,

maka ketika punya anak dia akan melakukan hal yang sama.

b. Faktor Sosial Ekonomi

Faktor sosial dan psikososial dapat meningkatkan resiko

terjadinya penyakit dan mempengaruhi cara seseorang

mendefinisikan dan bereaksi tehadap penyakitnya. Variabel

psikososial mencakup: stabilitas perkawinan, gaya hidup dan

(33)

dan persetujuan dari kelompok sosialnya. Hal ini akan

mempengaruhi keyakinan kesehatan dan cara pelaksanannya.

Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang biasanya dia akan

lebih cepat tanggap terhadap gejala penyakit yang dirasakan.

Sehingga dia akan segera mencari pertolongan ketika merasa

ada gangguan pada kesehatannya.

c. Latar Belakang Budaya

Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai

dan kebiasaan individu dalam memberikan dukungan termasuk

cara pelaksanaan kesehatan pribadi.

d. Manfaat Dukungan Keluarga

Menurut Setiadi (2008), dukungan sosial keluarga

memiliki efek terhadap kesehatan dan kesejahteraan yang

berfungsi secara bersamaan. Adanya dukungan yang kuat

berhubungan dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah

sembuh dari sakit, fungsi kognitif, fisik dan kesehatan emosi.

Selain itu, dukungan keluarga memiliki pengaruh yang

positif pada penyesuaian kejadian dalam kehidupan yang

penuh dengan setres.

Dukungan sosial keluarga adalah sebuah proses yang

terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan

sosial keluarga berbeda-beda dalam berbagai tahap-tahap

(34)

kehidupan, dukungan sosial keluarga membuat keluarga

mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal.

Sebagai akibatnya hal ini meningkatkan kesehatan dan

adaptasi keluarga (Friedman, 2013). Menurut Smet (2000)

mengungkapkan bahwa dukungan keluarga akan

meningkatkan:

1) Keadaan fisik, individu yang mempunyai hubungan dekat

dengan orang lain jarang terkena penyakit dan lebih cepat

sembuh jika terkena penyakit dibanding individu yang

terisolasi.

2) Managemen reaksi stres, melalui perhatian, informasi,

dan umpan balik yang diperlukan untuk melakukan

koping terhadap stress.

3) Produktivitas, melalui peningkatan motivasi, kualitas

penalaran, kepuasan kerja dan mengurangi dampak stress

kerja.

4) Kesejahteraan psikologis dan kemampuan penyesuaian

diri melalui perasaan memiliki, kejelasan identifikasi diri,

peningkatan harga diri, pencegahan neurotisme dan

psikopatologi.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan

bahwa dukungan keluarga dapat meningkatkan kesehatan

(35)

kesejahteraan psikologis dan kemampuan penyesuaian

diri.

B. Konsep Kepatuhan

1. Definisi Kepatuhan

Kata kepatuhan berasal dari kata patuh yang berarti taat, suka

menurut dan disiplin terhadap perintah, aturan dan sebagainya (Sugono,

2008).

Kepatuhan (ketaatan) adalah sebagai tingkat penderita melaksanakan

cara pengobatan dan prilaku yang disarankan oleh dokter atau orang lain

(Slamet B, 2007).

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan

Menurut Niven (2008) faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

kepatuhan adalah:

a. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

negara. Pendidikan klien dapat meningkatkan kepatuhan, sepanjang

(36)

b. Akomodasi

Akomodasi adalah suatu usaha yang harus dilakukan untuk

memahami ciri kepribadian klien yang dapat mempengaruhi kepatuhan

Antenatal Care adalah jarak dan waktu, biasanya ibu cenderung malas

melakukan Antenatal Care pada tempat yang jauh.

c. Modifikasi Faktor Lingkungan dan Sosial

Hal ini berarti membangun dukungan sosial dari keluarga dan

teman-teman, kelompok-kelompok pendukung dapat dibentuk untuk

membantu kepatuhan terhadap program pengobatan seperti

pengurangan berat badan, berhenti merokok, dan menurunkan

konsumsi alkohol. Lingkungan berpengaruh besar pada Antenatal

Care, lingkungan yang harmonis dan positif akan membawa dampak

yang positif pula pada ibu dan bayinya. Kebalikannya lingkungan yang

negatif akan membawa dampak buruk pada proses Antenatal Care.

d. Perubahan Model Terapi

Program pengobatan dapat dibuat sederhana mungkin dan klien

terlihat aktif dalam pembuatan program pengobatan (terapi).

Keteraturan ibu hamil melakukan Antenatal Care dipengaruhi oleh

kesehatan saat hamil. Keluhan yang diderita ibu akan membuat ibu

semakin aktif dalam kunjungan anteatal care.

(37)

Meningkatkan interaksi professional kesehatan dengan klien

adalah suatu hal yang penting untuk memberikan umpan balik pada

klien setelah memperoleh informasi tentang diagnosis. Suatu

penjelasan penyebab penyakit dan bagaimana pengobatan dapat

meningkatkan kepatuhan, semakin baik pelayanan yang diberikan

tenaga kesehatan, semakin teratur pula ibu melakukan kunjungan

Antenatal Care.

f. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, dari

pengalaman dan penelitian terbukti bahwa prilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng dari pada prilaku yang tidak didasari

oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).

Menurut fungsinya pengetahuan merupakan dorongan dasar untuk

ingin tahu, untuk mencari penalaran dan untuk mengorganisasikan

pengalamannya. Adanya unsur pengalaman yang semula tidak

konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu akan disusun, ditata

kembali atau diubah sedemikian rupa, sehinggan tercapai suatu

konsisten. Semakin tinggi tingkat pengetahuan, semakin baik pula ibu

melaksanankan Antenatal Care (Azwar, 2007).

(38)

Usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai

saat akan berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan

dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja.

Dari segi kepercayaan, masyarakat yang lebih dewasa akan lebih

dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi tingkat

kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan

kematangan jiwanya. Semakin dewasa seseorang, maka cara berfikir

semakin matang dan teratur melakukan Antenatal Care (Notoatmodjo,

2007).

C. Konsep Antenatal Care

1. Definisi Antenatal Care

Menurut Maternal Neonatal Health (MNH) asuhan antenatal atau

yang dikenal Antenatal Care merupakan prosedur rutin yang dilakukan

oleh petugas (dokter/bidan/perawat) dalam membina suatu hubungan

dalam proses pelayanan pada ibu hamil untuk persiapan persalinannya (

Kusmiyati, 2009 ).

2. Tujuan Antenatal Care

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang janin.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan

sosial ibu dan bayi.

c. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi

(39)

d. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi

dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri dan proses kelahiran bayi.

e. Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis, bedah atau

obstetri selama kehamilan.

f. Mengembangkan persiapan persalinan serta persiapan menghadapi

komplikasi.

g. Membantu menyiapkan ibu menyusui dengan sukses, menjalankan nifas

normal dan merawat anak secara fisik, psikologis dan social.

h. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyuli-penyulit yang

terdapat saat kehamilan, persalinan dan nifas.

i. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan

dan nifas

j. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal ( Marmi

S, 2011 ).

3. Pelaksanaan Antenatal Care

Pelaksanaan Antenatal Care dipengaruhi beberapa faktor, Menurut

Notoatmodjo (2005), perilaku seseorang dalam memeriksakan kesehatan

dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: Faktor pemudah ( Predisposing Factor

) yang mencakup pengetahuan, tingkat ekonomi, sikap, kepercayaan,

keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya. Faktor pendukung ( enabling factor

) mencakup lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya

(40)

factor ) mencakup sikap dan prilaku dari petugas kesehatan atau petugas

lain yang merupakan kelompok referensi dari prilaku masyarakat.

4. Standar Pelayanan Antenatal Care

Pelayanan antenatal yang sesuai standar meliputi timbang berat

badan, Pengukuran tinggi badan, tekanan darah, nilai status gizi (ukur

lingkar lengan atas), tinggi fundus uteri, menentukan presentasi janin dan

denyut jantung bayi (DJJ) bila diperlukan, pemberian tablet zat besi

minimal 90 tablet selama kehamilan, test laboratorium (rutin dan khusus),

tatalaksana kasus, melakukan konseling termasuk perencanaan persalinan

dan pencegahan komplikasi (P4K), serta KB pasca persalinan (Depkes RI,

2010).

Pelayanan Antenatal Care yang diberikan petugas kesehatan yang

profesional pada ibu hamil sesuai dengan standar Antenatal Care yang telah ditetapkan dengan standar minimal “7T” meliputi :

a. Timbang Berat Badan dan Pengukuran Tinggi Badan.

Pertambahan berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu

berdasarkan masa tubuh (BMI: Body Mess Index), dimana metode ini

untuk menentukan pertambahan berat badan yang optimal selama masa

kehamilan. Mengetahui BMI wanita hamil merupakan hal yang penting.

Total pertambahan berat badan pada kehamilan yang normal adalah

11,5-16 kg. Adapun tinggi badan menentukan ukuran panggul ibu,

(41)

b. Ukuran Tekanan Darah

Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai

dasar selama masa kehamilan, tekanan darah yang adekuat perlu untuk

mempertahankan fungsi plasenta, tetapi tekanan darah sistolik 140

mmHg atau diastolik 90 mmHg pada saat awal pemeriksaan

mengindikasi potensi hipertensi (Yeyeh, 2009).

c. Ukur Tinggi Fundus Uteri

Apabila usia kehamilan dibawah 24 minggu pengukuran

dilakukan dengan jari, tetapi apabila kehamilan diatas 24 minggu

memakai pengukuran Mc. Donald yaitu dengan cara mengukur tinggi

fundus uteri memakai linemeter dari atas simfisis ke fundus uteri

kemudian ditentukan sesuai rumusnya (Mufdlilah, 2009).

d. Pemberian Imunisasi Tetanus Toxid (TT) Lengkap.

Pemberian imunisasi tetanus toxid pada kehamilan umumnya

diberikan dua kali. Imunisasi pertama diberikan pada usia kehamilan 16

minggu untuk yang kedua di berikan empat minggu kemudian

(Mufdlilah, 2009).

e. Pemberian Tablet Besi Minimal 90 Tablet Selama Kehamilan.

Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah mencegah

defisiensi zat besi pada ibu hamil, bukan menaikkan kadar hemoglobin.

Fe diberikan satu tablet sehari segera setelah rasa mual hilang,

diberikan sebanyak 90 tablet selama kehamilan (Yeyeh, 2009).

(42)

Penyakit menular seksual (PMS) merupakan sekelompok

penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme yang dapat

menimbulkan gangguan pada saluran kemih dan reproduksi. Ibu hamil

merupakan sekelompok resiko tinggi terhadap PMS. Melakukan

pemeriksaan konfirmatif dengan tujuan untuk mengetahui etiologi yang

pasti tentang ada atau tidaknya penyakit menular seksual yang didertita

ibu hamil, sangat penting dilakukan karena PMS dapat menimbulkan

morbiditas dan mortalitas baik kepada ibu maupun bayi yang di

kandung atau dilahirkan (Yulifah dkk, 2009).

5. Kunjungan Antenatal Care

Kunjungan Antenatal Care untuk pemantauan dan pengawasan

kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam

waktu sebagai berikut: sampai dengan kehamilan trimester pertama (<14

minggu) satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester kedua (14-28

minggu) satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester ketiga (28-36

minggu dan sesudah minggu ke 36) dua kali kunjungan (Saifuddin, 2005).

Kunjungan pertama (K1) ibu hamil dilakukan yaitu pada saat usia

kehamilan 16 minggu yang dilakukan untuk penapisan dan pengobatan

anemia, perencanaan, persalinan dan pengenalan komplikasi akibat

kehamilan dan pengobatannya. Kunjungan pertama bidan melakukan

anamnesis, memastikan bahwa kehamilan ibu diharapkan memeriksa kadar

Hb dan memberikan imunisasi TT sesuai dengan ketentuan. Kunjungan

(43)

32 minggu, dilakukan untuk pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan

pengobatannya, penapisan preeklampsi, gemeli dan infeksi alat reproduksi

dan saluran perkemihan dan mengulang perencanaan persalinan.

Kunjungan keempat ini dimaksudkan untuk mengenali adanya kelainan

letak dan presentasi, memantapkan rencana persalinan dan mengenali

tanda-tanda persalinan (Saifuddin, 2005).

Setiap kunjungan Antenatal Care tersebut perlu didapatkan

informasi yang memadai bagi ibu hamil meliputi:

a. Kunjungan Trimester Pertama

Kunjungan pada trimester ini hal-hal yang dilakukan adalah

membina hubungan saling percaya antar petugas kesehatan dengan ibu

hamil, mendeteksi masalah dan menanganinya, melakukan tindakan

pencegahan untuk anemia, kekurangan zat besi, dan infeksi tetanus

neonatorium, penggunaan praktek tradisional yang merugikan, memulai

persiapan kelahiran bayi serta mendorong prilaku sehat (gizi, latihan

ringan, kebersihan diri, istirahat).

b. Kunjungan Trimester Kedua

Kunjungan kedua ini informasi penting yang disampaikan sama

dengan trimester pertama ditambah kewaspadaan khusus mengenai pre

eklampsia dengan jalan bertanya kepada ibu tentang gejala-gejala pre

eklampsia, memantau tekanan darah, evaluasi adanya oedema dan

(44)

c. Kunjungan Trimester Ketiga Antara Minggu 28-36

Sama dengan kunjungan sebelumnya hanya ditambah dengan

palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan.

d. Kunjungan Trimester Ketiga Setelah 36 Minggu

Sama dengan kunjungan sebelumnya ditambah dengan deteksi

letak bayi yang tidak normal atau ada kondisi lain yang memerlukan

(45)
(46)

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.1. Kerangka Teori

E. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.2. Kerangka Konsep

F. Hipotesis

“ Ada hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan Antenatal Care

(ANC) pada ibu hamil di Puskesmas Mergangsan?” Dukungan Keluarga :

a. Informasi

b. Penghargaan

c. Instrumental

d. Emosional

Kepatuhan melakukan ANC

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini juga menggunakan pendekatan cross sectional karena

jenis penelitian yang menggunakan waktu pengukuran atau observasi data

variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam,

2013).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2013).

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu hamil yang melakukan

Antenatal Care di Puskesmas Mergangsan dengan jumlah 20 ibu hamil

dengan usia 28-36 minggu pada bulan juli.

2. Sampel

Sampel adalah bagian populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam,

2013).

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah

menggunakan accidental sampling yaitu pengambilan sampel secara

keseluruhan ibu hamil trimestr 3 sesuai dengan kriteria inklusi peneliti.

Jumlah sampel keseluruhan yang diambil adalah 20 orang ibu hamil

(48)

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Ibu hamil dengan usia 28-36 minggu pada bulan juli.

b. Ibu hamil yang mempunyai buku KIA.

c. Ibu hamil yang bersedia menjadi responden.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Mergangsan kota

Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanankan pada bulan Juli-Agustus 2016

D. Variabel Penelitian

Variabel yang diteliti dalm penelitian ini adalah :

1. Variabel independen (variabel bebas) : Dukungan keluarga

2. Variabel dependen (variabel terikat) : Kepatuhan ibu hamil melakukan

ANC

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang

dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan

(49)

Tabel 3.2. Definisi Operasional Dukungan Keluarga Melakukan Antenatal

Care (ANC)

Variabel Definisi Operasional Alat ukur Hasil ukur Skala

Dukungan Keluarga Suatu sikap dan tindakan yang

(50)

F. Instrumen Penelitian

1. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner atau

angket, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memeperoleh informasi dari responden (Arikunto, 2013). Kuisioner ini

diadopsi dari Farida (2012), skala yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu Likert dengan alternatif jawaban selalu (SL), sering (SR), jarang

(JR), tidak pernah (TP). Instrumen dukungan keluarga berjumlah 25 item

pertanyaan dan memiliki kisi-kisi yang terdiri dari dukungan

informasional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan

dukungan emosional.

Tabel 3.3. Matriks Kisi-kisi Kuisioner Dukungan Keluarga Sebagai

Berikut :

No Jenis dukungan Nomor pertanyaan Total

1. Dukungan Informasional 1,2,3,4,,6,7 6

2. Dukungan Penghargaan 8,9,10,11,12,13 6

3. Dukungan Instrumental 15,16,17,18,19,20 6

4 Dukungan Emosional 22,23,24,25,26,27,28 7

Total 25

Pemberian skor untuk pertanyaan dilakukan dengan sistematika jawaban

selalu (skor 4), sering (skor 3), jarang (skor 2), tidak pernah (skor 1). Skor

(51)

Baik : (76%-100%)

Cukup : (56%-75%)

Kurang : (≤55%)

Kemudian jumlah skor tersebut seluruhnya ditotal untuk mengetahui tingkat

dukungan keluarga terhadap ibu hamil (Arikunto, 2010).

2. Kepatuhan ibu hamil melakukan ANC adalah pengukuran kepatuhan ibu

hamil dalam melakukan pemeriksaan kehamilan melalui data sekunder

yang ada pada buku KIA sebanyak 4 kali kunjungan ANC.

G. Jalannya Penelitian

Pengumpulan data adalah proses pendekatan kepada subjek dan proses

pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam penelitian

(Nursalam, 2013). Menurut Saryono (2008) jenis data dalam penelitian ini

yaitu :

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden yang

mengisi kuesioner yang berisi daftar pertanyaan yang telah diberikan

kepada responden (Saryono, 2008). Lembar kuesioner berisi pertanyaan

tentang dukungan informasional, dukungan penghargaan, dukungan

instrumental, dan dukungan emosional.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui pihak lain, tidak

(52)

sekunder ini diperoleh dari buku KIA ibu hamil berupa cakupan K1 dan

K4.

Peneliti datang ke puskesmas dan menemui responden yang

memenuhi kriteria inklusi. peneliti menyerahkan informed consent kepada

calon responden. Apabila responden setuju, peneliti meminta untuk

mengisi kuesioner dan peneliti melihat buku KIA dari responden. Peneliti

melakukan pengambilan data pada hari selasa dan rabu dari pukul

07.00-11.30 Wib selama 4 minggu.

H. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan suatu

instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi

dan instrumen yang kurang valid berarti sebaliknya, memiliki validitas

yang rendah (Arikunto, 2013). Dari hasil uji validitas kuesioner

didapatkan 25 item valid dan 3 item tidak valid dari 28 item. Uji validitas

untuk data dapat menggunakan rumus. Pearson Product Moment dengan

rumus :

rxy = N∑XY –(∑X) (∑Y)

√{N∑X2 –(∑X2 )} { N∑Y2–(∑Y2)}

Keterangan:

r xy = Koefisien korelasi product moment N∑XY = Jumlah perkalian X dan Y

(53)

∑Y = Jumlah skor itam (Y)

n = jumlah responden ∑Y

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah uji yang menunjukkan pada tingkat

kemantapan atau konsistensi suatu alat ukur, kuesioner dilakukan reliabel

apabila kuesioner tersebut memberikan hasil konsisten. Uji ini ditetapkan

untuk mengetahui apakah responden menjawab pertanyaan secara

konsisten atau tidak sehingga kesungguhan jawabnya dapat dipercaya

(Arikunto, 2013).

Uji reliabilitas yang digunakan adalah Alpha cronbach’s dengan menggunakan rumus sebaga berikut:

r11= ( k ) (1- ∑αb2 )

( k-1 ) α2t

Keterangan:

r11 = Reabilitas instrumen

K = Banyak butir pertanyaan

∑αb2

= Jumlah varian butir

α t 2 = Varian total

Penilaian untuk pengujian reliabilitas berasal dari skor-skor item

kuesioner yang valid. Instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki

(54)

I. Pengolahan dan Analisa Data

1. Metode Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (2010) data yang diperoleh dari jawaban

akan dilakukan pengolahan sebagai berikut :

a. Editing

Penelitian ini dilakukan editing dengan cara memeriksa

kelengkapannya, kesalahan pengisian dan konsistensi dari setiap

jawaban dan pertanyaan yang dilakukan di lapangan. kekurangan atau

ketidaksesuaian dapat segera dilengkapi atau disempurnakan.

b. Coding

Coding merupakan pemberian kode angka terhadap data yang terdiri

dari beberapa kategori.

Coding kepatuhan Antenatal Care :

Kode 0 : Patuh

Kode 1 : Tidak Patuh

Coding dukungan keluarga :

Kode 1 : Baik

Kode 2 : Cukup

Kode 3 : Kurang

c. Scoring

Pertanyaan yang dijawab diberi skor atau nilai sesuai yang telah

ditetapkan oleh peneliti. Setelah diberi kode selanjutnya menilai

(55)

Baik (76%-100%),

Cukup (56%-75%)

Kurang (≤55%)

d. Entry

Merupakan suatu proses memasukkan data ke dalam komputer

yang selanjutnya dilakukan analisis dengan menggunakan program

komputer.

e. Tabulating

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari

jawaban kuesioner yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke

dalam tabel. Melakukan penataan data, kemudian menyusun dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi (Arikunto, 2010).

2. Analisa Data yang Digunakan Dalam Penelitian Ini adalah:

a. Analisa Univariat

Analisa yang digunakan untuk melihat distribusi frekuensi dari

setiap variabel yang bertujuan untuk menggambarkan distribusi dari

frekuensi berbagai variabel yang diteliti, baik variabel bebas yaitu

dukungan keluarga maupun variabel terikat yaitu kepatuhan

melakukan Antenatal Care pada ibu hamil.

b. Analisa Bivariat

Analisa yang dilakukan untuk melihat hubungan kedua

variabel ordinal dan nominal menggunakan uji korelasi mann whitney

(56)

akan dilakukan melalui proses komputer dengan bantuan program

SPSS.

Kriteria pengujian hipotesis (Dahlan, 2005):

a. Ho ditolak dan Ha diterima, jika p-value <0,05 yang berarti

terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga

dengan melakukan Antenatal Care pada ibu hamil di Puskesmas

Merganggsan.

b. Ha ditolak dan Ho diterima, jika p-value >0,05 yang berarti tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga

dengan kepatuhan melakukan Antenatal Care pada ibu hamil di

Puskesmas Mergangsan.

J. Etik Penelitian

Penelitian ini mendapat persetujuan layak etik dengan nomor

267/EP-FKIK-UMY/VIII/2016. Hidayat (2008) menyatakan bahwa dalam penelitian

ini, peneliti harus menerapkan prinsip-prinsip etik antara lain :

1. Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden peneliti dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan menjadi reponden. Subjek yang menjadi

(57)

2. Anonimity (tanpa nama)

Peneliti tidak mencantumkan nama subjek pada pengumpulan data

untuk menjaga kerahasiaan subjek.

3. Confidentiality ( kerahasiaan)

Masalah etik keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun

masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil riset.

Berdasarkan surat keterangan penelitian dari Komisi Etik UMY

nomor: 267/EP-FKIK-UMY/VIII/2016 penelitian yang berjudul

Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Kunjungan

Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta ini

(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Puskesmas Mergangsan merupakan salah satu Puskesmas yang

berada di Kota Yogyakarta. Puskesmas Mergangsan terletak di Jalan

Taman Siswa Gang Braja Permana MG II/ 1168 RT 68 RW 22

Kelurahan Wiragunan Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta.

Batas-batas wilayah Kecamatan Mergangsan yaitu di sebelah utara berBatas-batasan

dengan Kecamatan Pakualaman dan Kecamatan Gondomanan, sebelah

timur berbatasan dengan Kecamatan Umbulharjo, sebelah selatan

berbatasan dengan Kecamatan Sewon, Bantul dan di sebelah barat

berbatasan dengan Kecamatan Mantrijeron, Kraton, dan Gondomanan.

Pelayanan kebidanan Puskesmas Mergangsan meliputi Poliklinik

KIA dan persalinan 24 jam. Puskesmas Mergangsan memiliki ruang

rawat inap dan pelayanan rawat jalan untuk pasien melahirkan.

Pelayanan persalinan di Puskesmas Mergangsan telah dilakukan sesuai

dengan standar Asuhan Persalinan Normal (APN). Tenaga bidan di

Puskesmas Mergangsan berjumlah 4 orang, dengan tingkat pendidikan

(59)

2. Karakteristik Responden

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Karakteristik f %

Umur

<20 0 0

20-35 15 75

>35 5 25

Total 20 100

Pendidikan

Dasar 2 10

Menengah 14 70

Tinggi 4 20

Total 20 100

Pekerjaan

Guru 2 10

IRT 16 80

Swasta 2 10

Total 20 100

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia

20-35 tahun yaitu sebanyak 15 responden (75%), berpendidikan

menengah yaitu sebanyak 14 responden (70%) dan bekerja sebagai ibu

rumah tangga yaitu sebanyak 16 responden (80%).

3. Analisa Univariat

a. Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Terhadap Antenatal

Care.

Tabel 4.2 di bawah ini menunjukkan bahwa 9 responden (45%)

memiliki dukungan keluarga pada kategori baik, 8 responden (40%)

memiliki dukungan pada kategori cukup dan 3 responden (15%)

(60)

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Terhadap

Antenatal Care.

Dukungan Keluaurga F %

Baik 9 45,0

Cukup 8 40,0

Kurang 3 15,0

Total 20 100

b. Distribusi Frekuesni Kepatuhan Kunjungan Antenatal Care

Tabel 4.3 Distribusi Frekuesni Kepatuhan Kunjungan Antenatal

Care

Kepatuhan ANC f %

Patuh 17 85,0

Tidak Patuh 3 15,0

Total 20 100

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden patuh

melakukan Antenatal Care yaitu sebanyak 17 responden (85%) dan

sebagian kecil responden tidak patuh dalam melakukan Antenatal Care

(61)

c. Hubungan Dukungan Keluarga dan Kepatuhan Kunjungan

Antenatal Care

Tabel 4.4 Hubungan Dukungan Keluarga dan Kepatuhan

Kunjungan Antenatal Care

Dukungan keluarga

Kepatuhan ANC Total p-value Patuh Tidak patuh

n (%) n (%) n (%)

Baik 9 (45,0) 0 (0 %) 9 (45 %)

0,012

Cukup 8 (40,0) 0 (0 %) 8 (40 %)

Kurang 0 (0 %) 3 (15 %) 3 (15 %)

Total 17 (85 %) 3 (15 %) 20 (100 %)

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang memiliki

dukungan keluarga yang baik dan patuh melakukan ANC yaitu sebanyak

9 responden (45 %), sedangkan responden yang dukungan keluarganya

kurang dan tidak patuh melakukan ANC adalah 3 responden (15 %).

Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Mann Withney

didapatkan nilai p value sebesar 0.012 (<0,05) sehingga dapat diketahui

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dan

(62)

B. Pembahasan

1. Karakteristik Responden

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia

20-35 tahun. Umur responden rata-rata masih dalam kategori usia

produktif yaitu 20-35 tahun memungkinkan mereka masih mampu untuk

menangkap informasi yang diberikan dan bisa mengingatnya kembali.

Berdasarkan hasil analisa terhadap umur responden jumlah terbanyak

pada umur 20-35 tahun sebagian besar responden berada pada usia

reproduksi sehat dimana pada usia alat-alat reproduksi sudah matang dan

aman untuk kehamilan dan persalinan serta siap untuk menjadi seorang

ibu. Menurut Mubarak (2011) semakin bertambahnya umur seseorang

taraf berfikirnya semakin matang dan dewasa.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Kartika (2012) dengan hasil diketahui bahwa dari 78 responden ibu hamil

trimester III di wilayah Puskesmas Lerep, Kec. Ungaran, Kab. Semarang,

sebagian besar berumur 20-35 tahun, yaitu sejumlah 58 orang (74,4%).

Sebagian besar ibu berpendidikan menengah, tingkat pendidikan

menunjukkan jenjang pendidikan formal yang telah ditempuh ibu hamil.

Pendidikan menengah dalam penelitian ini mencakup pendidikan

setingkat SMA. Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa semakin tinggi

pendidikan seseorang maka akan semakin mudah dalam menerima

(63)

mempengaruhi perilaku seseorang, termasuk kepatuhan ibu hamil dalam

melakukan kunjungan ANC.

Pendidikan yang dimiliki ibu berhubungan dengan banyaknya

pengetahuan dan luasnya wawasan yang dimiliki oleh ibu. Pengetahuan

tersebut diperoleh dari pendidikan formal yang dijalaninya. Ibu dengan

pendidikan menengah diartikan telah mempunyai kemampuan menyerap

berbagai informasi yang masuk padanya. Sesuai dengan Kuncoroningrat

cit. Nursalam (2011) menyebutkan makin tinggi pendidikan seseorang,

makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula

pengetahuan yang dimiliki. Sebaiknya, pendidikan yang kurang akan

menghambat perkembangan seseorang terhadap nilai-nilai yang baru

diperkenalkan.

Pendapat dari Suharyono menyatakan bahwa walaupun seorang

ibu yang memiliki pendidikan formal yang tidak terlalu tinggi belum

tentu tidak memiliki pengetahuan, persepsi dan perilaku yang baik

dibandingkan dengan orang yang lebih tinggi pendidikan formalnya,

tetapi perlu menjadi pertimbangan bahwa faktor tingkat pendidikan turut

menentukan mudah tidaknya menyerap dan memahami pengetahuan

yang ibu peroleh (Suradi, 2012).

Ibu dengan pendidikan menengah diartikan telah mempunyai

kemampuan untuk menyerap berbagai informasi yang masuk padanya.

Hal ini akan membentuk pemahaman dan pengetahuan ibu. Sesuai

(64)

meningkatkan pengetahuan. Hal ini akan membentuk perilaku yang

positif pada ibu terutama dalam perilaku kesehatahn kehamilan. Prilaku

kesehatan yang baik akan mempengaruhi kepatuhan kunjungan ANC.

Hasil penelitian ini mempunyai kesamaan hasil dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Mekratiningrum (2011). Semakin tinggi

tingkat pendidikan ibu maka semakin baik pengetahuan dan semakin baik

perilaku ibu dalam melaksanakan ANC. Hal ini dapat diartikan bahwa

pendidikan berhubungan dengan perilaku pemeliharaan kesehatan.

Didukung juga pendapat dari Notoatmodjo (2005) yang menyebutkan

tugas dari pendidikan adalah memberikan atau meningkatkan

pengetahuan dengan harapan akan meningkatkan perilaku dalam

kepatuhan ANC menjadi lebih baik.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar ibu

hamil tidak bekerja, ibu yang tidak bekerja mempunyai waktu yang lebih

fleksibel untuk mengurus anak dan keluarganya. Sebagian besar waktu

ibu digunakan untuk melaksanakan tugas rumah tangga sehingga

waktunya tidak terikat pada jam kerja tertentu. Waktu yang fleksibel

memungkinkan bagi ibu untuk melakukan aktifitas lain termasuk untuk

membuat persiapan kehamilan. Ibu yang berstatus sebagai ibu rumah

tangga (tidak bekerja) mempunyai keuntungan mempersiapkan

kehamilannya dengan baik.

Menurut Suharyono, dkk (2006) menyatakan bahwa ibu yang

(65)

ibu yang bekerja kemungkinan ibu tidak memiliki waktu untuk

perawatan kehamilan dengan melakukan kunjungan ANC. Ibu yang tidak

bekerja lebih banyak memiliki waktu luang untuk merawat

kehamilannya.

Hasil penelitian ini mempunyai kesamaan hasil dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Muthmainnah (2011) bahwa pekerjaan

yang dijalani ibu berhubungan dengan keberadaan waktu yang dimiliki

ibu untuk melakukan perilaku kesehatan termasuk dalam melakukan

pemeriksaan kehamilan (ANC).

2. Dukungan Keluarga Terhadap Antenatal Care

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa 9 responden (45%) memiliki

dukungan keluarga pada kategori baik, 8 responden (40%) memiliki

dukungan pada kategori cukup dan 3 responden (15%) memiliki

dukungan pada kategori kurang. Dukungan keluarga merupakan unsur

terpenting dalam membantu individu menyelesaikan masalah. Apabila

ada dukungan, maka rasa percayadiri akan bertambah dan motivasi untuk

menghadapi maslah yang terjadi akan meningkat (Tamher dan

Noorkasiani, 2009).

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan

keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga memandang

bahwaorang yang besifat mendukung selalu siap memberikan

pertolongan dan bantuan jika diperlukan (Friedman, 2013). Bentuk

Gambar

Tabel 1.1  Keaslian PenelitianTabel 4.4 Tabel 3.3Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 3.2................................................................
Tabel 1.1. Terkait Keaslian Penelitian
Gambar 2.1. Kerangka Teori
Tabel 3.2.  Definisi Operasional Dukungan Keluarga Melakukan Antenatal
+5

Referensi

Dokumen terkait

Mengetahui adanya hubungan antara keintiman keluarga dengan kepatuhan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas Juwangi Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.. Mengetahui

Skripsi yang berjudul “Hubungan Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga dengan Kunjungan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember” telah diuji

Hubungan Sikap Dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Di Kota Surakarta, Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan diketahui bahwa hubungan pengetahuan

Hasil penelitian ini menujukkan bahwa pengetahuan dan dukungan keluarga yang berhubungan dengan kunjungan pemeriksaan Antenatal Care (K4) di Puskesmas Sipatana,

Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan dukungan suami terhadap kepatuhan kunjungan ANC pada ibu hamil.. Kata kunci : Dukungan Suami,

Dari penelitian yang peneliti lakukan di wilayah kerja Puskesmas Lampulo diketahui bahwa tidak ada hubungan paritas dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Ibu Hamil

Analisa Hubungan Dukugan Suami dengan Kepatuhan Kunjungan ANC Hasil penelitian ini berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui dari 35 responden (100%) responden yang

Zainun Zakkiyamani 19.1101.1090 SKRIPSI HUBUNGAN RIWAYAT KESEHATAN DENGAN KEPATUHAN ANTENATAL CARE ANC PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUPUTIH