• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan guru pendidikan agama islam dalam pembinaan sikap keagamaan siswa di sekolah menengah pertama islam Parung - Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan guru pendidikan agama islam dalam pembinaan sikap keagamaan siswa di sekolah menengah pertama islam Parung - Bogor"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

MENENGAH PERTAMA ISLAM PARUNG BOGOR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk

Mencapai Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh

Karmiyati

10203011026717

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)

I. skripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil kaiya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN SyarifHidayatullah Jakarta.

Ciputat, 2 Tanuari 2008

(3)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu T'lrbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

Prof.

Oleh KARMIYATI NIM. 103011026717

or

MA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UIN SYARIFHIDAYATULLAH

(4)

Tarbiyah Dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqayah pada, 2 Januari 2008 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd.l) dalam bidang pendidikan agama islam.

Jakarta, 2 Januari 2008

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal TandaTangan

Drs. H. Abdul Fatah Wibisono, M. A NIP: 150 236 009

Sekretaris Jurusan/Prodi

Drs. Sapiuddin Siddiq, M. Ag NIP: 150 299 477

Penguji I

Prof. Dr. H. Rif''at Syaugi Nawawi, M. A NIP: 150 202 330

Penguji II

Prof. Dr. Aminudin Rasyad, M.A NIP: 150 011 333

Mengetahui:

dセョLQ@

I

ウッNNセ@

...

セ@

...

(5)

Dalam Pembinaan Sikap Keagamaan Siswa Di Sekolah Menengah Pertama Islam Parung - Bogor. Skripsi Program Strata Satu Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta 2008.

Guru bukanlah sekedar pemberi ilmu pengetahuan kepada siswanya di

depan kelas, tetapi merupakan tenaga professional yang disamping

memperhatikan aspek kognitif juga psikomotorik serta aspek afektif pada siswa agar tumbuh secara utuh sebagai manusia-manusia yang berpribadi sehingga maksud mendidik untuk mengantarkan siswa kearah kedewasaan dapat tercapai.

Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah Bagaimana peranan guru pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Islam Parung-Bogor. Berdasarkan masalah diatas maka perumusan masalah yang diteliti adalah apakah ada kendala guru pendidikan agama Islam dalam membina sikap keagamaan siswa, bagaimana sikap keagamaan siswa sekolah menengah pertama Islam Parung-Bogor.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih luas tentang peranan guru PAI dalam pembinaan sikap keagamaan siswa, dan memberikan informasi yang bermanfaat bagi para instansi pendidikan khususnya bagi Sekolah Menengah Pertama Islam Parung-Bogor, memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar sarjana strata satu pendidikan agama Islam pada fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta.

Metode penelitian yang digunakan penulis untuk pengumpulan data skripsi ini adalah pengumpulan data yang diperoleh dari menelaah buku-buku dengan library Research dan pengumpulan data yang diperoleh dari meneliti langsung ke sekolah dengan field Research.teknik pengumpulan data lapangan yang penulis gunakan adalah observasi, angket, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus presentase.

(6)

rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Ilmu dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad saw, keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman. Adapun judul yang penulis pilih adalah "Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Sikap Keagamaan Siswa Di Sekolah Menengah Pertama Islam Parung-Bogor.

Dalam penulisan skripsi ini penulis mengalami berbagai kendala dan kesulitan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak serta rahmat dan hidayat dari Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Mengingat jasa dan bantuan yang diberikan kepada penulis baik berupa moril maupun materil, maka penulis mengucapkan terima kasih terutama kepada:

l. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UJN Syarif Hidayatullah Jaka1ia.

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UJN SyarifHidayatullah Jakarta.

3. Prof. Dr. H. Rusmin Tumanggor, MA, Dosen Pembimbing skripsi yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi. 4. Abdul Gofur S.Ag, dosen penasehat akademik yang telah memberikan

nasehat dan arahan serta bimbingan selama perkuliahan berlangsung. 5. Yayan Herdiana Yazid, kepala Sekolah SMP Islam Parung-Bogor, yang

telah membantu memfasilitasi dalam kegiatan penelitian ini.

6. Kedua orang tua yang tercinta yaitu: Ayahanda H.Kardi dan ibubda Hj. Asmah yang selalu memberikan segalanya bagi penulis.

(7)

membantu penulis baik sarana dan prasarana maupun bentuk lainnya

sehingga kegiatan ini berjalan dengan lancer.

9. Siswa-Siswi SMP Islam Parung - Bogor yang telah membantu penulis

untuk mendapatkan data yang penulis butuhkan.

I 0. Pimpinan Perpustakaan Utama dan perpustakaan FITK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta beserta stafnya, yang dalam penulisan skripsi ini

memberikan andil besar dalam hat penyediaan pustaka dan sumber-sumber

bacaan untuk kelancaran penulisan skripsi ini.

11. Rekan-rekan seperjuangan kelas C angkatan tahun 2003 dan seluruh

mahasiswa Pendidikan Agama Islam, yang selalu memberi motivasi serta

masukan pada penulis.

12. Bapak dan !bu dosen UIN SyarifHidayatullah Jakarta yang telah mendidik

dan membimbing selama perkuliahan berlangsung.

13. rekan-rekan seperjuangan kelas C angkatan tahun 2003 dan seluruh

mahasiswa Pendidikan Agama Islam, Mereka selalu memberi motivasi

serta masukan pada penulis.

Namun demikian, tiada gading yang tak retak, tegur sapa dari para dosen dan

mahasiswa UIN Syarif Hidayatillah Jakarta serta pembaca penulis terima dengan

ikhlas, agar hasil penelitian yang penulis lakukan ini bermanfaat bagi pembaca

sekalian termasuk salah satu usaha dalam mensukseskan pembangunan dalam

segala bidang, khususnya dalam bidang mental atau spiritual dan bidang

pendidikan Amin Yaa Rabbal 'Alamin.

Jakarta,2 Januari 2008

Penulis,

(8)

LEMBAR PERNY ATAAN ... .

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ··· Vll DAFT AR TABEL... ix

DAFT AR LAMPIRAN ··· XI BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Masalah dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... ... ... 5

D. Metode Penelitian ... 6

E. Sistematika Penulisan ... ... 7

BAB II KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP A. Guru Pendidikan Agama... 8

1. Pengertian guru pendidikan agama Islam ... ... 8

2. Kompetensi guru pendidikan agama Islam... 12

3. Fungsi guru agama... 16

B. Sikap Keagamaan Siswa... 18

1. Pengertian sikap keagamaan ... 18

2. Sikap siswa remaja terhadap agama... 22

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap keagamaan ... 24

4. Fungsi sikap bagi siswa... 26

C. Kerangka Konsep ... 27

(9)

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Pembinaan Guru PAI Dalam Sikap Keagamaan Siswa

di SMP Islam Parung-Bogor ... 38

1. Proses Belajar Mengajar ... 39

2. Metode... ... 40

3. Sikap Keagamaan ... 42

a. Pengamalan Ibadah Siswa ... 42

b. Hubungan Siswa Dengan Orang Tua, Guru, Teman dan Masyarakat ... 49

B. Keberhasilan Guru PAI Dalam Pembinaan Sikap Keagamaan Siswa... 55

1. Pelaksanaan Sikap Keagamaan Siswa ... 55

2. Tanggung Jawab Guru PAI dalam Membina Sikap Keagamaan Siswa ... 61

C. Analisis Data ... 64

D. Perspektif Guru PAI Dalam Membina Sikap Keagamaan Siswa ... 65

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .. ... ... ... 66

B. Saran...

66
(10)

Tabel 2 Keadaan guru ... 32

Tabel 3 Keadaan karyawan ... ... . ... 34

Tabel 4 Keadaan siswa ... .... ... ... ... ... ... ... ... 34

Tabel 5 Guru AgamaMemulai Pelajaran Dengan Berdo'a ... 39

Tabel 6 Guru Memberikan Bimbingan dan Contoh Pada Saat Belajar Mengajar 41 Tabel 7 Guru Agama Menjelaskan Pelajaran Dengan Praktek ... 41

Tabel 8 Guru Agama Memerintahkan Melaksanakan Shalat 5 waktu ... 43

Tabel 9 Siswa Melaksanakan Shalat 5 waktu ... ... ... ... 44

Tabel I 0 Guru Memerintahkan Melaksanakan Shalat Sunnah ( dhuha, tahajjud, dll) ... 44

Tabel 11 Siswa Melaksanakan Shalat Sunnah ( dhuha, tahajjud, di!) ... 45

Tabel 12 Guru Memerintahkan Untuk Berpuasa Pada Bulan Suci Ramadhan ... 46

Tabel 13 Siswa Melaksanakan Puasa Pada Bulan Ramadhan ... 46

Tabel 14 Guru Memerintahkan Untuk berpuasa Sunnah (senin-kamis, syawal, dll) ... 47

Tabel 15 Siswa Melaksanakan Puasa Sunnah (senin-kamis, syawal dll) ... 48

Tabel 16 Guru Agama Memerintahkan Membaca Al-qur'an Setiap Hari ... 48

Tabel 17 Siswa Membaca Al-qur'an Setiap Hari ... 49

Tabel 18 Guru Memerintahkan Untuk Menghormati Orang Tua, Guru dan Teman... 50

Tabel 19 Siswa Selalu Menghormati Orang Tua, Guru dan Teman ... 50

Tabel 20 Guru Agama Memerintahkan Untuk Ikut Kegiatan Keagamaan Di Rumah ... 51

Tabel 21 Siswa Mengikuti Pengajian Di Sekitar Rumah ... 52

Tabel 22 Guru Agama Untuk Aktifmengikuti Kegiatan Bakti Sosial ... 53

Tabel 23 Siswa Aktif Mengikuti Kegiatan Bakti Sosial ... ... 53

Tabel 24 Guru Agama Memerintahkan Untuk Membantu Orang Lain Terkena Musibah ... 54

[image:10.532.23.432.16.624.2]
(11)

Tabel 30 Guru Memerintabkan Untuk Aktif Mengikuti Kegiatan Rohis ... 59

Tabel 31 Siswa Aktif Mengikuti Kegiatan Rohis ... 59

Tabel 32 Guru Memerintabkan Untuk Aktif Dalam Mamperingati Hari-Hari Besar ... 60

Tabel 33 Siswa aktifMemeperingati Hari-Hari Besar ... 61

Tabel 34 Guru Agama Memberikan contoh yang Baik ... 62

Tabel 35 Guru Agama memeberikan Pelajaran Agama Tambahan... 63

[image:11.521.37.434.75.499.2]
(12)

2. Surat Penelitian dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguman ... 72

3. Surat Penelitian dari SMP Islam Parung-Bogor ... 73

4. Contoh Angket ... 74

5. Hasil Berita Wawancara... 78

(13)

A. Latar Belakang Masalah

Berbagai perubahan dalam setiap aspek kehidupan dewasa ini berlangsung dengan cepat terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Perubahan dalam satu bidang menimbulkan perubahan dalam bidang lain, perubahan-perubahan ini tidak selamanya dapat diperkirakan secara pasti. Perkembangan dalam bidang IPTEK menimbulkan perubahan-perubahan dalam bidang lain seperti ekonomi, sosial dan politik.

Sebagai suatu realitas, dampak dari perubahan-perubahan tersebut disamping berpengaruh pada perilaku dan struktur kepribadian individu juga akan berpengaruh pada perilaku dan struktur sosial. Hal ini mengakibatkan adanya hubungan perubahan pada hubungan antar individu dalam kaitannya dengan sikap terhadap nilai dan norma-norma agama yang dianutnya. Untuk menangkal kesemuanya itu salah satu usaha yang dianggap ampuh adalah melalui jalur pendidikan agama khususnya agama Islam.

Kemajuan pengetahuan dan teknologi yang tidak diimbangi dengan kemajuan dan peningkatan iman dan taqwa dapat membawa pengaruh yang kuat terhadap kehidupan masyarakat, bahkan membawa mudharat terutama, bagi kepribadian generasi muda lemah pada saat ini.

Dalam kehidupan sekarang ini para remaja dan pelajar khususnya banyak berbuat sesuatu diluar pemikiran dan aka! sehat karena tidak dilandasi iman yang kuat. Kasus peredaran narkoba yang melibatkan para remaja juga pelajar, demikian pula kasus tawuran antar pelajar yang banyak menewaskan remaja itu sendiri.

(14)

Kartini Kartono mengatakan "pada masa pertumbuhan remaja antara umur 12-17 tabun sering mengalami suatu bentuk krisis yang berupa kehilangan keseimbangan jasmani dan rohani".1 Kegoncangan pada jiwa remaja tersebut menimbulkan berbagai keresahan yang menyebabkan labilnya pikiran, perasaan, dan kemauan begitu juga keyakinan terhadap Tuhan berubab-ubab sesuai dengan kondisi emosinya yang tidak stabil.

Sejalan dengan perkembangan fisik dan psikis remaja, berkembang juga sikap keagamaannya. Perkembangan sikap keagamaan remaJa sangat berhubungan erat dengan sikap percaya kepada Tuhan yang telab ditanamkan dalam lingkungan keluarga dan lingkungan (pergaulannya) masyarakat yang diwujudkan kepada pengamalan ajaran agama serta penghayatan terhadap nilai-nilai spiritual dalam kehidupannya sehari-hari.

Oleh karena itu sering terlihat suatu keadaan jiwa tertentu pada jiwa remaja, yaitu perasaan maju mundur dalam beriman. Sebagaimana Zakiab Daradjat menyatakan "Religiusitas remaja tidak sama tetapnya dengan orang dewasa atau masa kanak-kanak".2dan tidak akan menemukan perasaan agama yang sama kuatnya disetiap waktu.

Identitas keagamaan remaja adalab sikap yang diwujudkan dengan pengalaman sepenuhnya terhadap ajaran agamanya, dalam ha! ini adalab ajaran Allab, dan Rasul-Nya. Hal ini sesuai dengan konsep pendidikan Islam yang dikemukakan oleh Zakiab Daradjat babwa "pendidikan Islam berarti pembentukan pribadi muslim. Isi pribadi muslim adalab pengamalan sepenuhnya ajaran Allab dan Rasul-Nya".3 Jadi remaja yang ideal (dalam ha! sikap keagamaannya) adalab remaja yang menjalankan perintab Allab dan menjauhi segala larangan-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk membentuk generasi yang ideal dan militan adalab bukan suatu ha! yang sulit apabila semua aspek bergabung saling menopang satu sama lainnya, antara lingkungan keluarga yang harmonis,

(15)

pergaulan yang baik dan bersifat agamis serta pemerintah memberi fasilitas kegiatan yang positif.

Oleh karenanya, "seorang guru (terutama guru agama) dituntut untuk mampu menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, yang tentu saja memerlukan pendekatan yang bijaksana dan hati-hati dari seorang guru. Untuk itu dibutuhkan kecakapan mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model".4 Artinya setiap guru diharapkan mampu memberi contoh bagi anak didiknya, bagaimana berbuat, bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.

"Pengaruh pendidikan agama Islam di sekolah dikalangan remaja baru dapat terbentuk bila guru yang bersangkutan benar-benar memiliki personalitas yang bulat dan utuh dengan keyakinan penuh terhadap kebenaran agama yang diajarkan, berwibawa, terampil dalam menerapkan metode yang sesuai dengan tingkat usia dan kebutuhan remaja" . 5

Pada pasal 42 ayat 1 dalam UUSPN No. 20 tahun 2003 dinyatakan "pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional".6

pembentukan sikap mental dan perilaku siswa tidak terlepas dari soal penanaman nilai-nila agama. Oleh karena itu guru tidak sekedar "pengajar" tapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai agama itu kepada

SISWa.

Disinilah letak pentingnya peranan keluarga, guru dan ligkungan. Jika sianak dilahirkan dan dibesarkan oleh orang tua yang tidak bermora! atau tidak mengerti cara mendidik, kemudian dilanjutkan di sekolah-sekolah yang diajar oleh guru-guru yang kurang pandai mendidik ditamba.li pula Iingkungan atau

4

Sardiman AM, Jmeraksl dan Morlvas/ Be/ajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali, 1994),

cet. 3, h. 29

(16)

masyarakat yang kurang mengindahkan moral, maka sudah barang tentu hasil yang akan terjadi pada diri si anak itu, tidak menggembirakan dari segi moral. 7

Untuk mengatasi masalah di atas, para guru Sekolah SMP Islam Parung-Bogor khususnya guru Pendidikan Agama Islam "memberikan motivasi bagi siswa untuk mengkaji agama lebih luas dan mempererat tali silaturahmi serta memberikan bimbingan -bimbingan ten tang kerohanian isl am". 8

Bimbingan rohani merupakan suatu proses pemberian bantuan secara terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya agar tercapai kemampuan untuk memahami dirinya, kemampuan untuk menerima dirinya , kemampuan untuk merealisasikan sesuai dengan lingkungan baik keluarga, lingkungan masyarakat dan bantuan itu diberikan oleh orang-orang yang memi!iki keahlian dan pengalaman khusus dalam bidang tertentu.

Pembinaan rohani disini pada hakikatnya adalah upaya menginternalisasikan nilai-nilai agama secara terus menerus dan berlanjut dalam rangka membentuk, memelihara dan meningkatkan kondisi jiwa sehingga terwujud sikap dan perilaku yang terpuji.

Adapun proses pembinaan yang dilakukan oleh guru PAI di SMP Islam Parung-Bogor yaitu "Dilakukan dengan cara memberikan pengetahuan agama, menumbuhkan motivasi timbulnya perbuatan-perbuatan yang mencerminkan nilai-nilai luhur,serta menciptakan kondisi lingkungan yang mendukung dan memungkinkan terwujudnya sikap perilaku terpuji. Dengan kondisi demikian diharapkan para siswa SMP Islam Parung-Bogor tidak mudah tergoda dengan pengaruh-pengaruh luar yang dapat mendorong mereka melakukan tindakan tindakan yang negatif". 9

Guru agama mempunyai peranan yang sangat strategis. Karena disamping ia dituntut untuk menyampaikan ilmu pengetahuan sesuai dengan kurikulum

7

(17)

disekolah, ia juga dituntut untuk mampu membentuk kepribadian siswa dan menumbubkan serta membiasakan norma-norma dan nilai-nilai religius bagi anak didik dalam lingkungannya.

Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya guru agama dituntut untuk mampu mengorientasikan pendidikan agama bukan hanya bagaimana agar anak didik itu menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, tetapi juga harus mampu mengupayakan bagaimana agar siswa mpunyai kepekaan dan kepedulian sosial yang tinggi, mempunyai semangat kerja yang dilandasi oleh nilai-nilai agama, mampu berhubungan dengan sesama (teman, orang tua, guru dan lingkunganya) dengan baik.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis merasa tertarik untuk melakukan sebuah penelitian tentang "PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN SIKAP KEAGAMAAN SISWA SMP ISLAM PARUNG-BOGOR".

B. Masalah dan Perumusan Maslah

I. Masalah

Yang menjadi masalah dalam skripsi ini adalah Bagaimana Perananan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Sikap Keagamaan Siswa Di Sekolah Menengah Pertama Islam Parung-Bogor.

2. Peruusan Masalah

a. Apakah ada kendala guru Pai dalam membina sikap keagamaan siswa SMP Islam Parung-Bogor?

b. Bagaimana sikap keagamaan siswa SMP Islam Parung-Bogor?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

(18)

3. Memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar sarjana SI pendidikan agama Islam pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta.

D.

Metode Penelitian

1. Sumber Data

Pengumpulan data yang diperoleh dari menelaah buku-buku dengan Library Research dan pengumpulan data dengan cara meneliti langsung ke sekolah dengan Field Research.

2. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik penelitian yang penulis gunakan untuk pengumpulan data lapangan adalah:

a. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung kelapangan guna mengamati peranan guru PAI dalam pembinaan sikap keagamaan siswa SMP Islam Parung-Bogor.

b. Angket, untuk mengumpulkan data tentang peranan guru P Al dalam pembinaan keagamaan siswa SMP Islam Parung-Bogor.

c. Wawancara, yaitu pengambilan data dengan menggunakan Tanya jawab yang ditujukan kepada guru PAI dan siswa SMP Islam Parung. d. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan cara meneliti data-data

yang sudah didokumentasikan oleh pihak sekolah sehingga peneliti dengan mudah mendapatkan data-data yang diperlukan.

3. Penentuan Populasi dan Sample

a. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Islam Parung - Bogor kelas 2 ( dua Yang berjumlah 200 siswa ).

b. Sample yang diteliti 20% yaitu 40 siswa. 4. Teknik Pengolahan data

Untuk menganalisa data penulis menggunakan langkah-langkah tersebut sebagai berikut:

(19)

b. Skoring, memberikan skor terhadap pertanyaan yang ada pada angket. c. Tabulating adalah perhitungan terhadap data yang sudah diberi skor

dengan dengan menggunakan rumus statistik sederhana, dengan cara mentabulasikan atau memindahkan jawaban responden dalam tabel kemudian dicari prosentase untuk dianalisa dan diprosentasikan.

Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan menggunakan teknik persentase, dengan rumus:

P= F x100%

N

P= Angka persentase

F= frekwensi yang sedang dicari

N= jumlah frekwensi/banyaknya individu

E.

Sistematika Penulisan

Pembahasan skripsi ini terdiri dari lima bab dan setiap bab terdiri dari sub-sub bab pembahasan dengan sistematika penyusunan sebagai berikiut:

BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari Jatar belakang masalah, masalah dan perumusan masalah, metode penelitian, tujuan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Mengemukakan teori tentang guru pendidikan agama Islam dan kerangka konsep, yang meliputi pengertian guru PAI, kompetensi guru PAI dan fungsi guru PAI, dan di dalamnya juga dibahas tentang sikap keagamaan yang meliputi pengertian sikap keagamaan, sikap siswa remaja terhadap agama, factor-faktor yang mempengaruhi sikap keagamaan dan fungsi sikap bagi siswa.

BAB III : Mengemukakan tentang gambaran umum sekolah yang meliputi sejarah sekolah, struktur organisasi sekolah, visi rnisi sekolah, keadaan guru, karyawan dan murid, sarana dan prasarana, dan kegiatan ekstrakurikuler.

(20)

A. Kajian Tentang Guru Pendidikan Agama Islam

Dalam dimensi dunia pendidikan guru adalah sosok manusia mulia yang mempunyai tanggung jawab berat dan besar yaitu membawa siswanya pada satu taraf kematangan tertentu.

Sejalan dengan ini adalah Allah SWT mengisyaratkan dalam Al-qur'an surat Al-Mujadalah ayat 11:

..- J. SJ o 0- / IP J. .... IP IP ,..

セ@

0.P

セ@

illlj

セ「LNIセ@

セQQIIQZZイNZdQェセQ⦅[NQセ@

::r.:U1 illl

t;!°_;.

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan

orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha

.

Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(AL-Mujadalah: 11 ).1

Guru merupakan salah satu faktor pendidikan yang sangat berperan, karena guru itulah yang akan bertanggung jawab dalam upaya membina dan membimbing perilaku anak didik guna pembentukan pribadinya, terlebih-lebih guru agama, karena mempunyai tanggung jawab yang lebih berat yaitu selain ia bertanggung jawab terhadap pembinaan sikap siswa yang sesuai dengan ajaran agama Islam juga bertanggung jawab kepada Allah.

1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam

Untuk membahas pengertian guru agama Islam, penulis akan memaparkan terlebih <lahulu pengertian guru dan pendidikan agama Islam.

Yang pertama pengertian guru. Dari segi bahasa guru sebagaimana yang dijelaskan oleh W.J.S Poerwadaminta adalah "orang yang mendidik". 2 Dari

1

(21)

pengertian ini menjelaskan bahwa guru adalah orang yang melakukan kegiatan mendidik atau mengajar. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, disebutkan bahwa "guru berarti orang yang pekerjaannya (mata pencaharian, profesinya) mengajar". 3 dengan demikian, dapat dilihat bahwa guru secara fungsional menunjukkan seseorang yang melakukan kegiatan dalam memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman serta teladan.

Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No. 20 tahun 2003 pasal 39 ayat 2, "guru adalah merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi".4

Pada kenyataannya yang ada ditengah masyarakat, pengertian guru diartikan secara luas, yaitu "semua orang yang pernah memberikan ilmu atau kepandaian yang tertentu kepada seseorang atau kelompok orang".5 Pendapat ini didasari bahwa pada kenyataan ditengah masyarakat ( diluar sekolah) kita dapati guru digunakan seperti guru mengaji, guru silat, guru mengetik dan sebagainya. Jadi, jika kita lihat dari segi tempat tugas seorang guru bukan hanya bertugas di sekolah saja, melainkan diluar sekolah yaitu lingkungan masyarakat.

Dengan demikian guru bukan hanya orang yang mengajar bidang studi saja, tetapi guru juga orang yang mendidik dan membantu murid dalam perkembangan jasmani dan rohaninya untuk mencapai kedewasaan.

Dari pengertian guru diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa guru bukanlah sekedar pemberi ilmu pengetahuan kepada anak didiknya didepan kelas, tetapi merupakan tenaga professional yang disamping memperhatikan aspek kognitif juga aspek psikomotorik dan afektif pada anak didik agar tumbuh dan

3

Tim Penyusun Kamus, Pusat Pemblnaan dan Pengembangan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988), eel. I, h. 288

4

(22)

terbina secara utuh sebagai manusia-manusia yang berpribadi sehingga maksud mendidik untuk mengantarkan anak didik menuju kearah kedewasaan dapat tercapai.

Pengertian pendidikan agama Islam menurut penjelasan pasal 30 BAB VI ayat 2 UUSPN No. 20 tahun 2003, "pendidikan agama berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama".6

Pendidikan agama Islam Menurut Zakiah Darajat adalah " usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way oflife)".7

Menurut Zuhairini adalah "usaha-usaha sistematis dan pragmatis dalam membentuk anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama islam sebagai suatu pandangan dalam hidupnya dalam keselamatan dan kesejahteraan hidup". 8

Menurut Sahilun Nasir "Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang sistematis dan pragmatis dalam membimbing anak didik yang beragama Islam dengan cara yang sedemikian rupa, sehingga ajaran-ajaran Islam itu benar-benar menjiwai, menjadi bagian integral dalam pribadinya, dimana ajaran-ajaran Islam itu benar-benar difaharni, diyakini kebenarannya, diamalkan menjadi pedoman hidupnya, menjadi pengontrol terhadap perbuatan, pemikiran dan sikap mental".9

Menurut Muhaimin, pendidikan agama Islam yakni upaya untuk tnendidikan agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang dalam pengertian ini pendidikan agama Islam dapat terwujud : (1) segenap kegiatan yang dilakukan seseorang atau suatu lembaga untuk membantu seorang atau sekelompok peserta didik dalam menanarnkan dan menumbuh kembangkan ajaran Islam dan nilai-nilainya; (2) segenap fenomena atau peristiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih yang

6 Undang-Undang ... , h. 16

7

(23)

dampaknya ialah tertanamnya dan atau tumbuh kembang ajaran Islam dan nilai-nilainya pada salah satu atau beberapa aspek.10

Sedangkan pengertian guru pendidikan agama Islam Menurut Basyiruddin dan Syafruddin pengertian "guru pendidikan agama Islam adalah pendidik professional. profesional berasal dari kata profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan dan sebagainya) tertentu" .11

Pekerjaan professional sebagai pendidik pada dasamya bertitik tolak dari panggilan jiwa, tanggung jawab sosial dan tanggung jawab keilmuan. Kinerja guru pendidikan agama Islam menyangkut semua aktifitas atau tingkah Iaku yang di kerjakan oleh seorang pendidik agama Islam dalam mencapai suatu tujuan atau hasil pembelajaran agama Islam.

Menurut Ahmad D Marimba, "guru agama Islam adalah orang yang memikul tanggungjawab untuk mendidik".12

Menurut Prof. H. M. Arifin M. Ed adalah : "orang yang membimbing, mengarahkan dan membina anak didik menjadi manusia yang matang atau dewasa dalam sikap dan kepribadiannya sehingga tergambarlah dalam tingkah lakunya nilai-nilai agama Islam" .13

Dari pengertian pendidikan agama Islam diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu usaha bimbingan terhadap anak didik agar dapat memahami, meyakini, menghayati dan mengamalkan serta menjadikan ajaran-ajaran Islam sebagai pedoman hidupnya.

Pengertian diatas menunjukkan bahwa bimbingan dalam pembentukan pribadi muslim pada anak didik dilakukan sejak dini, supaya anak didik dapat mengenal dan mengamalkan nilai-nilai agama Islam sejak mendapat pendidikan yang paling rendah.

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Agama Islam, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2002), cet. 2 h. 30

11

Syafruddin dan Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum,

(Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 15

12

(24)

Dari pengertian diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa guru pendidikan agama Islam adalah orang yang telah mengkhususkan dirinya atau menspesialisasikan diri untuk melakukan kegiatan menyampaikan ajaran-ajaran agama Islam kepada murid sebagai pelaksana dari sistem pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam

Pengertian "kompetensi adalah kewenangan atau kecakapan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal.maka kompetensi guru agama adalah kewenangan untuk menentukan pendidikan agama yang akan diajarkan pada jenjang tertentu di sekolah tempat guru itu mengajar".14

Adapun kompetensi guru pendidikan agama Islam dimaksudkan wewenang guru pendidikan agama Islam dalam memutuskan sesuatu sebagai upaya membantu siswanya menuju kepada kedewasaan.

Roestiyah N.K menjelaskan bahwa, "kompetensi diartikan sebagai suatu tugas yang menandai atau pemilikan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang. Dalam pengertian ini kompetensi lebih dititikberatkan pada tugas guru dalam mengajar".15

Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi guru pendidikan agama Islam adalah kecakapan guru pendidikan agama Islam dalam melaksanakan tugasnya dalam pengertian pemilikan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dituntut oleh jabatan guru pendidikan agama Islam.

Adapun kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru pendidikan agama Islam sebagai berikut :

14 zakiah Darajat,

(25)

a. Penguasaan Bahan Pelajaran

Penguasaan bahan pelajaran ini merupakan keharusan bagi guru pendidikan agama Islam dan merupakan salah satu kompetensi guru pendidikan agama Islam.

Dalam buku metodologi pengajaran agama Islam dinyatakan bahwa, diantara kompetensi yang harus dimiliki oleh guru itu adalah penguasaan bidang studi yang akan diajarkannya. Ia mengetahui arti dan isi bidang studi yang diajarkannya.

Dalam ha! ini Hadari Nawawi merinci lebih luas bahwa, "penguasaan bahan tersebut meliputi : 1 ). menguasai bahan bidang studi masing-masing sesuai kurikulum, 2). menguasai bahan penunjang bidang studi masing-masing". 16

Dengan kompetensi guru pendidikan agama Islam tersebut di atas ini berarti guru agama harus benar-benar mempunyai bekal material dalam menguasai bahan yang akan diajarkan kepada siswa dalam proses belajar mengajamya.

b. Mengelola Program Belajar Mengajar

Dalam rangka mencapai tujuan instruksional yang dikehendaki, maka guru pendidikan agama Islam mempunyai kompetensi dalam mengelola program belajar mengajar. Tanpa kompetensi seperti ini penulis lebih cenderung mengatakan guru pendidikan agama Islam tersebut mengalami kesulitan dalam membantu siswa untuk mencapai tujuan instruksionalnya. Hal ini karena pengelolaan program belajar mengajar ini adalah suatu rencana, upaya dan tindakan guru dalam program belajar mengajar yang dibuatnya untuk mencapai tujuan instruksional.

(26)

Hadari Nawawi dalam hal ini menulis unsur-unsur mengelola program belajar mengajar sebagai berikut :

a. Merumuskan tujuan instruksional

b. Mengenal dan dapat mempergunakan metode mengajar

c. Mampu memilih , menyusun dan menggunakan prosedur instruksional yang relevan dengan materi dan murid

d. Mampu melaksanakan program belajar mengajar yang dinamis e. Mengenal dan memahami kemampuan anak didik

f. Mampu merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial.17 c. Mengelola Kelas

Disisi yang lain guru pendidikan agarna Islam harus mempuyai kompetensi dalam mengelola kelas. Menurut Roestiyah N.K.mengelola kelas meliputi:

I) .Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran, 2). Menciptakan iklim belajar yang serasi. 18

Kompetensi guru pendidikan agama dalam pengelolaan kelas menunjukkan adanya interaksi antara guru pendidikan agama Islam dengan siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, yang memandang bahwa siswa adalah manusia yang dihormati oleh guru pendidikan agama Islam. Dengan demikian peranan guru pendidikan agama Islam didalam kelas diharapkan berhasil.

d. Penggunaan Media atau Sumber

Penggunaan media atau sumber dalam proses belajar mengajar sangat penting oleh karena itu menentukan dalam usaha pencapaian tujuan pengajaran yaitu tujuan instruksional ( secara sempit) dan tujuan kurikuler (secara luas).

W.S. Winkel mengatakan, media pengajaran secara luas adalah setiap orang, materi atau peristiwa yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Sedangkan media

(27)

--pengajaran secara sempit adalah alat-alat elektromekanis yang menjadi . d . I . 19

perantara antara s1swa an maten pe aJaran. e. Penguasaan Metode Pengajaran

Pengertian metode mengajar adalah sistem penggunaan teknik-teknik didalam interaksi dan komunikasi antara guru dan murid dalam program belajar mengajar sebagai proses pendidikan. 20

Ada bermacam-macam teknik yang dapat digunakan dalam interaksi itu, antara lain : metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, pemberian tugas, demonstrasi dan eksperimen, metode pemecahan masalah dan sebagainaya. Namun dalam penggunaan masing-masing metode, guru dapat memilih metode yang manakah yang tepat untuk digunakan dalam proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan materi yang akan disajikan dan situasi dan kondisi.

f. Pemahaman Kurikulum

Pengertian kurikulum adalah : "semua pengetahuan, kegiatan-kegiatan atau pengalaman-pengalaman belajar yang diatur dengan sistematis metodis, yang diterima anak untuk mencapai suatu tujuan" .21

Adapun pengertian kurikulum pendidikan agama Islam adalah : "semua pengetahuan, aktifitas (kegiatan-kegiatan) dan juga pengalaman-pengalaman yang dengan sengaja dan secara sistematis diberikan oleh pendidik kepada anak didik dalam rangka menjadi tujuan pendidikan agama".22

Untuk itu, mengetahui isi kurikulum adalah sangat penting bagi seorang guru. Demikian juga setiap guru agama harus memahami betul kurikulum pendidikan agama pada jenjang sekolah tempat ia mengajar.

19

W.S. Winkel, Psiko/ogl Pengqjaran, (Jakarta : PT. Gramedia, 1989), Cet ke-2, h. J 87

20

(28)

g. Pemaharnan Psikologi

Pemaharnan tentang psikologi ini, meliputi : psikologi umum, psikologi anak atau perkembangan dan psikologi pendidikan. Dengan memiliki pengetahuan ketiga psikologi tersebut, seorang guru dapat mengetahui perkembangan kejiwaan anak, yang hal ini sangat penting guna mengadakan penyesuaian-penyesuaian dalarn melaksanakan pendidikan. Dan dengan mengetahui psikologi pendidikan dapat diketahui garnbaran tentang bagaimana menilai kemajuan belajar anak, cara-cara untuk mengatasi kesulitan-kesulitan belajar anak.

3. Fungsi Guru Agama

Pekerjaan jabatan guru agarna adalah luas, yaitu "untuk membina seluruh kemarnpuan-kemarnpuan dan sikap-sikap yang baik dari murid sesuai dengan ajaran islarn. Hal ini berarti bahwa, perkembangan sikap dan kepribadian tidak terbatas pelaksanaannya melalui pembinaan di dalarn kelas saja. Dengan kata lain,fungsi guru dalarn membina siswa tidak terbatas pada interaksi belajar mengajar saja". 23

Selain sebagai pendidik, "guru mempunyai berbagai fungsi, diantaranya sebagai informatory, yaitu guru sebagai pelaksana cara mengajar informasi, laboratorium, studi lapangan dan sumber informasi kegiatan akademik maupun

umum".24

Menurut Roestiyah N.K Fungsi guru agarna adalah :

a. Sebagai Fasilitator yaitu menyediakan situasi kondisi yang dibutuhkan oleh individu yang belajar.

b. Sebagai motivator yaitu memberi dorongan semangat agar siswa mau dan giat belajar. Guru sebagai motivator disini penting artinya dalam

23

Zakiah Daradjat,Dkk , Metodlk Khusus Pengajaran Agama Islam, ( Jakarta : Bumi

(29)

rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar

• . 25

mengaJar siswa maupun guru.

Menurut Dewa Ketut Sukardi fungsi guru adalah sebagai berikut :

a. Sebagai perancang pengajaran artinya guru dituntut untuk memiliki kemampuan merencanakan atau merancang kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien. Untuk itu seorang guru harus memiliki pengetahuan yang cukup memadai tentang prinsip-prinsip belajar sebagai suatu landasan dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar.

b. Sebagai evaluator yaitu guru sebagai evaluator dituntut untuk secara terns menerus mengikuti hasil セイ・ウエ。ウゥI@ belajar yang telah dicapai murid-murid dari waktu kewaktu. 6

Fungsi sentral guru adalah mendidik. Fungsi sentral ini berjalan sejajar dengan atau dalam melakukan kegiatan mengajar (fungsi instruksional) dan

kegiatan bimbingan, bahkan dalam setiap tingkah lakunya dalam berhadapan dengan murid (interaksi edukatif) senantiasa terkandung fungsi mendidik. Dalam pada itu guru pun harus mencatat dan melaporkan pekerjaannya itu kepada berbagai pihak yang berkepentingan atau sebagai bahan yang dapat digunakannya sendiri untuk meningkatkan efektifitas pekerjaannya (sebagai umpan balik).

Mengingat lingkup pekerjaan guru seperti yang dilukiskan di atas, maka fungsi guru itu meliputi: 27

a. Guru sebagai pengajar

Sepanjang sejarah kegunaan, tugas guru yang sudah tradisional adalah "mengajar". Karenanya sering orang salah duga, bahwa tugas guru hanyalah semata-mata mengajar. Bahkan masih banyak diantara para guru sendiri yang beranggapan demikian atau tampak masih dominan dalam karir sebagian besar guru, sehingga dua tugas lainnya menjadi tersisihkan atau terabaikan.

25

Roestiyah N.K, Masa/ah Pengajaran Sebagal Suatu Sistem, (Jakarta : Bina Aksara,

1986), h. IO

26

(30)

Sebagai pengajar, guru bertugas membina perkembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan.

b. Sebagai pembimbing dan pemberi bimbingan

Guru sebagai pembimbing dan pemberi bimbingan adalah dua macam peranan yang mengandung banyak perbedaan dan persamaannya. Keduanya sering dilakukan oleh guru yang ingin mendidik dan yang bersikap mengasihi dan mencintai siswa.

Bagi guru agama meliputi bimbingan belajar dan bimbingan perkembangan sikap keagamaan. Dengan demikian membimbing dan pemberian bimbingan dimaksudkan agar setiap murid diinsyaikan mengenai kemampuan dan potensi diri murid yang sebenarnya dalam kapasitas belajar dan bersikap.

c. Sebagai pemimpin atau manajer kelas

Guru bertugas pula sebagai tenaga administrasi, bukan berarti sebagai pegawai kantor, melainkan sebagai pengelola kelas atau pengelola (manajer) interaksi belajar mengajar. Meskipun masalah pengelolaan ini dapat dipisahkan dari masalah mengajar dan bimbingan, tetapi tidak seluruhnya dapat dengan mudah diidentifikasi. Sesunggulmya ketiga ha! itu saling berhubungan dan tidak terpisahkan dari mengajar itu sendiri. Yang terakhir itu dikenal sebagai tugas sebagai administrasi (fungsi manajerial).

Ketiga tugas itu dilaksanakan sejalan secara seimbang dan serasi. Tidak boleh ada satu pun yang terabaikan, karena semuanya fungsional dan saling kait-berkaitan dalam menuju keberhasilan pendidikan sebagai suatu keseluruhan yang tidak terpisahkan.

B. Kajian Tentanag Sikap Keagamaan

1. Pengertian Sikap Keagamaan Siswa

(31)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa sikap adalah "perbuatan dan sebagainya yang berdasarkan kepada pendirian (pendapat atau keyakinan) atau dapatjuga diartikan sebagai pandangan hidup".28

Dalam pengertian umum "sikap dipandang sebagai seperangkat reaksi-reaksi afektif terhadap objek tertentu berdasarkan hasil penalaran, pemahaman, dan penghayatan individu".29 Dengan demikian sikap terbentuk dari hasil belajar dan pengalaman seseorang dan bukan sebagai pengaruh bawaan (faktor intern) seseorang serta tergantung objek tertentu.

Untuk lebih memahami makna dari sikap, di bawah ini akan diuraikan beberapa definisi sikap yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

Drs. Ngalim Purwanto mendefinisikan sikap sebagai berikut : "sikap adalah suatu kecendrungan untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap suatu perangsang atau situasi yang dihadapi".30

Prof Dr. Mar'at merangkum pengertian sikap dalam 11 rumusan. Rumusan umum tersebut adalah bahwa :

1. Sikap merupakan hasil belajar yang diperoleh melalui pengalaman dan interaksi yang terus menerus dengan lingkungan.

2. Sikap selalu dihubungkan dengan objek seperti manusia, wawasan, peristiwa ataupun ide.

3. Sikap diperoleh dalam berinteraksi dengan manusia lain baik di sekolah, di rumah, tempat ibadah ataupun tempat lainnya melalui nasihat, teladan atau percakapan.

4. Sikap sebagai wujud dari kesiapan untuk bertindak dengan cara-cara tertentu terhadap objek.

5. Bagian yang dominan dari sikap adalah perasaan dan afektif seperti yang tampak dalam menentukan pilihan apakah positif, negatif atau ragu-ragu. 6. Sikap memiliki tingkat intensitas terhadap objek tertentu yakni kuat atau

lemah.

7. Sikap bergantung kepada situasi dan waktu, sehingga dalam situasi dan saat tertentu mungkin sesuai, sedangkan disaat dan situasi yang berbeda belum tentu cocok.

28 Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1998). h. 700

29

(32)

8. Sikap dapat bersifat reiatif konsisten daiam sejarah hidup individu. 9. Sikap merupakan bagian dari konteks persepsi ataupun kognisi individu. IO. Sikap merupakan penilaian terhadap sesuatu yang mungkin mempunyai

konsekuensi tertentu bagi seseorang atau yang bersangkutan.

11. Sikap merupakan penafsiran dan tingkah laku yang mungkin menjadi indikator yang sempurna, atau bahkan tidak memadai.31

Rumusan tersebut menunjukkan bahwa sikap merupakan predisposisi untuk bertindak senang atau tidak senang terhadap objek tertentu yang mencakup komponen kognisi, afeksi, dan konasi. Dengan demikian sikap merupakan interaksi dari komponen tersebut secara kompleks.

Komponen kognisi akan menjawab tentang apa yang dipikirkan atau dipersepsikan tentang objek. Komponen afeksi dikaitkan dengan apa yang dirasakan terhadap objek (senang atau tidak senang), sedangkan komponen konasi berhubungan dengan kesediaan atau kesiapan untuk bertindak terhadap objek.32 Dengan demikian sikap yang ditampilkan seseorang adalah merupakan hasil dari proses berfikir, merasa dan pemilihan motif-motif tertentu sebagai reaksi terhadap suatu objek.

Menurut Zakiah Darajat tingkah Iaku atau ahlak seseorang adalah "sikap seseorang yang dimanifestasikan ke daiam perbuatan. Sikap seseorang mungkin saja tidak digambarlcan ke dalam perbuatan atau tidak tercermin dalam periiakunya sehari-hari, dengan perkataan Iain adanya kontradiksi antara sikap dan perilaku. Oleh karena itu meskipun secara teoritis ha! itu terjadi tetapi dipandang dari sudut ajaran-ajaran Islam itu termasuk iman yang rendah".33

Jadi jelaslah bahwa sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akantetapi berupa "predisposisi" tingkah laku. Dapat lebih dijelaskan bahwa sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek tersebut.

(33)

Sedangkan kata Agama banyak didefinisikan oleh para ahli diantaranya yaitu:

Menurut M. Hasby Ash Sruddiqy, definisi agama adalah "Aturan-aturan dari Tuhan Yang maha Esa sebagai petunjuk kepada manusia agar dapat selamat dan sejahtera atau bahagia hidupnya di dunia dan di akhirat dengan petunjuk-petunjuk serta teladan pekerjaan Nabi beserta kitabnya.34

Robert H. Thouless mendefinisikan "agama adalah sikap atau cara penyesuaian diri terhadap dunia yang mencakup acuan yang menunjukkan lingkungan yang lebih luas dari pada dunia fisik yang terikat ruang dan waktu".35

Prof. Dr. Muzayyin dalam bukunya pedoman pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan agama mengatakan, "dari aspek subjektif (pribadi manusia), mengandung arti pengertian tentang tingkah laku manusia yang di jiwai oleh nilai-nilai keagamaan yang berupa gerakan batin yang mengatur dan mengarahkan tingkah laku tersebut kepada pola hubungan antara manusia dengan Tuhannya dan pola hubungan dengan masyarakat serta alam sekitarnya".36

Dari pendapat diatas, dapat dilihat bahwa agama adalah suatu zat yang lebih agung dan tinggi yang membawa peraturan-peraturan berupa hukum yang harus ditaati demi kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat sedangkan keagamaan itu sendiri berarti perilaku dalam kerudupan beragama. Keagamaan merupakan perwujudan sikap dan perilaku mereka yang berkaitan dengan aqidah, ibadah,dan syariah dan hal-hal yang dianggap suci dan keramat yang berasal dari Allah.

Jadi sikap keagamaan remaja adalah suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang remaja yang mendoorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama, atau dengan kata lain "sikap keagamaan

34

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : Al-ma'arif, 1989), h.119

35

Robert H Thouless, Pengantar Psikologi Agama, (Jakarta : Rajawali Press, 1995), cet.

(34)

merupakan suatu keadaan yang ada pada diri seseorang yang mendorong untuk bertingkah laku sesuai dengan ajaran-ajaran agama". Sikap keagamaan tersebut terbentuk oleh adanya konsistensi antara kepercayaan terhadap agama sebagai unsur kognitif, perasaan terhadap agama sebagai unsur afektif dan perilaku terhadap agama sebagai unsur konatif. Jadi sikap keagamaan merupakan integrasi secara komplek antar pengetahuan agama, perasaan agama, serta tindak keagamaan dalam diri seseorang.37

2. Sikap Siswa Remaja Terhadap Agama

Menurut Zakiah Drajat sikap remaja terhadap agama ada empat yaitu : a. Percaya Turut-turutan

Kebanyakan remaja percaya kepada Tuhan dan menjalankan ajaran agama, karena mereka terdidik dalam lingkungan yang beragama, karena ibu bapaknya orang beragama, teman-teman dan masyarakat sekelilingnya rajin beribadah, maka ikut percaya dan melaksanakan ibadah dan ajaran-ajaran agama, sekedar mengikuti suasana lingkungan di mana ia hidup. Percaya turut-turutan ini biasanya tidak Jama, dan banyak terjadi hanya pada masa-masa remaja pertama (umur 13-16 tahun).

b. Percaya dengan kesadaran

Kesadaran agama pada masa remaja itu, mulai dengan cenderungnya remaja kepada meninjau dan meneliti kembali caranya beragama di masa kecil <lulu. Kepercayaan tanpa pengertian yang diterimanya

waktu

kecil itu, tidak memuaskan lagi, patuh dan tunduk kepada ajaran tanpa komentar atau alasan tidak lagi menggembirakannya.

Biasnya semangat agama atau kesadaran agama itu tidak terjadi sebelum umur 17 atau 18 tahun, semangat agama itu mempunyai dua bentuk yaitu : semangat positif dan semangat negati£

a. Semangat Positif

(35)

khurafat-khurafat. Pandangan yang seperti itu membangkitkan rasa aman pada remaja terhadap agamanya.

Dalam proses pengembangan agama, mungkin saja remaja-remaja itu menyimpang dari ajaran-ajaran agama yang <lulu sangat dipeliharanya. Karena itu, semangat agama itu, tidaksaja ditujukan kepada pembaharuan agama, akan tetapi mengandung juga segi-segi menentang terhadap agama dan orang-orang serta pemimpin-pemimpinnya.

b. Semangat Agama Khuraji

Bagi seorang remaja yang mempunyai kecendrungan pikiran kekanak-kanakan, agama dan keyakinannya biasanya lebih cenderung kepada mengambil unsur-unsur luar yang tercampur kedalam agama, misalnya khurafat, bid'ah-bid'ah dan sebagainya. Remaja-remaja yang seperti itu, mempunyai keyakinan kepada pengaruh-pengaruh jin, setan-setan, benda-benda keramat dan lain-lain.

c. Kebimbangan Agama

Sesungguhnya kebimbangan terhadap ajaran agama yang pemah diterimanya tanpa kritik waktu kecilnya itu, merupakan pula pertanda bahwa kesadaran beragama telah terasa oleh remaja.tentunya kemampuan untuk merasa ragu-ragu terhadap apa yang <lulu diterimanya begitu saja, berhubungan erat dengan pertumbuhan kecerdasan yang dialaminya. Dari basil penelitian yang dikatakan oleh Dr. al-Malighy, dikutip oleh Zakiah Darajat terbukti bahwa sebelum umur 17 tahun, kebimbangan beragama tidak terjadi. Puncak kebimbangan itu terjadi antara umur 17 dan 20 tahun.

d. Tidak percaya kepada tuhan

Salah satu perkembangan yang mungkin terjadi pada akhir masa remaja adalah mengingkari wujud Tuhan sama sekali dan menggantinya dengan keyakinan lain. Atau mungkin pula hanya tidak mempercayai adanya

(36)

3) Lingkungan masyarakat

Umumnya siswa SLTP menghabiskan waktunya di luar rumah (sekolah dan

masyarakat). Berbeda dengan di sekolah dan di rumah, umumnya pergaulan

dimasyarakat kurang memperhatikan disiplin atau aturan yang hams dipatuhi

secara ketat.

Namun demikian, kehidupan dimasyarakat dibatasi oleh norma-norma dan

nilai-nilai yang didukung warganya. Dengan demikian setiap warga

berkewajiban untuk mematuhi semua norma-norma tersebut. Norma-norma

dalam masyarakat biasanya sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai agama yang

dianut.

Disamping itu faktor ekstem ini dapat pula berupa alat-alat komunikasi.

Seperti : surat kabar, televise, majalah, buku, dan lain-lain.39

Dengan demikian jelaslah bahwa pembentukan dan perubahan sikap tidak

terjadi dengan sendirinya. Sikap dalam perkembangannya banyak

dipengaruhi lingkungan, norma-norma, interaksi antar individu,

perkembangan sarana komunikasi dan sebagainya.

4. Fungsi Sikap Bagi Siswa

Manusia memerlukan sikap atau ahlak untuk menjalani hidup. Karena

sikap mempunyai fungsi untuk menghadapi berbagai situasi yang terjadi. Sikap

atau ahlak merupakan cara seseorang untuk bertingkah laku dalam menghadapi

situasi, sikap juga berfungsi sebagai ekspresi nilai yang dianut manusia serta

sebagai cermin kepribadian yang bersangkutan.

Sikap memiliki suatu fungsi untuk menghadapi dunia luar agar individu

senantiasa menyesuaikan dengan lingkungan menurut kebutuhannya. Katz

berpendapat bahwa "sikap memiliki empat fungsi yaitu : fungsi instrumental,

fungsi pertahanan diri, fungsi penerima dan fungsi pemberi arti dan fungsi nilai

ekspresi". 40

39

!ta Novita Adenan, Sri Gurinta, Mengetahui Sikap, Kepercayaan Dan Perilaku Budaya

(37)

-Berdasarkan fungsi instrumental, manusia dapat membentuk sikap positif maupun negatif terhadap objek yang dihadapinya. Adapun fungsi pertahanan diri berperan untuk melindungi diri dari ancaman luar. Kemudian fungsi penerima dan pemberi arti berperan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan, selanjutnya fungsi nilai ekspresi terlihat dalam pemyataan sikap sehingga tergambar bagaimana sikap seseorang atau kelompok terhadap sesuatu.

C. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual adalah upaya mewujudkan ke dalam sebuah skema ringkas serta rapi, semua uraian yang panjang lebar dari proposisi-proposisi dan teori-teori yang telah dinarasikan peneliti pada bagian analisa.

""""";""' r=· fal=

Guru Pendidikan Agama Islam

Jasmani

1

Pembinaan

Mengajarkan Mengarahkan Melatih, mengawas

Rohani

Sikap keagLaan Siswa

(38)

A. Sejarah Sekolah

Yayasan Al-Mansyuriah didirikan sejak tahun 1956, di pelopori oleh tokoh-tokoh masyarakat parung yang memiliki dedikasi yang tinggi terhadap masalah pendidikan dan mempunyai semangat yang membara dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, diantaranya :

a. KH. Ahmad Mansyur, seorang tokoh pejuang dan ulama. b. H. Mas Mohammad Yatim, seorang tokoh pejuang dan umaro. c. H. Adung Abdul Muhyi, seorang tokoh pejuang dan umaro. d. H. Abdul Halim, seorang tokoh masyarakat.

e. H. Abdul Falah, seorang ulama ahli qira' at.

f. H. Juhri, seorang tokoh masyarakat.

Selain dari tokoh-tokoh diatas masih banyak lagi tokoh-tokoh masyarakat di wilayah parung dan sekitarnya. Kesemua di antara para tokoh pendiri tersebut sudah wafat, kecuali Bapak H. Mas Mohammad Yatim ( yang sekarang masih menjabat sebagai ketua umum yayasan ).

Tujuan didirikannya yayasan Al-Mansyuriah adalah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia pada umumnya dan masyarakat Parung pada khususnya, karena pada masa itu belum ada lembaga pendidikan yang bersifat formal apalagi untuk tingkat lanjutan pertama dan tingkat lanjutan alas sehingga merupakan suatu beban bagi masyarakat Parung, baik secara moral maupun material dalam upaya mendidik atau menyekolahkan anak-anak mereka kepada jenjang yang lebih tinggi, sebab kalaupun mau memaksa untuk bersekolah maka hams pergi ke Bogor atau ke Jakarta dengan kendaraan yang masih sulit dan langka, apalagi untuk kalangan menengah kebawah.

1. Identitas Nama Sekolah Alamat

[image:38.532.40.440.158.477.2]
(39)

b. Desa c. Kecamatan d. Kabupaten e. Propinsi f. KodePos g. Nomor telepon 2. Sejarah

: Parung : Parung : Bogor :JawaBarat : 16310

: (0251) 611451

a. Sekolah dibuka tahun : 1967

b. Bentuk Sekolah : Biasa I konvensional c. Status Sekolah : Swasta I Terakreditasi A

d. SK BAS kabupaten bogor : No :142 /167-DIKMEN Tgl. 23-01-2006 e. Waktu Penyelenggaraan : Pagi

f. Nomor Statistk Sekolah : 204020519133 g. Nomor Data Sekolah : 2002050148

h. Kepala sekolah yang pemah memimpin adalah sbb: Tabel 1

Nama Kepsek Yang Pemah Memimpin

No Nama periode

I K.H. Mansyur 1967 - 1973

2 A. Kami! Amirullah.BA 1973 - 1974

3 Mahmudi 1974 -1976

[image:39.531.49.438.40.583.2]
(40)

セオイゥォオャオュ@ I+- Komite Sekolah

cin, S.Pd. H. Saimin, S.Ag. H. Zarkasih, S.Ag.

Acep Haryadi b. OSIS

ii Susanto mstofa, S.Ag unazat, SE ahlan S.A11.

l

BP

Sunaryati ustofa, S.A!

1

Prasarana

r---.

Humas 1in, S.Ag. Drs. Muslim 1riadi Drs. iRusdi

I

- - - -rvepala Sekolah Y ayan Herdiana Y azid Yayan Herdiana Yazid Drs. Murdiantoro

Wali Kelas

1

Guru

l

Siswa

Keterangan: Kepala instalasi:

I. Lab. Komputer: Fazar Syah Alam 2. Lab. Bahasa: Sodikin, S.Pd. 3. Perpus: Mursinah, S.Ant 4. Tata Usaha: Li!iyani Pembimbing Osis:

I. Koordinator: Drs. Edi Susanto

2. Wakil Koordinator: Rahmat Hermawan

3. Pembimbing Pramuka: Rahmat Mustofa, S.Ag.

(41)

C. Visi dan Misi Sekolah

I. Visi

"Menjadi sekolah dengan mutu lulusan terbaik dalam bidang akademis, ekstrakulikuler, dan budi pekerti".

2. Misi

a. Melaksanakan pembelajaran yang efektif bagi semua guru dan siswa. b. Melaksanakan pembinaan terhadap guru dan siswa sesuai dengan

bakat dan minat secara intensif dan terjadwal.

c. Menumbuhkan semangat keunggulan warga sekolah dalam berkarya. d. Mendorong siswa mengenali potensi dirinya untuk meningkatkan

motivasi berprestasi.

e. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama islam. f. Menciptakan sekolah sehat.

g. Melaksanakan pembinaan disiplin pada peraturan yang berlaku, teladan dalam sikap dan tindakan atau perbuatan.

h. Menigkatkan kerjasama dengan masyarakat atau komite sekolah. 1. Menumbuhkan dan mengembangkan potensi internal dan eksternal di

lingkungan sekolah.

J. Menumbuhkan iovasi, kreatifitas dan demokrasi dalam pembelajaran. k. Memberikan pelayanan pendidikan secara profesional dan proforsional

sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman.

I. Meningkatkan prestasi basil belajar sesuai dengan pencapaian standar kompetensi jurusan.

m. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam melaksanakan pendidikan dan pengajaran.

n. Menciptakan lingkungan pendidikan sebagai tempat siswabelajar yang menyenangkan.

(42)

D. Keadaan Guru, Karyawan dan Murid

SMP Islam Parung terdiri dari I orang kepala sekolah, 48 orang guru, 4 orang tenaga administrasi, I orang satpam, 2 orang pembantu dan penjaga sekolah jadi jumlah keseluruhan tenaga kependidikan adalah 56 orang.

[image:42.527.39.442.145.643.2]

Adapun data terperincinya sebagai berikut : a. Keadaan Guru

Tabel2

Keadaan Guru-guru SMP Islam Parung-Bogor No Nama JK Pendidikan terakhir Bidang Studi I Y ayan Herdiana Y azid L PGSLP/Seni Rupa Kertakes 2 H. Saimin Rukhiyat, S.Ag p S.l ./PAI Pendidikan

Agamaislam 3 H. Jarkasih S.Ag p S.l./PAI Pendidikan

Agamaislam 4 Saefudin p PGSMTP/MAT Matematika 5 Drs. Rusdi L S.l./PMP Hukum PPKN

6 Drs. Eddy SusantoSamilin L S. I ./Fisika IPA Fisika

7 Drs. Muslim L S.1./PAI PAI, Mulok BTQ

8 Dra. Yuliarnis L S.l./PMP Hukum Sejarah, Ppkn

9 Dra. Suparti p S. I ./B.Inggris Bahasa Inggris IO Acep Haryadi L SMA/STKIP/IPS Pend Jasmani dan

kesehatan

II Maryanih, S.Ag L S. I ./B.Indonesia Bahasa Indonesia 12 Neni Rukmini, S.Ag L S.l ./PAI Bahasa Sunda

. ···---

--13 Dra. Sri Sunarti p S.I./BP/BK Bahasa Indonesia 14 Drs. Murdiantoro L S.1./PLS IPA Biologi 15 Supriyadi L PGSLTP/Seni Kerajinan Tangan

Musik

(43)

18 Irawati picziani L D.IJKomputer Komputer

19 Fajar Syah Alam, ST p S. l /feknik Logam Matematika,

Komputer

20 Ir. Dwi Agustina p S. l.ffeknik IPA Fisika

Petemakan

21 Nining Indria Ningsih p S.1./B.Indonesia Bahasa Indonesia

22 Drs. Wahyu Hidayat p S. l./Sastra Sunda Bahasa Sunda,

Penjaskes

23 Widji Astuti, SE L S.1./ Akuntasi Mulok, Jasa

Pembukuan

24 Rahmat Hemmwan L MANIU.MUHJ MuiokBTQ,

PAI

Penjaskes, IPS

Geografi

25 Ajat Munajat, SE L S.1./Ekonomi Islam !PS Ekonomi

26 Dian Andriani. SE p S.1./Ekonomi !PS Ekonomi

27 Heryani, S.Pd p S.l JSejarah !PS Sejarah

28 Agung Wijaya Kusuma L S.1./PAI PAI, !PS

S.Ag

Geografi

29 Nur Rohayati, S.Tp L S.1.ffeknik Matematika

Pertanian

30 Muh Arif Rahman, SH L S.1./Hukum PP

kn

31 Rahmat Mustopa, S.Ag L S.1./PAI Matematika

32 Rina Anggraeni, Amd p D.3./Agronomi IPA Biologi

33 LindaYanti, S.Pd p S. l ./B.Inggris Bahasa Inggris

34 Lita Juwita, S.Pd p S.1 Jilmu Hukum IPA Fisika

35 Dra. Susila Herawati p S.l ./Administrasi MulokJasa

Negara

Pembukuan

36 Munawaroh, S.Pd p S.1./B.Inggris Bahasa Inggris

37 Yudith Evianti p S.1./B.Inggris Bahasa Inggris

38 Dian Kusumawati,S.Pd p S.1./B.Indonesia Bahasa Indonesia

(44)

40 Ir. Su'ud Hamid L S. I ffeknik Elektro

41 Ahmad Wahyudin, S.Ag L S.l ./BP/BK

42 Ade Septika Sari, S.Pd p S. l ./B.Indonesia

43 Yulianti, S.Pd p S.1./B.Inggris

44 Umi Solichatin, S.Pd p S. I ./Matematika

45 Tuti Hendrawati, S.Pd p S.1./Biologi

46 Romlih Sudarmadi, S.Pd L S. l./IPS

47 Helga Dwi Maryanti, S.Pd p S. I ./Matematika

48 Siska Melisa, S.Pd p S.1/Hukum

49 Neneng Hasanah p D.3./Manajemen

b. Keadaan Pegawai I Karyawan

No

I Ka.TU

2 StafTU

3 Bendahara

4 Satpam

5 Pembantu Sekolah

6 Penjaga Sekolah

c. Keadaan siswa (2007/2008)

No Ke las

1 Kelas I

2 Kelas 2

[image:44.532.42.444.35.537.2]

3 Kelas 3

Tabel 3 Keadaan Pegawai Jabatan Jumlah Tabel4 Keadaan Siswa L 121 102 146 p 89 98 106 IPS Fisika BP/BK Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Matematika IPA Biologi IPS Sejarah Matematika IPS Sejarah MulokJasa Pembukuan Personil I Orang 2 Orang 1 Orang 1 Orang

I Orang

I Orang

7 Orang

Jumlah

210

200

(45)

d. Potensi lingkungan atau masyarakat diharapkan mendukung program sekolah, diantaranya :

a. Kualifikasi tenaga kependidikan yang memadai. b. Kedisiplinan tenaga kependidikan yang baik. c. Adanya hubungan yang baik antara teman sejawat.

d. Kreatifitas tenaga kependidikan dalam mengembangkan program sekolah. e. Sarana dan prasarana yang tersedia.

f. Dukungan dana, baik dari pemerintah maupun masyarakat. g. Motifasi belajar siswa tinggi, adapula siswa yang sangat tinggi.

E. Sarana dan prasarana a. Tanah dan halaman

I. Status : Wakaf

2. Luas Tanah : 4.410 m2 3. Halaman/Taman 600m2 4.Lapangan Upacara 500m2

5.Kebun 512m2

6. Lain-lain : 1.137 m2

b. Gedung bangunan :

I. Status : Milik Sendiri 2. Luas Bangunan : 1.661 m2 c. Kondisi Bangunan :

1. Ruang Kepala Sekolah : I baik 2. Ruang Wakasek : I baik

3.

RuangGuru : I baik 4. RuangTata Usaha : I baik 5. Ruang Perpustakaan : I baik
(46)

L-!1-8. Ruang BP/BK : I baik 9. Ruang OSIS : I baik I 0. Ruang Pramuka : 1 baik 11. Ruang UKS : I baik 12. Ruang Mushola : I baik 13. Ruang Kantin : I baik 14. Ruang Kelas Belajar : 21 Ruang 15. Toilet Guru : I Ruang 16. Toilet Siswa : 3 Ruang

Semua fasilitas yang dimiliki sekolah tersebut dilihat dari fisiknya masih dalam keadaan baik. Sehlngga dapat mendukung dalam kegiatan belajar mengajar di SMP Islam Parung-Bogor.

F. Kegiatan Ekstra Kurikuler

Dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan bakat dan keterampilan siswa sekolah menyediakan kegiatan ekstra kurikuler diantaranya adalah:

Pramuka, PMR, Paskibra, Rohls, Kyudo, Vokal Group, Sepak Bola, Bulu Tangkis, Marawis, Qosidah.

Kegiatan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran yang ada di SMP Islam Parung sudah mencatat prestasi yang di banggakan, kegiatan tersebut antara lain :

I. Terpilih Peserta Jambore Nasional tahun 2001

2. Lomba Pramuka di Rangkapan Jaya Depok juara I tahun 2002 3. Kompetisi Sepak Bola antar Pelajar Juara II tahun 2003

4. Lomba Teknik Kepramukaan di SMK YKTB Bogor Juara 1 tahun 2003 5. Kompetisi Futsal antar Pelajar di SMK Pariwisata Ciputat Juara II tahun

2004

6. Geladi Tangguh Penggalang Pramuka Tingkat Kabupaten Juara II tahun 2004

(47)

9. Raport Sekolah Nilai Baik ( B) tahun 2004 10. LTUB Tingkat Kabupaten Juara II tahun 2005

11. Kompetisi Futsal HUT Y adika Tingkat Kabupaten dan Kotarnadya Juara I tahun 2006

12. Lomba Cepat Tepat ( LCT) se Komisariat Parung Juara 1 tahun 2006 13. Lomba Pramuka, PMR dan Paskibra se Wilayah Pamulang Ciputat Juara 1

( Juara Umum ) tahun 2006

14. Lomba Nasyid antar Pelajar di SMA Yadika Bogor Juara I tahun 2007 15. Lomba Paskibra antar Pelajar di SMK Pariwisata Ciputat Juara II tahun

(48)

A. Pembinaan Guru PAI dalam Pembinaan Sikap Keagaman

Siswa

Pendidikan agama di sekolah sangat penting untuk membina dan menyempumakan pendidikan agama yang telah mereka peroleh dari keluarga. Pendidikan agama di sekolah hendaknya ditujukan untuk menimbulkan pada siswa kesadaran kepercayaan dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta membiasakan kepada tingkah laku, sikap dan pandangan hidup yang sesuai dengan ajaran agama.

Untuk tercapainya keyakinan yang teguh bagi siswa dalam beragama dan juga mempunyai sikap yang baik, maka guru agama haruslah memberikan pembinaan dan bimbingan dengan cara :

1. Mengamalkan ajaran agama tersebut sebelum diajarkan kepada muridnya, oleh karenanya pendidikan bidang study agama Islam mempunyai tanggungjawab yang lebih berat daripada pendidik pengetahuan umum. 2. Memungkinkan ajaran agama dengan cara yang dapat memungkinkan

adanya komunikasi dan diskusi secara kritis dan obyektif dalam suasana kekeluargaan dan menjauhkan sikap otoriter dari guru agama.

3. Menciptakan suasana kekeluargaan penuh kasih sayang dan saling menghormati.

4. Menjauhkan verbalisme dan berusaha agar pendidikan agama dapat dipahami dan dihayati oleh siswa.

5. Mengusahakan agar peserta didik dapat menjalankan ibadah secara rutin dengan pengalaman secara khusu' dan tawadhu'.

(49)

Dengan adanya pembinaan yang dilakukan oleh guru agama di sekolah diharapkan siswa dapat memahami dan menghayati serta mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diperolehnya didalam kehidupan sehari-hari dan juga mempunyai tingkah laku yang sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam sehingga akan tercapailah tujuan pendidikan Islam dan tujuan pendidikan nasional.

J. Proses Be/ajar Mengajar

Belajar dan proses belajar adalah suatu sistem yang tidak bisa dipisabkan, keduanya saling berhubungan erat. Hal ini sangat jelas, proses belajar tidak akan terjadi apabila tidak ada yang mengajar, begitu juga sebaliknya apabila tidak ada yang belajar maka tidak ada yang mengajar. Karena berhasil tidaknya pencapaian suatu tujuan pendidikan, sangat bergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan luar sekolah.

Proses belajar mengajar barn dapat berlangsung secara efektif jika telah terbentuk komunikasi antara pendidik dan anak didik, baik didalam kelas maupun diluar lingkungan masyarakat tertentu. Berdo'a sangat diyakini sebagai salah satu unsur keberhasilan dalam belajar disamping usaha yang ulet dan rajin belajar untuk mencapai suatu prestasi dan keberhasilan. Guru agama sebelum memulai pelajaran diawali dengan berdo'a, dapat dilihat dari tabel :

[image:49.534.43.446.88.622.2]

Tabel 5

Guru Agama Memulai Pelajaran Dengan Berdo'a Option Frekwensi Prosentasi

Selalus 34 85%

Kadang-Kadang 6 15%

Tidak Pernah

(50)

menjawab guru agama selalu memulai pelajaran dengan berdo'a. 15% responden menjawab guru agama kadang-kadang memulai pelajaran dengan berdo'a dan yang menjawab guru agama tidak pemah memulai pelajaran dengan berdo'a tidak ada. Dan dapat diambil kesimpulan bahwa guru agama mereka setiap mengajar pendidikan agama Islam selalu memulai pelajarannya dengan berdo'a.

2. Metode

Cara memberikan pendidikan atau pengajaran agama haruslah sesuai dengan perkembangan psikologis anak didik. Pada masa SMP ini si anak dari segi fisik sedang berjalan dengan cepat dan mempengaruhi jiwanya. Oleh karena itulah dalam menyampaikan materi harus menggunakan metode yang tepat agar materi yang disampaikan dapat dipahami dan lebih lanjut dapat diamalkan oleh siswa.

"Adapun metode yang digunakan oleh guru agama di SMP Isl

Gambar

Tabel 31 Siswa Aktif Mengikuti Kegiatan Rohis ...............................................
GAMBARANUMUMSEKOLAH
Tabel 1 Nama Kepsek Yang Pemah Memimpin
Tabel2 Keadaan Guru-guru SMP Islam Parung-Bogor
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengantar Tugas Akhir: Jurusan Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Sebelas Maret Surakarta. Biliar adalah sebuah cabang olahraga yang masuk dalam kategori

Problematika yang ada pada Java mart adalah kurangnya pemahaman tentang konsep strategi pemasaran yang baik, hal itu dapat dilihat dari strategi produk yang belum

Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi penambahan rumput laut Eucheuma cotonii dan gelatin dengan berbagai konsentrasi memberikan pengaruh yang nyata (semakin

[r]

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ FAKTOR- FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PEKERJA BAGIAN PELEBURAN BESI BAJA DI

Berdasarkan kondisi yang telah dijelaskan sebelumnya, maka pada Tugas Akhir ini akan membahas bagaimana peninjauan pengaruh potensi likuifaksi terhadap

Hal yang dilakukan dalam tahapan ini adalah Technology Composition Analysis, Technology Categorization dan Identification of Main Challenges and Uncertainties

[r]