DETERMINAN PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH MELALUI INTERNET
( Studi pada Pemerintah Daerah Tingkat Provinsi di Indonesia Tahun 2013-2014)
DETERMINANTS OF PUBLICATION LOCAL GOVERNMENT FINANCIAL REPORT THROUH INTERNET
( Study on Provincial Local Government in Indonesia in 2013-2014)
SKRIPSI
Oleh
EVIE DWI OKTAVIANI 20130420357
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
i
DETERMINAN PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH MELALUI INTERNET
( Studi pada Pemerintah Daerah Tingkat Provinsi di Indonesia Tahun 2013-2014)
DETERMINANTS OF PUBLICATION LOCAL GOVERNMENT FINANCIAL REPORT THROUH INTERNET
( Study on Provincial Local Government in Indonesia in 2013-2014)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Program Studi Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh
EVIE DWI OKTAVIANI 20130420357
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
iv PERNYATAAN Dengan ini saya,
Nama : Evie Dwi Oktaviani
Nomor mahasiswa : 20130420357
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul:“DETERMINAN PUBLIKASI LAORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH MELALUI INTERNET” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.
Yogyakarta, 24 Maret 2017
v Motto
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.” (QS. Al-Insyirah,6-8) Barang siapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu adalah untuk
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, saya bersyukur kepada Allah SWT yang telah mempermudah dan menjaga segala urusan saya
Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua tercinta yang selalu mendukung serta memeberikan nasihat tanpa lelah.
Mas Taufik dan Mbak Vita yang selalu memberikan semangat agar terus berjuang.
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……….. i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING………... ii
HALAMAN PENGESAHAN ……… iii
BAB II TIJNAUAN PUSTAKA……… 10
A. Landasan Teori………... 10
1. Teori Stewardship……… 10
2. Teori Sinyal………. 11
3. Akuntabilitas Publik……… 13
4. Pengungkapan Laporan Keuangan……….. 16
5. Pelaporan Keuangan Melalui Internet………. 16
B. Pengembangan Hipotesis……… 19
1. Kompetisi Politik………. 19
2. Leverage ………. 20
3. Ukuran Pemda ……… 21
4. Opini Audit ………. 22
5. Komplesitas Pemda ……… 23
6. Sumber Daya Manusia ……… 24
7. Gaya Kepemimpinan ……….. 25
C. Model Penelitian ……… 27
D. Penelitian Terdahulu ……….. 28
xii
A. Populasi dan Sampel ………... 30
B. Jenis dan Sumber Data ………... 30
C. Operasional Variabel ………. 31
1. Publikasi Laporan Keuangan Daerah ………. 31
2. Kompetisi Politik ……… 31
3. Leverage ………. 32
4. Ukuran Pemda ………... 32
5. Opini Audit ………... 33
6. Kompleksitas Pemda ……….. 33
7. Sumber Daya Manusia ……… 34
8. Gaya Kepemimpinan ………... 34
D. Persamaan Regresi ………. 35
E. Uji Kualitas Data dan Hipotesis ………. 35
1. Uji Kualitas Data ……… 35
a. Uji Normalitas ………. 35
b. Uji Multikolinieritas ……… 35
c. Uji Autokorelasi ……….. 36
d. Uji Heteroskedastisitas ……… 37
2. Uji Hipotesis ………... 37
a. Koefisien Determinasi ………... 37
b. Uji Statistik F ………... 37
c. Uji Statistik t ……… 38
3. Alat Uji ………... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………... 39
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ………... 39
1. Karakteristik Data ………... 39
2. Uji Statistik Deskriptif ……… 40
B. Uji Kualitas Data ………... 42
1. Uji Multikolinieritas ………... 42
2. Uji Normalitas ……… 43
3. Uji Heteroskedastisitas ………... 44
4. Uji Autokorelasi ………. 45
C. Uji Hipotesis ……….. 46
1. Uji Koefisien Determinasi ……….. 46
2. Uji Statistik F ………... 46
3. Uji Statistik t ………... 47
xiii
1. Kompetisi Politik ……… 52
2. Leverage ………. 53
3. Ukuran Pemda………. 54
4. Opini Audit ………... 55
5. Kompleksitas Pemda ……….. 56
6. Sumber Daya Manusia ……….... 57
7. Gaya Kepemimpinan ……….. 58
BAB V PENUTUP ………. 60
A. Kesimpulan ……… 60
B. Implikasi Penelitian ………... 61
C. Keterbatasan dan Saran Penelitian ……… 62
DAFTAR PUSTAKA ……… 64
xiv
DAFTAR TABEL
2.1 Tabel Hasil Arah dan Signifikansi Penelitian Sebelumnya ………... 28
4.1 Tabel Pemilihan Sampel ……… 39
4.2 Tabel Statistik Deskriptif ……….. 40
4.3 Tabel Uji Multikolinieritas ……… 42
4.4 Tabel Uji Normalitas ………. 43
4.5 Tabel Uji Heteroskedastisitas ……… 44
4.6 Tabel Uji Autokorelasi ……….. 45
4.7 Tabel Uji Koefisien Determinasi ………... 46
4.8 Tabel Uji Simultan ( Uji F) ……… 46
vii INTISARI
Skripsi ini membahas pengaruh Kompetisi politik, rasio Pembiayaan Utang (leverage), pemda ukuran, opini audit, kompleksitas pemda, sumber daya manusia dan gaya kepemimpinan terhadap publikasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) melalui internet di Indonesia. Setelah dikeluarkannya Instruksi Mendagri Nomor 188.52 / 1797 / SJ Tahun 2012 tentang Transparansi Pengelolaan Anggaran Daerah, pemerintah daerah dituntut untuk transparan dengan publikasi Laporan Keuangan di internet. Hal ini sesuai dengan Teori stewardship yang menyatakan bahwa asimetri information antara Pemerintah Daerah (steward) dengan 'masyarakat (principal) dapat dipangkas dengan pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntable. Sampel dari penelitian ini adalah 34 Pemerintah Daerah Tingkat provinsi yang dipilih dengan metode sampel jenuh dan dianalisis menggunakan regresi berganda. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa Kompetisi Politik dan Sumber Daya Manusia berpengaruh terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah melalui internet. Penelitian ini juga membuktikan bahwa leverage, ukuran pemda, opini audit, kompleksitas pemda dan gaya kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap publikasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah melalui internet. Bagi pemerintah daerah diharapkan untuk lebih memperhatikan pengungkapan Laporan Keuangan melalui internet.
viii Abstrak
This study discusses the influence of political competition, leverage, local government size, the audit opinion, complexity of the local government, human resources and leadership style to the publication of Local Government Financial Report (LKPD) through internet in Indonesia. Following the Instruction of Minister of Home Affairs Number 188.52 / 1797 / SJ of 2012 on Transparency of Local Budget Management, local governments are required to be transparent with the publication of the financial statements on the Internet. This is consistent with the stewardship theory which states that the asymmetry information between the Local Government (steward) and community (principal) can be trimmed with financial management that is transparent and accountable. Samples from this study are 34 provincial local governments selected by saturated sample method and analyzed using multiple regression. The results of this study prove that the Political Competition and Human Resources have influence on publication of Local Government Financial Report through Internet The study also proved that leverage, the size of government, the audit opinion, the complexity of government and leadership style does not affect the publication of Local Government Financial Report through internet. For local government is expected to pay more attention to the disclosure of financial statements through the internet.
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adanya masalah ekonomi dan hilangnya kepercayaan publik terhadap pemerintah menuntut pemerintah untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi (Soepriyanto & Aristiani, 2011). Berlakunya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 yang kemudian direvisi menjadi Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah daerah menjadi titik dimana Indonesia memasuki era otonomi daerah dan desentralisasi fiskal (Mahmud & Waliyyani, 2015). Otonomi daerah didefinisikan sebagai pemberian sebagian urusan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah serta pemberian kewenangan dalam memperoleh sumber dana yang dimanfaatkan untuk mendanai urusan kepemerintahannya (Yusuf, 2014). Adanya otonomi daerah dan desentralisasi fiskal diwujudkan dengan akuntabilitas dan transparansi keuangan pemerintah (Mahmud & Waliyyani, 2015).
2
Untuk meningkatkan akuntabilitas, pemerintah harus menyajikan laporan keuangan yang memuat informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan. Pemerintah yang tidak menyajikan informasi mengenai pendanaan serta sumber daya dalam penyelenggaraan pemerintahannya masih diragukan tingkat akuntabilitasnya (Sadjiarto, 2000). Transparansi pemerintah merupakan kemampuan pemerintah dalam rangka penyediaan informasi yang dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat. Tujuan dari transparansi adalah untuk menjaga hubungan baik antara pemerintah dan masyarakat (Trisnawati &Ahmad, 2014).
3
Penggunaan website resmi pemda oleh pemerintah daerah di Indonesia meningkat seiring dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor 6 tahun 2001 tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia yang didukung dengan Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2003 mengenai Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government (Martani, Fitriasari, & Annisa, 2013). Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah No 56 tahun 2005 pasal 13 disebutkan bahwa penyajian informasi keuangan daerah dilakukan melalui situs resmi pemerintah daerah.
Saat ini seluruh pemerintah daerah di Indonesia telah memiliki website resmi masing-masing.Website tersebut umumnya berisi informasi mengenai daerah, hingga pemanfaatan fasilitas website untuk kegiatan pelayanan masyarakat, pengenalan peraturan dan media komunikasi (Puspita dan Martani, 2012). Menurut Dharma Jaya dan Sisdyani (2014) penyampaian informasi khususnya informasi keuangan dengan menggunakan internet mampu meningkatkan citra positif instansi pemerintah di mata publik.
4
(2) Ringkasan RKA PPKD, (3) Rancangan Perda APBD, (4) Rancangan Perda Perubahan APBD, (5) Perda APBD, (6) Perda Perubahan APBD, (7) Ringkasan DPA SKPD, (8) Ringkasan DPA PPKD, (8) Ringkasan DPA PPKD, (9) LRA SKPD, (10) LRA PPKD, (11) LKPD yang telah diaudit dan (12) Opini BPK.
Namun berdasarkan temuan dari Pusat Telaah Informasi Regional (PATTIRO) pada tahun 2014 ditemukan tiga temuan penting mengenai implementasi Instruksi Mendagri yaitu: masih banyaknya pemda yang tidak patuh terhadap Instruksi Mendagri, adanya penolakan untuk melakukan pemutakhiran data serta permintaan informasi non publik (http://pattiro.org). Hal ini menunjukkan bahwa implementasi dari Instruksi Mendagri Nomor 188.52/1797/SJ masih belum optimal. Berdasarkan temuan dari (PATTIRO) pada tahun 2014 hanya 28% dari total 434 pemda yang mematuhi Instruksi Mendagri, sedangkan sisanya 72% tidak mematuhi instruksi mendagri tersebut.
5
Penelitian mengenai faktor-faktor yang memengaruhi pengungkapan laporan keuangan melalui internet (Internet financial Report/IFR) telah banyak dilakukan baik di Indonesia maupun di luar negeri antara lain penelitian Laswad, et al., (2005) ; Styles & Tennyson (2007) ; Puspita & Martiani (2010); Trisnawati & Achmad (2014), dll namun hasil penelitian sebelumnya masih belum konsisten.
Penelitian Laswad et all (2005) menunjukkan bahwa Leverage, kekayaan pemerintahan daerah, visibilitas pers memiliki hubungan positif dengan praktik IFR. Sedangkan tipe council berhubungan negatif dengan praktik IFR (Internet Financial Report)di New Zealand.
Penelitian Styles & Tennyson (2007) menunjukkan bahwa ukuran, kualitas pengungkapan laporan keuangan, pendapatan per kapita berhubungan positif signifikan terhadap ketersediaan data finansial pada situs pemerintah Amerika Serikat.Sedangkan ukuran, pendapatan perkapita, tingkat hutang serta kondisi finansial berpengaruh terhadap aksesibilitas data finansial pada situs pemerintah di Amerika Serikat.
6
Sedangkan Trisnawati& Ahmad (2014) yang bertujuan untuk menguji hubungan kompetisi politik, rasio pembiayaan (leverage), ukuran pemerintah daerah, kekayaan pemda, tipe pemda serta opini audit terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah melalui internet. Penelitian tersebut membuktikan bahwa kompetisi politik, leverage, ukuran pemerintah daerah, serta kekayaan pemerintah daerah memengaruhi tingkat publikasi laporan keuangan pemerintah daerah melalui internet. Sedangkan tipe pemda dan opini audit tidak berpengaruh terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah melalui internet. Berkaitan dengan belum konsistennya hasil penelitian terdahulu peneliti tertarik ingin meneliti kembali pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan melalui internet (Internet Financial Report).
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “DETERMINAN PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (LKPD) MELALUI INTERNET “.
7
Selanjutnya peneliti menambah rentang waktu penelitian menjadi 2 tahun yaitu 2013-2014. Sebagian besar penelitian sebelumnya hanya meneliti selama satu tahun saja. Penelitian dimulai dari tahun 2013 bertujuan untuk mengukur seberapa efektif Instruksi Mendagri Nomor 188.52/1797/S satu tahun setelah peraturan tersebut dikeluarkan.Peneliti juga menambahkan variabel independen baru yaitu sumber daya manusia (SDM) dan Gaya Kepemimpinan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kompetisi politik berpengaruh terhadap publikasi laporan keuangan melalui internet oleh pemerintah daerah?
2. Bagaimana rasio pembiayaan utang (leverage) berpengaruh terhadap publikasi laporan keuangan melalui internet oleh pemerintah daerah? 3. Bagaimana ukuran pemda berpengaruh terhadap publikasi laporan
keuangan melalui internet olehpemerintah daerah?
4. Bagaimana opini audit berpengaruh terhadap publikasi laporan keuangan melalui internet oleh pemerintah daerah?
5. Bagaimana kompleksitas pemda berpengaruh terhadap publikasi laporan keuangan melalui internet oleh pemerintah daerah?
6. Bagaimana sumber daya manusia (SDM) berpengaruh terhadap publikasi laporan keuangan melalui internet oleh pemerintah daerah? 7. Bagaimana gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap
8
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris:
1. Pengaruh kompetisi politik terhadap publikasi laporan keuangan di internet oleh pemerintah daerah.
2. Pengaruh rasio pembiayaan utang (leverage) terhadap publikasi laporan keuangan di internet oleh pemerintah daerah.
3. Pengaruh ukuran pemda terhadap publikasi laporan keuangan di internet oleh pemerintah daerah.
4. Pengaruh opini audit terhadap publikasi laporan keuangan di internet oleh pemerintah daerah.
5. Pengaruh kompleksitas pemda terhadap publikasi laporan keuangan di internet oleh pemerintah daerah.
6. Pengaruh sumber daya manusia (SDM) terhadap publikasi laporan keuangan di internet oleh pemerintah daerah.
9
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi kegunaan bagi: 1. Pemerintah
Diharapkan dapat memberikan motivasi bagi pihak pemerintah daerah untuk memanfaatkan internet khususnya website pemda sebagai media untuk melakukan pengungkapan laporan keuangan.
2. Pemakai laporan keuangan pemerintah daerah
Diharapkan pemakai laporan keuangan pemerintah khususnya masyarakat mampu menilai akuntabilitas dan transparansi keuangan negara.
3. Akademisi
Diharapkan menjadi masukan, literatur dan referensi untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Kemudian, penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan oleh penelitian-penelitian selanjutnya.
E. Batasan Penelitian
Agar penulisan penelitian ini tidak menyimpang dan mengembang dari tujuan yang semula direncanakan sehingga mempermudah mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, maka penulis menetapkan batasan-batasan yaitu :
ϭϬ
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Stewardship
Teori stewardship berkembang akibat adanya ketidakpuasan dan keeogisan serta adanya bentrokan antara principal dan agent dalam teori keagenan (agency theory) (Schillemans, 2013). Davis, Schoorman and Donaldson (1997:22) menyatakan bahwa teori stewardship mendefinisikan situasi di mana manajer tidak termotivasi oleh tujuan individu, melainkan
sebagai pengelola yang motivasinya selaras dengan tujuan principal mereka.
Ketika ada perbedaan antara kepentingan pemilik dan steward maka steward akan berusaha untuk bekerja sama daripada melawan. Teori ini
mengindikasikan adanya hubungan yang kuat antara kesuksesan sebuah
organisasi dan kepuasan pemilik organisasi, sehingga manajer akan mengikuti
tujuan dari pemilik organisasi (Raharjo, 2007).
Perbedaan utama antara agency theory dan stewardship theory terletak pada motivasi agen. Dalam agency theory fokus motivasi adalah motivasi eksternal yaitu komoditas yang bisa dipertukarkan dan diukur menggunakan
ϭϭ
(Raharjo,2007). Stewardship theory berusaha untuk memahami kualitas pelayanan yang baik yang harus dimilliki sehingga mengubah perspektif
tentang hubungan antara “principal” dan “agent”(Schillemans, 2013).
Berdasarkan penelitian dari Rashidpour dan Mazaheri (2013) dalam
Susanto, Yusuf & Rachmawati (2015) menyimpulkan bahwa berkaitan
dengan manajemen lembaga atau organisasi sektor publik, teori stewardship
lebih sesuai digunakan dibandingkan teori keagenan (agency theory). Dalam
teori stewardship rakyat berperan sebagai “principal” sedangkan pemeintah berperan sebagai “steward”.Menurut teori stewardship pemerintah dianggap
telah bekerja atas dasar motivasi pengabdian dan pelayanan terhadap rakyat
(Susanto, Yusuf & Rachmawati l, 2015).
Rakyat secara langsung akan menyelenggarakan pengawasan terhadap
kinerja pemerintah sehingga membutuhkan informasi yang dapat mendukung
proses pengawasan terhadap kinerja pemerintah. Oleh sebab itu pemerintah
wajib mengungkapkan laporan keuangan sesuai dengan peraturan yang
berlaku (Mahmud & Waliyyani, 2015).
2. Teori Sinyal (Signaling Theory)
Mengutip dari Spence (2002) dalam Connelly, Certo, Ireland, & Reutzel
ϭϮ
mengenai kinerja manajemen dalam mewujudkan keinginan pemilik.
Manajemen akan mengungkapkan informasi yang mampu meningkatkan
tingkat kredibilitas serta kesuksesan perusahaan meskipun informasi tersebut
tidak termasuk dalam informasi yang diwajibkan. Salah satu contoh sinyal
positif adalah pengungkapan secara sukarela (Nuswandari, 2009).
Menurut Wolk et al (2001) yang dikutip dari Jama’an (2008) berdasarkan
singnaling theoryalasan mengapa perusahaan terdorong untuk menyampaikan informasi dalam laporan keuangan kepada pihak eksternal karena adanya
asimetri informasi. Asimetri informasi merupakan adanya perbedaan jumlah
informasi yang dimiliki oleh perusahaan dan pihak luar. Perusahaan sebagai
agent dianggap memiliki informasi yang lebih mengenai kinerja serta prospek perusahaan apabila dibandingkan dengan pihak luar (investor/kreditor)
sebagai principal. Pemberian sinyal baik terhadap pihak luar merupakan cara yang dapat digunakan untuk mengurangi asimetri informasi.
Berdasarkan teori sinyal (signaling theory) pemerintah sebagai penerima
mandat/amanah dari rakyat akan berusaha untuk memberikan sinyal yang baik
agar rakyat selalu mendukung kinerja pemerintah. Laporan keuangan yang
berkualitas, peningkatan sistem pengendalian internal, kelengkapan dalam
pengungkapan, penjelasan detail dalam website merupakan bentuk nyata
pemberian sinyal baik kepada rakyat. Dalam mengurangi asimetri informasi
antara pemda dan masyarakat dapat dilakukan dengan memberikan sinyal baik
ϭϯ
3. Akuntabilitas Publik
Menurut Mardiasmo (2004) yang dikutip dalam Yahya (2006)
menyebutkan bahwa akuntabilitas publik dapat didefinisikan sebagai
pengungkapan dan pemberiaan informasi atas kegiatan dan kinerja
keuangan daerah kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan.
Pemberian informasi dan pengungkapan tersebut dilakukan agar dapat
terpenuhinya hak-hak publik yang terdiri dari hak untuk tahu (right to know),hak untuk diberi informasi (right to be kept information), serta hak untuk didengar dan mendengar aspirasi (right to be heard and to be
listened to).
Menurut Oxford Dictionary (2003) yang dikutip dari Fatemi &
Behmanesh (2012) akuntabilitas publik didefinisikan sebagai kewajiban
seseorang untuk menggambarkan dan memberikan alasan yang logis
tentang tindakan yang dilakukan. Dengan kata lain akuntabilitas publik
merupakan kewajiban bagi orang yang melaksanakannya untuk
memberikan penjelasan yang memuaskan guna memenuhi tanggung
jawab atas apa yang telah dikerjakannya dan menyediakan laporan yang
diperlukan.
Dalam Sadjiarto (2000) disebutkan bahwa akuntabilitas dapat dilihat
1
1. Sumber Daya Keuangan
2. Ketaatan terhadap peraturan hukum dan administratif
3. Efisiensi dan keekonomisan suatu program
4. Keberhasilan program pemerintah dalam mencapai tujuan, manfaat
dan efektivitas
Sedangkan dalam aspek fungsional akuntabilitas meliputi lima tahap
yaitu:
1. Probity and legality accountability, pertanggungjawaban atas pemakaian dana yang telah sesuai dengan anggaran dan peraturan
undang-undang yang berlaku (compliance)
2. Process accountability, meliputi prosedur untuk pelaksanaan kegiatan yang terdiri dari proses planning, allocating dan managing.
3. Perfomance accountability, apakah program atau kegiatan yang dilaksanakan telah memenuhi kriteria efisien (efficient and economy).
4. Program accountability, berfokus pada penetapan serta pencapaian tujuan (outcomes & effectiveness)
1
Dalam aspek sistem akuntabilitas, terdapat beberapa ciri-ciri system
akuntabilitas yaitu:
1. Fokus pada hasil
2. Penggunaan beberapa indikator untuk mengukur kinerja
3. Menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk membuat
keputusan atas suatu program atau kegiatan
4. Memberikan data yang bersifat konsisten
5. Melaporkan dan mempublikasikan hasil secara teratur
Menurut Mardiasmo (2004) yang dikutip dari Yahya (2006) menyebutkan
bahwa terdapat dua macam akuntabilitas yaitu akuntabilitas internal dan
akuntabilitas eksternal. Akuntabilitas internal merupakan bentuk
pertanggungjawaban kepada pihak internal yang memiliki kepentingan
misalnya pihak legislatif atau pejabat pengelola keuangan
negara.Akuntabilitas ekternal merupakan bentuk pertanggungjawaban kepada
pihak luar misalnya inverstor, kreditor dan pembayar pajak.
Akuntabilitas dalam pemerintahan yang berpedoman pada demokrasi
mengakui bahwa kedaulatan tertinggi berada ditangan rakyat. Pemerintah
wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada rakyar atas semua
kegiatan yang dilaksanakan, sebab pemerintah dalam mengatur dan
1
Kepala Daerah diwajibkan untuk memberikan laporan
pertanggungjawaban kepada DPRD sebagai lembaga legislatif yang
berkedudukan sebagai wakil rakyat yang sudah diberikan amanah untuk
mengawasi pengelolaan sumber daya daerah pada setiap akhir anggaran
maupun akhir periode kepemerintahan. Laporan keuangan pemerintah daerah
merupakan bentuk dari akuntabilitas pemerintah (Yahya, 2006).
4. Pengungkapan Laporan Keuangan
a. Pengungkapan wajib (Mandatory Disclosure)
Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan atau penyajian
informasi yang sesuai dengan aturan yang dikeluarkan oleh standar
akuntansi atau peraturan pihak terkait (Suwardjono, 2013: 583)
b. Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure)
Pengungkapan Sukarela merupakan pengungkapan atau penyajian
informasi yang diluar apa yang diwajibkan oleh standar akuntansi atau
pihak terkait (Suwardjono, 2013: 583)
5. Pelaporan Keuangan melalui Internet
Perkembangan pelaporan keuangan melalui internet merupakan
perkembangan dari perkembangan praktik akuntansi sekalipun praktik
tersebut tidak didasari dengan standar pengungkapan informasi keuangan
1
karena adanya perbedaan wilayah serta mampu meningkatkan frekuensi
penyajian informasi kepada publik secara cepat (Almilia, 2008).
Pemerintah telah mulai memanfaatkan fasilitas internet untuk
menyampaikan informasi kepada publik. Menurut Mardiasmo (2009) semakin
cepat pengungkapan laporan keuangan maka semakin baik untuk membantu
dalam pengambilan keputusan (Rahman & Budiatmanto, 2013).
Pengungkapan laporan keuangan yang dilakukan menggunakan internet
termasuk dalam pengungkapan sukarela (voluntary disclosure).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56
Tahun 2005 pasal 3 mengenai Sistem Informasi Keuangan Daerah
menyatakan bahwa informasi terkait keuangan daerah yang disampaikan
harus mencukupi kriteria relevan, akurat serta dapat dipertanggungjawabkan.
Kriteria tersebut tidak terlepas dari prinsip akuntabilitas dan transparansi
dalam pelaporan keuangan. Menurut Mardiasmo (2009) dalam Rahman &
Budiatmanto (2013) menyatakan bahwa akuntabilitas publik terbagi menjadi
dua yaitu akuntabilitas vertikal (vertical accountability) dan akuntabilitas horisontal (horizontal accountability). Akuntabilitas vertikal adalah pertanggungjawaban yang disampaikan kepada pihak yang memiliki
kekuasaan lebih tinggi sedangkan akuntabilitas horizontal adalah
pertanggungjawaban yang disampaikan kepada masyarakat. Selanjutnya
ϭϴ
penyelenggaraan Sistem Informasi Keuangan Daerah adalah menyajikan
informasi keuangan daerah secara terbuka kepada masyarakat.
Instruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 188.52/1797/SJ
Tahun 2012 mengenai Transparansi Pengelolaan Anggaran Daerah (TPAD)
menyebutkan bahwa pemerintah daerah wajib menyajikan informasi keuangan
melalui website resminya masing-masing. Poin – poin yang harus
disampaikan adalah:
1. Ringkasan RKA SKPD
2. Ringkasan RKP PPKD
3. Rancangan Perda APBD
4. Rancangan Perda Perubahan APBD
5. Perda APBD
6. Perda Perubahan APBD
7. Ringkasan DPA SKPD
8. Ringkasan DPA PPKD
9. LRA SKPD
10. LRA PPKD
11. LKPD yang telah diaudit
ϭϵ
B. Pengembangan Hipotesis
1. Kompetisi Politik
Menurut Barber (1983); Evans dan Patton (1987) dalam Laswad
(2005) tingginya tingkat persaingan politik meningkatkan biaya jangka
panjang bagi pejabat terpilih untuk memenuhi janji-janji pra-pemilu, dan
memotivasi pemegang jabatan untuk menanggung biaya monitoring
(monitoring cost) yang tinggi. Adanya kompetisi politik yang tinggi dalam
pemda memunculkan pengawasan yang lebih besar baik dari saingan
politik maupun masyarakat (Trisnawati & Achmad, 2014).
Kompetisi politik yang tinggi mendorong pejabat pemegang
kekuasaaan pada saat itu untuk mempublikasikan laporan keuangan
sebagai bentuk akuntabilitas publik. Semakin tinggi kompetisi politik akan
membuat pemerintah beralih menggunakan internet sebagai media untuk
mempublikasikan laporan keuangan karena keunggulan dari segi biaya
dan aksesibilitasnya (Andriani, 2015).
Penelitian Trisnawati & Achmad (2014), Rahman et al (2013)
menyatakan bahwa kempetisi politik dalam suatu pemda memengaruhi
publikasi laporan keuangan pemerintah daerah melalui website.
Sedangkan menurut Sinaga (2011) menyatakan bahwa tidak terdapat
pengaruh secara positif dan signifikan kompetisi politik terhadap
pengungkapan laporan keuangan pemerintah daerah melalui internet. Dari
ϮϬ
H1 : Kompetisi politik berpengaruh positif terhadap publikasi
laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet.
2. Rasio Pembiayaan Utang (Leverage)
Leverage menunjukkan seberapa besar jumlah aset milik pemerintah
yang didanai menggunakan dana pinjaman dari pihak lain (Sinaga &
Probowo, 2011). Semakin tinggi leverage maka perusahaan akan
meningkatkan pengungkapan kepada stakeholder baik secara tradisional
maupun menggunakan media informasi seperti website (Jensen and
Meckling, 1976 dalam Almilia, 2008)
Besarnya leverage suatu pemda mengindikasikan bahwa pemda
tersebut dalam melaksanakan pembangunan daerahnya memiliki
ketergantungan dana dari pemberi pinjaman (Hudoyo, 2014). Leverage
yang tinggi akan meningkatkan tingkat pengawasan serta jumlah
informasi yang dibutuhkan oleh pemberi pinjaman dana (Trisnawati &
Achmad, 2014). Pemerintah akan berusaha memenuhi kebutuhan dari
pemberi pinjaman dengan semakin banyak mempublikasikan laporan
keuangannya. Kemudian untuk menekan biaya pemerintah akan memilih
media yang murah namun tetap efisien. Internet merupakan media yang
murah dan memberi kemudahan dalam pengaksesan laporan keuangan
pemerintah. Sehingga leverage yang tinggi akan semakin meningkatkan
Ϯϭ
Penelitian Trisnawati & Achmad (2014), Rahman & Budiatmanto
(2013) menyatakan bahwa rasio pembiayaan utang (leverage)
memengaruhi pelaporan keuangan melalui internet. Sedangkan penelitian
Sinaga (2011), Hudoyo & Mahmud (2014) menunjukkan bahwa tidak
terdapat pengaruh leverage terhadap pelaporan keuangan melalui internet.
Dari uraian diatas peneliti membuat hipotesis yaitu :
H2 : Leverage berpengaruh positif terhadap publikasi laporan
keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet
3. Ukuran Pemda (Size)
Ukuran organisasi yang semakin besar mengindikasikan bahwa
organisasi tersebut memiliki lebih banyak aturan dan ketentuan
(Suhardjanto dan Yulianingtyas, 2011). Suatu pemda yang memiliki
ukuran yang besar akan lebih dituntut mengenai keterbukaan atas
pengelolaan laporan keuangannya sebagai bukti atas akuntabilitas publik
(Setyaningrum & Syafitri, 2012). Pemda yang besar akan
mempublikasikan laporan keuangan menggunakan media internet karena
memiliki tata kelola keuangan yang lebih rumit sehingga tingkat
pengawasan juga akan semakin tinggi (Trisnawati & Achmad, 2014).
Penelitian Medina (2012) menunjukkan bahwa semakin besar aset
yang dimiliki oleh suatu pemda maka pemda tersebut akan menyajikan
informasi terkait keuangan daerahnya pada situs resminya. Sedangkan
ϮϮ
memengaruhi pelaporan keuangan melalui internet. Dari uraian diatas
peneliti membuat hipotesis :
H3 : Ukuran pemda berpengaruh positif terhadap publikasi laporan
keuangan pemerintah daerah (LKPD) mlalui internet.
4. Opini Audit
Opini BPK dapat menjadi indikator yang digunakan untuk menilai
tingkat akuntabilitas entitas pemerintah, sehingga dapat menaikan atau
menurunkan tingkat kepercayaan pemangku kepentingan (Marfiana &
Kurniasih, 2013). Pemda dengan opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)
akan mempublikasikan laporan keuangannya menggunakan media internet
untuk mengisyaratkan bahwa pemda telah melakukan pengelolaan
keuangan secara baik serta dapat dipertanggungjawabkan (Trisnawati &
Achmad, 2014).
Penelitian Hilmi dan Martani (2012) yang menyatakan bahwa tingkat
penyimpangan memiliki pengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan
laporan keuangan.Penelitian Trisnawati & Achmad (2014) menyimpulkan
bahwa opini audit yang didapat suatu pemda tidak memiliki pengaruh
langsung terhadap publikasi laporan keuangan melalui internet. Dari
uraian diatas peneliti membuat hipotesis yaitu :
H4 : Opini audit berpengaruh positif terhadap publikasi laporan
Ϯϯ
5. Kompleksitas Pemda
Kompleksitas pemda diukur berdasarkan jumlah penduduk (Puspita,
2012). Populasi penduduk yang semakin besar membuat pemerintah
menanggung tanggung jawab yang besar untuk mememenuhi pelayanan
publik (Pratama, Werastuti, & Sujana, 2015). Menurut Ingram yang
dikutip dari Hilmi (2010) semakin kompleks pemerintahan akan
memotivasi pemerintah untuk melakukan publikasi laporan keuangan.
Semakin kompleks populasi dalam suatu pemda akan meningkatkan
pengawasan dari masyarakat terkait dengan kinerja pemda. Semakin besar
penduduk maka pemerintah terdorong untuk mengungkapkan laporan
keuangan sebagai bentuk pelayanan publik dan sebagai bentuk
akuntabilitas publik. Semakin besar jumlah penduduk mendorong
pemerintah daerah untuk mengungkapkan laporan keuangan yang mudah
untuk diakses tanpa mengeluarkan banyak biaya.Internet merupakan
media yang mudah diakses dan murah.
Penelitian Puspita (2012) menunjukkan bahwa kompeksitas pemda
berpengaruh positif terhadap pengungkapan laporan keuangan pemda.
Penelitian Andriani (2015) menunjukkan bahwa jumlah penduduk tidak
terbukti signifikan mempengaruhi tingkat Pengungkaan informasi non
keuangan dalam website. Dari uraian diatas maka peneliti membuat
Ϯϰ
H5 : Kompleksitas pemda berpengaruh positif terhadap publikasi
laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet.
6. Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia didefinisikan sebagai aktivitas yang
dapat meningkatkan partisipasi sumber daya manusia untuk mencapai
tujuan organisasi yang dapat dipertanggung jawabkan secara sosial
maupun secara etis (Hariandja, 2002). Kompetensi sumber daya manusia
merupakan karakteristik pegawai negeri sipil yang meliputi pengetahuan,
keterampilan serta perilaku yang dibutuhkan untuk melaksanakan
tugasnya (Andini & Yusrawati, 2013). Kapasitas sumber daya manusia di
instansi pemerintah masih belum memadai untuk memenuhi keandalan
dan ketepatwaktuan laporan keuangan diihat bila dilihat dari banyaknya
permasalahan yang terjadi pada laporan keuangan pemerintah (Andriani,
2012).
Semakin baik kualitas sumber daya manusia dalam instansi
pemerintahan akan meningkatkan kinerja pemerintah dalam melakukan
pelayanan publik terhadap masyarakat. Salah satu bentuk pelayanan
publik adalah mengungkapkan kinerja yang dicapai melalui laporan
keuangan. Agar laporan keuangan dapat sampai kepada masyarakat
dengan biaya yang murah dan efisien pemerintah akan memilih internet
sebagai media publikasi laporan keuangan. Selain itu, peningkatan
Ϯϱ
pegawai semakin baik sehingga mampu untuk mengikuti perkembangan
teknologi.
Semakin tinggi kualitas sumber daya manusia maka tingkat
pengungkapan laporan keuangan melalui internet juga semakin tinggi.
Sumber Daya Manusia diukur berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM).IPM dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi yaitu umur panjang dan hidup
sehat, pengetahuan dan standar hidup layak (www.bps.go.id).
Penelitian Ariesta (2013) dan Andriani (2012) membuktikan bahwa
kualitas sumber daya manusia berpengaruh secara signifikan terhadap
keterandalan dan ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah.
Penelitian Andini & Yusrawati (2013) membuktikan bahwa kompetensi
sumber daya manusia berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan
daerah. Dari uraian diatas maka peneliti membuat hipotesis:
H6 : Sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap publikasi
laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet.
7. Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan publik memiliki pengaruh dalam upaya meningkatkan
kinerja organisasi sektor publik dan serta dalam mencapai tujuan
organisasi (Gani, 2007). Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
merupakan bentuk pertanggungjawaban kepala daerah kepada DPRD
maupun masyarakat terkait dengan pelaksanaan APBD (Pradipa, Dwija &
2
kinerja pemerintah yang baik dan bertanggung jawab. Menurut Akbar
(2015) gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap
kinerja pegawai bila dibandingkan dengan gaya kepemimpinan
transaksional. Dengan gaya kepemimpinan transformasional pegawai akan
bekerja lebih baik dalam melakukan pelayanan publik dimana diwujudkan
dalam transparansi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD). Bentuk
transparansi LKPD salah satunya dilakukan dengan melakukan publikasi
menggunakan media internet dimana internet merupakan media yang
terjangkau dan mudah untuk diakses.
Penelitian Akbar (2015) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan
trasformasional berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Sedangkan
penelitian Ratnamiasih (2015) menyatakan bahwa menunjukkan
kepemimpinan transaksional lebih berperan dalam meningkatkan kinerja
pegawai Bappeda Kota Bandung. Dari uraian diatas peneliti membuat
hipotesis :
H7 : Gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif
terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui
2
C. Model Penelitian
+ Kompetisi Politik
(H1)
Leverage (H2)
Ukuran Pemda (H3)
Opini Audit (H4)
Kompleksitas Pemda (H5)
Sumber Daya Manusia (H6)
Publikasi Laporan Keuangan Melalui Internet +
+
+
+
+ Gaya Kepemimpinan
(H7)
2
D. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Hasil Arah dan Signifikansi Penelitian Sebelumnya Peneliti Variabel
Dependen IndependenVariabel Hasil Penelitian Laswad et al
(2005) Internet Financial Reporting (IFR)
1. Terdapat hubungan signifikan positif leverage, wealth dan visibilitas pers terhadap IFR
2. Terdapat hubungan signifikan negative
1. Terdapat hubungan positif signifikan
2
Peneliti Variabel
Dependen IndependenVariabel Hasil Penelitian Trisnawati &
Ahmad (2014) Publikasi laporan keuangan pemda melalui internet
1. Kompetisi politik, leverage, ukuran
Reporting (IFR) Kompetisi Politik, Ukuran Pemda, Rasio Pembiayaan Utang (leverage), Kekayaan Pemda, Tipe Pemda, Opini Audit
30 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemerintah daerah di
Indonesia pada tahun 2013-2014. Sampel dalam penelitian ini adalah
pemerintah daerah tingkat provinsi di Indonesia berjumlah 34 povinsi.
B. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
sekunder. Untuk variabel dependen yaitu publikasi laporan keuangan
pemda melalui internet diperoleh dari website masing-masing pemerintah
daerah provinsi. Alamat website pemda diperoleh dari situs
www.kemendagri.go.id. Untuk data jumlah anggota DPRD didapatkan
dari website masing-masing pemda dan website Komisi Pemilihan Umum
(KPU) www.kpu.go.id/. Untuk data populasi penduduk diperoleh melalui
situs www.kemendagri.go.id dan situs Badan Pusat Statistik (BPS)
www.bps.go.id. Opini audit diperoleh dari IHPS BPK. Sedangkan data
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) diperoleh dari Badan Pusat Statistik
(BPS). Data mengenai gaya kepemimpinan diperoleh dari masing-masing
website pemda.
31
SKOR = ௨ ௬ ௗ௨௦
்௧ ெ௨௨௧ ூ௦௧௨௦ ௌ
ݔ
100
C. Operasional Variabel1. Publikasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi fokus utama
peneliti (Sekaran dan Bougie, 2013). Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah indeks pengungkapan laporan keuangan daerah
melalui website pemda. Indeks pengungkapan diukur berdasarkan
Instruksi Mendagri 188.52/1797/SJ tahun 2012. Pengungkapan laporan
keuangan meliputi Ringkasan RKA SKPD, Ringkasan RKA PPKD,
Rancangan Perda APBD, Rancangan Perda Perubahan APBD, Perda
APBD, Perda Perubahan APBD, Ringkasan DPA SKPD, Ringkasan
DPA PPKD, LRA SKPD, LRA PPKD, LKPD yang telah diaudit dan
Opini BPK atas LKPD. Indeks skoring pada penelitian ini mengacu
pada penelitian Nosihana, A & Yaya, R (2016) dengan modifikasi.
Berikut indeks skoring:
2. Kompetisi Politik
Variabel independen merupakan sesuatu yang dapat mempengaruhi
variabel dependen (Sekaran dan Bougie, 2013). Kompetisi politik
merupakan persaingan yang terjadi diantara para kandidat untuk
memperoleh suara terbanyak dari pemilih (Andriani, 2015).
32
dilakukan oleh Trisnawati & Achmad (2014). Berikut pengukuran
kompetisi politik :
3. Leverage
Leverage didefinisikan sebagai pinjaman dari kreditur yang
digunakan untuk menigkatkan pendapatan suatu perusahaan (Hudoyo
& Mahmud, 2014). Penelitian ini mengacu pada penelitian yang
dilakukan oleh Rahman & Budiatmanto (2013). Rumus perhitungan
leverageadalah :
4. Ukuran Pemda (Size)
Size dalam penelitian ini diproksikan dengan total aset yang
dimiliki oleh pemda. Pengukuran total asset mengacu pada penelitian
Trisnawati dan Achmad (2014) yang mengukur ukuran pemda (size)
melalui logaritma natural (Ln) total asset. ܭ݉݁ݐ݅ݏ݅ ݈ܲ݅ݐ݅݇=
ܬݑ݈݉ܽℎܽ݊݃݃ݐܽ ݀݁ݓܽ݊ ܽݎݐܽ݅ ݊݊ ݁݊݀ݑ݇ݑ݊݃ ݈݇݁ܽܽ ݀ܽ݁ݎܽℎ ݐݐ݈ܽ ܽ݊݃݃ݐܽ ݀݁ݓܽ݊ ݈݀ܽܽ݉ ݏݑܽݐݑ ݁݉݀ܽ
Leverage =்௧௪ௗ ்௧௦௧ௗ
33
5. Opini Audit
Opini audit terdiri dari opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP),
Wajar Dengan Pengecualian (WDP), Tidak Memberikan Pendapat
(TMP) dan Tidak Wajar (TW). Opini dalam laporan keuangan
pemerintah diberikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Dalam
penelitian ini opini audit diukur dengan variabel dummy yaitu apabila
mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) diberi nilai 1 (satu)
sedangkan jika mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP),
Tidak Memberikan Pendapat (TMP), dan Tidak Wajar (TW) diberi
nilai 0 (nol). Pengukuran didasarkan pada penelitian Trisnawati dan
Achmad (2014).
6. Kompleksitas Pemda
Kompleksitas pemda dalam penelitian ini diukur dengan populasi
penduduk. Penelitian Puspita (2012) digunakan sebagai acuan untuk
mengukur kompleksitas pemda. Mengutip dari Rudiyanto &
Purwanugraha (2015) berdasarkan pasal 28 ayat 2 UU No. 33 Tahun
2004, populasi penduduk menunjukkan besarnya kebutuhan
penyediaan jasa publik pada masing-masing daerah.
34
7. Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya manusia diukur dengan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM). Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mencerminkan
bagaimana penduduk mampu mengakses hasil pembangunan dalam
memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya.IPM
dibentukoleh 3 (tiga) dimensi yaitu umur panjang dan hidup sehat,
pengetahuan dan standar hidup layak (www.bps.go.id).
8. Gaya Kepemimpinan
Gaya Kepemimpinan diukur dengan menggunakan variabel
dummy yaitu jika kepala daerah memiliki gaya kepemimpinan yang
transformative maka diberi nilai 1 sedangkan kepala daerah yang tidak
memiliki gaya kepemimpinan transformative diberi nilai 0. Menurut
Robbins (2008) dalam Ratnamiasih (2014) kriteria pemimpin
transformatif meliputi:
1. Kharismatik
2. Inspirasi
3. Stimulasi
4. Pertimbangan Individual
Dalam penelitian ini data mengenai gaya kepemimpinan diperoleh
melalui website masing-masing pemda dan diukur berdasarkan
penghargaan yang diterima oleh kepala daerah. Penghargaan tersebut
merupakan penghargaan yang diterima terkait dengan kinerja kepala
35
D. Persamaan Regresi
SWEB = α + β1POL + β2LEV + β3Size + β4 DOPI + β5KOM +
β6SDM + β7GP + e
Keterangan :
SWEB : Skoring Publikasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah melalui Internet
α : Konstanta
POL : Kompetisi Politik
LEV : Leverage
SIZE : Ukuran Pemda DOPI : Dummy opini audit KOM : Kompleksitas Pemda SDM : Sumber Daya Manusia
GP : Gaya Kepemimpinan
e : error
E. Uji Kualitas Data dan Hipotesis
1. Uji Kualitas Data
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk menguji bahwa data yang
terkumpul berdistribusi normal atau diperoleh dari populasi
normal. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi
lebih besar dari nilai alpha(α). (Nazaruddin & Basuki, 2015:101)
b. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas ialah adanya hubungan yang sangat tinggi
antar independen satu dengan independen lainnya yang
mengakibatkan tidak diketahuinya independen mana yang
36
diasumsikan tidak mengandung multikolinieritas jika Variance
Inflation Factors (VIF) < 10 dan Tolerance > 0,1.
c. Uji Autokorelasi
Menurut Gujarati (2009) dalam Medina (2012) Uji
autokorelasi digunakan jika data yang dianalisis berupa data time
series. Pengujian Autokorelasi dilakukan untuk menguji ada
tidaknya penyimpangan korelasi antar residual pada pengamatan
satu dengan pengamatan lainnya. Syarat untuk bebas autokorelasi
adalah dengan uji Durbin Watson (DW) dengan ketentuan :
1. Apabila nilai d lebih kecil dari dL atau lebih besardari
(4-dL) maka H0 ditolak, artinya model mengandung
autokorelasi.
2. Apabila nilai d berada diantara dU dan (4-dU), maka H0
diterima sehingga model tidak mengandung
autokorelasi.
3. Apabila nilai d berada antara dL dan dU atau diantara
(4-dU) dan (4-dL), maka kesimpulan yang dihasilkan
masih bersifat tidak pasti (Nazaruddin & Basuki,
37
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji ada
tidaknya penyimpangan dari kriteria–criteria asumsi klasik pada
model regresi. Model regresi harus bebas dari heteroskedastisitas
(Nazaruddin &Basuki, 2015:10).
2. Uji Hipotesis
a. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui
seberapa besar variabel independen mampu menjelaskan variasi
dalam variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berada
diantara angka 1 dan 0, apabila nilainya semakin mendekati angka
1 maka variasi dalam variabel dependen yang dijelaskan oleh
variabel independen semakin besar. Penelian ini menggunakan
lebih dari 2 variabel independen, sehingga penelitin ini
menggunakan nilai Adjusted R Square (Ghozali, 2001 ).
b. Uji Statistik F
Uji statistik F dilakukan untuk menguji apakah variabel
independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel
dependen. Kriteria pengujan adalah apabila nilai sig pada uji
38
c. Uji Statistik t
Uji statistik t dilakukan untuk menguji secara individual
pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2001). Hipotesis diterima apabila nilai signifikansi pada
uji statistik lebih kecil atau kurangdari (<) alpha (α) 0,05dan arah
hasil sama dengan arah hipotesis.
3. Alat Uji
Penelitian ini menggunakan SPSS 22 untuk menguji pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk menguji
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dilakukan
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai deskripsi data, pengujian hipotesis serta
pembahasan mengenai penelitian yang telah dilakukan. Dalam penelitian ini
pengujian dilakukan dengan model regressionSPSS 22.
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Karakteristik Data
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemerintah
daerah tingkat provinsi yang mempunyai website resmi pada periode
2013-2014 beserta laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) yang telah diaudit
oleh BPK. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik sample jenuh dimana semua anggota populasi
dipergunakan sebagai sampel penelitian.
Tabel 4.1 Pemilihan Sampel
No Keterangan Jumlah Persentase
1 Jumlah data yang ada atau total
provinsi
68 100%
2 Data outlier 11 16,18 %
40
Berdasarkan tabel 4.1, jumlah pemerintah daerah provinsi untuk tahun
2013-2014 sebanyak 68 provinsi. Pada penelitian ini terdapat 11 data outlier.
Outlier merupakan pengamatan yang mempunyai simpangan yang cukup jauh
dari rata-rata. Pada penelitian ini data outlier dihilangkan karena mamiliki
nilai Z-score> 2,5 atau <-2,5. Hal ini sesuai dengan kriteria penentuan outlier
dalam Nazaruddin & Basuki (2015:87) dimana jumlah sampel ≤ 80, maka
yang termasuk outlier adalah pengamatan dengan nilai Z- score> 2,5 atau <
-2,5. Oleh karena itu, dalam penelitian ini data yang dapat diolah menjadi 57
data.
2. Uji Statistik Deskriptif
Uji statistik deskriptif ini digunakan untuk menentukan gambaran
mengenai data yang telah terkumpul. Dalam penelitian ini analisis statistic
deskriptif yang digunakan adalah nilai rata-rata (mean), nilai maksimum, nilai
minimum dan standar deviasi.
internet 57 0,00 100,00 39,61 32,41
Kompetisi Politik 57 0,26 1,00 0,62 0,18
Leverage 57 0,64 263,51 53,50 45,25
Ukuran Pemda 57 27,77 31,24 29,72 0,85
Opini Audit 57 0 1 0,63 0,48
Kompleksitas Pemda 57 13,91 17,64 15,31 1,00 Sumber Daya Manusia 57 61,53 73,82 67,63 2,79
41
Tabel 4.2 memberikan gambaran mengenai statistik deskriptif dari
masing-masing variabel khususnya untuk rata-rata, maksimum, minimum,
standar deviasi serta jumlah pengamatan. Jumlah pengamatan dalam
penelitian yaitu sebanyak 57 sampel. Publikasi melalui internet memiliki
jumlah data sebanyak 57 dan memiliki nilai minimum yaitu sebesar 0,00,
nilai maksimum 100,00 serta rata-rata 39,61 dengan standar deviasi 32,41.
Variabel Kompetisi Politik memiliki nilai minimum 0,26. Nilai
maksimum 1,00 dimana kompetisi politik meruapakan salah satu variabel
yang memiliki nilai maksimum terendah dari variabel lainnya, rata-rata 0,62
dengan standar deviasi 0,18. Variabel leverage memiliki nilai minimum
0,64 dan nilai maksimum 263,51. Nilai rata-rata variabel leverage adalah
53,50 dengan standar deviasi 45,25.
Variabel ukuran pemerintah memiliki nilai minimum 27,77. Nilai
maksimum 41,24, rata-rata 29,72 serta standar deviasi 0,85. Variabel opini
audit memiliki nilai minimum 0 dan nilai maksimum 1. Nilai rata-rata
variabel opini audit adalah 0,63 dengan standar deviasi 0,49. Variabel
kompleksitas pemda memiliki nilai minimum 13,91 dan nilai maksimum
17,64. Nilai rata-rata variabel populasi penduduk adalah 15,31 dengan standar
42
Variabel Indeks Pembangunan Manusia (IPM) memiliki nilai
minimum 61,53. Nilai maksimum 78,82, rata-rata 67,63 dengan standar
deviasi 2,79. Variabel Gaya Kepemimpinan memiliki nilai minimum 0. Nilai
maksimum 1, rata-rata 0,47 serta standar deviasi 0,50.
B. Uji Kualitas Data
1. Uji Multikolinieritas
Suatu model regresi dikatakan baik apabila dalam model regresi
tersebut tidak terdapat korelasi antar variabel independen. Untuk menguji
adanya korelasi antar variabel independen perlu dilakukan uji
multikolinieritas. Pendeteksian multikolinieritas dapat dilihat dari nilai
Variance Inflation Factors (VIF) dan Tolerance. Kriteria pengujian yaitu
apabila nilai VIF < 10 dan Tolerance > 0,1, maka tidak terdapat
multikolinieritas antar variabel independen.
Tabel 4.3 Uji Multikolinieritas
No Model Colinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Kompetisi Politik 0,826 1,211
2 Leverage 0,876 1,141
3 Ukuran Pemda 0,251 3,979
4 Opini Audit 0,834 1,199
5 Kompleksitas Pemda 0,302 3,307
6 Sumber Daya Alam 0,644 1,552
43
Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi antar
variabel independen, dimana nilai VIF dari seluruh variabel independen
< 10 dan nilai tolerance > 0,1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat indikasi multikolinieritas antar variabel dalam penelitian ini.
2. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk menentukan data yang telah
dikumpulkan berdistribusi normal atau dapat dikatakan bahwa data
diambil dari populasi normal. Untuk menguji normalitas data dapat
dilakukan Uji Kolmogorov Smirnov. Kriteria pengujiannya yaitu jika nilai
sig lebih besar dari α (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa residual
44
Hasil pengujian data menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed)
lebih besar (>) dari α (0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa residual
data dalam penelitian ini berdistribusi normal.
3. Uji Heteroskedastisitas
Untuk menguji adanya penyimpangan dari kriteria asumsi klasik pada
suatu model regresi perlu dilakukan uji heteroskedastisitas. Untuk menguji
heteroskedastisitas dilakukan dengan Uji Glejser, dimana kriteria
pengujiannya adalah nilai signifikansi > α (0,05).
Tabel 4.5 Uji Heteroskedastisitas
Model t Sig.
1 (Constant) 1,302 0,199
Kompetisi Politik -1,491 0,142
Leverage 0,464 0,645
Ukuran Pemda -1,092 0,280
Opini Audit 0,449 0,655
Kompleksitas Pemda -0,325 0,746
Indeks Pembangunan
Manusia
1,499 0,140
45
Hasil pengujian data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa nilai
signifikansi dari seluruh variabel berada diatas α (0,05). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak ditemukan indikasi
heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik yakni korelasi antar residual pada satu
pengamatan dengan pengamatan lainnya. Metode pengujian yang
digunakan adalah dengan uji Durbin Watson (uji DW). Kriteria pengujian
adalah dU < d < (4-dU).
Tabel 4.6 Uji Autokorelasi
Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson adalah
1,822. Berdasarkan table statistic Durbin Watson nilai dU adalah 1,8111
dan dL adalah 1,3500. Niali dari dU< dw < (4-dU), sehingga dapat
disimpulkan bahwa residual tidak mengandung autokorelasi. Model R R Square Adjusted
R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
46
C. Uji Hipotesis
1. Uji Koefisien Determinan
Tabel 4.7
Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinan dilakukan untuk melihat kemampuan
variabel independen dalam menjelaskan variasi perubahan dari variabel
dependen. Hasil pengujian menunjukan bahwa nilai Adjusted R Square
adalah 0,170, artinya variabel independen yang diteliti mampu
menjelaskan 17 % variabel dependen, sedangkan sisanya 93 % dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak diteliti.
2. Uji Statistik F (UJi Simultan)
Uji F digunakan untuk melihat apakah seluruh variabel independen
secara bersama-sama memiliki pengaruh yang bermakna terhadap variabel
dependen.
1 0,523 0,274 0,170 29,539
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig
Regresion 16101,211 7 2300,173 2,636 0,021
Residual 42756,298 49 872,578
47
Hasil pengujian menunjukan bahwa nilai sig adalah 0,021 dimana nilai
ini lebih kecil dari (α) 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh
variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen.
(Constant) -200,561 166,100 -1,207 0,233
Kompetisi Politik 49,308 23,524 0,281 2,096 0,041
Leverage 0,092 0,093 0,128 0,987 0,329
Ukuran Pemda -6, 486 9,205 -0,171 -0,705 0,484
Opini Audit 9,221 8,883 0,138 1,038 0,304
Komplesksitas Pemda 2,258 7,124 0,070 0,317 0,753
SDM 5,234 1,759 0,451 2,976 0,005
Gaya Kepemimpinan 6,400 8,974 0,099 0,713 0,479
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.9 maka diperoleh persamaan
regresi sebagai berikut :
SWEB = -200,561 + 49,308 (POL) + 0,092 (LEV) – 6,486 (Ln_Size)
+ 9,221 (DOPI) + 2,258 (Ln_KOM) + 5,234 (SDM) + 6,400
48
1) Nilai konstanta sebesar -200,561 menunjukkan bahwa kompetisi politik,
leverage, ukuran pemda, opini audit, kompleksitas pemda, sumber daya
manusia dan gaya kepemimpinan terhadap publikasi LKPD melalui
internet konstan maka nilai publikasi LKPD diinternet sebesar 200,561.
2) Nilai koefisien regresi variabel kompetisi politik adalah positif sebesar
49,308, artinya setiap peningkatan sebesar 1 persen akan diikuti degan
kenaikan publikasi LKPD di internet sebesar 49,308.
3) Nilai koefisien regresi variabel leverage adalah positif sebesar 0,092,
artinya setiap peningkatan sebesar 1 persen akan diikuti degan kenaikan
publikasi LKPD di internet sebesar 0,092.
4) Nilai koefisien regresi variabel ukuran pemda adalah negatif sebesar
6,486, artinya setiap peningkatan sebesar 1 persen akan diikuti degan
penurunan publikasi LKPD di internet sebesar 6,486.
5) Nilai koefisien regresi variabel opini audit adalah positif sebesar 9,221,
artinya setiap peningkatan sebesar 1 persen akan diikuti dengan kenaikan
publikasi LKPD di internet sebesar 9,221.
6) Nilai koefisien regresi variabel kompleksitas pemda adalah positif sebesar
2,258, artinya setiap peningkatan sebesar 1 persen akan diikuti degan
kenaikan publikasi LKPD di internet sebesar 2,258.
7) Nilai koefisien regresi variabel sumber daya manusia adalah positif
sebesar 5,234, artinya setiap peningkatan sebesar 1 persen akan diikuti
49
8) Nilai koefisien regresi variabel gaya kepemimpinan adalah positif sebesar
6,400, artinya setiap peningkatan sebesar 1 persen akan diikuti degan
kenaikan publikasi LKPD di internet sebesar 6,400.
4. Hasil Pengujian Hipotesis (H1)
Berdasarkan hasil pengujian terlihat bahwa variabel kompetisi politik
memiliki nilai signifikansi (0,041) <α (0,05) dengan nilai koefisien positif
yaitu sebesar 49,308. Dengan demikian variabel kompetisi politik
berpengaruh positif terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah
daerah (LKPD) melalui internet. Maka, dapat disimpulkan bahwa H1
Diterima.
5. Hasil Pengujian Hipotesis ( H2)
Variabel leverage terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah
daerah melalui internet memiliki nilai signifikansi (0,392) > α (0,05)
dengan nilai koefisien 0,092. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
leverage berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap publikasi
laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet. Maka,
dapat disimpulkan bahwa H2Ditolak.
6. Hasil Pengujian Hipotesis (H3)
Variabel ukuran pemda dalam penelitian ini menggunakan perhitungan
Natural Logaritma total asset pemda memiliki nilai signifikansi (0,484) >
α (0,05) dan memiliki nilai koefisien negatif (-6,486). Hal ini
50
laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet, sehingga
dapat disimpulkan bahwa H3ditolak.
7. Hasil Pengujian Hipotesis (H4)
Hasil regresi menunjukkan bahwa variabel opini audit terhadap
publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet
yang menggunakan variabel dummy memiliki nilai koefisien positif 9,221
dengan nilai signifikansi (0,304) > α (0,05). Hal tersebut menunjukkan
bahwa opini dari audit berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap
publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa H4Ditolak.
8. Hasil Pengujian Hipotesis (H5)
Variabel kompleksitas pemda dalam penelitian ini menggunakan
perhitungan Natural Logaritma jumlah penduduk memiliki nilai
signifikansi (0,753) > α (0,05) dan memiliki nilai koefisien positif yaitu
2,258. Hal ini menunjukkan bahwa kompleksitas pemda berpengaruh
positif tetapi tidak signifikan terhadap publikasi laporan keuangan
pemerintah daerah (LKPD) melalui internet, sehingga dapat disimpulkan
bahwa H5Ditolak.
9. Hasil Pengujian Hipotesis (H6)
Hasil regresi menunjukkan bahwa variabel sumber daya manusia
(SDM) terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD)
51
signifikansi (0,005) < α (0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa sumber
daya manusia (SDM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa H6Diterima.
10. Hasil Pengujian Hipotesis (H7)
Hasil regresi menunjukkan bahwa variabel gaya kepemimpinan
terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui
internet yang diukur dengan variabel dummy memiliki nilai koefisien
positif 6,400 dengan nilai signifikansi (0, 479) > α (0,05). Hal tersebut
menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif tetapi tidak
signifikan terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah
(LKPD) melalui internet. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H7Ditolak.
D. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari kompetisi
politik, leverage, ukuran pemda, opini audit, kompleksitas pemda, sumber
daya manusia dan tipe kepemimpinan terhadap publikasi laporan
keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet. Berdasarkan
pengujian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel kompetisi
politik dan sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap publikasi
laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet. Sedangkan
variabel leverage, kompleksitas pemda, opini audit dan tipe
52
publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet.
Variabel ukuran pemda tidak berpengaruh terhadap publikasi laporan
keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet.
1. Pengaruh Kompetisi Politik terhadap Publikasi Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) melalui internet.
Berdasarkan hasil pengujian variabel kompetisi politik
berpengaruh positif dan signifikan terhadap publikasi laporan
keuangan pemerintah daerah melalui internet. Hasil ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati & Ahmad (2014) yang
menyatakan bahwa kempetisi politik dalam suatu pemda memengaruhi
publikasi laporan keuangan pemerintah daerah melalui website. Hasil
ini juga sesuai dengan penelitian Nosihana, A., & Yaya, R. (2016)
yang menyatakan bahwa kompetisi politik yang tinggi berpengaruh
dalam mendorong pemda lebih transparan dalam memberikan laporan
keuangan melalui website.
Semakin tinggi tingkat kompetisi politik dalam suatu
pemerintahan daerah, mendorong pemerintah untuk mempublikasikan
laporan keuangannya melalui internet. Berdasarkan teori akuntabilitas
publik, pemerintah berkewajiban untuk memberikan penjelasan yang
memuaskan guna memenuhi tanggung jawab atas apa yang telah
dikerjakannya dan menyediakan laporan yang diperlukan. Internet