commit to user
STUDI DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT
PEMBANGUNAN SOLO CENTER POINT DENGAN
MEMPERTIMBANGKAN MATRIKS ASAL TUJUAN
KOTA SURAKARTA
Traffic Impact Study on the Result of Solo Center Point Establishment by Considering the Origin Destination Matrices of Surakarta City
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Disusun Oleh :
T R I S N O W I D O D O
N I M I 0 1 0 6 1 3 5
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
STUDI DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT
PEMBANGUNAN SOLO CENTER POINT DENGAN
MEMPERTIMBANGKAN MATRIKS ASAL TUJUAN
KOTA SURAKARTA
Traffic Impact Study on the Result of Solo Center Point Establishment by Considering the Origin Destination Matrices of Surakarta City
Disusun Oleh :
T R I S N O W I D O D O
N I M I 0 1 0 6 1 3 5
Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Pendadaran Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Persetujuan Dosen Pembimbing
Dosen Pembimbing I
DR. Eng. Ir. Syafi’i , MT N I P . 19670602 199702 1001
Dosen Pembimbing II
commit to user
iii
STUDI DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT
PEMBANGUNAN SOLO CENTER POINT DENGAN
MEMPERTIMBANGKAN MATRIKS ASAL TUJUAN
KOTA SURAKARTA
Traffic Impact Study on the Result of Solo Center Point Establishment by Considering the Origin Destination Matrices of Surakarta City
SKRIPSI
Disusun Oleh :
T R I S N O W I D O D O
N I M I 0 1 0 6 1 3 5
Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Pendadaran Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret pada hari Jumat tanggal 19 November 2010
1. DR. Eng. Ir. Syafi’i, MT --- NIP. 19670602 199702 1001
2. Ir. Agus Sumarsono, MT --- NIP. 19570814 198601 1001
3. Slamet Jauhari Legowo, ST,MT --- NIP. 19670413 199702 1001
4. Ir. Sanusi --- NIP. 19490727 198303 1001
Mengetahui,
a.n. Dekan Fakultas Teknik UNS Pembantu Dekan I
Disahkan,
Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS
Ir.NOEGROHO DJARWANTI, MT NIP. 19561112 198403 2007
commit to user
iv
Motto
”Life is a climb but the view is great.”
(Hannah Montana)
”Dan inipun akan berlalu.”
(Ajahn Brahmavamso)
”Gapailah langit, karena jika meleset pun,
kau tetap akan berada di antara bintang-bintang.”
(chicken soup)
Persembahan
” Allah SWT ”
” Nabi Muhammad SAW ”
”Ayah dan Ibu tercinta”
”Adikku tersayang Zulaikhah”
” Keluargaku semua”
”My Best friend, Saptadhi, Samuri, Rika, Ropri, Winda, Yunie, Ridho,
Pamuko, Vivi, Yan, Ermis, Winny,Rizky, Wira, Ratna, Anshori, Hasan,
Setyo, Sita, Radit, Deta, Darto, Nurdin kubu, Heru, Iwan, Mas Gemblink,
Kang Azka, Latansa Boys, Endang, Wulan, Afni, Didin, Irma, Aryu, Lilly,
Betty, Ellyta, Mbak Lina, Mbak Nurma, Aji, Hayu, Eri, Cahyo, Vita, Hanik
....guys you’re the great friends that I ever have”
commit to user
v
A B S T R A K
Trisno Widodo, 2010, Studi Dampak Lalu Lintas akibat Pembangunan Solo Center Point dengan Mempertimbangkan Matriks Asal Tujuan Kota Surakarta. Skripsi. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Studi dampak lalu lintas pada dasarnya merupakan analisis pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap sistem pergerakan arus lalu lintas di sekitarnya yang diakibatkan oleh bangkitan lalu lintas yang baru, lalu lintas yang beralih, dan oleh kendaraan masuk dari atau ke lahan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya estimasi bangkitan dan tarikan pergerakan lalu lintas akibat pembangunan Solo Center Point, mengetahui besarnya dampak lalu lintas akibat pembangunan Solo Center Point, dan mengetahui strategi penanganan dampak dengan sistem do-nothing dan sistem
do-something.
Penelitian ini dilakukan di ruas persimpangan Solo Center Point dan persimpangan Purwosari sebagai wilayah kajian. Jaringan jalan yang dianalisis adalah ruas jalan arteri dan ruas jalan kolektor. Nilai volume lalu lintas diperoleh dengan metode pembebanan User Equilibrium. Tingkat kinerja jaringan jalan menggunakan parameter NVK (Nisbah Volume dan Kapasitas).
Dari hasil perhitungan dengan bantuan EMME/3, diperoleh estimasi total bangkitan akibat pembangunan Solo Center point sebesar 36 smp/jam, total tarikan sebesar 218 smp/jam, nilai NVK di wilayah kajian pada kondisi existing dan kondisi setelah pembukaan Solo Center Point berkisar antara 0,1 sampai 0,7 yang berarti jaringan jalan dalam kondisi stabil. Pada ruas jalan Slamet Riyadi (node 6-5) terjadi nilai NVK tertinggi sebesar 0,7. Perubahan volume lalu lintas tertinggi terjadi pada ruas jalan KH. Agus Salim (node 6 – 108) sebesar 19,89%. Strategi penanganan secara do-nothing yang dilakukan adalah pelarangan on
street parking di sepanjang ruas Slamet Riyadi (node 6-7).
commit to user
vi
A B S T R A C T
Trisno Widodo, 2010, Traffic Impact Analysis on the Result of Solo Center Point Establishment by Considering the Origin Destination Matrices of Surakarta City. Thesis. Civil Engineering Department Faculty of Engineering,
Sebelas Maret University Surakarta.
Traffic impact study is basically an analysis on the land use to the traffic flow in around of Solo Center Point establishment affected by the trip production, the traffic flow and the vehicles that go from and go to this area.
The aim of this research is to know the level of the trip production and the attraction on the result of Solo Center Point establishment, and to know the strategy of managing the impact with the do-nothing and do-something system.
This research was conducted on the Solo Center Point intersection and Purwosari intersection link as the subject of the research. The road networks analyzed were artery and collector road. The value of traffic volume was found by User Equilibrium assignment. The level of the road network performance used Ratio of Volume and Capacities (V/C Ratio).
The result of research by EMME/3 software shows the total of trip assignment estimation on the result of Solo Center Point establishment is 36 pcu/hour, the total of trip attraction is 218 pcu/hour, the value of V/C ratio in the research area in the existing condition and the condition after the opening of Solo Center Point is about 0,1 to 0,7. It means that the road networks are in the stable condition. In the Slamet Riyadi road (node 6-5) showed the highest V/C ratio value that is 0,7. The highest volume traffic change showed in KH. Agus Salim (node 6 – 108) that is 19,89%. The solving strategy by do-nothing is in the form of prohibiting on street parking in the Slamet Riyadi road (node 6-7).
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul STUDI DAMPAK LALU
LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN SOLO CENTER POINT DENGAN
MEMPERTIMBANGKAN MATRIKS ASAL TUJUAN KOTA
SURAKARTA. Ucapan salam, penulis haturkan pada junjungan dan panutan,
Nabi Muhammad SAW yang selalu menjadi suri teladan bagi semua umat islam di dunia ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini jauh dari sempurna, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran penulis dalam penelitian pada masa yang akan datang. Penulis juga mengharapkan laporan ini bisa menambah pengetahuan dan wawasan bagi semua kalangan teknik sipil khususnya Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS Surakarta.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus ditempuh guna meraih gelar Sarjana Teknik Sipil pada Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan, bimbingan, dan saran dari berbagai pihak, karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Segenap Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Segenap Pimpinan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
3. DR. Eng. Ir. Syafi’i, MT, selaku Dosen Pembimbing I Skripsi. Terima kasih atas semua waktu, bimbingan, motivasi, dan bantuan, serta kepercayaan bapak untuk bisa menyelesaikan tugas akhir ini.
4. Ir. Agus Sumarsono, MT, selaku Dosen Pembimbing II Skripsi. Terima kasih atas semua waktu, bimbingan, motivasi serta bantuannya selama pembuatan skripsi ini sampai selesai.
5. Dosen Pembimbing Akademis Purnawan Gunawan ST, MT.
6. Semua Staf Pengajar pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.
7. Teman-teman angkatan 2006 Teknik Sipil UNS. 8. Tim Laboratorium Traffic Teknik Sipil UNS.
commit to user
viii
Akhirnya, penulis mengharapkan nantinya penelitian ini tetap berlanjut dan dapat disempurnakan oleh penulis lainnya. Dalam kehidupan proses belajar tidak akan pernah terhenti. Terima kasih.
Surakarta, November 2010
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO ... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL... DAFTAR LAMPIRAN...
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang... 1.2. Rumusan Masalah... 1.3. Batasan Masalah... 1.4. Tujuan Penelitian... 1.5. Manfaat Penelitian... 1.5.1. Manfaat Teoritis... 1.5.2. Manfaat Praktis...
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka... 2.2. Dasar Teori…....………..
2.2.1. Pemodelan Transportasi….………
2.2.2. Matriks Asal Tujuan (MAT)………..
Hal i ii iii iv iv v vi vii
ix xii xiv xvi xviii
1 3 3 4 4 4 5
commit to user
x
2.2.3. Analisis Dampak Lalu Lintas ……….………...
2.2.4. Bangkitan dan Tarikan Pergerakan .……….………….
2.2.5. Pendekatan Pembebanan User Equilibrium……….….. 2.2.6. Pembebanan Lalu Lintas Menggunakan EMME/3
(Equilibre Multimodal, Multimodal Equilibrium)…….
2.2.7. Analisis Kinerja Ruas Jalan.……….
2.2.8. Kinerja Lalu Lintas dengan NVK (Nisbah Volume dan Kapasitas)……….………. 2.2.9. Analisis Rekomendasi Penanganan Dampak Lalu
Lintas………..
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian………...……….
3.2. Tahapan Penelitian…….………
3.3. Prosedur Pelaksanaan Survey..………...
3.3.1. Survey Pendahuluan………
3.3.2. Teknik Pengumpulan Data..………
3.3.3. Desain Survey.……….
3.4. Teknik Analisis Data………...………...
3.4.1. Pembuatan Basis Data……… 3.4.2. Analisis Data………...………
BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Umum……….
4.2. Pengolahan dan Penyajian Data………
4.2.1. Sumber Data………...
4.2.2. Estimasi Tarikan dan Bangkitan Lalu Lintas Solo Center Point……… 4.2.3. Data Arus Lalu Lintas (Traffic Count) pada Jam Puncak………..…….
Hal
10 14 16
13
17 18
28
28
30
32
31 31 32 32 32 33 34 34 34
38 38 38
41
commit to user
xi
4.2.4. Kapasitas………...
4.2.5. Waktu Tempuh………..
4.3. Analisis dengan Program EMME/3………..
4.3.1.Input Data………...
4.3.2.Data Matriks Asal Tujuan untuk Pembebanan Jaringan Jalan…... 4.3.3.Pembebanan Matriks Asal Tujuan Tahun 2015 ke Jaringan Jalan ……… 4.3.4.Contoh Perhitungan Arus Lalu Lintas dengan
Penyelesaian Equilibrium Menggunakan Algoritma Frank Wolfe………... 4.4. Analisis Perhitungan NVK (Nisbah Volume dan Kapasitas).... 4.4.1. Perhitungan Nilai NVK dengan System do-nothing….. 4.4.2. Perhitungan Nilai NVK dengan System do-something..
4.5.Pembahasan………
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan………
5.2. Saran………...
DAFTAR PUSTAKA………...
LAMPIRAN
46 47 48 48
51
68
74 76 76 79 79
81 83
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Hal Tabel 2. 1 Ukuran minimal peruntukan lahan yang wajib melakukan
andalalin... 11
Tabel 2. 2 emp untuk jalan perkotaan terbagi... 21
Tabel 2. 3 emp untuk jalan perkotaan terbagi dan satu arah... 21
Tabel 2. 4 Kecepatan arus bebas dasar (FV0) untuk jalan perkotaan... 22
Tabel 2. 5 Kecepatan Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk lebar jalur lalu lintas (FVW)... 22
Tabel 2. 6 Penyesuai kecepatan arus bebas untuk hambatan samping (FFVSF)... 23
Tabel 2. 7 Faktor penyesuaian (FFVsf) untuk pengaruh hambatan samping dan jarak kerb penghalang jalan perkotaan dengan kerb... 23
Tabel 2. 8 Faktor penyesuaian untuk pengaruh ukuran kota pada kecepatan arus bebas kendaraan ringan untuk jalan perkotaan.. 24
Tabel 2. 9 Kapasitas dasar (Co) jalan perkotaan... 25
Tabel 2. 10 Faktor penyesuaian kapasitas (FCW) untuk pengaruh lebar jalur lalu lintas untuk jalan perkotaan... 26
Tabel 2. 11 Faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisahan arah (FCSP)…. 26 Tabel 2. 12 Faktor penyesuaian kapasitas (FCsf) untuk pengaruh hambatan dan lebar bahu……… 27
Tabel 2. 13 Faktor penyesuaian kapasitas (FCsf) untuk pengaruh hambatan samping dan jarak Kerb-Penghalang (FCsf)………. 27
Tabel 2. 14 Kelas hambatan samping untuk jalan perkotaan………... 28
Tabel 2. 15 Faktor penyesuaian kapasitas untuk pengaruh ukuran kota FCcs pada jalan perkotaan………. 28
Tabel 2. 16 Nilai NVK pada beberapa kondisi………. 30
Tabel 4. 1 Data nomor zona dan nama zona internal... 39
Tabel 4. 2 Data nomor zona dan nama zona eksternal... 39
commit to user
xiii
Tabel 4. 4 Estimasi jumlah lalu lintas yang ditimbulkan oleh SCP pada
jam puncak sore hari (smp/jam)... 43
Tabel 4. 5 Perhitungan arus lalu lintas pada jam puncak……… 44
Tabel 4. 6 Data Arus Lalu Lintas (Traffic Count) pada Jam Puncak... 45
Tabel 4. 7 Format masukan basis data jaringan jalan………. 49
Tabel 4. 8 Koordinat kota Surakarta... 49
Tabel 4. 9 Matriks Asal Tujuan 2010 dalam satuan smp/jam………….… 52
Tabel 4. 10 Arus Hasil Pembebanan pada Kondisi Existing (tahun 2010)… 60 Tabel 4. 11 Matriks Asal Tujuan 2015 dalam satuan smp/jam………….… 62
Tabel 4. 12 Arus Hasil Pembebanan MAT 2015……….. 74
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1.1 Lokasi Penelitian... 5
Gambar 2.1 Empat Tahap Pemodelan Transportasi……….. 9
Gambar 2.2 Prosedur Perhitungan Program EMME/3………. 18
Gambar 3.1 Bagan Alir Metodologi Andalalin……… 36
Gambar 3.2 Lokasi Solo Center Point………. 37
Gambar 4.1 Tampilan Network Editor...………. 50
Gambar 4.2 Tampilan rinci Editor Toolbar………... 50
Gambar 4.3 Tahapan menampilkan MAT 2010 (mf03)... 51
Gambar 4.4 Tampilan MAT tahun 2010 (mf03) dalam EMME/3... 51
Gambar 4.5 Tampilan cara menampilkan tabel hasil pembebanan... 58
Gambar 4.6 Tampilan memilih attribute pada EMME table links untuk hasil pembebanan... 58
Gambar 4.7 Tampilan EMME table links untuk hasil pembebanan MAT 2010... 59
Gambar 4.8 Tampilan MAT tahun 2015 (mf05)……….. 61
Gambar 4.9 Tampilan Tools EMME/3………. 68
Gambar 4.10 Tampilan prompt console EMME/3………. 69
Gambar 4.11 Prepare scenario for assignment... 69
Gambar 4.12 Tampilan proses 2, 3, dan 4... 69
Gambar 4.13 Tampilan tahapan pengisian demand in persons……… 70
Gambar 4.14 Tampilan pembebanan auto assignment……… 70
Gambar 4.15 Tampilan iterasi dari auto assignment………... 71
Gambar 4.16 Tampilan opsi auto times and volumes………. 72
Gambar 4.17 Tampilan Hasil Pembebanan (list auto times and volumes).. 73
Gambar 4.18 Tampilan EMME Table links untuk hasil pembebanan MAT 2015... 73
commit to user
xv
commit to user
xvi
DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL
A = kumpulan dari semua link pada jaringan C = Kapasitas (smp / jam)
a
C = biaya perjalanan dari zona asal i ke zona tujuan d
Co = Kapasitas dasar untuk kondisi tertentu (ideal) (smp / jam)
EMME/3 = Equilibre Multimodal, Multimodal Equilibrium versi 3 Emp = ekivalen mobil penumpang
FCcs = Faktor penyesuaian ukuran kota
FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping
FCsp = Faktor penyesuaian pemisah arah
FCw = Faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas
FFVcs = Faktor penyesuaian ukuran kota.
FFVsf = Faktor penyesuaian kondisi hambatan samping
FV = Kecepatan arus bebas kendaraan ringan sesungguhnya (km/jam) Fvo = Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan (km/jam)
FVw = Penyesuaian lebar jalur lalu lintas efektif (km/jam)
FFV4sf = Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk empat lajur (km/jam).
FFV6sf = Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk enam lajur (km/jam).
n a
F = Arus setelah pembebanan pada ruas a.
HV = Heavy Vehicle (kendaraan berat)
INRO = Konsultan transportasi penyedia program EMME dari Kanada LV = Light Vehicle (kendaraan ringan)
MAT = Matriks asal tujuan
MC = Motor Cycle (sepeda motor) MKJI = Manual Kapasitas Jalan Indonesia NVK = Nisbah Volume Kapasitas
Smp = Satuan mobil penumpang
Tij = Total pergerakan kendaraan dari zona asal i ke zona tujuan j
commit to user
xvii
Wce = Lebar jalur efektif Wg = Lebar penghalang kerb Ws = Lebar bahu jalan
va = Arus lalu lintas pada suatu rute perjalanan
n
a = Garis untuk meminimumkan fungsi objektif algoritma Frank Wolfe
commit to user
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A : Perhitungan Arus Puncak Lampiran B : Perhitungan Kapasitas Lampiran C : Perhitungan Waktu Tempuh Lampiran D : Basis Data
commit to user
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Secara geografis Kota Surakarta terletak antara 1100 45’ 35” hingga 1100 45’ 35” Kota Surakarta merupakan salah satu kota yang tumbuh menjadi kota besar di provinsi Jawa Tengah dengan tingkat pertumbuhan penduduk sekitar 2,32% pertahun. Kota Surakarta dikenal juga sebagai kota perdagangan, dan kota budaya yang menjadi kota tujuan wisata. Jika memperhatikan pertumbuhan yang terjadi, ternyata berbagai sektor mengalami pertumbuhan yang pesat. Semua pertumbuhan tersebut nantinya akan menarik pendatang ke kota Surakarta.
Pertumbuhan di berbagai sektor yang terjadi di suatu wilayah menimbulkan adanya suatu pergerakan untuk pemenuhan kebutuhan. Sasaran umum perencanaan transportasi adalah membuat interaksi tersebut menjadi mudah dan efisien. Salah satu caranya yaitu menggunakan sistem transportasi dengan baik dan optimal. Transportasi merupakan sebuah sistem yang terdiri dari tiga subsistem, yaitu sistem aktivitas, sistem pergerakan dan sistem jaringan.
Sistem aktivitas di dalam kota terdiri dari berbagai aktivitas seperti: industri, perumahan, perdagangan, jasa, dan lainlain. Aktivitas tersebut berlokasi pada sebidang lahan dan saling berinteraksi satu sama lain membentuk tata guna lahan. Interaksi tersebut mengakibatkan timbulnya pergerakan manusia antar tata guna lahan (Tamin, 2000).
commit to user
pelayanan kepada masyarakat. Pembangunan suatu pusat kegiatan primer dalam wilayah perkotaan akan dapat merubah struktur ruang kota pada kawasan pembangunan pusat kegiatan dilaksanakan. Perubahan struktur ruang kota akan berpengaruh kepada pola pergerakan yang pada akhirnya akan membebani jaringan jalan yang ada di suatu wilayah. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari adanya perubahan struktur ruang kota diperlukan studi analisis dampak lalu lintas (andalalin). Berdasarkan Undang-Undang No. 22 tahun 2009 analisis dampak lalu lintas (andalalin) adalah suatu hasil kajian yang menilai tentang efek-efek yang ditimbulkan oleh lalu lintas yang dibangkitkan oleh suatu pembangunan pusat kegiatan dan/atau pengembangan kawasan baru pada suatu ruas jalan terhadap jaringan transportasi di sekitarnya.
Informasi pola pergerakan penting guna mengidentifikasi permasalahan yang terjadi. Informasi jarak, waktu, biaya, atau kombinasi ketiganya digunakan sebagai ukuran aksesibilitas (kemudahan). Adapun pengertian dari pola pergerakan dalam sistem transportasi dijelaskan dalam bentuk arus pergerakan (baik kendaraan, penumpang atau barang) yang bergerak dari zona asal ke zona tujuan di dalam daerah tertentu dan selama periode tertentu.
commit to user
Menurut Pedoman Teknis Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Pusat Kegiatan pada Ruas Jalan Nasional di Wilayah Perkotaan (2009) Solo Center Point wajib dilakukan analisis dampak lalu lintas karena fungsi lahan Solo Center Point adalah pertokoan, perkantoran, hotel, dan apartemen.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut :
1. Berapa besar estimasi bangkitan dan tarikan pergerakan lalu lintas akibat pembangunan Solo Center Point dengan mempertimbangkan Matriks Asal Tujuan Kota Surakarta dengan penggunaan model bangkitan dan tarikan dari bangunan yang diasumsikan sama?
2. Berapa besar dampak lalu lintas akibat pembangunan Solo Center Point dengan mempertimbangkan Matriks Asal Tujuan Kota Surakarta?
3. Bagaimana strategi penanganan untuk mengatasi pengaruh dampak lalu lintas akibat pembangunan Solo Center Point dengan mempertimbangkan Matriks Asal Tujuan Kota Surakarta?
1.3. Batasan Masalah
Untuk membatasi permasalahan agar penelitian ini lebih terarah dan tidak meluas maka perlu adanya pembatasan sebagai berikut:
a. Wilayah kajian adalah ruas jalan sekitar Solo Center Point dengan jaringan transportasi kota Surakarta yang ada pada saat penelitian. Ruas jalan yang berpengaruh:
1. Persimpangan di Solo Center Point yaitu ruas jalan Brigjen Slamet Riyadi, Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan Hasanudin.
2. Persimpangan di Purwosari yaitu ruas jalan Brigjend Slamet Riyadi dan jalan KH. Agus Salim
commit to user
c. Jaringan jalan yang dianalisis mengabaikan fenomena simpang.
d. Fungsi lahan Solo Center Point adalah pertokoan, perkantoran, hotel, dan apartemen.
e. Kajian penelitian didasarkan pada hari kerja pukul 16.00-18.00.
f. Analisis pembebanan matriks asal tujuan ke jaringan jalan dengan metode pembebanan user equilibrium dengan bantuan program software EMME/3. g. Parameter kinerja jalan yang digunakan adalah kinerja lalu lintas berdasarkan
NVK (Nisbah Volume dan Kapasitas) ruas jalan dengan perhitungan berdasarkan MKJI 1997.
h. Analisis penanganan masalah (dampak) dengan cara do nothing dan do
something.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Mengestimasi besar bangkitan dan tarikan pergerakan lalu lintas akibat pembangunan Solo Center Point dengan mempertimbangkan Matriks Asal Tujuan Kota Surakarta dengan menggunakan model dari bangunan yang diasumsikan sama.
2. Mengetahui dampak lalu lintas akibat pembangunan Solo Center Point dengan mempertimbangkan Matriks Asal Tujuan Kota Surakarta.
3. Mengetahui strategi penanganan untuk mengatasi pengaruh dampak lalu lintas akibat pembangunan Solo Center Point dengan mempertimbangkan Matriks Asal Tujuan Kota Surakarta.
1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1. Manfaat Teoritis
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman di bidang perencanaan dan pemodelan transportasi terutama yang berkaitan dengan Trip Distribution
commit to user 1.5.2. Manfaat Praktis
Hasil yang diperoleh dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam perbaikan dan perencanaan transportasi untuk kota Surakarta pada waktu yang akan datang.
G
am
b
ar
1.1
L
oka
si
P
ene
li
ti
commit to user
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1.
Tinjauan Pustaka
Dari pengembangan pusat kegiatan akan mempengaruhi sistem aktivitas suatu kawasan. Sistem aktivitas di dalam kota terdiri dari berbagai aktivitas seperti: industri, perumahan, perdagangan, jasa, dan lainlain. Aktivitas tersebut berlokasi pada sebidang lahan dan saling berinteraksi satu sama lain membentuk tata guna lahan. Interaksi tersebut mengakibatkan timbulnya pergerakan manusia antar tata guna lahan. (Tamin, 2000)
Studi dampak lalu lintas pada dasarnya merupakan analisis pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap sistem pergerakan arus lalu lintas di sekitarnya yang diakibatkan oleh bangkitan lalu lintas yang baru, lalu lintas yang beralih, dan oleh kendaraan masuk dari / ke lahan tersebut. (Tamin,2000)
Studi analisis dampak lalu lintas (andalalin) adalah suatu hasil kajian yang menilai tentang efek-efek yang ditimbulkan oleh lalu lintas yang dibangkitkan oleh suatu pembangunan pusat kegiatan dan/atau pengembangan kawasan baru pada suatu ruas jalan terhadap jaringan transportasi di sekitarnya. (Undang-Undang N0.22 Tahun 2009)
Liu Zhili (2009), A Traffic Impact Analysis (TIA) identifies existing traffic volumes and conditions, development traffic volumes and conditions and their
combined impacts on the existing and future roadway system. The TIA is a useful
tool for early identification of potential traffic problems and can play an
important part in the success of a development.
commit to user
menggunakan empat tahap pemodelan untuk memperkirakan bangkitan, tarikan perjalanan, menggunakan model gravity untuk menganalisis trip distribution dan melakukan pembebanan pada jaringan jalan dengan pendekatan pembebanan user
equilibrium. Pemilihan moda bergantung pada hasil survey lalu lintas.
Maksud studi analisis dampak lalu lintas adalah untuk dapat mengantisipasi dampak yang ditimbulkan oleh suatu kawasan pengembangan terhadap lalu lintas di sekitarnya dan memprediksi dampak yang ditimbulkan suatu pembangunan kawasan. Kewajiban melakukan studi andalalin tergantung pada bangkitan dan tarikan lalu lintas yang ditimbulkan oleh pengembangan kawasan. Besarnya tingkat bangkitan dan tarikan lalu lintas tersebut ditentukan oleh jenis dan besaran peruntukan lahan. Bangkitan dan tarikan lalu lintas didapat dengan mempertimbangkan pola pergerakan. Bangkitan dan tarikan lalu lintas yang didapat mempengaruhi distribusi perjalanan di ruas sekitar kawasan.
Hasil keluaran dari perhitungan tarikan pergerakan lalu lintas berupa jumlah kendaraan, orang atau angkutan barang persatuan waktu, misalnya kendaraan perjam. Kita dapat dengan mudah menghitung jumlah orang atau kendaraan yang masuk dari suatu tata guna lahan terentu dalam satu hari atau satu jam untuk mendapatkan tarikan pergerakan. (Tamin, 2000)
Menurut Pedoman Teknis Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Pusat Kegiatan pada Ruas Jalan Nasional di Wilayah Perkotaan (2009) analisis pembebanan lalu lintas adalah dasar yang digunakan dalam mengestimasi apakah jaringan jalan dapat menampung tambahan lalu lintas yang dibangkitkan oleh kawasan yang dianalisis dampak lalu lintas. Dalam penelitian ini proses pembebanan lalu lintas menggunakan software EMME/3.
Analisis dari penanganan masalah antara lain dengan do-nothing (tidak melakukan kegiatan pada kondisi jaringan jalan yang ada) Dan dengan do-
something (melaksanakan upaya peningkatan, perbaikan geometrik ruas dan
commit to user
Arief S. W. (2007) melakukan penelitian tentang analisis dampak lalu lintas (andalalin) pada pusat perbelanjaan yang telah beroperasi ditinjau dari tarikan perjalanan (studi kasus pada Pacific Mall Tegal). Hasil dari penelitian tersebut adalah pada ruas jalan Mayjen Sutoyo pada tahun 2006 derajat kejenuhannya adalah 0,78 dengan volume lalu lintas sebesar 3661,67 smp/jam, dengan adanya Pacific Mall maka jalan Mayjen Sutoyo pada tahun 2008 derajat kejenuhan sudah mencapai titik kritis yaitu sebesar 0,84 dengan volume lalu lintas sebesar 3945,24 smp/jam. Pada ruas jalan Kapten Sudibyo pada tahun 2006 derajat kejenuhannya adalah 0,42 dengan volume lalu lintas sebesar 1038,93 smp/jam, dengan adanya Pacific Mall pada tahun 2016 derajat kejenuhannya mencapai 0,61 dengan volume lalu lintas sebesar 1508,55 smp/jam.
Syahidin (2005) melakukan analisis dampak lalu intas akibat pengoperasian mal Jogjatronik Yogyakarta. Hasil dari penelitian tersebut adalah penurunan kinerja ruas di sekitar kawasan mall tersebut, peningkatan derajat kejenuhan rata-rata sebesar 0,23 %. Pada tahun 2007 dengan adanya pengoperasian mall pada ruas jalan tersebut telah melampaui titik kritis DS > 0,80 sehingga perlu penanangan. Dengan melakukan penanganan ruas jalan maka kinerja ruas jalan tersebut dapat ditingkatkan sehingga derajat kejenuhan pada tahun 2015 hanya 0,53.
Tata Pradana (2004) melakukan analisis dampak lalu lintas pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah di kota Semarang. Hasil dari penelitian ini adalah tarikan kendaraan sebesar 1220,91 smp/jam, bangkitan kendaraan sebesar 977,01 smp/jam pada saat sebelum dan sesudah shalat jumat, bangkitan dan tarikan pergerakan aktivitas di Masjid Agung Jawa Tengah tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap ruas di sekitarnya.
commit to user
Pada penelitian analisis dampak lalu lintas akibat pembangunan Solo Center Point ini peneliti menggunakan software EMME/3 untuk proses pembebanan jaringan jalan dengan mempertimbangkan MAT kota Surakarta yang pada penelitian sebelumnya tidak mempertimbangkan MAT. Solo Center point mempunyai fungsi bangunan sebagai pertokoan, perkantoran, hotel, dan apartemen. Analisis kinerja ruas jalan menggunakan parameter NVK (Nisbah Volume dan Kapasitas) dengan perhitungan sesuai MKJI 1997. Hasil dari penelitian ini berupa kinerja jalan sebelum Solo Center Point dibuka (existing) dan sesudah pembukaan Solo Center point dan melakukan strategi penanganan dengan system do-nothing dan
do-something.
2.2. Dasar Teori
2.2.1. Pemodelan Transportasi
Konsep perencanaan transportasi yang berkembang dan sering digunakan dalam perencanaan dan pemodelan suatu perkotaan adalah Model Perencanaan Transportasi Empat Tahap. Model ini merupakan gabungan dari beberapa seri sub model yang masing-masing harus dianalisis secara terpisah dan berurutan. Tahap-tahap seperti yang terlihat dalam Gambar 2.1
Gambar 2.1 Empat Tahap Pemodelan Transportasi
Bangkitan dan Tarikan Pergerakan (Trip Generation).
Sebaran Pergerakan (Trip Distribution).
Pemilihan Moda (Modal Split).
commit to user
Perencanaan transportasi perkotaan adalah proses yang mengarah pada pengambila keputusan pada program dan kebijakan transportasi. Tujuan proses perencanaan transportasi adalah menyediakan informasi yang perlu untuk membuat keputusan kapan dan di mana peningkatan sebaiknya dibuat dalam sistem transportasi, maka memajukan perjalanan dan pengembangan pola tanah, tetap dalam tujuan masyarakat.
Dua hal yang mendasari dalam perencanaan transportasi adalah memecahkan persoalan yang sudah ada, mencegah timbulnya persoalan lain yang dapat diperkirakan sebelumnya sehingga tujuan utama dari perencanaan transportasi dilakukan untuk menyelesaikan persoalan tersebut dan mengantisipasi timbulnya permasalahan baru yang sudah diperkirakan sebelumnya.
2.2.2. Matriks Asal Tujuan (MAT)
Pola pergerakan dalam transportasi sering dijelaskan dalam bentuk arus pergerakan (kendaraan, penumpang, dan barang) yang bergerak dari zona asal ke zona tujuan di dalam daerah tertentu dan selama periode waktu tertentu. Matriks Pergerakan atau Matriks Asal Tujuan (MAT) sering digunakan oleh perencana transportasi untuk menggambarkan pola pergerakan tersebut.
Pola pergerakan dapat dihasilkan jika suatu MAT dibebankan ke suatu sistem jaringan transportasi. Dengan mempelajari pola pergerakan yang terjadi, seseorang dapat mengidentifikasi permasalahan yang timbul sehingga beberapa solusi segera dapat dihasilkan.
2.2.3. Analisis Dampak Lalu Lintas
commit to user
Beberapa jenis guna lahan atau kawasan yang dalam proses pembangunannya perlu terlebih dahulu dilakukan studi andalalin, antara lain: apartemen, pusat perkantoran, pusat bisnis, hotel, rumah sakit, dan lain sebagainya yang bisa mempengaruhi timbulnya bangkitan lalu lintas di sekitar kawasan tersebut. Berikut adalah ukuran minimal lahan yang wajib melakukan andalalin, disajikan dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Ukuran minimal peruntukan lahan yang wajib melalukan andalalin
Peruntukan Lahan Ukuran minimal kawasan yang wajib
Andalalin
Permukiman 50 unit
Apartemen 50 unit
Perkantoran 1000 m2 luas lantai bangunan Pusat Perbelanjaan 500 m2 luas lantai bangunan Hotel/ Motel/ Penginapan 50 kamar
Rumah Sakit 50 tempat tidur
Klinik bersama 10 ruang praktek dokter Sekolah/ universitas. 500 siswa
Tempat kursus Bangunan dengan kapasitas 50 siswa per waktu
Industri/ pergudangan 2500 m2 luas lantai bangunan Restoran 100 tempat duduk
Tempat pertemuan/ Tempat hiburan/ pusat olah raga
Kapasitas 100 tamu / 100 tempat duduk
Terminal/ pool kendaraan/ gedung parkir Wajib Pelabuhan/Bandara Wajib
SPBU 4 slang pompa
Bengkel kendaraan bermotor 2000 m2 luas lantai bangunan Tempat pencucian mobil wajib
Sumber: Pedoman Teknis Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Pusat Kegiatan pada Ruas
Jalan Nasional di Wilayah Perkotaan (2009)
use-commit to user
transport system). Tetapi dapat pula bersifat rinci (mikroskopik) apabila yang
menjadi perhatian utamanya adalah kinerja manajemen sistem lalu lintasnya. Kebijakan pemerintah dampak lalu lintas dapat berupa minimalisasi dampak yang terjadi, sampai penyesuaian prasarana jalan agar dampak lalu lintas yang diperkirakan terjadi dapat terimbangi.
Fenomena dampak lalu lintas diakibatkan oleh adanya pembangunan dan pengoperasian pusat kegiatan yang menimbulkan bangkitan lalu lintas yang cukup besar, seperti pusat perkantoran, pusat perbelanjaan, terminal dan lain-lain. Lebih lanjut dikatakan bahwa dampak lalu lintas terjadi pada dua tahap, yaitu:
1. Tahap konstruksi / pembangunan. Pada tahap ini akan terjadi bangkitan lalu lintas akibat angkutan material dan mobilisasi alat berat yang membebani ruas jalan pada rute material.
2. Tahap pasca konstruksi / saat beroperasi. Pada tahap ini akan terjadi bangkitan lalu lintas dari pengunjung, pegawai dan penjual jasa transportasi yang akan membebani ruas-ruas jalan tertentu, serta timbulnya bangkitan parkir kendaraan.
Setiap ruang kegiatan akan membangkitkan pergerakan dan menarik pergerakan yang intensitasnya tergantung pada jenis tata guna lahannya. Bila terdapat pembangunan dan pengembangan kawasan baru seperti pusat perbelanjaan, superblock dan lain-lain tentu akan menimbulkan tambahan bangkitan dan tarikan lalu lintas baru akibat kegiatan tambahan di dalam dan sekitar kawasan tersebut. Karena itu pembangunan kawasan baru dan pengembangannya akan memberikan pengaruh langsung terhadap sistem jaringan jalan di sekitarnya. (Tamin, 2000).
commit to user
Lima faktor / elemen penting yang akan menimbulkan dampak apabila sistem guna lahan berinteraksi dengan lalu lintas, antara lain:
1. Elemen bangkitan / tarikan perjalanan, yang dipengaruhi oleh faktor tipe dan kelas peruntukan, intensitas serta lokasi bnagkitan.
2. Elemen kinerja jaringan ruas jalan.
3. Elemen akses, berkenaan dengan jumlah dan lokasi akses. 4. Elemen ruang parkir.
5. Elemen lingkungan, khususnya berkenaan dengan dampak polusi dan kebisingan.
Lebih lanjut The Institution of Highways and Transportation (1994) menyatakan bahwa besar kecilnya dampak kegiatan terhadap lalu lintas dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Bangkitan / tarikan perjalanan.
2. Menarik tidaknya suatu pusat kegiatan.
3. Tingkat kelancaran lalu lintas pada jaringan yang ada. 4. Prasarana jalan di sekitar pusat kegiatan.
5. Jenis tarikan perjalanan oleh pusat kegiatan.
6. Kompetisi beberapa pusat kegiatan yang berdekatan.
Sasaran analisis dampak lalu lintas ditekankan pada :
1. Penilaian dan formulasi dampak lalu lintas yang ditimbulkan oleh daerah pembangunan baru terhadap jaringan jalan di sekitarnya (jaringan jalan eksternal). Khususnya ruas-ruas jalan yang membentuk sistem jaringan utama.
2. Upaya sinkronisasi terhadap kebijakan pemerintah dalam kaitannya dengan penyediaan sarana dan prasarana jalan, khususnya rencana peningkatan prasarana jalan dan persimpangan di sekitar pembangunan utama yang diharapakan dapat mengurangi konflik, kemacetan dan hambatan lalu lintas. 3. Penyediaan solusi yang dapat meminimumkan kemacetan lalu lintas yang
commit to user
dampak yang diakibatkan oleh lalu lintas yang dibangkitkan oleh pembangunan baru tersebut, termasuk upaya untuk mempertahankan tingkat pelayanan prasarana sistem jaringan jalan yang telah ada.
4. Penyusunan rekomendasi pengaturan sistem jaringan jalan internal, titik-titik akses ke dan dari lahan yang dibangun, kebutuhan fasilitas ruang parkir dan penyediaan sebesar mungkin kemudahan akses ke lahan yang akan dibangun.
2.2.4. Bangkitan dan Tarikan Pergerakan
Bangkitan / tarikan pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari satu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona. Pergerakan lalu lintas merupakan fungsi tata guna lahan yang menghasilkan pergerakan lalu lintas.
Hasil keluaran dari perhitungan tarikan pergerakan lalu lintas berupa jumlah kendaraan, orang atau angkutan barang persatuan waktu, misalnya kendaraan perjam. Kita dapat dengan mudah menghitung jumlah orang atau kendaraan yang masuk dari suatu tata guna lahan terentu dalam satu hari atau satu jam untuk mendapatkan tarikan pergerakan. (Tamin, 2000)
Bangkitan dan tarikan pergerakan tergantung pada dua aspek tata guna lahan yaitu jenis tata guna lahan dan jumlah aktivitas (intensitas) tata guna lahan. Makin tinggi tingkat aktivitas suatu tata guna lahan, makin tinggi pula tingkat kemampuannya dalam menarik lalu lintas, sebagai contoh pasar swalayan menarik arus pergerakan lalu lintas lebih banyak dibandingkan dengan rumah sakit untuk luas lahan yang sama, karena aktivitas di pasar swalayan lebih tinggi per satuan luas lahan dibandingkan dengan rumah sakit. (Tamin, 2000)
commit to user
aktivitas tata guna lahan. Semakin tinggi tingkat penggunaan sebidang tanah, semakin besar pergerakan lalu lintas yang terjadi.
Hal-hal yang dilakukan dalam memperkirakan bangkitan dan tarikan lalu lintas akibat pembangunan suatu kawasan yang akan memberi tambahan beban terhadap jaringan jalan di kawasan jaringan jalan di sekitarnya antara lain:
a. Menganalisis bangkitan dan tarikan lalu lintas dengan menggunakan standar bangkitan perjalanan (trip rate standard) yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.
b. Menganalisis bangkitan dan tarikan lalu lintas dengan menggunakan data sekunder bangkitan dan tarikan perjalanan dari kawasan yang memiliki kemiripan karakteristik dengan bangunan yang dianalisis.
Untuk mengetahui besar kendaraan yang menuju Solo Center Point pada jam sibuk perlu dilakukan pemodelan matematis. Solo Center Point terdiri dari bangunan untuk pertokoan, perkantoran, hotel, dan apartement. Maka tinjauan estimasi tarikan / bangkitan lalu lintas meliputi keempat jenis kegiatan tersebut. Arus lalu lintas yang diperkirakan dari hasil model matematis merupakan pendekatan, hal ini disebabkan data tentang variabel yang mempengaruhi keempat jenis kegiatan tersebut sangat minim (misal jumlah kamar hotel, jumlah unit apartement, dan lain-lain). Model bangkitan dan tarikan dari tipikal bangunan yang diasumsikan sama untuk mengestimasi bangkitan dan tarikan Solo Center Point adalah sebagai berikut:
1. Model tarikan lalu lintas pertokoan di pusat perbelanjaan di kota Surakarta. (LPPM UNS,2006)
Y = 0,656 X1 + 0,709 X2 + 4855,428
Dengan Y = jumlah pengunjung (orang/hari) X1 = Luas parkir mobil (m2)
X2 = Jumlah karyawan (orang/hari)
commit to user
2. Model bangkitan lalu lintas perkantoran di kota Bandung. (Tamin,2000) Y = 6,785 X + 12,7
Dengan Y = jumlah bangkitan kendaraan (smp/jam) X = luas lantai bangunan (per 1000 m2)
3. Model tarikan lalu lintas hotel di kota Bandung. (Tamin,2000) Y = 0,25 X + 9,5
Dengan Y = jumlah tarikan kendaraan (smp/jam) X = jumlah kamar hotel
4. Model tarikan lalu lintas apartemen di kota Bandung. (Tamin,2000) Y = 0,2178 X + 0,0127
Dengan Y = jumlah tarikan kendaraan (smp/jam) X = jumlah penghuni (orang)
2.2.5. Pendekatan Pembebanan User Equilibrium
Pertimbangan utama pembebanan lalu lintas adalah asumsi bahwa dasar pemilihan rute adalah biaya perjalanan. Ukuran yang digunakan tergantung pada karakteristik jalan, kondisi lalu lintas dan persepsi pengendara tentang kondisi tersebut. Dalam hal ini efek stokastik tidak diperhitungkan. Ada dua perilaku pokok yang diusulkan sebagai dasar dari kondisi equilibrium,yaitu:
1. Pengendara memilih rute secara bebas yang memenuhi kepentingan terbaiknya menurut kondisi lalu lintas yang dihasilkan dari beberapa pilihan rute lain.
2. Pengendara memilih rute yang menghasilkan arus lalu lintas yang memberikan keuntungan maksimum bagi mereka.
commit to user
1 0£an £
akan mencapai biaya perjalanan yang sama dan minimum, sedangkan rute yang tidak digunakan akan mencapai biaya perjalanan yang sama atau lebih mahal. Kemajuan besar dalam teknik pembebanan dengan peminimuman fungsi obyektif adalah dimungkinkannya analisa pengembangan algoritma yang sistematik untuk pemecahannya. Algoritma yang sangat umum digunakan adalah Frank Wolfe (1956). Langkah-langkah dalam proses pembebanan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Inisialisasi set n = 0, dan melakukan pembebanan all or nothing berdasarkan pada kondisi free flow, ca(va =0), untuk menghasilkan
{ }
o a
F , yakni arus
dibebani terhadap ruas a. Set voa =Fao. 2. Update, Set n = n+1, dan can =ca(van-1)
3. Mencari garis an sedemikian rupa sehingga meminimumkan fungsi objektif
berikut: min
åò
--+ ( - ) 0 1 1 ) ( n a n a n n
a F v
v
a v dv
c
a
; (2.1)
4. Melakukan set (2.2)
5. Melakukan test konvergensi, jika dipenuhi berhenti, jika tidak diulangi
seperti langkah 1 .
å
å
-= ij ij ij pij ij pij pij C T C C T * * ) ( d (2.3)Proses pembebanan pada penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi program EMME-3 sehingga dapat menyederhanakan model.
2.2.6. Pembebanan Lalu Lintas menggunakan EMME/3 (Equilibre
Multimodal, Multimodal Equilibrium)
Analisis pembebanan lalu lintas adalah dasar yang digunakan dalam mengestimasi apakah jaringan jalan dapat menampung tambahan lalu lintas yang dibangkitkan oleh kawasan yang dianalisis dampak lalu lintas. Analisis yang dilakukan adalah menentukan rute jalan yang terbebani bangkitan dan tarikan arus lalu lintas dari Solo Center Point. Analisis pembebanan lalu lintas dalam penelitian ini menggunakan metode user equilibrium dengan menggunakan program EMME/3.
) ( 1 1 -- + -= n a n a n n a n
a v F v
commit to user
Emme merupakan software yang professional dalam meramalkan sebuah perjalanan. Emme menawarkan perangkat alat perencanaan yang kumplit dan komprehensive untuk kebutuhan suatu pemodelan. Selain itu Emme khususnya disini EMME/3 merupakan pengembangan dari program sebelumnya yaitu EMME-2 yang dibuat dan dikembangkan di INRO Consultant University de
Montreal, Kanada, dengan kemampuan yang sudah sangat tinggi, dengan jumlah
node dan link yang dapat dikatakan tidak terbatas (mampu mencapai hampir 1 juta
[image:36.595.152.517.249.554.2]node). Prosedur perhitungan program EMME/3 untuk proses pembebanan ke jaringan jalan, secara umum dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2. Prosedur Perhitungan Program EMME/3
2.2.7. Analisis Kinerja Ruas Jalan
Perhitungan analisis kinerja ruas jalan menggunakan metode MKJI tahun 1997.
a. Jalur gerak
Bagian jalan yang direncanakan khusus untuk kendaraan bermotor lewat, berhenti dan parkir (termasuk bahu).
Penyusunan Jaringan
(Network Editor)
Basis data jaringan jalan
Assignment
(Prompt console)
User Equilibrium MAT asumsi
tahun pembukaan (tahun 2015)
commit to user
b. Jalur Jalan
Semua bagian dari jalur gerak, median dan pemisah luar. c. Median
Daerah yang memisahkan arah lalu lintas pada segmen jalan. Median yang direncanakan dengan baik akan meningkatkan kapasitas jalan.
d. Lebar jalur lalu lintas (WC)
Lebar jalur gerak tanpa bahu. e. Lebar jalur efektif (WCe )
Lebar rata-rata yang tersedia untuk pergerakan lalun lintas setelah pengurangan akibat parkir tepi jalan atau penghalang lain yang menutup jalur lalu lintas. f. Jarak penghalang kereb (Wg)
Jarak antara kereb ke penghalang di trotoar (misalnya pohon, atau tiang lampu).
g. Lebar bahu (WS)
Lebar bahu (m) di sisi jalur lalu lintas yang direncanakan untuk kendaraan berhenti, pejalan kaki dan kendaraan lambat. Lebar dan kondisi permukaannya memengaruhi penggunaan bahu, berupa kapasitas, dan kecepatan pada arus tertentu.
h. Tipe jalan
Berbagai tipe jalan akan menunjukkan kinerja berbeda pada pembebanan lalu lintas. Beberapa tipe jalan yang ada antara lain:
· 2-lajur-1-arah ( 2/1)
· 2-lajur-2-arah tak terbagi (2/2 UD)
· 4-lajur-2-arah tak terbagi (4/2 UD)
· 4-lajur-2- arah terbagi (4/2 D)
· 6-lajur-2-arah terbagi (6/2 D) i. Jumlah lajur
Jumlah lajur ditentukan dari marka lajur atau lebar jalur efektif (WCe ) untuk
segmen jalan.
j. Hambatan samping (SF)
commit to user
berhenti, kendaraan keluar/masuk sisi jalan dan kendaraan yang bergerak lambat.
k. Kendaraan ringan (LV)
Kendaraan bermotor dua as berroda 4 dengan jarak as 2,0 – 3,0 m (termasuk mobil penumpang, oplet, microbus, pickup dan truk kecil (sesuai dengan klasifikasi bina marga).
l. Kendaraan berat (HV)
Kendaraan bermotor dengan jarak as lebih dari 3,0 m, biasanya berroda lebih dari 4 (termasuk bis, truk, truk 2 as, truk 3 as dan truk kombinasi sesuai dengan klasifikasi bina marga).
m.Sepeda motor (MC)
Kendaraan bermotor beroda 2 atau 3 (termasuk sepdea motor dan kendaraan beroda 3 sesuai dengan sistem klasifkasi Bina Marga)
n. Kendaraan tak bermotor (UM)
Kendaraan beroda yang menggunakan tenaga manusia atau hewan (termsuk becak, sepeda, kereta kuda dan kerte dorong sesuai dengan sistem klasifikasi Bina Marga)
o. Arus lalu lintas
Jumlah kendaraan bermotor yang melalui titik pada jalan per satuan waktu, dinyatakan dalam kendaraan per jam, smp jam, LHRT.
p. Ekivalen mobil Penumpang (emp)
Fakor yang menunjukkan berbagai tipe kendaraan dibandingkan kendaraan ringan sehubungan dengan pengaruhnya terhadap kecepatan kendaraan ringan dalam arus lalu lintas.
q. Satuan Mobil Penumpang (smp)
commit to user Tabel 2.2. emp untuk jalan perkotaan tak terbagi
Tipe Jalan tak terbagi
Arus lalu lintas Total dua arah
(kend/jam)
emp
HV
MC
Lebar lajur lalu lintas Cw (m)
≤ 6 ≥ 6
Dua lajur tak terbagi (2/2 UD)
0
≥1800 1,3 1,2
0,5 0,35
0,4 0,25
Empat lajur tak terbagi (4/2 UD)
0
≥3700 1,3 1,2
0,4 0,25
Sumber: MKJI 1997
Tabel 2.3. emp untuk jalan perkotaan terbagi dan satu arah Tipe jalan:
Jalan Satu Arah dan Jalan Terbagi
Arus Lalu lintas Per Lajur (kend/jam)
emp
HV MC
Dua Lajur satu arah (2/1) Dan
Empat Lajur terbagi (4/2D)
0 1050 1,3 1,2 0,4 0,25 Tiga Lajur satu arah (3/1)
Dan
Enam Lajur terbagi (6/2D)
1 1100 1,3 1,2 0,4 0,25
Sumber: MKJI 1997
r. Kecepatan arus Bebas dasar (FVO)
Kecepatan arus bebas kendaraan pada kondisi ideal tertentu (geometri, pola arus lalu lintas dan faktor lingkungan).
s. Kecepatan Arus Bebas (FV)
Kecepatan kendaraan yang tidak dipengaruhi oleh kendaraan lain atau kecepatan rata-rata teoritis lalu lintas pada saat tidak ada kendaraan yang lewat (kerapatan=0).
Persamaan umum untuk menghitung arus bebas menurut MKJI 1997 adalah sebagai berikut :
FV=(FVO+FVW) x FFVSF x FFVCS (2.4)
Keterangan:
FV = kecepatan arus bebas
FVO = kecepatan arus bebas dasar (km/jam)
FVW = faktor penyesuaian kecepatan untuk lebar jalur lalu lintas (km/jam)
FFVS = faktor penyesuaian kecepatan untuk hambatan samping
commit to user
Tabel 2.4. Kecepatan Arus Bebas Dasar (FVo) untuk Jalan Perkotaan
Tipe Jalan
Kecepatan arus bebas dasar (FV0) (km/jam) Kendaraan Ringan (LV) Kendaraan Berat (HV) Sepeda Motor (MC) Rata-rata Kendaraan Enam Lajur Terbagi (6/2D)
Atau tiga lajur satu arah (3/1) 61 52 48 57 Empat Lajur Terbagi (4/2D)
Atau dua lajur satu arah (2/1) 57 50 47 55 Empat lajur tak terbagi
(4/2 UD) 53 46 43 51
Dua lajur tak terbagi
(2/2 UD) 44 40 40 42
Sumber : MKJI 1997
Tabel 2.5. Kecepatan Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk lebar
jalur lalu lintas (FVw)
Tipe Jalan
Lebar Jalur Lalu lintas Efektif (Wc)
(m)
FVw
Empat lajur terbagi Atau Jalan Satu Arah
Perlajur 3,00 3,25 3,50 3,75 4,00 -4 -2 0 2 4
Empat lajur tak Terbagi Perlajur 3,00 3,25 3,50 3,75 4,00 -4 -2 0 2 4
Dua Lajur tak terbagi
Total dua arah 5 6 7 8 9 10 11 -9,5 -3 0 3 4 6 7
commit to user
Tabel 2.6. Penyesuai kecepatan arus bebas untuk hambatan samping (FFVSF)
Tipe Jalan
Kelas Hambatan
Samping
Faktor Penyesuaian hambatan samping dan Lebar bahu (FFVsf)
Lebar bahu (Ws)
£0,5 1,0 1,5 ³2,0
4/2D VL ML M H VH 1,02 0,98 0,94 0,89 0,84 1,03 1,00 0,97 0,93 0,88 1,03 1,02 1,00 0,96 0,92 1,04 1,03 1,02 0,99 0,96 4/2UD VL ML M H VH 1,02 0,98 0,93 0,87 0,80 1,03 1,00 0,96 0,91 0,86 1,03 1,02 0,99 0,94 0,90 1,04 1,03 1,02 0,98 0,95 2/2UD Atau jalan satu arah VL ML M H VH 1,00 0,96 0,90 0,82 0,73 1,01 0,98 0,93 0,86 0,79 1,01 0,99 0,96 0,90 0,85 1,01 1,00 0,99 0,95 0,91
Sumber : MKJI 1997
Tabel 2.7. Faktor penyesuaian (FFVsf) untuk pengaruh hambatan samping dan
jarak kerb penghalang jalan perkotaan dengan kerb.
Tipe Jalan
Kelas Hambatan
Samping
Faktor Penyesuaian hambatan samping dan Lebar bahu (FFV4sf)
Jarak kerb
£0,5 1,0 1,5 ³2,0
4/2D VL ML M H VH 1,00 0,97 0,93 0,87 0,81 1,01 0,98 0,95 0,90 0,85 1,01 0,99 0,97 0,93 0,88 1,02 1,00 0,99 0,96 0,92 4/2UD VL ML M H VH 1,01 0,98 0,91 0,84 0,77 1,01 0,98 0,93 0,87 0,81 1,01 0,99 0,95 0,90 0,85 1,00 1,00 0,98 0,94 0,90 2/2UD Atau jalan satu arah VL ML M H VH 0,98 0,93 0,87 0,78 0,68 0,99 0,95 0,89 0,81 0,77 0,99 0,96 0,92 0,84 0,77 1,00 0,98 0,95 0,88 0,82
commit to user
Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk jalan enam lajur dapat ditentukan dengan menggunakan nilai FFVsf untuk jalan empat lajur yang
diberikan pada Tabel 2.5. atau 2.6. dan disesuaikan seperti Persamaan (2.5) dibawah ini:
FFV6sf = 1-0,8 x (1- FFV4sf) (2.5)
Dengan:
FFV6sf = faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk enam lajur
(km/jam).
FFV4sf = faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk empat lajur
(km/jam).
Tabel 2.8. Faktor penyesuaian untuk pengaruh ukuran kota pada kecepatan
arus bebas kendaraan ringan untuk jalan perkotaan
Ukuran Kota (Juta penduduk)
Faktor Penyesuaian Ukuran Kota (FVcs)
<0,1 0,1-0,5 0,5-1,0 1,0-3,0 >3,0
0,90 0,93 0,95 1,00 1,03
Sumber: MKJI 1997
t. Kecepatan tempuh (V)
Kecepatan rata-rata arus lalu lintas dihitung dari panjang jalan dibagi waktu tempuh rata-rata kendaraan melalui segmen jalan. Kecepatan kendaraan pada arus lalu lintas dapat dihitung pada persamaan (2.6) dibawah ini :
V = Vo x 0,5 (1 + (1 – (Q/C))0,5) (2.6)
Dengan :
V = kecepatan sesungguhnya pada saat ada arus lalu lintas Q. Vo = kecepatan arus bebas.
[image:42.595.129.520.239.500.2]commit to user
Jika arus pada ruas jalan tersebut telah mencapai kapasitas (Q/C = 1), maka Persamaan (2.7) menjadi :
V = 0,5Vo (2.7)
u. Kapasitas Dasar (Co)
Kapasitas segmen jalan pada kondisi geometri, pola arus lalu lintas, dan faktor lingkungan yang ditentukan sebelumnya (ideal).
v. Kapasitas (C)
Arus lalu lintas (stabil) maksimun yang dapat dipertahankan per satuan waktu pada kondisi tertentu (geometri, distribusi arah dan komposisi lalu lintas, factor lingkungan). Persamaan umum untuk menentukan kapasitas ruas jalan menurut MKJI 1997 adalah sebagai berikut :
C = Co x FCW x FCSP x FCSF x FCCS (2.8)
Keterangan :
C = kapasitas (smp/jam) Co = kapasitas dasar (smp/jam)
FCW = faktor koreksi kapasitas untuk lebar jalan
FCSP = faktor koreksi kapasitas akibat pembagian arah
FCSF = faktor koreksi kapasitas akibat gangguan samping
FCCS = faktor koreksi kapasitas akibat ukuran kota atau jumlah penduduk
Besarnya nilai Co, FCw, FCsp, FCsf dan FCcs dapat dilihat pada Tabel 2.9
[image:43.595.125.511.240.495.2]sampai dengan Tabel 2.16.
Tabel 2.9. Kapasitas dasar (Co) jalan perkotaan
Tipe Jalan Kapasitas Dasar
(smp/jam) Catatan
Empat lajur terbagi atau
Jalan satu arah 1650 Perlajur
Empat lajur tak terbagi 1500 Perlajur
Dua lajur tak terbagi 2900 Total dua arah
commit to user
Tabel 2.10. Faktor penyesuaian kapasitas (FCw) untuk pengaruh lebar jalur lalu
lintas untuk jalan perkotaan
Tipe Jalan Lebar Jalur Lalu lintas Efektif (Wc)
(m)
FCw
Empat lajur terbagi Atau Jalan Satu Arah
Perlajur 3,00 3,25 3,50 3,75 4,00 0,92 0,96 1,00 1,04 1,08
Empat lajur tak terbagi Perlajur 3,00 3,25 3,50 3,75 4,00 0,91 0,95 1,00 1,05 1,09
Dua Lajur tak terbagi
Total dua arah 5 6 7 8 9 10 11 0,56 0,87 1,00 1,14 1,25 1,29 1,34
Sumber: MKJI 1997
Tabel 2.11. Faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisahan Arah (FCsp)
Pemisahan arah SP
%-% 50-50 55-45 60-40 65-35 70-30
FCsp
Dua lajur 2/2 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88
Empat lajur
4/2 1,00 985 0,97 0,9555 0,94
commit to user
Tabel 2.12. Faktor penyesuaian kapasitas (FCsf) untuk pengaruh hambatan
dan lebar bahu
Tipe Jalan
Kelas Hambatan
Samping
Faktor Penyesuaian hambatan samping dan Lebar bahu (FCsf)
Lebar bahu (m)
£0,5 1,0 1,5 ³2,0
4/2D VL ML M H VH 0,96 0,94 0,92 0,88 0,84 0,98 0,97 0,95 0,92 0,88 1,01 1,00. 0,98 0,95 0,92 1,03 1,02 1,00 0,98 0,96 4/2U D VL ML M H VH 0,96 0,94 0,92 0,87 0,80 0,99 0,97 0,95 0,91 0,86 1,01 1,00 0,98 0,94 0,90 1,03 1,02 1,00 0,98 0,95 2/2U D Atau jalan satu arah VL ML M H VH 0,94 0,92 0,89 0,82 0,73 0,96 0,94 0,92 0,86 0,79 0,99 0,97 0,95 0,90 0,85 1,01 1,00 0,98 0,95 0,91
Sumber: MKJI 1997
Tabel 2.13. Faktor penyesuaian kapasitas (FCsf) untuk pengaruh hambatan
samping dan jarak Kerb-Penghalang (FCsf)
Tipe Jalan
Kelas Hambatan
Samping
Faktor Penyesuaian hambatan samping dan Lebar bahu (FCsf)
Lebar kerb-penghalang (m)
£0,5 1,0 1,5 ³2,0
4/2D VL ML M H VH 0,95 0,94 0,91 0,86 0,81 0,97 0,96 0,93 0,89 0,85 0,99 0,98. 0,95 0,92 0,88 1,03 1,00 0,98 0,95 0,92 4/2UD VL ML M H VH 0,95 0,93 0,90 0,84 0,77 0,97 0,95 0,92 0,87 0,81 0,99 0,97. 0,95 0,90 0,85 1,03 1,00 0,97 0,93 0,90 2/2UD Atau jalan satu arah VL ML M H VH 0,93 0,90 0,86 0,78 0,68 0,95 0,92 0,88 0,81 0,72 0,97 0,95 0,91 0,84 0,77 0,99 0,97 0,94 0,88 0,82
commit to user
Tabel 2.14. Kelas Hambatan Samping untuk Jalan Perkotaan Frekuensi
Berbobot kejadian
Kondisi Khusus
Kelas Hambatan
Samping
Kode
< 100
100-299
300-499
500-899
>900
Pemukiman, hampir tidak ada Kegiatan
Pemukiman, beberapa angkutan Umum,dll
Daerah industri dengan toko-toko di sisi jalan
Daerah niaga dengan aktifitas di Sisi jalan yang tinggi
Daerah niaga dengan aktifitas di sisi jalan yang sangat tinggi
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
VL
L
M
H
VH
[image:46.595.113.523.108.531.2]Sumber: MKJI 1997
Tabel 2.15. Faktor penyesuaian kapasitas untuk pengaruh ukuran kota FCcs pada
jalan perkotaan
Ukuran Kota
(Juta Penduduk) Faktor Penyesuaian untuk Ukuran Kota FCcs
<0,1 0,1-0,5 0,5-1,0 1,0-3,0 >3,0
0,86 0,90 0,94 1,00 1,04 Sumber: MKJI 1997
2.2.8. Kinerja Lalu Lintas dengan NVK ( Nisbah Volume dan Kapasitas)
commit to user
kinerja jalan. Penanganan yang dapat dilakukan antara lain mengurangi hambatan samping dan usaha peningkatan kapasitas jalan untuk meningkatkan kinerja jalan. Evaluasi kinerja lalu lintas ditinjau dari klasifikasi fungsional dan sistem jaringan dari ruas-ruas yang ada di Kota Surakarta. Penelitian dilakukan pada jalan arteri dan kolektor karena volume pada jalan ini umumnya besar. Untuk jalan local, volume lalu lintas rendah dan akses terhadap lahan disekitarnya tinggi sehingga permasalahan hanya bersifat lokal.
Tingkat kinerja jaringan jalan dapat dinilai menggunakan parameter lalu lintas berupa kecepatan, kepadatan lalulintas dan Nisbah Volume dan Kapasitas (NVK) yang didapatkan dari perbandingan volume lalulintas dan kapasitas jalan.
Nisbah Volume dan Kapasitas (NVK) didefinisikan sebagai rasio volume terhadap kapasitas (V/C Ratio), digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja ruas jalan (MKJI 1997). Nilai NVK menunjukkan apakah segmen jalan tersebut mempunyai masalah kapasitas atau tidak. Rumus umum NVK adalah :
NVK = V/C (2.9)
Keterangan:
NVK : Nisbah Volume dan Kapasitas
V : Volume lalu lintas
C : Kapasitas (smp/jam)
[image:47.595.114.512.246.553.2]commit to user Tabel 2.17. Tabel nilai NVK pada beberapa kondisi
NVK Keterangan
< 0,8 Kondisi stabil 0,8-1,0 Kondisi tidak stabil
>1,0 Kondisi kritis
Sumber: Tamin dan Nahdalina (1997)
2.2.9. Analisis Rekomendasi Penanganan Dampak Lalu Lintas
Analisis dari penanganan masalah atau dampak ini diharapkan dapat memberikan solusi untuk meminimalkan dampak lalu lintas. Adapun langkah-langkah penanganan masalah adalah sebagai berikut:
a. Do nothing. Tidak melakukan kegiatan pada kondisi jaringan jalan yang ada.
b. Do something. Melaksanakan upaya peningkatan, perbaikan geometrik ruas
dan simpang, pembangunan jalan baru atau mengoptimalkan prasarana yang tersedia (manajemen lalu lintas). Sasaran diberlakukannya manajemen lalu lintas yaitu:
· Mengatur dan menyederhanakan lalu lintas dengan melakukan pemisahan tipe, kecepatan dan pemakai jalan yang berbeda untuk meminimumkan gangguan terhadap lalu lintas.
· Mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas dengan menaikkan kapasitas atau mengurangi volume lalu lintas pada suatu jalan.
commit to user
31
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Lokasi Penelitian
Wilayah studi analisis dampak lalu lintas pada penelitian ini adalah ruas sekitar Solo Center Point, di daerah Purwosari. Solo Center Point berlokasi di jalan Brigjen Slamet Riyadi, Purwosari, Surakarta. Penelitian analisis dampak lalu lintas kinerja jalan sekitar Solo Center Point ini dilakukan pada ruas jalan di persimpangan sebagai berikut :
a. Persimpangan di Solo Center Point yaitu ruas Jalan Brigjen Slamet Riyadi – Jalan Perintis Kemerdekaan – Jalan Hasanudin
b. Persimpangan di Purwosari yaitu ruas Jalan Brigjen Slamet Riyadi – Jalan KH. Agus Salim.
3.2.
Tahapan Penelitian
Penelitian analisis dampak lalu lintas simpang sekitar Solo Center Point ini dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :
a. Observasi masalah b. Perumusan masalah
c. Melakukan tinjauan pustaka
d. Pengumpulan data yang berupa data primer dan data sekunder
· Data Primer
1. Survey pendahuluan, survey ini dilakukan untuk mengestimasikan jumlah
surveyor yang dibutuhkan dan menentukan penempatan surveyor.
commit to user · Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder yang meliputi : data jaringan jalan kota surakarta, data geometrik ruas, data karakteristik Solo Center Point, model tarikan pergerakan dari bangunan yang diasumsikan sama, data pertumbuhan lalu lintas kota Surakarta.
e. Analisis data primer (traffic count) untuk menghasilkan MAT tahun 2010. f. Estimasi besar tarikan dan bangkitan dengan menggunakan model bangkitan
dan tarikan dari bangunan yang diasumsikan sama.
g. Analisis pembebanan lalu lintas dengan metode user equilibrium menggunakan program EMME/3.
h. Perhitungan kinerja ruas jalan yang ditinjau dengan menggunakan MKJI 1997. i. Pembahasan penelitian.
j . Kesimpulan dan saran.
3.3.
Prosedur Pelaksanaan
SurveyProsedur pelaksanaan survey ini berupa tahap-tahap yang harus dilakukan sebelum dan selama pelaksanaan survey.
3.3.1. Survey Pendahuluan
Survey dilakukan untuk menentukan waktu dan lokasi penelitian. Penentuan jam
sibuk berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan. Penentuan lokasi penelitian berdasarkan pertimbangan kondisi tata guna lahan disekitarnya dan tingkat kepadatan lalu lintas.
3.3.2. Teknik Pengumpulan Data
commit to user
1. Data Primer
Data primer ini diperoleh dari survey dan pengamatan langsung di lapangan. Data primer yang diperoleh adalah data arus lalu lintas, meliputi jumlah arus lalu lintas masing-masing jenis kendaraan dalam setiap arah untuk masing-masing pendekat. 2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari beberapa instansi terkait dari beberapa sumber meliputi :
a. Data jaringan jalan kota Surakarta dalam program EMME/3 penelitian Rr. Dian I.W. (2009).
b. Peta Lokasi Solo Center Point.
c. Model tarikan pergerakan bangunan dari bangunan yang diasumsikan sama. d. Data pertumbuhan pergerakan lalu lintas kota Surakarta penelitian Rr. Dian
I.W. (2009).
e. Data karakteristik Solo Center Point.
3.3.3. Desain Survey
Desain survey yang dilakukan untuk mendapatkan data di lapangan meliputi: 1. Desain alat survey
Dalam melakukan survey ada dua metode yang digunakan yaitu: metode manual (menggunakan turus atau angka yang nantinya dijumlahkan) dan tally
system (menggunakan bantuan alat). Peralatan yang digunakan disini
meliputi: alat tulis, formulir survey, hand tally counter, penunjuk waktu. 2. Desain formulir survey
Berdasarkan jenis kendaraan yang akan disurvey meliputi: Motor Cycle, Light
Vehicle (mobil penumpang, oplet, mikrobis, pick-up dan truk kecil), dan
Heavy Vehicle (bis, truk 2 as, truk 3 as, dan truk kombinasi) dan desain alat
commit to user
pukul 18.00 WIB. Karena ada sebagian yang menggunakan metode manual maka lebar dan panjang kolom untuk pengisian disesuaikan supaya dapat memuat turus hasil penghitungan.
4. Surveyor
Surveyor yang dipilih adalah mereka yang dinilai telah dapat menggunakan
peralatan yang akan digunakan dan juga mengerti tentang klasifikasi kendaraan yang disurvey. Tugas Surveyor adalah mencatat semua jenis kendaraan bermotor kedalam formulir survey yang telah ditentukan per lima menitan berturut-turut selama dua jam.
3.4.
Teknik Analisis Data
3.4.1. Pembuatan Basis Data
a. Peta wilayah Surakarta digunakan untuk pembagian zona pada daerah kajian. Pembagian zona disini dilakukan berdasarkan batas administratif dalam suatu kelurahan serta penambahan satu zona untuk Solo Center Point.
b. Data jaringan jalan digunakan untuk menghitung waktu tempuh dan kapasitas masing-masing ruas jalan.
c. Traffic count disesuaikan dalam satuan mobil penumpang (smp/jam).
Dalam tahapan ini survey data lalu lintas yang telah didapatkan diolah dalam bentuk perhitungan matematis dan didapatkan arus pada jam puncak yang selanjutnya digunakan sebagai basis data untuk dimasukkan dalam software
EMME/3.
3.4.2. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan antara lain sebagai berikut: a. Perhitungan Matrik Asal Tujuan tahun 2010 (existing)
Matriks Asal Tujuan awal dibebankan ke jaringan jalan dengan memasukkan
traffic count tahun 2010 dengan metode pembebanan User Equilibrium, alat
commit to user
b. Estimasi bangkitan dan tarikan lalu lintas dari bangunan Solo Center Point. Estimasi bangkitan dan tarikan dihitung berdasarkan model bangkitan dan tarikan dari bangunan yang diasumsikan sama. Solo Center Point terdiri dari bangunan untuk perkantoran, pertokoan, hotel, dan apartement maka tinjauan estimasi tarikan / bangkitan lalu lintas meliputi keempat jenis kegiatan tersebut.
c. Estimasi Matrik Asal Tujuan Seteleh pembukaan Solo Center point
MAT baru tahun perkiraan pembukaan Solo Center Point yaitu MAT tahun 2015 didapatkan dengan menggunakan nilai parameter faktor pertumbuhan lalu lintas yang didapatkan dari hasil penelitian Rr. Dian Indriani Widyasari (2009) serta estimasi bangkitan dan tarikan lalu lintas dari bangunan Solo Center Point.
d. Pembebanan MAT tahun 2015 ke jaringan jalan.
Proses pembebanan MAT