• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI REBRANDING STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA MENJADI UNIVERSITAS AISYIYAH (UNISA) YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI REBRANDING STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA MENJADI UNIVERSITAS AISYIYAH (UNISA) YOGYAKARTA"

Copied!
208
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana S.1 Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komuikasi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh Inas Sany Muyassaroh

20130530072

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

(2)

HALAMAN PERNYATAAN Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Inas Sany Muyassaroh

NIM : 20130530072

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIPOL)

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan seluruh sumber yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila di kemudian hari karya ini terbukti merupakan hasil plagiat/menjiplak karya orang lain maka saya bersedia menerima sanksi dari perbuatan tersebut.

Penulis

(3)

HALAMAN MOTTO

(QS Al-Baqarah : 284) Lillahimafissamawati wama fillardh,

Milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di Bumi.

(QS Al-Baqarah : 286)

La yukallifuLlahu nafsan illa wus’aha.

(4)

HALAMAN PERSEMBAHAN

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt atas segala limpahan rahmat dan rezeki serta karunia-Nya. Sholawat serta salam tetap terlimpahkan junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Strategi Rebranding Stikes Aisyiyah Menjadi Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta”.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat terwujud tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati peneliti menyampaikan ucapan terimakasih pada :

1. Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugerah-Nya, sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.

2. Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa perubahan peradaban.

3. Bapak Achmad Sahal, Umi Istiqomah dan Muhammad Zidny Ilman yang telah begitu banyak memberikan doa dan semangatnya.

4. Bapak Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P selaku Rektor Universitas

(6)

5. Bapak Haryadi Arief Nuur Rasyid, S.IP., M.Sc., selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi UMY.

6. Bapak Zuhdan Aziz, S.IP.,S.Sn., selaku Sekertaris Jurusan Ilmu Komunikasi UMY.

7. Bapak Taufiqur Rahman, Ph.D, selaku dosen pembimbing skripsi.

8. Mas Fajar Junaedi, S.Sos, Mas Erwan Sudiwijaya dan Ibu Sovia Sitta Sari.,S.IP.,M.Si sebagai dosen penguji skripsi.

9. Bapak/Ibu dosen di Jurusan Ilmu Komunikasi Fisipol UMY.

10. Pak Jono, Pak Mur, Mba Siti dan Pak Yuni yang telah membantu banyak

dalam hal administrasi di Jurusan.

11.Bapak Medi Tri Laksono Dwi Abadi, Ibu Sulistiyaningsih serta Dekan Fakultas UNISA yang bersedia menjadi narasumber penelitian ini.

12.Irma El-Mira Husbuyanti, Rizma Al Fisha, Awanda Mutia Sari, Sekar Arum, Ardhi Gunawan, Doni Irawan yang telah menemani dan menyemangati peneliti sehingga mengerjakan skripsi inipun lebih menyenangkan.

13.Hasna Nafisah, Alviana Nabilah dan Thata yang telah menyemangati peneliti dan menemani selama mengerjakan skripsi.

14.Teman-teman peneliti di KPUM KM UMY, Fasiha Furaida, Venna Agustin, Ka Abidin A Ecla Julianto, Rani Balya, Lina Pratiwi, Dana, Zaki, Tirta, Kamil, Fauzi, Rama serta rekan-rekan peneliti di KPUM KM UMY.

(7)

16.Teman-teman peneliti di KKN 178 Eva Hanifah, Echa Rosliana, Shintya, Nia, Bonita, Reni, Haris, Azwar, Ari, Bagus, Dewo, Akbar dan Alim.

17.Teman-teman angkatan 2013 Ilmu Komunikasi, khususnya teman-teman Kelas B dan juga teman-teman Konsentrasi PR 2013.

18.Rekan-rekan peneliti di BEM KM UMY 2014/2016 dan BEM KM UMY 2016/2017.

19.Keluarga 87 peneliti Aditsa A Mutmainah, Safiera, Elsa, Isfi dan lainnya yang telah memberikan semangat kepada peneliti.

20. Serta seluruh civitas akademika UMY yang baik tidak sengaja maupun

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PENGESAHAN...iError! Bookmark not defined. HALAMAN PERNYATAAN...ii

HALAMAN MOTTO...iiv

HALAMAN PERSEMBAHAN...iii

KATA PENGANTAR...ivi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

(9)
(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pejabat Strukturan Stikes Aisyiyah Tabel 2.2 Struktur koordinator unit kerja Tabel 2.3 Struktur senat UNISA

Tabel 2.4 Struktur Badan Pembina Harian Tabel 2.5 Struktur Pimpinan UNISA

Tabel 2.6 Struktur Dekan dan Program Studi Tabel 2.7 Struktur Pejabat Pembantu Pimpinan

Tabel 2.8 Struktur koordinator pelaksana pada unit kerja Tabel 3.1 Keunggulan program studi UNISA

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Logo Stikes Aisyiyah Gambar 3.2 Logo UNISA

Gambar 3.3 Brosur UNISA Gambar 3.4 Brosur UNISA

Gambar 3.5 Surat kerjasama UNISA

Gambar 3.6 Dosen UNISA menulis di koran Gambar 3.7 Poster lomba logo

Gambar 3.8 Berita pergantian UNISA Gambar 3.9 Website UNISA

(12)
(13)
(14)

ABSTRAK

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Public Relations

Inas Sany Muyassaroh (20130530072)

Strategi Rebranding Stikes Aisyiyah Yogyakarta Menjadi Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta

Tahun Skripsi: 2017 + 131 halaman + 59 halaman lampiran

Daftar Pustaka: 17 buku + 3 Jurnal Ilmiah + 5 sumber online (internet) Penelitian ini menganalisis strategi rebranding yang dilakukan oleh Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi rebranding yang digunakan oleh UNISA.

Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, karena penelitian ini akan menggambarkan dan menginterpretasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah yang diteliti pada objek penelitian. Objek penelitian ini adalah Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta yang beralamat di JL. Lingkar Barat No 63 , Mlangi, Nogotirto, Gamping, Sleman.

(15)

ABSTRACT

University of Muhammadiyah Yogyakarta

Faculty of Social and Politic Science

Departement of Communication Science

Concertation of Public Relations

Inas Sany Muyassaroh (20130530072)

Rebranding Strategy Stikes Aisyiyah Yogyakarta Becomes University of Aisyiyah Yogyakarta

Year of Thesis : 2017 + 131 pages + 59 page attachment

Bibliography : 17 books + 3 Journal + 5 online sources

This study analyzes the rebranding strategy conducted by the Universitas Aisiyah Yogyakarta (UNISA). The purpose of this study is to describe the rebranding strategy used by UNISA.

The method of the researchers is descriptive qualitative, it is because this study will describe and interpret everything related with the issues in the research object. The object of this study is Universitas Aisiyah Yogyakarta (UNISA). It is located at JL. West Rim No 63, Mlangi, Nogotirto, Gamping, Sleman.

This study shows that the rebranding strategy undertaken by UNISA is to do with the formation of brand identity and brand awareness. Brand identity is done by the visualization can be viewed by the public through logos and video profile. While brand awareness is done by organized activities as well as improving the quality of the school itself. For example, held some seminars, joined the competition between the students and the other students, also preparing the accreditation of the study program of UNISA.

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Stategi adalah salah satu cara untuk dapat mencapai tujuan tertentu. Strategi adalah seni dimana melibatkan kemampuan intelegensi/pikiran untuk membawa semua sumber daya yang tersedia dalam mencapai tujuan dengan memperoleh keuntungan yang maksimal dan efesien, Marthin-Anderson (dalam Cangara, 2013 : 61). Maka strategi yang disusun dengan baik akan menghasilkan hasil yang baik juga.

Strategi dapat digunakan dalam berbagai situasi, tidak berpaku pada hal hal tertentu. Strategi digunakan disegala situasi untuk dapat menyusun target yang ingin dicapai. Strategi dirancang dalam perseorangan, kelompok, institusi, perusahaan maupun organisasi organisasi. Seni dalam strategi adalah salah satu yang menentukan ketepatan dalam menyusun sebuah rencana strategi.

Dalam hal ini strategi disusun untuk dapat menyusun sebuah strategi rebranding. Brand didefinisikan sebagai a perception of an

integrated bundle of information and experiences that distinguishes a

company and/or its product offerings from the competition Duncan (dalam

(17)

dengan satu atau lebih item dalam lini produk, yang digunakan untuk mengidentifisikan sumber dari karakter/item tersebut.

Karenanya dari penjelasan diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa sebuah brand adalah lebih dari sebuah nama perusahaan, tetapi bagaimana brand tersebut dapat diingat oleh masyarakat sebagai brand yang memenuhi kebutuhan dan dekat dengan masyarakat. Branding yang merupakan kata dasar dari brand sebagai satu bentuk kata sifat yang dimiliki oleh brand yang memiliki arti yang sama. Branding is the

expression of the essential truth or value of an organization, product, or

service. It is communication of characteristics, values, and attributes that

clarify what this particular brand is and is not,

(http://www.tronviggroup.com/the-difference-between-marketing-and-branding/ diakses pada pukul 16.00 30/11/2016).

Pada dasarnya branding adalah sebuah proses dalam menciptakan sebuah nilai bagi perusahaan untuk dapat dikenal dengan baik oleh masyarakat. Karenanya bukan pada penjualan produk saja yang membutuhkan brand yang baik tetapi juga perusahaan-perusahaan yang menyediakan jasa pelayanan bagi masyarakat. Terlebih pada era ini brand yang melekat pada suatu perusahaan sudah menjadi bagian dari nilai lebih bagi perusahaan tersebut.

(18)

(2011 : 18) mengatakan, “ Di era teknologi informasi saat ini, arti penting merek dalam bisnis telah menggantikan signifikansi produk”.

Tidak berbeda dengan branding, rebranding adalah sebuah pembangunan kembali brand perusahaan yang sudah ada. Rebranding merupakan upaya yang dilakukan oleh perusahaan atau lembaga untuk mengubah total atau memperbaharui sebuah brand yang telah ada agar menjadi lebih baik, dengan tidak mengabaikan tujuan awal dari perusahaan tersebut (Juanita, 2005 : 166). Karenanya rebranding dilakukan jika perusahaan merasa perlu untuk memodifikasi brand yang sudah melekat dimasyarakat dan memunculkan kembali branding baru dengan tujuan kebaikan dari perusahaan tersebut.

Sama halnya dengan membangun brand yang membutuhkan waktu yang tidak sebentar, rebranding juga membutuhkan waktu yang lama.

Rebranding adalah sebuah alat, yaitu sebagai salah satu alat manajemen untuk melakukan revitalisasi nilai-nilai perusahaan. Rebranding juga memakan waktu yang cukup lama, karena harus mempertimbangkan beberapa faktor internal dan eksternal (Juanita, 2005 : 166). Faktor internal disini adalah karyawan perusahaan sedangkan faktor eksternal adalah stakeholder dari perusahaan.

(19)

menemukan brand yang tepat sehingga rebranding dapat tersampaikan dengan baik kepada stakeholder perusahaan.

Dalam penelitian kali ini, peneliti menganggap perlu adanya sebuah strategi rebranding yang harus dilakukan oleh Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta sebagai sebuah lembaga pendidikan yang baru saja melakukan pergantian nama. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta atau yang biasa disebut Stikes Aisyiyah Yogyakarta berganti nama sejak 10 Maret 2016 menjadi Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta melalui Surat Keputusan (SK) Kemenristek Dikti nomor 109/KPT/I/2016. Perubahan nama tersebut diikuti dengan pertambahan ijin penyelenggaraan pendidikan yaitu : Profesi Fisioterapi, D4 Analisis Kesehatan, D3 Teknik Radiagnostik dan Radioterapi (TRR), S1 Administrasi Publik, S1 Ilmu Komunikasi, S1 Psikologi, S1 Bioteknologi, S1 Arsitektur, S1 Akutansi dan S1 Manajemen (www.unisayogya.ac.id diakses pada 08/11/2016 pukul 15:24).

Universitas Aisyiyah Yogyakarta adalah sebuah universitas yang dinaungi langsung oleh pergerakan Islam yang ada di Indonesia yaitu Aisyiyah. Demi mewujudkan cita-cita Aisyiyah untuk mencerdaskan anak bangsa, Aisyiyah membuka sarana pendidikan. Perjalanan UNISA Yogyakarta yang telah banyak berganti nama menjadi tolak ukur bagi keberhasilan mutu pendidikan yang dibangun oleh Aisyiyah.

(20)

mutu pendidikan. Dimulai dari Sekolah Bidan Aisyiyah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada tahun 1963. Tahun 1978 menjadi Sekolah Perawatan Bidan Aisyiyah (SPB A) Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta, 1980 Sekolah Perawatan Kesehatan Aisyiyah (SPK ‘A), tahun 1991 menjadi Akademi Keperawatan Aisyiyah

Yogyakarta (AKPER ‘Aisyiyah), 1998 menjadi Akademia Kebidanan

(AKBID) ‘Aisyiyah Yogyakarta, 2003 menjadi Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta dan 2016 menjadi Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta (www.unisayogya.ac.id diakses pada 08/11/2016 pukul 15:24).

Berawal dari membuka program studi pada bidang bidang kesehatan kini UNISA telah membuka program studi pada bidang sosial yaitu S1 Ilmu Komunikasi, S1 Psikologi, S1 Arsitektur, S1 Akutansi dan S1 Manajemen. Pembukaan bidang program studi ini juga berdasarkan peraturan pemerintah yang tertulis pada Undang-Undang RI Pasal 7 Nomor 22 Tahun 1961 tentang perguruan tinggi yang menyatakan, setiap pendirian universitas setelah berlakunya undang-undang ini, sedikit sedikitnya terdiri dari tiga fakultas dimana dua diantaranya harus dari ilmu alam/pasti/biologi, sedangkan yang lain dapat dari golongan fakultas lainnya. Sehingga untuk memenuhi syarat tersebut UNISA membuka program studi yang baru.

(21)

perguruan tinggi swasta yang telah diatur oleh pemerintah. Aturan tersebut tercantum pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1961 tentang Perguruan Tinggi yang menuliskan aturan dasar dalam pendirian perguruan tinggi. Selanjutnya Kemenristekdikti dan Kemendikbud yang mengatur standar pendidikan perguruan tinggi secara lebih rinci. Seperti peraturan Menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 95 Tahun 2014 tentang pendirian, perubahan dan pembubaran perguruan tinggi negeri serta pendirian, perubahan dan pencabutan izin perguruan tinggi swasta. Serta masih banyak lagi aturan yang dibuat oleh Kemenristekdikti guna menyamaratakan standar pendidikan perguruan tinggi yang ada di Indonesia.

(22)

Sebagai bahan perbandingan, penelitian tentang branding mengenai perguruan tinggi sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti lain. Salah satunya oleh D Desmipian, M Suithan dan Dian Bestari dalam Jurnal Komunikasi Unsoed Vol 10 No 2 Tahun 2014 dengan judul Branding Perguruan Tinggi Negeri (Studi Kasus Strategi Marketing Public

Relations Universitas Jenderal Soedirman). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah mengenai branding yang dilakukan oleh Unsoed untuk menaikkan peringkat Unsoed kedalam peringkat 10 besar universitas yang ada di Indonesia. Karena Unsoed mengalami beberapa penurunannya sehingga perlu dilakukannya branding. Sedangkan penelitian ini adalah mengacu pada rebranding yang dilakukan oleh perguruan tinggi swasta yang melakukan beberapa perubahan untuk dapat dikenal kembali oleh masyarakat dengan nama yang baru.

Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta memilih untuk menanggalkan status sebelumnya yang telah didapatkan sebagai Stikes Terbaik di Indonesia. Peringkat nomer satu ini didasarkan penilaian yang dilakukan Kemenristekdikti terhadap 645 sekolah tinggi dan akademi kesehatan di Indonesia pada tahun 2015. Keputusan itu dituangkan dalam surat Menristek Dikti nomer 492.a/M/Kp/VIII/2015 yang disampaikan awal Febuari 2016 (berita.suaramerdeka.com/aisyiyah-yogya-dinobatkan-jadi-stikes-terbaik-se-indonesia diakses pada 06/12/2016 pukul 9.56).

(23)

menaungi UNISA berharap amal usaha yang didirikannya dalam bentuk pendidikan dapat terus berkembang dan dapat dimanfaatkan dari berbagai kalangan. Hal ini juga disampaikan oleh Medi Tri Laksono Dwi Abadi sebagai kepala Biro Admisi dan Humas UNISA mengatakan “Tujuan dari

pergantian nama untuk mengupgrade terus yang dimiliki oleh perguruan tinggi ini, sehingga dapat lebih menyiapkan generasi baru bangsa Indonesia dimulai dari segi pendidikannya”.

Niat UNISA menjadikan perguruan tinggi yang berwawasan kesehatan pilihan dan unggul berdasarkan nilai-nilai Islam berkemajuan ini dan diwujudkan dalam bentuk Visi UNISA Yogyakarta. Tentu memiliki tantangannya tersendiri, untuk menjadikan perguruan tinggi yang dipercaya sebagai perguruan tinggi kesehatan dan kini merambah pada bidang sosial. Brand yang telah dibangun lama oleh Stikes Aisyiyah sebagai sekolah ilmu kesehatan kini harus kembali menjalankan Branding sebagai Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta sebagai kampus yang berwawasan kesehatan. Medi Tri mengatakan,

“UNISA akan dikenal sebagai sekolah yang berwawasan kesehatan, sehingga apapun nanti program studinya, yang pastinya mahasiswa UNISA akan paham dibandingkan dengan perguruan tinggi lain yaitu dari segi kesehatan, sehingga tidak berpatokan pada program studi yang memang dibidang kesehatan tetapi bidang sosial dan teknologipun akan mengerti baik buruknya dari segi kesehatannya”.

(24)

Fenomena pergantian nama oleh perguruan tinggi demi membranding dirinya kembali adalah suatu hal yang sudah biasa dilakukan. Menurut Edhy Aruman,

Pada dasarnya perguruan tinggi sebagai brand dibangun dari identitas yang ditampilkannya. Bila perguruan tinggi Anda ingin dikenal sebagai perguruan tinggi kelas dunia misalnya, maka identitas yang harus Anda tampilkan adalah identitas keinternasionalan, mulai dari komposisi mahasiswa, logo, bahasa pengantar, dosen, kegiatan dan prestasi social serta lainnya. Idetitas memunculkan persepsi-persepsi yang dalam kaitannya dengan merek disebut citra merek dalam benak audiensenya. Idealnya,antara identitas dan citra merek haruslah selaras. Bila tidak terjadi keselarasan maka disini diperlukan rebranding.

(http://mix.co.id/brand-communication/branding/kenapa-perguruan-tinggi-anda-perlu-re-branding diakses pada 03/01/2017 pukul 8:46)

Ditambahkan lagi menurut Edhy Aruman bahwa strategi rebranding,

Pada awalnya, merek-merek melakukan rebranding untuk mengatasi masalah persaingan. Ketika banyak perguruan tinggi seperti UI dan UGM, Institut Teknologi Bandung (ITB) membuka program magister manajemen, Institut Pertanian Bogor (IPB) mendirikan program serupa. Namun berbeda dengan perguruan tinggi lainnya, sesuai dengan kompetensinya, IPB mem-branding programnya sebagai MMA (Magister Manajemen Agribisnis).

(http://mix.co.id/brand-communication/branding/kenapa-perguruan-tinggi-anda-perlu-re-branding diakses pada 03/01/2017 pukul 8:47)

(25)

UNISA yang berada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Yogyakarta yang terkenal sebagai kota pelajar memiliki brandnya sendiri dimata masyarakat Indonesia. Dibuktikan dengan perguruan tinggi di Yogyakarta yang menempati peringkat atas dalam peringkat 100 besar universitas di Indonesia tahun 2016 yang dilakukan oleh Webometrics , yaitu terdapat UGM peringkat pertama, UNY diperingkat 16 dan UMY diperingkat 24 serta masih banyak lagi. Ini tentu mempengaruhi persaingan antar perguruan tinggi diwilayah DIY sendiri. Posisi UNISA sebagai perguruan tinggi swasta yang berada di DIY memiliki saingan yang cukup berat. Sehingga brand yang dibangun oleh UNISA haruslah kuat untuk dapat mencapai tujuan dari UNISA. Dari sanalah peneliti tertarik untuk mengetahui strategi yang dipakai oleh UNISA Yogyakarta dalam melakukan Rebranding. Sehingga UNISA nantinya dapat dikenal sesuai dengan harapan serta cita-cita dari UNISA Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

(26)

C. Tujuan Penelitian

Pada penelitian ini tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan strategi rebranding yang digunakan oleh Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik dari segi teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi perkembangan ilmu komunikasi dalam mengetahui strategi rebranding yang digunakan pada suatu perusahaan.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan yang membangun serta evaluasi kepada Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta secara khusus yang berkaitan dengan strategi rebranding.

E. Kajian Teori 1. Konsep Strategi

1.1Definisi Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani klasik yaitu “stratos” yang artinya tentara dan kata “agen” yang berarti memimpin. Lalu muncul kata

(27)

(Cangara, 2013 : 61). Dalam hal ini strategi yang peneliti maksud adalah seni dimana melibatkan kemampuan intelegensi atau pikiran untuk membawa semua sumber daya yang tersedia dalam mencapai tujuan dengan memperoleh keuntungan yang maksimal dan efesien, Marthin-Anderson (dalam Cangara, 2013 : 61).

Secara umum mendefinisikan strategi sebagai cara mencapai tujuan. Strategi merupakan rencana jangka panjang untuk mencapai tujuan (Rakhmat, 2014 : 2). Cara tersebutlah yang nantinya akan membawa keberhasilan pada strategi yang digunakan oleh sebuah perusahaan.. Seperti yang dikatakan oleh Mintzberg (dalam Rachmat 2014 : 2), mengatakan bahwa kata strategi dapat digunakan dalam berbagai cara atau situasi :

1. Strategy is a plan, a how, a means of getting from here to here

2. Strategy is a pattern in a actions over time

3. Strategy is position that is reflects decisions to offer particular

products or services ini particular markets

4. Strategy is perspective that is vision and direction

Dari sanalah peneliti dapat mengatakan bahwa strategi dapat digunakan dalam berbagai cara atau situasi yang pertama strategy is a

(28)

strategi harus disusun dan digunakan dengan baik. Ketiga, Strategy is

position that is reflects decisions to offer particular products or services

ini particular markets, maka dapat dikatakan bahwa strategi

mencerminkan suatu produk atau jasa tertentu yang diambil untuk dapat ditawarkan di pasar-pasar tertentu. Keempat, Strategy is perspective that is vision and direction , karenanya strategi disusun berdasarkan dari visi dan

arah. Bryson (2000 : 189) mengatakan :

Strategi dapat dipandang sebagai pola tujuan, kebijakan, program, tindakan, keputusan, atau alokasi sumber daya yang mendefiniskan bagaimana organisasi itu, apa yang dikerjakan organisasi dan mengapa organisasi melakukannya. Oleh karena itu strategi merupakan perluasan misi guna menjembatani organisasi (atau komunitas) dan lingkungannya.

1.2Perencanaan, Proses dan Pelaksanaan Strategi

Perencanaan, proses serta pelaksanaan strategi merupakan faktor yang mempengaruhi untuk kesuksesan strategi. Rachmat (2014 :7) mengatakan bahwa,

Strategi didasarkan pada analisis yang terintegrasi dan holistik. Artinya setelah strategi disusun, semua unsur yang ada dalam organisasi sudah menginternalisasi visi dan misi secara baik dan benar karena dalam perspektif jangka panjang, strategi dirumuskan untuk merealisasikan visi dan misi korporasi.

(29)

Jika strategi dapat direncanakan dan dikehendaki, mereka dapat juga diusahakan dan direalisasikan (atau tidak direalisasikan). Dan pola dalam tindakan, atau apa yang kita sebut strategi yang terealisasi, menjelaskan usaha itu.

Selain itu juga Henry Mintzberg (dalam Rachmat 2014 : 2) mengatakan mengenai pembentukan strategi bahwa :

Strategi dapat membentuk sekaligus dibentuk. Suatu strategi yang terealisasi dapat muncul dalam tanggapan terhadap suatu situasi yang sedang berkembang atau strategi itu dapat diciptakan secara sengaja, melalui sebuah proses perumusan (formulation) yang diikuti oleh pelaksanaan (implementation).

Artinya bahwa suatu proses strategi itu dapat dibentuk melalui sebuah proses perumusan strategi yang kemudian dilaksanakan.Strategi sendiri memiliki beberapa variasi, seperti yang dituliskan oleh Bryson (2000 : 190), Strategi juga bisa bervariasi sesuai kerangka tingkat dan waktu. Empat tingkat dasar meliputi :

1. Strategi besar bagi organisasi secara keseluruhan.

2. Strategi unit perencanaan publik strategis (SNPPU) atau unit perencanaan nirlaba strategis (SNPPU).

3. Strategi program atau pelayanan.

4. Strategi fungsional (seperti keuangan, penempatan staf, fasilitas dan usaha pendapatan).

2. Brand dan Branding 2.1Definisi Brand

(30)

dengan membakar permukaan kulit ternak tersebut untuk menandai kepemilikiannya (Yananda dan Ummi, 2014 :52).

Brand atau dalam bahasa Indonesia adalah merek merupakan nama, tanda, simbol, desain, atau kombinasinya, yang ditujukan untuk mengidentifikasi dan mendiferensiasi (membedakan) barang atau layanan suatu penjual dari barang dan layanan penjual lain (Yananda dan Ummi, 2014 :52).

Sejalan dengan itu Burnet dan Moriarty (Estwara, 2011 : 20) mengatakan, brand adalah nama, desain, maupun simbol atau karkteristik lainnya yang dapat mengidentifikasikan produk. Pada era ini seorang penjual tidak lagi hanya memikirkan pembuatan produk yang bagus tetapi melalui brand atau merek, penjualan akan lebih masif lagi. Seperti yang dikatakan oleh Estawara (2011 : 20) mengatakan bahwa :

Keuntungan yang dimiliki oleh sebuah merek adalah kemampuan untuk memberikan kepastian dalam pemilihan produk yang dilakukan oleh pelanggan, karena pelanggan tidak mungkin menghabiskan tenaga dan waktunya hanya untuk memperlakukan setiap pembelian yang pertama kali.

2.2Proses Branding

Pada dasarnya branding adalah sebuah proses dalam menciptakan sebuah nilai bagi perusahaan untuk dapat dikenal dengan baik oleh masyarakat. Sejalan dengan yang dikatakan oleh Wheeler (2009 : 6),

branding is disciplined process used to build awareness and extend

(31)

Branding is about seizing every opportunity to express why people should choose one brand over another. A desire to lead, outpace the competition and give employees the best tools to reach customers are the reasons why companies leverage branding, (Wheeler 2009 : 6).

Proses branding perusahaan pada dasarnya adalah perpaduan antara visi strategis, budaya organisasasi dan citra perusahaan itu sendiri (Yananda dan Ummi, 2014 : 63).

10 Aturan dalam melakukan branding, Diandra D & dkk (2014 : 100) adalah :

- Persepsi adalah kenyataan

- Keberuntungan untuk yang pertama - Buatlah kategori baru

- Fokus Anda

- Diferensiasikan atau jual murah

- Gunakan hubungan masyarakat (Humas)untuk membangun merek - Temukan nama yang hebat

- Selalu konsisten

- Carilah musuh, bukan teman

- Tahu waktu yang tepat untuk meluncurkan merek kedua

Yang tergolong dalam melakukan kegiatan branding : a. Brand identity

(32)

yang harus dilakukan untuk membentuk sebuah brand. Estawara (2011 : 22) , mengatakan bahwa:

Merek adalah janji tentang produk, merek adalah fungsi pengalaman mengonsumsi produk dan merek harus dapat memberikan fokus bagi internal perusahaan dalam men-deliver produk dan ini semua berkaitan dengan brand identity.

Menurut A.Aaker (dalam Estawara, 2011 : 22) Brand identity didefinisikan sebagai a unique set of brand associations that the

brand strategist aspire to create or maintain.

Sedangkan menurut Duncan (dalam Estawara 2011 : 23) menjelaskan brand identity sebagai consists of identifiction cues,

such as brand symbol, colors, and distinctive typography, that

together create recognition of the brand. Duncan menjelaskan brand

identity lebih pada persoalan visualisasi merek (brand visualization),

seperti bagaimana simbolnya, desainnya, tipografinya sampai pada warnanya, dimana secara keseluruhan semua hal tersebut mampu menggambarkan identitas merek atau memberikan informasi yang bersifat visual kepada pelanggan tentang bagaimana merek harus dikenali.

(33)

Cara mendeliver Brand identity menurut Estawara (2011 : 24),

Dua aspek mendasar dalam brand identity, yang harus diperhatikan yaitu intangible aspect dan tangible aspects. Intangible aspects terkait dengan proposisi nilai (brand promise) yang mampu menciptakan brand association yang menguntungkan (unik dan terbedakan). Intangible aspects di sini dapat juga disebut sebagai brand benefits atau keuntungan-keuntungan yang dijanjikan oleh merek. Sedangkan tangible aspects dapat disebut juga dengan brand presence atau aktivitas perusahaan merek yang sesuai dengan brand benefits yang dijanjikan. Untuk membangun brand identity yang kuat , brand benefits dan brand presence harus selaras dan saling mendukung satu dengan lainnya.

b. Brand Equaity (Ekuitas Merek)

(34)

perusahaan tersebut (Yananda dan Ummi 2014 : 54). Munculnya konsep ekuitas merek dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa merek yang kuat adalah suatu aset yang nilainya dapat dikalkulasikan (Simamora, 2001 : 67). Artinya merek tersebut dapat diperjualbelikan sebagaimana aset lain dalam perusahaan.

Menurut Simamora (2001 : 67) ekuitas merek tidak terjadi dengan sendirinya. Ia ditopang oleh elemen-elemen ekuitas merek yang terdiri dari :

a. Tingkat pengenalan merek (brand awareness)

b. Loyalitas merek (brand loyality)

c. Perceived quality

d. Asosiasi merek (brand association)

e. Aset-aset merek berharga lainnya, seperti hak paten, akses terhadap pasar, akses terhadap teknologi, akses terhadap sumber daya dan lain lain.

Menurut Simamora (2001 : 69) Ekuitas merek memiliki dua nilai : a. Nilai Kepada Konsumen

(35)

lalu dalam menggunakannya maupun kedekatan dengan merek dan aneka karakteristiknya).

b. Nilai kepada perusahaan

Berdasarkan konsep ekuitas merek, selain memberikan nilai kepada konsumen juga dapat memberikan nilai kepada perusahaan. Sebagai bagian dari perannya dalam menambahkan nilai untuk konsumen, ekuitas merek memiliki potensi untuk menambah nilai bagi perusahaan dengan membangkitkan arus kas marginal.

c. Brand Awareness

Kesadaran merek menurut Aaker (dalam Simamora, 2001 : 74) adalah kemampuan seseorang untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Tingkat-tingkat kesadaran merek secara berurutan adalah sebagai berikut (Simamora, 2001 : 74) :

- Tidak menyadari merek (unware of brand). Ini merupakan level yang paling rendah dalam piramida brand awareness, dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.

- Brand recognition. Tingkat minimal dari kesadaran merek . ini penting ketika seorang pembeli dihadapkan pada beragam pilihan pada saat pembelian.

(36)

yang bisa dia sebut diluar kepala, itulah yang termasuk brand recall.

- Top of mind. Merek pertama yang muncul kalau mengingat sebuah kategori produk dinamakan top of mind. Merek yang masuk pada kategori ini menjadi pimpinan atasi merek-merek yang ada dalam pikiran seseorang.

Berikut adalah elemen-elemen dari brand yang juga berubah apabila terjadi rebranding menurut Keller (dalam Natasha 2014 : 4) :

(37)

Nama brand dapat menjadi sarana yang paling cepat dan efektif dari sisi komunikasi. Sebuah nama brand, dapat dikenali dan artinya akan terdaftar dalam ingatan hanya dalam beberapa detik. Karena nama brand adalah yang paling berhubungan dengan produk dalam ingatan konsumen, hal ini akan sangat sulit untuk merubah nama brand.

2. Website (URLs)

URLs digunakan untuk menentukan lokasi dari halaman web dan sering disebut sebagai nama domain. Hal yang penting dari URL adalah brand recall, karena konsumen harus mengingat dengan benar penulisan nama brand agar bisa masuk ke dalam web tersebut.

3. Logo dan Simbol

Elemen visual brand juga berperan penting dan bahkan memainkan peranan cukup besar dalam membangun brand equity, terutama dalam lingkup brand awareness. Ada banyak tipe dari logo, dari nama perusahaan ataupun trademarks (word marks) yang ditulis dalam bentuk khas, dalam satu tangan, hingga sampai ke logo yang abstrak yang mungkin tidak berhubungan sama sekali dengan nama perusahaan. Logo dapat membantu perusahaan untuk terhubung dengan ingatan konsumen mengenai nama brand dan produk untuk meningkatkan brand recall.

(38)

Karakter brand bisa aja berupa animasi ataupun figur asli. Karakter

brand dapat memberikan keuntungan untuk menaikan brand equity. Karena sering kali karakter lebih berwarna dan mudah dibayangkan. Karakter brand, bisa menjadi berguna untuk menumbuhkan brand awareness. Karakter brand dapat membantu menembus marketplace dengan baik untuk mengkomunikasikan keuntungan dari produknya. 5. Slogan

Slogan adalah frase pendek yang mengkomunikasikan informasi yang mendeskripsikan sesuatu ataupun untuk mempersuasi sebuah brand. Slogan sering muncul di dalam iklan tetapi juga bermain

penting dalam pengemasan dalam program marketing. Slogan dapat berfungsi untuk membantu konsumen menangkap arti dari sebuah

brand dalam lingkup apa sebenarnya brand tersebut dan apa yang membuatnya spesial. Slogan dapat dirancang dalam sejumlah cara yang berbeda untuk dapat membantu membangun brand equity. 6. Jingle

(39)

7. Packaging

Pengemasan terdiri dari aktivitas desain dan memproduksi kemasan untuk sebuah produk. Untuk mencapai tujuan dari marketing untuk brand dan memuaskan keinginan konsumen, komponen estetika dan fungsional dari kemasan harus dipilih dengan benar.

3. Konsep Rebranding

Rebranding merupakan upaya yang dilakukan oleh perusahaan atau lembaga untuk mengubah total atau memperbaharui sebuah

brand yang telah ada agar menjadi lebih baik, dengan tidak mengabaikan tujuan awal dari perusahaan tersebut (Juanita, 2005 : 166). Rebranding perlu dilakuan jika perusahaan tersebut memiliki perubahan yang signifikan sehingga perlu dilakukan rebranding. Wheeler (2001 : 174) mengatakan dalam bukunya

Changing brand identity means that whatever was on a manager’s plate now doubles. The to do list is extremely long, even in a small company. New brand identity implementation requres a vigilant strategic focus, advance planning, and obsession with detail.

(40)

an in-depth understanding of the customer’s needs and perceptions. Brand strategy needs to resonate with all stakeholders: external customers, the media, and internal customers.

Rebranding adalah sebuah alat, yaitu sebagai salah satu alat manajemen untuk melakukan revitalisasi nilai-nilai perusahaan (Juanita, 2005 : 166).

Menurut Juntunen (dalam Owusua dan Michael, 2016 : 154), mendeskripsikan proses rebranding dari pandangan sebuah perusahaan memiliki 7 frase, yaitu Include triggering, analysing and decision making, planning, preparing, implementing, evaluating and continuing.

Ada dua bentuk yang termasuk dari rebranding perusahaan yaitu evolutionary rebranding dan revolutionary rebranding, Mezellec and Lambkin (dalam Owusua dan Addaney, 2016 : 154) :

1. Evolutionary rebranding, there are minor alterations to the

logo/slogan of a firm with little changes in the marketing aesthetics

and the position of the firm.

2. Revolutionary rebranding leads to the creation of an entirely new

corporate brand name and major alterations to the position of the firm

and marketing aesthetics.

Evolutionary atau evolusi dari rebranding disini dimaksudkan

(41)

rebranding memimpin untuk menciptakan dari brand baru perusahaan

yang seutuhnya dan perubahan utama pada posisi dari perusahaan dan marketing.

Proses dalam rebranding menurut Bell (2011 : 21 adalah :

a. Get the Strategy Right

Membuat sebuah branding, dibutuhkan melakukan beberapa penelitian untuk memahami kesempatan pada target dan perubahan yang dibutuhkan guna mengimplementasikannya. Ini adalah beberapa kunci dari faktor-faktor yang harus diteliti yaitu :

- Internal staff : Tim manajemen perusahaanmu dan staff melengkapi pada sebuah perspektif internal dari brandmu. Ini terutama berguna ketika membandingkan pada persepsi external audiences.

- Current clients : adanya klien akan membantumu memahami kekuatan dan kelemahanmu. Gunakan informasi ini untuk memperbaharui operasional dan komunikasi klien. - Former clients : Mereka dapat juga menjelaskan kelemahan

yang Anda tidak pernah tahu adanya.

(42)

- Lost prospects : Tidak ada seorangpun yang memberikan pandangan baik atas kelemahanmu dalam target pasar daripada orang-orang ini.

- Influencers :didalam beberapa industri, komunitas dapat

menjadi pengaruh yang kuat.

- Competitors : jika Anda benar benar mengetahui lawanmu, Anda tahu bagaimana untuk sukses.

b. Build The Brand

Ketika orang-orang membicarakan tentang branding, ini adalah frase berpikir kita dari logo, warna, tipe dan design. Ini menakjubkan untuk melihat sebuah arti sesungguhnya brand baru berbicara mengenai bentuk.

Build out your brand in a logical order :

- Jika Anda mempertimbangkan pergantian sebuah nama, untuk suatu hal, lakukanlah itu pertama kali. Membangun sesuatu dalam satu cara atau lainnya dalam nama bisnismu. - Mengembangkan logo dan tagline.

- Darisana, Anda dapat kebeberapa arah : website, brosur, powerpoint, template, sales, proposal sampai Anda memiliki sema alat dari bisnismu.

(43)

c. Roll Out The Brand

Sebuah brand yang membangunn rencana adalah detail peta pada bagan bagan yang Anda butuhkan dan mengoptimalisasikan jalan untuk menuju kesana. Beberapa rencana yang termasuk akan berguna berikut elemennya :

1. Internal Launch : sebelum Anda membawa brandmu kedunia luar, Anda membutuhkan untuk memperkenalkan brand barumu kepada staff dan mendapatkan semangat dari potensi tentang itu. 2. Education : sebuah brand adalah tentang apa yang orang-orang

lakukan dan katakan tentang logo baru, tagline dan website. Karenannya penting untuk memberikan pelatihan bagi stafmu dan berbicara mengenai yang mereka butuhkan untuk merangkul dan mengartikulasikan brand baru. Ketika staffmu sudah paham dan brand values dapat sejalan, pesanmu menjadi sebuah gaung dengan

klien dan prospek perusahaanmu.

(44)

4. Segmentasi, Pentartgetan dan Penempatan

Pemasaran sasaran memerlukan tiga langkah utama, Kotler (1999 : 164) :

4.1Segmentasi Pasar

Tindakan membagi sebuah pasar kedalam kelompok-kelompok konsumen yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk-produk dan/ atau bauran pemasaran tersendiri. Perusahaan tersebut mengidentifikasikan cara-cara yang berbeda untuk membagi pasar menjadi segmen-segmen, mengembangkan profil segmen-segmen pasar yang menguntungkan dan mengevaluasi masing-masing daya tarik segmen itu.

Dasar-dasar untuk segmentasi pasar konsumen, - Segmentasi Geografi

Segmentasi geografi perlu membagi pasar kedalam unit-unit geografis yang berbeda, seperti negara, negara bagian/propinsi, wilayah, daerah, kota atau desa.

- Segmentasi Demografi

(45)

konsumen seringkali selalu dikaitkan dengan variabel-variabel demografi.

4.2Pentargetan Pasar

Tindakan mengevaluasi dan menyeleksi satu atau lebih dari segmen-segmen pasar yang akan dimasuki. Terdapat tiga alternatif pencakupan pasar :

- Pemasaran tak berbeda

Perusahaan itu mungkin memutuskan untuk mengabaikan perbedaan-perbedaan segmen pasar dan melayani seluruh pasar dengan satu tawaran pasar. Perusahaan itu menitikberatkan pada hal-hal umum demi kebutuhan konsumen bukannya pada hal-hal yang berbeda. - Pemasaran berbeda

Disini perusahaan memutuskan untuk beroperasi didalam beberapa segmen pasar dan menyusun tawaran-tawaran tersendiri bagi masing-masing segmen.

- Pemasaran terpusat

(46)

4.3Penempatan pasar

Tindakan menciptakan suatu penempatan yang kompetitif untuk produk dan bauran pemasaran terinci. Apabila sebuah perusahaan sudah memutuskan untuk memasuki sebuah segmen, perusahaan itu harus menentukan bagaimana memasukinya. Jika segmen, para pesaing tentu sudah beroperasi dalam segmen ini. Lebih lanjut, para pesaing telah mengambil “posisi” dalam segmen

ini. Perusahaan tersebut harus mengidentifikasi posisi para pesaing yang ada, sebelum menentukan penempatannya sendiri.

F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat pencandaraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atas daerah tertentu. (Suryabrata, 1983 : 75).

(47)

suatu barang dan jasa, gambar gambar, gaya-gaya, tata cara suatu budaya, model fisik suatu artifak dan lain sebagainya (Satori dan Aan, 2012 : 22).

2. Objek Penelitian

Objek penelitian difokuskan pada strategi rebranding Stikes Aisyiyah Yogyakarta menjadi Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta pada tahun 2016.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data peneliti lakukan untuk menjadi alat pengukur dan alat bukti penelitian. Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan menggunakan data primer dan data sekunder,(Suryabrata, 2010 : 38) :

a. Data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti (atau

petugas-petugasnya) dari sumber pertamanya.

b. Data sekunder yaitu biasanya telah tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen, misalnya data mengenai keadaan demografis suau daerah, data mengenai produktivitas suatu perguruan tinggi, data mengenai persediaan pangan di suatu daerah, dan sebagainya.

Untuk mendapatkan data primer peneliti melakukan : a. Wawancara

(48)

(Moleong, 2014 : 186). Data hasil wawancara ini selanjutnya nanti sebelum dibuat dalam bentuk penyajian data, terlebih dahulu dibuat dalam bentuk transkrip hasil wawancara (Tohirin, 2012: 64). Untuk mengetahui responden yang potensial, salah satu caranya menurut Mulyana (2001 : 187) adalah dengan menemukan seorang atau beberapa responden terlebih dahulu, apakah secara kebetulan, lewat kenalan, melalui iklan atau cara lainnya, setelahnya meminta sejumlah lain responden yang mereka kenal, yang dapat menjadi responden berikutnya.

Dalam hal ini kriteria yang peneliti pilih sebagai narasumber atau responden adalah :

1. Orang yang terlibat langsung dalam pembuatan dan perencanaan brand baru.

2. Orang yang bertanggungjawab atas perencanaan dan pelaksanaan rebranding.

3. Orang yang membantu melakukan eksekusi dari perencanaan rebranding.

Diantara kriteria tersebut narasumbernya adalah : - Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan : Ismarwati, MPH

- Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Ekonomi dan Humaniora: Taufiqurrahman, SIP., MA., Ph.D

(49)

- Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan (BPP) : Sulistyaningsih, S.KM., MH.Kes.

- Kepala Biro Admisi dan Humas : Medi Trilaksono Dwi Abadi,S.IKom, MA

Untuk mendapatkan data sekunder peneliti melakukan : a. Dokumen

Dokumen merupakan rekaman kejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak, dapat berupa catatan anekdotal, surat, buku harian dan dokumen-dokumen (Satori dan Aan, 2012 : 147). Dokumen terdiri atas dua macam yaitu dokumen pribadi dan dokumen resmi (Tohirin, 2012 : 68) :

 Dokumen Pribadi, seperti : Buku harian yang dibuat oleh subjek yang diteliti, surat pribadi yang dibuat dan diterima oleh subjek yang diteliti dan otobiografi, yaitu riwayat hidup yang dibuat sendiri oleh subjek penelitian atau informan penelitian.

 Dokumen resmi, seperti Surat Keputusan (SK) dan surat-surat resmi lainnya. Data ini bisa dikumpulkan dengan cara memfotokopi atau difoto menggunakan alat foto atau kamera tangan.

4. Teknik Analisis Data

(50)

satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain Bogdan dan Biklen (dalam Satori dan Aan, 2012 : 201).

Menurut Seiddel (dalam Moleong 2014 : 248), memandang bahwa analisis data kualitatif merupakan sebuah proses yang berjalan sebagai berikut :

a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

b. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, menyintesiskan, membuat ikhtisar dan membuat indeksnya.

c. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari, menemukan pola dan hubungan-hubungan dan membuat temuan-temuan umum.

Analisis, menurut Mathew dan Michael (dalam Hamid 2007: 97) dibagi tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan. Ketiga alur yang dimaksud adalah:

a. Reduksi data

(51)

b. Penyajian data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

c. Penarikan kesimpulan

Dari permulaan pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti benda-benda, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan proposisi.

Melalui penjelasan diatas peneliti akan mencoba menganalisis data kualitatif yang didapatkan sebagai sebuah penjelasan yang perlu dipahami dalam penelitian ini.

5. Uji Validitas Data

Uji validitas data dilakukan untuk memastikan bahwa data yang didapatkan adalah benar. Uji validitas data juga memiliki berbagai teknik, salah satunya adalah melalui Triangulasi. Tjetjep (dalam Tohirin, 2012 : 76) mengatakan, triangulasi sebagai prosedur peninjauan kesahihan atau kesahan data melalui indeks-indeks intern lain yang dapat memberi bukti yang sesuai. Sedangkan tujuan triangulasi menurut Yin (dalam Tohirin, 2012 : 76) adalah untuk menentukan hasil penelitian menjadi lebih tepat dan meyakinkan karena ia bersumber dari berbagai informasi.

(52)

a. Triangulasi dengan sumber dilakukan dengan membandingkan dan meninjau kembali data dan hasil pemerhatian dengan hasil wawancara.

b. Triangulasi dengan metode dilakukan dengan membandingkan

data dan meninjau kembali informasi dari pengamatan dan wawancara.

c. Triangulasi dengan teori dilakukan dengan membandimgkan data hasil pengamatan dan wawancara dengan teori-teori yang terkait.

Triangulasi menurut Denzin (dalam Tohirin, 2012 : 72), dalam penelitian kualitatif terdapat empat macam triangulasi yaitu penggunaan sumber, triangulasi dengan metode, triangulasi dengan peneliti, triangulasi dengan teori. Dalam hal ini peneliti memakai triangulasi penggunaan sumber caranya antara lain Denzin (dalam Tohirin, 2012 : 72),

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa

yang dikatakannya secara pribadi.

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

(53)

e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dengan cara membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara serta membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

G. Sistematika Penulisan

Penelitian ini akan dibagi menjadi empat hal. Bab I adalah pendahuluan yang akan membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian teori, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II berisi, gambaran umum atau profil objek penelitian yaitu mengenai Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta dan Stikes Aisyiyah Yogyakarta sebagai bahan perbandingan antara sebelum dan sesudah berganti nama.

(54)

Bab IV, penutup adalah bab terakhir yang akan peneliti tulis berisi kesimpulan dan saran terkait hasil analisis pembahasan yang peneliti lakukan. Kesimpulan tersebut peneliti dapatkan dari proses strategi rebranding yang dilakukan oleh UNISA Yogyakarta. Saran yang akan

(55)

BAB II

GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA DAN UNISA YOGYAKARTA

A. Sejarah

Aisyiyah adalah salah satu organisasi gerakan sosial keagamaan yang tumbuh dan berkembang dengan pesat di tengah-tengah masyarakat bangsa Indonesia. Kiprahnya yang positif dan dinamis, bergerak di berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk diantaranya bidang pendidikan. Muhammadiyah sebagai induk organisasi dari ‘Aisyiyah membuka pintu lebar dan kebebasan bagi ‘Aisyiyah untuk berkiprah di

tengah-tengah msyarakat dalam rangka mencapai cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa. Cita-cita tersebut dilandasi niat luhur dan atas dorongan serta motivasi Allah yang termuat dalam Surat Al Mujadalah ayat 11, yang menyatakan “Allah akan meninggikan derajat orang-orang mukmin dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.

(56)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta yang beralamat di

Jalan Munir No 267 Serangan Yogyakarta.

Pendidikan Tinggi ‘Aisyiyah diawali dari berdirinya Sekolah Bidan ‘Aisyiyah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta

berdasarkan SK Menkes No 65 tanggal 10 Juli 1963. Kemudian dibuka pula Sekolah Panjenang Kesehatan Tingkat C ‘Aisyiyah Rumah Sakit

PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

Pada tahun 1978 Sekolah Panjenang dan Sekolah Bidan melebur menjadi Sekolah Perawat Bidan ‘Aisyiyah (SPB ‘A) Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah Yogyakarta.

Tahun 1980 SPB ‘A berubah menjadi Sekolah Perawat Kesehatan ‘Aisyiyah (SPK ‘A)

Tahun 1982 dibuka Program Pendidikan Bidan ‘Aisyiyah (PPB ‘A) setingkat Diploma satu kebidanan

Tahun 1991 SPK ‘A dikonversi menjadi Akademi Keperawatan ‘Aisyiyah Yogyakarta (AKPER ‘Aisyiyah) sesuai dengan SK Menkes RI

No HK 00.06.1438 tanggal 6 Juli 1991.

Tahun 1998 AKPER ‘Aisyiyah dikonversi menjadi Akademi Kebidanan (AKBID) ‘Aisyiyah Yogyakarta sesuai dengan SK Menkes

(57)

Tahun 2003 AKBID ‘Aisyiyah Yogyakarta ditingkatkan statusnya menjadi SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH

YOGYAKARTA sesuai dengan SK MENDIKNAS RI No 181/D/O/2003 tanggal 14 Oktober 2003 dengan Program Studi S1 Ilmu Keperawatan, Profesi Ners (Keperawatan) dan D3 Kebidanan. Pada tahun 2009 mulai dibuka Program Studi baru yaitu DIV Kebidanan Pendidik dengan SK ijin penyelenggaraan no 397/D/T/2009 tanggal 18 Juni 2009. Berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 66/E/O/2012 STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta menambah satu program studi yaitu prodi Fisioterapi S1. Berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia no 080/P/2014 STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta menambah satu program studi yaitu prodi Ilmu Kebidanan S2.

Tahun 2016, tepatnya pada tanggal 10 Maret 2016, STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta berubah bentuk menjadi Universitas ‘Aisyiyah

(58)

B. Filosofi

Filosofi yang menjadi landasan dari Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta adalah Profesional-Qur’ani. Universitas ‘Aisyiyah

Yogyakarta meyakini bahwa kunci dari kesuksesan sebuah lembaga adalah profesionalisme yakni bahwa semua aktivitas untuk mencapai tujuan pendidikan harus dikelola dengan manajemen yang baik, terarah dan terencana dengan standar kualitas yang tinggi. Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta juga percaya bahwa hanya dengan mengadopsi dan mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Qur’an sebagai pedoman dalam mengelola seluruh aktivitas di kampus, maka tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik yang bernilai duniawi dan ukhrawi.

Nilai-nilai budaya mutu yang di kembangkan di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta adalah :

1. Iman, Ilmu, dan Amal 2. Moralitas

3. Trust

(59)

C. Visi dan Misi

1. Stikes Aisyiyah Yogyakarta Visi

1. Menjadi pendidikan tinggi kesehatan unggulan sebagai realisasi strategis dari visi dan misi Aisyiyah yang mampu menghasilkan lulusan profesional dan berakhlak mulia.

2. Meningkatkan kualitas hidup manusia, kemanusiaan dan kelestarian lingkungan pada tahun 2025

Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan professional yang berkualitas berkesinambungan dan terpadu guna memenuhi kebetuhan dan tuntutan ketenagaan kesehatan pada tingkat nasional, regional maupun global.

2. Merupakan pusat pelatihan, penelitian, pelayanan, pembaharuan, pengembangan dan rujukan kesehatan.

3. Merelaisasikan pendidikan tinggi Qurani untuk menghasilkan lulusan tenaga kesehatan yang profesional dan berakhlak mulia serta menjadi mubaligh dan mubalighot.

4. Menjalin kerjasama secara berkelanjutan dengan lembaga pendidikan, lembaga penelitian, pemerintah, dunia usaha dan masyarakat.

(60)

Tujuan

1. Memenuhi ketenagaan kebidanan/keperawatan/kesehatan reproduksi yang berkualitas dan profesional.

2. Membantu dalam meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak.

3. Menghasilkan lulusan tenaga kebidanan/keperawan/ kesehatan reproduksi yang profesional dan berakhlak mulia.

4. Memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat melalui layanan pendidikan, pelatihan , penelitian, pelayanan dan pembaharuan.

2. UNISA Yogyakarta

Visi

Menjadi Universitas berwawasan kesehatan pilihan dan unggul berdasarkan nilai-nilai Islam Berkemajuan

Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat berwawasan kesehatan dan berdasarkan nilai-nilai Islam Berkemajuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

(61)

Tujuan

Berdasarkan misi dan visi di atas, maka tujuan yang ingin capai Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta adalah:

1. Terwujudnya universitas pilihan dan unggul dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, profesi dan peran kemanusiaan berawawasan kesehatan berbasis nilai-nilai Islam.

2. Terselenggaranya pengabdian pada masysarakat yang berorientasi pada pemberdayaan dan pencerahan.

3. Terwujudnya pendidikan yang menghasilkan lulusan berakhlak mulia, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, profesional, berjiwa entrepreneur dan menjadi kekuatan penggerak dalam memajukan kehidupan bangsa.

4. Menghasilkan karya-karya ilmiah yang menjadi rujukan dalam pemecahan masalah.

5. Terwujudnya tata kelola universitas yang baik, amanah dan berkelanjutan.

6. Terwujudnya jejaring dengan institusi di dalam dan luar negeri.

Kebijakan Mutu Universitas Aisyiyah Yogyakarta adalah Perguruan Tinggi ‘Aisyiyah yang unggul dan secara berkelanjutan

(62)

Seluruh civitas akademika Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

berkomitmen:

1. Sanggup dan Komitmen untuk melaksanakan seluruh tugas, fungsi, wewenang dan bekerja keras menyukseskan penyelenggraaan pendidikan secara jujur, adil dan bertanggung jawab, dan tidak akan melakukan kegiatan dan atau tindakan yang menyimpang dari aturan yang berlaku di Indonesia.

2. Komitmen meningkatkan kualitas, akseptabilitas dan kredibilitas penyelenggaraan pendidikkan untuk meningkatkan mutu secara berkelanjutan,

3. Komitmen menghadapi masalah, serta mencari solusi terbaik terhadap pemecahan masalah dengan mengedepankan pelayanan yang prima, untuk kenyamanan Universitas Aisyiyah Yogyakarta dan senantiasa menjaga nama baik universitas.

(63)

Logo

D. Struktur Organisasi

(64)

Pejabat Struktural Stikes Aisyiyah Yogyakarta

No Nama Jabatan

1 Warsiti, M.Kep.,Sp. Mat Rektor UNISA

2 Ismarwati, SSIT. MPH. Ketua Prodi Kebidanan DIII

3 Anjarwati, SSIT, MPH Sekertaris Prodi

Kebidanan DIII

4 Ery Khusnal, MNS. Ketua Prodi Ilmu

Keperawatan

5 Ns, Suratini, M. Kep., Sp.Kom. Sekertaris Prodi Ilmu Keperawatan

6 Dewi Rokhanawati, SSIT.,MPH. Ketua Prodi Bidan Pendidik D4

7 Asri Hidayat, S.SIT.,M.Keb. Sekertaris Prodi Bidan Pendidik D4

8 Muhammad Ali Imron, M.Fis. Ketua Prodi S1 Fisioterapi

9 Siti Khotimah, S.St.,Ft., M.Fis. Sekertaris Prodi S1 Fisioterapi

`10 Syaifudin, S.Pd.,M.Kes Kepala Badan

Penjaminan Pengembangan

Struktur Koordinator Unit Kerja Stikes Aisyiyah Yogyakarta Periode 2012- 2016

No Nama Jabatan

1 Dono Anggoro, S.Pd Koordinator Unit

Akademik

2 Dini Windartanti, SE. Koordinator Unit Administrasi Keuangan 3 Andari Wuri Astuti, S.ST. MA. Koordinator

Pengembangan

(65)

4 Ns. Mamnuah, M.Kep.,Sp.Kep.J Kepala Lembaga Penelitian,

Pengembangan Ilmu dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) 5 Sulistyaningsih, SKM., MHKes Biro Pengembangan

Sumber Daya

6 Basit Adhi Prabowo, ST Koordinator Bagian Pengembangan

Teknologi Informasi (BPTI)

7 Khoirunnisa, SIP Koordinator

Perpustakaan 8 Evi Nurhidayati, SST., M.Keb. Koordinator

Laboratorium

9 Indriani, SKM., MSc. Koordinator Humas, pemasaran dan Kerjasama

10 Islamiyatur Rochmah, M.Ag Koordniator Kajian

Islam dan

Pengembangan Kader

3. UNISA Yogyakarta

Senat UNISA Yogyakarta

Ketua

Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat

Sekertaris

(66)

Badan Pembina Harian

Susunan Badan Pembina Harian Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta periode 2008

-2013 berdasarkan SK No 132/SK-PPA/A/III/2008

Ketua

Dra. Hj. Siti Noordjanah Djohantini, M.M., M.Si.

Sekretaris

Dra. Hj. Siti ‘Aisyiyah, M.Ag.

Bendahara

Nurul Zuhriya Ervan, S.H., M.Hum.

Anggota

Prof. Dr. dr. Ngatijan, M.Sc. P. Fark. Sp. 1.Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat 2. Ismarwati, S.ST., MPH

3. Sulistyaningsih, SKM.,M.H.Kes. 4. Prof. Dr. M. Hakimi, Sp.OG (K).,Ph.D 5. Taufiqurahman, MA.,Ph.D.

6. Yuli Isnaeni, S.Kp., M.Kep., Sp.Kom 7. Dr. Phil Ahmad Norma Permata 8. DR. Sunardi

(67)

Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, Ph.D., M.Sc. Prof. Dr. Irwan Abdullah

Pimpinan UNISA

Rektor UNISA

Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat

Wakil Rektor I Bisang Akademik, Kemahasiswaan dan Kerjasama : Dr. Phill. Ahmad Norma Permata, M.A

Wakil Rektor II Bidang Keuangan, Umum dan Sumber Daya :

(68)

Dekan dan Pimpinan Program Studi

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan :

Ismarwati, MPH

Dekan Fakultas Ekonmi, Ilmu Sosial dan Humaniora:

Taufiqurrahman, SIP., MA., Ph.D

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi:

Sunardi, Ph.D

Pejabat Struktural Wakil Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Wakil Dekan 1 Bidang Akademik, Kerjasama dan Penjaminan Mutu:

M. Ali Imron, M.Fis.

(69)

PEJABAT STRUKTURAL PROGRAM STUDI

Ketua Prodi Ilmu Kebidanan Program Magister:Prof. dr. Mohammad Hakimi, Sp.OG., PhD.

Ketua Prodi Ilmu Keperawatan-S1 dan Profesi Ners:Ruhyana, S.Kep., Ns., MAN.

Ketua Prodi Fisioterapi-S1 dan Profesi Fisioterapi:Siti Khotimah, M.Fis.

Ketua Prodi Bidan Pendidik-D4:Fitria Siswi Utami, S.SiT., MNS.

Ketua Prodi Analis Kesehatan-D4:Isnin Aulia Ulfah Mu’awanah, S.Si., M.Sc.

Ketua Prodi Kebidanan-D3:Anjarwati, S.SiT., MPH.

Ketua Prodi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi-D3: Sri Wahyuni, S.Si., M.Sc

Ketua Prodi Arsitektur-S1:Tika Ainunnisa, S.T., M.T.

Ketua Prodi Bioteknologi-S1:Dwi Susilowati Soyi, S.Pt., M.Biotech.

Ketua Prodi Akuntansi-S1:Diska Arliena Hafni, S.E., M.S.A.CA

Ketua Prodi Manajemen-S1:Fitri Maulidah Rahmawati, SE., M.Si.

(70)

Ketua Prodi Psikologi-S1:Ratna Yunita Setiyani Subardjo, S.Psi., M.Psi., Psi.

Sekretaris Prodi Ilmu Kebidanan-S2:Dhesi Ari Astuti, S.ST., M.Kes.

Sekretaris Prodi Ilmu Keperawatan-S1:Suratini, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kom.

Sekretaris Prodi Profesi Ners:Widaryati, S.Kep., Ns., M.Kep.

Sekretaris Prodi Fisioterapi-S1:Dika Rizki Imania, S.St.Ft., M.Fis.

Sekretaris Prodi Profesi Fisioterapi:Veny Fatmawati, S.St., Ft., M.Fis.

Sekretaris Prodi Bidan Pendidik-D4:Yekti Satriyandari, S.ST., M.Kes.

(71)

Pejabat Struktural Pembantu Pimpinan

No Nama Jab. Struktural

1 Syaifudin, S.Pd., M.Kes. Ka. BPM

2 Sulistyaningsih, S.KM., MH.Kes.

Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan (BPP)

3

Sarwinanti, APP., S.Kep., Ns.M.Kep.,Sp.Mat

Ketua LPPM

4 Ery Khusnal, S.Kep., MNS. Ketua LPPI

5 Basit Adhi Prabowo, S.T Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi

6 Dewi Rahmawati, S.Psi., Psikolog. Kepala Biro BPSDM

7 Arum Kusumandani, S.Pd. Kepala Biro Akademik

8 Fayakun Nur Rohmah, S.ST.,MPH Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni

9 Fatmawati K,SE.,Ak Kepala Biro Keuangan

10 Yuni Purwati, S.Kep., Ns.M.Kep Kepala UPT Laboratorium

11 Sri Lestari,S.ST.MMR Ka Biro Aset dan Umum

12 Irkhamiyati, SIP. M.IP Kepala UPT Perpustakaan

13

Medi Trilaksono Dwi Abadi,S.IKom,

MA Ka.Biro Admisi dan Humas

(72)

Koordinator Pelaksana pada Unit Kerja

No Nama Jab. Struktural

1 Herlin Fitriana Kurniawati, S.ST.,M.Kes Koordinator Penjamin Sistem Mutu pada BPM

2 Lutfi Nurdian Asnindari, S.Kep,Ns.,M.Sc

Koordinator Penjamin Sistem Mutu Internal pada BPM

3 Dwi Prihatiningsih, S.Kep,Ns., M.Ng

Koordinator Penjamin Sistem Mutu Eksternal pada BPM

4 Dewi Rokhanawati, S.SiT, MPH

Koordinator Pengembangan Akademik dan Prodi pada Badan Perencanaan dan

Pengembangan (BPP)

5 Titin Aryani, S.Si, M.Sc Koordinator Publikasi Ilmiah pada LPPM

6 Dwi Ernawati, S.ST, M.Keb

Koordinator Pengabdian kpd Masyarakat pada LPPM

7 Islamiyatur Rohmah, S.Ag, M.S.I Koordinator ‘Aisyiyah Center pada LPPI

8 Iwan Setiawan, S.Ag, M.S.I

Koordinator Al-Islam dan Kemuhammadiyahan pada LPPI

9 Raden Nur Rachman Dzakkiyullah,M.Sc

Koordinator Pusat Data pada Pusat Data dan Sistem Informasi (PDSI)

(73)

11 Robby Setioaji,A.Md

Koordinator Evaluasi Transaksi Akademik pada Biro Akademik

12 Dhono Anggoro,S.Pd

Koordinator Dokumentasi dan Database Akademik pada Biro Akademik

13 Muhammad Rifandi,SE,M.Ak,Akt Koordinator Kemahasiswaan pada Biro Kemahasiswaan dan Alumni

14 Indriani,S.KM.,M.Sc Koordinator Urusan Internasional pada Biro Kerjasama dan Urusan Internasional

15 Dian Cahyo Utomo,ST,M.Sc

Koordinator Admisi pada Biro Admisi dan Humas

16 Sinta Maharani, S.Sos

Koordinator Humas pada Biro Admisi dan Humas

17 Suradi

Koordinator Satuan Pengamanan pada Biro Aset dan Umum

18 Mukhibin, A.Md Koordinator Teknisi pada Biro Aset dan Umum

19 Dwi Yulianti Rochmani, A.Md

Koordinator Verifikasi dan Anggaran pada Biro Keuangan

20 Nuraini Ulfa, S.E

Koordinator Layanan Kas dan Pembayaran Mahasiswa pada Biro Keuangan

(74)

E. Program Studi

Stikes Aisyiyah Yogyakarta Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta

 Program Studi Kebidanan (D3)

 Program Studi Ilmu Keperawatan (S1)

 Program Studi Bidan Pendidik (D4)

 Program Studi Fisioterapi (S1)

 Program Pasca Sarjana Kebidanan (S2)

1. Fakultas Ilmu Kesehatan

 Program Studi Kebidanan (D3)

 Program Studi Ilmu Keperawatan (S1)

 Program Studi Bidan Pendidik (D4)

 Program Studi Fisioterapi (S1)

 Program Pasca Sarjana Kebidanan (S2)

 Program Studi Teknik

Radiodiagnostik dan Radioterapi (D3)

 Program Studi Analisis Kesehatan (D4)

2. Fakultas Sains dan Teknologi

 Program Studi Bioteknologi (S1)  Program Studi Arsitektur (S1)

3. Fakultas Ekonomi Ilmu Sosial dan Humaniora

 Program Studi Komunikasi (SI)  Program Studi Psikologi (SI)  Program Studi Manajemen (SI)  Program Studi Akuntansi (SI)  Program Studi Administrasi Publik

(SI)

(75)

BAB III

SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

Pada Bab III ini, peneliti akan menuliskan sajian data dan pembahasan hasil dari penelitian di Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta yang berkaitan dengan judul penelitian skripsi yaitu Strategi Rebranding Stikes Aisyiyah Yogyakarta menjadi Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta. Peneliti akan memberikan sajian data dari pengumpulan data yang peneliti kumpulkan melalui wawancara kepada narasumber yang memiliki kriteria yang sudah peneliti tulis di teknik wawancara pada bab I serta dokumen-dokumen yang peneliti ambil berkaitan dengan skripsi peneliti. Pada Bab ini juga peneliti akan menganalisis sajian dan dari sanalah peneliti akan mengaitkan dengan teori yang telah peneliti tulis dalam kerangka teori pada bab I.

A. Sajian Data

(76)

Stikes Aisyiyah Yogyakarta. Stikes Aisyiyah Yogyakarta juga baru

Gambar

Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 3.3
Gambar 3.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adanya perbedaan tingkat stress mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta antara kelompok yang dilakukan tindakan terapi relaksasi nafas