WEBSITE E-COMMERCE MENGGUNAKAN METODE WEBQUAL
TUGAS AKHIR
Program Studi S1 Sistem Informasi
Oleh:
DIMITHA ANGGRAENI PUTRI SURYANI 12410100203
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
vii
E-commerce atau sering disebut situs jual beli secara online adalah proses
penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui internet.
E-commerce semakin marak digemari masyarakat Indonesia. Berbagai e-commerce
baru bermunculan menyebabkan persaingan antar e-commerce menjadi sangat
ketat. Masing-masing website e-commerce harus mampu memiliki sebuah website
yang berkualitas. Website yang berkualitas akan berdampak pada peningkatan
transaksi penjualan e-commerce tersebut. Melihat kondisi ini maka dilakukan
pengujian terhadap kualitas website yang dipengaruhi oleh kualitas layanan dan
kualitas informasi.
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa kuesioner.
Responden adalah warga Surabaya dengan usia 18 hingga 30 tahun yang telah
bekerja. Dari hasil penyebaran kuesioner diperoleh sampel sebanyak 110
responden. Proses analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi linear berganda yang sebelumnya dilakukan uji validitas, uji reliabilitas, dan
uji asumsi.
Berdasarkan seluruh uji yang telah dilakukan, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel Kualitas Layanan tidak berpengaruh terhadap
variabel Kualitas Website. Kualitas Informasi berpengaruh signifikan dan positif
terhadap Kualitas Website e-commerce sehingga website yang berkualitas perlu
memerhatikan informasi yang relevan, lengkap, detil, dan akurat.
x
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
1.3 Pembatasan Masalah ... 3
1.4 Tujuan ... 4
1.5 Manfaat Penelitian ... 4
1.6 Sistematika Penulisan ... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
2.1 Kualitas Layanan ... 6
2.2 Kualitas Informasi ... 6
2.3 Kualitas Website (Website Quality) ... 7
2.4 E-Commerce ... 8
2.5 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ...11
2.6 Definisi Operasional Variabel ...11
2.7 Analisis Regresi Linear Berganda ...12
xi
2.10 Uji Asumsi ……… 14
2.10.1 Uji Normalitas Data ...14
2.10.2 Uji Multikolinearitas ...15
2.10.3 Uji Heteroskedastisitas ...15
2.10.4 Uji Autokorelasi ...15
2.10.5 Uji Linearitas ...16
2.11 Kajian Pustaka ...17
2.12 Penelitian Terdahulu ...17
2.13 Pengembangan Model...18
2.14 Pengembangan Indikator ...18
2.15 Kuesioner ...19
2.16 Statistical Product and Service Solutions (SPSS) ...20
BAB III METODE PENELITIAN ...22
3.1 Rancangan Penelitian ...22
3.2 Instrumen Penelitian ...30
3.3 Definisi Operasional Variabel ...34
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ...37
3.5 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ...37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...39
4.1 Gambaran Umum Responden ...39
4.2 Kualitas Layanan (X1) ...43
xii
4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas ...45
4.5.1 Uji Validitas ...45
4.5.2 Uji Reliabilitas...48
4.6 Uji Asumsi ...50
4.6.1 Uji Normalitas Data ...51
4.6.2 Uji Multikolinearitas...52
4.6.3 Uji Heterokedastisitas ...52
4.6.4 Uji Autokorelasi ...53
4.6.5 Uji Linearitas ...54
4.7 Analisis Regresi Linear Berganda...55
4.8 Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kualitas Website ...61
4.9 Pengaruh Kualitas Informasi terhadap Kualitas Website ...61
4.10Pembahasan ...62
BAB V PENUTUP ...63
5.1 Kesimpulan ...63
5.2 Saran ...64
DAFTAR PUSTAKA ...65
1 1.1 Latar Belakang
Sejarah internet di Indonesia dimulai pada awal tahun 1990.
Perkembangan internet menyebabkan terbentuknya sebuah dunia baru yang biasa
disebut dunia maya. Di dunia maya ini setiap individu memiliki hak dan
kemampuan untuk berinteraksi dengan individu lain tanpa batasan apapun yang
dapat menghalanginya. Dari seluruh aspek kehidupan manusia yang terkena
dampak kehadiran internet, bidang bisnis merupakan bidang yang paling terkena
dampak dari perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi serta paling
cepat tumbuh. Menjamurnya ritel online di dunia menjadi bukti bahwa kini semakin
banyak konsumen yang telah terbiasa menggunakan internet dalam kegiatan
sehari-harinya, dimana salah satu kegiatannya adalah perdagangan via online
(e-commerce). Dengan e-commerce kedua pihak baik produsen maupun konsumen
sama-sama diuntungkan, konsumen mendapatkan produk keinginannya dengan
praktis dan produsen dapat lebih memperluas pasarnya (Damek, 2015).
E-commerce atau perdagangan elektronik adalah penyebaran, pembelian,
penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui internet baik antara dua buah institusi
(Business to Business) dan konsumen langsung (Business to Consumer). Dengan
e-commerce, hubungan antar perusahaan dengan entitas eksternal lainnya
(pemasok, distributor, rekanan, konsumen) dapat dilakukan secara lebih cepat, lebih
intensif, dan lebih murah daripada aplikasi prinsip manajemen secara konvensional
mekanisme penjualan barang atau jasa melalui media internet, tetapi juga terhadap
terjadinya sebuah transformasi bisnis yang mengubah cara pandang perusahaan
dalam melakukan aktivitas usahanya. Membangun dan mengimplementasikan
sebuah sistem e-commerce bukanlah merupakan proses mudah, namun merupakan
transformasi strategi dan sistem bisnis yang terus berkembang sejalan dengan
perkembangan perusahaan dan teknologi (Chaudhury dan Kuilboer, 2002).
Perkembangan e-commerce di Indonesia menjadi sangat populer. Hal ini
menyebabkan persaingan e-commerce menjadi sangat ketat. Tiap perusahaan
e-commerce berlomba-lomba menjadi perusahaan e-commerce terbaik, terutama di
Indonesia. Dari persaingan yang ada dan semakin ketat ini hanya ada beberapa
e-commerce lokal yang bertahan pada persaingan pasar. Ada lima situs e-commerce
terbaik di Indonesia yang paling sering dikunjungi oleh konsumen. Lima situs
terbaik tersebut yaitu Lazada, Bukalapak, Tokopedia, OLX dan Elevania (Aprilian,
2015). Dengan melihat wacana sebelumnya dapat disimpulkan bahwa inti dari
e-commerce adalah website.
Berdasarkan penelitian Webb dan Webb (2004) terdapat model yang
menyatakan bahwa sebuah e-commerce dipengaruhi oleh kualitas layanan dan
kualitas informasi dan dalam penelitian ini akan menguji dan menerapkan pada
kondisi saat ini apakah benar kualitas sebuah website dipengaruhi oleh kualitas
layanan dan kualitas informasi. Metode untuk mengkur kualitas website yang paling
baik adalah menggunakan metode WebQual (Barnes dan Vidgen, 2003).
Pertumbuhan pesat pangsa pasar e-commerce di Indonesia memang sudah
tidak bisa diragukan lagi. Dengan jumlah pengguna internet yang mencapai angka
menjadi tambang emas yang sangat menggoda bagi sebagian orang yang bisa
melihat potensi ke depannya. Pertumbuhan ini didukung dengan data dari
Menkominfo yang menyebutkan bahwa nilai transaksi e-commerce pada tahun
2013 mencapai angka 130 triliun rupiah. Ini merupakan angka yang sangat fantastis
mengingat bahwa hanya sekitar 7% dari pengguna internet di Indonesia yang
pernah belanja secara online, ini berdasarkan data dari McKinsey (Mitra, 2014).
Berdasarkan data tersebut maka pengguna e-commerce di Indonesia sekitar 5,7 juta
orang.
Berdasarkan penelitian Marius dan Anggoro (2015) pada tahun 2014
tercatat 31,5% internet di Indonesia digunakan pada sektor bisnis atau perdagangan.
Berdasarkan usia pengguna, 49% pengguna internet di Indonesia berusia 18 tahun
hingga 25 tahun dan 55% adalah bekerja/wiraswasta, disusul urutan kedua adalah
mahasiswa sebanyak 18%.
1.2 Perumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang yang telah dibahas, maka dapat dirumuskan
permasalahan yang diamati pada penelitian ini adalah bagaimana menganalisis
pengaruh kualitas layanan dan kualitas informasi website terhadap kualitas website
e-commerce.
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam penelitian agar tidak menyimpang dari topik bahasan yang ada,
maka diberikan batasan dalam pengamatan yaitu:
1. Variabel yang terdiri atas kualitas layanan, kualitas informasi, dan kualitas
2. Responden adalah warga Surabaya usia 18 hingga 30 tahun.
1.4 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dijelaskan, maka tujuan
penelitian ini adalah menganalisis pengaruh kualitas layanan dan kualitas informasi
website terhadap kualitas websitee-commerce.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah menemukan hasil uji model
menurut Webb dan Webb (2004) tentang pengaruh kualitas layanan dan kualitas
informasi website terhadap kualitas website.
1.6 Sistematika Penulisan
Laporan Tugas Akhir (TA) ini ditulis dengan sistematika penulisan yang
terdiri atas pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, hasil dan pembahasan,
dan penutup.
Bab I :Pendahuluan
Pada Bab ini membahas tentang latar belakang, masalah dan penjelasan
permasalahan secara umum, perumusan masalah serta batasan masalah
yang dibuat, tujuan dari pembuatan Tugas Akhir dan sistematika
penulisan buku ini.
Bab II : Landasan Teori
Bab kedua membahas mengenai teori-teori yang terdapat dalam
penelitian ini antara lain tentang kualitas layanan, kualitas informasi,
kualitas website, e-commerce, penelitian terdahulu, variabel, kuesioner,
Bab III : Metode Penelitian
Bab ketiga berisi penjelasan tentang tahap-tahap yang dikerjakan dalam
penyelesaian analisis terdiri dari rancangan penelitian, model penelitian,
populasi dan sampel, instrumen penelitian, desain kuesioner, tahapan
penelitian secara keseluruhan.
Bab IV : Hasil dan Pembahasan
Pada bab empat menjelaskan tahapan hasil dan pembahasan yang
diperoleh dari penelitian yang dilakukan.
Bab V : Penutup
Bab kelima berisikan kesimpulan dan saran. Saran yang dimaksud adalah
saran terhadap kekurangan dari sistem yang ada kepada pihak lain yang
ingin meneruskan topik Tugas Akhir ini. Tujuannya adalah agar pihak
lain dapat menyempurnakan sehingga bisa menjadi lebih baik dan
6 2.1 Kualitas Layanan
Kualitas layanan (service quality) dapat diartikan sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya
dalam mengimbangi harapan konsumen (Tjiptono, 2007). Menurut Webb dan
Webb (2004), indikator kualitas layanan website adalah sebagai berikut:
1. Reability (keandalan) adalah konsistensi dari serangkaian informasi pada
website.
2. Tangibility (nyata) adalah perusahaan e-commerce tersebut memang
benar-benar ada.
3. Empathy (empati) adalah dapat diartikan seperti misalnya selalu merespon
complain dari konsumen dan sabar dalam menghadapi bermacam-macam
karakter konsumen.
4. Responsive (responsif) adalah cepat tanggap atau menanggapi segala komentar
konsumen dalam kurung waktu yang relatif singkat.
2.2 Kualitas Informasi
Kualitas informasi (information quality) adalah sejauh mana informasi
secara konsisten dapat memenuhi persyaratan dan harapan semua orang yang
membutuhkan informasi tersebut untuk melakukan proses mereka. Konsep ini
dikaitkan dengan konsep produk informasi yang menggunakan data sebagai
memberikan makna bagi penerima informasi (Al-Hakim, 2007). Menurut Webb
dan Webb (2004), indikator kualitas informasi website adalah sebagai berikut:
1. Relevan representation (representasi relevan) adalah seluruh isi pada website
harus sesuai dengan apa yang terjadi pada (fakta).
2. Accuracy (akurat) adalah ketepatan informasi pada website yang mampu
membut pengguna dapat mempercayai informasi yang terdapat pada website.
3. Security (keamanan) adalah terjaganya keamanan informasi pengguna.
2.3 Kualitas Website (Website Quality)
Kualitas website diukur dengan menggunakan metode WebQual. WebQual
merupakan salah satu metode atau teknik pengukuran kualitas website berdasarkan
persepsi pengguna akhir. Berdasarkan penelitian Barnes dan Vidgen (2003),
WebQual terdiri atas tiga indikator yaitu:
1. Informasi (Information)
Meliputi hal-hal seperti informasi yang akurat, informasi yang bisa dipercaya,
informasi terbaru, informasi yang sesuai dengan topik bahasan, informasi yang
mudah dimengerti, informasi yang sangat detail, dan informasi yang disajikan
dalam format desain yang sesuai.
2. Interaksi (Interaction)
Meliputi kemampuan memberi rasa aman saat transaksi, memiliki reputasi
yang bagus, memudahkan komunikasi, menciptakan perasaan emosional yang
lebih personal, memiliki kepercayaan dalam menyimpan informasi pribadi
pengguna, mampu menciptakan komunitas yang lebih spesifik, mampu
3. Penggunaan (Usability)
Meliputi kemudahan untuk dipelajari, kemudahan untuk dimengerti,
kemudahan untuk ditelusuri, kemudahan untuk digunakan, sangat menarik,
menampilkan bentuk visual yang menyenangkan, memiliki kompetensi yang
baik, memberikan pengalaman baru yang menyenangkan.
2.4 E-Commerce
Menurut Laudon dan Laudon (1998) e-commerce adalah suatu proses yang
dilakukan konsumen dalam membeli dan menjual berbagai produk secara
elektronik dari perusahaan ke perusahaan lain dengan menggunakan komputer
sebagai perantara transaksi bisnis yang dilakukan. E-commerce dapat dibagi
menjadi beberapa jenis yang memiliki karakteristik berbeda-beda adalah sebagai
berikut:
1. Business to Business (B2B)
Business to Businesse-commerce memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Trading partner yang sudah diketahui dan umumnya memiliki hubungan
(relationship) yang cukup lama. Informasi hanya dipertukarkan dengan
partner tersebut. Dikarenakan sudah mengenal lawan komunikasi, maka
jenis informasi yang dikirimkan dapat disusun sesuai dengan kebutuhan
dan kepercayaan (trust).
b. Pertukaran data (data exchange) berlangsung berulang-ulang dan secara
berkala, misalnya setiap hari, dengan format data yang sudah disepakati
bersama. Dengan kata lain, servis yang digunakan sudah tertentu. Hal ini
memudahkan pertukaran data untuk dua entiti yang menggunakan standar
c. Salah satu pelaku dapat melakukan inisiatif untuk mengirimkan data, tidak
harus menunggu parternya.
d. Model yang umum digunakan adalah peer-to-peer, dimana processing intelligence dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis.
2. Business to Consumer (B2C)
Business to Consumer e-commerce memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan ke umum.
b. Servis yang diberikan bersifat umum (generic) dengan mekanisme yang
dapat digunakan oleh khalayak ramai. Sebagai contoh, karena sistem web
sudah umum digunakan maka servis diberikan dengan menggunakan basis
web.
c. Servis diberikan berdasarkan permohonan (on demand). Konsumen
melakukan inisiatif dan produser harus siap memberikan respon sesuai
dengan permohonan.
d. Pendekatan client/server sering digunakan dimana diambil asumsi client
(consumer) menggunakan sistem yang minimal (berbasis web) dan
processing (business procedure) diletakkan di sisi server.
3. Perdagangan Kolaboratif (collaborative commerce)
Dalam c-commerce, para mitra bisnis berkolaborasi (alih-alih membeli atau
menjual) secara elektronik. Kolaborasi semacam ini seringkali terjadi antara
dan dalam mitra bisnis di sepanjang rantai pasokan.
4. Consumen to Consumen (C2C)
Dalam C2C seseorang menjual produk atau jasa ke orang lain. Dapat juga
jasa ke satu sama lain. Lelang C2C. Dalam lusinan negara, penjualan dan
pembelian C2C dalam situs lelang sangat banyak. Kebanyakan lelang
dilakukan oleh perantara, seperti eBay.com, auctionanything.com; para
pelanggan juga dapat menggunakan situs khusus seperti buyit.com atau
bid2bid.com.
5. Comsumen to Business (C2B).
Dalam C2B konsumen memberitahukan kebutuhan atas suatu produk atau jasa
tertentu, dan para pemasok bersaing untuk menyediakan produk atau jasa
tersebut ke konsumen, contohnya di priceline.com, dimana pelanggan
menyebutkan produk dan harga yang diinginkan, dan priceline mencoba
menemukan pemasok yang memenuhi kebutuhan tersebut.
6. Perdagangan Intrabisnis (Intraorganisasional)
Dalam situasi ini perusahaan menggunakan e-commerce secara internal untuk
memperbaiki operasinya. Kondisi khusus dalam hal ini disebut sebagai
e-commerce B2E (Business to Employees) yang digambarkan dalam studi
kasus terbuka.
7. Pemerintah ke Warga (Goverment to Citizen-G2C)
Dalam kondisi ini sebuah entitas (unit) pemerintah menyediakan layanan ke para
warganya melalui teknologi e-commerce. Unit-unit pemerintah dapat melakukan
bisnis dengan berbagai unit pemerintah lainnya serta dengan berbagai perusahaan
(G2B). E-goverment yaitu penggunaan teknologi internet secara umum dan
e-commerce secara khusus untuk mengirimkan informasi dan layanan publik ke
warga, mitra bisnis, dan pemasok entitas pemerintah, serta mereka yang bekerja di
sektor publik. E-goverment menawarkan sejumlah manfaat potensial sebagai
a. E-goverment meningkatkan efisiensi dan efektivitas fungsi pemerintah,
termasuk pemberian layanan publik.
b. E-goverment memungkinkan pemerintah menjadi lebih transparan pada
masyarakat dan perusahaan dengan memberikan lebih banyak akses informasi
pemerintah.
c. E-goverment juga memberikan peluang bagi masyarakat untuk memberikan
umpan balik ke berbagai lembaga pemerintah serta berpartisipasi dalam
berbagai lembaga dan proses demokrasi.
2.5 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
Menurut Sugiyono (1997) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Menurut Kerlinger dan Lee (2006) teknik pengambilan sampel atau sampling
merupakan mengambil suatu bagian dari populasi atau semesta sebagai wakil
populasi atau semesta. Menurut Sekaran (2003), convenience sampling adalah
kumpulan informasi dari anggota-anggota populasi yang mudah diperoleh dan
mampu menyediakan informasi tersebut. Ukuran sampel yang layak digunakan
adalah minimal sepuluh kali jumlah variabel. Jadi jika dalam penelitian ini
digunakan tiga variabel, maka jumlah sampel minimal yang layak digunakan adalah
30 (Sugiyono, 2012).
2.6 Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Pada
penelitian ini ditentukan dua variabel, yaitu variabel bebas atau variabel independen
dan variabel terikat atau dependen.
1. Variabel independent atau variabel bebas
Menurut Sugiyono (2011) variabel independen adalah variabel yang
mempengaruhi suatu yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat).
2. Variabel dependen atau variabel terikat
Pengertian variabel dependen menurut Sugiyono (2011) variabel dependen
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel independen (bebas).
2.7 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear yang digunakan adalah regresi linear berganda
dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara serentak dan
secara parsial terhadap variabel dependen. Model persamaan regresi linear
berganda adalah sebagai berikut:
Y’ = a + b1 x1 + b2x2 + b3x3………..
(2.1)
Y’ = variabel dependen
a = konstanta
b1,b2,b3 = koefisien regresi
x1,x2,x3 = variabel independen
Pengujian yang dilakukan pada analisis regresi linear berganda yaitu uji F
1. Analisis koefisien determinasi
Analisis R2 (R Square) atau koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui
seberapa besar persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara
bersama-sama terhadap variabel dependen.
2. Uji F
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara
bersama-sama terhadap variabel dependen.
3. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial
terhadap variabel dependen.
2.8 Uji Validitas
Menurut Masrun yang dikutip Sugiyono (2003), item yang mempunyai
korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi,
menunjukkan item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Apabila alat ukur
tersebut berada < 0,3 (tidak valid) dan > 0,3 (valid) dan menggunakan r tabel.
Berdasarkan dari pengertian tersebut maka hal ini dilakukan untuk mengetahui
pertanyaan dan pernyataan mana yang valid dan mana yang tidak valid, dengan
mengkonsultasikan data tersebut dengan tingkat signifikan r kritis = 0,300 apabila
alat ukur tersebut berada < 0,300 (tidak valid). Pengujian statistik mengacu pada
kriteria:
1. r hitung < r kritis maka tidak valid
2.9 Uji Reliabilitas
Setelah dilakukan uji validitas atas pertanyaan yang digunakan dalam
penelitian ini, selanjutnya dilakukan uji keandalan. Uji keandalan bertujuan untuk
mengetahui apakah alat pengumpul data pada dasarnya menunjukkan tingkat
ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsistensi alat tersebut dalam
mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individual, walaupun dilakukan
pada waktu yang berbeda.
Uji keandalan dilakukan terhadap pertanyaan-pertanyaan atau
pernyataan-pernyataan yang sudah valid. Reliabilitas menyangkut ketepatan alat ukur. Item
dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari nilai kritis. Nilai
kritis yang ditetapkan adalah antara 0,6 dan 0,7 (Sugiyono, 2003).
1. Jika nilai Alpha > 0,6 maka reliabel
2. Jika nilai Alpha < 0,6 maka tidak reliabel
2.10 Uji Asumsi
Dalam melakukan analisis regresi dilakukan pula uji asumsi klasik yang
terdiri dari normalitas data, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi
(Sugiyono, 2003) sebagai syarat dalam melakukan analisis regresi linear berganda.
2.10.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi
dengan normal atau tidak. Analisis regresi linear berganda mensyaratkan bahwa
data harus terdistribusi dengan normal. Uji ini dilakukan dengan metode Normal
adalah jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal,
maka model memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan jika data menyebar jauh dari
garis diagonal atau tidak mengikuti arah diagonal, maka model tidak memenuhi
asumsi normalitas.
2.10.2 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah keadaan dimana antara dua variabel independen
atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linear yang sempurna atau
mendekati sempurna. Model yang baik mensyaratkan tidak adanya
multikolinearitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas digunakan
metode dengan melihat nilai Tolerance dan VIF. Metode pengambilan keputusan
yaitu jika semakin kecil nilai Tolerance dan semakin besar nilai VIF maka semakin
mendekati terjadinya masalah multikolinearitas. Dalam kebanyakan penelitian
menyebutkan bahwa jika Tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 maka
tidak terjadi multikolinearitas.
2.10.3 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Qudratullah (2013), ada atau tidaknya unsur heteroskedasitas
dalam data dapat disajikan dalam grafik pola persebaran faktor pengganggu atau
residual yang dikuadratkan terhadap Y. Jika pola sebaran data residu tersebar secara
acak, maka tidak ada unsur heteroskedasitisitas yang berarti.
2.10.4 Uji Autokorelasi
Menurut Statistik (2009) uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah
terjadi korelasi antara suatu periode t dengan periode sebelumnya (t -1). Secara
variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara
observasi dengan data observasi sebelumnya. Sebagai contoh adalah pengaruh
antara tingkat inflasi bulanan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dollar. Data
tingkat inflasi pada bulan tertentu, misalnya bulan Februari, akan dipengaruhi oleh
tingkat inflasi bulan Januari. Berarti terdapat gangguan autokorelasi pada model
tersebut. Contoh lain, pengeluaran rutin dalam suatu rumah tangga. Ketika pada
bulan Januari suatu keluarga mengeluarkan belanja bulanan yang relatif tinggi,
maka tanpa ada pengaruh dari apapun, pengeluaran pada bulan Februari akan
rendah.
Uji autokorelasi hanya dilakukan pada data time series (runtut waktu) dan
tidak perlu dilakukan pada data cross section seperti pada kuesioner di mana
pengukuran semua variabel dilakukan secara serempak pada saat yang bersamaan.
Model regresi pada penelitian di Bursa Efek Indonesia di mana periodenya lebih
dari satu tahun biasanya memerlukan uji autokorelasi.
Beberapa uji statistik yang sering dipergunakan adalah uji Durbin-Watson,
uji dengan Run Test dan jika data observasi di atas 100 data sebaiknya
menggunakan uji Lagrange Multiplier. Beberapa cara untuk menanggulangi
masalah autokorelasi adalah dengan mentransformasikan data atau bisa juga dengan
mengubah model regresi ke dalam bentuk persamaan beda umum (generalized
differenceequation). Selain itu juga dapat dilakukan dengan memasukkan variabel
lag dari variabel terikatnya menjadi salah satu variabel bebas, sehingga data
observasi menjadi berkurang 1.5.
Linearitas merupakan bentuk hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen adalah linear. Untuk mengetahui apakah variabel independen
dan variabel dependen menunjukkan hubungan yang linear atau tidak bisa
dilakukan dengan cara membandingkan nilai signifikansi linearitas dengan
signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05.
a. Bila sig.linearitas < 0,05 maka H0 diterima, yang berarti regresi linear.
b. Bila sig.linearitas ≥ 0,05 maka H1 ditolak, yang berarti regresi tidak linear
2.11 Kajian Pustaka
Kajian pustaka menurut Ratna (2012), memiliki pengertian yaitu seluruh
bahan bacaan yang mungkin pernah dibaca dan dianalisis, baik yang sudah
dipublikasikan maupun sebagai koleksi pribadi. Kajian pustaka sering dikaitkan
dengan kerangka teori atau landasan teori, yaitu teori-teori yang digunakan untuk
menganalisis objek penelitian. Oleh sebab itu, sebagian peneliti menggabungkan
kajian pustaka dengan kerangka teori. Kajian pustaka adalah bahan-bahan bacaan
yang secara khusus berkaitan dengan objek penelitian yang sedang dikaji.
2.12 Penelitian Terdahulu
Menurut Arief (2010) dasar atau acuan yang berupa teori-teori atau
temuan-temuan melalui hasil berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat
perlu dan dapat dijadikan sebagai data pendukung. Salah satu data pendukung yang
menurut peneliti perlu dijadikan bagian tersendiri adalah penelitian terdahulu yang
relevan dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian ini. Dalam hal
teknologi informasi. Oleh karena itu, peneliti melakukan langkah kajian terhadap
beberapa hasil penelitian berupa tesis dan jurnal-jurnal melalui internet.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan menyiratkan
bahwa sebagian besar menyatakan bahwa variabel teknologi informasi dapat
memengaruhi variabel-variabel lain. Variabel teknologi informasi juga mempunyai
beberapa sub-variabel atau berbagai unsur/komponen. Secara khusus, peneliti
melakukan inventarisasi terhadap sub-variabel atau komponen-komponen yang
terdapat dalam variabel teknologi informasi. Sub-sub variabel dalam variabel
teknologi informasi ini sekaligus akan menjadi acuan dalam membuat instrumen
yang diturunkan kedalam butir-butir pernyataan untuk disebarkan kepada
responden. Selanjutnya membuat skematis hasil penelitian tersebut dalam sebuah
tabel yang disusun berdasarkan tahun penelitian dari yang terdahulu hingga yang
terkini.
2.13 Pengembangan Model
Pengembangan model diartikan sebagai proses rekayasa desain konseptual
dalam upaya peningkatan fungsi dari model yang telah ada sebelumnya, melalui
penambahan komponen pembelajaran yang dianggap dapat meningkatkan kualitas
pencapaian tujuan yang hendak dicapai baik tujuan proses maupun tujuan hasil.
Pengembangan diarahkan untuk menyempurnakan suatu program yang telah ada
atau sedang dilaksanakan menjadi program baru yang lebik baik (Adimiharja dan
Hikmat, 2001).
Menurut Mulyasa (2006) indikator merupakan penjabaran dari kompetensi
dasar yang menunjukkan tanda-tanda perbuatan dan respon yang dilakukan atau
ditampilkan oleh peserta didik. Indikator juga dikembangkan sesuai dengan
karakteristik satuan pendidikan potensi daerah dan peserta didik dan juga
dirumuskan dalam rapat kerja operasional yang dapat diukur dan diobservasi
sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan alat penilaian. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam pengembangan indikator adalah:
1. Setiap kompetensi dasar dikembangkan menjadi beberapa indikator (lebih dari
dua).
2. Indikator menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan/atau
diobservasi.
3. Prinsip pengembangan indikator adalah urgensi, kontinuitas, relevansi dan
kontekstual.
4. Keseluruhan indikator dalam satu kompetensi dasar merupakan tanda-tanda,
perilaku, dan lain-lain untuk pencapaian kompetensi yang merupakan
kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten.
Dalam mengembangkan suatu indikator perlu mempertimbangkan:
1. Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan
dalam kompetensi dasar.
2. Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah.
3. Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/daerah.
2.15 Kuesioner
Menurut Sugiyono (2011) angket atau kuesioner merupakan teknik
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner atau angket
yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kuesioner atau angket langsung
yang tertutup karena responden hanya tinggal memberikan tanda pada salah satu
jawaban yang dianggap benar. Kelebihan menggunakan kuesioner adalah:
1. Menghemat waktu, maksudnya dengan waktu yang singkat dapat memperoleh
data
2. Menghemat biaya, karena tidak memerlukan banyak peralatan
3. Menghemat tenaga
Adapun kelemahan menggunakan kuesioner adalah:
1. Ada kemungkinan dalam memberikan jawaban atas pertanyaan yang
diampaikan adalah tidak jujur
2. Apabila pertanyaan kurang jelas dapat mengakibatkan jawaban
bermacam-macam
Langkah-langkah pelaksanaan kuesioner adalah sebagai berikut:
1. Penulis membuat daftar pertanyaan
2. Diberikan kepada reponden
3. Setelah selesai dijawab segera disusun untuk diolah sesuai dengan standar yang
ditetapkan sebelumnya, kemudian disajikan dalam laporan penelitian.
2.16 Statistical Product and Service Solutions (SPSS)
SPSS adalah sebuah software untuk mengolah data statistik yang
penggunaannya cukup mudah bahkan bagi orang yang tidak mengenal dengan baik
teori statistik. Aplikasi SPSS seringkali digunakan untuk memecahkan masalah
riset atau bisnis dalam hal statistik. Cara kerjanya sederhana, yaitu data yang
akses data, persiapan dan manajemen data, analisis data, dan pelaporan. SPSS
merupakan perangkat lunak yang paling banyak dipakai karena tampilannya yang
user friendly dan merupakan terobosan baru berkaitan dengan perkembangan
teknologi informasi, khususnya dalam e-business. SPSS didukung oleh OLAP
(Online Analytical Processing) yang akan memudahkan dalam pemecahan
pengolahan dan akses data dari berbagai perangkat lunak yang lain, seperti
22 3.1 Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini bisa disebut sebagai penelitian kuantitatif, merupakan
penelitian ilmiah sistematis yang mengembangkan dan menggunakan model-model
matematis, teori-teori, dan/atau hipotesis yang menggunakan data berupa angka
sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh variabel kualitas layanan
dan kualitas informasi terhadap kualitas website. Metode yang digunakan dalam
menganalisis adalah metode analisis regresi linear berganda. Metode ini dipilih oleh
peneliti untuk mengetahui pengaruh dua variabel independen secara serentak dan
secara parsial terhadap variabel dependen
Berdasarkan permasalahan, tujuan penelitian dan pengujian hipotesis
maka rancangan penelitian ini menggunakan pola survey research yaitu mengambil
sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat utama
dalam pengumpulan data. Fokus penelitian ini pada mendapatkan penjelasan
tentang pengaruh kualitas layanan dan kualitas informasi website terhadap kualitas
website. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tahapan analisis pada Gambar 3.1.
Keterangan tahapan analisis adalah sebagai berikut:
1. Kajian Pustaka
Tahapan pada kajian pustaka dalam penelitian ini adalah mengumpulkan
sebagai bahan untuk menemukan permasalahan yang akan digunakan dalam
penelitian.
Kajian Pustaka
Kuesioner
Pengembangan Model
Pengembangan Indikator
Uji Asumsi Uji Lapangan
Penelitian Terdahulu
Selesai
Definisi Operasional Variabel
Uji Validitas dan Reliabilitas
Analisis Regresi Linear Berganda Kesimpulan
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian
2. Penelitian Terdahulu
Tahapan dari penelitian terdahulu yaitu memilih dan menentukan referensi dari
penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan, dan akan dijadikan sebuah acuan
pada penelitian ini. Untuk memudahkan pemahaman terhadap bagian ini, dapat
Tabel 3.1 Penelitian Terdahulu
No Tahun Peneliti Judul Penelitian Hasil/Temuan 1 2003 Stuart J. Barnes
Tahapan dari pengembangan model adalah, memilih suatu model dari
penelitian terdahulu yang kemudian dikembangkan pada penelitian ini menjadi
sebuah permasalahan dan topik pembahasan. Berdasarkan penelitian Webb dan
Webb (2004) terdapat model seperti pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Model Konseptual Kualitas Layanan (XI)
Kualitas Informasi (X2)
4. Definisi Operasional Variabel
Tahapan dari definisi operasional variabel adalah menentukan variabel yang
akan digunakan dalam penelitian sesuai dengan model yang sudah ditentukan.
Berdasarkan model konseptual, variabel dalam penelitian ini adalah kualitas
layanan (XI), kualitas informasi (X2), dan kualitas website (Y).
5. Pengembangan Indikator
Tahapan dari pengembangan indikator adalah menentukan indikator sesuai
dengan variabel dan sesuai dengan acuan pada penelitian terdahulu yang sudah
ditentukan. Indikator variabel kualitas layanan (XI) adalah reliability,
responsive, assurance, empathy, dan tangibility. Indikator variabel kualitas
informasi (X2) adalah relevan Representation, accuracy, dan security.
Indikator variabel kualitas website (Y) adalah informasi, interaksi, dan
penggunaan.
6. Kuesioner
Tahapan dari kuesioner adalah menentukan beberapa peryataan yang diambil
dari indikator-indikator seluruh variabel penelitian. Pernyataan pada kuesioner
sebanyak 28 pernyataan dari delapan indikator.
7. Uji Lapangan
Tahapan dari uji lapangan adalah setelah penyataan pada kuesioner tersusun
dengan benar maka kuesioner siap diberikan kepada responden untuk
8. Uji Validitas dan Reliabilitas
Kuesioner yang telah dikembalikan oleh responden diberi kode sesuai dengan
variabel dan klasifikasi variabel, selanjutnya ditabulasi menggunakan
perangkat lunak Microsoft Excel 2013. Tahapan dari uji validitas:
8.1 Merekap seluruh hasil skor 28 pernyataan pada Microsoft Excel 2013.
8.2 Memisahkan skor tiap variabel.
8.3 Untuk uji validitas variabel kualitas layanan (X1) memasukkan skor dari
pernyataan nomor 1 hingga nomor 14 pada SPSS tab Variabel View.
8.4 Beri nama pernyataan pertama dengan q1, pernyataan kedua dengan q2,
dan seterusnya sampai pernyataan ke 14.
8.5 Dari menu Analyze pilih Correlations, kemudian klik Bivariates.
8.6 Masukkan q1 sampai dengan q14 pada kolom Variables. Klik pilihan
Pearson.
8.7 Klik OK.
8.8 Untuk uji validitas variabel kualitas informasi (X2) memasukkan skor
dari pernyataan nomor 15 hingga nomor 25 pada SPSS tab Variable
View.
8.9 Beri nama pernyataan pertama dengan q15, pernyataan kedua dengan
q16, dan seterusnya sampai pernyataan ke 25.
8.10 Tahapan selanjutnya sama seperti nomor 8.5 hingga nomor 8.7.
8.11 Untuk uji validitas variabel kualitas website (Y) memasukkan skor dari
pernyataan nomor 26 hingga nomor 28 pada SPSS tab Variabel View.
8.12 Beri nama pernyataan pertama dengan q26, pernyataan kedua dengan
8.13 Tahapan selanjutnya sama seperti nomor 8.5 hingga nomor 8.7.
8.14 Selanjutnya uji reliabilitas variabel kualitas layanan (X1), tahapan sama
seperti nomor 8.3 dan nomor 8.4.
8.15 Kemudian dari menu Analyze, pilih menu Scale, klik menu Reability
Analysis.
8.16 Masukkan q1 hingga q14 dalam kolom Items, klik List item labels.
8.17 Klik menu Statistics, klik Scales, dan Scale item if deleted. Klik
Continue.
8.18 Pada pilihan Model, klik Alpha.
8.19 Klik OK.
8.20 Uji reliabilitas variabel kualitas informasi (X2), tahapan sama seperti
nomor 8.8 dan nomor 8.9.
8.21 Tahapan selanjutnya sama seperti nomor 8.15 hingga nomor 8.19.
8.22 Uji reliabilitas variabel kualitas website (Y), tahapan sama seperti nomor
8.11 dan nomor 8.12.
8.23 Tahapan selanjutnya sama seperti nomor 8.15 hingga nomor 8.19.
9. Uji Asumsi
9.1. Uji Normalitas Data
9.1.1 Menghitung rata-rata tiap penyataan masing-masing variabel
9.1.2. Pada SPSS tab Variable View masukkan X1, X2, dan Y
9.1.3 Pada SPSS tab Data View, masukkan seluruh rata-rata
masing-masing variabel
9.1.5 Masukkan Y pada kolom Dependent, X1 dan X2 pada kolom
Independent. Klik pilihan Plots.
9.1.6 Masukkan variabel SRESID pada kolom Y dan variabel ZPRED
pada kolom X.
9.1.7 Klik pilihan Histogram dan Normal Probability Plots pada kolom
Standarized. Klik Continue.
9.1.8 Klik OK.
9.2. Uji Multikolinearitas
9.2.1 Buka file data yang digunakan pada uji normalitas data
9.2.2 Dari menu Analyze, pilih Regression, klik Linear.
9.2.3 Masukkan Y pada kolom Dependent, X1 dan X2 pada kolom
Independent.
9.2.4 Untuk metode, pilih Enter.
9.2.5 Klik pilihan Statistics. Klik Estimates, Covariance Matrix, dan
Collinearity Diagnostics. Klik Continue.
9.2.6 Klik OK.
9.3. Uji Heteroskedastisitas
9.3.1 Buka file data yang digunakan pada uji normalitas data
9.3.2 Dari menu Analyze, pilih Regression, klik Linear.
9.3.3 Masukkan Y pada kolom Dependent, X1 dan X2 pada kolom
Independent.
9.3.4 Klik menu Plots. Isi dengan SRESID pada kolom Y dan variabel
ZPRED pada kolom X. klik Continue.
9.4. Uji Linearitas
9.4.1 Buka file data yang digunakan pada uji normalitas data
9.4.2 Dari menu Analyze, klik Compare Means, pilih Means.
9.4.3 Masukkan Y pada kolom Dependent, X1 dan X2 pada kolom
Independent.
9.4.4 Klik Option, pada Statistic for First Layer, pilih Test of Linearity.
Klik Continue.
9.4.5 Klik OK.
10. Analisis Regresi Linear Berganda
10.1 Buka file data yang digunakan pada uji normalitas data
10.2 Dari menu Analyze, pilih Regression, pilih Linear.
10.3 Masukkan Y pada kolom Dependent, X1 dan X2 pada kolom
Independent.
10.4 Klik pilihan Statistics. Klik Estimates, Model Fit, R Squared Change,
Descriptives, Part and Partial Correlations, Colinearity Diagnostics,
dan Durbin Watson. Klik Continue.
10.5 Klik pilihan Plots. Klik pilihan Histigram dan Normal ProbabilityPlots.
Masukkan SRESID pada kolom Y dan variabel ZPRED pada kolom X.
klik Continue.
10.6 Abaikan pilihan yang lain.
11. Kesimpulan
Setelah dilakukan seluruh uji maka akan ditemukan hasil dan dari hasil akan
ditarik kesimpulan yang akan menjawab dari pertanyaan pada perumusan
masalah dalam penelitian ini.
3.2 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Agar
kuesioner yang digunakan layak untuk dihitung maka dilakukan uji validitas dan
reliabilitas kuesioner. Kuesioner ini akan dirancang untuk digunakan dalam
pengaruh kualitas layanan dan kualitas informasi website terhadap kualitas website
dengan beberapa tahapan, yaitu:
1. Perancangan Konstruk
Konstruk adalah elemen dari kuesioner yang digunakan untuk mendefinisikan
tujuan penilaian sebuah kuesioner terhadap objek kuesioner. Konstruk untuk
penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 3.3.
KUESIONER
KONSTRUK 1
KUALITAS LAYANAN KONSTRUK 2
KUALITAS INFORMASI
KONSTRUK 3 KUALITAS WEBSITE
2. Konsep Konstruk
Konstruk yang telah dibuat harus didefinisikan ke dalam sebuah konsep yang
akan menjelaskan fungsi dari masing-masing konstruk tersebut. Berikut ini
adalah dari konstruk untuk kuesioner pengaruh kualitas layanan dan kualitas
informasi website terhadap kualitas website menggunakan metode WebQual
berdasarkan pada gambar 3.3.
2.1. Konstruk 1 : Kualitas Layanan (Service Quality)
Konstruk ini dibuat untuk pemenuhan kebutuhan dan keinginan
konsumen terhadap website untuk digunakan.
2.2. Konstruk 2 : Kualitas Informasi (Informaton Quality)
Konstuk ini dibuat untuk mengukur tingkat kualitas informasi yang
ditampilkan pada website.
2.3. Konstruk 3 : Kualitas Website (Website Quality)
Konstruk ini dibuat untuk mengukur tingkat kualitas keseluruhan website
dilihat dari keandalan dan pemenuhan kebutuhan terhadap website.
3. Perancangan Pernyataan Konstruk
Pernyataan dirancang berdasarkan item konstruk yang telah dibuat. Sebuah
item diterjemahkan ke dalam sebuah pernyataan.
3.1 Konstruk 1 : Kualitas Layanan
Item 1 : Kesesuaian Stok
Pernyataan : “Ketersediaan stok barang sesuai dengan yang tertera pada
website.”
Item 2 : Kesesuaian Gambar
Item 3 : Frekuensi Gangguan
Pernyataan : “Website tidak pernah gangguan (error).”
Item 4 : Menggunakan Teknologi Terbaru
Pernyataan : “Website bisa diakses dengan menggunakan gadget apapun
(misal: iPhone, Android, Blackberry, Tablet, iPad, dll).”
Item 5 : Tampilan Website
Pernyataan : “Website memiliki tampilan yang menarik”
Item 6 : Desain website
Pernyataan : “Tampilan website rapi dan mudah dimengerti.”
Item 7 : Kerusakan Sistem
Pernyataan : “Website sangat jarang mengalami gangguan.”
Item 8 : Komunikasi
Pernyataan : “Customer Service selalu online untuk melayani
pelanggan.”
Item 9 : Pelayanan Website
Pernyataan : “Customer Service menanggapi pelanggan dengan sopan.”
Item 10 : Keutamaan Pelanggan
Pernyataan : “Customer Service mengutamakan kepentingan pelanggan.”
Item 11 : Minat Pengguna
Pernyataan : “Website mempertahankan minat pengguna agar tetap
berada di dalam website.”
Item 12 : Tata Letak
Pernyataan : “Pengaturan tata letak navigasi website mudah dipahami.”
Pernyataan : “Terdapat kolom pencarian (search) pada website.”
Item 14 : Kemudahan Website
Pernyataan : “Website mudah digunakan.”
3.2 Konstruk 2 : Kualitas Informasi
Item 1 : Informasi yang Tepat
Pernyataan : “Website menampilkan informasi yang tepat, tidak
berlebihan.”
Item 2 : Keterangan Detil
Pernyataan : “Website memberikan keterangan yang detil pada setiap
barang.”
Item 3 : Kesesuaian Format
Pernyataan : “Website menyajikan informasi dalam format yang sesuai.”
Item 4 : Informasi yang Baru
Pernyataan : “Website selalu menawarkan sesuatu yang baru.”
Item 5 : Informasi yang Akurat
Pernyataan : “Website menyediakan informasi yang akurat.”
Item 6 : Informasi Dapat Dipercaya
Pernyataan : “Website memberikan informasi yang dapat dipercaya.”
Item 7 : Reputasi yang Baik
Pernyataan : “Website memiliki reputasi yang baik.”
Item 8 : Informasi Relevan
Pernyataan : “Website menyediakan informasi yang relevan.”
Item 9 : Informasi Lengkap
Item 10 : Informasi yang Aman
Pernyataan : “Website memberikan rasa aman terhadap informasi pribadi
pengguna.”
Item 11 : Rasa Aman
Pernyataan : “Website memberikan rasa aman untuk melakukan
transaksi.”
3.3 Konstruk 3 : Kualitas Website
Item 1 : Dapat Dipercaya
Pernyataan : “Website yang saya gunakan dapat dipercaya.”
Item 2 : Dapat Diandalkan
Pernyataan : “Website yang saya gunakan dapat diandalkan.”
Item 3 : Kebutuhan Terpenuhi
Pernyataan : “Kebutuhan saya terhadap website dapat terpenuhi oleh
website tersebut.”
Contoh kuesioner yang diajukan kepada respondendapat dilihat pada halaman
lampiran.
3.3 Definisi Operasional Variabel
Variabel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan pada kajian teori dan
studi empirik yang dilakukan oleh peneliti terdahulu. Variabel yang terbentuk
dalam penelitian ini terdiri dari tiga buah variabel yaitu kualitas layanan, kualitas
informasi, dan kualitas website. Dengan demikian variabel dalam penelitian ini
dapat disebut sebagai variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah kualitas layanan dan kualitas informasi. Variabel terikat dalam
digunakan sebagai acuan dalam pembuatan kuesioner. Desain kuesioner
berdasarkan variabel yang telah ditentukan dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Desain Kuesioner
Variabel Indikator Peryataan
Reability (Keandalan)
Ketersediaan stok barang sesuai dengan yang tertera pada website.
Barang 100% sesuai dengan gambar pada
website.
Website tidak pernah gangguan (error).
Empathy (Empati)
Anda merasa website
sangat jarang mengalami gangguan.
Customer Service selalu
online untuk melayani pelanggan. berada di dalam website.
Tangibility
(Nyata/Bewujud)
Website bisa diakses dengan menggunakan
gadget apapun (misal: iPhone, Android,
Blackberry, Tablet, iPad, dll).
Website memiliki tampilan yang menarik. Tampilan website rapi dan mudah dimengerti.
pencarian (search) pada
Variabel Indikator Peryataan
Website yang saya gunakan dapat dipercaya.
Layanan
Website yang saya gunakan dapat diandalkan.
Penggunaan
Kebutuhan saya terhadap
Pengukuran indikator variabel penelitian ini menggunakan skala likert,
yaitu dengan menyusun pertanyaan atau pernyataan yang masing-masing item
diberi range skor dalam skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial. Dengan skala
likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item
-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pernyataan (Sugiyono, 2007).
Skala likert menggunakan lima tingkatan jawaban sebagai berikut:
Tabel 3.3 Instrumen Skala Likert
No Skala Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Cukup Setuju (CS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada pengguna layanan websitee-commerce yang
ada di Indonesia, khususnya Laki-laki dan Perempuan berusia 18 hingga 30 tahun
yang sedang bekerja yang tinggal di kota Surabaya. Penelitian ini dilakukan dalam
kurun waktu tiga bulan, yaitu April 2016 sampai dengan Juni 2016.
3.5 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pengguna e-commerce di
karena Surabaya merupakan kota dengan pengguna internet terbanyak kedua
setelah Jakarta dengan jumlah pengguna internet tahun 2014 sebesar 956 ribu
orang. Responden yang menjadi sampel merupakan warga Surabaya dengan usia
18 hingga 30 tahun yang bekerja sebanyak 100 responden. Adapun sampling
method yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode convenience sampling,
sedangkan kriteria-kriteria yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
1. Responden adalah pengguna website e-commerce.
2. Responden pernah mengunjungi websitee-commerce.
Jumlah sampel yang diperoleh sejumlah 110 responden yang terdiri dari
42 orang laki-laki dan 68 orang perempuan. Sampel merupakan elemen populasi
39 4.1 Gambaran Umum Responden
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di kota Surabaya dengan
kriteria Laki-laki dan Perempuan usia 18 hingga 30 tahun yang bekerja yang pernah
mengunjungi atau mengakses (website) situs perdagangan online (e-commerce),
diperoleh 110 responden. Berikut adalah hasil rekapan gambaran umum resonden
berdasarkan kuesioner yang telah terkumpul:
1. Jenis Kelamin
Jenis kelamin responden pengguna website e-commerce di Surabaya
didominasi oleh Perempuan sebanya 62% dari 110 responden ditunjukkan pada
tabel 4.1.
Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase
Laki-laki 42 38 %
Perempuan 68 62 %
Jumlah 110 100 %
2. Usia
Dalam penelitian ini, diperoleh rata-rata usia responden adalah 18 hingga 30
tahun yang sudah bekerja. Usia pengguna website e-commerce di Surabaya
Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Usia
Usia (tahun) Jumlah (orang) Presentase
18 1 1,1 %
3. Website Favorit
Berdasarkan beberapa website e-commerce yang paling populer di Indonesia,
website e-commerce yang paling sering diakses atau dikunjungi oleh pengguna
website e-commerce di Surabaya adalah OLX dengan persentase 31% dan
diurutan kedua adalah Lazada dengan presentase 20% ditunjukkan pada tabel
4.3.
Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Website E-Commerce Favorit
Website E-Commerce Jumlah (orang) Presentase
Website E-Commerce Jumlah (orang) Presentase
Berniaga 0 0 %
Lainnya 12 11 %
Jumlah 110 100 %
4. Perangkat yang Digunakan
Perangkat elektronik yang mayoritas digunakan oleh pengguna website
e-commerce di Surabaya adalah telepon seluler atau sekarang sering disebut
smartphone ditunjukkan pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Perangkat Yang Digunakan
Perangkat yang Digunakan Jumlah (orang) Presentase
Telepon seluler (smartphone) 81 74 %
Laptop/Netbook 18 16 %
Komputer/PC 9 8 %
Tablet/iPad 2 2 %
Jumlah 110 100 %
5. Akses Internet yang Digunakan
Akses internet yang paling sering digunakan oleh para pengguna website
e-commerce di Surabaya adalah data seluler (paket internet) dibanding wifi di
dalam rumah dan akses internet di luar rumah ditunjukkan pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Responden Berdasarkan Akses Internet yang Digunakan
Akses Internet Jumlah (orang) Presentase
Data Seluler 78 71 %
Wifi di luar rumah 13 12 %
Akses internet di dalam rumah 19 17 %
6. Rata-Rata Pembelanjaan per Bulan
Mayoritas pembelanjaan rata-rata tiap bulan dari pengguna website
e-commerce di Surabaya adalah Rp 100.000 hingga Rp 500.000 ditunjukkan
pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Responden Berdasarkan Rata-rata Pembelanjaan Per Bulan
Pembelanjaan Per Bulan Jumlah (orang) Presentase
< Rp 100.000 17 15 %
Rp 100.000 – Rp 500.000 75 68 %
Rp 500.000 – Rp 1.000.000 15 14 %
> Rp 1.000.000 3 3 %
Jumlah 110 100 %
7. Rata-rata Penghasilan Per Bulan
Rata-rata penghasilan per bulan pengguna website e-commerce di Surabaya
mayoritas adalah Rp 2.000.000 hingga Rp 5.000.000 ditunjukkan pada tabel
4.7.
Tabel 4.7 Responden Berdasarkan Rata-rata Penghasilan Per Bulan
Penghasilan Per Bulan Jumlah (orang) Presentase
< Rp 2.000.000 36 33 %
Rp 2.000.000 – Rp 5.000.000 67 61 %
> Rp 5.000.000 7 6 %
Jumlah 110 100 %
8. Pendidikan Terakhir
Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner diperoleh bahwa 63% pengguna
website e-commerce di Surabaya berasal dari SMA/SMK ditunjukkan pada
Tabel 4.8 Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah (orang) Presentase
SD 0 0 %
SMP 0 0 %
SMA/SMK 69 63 %
Diploma 16 14 %
Sarjana 25 23 %
Jumlah 110 100
9. Frekuensi Penggunaan Website
Frekuensi penggunaan website e-commerce oleh masyarakat Surabaya
sebagian besar adalah 1 kali dalam sehari ditunjukkan pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Responden Berdasarkan Frekuensi Penggunaan
Frekuensi (per hari) Jumlah (orang) Presentase
1 kali 66 60 %
2 – 10 kali 37 34 %
> 10 kali 7 6 %
Jumlah 110 100 %
4.2 Kualitas Layanan (X1)
Vatiabel kualitas layanan (service quality) terdiri atas 4 indikator yakni:
keandalan (reliability), nyata (tangibility), empati (empathy), dan responsif
(resposive). Rekapitulasi jawaban responden pada indikator variabel kualitas
layanan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Variabel Kualitas Layanan (X1)
No Indikator Skor
1 2 3 4 5
1 Keandalan 12 44 106 130 38
No Indikator Skor
1 2 3 4 5
3 Empati 12 56 169 248 65
4 Responsif 0 4 44 193 89
4.3 Kualitas Informasi (X2)
Variabel kualitas informasi (information quality) terdiri atas 3 indikator
yaitu relevan representation quality (representasi relevan), accuracy (akurat), dan
security (keamanan). Rekapitulasi jawaban responden pada indikator variabel
kualitas informasi adalah sebagai berikut:
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Variabel Kualitas Informasi (X2)
No Indikator Skor
1 2 3 4 5
1 Representasi Relevan 0 21 129 224 66
2 Akurat 0 37 170 265 78
3 Keamanan 0 12 61 104 43
4.4 Kualitas Website
Variabel kualitas website (website quality) terdiri atas 3 indikator yaitu
interaksi (interaction), informasi (information), dan kegunaan (usability).
Rekapitulasi jawaban responden pada indikator variabel kualitas website adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Variabel Kualitas Website (Y)
No Indikator Skor
1 2 3 4 5
1 Interaksi 0 1 29 61 19
No Indikator Skor
1 2 3 4 5
3 Penggunaan 0 3 42 52 13
4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas
Setelah memasukkan data pada program SPSS versi 23, maka kegiatan
berikutnya adalah uji prasyarat. Uji ini dilakukan untuk melihat butir-butir
peryantaan mana yang layak untuk dipergunakan untuk mewakili variabel-variabel
bebas dalam penelitian ini.
4.5.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan analisis faktor konfirmatori
pada masing-masing variabel laten yaitu kualitas layanan (X1), kualitas informasi
(X2), dan kualitas website (Y) melalui program SPSS.
1. Kualitas Layanan (X1)
Uji validitas ini menggunakan batasan r tabel dengan signifikansi 0,05 dan uji
2 sisi, atau menggunakan batasan 0,3. Untuk batasan r tabel maka dengan
n = 110 maka di dapat r tabel sebesar 0,157. Artinya jika nilai korelasi lebih
besar dari batasan yang ditentukan maka item dianggap valid, sedangkan jika
kurang dari batasan yang ditentukan maka item dianggap tidak valid. Pada hasil
korelasi dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation diketahui
korelasi q1 dengan skor total sebesar 0,502. Pada korelasi q2, q3 dan seterusnya
dengan skor total menunjukkan nilai korelasi di atas nilai r tabel sebesar 0,157
Tabel 4.13 Output Validitas Service Quality (X1) Item-Total Statistics
2. Kualitas Informasi (X2)
Uji validitas ini menggunakan batasan r tabel dengan signifikansi 0,05 dan uji
2 sisi. Untuk batasan r tabel maka dengan n = 110 maka di dapat r tabel sebesar
0,157. Artinya jika nilai korelasi lebih dari batasan yang ditentukan maka item
dianggap valid sedangkan jika kurang dari batasan yang ditentukan maka item
dianggap tidak valid. Pada hasil korelasi dapat dilihat pada kolom Corrected
Item-Total Correlation diketahui korelasi q15 dengan skor total sebesar 0,629.
Pada korelasi q16, q17 dan seterusnya dengan skor total menunjukkan nilai
korelasi di atas nilai r tabel sebesar 0,157 maka dapat disimpulkan bahwa item
Tabel 4.14 Output Validitas Information Quality (X2) Item-Total Statistics
Uji validitas ini menggunakan batasan r tabel dengan signifikansi 0,05 dan uji
2 sisi. Untuk batasan r table maka dengan n = 110 maka di dapat r tabel sebesar
0,157. Artinya jika nilai korelasi lebih dari batasan yang ditentukan maka item
dianggap valid sedangkan jika kurang dari batasan yang ditentukan maka item
dianggap tidak valid. Pada hasil korelasi dapat dilihat pada kolom Corrected
Item-Total Correlation diketahui korelasi q26 dengan skor total sebesar 0,734.
Tabel 4.15 Output Validitas Website Quality (Y) Item-Total Statistics
Pada korelasi q27, dan q28 dengan skor total menunjukkan nilai korelasi di atas
nilai r tabel sebesar 0,157 maka dapat disimpulkan bahwa item tersebut valid
ditunjukkan pada tabel 4.15.
4.5.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi alat ukur, Instrumen
kuesioner yang tidak reliable maka tidak dapat konsisten pada pengukuran
sehingga hasil pengukuran tidak dapat dipercaya. Uji reliabilitas pada penelitian ini
menggunakan metode Cronbach Alpha. Berikut ini adalah output dari uji
reliabilitas dengan menggunakan aplikasi SPSS.
1. Kualitas Layanan (X1)
Metode pengambilan keputusan pada uji reliabilitas biasanya menggunakan
batasan 0,6. Reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7
dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik.
Tabel 4.16 Output Reliabilitas Service Quality (X1) Case Processing
Summary
N %
Cases Valid 110 100,0
Excludeda
0 ,0
Total 110 100,0
a, Listwise deletion based on all variables in the procedure,
Tabel 4.17 Output Reliabilitas Service Quality (X1) Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
Pada hasil pertama ditunjukkan pada tabel 4.15 diketahui data valid sebanyak
110, lalu hasil kedua tabel 4.16 adalah hasil uji reliabilitas yang didapat nilai
Cronbach’s Alpha sebesar 0,849 dengan jumlah pernyataan sebanyak 12.
Karena nilai lebih dari 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa indikator pada
kualitas layanan adalah reliabel.
2. Kualitas Informasi (X2)
Metode pengambilan keputusan pada uji reliabilitas biasanya menggunakan
batasan 0,6. Reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7
dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik.
Tabel 4.18 Output Reliabilitas Information Quality (X2) Case Processing Summary
N %
Cases Valid 110 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 110 100,0
Tabel 4.19 Output Reliabilitas Information Quality (X2) Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,917 11
Pada hasil pertama ditunjukkan pada tabel 4.18 diketahui data valid sebanyak
110, lalu hasil kedua tabel 4.19 adalah hasil uji reliabilitas yang didapat nilai
Cronbach’s Alpha sebesar 0,917 dengan jumlah pernyataan sebanyak 11.
Karena nilai lebih dari 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa indikator pada
3. Kualitas Website (Y)
Metode pengambilan keputusan pada uji reliabilitas biasanya menggunakan
batasan 0,6. Reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7
dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik.
Tabel 4.20 Output Reliabilitas Website Quality (Y) Case Processing
N %
Cases Valid 110 100,0
Excludeda
0 ,0
Total 110 100,0
a, Listwise deletion based on all variables in the procedure,
Tabel 4.21 Output Reliabilitas Website Quality (Y) Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,822 3
Pada hasil pertama ditunjukkan pada tabel 4.20 diketahui data valid sebanyak
110, lalu hasil kedua tabel 4.21 adalah hasil uji reliabilitas yang didapat nilai
Cronbach’s Alpha sebesar 0,822 dengan jumlah pernyataan sebanyak 3.
Karena nilai lebih dari 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa indikator pada
kualitas website adalah reliabel.
4.6 Uji Asumsi
Model regresi linear berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika
model tersebut memenuhi asumsi linearitas, normalitas data dan bebas dari asumsi
klasik statistik yang meliputi multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan
4.6.1 Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data.
Uji ini merupakan pengujian yang paling banyak dilakukan untuk analisis statistik
parametrik. Dengan menggunakan metode grafik maka dapat dilihat penyebaran
data pada sumber diagonal pada grafik normal P – P Plot of regression standarized
residual. Hasil dari uji normalitas pada regresi dapat dilihat pada gambar 4.1. Dari
grafik terlihat bahwa nilai plot P-P terletak disekitar garis diagonal, plot P-P tidak
menyimpang jauh dari garis diagonal sehingga dapat diartikan bahwa distribusi data
adalah normal.
4.6.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
melihat nilai Tolerance dan VIF pada model regresi. Metode pengambilan
keputusan yaitu jika semakin kecil nilai Tolerance dan semakin besar nilai VIF
maka semakin mendekati terjadinya masalah multikolinearitas. Dalam kebanyakan
penelitian menyebutkan bahwa jika Tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari
10 maka tidak terjadi multikolinearita. Hasil dari uji multikolinearitas dengan
menggunakan aplikasi SPSS terdapat pada tabel 4.22.
Tabel 4.22 Multikolinearitas Coefficientsa
Model
a, Dependent Variable: Website Quality
Dari tabel 4.22 di atas dapat diketahui bahwa nilai Tolerance dari kedua
variabel independen lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10, jadi dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas pada model regresi.
4.6.3 Uji Heteroskedastisitas
Model regresi yang baik adalah model yang tidak mengalami
heteroskedastisitas. Asumsi heteroskedastisitas adalah asumsi dalam regresi
dimana varians dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan