• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Harga, Rasa Dan Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian Minuman Kuku Bima Ener-G Pada Masyarakat Di Kelurahan Bagan Nibung Kec.Simpang Kanan Kab.Rokan Hilir Riau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Harga, Rasa Dan Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian Minuman Kuku Bima Ener-G Pada Masyarakat Di Kelurahan Bagan Nibung Kec.Simpang Kanan Kab.Rokan Hilir Riau"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH HARGA, RASA DAN KEMASAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MINUMAN KUKU BIMA ENER-G PADA

MASYARAKAT DI KELURAHAN BAGAN NIBUNG KEC.SIMPANG KANAN KAB.ROKAN HILIR

RIAU

OLEH :

RAMLAH RITONGA 100502045

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA EKONOMI MEDAN

(2)

ABSTRAK

PENGARUH HARGA, RASA DAN KEMASAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MINUMAN KUKU BIMA ENER-G PADA

MASYARAKAT

DI KELURAHAN BAGAN NIBUNG KECAMATAN SIMPANG KANAN KABUPATEN ROKAN HILIR RIAU

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga (X1), rasa (X2) dan kemasan (X3) terhadap keputusan pembelian (Y) minuman Kuku Bima Ener-G pada masyarakat di kelurahan Bagan Nibung Kec.Simpang Kanan Kab.Rokan Hilir Riau. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang ada dikelurahan Bagan Nibung kec.Simpang kanan kab.Rokan hilir Riau yang pernah membeli dan mengkonsumsi minuman Kuku Bima Ener-G dan sampel sebanyak 97 responden. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan regresi berganda dengan menggunakan uji simultan, uji parsial dan analisis determinasi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian explanatory dan hipotesis di uji dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan nilai α yaitu 5%. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.

Hasil analisis data dengan metode analisis regresi berganda menunjukkan bahwa harga (X1), rasa (X2) dan kemasan (X3) secara bersama-sama positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian (Y) minuman Kuku Bima Ener-G pada masyarakat di kelurahan Bagan Nibung Kec.Simpang Kanan Kab.Rokan Hilir Riau dengan koefisien regresi X1 = 0.352, X2 =0.390 dan X3=0.107. Pengujian Fhitung diperoleh sebesar 13.366 lebih besar dari Ftabel sebesar 3.19. Hasil uji thitung menunjukkan untuk harga (X1) = 3.123, rasa (X2)=3.891 dan kemasan (X3) = 0.832. Variabel harga, rasa mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian minuman Kuku Bima Ener-G pada masyarakat di kelurahan Bagan Nibung Kec.Simpang Kanan Kab.Rokan Hilir Riau sedangkan variabel kemasan (X3) mempunyai pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian minuman Kuku Bima Ener-G pada masyarakat di kelurahan Bagan Nibung Kec.Simpang Kanan Kab.Rokan Hilir Riau. Secara parsial dapat dilihat bahwa rasa yang paling dominan mempengaruhi konsumen melakukan pembelian minuman Kuku Bima Ener-G pada masyarakat di kelurahan Bagan Nibung Kec.Simpang Kanan Kab.Rokan Hilir Riau. Sedangkan koefisien determinasi diperoleh nilai Adjusted R2 0.549%. Artinya, variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh adanya variabel harga,rasa dan kemasan terhadap keputusan pembelian minuman Kuku Bima Ener-G. Angka R Square sebesar 0.30 menunjukkan bahwa 30 persen keputusan pembelian konsumen dapat dijelaskan oleh variabel harga, rasa dan kemasan. Sedangkan sisanya 70 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar kedua variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

(3)

ABSTRACT

EFFECT OF PRICE, TASTE AND BEVERAGE PACKAGING ON PURCHASE DECISION OF KUKU BIMA ENER-G DRINKS ON SOCIETY

IN BAGAN NIBUNG, SIMPANG KANAN DISTRICT OF ROKAN HILIR REGENCY RIAU

This study aimed to determine the effect of the price ( X1 ) , flavor ( X2 ) and packaging ( X3 ) on purchase decisions ( Y ) Kuku Bima Ener – G drinks on society inbagan nibung, simpang kanan district of rokan hilir regency riau . The population in this study were all societies there in bagan nibung, simpang kanan district of rokan hilir regency riau ever buy and consume Kuku Bima Ener - G drinks and a sample of 97 respondents . Data analysis method used is descriptive and multiple regression method using simultaneous test , test and analysis of partial determination . This type of research is explanatory research and test hypotheses using multiple regression analysis with α value of 5% . The data used is primary data and secondary data .

The results of the analysis of the data by the method of multiple regression analysis showed that the price ( X1 ) , flavor ( X2 ) and packaging ( X3 ) are jointly positive and significant impact on purchasing decisions ( Y ) Kuku Bima Ener – G drinks on the community in bagan nibung, simpang kanan district of rokan hilir regency riau with a regression coefficient of X1 = 0.352 , X2 = 0.390 and X3 = 0.107 . Testing of F obtained for greater than 13 366 Ftable 3:19 . The test results demonstrate for the price of t ( X1 ) = 3.123 , taste ( X2 ) = 3,891 and packaging ( X3 ) = 0.832 . Variable price , taste has a positive and significant influence on purchasing decisions Kuku Bima Ener -G drinks on people in bagan nibung, simpang kanan district of rokan hilir regency riau while packing variable ( X3 ) has a positive effect and no significant effect on purchasing decisions Kuku Bima Ener drink - G on people in bagan nibung, simpang kanan district of rokan hilir regency riau. Partially, it can be seen that the taste of the most dominant influence consumers to purchase beverages Kuku Bima Ener – G drinks on people in bagan nibung, simpang kanan district of rokan hilir regency riau. While the coefficient of determination obtained Adjusted R2 0.549 % . That is , the variable purchase decisions can be explained by the presence of variable pricing, flavors and packaging to the beverage purchasing decisions Kuku Bima Ener - G . R Square of 0:30 figures show that 30 percent of consumer purchasing decisions can be explained by the variable price , taste and packaging . While the remaining 70 percent is explained by other variables outside the two variables used in this study .

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah dan rahmatNya yang telah dilimpahkan kepada penulis melalui kesehatan, pengetahuan, pengalaman dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan. Adapun judul dari penulisan skripsi ini adalah “Pengaruh harga, rasa dan kemasan terhadap keputusan pembelian minuman Kuku Bima Ener-G pada masyarakat di kelurahan bagan nibung kecamatan simpang kanan kabupaten rokan hilir Riau”.

Ucapan terima kasih yang begitu besar untuk kedua orang tua yang saya sayangi Amri Ritonga dan Rosnah Siregar atas doa, nasehat, perjuangan dan dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan sampai saat ini.

Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak atas bantuan berupa materil dan moril, bimbingan, petunjuk serta nasihat-nasihat yang tidak ternilai harganya hingga penulisan skripsi ini terselesaikan sebagaimana semestinya. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

(5)

2. Ibu Dr. Isfenti Sadali SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen dan Ibu Dra. Marhayanie, MSi selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi selaku Ketua Program Studi serta selaku dosen pembaca penilai dan Ibu Dra. Friska Sipayung M.Si selaku Sekretaris Program Studi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Liasta Ginting.SE,M.Si selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah

banyak membantu dan memberikan saran untuk kesempurnaan skripsi ini 6. Seluruh dosen pengajar dan staf pegawai Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Kepada Kakak-kakak Saya Ismail Ritonga, Ervina Ritonga, Erliana Ritonga, Abdulmuin Ritonga, Khairuddin Ritonga dan Adek-adek saya Rahman Syahputra Ritonga, Muhammad Ishak Ritonga, Halim Habibi Ritonga, Hadad Alwi Ritonga dan Fadliansyah Ritonga untuk doa, motivasi dan perhatiannya kepada penulis.

(6)

9. Untuk Sahabat-sahabat saya di luar kampus Siti Aisyah, Agustiana Padang, Salbina, Halimah, dan Dara terimakasih atas kebersamaannya selama tinggal diperantauan orang.

10.Untuk Sahabat-sahabat sejawat dan seperjuangan saya di kampus Ellysa dewi, Mirnanik Ekarishe Hb, Inda, Vivi, Agnes, Taufik, Nizal, Delfi, Hera, Ridwan, Rini, wahana dan Dila dan banyak lagi yang tidak dapat penulis tuliskan satu per satu, terimakasih atas kebersamaannya selama perkuliahan dan semoga kita semua sukses di hari depan.

11.Untuk Sahabat-sahabat saya dikos Juliet Wiwit Astriani ,Kak Putri maulida, Kak Ade Fitria Siregar, Tyara, Aulia Rahma, Afifah, Tya, Vina, Yeni dan Nurul hasanah terimakasih atas kebersamaannya susah dan senang kita rasakan bersama.

12.Kepada teman-teman dan keluarga yang tidak dapat penulis tuliskan satu per satu, atas doa dan dukungannya kepada penulis.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya, serta penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan skripsi ini.

Medan, Februari 2014 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ...ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ... 9

2.1 Uraian Teoritis ... 9

2.1.1 Defenisi Perilaku konsumen ... 9

2.1.2 Harga (Pricing) ... 11

2.1.2.1 Pengertian Harga ... 11

2.1.2.2 Penetapan Harga ... 13

2.1.2.3 Tujuan Penetapan Harga ... 15

2.1.3 Rasa (Taste) ... 16

2.1.5.1 Pengertian Rasa ... 16

2.1.5.2 Komponen-komponen Cita Rasa ... 17

2.1.4 Kemasan (Packaging) ... 18

2.1.5 Keputusan Pembelian ... 22

2.1.5.1 Pengertian Keputusan Pembelian ... 22

2.1.5.2 Jenis-jenis Perilaku Pembelian ... 23

2.1.5.3 Proses Keputusan Pembelian ... 24

2.1.5.4 Tingkat Pengambilan Keputusan Pembelian ... 28

2.1.6 Penelitian Terdahulu ... 29

2.2 Kerangka Konseptual ... 30

2.3 Hipotesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

3.1 Jenis Penelitian ... 34

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

3.3 Batasan Operasional ... 34

3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 35

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 37

3.6 Populasi dan Sampel ... 38

(8)

3.6.2 Sampel ... 38

3.7 Jenis Data Penelitian ... 39

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 40

3.9 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 41

3.9.1 Uji Validitas ... 41

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 41

3.10 Uji Asumsi Klasik ... 42

3.10.1 Uji Normalitas ... 43

3.10.2 Uji Heteroskedasitas ... 43

3.10.3 Uji Multikolinearitas ... 43

3.11 Teknik Analisis Data ... 43

3.11.1 Metode Analisis Deskriptif ... 43

3.11.2 Model Regresi Berganda ... 43

3.11.3 Pengujian Hipotesis ... 45

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

4.1 Profil Perusahaan ... 47

4.1.1 Sejarah PT.Sidomuncul ... 47

4.1.2 Visi dan Misi PT.Sidomuncul ... 49

4.1.3 Kuku Bima Ener-G ... 50

4.1.4 Jenis-jenis Kuku Bima Ener-G ... 51

4.2 Hasil Penelitian ... 53

4.2.1 Uji Validitas dan Reliabelitas ... 53

4.2.1.1 Uji Validitas ... 53

4.2.1.2 Uji Reliabilitas ... 54

4.2.2 Analisis Deskriptif Responden ... 56

4.2.3 Analisis Deskriptif Variabel penelitian ... 58

4.2.4 Uji Asumsi Klasik ... 62

4.2.4.1 Uji Normalitas ... 62

4.2.4.2 Uji Heteroskidasitas ... 65

4.2.4.3 Uji Multikoloniritas ... 68

4.2.5 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 69

4.2.6 Pengujian Hipotesis ... 71

4.2.6.1 Uji Signifikan Serentak (Uji F) ... 71

4.2.6.2 Uji Individual (Uji T) ... 72

4.2.6.3 Koefisien Determinan (R2 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

5.1 Kesimpulan ... 78

5.2 Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN )... 74

(9)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

1.1 Daftar Minuman Energi Diluar dan Dalam Negeri ... 2

2.2 Jenis Perilaku Pembeli ... 23

2.3 Peneliti Terdahulu ... 29

3.1 Operasional Variabel ... 36

3.2 Instrumen Skala Likert ... 37

4.1 Uji Validitas ... 54

4.2 Uji Reliabilitas ... 55

4.3 Karekteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 56

4.4 Karekteristik Responden Berdasarkan Umur ... 56

4.5 Karekteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 57

4.6 Distribusi Frekuensi Variabel Harga (X1) ... 58

4.7 Distribusi Frekuensi Variabel Rasa (X2) ... 59

4.8 Distribusi Frekuensi Variabel Kemasan (X3) ... 60

4.9 Distribusi Frekuensi Variabel Keputusan Pembelian (Y1) ... 61

4.10 Uji Kolmogrov-Smirnov (K-S) ... 65

4.11 Uji Glejser ... 67

4.12 Hasil Uji Multikoloniritas ... 68

4.13 Model Regresi Berganda ... 69

4.14 Uji Serempak (Uji-F) ... 72

4.15 Uji Individual (Uji-T) ... 73

(10)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman

2.1 Proses Pengambilan Keputusan ... 25

2.2 Kerangka Konseptual ... 32

4.1 Jenis-Jenis Kuku Bima Ener-G ... 50

4.2 Histogram ... 62

4.3 Normal P_Plot Of Regression Standardized residual ... 62

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 : Koesioner... 83

Lampiran 2 : Data Pernyataan Responden ... 86

Lampiran 3 : Uji Validitas dan Reliabilitas ... 91

Lampiran 4 : Data Karekteristik Variabel ... 92

Lampiran 5 : Uji Asumsi Klasik ... 95

(12)

ABSTRAK

PENGARUH HARGA, RASA DAN KEMASAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MINUMAN KUKU BIMA ENER-G PADA

MASYARAKAT

DI KELURAHAN BAGAN NIBUNG KECAMATAN SIMPANG KANAN KABUPATEN ROKAN HILIR RIAU

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga (X1), rasa (X2) dan kemasan (X3) terhadap keputusan pembelian (Y) minuman Kuku Bima Ener-G pada masyarakat di kelurahan Bagan Nibung Kec.Simpang Kanan Kab.Rokan Hilir Riau. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang ada dikelurahan Bagan Nibung kec.Simpang kanan kab.Rokan hilir Riau yang pernah membeli dan mengkonsumsi minuman Kuku Bima Ener-G dan sampel sebanyak 97 responden. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan regresi berganda dengan menggunakan uji simultan, uji parsial dan analisis determinasi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian explanatory dan hipotesis di uji dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan nilai α yaitu 5%. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.

Hasil analisis data dengan metode analisis regresi berganda menunjukkan bahwa harga (X1), rasa (X2) dan kemasan (X3) secara bersama-sama positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian (Y) minuman Kuku Bima Ener-G pada masyarakat di kelurahan Bagan Nibung Kec.Simpang Kanan Kab.Rokan Hilir Riau dengan koefisien regresi X1 = 0.352, X2 =0.390 dan X3=0.107. Pengujian Fhitung diperoleh sebesar 13.366 lebih besar dari Ftabel sebesar 3.19. Hasil uji thitung menunjukkan untuk harga (X1) = 3.123, rasa (X2)=3.891 dan kemasan (X3) = 0.832. Variabel harga, rasa mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian minuman Kuku Bima Ener-G pada masyarakat di kelurahan Bagan Nibung Kec.Simpang Kanan Kab.Rokan Hilir Riau sedangkan variabel kemasan (X3) mempunyai pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian minuman Kuku Bima Ener-G pada masyarakat di kelurahan Bagan Nibung Kec.Simpang Kanan Kab.Rokan Hilir Riau. Secara parsial dapat dilihat bahwa rasa yang paling dominan mempengaruhi konsumen melakukan pembelian minuman Kuku Bima Ener-G pada masyarakat di kelurahan Bagan Nibung Kec.Simpang Kanan Kab.Rokan Hilir Riau. Sedangkan koefisien determinasi diperoleh nilai Adjusted R2 0.549%. Artinya, variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh adanya variabel harga,rasa dan kemasan terhadap keputusan pembelian minuman Kuku Bima Ener-G. Angka R Square sebesar 0.30 menunjukkan bahwa 30 persen keputusan pembelian konsumen dapat dijelaskan oleh variabel harga, rasa dan kemasan. Sedangkan sisanya 70 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar kedua variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

(13)

ABSTRACT

EFFECT OF PRICE, TASTE AND BEVERAGE PACKAGING ON PURCHASE DECISION OF KUKU BIMA ENER-G DRINKS ON SOCIETY

IN BAGAN NIBUNG, SIMPANG KANAN DISTRICT OF ROKAN HILIR REGENCY RIAU

This study aimed to determine the effect of the price ( X1 ) , flavor ( X2 ) and packaging ( X3 ) on purchase decisions ( Y ) Kuku Bima Ener – G drinks on society inbagan nibung, simpang kanan district of rokan hilir regency riau . The population in this study were all societies there in bagan nibung, simpang kanan district of rokan hilir regency riau ever buy and consume Kuku Bima Ener - G drinks and a sample of 97 respondents . Data analysis method used is descriptive and multiple regression method using simultaneous test , test and analysis of partial determination . This type of research is explanatory research and test hypotheses using multiple regression analysis with α value of 5% . The data used is primary data and secondary data .

The results of the analysis of the data by the method of multiple regression analysis showed that the price ( X1 ) , flavor ( X2 ) and packaging ( X3 ) are jointly positive and significant impact on purchasing decisions ( Y ) Kuku Bima Ener – G drinks on the community in bagan nibung, simpang kanan district of rokan hilir regency riau with a regression coefficient of X1 = 0.352 , X2 = 0.390 and X3 = 0.107 . Testing of F obtained for greater than 13 366 Ftable 3:19 . The test results demonstrate for the price of t ( X1 ) = 3.123 , taste ( X2 ) = 3,891 and packaging ( X3 ) = 0.832 . Variable price , taste has a positive and significant influence on purchasing decisions Kuku Bima Ener -G drinks on people in bagan nibung, simpang kanan district of rokan hilir regency riau while packing variable ( X3 ) has a positive effect and no significant effect on purchasing decisions Kuku Bima Ener drink - G on people in bagan nibung, simpang kanan district of rokan hilir regency riau. Partially, it can be seen that the taste of the most dominant influence consumers to purchase beverages Kuku Bima Ener – G drinks on people in bagan nibung, simpang kanan district of rokan hilir regency riau. While the coefficient of determination obtained Adjusted R2 0.549 % . That is , the variable purchase decisions can be explained by the presence of variable pricing, flavors and packaging to the beverage purchasing decisions Kuku Bima Ener - G . R Square of 0:30 figures show that 30 percent of consumer purchasing decisions can be explained by the variable price , taste and packaging . While the remaining 70 percent is explained by other variables outside the two variables used in this study .

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Era globalisasi saat ini telah memberikan dampak pada perubahan gaya hidup dan mengkonsumsi minuman pada sebagian masyarakat. Manusia selalu mencari alternatif dalam meningkatkan kesehatan dan menjaga kondisi tubuh, sehingga mengkonsumsi minuman suplemen/energi yang dianggap mampu memberikan manfaat menjadi pilihan bagi sebagian orang. Semakin banyak produk yang ditawarkan cenderung mendorong konsumen untuk lebih kritis dalam memilih produk yang akan dibeli baik dari tingkat harga, rasa maupun kemasan. Meningkatnya daya beli masyarakat menuntut perusahaan untuk memproduksi barang yang sesuai dengan kebutuhan yang di inginkan konsumen dari tingkat harga, rasa dan kemasan yang ditekan namun tetap memberikan keuntungan yang diharapkan untuk berhasilnya penjualan produk.

(15)

Minuman Suplemen/berenergi adalah jenis minuman yang ditujukan untuk menambah energi, kesegaran, stimulasi metabolisme, memelihara kesehatan dan

stamina tubuh seseorang yang meminumnya. (www.wikipedia.org )

Peluang bisnis di sektor minuman suplemen/energi tetap menarik perhatian. Permintaan akan produk-produk minuman energi terus bertambah, hal ini bisa terlihat dengan maraknya produk minuman energi yang beredar di pasaran. Beberapa merek minuman energi yang ada di pasaran baik produksi dalam negeri maupun luar negeri pada tabel 1.1 di bawah ini:

Tabel 1.1

Daftar Merek Minuman Energi di Indonesia No Merek asal Indonesia Merek luar negeri

1. Extra joss Kratingdaeng

2. Kuku bima ener-G Lipoviton

3. Hemaviton jreng M-150

4. Fit-up Panther

5. Enerjos Rock Star

6. Galin Bugar Burn

Sumber : www.wikipedia (2014)

(16)

minuman energi digolongkan sebagai energi yang diproduksi di Indonesia digolongkan sebagai

Pemilihan suatu produk dipengaruhi oleh atribut-atribut yang ada pada suatu produk baik secara fisik nyata dalam suatu bentuk yang dapat diindentifikasi maupun yang tidak nyata. Atribut-atribut produk tersebut berupa harga, rasa dan kemasan.

Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut (Kotler dan Amstrong 2008:439). Berdasarkan definisi harga diatas maka dapat disimpulkan harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan produk atau jasa yang dibelinya guna memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

Rasa merupakan tanggapan konsumen terhadap ciri khas yang ada didalam suatu produk seperti rasa manis, asin, cokelat, vanilla dan yang lainnya, yang dipengaruhi oleh faktor kualitas, keanekaragaman, selera dan inovasi rasa yang terdapat pada produk tersebut membuat keputusan pembelian (Mustafid & Gunawan 2008:131).

(17)

Menurut Kotler (2002:202) mengemukakan bahwa Keputusan pembelian konsumen merupakan suatu keputusan yang diambil oleh seorang calon pembeli menyangkut kepastian akan membeli atau tidak.

Kuku Bima Energi merupakan salah satu produk yang dikeluarkan oleh perusahaan PT.Sido muncul yang telah berdiri sejak lama. Produk ini awalnya merupakan produk jamu yang kemudian bertransformasi menjadi minuman berenergi. Kuku Bima Energi dalam sebuah riset untuk Indonesia Best Brand Award menjadi salah satu pemenang. Merek ini unggul dalam kategorinya, minuman berenergi. Produk paling unggulan dari PT. Sido Muncul saat ini adalah Kuku Bima Ener-G. Penjualan Kuku Bima Ener-G mencapai 25 juta sachet per bulan, naik hingga 50% dibanding rata-rata per bulan tahun 2008. Di segmen minuman berenergi, Kuku Bima Ener-G sudah menjadi market leader secara nasional. Bahkan Kuku Bima Ener-G kini telah meraih gelar “Top Brand 2008” minuman energi sebagai wujud kepuasan pelanggan. Dan penghargaan Indonesia Most Popular Brand in Social Media yang baru pertama kali dilaksanakan oleh Majalah SWA akan menambah panjang deretan penghargaan yang telah diterima oleh Kuku Bima Energi sebelumnya. Penghargaan-penghargaan tersebut antara lain: The Original Brands Apreciation, Top Brand Award, Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA), Word of Mouth Marketing (WOMM) Award, &

Satria Brand Award

(18)

menunjukkan bahwa 16 orang (52%) yang pernah membeli dan mengkonsumsi minuman Kuku Bima Ener-G. Sementara 14 orang lainnya memilih untuk mengkonsumsi minuman lainnya seperti kopi, teh, extra joss, kratingdaeng, hemaviton dan lain sebagainya.

(19)

Desa Kelurahan Bagan Nibung Kec.Simpang kanan Kab.Rokan Hilir Riau merupakan desa yang memiliki masyarakat yang mendominasi pekerjaan berat dan lain sebagainya sehingga menuntut mereka cenderung mengkonsumsi produk minuman Kuku Bima Ener-G agar meningkatkan kesehatan dan menjaga kondisi tubuh mereka jika ingin melakukan suatu aktivitas tertentu.. Masyarakat di desa kelurahan Bagan Nibung Kec.Simpang Kanan Kab.Rokan Hilir Riau ini juga merupakan salah satu pangsa pasar yang potensial dalam mengkonsumsi produk minuman Kuku Bima Ener-G. Mereka memilih untuk mengkonsumsi minuman suplemen/energi karena di anggap mampu memberikan manfaat menjadi pilihan bagi masyarakat desa tersebut ,Sebab minuman Kuku Bima Ener-G memiliki harga yang relatif murah, rasa yang berinovasi dan kemasan yang praktis membuat mereka mangambil keputusan pembelian terhadap minuman Kuku Bima Ener-G.

(20)

1.2 Perumusan Masalah

Untuk lebih memperjelas permasalahan sebagai dasar penulisan mencoba merumuskan masalah yaitu:

‘’Apakah harga, rasa dan kemasan produk minuman Kuku Bima Energ-G berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian masyarakat di kelurahan Bagan Nibung Kec.Simpang Kanan Kab.Rokan Hilir Riau.’’

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga, rasa dan kemasan produk minuman Kuku Bima Ener-G terhadap keputusan pembelian masyarakat di kelurahan Bagan Nibung Kec.Simpang Kanan Kab.Rokan Hilir Riau.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat, antara lain:

1. Bagi PT.Sido Muncul

Sebagai bahan pertimbangan dalam memecahkan masalah yang dihadapi dan

dapat digunakan sebagai bahan untuk mengevaluasi serta menjadi masukan dan

informasi bagi perusahaan untuk mengetahui faktor yang berpengaruh dominan

(21)

2. Bagi peneliti

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti, disamping memberikan

kontribusi pemikiran dalam bidang pemasaran, khususnya mengenai pengaruh

harga, rasa dan kemasan terhadap keputusan pembelian.

3. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini kiranya dapat memberikan masukan atau sebagai bahan referensi

bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian lebih lanjut untuk permasalahan

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

2.1Uraian Teoritis

2.1.1 Definisi Perilaku Konsumen

Menurut Setiadi,(2003:3) Perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka.

Dari defenisi tersebut terdapat tiga ide penting perilaku konsumen yaitu :

1. Perilaku konsumen bersifat dinamis, yang berarti bahwa perilaku konsumen, kelompok konsumen atau masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu

2. Perilaku konsumen melibatkan interaksi afeksi (perasaan), kognisi (pemikiran), perilaku dan kejadian dilingkungannya

3. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran, karena itu peran pemasaran adalah untuk menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui penerapan berbagai strategi pemasaran.

(23)

Dan Menurut Hurriyati,( 2005:67) perilaku konsumen adalah tindakan langsung untuk mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. Sedangkan Menurut Hurriyati, (2005:67) perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas individu untuk mengevaluasi, memperolah, menggunakan, atau mengatur barang dan jasa.

Dan menurut Prasetijo dan Ihalauw (2005 : 10) perilaku konsumen adalah suatu proses yang terdiri dari beberapa tahap yaitu :

1. Tahap perolehan (acquisition): mencari (searching) dan membeli (purchasing).

2. Tahap konsumsi (consumption): menggunakan (using) dan mengevaluasi (evaluting).

3. Tahap tindakan pascabeli (disposition): apa yang dilakukan oleh konsumen setelah produk itu digunakan atau dikonsumsi.

(24)

berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam usaha memperoleh serta menggunakan barang dan jasa dengan harapan dapat memuaskan mereka.

2.1.2 Harga (Pricing)

2.1.2.1 Pengertian harga

Harga merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu mendapatkan suatu barang dan jasa (Tjiptono 2005:34). Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang dan jasa, manajer harus mengintergrasikan dengan keputusan-keputusan sebelumnya yaitu dalam bidang produksi, distribusi, dan strategi promosi. Penyesuaian ini dibutuhkan agar dapat menciptakan suatu bauran pemasaran yang konsisten, terpadu dan mampu mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2008:439) harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Berdasarkan definisi harga diatas maka dapat disimpulkan harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan produk atau jasa yang dibelinya guna memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

(25)

Menurut Yoeti (2005:145) Harga adalah salah satu unsur penting dalam bauran pemasaran, tanpa harga produk tidak bisa di tawarkan kepada konsumen. Yang menjadi masalah, harga berapa suatu produk harus ditetapkan? Tidak mudah menetapkan harga suatu produk atau barang, banyak faktor yang perlu diketahui sebelum menetapkan harga suatu produk. Tiga faktor yang harus diperhatikan yaitu:

1. Tingkat nilai tambah

Sampai berapa besar nilai tambah telah dimasukkan kedalam produk sehingga harganya menjadi lebih tinggi, apalagi kalau image lebih berperan dalam perusahaan itu. Bila kualitasnya sama, konsumen akan membeli harga yang termurah. Jadi harganya sangat sensitif sekali. Tetapi kalau beras sudah menjadi nasi goreng dan dijual hotel berbintang, maka harga tidak lagi dominan, tamu hotel akan membayarnya walau harga relatif mahal.

2. Faktor Informasi Availability

Sulitnya konsumen mencari tentang harga suatu produk atau barang membuat produk atau barang tersebut tidak menjadi pricesensitive, seperti yang berlaku pada penjualan beras diatas. Banyak barang dijual dengan promosi penjualan yang di tawarkan pada pelanggan, tetapi konsumen menjadi enggan karena tidak tahu siapa produsennya atau pabrik yang menghasilkan barang itu, sehingga penjual menetapkan harga seenaknya, dengan iming-iming cicilan yang ringan.

(26)

Perusahaan memegang monopoli dapat menentukan harga seenaknya, tetapi akan berbeda halnya bila dalam perekonomian itu ada beberapa perusahaan sejenisnya, maka harga dapat ditetapkan dengan cara harga tetap (fixing price) atas kesepakatan mereka bersama. Bagi konsumen cara ini juga tidak menguntungkan, karena harga tetap dikendalikan oleh beberapa perusahaan itu.

2.1.2.2 Penetapan harga

Kotler dan Amstrong (2008:264) menyatakan bahwa konsumen akan memutuskan untuk memilih produk yang memiliki harga yang sesuai atau adil. Ketika konsumen membeli produk, mereka menukarkan suatu nilai (harga) untuk mendapatkan sesuatu yang berharga (manfaat dari memiliki atau menggunakan produk).

Kegiatan penetapan harga memiliki peranan penting dalam proses bauran pemasaran, karena penetapan harga terkait langsung dengan penerimaan perusahaan. Keputusan penetapan harga juga tidak kalah pentingnya dalam menentukan seberapa jauh sebuah layanan jasa dinilai oleh konsumen.

Faktor-faktor yang memengaruhi kepekaan harga yaitu: 1. Efek keunikan barang (Unique Value Effect)

Keunikan yang dimiliki suatu barang sehingga konsumen sangat peka/terhadap harga.

(27)

Pembeli semakin kurang peka terhadap harga apabila mereka tidak menyadari akan kualitas barang pengganti.

3. Efek kesulitan membandingkan (Difficult Comparison Effect)

Semakin sulit pembeli membandingkan produk dengan produk pengganti, maka semakin peka terhadap harga

4. Efek pengeluaran total (Total Ekspenditur Effect)

Semakin rendah pengeluaran mereka terhadap produk tersebut, semakin berkurang pulalah kepekaan mereka terhadap harga.

5. Efek Manfaat Akhir (End Benefit Effect)

Semakin rendah pengeluaran dibandingkan dengan biaya produk akhir, semakin berkurang kepekaan terhadap harga

6. Efek Biaya Bersama (Share Cost Effect)

Pembeli semakin peka terhadap harga, apabila sebagian biaya untuk pembelian suatu produk ditanggung oleh pihak lain

7. Efek Investasi Terbentuk (Sunk Investment Effect)

Pembeli semakin sensitif terhadap harga produk itu digunakan dalam hubungannya dengan aktiva yang telah ditanamkan sebelumnya

8. Efek Mutu Harga (Price Quality Effect)

Pembeli semakin sensitif terhadap harga apabila itu dianggap pembeli lebih bermutu, bergengsi, dan eksklusif

9. Efek Penyediaan (Inventory Effect)

(28)

2.1.2.3 Tujuan Penetapan Harga

Menurut Tjiptono (2005:35) ada 5 hal yang menjadi penetapan harga yaitu:

1. Tujuan berorientasi laba

Ini didasarkan pada asumsi teori ekonomi klasik yang menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba maksimum. Dalam kondisi persaingan yang ketat dan serba kompleks penerapannya sangat sulit untuk dilakukan.

2. Tujuan berorientasi pada volume

Tujuan ini berorientasi pada volume, dimana harga ditetapkan sedemikian rupa agar mencapai target volume penjualan, nilai penjualan, ataupun untuk menguasai pasar.

3. Tujuan berorientasi pada citra

Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra perusahaan. Sebaliknya harga rendah dapat dipergunakan untuk membentuk citra nilai tertentu.

4. Tujuan stabilisasi harga

Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri.

(29)

Penetapan harga dapat juga bertujuan untuk mencegah masuknya pesaing mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau menghindari campur tangan pemerintah.

2.1.3 Rasa (Taste)

2.1.3.1 Pengertian rasa

Menurut Ferrinadewi (2008:46) rasa dapat digunakan pemasar menawarkan produk dengan berupaya mengasosiasikan rasa tersebut dengan perasaan konsumen.

Kata “rasa” yang menjadi motivasi konsumen dalam memilih produk adalah faktor yang menjadi fokus perhatian produsen atau pemasar. Jadi siapa yang menjadi konsumen atau pembeli itu sangat penting diketahui oleh pihak produsen atau pemasar.

Mustafid & Gunawan (2008:131) Rasa merupakan tanggapan konsumen terhadap ciri khas yang ada didalam suatu produk seperti rasa manis, asin, cokelat, vanila dan yang lainnya, yang dipengaruhi oleh faktor kualitas, keanekaragaman, selera dan inovasi rasa yang terdapat pada produk tersebut membuat keputusan pembe-lian.

Menurut (Anonim 2011 dalam Aziz 2012 ). Cita Rasa adalah suatu cara

pemilihan taste)

(30)

pengecap rasa (taste buds) yang terletak di

yang merupakan bagian dari cita rasa.

2.1.3.2 Komponen-Komponen Cita Rasa

Kompleksitas suatu Cita rasa dihasilkan oleh keragaman persepsi alamiah. Cita Rasa dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu bau, rasa, dan rangsangan mulut (panas dan dingin). Faktor yang pertama dapat dideteksi oleh indera pencium dan dua faktor yang disebutkan terakhir dapat dideteksi oleh sel-sel sensorik pada lidah. (Wahidah 2010 dalam Aziz 2012

1. Bau

Bau merupakan salah satu komponen Cita rasa pada makanan/minuman, yaitu memberikan aroma atau bau, maka dapat mengetahui Cita rasa dari makanan tersebut. Dimana bau ini dikenal dengan menggunakan hidung. Apabila bau makanan/minuman berubah maka tentu saja akan berpengaruh pada Cita rasa.

)

2. Rasa

(31)

3. Rangsangan Mulut

Selain dari komponen-komponen cita rasa tersebut diatas, komponen yang juga penting adalah timbulnya perasaan seseorang setelah menelan suatu makanan/minuman. Bahan makanan/minuman yang mempunyai sifat merangsang syaraf perasa dibawah kulit muka, lidah, maupun gigi akan menimbulkan perasaan tertentu.

2.1.4 Kemasan (Packaging)

Menurut Tjiptono (2005:104) Pengemasan (packaging) merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus (wrapper) untuk suatu produk.

Menurut Buchori Alma (2005:77) Kemasan adalah keseluruhan kegiatan merancang dan memproduksi bungkus atau kemasan suatu produk. Fungsi kemasan adalah agar tetap bersih, tahan lama, menunjukkan kualitas produk, memberikan informasi dan keterangan untuk konsumen. Ada tiga alasan mengapa kemasan diperlukan:

1. Kemasan memenuhi sasaran: keamanan (safety) dan kemanfaatan (utilitarian ).

2. Kemasan bisa melaksanakan program pemasaran perusahaan. Dengan melalui kemasan identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya mencegah pertukaran oleh produk pesaing.

(32)

sedemikian menariknya sehingga pelanggan bersedia membayar lebih mahal hanya untuk memperoleh kemasan istimewa ini.

Menurut Tjiptono (2002:106) Pemberian kemasan pada suatu produk bisa memberikan tiga manfaat utama, yaitu manfaat komunikasi, manfaat fungsional, dan manfaat perseptual.

1. Manfaat Komunikasi.

Manfaat utama kemasan adalah sebagai media pengungkapan informasi produk kepada konsumen. Informasi tersebut meliputi cara menggunakan produk, komposisi produk, dan informasi khusus (efek sampingan, frekuensi pemakaian yang optimal, dan sebagainya). Informasi lainnya berupa segel atau simbol bahwa produk tersebut halal dan telah lulus pengujian/disahkan oleh instansi pemerintah yang berwenang.

2. Manfaat Fungsional.

Kemasan seringkali pula memastikan peranan fungsional yang penting, seperti memberikan kemudahan, perlindungan, dan penyimpanan.

3. Manfaat Perseptual.

Kemasan juga bermanfaat dalam menanamkan persepsi tertentu dalam benak konsumen. Air mineral seperti Aqua diberi kemasan yang berwarna biru muda untuk memberikan persepsi bahwa produknya segar dan sehat.

(33)

manfaat fungsional dan emosional dari kemasan. Kemasan memiliki tujuan antara:

1. Sebagai pelindung isi (protection) misalnya dari kerusakan, kehilangan, berkurangnya kadar isi, dan sebagainya.

2. Memberikan kemudahan dalam penggunaan (operating) misalnya supaya tidak tumpah.

3. Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable) misalnya untuk diisi kembali atau untuk wadah lain.

4. Memberikan daya tarik (promotion) yaitu aspek artistik, warna, bentuk, maupun desainnya.

5. Sebagai indentitas (image) atau sering disebut sebagai harga diri produk yaitu barang-barang yang tempatnya indah akan membuat orang naik harga dirinya.

6. Distribusi (shipping) mudah disusun, dihitung dan ditangani. 7. Informasi (labelling) yaitu menyangkut isi, pemakaian dan kualitas. 8. Cermin inovasi produk, berkaitan dengan kemajuan teknologi dan

daur ulang.

Dalam penyediaan kemasan, terdapat beberapa dimensi yang perlu diperhatikan seperti warna kemasan, ukuran kemasan, bahan kemasan dan label kemasan.

(34)

1. Swalayan (self service)

Semakin banyak jumlah produk yang dijual dengan cara pembeli mengambil sendiri barang yang dibutuhkan, kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagidalam proses penjualan, dimana kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan memberi kesan menyeluruh yang menguntungkan.

2. Kemakmuran konsumen (consumer offluence)

Meningkatkan kekayaan konsumen akan berarti bahwa konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan, penampilan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang lebih baik.

3. Citra perusahaan dan merk (company and brand image)

Banyak perusahaan mengakui adanya kekuatan yang dikandung dari kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen mengenali perusahaan atau mereknya.

2. Peluang inovasi (inovational opportunity)

Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen dan juga memberi keuntungan bagi produsen.

2.1.5 Keputusan Pembelian

2.1.5.1 Pengertian Keputusan Pembelian

(35)

Menurut Kotler (2002:176) pihak-pihak yang terlibat dalam keputusan pembelian barang konsumen dibagi menjadi:

1. Pengambil Inisiatif yaitu seseorang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli suatu produk/jasa.

2. Pemberi Pengaruh yaitu seseorang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan.

3. Pembuat Keputusan yaitu seseorang yang mengambil keputusan untuk setiap komponen keputusan pembelian apakah membeli, tidak membeli, bagaimana membeli, dan dimana akan membeli.

4. Pembeli yaitu orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya

5. Pemakai yaitu seseorang yang mengkonsumsi /menggunakan produk atau jasa yang bersangkutan.

Pemasar membedakan 5 peranan orang yang dimainkan dalam pengambilan keputusan pembelian :

1. Orang yang pertama kali memberikan saran atau ide tentang pembelian suatu produk atau jasa, atau yang biasa disebut iniator.

2. Orang yang memberikan pandangan atau nasihat yang dapat mempengaruhi keputusan, atau yang biasa disebut influencer.

3. Orang yang membuat keputusan pembelian yang meliputi kapan barang itu akan dibeli, barang apa yang akan dibeli, bagaimana cara membelinya, dimana membeli barang tersebut, atau biasa disebut dengan Buyer.

(36)

5. Orang yang mengkonsumsi atau menggunakan suatu produk atau jasa, biasa disebut dengan User.

2.1.5.2 Jenis - Jenis Perilaku Pembelian

[image:36.595.111.517.358.500.2]

Pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda, bergantung pada jenis keputusan pembeli. Menurut Kotler (2002:202) membedakan 4 jenis perilaku pembeli konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan merek. 4 jenis perilaku pembelian ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 2.1 Jenis Perilaku Pembeli

Keterlibatan tinggi Keterlibatan rendah Perbedaan besar antar

merek

Perilaku pembelian rumit Perilaku pembelian yang mencari variasi

Perbedaan kecil antar merek

Perilaku pembelian yang mengurangi

ketidaknyamanan

Perilaku pembelian yang rutin atau biasa

Sumber : Kotler (2002:202)

1. Perilaku Pembelian Yang Rumit

Konsumen terlibat dalam pembelian bila mereka sangat terlibat dalam pembelian, dan sadar akan adanya perbedaan-perbedaan besar diantara merek. Perilaku pembelian yang rumit itu lazim terjadi bila produknya mahal, jarang dibeli, beresiko, dan sangat mengepresikan diri saat konsumen umumnya tidak tahu banyak tentang kategori produk.

(37)

Konsumen banyak melakukan evaluasi dalam pembelian, tetapi perbedaan antara merek sedikit. Evaluasi ini didasarkan kenyataan bahwa produk yang dibeli biasanya mahal, jarang dibeli, dan beresiko. Pembeli mengevaluasi dari harga atau kemudahan dalam membeli. Misalnya dalam pembelian sofa dan karpet.

3. Perilaku Pembelian Karena Kebiasaan

Pembeli tidak banyak melakukan evaluasi terhadap beberapa merek karena tidak ada perbedaan antar merek karena perilaku pembelian ini karena kebiasaan.

4. Perilaku Pembelian Yang Mencari Variasi

Artinya konsumen membeli sebuah merek tanpa terlalu banyak melakukan evaluasi, walaupun terdapat perbedaan nyata antara merek dan mengevaluasinya selama mengkonsumsinya. Misalnya pembeli sering berpindah merek dalam membeli kue untuk mencoba rasa kue yang berbeda. 2.1.5.3 Proses Keputusan Pembelian

Proses pembelian secara spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Tugas pemasar adalah memahami perilaku pembeli pada tiap-tiap tahap dan pengaruh apa yang bekerja pada tahap

(38)
[image:38.595.92.535.104.186.2]

Sumber:Setiadi (2003:16)

Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan

1. Pengenalan kebutuhan (need recognition)

Pengenalan kebutuhan merupakan tahap pertama proses keputusan pembelian dimana konsumen mengenali permasalahan atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan aktual dan sejumlah keadaan yang diinginkan. Kebutuhan itu dapat dipicu oleh stimulan internal ketika salah satu kebutuhan normal−lapar, haus, seks−naik ke tingkat yang cukup tinggi sehingga menjadi pendorong. Selain itu pula kebutuhan juga dipicu oleh rangsangan eksternal.

2. Pencarian informasi

Pencarian informasi merupakan tahap proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen tergerak untuk mencari informasi tambahan, konsumen mungkin sekedar meningkatkan perhatian atau mungkin pula mencari informasi secara aktif.

3. Pengevaluasian alternatif

Pengevaluasian alternatif merupakan tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam serangkaian pilihan.

Keputusan pembelian

Perilaku Pasca pembelian Evaluasi

Alternatif Pencarian

Informasi Pengenalan

(39)

4. Keputusan pembelian

Keputusan pembelian merupakan tahap proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk. Secara umum, keputusan pembelian konsumen akan membeli merek yang paling disukai, tetapi ada dua faktor yang muncul diantara kecenderungan pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain, karena konsumen mungkin membentuk kecenderungan pembelian berdasar pada pendapat yang diharapkan. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tak terduga, karena keadaan tidak terduga dapat mengubah kecenderungan pembelian.

5. Perilaku pasca pembelian

Menurut Kotler dan Armstrong (2004:228) Perilaku setelah pembelian merupakan tahap proses keputusan pembeli konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian berdasarkan pada kepuasan atau ketidak puasan mereka.

Tugas pemasar tidak berakhir ketika produk telah dibeli, setelah membeli produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas serta akan terlibat dalam tingkah laku pasca pembelian yang menarik perhatian pemasar. Ada beberapa hal yang harus pemasar perhatikan setelah produk terjual, yaitu:

(40)

terhadap suatu kinerja produk yang dirasakan. Apabila kinerja produk kurang dari apa yang diharapkan maka pelanggan akan kecewa, tetapi bila kinerja produk sesuai dengan yang diharapkan maka pelanggan akan puas.

2. Tindakan Pasca Pembelian, yaitu tindakan yang akan diambil konsumen setelah melakukan pembelian. Apabila konsumen merasa puas maka kemungkinan besar mereka akan membeli produk itu dan juga akan mengatakan hal-hal yang baik mengenai merek tersebut kepada orang lain. Sebaliknya jika konsumen tidak puas maka konsumen akan meninggalkan atau mengembalikan produk tersebut, bahkan mungkin konsumen akan mengadukan keluhan pada perusahaan tersebut.

3. Pemakaian dan Pembuangan Pasca Pembelian, yaitu keadaan dimana konsumen menggunakan dan menghabiskan suatu produk. Jika konsumen menentukan kegunaan baru produk tersebut, pemasar harus mengiklankan kegunaan-kegunaan ini. Jika konsumen membuang produk, pemasar harus mengetahui bagaimana mereka membuangnya, tentukan jika prouk tersebut merusak lingkungan.

(41)

untuk memusatkan perhatian pada keseluruhan proses, dan bukan hanya pada keputusan membeli saja.

2.1.5.4 Tingkat Pengambilan Keputusan Konsumen

Sciffman dan Kanuk (2007:487) membedakan tiga angkatan pengambilan keputusan konsumen yaitu:

1. Pemecahan masalah yang luas

Pada tingkat ini, konsumen membutuhkan berbagai informasi untuk menetapkan serangkaian kriteria guna menilai merek-merek tertentu dan banyak informasi yang sesuai mengenai setiap merek yang akan dipertimbangkan. Pemecahan masalah yang luas biasanya dilakukan pada pembelian barang tahan lama dan barang-barang mewah.

2. Pemecahan masalah yang terbatas

Konsumen telah menetapkan kriteria dasar untuk menilai kategori produk dan berbagai merek dalam kategori tersebut. Namun, konsumen belum memiliki preferensi tentang merek tertentu. Mereka membutuhkan informasi tambahan untuk melihat perbedaan diantara berbagai merek.

3. Perilaku sebagai respon yang rutin

(42)

mungkin mencari informasi tambahan, tetapi hanya untuk meninjau kembali apa yang sudah mereka ketahui.

Menurut penulis keputusan pembelian adalah pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satunya.

2.1.6 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2

Daftar Peneliti Terdahulu

Peneliti Judul Variabel Hasil

Windi yulisa zulkarnaen (2013)

Pengaruh kemasan, kualitas, merek dan harga terhadap keputusan pembelian Sampo Pantene Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara -Kemasan -Kualitas -Merek -Harga -Keputusan Pembeli

Kualitas dan merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian shampo pantene pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sedangkan kemasan dan

harga berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap keputusan pembelian shampo pantene pada mahasiswa

fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Nilai R square sebesar 59.6% berarti hubungan antara variabel cukup erat.

Very C.N.R (2011)

Pengaruh kemasan, harga dan kualitas terhadap keputusan pembelian minuman Frestea pada mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara -Kemasan -Harga -Kualitas -Keputusan Pembeli

Metode analisis Regresi

(43)

minuman Frestea pada mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Khairiansyah putra lubis (2012) Analisis Pengaruh Produk, Harga,Tempat dan Promosi Terhadap Minat Berkunjung pada Rumah Makan Mie Aceh Titi Bobrok Medan -Produk -Harga -Tempat -Promosi -Minat berkunjung

Secara simultan, faktor-faktor yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan minat berkunjung pada ini Rumah Makan Mie Aceh Titi Bobrok Medan. Uji parsial menunjukkan

variabel tempat merupakan variabel yang

dominan mempengaruhi minat berkunjung pada ini Rumah Makan Mie Aceh Titi Bobrok Medan.

Sumber: Berbagai skripsi (Data diolah)

2.2 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah pondasi untuk dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antara variabel yang secara logis, diterangkan dan dikembangkan dari perumusan masalah yang telah diindentifikasi melalui proses wawancara, observasi dan survey literature. Hubungan antara survey literature dan kerangka konseptual adalah survey literature meletakkan pondasi yang kuat untuk membangun kerangka konseptual. (Kuncoro 2003:44)

(44)

suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Segala keputusan yang menyangkut dengan harga akan sangat mempengaruhi beberapa aspek kegiatan suatu usaha, baik yang menyangkut keputusan pembelian ataupun keuntungan yang ingin dicapai oleh perusahaan.

Menurut Tjiptono (2005:104) Pengemasan (packaging) merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus (wrapper) untuk suatu produk.

Mustafid & Gunawan (2008:131) Rasa merupakan tanggapan konsumen terhadap ciri khas yang ada didalam suatu produk seperti rasa manis, asin, cokelat, vanila dan yang lainnya, yang dipengaruhi oleh faktor kualitas, keanekaragaman, selera dan inovasi rasa yang terdapat pada produk tersebut membuat keputusan pembeli-an.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:485) Keputusan adalah seleksi terhadap dua pilihan atau lebih. Dengan perkataan lain, pilihan omplainI harus tersedia bagi seseorang ketika pengambilan keputusan. Setiap konsumen melakukan berbagai macam keputusan tentang pencarian, pembelian, pengguanan beragam produk dan merek pada setiap periode tertentu.

(45)
[image:45.595.117.478.184.352.2]

sederhana kerangka konseptual dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Sumber : Setiadi (2003), Kotler & Amstrong (2008).

Harga (X1)

Rasa (X2) Keputusan Pembelian(Y1)

(46)

2.3 Hipotesis

Menurut Kuncoro (2003:47) Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi.

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian eksplanasi assosiatif, yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih (Ginting & Situmorang, 2008:57). Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel Harga (X1), Rasa (X2), Kemasan (X3) berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian (Y1) produk minuman Kuku Bima Ener-G di Kelurahan Bagan Nibung Kec.Simpang Kanan Kab.Rokan Hilir Riau.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dalam penelitian ini di lakukan pada masyarakat dikelurahan Bagan Nibung yang beralamat di Jl. Hang Tuah Desa Bagan Nibung Kec.Simpang Kanan Kab.Rokan Hilir Riau sedangkan waktu penelitian dilakukan dari bulan Desember 2013 sampai dengan Januari 2014.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya dibatasi pada masyarakat di Kelurahan Bagan Nibung Kec.Simpang Kanan Kab.Rokan Hilir Riau yang pernah membeli produk minuman Kuku Bima Ener-G.

(48)

3. Variabel dependen (Y) yaitu pengambilan keputusan pembelian (Y1) produk minuman Kuku Bima Ener-G di Kelurahan Bagan Nibung Kec.Simpang Kanan Kab.Rokan Hilir Riau .

3.4 Definisi Operasional Variabel

Tujuan utama pemberian defenisi operasional adalah suatu defenisi yang diberikan pada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau memspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Definisi variabel akan memberikan atau menuntun arah peneliti untuk memenuhi unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang diteliti, yaitu:

Variabel bebas yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain, terdiri dari :

1. Harga (X1

Merupakan merupakan jumlah uang yang harus konsumen bayarkan untuk mendapatkan suatu produk. Harga merupakan variabel dari program bauran pemasaran yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

)

2. Rasa (X2 Merupakan

)

3. Kemasan (X

tanggapan konsumen terhadap ciri khas yang ada didalam suatu produk.

Merupakan aktivitas atau kegiatan merancang dan memproduksi wadah untuk produk.

(49)
[image:49.595.109.514.284.697.2]

3. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat (Y) adalah Keputusan pembelian (Y1

Tabel 3.1 Operasional Variabel

) merupakan suatu tindakan konsumen dalam usaha untuk memenuhi kebutuhannya dalam mengkonsumsi suatu produk yang diikuti oleh kepuasan yang dirasakan oleh konsumen tersebut.

Variabel Defenisi Variabel Indikator Skala

Pengukuran Harga

(X1

Jumlah uang yang harus konsumen bayarkan untuk mendapatkan suatu produk

)

1. Harga sesuai kualitas 2. Harga stabil

3. Perbandingan harga

dengan produk pesaing sejenis

4. Harga sesuai harapan

Likert

Rasa (X2) Tanggapan konsumen 1. Rasa berkualitas terhadap ciri khas

yang ada didalam suatu produk

2. Rasa yang beranekaragam 3. Rasa sesuai selera 4. Inovasi rasa

Likert Kemasan (X3 Aktivitas atau kegiatan merancang dan memproduksi wadah untuk produk )

1. Melindungi isi

2. Memberikan daya

tarik

3. Sebagai Indentitas

4. Informasi kemasan jelas Likert Keputusan Pembelian (Y1 Suatu keputusan yang diambil oleh seorang calon pembeli

menyangkut

kepastian akan membeli atau tidak. )

1. Pengambilan

keputusan pembelian

2. Membeli sesuai

kebutuhan.

3. Membeli karena

keunggulannya

4. Membeli setelah

membandingkan dengan merek lain.

Likert

(50)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Sistem pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan Skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Situmorang & Lufti, 2012:6).

Pada penelitian ini responden memilih salah satu dari jawaban yang tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu. Total skor inilah yang ditafsir sebagai posisi responden dalam Skala Likert. Kriteria pengukuran untuk variabel X dan Y adalah sebagai berikut:

[image:50.595.115.530.466.613.2]

Skala Likert menggunakan lima tingkatan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No. Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang setuju 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

(51)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Populasi penelitian merupakan sekumpulan objek yang ditentukan melalui suatu kriteria tertentu yang akan dikategorikan ke dalam objek tersebut bisa termasuk orang, dokumen atau catatan yang dipandang sebagai objek penelitian.

Menurut Sugiyono (2009:115) mendefinisikan pengertian populasi sebagai berikut :“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

3.6.2 Sampel

Sugiyono (2009:116) mengatakan bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Untuk menentukan besarnya sampel tersebut cukup dilakukan secara statistic maupun berdasarkan estimasi penelitian, selain itu juga perlu diperhatikan bahwa sampel yang dipilih harus representative artinya segala karakteristik populasi hendaknya tercermin dalam sampel yang dipilih.

(52)

Teknik pengambilan sampel untuk mencari sampel pada populasi yang tidak diketahui jumlahnya dengan menggunakan rumus:

Dimana :

N = Jumlah sampel

Zα2

P = Estimator proporsi populasi

= Nilai tabel Z berdasarkan α

q = 1-p

d = penyimpangan yang ditolerir = 10% Sehingga jumlah sampel meliputi :

n = �1.96

2(0.5)(0.5)

0.12

n = 96.04 dibulatkan menjadi 97 0rang

3.7 Jenis Data Penelitian 1. Data Primer

Data Primer Data Primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada responden terpilih yang berisikan pertanyaan mengenai variabel penelitian. Dalam hal ini penulis memperolehnya langsung dari konsumen yang mengkonsumsi produk minuman Kuku Bima Ener-G pada masyarakat di kelurahan Bagan Nibung Kec.Simpang Kanan Kab.Rokan Hilir Riau.

N=���

2()()

(53)

2. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan, informasi pengelola, maupun dari internet yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan, terutama dari Website, Facebook dan Twitter resmi.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Wawancara

Yaitu mengadakan tanya jawab langsung dengan pihak yang mempunyai wewenang dalam memberikan keterangan yang penulis butuhkan. Wawancara menggunakan alat bantu berupa seperangkat daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu atau sering disebut dengan interview guide.

2. Kuesioner

Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

3. Studi Pustaka

(54)

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas

Menurut Situmorang dan Lufti (2012:76) Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti ingin mengukur kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Setelah kuesioner tersebut tersusun dan teruji validitasnya, dalam praktik belum tentu data yang terkumpulkan adalah data yang valid. Banyak hal-hal lain yang akan mmengurangi validitas data, misalnya apakah si pewawancara mengumpulkan data betul-betul mengikuti petunjuk yang telah ditetapkan dalam kuesioner.

Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda. Pada tahap prasurvei, kuesioner yang berisi 16 item pertanyaan mengenai analisis dari harga (X1), rasa (X2), dan kemasan (X3

3.9.2 Uji Reliabilitas

), yang mempengaruhi keputusan pembelian produk minuman Kuku Bima Ener-G di kelurahan Bagan Nibung Kec.Simpang Kanan Kab.Rokan Hilir Riau, disebarkan kepada 30 responden di luar sampel penelitian.

(55)

responden yang terdapat pada kuesioner. Uji ini dilakukan setelah validitas yang diuji merupakan pertanyaan yang sudah valid. Uji reabilitas ini menggunakan uji Cronbach Alpha.

Kriteria dalam menentukan reabilitas kuesioner adalah sebagai berikut : 1. Jika ralpha positif dan lebih besar dari rtabel

2. Jika r

maka pertanyaan tersebut reliabel.

alpha negatif dan lebih kecil dari rtabel

Menurut Ghozali dan Kuncoro (Situmorang, dkk, 2008) butir pernyataan maka pertanyaan tersebut tidak reliabel.

yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan criteria sebagai berikut :

1.Menurut Ghozali nilai Cronbach’s Alpha >0.60 2.Menurut Kuncoro nilai Cronbach’s Alpha >0.80 3.10 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat diperkirakan yang tidak bias dan efesiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

3.10.1 Uji Normalitas

(56)

3.10.2 Uji Heteroskedastisitas

Analisis regresi bertujuan untuk melihat seberapa besar peranan variabel bebas terhadapa variabel terikat. Uji heteroskedastisitas juga pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Jika probabilitasnya signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas (Situmorang & Lufti, 2012 : 119).

3.10.3 Uji Multikolinearitas

Adanya hubungan linier yang sempurna diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya Tolerance Value dan Variance Inflation Faktor (VIF). Batas Tolerance Value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 5 (Situmorang & Lufti, 2011 : 137), di mana :

a. Tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas b. Tolerance value > 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinearitas

3.11 Teknik Analisis Data

3.11.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan metode analisis data dimana peneliti mengumpulkan, mengklasifikasikan, dan menyajikan data sehingga dapat memberikan gambaran umum yang jelas mengenai masalah yang diteliti.

3.11.2 Model Regresi Berganda

(57)

menggunakan metode regresi berganda yang merupakan pengembangan dari regresi sederhana karena melibatkan lebih dari satu variabel bebas. Dapat dikatakan juga bahwa analisa regresi berganda merupakan suatu analisa yang secara stimulant menginvestasikan pengaruh dua atau lebih variabel bebas pada suatu skala interval atau skala rasio variabel tidak bebas.

Metode ini digunakan penulis untuk mengetahui pengaruh hubungan dari variabel-variabel independen, yaitu harga(X1), rasa (X2) dan kemasan (X3) terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y).

Metode regresi berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 18,00 for Windows. Adapun model persamaan yang digunakan (Sugiyono, 2006:211)

yaitu:

Y = a + β1X1 + β2X2 +β3X3+ e

Keterangan :

Y = Keputusan Pembelian

a = Konstanta

β1,β2,β3 = Koefisien regresi berganda

(58)

X2 = Rasa

X3=Kemasan

e = Standard error

Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada didalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak).

3.11.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Uji -F (Uji Serentak)

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik F (uji F). Jika F hitung < F tabel , maka H0 diterima atau Ha ditolak, sedangkan jika F hitung > F tabel , maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jika tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka H0 ditolak dan Ha

2. Uji-t (Uji Parsial) diterima.

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik t (uji t). Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima atau Ha ditolak, sedangkan jika t hitung > t tabel , maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jika tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka H0 ditolak dan Ha

3. Identifikasi Determinan (R²)

diterima.

(59)
(60)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan

4.1.1 Sejarah SidoMuncul

PT. SidoMuncul bermula dari sebuah industri rumah tangga pada tahun 1940, dikelola oleh Ibu Rahkmat Sulistio di Yogyakarta, dan dibantu oleh tiga orang karyawan. Banyaknya permintaan terhadap kemasan yang lebih praktis, mendorong beliau memproduksi seiring dengan kepindahan beliau ke Semarang , maka pada tahun 1951 didirikan perusahan sederhana dengan nama SidoMuncul yang berarti “Impian yang terwujud” dengan lokasi di Jl. Mlaten Trenggulun. Dengan produk pertama dan andalan, Jamu Tolak Angin, produk jamu buatan Ibu Rakhmat mulai mendapat tempat di hati masyarakat sekitar dan permintaannyapun terus meningkat.

Dalam perkembangannya, pabrik yang terletak di Jl. Mlaten Trenggulun ternyata tidak mampu lagi memenuhi kapasitas produksi yang besar akibat permintaan pasar yang terus meningkat, maka di tahun 1984 pabrik dipindahkan ke Lingkungan Industri Kecil di Jl. Kaligawe, Semarang.

Guna mengakomodir demand pasar yang terus bertambah, maka pabrik mulai dilengkapi dengan mesin-mesin modern, demikian pula jumlah karyawannya ditambah sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan ( kini jumlahnya mencapai lebih dari 2000 orang ).

(61)

diadakan peletakan batu pertama pembangunan pabrik baru di Klepu, Ungaran oleh Sri Sultan Hamengkubuwono ke-10 dan disaksikan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan saat itu, Drs. Wisnu Kaltim.

Pabrik baru yang berlokasi di Klepu, Kec. Bergas, Ungaran, dengan luas 29 ha tersebut diresmikan oleh Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia waktu itu, dr. Achmad Sujudi pada tanggal 11 November 2000. Saat peresmian pabrik, SidoMuncul sekaligus menerima dua sertifikat yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi, dan sertifikat inilah yang menjadikan PT. SidoMuncul sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi. Lokasi pabrik sendiri terdiri dari bangunan pabrik seluas 7 hektar, lahan Agrowisata ,1,5 hektar, dan sisanya menjadi kawasan pendukung lingkungan pabrik.

Secara pasti PT. SidoMuncul bertekad untuk mengembangkan usaha di bidang jamu yang benar dan baik. Tekad ini membuat perusahaan menjadi lebih berkonsentrasi dan inovatif. Disamping itu diikuti dengan pemilihan serta penggunaan bahan baku yang benar, baik mengenai jenis, jumlah maupun kualitasnya akan menghasilkan jamu yang baik.

(62)

Produk-produk PT. Jamu Sidomuncul antara lain: jamu tradisional, jamu komplit, permen, minuman kesehatan, food suplement, dan jamu instan. Produk-produk yang dihasilkan perusahaan jamu ini selal Lihat saja produk Kuku Bima, Kuku Bima Energi dan Tolak Angin telah terbukti sebagai produk yang memiliki merek yang kuat dengan diterimanya berbagai penghargaan dari tahun ke tahun yaitu Merek Terpopuler, Indonesian Customer Satisfaction Index (ICSA), Indonesian Best Brand Award (IBBA), Golden Best Brand Award, Platinum Best Brand Award, The Word of Mouth Marketing (WOMM), Cakram Award, Marketing Award, The Indonesia Herbal Medicine Award, The Indonesian Original Brands Apreciation, dan Indonesia Most Popular Brand In Social Media, dan Indonesian Original Brand Apreciation. Saat ini PT. Sidomuncul dipimpin oleh Bapak Irwan Hidayat sebagai direktur utama.

4.1.2 Visi dan Misi PT. SIDOMUNCUL

Visi : ‘’Menjadi industri jamu yang dapat memberikan manfaat pada masyarakat dan lingkungan’’

Misi :

1. Meningkatkan mutu pelayanan di bidang herbal tradisional

2. Mengembangkan research/penelitian yang berhubungan dengan pengembangan

pengobatan dengan bahan-bahan alami.

3. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membina kesehatan

melalui pola hidup sehat, pemakaian bahan-bahan alami dan pengobatan secara

(63)

Gambar

Tabel 1.1 Daftar Merek Minuman Energi di Indonesia
Tabel 2.1 Jenis Perilaku Pembeli
Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
+7

Referensi

Dokumen terkait